EVALUASI
HASIL
PELAKSANAAN
RKPD
TAHUN
LALU
DAN
CAPAIAN
KINERJA
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Evaluasi kinerja pembangunan tahun dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Banyak hal yang perlu dinilai untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan memberikan hasil yang terbaik dalam pembangunan di Kabupaten (almahera Selatan. Atas dasar tersebut beberapa komponen indikator menjadi alat ukur dalam melakukan evaluasi dimaksud. Evaluasi Kinerja Pembangunan ini dilakukan pada indikator makro, indikator sektoral, Realisasi Keuangan Daerah, dan indicator kinerja pembangunan yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten (almahera Selatan Nomor tahun tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten (almahera Selatan Tahun ‐ .
2.1.
Visi
dan
Misi
RPJMD
2.1.1. Visi
Visi adalah suatu rumusan pernyataan, mengandung cita‐cita yang hendak diwujudkan di masa depan. Bertitik tolak pada pengalaman dan kondisi faktual serta potensi sumber daya yang dimiliki Kabupaten (almahera Selatan, maka visi pembangunan Kabupaten (almahera Selatan selama lima tahun kedepan ‐
adalah Mewujudkan Halmahera Selatan sebagai Kabupaten Kepulauan yang Sejahtera dalam Kebersamaan yang Adil”
2.1.2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya‐upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan. Adapun Misi Pemerintah Kabupaten (almahera Selatan ‐ adalah sebagai berikut :
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan . Mewujudkan suasana yang aman dan damai dalam kehidupan bermasyarakat
dilandasi nilai‐nilai keagamaan yang universal.
. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. . Mewujudkan ekonomi kerakyatan berbasis pengelolaan sumber daya
kepulauan yang berdaya saing.
. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang bersih dan profesional. . Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. . Mmewujudkan aksesibilitas infrastruktur yang memadai dan merata.
2.2.
Gambaran
Umum
Kondisi
Wilayah
Karakteristik Wilayah, Kabupaten (almahera Selatan secara astronomis
terletak diantara º ‐ º BT dan º. LU ‐ º. LS dan secara geografis dibatasi :
• Sebelah Utara dengan Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate dan Kabupaten (almahera Tengah.
• Sebelah Selatan dengan Laut Seram • Sebelah Timur dengan Laut (almahera • Sebelah Barat dengan Laut Maluku
Luas wilayah Kabupaten (almahera Selatan adalah . , Km , terdiri dari luas lautan . , Km % dan luas daratan . , Km % , dan secara administratif terdiri dari kecamatan dan desa. Sebagian besar wilayah Kabupaten (almahera Selatan berada di Pulau Obi, Pulau Bacan, dan Bagian Selatan Pulau (almahera. Kabupaten (almahera Selatan terdiri dari pulau dan diantara pulau‐pulau tersebut hanya pulau yang berpenghuni. Sebagian besar masyarakat (almahera Selatan berdiam di wilayah pantai/pesisir yakni sebanyak %, sedangkan % sisanya berdiam di daerah pedalaman.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kondisi kemiringan lereng Kabupaten (almahera Selatan digolongkan atas datar‐landai ‐ % ; . , KM , agak bergelombang ‐ % ; , KM , bergelombang ‐ % ; . , KM , curam ‐ % ; , KM dan sangat curam > % ; , KM .
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten (almahera Selatan khususnya tiap Kecamatan secara umum terdiri dari : Jenis tanah Podsolik Merah Kuning terdapat di Obi Bagian Timur dan Pulau Kayoa; Jenis tanah Kompleks di Obi Bagian Tengah; Jenis Tanah Latosol terdapat di Gane Timur, Gane Barat, Bacan; Jenis Tanah Reguosol terdapat di Pulau Makian dan Pulau Obi di pesisir Utara; Jenis Tanah Alluvial terdapat Pulau Obi Bagian Barat.
Kondisi geologi dan jenis batuan di wilayah Kabupaten (almahera Selatan mempunyai komposisi yang sangat bervariasi, terdiri dari batuan beku, sediment dan
metamorf, karakteristik dan persebaran batuannya tertentu sesuai dengan daerah
pembentukannya seperti batuan beku di sebagian Pulau Makian sebagai hasil dari erupsi Gunung Kie Besi, Batuan Sedimen di Pulau Kayoa, Batuan Residual di sebagian Pulau Obi serta Batuan Skiss Metamorf di sebagian Pulau Bacan.
Kondisi hidrologi kondisi air permukaan dan air tanah Kabupaten (almahera Selatan dipengaruhi oleh iklim, curah hujan serta keberadaan sungai dan danau. Berdasarkan keberadaan Daerah Aliran Sungai DAS yang telah teridentifikasi, Kabupaten (almahera Selatan memiliki DAS dan danau
dengan danau besar yang terdapat di Gane Timur, Bacan Timur dan Obi .
)klim wilayah Kabupaten (almahera Selatan beriklim tropis dengan curah hujan rata‐rata antara . mm sampai dengan . mm. Curah hujan ini hampir merata di Pulau Bacan dan sekitarnya, Pulau Obi dan sekitarnya, dan (almahera bagian Selatan. Adapun musim yang berpengaruh adalah Musim Utara dan Musim Selatan. Musim Utara pada bulan Oktober‐Maret yang diselingi angin Barat dan Pancaroba pada bulan April. Musim Selatan pada bulan September diselingi angin Timur dan Pancaroba pada bulan Oktober.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Potensi pengembangan wilayah, (almahera Selatan dapat dikembangkan
sebagai pusat kegiatan dan kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwasata, industri, pertambangan, dan lain‐lain dengan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah.
. Potensi pengembangan wilayah berdasarkan struktur ruang meliputi : Pusat
Kegiatan Wilayah PKW yaitu kawasan perkotaan Labuha di Pulau Bacan.
Pusat Kegiatan Lokal PKL yaitu kawasan perkotaan Guruapin, Maffa, Saketa
dan Babang. Pusat Pelayanan Kawasan PPK yaitu kawasan perkotaan Laiwui, Loleo Jaya, Kukupang dan Waikyon. Pusat Pelayanan Lokal PPL di kecamatan.
. Sedangkan potensi pengembangan wilayah berdasarkan pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan Lindung di Kabupaten (almahera Selatan terdiri atas Kawasan hutan lindung, Kawasan resapan air, dan Kawasan suaka alam. Sedangkan Kawasan Budidaya terdiri atas Kawasan hutan produksi tetap, Kawasan hutan produksi terbatas, Kawasan pertanian lahan basah, Kawasan pertanian lahan kering, Kawasan perkebunan, Kawasan peternakan, Kawasan perikanan minapolitan, perikanan tangkap, budidaya perikanan , Kawasan pertambangan, Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, Kawasan pertambangan panas bumi, Kawasan industri, Kawasan pariwisata, Kawasan Permukiman, Kawasan pesisir dan pulau‐pulau kecil, serta Kawasan peruntukan lainnya
Wilayah Rawan Bencana, berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah dapat
diidentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam di Kabupaten (almahera Selatan, yaitu : Kawasan rawan banjir terdapat di sebagian besar wilayah (almahera Selatan; Kawasan rawan letusan gunung api berlokasi di Pulau Makian Gunung Kie Besi ; Kawasan rawan longsor berlokasi di Kecamatan Gane Barat dan Kecamatan Gane Barat Utara, Kecamatan Bacan Timur Tengah; dan Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami berlokasi di seluruh wilayah pesisir (almahera Selatan.
Demografi, indikator dari demografi adalah ukuran, struktur dan distribusi
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan sehingga berimplikasi pada munculnya berbagai masalah sosial seiring dengan berkembangnya penduduk seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan sosial dan sebagainya. (al ini dikarenakan dalam proses pembangunan, penduduk berada pada dua sisi sebagai subjek atau pelaku pembangunan, sekaligus menjadi objek atau sasaran pembangunan itu sendiri.
Berdasarkan hasil publikasi kependudukan oleh Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten (almahera Selatan, jumlah penduduk (almahera Selatan pada tahun sebesar . jiwa, yang terdiri atas . jiwa penduduk laki‐laki dan . jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun sebelumnya sebesar . jiwa, maka pertambahan penduduk di Kabupaten (almahera Selatan sebanyak . jiwa atau sebesar , %.
Tabel 2.1
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan 20092013
Jumlah Penduduk Tahun *
Laki – Laki . . . . .
Perempuan . . . . .
Jumlah L+P . . . . .
LPP Laki‐Laki , , , , ,
LPP Perempuan , , , , ,
LPP L+P , , , , ,
Sumber : Halmahera Selatan Dalam Angka 2010 – 2014
*) Angka perkiraan
RKPD
PD Tahun 2016
Dalam
6 Kabupaten H
pengenda
Halmahera S
‐
Selatan Dalam
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
2.3.
Evaluasi
Pelaksanaan
RKPD
Tahun
2014
2.3.1.
Aspek
Kesejahteraan
Masyarakat
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan agar lebih terfokus telah ditetapkan beberapa indikator yang dijadikan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
)ndikator makro pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten (almahera Selatan tahun ‐ dijelaskan pada tabel . .
2.3.1.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi pada tahun tercatat sebesar , persen, atau mengalami peningkatan yang signifikan sebesar , persen dibandingkan tahun yang tercatat , persen dan sesuai data BPS Kabupaten (almahera Selatan LPE tahun mengalami pertumbuhan negatif yakni sebesar , persen.
Sehubungan kondisi ekonomi global dan nasional yang belum terlalu kondusif, maka diperkirakan akan mempengaruhi LPE tahun . Fluktuasi kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik akan memberikan pengaruh berupa
multiplier effect terhadap produktivitas dari sektor‐sektor yang lain, terutama
sektor‐sektor yang banyak menggunakan dan membutuhkan BBM, baik sebagai bahan baku maupun sebaga input antara.
2.3.1.2. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Tabel 2.2
Indikator Makro Pembangunan Daerah Tahun 20102014
No Indikator Kinerja Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Capaian Target
RPJMD Capaian
Target
RPJMD Capaian
Target
RPJMD Capaian
Target
RPJMD Capaian
Target RPJMD
EKONOMI
1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) % 5,57 5,60 5,66 5,70 6,64 5,80 6,41 5,90 6,00
2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Milyar Rp 899,19 959,00 1.005,31 1.020,00 1.139,12 1.083,00 1.280,64 1.147,00 1.212,00 3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Milyar Rp 563,63 598,00 595,53 636,00 635,05 675,00 675,74 712,00 750,00 4 Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita Harga Konstan Thn 2000 Ribu Rp 2.833 2.947 2.922 3.071 3.057 3.196 3.192 3.306 3.418
Pendapatan perkapita Harga Berlaku Ribu Rp 4.520 4.723 4.933 4.929 5.484 5.124 6.049 5.323 5.519
5 Inflasi % 5,32 5,00 4,52 4,85 3,28 4,70 9,78 4,55 4,40
6 Keuangan Daerah
Pendapatan Daerah Milyar Rp 551,60 589,26 595,10 649,44 619,80 668,15 659,20 707,60
Pendapatan Asli Daerah Milyar Rp 29,10 32,29 31,30 43,97 34,10 31,10 36,40 38,20
Dana Perimbangan Milyar Rp 460,20 476,83 497,20 584,52 513,00 611,89 544,30 586,10
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Milyar Rp 62,30 80,14 66,60 20,95 72,70 25,16 78,50 83,30
Belanja Daerah Milyar Rp 560,53 556,00 586,00 671,59 611,46 658,61 651,23 702,18
Belanja Tidak Langsung Milyar Rp 258,82 263,29 278,82 281,52 298,82 300,46 317,82 337,81
Belana Langsung Milyar Rp 301,72 292,71 307,18 390,07 312,64 358,15 333,41 364,37
SOSIAL BUDAYA 7 Penduduk
Jumlah Penduduk Jiwa 198.911 203.075 203.707 207.238 206.873 211.383 211.682 215.505 219.600
Laju Pertumbuhan penduduk % 2,16 2,06 2,41 2,01 1,55 1,96 2,32 1,91 1,86
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
No Indikator Kinerja Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Capaian Target
RPJMD Capaian
Target
RPJMD Capaian
Target
RPJMD Capaian
Target
RPJMD Capaian
Target RPJMD
8 Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin jiwa 18.900 N/A 16.600 N/A 13.700 N/A 12.900 N/A N/A
Persentase Penduduk Miskin % 9,51 9,00 8,11 8,50 6,59 8,00 6,04 7,50 7,00
Indkes Kedalaman Kemiskinan (P1) 1,43 1,25 0,78 1,20 0,96 1,15 0,68 1,10 1,00
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,32 0,30 0,11 0,28 0,18 0,26 0,14 0,24 0,22
9 Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 70,25 68 69,06 69 70,01 70 72,52 71 72
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) % 3,27 3,25 4,51 3,22 5,11 3,20 4,14 3,17 3,15
10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 67,98 68,00 68,50 68,50 68,87 69,00 69,45 69,50 70,00
Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 65,47 66,50 65,69 67,00 65,90 67,50 66,30 68,00 68,00
Angka Melek Huruf (AMH) % 95,83 96,50 95,85 96,75 96,09 97,00 96,27 97,50 98,00
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 7,48 9,00 7,69 9,20 7,69 9,40 7,70 9,60 9,80
Indeks Pendapatan 55,99 N/A 56,70 N/A 57,31 N/A 58,22 N/A N/A
Pengeluaran riil yang disesuaikan (per bulan) Ribu Rp 602,30 N/A 605,35 N/A 607,98 N/A 611,91 N/A N/A
11 Indeks Kepuasan Masyarakat *) N/A Baik N/A Baik N/A Baik Baik Baik Baik Baik
Unit Pelayanan Kesehatan RSUD Labuha N/A N/A N/A 75,21 / B 75,44 / B
Unit Pelayanan Kependudukan Dinas Sosial N/A N/A N/A 63,43 / B 70,00 / B
12 Kesetaraan Gender
Gender Development Index ( GDI ) N/A 60,00 N/A 62,00 N/A 64,00 N/A 66,00 67,00
Gender Empowerment Index ( GEI ) N/A 58,00 N/A 60,00 N/A 62,00 N/A 64,00 65,00
Sumber : RPJMD Tahun 2010-2015 Kab. Halmahera Selatan dan BPS Kab. Halmahera Selatan (data diolah)
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
2.3.1.3. PDRB Per Kapita
PDRB perkapita (almahera Selatan diperoleh dengan membagi besaran PDRB (almahera Selatan dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita (almahera Selatan atas dasar harga berlaku AD(B pada tahun mencapai , juta rupiah atau tumbuh , persen dari pendapatan perkapita tahun . PDRB per kapita yang terus meningkat setiap tahun tidak bisa dijadikan ukuran satu‐satunya kesejahteraan rakyat. Meskipun PDRB perkapita dapat menangkap kesejahteraan yang dihasilkan dari memproduksi barang dan jasa, namun indikator ini lebih menekankan pada rata‐rata pendapatan tanpa memperhatikan distribusi pendapatan. Sedangkan distribusi pendapatan yang timpang menunjukkan ada perbedaan peluang bagi seseorang untuk maju dan sejahtera.
Gambar 2.2
Perkembangan PDRB per Kapita Halmahera Selatan tahun 20082013
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Halmahera Selatan (data diolah)
2.3.1.4. Laju Inflasi
Provinsi Maluku Utara melakukan perhitungan inflasi hanya di Kota Ternate, dan angka inflasi di Kota Ternate inilah yang dijadikan barometer bagi kabupaten/kota lain di Maluku Utara. Selama tahun secara umum Kota Ternate mengalami inflasi sebesar , %, angka ini lebih besar dibandingkan dengan angka nasional yang secara umum mengalami inflasi , %. Angka inflasi tertinggi pada bulan Juli sebesar , % dan inflasi terendah terjadi pada bulan April sebesar , %. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada bulan September sebesar , %. )nflasi yang
‐
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Rupiah
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan terjadi selama tahun menunjukan adanya kenaikan harga‐harga dari beberapa kelompok komoditi baik makanan maupun non makanan. )nflasi tertinggi pada bulan Juli dan Agustus terjadi karena adanya momentum bulan puasa dan menjelang lebaran idul fitri sehingga harga‐harga cendrung mengalami kenaikan.
2.3.1.5. Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan merupakan mandat besar dalam pembangunan daerah dan nasional, karena merupakan masalah yang bersifat multidimensi, lintas sektor serta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan antara lain; tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender, kondisi lingkungan dan budaya masyarakat. Perkembangan penurunan angka kemiskinan menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Persentase penduduk miskin pada tahun sebesar , % dan dalam tahun mampu diturunkan menjadi , % pada tahun .
2.3.1.6 Ketenaga Kerjaan
Kondisi ketenagakerjaan suatu daerah dapat dianalisis dari dua sisi, yaitu sisi penawaran dan permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja ditunjukkan oleh jumlah angkatan kerja, yaitu kelompok penduduk yang tersedia menawarkan jasa kerjanya pada tingkat upah dan kondisi perekonomian pada periode tertentu. Sedangkan permintaan tenaga kerja ditunjukkan oleh jumlah kesempatan kerja atau jumlah angkatan kerja yang bekerja pada periode tertentu. Deviasi antara kedua indikator tersebut menghasilkan angka pengangguran terbuka yang tidak lain adalah jumlah angkatan kerja yang mencari pekerjaan.
Berdasarkan Survei Ankatan Kerja Nasional SAKERNAS Tahun , Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK di (almahera Selatan mencapai , persen dari jumlah penduduk berusia tahun ke atas, sedangkan tingkat pengangguran terbuka mencapai , persen. Pengangguran di Kabupaten (almahera Selatan dipengaruhi oleh usia angkatan kerja dan pengangguran tahun sebelumnya. Respon pengangguran terhadap angkatan kerja adalah elastis baik jangka pendek maupun jangka panjang.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
2.3.2.
Aspek
Pelayanan
Publik
2.3.2.1. Pendidikan
Pembangunan pendidikan telah memberikan kontribusi penting dalam mamajukan (almahera Selatan melalui penyediaan layanan pendidikan yang lebih baik serta pelaksanaan berbagai program dan kegiatan strategis. Pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan sampai saat ini telah berhasil meningkatkan taraf pendidikan penduduk Kabupaten (almahera Selatan yang antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya rata‐rata lama sekolah RLS dari , tahun pada tahun menjadi , tahun pada tahun , serta angka melek huruf usia tahun keatas yang meningkat dari , % pada tahun menjadi , % pada tahun .
Jika melihat angka Rata‐rata Lama Sekolah RLS (almahera Selatan maka terdapat masalah pendidikan sebagaimana diindikasikan oleh RLS yang masih rendah, yakni hanya , tahun, artinya pada tahun penduduk Kabupaten (almahera Selatan usia tahun keatas rata‐rata baru mampu menempuh pendidikan hingga kelas SMP atau putus sekolah di kelas )) SMP. Meskipun demikian, peningkatan rata‐rata lama sekolah dalam tiga tahun terakhir ini menunjukan perubahan tingkat pendidikan di (almahera Selatan ke arah yang lebih baik. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin maka penduduk laki‐laki cendrung lebih lama bersekolah dibanding perempuan, pada tahun rata‐rata lama sekolah laki‐ laki telah mencapai kelas )) SMP, sedangkan perempuan baru mencapai kelas ) SMP.
Peningkatan taraf pendidikan sangat dipengaruhi oleh membaiknya partisipasi pendidikan pada semua jenjang. Angka Partisipasi Sekolah APS adalah
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan tahun aktif mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Angka partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan SMP sampai Perguruan Tinggi mengalami peningkatan, sedangkan untuk SD dan SMA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada , APS perempuan untuk kelompok usia SD lebih besar dibanding laki‐laki, sementara pada kelompok usia SMP, SMA dan perguruan tinggi lebih kecil dari laki‐ laki. (al ini dapat mengindikasikan bahwa kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak perempuannya masih kurang menggembirakan.
APS laki‐laki berusia ‐ tahun di (almahera Selatan mencapai , persen , turun menjadi , persen , sedangkan perempuan juga turun dari , persen menjadi , persen . Pada kelompok usia ‐ tahun, APS laki‐laki mencapai , persen , naik menjadi , persen , sedangkan APS perempuan turun dari , persen menjadi , persen . Pada kelompok usia ‐ tahun, APS laki‐laki sebesar , persen , turun menjadi , persen , sedangkan perempuan juga turun dari , persen menjadi , persen .
Perkembangan tingkat pendidikan dasar dan menengah yang ada di (almahera Selatan secara umum dijelaskan oleh besaran Angka partisipasi kasar APK dan Angka Partisipasi Murni APM . pada tahun APM Sekolah Dasar adalah , %, Sekolah Menengah Tingkat Pertama , % serta Sekolah Menengah Atas , %.
Sedang komposisi guru dan murid di (almahera Selatan empat tahun terakhir berada pada angka ideal karena setiap guru bertanggung jawab mengajar kurang dari murid. Pada tahun ajaran / , rata‐rata seorang guru bertanggung jawab mengajar sekitar murid di tingkat SD/sederajat, murid di tingkat SMP/sederajat, dan murid di tingkat SMA/sederajat.
Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah (almahera Selatan terkait upaya meningkatkan mutu pendidikan di (almahera Selatan adalah pendistribusian guru dengan kualitas dan kompetensi yang memadai dan lebih merata pada seluruh kecamatan. Kualitas dan kompetensi guru yang sudah ada juga harus lebih ditingkatkan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
2.3.2.2. Kesehatan
Kesehatan dan perbaikan gizi merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dalam rangka meningkatkan daya saing daerah. Status kesehatan dan gizi masyarakat terus mengalami perbaikan. (al ini ditunjukkan dengan membaiknya beberapa indikator antara lain meningkatnya usia harapan hidup dari , tahun menjadi , tahun , menurunnya angka kematian bayi AKB dari menjadi per . kelahiran hidup, dan menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita dari …. persen menjadi …. persen . Akan tetapi jika dibandingkan dengan rata‐rata nasional maka status kesehatan dan gizi masyarakat (almahera Selatan masih tertinggal. Status kesehatan dan gizi yang masih rendah tersebut akan menyebabkan rendahnya daya saing Kabupaten (almahera Selatan.
Membaiknya status kesehatan dan gizi masyarakat merupakan hasil kinerja pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat yang meliputi : upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan minuman, manajemen dan informasi kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.
2.3.2.3. Lingkungan Hidup
Penurunan kualitas lingkungan hidup masih terus berlangsung, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kerusakan lingkungan. (al ini karena pengelolaan lingkungan hidup masih bersifat parsial dan sektoral selain itu pula bervariasi pemahaman masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan, sehingga kapasitas dan partisipasinya dalam menjaga dan memperbaiki kerusakan lingkungan masih belum memadai.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
2.3.3.
Aspek
Daya
Saing
Daerah
Dalam penjelasan pasal ayat UU Nomor tahun disebutkan bahwa daya saing daerah merupakan kombinasi antara faktor ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik, sumber daya manusia dan teknologi yang secara keseluruhan membangun kemampuan daerah untuk bersaing dengan daerah lain. Peningkatan kapasitas daya saing daerah merupakan upaya untuk menumbuhkan daya saing nasional.
Daya saing daerah dan standar hidup kesejahteraan dalam konteks wilayah ditentukan oleh produktivitas yang dicapai dengan memberdayakan sumber daya manusia, modal capital dan sumber daya alam suatu daerah. Kemampuan daerah dalam mengembangkan potensi local yang berkelanjutan akan terlihat dari daya saing daerah itu. Ada empat indikator utama untuk mengukur daya saing suatu daerah yaitu kemampuan ekonomi daerah, infrastruktur, iklim investasi dan sumber daya manusia.
2.3.3.1. Kemampuan ekonomi daerah
Jika melihat angka pertumbuhan ekonomi dan PDRB (almahera Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan ekonomi (almahera Selatan cukup menggembirakan dimasa datang. Untuk itu dibutuhkan kerja keras semua komponen baik pemerintah, swasta maupun masyarakat serta pelaku‐pelaku ekonomi guna meningkatkan kemampuan ekonomi daerah (almahera Selatan.
2.3.3.2. Infrastruktur
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
2.3.3.3. Iklim berinvestasi
)klim yang kondusif akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi. Kondisi keamanan, regulasi dibidang investasi, profesionalisme pelayanan aparatur pemerintah daerah, merupakan parameter untuk menilai suatu wilayah kondusif untuk investasi atau tidak kondusif.
2.3.3.4. Kualitas Sumber Daya Manusia
Kemampuan daerah untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya kemajuan dan kemakmuran daerah. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan (almahera Selatan siap menghadapi tantangan‐tantangan yang ada dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing daerah, maka pembangunan diarahkan untuk mengedapankan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Kualitas SDM (almahera Selatan dari tahun ke tahun semakin membaik antara lain ditandai dengan meningkatnya Human Development Indekx (HDI) atau )ndeks Pembangunan Manusia )PM . )PM merupakan indikator komposit, yang mengukur tiga dimensi dasar dalam pembangunan manusia, yaitu : hidup sehat dan panjang umur, akses terhadap pengetahuan, dan standar hidup yang mamadai. Ketiga dimensi dasar ini diukur melalui : angka harapan hidup, angka melek huruf, angka partisipasi sekolah, serta daya beli masyarakat. Berdasarkan data BPS Kabupaten (almahera Selatan, )PM (almahera Selatan meningkat dari , pada tahun menjadi , pada tahun .
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
2.4.
Permasalahan
Pembangunan
Pembangunan daerah yang telah dilaksanakan di berbagai sektor selama beberapa tahun terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan di Kabupaten (almahera Selatan. Namun demikian, permasalahan yang timbul dalam proses pembangunan menyebabkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai belum terealisasi sesuai dengan harapan. Pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya diikuti oleh penguatan kelembagaan publik, termasuk alokasi sumber daya yang efisien. Manfaat pembangunan yang diharapkan belum merata dan kerawanan sosial masih sering terjadi, sehingga kehidupan masyarakat belum sepenuhnya membaik. Keadaan ini timbul sebagai akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi baik masa lalu maupun sekarang yang belum teratasi secara maksimal, seperti dijelaskan secara rinci di bawah ini.
Bertolak dari kemajuan pembangunan yang telah dicapai tahun ‐ dan melihat rencana capaian kinerja pembangunan tahun , Kabupaten (almahera Selatan masih dihadapkan pada permasalahan‐permasalahan, yaitu :
Angka kemiskinan , % dan angka pengangguran , % yang masih tinggi.
Masih kurangnya sarana dan prasarana pertanian dan perikanan untuk masyarakat
)ndeks Pembangunan manusia )PM (almahera Selatan , masih jauh dibawah rata‐rata )PM Nasional sebesar , dan Provinsi Maluku Utara sebesar ,
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing; d kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan belum mamadai untuk mendukung proses pembelajaran yang bermutu, e penyebaran guru yang belum merata, masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi sarjana sesuai Undang‐Undang, f angka partisipasi PAUD masih sangat rendah, g serta belum terlaksananya wajib belajar tahun secara maksimal.
Permasalahan pelayanan kesehatan antara lain : a Angka kematian bayi AKB dan Angka Kematian )bu AK) melahirkan masih relatif tinggi; b Kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat seperti penyakit diare juga masih tinggi, c ketersediaan SDM baik kuantitas maupun kualitas masih sangat terbatas, d manajemen stok obat masih lemah sehingga pada awal tahun sering persediaan obat terbatas, e sistem pelaporan dari Puskesmas yang masih sering terlambat sehingga data penderita penyakit tidak terdokumentasi dengan baik, f tenaga dokter dan paramedis di RSUD Labuha masih terbatas sehingga sarana dan prasarana yang sudah ada tidak difungsikan dengan maksimal, g biaya pemeliharan alat‐alat kesehatan di RUSD masih sangat minim, h serta pemberlakuan Undang‐Undang tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
Di bidang keolahragaan adalah pembinaan olahraga yang belum tertata secara sistematis antara olahraga pendidikan di lingkungan persekolahan, olahraga rekreasi di lingkungan masyarakat, dan olahraga prestasi untuk kelompok atlit yang menjadi tulang punggung (almahera Selatan dalam pentas olahraga region Maluku Utara dan nasional. Sedangkan permasalahan dibidang kepemudaan masih terbatasnya sarana dan prasana untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri serta wadah pembinaan kewirausahaan pemuda.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan Di bidang sosial adalah adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS . (al ini tampak dari merebaknya kasus‐kasus permasalahan sosial seperti, ()V A)DS, dan penyalahgunaan narkoba. Peran serta masyarakat dalam penanganan masalah sosial masih relatif rendah sebagai akibat pola pikir masyarakat yang masih menganggap tabu untuk mengungkap permasalahan sosial, meskipun berdampak luas terhadap kehidupan bermasyarakat.
Permasalahan pada bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah belum optimalnya pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan. Struktur geologi yang bersifat kompleks menjadikan sebagian wilayah (almahera Selatan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dari ancaman bencana alam. Sumber penyebab bencana lainnya adalah tingginya intensitas curah hujan yang dapat memicu banjir serta gelombang laut yang dapat memicu abrasi pantai. Permasalahan yang dihadapi adalah masih lemahnya mitigasi bencana alam. Dari aspek kualitas udara, air dan tanah belum dapat diukur karena laboratirum lingkungan hidup belum berfungsi optimal. Persoalan lingkungan lainnya yang dihadapi di (almahera Selatan adalah belum tertanganinya kerusakan kawasan pesisir yang ditandai oleh kerusakan hutan bakau, abrasi pantai, serta pendangkalan muara sungai yang berdampak pada produksi perikanan, serta masih rendahnya pemahaman masyarakat dalam pengelolaan persampahan dan pengelolaan air limbah.
Permasalahan pada bidang Pekerjaan Umum antara lain proses pelelangan sering terlambat berakibat pada mundurnya waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kurangnya monitoring dan pengawasan pekerjaan akibat terbatasnya biaya.
Masih kurangnya sarana dan prasarana pemerintahan di tingkat kecamatan dan desa.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Permasalahan pada bidang Penataan Ruang adalah masih rendahnya koordinasi antar sektor dalam mengsosialisasikan dan mengimplementasikan RTRW Kabupaten (almahera Selatan, penyelesaian batas‐batas wilayah baik tingkat desa maupun kecamatan, serta instrument/ perangkat pendudkung yang belum mamadai.
Pelibatan masyarakat dalam perencanaan belum maksimal sehingga output sering tidak sesuai dengan kondisi dan keinginan/ aspirasi masyarakat, sebagian besar perencanaan dibuat di tingkat kabupaten dan kecamatan, sehingga kurang mencerminkan permasalahan nyata saat ini, kebutuhan dan aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Kondisi ini diperparah oleh berbagai kebijakan pemerintah dan struktur pelayanan yang seringkali membatasi peranan masyarakat dalam proses pembangunan di wilayahnya sendiri. (al ini tentu bertentangan dengan prinsip partisipatif sebagai landasan bagi perumusan perencanaan dan pelaksanaannya.
Permasalahan pada bidang Perhubungan adalah minimnya anggaran operasional sarana dan prasarana perhubungan laut yang dimiliki Pemda, kontribusi PAD sektor perhubungan masih sangat rendah, hambatan dalam pembebasan lahan untuk sarana prasarana perhubungan, serta kurangnya pengawasan.
Kurang optimal dan meratanya pengembangan infrastruktur wilayah dan penyediaan prasarana transportasi berupa jalan, jembatan, terminal, PJU, rambu lalu lintas jalan, dan dermaga / tambatan perahu.
Bidang pemerintahan anatara lain : persiapan terbentuknya DOB Kab. Kepulauan Obi memerlukan kesiapan sumberdaya keuangan, infrastruktur dan SDM, )mplementasi Undang‐Undang Nomor Tahun tentang Desa, )mplementasi Undang‐Undang Aparatur Sipil Negara memerlukan penyesuaian regulasi di daerah dan implementasi Undang‐Undang Nomor Tahun tentang Pemerintahan Daerah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
2.5.
Isu
Strategis
Berdasarkan capaian sasaran tahun sebelumnya dan permasalahan‐ permasalahan yang dihadapi, maka rumusan isu strategis dan masalah mendesak tahun , adalah :
. Ketersediaan infrastruktur dasar
. Rendahnya )ndeks Pembangunan Manusia termasuk pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM yang belum optimal.
. Optimalisasi pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh
. Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan, periknanan dan kelautan.
. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan serta implementasi UU Nomor Tahun tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor Tahun tentang Desa dan UU Nomor Tahun tentang Aparatur Sipil Negara ASN .
. Penurunan Jumlah Penduduk Miskin dan penciptaan lapangan kerja . Pengelolaan lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam
Ketersediaan Infrastruktur. Daya dukung infrastruktur di (almahera Selatan
tergolong rendah. Beberapa kendala dibidang infrastruktur adalah pertama, masih
rendahnya kualitas sarana prasarana perhubungan darat, laut dan udara. (ingga
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan Dibidang transportasi laut juga masih dirasakan keterbatasan‐keterbatasan yang menyebabkan rendahnya kontribusi sektor transportasi laut terhadap perekonomian daerah. Kapasitas bongkar muat di beberapa pelabuhan (almahera Selatan termasuk pelabuhan perikanan, merupakan beberapa permasalahan yang perlu ditangani secepatnya.
Kedua, keterbatasan infrastruktur pertanian. Ketersediaan jaringan irigasi khususnya
di Gane Timur masih rendah. Masih banyak lahan persawahan yang belum dapat diairi. Demikian halnya di sektor perikanan, peternakan dan perkebunan, sarana penunjang belum tersedia secara memadai. Pembangunan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, serta peran Bapel P K perlu dioptimalkan untuk mendorong peningkatan produksi pertanian dan perikanan. (al ini penting mengingat sektor pertanian dan perikanan merupakan sektor unggulan sebagai prime mover pembangunan ekonomi daerah.
Ketiga, keterbatasan infrastruktur pendukung. Ketersediaan pasokan listrik masih
sangat terbatas, air bersih yang belum menjangkau seluruh masyarakat serta akses telekomunikasi, kesemuanya ini tentu memiliki peran strategis dalam meningkatkan pertumbuhan daya saing ekonomi (almahera Selatan.
Masih Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia. Salah satu ukuran keberhasilan
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Selain persoalan )ndeks Pembangunan Manusia, tantangan lainnya adalah Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan. Dibidang pendidikan,
tantangan terbesarnya adalah perluasan akses serta peningkatan mutu dan daya saing pendidikan. Secara umum, masih terdapat beberapa hal penting yang perlu ditingkatkan di bidang pendidikan, antara lain persentase masyarakat usia sekolah yang menyelesaikan dan melanjutkan pendidikan ke jenjang diatasnya, persentase anak putus sekolah yang menyelesaikan paket A, B dan C, rasio ketersediaan ruang kelas dan fasilitas belajar di kecamatan, persentase guru yang memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi serta pemerataan guru, jumlah masyarakat yang duduk di perguruan tinggi, persentase siswa lulus dan peringkat kelulusan tingkat regional dan nasional, persentase sekolah yang mendapatkan akreditasi minimal B, angka partisipasi PAUD masih sangat rendah, serta peningkatan prestasi pemuda di bidang iptek, imtaq, seni, budaya dan olahraga.
Di sektor kesehatan, (almahera Selatan masih menghadapi sejumlah masalah antara lain : Angka kematian bayi AKB dan Angka Kematian )bu AK) melahirkan masih relatif tinggi, Kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat seperti penyakit diare juga masih tinggi, Akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak masih sangat rendah , % , ketersediaan SDM baik kuantitas maupun kualitas masih sangat terbatas, manajemen stok obat masih lemah sehingga pada awal tahun sering persediaan obat terbatas, sistem pelaporan dari Puskesmas yang masih sering terlambat sehingga data penderita penyakit tidak terdokumentasi dengan baik, tenga dokter dan paramedis di RSUD Labuha masih terbatas sehingga sarana dan prasarana yang sudah ada tidak difungsikan dengan maksimal, serta biaya pemeliharan alat‐alat kesehatan di RUSD masih sangat minim.
Optimalisasi pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan pembangunan. Disisi lain pertambahan penduduk semakin hari semakin meningkat, mengakibatkan perubahan sosiokultural masyarakat serta peningkatan kebutuhan perumahan dan permukiman. Pusat‐pusat pertumbuhan di (almahera Selatan seperti Kawasan Perkotaan Labuha kecamatan sebagai kawasan perikanan, perdagangan dan jasa, Kawasan Obi kecamatan sebagai kawasan pertambangan, Kawasan Gane kecamatan sebagai kawasan pertanian dan perkebunan, Kawasan Makian‐Kayoa kecamatan sebagai kawasan perikanan dan pariwisata, dan Kawasan Kasiruta‐Bacan Barat kecamatan sebagai kawasan perikanan dan perkebunan, menjadi keharusan sebab dapat menjadi pemicu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata.
Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan, periknanan dan kelautan. Meningkatnya produktifitas
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan Karena itu, perlu dilakukan terosbosan‐terobosan inovatif untuk meningkatkan produksi pertanian, perkebunan, dan perikanan, kemudian diikuti dengan strategi mendorong akses rumah tangga pertanian petani dan nelayan terhadap sumber daya produktif; meningkatkan penguasaan dan penerapan teknologi menuju rintisan industri pengolahan pertanian dan perikanan sebagai upaya peningkatan daya saing ekonomi; melanjutkan upaya revitalisasi penyuluhan pertanian; serta mengembangkan sistem agribisnis terutama pada kawasan‐kawasan strategis dan cepat tumbuh.
Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan serta implementasi UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pelayanan prima juga tantangan yang harus menjadi perhatian bersama. Karena kinerja pemerintahan yang lebih baik berdampak pada terjaganya stabilitas di (almahera Selatan, serta pertumbuhan ekonomi dapat meningkat.
Tata kepemerintahan yang baik melibatkan tiga pilar yaitu penyelenggara negara termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Ketiga unsur tersebut harus bersinergi untuk membangun tata kepemerintahan yang baik di lembaga‐lembaga penyelenggara negara good public governance , dunia usaha good corporate
governance dan berbagai kegiatan masyarakat. Penerapan prinsip‐prinsip tata
kepemerintahan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan akan menyelesaikan berbagai masalah secara efisien dan efektif serta mendorong percepatan keberhasilan pembangunan di berbagai bidang. Tata kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan negara mencakup lembaga eksekutif dan legislatif
Penurunan Jumlah Penduduk Miskin dan penciptaan lapangan kerja. Sektor riil
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan prioritas utama, mengingat potensi peningkatan jumlah pengangguran cukup tinggi dari tahun ke tahun.
Dengan adanya masalah tersebut di atas, tantangan pengembangan kesempatan tenaga kerja adalah sebagai berikut : pertama, menciptakan lapangan kerja formal seluas‐luasnya. Penciptaan lapangan kerja formal mendapat perhatian penting karena lapangan kerja ini lebih produktif dan lebih memberikan perlindungan sosial kepada pekerja dibandingkan dengan lapangan kerja informal. Kedua, mendorong perpindahan pekerja dari pekerjaan yang memiliki produktivitas rendah ke pekerjaan yang memiliki produktivitas tinggi dengan meningkatkan kualitas dan kompetensi pekerja. Rendahnya pendidikan, keterampilan, dan kompetensi sebagai besar tenaga kerja menyebabkan terbatasnya kapasitas dan produktivitas sumberdaya manusia sehingga banyak dari tenaga kerja hanya mampu bekerja dengan produktivitas rendah. Ketiga, meningkatkan ketrampilan para pekerja yang bekerja di lapangan kerja informal. Dengan terbatasnya lapangan kerja formal yang tersedia, tidak semua pekerja dapat bekerja atau berpindah ke lapangan kerja formal. Pekerja di kegiatan informal ditingkatkan ketrampilannya yang diharapkan dapat meningkatkan produktiftas mereka agar kesenjangan pendapatan antara pekerja formal dan informal tidak terlalu besar.
Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. (ingga tahun persentase penduduk
miskin di (almahera Selatan masih cukup tinggi yaitu , % dan angka ini ditahun ‐ diperkirakan akan meningkat sehubungan adanya kenaikan inflasi. Masih tingginya jumlah penduduk miskin tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa keterbatasan yang dimiliki daerah sebagai berikut.
Pertama, Keterbatasan Pemenuhan Pangan. Kemampuan daya beli masyarakat
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kedua, Keterbatasan Akses Pelayanan Kesehatan. Masalah kesehatan masih
merupakan permasalahan umum yang dihadapi sebagian besar masyarakat (almahera Selatan. Saat ini di (almahera Selatan baru terdapat Rumah Sakit yakni di Labuha, Laiwui dan Bisui, untuk tingkat kecamatan yang terdiri dari kecamatan terdapat Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Pustu , sedangkan untuk tingkat desa/ kelurahan, dari desa, terdapat unit Polindes/Poskesdes. Disamping itu, rasio ketersediaan tenaga kesehatan di (almahera Selatan masih tergolong rendah.
Ketiga, Terbatasnya Akses Layanan Pendidikan. Secara umum kondisi pendidikan
untuk jenjang SD sudah lebih baik jika dibandingkan dengan SMP dan SMA. (ingga tahun , Angka Partisipasi Sekolah APS usia ‐ tahun telah mencapai , % atau turun sebesar , % dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan APS usia ‐ tahun pada tahun yang sama baru mencapai , % atau naik sebesar , % dari tahun lalu, dan APS usia ‐ tahun baru mencapai , % atau turun sebesar , % disbanding tahun lalu. (al ini menunjukkan, masih perlunya peningkatan pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA. Demikian halnya dengan buta aksara, meskipun setiap tahun menunjukkan penurunan, namun hingga tahun , persentase buta aksara di (almahera Selatan masih , % atau menurun sebesar , % dibanding tahun sebelumnya, dan sebagian besar berstatus penduduk miskin. BPS : Susenas ‐ .
Keempat, terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha. Beberapa kendala masyarakat
miskin dalam meningkatkan taraf hidup dan tingkat pendapatannya antara lain diakibatkan oleh rendahnya akses permodalan, informasi dan teknologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, sehingga hanya sedikit jenis pilihan bagi masyarakat untuk bekerja, dan terbanyak dari mereka bekerja sebagai buruh kasar, atau buruh lepas.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan rendah, demikian halnya dengan industri pengolahan belum berkembang dengan baik.
Kelima, Terbatasnya Akses Layanan Perumahan, Sanitasi dan Air Bersih. (ingga tahun
, rumah tangga yang memiliki akses air bersih baru mencapai , %, atau lebih rendah dari rata‐rata nasional sebesar , %. )ni berarti lebih dari setengah rumah tangga di (almahera Selatan yang belum memperoleh sarana air bersih. Demikian halnya dengan sanitasi, baru , % rumah tangga yang memiliki sanitasi sesuai standar kesehatan dibanding dengan dengan rata‐rata nasional sebesar , %. )ni mencerminkan hampir / rumah tangga belum memiliki sanitasi yang baik. Akses rumah tangga di (almahera Selatan terhadap listrik cukup menggembirakan karena rasio elektrifikasi telah mencapai , % akan tetapi masih lebih rendah dari rata‐rata Nasional sebesar , %. Disamping itu, masalah lainnya yang dihadapi masyarakat miskin adalah terbatasnya akses terhadap perumahan yang sehat dan layak, rendahnya mutu lingkungan permukiman dan lemahnya akses masyarakat terhadap kredit perumahan dengan bunga rendah yang layak dan sehat.
Keenam, Beban Kependudukan. Tanggungan keluarga menjadi poin penting dalam
pemicu tekanan hidup keluarga miskin. Tahun ditemukan keluarga miskin dengan tanggungan keluarga orang atau lebih bergerak pada angka %. Dengan besarnya tanggungan rumahtangga, maka kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan menjadi rendah pula.
Pengelolaan lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam. Dalam hal ini, permasalahan
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Tabel 2.3 : Identifikasi Isu Strategis dan Masalah Mendesak
Isu Strategis dan Masalah Mendesak
Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten
. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama Pengendalian jumlah penduduk,
Reformasi pembangunan kesehatan,
a. Sistem Jaminan Sosial Nasional demand and
supply ,
Belum mamadainya sarana prasarana pendidikan, kualifikasi tenaga pendidik, rendahnya APS, serta tingginya angka putus sekolah; sarana dan prasarana kesehatan, ketersediaan tenaga medis dan pelayanan dasar kesehatan, masih tingginya AKI, AKBA, AKB serta revitalisasi dan promosi kesehatan.
. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi serta Pengembangan )nvestasi dan )klim Usaha.
Rendahnya produktivitas ekonomi masyarakat dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Penataan regulasi untuk perbaikan iklim investasi, stabilitas keamanan wilayah serta tata kelola pemerintahan untuk perbaikan pelayanan berinvestasi dan berusaha.
. )nfrastruktur, Sarana dan Prasarana Pemerintahan, Lingkungan (idup dan Penanggulangan Bencana. Infrastruktur dan moda transportasi intra dan antar
pulau yang belum menembus isolasi dan konektivitas wilayah kepulauan terutama remote area yang menopang aktivitas ekonomi masyarakat, pelayanan pendidikan dan kesehatan, tumbuhkembangnya investasi, perdagangan dan pariwisata Maluku Utara. Sarana dan Prasarana Pemerintahan yang belum
mamadai mengakibatkan terhambatnya pelayanan
publik. Akibat dari aktivitas ekonomi masyarakat dan
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Isu Strategis dan Masalah Mendesak
Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten
menurunkan kualitas lingkungan hidup serta posisi geostrategis Maluku Utara yang rawan terhadap berbagai bencana.
. Kehidupan beragama dan kebudayaan.
Kehidupan beragama yang kondusif dan terjamin menjadi salah satu penunjang keberhasilan pembangunan, selain itu perlunya mematenkan kebudayaan lokal Maluku Utara.
. Reformasi birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan.
Pelaksanaan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan belum optimal yang berdampak pada masih rendahnya kualitas pelayanan publik.
. Pembangunan Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau‐Pulau, Daerah Perbatasan, Terpencil, Tertinggal dan
Kawsan Khusus.
Pembangunan Wilayah Pesisir Laut dan Pulaupulau,
Daerah Perbatasan, Terpencil, Tertinggal dan
Kawasan Khusus masih terisolasi dikarenakan belum
terbangunnya infrastruktur yang terintegrasi
mengakibatkan rendahnya layanan pendidikan dan
kesehatan serta lambatnya pertumbuhan ekonomi
yang berdampak pada rendahnya pendapatan
masyarakat dan kualitas sumber daya manusia.
. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan serta implementasi UU
Nomor Tahun tentang
Pemerintahan Daerah, UU Nomor
Tahun tentang Desa dan UU
Nomor Tahun tentang
Aparatur Sipil Negara ASN