• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB 3"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan anggaran akan tercermin pada analisis kinerja keuangan masa lalu yang menjadi dasar perencanaan pengelolaan keuangan lima tahun ke depan.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), PBHTB, Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan (PPH-21), Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi, SDA Land-Rent dan Migas, SDA Bidang Perikanan dan Kelautan, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Pendapatan dari dana perimbangan sebenarnya diluar kendali Pemerintah Daerah karena alokasi dana tersebut ditentukan oleh Pemerintah Pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Penerimaan dari dana perimbangan sangat bergantung dari APBN yang dialokasikan pada daerah dan formula dana alokasi umum (DAU) Kabupaten/Kota yang berlaku. Dengan demikian untuk menjamin pendapatan daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala memfokuskan pada Intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(2)

bersumber dari Pemerintah Pusat/propinsi berupa dana Inpres No. 7 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Sulawesi Tengah yang mana dana tersebut sesuai dengan kebijakan bersama Pemerintah propinsi Sulawesi Tengah dan pemerintah pusat serta Kabupaten/Kota yang diperuntukan bagi kepentingan pelaksanaan percepatan pembangunan di propinsi Sulawesi Tengah termasuk Kabupaten Donggala. Sedangkan dana masyarakat dan swasta juga sangat dibutuhkan dan menentukan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Donggala.

Berdasarkan kondisi pemerintahan, kemasyarakatan, dan pembangunan yang ada di Kabupaten Donggala, serta memperhatikan berbagai indikator-indikator penting lainnya yakni: indikator ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan, serta memperhatikan usaha-usaha yang telah dilaksanakan selama ini, dan berpedoman pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka kinerja pelaksanaan APBD Pemerintah Kabupaten Donggala dapat dilihat dari pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2008 - 2012.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2008 – 2012 maka dapat dilihat bahwa kinerja pengelolaan keuangan daerah terus memperlihatkan perbaikan dan kinerja yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan didapatkannya opini wajar dengan pengecualian (WDP) atas LKPD Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2009 dan 2010 serta opini Wajar Tanpa Pengecualian(WTP) atas LKPD Tahun Anggaran 2011 dan 2012. Secara ringkas opini BPK atas LKPD Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2008 – 2012 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Gambaran Opini BPK Atas LKPD Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2008 – 2013

Tahun Anggara

n Opini BPK atas LKPD

Jumlah Aset (Rp)

2008 Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer) 1.115.224.171.522,46

2009 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 1.182.137.445.829,31

2010 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 1.106.256.186.145,27

2011 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 1.305.895.635.043,52

(3)

2013 Wajar Tanpa Pengecualian(WTP)

Sumber: LHP BPK Atas LKPD Kabupaten Donggala Tahun 2008 - 2013

Tabel 3.1.menggambarkan bahwa jumlah aset Pemerintah Kabupaten Donggala dari tahun ke tahun khususnya tahun anggaran 2008-2012 cenderung mengalami pertumbuhan yang positif. Peningkatan aset ini juga didukung dengan semakin baiknya kinerja pengelolaan keuangan daerah. Walaupun masih ada beberapa temuan yang diakibatkan karena kelemahan sistem pengendalian intern dan terjadinya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan pada LHP BPK atas LKPD Kabupaten Donggala, dengan pencapaian opini tersebut membuktikan bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Donggala telah menunjukkan prestasi yang gemilang dalam menyelenggarakan tata kelola, pertanggung jawaban dan pelaporan keuangan daerah.

3.1.2. Analisis Neraca

3.1.2.1 Neraca Daerah

Neraca daerah adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah yang meliputi aset, kewajiban dan ekuitas danapada suatu saat tertentu. Neraca daerah sangat penting dalam pengelolaan pemerintahan daerah karena:

 Memberikan informasi kepada manajemen

Pemerintahan daerah mengenai likuiditas keuangan daerah.

 Memberikan informasi kepada manajemen Pemerintah

Daerah tentang fleksibilitas keuangan (financial flexibility) Kabupaten Donggala pada tabel 3.2 berikut ini.

(4)

URAIAN PertumbuhanRata-Rata (%)

Kas di Bendahara Pengeluaran (28,02)

Kas Di Badan Layanan Umum Daerah 0,00

Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya 0,00

Investasi dalam Surat Utang Negara 0,00

Investasi Non Permanen Lainnya (33,33)

JUMLAH Investasi Non Permanen (33,33)

Investasi Permanen

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 11,94

Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan 0,00

Penyertaan Modal Perusahaan Patungan 0,00

Invertasi Permanen Lainnya (33,33)

JUMLAH Investasi Permanen 7,81 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 7,55 ASET TETAP

Konstruksi dalam Pengerjaan 192,54

Akumulasi Penyusutan 0,00

JUMLAH ASET TETAP 16,32

DANA CADANGAN

Dana Cadangan 0,00

JUMLAH DANA CADANGAN 0,00

ASET LAINNYA

Tagihan Penjualan Angsuran 47,73

(5)

URAIAN PertumbuhanRata-Rata (%)

Aset Tidak Berwujud 43,71

Aset Lain-lain 6,61

JUMLAH ASET LAINNYA 7,66

JUMLAH ASET 14,45

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) (33,33)

Utang Bunga 0,00

Utang Pajak 0,00

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang Bank 0,00

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang

Pendapatan Diterima Dimuka 0,00

Utang Jangka Pendek Lainnya 548,24 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 550,84 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan 0,00

Utang Dalam Negeri-Obligasi 0,00

Utang Pemerintah Pusat 0,00

Utang Pemerintah Provinsi 0,00

Utang Pemerintah Kabupaten/Kota 0,00

Utang Luar Negeri-Sektor Perbankan 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN 550,84

EKUITAS DANA 0,00

EKUITAS DANA LANCAR 0,00

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) (12,01)

Cadangan untuk Piutang 32,82

Cadangan untuk Persediaan 43,59

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran

Utang Jangka Pendek 551,04

Pendapatan yang Ditangguhkan 616,69 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR (0,20)

EKUITAS DANA INVESTASI 0,00

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 7,55

(6)

URAIAN PertumbuhanRata-Rata (%) JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 15,76

EKUITAS DANA CADANGAN 0,00

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA 14,78 JUMLAH KEWAJIBAN + EKUITAS DANA 14,45

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala (data diolah, 2014) Posisi Aset Daerah Kabupaten Donggala mengalami rata-rata pertumbuhan 14,45persen selama tahun 2009 – 2013. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya rata-rata pertumbuhan (16,32persen) asset tetap (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi, asset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan). Selain itu, juga diakibatkan tingginya rata-rata pertumbuhan investasi jangka panjang (investasi permanen dan non permanen) sebesar 7,55 persen, namun di satu sisi dari gambaran rata-rata pertumbuhan neraca tersebut, juga terdapat penurunan aset, seperti yang terjadi pada aset lancar yang menurun sebesar 3,48 persen.

Pada sisi kewajiban dan ekuitas dana Kabupaten Donggala,terjadi pertumbuhan rata-rata sebesar 550,84persen selama tahun 2009 – 2013 pada kewajiban, sedangkan ekuitas dana Kabupaten Donggala tumbuh rata-rata Sebesar 14,78 persen selama tahun 2009 – 2013. Kenaikan tersebut disebabkan oleh rata-rata pertumbuhan ekuitas dana yang lancarsebesar -0.20 persen dan Ekuitas dana investasi mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 15,76 persen.

3.1.3. Analisis Rasio Keuangan

Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemda dalam mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang di tetapkan dan dilaksanakannya. Hasil analisis rasio keuangan ini selanjutnya digunakan sebagai tolok ukur dalam :

1. Menilai kemandirian keuangan daerahdalam membiayai penyelenggaraan otonomi daerah.

2. Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatn daerah.

3. Mengukur sejauh mana aktivitas pemda dalam membelanjakan pendapatan daerahnya.

4. Mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam pembentukan pendapatan daerah.

(7)

Oleh karena itu, untuk menilai sejauhmana kinerja Pemerintah Kabupaten Donggala dalam mengelola keuangan daerahnya maka terlebih dahulu disajikan Rasio Keuangan Kabupaten Donggala pada tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Donggala

Tahun Anggaran 2009 s/d 2013

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala (data diolah, 2014)

Dari tabel 3.3 diatas, dapat dilihat bahwa rasio Lancar(current ratio) Pemerintah kabupaten donggala pada tahun 2009sebesar 302,47 Persen mengalami pergerakan yang fluktuatif dan bergerak menurun pada tahun 2013menjadi 59,82 persen artinya kesehatan keuangan pemerintah daerah menurun drastis. Pada rasio cepat (Quick Ratio) pada tahun 2009 sebesar 291, 88 persen mengalami pergerakan yang fluktuatif dan bergerak menurun pada tahun 2013 sebesar 55,78 mengindikasikan bahwa pemerintah daerah kabupaten donggala mengalami penurunan dalam hal membayar hutang dengan cepat.

Pada rasio modal kerja terhadap total aset pada tahun 2009 sebesar 0,05 persen mengalami pergerakan yang fluktuatif namun tetap bergerak stagnan pada tahun 2013 sebesar 0,05 persen artinya menunjukkan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto dari pemerintah daerah dari tahun 2009 sampai dengan 2013 bernilai tetap.

Pada rasio total hutang terhadap total aset pada tahun 2009, sebesar 0,00 persen, tahun 2010 sebesar 0,01 persen, tahun 2011 sebesar 0,00 persen dan tahun 2013 sebesar 0,00 persen artinya kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang pada tahun 2009 dan tahun 2013 tetap atau sama.

(8)

donggala tidak terbebani oleh utang dan mengindikasikan bahwa kondisi keuangan pemerintah daerah kabpuaten donggala dari tahun 2009 sampai 2013 berada pada posisi sehat dan tidak memiliki kelebihan utang (over-leverage).

Pada rasio derajat desentralisasi pada tahun 2009 sebesar 0,08 persen dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi sebesar 0,05 persen mengindikasikan kemampuan pemerintah daerah kabupaten donggala guna membiayai pembangunan desentralisasi fiskal pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,03 persen dibandingkan pada tahun 2009.

Pada rasio ketergantungan keuangan daerah pada tahun 2009 sebesar 0,84 persen dan pada tahun 2013 mengalami penuruan menjadi sebesar 0,81 persen mengindikasikan bahwa pada tahun 2013 kinerja pemerintah daerah dibidang sektor publik mengalami penurunan dibanding pada tahun 2009. Pemerintah daerah pada tahun 2013 mengalami peningkatan ketergantungan terhadap bantuan dari pihak luar seperti hibah, bantuan pemerintah pusat maupun provinsi dan berkurang partisipasi masyarakat dalam melakukan pembangunan Pendapatan asli daerah (PAD) yang di peroleh dari masyarakat melalui pajak, retribusi daerah yang menjadi komponen utama dalam pendapatan asli daerah (PAD).

3.1.4. Analisis Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran yang dipublikasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala sangat bermanfaat untuk menilai kinerja pemerintah daerah.LRA merupakan Laporan Pertanggung jawaban keuangan daerah yang utama. Berdasarkan LRA dapat dilakukan analisis berupa analisis pendapatan, Analisis Belanja dan Analisis Pembiayaan.

3.1.4.1. Analisis Pendapatan

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiscal, Pemerintah Daerah dituntut untuk memiliki kemandirian keuangan daerah yang lebih besar. Dengan tingkat kemadirian keuangan yang lebih besar berarti daerah tidak akan lagi sangat tergantung pada bantuan dari pemerintah pusat dan propinsi melalui dana perimbangan. Semakin tinggi tingkat kemandirian keuangan maka daerah dapat memberikan pelayananpublik yang lebih berkualitas, melakukan investasi dan sebagainya.Oleh karena itu pentingnya analisis pendapatan bagi pemerintah daerah. Berikut ini teknik analisis pendapatan:

a. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah

(9)

Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), PBHTB, Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan (PPH-21), Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi, SDA Land-Rent dan Migas, SDA Bidang Perikanan dan Kelautan, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus(DAK).

Pendapatan dari dana perimbangan sebenarnya diluar kendali Pemerintah Daerah karena alokasi dana tersebut ditentukan oleh Pemerintah Pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Penerimaan dari dana perimbangan sangat bergantung dari APBN yang dialokasikan pada daerah dan formula dana alokasi umum (DAU) Kabupaten/Kota yang berlaku. Dengan demikian untuk menjamin pendapatan daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala memfokuskan pada Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (PAD).

Selain dana dari penerimaan daerah tersebut, daerah Kabupaten Donggala mengharapkan kucuran dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat/propinsi berupa dana Inpres Percepatan yang mana dana tersebut sesuai dengan kebijakan bersama Pemerintah propinsi Sulawesi Tengah dan pemerintah pusat serta Kabupaten/Kota yang diperuntukan bagi kepentingan pelaksanaan percepatan pembangunan di propinsi Sulawesi Tengah termasuk Kabupaten Donggala. Sedangkan dana masyarakat dan swasta juga sangat dibutuhkan dan menentukan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Donggala.

Terkait dengan pendapatan daerah, Total Pendapatan daerah Kabupaten Donggala mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, dari sebesar Rp. 445.774.514.600,90 pada tahun

2009 mengalami Kenaikan menjadi sebesar

Rp.788.243.573.933,93

(10)

Rp.38.671.352.002,00 pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp.109.228.248.614,00 pada tahun 2013.

(11)

       Tabel 3.4

(12)
(13)

b. Proporsi Realisasi Jenis Pendapatan Terhadap Total Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala

Selain analisis pertumbuhan pendapatan, kinerja keuangan dapat juga dilihat dari proporsi masing-masing realisasijenis pendapatan terhadap total realisasi pendapatan. Hal ini dilakukan untuk melihat potret pendapatan pemerintah daerah secara menyeluruh.pada sisi Pendapatan Asli Daerah tahun 2009 menyumbangkan persentase terbesar dibanding tahun berikutnya dengan tingkat persentase 7,60 persen sedangkan tahun 2011-2012 terus mengalami penurunan hingga persentasenya mencapai 5,24 persen pada tahun 2013. Pada sisi dana perimbanganproporsi realisasi terhadap total realisasi pendapatan mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2009 sebesar 83,73 persen dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 84,49 persen namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 80,90 persen namun diantara proporsi masing-masing realisasijenis pendapatan terhadap total realisasi pendapatan dana perimbangan ini yang mempunyai presentase Rata-rata proporsi kelompok pendapatan terbesar. Dan pada sisi lain-lain pendapatan daerah yang sahproporsi realisasi terhadap total realisasi pendapatan mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2009 sebesar 8,68 persen dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 22,19 persen namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 13,86 persen.

(14)

Tabel 3.5

Proporsi Realisasi Jenis Pendapatan Terhadap Total Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013

No. Uraian

2009 2010 2011 2012 2013 (%)

(%) (%) (%) (%) Unaudited

1 PENDAPATAN 100% 100% 100% 100% 100%

1.1. Pendapatan Asli Daerah 7,60% 4,25% 4,55% 5,42% 5,24%

1.1.1

. Pajak daerah 2,93% 2,57% 2,36% 3,18% 2,97%

1.1.2

. Retribusi daerah 0,49% 0,52% 0,78% 1,01% 1,08%

1.1.3

. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 0,21% 0,28% 0,35% 0,10% 0,24% 1.1.4

. Lain-lain PAD yang sah 3,97% 0,87% 1,06% 1,14% 0,94%

1.2. Dana Perimbangan 83,73% 79,52% 73,26% 84,49% 80,90%

1.2.1

. Dana bagi hasil pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak 4,62% 5,97% 4,45% 4,46% 4,27%

1.2.2

. Dana alokasi umum 64,75% 64,10% 58,99% 69,67% 66,43%

1.2.3

. Dana alokasi khusus 14,36% 9,46% 9,82% 10,36% 10,19%

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 8,68% 16,23% 22,19% 10,08% 13,86%

1.3.1 Hibah 0,00% 0,00% 0,30% 0,02% 0,18%

(15)

1.3.3

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah

lainnya 3,56% 2,21% 3,35% 2,33% 1,67%

1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus 4,47% 13,13% 17,96% 7,28% 11,03%

1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 0,65% 0,90% 0,58% 0,45% 0,98%

(16)

c. Proporsi Realisasi Pendapatan Terhadap Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala

Analisis pertumbuhan pendapatan dapat dilihat dari kinerja keuangan dengan melihat proporsi realisasi pendapatan terhadap anggaran pendapatan. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimanapemerintah daerah kabupaten donggala mengefektifkan realisasi pendapatan

terhadap anggaran pendapatan secara

menyeluruh.bahwapada proporsi masing-masing

(17)

Tabel 3.6

Proporsi Realisasi Pendapatan Terhadap Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2009­2013

No. Uraian

2009 2010 2011 2012 2013 (%)

(%) (%) (%) (%) Unaudite

d

1 PENDAPATAN 106,43% 104,64% 103,08% 100,46% 99,54%

1.1. Pendapatan Asli Daerah 203,54% 142,98% 124,58% 128,21% 96,28%

1.1.1

. Pajak daerah

112,03% 125,25% 109,96% 128,67% 102,14%

1.1.2

. Retribusi daerah 96,50% 96,40% 95,30% 98,17% 82,89%

1.1.3

. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 233,55% 171,93% 272,03% 50,00% 100,00% 1.1.4

. Lain-lain PAD yang sah

755,51% 408,24% 190,27% 214,21% 95,81%

1.2. Dana Perimbangan 101,09% 102,63% 100,58% 100,06% 100,90%

1.2.1

(18)

1.3.2 Dana darurat 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 155,92% 155,44% 168,43% 100,02% 81,68% 1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus 100,00% 102,56% 100,23% 100,00% 100,00% 1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 100,00% 100,00% 94,61% 51,01% 75,60%

(19)

3.1.4.2.Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Donggala Analisis belanja dilakukan untuk melihat efisiensi anggaran dan untuk mengevaluasi apakah Pemerintah daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien dan efektif. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, belanja Pemerintah daerah kabupaten Donggala mengalami Fluktuasi dari tahun ketahun.

Total belanja daerah Kabupaten Donggala mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, dari Rp.455.726.311.652,00 pada tahun 2009 menjadi Rp.789.259.660.108,53 pada tahun 2013 dengan Rata-rata Pertumbuhan Sebesar 14,99 persen Setiap Tahunnya. Dari pertumbuhan total belanja tersebut, Belanja Tidak Langsung mengalami pertumbuhansebesar 9,73 persen atau dari nilai realisasi sebesar Rp.281.100.151.359,00 pada tahun 2009menjadi sebesar Rp.401.668.373.799,00 pada tahun 2013, sedangkan pada belanja langsung mengalami pertumbuhan sebesar 24,02 persen dari sebesar Rp.174.626.160.293,00 pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp.387.591.286.309,53 pada tahun 2013.

(20)

Tabel 3.7

Rata­Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten DonggalaTahun 2009 – 2013

(21)

a. Proporsi Realisasi Jenis Belanja Terhadap Total Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Donggala

Analisis pertumbuhan Belanja dapat dilihat dari kinerja keuangan dengan melihat proporsi realisasi Jenis Belanja terhadap realisasi total belanja. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana pemerintah daerah kabupaten donggala mengefisienkan realisasi jenis belanja terhadap realisasi total belanja secara menyeluruh.pada sisi Belanja Tidak Langsung tahun 2009 menyumbangkan persentase terbesar dibanding tahun berikutnya dengan tingkat persentase 61,68 persen sedangkan tahun 2010-2013 mengalami tingkat fluktuatif hingga persentasenya mencapai 50,89 persen pada tahun realisasi jenisbelanja terhadap total realisasi belanja pemerintah daerah Kabupaten Donggala pada tahun 2009

1 Belanja Pegawai 48,46% 49,91% 43,56% 47,36% 43,53%

2 Belanja Bunga 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

4 Belanja Hibah 10,98% 3,73% 3,70% 6,05% 3,51%

5 Belanja Bantuan Sosial 0,46% 0,48% 0,57% 1,81% 1,83% 6 Belanja Bagi Hasil 0,18% 0,39% 0,22% 0,20% 0,18%

7 Belanja Bantuan

Keuangan 1,46% 2,87% 1,83% 1,70% 1,73%

(22)

2 Belanja Barang dan Jasa 17,24% 16,11% 19,83% 19,58% 18,94%

3 Belanja Modal 17,47% 23,05% 25,48% 18,26% 25,88%

Total Belanja 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

b. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Donggala

Analisis pertumbuhan belanja juga dapat dilihat dari kinerja keuangan dengan melihat proporsi realisasi Belanja terhadap anggaran Belanja.Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana pemerintah daerah kabupaten donggala mengefisienkan realisasi Belanja terhadap anggaran Belanjasecara

menyeluruh.bahwapada proporsi masing-masing

realisasibelanja terhadap total anggaran belanja. pada sisi Belanja tidak langsung tahun 2009 menyumbangkan nilai sebesar 97,74 persen, persentase terbesar dibanding tahun berikutnya terus mengalami penurunan hingga pada tahun tahun 2013 menurun menjadi 91,37 persen. Berikut ini Tabel 3.6 menunjukkan rata-rata Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Donggala pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013:

Tabel 3.9

Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2009-2013

N

1 Belanja Pegawai 98,89% 96,52% 94,47

% 95,45% 97,16%

2 Belanja Bunga 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

(23)

5 Belanja Bantuan Sosial 81,94% 82,88% 89,75% 92,00% 93,34%

6 Belanja Bagi Hasil 97,45% 99,99% 99,99

% 99,91% 99,84% 7 Belanja Bantuan

Keuangan 75,98% 97,51%

97,89

% 99,78% 98,94% 8 Belanja Tidak Terduga 63,83% 26,58% 129,31% 61,47% 63,36%

B Belanja Langsung 97,62% 87,04% 94,28% 102,18% 91,37%

1 Belanja Pegawai 96,22% 95,93% 101,46% 94,39% 93,32%

2 Belanja Barang dan Jasa 96,28% 96,47% 93,44% 91,42% 89,48%

3 Belanja Modal 99,29% 80,43% 93,73 %

115,64

% 92,49%

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

c. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

(24)

Tabel 3.10

Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Daerah Kabupaten Donggala

(25)
(26)

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Keuangan daerah dikelola sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 tahun 2006. Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait.

Asas umum pengelolaan keuangan daerah yang telah menjadi komitmen pemerintah daerah adalah bahwa : “keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu system terintegrasi, diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.”

APBD merupakan instrumen yang menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah. Agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar, maka landasan administratif dalam pengelolaan anggaran daerah yang mengatur antara lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat azas.

Beberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah, antara lain adalah: 1) pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja; 2) penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD; 3) semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah.

(27)

secara baik. Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD, terdapat keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja, serta terjadi keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya dan harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan.

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang pengalokasian anggaran belanja daerah perlu memperhatikan alokasi anggaran untuk belanja aparatur dan belanja publik. Adapun proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total pengeluaran dapat dilihatpada tabel 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11

(28)

Anggaran

2013 4,00 8,53

Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

Presentase anggaran belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total pengeluaran (belanja + pembiayaan pengeluaran) Kabupaten Donggala mengalami fluktuatif penurunan pada tahun 2009 sebesar 57,74 persen dan penurunan pada tahun 2013 menjadi 56,23 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala setiap tahunnya mengurangi proporsi alokasi anggaran untuk pemenuhan kebutuhan aparatur.Kondisi tersebut mencerminkan pola pengelolaan keuangan daerah yang semakin baik, karena alokasi anggaran belanja publik semakin besar.

Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama kabupaten donggalamerupakan pengeluaran pemerintah daerah yang utama,total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama kabupaten donggala pada tahun 2009 sebesar Rp.288.189.443.309,00 mengalami kenaikan

sebesar Rp.415.418.102.662,00 dengan rata-rata sebesar 9,60 persen. Nilai total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama kabupaten donggala di dapatkan dari Belanja tidak langsung tahun 2009 sebesar Rp.216.869.900.950,00 mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi Rp.289.079.892.175,00 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,92 persen, begitu pula pada sisi belanja langsung Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama kabupaten pada donggalamengalami fluktuasi pada tahun 2009 sebesar Rp.3.867.504.018,00 mengalami kenaikan pad tahun 2013 sebesar Rp.10.472.470.162,00 dengan rata-rata 39,52 persen.

(29)

Tabel 3.12

Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Donggala

(30)

3.2.2 Analisis Pembiayaan

Penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus.Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja serta pengeluaran pembiayaan, sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan belanja dan pengeluaran pembiayaan.Untuk menutup defisit dan surplus diperlukan pembiayaan daerah.

Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Donggala mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2009 sebesar Rp.445.774.514.600,90 menjadi Rp.788.243.573.933,39 pada tahun 2013. Namun demikian, realisasi pendapatan pada tahun 2013 masih lebih kecil dibanding belanja daerah sebesar Rp.789.259.660.108,53 dan pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp.3.000.000.000,00 sehingga terjadi defisit riil anggaran sebesar Rp.1.016.086.175,14.

(31)

Tabel 3.13

Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Donggala

Tahun 2009­2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Unaudited

1 Realisasi Pendapatan Daerah 445.774.514.600,90 549.069.715.507,65 664.784.184.898,88 667.247.743.697,78 788.243.573.933,39

Dikurangi realisasi:

2 Belanja Daerah 455.726.311.652,00 528.326.147.258,43 673.847.615.404,31 673.367.278.862,25 789.259.660.108,53

3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 350.000.000,00 2.032.951.680,00 2.000.000.000,00 1.363.836.009,00 3.000.000.000,00

A Defisit riil (9.951.797.051,10) 20.743.568.249,22 (9.063.430.505,43) (6.119.535.164,47) (1.016.086.175,14)

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:

4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 48.009.893.478,43 37.703.196.427,33 70.834.758.104,55 52.287.956.425,65 52.287.956.426,65

5 Pencairan Dana Cadangan

6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 7 Penerimaan Pinjaman Daerah

8 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

9 Penerimaan Piutang Daerah 14.606.544.978,00

(32)
(33)

Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala perlu mencari alternatif pembiayaan untuk menutupi defisit riil anggaran melalui Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya, Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah, dan Penerimaan Piutang Daerah.

Adapun komposisi penutup defisit riil anggaran Kabupaten Donggala pada tabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.14

Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Donggala Tahun 2009-2013

N

o. Uraian

Proporsi Dari Total Defisit Riil

2009 2010 2011 2012 2013

(%) (%) (%) (%) (%)

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

- - - -

-4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - -

-5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

Daerah - - - -

-6 Penerimaan Piutang Daerah - 70,41 - -

-7 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan

(378,9

1) 342,37 (659,48) (854,44) (4.750,77) Sumber: Realisasi APBD Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2013 (Diolah, 2014)

(34)

Sumber dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya selama tahun 2009– 2013didominasi oleh sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dari tahun 2009 sebesar 28,49 persen, tahun 2010sebesar 63.16 persen, tahun 2011 sebesar 65,67 persen, tahun 2012 sebesar 90,31 dan tahun 2013 sebesar 107,57 persen adapun rata-rata perumbuhannya sebesar 83,83 persen.

(35)

Tabel 3.15

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan anggaran Kabupaten Donggala

Tahun Anggaran 2009-2013

(36)

Adapun   gambaran   Sisa   Lebih   (riil)   Pembiayaan   Anggaran Tahun  Berkenaan  Kabupaten   Donggala  dapat  dilihat  pada  tabel 3.16 berikut : memberikan gambaran anggaran pembangunan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan kemampuan fiskal Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala. Anggaran pembangunan daerah tersebut pendanaannya bersumber antara lain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), komponen Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah ini dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis: pertama, penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah yang merupakan perkiraan terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah yang merupakan semua penerimaan yang harus dibayar kembali baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya; dan kedua, pengeluaran daerah yang terdiri dari belanja daerah yang merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat khususnya dalam memberikan pelayanan umum dan pengeluaran pembiayaan daerah adalah pengeluaran yang akan

No. Uraian 2009 2010 2011 2012

2013 Unaudited

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Saldo kas neraca daerah 37.836.232.137,33 70.621.329.304,55 59.485.567.599,12 52.170.819.955,65 48.271.870.250,51

(37)

diterima kembali pada tahun anggaran terkait maupun pada tahun berikutnya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mencantumkan bahwa sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan, Dana Alokasi Umum, dan

Dana Alokasi Khusus; 3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Kab/Kota, Dana Penyesuaian dan Dana Alternatif Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan. Sedangkan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Selain dana dari penerimaan daerah tersebut, daerah menerima dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat berupa dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan yang mana dana tersebut sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang diperuntukan bagi kepentingan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Donggala.

(38)

Tabel 3.17

Proyeksi Belanja dan pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten Donggala

Tahun Anggaran 2014 s/d 2019

(39)

Berdasarkan data-data sebelumnya terutama pertumbuhan realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan wajib yang mengikat serta prioritas utama pemerintah daerah kabupaten donggala pada tahun 2009 – 2013 maka didapatkan tingkat pertumbuhan sekitar -9,60 persen pertahun, sehingga dengan total belanja dan pengeluaran pembiayaan wajib mengikat serta prioritas utama daerah sebesar Rp.415.418.102.662,00 pada tahun dasar maka diproyeksikan akan menjadi sebesar Rp. 487.690.763.875,83,- pada akhir tahun anggaran 2019. Dimana dari jumlah total tersebut di dapat dari tingkat pertumbuhan belanja tidak langsung sebesar 9,26 persen dimana pada tahun dasar sebesar Rp.404.945.632.500,00 diproyeksikan akan menjadi Rp.468.720.700.317,59 dan juga di dapatkan dari tingkat belanja langsung tingkat pertumbuhan sebesar 39,52 persen yang mana pada tahun dasar sebesar Rp.10.472.470.162,00 di proyeksikan pada tahun 2019 menjadi Rp.18.970.063.558,06.

(40)

Tabel 3.18

Proyeksi Sisal Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Kabupaten Donggala 

Tahun Anggaran 2014­2019

(41)

Berdasarkan data-data sebelumnya terutama pertumbuhan saldo kas neraca daerah pada tahun 2009 - 2013 maka didapatkan tingkat pertumbuhan sekitar -11,92 persen pertahun, sehingga dengan jumlah saldo kas neraca daerah sebesar Rp.48.271.870.250,51 pada tahun dasar maka diproyeksikan akan menjadi sebesar Rp.22.537.657.961,19,- pada akhir tahun anggaran 2019. Sedangkan untuk kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan didapatkan tingkat pertumbuhan -11.92 persen pertahun yang diproyeksikan menjadi sebesar Rp.597.263.746,37 pada akhir tahun anggaran 2018.

(42)

Tabel 3.19

Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah  Untuk Mendanai Pembangunan Daerah

Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2014­2019

(43)

Tabel 3.19 menggambarkan bahwa pendapatan daerah pada tahun 2014 diproyeksikan sebesar Rp.827.655.752.630,06 dan meningkat setiap tahunnya sehingga pada tahun 2018 diproyeksikan dapat menjadi Rp.1.056.321.777.178,81.Selain proyeksi pendapatan tersebut, sisa riil perhitungan Anggaran diproyeksikan juga akan mengalami penurunan seiring semakin efektifnya pelaksanaan anggaran pada tahun 2014-2018 dari Rp.41.390.328.960,39 pada tahun 2014 dan menjadi Rp.21.940.394.214,82 pada tahun 2018.Atas jumlah proyeksi tersebut, belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tahun 2014-2019, khususnya untuk pembiayaan aparatur dan peningkatan invetasi

Pemerintah Daerah diperkirakan sekitar

Rp.426.079.487.485,15pada tahun 2014 dan sebesar Rp.487.690.763.875,34 pada tahun 2019.Berdasarkan hasil perhitungan total penerimaan yang dikurangi dengan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama, maka diperoleh kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kabupaten Donggala sebesar Rp.442.966.594.105,31 pada tahun 2014 dan sebesar Rp. 590.571.407.518,29 pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa dengan semakin efektif dan efisiennya pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Donggala maka diharapkan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dalam membiayai pembangunan daerah Kabupaten Donggala akan mengalami peningkatan setiap tahunnya.

(44)

Tabel 3.20

Rencana Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Kabupaten Donggala Tahun 2014­2019

NO. URAIAN  PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   TA. 2014   TA. 2015   TA. 2016   TA. 2017   TA. 2018   TA. 2019 

1 2 4 4 4 4 4 4

       

I   PENDAPATAN 825.781.602.000,00 869.338.540.261,0

912.490.467.274,64 958.114.990.638,37  1.006.020.740.170,29 1.056.321.777.178,81 1   PENDAPATAN ASLI 

DAERAH 46.050.608.000,00 48.479.607.973,70  50.886.022.055,26  53.430.323.158,02  56.101.839.315,93  58.906.931.281,72  1 1 Pendapatan Pajak Daerah 18.866.758.000,00  19.861.910.000,72  20.847.808.647,81  21.890.199.080,20  22.984.709.034,21  24.133.944.485,92  1 2 Hasil Retribusi Daerah 16.389.300.000,00  17.253.775.215,37  18.110.212.166,37  19.015.722.774,69  19.966.508.913,42  20.964.834.359,09  1 3 Hasil Pengelolaan 

Kekayaan Daerah yang  dipisahkan

1.363.836.000,00  1.435.773.326,17  1.507.041.747,98  1.582.393.835,38  1.661.513.527,15  1.744.589.203,50 

1 4 Lain­lain Pendapatan Asli  Daerah yang Sah

9.430.714.000,00  9.928.149.431,43  10.420.959.493,11  10.942.007.467,76  11.489.107.841,15  12.063.563.233,21 

       

2   DANA PERIMBANGAN 661.993.968.000,00 696.911.711.775,7

731.504.775.270,25 768.080.014.033,76  806.484.014.735,45  846.808.215.472,22  2 1 Dana Bagi hasil pajak/Bagi

hasil Bukan Pajak 21.717.128.000,00  22.862.626.520,69  23.997.473.700,78  25.197.347.385,82  26.457.214.755,11  27.780.075.492,87  2 2 Dana Alokasi Umum 573.670.220.000,00  603.929.211.353,40  633.906.841.520,24  665.602.183.596,25  698.882.292.776,07  733.826.407.414,87  2 3 Dana Alokasi Khusus 66.606.620.000,00  70.119.873.901,62  73.600.460.049,22  77.280.483.051,68  81.144.507.204,27  85.201.732.564,48   

       

3   LAIN­LAIN PENDAPATAN 

DAERAH    YANG SAH 117.737.026.000,00 123.947.220.511,59  130.099.669.949,13 136.604.653.446,59  143.434.886.118,92  150.606.630.424,87  1 Pendapatan Hibah 3.906.472.000,00  4.112.524.010,98  4.316.660.061,26  4.532.493.064,32  4.759.117.717,54  4.997.073.603,41 

(45)

NO. URAIAN  PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   TA. 2014   TA. 2015   TA. 2016   TA. 2017   TA. 2018   TA. 2019 

1 2 4 4 4 4 4 4

3 Dana Bagi Hasil Pajak dari  Provinsi dan Pemerintah  Daerah lainnya

20.987.321.000,00  22.094.324.889,22  23.191.035.377,58  24.350.587.146,45  25.568.116.503,78  26.846.522.328,97 

4 Dana Penyesuaian dan  Otonomi Khusus

84.043.233.000,00  88.476.204.020,6  92.867.955.359,8  97.511.353.127,7  102.386.920.784,1  107.506.266.823,3 

5 Bantuan Keuangan dari  Provinsi atau Pemerintah  Daerah Lainnya

8.800.000.000,00  9.264.167.590,8  9.724.019.150,5  10.210.220.108,1  10.720.731.113,5  11.256.767.669,2 

       

II   BELANJA 845.240.563.000,00 887.592.267.547,9

8 928.831.700.535,59 972.508.077.256,69 1.018.697.931.609,52 1.067.487.636.667,39 1   BELANJA  TIDAK 

LANGSUNG 448.373.455.000,00 460.822.341.744,86 480.723.971.442,32 501.994.961.708,75 524.659.160.284,19 548.746.926.775,79 1 1 Belanja Pegawai 401.803.437.000,00  412.959.328.199,91  430.793.888.040,97  449.855.580.703,95  470.165.776.998,82  491.751.683.251,86 

1 2 Belanja Bunga 0,00      

1 3 Belanja Hibah 14.854.710.000,00  15.267.144.323,12  15.926.489.639,81  16.631.202.169,73  17.382.071.993,68  18.180.104.932,05  1 4 Belanja Bantuan Sosial 6.130.300.000,00  6.300.505.014,51  6.572.606.226,51  6.863.429.758,04  7.173.301.662,76  7.502.637.026,57  1 5 Belanja Bagi Hasil kepada 

Provinsi/Kabupaten/Kota  dan Pemerintah Desa

1.500.000.000,00  1.541.646.823,44  1.608.226.243,37  1.679.386.757,10  1.755.208.145,47  1.835.791.974,27 

1 6 Belanja Bantuan Keuangan kepada 

Provinsi/Kabupaten/Kota  dan Pemerintah Desa

22.585.008.000,00  23.212.070.560,44  24.214.535.048,28  25.285.975.562,83  26.427.593.337,99  27.640.917.616,78 

1 7 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00  1.541.646.823,44  1.608.226.243,37  1.679.386.757,10  1.755.208.145,47  1.835.791.974,27 

1 9 Belanja Bantuan Keuangan 0,00      

         

(46)

NO. URAIAN  PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   TA. 2014   TA. 2015   TA. 2016   TA. 2017   TA. 2018   TA. 2019 

1 2 4 4 4 4 4 4

3 Belanja Modal 183.142.612.000,00  196.941.891.527,65  206.788.666.304,72  217.128.099.619,96  227.984.504.600,95  239.383.729.831,00 

       

SURPLUS / (DEFISIT) (19.458.961.000,00) (18.253.727.286,98) (16.341.233.260,95) (14.393.086.618,32) (12.677.191.439,23) (11.165.859.488,58)

       

III

  PEMBIAYAAN DAERAH 28.186.633.000,00 26.981.399.286,98 25.068.905.260,95 23.120.758.618,32 21.404.863.439,23 19.893.531.488,58 1

 

PENERIMAAN 

PEMBIAYAAN DAERAH 23.822.797.000,00 22.617.563.286,98 20.705.069.260,95 18.756.922.618,32 17.041.027.439,23 15.529.695.488,58 1 1 Sisa Lebih Perhitungan 

Anggaran Tahun Anggaran  Sebelumnya 

23.822.797.000,00  22.617.563.286,98 20.705.069.260,95 18.756.922.618,32 17.041.027.439,23 15.529.695.488,58

   

       

2  

PENGELUARAN 

PEMBIAYAAN DAERAH 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 2 1 Penyertaan Modal 

(Investasi) Pemerintah  Daerah

4.363.836.000,00  4.363.836.000,00  4.363.836.000,00  4.363.836.000,00  4.363.836.000,00  4.363.836.000,00 

2 2 Pembayaran Hutang 

kepada Pihak Ketiga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

       

PEMBIAYAAN NETTO 19.458.961.000,00 18.253.727.286,98 16.341.233.260,95 14.393.086.618,32 12.677.191.439,23 11.165.859.488,58 SISA LEBIH PEMBIAYAAN 

(47)

Tabel 3.21

Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Berdasarkan Prioritas I, II, dan III Kabupaten Donggala

(48)

Tabel 3.22

Rincian Plafon Anggaran Sementara 

Belanja, Pendapatan dan Pembiayaan Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2014 – 2019

NO URAIAN  PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   PROYEKSI   TA. 2014   TA. 2015   TA. 2016   TA. 2017   TA. 2018   TA. 2019 

1 2 4 4 4 4 4 4

       

1   PENDAPATAN 825.781.602.000,00 869.338.540.261,0 912.490.467.274,6 958.114.990.638,3 1.006.020.740.170,2 1.056.321.777.178,8

1  1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 46.050.608.000,00 48.479.607.973,70  50.886.022.055,26  53.430.323.158,02  56.101.839.315,93  58.906.931.281,72 

1 Pendapatan Pajak Daerah 18.866.758.000,00  19.861.910.000,72  20.847.808.647,81  21.890.199.080,20  22.984.709.034,21  24.133.944.485,92  2 Hasil Retribusi Daerah 16.389.300.000,00  17.253.775.215,37  18.110.212.166,37  19.015.722.774,69  19.966.508.913,42  20.964.834.359,09 

3

Hasil Pengelolaan  Kekayaan Daerah yang 

dipisahkan 1.363.836.000,00  1.435.773.326,17  1.507.041.747,98  1.582.393.835,38  1.661.513.527,15  1.744.589.203,50  4 Lain­lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 9.430.714.000,00  9.928.149.431,43  10.420.959.493,11  10.942.007.467,76  11.489.107.841,15  12.063.563.233,21 

       

1  2 DANA PERIMBANGAN 661.993.968.000,00 696.911.711.775,71  731.504.775.270,25  768.080.014.033,76  806.484.014.735,45  846.808.215.472,22  1 Dana Bagi hasil pajak/Bagi hasil Bukan 

Pajak

21.717.128.000,00  28.519.196.951,63  29.934.823.026,34  31.431.564.177,65  33.003.142.386,54  34.653.299.505,86 

2 Dana Alokasi Umum 573.670.220.000,00  753.350.718.818,04  790.745.282.303,46  830.282.546.418,63  871.796.673.739,56  915.386.507.426,54  3 Dana Alokasi Khusus 66.606.620.000,00  87.468.624.491,33  91.810.361.944,85  96.400.880.042,09  101.220.924.044,19  106.281.970.246,40 

       

1  3 LAIN­LAIN PENDAPATAN DAERAH  YANG SAH

117.737.026.000,0

(49)

NO URAIAN  PROYEKSI  TA. 2014   PROYEKSI  TA. 2015   PROYEKSI  TA. 2016   PROYEKSI  TA. 2017   PROYEKSI  TA. 2018   PROYEKSI  TA. 2019 

1 2 4 4 4 4 4 4

1 Pendapatan Hibah 3.906.472.000,00  28.844.338.789,83  30.276.104.143,10  31.789.909.350,26  33.379.404.817,77  35.048.375.058,66 

2 Dana Darurat 0 0,00  0,00  0,00  0,00  0,00 

3

Dana Bagi Hasil Pajak  dari Provinsi dan  Pemerintah Daerah  lainnya

20.987.321.000,00  154.964.734.731,19  162.656.820.855,43  170.789.661.898,20  179.329.144.993,11  188.295.602.242,77 

4 Dana Penyesuaian dan 

Otonomi Khusus 84.043.233.000,00  88.476.204.020,6  92.867.955.359,8  97.511.353.127,7  102.386.920.784,1  107.506.266.823,3 

5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah

Daerah Lainnya 8.800.000.000,00  9.264.167.590,8  9.724.019.150,5  10.210.220.108,1  10.720.731.113,5  11.256.767.669,2 

       

2   BELANJA 845.240.563.000,00 887.592.267.547,98 928.831.700.535,59 972.508.077.256,69 1.018.697.931.609,52 1.067.487.636.667,39

2 1  BELANJA TIDAK 

LANGSUNG 448.373.455.000,00 460.822.341.744,86 480.723.971.442,32 501.994.961.708,75 524.659.160.284,19 548.746.926.775,79 1 Belanja Pegawai 401.803.437.000,00  412.959.328.199,91  430.793.888.040,97  449.855.580.703,95  470.165.776.998,82  491.751.683.251,86 

2 Belanja Bunga 0,00      

3 Belanja Hibah 14.854.710.000,00  15.267.144.323,12  15.926.489.639,81  16.631.202.169,73  17.382.071.993,68  18.180.104.932,05  4 Belanja Bantuan Sosial 6.130.300.000,00  6.300.505.014,51  6.572.606.226,51  6.863.429.758,04  7.173.301.662,76  7.502.637.026,57 

5

Belanja Bagi Hasil  kepada 

Provinsi/Kabupaten/Kot a dan Pemerintah Desa

1.500.000.000,00  1.541.646.823,44  1.608.226.243,37  1.679.386.757,10  1.755.208.145,47  1.835.791.974,27 

6

Belanja Bantuan  Keuangan kepada  Provinsi/Kabupaten/Kot a dan Pemerintah Desa

22.585.008.000,00  23.212.070.560,44  24.214.535.048,28  25.285.975.562,83  26.427.593.337,99  27.640.917.616,78 

7 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00  1.541.646.823,44  1.608.226.243,37  1.679.386.757,10  1.755.208.145,47  1.835.791.974,27 

(50)

NO URAIAN  PROYEKSI  TA. 2014   PROYEKSI  TA. 2015   PROYEKSI  TA. 2016   PROYEKSI  TA. 2017   PROYEKSI  TA. 2018   PROYEKSI  TA. 2019 

1 2 4 4 4 4 4 4

2 Belanja Barang dan Jasa 174.648.034.000,00  187.807.271.021,92  197.197.329.606,73  207.057.196.087,07  217.410.055.891,42  228.280.558.685,99 

3 Belanja Modal 183.142.612.000,00  196.941.891.527,65  206.788.666.304,72  217.128.099.619,96  227.984.504.600,95  239.383.729.831,00 

       

SURPLUS / (DEFISIT) (19.458.961.000,00) (18.253.727.286,98) (16.341.233.260,95) (14.393.086.618,32) (12.677.191.439,23) (11.165.859.488,58)

       

3   PEMBIAYAAN DAERAH 28.186.633.000,00 26.981.399.286,98 25.068.905.260,95 23.120.758.618,32 21.404.863.439,23 19.893.531.488,58 3  1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 23.822.797.000,00 22.617.563.286,98 20.705.069.260,95 18.756.922.618,32 17.041.027.439,23 15.529.695.488,58

1

Sisa Lebih Perhitungan  Anggaran Tahun 

Anggaran Sebelumnya  23.822.797.000,00  22.617.563.286,98 20.705.069.260,95 18.756.922.618,32 17.041.027.439,23 15.529.695.488,58

       

3  2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00 4.363.836.000,00

1

Penyertaan Modal  (Investasi) Pemerintah 

Daerah 4.363.836.000,00  4.363.836.000,00  4.363.836.000,00  4.363.836.000,00  4.363.836.000,00  4.363.836.000,00 

2 Pembayaran Hutang kepada Pihak Ketiga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

       

PEMBIAYAAN NETTO 19.458.961.000,00 18.253.727.286,98 16.341.233.260,95 14.393.086.618,32 12.677.191.439,23 11.165.859.488,58 SISA LEBIH PEMBIAYAAN 

(51)

Selanjutnya, setelah diperoleh kapasitas riil keuangan daerah, maka dilakukan pengalokasian dana berdasarkan prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala. Prioritas I adalah program yang berkaitan dengan RPJMN dan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah (pendidikan dan kesehatan) sesuai perintah Undang-Undang, prioritas II adalah program pencapaian visi dan misi serta unggulan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan prioritas III adalah belanja tidak langsung diluar belanja pegawai, yaitu belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi dan pemerintahan desa, belanja bantuan keuangan kepada provinsi dan pemerintahan desa, dan belanja tidak terduga, serta belanja bantuan Pemilu/Pilkada/partai politik.

Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah yang telah diproyeksikan pada tahun 2014-2019 sebagaimana digambarkan pada tabel 3.20maka dilakukan pembagian untuk pendanaan prioritas pembangunan Kabupaten Donggala sebagaimana digambarkan pada tabel 3.21, yang mana untuk pendanaan prioritas I dari tahun 2014 – 2019 akan dialokasikan sekitar 30,46 persen atau sebesar Rp.134.940.377..377,75 pada tahun 2014 dan menjadi sekitar 30.04 persen atau sebesar Rp.177.409.322.782,93 pada tahun 2019. Sedangkan untuk pendanaan prioritas II dari tahun 2014-2019 akan dilalokasikan sekitar 57.41 persen atau sebesar Rp.254.307.039.616,06 pada tahun 2014 dan pada tahun 2019 sebesar Rp. 301.810.809.726,68 atau 51,10 persen. Sementara itu, untuk pendanaan prioritas III akan dialokasikan sekitar 12,13 persen atau sebesar Rp. 53.719.177.111,50 pada tahun 2014 dan menjadi sekitar 18,85 persen atau sebesar Rp.111.351.275.008,68pada tahun 2019.

(52)
(53)

Tabel 3.23

Rekapitulasi Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah  Berdasarkan Prioritas I, II, dan III 

Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2014 – 2019

(54)

Gambar

Tabel 3.1Gambaran Opini BPK Atas LKPD Kabupaten Donggala
Tabel 3.5Proporsi Realisasi Jenis Pendapatan Terhadap Total Realisasi Pendapatan
Tabel 3.6Proporsi Realisasi Pendapatan Terhadap Anggaran Pendapatan
Tabel 3.7Rata­Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penderitaan yang sebagai musibah adalah keniscayaan hidup yang hanya dapat dipahami dan dihadapi dengan sabar, yang tentunya tidak akan menimbulkan beban mental, moral dan nama

Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Pertanian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, serta menghadirkan Kepala Badan

Daging broiler yang berkadar lemak tinggi tentunya akan menurunkan nilai jual daging tersebut, karena konsumen dewasa ini cenderung untuk mengkonsumsi produk ayam berlemak

   

Renja OPD digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Perangkat Daerah untuk penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

Pada kegiatan proses produksi Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, dimana salah satu mesin

Berdasarkan diuraikan diatas maka penulis dapat mentarik kesimpulan sebagai berikut Pelaksanaan Mediasi pada Penyelesaian Perceraian di Pengadilan Agama Kuningan

22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2012 menyatakan bahwa APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah