BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan
yang memproses pencarian gambaran data dari konteks kejadian langsung,
sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis kenyataannya, yang berarti membuat
berbagai kejadiannya seperti merekat dan melibatkan perspektif (peneliti) yang
partisipatif di dalam kejadiannya, serta menggunakan pendeduksian dalam
gambaran fenomena yang diamatinya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan yang memproduksi pintu
PVC untuk kamar mandi yakni pada UD. Jaya Setia, Jalan Setia Budi No 92 A-A,
Medan. Penelitian ini diperkirakan akan dilakukan mulai Januari 2017 - Maret
2017.
3.3 Defenisi Konsep
3.3.1 Economic Production Quantity (EPQ)
Tingkat produksi optimal atau EPQ adalah sejumlah produksi tertentu yang
dihasilkan dengan meminimumkan biaya total persediaan.
3.3.2 Set-up Cost
Set-up Cost atau biaya persiapan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam persiapan produksi. Biaya ini sendiri terjadi bila item persediaan diproduksi
3.3.3 Carrying Cost
Carrying Cost atau biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan/ penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, ataupun
produk jadi.
3.3.4 Tingkat Persediaan Maksimum dimana Tahap Produksi Berhenti
Proses produksi akan berhenti ketika tingkat persediaan maksimum telah tercapai.
Hal ini ditujukan untuk menghindari kelebihan produksi yang berdampak pada
kelebihan persediaan dan akan memakan biaya penyimpanan yang tidak efisien.
3.3.5 TIC Minimum Persediaan
TIC minimum persediaan yaitu toal biaya persediaan yang ditekan seminimum
mungkin dengan mengoptimalkan produksi menjadi lebih efektif dan efisien
sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih murah dengan kualitas
yang baik.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang benar-benar valid, maka dalam penelitian
ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek
(orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda
(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer masih
memerlukan pengolahan data setelah diterima dari sumber data untuk
digunakan peneliti dalam melakukan penelitian. Data primer penulis peroleh
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna
kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh
pihak lain (Juliandi, 2014:67). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua
data sekunder, yaitu:
a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki
relevansi dengan masalah yang akan diteliti.
b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan
catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
menginterpretasikan data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan dan telah
diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan
alternatif dalam pengambilan keputusan (Juliandi, 2014:88).
Selama di lapangan, peneliti akan menggunakan analisis data dengan
model Miles and Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan
pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Selanjutnya
disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks naratif, juga dapat
berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.
3. Condlusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis pengendalian
tingkat produksi optimal pintu PVC Invilon dengan Metode Economic Production
Quantity (EPQ) adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah, yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data
dari setiap bagian yang terlibat dalam bentuk pengolahan data yang telah ada.
2. Memahami kerja dari sistem yang telah ada, yaitu mempelajari informasi
tentang jumlah kebutuhan barang selama satu periode, tingkat produksi
perusahaan dalam satu periode, biaya pengadaan atau set-up cost untuk tiap
putaran produksi, dan biaya penyimpanan atau carrying cost per unit per satuan
waktu.
3. Menganalisis sistem, yaitu menganalisis kelemahan dari sistem yang telah ada
dan kebutuhan informasi bagi pemakai.
4. Perbaikan sistem, yaitu setelah mempelajari kelemahan dari sistem yang telah
ada pada sistem, lalu memberikan saran atau langkah perbaikan.
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti kemudian dianalisis dengan
membandingkan dengan model Economic Production Quantity (EPQ).
3.5.1 Analisis Jumlah Jumlah Ukuran Ekonomis Produksi (Economic Production Quantity).
Untuk dapat menentukan jumlah ekonomis produksi untuk setiap siklus produksi
perlu dilakukan perhitungan kuantitas produksi yang optimum atau Economic
Production Quantity (EPQ). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: (Nasution dan Prasetyawan, 2008:181)
�0 =�
2�� ℎ �1−�
Keterangan:
Qo
3.5.2 Analisis Waktu Optimal Antara Set-up satu ke Set-up berikutnya. = Economic Production Quantity/ Kuantitas Produksi Optimum.
D = Laju permintaan per bulan. P = Laju produksi per bulan.
k = Set-up Cost/ Biaya Persiapan Produksi. h = Holding Cost/ Biaya Penyimpanan Produksi.
Analisis ini untuk mengetahui berapa lama waktu optimal yang digunakan untuk
satu siklus set-up. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
(Nasution dan Prasetyawan, 2008:181)
�0 =
�0
�
Keterangan:
t0 = Waktu optimal antara set-up satu ke set-up berikutnya. Q0
3.5.3 Analisis Waktu Siklus Produksi.
= Economic Production Quantity/ Kuantitas Produksi Optimum. D = Laju permintaan per bulan.
Analisis ini untuk mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk siklus
produksi pada satu siklus set-up. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai
berikut: (Nasution dan Prasetyawan, 2008:182)
�� =��0
Keterangan:
tp = Waktu selama siklus produksi.
Q0 = Economic Production Quantity/ Kuantitas Produksi Optimum.
3.5.4 Analisis Tingkat Persediaan Maksimum Produksi.
Analisis ini untuk mengetahui tingkat persediaan maksimum di mana tahap
produksi akan berhenti. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
(Nasution dan Prasetyawan, 2008:182)
���� = (� − �)��
Keterangan:
Imax = Tingkat persediaan maksimum produksi.
P = Laju produksi per bulan. D = Laju permintaan per bulan. tp
3.5.5 Analisis TIC (Total Inventory Cost) minimum persediaan. = Waktu selama siklus produksi.
Analisis ini untuk mengetahui total biaya persediaan minimum dalam setahun.
Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: (Nasution dan
Prasetyawan, 2008:182)
���0 = �2ℎ �1−
� �� ��
Keterangan:
TIC0 = Total biaya persediaan minimum dalam setahun. h = Holding Cost/ Biaya Penyimpanan Produksi. D = Laju permintaan per bulan.
P = Laju produksi per bulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Usaha
UD. Jaya Setia didirikan oleh bapak Paul Leo pada akhir tahun 2014 dan
disahkan kelembagaan usahanya pada awal tahun 2015 dengan status usaha
dagang (UD). UD. Jaya Setia sejak awal bergerak dalam bidang usaha produksi
pintu PVC untuk kamar mandi dengan merek Invilon. Kemudian pada bulan Mei
2015, UD. Jaya Setia mengembangkan usahanya dengan mulai menjual fitting
PVC (L-bow, Tee, Socket, Watermoor, dan lain sebagainya) dengan merek
dagang JAYA. Pada awal tahun 2016, UD. Jaya Setia mulai mengembangkan
usahanya dengan menjual pipa PVC dengan berbagai merek dagang. Hingga kini,
produk utama UD. Jaya Setia yaitu produk pintu PVC Invilon yang diproduksi
sendiri oleh perusahaan. Sementara untuk barang fitting PVC dan pipa PVC, UD.
Jaya Setia masih membeli dari perusahaan lain untuk dijual kembali.
4.1.2 Visi dan Misi Usaha
Dalam proses pengembangan bisnis produksi pintu PVC, UD. Jaya Setia memiliki
Visi serta Misi usaha yang hendak dijalankan dan dicapai. Visi dan Misi usaha
UD. Jaya Setia dipaparkan sebagai berikut:
Visi : Menjadi perusahaan pintu PVC nomor satu se-Sumatera Utara.
Misi : - Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar.
- Mengelola dan mengembangkan usaha produksi pintu PVC guna
mensejahterahkan para stakeholder.
4.1.3 Struktur Organisasi Usaha
UD. Jaya Setia secara keseluruhan dipimpin oleh seorang pemilik usaha bernama
bapak Paul Leo. Kemudian pemilik usaha dibantu oleh seorang tenaga
administrasi bernama Yenni. Kemudian untuk masalah operasional perusahaan
bagian produksi dan distribusi dibantu oleh empat orang karyawan.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi UD. Jaya Setia
4.1.4 Deskripsi Tugas
Setiap bagian pada struktur organisasi memiliki peran dan tugasnya
masing-masing. Berikut penjelasan mengenai deskripsi tugas masing-masing bagian pada
struktur organisasi yang terlibat dalam proses usaha produksi pintu PVC.
a. Pemilik Usaha :
Sebagai pemilik utama UD. Jaya Setia, pemilik usaha bertugas menjalankan
serta mengawasi kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada visi dan misi usaha.
b. Administrasi :
- Melakukan kegiatan penjualan kepada customer.
- Melakukan Input data persediaan bahan baku, hasil produksi pintu PVC
beserta penyalurannya.
- Mengurus finansial perusahaan baik pemasukan maupun pengeluaran
perusahaan.
c. Karyawan :
- Menjalankan kegiatan operasional produksi pintu PVC mulai dari pemotongan, perakitan, pengeboran, dan pemasangan engsel pintu.
- Melakukan packaging pintu PVC yang selesai di produksi. - Menerima dan memeriksa bahan baku yang masuk.
4.2 Penyajian Data
Data yang diperoleh adalah pengamatan langsung dari perusahaan,
pencatatan, wawancara, dan arsip-arsip perusahaan yang sesuai dengan data yang
dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Data-data yang dikumpulkan dari arsip
UD. Jaya Setia yaitu:
a. Data jumlah produksi pintu PVC Invilon warna biru periode Januari 2015
sampai dengan Desember 2016.
b. Data jumlah penyaluran pintu PVC Invilon warna biru periode Januari 2015
sampai dengan Desember 2016.
c. Data biaya pengadaan produksi pintu PVC Invilon warna biru periode Januari
2015 sampai dengan Desember 2016.
d. Data biaya penyimpanan pintu PVC Invilon warna biru periode Januari 2015
Hasil pengumpulan data yang diperoleh dari pihak UD. Jaya Setia adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Produksi Pintu PVC Invilon warna biru
No. Bulan Tahun
Sumber: UD. Jaya Setia
Tabel 4.2
Jumlah Penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru
No. Bulan Tahun
Sumber: UD. Jaya Setia
Tabel 4.3
Biaya Pengadaan Produksi Pintu PVC Invilon warna biru
No. Bulan Tahun
2015 2016
1 Januari 11036000 8432000
2 Februari 9796000 10292000
3 Maret 10664000 8804000
4 April 7068000 10540000
5 Mei 14136000 8556000
6 Juni 12028000 12772000
7 Juli 8928000 11284000
8 Agustus 13516000 11036000
9 September 10664000 8432000
10 Oktober 10416000 9920000
11 November 8680000 7812000
12 Desember 8060000 6572000
Jumlah (Lembar) 124992000 114452000
Tabel 4.4
Biaya Penyimpanan Pintu PVC Invilon warna biru
Tahun Biaya
2015 17740800
2016 16244800
Sumber: UD. Jaya Setia
4.3 Analisis Data
4.3.1 Uji Kenormalan Data dengan Uji Lilliefors
Data penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru pada tahun 2015 dan 2016 diuji
kenormalannya dengan menggunakan Uji Normalitas Lilliefors.
Langkah-langkah pengujian data penyaluran Pintu PVC Invilon pada
tahun 2015 sebagai berikut:
a. Rata-rata penyaluran Pintu PVC Invilon:
�̅=∑ ��
b. Standar Deviasi penyaluran Pintu PVC Invilon:
c. Hitung Zi
d. Tentukan nilai F(Zi) dimana i=1,2,....,12 dengan menggunakan daftar luas
dibawah kurva F(Zi) = P(Z ≤ Zi
�(�1) =�(� ≤ 0,30) = 0,6179
�(�7) = 4
12= 0,3300
�(�8) =11
12= 0,9167
�(�9) = 8
12= 0,6667
�(�10) = 6
12= 0,5000
�(�11) = 3
12= 0,2500
�(�12) = 2
12= 0,1667
f. Menghitung selisih | F(Zi) - S(Zi
|�(�1)− �(�1)| = |(0,6179)−(0,7500)| = 0,1321
|�(�2)− �(�2)| = |(0,3897)−(0,4167)| = 0,0270
|�(�3)− �(�3)| = |(0,5438)−(0,6667)| = 0,1229
|�(�4)− �(�4)| = |(0,0582)−(0,0833)| = 0,0251
|�(�5)− �(�5)| = |(0,9633)−(1,0000)| = 0,0367
|�(�6)− �(�6)| = |(0,7734)−(0,8333)| = 0,0599
|�(�7)− �(�7)| = |(0,2327)−(0,3300)| = 0,0973
|�(�8)− �(�8)| = |(0,9279)−(0,9167)| = 0,0112
|�(�9)− �(�9)| = |(0,5438)−(0,6667)| = 0,1229
|�(�10)− �(�10)| = |(0,4920)−(0,5000)| = 0,0080
|�(�11)− �(�11)| = |(0,2119)−(0,2500)| = 0,0381
|�(�12)− �(�12)| = |(0,4522)−(0,1667)| = 0,0353
Tabel 4.5
Uji Normalitas Data Penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru tahun 2015. No. �� �� F(Zi) �(��) | F(Zi) - S(Zi) |
1 81 0,30 0,6179 0,7500 0,1321
2 72 -0,28 0,3897 0,3300 0,0270
3 78 0,11 0,5438 0,6667 0,1229
4 52 -1,57 0,0582 0,0833 0,0251
5 104 1,79 0,9633 1,0000 0,0367
6 88 0,75 0,7734 0,8333 0,0599
7 65 -0,73 0,2327 0,2500 0,0973
8 99 1,46 0,9279 0,9167 0,0112
9 78 0,11 0,5438 0,6667 0,1229
10 76 -0,02 0,4920 0,5000 0,0080
11 64 -0,80 0,2119 0,1667 0,0381
12 59 -1,12 0,4522 0,4167 0,0353
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
Lhitung = Max[| F(Zi) - S(Zi) |] = 0,1321
Ltabel = Lα(n), diperoleh dari tabel Uji kenormalan Lilliefors dengan taraf nyata
α=0,05 dan n=12.
Lα(n)=L(0,05)(12)=0,242
Lhitung ≤ Ltabel
0,1321≤ 0,242
Karena Lhitung ≤ Ltabel , maka data penyaluran pintu PVC Invilon warna biru tahun
Langkah-langkah pengujian data penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru
pada tahun 2016 sebagai berikut:
a. Rata-rata penyaluran Pintu PVC Invilon:
�̅= ∑ ��
b. Standar Deviasi penyaluran Pintu PVC Invilon:
�6 =
d. Tentukan nilai F(Zi) dimana i=1,2,....,12 dengan menggunakan daftar luas
|�(�2)− �(�2)| = |(0,6480)−(0,6667)| = 0,0187
|�(�3)− �(�3)| = |(0,3446)−(0,5000)| = 0,1554
|�(�4)− �(�4)| = |(0,7324)−(0,7500)| = 0,0176
|�(�5)− �(�5)| = |(0,2912)−(0,4167)| = 0,1255
|�(�6)− �(�6)| = |(0,9686)−(1,0000)| = 0,0314
|�(�7)− �(�7)| = |(0,8413)−(0,9167)| = 0,0754
|�(�8)− �(�8)| = |(0,8023)−(0,8333)| = 0,0310
|�(�9)− �(�9)| = |(0,2643)−(0,3300)| = 0,0657
|�(�10)− �(�10)| = |(0,5910)−(0,5833)| = 0,0077
|�(�11)− �(�11)| = |(0,1539)−(0,1667)| = 0,0128
|�(�12)− �(�12)| = |(0,0427)−(0,0833)| = 0,0406
Tabel 4.6
Uji Normalitas Data Penyaluran Pintu PVC Invilon warna biru tahun 2016. No. �� �� F(Zi) �(��) | F(Zi) - S(Zi) |
1 62 -0,63 0,2643 0,3300 0,0657
2 75 0,38 0,6480 0,6667 0,0187
3 65 -0,40 0,3446 0,5000 0,1554
4 78 0,62 0,7324 0,7500 0,0176
5 63 -0,55 0,2912 0,4167 0,1255
6 94 1,86 0,9686 1,0000 0,0314
7 83 1,00 0,8413 0,9167 0,0754
8 81 0,85 0,8023 0,8333 0,0310
9 62 -0,63 0,2643 0,3300 0,0657
10 73 0,23 0,5910 0,5833 0,0077
11 57 -1,02 0,1539 0,1667 0,0128
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
Lhitung = Max[| F(Zi) - S(Zi) |] = 0,1554
Ltabel = Lα(n), diperoleh dari tabel Uji kenormalan Lilliefors dengan taraf nyata
α=0,05 dan n=12.
Lα(n)=L(0,05)(12)=0,242
Lhitung ≤ Ltabel
0,1554 ≤ 0,242
Karena Lhitung ≤ Ltabel
4.4 Perhitungan dengan Model Economic Production Quantity (EPQ)
, maka data penyaluran pintu PVC Invilon warna biru tahun
2016 telah mengikuti pola distribusi normal.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari UD. Jaya Setia yang telah
disajikan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, Tabel 4.4, maka perhitungan yang
dilakukan yaitu:
a. Tingkat optimal produksi Pintu PVC Invilon warna biru setiap putaran
produksi.
b. Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi dan siklus produksi.
c. Tingkat persediaan maksimum produksi.
d. Biaya persediaan minimum produksi.
4.4.1 Analisis Jumlah Jumlah Ukuran Ekonomis Produksi (Economic Production Quantity). (Qo
Berdasarkan data yang telah ada, maka dapat dihitung yaitu:
Laju produksi perbulan adalah:
�= �����ℎ ����������ℎ�� 2015 +�����ℎ ����������ℎ�� 2016 24
�= 1008 + 923 24
�= 81 lembar/lembar
Laju penyaluran per bulan adalah:
� =�����ℎ ������������ℎ�� 2015 +�����ℎ ������������ℎ �� 2016 24
� =916 + 841
24
� = 74 ������/�����
Biaya pengadaan produksi per lembar pintu:
- Biaya bahan baku pintu : Rp 109.000,-/lembar
- Biaya set up (mesin, listrik, tenaga kerja, dll) : Rp 25.000,-/lembar
�= �������ℎ�����������+����������
�= �� 109.000,00 +�� 25.000,00
�= �� 134.000,00 / lembar pintu
Biaya penyimpanan produksi lembar pintu adalah:
ℎ =�����ℎ ������������������ℎ�� 2015 +�����ℎ ������������������ℎ�� 2016
�����ℎ �������������������
ℎ =17740800 + 16244800
1931
ℎ =33985600
1931
ℎ =�� 17.600/lembar pintu.
Dimana untuk biaya penyimpanan pintu di dapat dari:
- 10% dari harga jual untuk biaya sewa tempat.
Untuk selanjutnya, dilakukan perhitungan tingkat produksi optimal (Q0
4.4.2 Analisis Waktu Optimal Antara Set-up satu ke Set-up berikutnya (t ) setiap putaran produksi dengan menggunakan rumus:
��= � 2.�.�
Maka diperoleh tingkat produksi optimal dalam setiap putaran produksi adalah
115 lembar pintu PVC Invilon warna biru.
0
Interval waktu optimal untuk satu siklus Set-up yaitu:
�0 = �0 � �����
�0 = 115 74 �����
�0 = 1,554 �����
Maka, interval waktu optimal untuk satu siklus Set-up produksi adalah 1,554
bulan. Jika diasumsikan dalam 1 bulan ada 30 hari kerja. Maka, t
)
0
4.4.3 Analisis Waktu Siklus Produksi.
= 1,554× 30=
47 hari.
Menghitung berapa lama waktu yang digunakan untuk siklus produksi pada satu
siklus set-up menggunakan rumus:
�� =��0
�� =
�� = 1,420 �����
Maka, waktu yang digunakan untuk siklus produksi pada satu siklus set-up
adalah 1,420 bulan. Bila diasumsikan 1 bulan adalah 30 hari kerja, maka waktu
siklus produksinya adalah 43 hari.
Sehingga dapat dihitung lama produksi berhenti tiap putaran produksi adalah:
t0-tp
4.4.4 Analisis Tingkat Persediaan Maksimum Produksi. = 47 hari – 43 hari
= 4 hari. .
Menghitung tingkat persediaan maksimum produksi di mana tahap produksi akan
berhenti menggunakan rumus:
���� = (� − �)��
���� = (81−74). 43
���� = (7). 43
���� = 301 lembar
4.4.5 Analisis TIC (Total Inventory Cost) minimum persediaan. (TIC0
Menghitung biaya persediaan minimum produksi Pintu PVC Invilon
menggunakan rumus:
���0 =�2ℎ �1−� �� ��
���0 =�2(�� 17.600,00)�1−74
81�. 74. (�� 134.000)
���0 =�� 173.679,−/�����
Biaya persediaan minimum yang diperoleh sebesar Rp 173.679,-/bulan sehingga
biaya minimum dalam setiap putaran produksinya adalah:
TIC = TIC0 × t0
4.5 Perhitungan Berdasarkan Kondisi Produksi Perusahaan = Rp 173.679,-/bulan ×1,554 bulan
= Rp 269.897,-
Berdasarkan hasil perhitungan, sehingga diperoleh jumlah produksi optimal
dengan biaya minimum untuk pengadaan persediaan dalam satu putaran produksi.
Perhitungan yang dilaksukan merupakan hasil penelitian yang didasarkan pada
kondisi perusahaan, yaitu:
a. Laju produksi pintu PVC Invilon warna biru setiap bulan:
P = 81 lembar/bulan.
b. Laju penyaluran produksi pintu PVC Invilon warna biru setiap bulan:
D = 74 lembar/bulan.
c. Lamanya mesin beroperasi selama dua periode adalah:
� =�����ℎ ���������� ������������ �����
� =1757
81 = 21,69 �����
Maka biaya untuk pengadaan persediaan produksi Pintu PVC Invilon warna
biru dalam dua periode produksi sekaligus adalah:
TIC × t = Rp 269.897,- × 21,69 bulan
= Rp 5.854.066,-
Dan biaya pengadaan persediaan produksi Pintu PVC Invilon warna biru
dalam satu periode produksi adalah:
��� =Rp 5.854.066,−
2
4.6 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada sub-bab sebelumnya, maka
hasilnya dapat dirangkum yaitu sebagai berikut:
1. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan kondisi perusahaan, diperoleh:
a. Laju produksi pintu PVC Invilon warna biru setiap bulannya sebesar 81
lembar/bulan.
b. Biaya pengadaan persediaan produksi pintu PVC Invilon warna biru dalam
satu periode sebesar Rp 2.927.033,-/tahun
2. Perhitungan yang dilakukan dengan model Economic Production Quantity
(EPQ), diperoleh:
a. Tingkat optimal produksi pintu PVC Invilon warna biru tiap putaran
produksi sebesar 115 lembar.
b. Interval waktu optimal produksi adalah 47 hari setiap putaran produksi.
c. Biaya minimum dalam pengadaan persediaan produksi setiap putaran
produksi sebesar Rp 269.897,-.
d. Biaya minimum dalam pengadaan persediaan produksi setiap bulan sebesar
Rp 173.679,-/bulan atau per tahunnya sebesar Rp 2.084.148,-/tahun
Tabel 4.7
Perbandingan Total biaya pengadaan persediaan menggunakan Metode EPQ dengan tanpa EPQ
Tanpa EPQ Metode EPQ Selisih
Dari data Lampiran 4 dapat diketahui bahwa volume produksi pintu PVC
Invilon warna biru pada Januri 2015 sampai Desember 2016 mengalami fluktuasi,
dimana cenderung terjadi kelebihan produksi (stok) dalam setiap kegiatan
produksinya UD. Jaya Setia memproduksi pintu PVC Invilon warna biru rata-rata
81 lembar per bulannya dengan permintaan rata-rata 74 lembar per bulannya dan
dengan stok rata-rata sebesar 8 lembar per bulan. Hal ini tentu mengakibatkan
modal pada UD. Jaya Setia akan tertanam di dalam persediaan dan akan
memperbesar biaya penyimpanan. Penentuan persediaan seharusnya lebih relevan
dengan besarnya permintaan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian
akibat penumpukan persediaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh total biaya persediaan metode EPQ lebih kecil dibandingkan dengan
total biaya persediaan yang harus dikeluarkan jika menggunakan metode
perusahaan. Dengan metode EPQ perusahaan hanya mengeluarkan biaya
persediaan setiap periodenya sebesar Rp 2.084.148,-. Dengan memproduksi pintu
PVC Invilon warna biru sebanyak 115 lembar selama interval waktu 47 hari.
Biaya ini lebih kecil jika dibandingkan dengan metode perusahaan yang
mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.927.033,-, yang memproduksi pintu PVC
Invilon warna biru sebanyak 81 lembar per bulannya. Seperti yang terlihat pada
tabel 4.7, dengan menggunakan metode EPQ dalam kegiatan produksinya
perusahaan akan menghemat biaya persediaan sebesar Rp 842.885,- per
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Tingkat produksi optimal pintu PVC Invilon warna biru dalam pengadaan
persediaan sebesar 115 lembar setiap putaran produksi.
b. Interval waktu optimal yang dibutuhkan untuk memproduksi pintu PVC
Invilon warna biru adalah 47 hari setiap putaran produksi.
c. Total biaya pengadaan persediaan produksi pintu PVC Invilon warna biru
selama interval waktu optimal adalah sebesar Rp 269.897,- setiap putaran
produksi.
d. Perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp 842.885,- per periode siklus
produksi dengan menerapkan model Economic Production Quantity (EPQ)
dalam kegiatan produksinya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan perhitungan yang dilakukan peneliti dalam
penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama kepada pihak UD. Jaya Setia, adalah
sebagai berikut:
a. UD. Jaya Setia sebaiknya menerapkan metode pengendalian jumlah produksi
optimal EPQ (Economic Production Quantity) karena berdasarkan perhitungan
total biaya persediaan produksi pintu PVC Invilon warna biru, maka
b. Apabila UD. Jaya Setia menerapkan metode EPQ, maka UD. Jaya Setia juga
dapat mengetahui lama waktu yang digunakan perusahaan untuk satu putaran
produksi/ satu kali siklus set-up produksi beserta lama waktu yang digunakan
perusahaan untuk memproduksi pintu PVC Invilon warna biru dan lama waktu
kegiatan produksi berhenti untuk dilanjutkan pada putaran produksi berikutnya.
c. Apabila menerapkan metode pengendalian produksi EPQ, UD. Jaya Setia juga
dapat mengetahui tingkap kapasitas produksi maksimal mereka dimana
kegiatan produksi harus berhenti agar tidak terjadi kelebihan produksi yang
berdampak pada penumpukan persediaan hasil produksi.
d. UD. Jaya Setia sebaiknya mempertimbangkan untuk menerapkan metode EPQ
di dalam pengendalian produksi pintu PVC Invilon warna biru maupun pada
warna lainnya, karena dengan diterapkannya metode EPQ maka perusahaan ini
akan mengetahui tingkap produksi yang optimal sehingga tidak terjadi
penumpukan persediaan hasil produksi yang dapat berimbas pada penumpukan
modal dan besarnya biaya penyimpanan hasil produksi. Tidak hanya sebatas
itu, dengan metode EPQ UD. Jaya Setia juga dapat merencanakan penjadwalan