• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS

IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA

(Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta)

SKRIPSI

Oleh :

TRI WIJAYANTO

K7407148

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI

IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS

IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA

(Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta)

Oleh :

TRI WIJAYANTO

K7407148

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

Tri Wijayanto. K7407148. PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta). Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : (1) Untuk menganalisis

pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan

secara parsial terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. (2) Untuk

menganalisis pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi

kreatif iklan secara simultan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha.

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian deskriptif

kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Populasi penelitian

ini adalah seluruh mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS

Kentingan Surakarta pada tahun 2011. Pada penelitian ini besarnya jumlah sampel

ditentukan sebanyak 80 responden. Try out yang dilakukan terhadap 30 responden

di dalam populasi, dengan hasil 32 item soal valid 24 dan reliabel. Adapun teknis

analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) hasil

perhitungan data untuk variabel pesan iklan memiliki tingkat signifikansi 0,025,

variabel daya tarik iklan memiliki tingkat signifikansi 0,004, variabel frekuensi

iklan memiliki tingkat signifikansi 0,009, variabel strategi kreatif iklan memiliki

tingkat signifikansi 0,026. Oleh karena probabilitas (pesan iklan, daya tarik iklan,

frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan) lebih kecil dari 0,05 maka dapat

dikemukakan bahwa variabel (pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan

strategi kreatif iklan) berpengaruh secara parsial terhadap efektivitas iklan sepeda

motor Yamaha. (2) adanya pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan,

dan strategi kreatif iklanterhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. Hal ini

tercermin dari hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000. Karena nilai

(6)

commit to user

vi

disimpulkan bahwa variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan

strategi kreatif iklan berpengaruh secara bersama-sama terhadap efektivitas iklan

(7)

commit to user

vii

Tri Wijayanto. K7407148. INFLUENCE OF MESSAGE ADVERTISING, ADVERTISING ATTRACTION, FREQUENCY ADVERTISING, CREATIVE ADVERTISING STRATEGY AND ADVERTISING EFFECTIVENESS OF MOTORCYCLE YAMAHA (Study On Student Guidance and Counseling Kentingan UNS Surakarta). Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Surakarta Sebelas Maret University. July 2011

The purpose of this study was to analyze: (1) To analyze the influence of

advertising messages, advertising appeal, the frequency of advertising, and

advertising creative strategy partially to the effectiveness of ads Yamaha

motorcycle. (2) To analyze the influence of advertising messages, advertising

appeal, the frequency of advertising, and advertising creative strategy

simultaneously against the effectiveness of ads Yamaha motorcycle.

This type of research conducted by the author is a descriptive research

with quantitative data collection techniques in the form of questionnaires. The

study population was all students in the Yamaha motorcycle users FKIP

Kentingan UNS Surakarta in 2011. In this study the large number of samples is

determined by 80 respondents. Try outs are conducted on 30 respondents in the

population, with 32 items about the results of 24 valid and reliable. The technical

analysis of the data used is the technique of multiple linear regression analysis.

Based on this research can be concluded that (1) the calculation of data

for variable message advertising has a significance level of 0.025, the variable has

the appeal of ads 0.004 significance level, the variable frequency having a

significance level of 0.009 ads, advertising creative strategy variables have a

significance level of 0.026. Therefore the probability (advertising messages,

advertising appeal, the frequency of advertising, and advertising creative

strategies) is smaller than 0.05, it can be argued that the variable (advertising

messages, advertising appeal, the frequency of advertising, and advertising

creative strategies) affect partially against Yamaha motorcycle advertising

effectiveness. (2) the influence of advertising messages, advertising appeal, the

(8)

commit to user

viii

of ads Yamaha motorcycle. This is reflected in the results obtained by the F test

probability value of 0.000. Because the probability value (0.000) is smaller than

0.05, then Ho is rejected, so it can be concluded that the variable message

advertising, advertising appeal, the frequency of advertising, and advertising

creative strategies jointly influential on the effectiveness of ads Yamaha

(9)

commit to user

ix

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan lain dan

hanya kepada Allah kamu berharap.

(QS. Al Insyirah : 6-8)

Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian

itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.

(QS. Al Baqarah : 45)

Tak Lelah, Tak Menyerah, Tak Putus Asa, Berdo’a dan Terus Berusaha.

InsyaAlloh Keberhasilan dan Impian akan Tercapai

(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk:

Bapak ibu tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan pengorbanan yang tiada tara.

Kakak-Kakakku (Eko, Dwi, Nur, Asri) tersayang

Keponakanku (Auliya dan Zahra) tercinta

Teman-teman (Topic, Hery, Suko, Jojo, Sakim, Cahyo, Dhanar, Adhi)

Teman-teman PTN 2007

(11)

commit to user

xi

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia,

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Pesan Iklan, Daya Tarik Iklan, Strategi Kreatif Iklan,dan Frekuensi Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Sepeda Motor Yamaha (Studi Pada Mahasiswa

FKIP UNS Kentingan Surakarta)”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi sebagian

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan dan

kesulitan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi

ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dapat

mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah berkenan

memberikan izin penyusunan skripsi ini;

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui

permohonan penyusunan skripsi ini;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk menyusun skripsi;

4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga yang telah

memberikan pengarahan dan izin atas penyusunan skripsi;

5. Sudarno S.Pd,M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan, dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

6. Dra. Sri Wahyuni M.M, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan saran sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan;

7. Dosen-dosen program Pendidikan Ekonomi BKK PTN FKIP UNS yang telah

(12)

commit to user

xii

8. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dan ikut berpartisipasi dalam penelitian maupun penyusunan

skripsi ini.

Harapan penulis, semoga Allah SWT selalu memberikan pertolongan dan

anugerah yang terbaik atas jasa yang telah diberikan. Saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan

untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

Surakarta, 11 Juli 2011

(13)

commit to user

xiii

JUDUL ... i

PENGAJUAN ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

1. Ruang ingkup Penelitian ... 6

2. Objek Penelitian ... 6

3. Subjek Penelitian ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

(14)

commit to user

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Tinjauan tentang periklanan ... 9

a. Pengertian Periklanan ... 9

b. Fungsi Periklanan ... 10

2. Tinjauan tentang Iklan ... 10

a. Iklan ... 10

1) Pesan Iklan ... 12

2) Daya Tarik Iklan ... 13

3) Frekuensi Iklan ... 16

4) Strategi Kreatif Iklan ... 18

b. Efektivitas Iklan ... 20

3. Tinjauan tentang Media Iklan ... 24

a. Media Cetak ... 24

b. Media Siaran ... 25

c. Media Internet ... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 27

D. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian ... 29

2. Waktu penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 29

(15)

commit to user

xv

1. Jenis dan Sumber Data ... 32

a. Jenis Data ... 32

b. Sumber Data ... 32

2. Metode Pengumpulan Data ... 33

a. Pengertian angket atau kuesioner ... 33

b. Macam-macam angket atau kuesioner ... 33

D. Rancangan Penelitian ... 37

E. Teknik Analisis Data ... 38

1. Uji Persyaratan Analisis ... 38

a. Normalitas ... 38

b. Multikoleniaritas ... 38

c. Heteroskedastisitas ... 39

d. Autokorelasi ... 40

e. Linieritas ... 40

2. Uji Hipotesis ... 41

a. Menghitung Persamaan Garis Regresi Linier ganda ... 41

b. Uji t ... 41

c. Uji F ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 44

A. Deskripsi Data ... 44

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

2. Uji Multikolinearitas ... 47

3. Uji Heteroskedastisitas ... 48

4. Uji Autokorelasi ... 49

(16)

commit to user

xvi

C. Pengujian Hipotesis ... 52

1. Analisis Regresi Ganda ... 52

2. Uji t ... 54

3. Uji F ... 55

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 56

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 60

A. Simpulan ... 60

B. Implikasi ... 61

C. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(17)

commit to user

xvii Tabel

1. Belanja Iklan Televisi Produsen Sepeda Motor Tahun 2007– 2008 ... 1

2. Data Penjualan dan Pangsa Pasar Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006 – 2009 ... 2

3. Deskriptif data identitas pengguna Yamaha ... 44

4. Deskripsi data statistik ... 45

5. Uji Multikolinearitas ... 47

6. Uji Autokorelasi ... 49

7. Uji Linieritas pesan iklan (X1) dengan efektivitas iklan (Y) ... 50

8. Uji Linieritas daya tarik iklan (X2) dengan efektivitas iklan (Y) ... 50

9. Uji Linieritas frekuensi iklan (X3) dengan efektivitas iklan (Y) ... 51

10. Uji Linieritas strategi kreatif iklan (X4) dengan efektivitas iklan (Y) ... 51

11. Koefisien Regresi ... 52

12. Coefficients ... 54

13. Anova ... 55

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Berpikir ... 27

2. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 46

(19)

commit to user

xix Lampiran

1. Jadual Penyusunan Skripsi ... 67

2. Definisi Operasional ... 68

3. Matrik spesifikasi angket ... 70

4. Angket Try Out ... 71

5. Tabel hasil try out Angket ... 74

6. Tabel hasil Perhitungan Validitas Try Out ... 75

7. Tabel hasil Perhitungan Reliabilitas Try Out ... 80

8. Angket Penelitian ... 82

9. Tabel hasil Angket ... 85

10. Hasil Uji Persyaratan Analisis dan Hasil Uji Hipotesis ... 87

11. Surat permohonan izin penyusunan skripsi kepada dekan ... 93

12. Surat permohonan izin penelitian kepada dekan... 94

13. Surat izin penelitian kepada dekan... 95

(20)

commit to user

didukung oleh petumbuhan media cetak maupun media elektronik yang terus

meningkat. Perusahaan haruslah selektif dalam membuat iklan yang paling efektif

untuk mendukung penjualannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, belanja iklan terus mengalami peningkatan

yang signifikan, termasuk belanja iklan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)

sepeda motor. Belanja iklan produsen sepeda motor menempati posisi ketiga terbesar

dengan Rp 1,65 triliun setelah industri telekomunikasi Rp 4,3 triliun dan iklan

pemerintah dan politik Rp 2,2 triliun. Iklan diperlukan oleh produsen sepeda motor

agar dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan. Kenaikan belanja iklan ternyata

paralel dengan kenaikan volume penjualan sepeda motor. Pada tahun 2008, penjualan

sepeda motor mencapai 6,2 juta unit, naik sekitar 35% dibandingkan tahun 2007 yang

berjumlah 4,6 juta unit.

Kenaikan anggaran belanja iklan yang dikeluarkan para produsen sepeda

motor ini diharapkan mampu meningkatkan penjualan produk. Para ATPM yakin

uang yang dikeluarkan sebagai biaya belanja iklan dalam jumlah besar tersebut akan

mendatangkan hasil yang tidak saja bersifat keuangan berupa penerimaan dan

keuntungan, tetapi juga dapat mempertahankan kesetiaan konsumen, menarik

konsumen baru, dan dalam jangka panjang menjadi kunci sukses memenangkan

persaingan bisnis sepeda motor nasional.

Tabel 1. Belanja Iklan Media Televisi Produsen Sepeda Motor Tahun 2007 – 2008

No Merk Motor Tahun

2007 2008

1 Honda 107 Miliar 146 Miliar

2 Yamaha 75 Miliar 92 Miliar

(21)

commit to user

ATPM motor Honda, yakni PT Astra Honda Motor (AHM) menjadi yang

paling banyak membelanjakan iklannya di media televisi. Pada tahun 2008, penguasa

pangsa pasar sepeda motor di Indonesia itu mengeluarkan uang sebanyak Rp 146

miliar atau naik 36% dibandingkan tahun 2007 senilai Rp 107 miliar. Sedangkan PT

Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) hanya membelanjakan Rp 92 miliar

(2008), naik 23% dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 75 miliar.

Tabel 2. Data Penjualan dan Pangsa Pasar Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006 – 2010

Total 4.427.342 4.688.263 6.215.865 5.751.963 7.396.644 Sumber : www.triatmono-wordpress.com yang diolah, 2011

Melihat perbandingan antara besarnya biaya iklan Honda dengan Yamaha,

dimana Yamaha hanya membelanjakan iklan di bawah Honda, namun pencapaian

prosentase penjualannya Yamaha terus mengalami kenaikan dibandingkan dengan

Honda. Efektivitas iklan Yamaha perlu dipertahankan dan harus ditingkatkan melihat

total tingkat penjualan sepeda motor di Indonesia pada akhir tahun masih dibawah

Honda. Karena penjualan sepeda motor Yamaha masih di bawah penjualan sepeda

motor Honda, maka iklan Yamaha harus lebih diefektifkan dengan melihat variabel

mana yang paling berpengaruh terhadap efektivitas iklan Yamaha.

Jika dilihat dari tabel 1 dan 2, besarnya kenaikan belanja iklan yang

dikeluarkan oleh Yamaha berpengaruh positif terhadap hasilnya. Walaupun pada

tahun 2009 kebanyakan produsen sepeda motor di Indonesia sempat mengalami

(22)

commit to user

3

penjualannya di tengah penurunan pembelian sepeda motor nasional. Semenjak tahun

2006 sampai tahun 2010 hasil produk Yamaha selalu mengalami kenaikan penjualan.

Hal itu tentu saja berpengaruh pada prosentase pangsa pasar dari Yamaha. Dalam

akumulasi penjualan sepeda motor dalam akhir tahun, Yamaha masih belum mampu

menjadi market leader perusahaan sepeda motor nasional, yang selama ini disandang

oleh perusahaan Honda.

Efektivitas iklan tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar anggaran iklan

akan tetapi pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan

juga berpengaruh terhadap efektivitas iklan. Pesan iklan dibuat berdasarkan tingkat

keinginan konsumen, keeksklusifan serta kepercayaan konsumen akan pesan iklan

Yamaha. Sehingga calon konsumen dapat menilai dan tertarik akan produk yang

ditawarkan dari iklan Yamaha tersebut. Pesan iklan Yamaha yakni “Yamaha Semakin di Depan” menunjukkan bahwa Yamaha lebih unggul bila dibandingkan dengan pesaingnya. Masing-masing produk Yamaha juga memiliki pesan iklan tersendiri,

seperti; Mio dengan pesannya Yamaha Mio untuk perempuan Indonesia, Yamaha

Mio semakin seru, Yamaha Mio untuk ibu Indonesia. Produk Xeon dengan pesan

semakin tak tertandingi, Produk Jupiter Z dengan pesannya cepat, lincah, handal,

canggih, irit, yang lain jelas semakin ketinggalan. Produk Jupiter MX dengan pesan

iklannya yakni yang lain makin jauh ketinggalan, yang lain semakin pasrah. Produk

Vega dengan pesan iklannya; sepeda motor bagus, kualitas asli jepang, harga

terjangkau, irit, bandel, harga jual kembali tetap tinggi, kualitas semakin

menguntungkan. Produk Vixion dengan pesan; stylish, performance, hi tech, yang

lain nggak bisa ngikutin. Pesan iklan Yamaha tersebut, bertujuan untuk

menyampaikan informasi kepada konsumen akan produk yang sesuai dengan apa

yang dibutuhkan konsumen.

Daya tarik iklan Yamaha di berbagai produk juga turut mempengaruhi

efektivitas iklan Yamaha seperti daya tarik peran pendukung (endorser) yang

dibawakan oleh Deddy Mizwar, Dedi Petet, Mario dengan produk Vega. Komeng,

(23)

commit to user

Choky Sitohang dengan produk Xeon. Tessa Kaunang, Bunga Citra Lestari, Almh Ida

Kusuma dengan produk Mio. Jingle/musik Yamaha yang dibawakan oleh Ahmad

Dhani dan Once, membuat indera pendengaran audiens terasa tertarik untuk

mendengarkannya. Serta sisi humor iklan Yamaha dalam menampilkan produknya,

seperti peran yang dibawakan oleh Komeng dan grup pelawak Bajai yang

mengendarai motor Jupiter mampu meruntuhkan jembatan yang dilaluinya, baju

robek setelah mengendarai sepeda motor Yamaha, Bibir komeng yang dower-dower

saat mengendarai Yamaha. Begitu juga iklan Vega yang dibawakan Dedi Petet dan

Dedy Mizwar, dimana Dedi Petet salah menafsirkan bebek keren, Dedi Petet yang

terjatuh dari kursi saat Yamaha Vega lewat di belakangnya. Semua dilakukan, agar

penyampaian informasi produk lebih menarik dan memukau perhatian pasar

sasarannya.

”Iklan yang dibutuhkan perlu diulangi berkali-kali agar benar-benar

menyampaikan pesan merek kepada konsumen juga untuk menetapkan

besar-kecilnya anggaran periklanan”. (Philip Kotler & Gary Amstrong, 2008:151).

Frekuensi iklan Yamaha yang tinggi pada bagian hari dan waktu yang tepat, akan

dapat menjangkau khalayak sesuai sasaran dari produk yang diiklankan. Seperti

Yamaha yang menjadi sponsor utama program ajang balap motor dunia Moto GP, ini

merupakan keputusan yang sesuai bagi Yamaha sebagai produsen motor dunia.

Pengulangan iklan juga memiliki keterbatasan, yaitu bisa membuat orang

atau khalayak menjadi bosan dan tidak tertarik lagi. “Kalaupun hendak menerapkan

pengulangan iklan, yang dipertahankan cukup tema sentralnya, sedangkan

penyajiannya harus bervariasi”. (Fandy Tjiptono, 1995:237). Daripada dengan iklan

yang sama dua puluh kali, dua versi yang berbeda dapat diulang masing-masing

sepuluh kali, ini akan lebih efektif dalam menghindari kejenuhan khalayak terhadap

iklan produk yang ditampilkan. Iklan Yamaha terlihat telah melakukan variasi iklan

produk yang berbeda misalkan dari Jupiter Z, MX, Mio, Xeon, Vixion dan Bison.

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2008) Dalam menciptakan pesan

(24)

commit to user

5

memutuskan pesan umum yang akan dikomunikasikan kepada konsumen. Strategi

kreatif iklan juga turut berpengaruh terhadap efektivitas iklan Yamaha, seperti

strategi generik iklan Yamaha yang menunjukkan bahwa Yamaha kualitas nomor 1,

harga terjangkau, dan Yamaha semakin di depan. Iklan Yamaha juga menunjukkan

strategi unique selling proposition yaitu dengan menunjukkan kelebihan forged

piston dan diasil sylinder Yamaha yang lebih awet 5 tahun bila dibandingkan dengan

produk sepeda motor pesaing yang hanya 2 tahun.

Melihat persaingan produsen sepeda motor yang sangat ketat ini, produsen

motor Yamaha harus mengefektifkan iklan produknya walaupun dengan anggaran

yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan Honda. Produsen Yamaha haruslah

memikirkan strategi-strategi yang menarik untuk mengambil pangsa pasar mereka

dan menjadikan Yamaha sebagai market leader sepeda motor nasional yang sudah

sejak lama disandang oleh Honda.

Berdasarkan uraian tersebut, periklanan merupakan hal yang penting bagi

pemasaran produk perusahaan, maka menarik untuk dilakukan penelitian dengan

mengambil judul “PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN,

FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP

EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Perkembangan dunia periklanan yang semakin pesat dan didukung oleh

pertumbuhan media cetak maupun media elektronik, membuat perusahaan

haruslah selektif dalam membuat iklan yang paling efektif untuk mendukung

penjualannya. Bagaimanakah perusahaan Yamaha memilih media iklan yang

efektif agar mampu menarik pemirsa dan mampu memenangkan persaingan

(25)

commit to user

2. Pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif

terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan

Surakarta.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk menspesifikasi masalah pada fokus

tertentu sehingga dimungkinkan dapat mengkaji dan meneliti secara lebih mendalam

tentang permasalahan tertentu. Pembatasan yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pengaruh

Pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif iklan terhadap efektivitas

iklan sepeda motor Yamaha FKIP UNS Kentingan Surakarta.

2. Objek Penelitian

Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah :

a. Variabel bebas : Pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif

iklan

b. Variabel terikat : Efektivitas iklan

3. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah semua mahasiswa pengguna sepeda motor

Yamaha di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Kentingan Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pesan iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

efektivitas iklan sepeda motor Yamaha?

2. Apakah daya tarik iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

(26)

commit to user

7

3. Apakah frekuensi iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

efektivitas iklan sepeda motor Yamaha?

4. Apakah strategi kreatif iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

efektivitas iklan sepeda motor Yamaha?

5. Apakah pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan serta strategi kreatif

iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas iklan sepeda

motor Yamaha?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel pesan iklan terhadap efektivitas iklan

sepeda motor Yamaha.

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel daya tarik iklan terhadap efektivitas

iklan sepeda motor Yamaha.

3. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi iklan terhadap efektivitas iklan sepeda

motor Yamaha.

4. Untuk mengetahui pengaruh strategi kreatif iklan terhadap efektivitas iklan

televisi sepeda motor Yamaha.

5. Untuk mengetahui pengaruh pesan iklan, daya tarik, frekuensi iklan, serta

strategi kreatif iklan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan perkembangan

ilmu pengetahuan di bidang pemasaran, khususnya mengenai analisis

efektivitas iklan sepeda motor Yamaha menggunakan metode Analisis Regresi

(27)

commit to user

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran dan

informasi tentang variabel pesan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi

kreatif iklan yang mempengaruhi efektivitas iklan, sehingga nantinya efektivitas

iklan perusahaan dapat lebih ditingkatkan.

b. Bagi FKIP, memberikan informasi kepada mahasiswa sebagai bahan studi

lebih lanjut bagi yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan

topik ini, serta memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis

ilmiah di perpustakaan.

c. Bagi peneliti, menerapkan teori-teori yang pernah dipelajari selama mengikuti

perkuliahan yang berhubungan dengan masalah pemasaran barang sehingga

(28)

commit to user

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori dalam suatu penelitian berisi pengkajian terhadap

pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Pengkajian dapat berbentuk asumsi dan

konsep dalam lingkup studi yang akan diteliti.

A. Tinjauan Pustaka

Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang

relevan dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan

pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang

konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan

permasalahan. Dilihat dari penelitian ini maka tinjauan pustaka yang dikaji adalah

sebagai berikut:

1. Tinjauan Tentang Periklanan

a. Pengertian Periklanan

Menurut Monle Lee & Carla Johnson (2007:3) “Periklanan adalah

komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan

produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat

massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, atau kendaraan umum”.

Sedangkan menurut Mahmud Machfoedz (2010:22) “Periklanan merupakan

sarana komunikasi satu arah dengan khalayak, dan tidak memerlukan perhatian

atau respons secara langsung”. Jadi dapat disimpulkan bahwa periklanan

merupakan suatu sarana komunikasi komersil dan non personal satu arah dengan

khalayak target melalui media yang bersifat massal dan tidak memerlukan

perhatian atau respons secara langsung dari khalayak.

Periklanan dapat menjangkau khalayak yang berada dalam rentang

geografis sangat luas dengan biaya murah untuk setiap publisitas. Periklanan juga

memungkinkan bagi penjual untuk menyampaikan pesan berulangkali, dan

(29)

commit to user

ukuran, popularitas, dan keberhasilan produsen.

Periklanan sangatlah ekspresif, sarana promosi ini memungkinkan

perusahaan untuk mendramatisir produknya dengan menggunakan seni

visualisasi, cetakan, musik pengiring, dan warna yang menarik. Periklanan juga

dapat digunakan untuk membangun citra produk dalam jangka panjang dan untuk

membangun kesadaran tentang keberadaan suatu produk atau perusahaan.

b. Fungsi Periklanan

Terdapat beberapa fungsi dari periklanan yang dilakukan perusahaan,

antara lain:

1) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”

Periklanan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi

penjualannya. Periklanan juga memberitahu konsumen tentang

produk-produk baru.

2) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”

Periklanan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli

merek-merek tertentu atau mengubah sikap merek-mereka terhadap produk atau

perusahaan tersebut.

3) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”

Periklanan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah

produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa

memedulikan merek pesaingnya.

2. Tinjauan Tentang Iklan

a. Iklan

Menurut Fandy Tjiptono (1995:206) “Iklan adalah bentuk komunikasi

tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan

suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa

menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli”. Sedangkan

Mahmud Machfoedz (2010:139) mendefinisikan “Iklan adalah segala bentuk

(30)

commit to user

Jadi dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu bentuk komunikasi

tidak langsung yang ditujukan kepada khalayak luas yang bertujuan

mempengaruhi sikap dan perilaku orang untuk membeli. Setiap iklan harus

memiliki tujuan yang didefinisikan secara jelas. Tujuan-tujuan ini tumbuh dari

strategi pemasaran secara keseluruhan perusahaan dan tugas promosi yang

ditetapkan untuk pengiklanan. “Setiap iklan harus efektif tidak hanya untuk satu

pelanggan, tetapi untuk ribuan, atau jutaan pelanggan”. (Cannon et al, 2009:142).

Tujuan-tujuan spesifik dari suatu kampanye iklan tersebut adalah:

1) Membantu memposisikan merek atau bauran pemasaran perusahaan

dengan menginformasikan dan membujuk pelanggan target atau

perantara mengenai manfaat-manfaatnya.

2) Membantu memperkenalkan produk baru kepada pasar target spesifik.

3) Membantu mendapatkan saluran keluar yang diinginkan dan memberi

tahu pelanggan dimana dapat membeli sebuah produk.

4) Menyediakan kontak secara terus-menerus dengan pelanggan target,

bahkan ketika tidak tersedia tenaga penjualan.

5) Menyiapkan jalan bagi tenaga penjualan dengan mempresentasikan

nama perusahaan dan kegunaan dari produknya.

6) Menghasilkan tindakan pembelian dengan segera.

7) Membantu memelihara hubungan dengan pelanggan yang terpuaskan

dan mendorong lebih banyak pembelian.

Namun secara umum, Terence A. Shimp (2003) mengemukakan tujuan

periklanan tersebut untuk memberikan informasi tentang produk yang diiklankan

(informing), membujuk pelanggan untuk mecoba produk dan jasa yang diiklankan

(persuading), menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para

konsumen (reminding), memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi

persepsi konsumen (adding value), dan sebagai pendamping yang memfasilitasi

upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran (assisting).

Dalam suatu kegiatan periklanan, perusahaan menggunakan jasa berbagai

media untuk menyampaikan rencana pesan atau informasi kepada audiens sasaran.

(31)

commit to user

khalayak sasaran, perusahaan dalam mengiklankan produknya perlu

memperhatikan:

1) Pesan Iklan

Pesan sebuah iklan merupakan makna sentral yang merupakan inti dari

iklan tersebut. Menurut (Philip Kotler, 1996) secara lugas dapat dikatakan bahwa

pesan sebuah iklan merupakan sebuah simpulan dari iklan yang dapat ditangkap

konsumen. Sebuah telaah yang melibatkan faktor efektivitas membuktikan bahwa

kualitas pesan iklan lebih penting daripada jumlah uang yang dikeluarkan. Tidak

berarti bila anggaran yang sangat besar menjamin keberhasilan dalam suatu

kegiatan periklanan, iklan dikatakan berhasil jika berkomunikasi dengan baik,

mampu mendapatkan perhatian, serta mampu mempengaruhi khalayak

sasarannya.

Pesan iklan yang bagus dan menarik sangat penting khususnya dalam

lingkungan pemasangan iklan yang mampu mendapatkan perhatian serta

mempengaruhi khalayak luas. “Usaha untuk memperoleh dan mempertahankan

perhatian, pesan iklan harus direncanakan dengan baik, lebih imajinatif,

menghibur, dan bermanfaat bagi konsumen”. (Rizal dan Furinto, 2009:83).

Twedt (dalam Kotler, 1996:287), “menganjurkan bahwa pesan-pesan

iklan dinilai dari sifatnya yang bisa membangkitkan keinginan, eksklusif, dan

masuk akal”. Philip Kotler (1996:504) berpendapat bahwa “Pesan iklan yang ideal

yakni pesan iklan yang harus menarik perhatian (attention), mempertahankan

ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan

tindakan (action)”.

Pesan iklan dapat berupa angka, huruf, dan kalimat yang mampu

menjalankan suatu sistem. Pesan iklan sama seperti pendorong, yaitu suatu

kegiatan yang menunjukkan segala kebutuhan dari calon konsumen.

Menurut Situmorang (2008), pesan iklan dapat dibuat berdasarkan :

a) Tingkat diinginkannya, yakni iklan harus mengatakan suatu hal yang

(32)

commit to user

b) Keeksklusifannya, yakni pesan harus mengatakan sesuatu yang eksklusif

atau yang membedakan dan tidak terdapat pada semua merek di dalam

kategori produk yang sama.

c) Tingkat dipercayainya, yakni dimana pesan iklan tersebut dapat dipercaya

atau dibuktikan.

“Dalam merencanakan pesan yang baik, kata-kata iklan yang tepat akan membantu sebuah iklan untuk berkomunikasi secara jelas kepada pasar

targetnya”. (Cannon, et al 2009:74). Apa yang harus dikomunikasikan oleh

kata-kata iklan (copy trust) dan ilustrasinya sehingga nantinya pesan yang disampaikan

akan mudah dipahami dan menarik pemirsa.

2) Daya Tarik Iklan

“Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah seberapa besar iklan itu memiliki kemampuan untuk memukau atau menarik

perhatian pasar (audience) sasarannya”. (Makmun Riyanto, 2008). Sedangkan

menurut Monle Lee dan Carla Johnson (2007) Daya tarik periklanan adalah

kemampuan iklan untuk menarik perhatian atau minat para konsumen dan atau

untuk mempengaruhi perasaan-perasaan mereka terhadap produk, jasa, atau

gagasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tarik iklan adalah Kemapuan iklan

untuk memukau, menarik perhatian dan minat (audience) sasarannya. Tujuan

penerapan daya tarik ini adalah untuk menyampaikan informasi agar menarik

pemirsanya. Untuk menarik pemirsanya, iklan dapat menggunakan endorser

seperti selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor

untuk menarik pemirsanya, bahkan tema-tema erotis/seksual sering digunakan.

Menurut Terence A. Shimp (2003) daya tarik yang sering digunakan

dalam iklan :

a) Daya tarik peran pendukung (endorser) dalam iklan

Para pengiklan dan biro periklanan bersedia membayar harga yang

tinggi kepada kaum selebriti tersebut yang disukai dan dihormati oleh

khalayak yang menjadi sasaran yang diharapkan akan mempengaruhi sikap

dan perilaku konsumen yang baik terhadap produk yang didukung. Banyak

(33)

commit to user

dukungan eksplisit dari para nonselebriti. Menurut urutan tingkat

kepentingannya, pertimbangannya adalah kredibilitas endorser, kecocokan

endorser dengan khalayak, kecocokan endorser dengan merek, daya tarik

endorser, dan setelah itu pertimbangan lainnya. Peran pendukung dapat

efektif untuk suatu produk tertentu jika, ada hubungan yang berarti, atau

kecocokan antara selebriti, khalayak, dan produk.

b) Daya tarik humor dalam periklanan

Penerapan rasa humor sebagai daya tarik iklan merupakan hal yang

atraktif karena dapat menarik perhatian dan membangkitkan minat.

Pemakaian humor sangat efektif untuk membuat orang memperhatikan iklan

dan menciptakan kesadaran merek, lebih dari itu, pemanfaatan rasa humor

dapat membawa audiens ke dalam suasana positif. Bila dilakukan dengan

benar dan pada keadaan yang tepat, humor dapat merupakan teknik

periklanan yang sangat efektif.

Terence A. Shimp (2003) menunjukkan bahwa hasil penelitian yang

mendalam dari pengaruh humor, menghasilkan beberapa kesimpulan sementara:

1) Humor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian.

2) Humor menambah kesenangan pada iklan dan merek yang diiklankan.

3) Humor tidak merusak pemahaman tentang produk.

4) Humor tidak menawarkan suatu keuntungan yang lebih dari sekedar

bujukan.

5) Humor tidak menambah kredibilitas sumber.

6) Sifat produk mempengaruhi penggunaan humor. Khususnya, humor akan

lebih berhasil digunakan pada produk yang sudah mapan daripada pada

produk baru. Humor juga lebih layak untuk produk-produk yang lebih

berorientasi pada perasaan, atau pengalaman, dan pada produk yang tidak

sangat membutuhkan keterlibatan konsumen.

c) Daya tarik rasa takut

Logika yang mendasari penggunaan daya tarik rasa takut adalah untuk

(34)

commit to user

argumen-argumen pesan. Pemakaian rasa takut diharapkan akan sangat

efektif sebagai cara untuk meningkatkan motivasi. Para perusahaan mencoba

memotivasi para pelanggan untuk mengolah informasi dan melakukan

tindakan dengan menggunakan daya tarik rasa takut yang menyebutkan

konsekuensi negatif jika tidak menggunakan produk yang diiklankan, atau

konsekuensi negatif dari perilaku yang tidak baik.

d) Rasa bersalah sebagai pemikat

Seperti rasa takut, rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi

negatif. Daya tarik terhadap rasa bersalah itu kuat karena secara emosional

rasa bersalah memotivasi orang dewasa untuk melakukan tindakan

bertanggung jawab yang menyebabkan penurunan dalam tingkat rasa

bersalah. Para pengiklan dan komunikator pemasaran lainnya menyajikan

rasa bersalah dan mencoba untuk membujuk para calon pelanggan dengan

menegaskan atau menyimpulkan bahwa rasa bersalah dapat dihapus dengan

menggunakan produk yang dipromosikannya.

e) Pemakaian unsur seksual di dalam periklanan

Daya tarik seksual mempunyai beberapa peran yang potensial. Pertama,

materi seksual dalam periklanan bertindak sebagai daya tarik untuk

mengambil perhatian yang juga mempertahankan perhatikan tersebut untuk waktu yang lebih lama. Peran potensial kedua adalah untuk “meningkatkan

ingatan” terhadap pesan. Peran ketiga yang dijalankan oleh isi seksual dalam

periklanan adalah untuk membangkitkan tanggapan emosional seperti

perasaan merangsang atau bahkan nafsu. Reaksi-reaksi ini dapat

meningkatkan pengaruh persuasif iklan. Iklan yang berisi daya tarik seksual

akan efektif bila dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan, dan

mennciptakan asosiasi yang menyenangkan dengan produk yang diiklankan.

f) Daya tarik musik iklan

Musik telah menjadi komponen penting dunia periklanan hampir sejak

suara direkam pertama kali. Jingle, musik latar, nada-nada popular, dan

(35)

pesan-commit to user

mempengaruhi suasana hati para pendengar.

Pada dasarnya konsumen pasti ingin membeli produk yang berkualitas.

Akan tetapi jika kualitas antara beberapa produk sangat seimbang, mungkin

akhirnya iklan suatu produklah yang dijadikan dasar oleh seorang konsumen

untuk membeli produk yang diminati (Situmorang,2008). Maka dalam hal ini,

daya tarik iklanlah yang akan mempengaruhi persepsi konsumen sehingga iklan

tersebut dapat efektif

3) Frekuensi Iklan

Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (2008) Frekuensi iklan adalah

ukuran jumlah waktu rata-rata orang di pasar sasaran terpapar iklan. Sedangkan

menurut Terence A. Shimp (2003) Frekuensi iklan adalah jumlah waktu dalam

suatu periode dimana para anggota audiens sasaran diekspos kepada sarana media

(melihat, membaca, atau mendengar) yang termasuk dalam jadwal media tertentu.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi iklan adalah jumlah waktu

rata-rata dalam suatu periode dimana audiens sasaran dihadapkan pada sarana

media yang telah dijadwalkan sebelumnya.

Iklan yang semakin luas cakupan medianya dan semakin tinggi frekuensi

tayangnya memungkinkan penonton semakin sering menerima informasi iklan

dan merasakan iklan tersebut). Efek yang menunjang dari pengulangan sudah

sangat diperkuat. Temuan penelitian standar adalah pembelajaran pesan akan

bertumbuh dengan tambahan pemaparan, walaupun dengan kecepatan yang

berkurang yaitu tiap pemaparan yang berikutnya menambah lebih sedikit

dibandingkan yang sebelumnya Engel et al (dalam Mochammad Edris,2008).

Pengiklan juga harus memutuskan cara penjadwalan iklan selama periode

waktu tertentu, dengan tujuan untuk membangun kesadaran yang berlanjut ke

periode iklan berikutnya. Frekuensi iklan yang tinggi jika tidak didukung dengan

waktu penayangan yang tepat akan terasa sia-sia karena iklan tidak akan

menjangkau segmen pasar yang tepat.

Menurut Terence A. Shimp (2003:530), “ketiga day part utama adalah;

(36)

commit to user

time) yang masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan tersendiri”.

Periode waktu utama adalah antara pukul 19.00 dan 23.00 dikenal sebagai prime

time. Program yang terbaik dan termahal ditayangkan selama perode ini. Penonton

paling banyak ada selama prime time ini, dan jaringan-jaringan TV akan

mengenakan harga tertinggi untuk periklanan di prime time.

Periode yang dimulai dengan tayangan berita di pagi hari berlangsung

sampai jam 16.30 dikenal sebagai siang hari (day time). Day time diawali dengan

program-program berita untuk orang dewasa, kemudian dilanjutkan dengan

program-program khusus yang didesain untuk anak-anak. Program di sore hari

dengan tekanan khusus pada opera sabun, talk show, dan berita keuangan

ditujukan pada orang-orang yang bekerja di rumah dan pensiunan.

Masa sebelum dan sesudah waktu utama disebut sebagai fringe time.

Awal fringe time dimulai pada sore hari dan khususnya ditujukan pada anak-anak

tetapi menjadi lebih berorientasi kepada orang dewasa bilamana waktu utama

mendekat. Waktu tambahan di larut malam ditujukan untuk para dewasa muda.

Biaya periklanan, karakteristik khalayak, dan kesesuaian pemrograman sangat

bervariasi pada jam-jam tertentu di suatu hari dan hari-hari tertentu di suatu

minggu. Waktu-waktu dalam sehari ini disebut sebagai bagian hari (day part).

Teori advertising media menyebutkan, penayangan iklan akan

memberikan hasil efektif apabila disampaikan pada tingkat frekuensi efektif,

kemudian menerpa audiens dalam jumlah efektif, serta seharusnya dipasang pada

masa pembelian (Sihombing, 2010). Suatu iklan baru akan efektif jika dilihat

rata-rata tiga kali. Jika hanya satu atau dua kali dianggap belum memberi dampak

signifikan karena tingkat perhatian audiens masih rendah atau belum terbentuk.

Akan tetapi jelas bahwa “pengulangan pesan memiliki keterbatasan, yaitu bisa

membuat orang menjadi bosan dan tidak tertarik lagi”. (Fandy Tjiptono,

1995:237). Solusi sederhana untuk mengatasi masalah kejemuan tersebut adalah

dengan pemakaian iklan yang berbeda dalam strategi pelaksanaan, tetapi

membawa pesan dasar yang sama. Daripada memperlihatkan iklan yang sama 20

(37)

commit to user

Iklan yang efektif biasanya kreatif. Yakni, bisa membedakan dirinya dari

iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja; iklan yang tidak biasa dan berbeda.

Iklan yang sama dengan sebagian iklan yang lain tidak akan mampu menarik

perhatian konsumen. Maka untuk mendapatkan perhatian konsumen pengiklan

harus merencanakan strategi periklanan yang kreatif. Menurut Terence A. Shimp

(2003:420) “Strategi periklanan (advertising strategy) adalah apa yang dikatakan

pengiklan tentang merek yang diiklankan. Sedangkan menurut Monle Lee dan

Carla Johnson (2007) strategi kreatif adalah Sebuah strategi yang berfokus pada

apa yang akan dikatakan atau dikomunikasikan dalam kampanye periklanan. Jadi

dapat disimpulkan bahwa strategi kreatif iklan adalah strategi pengiklan dalam

mengkomunikasikan merek atau produk yang diiklankan. Strategi ini adalah

formulasi suatu pesan periklanan yang mengkomunikasikan keuntungan utama

dari merek atau bagaimana merek tersebut mampu memecahkan masalah

konsumen.

Ada beberapa pendekatan untuk mengerjakan strategi kreatif ini (M.

Suyanto, 2003) antara lain:

a) Strategi Generik

Pendekatan ini berorientasi pada keunggulan biaya keseluruhan dan

diferensiasi. Keunggulan biaya keseluruhan menonjolkan harga yang lebih rendah

dari pesaing. Diferensiasi menonjolkan perbedaan yang mencolok antara merek

suatu perusahaan dengan merek pesaing tanpa superioritas. Diferensiasi terdiri

dari:

(1) Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk terdiri dari bentuk, pernak-pernik, kualitas, keandalan,

kemudahan memperbaiki gaya dan rancangan.

(2) Diferensiasi Pelayanan

Diferensiasi pelayanan meliputi kemudahan pemesanan instalasi pelatihan

(38)

commit to user

(3) Diferensiasi personal

Diferensiasi personal adalah diferensiasi yang ditunjukkan oleh

keunggulan personal.

(4) Diferensiasi Saluran

Diferensiasi saluran adalah diferensiasi yang ditunjukkan lewat

keunggulan rancangan distribusi, cakupan, keahlian, dan kinerja.

(5) Diferensiasi Citra

Diferensiasi citra merupakan diferensiasi yang ditangkap oleh konsumen

berupa citra merek.

b) Strategi Premtive

Strategi premtive serupa dengan strategi generik, tetapi strategi ini lebih

menonjolkan superioritas. Strategi premtive sering digunakan oleh perusahaan

yang mempunyai produk sedikit. Strategi premtive merupakan strategi yang

cerdik karena menonjolkan superioritas dan merupakan pernyataan yang unik.

Meskipun demikian, perusahaan haruslah menghindari dalam melebih-lebihkan

manfaat produk dengan mengatakan sesuatu yang mengada-ada, karena jika hal

tersebut tidak benar maka akan merugikan perusahaan itu sendiri.

c) Strategi Unique Selling Proposition

Strategi unique selling proposition merupakan strategi yang berorientasi

pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk

saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang dicari atau dijadikan

alasan bagi konsumen untuk menggunakan suatu produk karena produk dibedakan

oleh karakter yang spesifik.

d) Strategi Brand Image

Sebuah merek atau produk dapat diproyeksikan pada suatu citra (image)

tertentu (melalui periklanan). Gagasannya adalah agar konsumen dapat menikmati

keuntungan psikologis dari sebuah produk (selain keuntungan fiskal yang

mungkin ada). Biasanya strategi ini berorientasi pada simbol kehidupan.

e) Strategi Inherent Drama In the Brand

Strategi inherent drama in the brand atau strategi karakteristik produk

(39)

commit to user

dramatik yang diekspresikan pada manfaat tersebut.

f) Strategi Positioning

Strategi positioning merupakan dasar dari strategi pemasaran, yang

menempatkan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dihati

konsumen. Perusahaan berupaya untuk membangun atau menduduki relung

mental dalam hubungan dengan pesaing yang teridentifikasi. Strategi positioning

merupakan strategi terbaik untuk menyerang suatu pemimpin pasar; memerlukan

komitmen jangka panjang secara relatif bagi upaya-upaya periklanan yang agresif

serta memahami konsumen. (Terence A. Shimp, 2003)

g) Strategi Resonansi

Strategi resonansi ini tidak berfokus pada citra merek, tetapi lebih

terfokus pada situasi atau kondisi yang ditemukan yang menguatkan pengalaman

hidup konsumen. Strategi ini berupaya untuk menimbulkan pengalaman yang

tersimpan dalam benak prospek untuk menciptakan produk dengan makna yang

relevan atau signifikan.

Dari tujuh bentuk strategi kreatif yang telah dibahas, alternatif-alternatif

strategi tersebut, menyajikan panduan yang bermanfaat untuk memahami

perbedaan pendekatan yang tersedia bagi para pengiklan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pilihan dari strategi kreatif. Iklan memadukan alternatif-alternatif

strategi kreatif untuk menarik perhatian pemirsanya.

b. Efektivitas Iklan

Perusahaan serta biro iklan berusaha untuk menciptakan iklan yang

efektif, untuk menarik, mengingatkan serta membujuk konsumen akan produk

perusahaan. Iklan disebut efektif bila ia mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai

oleh pengiklan. Terence A. Shimp (2003:415) mendefinisikan “efektivitas dari sisi

“keluaran” (output), atau dalam pengertian tentang apa yang telah dicapai,

sedangkan efektivitas dari sisi “masukan” (input), atau dalam pengertian

(40)

commit to user

Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran tentang

apa yang telah dicapai dari sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Tanpa

dilakukannya pengukuran efektivitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan

perusahaan dapat dicapai atau tidak.

Menurut Cannon, et al (2009:147) efektivitas bergantung pada sebaik apa

medium tersebut sesuai dengan sebuah strategi pemasaran yaitu, pada tujuan

promosi, pasar target yang ingin dijangkau, dana yang tersedia untuk pengiklanan,

serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan frekuensi

seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya berapa besar. Efektivitas

iklan juga dapat diukur dengan menggunakan Epic model (Yudi Farola Bram,

2005). Epic Model mencakup empat dimensi kritis yaitu empati (empathy),

persuasi (persuasion), dampak (impact) dan komunikasi (communications). 1) Dimensi Empati

Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik

suatu merek. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang

mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau

fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain

Menurut J. Paul Peter dan Jerry C Olson (dalam Y. F. Bram, 2005)

Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, afeksi dan kognisi mengacu

pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap

rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih

sederhana, afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran,

variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negatif, menyenangkan

atau tidak menyenangkan, dan konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan

afektif yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati dan evaluasi yang berbeda

dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya.

2) Dimensi Persuasi

Menurut (Y. F. Bram, 2005), “Persuasi (persuasion) adalah perubahan

kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan satu komunikasi

promosi”. Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu

(41)

commit to user

konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam

mengembangkan daya tarik suatu merek.

3) Dimensi Impact

Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu

iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak

(impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk

(product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan

(involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen

memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of product knowledge) yang berbeda-

beda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat

pilihan pembelian.

4) Dimensi Komunikasi

Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan

konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman

konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan iklan tersebut. Perspektif

pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang

berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi.

Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menetukan informasi

apa yang harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding atau penyandian

tujuan iklan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling tepat

(menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian, iklan ditransmisikan ke

sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan televisi, penawaran

via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu

promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian,

konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke dealer atau melakukan

pembelian.

Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya demi

keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar

(42)

commit to user

kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi

dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interpretasi pribadi mereka

terhadap makna yang ditangkap.

Terence A. Shimp (2003:415) menyatakan “iklan disebut efektif bila

mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan”. Pada taraf minimum,

iklan yang efektif memiliki beberapa pertimbangan berikut :

a) Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif

hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang

diarahkan dengan baik dan terintegrasi.

b) Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para

konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut. Oleh karena itu

iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan,

keinginan, serta apa yang dinilai oleh konsumen.

c) Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika produk

yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen.

d) Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan.

Para pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para pesaingnya dalam

menarik perhatian konsumen.

e) Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan.

Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika

serta dalam pengertian bisnis yang cerdas.

f) Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan iklan

adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Penggunaan humor yang tak efektif

mengakibatkan orang hanya ingat humornya saja, tetapi melupakan pesannya.

Iklan yang efektif biasanya kreatif, yakni bisa membedakan dirinya dari

iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja. Iklan yang sama dengan sebagian

besar iklan lainnya tidak akan mampu bersaing dengan iklan kompetitif dan tidak

akan menarik perhatian konsumen. Secara keseluruhan, iklan yang efektif, kreatif,

harus menghasilkan dampak yang kuat terhadap konsumen. Dengan kata lain,

(43)

commit to user

karakteristiknya cocok dengan merek yang diiklankan secara efektif untuk

mencapai khalayak sasarannya dan menyampaikan pesan yang dimaksud. “Media

periklanan merupakan metode komunikasi umum yang membawa pesan

periklanan, yaitu, televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya”. (Terence A.

Shimp, 2003:504). Perusahaan berusaha untuk memilih media dan sarana yang

karakteristiknya cocok dengan merek yang diiklankan untuk mencapai khalayak

sasarannya dan menyampaikan pesan yang dimaksud.

Dalam suatu kegiatan periklanan, perusahaan menggunakan jasa berbagai

media untuk menyampaikan rencana pesan atau informasi kepada audiens sasaran.

Sebelum perusahaan menentukan mana media yang digunakan dalam periklanan,

perusahaan haruslah merencanakan terlebih dahulu media yang digunakan. Monle

Lee & Carla Johnson (2007:225) berpendapat bahwa “Perencanaan media adalah

suatu proses pengarahan pesan periklanan ke khalayak sasaran pada waktu dan

tempat yang tepat serta menggunakan saluran yang tepat”. Tujuan di dalam

perencanaan media adalah untuk memilih apakah menggunakan media televisi,

radio, majalah, surat kabar, atau media lainnya. Sedangkan dalam pemilihan

media perlu memperhatikan faktor-faktor seperti produk yang diiklankan, sistem

distribusi produknya, editorial, kemampuan teknis media, strategi periklanan

saingan, sasaran yang dapat dicapai, karakteristik media, serta biaya yang harus

dikeluarkan.

3. Tinjauan Tentang Media Iklan

Sebagai satu elemen dalam strategi media, media adalah saluran-saluran

komunikasi yang menyampaikan pesan-pesan pengiklan ke khalayaknya.

Organisasi-organisasi media menjual ruang (dalam media cetak) dan waktu

(dalam media siaran). Media periklanan yang sering digunakan adalah televisi,

koran, majalah, radio, reklame luar ruang dan tempat transit, serta tanggapan

langsung, meskipun internet mulai menjadi pesaing.

a. Media Cetak

Setiap iklan cetak (baik koran maupun majalah) menyajikan hasil dari

(44)

commit to user

huruf secara tepat, serta pemeriksaan, penyetujuan, penggandaan, dan pengiriman

material-material cetak ke koran dan majalah tepat waktu untuk memenuhi

tenggat waktu mereka. Proses produksi ini memerlukan perencanaan yang baik

dan mereka terlibat harus memahami tata letak dan desain, tipografi, serta desktop

publishing (publikasi bahan cetakan menggunakan komputer).

b. Media Siaran

Produksi media siaran (baik iklan televisi maupun radio) sungguh adalah

sebuah dunia yang berbeda dari produksi media cetak. Tentu saja produksi cetak

dan siaran sama-sama memerlukan bakat keterampilan. Meski demikian, proses

produksinya sangatlah berbeda. Tim produksi televisi atau radio memerlukan

pelatihan khusus dan keterampila-keterampilan teknis. Tim periklanan, dari

account executive hingga copywriter, harus memahami proses produksi siaran

serta bagaimana televisi dan radio mengkomunikasikan pesan-pesan periklanan.

Mereka juga harus menguasai terminologi penyiaran.

c. Media Internet

Periklanan internet berbeda dari periklanan siaran dan cetak dalam

kemampuannya untuk menjangkau satu khalayak yang didefinisikan secara

sempit, memungkinkan interaksi langsung diantara konsumen dan pengiklan, dan

menghubungkan konsumen ke informasi produk atau perusahaan lain. Periklanan

internet menyerupai periklanan cetak dan siaran dalam hal tujuannya-untuk

memasarkan barang, jasa, dan citra melalui pesan-pesan persuasif.

Sifat internet (uang memungkinkan pembaruan berkala) menjadikannya

sebuah media periklanan dengan kelas tersendiri. Produk, harga, dan pesan

promosi dapat diubah ssering mungkin mengikuti keadaan. Produksi periklanan di

Internet mengikuti proses yang sama sebagaimana periklanan siaran dan cetak,

konsep periklanan dihasilkan oleh penelitian, perencanaan, dan kolaborasi kreatif.

Telah dikatakan bahwa periklanan interaktif adalah satu bagian kreatifitas, satu

(45)

commit to user

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

penulis lakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Wahyu Arfianto (2010) melakukan penelitian dengan variabel bebas

kualitas pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan dan variabel

terikatnya adalah efektivitas iklan dengan menggunakan alat analisis

regresi linier berganda menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas iklan.

2. Yudi Farola Bram (2005) melakukan penelitian pengukuran efektivitas

iklan menggunakan EPIC model dengan teknik analisis regresi linier,

menyimpulkan bahwa model EPIC (Emphaty, Persuasion, Impact,

Communication) efektif untuk pengukuran efektivitas iklan.

C. Kerangka Berpikir

Hubungan antar konsep dalam penelitian ini menghubungkan pesan

iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan yang

mempengaruhi efektivitas iklan Yamaha. Variabel dependen efektivitas iklan

dipengaruhi oleh variabel independen, yaitu pesan iklan, daya tarik iklan,

frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan. Apabila pesan iklan yang diciptakan

oleh produsen sepeda motor Yamaha itu mencerminkan keinginan konsumen,

produk yang eksklusif dari yang lain, serta dapat dipercaya oleh konsumen, maka

konsumen bukan tidak mungkin akan lebih tertarik untuk melihat dan membeli

produk sepeda motor Yamaha yang ditawarkan.

Sama halnya dengan daya tarik iklan yang diciptakan oleh iklan Yamaha,

melalui peran pendukung (endorser), Jingle/musik, dan sisi humor, Yamaha

mencoba menyampaikan informasi agar menarik pemirsanya. Begitu pula

frekuensi iklan Yamaha, iklan Yamaha akan memberikan hasil efektif apabila

disampaikan pada tingkat frekuensi efektif, kemudian menerpa audiens dalam

jumlah efektif, serta seharusnya dipasang pada masa pembelian, karena dengan

(46)

commit to user

yang mengetahui dan melihat iklan tersebut. Sehingga iklan Yamaha akan lebih

efektif dalam mendapatkan perhatian pemirsa.

Alternatif strategi kreatif iklan Yamaha, dipilih melalui pendekatan

strategi generik; dengan diferensiasi produk dan diferensiasi citra untuk menarik

perhatian konsumen. Ditambah pula strategi unique selling proposition iklan Yamaha menyampaikan keunggulan mesin Yamaha bila dibandingkan dengan

produk sepeda motor yang lain. Yamaha dengan iklannya, ingin menunjukkan

bahwa Yamaha memang semakin di depan. Diharapkan dengan menyampaikan

alternatif strategi iklan Yamaha tersebut, Yamaha mampu meningkatkan

efektivitas iklannya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat kerangka

berpikir seperti pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Pengaruh Pesan Iklan, Daya Tarik Iklan, Frekuensi Iklan dan Strategi

Kreatif Iklan Terhadap Efektivitas Iklan

Sumber : konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini, 2011 Pesan Iklan, Daya tarik,

Frekuensi iklan, dan Strategi Kreatif Iklan

Pesan Iklan (X1)

Daya Tarik Iklan (X2)

Efektivitas Iklan (Y)

Frekuensi Iklan (X3)

Strategi Kreatif iklan (X4)

H 2

H 3

H 4

(47)

commit to user

Menurut Riduwan (2003:163) “Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya”.

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis penelitian yang

diajukan adalah sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pesan iklan terhadap

efektivitas iklan Yamaha.

H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel daya tarik iklan

terhadap efektivitas iklan Yamaha.

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel frekuensi iklan terhadap

efektivitas iklan Yamaha.

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel strategi kreatif iklan

terhadap efektivitas iklan Yamaha.

H5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pesan iklan, daya tarik

iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif iklan secara simultan terhadap

Gambar

Tabel
  Gambar
Tabel 2. Data Penjualan dan Pangsa Pasar Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006 –
Gambar 1. Pengaruh Pesan  Iklan, Daya Tarik Iklan, Frekuensi Iklan dan Strategi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mn = momen lentur nominal pada penampang, Nmm Mu = momen terfaktor pada penampang, Nmm M1 = momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada komponen struktur tekan, diambil sebagai

Untuk melindungi kemuliaan dan pentingnya profesi advokat maka undang-undang memberikan hak imunitas, agar advokat dapat bebas dalam melakukan pembelaan dan tugas-tugas

Penanggulangan fokus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang dilaksanakan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD),

Analisis Sifat Hujan Bulan April 2012 pada umumnya adalah Atas Normal (AN), untuk sifat Normal (N) terjadi di sebagian besar Indramayu timur, Cirebon utara, Subang,

Selain itu pendapat Novak (dalam Buzan 2007:27), mengemukakan bahwa penggunaan peta konsep cukup mengena di memori peserta didik sebab peta konsep lebih mudah diingat

Dimana teknologi yang digunakan dan software pembuatan website sudah bermacammacam jenisnya, salah satunya yaitu Macromedia Flash MX Website ini memuat informasi sederhana

The present study has been determined that the PEF-assisted extraction method using olive oil as solvent had highest of total carotenoid extract (34.16+1.02 µg/g)

menggunakan Optical Power Meter (OPM) dengan variasi panjang kupasan 0,5 , 1 , 1,5 , 2, dan 2.5 cm dan mengetahui pengaruh pelukaian fiber terhadap rugi daya...