• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kemampuan Perawatan Mandiri Periode Nifas Antara Ibu Primipara dengan Multipara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Kemampuan Perawatan Mandiri Periode Nifas Antara Ibu Primipara dengan Multipara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

(2)

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kematian ibu adalah masa nifas (Ambarwati, 2010). Periode keluar sampai alat-alatreproduksi pulih seperti sebelum hamil. Secara normal masanifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010). Masa nifas dapat dibagi menjadi periode pasca persalinan, periode nifas dini, dan periode nifas lanjut. Pada masa ini pemulihan kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi ibu, sebab pada masa kehamilan dan persalinan telah terjadi perubahan fisik dan psikologis (Ambawati & Wulandari, 2009). Perubahan fisik yang terjadi pada ibu selama nifas yaitu perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem muskuloskeletal, tanda-tanda vital, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi dan sistem endokrin (Ambawati & Wulandari, 2009). Perubahan secara psikologis terjadi pada masa kehamilan dan melewati masapersalinan. Dalam menghadapi kondisi saat persalinan sering kali seorang wanita mengalami guncangan kejiwaan atau perubahan perasaan disertai harus menghadapi perubahan peran sebagai ibu (Rukiyah, A.Y., Yulianti, L., Liana, M. . 2011).

(3)

kondisi bayi, jumlah persalinan, pengalaman, tingkat kelelahan dan kondisi fisik ibu (Bobak, 2004). Adapun perawatan mandiri periode nifas ibu, yaitu pada diri sendiri yang meliputi mobilisasi, berkemih dan defekasi, kebersihan dan perawatan perineum, kebersihan vagina, pemenuhan nutrisi, istirahat, serta pemberian ASI dan juga perawatan payudara. Perawatan bayi baru lahir meliputi memandikan bayi, merawat tali pusat, membersihkan alat kelamin, dan perawatan mata, hidung serta telinga. Melalui pengalaman di masa yang lalu seorang ibu dapat belajar cara merawat diri pada periode nifas. Ibu multipara akan lebih realistis dalam mengantisipasi keterbatasan fisiknya dan dapat lebih mudah beradaptasi terhadap peran dan interaksi sosialnya sedangkan ibu primipara cenderung memperlihatkan rasa ketergantungan atau menunjukkan ketidakmandirian (Lubis, 2016). Hal ini juga berkaitan dengan pengetahuan tentang manfaat perawatan diri atau teknik yang dilakukan sehingga lebih mudah melakukan perawatan diri pasca persalinan (Bobak, 2004). Menurut penelitian Harianti (2011), ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dini yaitu pengalaman (koefisien korelasi (R) = 0,362 dan usia (Sig = 0,032) dengan koefisien korelasi (R) = 0,387. Sedangkan faktor pengetahuan, motivasi, budaya dan kepercayaan tidak mempengaruhi tingkat kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya selama periode nifas dini karena memiliki nilai Sig > 0,05.

(4)

dimotivasi untuk melakukan perawatan postpartum pada pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik bersalin dan tempat-tempat praktek bidan dan pusat pelayanan kesehatan untuk memastikan bahwa ibu nifas memahami pentingnya layanan. Namun, berdasarkan penelitian sebelumnya, di negara berkembang sekitar 70% ibu nifas tidak mendapatkan perawatan nifas (United States Agency International Development, 2007).

Beberapa ibu nifas yang di rawat lebih dari rata-rata normal hari rawat disebabkan oleh terjadinya komplikasi seperti perdarahan, infeksi, pembengkakan payudara, produksi ASI yang kurang, involusio uteri, dan pemulihan otot-otot yang tidak adekuat serta berbagai keluhan lainnya seperti pusing, kesulitan eliminasi, kaki kram atau bengkak (Rukiyah, A.Y., Yulianti,L., Liana, M, 2011). Data yang diperoleh dari BkkbN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) penyebab kematian ibu selama tahun 2010-2013 masih tetap sama yaitu pendarahan. Hal tersebut didukung oleh hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUD Cipto Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan nasional bahwa lima besar penyebab kematian ibu adalah pendarahan, eklamsia, sepsis, infeksi dan gagal paru.

(5)

Indonesia tidak mendapatkan manfaat ASI terkait dengan gizi dan perlindungan terhadap penyakit.

Menurut Rukiyah, A.Y., Yulianti,L., Liana, M, (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua adalah respon dan dukungan dari keluarga dan teman, hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi, pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu, pengaruh budaya.Menurut Afiyanti (2003) perbedaan kepedulian maternal antara ibu primipara dan ibu multipara yaitu pada aspek bayi dan keluarga. Sedangkan pada aspek diri sendiri pada kedua kelompok responden tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hasil wawancara dengan perawat di ruang V obgin Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan, jumlah pasien pada bulan Januari 2009 adalah 62 orang, diantara pasien tersebut yang mampu melakukan perawatan diri pascasalin mandiri sekitar 20% yang sebagian besar adalah multipara (Wildani, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian ibu dalam merawat diri dan bayinya belum optimal juga bisa di sebabkan minimnya informasi yang diberikan perawat tentang perawatan nifas.

Berdasarkan uraian diatasperlu dilakukan penelitian tentang perbedaan kemampuan perawatan mandiri periode nifas ibu primipara dan multipara.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka pertanyaan yang timbul adalah:

(6)

2.3 Apakah ada perbedaan antara kemampuan perawatan mandiri ibu nifas primipara dan multipara?

3. Tujuan Penelitian

3.1 Mengidentifikasi kemampuan perawatan mandiri ibu nifas primipara 3.2 Mengidentifikasi kemampuan perawatan mandiri ibu nifas multipara 3.3 Mengidentifikasi perbedaan kemampuan perawatan mandiri ibu nifas primipara dan multipara

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan banyak manfaat kepada berbagai pihak yaitu:

1.4.1 Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi praktek keperawatan terutama perawat maternitas mengenai perbedaan kemampuan perawatan mandiri periode nifas ibu primipara dan multipara, sehingga dapat meningkatkan pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan efektif.

1.4.2 Pendidikan Keperawatan

(7)

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Sri Siswati, 2013,Etika dan Hukum Kesehatan Dalam Perspektif Undang- Undang Kesehatan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada). Supriyanto dan Ernawati, 2010, Pemasaran Industri

berganda dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas, yaitu inovasi, integrasi, perilaku kepemimpinan, stabilitas, orientasi detail dan orientasi hasil memiliki

Apakah financial literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan orang tua secara serempak berpengaruh signifikan terhadap financial behavior pada siswa

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk membuktikan bahwa ketidakpastian lingkungan serta karakteristik informasi akuntansi manajemen berpengaruh baik secara

Financial satisfaction dapat diukur melalui cara pandang seseorang terhadap kepuasan dari income yang diterima, kemampuan mengatasi masalah keuangan, kemampuan

Namun dari hasil penelitian 5 dari 7 anak pemulung belum dapat melakukan cuci tangan dengan baik dan benar secara teratur, mereka tidak menggunakan sabun

To create leadership processes to help produce changes needed to cope with a changing business environment.. Establishing direction ( vision,

Dengan menggunakan fasilitas â fasilitas yang terdapat pada Corel R.A.V.E dan bekerja dibawah sistem operasi windows â2000, sehigga memudahkan dalam pembuatan animasi ini.