• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Pembersihan Telinga Siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura dan SMA Harapan 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Pembersihan Telinga Siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura dan SMA Harapan 1 Medan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebiasaan membersihkan liang telinga luar dengan menggunakan kapas telinga atau benda lain sudah umum di lakukan masyarakat sebagai upaya dalam perawatan telinga. Beberapa orang secara rutin mencoba membersihkan serumen (ear wax) dengan cotton bud (kapas telinga), bulu, dan bermacam-macam benda lainnya. Secara umum, tindakan ini dilakukan untuk membersihkan serumen (ear wax) yang dianggap sebagai kotoran di liang telinga. Sebenarnya, serumen (ear wax) merupakan hasil kombinasi dari sekresi kelenjar serumenous dan kelenjar sebacea serta deskuamasi (pengelupasan) epitel dari membran timpani dan kulit yang melapisi liang telinga luar (Amuta et al., 2013). Serumen (ear wax) akan melindungi, membersihkan, serta memberi lubrikasi pada kulit di liang telinga. Liang telinga secara normal memiliki mekanisme pembersihan sendiri (proses migrasi epithelial seperti ban berjalan yang di bantu gerakan rahang) sehingga tidak perlu dibersihkan (Olaosun, 2013).

Kegiatan membersihkan telinga tersebut justru akan menganggu fungsi pembersihan sendiri dari liang telinga luar dan serumen (ear wax) akan terdorong masuk lebih dalam kearah medial menuju membran timpani. Terlebih lagi, kebiasaan ini merupakan faktor resiko untuk terjadinya trauma berulang, inflamasi (peradangan), dan melemahnya pertahanan lokal dari liang telinga luar terhadap infeksi bakteri dan jamur (Amuta et al., 2013).

(2)

2

Prevalensi morbiditas telinga paling tinggi pada kelompok usia sekolah (7-18 tahun). Sekitar 50% dari gangguan pendengaran ini sebenarnya dapat di cegah dengan melakukan upaya promosi, mengontrol faktor penyebab, deteksi dini penyakit, serta tatalaksana yang sesuai standar (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2006).

Beberapa tantangan yang dihadapi pemerintah dalam menanggulangi gangguan pendengaran dan ketulian di Indonesia adalah (1) Data nasional kesakitan dan epidemiologi terkini sangat kurang; (2) Angka kesakitan telinga tinggi dan estimasi akan cendrung meningkat; (3) Prevalensi gangguan pendengaran pada usia sekolah dan produktif meningkat; (4) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan indera pendengaran. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2006).

Menurut Notoatmodjo (dalam Prasetyo, 2013) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi pendidikan, paparan media massa, ekonomi, hubungan sosial dan pengalaman.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan pembersihan telinga siswa SMA dengan mengambil populasi dari siswa salah satu SMA di Kabupaten Langkat dan di Kota Medan untuk dapat menyediakan data yang dibutuhkan dalam proses pengawasan dan penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian.

1.2Rumusan Masalah

(3)

3

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui tentang gambaran pengetahuan pembersihan telinga siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura dan SMA Harapan 1 Medan. 1.3.2 Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura dan SMA Harapan 1 Medan tentang mekanisme pembersihan telinga dan fungsi serumen.

2. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura dan SMA Harapan 1 Medan tentang resiko yang ditimbulkan oleh cara membersihkan telinga yang salah.

3. Untuk mengetahui riwayat gangguan telinga pada siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura dan SMA Harapan 1 Medan.

4. Untuk mengetahui karakteristik pembersihan telinga yang dilakukan siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura dan SMA Harapan 1 Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pembersihan telinga dan resiko yang timbul dari cara pembersihan telinga yang salah

2. Menjadi masukan bagi dinas kesehatan terkait dalam proses pengawasan dan penanggulangan dini dalam upaya preventif untuk menurunkan angka morbiditas telinga dan gangguan pendengaran.

3. Menambah wawasan peneliti mengenai pengetahuan masyarakat tentang pembersihan telinga.

4. Memberikan informasi kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan lembaga pendidikan lain mengenai gambaran pengetahuan masyarakat, khususnya anak usia sekolah tentang pembersihan telinga.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya konsep LAN dan dengan didukung oleh suatu aplikasi internet conection sharing yang merupakan fasilitas yang sudah tersedia pada windows xp maka installasi LAN di

bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki

[r]

To fill this requirement, we developed a reconstruction pipeline that combines data from two different sources: the cameras orientations obtained from automated

Rejected both these options, the adopted solution was to create a ceiling as model in-place as roof: this was modelled with three swept bend elements (one for the longitudinal

[r]

The different scan station give the different view of Eco-home building and to make it only 1 view, the registration process need to be done using spherical target used

penafsiran alquran yang mana membawa corak baru dalam ilmu tafsir Al-Quran. Metode penafsiran al-Quran dengan hermeneutika sangat