• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Demokrasi dan Pemilu di Indonesi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Demokrasi dan Pemilu di Indonesi (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Demokrasi dan Pemilu di Indonesia

TUGAS MAKALAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA

DISUSUN OLEH :

ADITIYA PARLINDUNGAN SITORUS (8111416331)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG 2017

(2)

Daftar

isi... ...2

BAB 1

PENDAHULUAN... ...3

1.1 latar

belakang... ...3

1.3 rumusan

masalah... ...3

1.4 tujuan dan

manfaat... ...3

BAB 2

PEMBAHASAN... ...4

2.1

demokrasi... ...4

2.2 demokrasi di

Indonesia... 6

2.3

pemilu... ...8

2.4 pemilu di

Indonesia... ....10

BAB 3

PENUTUP... ...13

3.1

kesimpulan... ...13

(3)

saran... ...14

Daftar

pustaka... ...15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

(4)

Lalu apa faham yang dianut oleh Negara yang besar ini? Ya, Indonesia menganut Faham Demokrasi, dimana faham ini telah digunakan sejak ratusan tahun sebelum masehi. Sistem demokrasi dalam setiap Negara tentu berbeda mengingat setiap Negara memiliki kebudayaan dan kepribadian serta ideologi yang tidak sama. Dalam pengimplementasian demokrasi di Indonesia, diadakan Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih wakil rakyat, Kepala Daerah, dan Presiden. Keberhasilan Pemilu dapat diartikan keberhasilan pelaksanaan sistem demokrasi yang dianut. Akan tetapi keberhasilan tersebut bergantung pada rakyat. Apabila rakyat faham akan pentingnya demokrasi, maka rakyat akan menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya tanpa terpengaruh dengan noda-noda politik didalamnya. Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan apa yang dimaksud Demokrasi dan Pemilu di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, berikut beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas pada makalah ini :

 Apakah demokrasi itu ?

 Bagaimanakah demokrasi di Indonesia?

 Apakah pemilu itu?

 Bagaimanakah pemilu di Indonesia?

1.3 TUJUAN dan MANFAAT

 Mengetahui apa itu demokrasi.

 Mengetahui demokrasi di Indonesia.

 Mengetahui apa itu pemilu.

 Mengetahui Bagaimana pemilu di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

(5)

A.

PENGERTIAN DEMOKRASI

secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti rakyat dan “kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat berkuasa”(goverment of rule by the people). Demokrasi memiliki arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin. Jadi Negara demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika di tinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atas asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat.

Menurut Henry B. Mayo bahwa sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Penerapan demokrasi diberbagai Negara di dunia, memiliki ciri khas dan spesifikasi masing-masing, yang lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam suatu Negara.

Sehingga dapat disimpulkan Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga Negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga Negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

B.

SEJARAH DEMOKRASI

Di zaman kuno, Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di Negara-kota Athena. Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan Negara yang umum dianggap sebagai Negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena." Dimana Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung

(6)

Luksemburg, Irlandia, Austria, Jerman, Malta, Republik Ceko, Uruguay, Britania Raya, Amerika Serikat, Kosta Rika, Jepang, Korea Selatan, Belgia, Mauritius, Spanyol. Democracy Index memasukkan 53 Negara di kategori berikutnya, demokrasi tidak sempurna: Argentina, Benin, Botswana, Brasil, Bulgaria, Tanjung Verde, Chili, Kolombia, Kroasia, Siprus, Republik Dominika, El Salvador, Estonia, Perancis, Ghana, Yunani, Guyana, Hongaria, Indonesia, India, Israel, Italia, Jamaika, Latvia, Lesotho, Lituania, Makedonia, Malaysia, Mali, Meksiko, Moldova, Mongolia, Montenegro, Namibia, Panama, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Filipina, Polandia, Portugal, Indonesia, Rumania, Serbia, Slowakia, Slovenia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Suriname, Taiwan, Thailand, Timor-Leste, Trinidad dan Tobago, Zambia.

C.

BENTUK-BENTUK DEMOKRASI

Demokrasi langsung

Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi.

Demokrasi perwakilan

Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

D. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI

Bersifat Demokratis (Democratische Rechsstat)

(7)

ditengah masayarakat. Hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku tidak boleh

ditetapkan dan diterapkan secara sepihak oleh

dan/atau hanya untuk kepentingan penguasa secara

bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.

E. ASAS POKOK DEMOKRASI

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan 2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Syarat-syarat mendasar agar suatu negara dikatakan sebagai negara hukum yang demokratis (negara demokratis dibawah rule of law) dapat dilihat rumusanya pada hasil seminar International Commision of Jurists di Bangkok Tahun 1965, yaitu sebagai berikut :

1. Perlindungan Konstitusional dalam arti bahwa konstitusi selain menjamin hak-hak individu harus menentukan juga cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin itu;

2. Badan kehakiman yang bebas ( Independent dan impartial tribunals);

3. Pemiliham umum yang bebas;

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat;

5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisai dan berposisi

(8)

2.2 DEMOKRASI DI INDONESIA

A.

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA.

Dalam sejarah Negara republik inddonesia yang telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode, yaitu:

a. Periode 1945 – 1959 masa demokrasi parlementer.

Pada masa demokrasi parlementer lebih menonjolkan peranan parlemen serta partai – partai. Kelemahan demokrasi parlementer memberi peluang untuk dominasi partai – partai politik dan DPR.

b. Periode 1959 - 1965 masa demokrasi terpimpin.

Pada masa demokrasi terpimpin banyak aspek yang telah demokrasi konstitusional yang menonjolkan system presidensial. Namun dalam perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga – lembaga Negara yang lain. Kelemahan demokrasi ini adalah pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politis penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai – nilai pancasila.

d. Periode 1999 - sekarang masa demokrasi pancasila era reformasi.

Pada masa demokrasi pancasila era reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga Negara, antara lain eksekutif, yudikatif, dan legislative. Kelebihan pada masa ini adalah peran partai politik kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru.

(9)

Presiden Soeharto mengumumkan "berhenti sebagai Presiden Indonesia" pada 21 Mei 1998. Setelah era Seoharto berakhir Indonesia kembali menjadi Negara yang benar-benar demokratis mulai saat itu. Pemilu demokratis yang diselenggarakan tahun 1999 dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pada tahun 2004 untuk pertama kali Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum presiden. Ini adalah sejarah baru dalam kehidupan demokrasi Indonesia.

B. PRINSIP DEMOKRASI DALAM NEGARA INDONESIA

Dalam demokrasi kekuasaan tertinggi di suatu Negara adalah di tangan rakyat, maksudnya adalah menyangkut baik penyelenggaraan Negara maupun pemerintahan. Itu artinya; pertama: pemerintahan berada ditangan rakyat , kedua: pemerintahan oleh rakyat, ketiga: pemerintahan untuk rakyat. prinsip pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat tersebut bagi Negara Indonesia terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang berbunyi: “... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Maka prinsip demokrasi dalam Negara Indonesia selain tercantum dalam pembukaan juga berdasarkan pada dasar filsafat Negara pancasila sila keempat yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Dimaksud bahwa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu didasarkan pada moral kebijaksanaan yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradap. Selain itu dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia juga secara eksplisit tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan Negara Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan Negara, yaitu menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif (trias politica : sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas, mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak. Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian dalam tubuh pemerintahan agar tidak ada penyalahgunaan kekuasaan, antara legislatif, eksekutif dan yudikatif).

(10)

(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga Negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga Negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga Negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga Negara tersebut.

2.3 PEMILU

A. DEFINISI PEMILU

Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu Negara selama jangka waktu tertentu.

Menurut Austin Ranney, pemilu dikatakan demokratis apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

• Penyelenggaraan secara periodik (regular election), • Pilihan yang bermakna (meaningful choices),

• Kebebasan untuk mengusulkan calon (freedom to put forth candidate),

• Hak pilih umum bagi kaum dewasa (universal adult suffrage), • Kesetaraan bobot suara (equal weighting votes),

• Kebebasan untuk memilih (free registration oh choice),

• Kejujuran dalam perhitungan suara dan pelaporan hasil (accurate counting of choices and reporting of results)

Pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

(11)

b. Cara bertingkat, di mana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat), lantas wakil rakyat itulah yang memilih wakil rakyat yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat.

Berdasarkan daftar peserta partai politik

Sistem pemilihan umum terbagi 2 jenis yaitu:

sistem terbuka, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama dan foto peserta partai politik

sistem tertutup, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama partai politik tertentu. Kedua sistem memiliki persamaan yaitu pemilih memilih nama tokoh yang sama di mana tokoh-tokoh tersebut bisa bermasalah di depan publik.

B. FUNGSI PEMILU

Pemilihan umum mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai:

• Sarana memilih pejabat publik (pembentukan pemerintahan), • Sarana pertanggungjawaban pejabat publik, dan

• Sarana pendidikan politik rakyat

Selain fungsi tersebut,akan tetapi pemilu berfungsi juga sebagai :

Media bagi rakyat untuk menyuarakan pendapatnya, Mengubah kebijakan,Mengganti pemerintahan,Menuntut pertanggung jawaban,

Menyalurkan aspirasi lokal .

C. TUJUAN PEMILU

Rakyat sebagai pemegang kedaulatan berhak menentukan warna dan bentuk pemerintah serta tujuan yang hendak dicapai,sesuai dengan konstitusi yang berlaku.

Berikut ini beberapa tujuan pemilu secara umum : Melaksanakan kedaulatan rakyat, Sebagai perwujudan hak asasi politik rakya, Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR,DPD,dan DPRD, serta memilih presiden dan wakil presiden, Melaksanakan pergantian personal pemerintahan secara damai,aman,dan tertib (secara konstitusional), Menjamin kesinambungan pembangunan nasional.

D. PRINSIP PEMILU DEMOKRATIS

(12)

2. Dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

3. Semua tahapan dilaksanakan secara demokratis, prosedural, transparan dan akuntabel.

4. Pemerintah dan jajarannya menjaga integritas dan netralitas.

5. Melindungi dan menjaga kesamaan hak pemilih dengan prinsip satu suara mempunyai nilai yang sama (one person, one vote dan one value)

2.4 PEMILU DI INDONESIA

Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Pada umumnya, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali.

A. ASAS PEMILU

Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga Negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.

B. PERKEMBANGAN PEMILU DI INDONESIA

(13)

pada tahun 1955 merupakan pemilihan umum yang dianggap istimewa karena ditengah suasana kemerdekaan yang masih tidak stabil Indonesia melakukan PEMILU , bahkan dunia internasional memuji pemilu pada tahun tersebut. Pemilihan umum berlangsung dengan terbuka, jujur dan fair, meski belum ada sarana komunikasi secanggih pada saat ini ataupun jaringan kerja KPU.

Semua pemilihan umum tersebut tidak diselenggarakan dalam situasi yang vacuum, melainkan berlangsung di dalam lingkungan yang turut menentukan hasil pemilihan umum itu sendiri. Dari pemilihan umum tersebut juga dapat diketahui adanya upaya untuk mencari sistem pemilihan umum yang cocok untuk Indonesia.

a. Zaman Demokrasi Parlementer (1945-1958)

Pada masa ini pemilu diselenggarakan oleh kabinet BH-Baharuddin Harahap (tahun 1955). Pada pemilu ini pemungutan suara dilaksanakan 2 kali yaitu yang pertama untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan September dan yang kedua untuk memilih anggota Konstituante pada bulan Desember. Sistem yang diterapkan pada pemilu ini adalah sistem pemilu proporsional.

Pelaksanaan pemilu pertama ini berlangsung dengan demokratis dan hikmat,, Tidak ada pembatasan partai politik dan tidak ada upaya dari pemerintah mengadakan intervensi atau campur tangan terhadap partai politik dan kampanye berjalan menarik. Pemilu ini diikuti 27 partai dan satu perorangan.

Akan tetapi stabilitas politik yang begitu diharapkan dari pemilu tidak tercapai. Kabinet Ali (I dan II) yang terdiri atas koalisi tiga besar: NU, PNI dan Masyumi terbukti tidak sejalan dalam menghadapi beberapa masalah terutama yang berkaitan dengan konsepsi Presiden Soekarno zaman Demokrasi Parlementer berakhir.

c. Zaman Demokrasi Pancasila (1965-1998)

Sesudah runtuhnya rezim demokrasi terpimpin yang semi otoriter ada harapan besar dikalangan masyarakat untuk dapat mendirikan suatu sistem politik yang demokratis dan stabil. Salah satu caranya ialah melalui sistem pemilihan umum . pada saat itu diperbincangkan tidak hanya sistem proporsional yang sudah dikenal lama, tetapi juga sistem distrik yang di Indonesia masih sangat baru.

(14)

eksistensinya hanya tiga partai saja. Usaha untuk mendirikan partai baru tidak bermanfaat dan tidak diperbolehkan. Dengan demikian sejumlah kelemahan dari sistem proporsional telah teratasi.

Namun beberapa kelemahan masih melekat pada sistem politik ini. Pertama, masih kurang dekatnya hubungan antara wakil pemerintah dan konstituennya tetap ada. Kedua, dengan dibatasinya jumlah partai menjadi tiga telah terjadi penyempitan dalam kesempatan untuk memilih menurut selera dan pendapat masing-masing sehingga dapat dipertanyakan apakah sipemilih benar-benar mencerminkan, kecenderungan, atau ada pertimbangan lain yang menjadi pedomannya. Ditambah lagi masalah golput, bagaimanapun juga gerakan golput telah menunjukkan salah satu kelemahan dari sistem otoriter orde dan hal itu patut dihargai.

d. Zaman Reformasi (1998-sekarang)

Seperti dibidang-bidang lain, reformasi membawa beberapa perubahan fundamental. Pertama, dibukanya kesempatan kembali untuk bergeraknya partai politik secara bebas, termasuk mendirikan partai baru. Kedua, pada pemilu 2004 untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia diadakan pemilihan presiden dan wakil presiden dipilih melalui MPR. Ketiga, diadakannya pemilihan umum untuk suatu badan baru, yaitu Dewan Perwakilan Daerah yang akan mewakili kepentingan daerah secara khusus. Keempat, diadakannya “electoral thresold , yaitu ketentuan bahwa untuk pememilihan legislatif setiap partai harus meraih minimal 3% jumlah kursi anggota badan legislatif pusat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem pemilu yang pernah di anut di Indonesia adalah :

dan Jumlah kepimpinan yang dipilih rakyat

(15)

Presiden 2

Gubernur 64

Walikota/Bupati 1022

DPR 560

DPRD 20 per kabupaten/kota

DPD 4 per provinsi

DPRA 70

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

A. DEMOKRASI

Demokrasi dalam makna harfiah adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kaitanya dengan kekuasaan politik, rakyat merupakan awal dan akhir, Karena keterlibatan penuh mereka dalam proses politik menjadi sebuah kemutlakan. Austin Reney (Austin Reney, 1996: 94-99) menguraikan beberapa ciri untuk menilai bekerjanya demokrasi dalam sebuah

masyarakat: (1) kedaulatan rakyat (popular sovereignty); (2) kesetaraan politik (political equality); (3) mekanisme konsultasi public (popular consultation) dan (4) pengaturan di tangan mayoritas (majority rule).

B. DEMOKRASI DI INDONESIA

(16)

demokrasi Indonesia. Sedangkan prinsip demokrasi dalam Negara Indonesia berdasarkan pada dasar filsafat Negara pancasila sila keempat yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Dimaksud bahwa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu didasarkan pada moral kebijaksanaan yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradap. Selain itu dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia juga secara eksplisit tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan Negara Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan Negara, yaitu menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif (trias politica)

C. PEMILU DI INDONESIA

Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil".

Sejak kemerdekaan hingga tahun 2014 bangsa Indonesia telah menyeleng-garakan 11 kali pemilihan umum, yaitu 1945, 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 1999, 2004 ,2009 dan 2014. Namun seiring berjalannya waktu sistem pemilu di Indonesia memberikan peluang money politic. Padahal praktek money politic merupakan praktek yang sangat bertentangan dengan nilai demokrasi. Ironisnya praktek money politic ini sudah menjadi kebiasaan dan rahasia umum di masyarakat. Real-nya Sistem demokrasi pemilu di Indonesia masih harus banyak perbaikan, jauh berbeda dibandingkan sistem pemilu demokrasi di Amerika yang sudah matang. Maka solusi untuk mengatasi money politic adalah “Harus ada perubahan bersama, baik itu dari masyarakat, UU, dan juga pemerintah”.

3.2 SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menilai bahwa pada dasarnya seluruh sistem yang ada dalam demokrasi adalah suatu kebaikan bersama. Meski segala kebaikan/kelebihan tersebut masih mengandung kekurangan, apabila sistem tersebut berjalan dengan baik, kekurangan tersebut dapat diminimalisir.

(17)

pendidikan kewarganegaraan telah diberikan semenjak jenjang sekolah dasar, tetap tidak mendorong elit politik maupun masyarakat sendiri untuk bersikap Luber Jurdil. Ketika kita memandang secara luas, tentu penyampaian sikap kewarganegaraan melalui jenjang sekolah masih belum maksimal karena masih banyaknya anak tidak bersekolah. Meski perkembangan teknologi semakin canggih, segala informasi tercakup didalamnya, namun tidak semua rakyat sempat mengenyam canggihnya teknologi tersebut sehingga dapat dipastikan masih membutuhkan komunikasi langsung kepada masyarakat sendiri. Dengan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah Pusat dapat memberikan penyuluhan pada setiap daerah, melalui Pemerintah Daerah yang disampaikan kepada setiap perwakilan organisasi muda yang ada di setiap desa (Karang Taruna) agar penyuluhan kepada masyarakat merata dan lebih maksimal.

Kepada elit politik secara khusus, mestinya mereka lebih memahami makna demokrasi dan pelaksanaan pemilu. Tidak mementingkan ambisi kekuasaan dan kepentingan golongan. Mengingat demokrasi sendiri adalah kepemimpinan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Maka segala kebijakan politik harus mempertimbangkan suara rakyat dengan tidak melupakan unsur moralitas kebudayaan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Martitah. (2013). MAHKAMAH KONSTITUSI : Dari Negative Legislature ke Positive Legislature? Jakarta: Konstitusi Press.

Martitah.(2009). Judicial Review dan Arah Politik Hukum Nasional : (Sebuah Perspektif Penegakan Konstitusi). Jurnal Konstitusi. Vol I No. 1. Hlm 112.

Martitah. (2008). Suksesi Kepemimpinan dan Keistimewaan Jogjakarta. Jurnal Ilmu Hukum Pandecta.Vol 2 No.2. Hlm 28-29.

http://get-and-share.blogspot.com/2013/03/demokrasi-dan-pemilu-di-indonesia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi ,

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Pemisahan_kekuasaan

(18)

http://pantaupemilu.org/pemilu-dan-demokrasi , http://politikindonesia.com/index.php?k=pendapat&i=15403 , http://priankarara.blogspot.com/2013/03/pengertian-pemilu.html,

http://simplenews05.blogspot.com/2013/08/tujuan-pemilihan-umum-pemilu.html

http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/05/demokrasi-di-indonesia-pengertian-sejarah-pelaksanaan-penerapan.html

http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/06/pemilu-di-indonesia-sistem.html

http://sweeperjamnas.wordpress.com/2012/12/28/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia/

http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-indonesia/,

Referensi

Dokumen terkait

(1) Daerah ekonomi maju dan daerah ekonomi kurang maju sebagaimana dimaksud dalam Pasal.. Indeks Potensi dan Kemajuan Daerah dari daerah

Masalah lingkungan hidup yang paling mendesak pada saat ini di Indonesia adalah pencemaran air. Oleh karena itu, program pemeliharaan lingkungan hidup oleh perusahaan Jepang

Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama berjalan lancar. Setelah penyampaian materi dan diskusi tentang teknik PORPE, mahasiswa melakukan aktivitas pembelajaran dengan

Beasiswa merupakan pemberian berupa bantuan keuangan maupun pendidikan yang diberikan perorangan, mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi keberlangsungan

Jumlah saham yang ditawarkan 2.300.178.500 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100,- (seratus rupiah) setiap saham.. Penjamin Pelaksana

Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012.d. Test distribution

membangun objektifitas. Prinsip keseimbangan dan tidak memihak. bahwa apa yang ditulis wartawan semata, tetapi pendapat dari orang yang mempunyai prioritas

Fungsi garantung dalam pupuh XXIX 5 sepertinya tidak jauh dengan fungsi yang ada pada pupuh LII 2, dimana tersu- rat … Sakweh ning kapapag lumingsir aweding wwang ahelap