LAMPIRAN
Sinopsis Novel Di Kaki Bukit Cibalak
Pambudi adalah seorang pemuda berusia 24 tahun pada awalnya bekerja di
koperasi desa, tetapi Pambudi paham betul bagaimana teman kerjanya Poyo bisa
hidup lebih makmur daripada dia, karena Poyo bekerja sama dengan Pak lurah
yang baru. Pak Dirga adalah nama lurah itu sama dengan lurah-lurah sebelumnya,
seorang lurah yang curang demi keuntungan diri sendiri. Pambudi sangat berbeda
prinsip dengan Pak Dirga yang menyebabkan akhirnya Pambudi mundur dari
koperasi. Walau sekarang menjadi pengangguran hati Pambudi jauh lebih tentram.
Pambudi dengan ketulusannya menolong seorang tetangga yang sakit. Dengan
uang tabungannya Pambudi bertekad menolong mbok Ralem berobat ke
Yogyakarta. Pambudi yang khawatir menduga bahwa mbok Ralem mengidap
kanker sudah memperkirakan untuk mencari dana bantuan.
Karena kecakapannya Pambudi pergi ke sebuah harian lokal, Kalawarta.
Dan bersyukurlah bahwa Pak Barkah bersedia membantu niat baik Pambudi.
Lewat meminta bantuan di koran itu pada akhirnya mbok Ralem dapat berobat
sampai sembuh dan mendapat sisa uang untuk memperbaiki hidupnya dengan 2
orang anak yang kekurangan gizi.
Nama Pambudi menjadi pembicaraan di masyarakat desa Tanggir. Hal ini
membuat Pak Dirga marah karena mendapat teguran dari Pak Bupati, Pak Dirga
merasa perbuatan Pambudi dapat memperburuk citranya di mata masyarakat. Pak
Dirga berencana ingin menyingkirkan Pambudi dari Desa Tanggir. Cara pertama
yang di tempuh Pak Dirga adalah mendatangi seorang dukun unuk
mengguna-gunai Pambudi. Celakanya rencana jahat Pak Dirga gagal dilaksanakan oleh orang
suruhannya.
Orang tua Pambudi yang tahu bahwa ternyata lurah desa memusuhi
anaknya meminta Pambudi untuk meninggalkan desa Tanggir. Akhirnya Pambudi
memilih untuk mencoba menetap di Yogyakarta, di sinilah Pambudi menumpang
52
Topo memilih kembali untuk bersekolah sambil bekerja. Atas bantuan Topo maka
Pambudi bekerja di sebuah toko arloji milik nyonya Wibawa.
Pambudi mengenal seorang gadis bernama Mulyani, anak perempuan
nyonya Wibawa. Pambudi sendiri saat itu sudah mencintai seorang gadis bernama
Sanis. Tetapi Sanis malah mencintai seorang camat bernama Bambang Sumbodo,
tetapi Bambang malah sangat menghormati Pambudi yang di matanya memiliki
pribadi yang utuh dan berani bertindak menurut hati nuraninya. Bambang tidak
percaya bahwa Pambudi adalah seorang yang mengorupsi uang koperasi sebesar
125.000 seperti fitnah yang tersebar di desa Tanggir seiring dengan perginya
Pambudi ke Yogyakarta. Pambudi yang sangat giat belajar dan bekerja akhirnya
memutuskan berhenti bekerja di toko nyonya Wibawa. Mulyani sangat kehilangan
Pambudi yang sudah sangat dekat dengannya. Pambudi akhirnya bekerja di koran
Kalawarta menggantikan seorang pegawai yang sedang bertugas. Pambudi
melalui persuratkabaran meneruskan perlawanan terhadap kelicikan Pak Dirga.
Sebelum itu ternyata Pak Dirga telah berbuat sesuatu yang sangat
membuat hati Pambudi hancur. Pak Dirga telah memperistri gadis yang sangat
dicintai oleh Pambudi, Pak Dirga yang hobi bergonta-ganti istri menikahi Sanis
yang berusia 15 tahun. Pambudi menulis artikel-artikel yang memuat fakta
tentang keadaan desa Tanggir. Bagaimanakah kelicikan-kelicikan yang dilakukan
oleh lurah desa Tanggir. Berita yang di tulis oleh Pambudi membuat posisi Pak
Camat berbahaya, dia bakal mendapat teguran dari Bupati bahkan Gubernur.
Akhirnya demi menyelamatkan dirinya dan para atasannya, dibuatlah suatu arena
perjudian untuk menjebak Pak Dirga yang hobi bermain judi. Akhirnya Pak Dirga
tertangkap, dengan begini masyarakat hanya mengetahui bahwa Pak Dirga dipecat
karena tertangkap bermain judi.
Akhirnya Pambudi dapat menyelamatkan desa Tanggir dari kelicikan Pak
Dirga. Pambudi kembali ke desanya saat sudah lulus sabagai sarjana muda,
sayang ayah Pambudi tidak sempat melihat ijazah Pambudi, ayah meninggal
terjatuh di dekat sumur. Pambudi menerima dengan ikhlas kematian ayahnya.
Pambudi juga sudah tidak lagi berminat pada Sanis padahal Sanis sudah menjadi
seorang janda. Lurah Tanggir akhirnya diganti seorang pemuda bernama Hadi.
Pambudi akhirnya tidak bisa terus menerus munafik bahwa dia ternyata telah lama
tertarik pada Mulyani. Perasaan mereka berdua sama dan akhirnya Pambudi
54 Biografi Pengarang
Ahmad Tohari, (lahir di Tinggarjaya, Jatilawa
berkebangsaan
monumentalnya, Ronggeng Dukuh Paruk, sudah diterbitkan dalam berbagai
bahasa dan diangkat dalam film layar lebar berjudul Sang Penari. Ia pernah
mengenyam bangku kuliah, yakni Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun,
dimuat di berbagai media massa. Ia juga menjadi pembicara di berbagai
diskusi/seminar kebudayaan.
Dalam dunia jurnalistik, Ahmad Tohari pernah menjadi staf redaktur
harian Merdeka, majalah Keluarga dan majalah Amanah, semuanya di
Dalam karier kepengarangannya, penulis yang berlatar kehidupa
telah melahirka
antara lain trilogi Ronggeng Dukuh Paruk telah terbit dalam edisi
mengikuti International Writing Programme di Iowa City,
memperoleh penghargaan The Fellow of The University of Iowa.
Ronggeng Dukuh Paruk, novel yang diterbitkan tahun 1982 berkisah
tentang pergulatan penari tayub di dusun kecil, Dukuh Paruk pada masa
pergolakan komunis. Karyanya ini dianggap kekiri-kirian oleh pemerintah Orde
Baru, sehingga Tohari diinterogasi selama berminggu-minggu. Hingga akhirnya
Tohari menghubungi sahabatnya Gus Dur, dan akhirnya terbebas dari intimidasi
dan jerat hukum.
Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
dengan judul The Dancer oleh Rene T.A. Lysloff. Trilogi ini juga difilmkan oleh
sutradara Ifa Irfansyah dengan judul Sang Penari
apresiasi yang tinggi terhadap para pembuat film Sang Penari, dan berujar ini
akan jadi dokumentasi visual yang menarik versi rakyat, bukan versi kota
sebagaimana dalam film-film sebelumnya. Pada bulan Desember 2011, Ahmad
Tohari mengungkapkan bahwa dirinya berencana untuk melanjutkan Triloginya