• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol) Chapter III V"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

SISTEM MATA PENCAHARIAN DI DESA HARANGGAOL

3. 1. Pertanian

Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan perekonomian dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan yang positif.

(2)

komoditi yang banyak dan terkenal dihasilkan oleh ladang masyarakat di daerah ini.Namun seiring berjalannya waktu, kejayaan pariwisata dan pertanian Haranggaol terlalu cepat redup. Pada tahun 1990-an terjadi penurunan tingkat kunjungan wisatawan. Ternyata keredupan keindahan desa wisata Haranggaol ini tidak hanya di bidang pariwisata saja.Dalam bidang pertanian, sejumlah produksi komoditas pertanian, seperti bawang, kol, tomat, cabe dan mangga pun mengalami kemerosotan. Merosotnya sektor pariwisata sekitar tahun 1998 dan sektor pertanian tahun 2002 membuat masyarakat beralih mata pencaharian menjadi petani ikan dengan sistem keramba jaring apung12

Selama di lapangan, peneliti banyak melihat tanaman bawang. Bawang merupakan komuditi lokal yangsampai saat ini masih dilakukan oleh mereka. Masyarakat desa haranggaol memang dari dulunya sudah bertani bawang karena

.

Disampaikan oleh masyarakat, pada awal kemerdekaan RI, Haranggaol dikenal sebagai pusat perdagangan di pesisir Danau Toba.Termasuk Samosir dan beberapa daerah lainnya, seperti Tapanuli Utara, Karo, Dairi, datang ke Haranggaol menggunakan kapal.Sebagai pusat perdagangan dan penghasil tanaman pertanian bawang, pisang, cengkeh dan mangga, saat itu penduduk Haranggaol hidup sejahtera.Sejalan dan dibukanya pembangunan akses-akses jalan ke daerah terpencil, perlahan tapi pasti, Haranggaol sebagai pusat perdagangan menjadi kurang berfungsi dan bisa dikatakan lumpuh.

12

(3)

menurut mereka masa panen yang singkat dan harga bawang pun stabil di pasaran. Kesuburan tanah untuk menanam bawang memang sangat menguntungkan bagi masyarakat Desa Haranggaol. Memang bukan hanya bawang yang menjadi komoditi pertanian masyarakat tetapi bawang yang masih di tanam sampai saat ini.

Masyarakat di Desa Haranggaol sudah memiliki koperasi sendiri untuk memasarkan hasil pertanian mereka. Hal tersebut menurut masyarakat sangat membantu mereka dalam menjaga harga bawang di pasaran. Ketika para petani bawang memanen bawang yang kemudian peran toke sebagai sasaran hasil panen bagi petani. Para agen bawang kemudian bersama koperasi berperan untuk mendistribusikan hasil panen bawang keluar daerah Haranggaol. Karena harga yang stabil dan mudahnya menanam bawang maka sampai saat ini masyarakat di Desa haranggaol masih banyak menanam bawang.

Peneliti melihat banyak daerah perbukitan di daerah Desa Haranggaol yang dijadikan lahan untuk menanam bawang. Memang banyak masyarakat Haranggaol yang berfokus di pertanian air menyewakan lahan kepada masyarakat sekitar. Hal tersebut membantu toke agar memiliki stok bawang yang banyak untuk dipasarkan. Terkadang banyak masyarakat juga membuka lahan baru di daerah perbukitan maupun dihutan. Dalam membuka lahan pertanian, masyarakat di desa tersebut banyak membutuhkan surat keterangan dari Camat Haranggaol.

(4)

terutama pohon-pohon besar yang tumbuh di pegunungan, terlibat secara langsung dalam siklus hidrologi (siklus air). Hujan yang turun di atas pegunungan akan ditangkap airnya oleh perakaran pohon-pohon, kemudian menyimpannya di dalam tanah dan kemudian dikeluarkan melalui mata air yang jernih di kaki pegunungan. Jika pohon-pohon di pegunungan ditebang dan gunung menjadi gundul, maka air tidak terserap dan akan menyebabkan erosi dan banjir lumpur yang sering menyengsarakan.

Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah makanan (pangan). Sampai sejauh ini, pangan masih disediakan oleh pertanian (dalam arti luas : daging oleh peternakan dan perikanan). Teknologi modern yang ada sekarang pun belum dapat membuat makanan sintetis, sehingga untuk kebutuhan pangannya, manusia masih mengandalkan produk-produk pertanian. Peranan pertanian sebagai penyedia pangan akan semakin krusial dikarenakan populasi umat manusia di bumi ini bertambah sekitar 2% pertahun, sementara peningkatan produktivitas pertanian justru lebih rendah dan selalu berkisar kurang dari 2%. Ironisnya, populasi terbanyak umat manusia terdapat di negara-negara berkembang yang memiliki produksi dan produktivitas pertanian yang rendah, sementara produksi dan produktivitas serta pemasarannya, dikuasai oleh negara-negara maju yang populasinya relatif lebih kurang.

(5)

pengepakan, pemasaran, pembiayaan, dll. melibatkan berbagai jenis usaha dan pekerjaan, dan telah menjadi mata pencaharian berjuta-juta orang di seluruh dunia. Jika suatu kegiatan non-pertanian koleps atau bangkrut, maka usaha yang pertama yang dipilih oleh orang-orang yang kehilangan mata pencaharian adalah kegiatan pertanian. Sejarah krisis ekonomi di seluruh dunia membuktikan bahwa ketika lapangan kerja lain tidak ada, manusia kembali ke pertanian.

Mengingat produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, maka tentunya dapat digunakan sebagai suatu alat sosio-politik.Pemerintah suatu negara yang gagal menyediakan produk pertanian, terutama pangan yang cukup untuk rakyatnya sudah terbukti banyak yang jatuh.Uni Sovyet sebagai negara adikuasa ternyata terpecah-pecah menjadi puluhan negara-negara kecil, bukan oleh senjata nuklir tetapi oleh ketidakmampuan.Pemerintahannya dalam menyediakan keadilan pangan yang cukup buat rakyatnya.Rakyat yang kelaparan dapat berdemonstrasi bahkan menimbulkan kekacauan jika perut mereka kosong karena produk pertanian sulit dan mahal.

(6)

industri-industri tersebut. Jika bahan baku tidak dapat lagi disuplai oleh dunia pertanian, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.

Produk pertanian juga tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di dalam negeri, tetapi banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain. Kegiatan ekspor ini akan menghasilkan devisa yang sangat penting untuk membiayai pembangunan. Di antara produk pertanian Indonesia yang banyak diekspor adalah kayu, kakao, kopi, karet, rotan, dll.Tanaman pertanian maupun tumbuhan liar, contohnya perkebunan teh dan gunung yang menghijau merupakan obyek pariwisata dan penyedia kesehatan rohani, terutama bagi orang yang sudah penat dan suntuk serta lelah bekerja.Setiap akhir pekan, apalagi saat liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta menenangkan, selalu dipenuhi oleh orang-orang untuk berlibur atau menenangkan diri.Bayangkan hanya dengan menyediakan alam yang asri dan indah, pemasukan dari sektor pariwisata di Puncak sudah sangat berkonstribusi kepada nilai ekonomi dari tanaman tehnya sendiri. Kalau, semakin lama semakin banyak pejabat dan orang kaya mengonversi hutan dan kebun teh di Puncak menjadi vila-vila dan hotel untuk kesenangan segelintir orang, berapa banyak kerugian yang akan dialami.

3. 2. Peternakan

(7)

prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.

Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan lain-lain. Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba.Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol).Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah.Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain. Umumnya dijumpai oleh peneliti, selain budidaya ikan peternakan di Desa Haranggaol dimiliki oleh beberapa masyarakat disana.Peternakan di Desa Haranggaol dalam skala kecil dan diperjual beli kepada yang menampung hasil ternak.Hewan ternak yang ada di Desa Haranggaol hanya ayam, dan babi.Selain membudidaya ikan sebagian masyarakat juga beternak aya dan babi. Seperti informan yang saya wawancarai bu LisbethSaragih :

Saya beternak babi hanya sebagai sampingan saja, kebetulan ada tempat di ladang yang dulunya punya

orang tua saya yaa daripada tempat itu tidak digunakan

(8)

3. 3.Perdagangan

Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan. Pada masa awal sebelum barter yaitu menukar barang dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukara Pembeli akan menukar barang atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual. Dalam perdagangan ada orang yang membuat yang disebut produsen.Kegiatannya bernama produksi.Jadi, produksi adalah kegiatan membuat suatu barang.Ada juga yang disebut distribusi.Distribusi adalah kegiatan mengantar barang dari produsen ke konsumen.Konsumen adalah orang yang membeli barang.Konsumsi adalah kegiatan menggunakan barang dari hasil produksi13

Selain disektor pertanian darat dan perikanan, di Desa Haranggaol berdagang juga merupakan salah satu mata pencaharian oleh masyarakat Desa Haranggaol. Sebagian masyarakat berdagang setiap harinya dan ada juga berdagang hanya di hari pekan, yang berdagang setiap harinya seperti toko material bangunan/perabotan rumah tangga, apotik, kedai kopi, grosir, penjual sembako, panglong, dan lapo tuak di malam hari. Lapo tuak merupakan tempat dimana bapak-bapak ataupun pemuda setempat menjadikan tempat minum tuak dan tempat untuk bersosialisasi di malam hari setelah siap melakukan aktivitas

.

13

(9)

seharian sedangkan kedai kopi sebagai tempat sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas sehari-hari dan hanya buka dari jam lima pagi sampai jam enam sore. Perdagangan di Desa Haranggaol sangat ramai dihari senin karena pekan, masyarakat diluar Desa Haranggaol datang ke Haranggaol untuk melakukan jual beli dagangan masyarakat Desa Haranggaol. Masyarakat Haranggaol ada penjual bak mie hanya di hari pekan, penjual dagangan seperti sayur mayur dan buah-buahan. Beberapa dari masyarakat yang berdagang itu menggantungkan hidupnya dengan berdagang karena tidak memiliki lahan untuk bertani dan dagangannya sudah besar sehingga tidak tertarik untuk membuka KJA dan sebagian dari pedagang tersebut juga memiliki lahan pertanian dan KJA untuk menambah kebutuhan dirumah dan biaya pendidikan anak.

Ketika peneliti mengunjungi ke salah satu kedai kopi di Desa Haranggaol, di kedai kopi bu Saragih peneliti melihat para supir truk pengangkut hasil panen ikan sedang ngopi sekalian menunggu truk sedang di doorsmer. Bu Saragih juga menyediakan tempat doorsmer dan truk ikan biasanya membersihkan truk mereka ke tempat doorsmer ibu Saragih. Biasanya terdapat dua orang pekerja yang membersihkan truk atau mobil tersebut. Ketika mobil selesai di bersihkan supir akan membayar jasa cuci mobil kepada pemilik doorsmer. Pekerja akan mendapatkan upah sesuai perjanjian mereka dengan bu saragih di pengujung hari. Disini pemilik doorsmer hanya menyediakan peralatan doorsmer seperti mesin komppreor, selang, tempat cuci mobil, air, dan sabun mobil. Upah jasa yang harus dibayar supir sebesar tiga puluh lima ribu rupiah dengan pembagian dua puluh ribu kepada pekerja dan lima belas ribu rupiah kepada pemilik

(10)

masyarakat yang berdagang bersaing sehat dengan sesama pedagang yang ada di

Desa ini.

3. 4. Perikanan

Perikanan, sub-bidang pertanian lain, menjadi pemasok protein hewani sebagaimana subbidang peternakan.Banyak orang yang mengartikan pertanian secara sempit, yaitu hanya menganggap bahwa pertanian adalah kegiatan membudidayakan tanaman (bercocok tanam) untuk konsumsi manusia.Pertanian dalam arti luas, mencakup bidang peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan produksi, hutan alam dan lingkungan hidup.Sempitnya pemahaman masyarakat tentang pertanian menghasilkan konotasi bahwa pertanian hanya merupakan kegiatan yang memproduksi bahan makanan saja.Padahal kegiatan pertanian memiliki multi-manfaat bagi kehidupan manusia.Minimnya pemahaman

Budidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) sudah dilakukan sejak tahun 1978 di perairan Situ Lido Bogor, dikembangkan oleh Balai Penelitian Perikanan Darat yang sekarang menjadi Balai Riset Perikanan Air Tawar. Kemudian berturut-turut pada tahun 1982 di Waduk Jatiluhur, Kelapa Dua dan Cibubur Jakarta, tahun 1984 di Danau Tondano Sulawesi Utara, Cekdam Guna Sari Jawa Barat, pada tahun 1986 di Riam Kanan Kalimantan selatan serta Danau Toba Sumatera Utara.

(11)

Awal berdirinya kerambah jaring apung (KJA) di kawasan Danau Toba merupakan program pemerintah pusat yang bernama Opsus (operasi khusus) Maduma Sejahtera. Opsus ini mulai dikembangkan sekitar tahun 1986 dengan sasaran untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat kawasan Danau Toba yang saat itu masih berada di bawah garis kemiskinan.Pekerjaan masyarakat di sekitaran Danau Toba kebanyakan bertani sayuran, berladang, dan mencari kayu di kawasan hutan.Sementara pariwisata tidak dapat diandalkan untuk menopang perekonomian seluruh masyarakat sekitar. Sehingga pemerintah pusat mengambil kebijakan untuk memanfaatkan badan air Danau Toba dengan membuat KJA. Dan pada pada tahun 1990 an di Desa Haranggaol hasil tani yang diperoleh sudah sangat minim dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari petani, hal ini disebabkan oleh kondisi tanah yang sudah tidak subur lagi.

Akibat kurangnya hasil panen dari ladang, maka masyarakat Desa Haranggaol beralih menjadi petani keramba jaring apung setelah mendapat penyuluhan dari Pemerintah. Awalnya para petani KJA hanya mengembangkan ikan mas saja, hanya butuh waktu sekitar 100 hari atau tiga bulan ikan sudah siap untuk dipanen. Budidaya ikan mas dengan metode KJA di Desa Haranggaol bisa dikatakan berhasil, namun pada tahun 2004 semua ikan mas diserang virus Koi Herves dan menyebabkan seluruh ikan yang berada di KJA mati sehingga banyak kerugian yang ditanggung oleh para petani. Akibat serangan virus Koi Herves yang telah menyerang ikan mas, para petani beralih menjadi mengembangkan ikan nila dan bertahan sampai saat ini.

(12)

Sekitar tahun 1996-1997, masyarakat Haranggaol terinspirasi dan mencoba untuk membudidayakan ikan air tawar jenis ikan mas dengan menggunakan metode KJA. Pada Tahun 2004, terjadi serangan koi herves, mengakibatkan ribuan ton ikan mas yang dibudidaya mati. Dengan kondisi pertanian sudah kronis, tak ada pilihan lain. Masyarakat melanjutkan dengan membudidayakan jenis ikan nila, memilih nila karena relatif kebal terhadap virus.Setelah wabah itu, ikan nila menjadi solusi menggantikan ikan mas.Perekonomian masyarakat Haranggaol bisa dikatakan stabil hingga saat ini.Diperoleh data sesuai pendataan tahun 2012, jumlah KJA di perairan Danau Toba kurang lebih 6.863 unit14

Pengembangan perikanan dengan sistem semi intensif ataupun intensif ini adalah yang dikembangkan oleh masyarakat di Haranggaol, KabupatenSimalungun dengan menggunakan keramba jaring apung sebagai media pembesarannya.Meskipun hasil yang diperoleh menjadi optimal secara materi namun perkembangan kegiatan perikanan yang seperti ini berimplikasi .Keramba jaring apung telah menjadi solusi bagi masalah ekonomi setelah terjadinya krisis moneter di Desa Haranggaol. Terbukti dari keuntungan keramba yang bisa mencapai lima juta hingga tujuh juta setiap lima bulan sekali per petak keramba jaring apung. Hasil tersebut disampaikan para petani dilapangan dengan perkiraan sebagai berikut: ukuran satu keramba 5 x 5 meter dengan modal delapan juta rupiah saat mendirikan bangunan keramba jaring apung. Untuk satu keramba jaring apung bisa menampung lima ribu ekor ikan nila dengan produksi mencapai satu setengah ton dan harga jual berkisar dua pulah enam ribu rupiah per kilogram.

14

(13)

terhadap meningkatnya buangan sisa pakan dan feses ikan ke badan air yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap kehidupan akuatik.Misalnya terjadinya pencemaran air akibat sisa pakan ikan dan bangkai ikan yang dapat menyebabkan terjadinya kematian massal ikan di perairaan danau dan juga mengakibatkan polusi udara dari bau tak sedap bangkai ikan yang mati.

Keuntungan Pemeliharaan Nila Metode Jaring Apung :

• Produksi ikan lebih tinggi dalam setiap meter persegi

• Anak ikan atau bibit ikan lebih seragam.

• Pembibitan ikan lebih mudah ditanggani baik induknya pada saat

perkawinan, penetasan dan pemisahan bibit ikan.

• Mudah dalam penangkapan saat akan panen.

• Pembesaran ikan berjenjang dan teratur dalam waktu panen.

Kerugian Metode Jaring Apung :

• Pengelolaan lebih rumit dan pengawasan yang lebih sering dilakukan.

• Pemberian pakan yang harus teratur untuk setiap jaring yang berbeda jenis

dan ukuran ikan.

• Jaring bisa rusak bila cuaca buruk datang

• Pemeliharaan lewat jaring mudah di ambil oleh pencuri.

• Biaya pembuatan sistim jaring lebih mahal dari cara lain.

Usaha budi daya ikan nila memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat, antara lain:

• Penyediaan lapangan kerja, bukan hanya bagi petani ikan, tetapi juga para

(14)

• Sumber pendapatan keluarga dan pihak-pihak lain yang terkait.

• Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDRB) Pemerintah Daerah, baik

melaluì peningkatan volume produksì maupun perluasan pasar.

• Sumber penerimaan devisa negara melalui penjualan, baik dalam

bentuk fillet segar maupun fillet beku ke pasar luar negeri (ekspor).

• Usaha ¡ni juga memiliki kaitan ke hulu (backward linkage), yaitu pada

usaha pembuatan pakan ikan, pupuk buatan, dan budi daya pembenihan. Di samping itu, juga memiliki kaitan ke hilir (forward linkage), seperti pada usaha perdagangan ikan, jasa pengangkutan, rumah makan, jasa rekreasi pemancingan, pengolahan fillet ikan, dan sebagainya.

Berdasarkan aspek sosial dengan tersedianya sumber protein yang terjangkau, maka secara tidak langsung usaha budi daya ikan nila juga bermanfaat untuk memperbaiki gizi masyarakat.Di samping itu, dengan menciptakan lapangan kerja, budidaya ikan nila ini dapat mengurangi tingkat pengangguran, yang pada akhirnya juga berdampak pada penanggulangan kemiskinan dan kerawanan sosial.Hal ini memberikan isyarat bahwa pengembangan budidaya ikan nila yang dikelola secara agribisnis cukup prospektif dan menguntungkan. Keuntungan usaha budidaya ikan nila:

• Pangsa pasar sangat luas. Ikan nila dapat dijual di pasar domestik maupun

(15)

• Harga jual lebih tinggi daripada biaya produksi. Misalnya, pada budi daya

ikan nila dalam Keramba Jiaring Apung, Anda tidak perlu mengeluar kan biaya pakan karena dapat memanfaatkan pakan sisa.

• Cara budi daya sangat mudah. Budi daya ikan nila mulai dan pembenihan

hingga pembesaran tidak sulit karena dapat memijah secara alami cukup ditebar di kolam.

• Tahan banting. Ikan nila mudah beradaptasi dengan lingkungan, dan

serangan penyakit. Ikan ini dapat dipelihara di air payau dan laut asalkan diadaptasikan terlebih dahulu.

Setiap tahun, permintaan terhadap ikan nila terus naik.Ikan nila tidak hanya diminati penikmat kuliner lokal, tetapi juga dari luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS).Kebutuhan pasar dalam negeri untuk ikan nila pada umumnya berukuran dibawah 500gram/ekor.Sementara itu, kebutuhan pasar ekspor dominan dalam bentuk fillet.

(16)

menggantungkan hidupnya dengan cara bertani yaitu membudidayakan ikan dengan metode keramba jaring apung. Mereka memanfaatkan Danau Toba sebagai tempat membudidayakan ikan.

Foto 1. Keramba jaring apung (Sumber: Koleksi Pribadi, 2017)

3.5. Tenaga Kerja

(17)

ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja

Para petani KJA di Desa Haranggoal tidak mempunyai tenaga kerja atau buruh untuk mengelola kerambanya, karena mereka biasanya mengelola sendiri keramba mereka. Tetapi lainhalnya dengan para toke, mereka mempunyai banyak tenaga kerja untuk mengelola keramba-keramba mereka seperti menjaga keramba dan memberi makan ikan-ikan.Selain buruh yang menjaga keramba, toke juga mempunyai buruh untuk membongkar keramba para petani bila ikan sudah siap panen, menimbang hasil panen para petani, mempacking hasil panen ke dalam plastik sebelum didistribusikan ke pasar.Buruh toke tadi juga bertugas untuk membongkar bibit dan pakan ikan dari truk kemudian mendistirbusikannya kepada para petani yang telah memesan bibit.

Di Desa Haranggaol tenaga kerja biasanya disebut anggota, para toke

sangat membutuhkan banyak para tenaga kerja untuk melancarkan proses distribusi ikan yang akan dipasarkan ke berbagai daerah. Perekrutan tenaga kerja tidak melihat latar belakang pendidikan, tetapi dengan modal kepercayaan dan hubungan kekerabatan. Contohnya satu orang mengajak kawannya untuk bekerja dengan salah satu toke, sebagian ada juga yang langsung menjumpai toke untuk meminta agar di beri pekerjaan. Pekerjaan yang di butuhkan toke di Desa Haranggaol seperti supir, menjaga keramba/ memberik makan ikan, tukang

(18)
(19)

BAB IV

BUDIDAYAKERAMBA JARING APUNG DI HARANGGAOL

4.1. Proses Produksi Proses produksi

4. 1. 1. Kepemilikan Keramba Jaring Apung

adalah aktivitas untuk menambah atau menciptakan

kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor yang tersedia

seperti bahan baku, mesin tenaga kerja, dan dana, yang hasilnya dimanfaatkan

untuk kebutuhan dan kepentingan manusia atau organisasi usaha atau badan

tertentu.Dalam mengelola keramba jaring apung tentu ada juga proses

produksinya karena para petani yang membudidayakan ikan-ikannya tentu

menginginkan sebuah hasil yang besar sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Adapun proses produksi dalam pengelolaan keramba jaring apung,

yakni : pengetahuan, dana, pembuatan keramba, pembibitan, pemeliharan, dan

panen.

Petani keramba jaring apung, kebanyakan adalah masyarakat Desa

Haranggol yang dulunya merupakan petani bawang namun karena menurun

kualitas tanah dan harga jual yang menyebabkan hasil panen menjadi tidak

maksimal sehingga membuat masyarakat untuk beralih menjadi petani keramba

jaring apung.Ada 2 kepemilkan keramba jaring apung di Desa Haranggaol yaitu

masyarakat biasa dan pengusaha/ toke.Selain keramba jarring apung biasanya para

petani juga mempunyai sumber penghasilan lain seperti membuka kede kopi, toko

(20)

4.1.2. Pengetahuan

Adanya budidaya ikan pada keramba jaring apung (KJA) di perairan Danau Toba sangat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di sana, terutama di Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun. Status ekonomi yang tadinya golongan menengah ke bawah berubah menjadi golongan menengah ke atas. Bahkan, bisa dikatakan yang namanya kemiskinan hampir tidak ada lagi di sana.Di era tahun 60″an, perairan Danau Toba sangat kaya dengan sumber daya alamnya. Ikan mujair yang berlimpah menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat pinggiran Danau Toba, sedangkan dari sungai-sungai yang ada di sana juga turut membantu perekonomian masyarakat setempat dengan banyaknya ikan yang terdapat seperti ikan kecil atau ikan kepala putih, ikan lele, ikan itok dan ikan mas yang dipelihara di sawah setelah panen padi selesai. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi pertanian, penggunaan pestisida dan insektisida mulai banyak digunakan petani, menyebabkan populasi ikan menurun tajam bahkan sangat susah ditemukan. Parahnya lagi, dengan beroperasinya kapal-kapal bermesin diesel dan pembuangan oli-oli bekas ke danau mempercepat rusaknya biota danau termasuk ikan-ikan.

(21)

masyarakat mencari alternatif lain untuk bertahan hidup. Masyarakat di Desa Haranggaol mulai beralih membudidaya ikan di pesisir danau dengan membuat kerangka tempat pembudidayaan ikan yang terbuat dari bambu dari yang di ikat ukuran 1 x 1 m dan jaring/net, satu petak berisi ikan 500 ekor ikan. Menurut informan yag saya wawancarai berkembangnya pengetahuan masyarakat tentang membudidaya ikan berawa dari cara coba-coba dan bisa dengan sampai sekarang ini, yang bahan pembutan keramba jaring berawal dari bamboo dengan luas petak 1 x 1 meter, hingga yang terbuat dari kayu yang berukuran 4 x 4 meter hingga 5 x 5 meter, sampai saat ini yang terbuat dari besi yang berukuran 5 x 5 meter. Sejak itulah masyarakat terutama yang tidak memiliki lahan untuk berladang/bertani mulai beralih ke budidaya ikan dengan jenis ikanmas yang disebut dengan keramba.

(22)

Kesadaran masyarakat yang mulai tinggi akan kebutuhan protein membuat permintaan ikan terus meningkat dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun.Hal itu juga yang membuat keberadaan KJA semakin banyak di Danau Toba. Di Haranggaol sendiri jumlah KJA milik masyarakat sudah mencapai lebih dari 6.000 an unit. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 50 ton ikan nila keluar setiap hari dengan daerah pemasaran Medan, Rantau Parapat, Tanjung Pinang, P.Siantar dan lain sebagainya. Sampai saat ini petani keramba jaring apung masih tetap menekuni untuk membudidayakan ikan nila karena dianggap masih sangat memberi untung yang besar dibandingkan dengan bercocok tanam bawang.

4.1.3. Pembuatan Keramba

Keramba jaring apung (KJA) dapat dibuat dalam berbagai ukuran. Desain dan bahan tergantung pada kemudahan penanganan, daya tahan bahan baku,harga, dan faktor lainnya. Jaring atau wadah untuk pemeliharaan ikan tawar dibuat dari bahan polietilen.Bentuk dan ukuran bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh jenis ikan yang dibudidayakan, ukuran ikan, kedalaman perairan, serta faktor kemudahan dalam pengelolaan. Dari hasil penelitian yang ditemukan maka biaya yang harus dibayar konsumen kepada si pembuat keramba untuk pembuatan satu unit keramba jaring apung adalah tiga belas juta lima ratus rupiah.

Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian, antara lain : 1. Kerangka Keramba Jaring Apung

(23)

ekonomis dari bahan tersebut.Pada awalnya masyarakat Haranggaol membuat kerangka keramba dari bahan kayu.Pada umumnya petani ikan jaring terapung menggunakan kayu sebagai bahan utama pembuatan kerangka, karena dari dulunya sudah menggunakan bahan yang terbuat dari kayu disebabkan ketersediaannya di lokasi budidaya sangat banyak. kayu yang digunakan untuk kerangka mempunyai garis tengah 5 – 7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara 3 – 5 cm. Jenis kayu yang digunakan terbuat dari pohon ingul. Pohon ingul merupakan pohon yang banyak tumbuh di hutan Desa Haranggaol dan memiliki daya tahan yang kuat pohon ingul juga sering digunakan oleh petani untuk membuat solu atau sampan.

Pada tahun 2008 masyarakat Desa Haranggaol membuat Kerangka Jaring Apung dari bahan besi. Bagi masyarakat desa Haranggaol pembutan kerangka keramba jaring apung yang terbuat dari besi relatif murah dari pada kayu hal ini disebabkan karena proses pengambilan/pembelian kayu yang lumayan lama atau memakan biaya yang cukup mahal tergantung jenis kayu yang digunakan dan jika dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 2–5 tahun. Sesudah 2–5 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi kembali atau diganti dengan bahan besi. Jika akan memakai besi anti karat sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/ angka waktu pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 10-15 tahun. Sama halnya seperti yang diucapkan oleh bapak J. Saragih:

(24)

karena bahan kayu dari pohon Ingul susah didapat karena hanya ada di harangan. Tetapi sejak tahun 2016 ada istilah pergantian kerangka keramba dari kayu ke besi, para petani hanya mengganti kerangkanya saja dan tetap menggunakan net (jaring) yang lama”.

Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5 X 5 meter.Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat tidak hanya satu lubang tetapi satu unit.Satu unit jaring terapung terdiri dari dua buah lubang.

2. Pelampung Keramba Jaring Apung

(25)

Foto 3. Pelampung drum plastik (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)

3. Pengikat Keramba Jaring Apung

Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring. 4. Jangkar Keramba Jaring Apung

(26)

5. Jaring Keramba Jaring Apung

Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan, untuk ikan air laut ukuran kantong jaring yang biasa digunakan berukuran mulai 2 X 2 X 2 m sampai 5 X 5 x 5 m. Sedangkan untuk jenis ikan air tawar berkisar antara 3 X 3 X 3 m sampai 7 X 7 X 2,5 m. Untuk mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan binatang lain, biasanya kantong jaring terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong jaring dalam. Ukuran jaring bagian luar biasanya mempunyai mata jaring (mesh size) yang lebih besar.Salah satu contohnya adalah sebagai berikut:

a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 2 inch (5,08 cm) yang dipergunakan sebagai kantong jaring luar.

b. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm) atau 1,5 inch (3,81 cm) dipergunakan sebagai kantong jaring dalam.

(27)

6. Pemberat Keramba Jaring Apung

Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari batu atau timah yang masing-masing beratnya antara 2–5 kg.Fungsi pemberat ini agar jaring tetap simetris dan pemberat ini diletakkan pada setiap sudut kantong jaring terapung. 7. Tali / tambang Keramba Jaring Apung

Tali / tambang yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kondisi perairan pada perairan tawar adalah tali plastik yang mempunyai diameter 5–10 mm, sedangkan pada perairan laut tali / tambang yang digunakan terbuat dari nilon atau tambang yang kuat terhadap salinitas.Tali/tambang ini dipergunakan sebagai penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali tambang ini mempunyai istilah lain yang disebut dengan tali ris.

4.1.4. Pembibitan

Para petani KJA tidak melakukan pembibitan untuk mengisi keramba mereka, petani lebih memilih membeli bibit yang sudah ada dari toke dengan ukuran 9-12 cm, hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian diawal karena bibit yang dibeli dari toke akan digaransi selama satu bulan. Petani KJA di Desa Haranggaol yang membeli bibit dari toke tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli bibit tersebut atau bisa dikatakan hutang karena ketika panen nanti baru dibayarkan oleh toke.Mereka harus menjual ikan hasil panen kepada toke tempat mereka mengambil bibit.Tetapi sekarang bibit yang diberi toke tidak lagi digaransi karena toke sudah memberi bibit beserta restantnya. Seperti yang diungkapkan oleh bapak St. J. Purba:

(28)

pastinya berapa karena bibitnya tidak dihitung melainkan dikira-kira saja atau ditafsir”.

Foto 4. Bibit ikan nila (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)

Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya ikan tidak mengalami stres atau kematian akibat perbedaan suhu tersebut.Benih yang ditebar berukuran 5 – 8 cm, berat 30 – 50 gr dan padat tebar 50 – 70 ekor/m3.

4.1.5. Pemeliharaan

(29)

sehingga efektif dan tidak terbuang. Di Haranggaol para petani menggunakan pakan ikan terapung, alasannya mudah didapat dan disukai ikan.

Meskipun harganya mahal, petani tetap memilih menggunakan pellet apung daripada pellet tenggelam. Banyak keuntungan yang didapat dengan menggunakan pellet apung, seperti dapat membuat pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat dan besar ikan menjadi maksimal. Sebelumnya dengan pellet tenggelam hanya akan menyebabkan limbah yang menumpuk di bawah sekitar keramba. Penumpukan pellet yang berhari – hari mengakibatkan bakteri dan virus berkembang sehingga dapat mengganggu kesehatan ikan. Karena adanya pengalaman akan kematian ikan di keramba yang membuat para petani beralih ke pellet apung meskipun harganya lebih mahal dari pellet tenggelam.

(30)

pakan berupa sayur-sayuran ini biasanya ketika mendekati masa panen. Sementara selebihnya digunakan pellet ikan apung. Setiap hari ikan menghabiskan sekitar enam sampai tujuh kilogram ikan sekali makan.Sampai masa panen satu unit ikan menghabiskan sekitar 50 karung yang berisi 30 kg perkarungnya.Apabila ikan sakit biasanya petani memambahkan vitamin atau obat yang sudah dicampur ke pellet.

4.1.5. Panen

Lama pemeliharaan ikan dari benih hingga panen adalah 4 bulan dengan tingkat kelangsungan hidup/Survival Rate 9SR0 80%. Pakan yang diberikan berupa pelet apung dengan dosis 3 – 4% dari bobot total ikan. Frekuensi pemberiannya, 2 kali sehari pada pagi dan sore dengan rasio konversi pakan (FCR) 1,3. Panen dapat dilakukan berdasarkan permintaan pasar, namun umumnya ukuran panen pada kisaran 500 gram/ekor.

Panen dilakukan pada pagi atau siang hari untuk mengurangi resiko kematian ikan. Penanganan panen dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup dan segar antara lain:

1. Pengangkutan menggunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 0 2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari;

C;

(31)

Foto 6. Proses pemanenan ikan (Sumber: Koleksi pribadi, 2017)

Pada saat pemanenan biasanya anggota toke akan datang ke kolam untuk menimbang ikan yang akan dijual, mereka berjumlah tujuh orang, dua orang sebagai penimbang, dua orang sebagai pengangkat ikan dari tambak ke timbangan kemudian dua orang bertugas untuk memasukan ikan yang sudah ditimbang ke dalam kurungan milik toke dan satu orang lagi sebagai pencatat hasil timbangan. 4. 2.Proses Distribusi

(32)

budidaya dan penangkapan ikan air tawar terhadap total produksi ikan nasional sebesar 29,1%. Peningkatan ini merupakan dampak dari inovasi teknologi, pertambahan areal dan ketersediaan benih ikan yang berkualitas. Pada tahun 2005, total produksi nasional dari budidaya ikan sebesar 2,16 juta ton.

Permintaan pasar dalam negeri untuk kebutuhan hasil perikanan semakin meningkat dari tahun ke tahun, keadaan ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat yang sudah cukup mengerti tentang besarnya manfaat kebutuhan gizi dan kesehatan guna meningkatkan perkembangan tingkat kecerdasan pada anak-anak dan mengurangi gejala kekurangan gizi pada manusia. Dukungan pemerintah dalam menunjang terpenuhinya kebutuhan bibit berkualitas memang telah ada akan tetapi belum mencukupi sehingga bibit yang dipakai masih memiliki kualitas rendah yang mengakibatkan produktivitas tidak masksimal. Harga pakan yang kian meroket juga menjadi permasalahan bagi petani ikan karena sangat pakan memiliki komposisi 65% dari kebutuhan modal, sedangkan harga jual sangat berfluktuasi yang dapat merugikan bagi petani.

Ikan–ikanyang telah dipanen harus tetap dipertahankan mutunya sampai di pasaran.Oleh karena itu, penanganan pasca-panen harus dilakukan dengan baik dan benar.Penanganan pascapanen ikan yaitu pembersihan, pemberokan, pengolahan, pengangkutan dan pemasaran. Seperti pernyataansalah satu toke, yaitu bapak Manto Sinaga:

(33)

Para petani tidak ada yang menjual langsung hasil panennya di pasar karena mereka biasanya menjual hasil panen langsung kepada toke.Karena bila menjual langsung ke pasar resiko yang dihadapi akan cukup besar apabila ikan yang dijual dipasar tidak laku, sehingga mereka menjual langsung kepada toke. Toke akan datang langsung keramba untuk menimbang ikan-ikan yang sudah siap untuk dipanen. Sehingga para petani tidak perlu untuk membongkar keramba, melainkan para anggota toke lah yang akan membongkar. Warga yang tidak mempunyai keramba yang bekerja sebagai nelayanlah yang menjual hasil tangkapan mereka ke pasar, karena bila mereka menjual ke pasar harganya lumayan lebih tinggi disbanding bila mereka menjualnya kepada toke.

Petani yang diberi pinjaman oleh toke harus menjual hasil panennya kepada toke tersebut. Di desa Haranggaol para petanilah yang meminta bantuan modal kepada para toke, bukan toke yang yang menyodorkan secara langsung kepada para petani. Walaupun harus menjual hasil panen kepada toke yang memberi pinjaman, toke tidak dapat memonopoli harga jual ikan, karena para petani juga mengetahui harga jual ikan, dan juga biasanya harga jual diantara para toke mempunyai harga jual yang hamper sama.

Harga jual hasil panen para petani tidak menentu setiap kali panen, karena apabila hasil tangkapan ikan laut sedikit maka harga jual ikan para petani KJA akan naik begitu juga sebaliknya, apabila hasil tangkapan ikan laut banyak maka harga jual ikan para petani KJA akan rendah.

(34)

wadah untuk mengemas ikan, kepadatan ikan dalam wadah dan sistem pengangkutan.

Ikan yang akan didistribusikan oleh para toke rata-rata 5-10 ton perhari per satu orangtoke. Toke disini tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk sewa trasportasi untuk mendistribusikan ikan-ikannya karena hampir semua toke di Desa Haranggaol mempunyai truk masing-masing, tinggal membayar upah supir dan biaya bahan bakar selama perjalanan.

Foto 7. Ikan siap di distribusikan (sumber: koleksi pribadi, 2017) 4. 3. Proses Konsumsi

(35)

Data FAO mencatat bahwa sejak rahun 2011, untuk pertama kalinya produksi perikanan budi daya dunia telah melampaui produksi daging sapi.

Pengalaman menunjukkan, pada tahun 2012, produksi perikanan budidaya dunia telah mencapai 66 juta ton.Jumlah itu rnelebihi produksi daging sapi yang hanya 63 juta ton. Potensi produk perikanan di kawasan samudra Pasifik akan menjadi alternatif untuk ketahanan pangan dunia. Sebanyak dua pertiga atau 70% produk perikanan terdapat di kawasan Asia Pasifik mampu menghidupi sedikitnya 357 juta pembudidaya ikan skala kecil. Pada tahun 2018 diperkirakan produksi ikan air tawar dapat menyalip produksi perikanan tangkap.Bahkan, pada tahun 2021, Kebutuhan ikan air tawar diperkirakan mencapai 172 juta ton, naik lebih dan 15% dan kebutuhan rata-rata selama ini.lndonesi sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar potensial untuk produk perikanan. Konsumsi kan per kapita Indonesia masih rendah apabila dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara berkembang lainnya.

Dalam lima tahun terakhir tingkat konsumsi ikan per kapita di Indonesia secara berturut-turut sebanyak 28,00 kg (tahun 2008), kemudian meningkat menjadi 29,08 kg (2009) 30,48 kg (2010) 2,25 kg (2011), dan mencapai 33,89 kg (2012). Konsumsi ikan per kapita per tahun tersebut masih di bawah Hongkong yang sudah mencapai 80 kg, Singapura 70 kg, Taiwan 65 kg, Jepang 110 kg, Korea Selatan 85 kg, Malaysia 45 kg, dan Thailand 35 kg.

(36)

jumlah penduduk dan kesadaran akan kecukupan gizi, diperkirakan tingkat konsumsi ikan terus meningkat, termasuk konsumsi ikan nila. Kelayakan usaha budi daya ikan nila ditunjukkan berdasarkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Selain untuk dikonsumsi sebagai makanan utama, ikan nila juga dapat diolah dalam bentuk makan ringan (keripik), abon ikan, ikan asin ataupun daging kaleng olahan (fillet).Tetapi berdasarkan hasil temuan peneliti selama di lapangan petani keramba jaring apung di desa Haranggaol tidak ada yang mengolah hasil budidaya ikan nilanya.Mereka hanya membudidayakan saja, ketika sudah siap untuk dipanen mereka langsung menjualnya kepada toke.Tetapi ada beberapa dari petani yang menjual ikan hasil budidayanya di desa Haranggaol untuk konsumsi rumah tangga.Ikan-ikan nila yang dijual adalah ikan yang sudah hampir mati atau lemas maupun stres, biasanya mereka menyebutnya “laser”.Hal seperti itu juga diungkapkan oleh bapak Lingga.

“Kita tidak ada yang mengolah hasil ikan setelah panen, selain memerlukan pengetahuan lebih khusus lagi pastinya juga akan menyita banyak waktu dan butuh banyak orang untuk proses pengerjaannya. Jadi kita hanya membesarkan ikan saja lalu langsung menjualnya kepada toke ketika sudah siap untuk dipanen.”

4. 4. Permodalan

(37)

masyarakat diberi modal oleh para toke untuk membuka keramba jaring apung tetapi dengan perjanjian yang disepakati antara petani dengan toke.

Peran toke sebagai pemodal hanya berlaku kepada masyarakat yang mempunyai hubungan kekerabatan dan orang terdekatnya saja. Hal ini terjadi karena toke juga harus mempunyai petani yang banyak agar mempunyai stock ikan yang akan dipasarkan dan dibesarkan oleh petani. Ada juga sebagian masyarakat yang mandiri membangun keramba jaring apung dengan modal sendiri tanpa adanya keterikataan dengan toke-toke yang ada di Desa Haranggaol.

Penyediaan bibit ikan bagi petani keramba jaring apung didapat dari toke yang diperoleh dari pembibitan di Kota Siantar.Masyarakat Haranggaol memiliki sistem tersendiri dalam hal penyediaan bibit.Peneliti menemukan adanya petani yang mengambil bibit ikan terlebih dahulu tanpa membayar. Proses pembayaran tersebut dilakukan setelah panen berlangsung. Hal demikian terjadi dikarenakan hubungan kekerbatan antara toke bibit dengan petani dan tidak adanya pengalaman yang merugikan. Sebagian petani lainnya akan membayar di depan ketika mereka membeli bibit ikan dari toke.

Tidak jauh berbeda dalam hal penyediaan pakan dengan bibit.Penyediaan pakan bagi para petani keramba jaring apung didapat dari toke dengan pembayaran setelah panen.

4.5. Kendala / Hambatan

(38)

pekerjaan tersebut. Kendala merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik.Setiap manusia selalu mempunyai hambatan dalam kehidupan sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri ataupun dari luar manusia.Hambatan cenderung bersifat negatif, yaitu memperlambat laju suatu hal yang dikerjakan oleh seseorang ataupun kelompok.Dalam melakukan kegiatan seringkali ada beberapa hal yang menjadi penghambat tercapainya tujuan, baik itu hambatan dalam pelaksanaan program maupun dalam hal pengembangannya.Begitu juga halnya dengan para petani KJA, juga memiliki kendala ataupun hambatan dalam proses budidaya ikan air tawar dan juga kendala/hambatan dalam proses ditribusi yang dialmai oleh pengusaha/ toke.

Adapun kendala yang dihadapi adalah :

1. Kendala Proses Produksi

Kendala dalam proses produksi biasanya dialami oleh setiap petani KJA, sehingga para petani harus sudah siap dengan kendala yang akan ditemui selama proses budidaya ikan. Adapun kendala yang biasa dihadapi oleh petani KJA, adalah :

• Bibit yang mati

(39)

• Kurangnya nafsu makan ikan

Kurangnya nafsu makan ikan merupakan kendala yang sangat fatal dialami oleh petani, hal ini biasanya disebabkan karena adanya ombak besar didanau dan kendala lainnya seperti pengaruh cuaca.

• Naiknya harga pakan ikan

Naiknya harga pakan ikan menjadi kendala oleh petani karena harga pakan ikan naik belum tentu harga jual ikan yang dimiliki oleh petani belum tentu naik.Harga jual ikan tidak ditentukan oleh naiknya harga pakan ikan tetapi disebabkan oleh permintaan pasar.

• Harga jual rendah

Harga jual rendah disebabkan oleh permintaan pasar, hasil ikan laut berpengaruh terhadap harga jual ikan danau. Jika hasil ikan laut banyak maka permintaan pasar ikan air tawar akan berkurang.

• Masa pemanenan tergantung toke

Kendala panen juga tergantung toke, sebab toke mempunyai wewenang mengambil atau memamen ikan siapa yang duluan dipanen. Toke mempunyai beberapa petani dan mempunyai keramba jaring apung yang banyak.Hal ini terjdi hanya petani yang terikat pada toke.

• Ombak yang besar

(40)

2. Kendala Proses Distribusi

Kendala dalam proses distribusi akan dialami oleh pengusaha/ toke yang menampung semua hasil panen dari para petani. Para toke harus mampu mempertahankan mutu ikan-ikan yang telah dipanen hingga ke pasar. Oleh karena itu, penanganan pasca-panen harus dilakukan dengan baik dan benar.Penanganan pasca-panen ikan yaitu pembersihan, pemberokan, pengolahan, pengangkutan dan pemasaran.

Adapun kendala yang biasa dihadapi oleh pengusaha/ toke adalah: • Sarana Transportasi.

Sarana transportasi sangat berpengaruh dalam proses pendistribusian ikan menuju pasar atau distributor, dimana para toke harus mampu mempertahan mutu ikan agar kwalitas ikan yang dipasarkan tetap terjaga. Biasanya kendala yang ditemui dalam proses pendistribusian seperti, kondisi jalan, kondisi kendaraan dan kemacetan lalu lintas.

• Pasokan ikan yang tidak selalu tersedia dari petani.

Jumlah pasokan ikan tidak selalu tersedia dari petani, dikarenakan musim pembibitan yang tidak teratur oleh petani sehingga disaat pasar lagi butuh pasokan ikan para toke tidak bisa memenuhi permintaan. Hal ini disebabkan masa pembibitan yang tidak teratur, karena para petani yang mengatur masa pembibitannya sehingga masa panen dari setiap para petani juga akan berbeda-beda.

(41)
(42)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan yang positif.

(43)

redup. Pada tahun 1990-an terjadi penurunan tingkat kunjungan wisatawan.Ternyata keredupan keindahan desa wisata Haranggaol ini tidak hanya di bidang pariwisata saja. Dalam bidang pertanian, sejumlah produksi komoditas pertanian, seperti bawang, kol, tomat, cabe dan manga pun mengalami kemerosotan.

Merosotnya sektor pariwisata sekitar tahun 1998 dan sektor pertanian tahun 2002 membuat masyarakat beralih mata pencaharian menjadi petani ikan dengan sistem keramba jaring apung.Penelitian ini mendeskripsikan secara umum mengenai:

• Proses perubahan sistem pertanian di Desa Haranggaol dari sistem

pertanian darat menuju sistem pertanian keramba jaring apung.Hama penyakit yang melanda para petani di Desa Haranggaol pada tahun 1990, memaksa para petani untuk berpikir kreatif dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Dengan lahan perairan yang luas yaitu Danau Toba para petani mencoba untuk membudidyakn ikan mas dengan metode keramba jaring apung sebagi medianya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Hal itu tidak bertahan cukup lama karena pada tahun 2004 semua ikan yang berada di keramba terserang virus koi herves. Tetapi para petani tidak mau larut dalam keterpurukan begitu lama, merekapun mengganti jenis ikan yang dibudidayakan yaitu ikan nila. Ikan ini dianggap lebih tahan terhadap virus dibanding ikan mas. Hingga saat ini Keramba jaring apung telah menjadi solusi bagi masalah ekonomi setelah terjadinya krisis moneter di Desa Haranggaol.

(44)

KabupatenSimalungun dengan menggunakan keramba jaring apung sebagai media pembesarannya.Meskipun hasil yang diperoleh menjadi optimal secara materi namun perkembangan kegiatan perikanan yang seperti ini berimplikasi terhadap meningkatnya buangan sisa pakan dan feses ikan ke badan air yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap kehidupan akuatik.Misalnya terjadinya pencemaran air akibat sisa pakan ikan dan bangkai ikan yang dapat menyebabkan terjadinya kematian massal ikan di perairaan danau dan juga mengakibatkan polusi udara dari bau tak sedap bangkai ikan yang mati.

• Pengelolaan Keramba Jaring Apung oleh masyarakat Desa

HaranggaolKeramba yang mulai ditekuni masyarakat sebagai penghasilan baru, menunjukan keberhasilannya. Bahkan, yang tadinya tidak berminat untuk menekuni budidaya ikan mas melalui KJA tergoda setelah melihat hasil yang diperoleh sangat menggiurkan. Secara umum bisa dikatakan bisnis keramba telah berhasil mendorong kegiatan ekonomi masyarakat Haranggaol dan sekitarnya dengan omset miliaran rupiah per bulan. Dampak nyata lainnya adalah aktivitas warga mulai padat dari yang tadinya nyaris tidak terlihat.

(45)

menekuni untuk membudidayakan ikan nila karena dianggap masih sangat memberi untung yang besar dibandingkan dengan bercocok tanam bawang.

Adapun manajemen pengelolaan keramba jaring apung di Desa Haranggaol yaitu:

1) Pembuatan Keramba

Sebelummnya memanajemen keramba jaring pung dan ikan-ikan yang akan dibudidayaka tentunya para petani ahrus membuat terlebih dahul kerambanya. Para petani di Desa Haranggaol biasanya menempah kepada tukang pembuat keramba. Adapun bagian-bagian dari keramba yaitu:

a. Kerangka keramba jaring apung b. Pelampung Keramba Jaring Apung c. Pengikat Keramba Jaring Apung d. Jangkar Keramba Jaring Apung e. Jaring Keramba Jaring Apung f. Pemberat Keramba Jaring Apung g. Tali / tambang Keramba Jaring Apung 2) Pembibitan

Para petani KJA tidak melakukan pembibitan untuk mengisi keramba mereka, petani lebih memilih membeli bibit yang sudah ada dari toke dengan ukuran 9-12 cm. hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian diawal karena bibit yang dibeli dari toke akan digaransi selama satu bulan, dengan perjanjian bahwa ikan-ikan itu akan dijual kepada toke si pemberi bibit.

(46)

Pakan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi perkembangan maupun pertumbuhan ikan.Jenis pakan ikan sendiri dibagi menjadi dua yakni pakan apung dan pakan tenggelam.Di Haranggaol petani menggunakan pakan ikan terapung, alasannya mudah didapat dan disukai ikan.Meskipun harganya mahal, petani tetap memilih menggunakan pellet apung daripada pellet tenggelam. Banyak keuntungan yang didapat dengan menggunakan pellet apung, seperti dapat membuat pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat dan besar ikan menjadi maksimal.

4) Pemanenan

Ikan–ikan yang telah dipanen harus tetap dipetahankan mutunya sampai di pasaran.Oleh karena itu, penanganan pasca-panen harus dilakukan dengan baik dan benar.Penanganan pascapanen ikan yaitu pembersihan, pemberokan, pengolahan, pengangkutan dan pemasaran.Biasanya pada saat pengangkutan sering kali ikan mengalami kerusakan.Untuk menekan kerusakan sekecil mungkin, maka ikan harus dikemas dengan baik.Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah wadah untuk mengemas ikan, kepadatan ikan dalam wadah dan sistem pengangkutan.

5) Kendala

(47)

A. Kendala proses produksi • Bibit yang mati

• Kurangnya nafsu makan ikan

• Naiknya harga pakan ikan • Harga jual rendah

• Masa pemanenan tergantung toke

• Ombak yang besar

B. Kendala proses distribusi • Sarana Transportasi.

• Pasokan ikan yang tidak selalu tersedia dari petani.

• Iklim dan Cuaca

6) Pemasaran ikan setelah pemanenan

(48)

pakan memiliki komposisi 65% dari kebutuhan modal, sedangkan harga jual sangat berfluktuasi yang dapat merugikan bagi petani

5.2. Saran

Umbalan atau upwelling merupakan peristiwa alam yang terjadi pengadukan atau pembalikan air dari lapisan bawah naik ke permukaan dan sebaliknya. Proses ini berakibat pada kematian ikan dan hewan air lainnya secara masal. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah kematian ikan akibat “up-welling” adalah: (1) mensosialisasikan kepada pembudidaya ikan perihal tanda-tanda akan terjadinya kematian missal ikan. Tanda-tanda itu antara lain berupa: cuaca mendung dan atau hujan yang terus-menerus selama 2-3 hari berturut-turut (tidak ada cahaya matahari masuk ke badan air), dan kualitas air waduk mulai menunjukkan penurunan; (2) mengurangi jumlah KJA yang beroperasi atau mengurangi kepadatan ikan yang dipelihara. Jumlah ikan yang dipelihara harus berada di bawah daya dukung perairan; (3) segera memanen ikan yang ukurannya mendekati ukuran konsumsi, untuk menekan kerugian yang dapat timbul; (4) memilih jenis ikan yang lebih toleran terhadap kadar oksigen yang rendah; 5) memindahkan KJA secara regular, missal 1 tahun sekali ke posisi dengan kondisi air yang lebih baik. Serta melakukan aerasi di KJA yang merupakan kegiatan tanggap darurat dan dapat dilakukan hanya sementara waktu; dan (6) untuk mengurangi resiko kematian ikan, juga bisa dilakukan penebaran ikan pemakan planton guna pengendalian blooming alga.

(49)

yang baik terutama dalam padat tebar benih, sehingga penggunaan benih dan pakan tidak berlebihan.

Referensi

Dokumen terkait

Kami harap barang yang sudah kami pesan dapat dikirim paling lambat dua hari setelah menerima surat pesanan, untuk pembayaran akan kami transfer setelah barang

Zakaria Amin, (Pimpinan Dayah Darul Arafah, Jamuan, Aceh Utara) dalam temu bual dengan penulis, 2 Desember 2014.. Namun satu hal yang pasti tujuan dari setiap hukum

 Setiap kolompok diminta untuk menggelompokan gambar-gambar yang berhubungan dengan materi energi dan penggunaannya sesuai dengan tugas yang ada di lembar kerja

Mengingat pembangunan ruang kuliah yang baru dan rehab ruang laboratorium, maka kami bermaksud untuk memesan barang sarana prasarana penunjang yg sesuai dengan penawaran harga

Pengembangan Paket Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Tingkat Madrasah Ibtidaiyah di Kota Mataram.

Rasional penggunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktidan dan hasil belajar siswa karena model ini dapat membuat siswa menjadi aktif dan dapat beinteraksi di

Melihat apa yang sudah dilakukan oleh TWI dalam mengelola wakaf uang sudah sesuai dengan tujuan dan fungsi harta benda wakaf karena dikelola dengan produktif yang manfaatnya

Penggalian arsitektur vernakular, diharapkan tidak hanya mendekatkan rumah tinggal yang akan dibangun kembali nantinya, sesuai dengan segala aktifitas dan budaya masyarakat