• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 5. Perhitungan Bulk Density, Particle Density dan Porositas.

BTKO = Berat tanah kering oven (massa tanah kering) Volume total = volume ring sample = 1

4πd

(2)

Kerapatan Partikel Dalam Saluran

Berat Tanah = 254,41 g Volume Tanah = 205 ml

Volume Air = 300 ml

Volume Air Tanah = 400 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah)- volume air tanah Volume Ruang Pori = (300ml+205ml) – 400ml

= 105 ml

ρs = 254,41

205−105

= 2,54 g/cm

3

Tepi Saluran

Berat Tanah = 218,77 g Volume Tanah = 170 m

Volume Air = 300 ml

Volume Air Tanah = 385 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah)- volume air tanah Volume Ruang Pori = (300ml+170ml) – 385ml

(3)

ρs = 218,77

170− 85

= 2,57 g/cm

Porositas Dalam Saluran

Porositas = (1- ρb

ρs ) x 100%

= (1- 1,32

2,54 ) x 100% = 48, 03% Tepi Saluran

Porositas = (1- ρb

ρs ) x 100%

= (1- 1,14

2,57 ) x 100% = 55,64%

Saluran 2

Kerapatan Massa (Bulk Density) Dalam Saluran

Ms = 236,79 g

ρb = Ms

Vt

=

236,79 192,33 g/cm

3

= 1,23 g/cm3

Tepi Saluran Ms = 229,82 g

ρb = Ms

Vt

=

229,82 192,33g/cm

(4)

= 1,19 g/cm3 Kerapatan Partikel

Dalam Saluran

Berat Tanah = 236,79 g Volume Tanah = 200 ml

Volume Air = 300 ml Volume Air Tanah = 400 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah)- volume air tanah Volume Ruang Pori = (300ml+200ml) – 400ml

= 100 ml

ρs = 236,79

200−100

= 2,37 g/cm

3

Tepi Saluran

Berat Tanah = 229,82 g Volume Tanah = 190 ml

Volume Air = 300 ml

Volume Air Tanah = 395 ml

ρs = berat tanah

(volume tanah−volume pori )

Volume Ruang Pori = (volume air + volume tanah)- volume air tanah Volume Ruang Pori = (300ml+190ml) – 395ml

(5)

ρs = 229,82

Lampiran 6. Perhitungan debit pada saluran satu dan dua

No Lokasi Saluran 1(l/det) Saluran 2 (l/det)

1 Hulu 3,45 3,26

2 Hilir 2,74 2,50

Saluran 1 Hulu

a. Cara Tampung

(6)

= 3,78 l/det +3,21l/det +3,07l/det 3

= 3,35 l/det b. Sekat Ukur Thompson

H = 9,1 cm Q = 0,0138 H5/2

= 0,0138 (9,1 cm)5/2 = 3,45 l/det

Hilir

a. Cara Tampung

Ulangan Waktu (t)

(det)

Volume (v) (l)

Debit (Q) (l/det)

I 1,23 3,9 3,17

II 0,55 1,59 2,89

III 0,55 1,56 2,84

Q

Rata-rata

=

Q1+Q2+Q3 3

=

3,17 l/det +2,89/det +2,84l/det 3

= 2,97 l/det b. Sekat ukur Thompson

H = 8,3 cm Q = 0,0138 H2/5 = 0,0138 (8,3cm)5/2

= 2,74 l/det

Q� = 3,45+2,74

(7)

Saluran 2 Hulu

a. Cara Tampung

Ulangan Waktu (t)

b. Sekat ukur Thompson H = 8,9 cm Q = 0,0138 H2/5

= 0,0138 (8,9 cm)5/2 = 3,26 l/det

Hilir

a. Cara Tampung

Ulangan Waktu (t)

= 2,4 l/det +2,72/det +2,88l/det 3

= 2,67 l/det b. Sekat Ukur Thompson

(8)

Q = 0,0138 H2/5

Lampiran 7. Ukuran saluran tersier Saluran 1

Kedalaman = (15,5cm +15,8cm +18,9cm ) 3

Kedalaman = (16cm +15,2cm +15,3cm ) 3

= 15,5 cm = 0,16 m Lebar = (80cm +88cm +88cm )

3

= 85,3 cm = 0,85 m

Lampiran 8. Perhitungan kehilangan air dari evapotranspirasi, perkolasi dan rembesan.

(9)

Kehilangan air Saluran 1

Kehilangan Air (30 m) = Qhulu-Qhilir = (3,45-2,74)l/det

= 0,71 l/det = 0,71 x 10-3 m3/det Kehilangan Air = 0,71 x 10−3 m 3/det

(30m x 0,65m)

= 0,036 x 10-3 m3/det

= 0,036 x 10-3 m3/det (24 x 3600) = 3110,4 mm/hari

Saluran 2

Kehilangan Air (85 m) = Qhulu-Qhilir = (3,26-2,50)l/det = 0,76 l/det

= 0,76 x 10-3 m3/det Kehilangan Air = 0,76 x 10

−3 m 3/det

(85m x 0,85m)

= 0,011 x 10-3 m3/det

= 0,011 x 10-3 m3/det (24 x 3600) = 950,4 mm/hari

Kehilangan Air (30 m) = kehilangan air pada jarak 85 m

85 m x 30 m

= 0,76 l/det

85 m x 30 m = 0,27 l/det = 0,27 x 10-3 m3/det Kehilangan Air = 0,27 x 10−3 m 3/det

(10)

= 0,004 x 10-3 m3/det

= 0,004x 10-3 m3/det (24 x 3600) = 345,6 mm/hari

Evapotranspirasi Saluran 1

Kc Jagung Umur 1,5 bulan = 0,96

Kc Rumput = 0,85

Tempertur (t) = 26,9oC Lama Penyinaran Matahari (P) = 3,8 Kc = (kc rumput + kc jagung )

2

= (0,85+0,96) 2

= 0,91

Kt = 0,0311t + 0,240

= 0,0311 (26,9oC) + 0,240 = 1,08

K = kt x kc K = 1,08 X 0,91

= 0,98

U = KP (45,7t + 813)

100

U

=

0,98 x 3,8 [(45,7x26,9)+813)] 100

(11)

Saluran 2

Kc Rumput = 0,85

Tempertur (t) = 26,9oC Lama Penyinaran Matahari (P) = 3,8 Kt = 0,0311t + 0,240

= 0,0311 (26,9oC) + 0,240 = 1,08

K = kt x kc K = 1,08 X 0,85

= 0,92

U = KP (45,7t + 813)

100

U = 0,92 x 3,8 [(45,7x26,9)+813)] 100

= 71,40 mm/bln = 2,38 mm/hari

Rembesan (30 m) = Kehilangan Air – (Evapotranspirasi+Perkolasi) = 3110,4 mm/hari – (2,54 mm/hari + 32,5 mm/hari) = 3075,36 mm/hari

Perkolasi Saluran 1

Ulangan Penurunan air (mm)

I 26

II 32,5

III 39

(12)
(13)

=(26+32,5+39)mm /hari 3

= 32,5 mm/hari Saluran 2

Ulangan Penurunan air (mm)

I 8

II 17

III 9

Rata-rata 11,33

(14)

Silinder 3 h1 = 21cm

h2 = 20,1 cm

P3 =

h1−h2

t1−t2

mm/hari

P3 =

(21 cm−20,1 cm ) 1 hari

P3 = 0,9 cm/hari

= 9 mm/hari

Perkolasi Rata-rata = P1+P2+P3 3

=(8+17+9)mm /hari 3

= 11,33 mm/hari Rembesan

Saluran 1

Rembesan (30 m) = Kehilangan Air – (Evapotranspirasi+Perkolasi) = 3110,4 mm/hari – (2,54 mm/hari + 32,5 mm/hari) = 3075,36 mm/hari

Saluran 2

Rembesan (85 m) = Kehilangan Air – (Evapotranspirasi+Perkolasi) = 950,4 mm/hari – (2,38 mm/hari + 11,33 mm/hari) = 936,69 mm/hari

(15)

Lampiran 9. Perhitungan efisiensi saluran Saluran 1

Jarak Pengukuran 30 m Qhulu = 3,45 l/det Qhilir = 2,74 l/det W = Qhilir

Qhulu

= 2,74

3,45 x 100% W = 79,42 % Saluran 2

Jarak Pengukuran 85 m Qhulu = 3,26 l/det Qhilir = 2,5 l/det W = Qhilir

Qhulu

= 2,50

3,26 x 100% W = 76,69%

Jarak Pengukuran 30 m Qhulu = 3,26 l/det

Qhilir = (3,26-0,27) l/det = 2,99 l/det W =Qhilir

Qhulu

= 2,99

(16)

Lampiran 10. Perhitungan kemiringan pada saluran satu dan dua

(17)

=

2,88 x 10−

3 m 3/s

(0,16 m x 0,85m )

= 0,02 m/s

Lampiran 12. Perhitungan kecepatan kritis (V0)

Saluran 1 D = 0,17 m vo = 0,546 D0,64 vo = 0,546 (0,17)0,64 vo = 0,18 m/s Saluran 2

D = 0,16 m vo = 0,546 D0,64 vo = 0,546 (0,16)0,64 vo = 0,17 m/s

Lampiran 13. Perhitungan Rancangan Saluran Saluran 1

1. v = vo, lebar dan dalam saluran di lapangan v = vo = 0,18 m/s

B = 0,65 m D = 0,17 m

R = B X D

2D+B

R = (0,65m x 0,17m ) (2x0,17m)+0,65m

(18)
(19)
(20)

0,182D+0,059 = 0,65D

1. v = vo, lebar dan dalam saluran di lapangan V = vo = 0,17 m/s

(21)
(22)
(23)
(24)

Lampiran 14. Gambar

(25)

Pengukuran Perkolasi (Saluran 1)

(26)

Pengukuran Debit dengan Sekat Ukur Tipe Thompson (Saluran 1)

(27)

Referensi

Dokumen terkait

skripsi ini yang berjudul : “ Faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas mahasiswa Akntansi (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Pertumbuhan Trichophyton sp Pada Umur 1 x 24 Jam. Perlakuan ekstrak daun ketepeng cina ( Cassia alata

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Revance, Confidence,

pertama , Materi/pokok bahasan dengan buku rujukan dan pelaksanaan Kuliah Studi Islam sudah sesuai Materi, buku rujukan dan pelaksanaan kuliah Studi Islam. Kedua ,

upaya-upaya yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap mata pelajaran pemrograman dasar (X). Variabel ini diukur melalui beberapa

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP. YANG MENGGUNAKAN BAHAN

Directorate General of Resources for Science, Technology and Higher Education On behalf of the Government of Indonesia, we would like to convey our sincere. appreciation of

Tim Teknis Pelestari tyto alba yang selanjutnya disebut Tim teknis adalah tim yang dibentuk dalam musyawarah desa yang bertugas sebagai Lembaga Pelestari burung hantu