• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Koefisien Rembesan pada Saluran Irigasi Tersier di Desa Suka Maju Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Koefisien Rembesan pada Saluran Irigasi Tersier di Desa Suka Maju Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Flow Chart Penelitian

Mulai

Menentukan lokasi pengukuran

Menghitung luas penampang saluran

Mengukur nilai parameter

Parameter :

1. Tekstur tanah 2. Efisiensi

penyaluran air 3. Bulk Density 4. Particle Density 5. Porositas 6. Bahan Organik 7. Debit

8. Evapotranspirasi 9. Perkolasi 10. Rembesan

Selesai

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Dalam saluran tersier 2

(8)
(9)
(10)

Saluran BTKO = Berat tanah kering oven (massa tanah kering)

Volume total = volume sing sample

Volume Total = 1

Kerapatan Massa (Bulk Density)

(11)

=

1,32 g/cm Tepi Kiri Saluran

3

Ms = 228,72 g

ρ

b

=

Ms

Vt

=

228,72g/cm3

192,33 g/cm3

=

1,19 g/cm Dalam Saluran

3

Ms = 212,22 g

ρ

b

=

Ms

Vt

=

212,22 g/cm

3

192,33 g/cm3

=

1,11 g/cm Kerapatan Partikel

3

Tepi Kanan Saluran

Berat Tanah = 228,72 g Volume Tanah = 250 ml

Volume air = 200 ml

Volume air tanah = 340 ml

ρ

s

=

berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah) – volume air tanah Volume Ruang Pori = (200 ml+ 250ml) – 340 ml

(12)

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

=

228,72 g/cm 3

200 ml−110 ml

=

2,19 g/cm

Tepi Kiri Saluran

3

Berat Tanah = 212,67 g Volume Tanah = 200 ml

Volume air = 200 ml

Volume air tanah = 300 ml

ρ

s

=

berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah) – volume air tanah Volume Ruang Pori = (200 ml + 200 ml) – 300 ml

= 100 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

=

212,67 g/cm 3

200 ml−100 ml

=

2,12 g/cm Dalam Saluran

3

Berat Tanah = 252,61 g

Volume Tanah = 350 ml

(13)

Volume air tanah = 350 ml

ρ

s

=

berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah) – volume air tanah Volume Ruang Pori = (200 ml + 350 ml) – 350 ml

= 200 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

=

252,61 g/cm 3

350 ml−200 ml

=

1,69 g/cm Porositas

3

Tepi kanan saluran 1 Porositas = �1−ρb

ρs�x100%

= �1−1,32 g/cm

3

2,19 g/cm3�x100%

= 39,72 %

Tepi kiri saluran 1 Porositas = �1−ρb

ρs�x100%

= �1−1,19 g/cm

3

2,12 g/cm3�x100%

= 43,86 %

(14)

Porositas = �1−ρb

(15)

=

1,19 g/cm Kerapatan Partikel

3

Tepi Kanan Saluran

Berat Tanah = 217.23 g Volume Tanah = 250 ml

Volume air = 200 ml

Volume air tanah = 300 ml

ρ

s

=

berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah) – volume air tanah Volume Ruang Pori = (200 ml+ 250ml) – 300 ml

= 150 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

=

217,23 g/cm 3

250 ml−150 ml

=

2,17 g/cm Tepi Kiri Saluran

3

Berat Tanah = 228,10 g

Volume Tanah = 250 ml

Volume air = 200 ml

Volume air tanah = 300 ml

ρ

s

=

berat tanah

(volume tanah−volume pori )

(16)

Volume Ruang Pori = (200 ml + 250 ml) – 300 ml = 150 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

=

228,10 g/cm 3

250 ml−150 ml

=

2,28 g/cm Dalam Saluran

3

Berat Tanah = 260,02 g Volume Tanah = 250 ml

Volume air = 200 ml

Volume air tanah = 320 ml

ρ

s

=

berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah) – volume air tanah Volume Ruang Pori = (200 ml + 250 ml) – 320 ml

= 150 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

=

260,02 g/cm 3

250 ml−130 ml

=

2,16 g/cm3

Porositas

(17)

Porositas = �1−ρb

ρs�x100%

= �1−1,35 g/cm

3

2,17 g/cm3�x100%

= 47,92 %

Tepi kiri saluran 2 Porositas = �1−ρb

ρs�x100%

= �1−1,13 g/cm

3

2,28 g/cm3�x100%

= 40,78 %

Dalam saluran 2

Porositas = �1−ρb

ρs�x100%

= �1−1,19 g/cm

3

2,16 g/cm3�x100%

= 44,90 %

(18)

Perhitungan debit pada saluran satu dan dua

Lokasi Saluran 1 (l/det) Saluran 2 (l/det) Hulu 2,34 2,19 Hilir 2,13 1,79

Saluran 1 Hulu

a. Cara Tampung

Ulangan Waktu (t) Volume (v) Debit (Q) (det) (l) (l/det) I 1,99 6,43 3,232 II 2,22 6,52 2,937 III 1,72 6,40 3,721

Q rata-rata

= 3,232 l/ det + 2,937 l/ det + 3,721 l/det

3

= Q1+Q2+Q3

3

= 3,296 l/det b. Sekat Ukur Thompson H = 7,8 cm

Q = 0,0138 H = 0,0138 (7,8 cm)

5/2

=2,34 l/det

5/2

(19)

a. Cara Tampung b. Sekat Ukur Thompson H = 7,5 cm

(20)

H = 7,6 cm Q = 0,0138 H = 0,0138 (7,6 cm)

5/2

= 2,19 l/det

5/2

Hilir

a. Cara Tampung

Ulangan Waktu (t) Volume (v) Debit (Q) (det) (l) (l/det) I 2,75 4,90 1,810 II 1,69 3,19 1,887 III 2,54 4,20 1,653

Q rata-rata

= 1,810 l/ det + 1,887 l/ det + 1,653 l/det

3

= Q1+Q2+Q3

3

= 1,783 l/det b. Sekat Ukur Thompson H = 7 cm

Q = 0,0138 H = 0,0138 (7 cm)

5/2

= 1,79 l/det

5/2

(21)

Kedalaman = 16,1 cm +18,5 cm +16,2 cm

3

= 16,93 cm

= 0,17 m

Lebar = 133 cm +135 cm +132 cm

3

= 133,34 cm

= 1,334 m

Saluran 2

Kedalaman = 16,1 cm +16,3 cm +15,2 cm

3

= 15,86 cm

= 0,16 m

Lebar = 124 cm +129 cm +125 cm

3

= 126 cm

= 1,26 m

(22)

Perhitungan Kehilangan Air

Lokasi Kehilangan air (l/det) Saluran 1 0,219

Saluran 2 0,408 Kehilangan Air

Saluran 1

Kehilangan Air = Qhulu – Qhilir

= (2,344 – 2,125) l/det

= 0,219 l/det

= 0,219 x 10-3 m3

Kehilangan Air

/det

Saluran 2

Kehilangan Air = Qhulu – Qhilir

= (2,197 – 1,789) l/det

= 0,408 l/det

(23)

Saluran 1dan saluran2

Kc Rumput = 0,85

Temperatur (t) = 26,35 0

Lama Penyinaran Matahari (P) = 4,79 C

Kt = 0,031 lt + 0,240 = 0,031 l(26,35 0

= 1,06

C) + 0,240

K = Kt x Kc K = 1,06 x 0,85

= 0,901

U = KP (45,7+813)

100

= 0,901 x 4,79 (45,7(26,35) + 813)

100

=

87, 057 mm/bln = 2,90 mm/hari

(24)

Saluran 1

(Perkolasi di titik 0 m)

1

(Perkolasi di titik 15 m)

1

(Perkolasi di titik 30 m)

1

h

= 21 cm

(25)

P3

Perkolasi Rata-rata Ulangan 1 = (P1+P2+P3)

3

(Perkolasi di titik 0 m)

(26)

P2

= 6 mm/hari = 0,6 cm/hari

- P3

h

(Perkolasi di titik 30 m)

1

Perkolasi Rata-rata Ulangan II = (P1+P2+P3)

3

(Perkolasi di titik 0 m)

(27)

h1

(Perkolasi di titik 30 m)

1

Perkolasi Rata-rata Ulangan III = (P1+P2+P3)

3

=

(8+5+5) mm /hari

3

=

6 mm/hari

Nilai rata-rata Perkolasi Saluran 1 = (5,66+7+6 ) mm /hari

3

(28)

Saluran 2

(Perkolasi di titik 0 m)

1

(Perkolasi di titik 15 m)

1

(Perkolasi di titik 30 m)

1

h

= 22 cm

(29)

P3

Perkolasi Rata-rata Ulangan 1 = (P1+P2+P3)

3

(Perkolasi di titik 0 m)

1

(Perkolasi di titik 15 m)

(30)

P2

= 15 mm/hari = 1,5 cm/hari

- P3

h

(Perkolasi di titik 30 m)

1

Perkolasi Rata-rata Ulangan II = (P1+P2+P3)

3

(Perkolasi di titik 0 m)

(31)

h1

(Perkolasi di titik 30 m)

1

Perkolasi Rata-rata Ulangan III = (P1+P2+P3)

3

=

(10+9+7) mm /hari

3

=

8,66 mm/hari

Nilai rata-rata Perkolasi Saluran 2 = (13,67+11+68) mm /hari

3

(32)

Lampiran 12. Perhitungan Koefisien Rembesan

Evapotranspirasi = 2,90 mm/hari x Luas saluran l/det

Debit Rembesan = Kehilangan air – (Perkolasi + Evapotranspirasi) l/det

= Debit rembesan per satuan panjang saluran

= 7,2 x 10-6 m2

d kanan = 45 cm

/det

(33)

= 1,24 m

(34)

Debit Rembesan = Kehilangan air – (Perkolasi + Evapotranspirasi)

= Debit rembesan per satuan panjang saluran

(35)

Lampiran 13. Perhitungan efisiensi saluran

No Lokasi Jarak pengukuran Efisiensi(%) 1 Saluran 1 30 m 91,02 2 Saluran 2 30 m 81,02 Saluran 1

Q hulu = 2,34 l/det Q hilir = 2,13 l/det W = Qhilir

Qhulu x 100%

= 2,13 l/det

2,34 l/det x 100%

W = 91,02% Saluran 2

Q hulu = 1,79 l/det Q hilir = 2,19 l/det W = Qhilir

Qhulu x 100%

= 1,79 l/det

2,19 l/det x 100%

W = 81,73%

(36)

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian

Pengukuran Debit Saluran 1

(37)

Pengukuran Perkolasi Saluran 1

Referensi

Dokumen terkait

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP. YANG MENGGUNAKAN BAHAN

Sebagai peserta pada “ Workshop Peningkatan Mutu Dosen dalam Penyusunan Proposal” Program Riset Terapan yang akan diselenggarakan pada tanggal 18 s.d. Untuk

Directorate General of Resources for Science, Technology and Higher Education On behalf of the Government of Indonesia, we would like to convey our sincere. appreciation of

Tim Teknis Pelestari tyto alba yang selanjutnya disebut Tim teknis adalah tim yang dibentuk dalam musyawarah desa yang bertugas sebagai Lembaga Pelestari burung hantu

% tahap studi Awal masuk hingga kolokium 60% kolokium hingga seminar 31% seminar hingga ujian tesis 4% perbaikan tesis 5% Rentang Waktu antara Masuk dan Kolokium

Sistem Informasi Pelayanan Publik adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi dari Penyelenggara

Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan menyampaikan hasil seleksi akhir proposal kepada institusi pengusul pada akhir

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Revance, Confidence,