1 | 2 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
UU Nomor 12 tahun 2008 menyatakan bahwa otonomi daerah
adalah hak, kewajiban, dan kewenangan daerah untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Bila dikaji lebih jauh isi dan jiwa undang-undang Nomor 32 Tahun
2004, maka otonomi daerah mempunyai arti bahwa daerah harus mampu
:1). Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu menyusun dan melaksanakan
kebijaksanaansendiri. 2). Membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta
peraturan pelaksanaannya. 3) Menggali sumber-sumber keuangan
sendiri, dan 4). Memiliki alat pelaksana baik personil maupun sarana dan
prasarananya.
Oleh karena itu, berdasarkan undang-undang tersebut, maka
pemerintah sebagai penggerak pembangunan dituntut upayanya untuk
dapat menggerakkan masyarakat pada kemandirian menempuh dan
menumbuhkembangkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa,
memberikan pelayanan umum yang sebaik- baiknya dan maksimal.
Konsekuensi logis yang diterima dari tuntutan itu, adalah adanya
kemampuan manajerial seorang pemimpin pada pemerintah daerah untuk
menjalankan sistem manajemen pemerintahan yang berdaya guna dan
berhasil guna. Tuntutan adanya pemimpin pemerintah yang
berkemampuan handal, bermoral tinggi, loyal dan berdedikasi dalam
memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki, ditujukan untuk
kepentingan masyarakat. olehnya itu, otonomi daerah dapat berjalan
2 | 2 8
Sekurang-kurangnya ada dua jenis kepemimpinan dalam bidang
pemerintahan yakni kepemimpinan organisasional dan kepemimpinan
sosial. Kepemimpinan organisasional timbul karena yang bersangkutan
menjadi pimpinan unit organisasi dengan pengikut sebagai bawahan yang
patuh dengan berbagai ikatan norma- norma organisasi formal.
Dimensi administratif pada kepemimpinan organisasional lebih
dominan dari pada dimensi sosial maupun politik serta biasanya dapat
menggunakan fasilitas manajerial seperti kewenangan, dana, personil,
logistik dan sebagainya. Sedangkan kepemimpinan sosial timbul karena
kapasitas dan kualitas pribadinya dalam menggerakkan bawahannya,
dimana dimensi sosial dan politik lebih dominan dari pada dimensi
administratifnya.
Dalam menjalankan kepemimpinan di suatu organisasi pemerintahan
akan menghadapi permasalahan yang kompleks untuk mencapai tujuan,
teori-teori atau ide-ide kepemimpinan, pada era otonomi daerah ini, harus
dimiliki oleh pemimpin agar dapat menerapkan kepemimpinan yang
selefektif mungkin, utamanya dalam menjalankan pemerintahan lokal yang
mampu membangun daya saing pemerintahan daerah.
Seleksi kepemimpinan daerah ini menjadi penting untuk dikaji sesuai
dengan harapan publik dan kapabilitas kepemimpinan lokal agar proses
politik yang berjalan dalam otonomi daerah adalah pemimpin yang
memiliki kompleksitas kepemimpinan bukan sekedar pemimpin yang lahir
sebagai pemenang Pilkada.
Kata kunci dari segalanya adalah mendorong lahirnya para pemimpin
lokal yang memiliki pengetahuan sebagai penyelenggara pemerintahan
daerah dengan dua kapasitas kepemimpinan yakni mereka yang memiliki
3 | 2 8
oleh daya dukung pengetahuan faktual atas persoalan real yang dihadapi
oleh masyarakat setiap daerahnya.
Untuk itu, menjadi penting untuk mengetahui gambaran persepsi
masyarakat menyangkut aktor-aktor lokal yang dalam persepsi mereka
dipandang memiliki kapasitas kepemimpinan, pengetahuan akan
persoalan, dan keinginan dan komitmen moral dalam mewujudkan
percepatan pembangunan daerah di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi
tengah.
Indonesia Development Engineering Consultant (IDEC) sebagai
lembaga riset yang konsen melakukan survei dan pemetaan sosial
merasa perlu untuk melakukan studi Indeks Persepsi Publik atas
Kepemimpinan lokal dan Pembangunan Otonomi Daerah Kabupaten
Banggai Laut sebagai bagian dari tangungjawab sosial, akademik serta
moral untuk memberikan kontribusi bagi daerah utamanya di kabupaten
Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
1.2. Maksud dan Tujuan Kegiatan
A. Maksud Kegiatan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan studi indeks presepsi publik atas kepemimpinan
lokal menyangkut kreteria kepemimpinan dan kreteria aktor
yang menjadi harapan publik bagi kepemimpinan lokal
banggai laut .
2. Menyusun indeks presepsi publik atas persoalan yang
dihadapi secara faktual ditengah masyarakat dalam tiga
dimensi penting, infrastruktur daerah, program percepatan
pembangunan daerah dan prioritas pembangunan.
3. Memberikan masukan awal bagi pemerintah daerah kabupaten
banggai laut dalam menyusun program strategis pembangunan
daerah bagi studi lanjutan program pengembangan kawasan pada
4 | 2 8
B. Tujuan Kegiatan
1. Adanya laporan hasil studi hasil survei presepsi publik atas
kepemimpinan lokal dan kriteria kepemimpinan harapan
publik.
2. Tersusunnya identifikasi persoalan warga menyangkut
persoalan pokok pembangunan dan percepatan
pembangunan kabupaten banggai laut sebagai daerah
otonomi baru.
3. Adanya dokumen awal bagi kajian lanjutan program
pengembangan kawasan kabupaten banggai laut.
1.3. Landasan Kegiatan
1. Dasar hukum dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
5 | 2 8
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Pembangunan Daerah;
1.4. Tahapan pelaksanaan
Waktu pelaksanaan program adalah selama 3 bulan yang dimulai
dari bulan September 2014 – Desember 2014. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan mengambil objek penelitian di Kabupaten Banggai Laut dengan
tahapan :
1. Tahapan Pra studi
Pengumpulan data dan dokumen pendukung
Perumusan fokus aspek kajian studi Pemetaan tahapan studi
2. Pelaksanaan Studi
Survei Pemetaan Persepsi publik Rancangan Program
Rekomendasi Hasil Studi
3. Pasca Studi
6 | 2 8
Adapun waktu penelitian ini berlangsung selama 4 (empat) bulan
yakni dengan detail tahapan rencana kerja sebagai berikut :
Tabel 1. Tahapan Rencana Kerja
NO Kegiatan Sasaran Waktu
September Oktober November Desember
1 Pra survei
Pengumpulan dokumen Awal, observasi lokasi penelitian
2. Pelaksaan Survei
Pengambilan data lapangan, wawancara responden, seminar awal penelitian
3 Pasca survei
Analisis data survei, seminar hasil penelitian
1.5. Tenaga Akhli Pelaksana Kegiatan
A. Magister Ilmu Komunikasi (1 orang)
Magister ilmu komunikasi dibutuhkan sebagai tenaga ahli untuk
menganalisis output kajian, perencanan studi dan desain riset
presepsi publik.
B. Sarjana Ilmu Pemerintahan (1 orang)
Tenaga sarjana ilmu pemerintahan dibutuhkan sebagai tenaga
ahli untuk melakukan kajian dan analisis penelitian dalam bidang
pemerintahan dan pembangunan daerah.
C. Team surveyor (10 orang)
Team survei berfungsi sebagai team yang melakukan
pengambilan data lapangan, wawancara responden /pemetaan