PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH BERORIENTASI KREATIVITAS
DAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI
PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN
KUSWAHYU WIDIYANTI SMP Negeri 1 Ungaran
Jl. Diponegoro No. 197 Ungaran
email : [email protected]
ABSTRACT
Widiyanti, Kuswahyu. 2014. The Developing of Problem Based Learning Material with Creativity and High Order Thinking Skill Oriented on Physiological Process of Plant. State Junior High School 1 Ungaran. Semarang Regency. Central Java Province. Indonesia.
Key words : creativity; HOTS; plant physiology; problem based learning
1. PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam secara sistematis. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Observasi awal terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan di SMP Negeri 1 Ungaran menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dipusatkan pada keaktifan peserta didik belum optimal. Sebagian besar pembelajaran masih bersifat teacher-centered, yaitu banyak didominasi oleh guru. Kreativitas peserta didik belum tampak karena peserta didik tidak dituntut untuk mengeksplorasi pengetahuannya, berlatih untuk manganalisis dan memecahkan masalah, serta menghasilkan ide-ide baru. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar peserta didik jika dievaluasi menggunakan soal yang berada pada ranah berpikir tingkat tinggi. Wawancara singkat yang telah dilakukan terhadap guru menunjukkan hasil bahwa penyusunan perangkat pembelajaran IPA yang ada di SMP Negeri 1 Ungaran masih sebatas pada pemenuhan kewajiban guru, belum berorientasi pada kualitas.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning atau PBL) berorientasi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan kreatif pada peserta didik. Dengan penerapan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya hasil positif dari penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah, diantaranya adalah penelitian oleh Akinoglu (2006) menyatakan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi, sikap, dan pemahaman konsep pada peserta didik. Peneliti lain adalah Yuliati (2009) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan peserta didik dalam pengelolaan lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran IPA yang selama ini digunakan dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Ungaran, (2) mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi pada kreativitas dan berpikir tingkat tinggi, dan (3) mengetahui validitas dan efektivitas penerapan perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada hasil belajar IPA.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan Research and Development (R and D) yaitu riset mengenai pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran serta pengembangan perangkat pembelajaran meliputi: 1) syllabus, 2) lesson plan, 3) student book, 4) student worksheet, dan 5) student achievement test. Langkah-langkah penelitian
R and D yang digunakan mengacu pada Sugiyono (2010: 409) sebagai berikut.
Gambar 1. Tahap-tahap Penelitian Pengembangan
Populasi penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Ungaran, sedangkan sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII D sebagai kelompok kontrol dan peserta didik kelas VIII E sebagai kelompok eksperimen. Jenis data dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jenis Data yang Digunakan dalam Penelitian
No Jenis Data
No Jenis Data
Analisis instrumen angket dan lembar observasi menggunakan analisis deskriptif persentase, yaitu membandingkan skor jawaban responden dengan skor maksimal. Instrumen berupa lembar observasi pada uji coba kelompok besar diberikan selama pembelajaran yang berlangsung lima kali pertemuan, kemudian dihitung rata-ratanya. Persentase data yang diperoleh dihitung dengan rumus:
Persentase skor data = skor yang diperoleh/skor maksimum x 100% Validitas perangkat
Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika hasil validasi oleh pakar mencapai nilai minimal baik. Kriteria hasil validasi adalah 90 – 100 = sangat baik, 80 – 89 = baik, 70-79 = cukup baik, 60 – 69 = kurang baik, dan ≤ 59 = tidak baik.
Efektivitas perangkat
Efektivitas perangkat diukur dari tiga uji statistik, yaitu uji ketuntasan hasil belajar, uji perbandingan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dan uji korelasi antara hasil belajar dan tingkat kreativitas peserta didik, yang sebelumnya melalui uji prasyarat. Seluruh data diuji dengan software SPSS 16,0 sesuai yang ada dalam petunjuk Sukestiyarno (2005).
Hasil angket terhadap 5 orang guru di SMP N 1 Ungaran dan 10 guru IPA SMP Jawa Tengah yang setara dengan SMP N 1 Ungaran menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru dan belum ada perangkat pembelajaran berbasis masalah pada materi proses fisiologi tumbuhan. Guru telah mengenal pembelajaran berbasis masalah akan tetapi sebagian besar baru menerapkannya pada satu atau dua materi pembelajaran. Guru berpendapat bahwa peningkatan kreativitas dan berpikir tingkat tinggi penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dengan pembelajaran bilingual (berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris) untuk mata pelajaran matematika dan IPA. Perangkat yang ada belum menunjukkan adanya upaya pengembangan kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
Penilaian terhadap lesson plan yang telah dikembangkan dan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran pada materi proses fisiologi tumbuhan kelas VIII menunjukkan hasil pada kriteria “cukup baik“ dengan nilai 76. Lesson plan yang digunakan belum mendukung proses inkuiri, peningkatan kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa belum ada perangkat pembelajaran berbasis masalah yang sesuai untuk diimplementasikan pada materi proses fisiologi tumbuhan.
Pembuatan Desain Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan agar peserta didik dapat berlatih untuk menganalisis dan memecahkan masalah, membantu peserta didik untuk menjadi pebelajar yang mandiri, kreatif, serta mengasah keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah perangkat pada materi Phisiological Process in Plant.
Validasi Desain
Perangkat pembelajaran yang telah dibuat divalidasi oleh ahli. Validasi ahli mencakup semua perangkat pembelajaran yang telah disusun pada tahap desain. Penilaian ahli dilakukan terhadap draft I dengan berpedoman pada lembar penilaian validator. Validator desain perangkat ini adalah Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed, Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.Si, Jarwadi, M.Pd dan Elia Ling Ling Melati, S.Pd., M.Si.
Hasil Validasi Dan Revisi Syllabus
kompetensi, dan kompetensi dasar, identifikasi materi pokok, pengembangan kegiatan pembelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, pengembangan sistem penilaian, penentuan alokasi waktu, sumber belajar, serta penggunaan bahasa Inggris. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I syllabus adalah 90,8 yang berarti Draft I syllabus termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi syllabus meliputi alokasi waktu, sumber belajar inkuiri, rincian alamat web, dan penambahan thinking level C2 (pemahaman) pada indikator di setiap sub bab.
Hasil Validasi dan Revisi Lesson Plan
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek administrasi, pendahuluan, kegiatan inti, penutup, sumber belajar, dan penggunaan bahasa. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I lesson plan adalah 91,5 yang berarti draft I lesson plan
termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi lesson plan meliputi tambahan penjelasan tentang lingkungan yang dimaksud pada sumber belajar, presentasi dilakukan pada beberapa kelompok saja, atau dilakukan secara online.
Hasil Validasi dan Revisi Student Book
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek cakupan materi, keakuratan materi, kemutakhiran, menumbuhkan sikap ilmiah, penggunaan bahasa, dan kelengkapan penyajian. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I student book
memiliki nilai 88,2termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi yang dilakukan meliputi penyempurnaan bahasa pada pendahuluan, perlu adanya penjelasan sebagai pengantar untuk merangsang pengetahuan peserta didik dan memahami isi sub bab, serta penambahan ilustrasi sesuai teks agar lebih riil/kontekstual.
Hasil Validasi dan Revisi Student Worksheet
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek format, bahasa, dan isi. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I student worksheet adalah 90,5 yang berarti draft I student worksheet termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi.
Hasil Validasi dan Revisi Tes Hasil belajar ( Achievement Test)
Penilaian yang dilakukan validator meliputi aspek kelengkapan, perumusan instrumen, penulisan soal, jenis soal, serta keterbacaan tulisan dan bahasa, serta ciri-ciri khusus yang mengarah pada soal dengan tingkat kognitif minimal C3 yang mendukung kemampuan berpikir tingkat tinggi. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I achievement test adalah 90 yang berarti draft I achievement test termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi yang dilakukan meliputi ukuran font, ukuran dan kejelasan gambar, serta kalimat dalam soal.
Hasil Analisis Butir Soal Achievement Test
Berdasarkan data uji coba Achievement Test dilakukan analisis validitas, reabilitas,
tingkat kesukaran dan daya beda soal untuk mengetahui kelayakan soal. Analisis butir
soal dilakukan dengan Anates. Hasil yang diperoleh adalah seluruh soal yang terdiri dari
10 butir pilihan ganda dan 4 soal uraian dinyatakan valid dan dapat digunakan.
Berdasarkan uji Anates, kualitas pengecoh berfungsi baik atau sangat baik sehingga
disimpulkan bahwa semua pilihan jawaban berfungsi secara efektif. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
Pada uji coba skala kecil, desain perangkat pembelajaran diterapkan pada 15 peserta didik yang merupakan anggota kelompok ekstra kurikuler Penelitian Ilmiah Remaja dan 2 (dua) orang guru sebagai observer untuk mengetahui tingkat kepraktisan dan keterbacaan produk. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk peserta didik dan guru untuk mengetahui persepsi atau respon peserta didik dan guru terhadap desain perangkat pembelajaran.
Jawaban angket peserta didik menunjukkan bahwa bahan ajar berupa Student book
dan Student Worksheet dapat digunakan dan membantu keterlaksanaan pembelajaran. Pembelajaran dengan perangkat yang dikembangkan menyenangkan, menumbuhkan semangat, dan meningkatkan kreativitas peserta didik. Pendapat guru berdasarkan angket adalah guru merasa senang setelah mengikuti pembelajaran yang diujicobakan, suasana kelas menyenangkan, menambah kreativitas peserta didik, dan melatih keterampilan pemecahan masalah. Kendala yang diamati oleh guru adalah perlu waktu yang lebih lama dalam mempersiapkan rencana dan desain pembelajaran dan perlu disiplin waktu dalam penerapannya pada pembelajaran.
Hasil uji coba kelas kecil menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi berupa penambahan ilustrasi dan warna pada
Revisi juga dilakukan terhadap lesson plan khususnya learning activity dalam hal pengaturan waktu.
Hasil uji coba kelompok besar
Penerapan perangkat pembelajaran diujicobakan pada kelas eksperimen, sedangkan achievement test diujicobakan di kelas eksperimen (VIII E) dan kelas kontrol (VIII D). Eksperimen yang dipilih adalah quasi eksperimen post test only. Selama uji coba ini, dilakukan pengambilan data kreativitas peserta didik, selanjutnya dilakukan
achievement test untuk mengukur hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Data hasil penelitian digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan perangkat hasil pengembangan. Efektivitas diukur melalui tiga uji statistika, yaitu uji ketuntasan hasil belajar, uji perbandingan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol, dan uji korelasi. Sebelum ketiga uji tersebut, dilakukan uji prasyarat untuk menentukan normalitas dan homogenitas varian.
Uji Prasyarat
Berdasarkan kemampuan awal peserta didik yang diambil dari nilai ulangan
semester 2 kelas VII D dan kelas VII E tahun pelajaran sebelumnya, dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16. Kelas VII D didapat nilai Asymp.Sig = 0,680, sedangkan kelas VII E didapat nilai Asymp.Sig = 0,364 yang keduanya lebih dari 5% maka H0 diterima. Artinya data kelas VII D dan kelas VII E adalah normal.
Pengujian homogenitas kelas VII D dan VII E menggunakan uji Independent Sample Tes didapatkan nilai sig = 0,193 = 19,3% > 5% , artinya varian kelas VII D dan varian kelas VII E sama atau homogen. Nilai achievement test (hasil belajar) peserta didik kelas eksperimen dan kontrol dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Kelas VIII D didapat nilai Asymp.Sig = 0,726 (72,6 %), sedangkan kelas VIII E didapat nilai Asymp.Sig = 0,345 (34,5 %) yang keduanya lebih dari 5% maka H0 diterima. Artinya data kelas VIII D dan kelas VIII E adalah normal.
Uji Ketuntasan Hasil belajar
Nilai signifikansi untuk kelas VIII D = 0,000 (0 %) < 5%, maka H0 diterima, artinya rata-rata ketuntasan belajar kelas kontrol
80
; sedangkan nilai signifikansi kelas VIII E = 0,949 = 94,9% > 5%, maka H0 ditolak. Artinya rata-rata ketuntasan belajar kelas eksperimen
80
. Nilai rata-rata kelas VIII D mean = 70,4008, maka nilai rata-rata ketuntasan belajar kelas kontrol kurang dari 80, dan nilai rata-rata kelas VIII E mean = 80,1392, maka nilai rata-rata ketuntasan belajar kelas eksperimen sama dengan 80.
Uji Banding
Analisis data uji banding menggunakan Independent Sample Test diperoleh simpulan bahwa dilihat dari nilai kesamaan dua varian diperoleh F = 1,270 dan sig = 0,266 = 26,6% (lebih dari 5%). Ini berarti H0 diterima, artinya kedua sampel mempunyai varian yang sama. Nilai sig (2-tailed) sebesar 0,001 = 0,1% < 5%. Ini berarti H0 ditolak. Artinya kedua populasi mempunyai nilai rata-rata ketuntasan yang berbeda. Untuk menentukan kelas mana yang mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi digunakan analisis
Group Statistics yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata ketuntasan kelas eksperimen (kelas VIII E) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata ketuntasan kelas kontrol (kelas VIII D).
Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel yaitu kreativitas dan hasil belajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,00 < 0,05 maka terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kreativitas dan nilai hasil belajar. Sedangkan koefisien korelasi adalah 0,827 ( ρ ≠0 ) artinya H0 ditolak, sehingga antara kreativitas dan nilai hasil belajar terdapat korelasi yang berarti.
Pembahasan
menyebabkan peserta didik sulit mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Pembahasan Hasil Pengembangan Perangkat
Proses pengembangan perangkat dimulai dengan menyusun draft awal (draft 1). Draft I selanjutnya divalidasi oleh 4 orang yang berkompeten untuk menilai kelayakan perangkatpembelajaran dan dilakukan revisi sesuai dengan masukan validator sehingga diperoleh draft II.Penilaian perangkat mengacu pada karakter umum dan karakter khusus yaitu perangkat bercirikan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kreativitas. Perangkat draft II tersebut selanjutnya diujicobakan dalam kelompok kecil. Selama proses uji coba, dilakukan revisi-revisi perangkat sesuai dengan kondisi lapangan atau masukan-masukan pihak luar sehingga diperoleh draft III. Draft III diujicobakan pada kelas eksperimen dan dianalisis efektivitas perangkat tersebut dengan dibandingkan kelas kontrol.
Syllabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian (Depdiknas 2008: 14). Pengembangan syllabus
merupakan hal pertama dan mendasar yang perlu dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sejalan dengan pengertian dan manfaat
syllabus, penilaian umum validator dan revisi terhadap draft 1 syllabus lebih ditekankan pada aspek isi syllabus yaitu mengembangkan indikator, kegiatan pembelajaran dan pengaturan alokasi waktu. Pengalaman belajar peserta didik yang sesuai dengan indikator dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik (Depdiknas 2008: 18-19). Revisi utama yang dilakukan dalam pengembangan syllabus diarahkan untuk memperbaiki penjabaran kegiatan pembelajaran agar sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang diinginkan.
Students Book merupakan buku panduan peserta didik yang mendukung dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga isi harus sesuai dengan tujuan, bahasa mudah dipahami, serta perlu ada ilustrasi yang jelas, bermakna dan menarik. Student book yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi unsur menumbuhkan sikap ilmiah, yaitu rasa ingin tahu, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi.
Student Worksheet yang dikembangkan dalam penelitian ini mempunyai fungsi sebagai panduan kegiatan peserta didik selama kegiatan pembelajaran untuk pemahaman materi physiological process of plant. Revisi format dan isi student worksheet adalah penambahan gambar dan warna agar lebih menarik dan penambahan kegiatan yang menuntun peserta didik untuk membuat desain percobaan sendiri.
Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid) dan handal. Linn dan Gronlund (dalam Depdiknas 2008: 3) menyatakan bahwa tes yang baik harus memenuhi setidaknya dua karakteristik, yaitu validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini pengembangan perangkat achievement test menghasilkan instrumen soal yang baik, yaitu instrumen soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran dan mempunyai daya pembeda yang signifikan. Hasil validasi isi dan struktur oleh validator adalah achievement test tersebut dalam kategori sangat baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi.
Pembahasan Hasil Uji Coba Perangkat pada Kelompok Kecil
Hasil uji coba didapatkan data bahwa perangkat yang dibuat dapat digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran, meskipun ada beberapa bagian yang perlu direvisi. Berdasarkan angket yang diberikan, sebagian besar peserta didik menunjukkan sikap positif dalam mengikuti uji coba pembelajaran dan berpendapat bahwa student book dan
student worksheet yang dikembangkan membantu dalam memahami materi pembelajaran. Guru berpendapat perangkat yang dikembangkan telah sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah serta dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peerta didik. Revisi berupa penambahan ilustrasi dan warna pada Student Book dan Worksheet agar lebih menarik dan memperjelas materi pembelajaran. Revisi juga dilakukan pada lesson plan khususnya
Pembahasan Hasil Uji Coba Perangkat pada Kelompok Besar
Pelaksanaan penelitian dalam uji coba kelompok besar diberikan dalam 5 kali pertemuan untuk proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes hasil belajar (achievement test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari uji coba perangkat terdiri dari data hasil pengamatan kreativitas peserta didik dan data hasil belajar (achievement test) di kelas eksperimen, serta data hasil belajar (achievement test) di kelas kontrol.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliati (2009) yang menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi dan keterampilan peserta didik. Pemahaman konsep peserta didik meningkat dengan digunakannya strategi pemecahan masalah (Boujaoude, 2003). Akinoglu (2006) menyatakan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi, sikap, dan pemahaman konsep pada peserta didik. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan. Uji ketuntasan klasikal secara statistik menghasilkan nilai rata-rata ketuntasan belajar di kelas eksperimen mencapai 80 (rata-rata = 80,14). Hal ini menunjukkan secara nyata keberhasilan proses pembelajaran dan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat menuntaskan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil perbandingan terhadap nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa nilai kedua kelompok mempunyai nilai rata-rata ketuntasan yang berbeda. Analisis group satistic menunjukkan kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata ketuntasan lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata ketuntasan kelas kontrol. Ini menunjukkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berorientsi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi terbukti lebih baik dari pembelajaran dengan metode konvensional yang selama ini dilakukan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan yang menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan
reasoning yang tinggi (Yaman, 2005).
orientasi ke depan melalui berpikir analitis, berpikir generatif dan divergen untuk memproduksi solusi (pemecahan masalah) secara efektif (Tan, 2009: 23-34). Pada penelitian yang diujicobakan pada kelompok besar, terdapat korelasi yang sangat signifikan antara kreativitas dan hasil belajar peserta didik, dengan dibuktikan dari analisis statistik dihasilkan angka yang signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheong (2008) yang menunjukkan dengan diterapkannya pembelajaran berbasis masalah menjadikan responden merasa senang dengan pembelajaran tersebut dan terjadi peningkatan partisipasi dan kreativitas peserta didik. Baden (2004:81) mendeskripsikan peran dan tanggung jawab peserta didik dalam pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai ahli pembuat keputusan, pebelajar mandiri, komunikator, dan pemikir yang kreatif.
Dari ketiga komponen ini terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas dan kemampuan berpikir tingkat tinggi materi physiological process of plant kelas VIII memenuhi tiga hal yaitu : (1) hasil belajar peserta didik mencapai ketuntasan; (2) hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol; (3) ada korelasi antara kreativitas dan hasil belajar peserta didik. Terpenuhinya tiga hal di atas menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut efektif.
4. SIMPULAN
Hasil penelitian awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA SMP Negeri 1 Ungaran sebagian besar masih berupa perangkat pembelajaran yang konvensional yang berpusat pada guru. Metode pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi sehingga kurang menumbuhkan kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dikembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat berbasis masalah berorientasi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi meliputi syllabus, lesson plan, student book, student worksheet, dan achievement test. Perangkat dikembangkan melalui tahapan pembuatan desain, validasi desain, uji coba kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar. Revisi dilakukan pada setiap tahap pengembangan sehingga didapatkan produk akhir.
masalah berorientasi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi berbeda nyata dan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar peserta didik yang belajar dengan pendekatan konvensional. Kreativitas peserta didik dalam pembelajaran berkorelasi sangat signifikan dengan hasil belajar peserta didik. Berbagai tahap pengembangan perangkat menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan adalah valid dan efektif sehingga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.
Akinoglu, O and Tandogan, R. 2007. The Effects of Problem Based Active Learning in Science Education on Student’s Academic Achievement, Attitude, and Concept Learning. Turkey. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology. 3 (1) :71-81.
Baden, Maggi Savin and Major, Claire Howell. 2004. Foundation of Problem Based Learning. England: Open University Press Mc. Graw Hill Education.
Boujaoude, S and Barakat, H. 2003. Student’s problem Solving Strategies in Stoichiometry and Their Relationship to Conceptual Understanding and Teaching Approach. Electronic Journal of Science Education. 7 (3).
Cheong, F. 2008. Using a Problem-Based Learning Approach to Teach an Intelligent Systems Course. Journal of Information Technology Education 7:47-60.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta: Dirjen Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Sukestiyarno, YL. 2005. Modul kuliah SPSS. Semarang: Program Pascasarjana Unnes Tan, Oon Seng. 2009. Problem Based Learning and Creativity. Singapore: Cengage
Learning Asia Pte. Ltd.
Yaman, S.2005. Effectiveness on Development of Logical Thinking Skills of Problem Based Learning Skills in Science Teaching Journal of Turkish Science Education. 2(1):32-43.