• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Online Dan Keterbukaan Informasi Publik Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Media Online Dan Keterbukaan Informasi Publik Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Nias Utara"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Terdahulu

Telaah terhadap tesis dan jurnal yang terkait dengan variabel penelitian dengan maksud penelitian yang peneliti lakukan fokus terhadap sejumlah variabel yang mengacu kepada teori yang sama mengenai citra pemerintah. Dari hasil telaah tersebut diharapkan dapat menjadi gambaran bagi peneliti dalam rangka mempertegas teori-teori yang telah ada, sekaligus menjadi acuan untuk kemudian diturunkan kedalam butir-butir pernyataan yang nantinya akan disebarkan kepada responden. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan dan dapat dijadikan perbandingan oleh peneliti dalam memahami kualitas pelayanan diantaranya sebagai berikut:

(2)

Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nilainya sebesar 5.036. Jika Media Sosial YouTube mengalami kenaikan satu satuan, maka Citra Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengalami peningkatan sebesar 0.481 satuan.

(3)

Edwi Arief Sosiawan (2012) Evaluasi Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Daerah di Indonesia: Perspektif Content Dan Manajemen. Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan Egovernment merupakan “angin segar” bagi penerapan teknologi komunikasi dan informasi di bidang pemerintahan. Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs web. Namun, implementasi mayoritas situs web Pemerintah Daerah Otonom masih berada pada tingkat pertama (persiapan) dan hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan), sedangkan tingkat tiga (pemantapan) dan empat (pemanfaatan) belum tercapai. Artinya, implementasi e-government di Indonesia baru pada tahap awal, sehingga banyak lembaga pemerintah yang menyatakan dirinya sudah mengaplikasikan e-government, ternyata baru pada tahap web presence. Tantangan utama terletak pada kemampuan dan kesiapan manajemen serta para pelaku dan bukannya teknologi pendukung e-government Apabila hal tersebut tidak diatasi maka dapat mengakibatkan timbulnya digital divide. Lebih jauh lagi transparansi kebijakan dan pelaksanaan otonomi daerah akan semakin sulit dikelola dan akan menutup jalan ke arah demokratisasi yang sempurna.

2.2.Komunikasi

(4)

Sementara itu Hovland dalam Ruslan (2003: 69). mendefenisikan proses komunikasi sebagai suatu proses mengubah perilaku orang lain yang disampaikan melalui perangsang-perangsang atau lambang -lambanng dalam kata-kata.

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2000:197) komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima baik lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi.

Ruslan (2003: 69-70) menyatakan bahwa proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan sebagai komunikan yang bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual

understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum komunikator mengirimkan

pesan/informasi kepada pikah komunikan, terlebih dahulu memberikan makna dalam pesan-pesan tersebut (decode). Pesan tersebut ditangkap oleh komunikasi dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode).

(5)

media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju (Effendy, 2004: 12-17).

Sendjaja dalam Bungin (2008: 252), menjelaskan lima konteks atau tingkatan dalam Komunikasi, yaitu :

a. Komunikasi Intrapersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang.

b. Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium).

c. Komunikasi Kelompok memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil.

d. Komunikasi Organisasi menunjuk kepada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jariangan organisasi.

e. Komunikasi Massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar

Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur :

a. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti. b. Suatu sarana pengaliran informasi.

c. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.

(6)

mengirimkan pesan yang diekspresikan (encoded) melalui berbagai lambang dalam bentuk bahasa. Selanjutnya pesan disampaikan melalui perantara yaitu media komunikasi. Pesan diterima oleh penerima pesan (recipients) yang selanjutnya pesan tersebut ditafsirkan (decoded) (Umar, 2005:26).

Effendy (2004 : 3) mengungkapkan bahwa terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit berhubungan dengan dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction). Terjadi interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunications). Menurut Lasswell dalam Effendy (2004:12), komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswellkomponen-komponen komunikasi adalah:

a. Komunikator (source) adalah pihak yang menyampaikan pesan.

b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.

d. Komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.

e. Umpan balik (effect) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

(7)

2.3. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain sebagainya. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau sekelompok orang tertentu (Effendy, 2004: 20-23).

Komunikasi massa diambil dari istilah bahasa Inggris, mass

communication, sebagai kependekan dari mass media communication

(komunikasi massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications dapat diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari

media massa(Wiryanto, 2005: 69).

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas khususnya media elektronik (Mulyana, 2005: 75).

(8)

Pengertian komunikasi massa, pada satu sisi adalah proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 31)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan untuk khalayak luas dan bukan hanya tertuju untuk satu orang atau pun perorangan, yang isi pesan atau informasinya umum dan berguna untuk banyak orang.

Menurut Wright dalam Wiryanto (2005: 11), dari awal komunikasi massa (media massa) mempunyai fungsi yang sama yaitu:

1. Surveillance, menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran

informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan

Handling of News.

2. Correlation, meliputi fungsi intepretasi pesan yang menyangkut

lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.

3. Transmission, menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi,

nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan.

4. Entertainment, menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang

dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.

(9)

1. Efek kognitif

Efek kognitif adalah bagaimana media massa membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.

2. Efek afektif

Efek afektif adalah efek media massa pada pembentukan dan perubahan sikap khalayak.

3. Efek behavioral

Efek behavioral adalah efek media massa yang mempengaruhi perilaku khalayak (Rakhmat, 2005: 223).

Blumler (1979) dalam Rakhmat (2005: 265) menyatakan dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan kepentingan preferensi (selectivity); dan sebenarnya khalayak merupakan kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

(10)

2.4.Teknologi Komunikasi

Hakikat teknologi adalah the systematic application of scientific or other

kowledge to practical task(aplikasi sistematik dari ilmu pengetahuan atau

pengetahuan lainnya ke bentuk praktis). Selanjutnya perkembangan teknologi komunikasi secara langsung telah memberikan efek terhadap perkembangan masyarakat. Straubhar & Rose (2000: 281) mengatakan bahwa dulu bangsa-bangsa berjuang menguasai wilayah atau berjuang untuk kemerdekaan wilayahnya, sekarang orang mulai berjuang untuk menguasai “bidang baru” yaitu informasi agar tidak dikendalikan oleh yang menguasai informasi. Penguasaan informasi harus dimulai dengan penguasaan dan pengendalian terhadap perkembangan teknologi komunikasi dan informasi itu sendiri. Ciri-ciri dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT, Information and

Commnication Technogy) dewasa ini ditandai dengan:1) the rise of internet,

munculnya web dengan informationsuper high way, 2) convergencing industries, munculnya industri digital yang mengglobal, dan 3)convergecing technologies, seperti CD digital, TV transmitte in digital format dan telepon seluler.

(11)

Keuntungan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan sesuatu yang patut disyukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia dalam mengerjakan tugas yang harus dikerjakan.Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut dengan e-goverment membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga program yang dirancangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar. E-goverment juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri. Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah.

E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh

pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai

world wide web (www) (Kaihatu, 2006: 235).

Secara lebih mendalam departemen instansi pemerintah dalam mempersiapkan visi dan misi kebijakan teknologi informasi, lebih melihat pada faktor equity (menjadikan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi penggunaan umum). Untuk mencapai target penerapan teknologi informasi yang efektif perlu diadakan komputerisasi pemerintahan atau

e-government dan sumber daya manusia dan pendidikan. Alasannya karena

(12)

pemakai atau pengguna jasa teknologi benar-benar memahami teknologi sehingga sasaran penerapan teknologi informasi tercapai.

Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Manfaat

e-governmentmenurut Zulkarimen (2005: 109) yang dapat dirasakan antara lain:

1. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat

Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. 2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan

masyarakat umum

Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.

3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.

4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien

Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui

e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas

areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik.

(13)

Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak pengguna lainnya.

2.5.Media Online

Sekarang ini kita tidak bisa lagi menyamakan “komunikasi massa” atau “media massa” dengan “jurnalisme” dalam menyebut media selain koran dan majalah. Tentu saja setiap komunikasi membutuhkan medium atau sarana pengirim pesan seperti kolom di koran atau gelombang siaran. Namun, komunikasi massa merujuk ke keseluruhan institusinya yang merupakan pembawa pesan koran, majalah, stasiun pemancar yang mampu menyampaikan pesan-pesan ke jutaan orang nyaris serentak. Oleh sebab itu komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yakni pertama, komunikasi oleh media, dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khalayak dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih-milih media (Rivers, Jensen dan Peterson, 2003: 18)

(14)

Dalam Jurnal Komunikasi Internasional Mass Society, Mass Culture, and

MassCommunication: The Meaning of Mass, oleh Kurt Lang dan Gladys Engel

Lang (2009),menyebutkan:

The new media have also affected culture. There has been a far-reachingtransformation of the general way of life, particularly in how people spend their leisurehours and how they take part in celebratory occasions. Traditional folk art and customaryrecreational activities have been partly replaced by an unprecedented flood of symbolicgoods produced for the market or sold to media organizations for dissemination to theiraudiences. The viability of artistic creations today is less dependent on aristocratic orstate patronage than so-called “high” culture had been in the past. Without momentousadvances in communication technology, such a transformation would have beeninconceivable.

Maksudnya dengan adanya media baru, seperti halnya media online akan bisamerubah kebiasaan orang dalam cara hidup, menghabiskan waktu luang mereka denganadanya kemajuan tenologi komunikasi.Santana (2005:137) menyebutkan, terdapat lima perbedaan utamaantara media massa online dan media massa tradisional yang sekaligus menjadikarakteristik media massa online yaitu:

1. Kemampuan internet untuk mengkombinasikan sejumlah media 2. Kurangnya tirani peneliti atas pembaca

3. Tidak seorangpun dapat mengendalikan perhatian khalayak

4. Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung 5. Kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik sekaligus menakutkan

Dalam Jurnal Komunikasi Internasional, oleh Brett Hutchinsdan David Rowe (2010), menyebutkan:

(15)

Maksudnya, media digital tersedia dalam 24 jam, tujuh hari per minggu,senantiasa berkembang, waktu tidak terbatas, jangkauan geografis dan kapasitaspenyimpanan tidak terbatas, materi yang disajikan selalu baru dan dapat diakses siapasaja.

Dalam fungsi yang ada, fungsi utama media online adalah fungsi

Surveillance,yaitu memberikan informasi kepada khalayaknya. Tetapi bukan itu

saja, media onlinejuga mencakup semua fungsi komunikasi massa yang lain.Khalayak memiliki sifat-sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa. Jadikhalayak media massa mempunyai sifat dan karakteristik, yaitu khalayak massa terdiridari jumlah yang besar, ada di berbagai tempat, tidak interaktif kecuali dengan bantuankomunikasi telepon, terdiri dari lapisan masyarakat yang sangat heterogen, tidakterorganisir dan bergerak sendiri (Bungin, 2008:75).

2.5.1. Model Komunikasi Online

Gambar dibawah ini menggambarkan hubungan dasar antara media

internet dengan konsumen pada satu sisi dan pemerintahan pada sisi yang lain.

Internet dapat diakses atau ditampilkan dalam bentuk media komunikasi massal

(16)

Gambar 2.2

Model Komunikasi Internet

(Sumber : Subramaniam, 2000: 71)

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa komunikasi dengan media internet tidak hanya menyampaikan pesan dari pengirim (sender) ke penerima pesan (receiver), tapi juga menciptakan pengalaman dan lingkungan sendiri. Bentuk baru interaksi muncul antara masyarakat dan internet, serta antara pemerintah dan

internet.

2.6. Website

Faktor utama dalam pertumbuhan internet adalah diperkenalkannya teknologi dan piranti lunak (software) yang menyediakan akses tunjuk dan klik ke

world wide web (www). Boone dan Kurtz (2007:330) “web merupakan kumpulan

(17)

dari satu dokumen ke dokumen lainnya pada layar dengan memilih sebuah

hyperlink. Saat ini, internet cenderung identik dengan web karena kepopuleran

web sebagai standar interface pada layananlayanan yang ada di internet, dari

awalnya sebagai penyedia informasi, kini digunakan juga untuk komunikasi dari

email, chatting, sampai dengan transaksi bisnis.

Sari (2009) menyatakan bahwa “website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau bergerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink)”.

Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah-ubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website berubah-ubah dan isi informasinya bersifat interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah facebook, twiter dan lain-lain. Dalam pengembangannya website statis hanya diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik.

Menurut Turban, Rainer and Potter (2003: 210) “web adalah sebuah sistem dengan standar universal dalam penyimpanan, penerimaan, bentuk dan penyampaian informasi melalui client atau server”. Pembuatan web didasarkan pada sebuah standar hypertext language yang disebut Hypertext Markup

Language (HTML). Sebuah perusahaan dapat menciptakan kehadiran elektronik

pada web dengan membeli ruang pada jasa online komersial atau membuka situs

(18)

Website banyak diperlukan untuk berbagai kepentingan berkaitan dengan

penyampaian informasi mulai dari perusahaan besar, perusahaan kecil, lembaga pemerintahan, pendidikan, dunia hiburan dan masih banyak lagi. Website merupakan saran yang efektif untuk melakukan promosi produk dan jasa sehingga cukup banyak perusahaan penjualan barang dan jasa yang membuat website atau dapat disebut dengan istilah e-commerce. Website juga terbukti sebagai media informasi yang diminati selain media informasi lainnya, hal ini disebabkan karena sifat website interaktif, menarik, jangkauan global dan informasinya yang up to

date.

2.7.Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Media sosial adalah media yang digunakan dalam kegiatan interaksi sosial yang memakai teknik dan daya akses tinggi. Media sosial memakai teknologi berbasis web dan mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Kaplan dan Haenlein (2010: 109) mengatakan bahwa

“a group of Internet-based applications that build on the ideological

and technological foundations of Web 2.0, which allows the creation and exchange of user-generated content.” (sebuah kumpulan aplikasi

(19)

Berdasarkan penjelasan di atas, media sosial merupakan sekumpulan aplikasi interaktif yang terdiri dari berbagai aplikasi tentunya, yang tergabung dalam satu wadah induk aplikasi yang kita kenal dengan nama media sosial. Media sosial dirasakan relatif lebih murah dan lebih mudah untuk diakses (aksesibel) untuk siapa saja untuk menyampaikan serta mendapat informasi, dibanding dengan media tradisional yang memerlukan biaya yang lebih mahal serta sulit untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi.

Menurut Kaplan dan Haenlein (2010: 119) media sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa untuk banyak orang

2) Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu gatekeeper 3) Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya 4) Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

Dengan demikian, media sosial adalah salah satu perkembangan teknologi yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Diawali dengan era Friendster dan MySpace, era Facebook dan Twitter, serta yang terbaru Google Plus, media ini memicu banyak perubahan manusia dalam bersosialisasi. Hal ini sesuai dengan tujuan awal mengapa media sosial dibuat yaitu memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia untuk mencari teman baru, pasangan hidup, berbisnis, bahkan berpolitik.

(20)

tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Saat teknologi internet dan mobile phone semakin maju, maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Sesuai dengan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, media sosial mampu memberikan kemudahan bagi para pengguna untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Dengan kemudahan-kemudahan yang disediakan, tentu saja media sosial lebih diminati oleh masyarakat dibanding dengan media tradisional. Kemudahan-kemudahan yang dimaksud yaitu media sosial tidak dibatasi oleh tempat dan waktu, yang artinya siapapun dapat menggunakan media sosial di mana saja dan kapan saja, asalkan memiliki akses internet. Dengan demikian, pengguna dapat selalu meng-update informasi kapan saja, dimana hal seperti ini akan sangat sulit dilakukan pada media tradisional. Selain itu, media sosial juga sangat diminati oleh masyarakat karena biayanya yang terjangkau bagi siapapun untuk menggunakan media sosial.

(21)

berlomba untuk menciptakan media sosial yang menyediakan berbagai kemudahan dalam menyampaikan informasi. Dari sinilah, media sosial semakin berkembang dan semakin diminati oleh masyarakat.

Dengan hadirnya media sosial sebagai teknologi baru, tentu saja cara hidup manusia juga akan mengalami perubahan. Salah satu perubahan adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu media sosial menjadi sebuah bisnis baru bagi perusahaan-perusahaan teknologi informasi di dunia. Selain itu, individu atau perusahaan lainnya juga bisa memanfaatkan kebebasan dan kemudahan dari media sosial sebagai sebuah sarana yang baru untuk berbisnis.

Dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap media sosial, maka masyarakat akan semakin tergantung dengan media sosial, dan hal ini akan mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Mengakses media sosial setiap saat telah menjadi kebutuhan manusia yang baru untuk selalu meng-update informasi karena media sosial telah menjadi sumber informasi yang lebih aktual dibandingkan media lainnya.Selain itu, karena semakin mudahnya manusia berinteraksi melalui media sosial, maka interaksi sosial di dunia nyata akan turut berkurang. Manusia tidak perlu lagi saling bertemu secara langsung untuk berkomunikasi, sehingga hal ini akan membentuk pola hidup masyarakat yang semakin tertutup.

2.8.Konsep E-government

E-government adalah istilah yang menurut beberapa kalangan,

(22)

lebih efisien. Karena itu, dalam melihat e-government, jangan terpaku oleh unsur “e”-nya semata, tetapiyang lebih penting lagi adalah proses dan jalannya pemerintahan melalui fasilitas internet atau media online (Kaihatu, 2006: 229).

Sehingga terdapat dua hal utama dalam pengertian e-government di atas, pertama adalah penggunaan teknologikomunikasi informasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu, dan kedua adalah tujuanpemanfaatannya sehingga jalannya pemerintahan dapat lebih efisien. Melalui teknologi informasi/internet,seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui dengan lebih cepat sesuai dengan aturan mainyang telah ditetapkan.

E-government bukan berarti mengganti cara pemerintah dalam berhubungan

denganmasyarakat. Pada konsep e-government, masyarakat masih bisa berhubungan dengan pos-pos pelayanan,berbicara melalui telepon untuk mendapatkan pelayanan pemerintah atau mengirim surat. E-government hanyaberfungsi pada konteks penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintahdan pihak-pihak lain (Kaihatu, 2006: 230).

(23)

kecepatan pelayananberarti juga merupakan penghematan dalam waktu, energi maupun sumber daya (Argenti, 2010: 92)

Selain manfaat tersebut, akses informasi ke pemerintah menjadi terbuka sangat sangat lebar sehinggatidak ada lagi istilah “warga kelas satu” dan “warga kelas dua” di hadapan pemerintah. Baik pemerintah danmasyarakat dari semua golongan saling terbuka dalam interaksi dan komunikasinya yang mengarah padaketerbukaan. Terciptanya keterbukaan (transparansi) diharapkan akan terjadi proses demokratisasi dantransparansi politik serta administrasi. Dengan demikian cara ini akan mampu meminimalisir penyelewengankebijakan pemerintah, karena transparansi kebijakan dan pelaksanaan otonomi daerah akan makin mudahdikelola dan diawasi (Argenti, 2010: 92)

Manfaat lainnya, pada konteks agenda pembangunan nasional, penerapan

e-government dapatmembuka peluang bagi pemerintah untuk melakukan

re-inventing untuk dapat menjadi lembaga sosial yanglebih dekat (up close) dengan

masyarakat, membangun aliansi dan partnership yang lebih erat dengan beberapakomunitas dalam masyarakat yang memiliki kepentingan, praktek dan keahlian yang berbeda-beda (Argenti, 2010: 93)

Model e-government yang diterapkan di negara-negara luar adalah menggunakan model empat tahapanperkembangan yang meliputi:

a. Fase pertama, berupa penampilan website (web presence) yang berisi

informasi dasar yang dibutuhkanmasyarakat.

b. Fase kedua, fase interaksi yaitu isi informasi yang ditampilkan lebih

(24)

c. Fase ketiga, tahap transaksi berupa penerapan aplikasi/formulir untuk secara

online mulai diterapkan.

d. Fase Keempat, fase transformasi berupa pelayanan yang terintegrasi, tidak

hanya menghubungkan pemerintahdengan masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah ke antarpemerintah, sektornonpemerintah, serta sektor swasta) (Argenti, 2010: 94)

Di negara-negara maju, hasil dari pemanfaatan teknologi digital (Electronic Digital Services) telah melahirkan sebuah bentuk mekanisme birokrasi pemerintahan yang baru, yang mereka istilahkan sebagai Electronic Goverment (E-government). Berbagai defenisi yang ada mengenai E-government (tergantung dari negara yang bersangkutan) memperlihatkan sebuah keinginan yang sama, yaitu bertransformasinya bentuk-bentuk interaksi antara pemerintah dengan masyarakatnya yang terlampau birokratis, menjadi mekanisme hubungan interaksi yang jauh lebih bersahabat.

Dengan demikian pemerintah harus melaksanakan proses tranformasi menuju e-goverment.E-government juga disebut E-Gov, digital government,

online government atau dalam konteks tertentu transformational government)

(25)

informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, seluruh lembaga negara, masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal.

Kondisi itu pula yang kemudian dijadikan pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan dalam rangka pengembangan e-goverment di Indonesia. Agar dalam pelaksanaannya terdapat kesamaan pemahaman dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur kelembagaan pemerintah, maka pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) bagi pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan e-goverment secara nasional. Melalui Inpres RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-goverment, setiap lembaga pemerintahan baik ditingkat pusat maupun daerah diwajibkan untuk membuat konsep, mengembangkan serta menerapkan mekanisme e-goverment bagi lembaganya masing-masing, terutama dalam kaitannya pada penyediaan informasi kepada publik. Sesuai dengan Inpres RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

e-goverment, diupayakan untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Pengembangan e-goverment tersebut dilakukan dengan melakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi.

(26)

dari seluruh aparat pemerintah yang dapat memahami hakekat misi pemerintahan sebagai aparat pelayanan (Service), pemberdayaan (Empowerment), dan pembangunan (Development). Oleh karena itu keberadaan e-goverment di pemerintah, selain untuk memanfaatkan perkembangan terknologi internet, hal tersebut juga dilakukan sebagai cara untuk menyatukan komitmen dan konsistensi seluruh aparat pemerintah untuk mewujudkan good governance.

Untuk menuju good governance serta mempercepat penyelenggaraan otonomi daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada setiap penyelenggaraan pemerintahan, merupakan kebutuhan yang mendesak, dalam rangka mendukung pertukaran data dan informasi serta penyaluran berita secara cepat, tepat, dan akurat. Apalagi jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan kepulauan, maka keberadaan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peranan penting dan strategis khususnya

E-Government. Dalam e-book disebutkan bahwa good governance mempunyai

delapan karakteristik utama dalam memimpin pemerintahan yaitu : Participation,

Transparency, Effectiveness and efficiency, Responsiveness, Accountability,

Equity and inclusiveness, Rule of Law.

Menurut Hidayat (2006: 45) penerapan e-government menjanjikan setidaknya tiga perubahan dasar, yaitu :

1. Proses otomatisasi : mengubah peran manusia dalam menjalankan proses yang meliputi menerima, menyimpan, processing, output, dan mengirimkan informasi.

2. Proses informasi : mendukung peran manusia dalam menjalankan proses informasi tersebut, misalnya : mendukung alur proses pengambilan keputusan, komunikasi, dan implementasi.

(27)

Apa yang telah diuraikan di atas, peneliti berharap agar suatu pemerintahan dapat menunjukkan eksistensi sebagai pemerintah yang baik (good governance), salah satunya yaitu dengan menerapkan Cyber PR. Hal tersebut disesuaikan dengan perkembangan zaman (globalisasi) yang ditandai dengan berkembangnya teknologi online yaitu internet, dimana hal itu merupakan realitas kehidupan yang tidak mungkin dihindari. Globalisasi menjadikan dunia tidak lagi dibatasi secara tegas berdasarkan wilayah teritorial, globalisasi memungkinkan manusia secara mudah untuk melakukan kegiatan di setiap Negara di dunia ini, terutama dalam kegiatan untuk memperoleh informasi.

Dengan menerapkan e-government juga merupakan salah satu cara mengimplementasikan karakteristik good governance tersebut. E-government dapat dijadikan sebagai model baru dalam gaya kepemimpinan, cara baru pengambilan keputusan, cara baru dalam akses pendidikan, cara baru dalam pengambilan kebijakan dan investasi, sarana baru dalam menerima keluhan masyarakat, cara baru dalam akuntabilitas ke publik, dan cara baru dalam mengelola pengiriman dan pelayanan semua informasi pemerintah ke publik. Dengan cara ini rasa kepercayaan publik ke pemerintah akan benar-benar terwujud, karena yang sangat diharapkan oleh publik adalah transparansi dan pelayanan yang baik dari pemerintah.

(28)

menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan. Untuk itu E-Government merupakan satu-satunya cara untuk dapat memberikan informasi pelayanan publik yang efektif dan efisien.

Data dari Ditjen Depkominfo menyebutkan bahwa dari 491 pemda di Indonesia, 423 pemda atau sekitar 86% baru memiliki situs web pada Januari 2008. Padahal teknologi informasi telah berkembang di Indonesia lebih dari 20 tahun yang lalu. Hal itu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti birokrasi mulai dari perundang-undangan sampai kebijakan-kebijakan yang ada di pusat maupun daerah belum mampu mendukung perkembang e-government di Indonesia. Hal lain yang mempengaruhi adalah masalah keterbatasan, baik itu dalam hal anggaran maupun keterbatasan kemampuan untuk menjalankan e-government tersebut. Gordon B. Davis mengemukakan bahwa Informasi adalah data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai serta mempunyai/mengandung nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan, baik ketika sedang berlangsung maupun untuk proses masa yang depan. (Rudy, 2005 : 16).

(29)

mungkin. Oleh karena itu keterbukaan informasi melalui kemudahan komunikasi dan transportasi akibat pesatnya perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat. Adapun Pemerintah Kabupaten Nias Utara dalam hal ini berupaya mengembangan kegiatan humasnya melalui media

online untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat guna memberikan

pelayanan informasi publik.

2.8.1. Aplikasi E-government

Wujud nyata dari aplikasi e-government yang telah umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaannyaadalah pembuatan situs web pemerintah daerah. Situs

web pemerintah daerah merupakan salah satu strategididalam melaksanakan

pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik danterukur. Situs web pemerintah daerah merupakan tingkat pertama dalam pengembangan e-government diIndonesia yang memiliki sasaran agar masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepadainformasi dan layanan pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan demokrasi diIndonesia dengan menggunakan media internet (Kominfo, 2003: 3)

Dari aplikasi tersebut dapat diketahui bahwa pengembangan e-government di Indonesia dilaksanakanmelalui 4 (empat) tingkatan, yaitu:

a. Tingkat 1 merupakan tingkat persiapan berupa pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasipada setiap lembaga serta sosialisasi situs web untuk internal dan publik.

(30)

c. Tingkat 3, tingkat pemantapan yang berisi pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik danpembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain.

d. Tingkat 4 adalah tingkat pemanfaatan yang berisi pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifatGovernment to Government (G2G), Government to

Business (G2B), Government to Consumers (G2C).

Pada situs web pemerintah daerah ada sejumlah kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Komunikasidan Informasi Republik Indonesia (Kominfo) dalam buku panduan penyelenggaran situs web pemerintahdaerah. Kriteria yang diberikan merupakan gambaran ciri-ciri kunci bentuk dasar situs web pemerintah daerahyang terdiri dari:

1. Fungsi, aksesibilitas, kegunaan: Isi informasi situs web pemerintah daerah berorientasi pada keperluanmasyarakat, yaitu menyediakan informasi dan pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat. Pada kriteria iniditekankan adanya anti diskriminasi bagi pengguna, artinya situs web pemerintah daerah dapat dibuka tanpamembedakan fasilitas dan kemampuan komputer yang dimiliki oleh pengguna. Desain situs web pemerintahdaerah adalah profesional, menarik dan berguna. Berita atau artikel yang ditujukan kepada masyarakatsebaiknya disajikan secara jelas, dan mudah dimengerti.

2. Bekerjasama; Situs web pemerintah daerah harus saling bekerjasama untuk menyatukan visi dan misipemerintah. Semua dokumen pemerintah yang penting harus memiliki URL (Uniform Resource

Locator)yang tetap, sehingga mesin pencari (search engine) dapat

menghubungkan kepada informasi yangdiinginkan secara langsung. 3. Isi yang Efektif; Masyarakat pengguna harus mengetahui bahwa

informasi tertentu akan tersedia pada situs-situspemerintah daerah manapun. Pengguna memiliki hak untuk mengharapkan isi dari suatu situs webpemerintah daerah adalah data terbaru dan tepat, serta mengharapkan berita dan materi baru selaludiketengahkan.

4. Komunikasi Dua Arah; komunikasi yang disediakan pada situs web pemerintah daerah dalam bentuk dua arah(interaktif). Situs web pemerintah daerah harus memberikan kesempatan pengguna untuk menghubungipihak-pihak berwenang, menjelaskan pandangan mereka, atau membuat daftar pertanyaan mereka sendiri.

(31)

yang sukses dan tidak sukses, halaman yang sering dikunjungi dan jarang dikunjungi,halaman rujukan utama. Informasi tambahan mengenai siapa yang menggunakan situs ini, tingkat transferdata. Evaluasi empat bulanan sangatlah direkomendasikan.

6. Kemudahan Menemukan Situs: pihak pemerintah daerah harus mempromosikan situs webnya dan mendaftarkannya kemesin pencari. Masyarakat pengguna mungkin tidak bisa menemukan suatu situs web pemerintah daerahkecuali pengelola mempromosikannya dan memastikan bahwa mesin pencari mendaftarkannya. Sertamensosialisasikannya melalui pemberitahuan lewat pers, Hubungan Masyarakat dan brosur.

7. Pelayanan yang diatur dengan baik; Pihak pemerintah daerah harus menggunakan sumber yang terpercaya; strategi yangjelas, tujuan dan target pengguna; serta strategi pengembangan masa depan, termasuk langkah menuju pusatdata yang dinamis dari media digital lainnya (Kominfo, 2003: 4)

2.8.2. Evaluasi Isi Informasi

Penggunaan bahasa verbal tertulis adalah menjadi simbol dominan dalam penyampaian pesan melaluisitus web pemerintah daerah. Sehingga bahasa dalam teks merupakan simbol yang disampaikan oleh pihak pemerintah daerah padamasyarakat. Bila dicermati mayoritas penggunaan bahasa dalam situs web pemerintah daerah masih berorientasi lokaldengan tampilan versi yang kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan yang menawarkan versibahasa asing masih dapat dihitung dengan jari lebih-lebih pada situs web pemerintah kota/pemerintah kabupaten.

(32)

untuk mengunjungi (minimal) atau lebih jauh lagi aksi penanaman modal dan sebagainya.Olehkarenanya sudah seharusnya pemerintah darah provinsi/kota/kabupaten menggunakan situs web sebagai media pemasaranwilayahnya secara optimal.

Unsur terpenting dari sebuah tampilan yang efektif situs web di internet adalah isi (content) dan desainyang baik serta menarik. Sebuah situs web pemerintah daerah mempunyai persyaratan minimal untuk isi.Pengelola situs web pemerintah daerah harus mampu menentukan apa yang diharapkan oleh para penggunamengenai apa yang seharusnya ada di situs web. Menurut panduan dari Kominfo (2003: 47) maka isi minimal padasetiap situs web pemerintah daerah adalah:

1) Selayang Pandang

Menjelaskan secara singkat tentang keberadaan Pemerintah Daerah bersangkutan (sejarah, mottodaerah, lambang dan arti lambang, lokasi dalam bentuk peta, visi dan misi).

2) Pemerintahan Daerah

Menjelaskan struktur organisasi yang ada di Pemerintah Daerah bersangkutan (eksekutif, legislatif)beserta nama, alamat, telepon, e-mail dari pejabat daerah. Jika memungkinkan biodata dari PimpinanDaerah ditampilkan agar masyarakat luas mengetahuinya. 3) Geografi

Menjelaskan antara lain tentang keadaan topografi, demografi, cuaca dan iklim, sosial dan ekonomi,budaya dari daerah bersangkutan. Semua data dalam bentuk numeris atau statistik harus mencantumkannama instansi dari sumber datanya.

4) Peta Wilayah dan Sumberdaya

(33)

5) Peraturan/Kebijakan Daerah

Menjelaskan Peraturan Daerah (Perda) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan.Melalui situs web pemerintah daerah inilah semua Perda yang telah dikeluarkan dapat disosialisasikankepada masyarakat luas.

6) Buku Tamu

Tempat untuk menerima masukan dari pengguna situs web pemerintah daerah bersangkutan.

Pada aplikasinya mayoritas situs websites pemerintah daerah belum menyediakan isi informasi minimal padatampilan homepage. Jika dicermati maka umumnya kekuranglengkapan isi minimal terletak pada tidaktercantumnya peraturan atau undang-undang produk dari masing-masing pemerintah daerah serta tidak tersedianya bukutamu.

Ketersediaan link informasi Peraturan Daerah (Perda) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerahbersangkutan adalah vital karena melalui situs web pemerintah daerah inilah semua Perda yang telah dikeluarkandapat disosialisasikan kepada masyarakat luas. Sedangkan links buku tamu sesungguhnya digunakan sebagaievaluasi dan monitoring terhadap umpan balik yang disampaikan masyarakat baik bagi Pemerintah daerah maupunpenyelenggaran e-government itu sendiri.

(34)

informasi umum, khusus,pendidikan serta informasi perniagaan. Artinya, ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemerintah daerah baikpemerintah provinsi dan pemerintah kota/pemerintah kabupaten memiliki motivasi guna membangun

good governance dalam dunia virtual melaluipenyediaan informasi yang lengkap

kepada masyarakat. Namun begitu nampaknya masih ada beberapa situswebsites pemerintah daerah yang tidak memiliki kelengkapan informasi umum dan khusus, padahal ini merupakan saranautama sebagai penyampaian pesan secara rutin bagi pihak masyarakat sebagai objek pemerintahan.

Keberadaan links informasi tambahan sesungguhnya merupakan media yang tepat untuk publicrelations bagi pemerintah daerah yang bersangkutan, karena dengan informasi tersebut dimungkinkan masyarakat akanmengetahui banyak kemajuan dan eksistensi pemerintahan daerah yang bersangkutan yang akan memicumunculnya citra dan opini yang positif. Ada beberapa situs

webpemerintah daerah justru menonjolkan informasi profile,kolom pimpinan

daerah dalam bentuk opininya. Pada satu sisi ini merupakan representasi komunikasi pimpinandengan warganya, tetapi di sisi humas hal ini justru tidak etis. Selain isi minimal dan isi kelengkapan penempatan jumlah links informasi juga menjadi pertimbangandalam tampilan situs webpemerintah daerah. Jumlah links informasi merujuk pada kelengkapan informasi yang tidakmenumpuk pada halaman muka (homepage) namun disebarkan melalui site-site yang dimiliki.

(35)

hanya satu links saja sedangkan yang lebih dari satu links hanya beberapa situs

webpemerintah daerahsaja. Alasan mengapa website-website tersebut hanya di

dominasi satu tingkat links saja, karena pertimbanganefisiensi jumlah bytes beban situs dan pertimbangan ekonomis dari segi pembuatan desainnya. Semakin banyakjumlah links maka akan semakin banyak site yang dibutuhkan dan ini tentunya membutuhkan tambahan biayadalam pembuatannya. Sementara semakin banyak bytes yang dibebankan maka akan semakin mahal biayahosting yang harus dibayarkan.Yang menarik ternyata hampir sebagian situs web pemerintah daerah menyediakan fasilitas search engine yaitu alatyang digunakan untuk mempermudah pengunjung situs untuk mencari informasi. Search engine yang disediakanbisa berbentuk pencarian arsip website namun juga pencarian informasi dalam arti luas.

2.9.Keterbukaan Informasi Publik

Pada hakikatnya hak untuk memperoleh informasi adalah hak yang dimiliki masyarakat untuk memperoleh atau mengakses informasi yang dikelola oleh negara (Assegaf dan Khatarina, 2005: 201). Hal tersebut mendorong pemerintah untuk menyusun peraturan perundangan yang mengatur informasi yang dapat diakses oleh masyarakat.

(36)

dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.

Dalam dinamika reformasi politik yang mengunggulkan demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, badan publik dalam konteks lembaga pemerintah diharapkan lebih adaptif terhadap tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan publik lebik baik. Sebagai entitas yang bertanggung jawab terhadap seluruh rakyat, setiap institusi pemerintah harus menjalankan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Untuk menunjukkan eksistensi bahwa badan publik subordinat kekuasaan negara memiliki kesungguhan dalam menjalankan tugas kesejahteraan masyarakat, maka harus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang melekat. Agar kinerjanya juga diketahui oleh publik, tentu harus membentuk unit kerja yang berkaitan dengan relasi publik, yang mampu menjebtani tugas pokok dan fungsi kelembagaan dengan kepentingan masyarakat.

Pengaruh era globalisasi yang kian kuat dewasa ini menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang teknologi. Dalam kesehariannya, teknologi terutama dalam bidang komunikasi dan informasi turut berkembang secara pesat, dan disadari maupun tidak, perkembangan tersebut membuat batasan akan jarak dan waktu tak lagi menjadi hambatan. Perkembangan ini pula yang turut mempengaruhi masyarakat mengenai interaksinya dengan pemerintah. Adapun tuntutan masyarakat adalah pemerintahan yang bersih dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, terbuka, dan demokratis.

(37)

masyarakat. Sehingga yang dulu irasional dan tradisional sudah tidak digunakan lagi, dimana yang dahulunya segala sistem masih manual dan memerlukan waktu yang lama, serta proses yang panjang sudah diminimalisasikan di Indonesia ini. Sekarang zaman sudah lebih modern, perputaran waktu yang sangat singkat dan arus yang sangat canggih, pola pikir manusia telah semakin canggih. Hal ini telah terlihat beebrapa tahun terakhir, dimana pelayanan pemerintah berbasis internet mengalami pertumbuhan yang pesat.

Kecanggihan teknologi yang telah diaplikasikan ke berbagai bidang perekonomian, perindustrian, kesehatan, dan juga mencakup bidang pemerintahan lainnya, yang mendukung diterapkannya efektifitas dan efisiensi pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Upaya pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) tidak lepas dari penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi oleh pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dari segi konstitusi dan politik, pelayanan publik merupakan salah satu tujuan dibentuknya negara, yakni bagaimana mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Pelayanan publik menjadi titik strategis dalam mengawali pengembangan

good governance di Indonesia, ada beberapa pertimbangan yang menjadi alasan

terkait hal tersebut, yaitu:

a. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana negara yang mewakili oleh pemerintahan berinteraksi dengan lembaga-lembaga non-pemerintahan. Dalam ranah ini terjadi pengumpulan yang sangat intensif antara pemerintah dengan warganya.

b. Pelayanan Publik adalah ramah dimana berbagai aspek good governance dapat diartikulasikan secara relatif lebih mudah.

c. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur good

(38)

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi informasi

Pemerintahan memiliki kewajiban memberikan pelayanan publik yang merata keseluruh warga negara, sehingga dalam melaksanakan kewajibannya itu, pemerintah berusaha memperbaiki pelayanannya, dengan menggnakan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dan dalam memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah perlu menerangkan dan mengembangkan pelayanan yang berbasis elektronik.

dan telekomunikasi yang berkembang tidak kalah cepat dan pesatnya. Tidak ada lagi perbedaan jarak, tempat dan waktu yang selama ini menghalangi masyarakat diseluruh dunia untuk saling bertukar informasi dan berkomunikasi. Bila dilihat dengan seksama, teknologi komunikasi merupakan pemprosesan, pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi yang menambah kemampuan manusia dalam berkomunikasi, sementara teknologi informasi merupakan pengerjaan data oleh komputer dan telekomunikasi. Disini terlihat jelas perbedaan antara keduanya, bila teknologi komunikasi merupakan alat yang menambah kemampuan orang berkomunikasi, sedangkan jika teknologi informasi adalah pengolahan data melalui komputer dibantu peralatan telekomunikasi. Yosal Iriantara menyatakan bahwa, dengan adanya kelebihan, kehadiran internet kerap disebut sebagai media baru. Pada saat ini media baru merupakan istilah yang dipergunakan untuk semua bentuk media komunikasi massa mutakhir yang berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi. (Iriantara, 2005 : 118).

(39)

mengakibatkan dunia menjadi satu desa kecil, dimana tidak ada lagi batas ruang dan waktu. Kondisi ini membawa pada satu konsekuensi terhadap keterbukaan informasi. Informasi yang terkait dengan suatu organisasi, perusahaan atau institusi yang berasal dari belahan dunia yang satu dapat diakses oleh masyarakat dari belahan dunia lainnya dalam hitungan detik. Akibatnya, informasi buka n lagi menjadi rahasia dan tidak lagi dapat ditutup-tutupi, termasuk citra dari suatu organisasi, perusahaan ataupun institusi. Dalam keterbukaan informasi sebagai imbas dari globalisasi ini, citra yang dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi, institusi bahkan pemerintah daerah, tidak dapat dirahasiakan dan disembunyikan lagi. Di satu sisi, kemajuan teknologi komunikasi ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam membangun citra positif pemerintah daerah di suatu tempat kepada masyarakat luas, baik yang berada di Indonesia ini maupun yang berada di belahan dunia lainnya.

(40)

pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.

Assegaf dan Khatarina (2005: 206) menjelaskan bahwa suatu informasi dikatakan sebagai informasi publik yaitu apabila informasi yang dikelola oleh negara -selain informasi mengenai pribadi seseorang atau badan hukum privat- bukanlah milik negara, namun milik masyarakat. Sementara itu berdasarkan UU KIP, informasi publik dapat diartikan sebagai informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Badan Publik sendiri didefinisikan sebagai lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruhdananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

2.9.1. Keterkaitan antara Good Governance dengan Informasi

(41)

2.9.1.1. Transparansi dalam Era Keterbukaan Informasi Publik

Salah satu prinsip yang terkandung dalam Good Governance dan berkaitan eratdengan keterbukaan informasi adalah prinsip transparansi. Keterbukaan informasidiharapkan dapat menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran dan kebijakanpemerintah dibuat berdasarkan preferensi publik. Transparansi seperti yang dinyatakanoleh Wahab (2005:63) adalah upaya untuk menciptakan kepercayaan antar pemerintah,dunia usaha dan masyarakat melalui penyediaan informasi di dalam memperolehinformasi yang akurat dan memadai.

Transparansi seperti yang diungkapkan oleh Subarsono(2009:10) berarti akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasitentang penyelenggaraan pemerintah dan berbagai kebijakan publik. Menurut Subarsono (2009:11) indikator minimal suatu lembaga dapat dikatakan transparan antara lain: a. Tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses penyusunan

danimplementasi kebijakan publik.

b. Adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau, bebas diperoleh dan tepatwaktu.

Solihin juga mengungkapkan perangkat pendukung indikator minimal suatulembaga dapat dikatakan transparan antara lain: peraturan yang menjamin hak untukmendapatkan informasi; pusat/balai informasi; website; iklan layanan masyarakat, mediacetak dan pengumuman. Menurut Folscher (2000) beberapa keuntungan transparansiadalah:

(42)

pada stabilitas fiskal danmakro ekonomi sehingga penyesuaian-penyesuaian di kemudian hari dapatdiminimalisasi.

b. Meningkatkan akuntabilitas pemerintah, legislatif, media dan dapat melaksanakanfungsi kontrol kepada pemerintah lebih baik jika mereka mempunyai informasimengenai suatu hal, dan dapat mencegah terjadinya korupsi.

c. Transparansi dapat meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah dan membangunhubungan sosial yang lebih erat, misalnya masyarakat dapat memahami kebijakanpemerintah bahkan mendukung kebijakan tersebut.

d. Meningkatkan iklim investasi. Pemahaman yang jelas terhadap kebijakan dantindakan pemerintah akan mengundang investor baik dari dalam maupun luar negeriuntuk berinvestasi.

Di dalam prinsip transparansi, terdapat dua aspek yang diharapkan dapat berjalan,yakni komunikasi publik oleh pemerintah dan hak masyarakat terhadap akses informasi.Transparansi juga harus seimbang dengan kebutuhan dan kerahasiaan lembaga maupuninformasi yang mempengaruhi hak-hak privasi individu. Karena itu, kewajiban akanketerbukaan harus diimbangi dengan nilai pembatasan, yang mencakup kriteria yang jelasdari para aparat publik tentang jenis informasi apa saja yang mereka berikan, siapa yangbertanggung jawab mempublikasikan informasi dan kepada siapa informasi tersebutdiberikan.

2.9.1.2. Partisipasi dalam Pengelolaan Keterbukaan Informasi Publik

(43)

diberdayakan, diberikankesempatan dan diikutsertakan untuk berperan dalam proses-proses birokrasi, mulai daritahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Secara teoritis, partisipasi adalahketerlibatan secara terbuka (inclusion) dan keikutsertaan (involvement) yang mengandungkesamaan tetapi berbeda pada titik tekannya. Inclusion menyangkut siapa saja yangterlibat, sedangkan involvement berbicara bagaimana masyarakat terlibat. Keterlibatanberarti memberi ruang bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses pembangunan,terutama kelompok-kelompok masyarakat minoritas, rakyat kecil, perempuan, dankelompok-kelompok marjinal. Secara substansi partisipasi mencakup tiga hal:

a. Setiap warga negara mempunyai hak dan ruang untuk menyampaikan suaranya dalamproses pembangunan.

b. Semua mempunyai kesempatan untuk mengakses jalannya pembangunan sertamendapatkan semua akses politik, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya.

c. Setiap elemen masyarakat memiliki hak dalam mengontrol dan mengawasi semuakebijakan, lingkungan kehidupan dan pelaksanaan pembangunan.

(44)

kelompok masyarakat saja. Adapun indikatoradanya partisipasi adalah sebagai berikut:

a. Adanya jaminan hukum dari pemerintah mengenai partisipasi masyarakat. b. Adanya forum untuk menampung aspirasi masyarakat yang representatif, jelas

danterbuka.

c. Kemampuan masyarakat terlibat dalam proses pembuatan, pelaksanaan danpengawasan keputusan.

d. Visi dan pengembangan berdasarkan pada konsensus antara pemerintah danmasyarakat.

e. Terdapat akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat (Supianto, 2013: 9)

2.9.1.3. Akuntabilitas dalam Pengelolaan Informasi Publik

Implikasi utama yang diharapkan atas berjalannya transparansi dan partisipasiyang dilindungi dengan adanya kepastian hukum di badan publik adalah timbulnyaakuntabilitas pada aparat badan publik. Akuntabilitas menuntut dua hal, yaitukemampuan menjawab (answerability) dan konsekuensi (consequences). Komponenpertama istilah yang bermula dari responsibilitas adalah berhubungan dengan tuntutanbagi para aparat untuk menjawab secara periodik setiap pertanyaan-pertanyaan yangberhubungan dengan bagaimana mereka menggunakan wewenang mereka, kemanasumberdaya telah dipergunakan dan apa yang telah dicapai dengan menggunakansumberdaya tersebut.

(45)

menciptakan pengawasan melaluidistribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga mengurangipenumpukan kekuasaan sekaligus dan menciptakan kondisi yang saling mengawasi(check and balances system). Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwasetiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secaraterbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak kebijakan.

Elwood dalamPasolong (2007: 81) menjelaskan 4 dimensiakuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi publik, yaitu:

a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality). Akuntabilitas terkait dengan penghindaran penyalahgunaan wewenang (abuse ofpower), sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhanterhadap hukum dan peraturan lain dalam penggunaan dana publik. b. Akuntabilitas proses (process accountability)

Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalampelaksanaan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasiakuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi. Akuntabilitasproses tercermin dalam pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif danmurah biaya.

c. Akuntabilitas program (program accountability)

Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkandapat mencapai atau tidak dan apakah telah mempertimbangkan alternatif programyang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

(46)

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah ataskebijakan yang diambil kepada legislatif dan masyarakat.

Dengan demikian, kebebasan informasi diharapkan menjadi spirit demokratisasi yang menawarkan kebebasan sekaligus tanggung jawab secara bersamaan. Kebebasan informasi, di satu sisi harus mendorong akses publik terhadap informasi secara luas. Sementara di sisi yang lain, kebebasan informasi juga sekaligus dapat membantu memberikan pilihan langkah yang jelas bagi pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan secara strategis. Hadirnya Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) merupakan tonggak penting bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

Sebagai sebuah bentuk freedom of information act, undang-undang ini mengatur pemenuhan kebutuhan informasi yang terkait dengan kepentingan publik. Kehadiran UU KIP sekaligus memberikan penegasan bahwa keterbukaan informasi publik bukan saja merupakan bagian dari hak asasi manusia secara universal, namun juga merupakan constitutional rights sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28F UUD NRI 1945 bahwa “setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

(47)

kepentingan publik. Salah seorang perumus Undang-Undang Dasar Amerika, James Madison pernah menyebutkan bahwa keterbukaan informasi merupakan syarat mutlak untuk demokrasi yang berarti pula perwujudan kekuasaan yang terbatas dan berada dalam kontrol publik.

Keterbukaan informasi memberi peluang bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam berbagai kebijakan publik. Kondisi ini sekaligus dapat mendorong terciptanya clean and good governance karena pemerintah dan badan-badan publik dituntut untuk menyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang dikerjakannya secara terbuka, transparan dan akuntabel.Lay (2006:9) bahwa berbagai studi pembangunan politik di negara-negara yang sudah menikmati stabilitas politik dan harmoni sosial menunjukkan bahwa kebebasan informasi dan hak rakyat untuk mendapatkan informasi memainkan peranan sentral dalam keseluruhan proses politik. Tidak ada satu pun negara yang mampu menjamin stabilitas politik dan tertib sosial secara berkesinambingan, kecuali sistem tersebut difasilitasi dengan jaminan kebebasan informasi.

Melihat penjelasan di atas, maka jelas bahwa setiap badan publik harus memberikan informasi terkait hal-hal yang dilakukan dalam upaya merangsang partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Adanya ketimpangan antara harapan dan kenyataan (das sollen das sein) membutuhkan suatu upaya dalam rangka mengefektifkan implementasi UU KIP sehingga dapat tercipta good governance yang ditandai dengan keterbukaan informasi publik

(48)

publik sebagai wujud good governance harus dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga perjalanan demokrasi sebagai amanat reformasi dapat mengantarkan demokrasi semu menjadi demokrasi yang hakiki. Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan jawaban adanya perlindungan hukum terselenggaraanya transparansi dan akuntabilitas pemerintah terhadap masyarakat sebagai pengguna kebijakan publik

2.10. Citra

Konsep citra (image) dikembangkan oleh para ilmuwan sosial dalam membahas variabel psikologis manusia dalam mensinkronkan dengan lingkungannya, mereka beranggapan bahwa suatu citra timbul dari interaksi berbagai sikap dan asumsi yang dikembangkan seseorang dalam mempelajari lingkungannya (Moore, 2004: 56). Hubungan antara kecenderungan dan kegiatan dengan cara yang akan membantu memahami bagian peran kegiatan diplomasi suatu negara dalam mengungkapkan nila-nilai pendekatan politik ataupun budaya dan bidang lainnya ditandai dengan citra yang dibentuk. Pencitraan membantu memberikan alasan yang dapat diterima secara subjektif tentang mengapa segala sesuatu hadir sebagaimana tampaknya tentang preferensi politik ataupun yang lainnya yang tidak hanya bersifat politis.

(49)

Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi perusahaan, organisasi atau produk (Poerwadarminta,2007:32). Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas (Ruslan, 2003:62).

Citra pemerintah adalah citra dari suatu institusi pemerintah secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra pada pelayanannya (Jefkins dan Yadin, 2004:19). Sedangkan hal-hal positif yang meningkatkan citra lebih dikenal dan diterima publiknya adalah sejarah atau riwayat hidup lembaga yang gemilang, kualitas pelayanannya, keberhasilan dalam bidang pelayanan dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (Ruslan, 2003:66). Secara logika, jika pemerintah sudah mengalami krisis kepercayaan dari publik atau masyarakat umum maka akan membawa dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra sampai pada titik yang paling rendah.

Menciptakan citra yang positif terhadap pemerintah merupakan tujuan utama bagi seorang Public Relations. Citra merupakan suatu penilaian yang sifatnya abstrak yang hanya bisa dirasakan oleh lembaga atau organisasi dan pihak-pihak yang terikat. Citra yang ideal merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya (Soemirat dan Ardianto, 2004: 17)

(50)

2004:15)menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi - informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingukungan.

Untuk mengukur citra suatu lembaga, baik citra positif maupun negatif diperlukan alat ukur untuk mengetahui citra lembaga tersebut. Ada empat hal yang digunakan sebagai alat pengukur pembentukan citra suatu lembaga (Ruslan, 2003: 25), yaitu:

1. Kepercayaan: Merupakan kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap suatu lembaga.

2. Realitas: Menggambarkan suatu yang realitas, jelas terwujud, dapat diukurdan hasilnya dapat dirasakan dipertanggung jawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden.

3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan: Menggambarkan keadaan yang saling menguntungkan antara lembaga dan publiknya.

4. Kesadaran: Adanya kesadaran khalayak tentang lembaga dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan.

(51)

organisasi (Sukatendel, dalam Soemirat dan Ardianto, 2004: 22). Esensi tujuan humas di dunia pemerintahan adalah membuat berbagai program pemerintah yang dapat membentuk, meningkatkan dan memelihara citra positif dan reputasi baik agar dapat memperoleh opini publik yang menguntungkan, serta dukungan dan simpati rakyat atau publik.

Citra suatu lembaga tidak muncul degan sendirinya. Akan tetapi citra harus diupayakan dengan berbagai cara agar selalu terpelihara. Pada kenyataan dalam pergaulan/proses hubungan kerjasama terjadi kejadian yang menimbulkan citra positif dan negatif. Citra positif suatu organisasi akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat/publik terhadap produk yang dihasilkan, sehingga masyarakat yakin jika ikut bergabung dalam organisai atau memakai produk organisasi tersebut akan mendapat atau merasakan manfaat (Alifahmi, 2005: 57).

(52)

Citra organisasi publik memang tidak jatuh begitu saja dari langit. Namun citra organisasi/lembaga harus diciptakan. Citra lembaga harus terus diurus agar bisa tertanam dibenak masyarakat dan dapat tumbuh berkembang sepanjang masa. Pada realitanya citra suatu lembaga ada yang positif dan ada juga yang negatif, keadaan yang demikian tidak mingkin dapat dihindari. Jalan satu-satunya adalah mengelola citra itu sendiri. Citra buruk tidak mungkin bisa dihapus, namun bisa ditutupi dengan citra positif (Alifahmi, 2005: 59).

Kegiatan yang menyumbang citra positif adalah prestasi. Prestasi yang baik akan manimbulkan suatu kebanggaan/simpati bagi anggota atau masyarakat yang pro terhadap organisasi. Sehingga prestasi yang baik harus selalu dikomunikasikan terhadap masyarakat/publiknya. Dengan memikian citra positif organisasi/ lembaga akan selalu terjaga (Alifahmi, 2005: 59).

Gambar

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh berupa website yang berisikan informasi dari berbagai anime yang tayang dan tersebar melalui jaringan internet, yang dapat diakses dengan mudah.. Kata Kunci

Melalui informasi yang ada di website, saya melihat bahwa Pemerintah Kabupaten Wonogiri selalu memberikan laporan kepada warga mengenai kegiatan yang dilaksanakan. Website

TABEL 14 Pernyataan 7: “Informasi yang disajikan di dalam website Pemerintah Kota Yogyakarta dapat dipercaya”

1.. informasi yang diakses dapat dilakukan oleh siapa saja yang berhak, dimana dan kapan saja selama tersambung dengan internet. Lembaga pendidikan sebagai suatu wadah yang

tempat kita akan meng-hosting-kan website kita. Bisa mencakup software apa saja yang ada di- hosting-nya. Jika target pembaca website kita adalah pembaca dari dalam negeri, maka

Secara universal prinsip keterbukaan dianut di pasar modal di seluruh dunia. Prinsip keterbukaan bermakna sebagai kewajiban emiten, perusahaan publik, atau siapa saja yang

Dalam menjalankan keterbukaan informasi publik memiliki beberapa aspek komunikasi yaitu komunikasi yang dilakukan dalam badan publik salah satunya terkait dengan informasi apa

Hal ini dilihat dari: Pengamatan lingkungan dari sisi internal, kesadaran pegawai dalam keterbukaan informasi sudah dikategorikan bagusini ditandai dengan para pegawai di Dinas