• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Pintu Pvc Invilon Biru Dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ) (Studi pada UD. Jaya Setia, Jalan Setiabudi No 92 A-A, Medan) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Pintu Pvc Invilon Biru Dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ) (Studi pada UD. Jaya Setia, Jalan Setiabudi No 92 A-A, Medan) Chapter III V"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan

yang memproses pencarian gambaran data dari konteks kejadian langsung,

sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis kenyataannya, yang berarti membuat

berbagai kejadiannya seperti merekat dan melibatkan perspektif (peneliti) yang

partisipatif di dalam kejadiannya, serta menggunakan pendeduksian dalam

gambaran fenomena yang diamatinya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan yang memproduksi pintu

PVC untuk kamar mandi yakni pada UD. Jaya Setia, Jalan Setia Budi No 92 A-A,

Medan. Penelitian ini diperkirakan akan dilakukan mulai Januari 2017 - Maret

2017.

3.3 Defenisi Konsep

3.3.1 Economic Production Quantity (EPQ)

Tingkat produksi optimal atau EPQ adalah sejumlah produksi tertentu yang

dihasilkan dengan meminimumkan biaya total persediaan.

3.3.2 Set-up Cost

Set-up Cost atau biaya persiapan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam persiapan produksi. Biaya ini sendiri terjadi bila item persediaan diproduksi

(2)

3.3.3 Carrying Cost

Carrying Cost atau biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan/ penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, ataupun

produk jadi.

3.3.4 Tingkat Persediaan Maksimum dimana Tahap Produksi Berhenti

Proses produksi akan berhenti ketika tingkat persediaan maksimum telah tercapai.

Hal ini ditujukan untuk menghindari kelebihan produksi yang berdampak pada

kelebihan persediaan dan akan memakan biaya penyimpanan yang tidak efisien.

3.3.5 TIC Minimum Persediaan

TIC minimum persediaan yaitu toal biaya persediaan yang ditekan seminimum

mungkin dengan mengoptimalkan produksi menjadi lebih efektif dan efisien

sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih murah dengan kualitas

yang baik.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang benar-benar valid, maka dalam penelitian

ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli

(tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek

(orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda

(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer masih

memerlukan pengolahan data setelah diterima dari sumber data untuk

digunakan peneliti dalam melakukan penelitian. Data primer penulis peroleh

(3)

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna

kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh

pihak lain (Juliandi, 2014:67). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua

data sekunder, yaitu:

a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki

relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian yang relevan dengan

masalah yang akan diteliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

menginterpretasikan data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan dan telah

diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan

alternatif dalam pengambilan keputusan (Juliandi, 2014:88).

Selama di lapangan, peneliti akan menggunakan analisis data dengan

model Miles and Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan

pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

(4)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Selanjutnya

disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks naratif, juga dapat

berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.

3. Condlusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

(5)

Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis pengendalian

tingkat produksi optimal pintu PVC Invilon dengan Metode Economic Production

Quantity (EPQ) adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah, yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data

dari setiap bagian yang terlibat dalam bentuk pengolahan data yang telah ada.

2. Memahami kerja dari sistem yang telah ada, yaitu mempelajari informasi

tentang jumlah kebutuhan barang selama satu periode, tingkat produksi

perusahaan dalam satu periode, biaya pengadaan atau set-up cost untuk tiap

putaran produksi, dan biaya penyimpanan atau carrying cost per unit per satuan

waktu.

3. Menganalisis sistem, yaitu menganalisis kelemahan dari sistem yang telah ada

dan kebutuhan informasi bagi pemakai.

4. Perbaikan sistem, yaitu setelah mempelajari kelemahan dari sistem yang telah

ada pada sistem, lalu memberikan saran atau langkah perbaikan.

Hasil penelitian yang diperoleh peneliti kemudian dianalisis dengan

membandingkan dengan model Economic Production Quantity (EPQ).

3.5.1 Analisis Jumlah Jumlah Ukuran Ekonomis Produksi (Economic Production Quantity).

Untuk dapat menentukan jumlah ekonomis produksi untuk setiap siklus produksi

perlu dilakukan perhitungan kuantitas produksi yang optimum atau Economic

Production Quantity (EPQ). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: (Nasution dan Prasetyawan, 2008:181)

�0 =�

2�� ℎ �1−�

(6)

Keterangan:

Qo

3.5.2 Analisis Waktu Optimal Antara Set-up satu ke Set-up berikutnya. = Economic Production Quantity/ Kuantitas Produksi Optimum.

D = Laju permintaan per bulan. P = Laju produksi per bulan.

k = Set-up Cost/ Biaya Persiapan Produksi. h = Holding Cost/ Biaya Penyimpanan Produksi.

Analisis ini untuk mengetahui berapa lama waktu optimal yang digunakan untuk

satu siklus set-up. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

(Nasution dan Prasetyawan, 2008:181)

�0 =

�0

Keterangan:

t0 = Waktu optimal antara set-up satu ke set-up berikutnya. Q0

3.5.3 Analisis Waktu Siklus Produksi.

= Economic Production Quantity/ Kuantitas Produksi Optimum. D = Laju permintaan per bulan.

Analisis ini untuk mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk siklus

produksi pada satu siklus set-up. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai

berikut: (Nasution dan Prasetyawan, 2008:182)

�� =�0

Keterangan:

tp = Waktu selama siklus produksi.

Q0 = Economic Production Quantity/ Kuantitas Produksi Optimum.

(7)

3.5.4 Analisis Tingkat Persediaan Maksimum Produksi.

Analisis ini untuk mengetahui tingkat persediaan maksimum di mana tahap

produksi akan berhenti. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

(Nasution dan Prasetyawan, 2008:182)

���� = (� − �)��

Keterangan:

Imax = Tingkat persediaan maksimum produksi.

P = Laju produksi per bulan. D = Laju permintaan per bulan. tp

3.5.5 Analisis TIC (Total Inventory Cost) minimum persediaan. = Waktu selama siklus produksi.

Analisis ini untuk mengetahui total biaya persediaan minimum dalam setahun.

Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: (Nasution dan

Prasetyawan, 2008:182)

���0 = �2ℎ �1−

� �� ��

Keterangan:

TIC0 = Total biaya persediaan minimum dalam setahun. h = Holding Cost/ Biaya Penyimpanan Produksi. D = Laju permintaan per bulan.

P = Laju produksi per bulan.

(8)
(9)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Usaha

UD. Jaya Setia didirikan oleh bapak Paul Leo pada akhir tahun 2014 dan

disahkan kelembagaan usahanya pada awal tahun 2015 dengan status usaha

dagang (UD). UD. Jaya Setia sejak awal bergerak dalam bidang usaha produksi

pintu PVC untuk kamar mandi dengan merek Invilon. Kemudian pada bulan Mei

2015, UD. Jaya Setia mengembangkan usahanya dengan mulai menjual fitting

PVC (L-bow, Tee, Socket, Watermoor, dan lain sebagainya) dengan merek

dagang JAYA. Pada awal tahun 2016, UD. Jaya Setia mulai mengembangkan

usahanya dengan menjual pipa PVC dengan berbagai merek dagang. Hingga kini,

produk utama UD. Jaya Setia yaitu produk pintu PVC Invilon yang diproduksi

sendiri oleh perusahaan. Sementara untuk barang fitting PVC dan pipa PVC, UD.

Jaya Setia masih membeli dari perusahaan lain untuk dijual kembali.

4.1.2 Visi dan Misi Usaha

Dalam proses pengembangan bisnis produksi pintu PVC, UD. Jaya Setia memiliki

Visi serta Misi usaha yang hendak dijalankan dan dicapai. Visi dan Misi usaha

UD. Jaya Setia dipaparkan sebagai berikut:

Visi : Menjadi perusahaan pintu PVC nomor satu se-Sumatera Utara.

Misi : - Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar.

- Mengelola dan mengembangkan usaha produksi pintu PVC guna

mensejahterahkan para stakeholder.

(10)

4.1.3 Struktur Organisasi Usaha

UD. Jaya Setia secara keseluruhan dipimpin oleh seorang pemilik usaha bernama

bapak Paul Leo. Kemudian pemilik usaha dibantu oleh seorang tenaga

administrasi bernama Yenni. Kemudian untuk masalah operasional perusahaan

bagian produksi dan distribusi dibantu oleh empat orang karyawan.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi UD. Jaya Setia

4.1.4 Deskripsi Tugas

Setiap bagian pada struktur organisasi memiliki peran dan tugasnya

masing-masing. Berikut penjelasan mengenai deskripsi tugas masing-masing bagian pada

struktur organisasi yang terlibat dalam proses usaha produksi pintu PVC.

a. Pemilik Usaha :

Sebagai pemilik utama UD. Jaya Setia, pemilik usaha bertugas menjalankan

serta mengawasi kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada visi dan misi usaha.

b. Administrasi :

- Melakukan kegiatan penjualan kepada customer.

(11)

- Melakukan Input data persediaan bahan baku, hasil produksi pintu PVC

beserta penyalurannya.

- Mengurus finansial perusahaan baik pemasukan maupun pengeluaran

perusahaan.

c. Karyawan :

- Menjalankan kegiatan operasional produksi pintu PVC mulai dari pemotongan, perakitan, pengeboran, dan pemasangan engsel pintu.

- Melakukan packaging pintu PVC yang selesai di produksi. - Menerima dan memeriksa bahan baku yang masuk.

4.2 Penyajian Data

Data yang diperoleh adalah pengamatan langsung dari perusahaan,

pencatatan, wawancara, dan arsip-arsip perusahaan yang sesuai dengan data yang

dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Data-data yang dikumpulkan dari arsip

UD. Jaya Setia yaitu:

a. Data jumlah produksi pintu PVC Invilon warna biru periode Januari 2015

sampai dengan Desember 2016.

b. Data jumlah penyaluran pintu PVC Invilon warna biru periode Januari 2015

sampai dengan Desember 2016.

c. Data biaya pengadaan produksi pintu PVC Invilon warna biru periode Januari

2015 sampai dengan Desember 2016.

d. Data biaya penyimpanan pintu PVC Invilon warna biru periode Januari 2015

(12)

Hasil pengumpulan data yang diperoleh dari pihak UD. Jaya Setia adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Produksi Pintu PVC Invilon warna biru

No. Bulan Tahun

Sumber: UD. Jaya Setia

Tabel 4.2

Jumlah Penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru

(13)

No. Bulan Tahun

Sumber: UD. Jaya Setia

Tabel 4.3

Biaya Pengadaan Produksi Pintu PVC Invilon warna biru

No. Bulan Tahun

2015 2016

1 Januari 11036000 8432000

2 Februari 9796000 10292000

3 Maret 10664000 8804000

4 April 7068000 10540000

5 Mei 14136000 8556000

6 Juni 12028000 12772000

7 Juli 8928000 11284000

8 Agustus 13516000 11036000

9 September 10664000 8432000

10 Oktober 10416000 9920000

11 November 8680000 7812000

12 Desember 8060000 6572000

Jumlah (Lembar) 124992000 114452000

(14)

Tabel 4.4

Biaya Penyimpanan Pintu PVC Invilon warna biru

Tahun Biaya

2015 17740800

2016 16244800

Sumber: UD. Jaya Setia

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Kenormalan Data dengan Uji Lilliefors

Data penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru pada tahun 2015 dan 2016 diuji

kenormalannya dengan menggunakan Uji Normalitas Lilliefors.

Langkah-langkah pengujian data penyaluran Pintu PVC Invilon pada

tahun 2015 sebagai berikut:

a. Rata-rata penyaluran Pintu PVC Invilon:

�̅=∑ ��

b. Standar Deviasi penyaluran Pintu PVC Invilon:

(15)

c. Hitung Zi

d. Tentukan nilai F(Zi) dimana i=1,2,....,12 dengan menggunakan daftar luas

dibawah kurva F(Zi) = P(Z ≤ Zi

�(�1) =�(� ≤ 0,30) = 0,6179

(16)
(17)

�(�7) = 4

12= 0,3300

�(�8) =11

12= 0,9167

�(�9) = 8

12= 0,6667

�(�10) = 6

12= 0,5000

�(�11) = 3

12= 0,2500

�(�12) = 2

12= 0,1667

f. Menghitung selisih | F(Zi) - S(Zi

|�(�1)− �(�1)| = |(0,6179)−(0,7500)| = 0,1321

|�(�2)− �(�2)| = |(0,3897)−(0,4167)| = 0,0270

|�(�3)− �(�3)| = |(0,5438)−(0,6667)| = 0,1229

|�(�4)− �(�4)| = |(0,0582)−(0,0833)| = 0,0251

|�(�5)− �(�5)| = |(0,9633)−(1,0000)| = 0,0367

|�(�6)− �(�6)| = |(0,7734)−(0,8333)| = 0,0599

|�(�7)− �(�7)| = |(0,2327)−(0,3300)| = 0,0973

|�(�8)− �(�8)| = |(0,9279)−(0,9167)| = 0,0112

|�(�9)− �(�9)| = |(0,5438)−(0,6667)| = 0,1229

|�(�10)− �(�10)| = |(0,4920)−(0,5000)| = 0,0080

|�(�11)− �(�11)| = |(0,2119)−(0,2500)| = 0,0381

|�(�12)− �(�12)| = |(0,4522)−(0,1667)| = 0,0353

(18)

Tabel 4.5

Uji Normalitas Data Penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru tahun 2015. No. � F(Zi) �(�) | F(Zi) - S(Zi) |

1 81 0,30 0,6179 0,7500 0,1321

2 72 -0,28 0,3897 0,3300 0,0270

3 78 0,11 0,5438 0,6667 0,1229

4 52 -1,57 0,0582 0,0833 0,0251

5 104 1,79 0,9633 1,0000 0,0367

6 88 0,75 0,7734 0,8333 0,0599

7 65 -0,73 0,2327 0,2500 0,0973

8 99 1,46 0,9279 0,9167 0,0112

9 78 0,11 0,5438 0,6667 0,1229

10 76 -0,02 0,4920 0,5000 0,0080

11 64 -0,80 0,2119 0,1667 0,0381

12 59 -1,12 0,4522 0,4167 0,0353

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

Lhitung = Max[| F(Zi) - S(Zi) |] = 0,1321

Ltabel = Lα(n), diperoleh dari tabel Uji kenormalan Lilliefors dengan taraf nyata

α=0,05 dan n=12.

Lα(n)=L(0,05)(12)=0,242

Lhitung ≤ Ltabel

0,1321≤ 0,242

Karena Lhitung ≤ Ltabel , maka data penyaluran pintu PVC Invilon warna biru tahun

(19)

Langkah-langkah pengujian data penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru

pada tahun 2016 sebagai berikut:

a. Rata-rata penyaluran Pintu PVC Invilon:

�̅= ∑ ��

b. Standar Deviasi penyaluran Pintu PVC Invilon:

(20)

�6 =

d. Tentukan nilai F(Zi) dimana i=1,2,....,12 dengan menggunakan daftar luas

(21)
(22)

|�(�2)− �(�2)| = |(0,6480)−(0,6667)| = 0,0187

|�(�3)− �(�3)| = |(0,3446)−(0,5000)| = 0,1554

|�(�4)− �(�4)| = |(0,7324)−(0,7500)| = 0,0176

|�(�5)− �(�5)| = |(0,2912)−(0,4167)| = 0,1255

|�(�6)− �(�6)| = |(0,9686)−(1,0000)| = 0,0314

|�(�7)− �(�7)| = |(0,8413)−(0,9167)| = 0,0754

|�(�8)− �(�8)| = |(0,8023)−(0,8333)| = 0,0310

|�(�9)− �(�9)| = |(0,2643)−(0,3300)| = 0,0657

|�(�10)− �(�10)| = |(0,5910)−(0,5833)| = 0,0077

|�(�11)− �(�11)| = |(0,1539)−(0,1667)| = 0,0128

|�(�12)− �(�12)| = |(0,0427)−(0,0833)| = 0,0406

Tabel 4.6

Uji Normalitas Data Penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru tahun 2016. No. � F(Zi) �(�) | F(Zi) - S(Zi) |

1 62 -0,63 0,2643 0,3300 0,0657

2 75 0,38 0,6480 0,6667 0,0187

3 65 -0,40 0,3446 0,5000 0,1554

4 78 0,62 0,7324 0,7500 0,0176

5 63 -0,55 0,2912 0,4167 0,1255

6 94 1,86 0,9686 1,0000 0,0314

7 83 1,00 0,8413 0,9167 0,0754

8 81 0,85 0,8023 0,8333 0,0310

9 62 -0,63 0,2643 0,3300 0,0657

10 73 0,23 0,5910 0,5833 0,0077

11 57 -1,02 0,1539 0,1667 0,0128

(23)

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

Lhitung = Max[| F(Zi) - S(Zi) |] = 0,1554

Ltabel = Lα(n), diperoleh dari tabel Uji kenormalan Lilliefors dengan taraf nyata

α=0,05 dan n=12.

Lα(n)=L(0,05)(12)=0,242

Lhitung ≤ Ltabel

0,1554 ≤ 0,242

Karena Lhitung ≤ Ltabel

4.4 Perhitungan dengan Model Economic Production Quantity (EPQ)

, maka data penyaluran pintu PVC Invilon warna biru tahun

2016 telah mengikuti pola distribusi normal.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari UD. Jaya Setia yang telah

disajikan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, Tabel 4.4, maka perhitungan yang

dilakukan yaitu:

a. Tingkat optimal produksi Pintu PVC Invilon warna biru setiap putaran

produksi.

b. Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi dan siklus produksi.

c. Tingkat persediaan maksimum produksi.

d. Biaya persediaan minimum produksi.

4.4.1 Analisis Jumlah Jumlah Ukuran Ekonomis Produksi (Economic Production Quantity). (Qo

Berdasarkan data yang telah ada, maka dapat dihitung yaitu:

Laju produksi perbulan adalah:

�= �����ℎ ����������ℎ�� 2015 +�����ℎ ����������ℎ�� 2016 24

(24)

�= 1008 + 923 24

�= 81 lembar/lembar

Laju penyaluran per bulan adalah:

� =�����ℎ ������������ℎ�� 2015 +�����ℎ ������������ℎ �� 2016 24

� =916 + 841

24

� = 74 ������/�����

Biaya pengadaan produksi per lembar pintu:

- Biaya bahan baku pintu : Rp 109.000,-/lembar

- Biaya set up (mesin, listrik, tenaga kerja, dll) : Rp 25.000,-/lembar

�= �������ℎ�����������+����������

�= �� 109.000,00 +�� 25.000,00

�= �� 134.000,00 / lembar pintu

Biaya penyimpanan produksi lembar pintu adalah:

ℎ =�����ℎ ������������������ℎ�� 2015 +�����ℎ ������������������ℎ�� 2016

�����ℎ �������������������

ℎ =17740800 + 16244800

1931

ℎ =33985600

1931

ℎ =�� 17.600/lembar pintu.

Dimana untuk biaya penyimpanan pintu di dapat dari:

- 10% dari harga jual untuk biaya sewa tempat.

(25)

Untuk selanjutnya, dilakukan perhitungan tingkat produksi optimal (Q0

4.4.2 Analisis Waktu Optimal Antara Set-up satu ke Set-up berikutnya (t ) setiap putaran produksi dengan menggunakan rumus:

��= 2.�.�

Maka diperoleh tingkat produksi optimal dalam setiap putaran produksi adalah

115 lembar pintu PVC Invilon warna biru.

0

Interval waktu optimal untuk satu siklus Set-up yaitu:

�0 = �0 � �����

�0 = 115 74 �����

�0 = 1,554 �����

Maka, interval waktu optimal untuk satu siklus Set-up produksi adalah 1,554

bulan. Jika diasumsikan dalam 1 bulan ada 30 hari kerja. Maka, t

)

0

4.4.3 Analisis Waktu Siklus Produksi.

= 1,554× 30=

47 hari.

Menghitung berapa lama waktu yang digunakan untuk siklus produksi pada satu

siklus set-up menggunakan rumus:

�� =�0

�� =

(26)

�� = 1,420 �����

Maka, waktu yang digunakan untuk siklus produksi pada satu siklus set-up

adalah 1,420 bulan. Bila diasumsikan 1 bulan adalah 30 hari kerja, maka waktu

siklus produksinya adalah 43 hari.

Sehingga dapat dihitung lama produksi berhenti tiap putaran produksi adalah:

t0-tp

4.4.4 Analisis Tingkat Persediaan Maksimum Produksi. = 47 hari – 43 hari

= 4 hari. .

Menghitung tingkat persediaan maksimum produksi di mana tahap produksi akan

berhenti menggunakan rumus:

���� = (� − �)��

���� = (81−74). 43

���� = (7). 43

���� = 301 lembar

4.4.5 Analisis TIC (Total Inventory Cost) minimum persediaan. (TIC0

Menghitung biaya persediaan minimum produksi Pintu PVC Invilon

menggunakan rumus:

���0 =�2ℎ �1−� �� ��

���0 =�2(�� 17.600,00)�1−74

81�. 74. (�� 134.000)

���0 =�� 173.679,−/�����

Biaya persediaan minimum yang diperoleh sebesar Rp 173.679,-/bulan sehingga

biaya minimum dalam setiap putaran produksinya adalah:

(27)

TIC = TIC0 × t0

4.5 Perhitungan Berdasarkan Kondisi Produksi Perusahaan = Rp 173.679,-/bulan ×1,554 bulan

= Rp 269.897,-

Berdasarkan hasil perhitungan, sehingga diperoleh jumlah produksi optimal

dengan biaya minimum untuk pengadaan persediaan dalam satu putaran produksi.

Perhitungan yang dilaksukan merupakan hasil penelitian yang didasarkan pada

kondisi perusahaan, yaitu:

a. Laju produksi pintu PVC Invilon warna biru setiap bulan:

P = 81 lembar/bulan.

b. Laju penyaluran produksi pintu PVC Invilon warna biru setiap bulan:

D = 74 lembar/bulan.

c. Lamanya mesin beroperasi selama dua periode adalah:

� =�����ℎ ���������� ������������ �����

� =1757

81 = 21,69 �����

Maka biaya untuk pengadaan persediaan produksi Pintu PVC Invilon warna

biru dalam dua periode produksi sekaligus adalah:

TIC × t = Rp 269.897,- × 21,69 bulan

= Rp 5.854.066,-

Dan biaya pengadaan persediaan produksi Pintu PVC Invilon warna biru

dalam satu periode produksi adalah:

��� =Rp 5.854.066,−

2

(28)

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada sub-bab sebelumnya, maka

hasilnya dapat dirangkum yaitu sebagai berikut:

1. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan kondisi perusahaan, diperoleh:

a. Laju produksi pintu PVC Invilon warna biru setiap bulannya sebesar 81

lembar/bulan.

b. Biaya pengadaan persediaan produksi pintu PVC Invilon warna biru dalam

satu periode sebesar Rp 2.927.033,-/tahun

2. Perhitungan yang dilakukan dengan model Economic Production Quantity

(EPQ), diperoleh:

a. Tingkat optimal produksi pintu PVC Invilon warna biru tiap putaran

produksi sebesar 115 lembar.

b. Interval waktu optimal produksi adalah 47 hari setiap putaran produksi.

c. Biaya minimum dalam pengadaan persediaan produksi setiap putaran

produksi sebesar Rp 269.897,-.

d. Biaya minimum dalam pengadaan persediaan produksi setiap bulan sebesar

Rp 173.679,-/bulan atau per tahunnya sebesar Rp 2.084.148,-/tahun

Tabel 4.7

Perbandingan Total biaya pengadaan persediaan menggunakan Metode EPQ dengan tanpa EPQ

Tanpa EPQ Metode EPQ Selisih

(29)

Dari data Lampiran 4 dapat diketahui bahwa volume produksi pintu PVC

Invilon warna biru pada Januri 2015 sampai Desember 2016 mengalami fluktuasi,

dimana cenderung terjadi kelebihan produksi (stok) dalam setiap kegiatan

produksinya UD. Jaya Setia memproduksi pintu PVC Invilon warna biru rata-rata

81 lembar per bulannya dengan permintaan rata-rata 74 lembar per bulannya dan

dengan stok rata-rata sebesar 8 lembar per bulan. Hal ini tentu mengakibatkan

modal pada UD. Jaya Setia akan tertanam di dalam persediaan dan akan

memperbesar biaya penyimpanan. Penentuan persediaan seharusnya lebih relevan

dengan besarnya permintaan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian

akibat penumpukan persediaan.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan,

diperoleh total biaya persediaan metode EPQ lebih kecil dibandingkan dengan

total biaya persediaan yang harus dikeluarkan jika menggunakan metode

perusahaan. Dengan metode EPQ perusahaan hanya mengeluarkan biaya

persediaan setiap periodenya sebesar Rp 2.084.148,-. Dengan memproduksi pintu

PVC Invilon warna biru sebanyak 115 lembar selama interval waktu 47 hari.

Biaya ini lebih kecil jika dibandingkan dengan metode perusahaan yang

mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.927.033,-, yang memproduksi pintu PVC

Invilon warna biru sebanyak 81 lembar per bulannya. Seperti yang terlihat pada

tabel 4.7, dengan menggunakan metode EPQ dalam kegiatan produksinya

perusahaan akan menghemat biaya persediaan sebesar Rp 842.885,- per

(30)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Tingkat produksi optimal pintu PVC Invilon warna biru dalam pengadaan

persediaan sebesar 115 lembar setiap putaran produksi.

b. Interval waktu optimal yang dibutuhkan untuk memproduksi pintu PVC

Invilon warna biru adalah 47 hari setiap putaran produksi.

c. Total biaya pengadaan persediaan produksi pintu PVC Invilon warna biru

selama interval waktu optimal adalah sebesar Rp 269.897,- setiap putaran

produksi.

d. Perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp 842.885,- per periode siklus

produksi dengan menerapkan model Economic Production Quantity (EPQ)

dalam kegiatan produksinya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan perhitungan yang dilakukan peneliti dalam

penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat

bermanfaat bagi semua pihak terutama kepada pihak UD. Jaya Setia, adalah

sebagai berikut:

a. UD. Jaya Setia sebaiknya menerapkan metode pengendalian jumlah produksi

optimal EPQ (Economic Production Quantity) karena berdasarkan perhitungan

total biaya persediaan produksi pintu PVC Invilon warna biru, maka

(31)

b. Apabila UD. Jaya Setia menerapkan metode EPQ, maka UD. Jaya Setia juga

dapat mengetahui lama waktu yang digunakan perusahaan untuk satu putaran

produksi/ satu kali siklus set-up produksi beserta lama waktu yang digunakan

perusahaan untuk memproduksi pintu PVC Invilon warna biru dan lama waktu

kegiatan produksi berhenti untuk dilanjutkan pada putaran produksi berikutnya.

c. Apabila menerapkan metode pengendalian produksi EPQ, UD. Jaya Setia juga

dapat mengetahui tingkap kapasitas produksi maksimal mereka dimana

kegiatan produksi harus berhenti agar tidak terjadi kelebihan produksi yang

berdampak pada penumpukan persediaan hasil produksi.

d. UD. Jaya Setia sebaiknya mempertimbangkan untuk menerapkan metode EPQ

di dalam pengendalian produksi pintu PVC Invilon warna biru maupun pada

warna lainnya, karena dengan diterapkannya metode EPQ maka perusahaan ini

akan mengetahui tingkap produksi yang optimal sehingga tidak terjadi

penumpukan persediaan hasil produksi yang dapat berimbas pada penumpukan

modal dan besarnya biaya penyimpanan hasil produksi. Tidak hanya sebatas

itu, dengan metode EPQ UD. Jaya Setia juga dapat merencanakan penjadwalan

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD. Jaya Setia
Tabel 4.2 Jumlah Penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru
Tabel 4.3
Tabel 4.4 Biaya Penyimpanan Pintu PVC Invilon warna biru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan laju emisi untuk pengamatan siang dan hari lainnya dilakukan sama seperti perhitungan di atas, sehingga dapat dilihat hasil perhitungan laju emisi pada Tabel 4.2

Berkaitan dengan hal-hal di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “ Korelasi antara Pengetahuan Perbaikan Motor Otomotif dan

Data processing analysis from 15 samples produced 781 ion mass variables, where 201 of which could be identified as predicted metabolite compounds from Curcuma genus.. PCA was done

Effect of addition of Pseudomonas aeruginosa on 1,1,1-trichloro-2,2-bis(4-chlorophenyl)ethane (DDT) biodegradation by Fomitopsis pinicola had been investigated. aeruginosa was

Pengujian hipotesis dengan kriteria terima Ha dan tolak Ho, maka terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil

• Wash used equipment at a washing tank and ensure that used water does not enter into water sources.

Namun dalam kenyataannya penerimaan daerah yang berasal dari badan usaha milik daerah masih relatif kecil bila dibandingkan dengan pajak daerah dan retribusi daerah, bahkan

(3) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, forum musyawarah Desa, lembaga