• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres Secara Fisiologis terhadap Indeks Plak pada Mahasiswa yang Menghadapi Ujian Akademis di Kelas “X” Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Stres Secara Fisiologis terhadap Indeks Plak pada Mahasiswa yang Menghadapi Ujian Akademis di Kelas “X” Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Stres akademis sering ditemukan dikalangan mahasiswa. Stres pada mahasiswa kedokteran merupakan hal yang banyak ditemui di seluruh dunia. Sebagian besar mahasiswa Fakultas Kedokteran Kelas “X” di Universitas Kristen Maranatha Bandung angkatan 2015 mengalami stres akibat ujian akademis. Beberapa mahasiswa merasa takut tidak lulus ujian, banyaknya tugas, hingga merasa tidak sanggup lagi untuk melakukan kegiatan. Stres akademis tersebut memengaruhi perilaku mahasiswa, seperti tidak memiliki motivasi dalam hidupnya dan bahkan dapat melalaikan kebersihan rongga mulutnya. Hal-hal tersebut mengakibatkan berkurangnya aliran saliva dan peningkatan akumulasi plak pada gigi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui derajat stres pada mahasiswa pada masa perkuliahan dan masa ujian, serta seberapa berpengaruh stres akademis terhadap peningkatan indeks plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Kelas ”X” di Universitas Kristen Maranatha Bandung angkatan 2015.

Metode penelitian menggunakan metode analitik komparatif dengan membandingkan hasil penelitian pada masa perkuliahan dan masa ujian yang dilakukan pada 30 subjek. Subjek diinstruksikan untuk mengisi kuesioner dan diperiksa indeks plaknya dengan menggunakan metode O’Leary. Analisis data menggunakan uji t berpasangan.

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara derajat stres akademis dengan persentase indeks plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Kelas ”X” di Universitas Kristen Maranatha Bandung angkatan 2015.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh derajat stres akademis yang signifikan terhadap indeks plak mahasiswa Fakultas Kedokteran Kelas ”X” di Universitas Kristen Maranatha Bandung angkatan 2015.

(2)

vi ABSTRACT

Academic stress is a common thing among sudents. Stress in medical students are often found around the world. Mostly, Medical Students Class “X” in Maranatha Christian University Bandung generation of 2015 stressed because of academic stress. Some students afraid not to pass the exam, many assignments, as far as feel unable to do activities. Academis stress predispose to behavior of medical students,

such as they haven’t motivation in life and even neglect their oral hygiene. That cases

may decrease saliva flow and increase the accumulation of dental plaque.

The purpose of this research was to discover the influence of academic stress level

to increasing of dental plaque index in Medical Students Class “X” in Maranatha

Christian University Bandung generation of 2015.

The research method was comparative analysis that compare the research result of lecture period with examination period that was done to 30 subjects. Subjects are

instructed to fill the kuesioner and their plaque index be examined with O’Leary

method. The result are been analysed using pairs t-test.

This research shown the significant influence between academic stress level with

plaque index percentage in Medical Students Class “X” in Maranatha Christian

University Bandung generation of 2015.

The Conclution of this research, there is the significant influence of the degree of academic stress on the plaque index in Medical Students Class “X” in Maranatha Christian University Bandung generation of 2015.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN MAHASISWA ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ……… ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 8

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 8

1.5.2 Hipotesis ……….. ... 11

1.6 Metodologi Penelitian ... 11

(4)

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1 Plak Gigi ……… ... 15

2.1.1 Kompsisi Plak Gigi ... 15

2.1.2 Mekanisme Pembentukan Plak Gigi ... 17

2.1.3 Faktor Penyebab Terjadinya Plak Gigi ... 18

2.1.4 Pengendalian Plak dengan Cara Menyikat Gigi ... 19

2.1.4.1 Bentuk dan Ukuran Sikat Gigi ... 20

2.1.4.2 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi ... 20

2.1.4.3 Metode Menyikat Gigi ... 21

2.1.4.4 Pasta Gigi ... 23

2.1.5 Metode Anslisis Plak Gigi ... 24

2.2 Stres ………..… ... 25

2.2.1 Stres Akademis ... 26

2.2.2 Stres pada Mahasiswa Kedokteran ... 27

2.2.3 Tingkat Stres ... 28

2.2.4 Faktor Penyebab Stres ... 29

2.2.5 Reaksi Stres ... 30

2.2.6 Mekanisme Stres Secara Fisiologis ... 31

2.2.7 Hubungan Stres Akademis dengan Plak Gigi ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 33

3.1.1 Alat Penelitian ... 33

3.1.2 Bahan Penelitian ... 33

3.2 Sampel Penelitian ... 34

(5)

3.2.2 Ukuran Sampel Penelitian ... 34

3.3 Metode Penelitian ... 36

3.3.1 Desain Penelitian ... 36

3.3.2 Variabel Penelitian ... 37

3.3.3 Definisi Operasional ... 37

3.4 Prosedur Kerja…...………... 39

3.4.1 Alur Penelitian ... 39

3.4.2 Cara Pemeriksaan ... 40

3.5 Hipotesis Statistik ... 41

3.5.1 Hipotesis Statistik Indeks Plak ... 41

3.5.2 Hipotesis Statistik Derajat Stres ... 42

3.5.3 Hipotesis Statistik Korelasi Peningkatan Derajat Stres dengan Peningkatan Indeks Plak ……….………. 42

3.6 Alat Ukur Stres ………..… 42

3.7 Prosedur Pengisian Kuesioner Derajat Stres ... 44

3.7.1 Penilaian Kuesioner Derajat Stres ... 44

3.7.2 Skor Kuesioner Derajat Stres ... 44

3.8 Pengujian Kuesioner ... 46

3.8.1 Validitas …….……… 46

3.8.2 Reabilitas ……….... 47

3.9 Analisis Data ……… ... 48

3.10 Aspek Etik Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Hasil Penelitian ……… 50

(6)

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 73

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat Ukur Stres ... 43

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik dari berbagai variabel yang diteliti (n = 30). .. 50

Tabel 4.2 Perbandingan skor stres dan skor kebersihan rongga mulut pada masa kuliah dan masa ujian akademis. ... 51

Tabel 4.3 Distribusi Derajat Stres Akademis pada Masa Kuliah ... 52

Tabel 4.4 Distribusi Derajat Stres Akademis pada Masa Ujian ... 53

Tabel 4.5 Perbandingan antara tingkat stres pada masa kuliah dan masa ujian akademis ... 54

Tabel 4.6 Distribusi Indeks Plak pada Masa Kuliah ... 56

Tabel 4.7 Distribusi Indeks Plak pada Masa Ujian ... 57

Tabel 4.8 Pengaruh stres akademis terhadap indeks plak ... 58

(8)

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Distribusi Hubungan Stres Akademis terhadap Indeks Plak pada mahasiswa Kelas “X” Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2015 pada masa kuliah. ... 59 Diagram 4.2 Distribusi Hubungan Stres Akademis terhadap Indeks Plak

pada mahasiswa Kelas “X” Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2015 pada masa ujian. ... 60

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Distribusi Perbandingan Derajat Stres Akademis pada mahasiswa Kelas “X” Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2015 pada masa kuliah dan masa ujian akademis.. ... 55 Grafik 4.2 Distribusi Pebandingan Indeks Plak pada mahasiswa Kelas “X”

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha angkatan 2015 pada masa kuliah dan masa ujian akademis... ... 61

(10)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian ... 73

Lampiran 2 Informed Consent ... 74

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian ... 75

Lampiran 4 Kuesioner Derajat Stres Akademik dan Kebersihan Mulut ... 76

Lampiran 5 Kisi-kisi Kuesioner Stres Akademis ... 80

Lampiran 6 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Derajat Stres Akademis dan Kebersihan Mulut ... 81

Lampiran 7 Lembar Pemeriksaan Indeks Plak ... 88

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ... 89

Lampiran 9 Data Kuesioner Derajat Stres Akademis ... 90

Lampiran 10 Data Kuesioner Kebersihan Gigi dan Mulut dan Indeks Plak ... 94

Lampiran 11 Data Statistik ... 96

Lampiran 12 Surat Pengantar Ijin Penelitian ... 99

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian ... 100

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Setiap menjalani pendidikan, tentu saja akan diikuti dengan ujian yang berguna untuk mengulang kembali apa yang sudah didapat dan untuk menguji pencapaian seseorang terhadap ilmu tersebut. Saat seseorang mengalami peristiwa

yang tidak menyenangkan terjadi diluar kendali kita maka secara otomatis mengalami perasaan yang tidak tenang. Jika hal tersebut terjadi melampaui daya

tahan diri seseorang, dan melampaui batas kemampuannya untuk mentoleransi hal tersebut, maka timbullah stres.1

Mahasiswa, dalam kegiatannya, juga tidak terlepas dari stres. Stresor atau

penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademisnya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan

eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya, dan penyesuaian sosial di lingkungan kampusnya.

Tuntutan ini juga termasuk kompetensi perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam

mengikuti pelajaran.2

(12)

2

oleh individu. Sumber stres akademis atau stresor akademis yang umum, antara lain: 1) Ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum. Beberapa

individu merasa stres sebelum ujian atau menulis sesuatu, ketika mereka tidak bisa mengingat apa yang mereka pelajari. Telapak tangan mereka berkeringat, dan

jantung berdegup kencang. 2) Prokastinasi adalah ketidakpedulian terhadap tugas mereka, tetapi ternyata banyak individu yang peduli dan tidak dapat melakukan itu secara bersamaan. Individu tersebut merasa stres terhadap tugas mereka; dan

3) standar akademis yang tinggi. Stres akademis terjadi karena siswa (mahasiswa) ingin menjadi yang terbaik di sekolah dan dosen memiliki harapan yang besar

terhadap mereka. Hal ini tentu saja membuat siswa (mahasiswa) merasa tertekan untuk sukses di level yang lebih tinggi.3

Nowak dan Marie menyebutkan bahwa beban tugas perkuliahan yang

melebihi kemampuan diri dan mendekati masa ujian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stres di kalangan pelajar. Stres yang paling umum dialami

oleh mahasiswa yaitu stres akademis. Stres akademis diartikan sebagai suatu keadaan individu yang mengalami tekanan dari lingkungan perkuliahan dan penilaian tentang stresor akademis yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

dan pendidikan di perguruan tinggi.4,5

Dalam penelitian Calaguas, pada masa ujian biasanya tekanan terhadap

mahasiswa meningkat. Menghadapi ujian merupakan stresor yang dapat mengganggu ketahanan diri mahasiswa. Penelitian Anderson dan Cole menyatakan bahwa faktor utama penyebab stres di kalangan mahasiswa adalah

(13)

3

Pada mahasiswa kedokteran, stres merupakan fenomena yang ditemui di seluruh dunia. Penelitian mengenai prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran

telah dilakukan pada beberapa universitas. Di Amerika Utara, penelitian ya dilakukan terhadap 100 mahasiswa menunjukkan bahwa prevalensi stres pada

mahasiswa adalah 38%. Penelitian sejenis dilakukan oleh Firth pada salah satu fakultas kedokteran di Inggris. Penelitian yang melibatkan 165 partisipan tersebut menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 31,2%.

Sementara itu, tiga penelitian yang dilakukan di Asia menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Di Pakistan, dengan 161 partisipan, prevalensi stres mahasiswa

fakultas kedokteran adalah 30,84%. (2) Di Thailand, dengan 686 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,4%. (3) Di Malaysia, dengan 396 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah

41,9%.7,8,9,10

Berdasarkan penelitian tentang tingkat stres yang dilakukan oleh Abdulghani

di Saudi Arabia terhadap 494 partisipan, diketahui bahwa prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 57% dimana 21,5% diantaranya merupakan stres ringan, 15,8% stres sedang, dan 19,6% stres berat. Diantara stresor

akademis, ujian merupakan sumber yang utama dari stres. Mahasiswa fakultas kedokteran yang memiliki penyesuaian diri terhadap tuntutan akademis yang baik

(14)

4

Stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stresor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk

menanganinya (coping).Pengalaman stres sangat individual. Stres yang luar biasa untuk satu orang tidak semestinya dianggap sebagai stres oleh yang lain.

Demikian pula, gejala dan tanda-tanda stres akan berbeda pada setiap individu.14,15

Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akan

memunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulit memahami

pelajaran. Dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan

tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah, dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda

penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol, terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih-lebihan serta berisiko tinggi.16

Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan

mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara

(15)

5

Stres dan depresi dapat mempengaruhi onset dan perkembangan penyakit periodontal yang diawali dengan penumpukan plak. Menurut Cochran, President

dari the American Academy of Periodontology dan Chair of the Department of Periodontics di University of Texas Health Science Center di San Antonio, stres

bisa memicu seseorang untuk lebih banyak melakukan kebiasaan-kebiasaan yang merugikan rongga mulut, seperti penggunaan tembakau dan bahkan mungkin pula mereka mengabaikan kesehatan rongga mulutnya. Suatu studi menyatakan bahwa

56% partisipan telah melalaikan sikat gigi dan pemeliharaan rongga mulut lainnya.17,18

Menurut Campbell dan Svenson, apabila stres dilihat dari aspek negatif atau tekanan yang terlalu tinggi, hal itu dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan pencapaian akademis seseorang mahasiswa/pelajar. Plak gigi merupakan

lapisan tipis penumpukan mikroba yang terbentuk pada permukaan gigi. Upaya pengendalian plak gigi dapat dicapai dengan dua cara yaitu secara mekanis dan

kimiawi. Salah satu cara mekanis yaitu dengan menyikat gigi, sedangkan cara kimiawi adalah menggunakan obat kumur dan pasta gigi.19,20

Dari pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa fenomena stres pada

mahasiswa kedokteran merupakan satu topik yang menarik untuk diteliti. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mahasiswa

(16)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan identifikasi masalah yaitu, apakah stres akademis akan mempengaruhi peningkatan indeks

plak pada mahasiswa fakultas kedokteran? Dimana pada usia menginjak remaja akhir memiliki psikologis yang belum stabil dan mudah mengalami stres yang

dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, sehingga seseorang menjadi kurang memperhatikan kebersihan rongga mulutnya.

Peneliti akan membahas secara jelas tentang pengaruh stres yang

mempengaruhi indeks plak dan kesadaran akan kebersihan rongga mulut pada individu yang akan mengalami ujian akademis.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah ada peningkatan indeks plak pada mahasiswa pada

saat sebelum dan sesudah menjalani ujian akademis.

2. Mengetahui perubahan derajat stres pada mahasiswa pada sebelum dan

sesudah ujian akademis.

3. Menganalisis peningkatan stres akademis terhadap peningkatan indeks

(17)

7

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan kesadaran mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas

kedokteran, sebagai pelopor kesehatan, untuk lebih memperhatikan keadaan kesehatan gigi dan mulutnya, terutama pada masa ujian

akademis.

2. Mengedukasi mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas kedokteran

untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat merugikan

kesehatan rongga mulutnya saat menghadapi ujian akademis.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Mendeteksi indeks plak pada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian

akademis.

2. Mengetahui pengaruh stres terhadap indeks plak pada mahasiswa fakultas

(18)

8

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa tergolong usia remaja akhir. Remaja akhir berusia 18-20 tahun. Remaja akhir merupakan tahap perkembangan yang akan memasuki masa dewasa. Pada masa ini remaja mengalami suatu kondisi yang disebut dengan periode “storm & stress”. Perubahan kondisi fisiologis dan perkembangan berupa

peningkatan kadar hormon, mengakibatkan mahasiswa labil dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Mahasiswa cenderung terlihat

kurang berpengalaman dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, mahasiswa cenderung lebih mudah mengalami stres.21,22,23

Mahasiswa mengalami stres sebagai tuntutan kehidupan akademis yang harus dijalani. Kondisi tersebut menjadi stresor bagi mahasiswa. Pola hidup yang kompleks ini seringkali menjadi beban tambahan disamping tekanan dalam kuliah

yang melelahkan. Masalah diluar kuliah mau tidak mau harus diakui turut mempengaruhi, baik dari segi mood, konsentrasi, maupun prestasi akademis.5

Permasalahan adaptasi terhadap sistem pembelajaran diperkuliahan menjadi penyebab stres terbesar bagi mahasiswa tahun pertama.24

Mahasiswa mengalami stres dari berbagai sumber, baik masalah akademis yang berkaitan dengan kegagalan mahasiswa dalam menyelesaikan tuntutan akademis, penundaan penyelesaian tugas, prestasi akademis yang rendah, dan

masalah kesehatan.6

(19)

9

stres. Kondisi tersebut dapat memicu timbulnya masalah-masalah kesehatan pada individu. Individu yang mengalami stres memiliki kadar kortisol yang lebih

daripada normal.Stres mereduksi fungsi sistem imun, sehingga hormon kortisol mengurangi kemampuan imun dengan menghambat IgA dan IgG dan fungsi

neutrophil, sehingga terjadi kolonisasi biofilm dan tidak mampu untuk mencegah invasi bakteri pada jaringan ikat. 25,26,27

Menurut Goff, meningkatnya stres akademis akan menurunkan kemampuan

akademis yang berpengaruh pada indeks prestasi. Beban stres yang terlalu berat dapat memicu gangguan memori, konsentrasi, penurunan kemampuan

penyelesaian masalah, dan dapat memicu seorang remaja untuk berperilaku negatif, seperti merokok, minum minuman beralkohol, tawuran, seks bebas bahkan penyalahgunaan NAPZA (Narkotik, Alkohol, Psikotropika dan Zat

Adiktif).28,29

Menurut Walter Canon dalam Sarafino, mengungkapkan bahwa reaksi

terhadap stres memiliki dua tipe, yaitu: 1. Aspek Fisiologis.

Memberikan deskripsi mengenai bagaimana reaksi tubuh terhadap suatu

peristiwa yang mengancam. Ia menyebutkan reaksi tersebut sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi

atau menghindari situasi yang mengancam tersebut. Fight-or-flight response

menyebabkan individu dapat berespon dengan cepat terhadap situasi yang mengancam. Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus-menerus muncul dapat

(20)

10

2. Aspek psikologis, reaksi psikologis terhadap stresor meliputi: a) Kognisi

Cohen menyatakan bahwa stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktifitas kognitif.

b) Emosi

Maslach, Schachter & Singer mengemukakan bahwa emosi cenderung terkait stres. Individu sering menggunakan keadaan emosionalnya untuk mengevaluasi

stres dan pengalaman emosional. Reaksi emosional terhadap stres yaitu adanya rasa takut, fobia, kecemasan, depresi, perasaan sedih dan marah.

c) Perilaku Sosial

Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain. Individu dapat berperilaku menjadi positif dan negatif. Menurut Donnerstein & Wilson, stres

yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku sosial negatif cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku agresif.32

Ada tiga bentuk stres yang diungkapkan oleh Lazarus & Folkman, yaitu: a) Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang

menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor.

b) Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang

muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon psikologis seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi,

(21)

11

c) Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah

laku, kognisi maupun afeksi.33

Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stres

merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya,

dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.

1.5.2 Hipotesis

Terdapat indeks plak lebih tinggi pada mahasiswa yang mengalami stres pada

saat menghadapi ujian akademis dan indeks plak yang lebih rendah atau normal jika mahasiswa yang sedang dalam masa perkuliahan.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini meggunakan metode analitik komparatif yang berarti penelitian ini bersifat membandingkan. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan data indeks plak dan tingkat stres mahasiswa fakultas kedokteran pada masa kuliah dan

(22)

12

Metode komparatif pada penelitian ini menggunakan teknik cross sectional analysis, yaitu menganalisis perlakuan dan menghitung hasilnya pada saat itu juga

pada masa kuliah dan masa ujian berlangsung. Dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan indeks plak yang dipengaruhi oleh stres akademis pada mahasiswa

fakultas kedokteran di Universitas Kristen Maranatha.

Karakteristik subjek dalam penelitian ini, antara lain mahasiswa fakultas kedokteran semester awal (angkatan 2015) yang memiliki derajat stres dengan

kategori tinggi berdasarkan kuesioner derajat stres dalam menghadapi reaksi negatif dari ujian akademis.

Pada penelitian ini menggunakan alat ukur derajat stres yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Lazarus. Alat ukur derajat stres ini akan digunakan sebagai pretest (pengukuran tes yang diberikan sebelum

ujian yang menggambarkan penurunan ataupun peningkatan derajat stres) dan

posttest (pengukuran tes yang diberikan sesudah ujian yang menggambarkan

penurunan ataupun peningkatan derajat stres). Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh butir reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki

reliabilitas yang kuat.35

Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut: a. Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

b. Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

c. Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

(23)

13

Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa butir tidak reliabel, maka segera identifikasi dengan prosedur analisis per butir. Item Analysis adalah

kelanjutan dari tes Aplha sebelumnya, guna melihat pernyataan tertentu yang tidak reliabel. Melalui analisis ini maka satu atau beberapa butir yang tidak

reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.

Reliabilitas butir diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan analisis reabilitas dengan SPSS. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk

reliabilitas keseluruhan butir dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total Correlation.

Nilai setiap butir sebaiknya ≥ 0,30, sehingga membuktikan bahwa butir tersebut dapat dikatakan punya reliabilitas Konsistensi Internal.37

Butir-butir yang memiliki koefisien korelasi < 0,30 akan dibuang kemudian

uji reliabilitas butir diulang dengan tidak menyertakan butir yang tidak reliabel tersebut. Demikian dilakukan seterusnya hingga koefisien reliabilitas masing-masing butir adalah ≥ 0,30.38

Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur ini dapat secara konsisten dan akurat dalam mengukur fleksibilitas psikologis. Alat ukur ini juga memiliki validitas

yang baik. Uji Validitas dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Rank Spearman.38

Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah butir sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel genap = 0,929 sedangkan variabel ganjil = 0,949. Butir yang punya r hitung < 0,929 akan dibuang karena tidak

(24)

14

yang telah ditentukan dan tidak memiliki kontribusi dalam pengukuran, jika tidak dibuang akan menggagalkan penghitungan.39

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2015 di Universitas Kristen Maranatha yang menghadapi ujian akademis pada bulan Mei 2016. Penelitian dilakukan pada mahasiswa yang bersedia menjadi subjek

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Terdapat pengaruh antara stres akademis terhadap indeks plak. Stres akademis memberi pengaruh yang signifikan terhadap indeks plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Kelas “X” angkatan 2015 di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Terbukti dengan adanya persentase indeks plak yang lebih tinggi pada masa ujian daripada masa kuliah. Jadi, semakin stres mahasiswa dalam mengahadapi ujian

akademis, maka semakin tinggi pula indeks plaknya.

5.2Saran

1. Pada penelitian selanjutnya, lebih baik dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir

atau pada mahasiswa fakultas lain, bahkan dilakukan pada siswa yang masih sekolah.

2. Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya pemberian kuesioner menggunakan alat

ukur derajat stres DASS (Depression Anxiety Stress Scale) atau DES (Dental Environmental Stress).

3. Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan pemeriksaan indeks plak

(26)

66

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Lukaningsih, Zuyina Luk dan Bandiyah, Siti. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika, 2011.

2. Heiman & Kariv. Task-Oriented versus Emotion-Oriented Coping Strategies: The Case of College Students. College Student Journal. 2005; 39 (1):72-89.

3. Olejnik, S. N. & Holschuh, J. P. College rules! How to Study, Survive, and Succeed in College (2nd Edition). New York: Ten Speed Press, 2007. Tersedia http://books.google.co.id/booksid/ [Online]. Diakses tanggal 8 November 2015.

4. Calaguas, Glenn M. College Academic Stress: Difference along Gender

Lines, 2011. Diambil pada tanggal 10 November 2015 dari

http://www.ifrnd.org.

5. Govaerst, S. & Gregoire, J. Stressful academic situations: Study on appraisal variables in adolescence. British Journal of Clinical Psychology. 2004.

6. Mahfar, M., Zaini, F., Nordin, N. A. Analisis Faktor Penyebab Stres di

Kalangan Pelajar. Jurnal Kemanusiaan. bil.9, 2007. p62-72.

http://www.fppsm.utm.my/jurnal/JK9D06/

7. Saipanish, R. Stress among Medical Students in a Thai Medical School. Medical Teach, 2003; 25 (5), 502.

8. Shah, M., Hasan, S., Malik, S., & Sreeramareddy, C.T. Perceived Stress, Sources and Severity of Stress among Medical Undergraduate in a Pakistani Medical School. BioMedCentral Medical Education, 2010; 10: 2.

9. Shannone, R., Bradley, C.N., & Teresa, M.H. Sources of Stress among College Student. College Student Journal,1999; 33 (2): 312.

10. Sherina, M.S., Rampal, L., Kaneson, N. Psychological Stress among Undergraduate Medical Students. Malaysia Medical Journal, 2004; 59 (11), 207

(27)

67

12. Rahman, A. G. A., Hashim. B.N., Hiji N .K., Abbad Z. Stress among medical Saudi student at College Of Medicine King Faisal University. J prev med hyg .2013; 54: 195-199.

13. Christyanti, D., Mustamiah, D., Sulistiani, W. Hubungan antara penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik dengan kecendrungan stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Insan, 2010; 12 (03).

14. Santrock. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi 13. Jilid 1. Alih Bahasa: Widyasinta Benedictine. Jakarta: Erlangga, 2011.

15. Sriati A. Tinjauan Tentang Stres, 2007. Available online at: http://resources.unpad.ac.id. [diakses 22 September 2015].

16. Rice, Philip L. Stress and Health. London: Brooks/Cole Publishing Company, 1999.

17. Dondy. Pengaruh Stress Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut. 2009. http://drgdondy.blogspot.com. [16 November 2015].

18. http://www.joponline.org/doi/pdf/10.1902/jop.2009.080334

19. Campbell, R.L. and Svenson, L.W. Perceived Level of Stress Among University Undergraduate Students in Edmonton, Canada. Perceptual & Motor Skills.1992.75: 552-554.

20. Collins, M. Fion. Toothbrush technology, Dentifrices and Dental Biofilm removal. ADA CERP. 2009.

21. Wong’s & Hockenberry. Wong’s nursing care of infants and children.(8th ed.). Canada: Mosby Elsevier. 2007.

22. Bakrie, I. Ciri-ciri penting remaja akhir. 2010. Desember 24, 2011. http://www.tnol.co.id/id/spiritual-psychology

(28)

68

Universitas Kristen Maranatha 24. Moffat KJ, McConnachiel A, Ross S, Morrison JM. First year medical student stress and coping in a problembased learning medical curriculum.

Medical Education. 2004; (38): 482- 91.)

25. Potter & Perry. Fundamental of nursing: Concept, process, & practice. (Asih, Y. et. all, Penerjemah). Jakarta: EGC. 2005.

26. Rosania AE., Low KG., McCornick CM., Rosania DA. Stress, Depression, Cortisol, and Periodontal Disease. J. Periodontal. 2009.

27. Lacopino AM. Relationship between Stress, Depresson and Periodontal Disease. JCDA. 2009.

28. Goff. A. M. Stressor, academic performance, and learned resourcefulness in baccalaureate nursing students. International Journal Of Nursing Education Scholarship. 2011. p923-1548.

29. Widianti, Elfri. Remaja dan permasalahannya: bahaya merokok, penyimpangan seks pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba. 2007.27September 2015. http://prov.bkkbn.go.id

30. Rasmun. Stres, Koping dan Adaptasi: teori dan pohon masalah keperawatan,

Sagung Seto. Jakarta. 2004.

31. Potter, PA & Perry, AG. Fundamental Keperawatan; konsep, Proses, dan Praktis, Cetakan Pertama, trans, Ester, M. EGC: Jakarta. 2005.

32. Sarafino, E.P. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition.USA : John Wiley & Sons. 2006.

33. Lazarus, Richard S. Folkman, S. Stress, Appraisal and Coping. New York: Springer Publishing Company. 1984.

34. Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. 2009.

35. Sebastian Rainsch. Dynamic Strategic Analysis: Demystifying Simple Success Strategies. Wiesbaden: Deutscher Universitasts-Verlag. 2004.

(29)

69

37. John W. Lounsbury, Lucy W.Gibson, Richard A. Saudargas. Scale Development dalam Frederick T.L. Leong and James T. Austin, The Psychology Research Handbook: A Guide for Graduate Students and Research Assistants, Thousand Oaks: Sage Publications, Inc. 2006.

38. David D. Vaus, Analyzing Social Science Data: 50 Key Problems in Data Analysis, Thousand Oaks: Sage Publications. 2002. p.31-9.

39. Marguerite G. Lodico, Dean T. Spaulding, Katherine H. Voegtle, Methods in Educational Research: From Theory to Practice. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc. 2006. p.211.

40. Manson, J.D., Eley, B.M. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Hipokrates, Jakarta.1993.

41. Kroes, I., Lepp, PW., Reiman, DA. Bacterial Diversity within the Human Subgingival Cervice. Proc Natl Acad Sci. USA.1996.

42. Haake SK. Periodontal microbiology. Dalam F.A.Carranza dan M.G.Newman. Clinical Periodontology. 9th Ed. Philadelphia: W.B. Saunders. 2002. Hal. 96-113.

43. Nield-Gehrig, JS., Willmann, DE. Foundations of Periodontics for the Dental Hygienist 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2011.

44. Sriyono, N.W. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Medica Fakultas Kedokteran UGM. Jogjakarta. 2005.

45. Pannuti, Matos. Clinical effect of a herbal dentifrice on the control of plaque and gingivitis. Brazilia : Pesqui Odontol Bras. Hal. 323-33.

46. Safitri, K.H. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Tentang Cara Menggosok Gigi Yang Baik ( Metode Demonstrasi ) Terhadap Tindakan Menggosok Gigi Pada Siswa. Ners.2010. 6 (2) 180-188.

47. Asadoorian, J. Tooth Brushing. Canada: Canadian Jouornal of Dental Hygiene (CJDH). 2006.

48. Nio, B.K. Preventif Dentistry untuk Sekolah Pengatur Rawat Gigi I.

(30)

70

Universitas Kristen Maranatha 49. Norman OH., Franklin G., Christine NN. Primary Preventive Dentistry 8th

Edition. Pearson. 2004.

50. Pratiwi, Donna. Gigi Sehat dan Cantik Perawatan Praktis Sehari-hari. Jakarta Selatan: Buku Kompas. 2009.

51. Anonymous. Whitening toothpaste. J Am Dent Association. 2001.

52. Fischman, Yankell. Primary preventive dentistry. Philadelphia: W.B. Saunders. 1995. Hal. 24-88.

53. Newman M, G. Takei HH, Carranza MG.. Carranza's Clinical Periodontologi. 10Th ed. St.Louis: WB Saunders Company; 2002.

54. Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.2007.

55. Boyapati L., Wang Hom-Lay. The Role of Stress in Periodontal Disease and Wound Healing. Periodontal 2000 2007;44:195-210.

56. Wulandari, Lita Hadiati. Gambaran Stres di Bidang Akademik Pada Pelajar Sindrom Hurried Child di Sekolah Chandra Kusuma. 2011. Diakses tanggal 4 Juni 2016 dari http://repository.usu.ac.id.

57. Azer, S. A. 2001. Program based learning. Saudi Med J, 22(5): 389-397.

58. Genco RJ., Ho AW., Kopman J., Grossi SG., Dunford RG., Tedesco LA.

Models to Evaluate The Role of Stres in Periodontal Disease. Ann Periodontal 1998;3:288-302

59. Feist, J., & Feist, G. J. Theories of Personality. 7Th edition. New York: McGraw-Hill. 20009.

60. Lovibond, S. H. & Lovibond P. F. Manual for the depression anxiety stress scales. The Psychology Foundation of Australia Inc. 1995.

61. Atkinson, R.L. & Hilgard, E.R. Stres. Dalam: Pengantar psikologi Edisi ke-8 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 1996.

(31)

71

63. Nasution, IK. Stres Pada Remaja. Universitas Sumatera Utara. 2007. Diakses tanggal 15 Juni 2016 dari http://repository.usu.ac.id.

64. Ravishankar TL, Ain ST, dkk. Effect of Academic Stress on Plaque and Gingival Health among Dental Student of Moradabad India. Journal of International Academy of Periodontology. 2014;16(4):115-20.

65. Nurul DM. Peran Stres Terhadap Kesehatan Jaringan Periodonsium. Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2008.

66. Alvin NL. Handling Study Stress: Pengembangan Media Bimbingan Belajar Berbasis Komputer Tentang Strategi Mengatasi Stres Belajar. [online] 2007 [Diakses tanggal 5 Januari 2016]; Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/

67. Gusniarti, Uli. Hubungan antara Perrsepsi Siswa Terhadap Tuntutan dan Harapan Sekolah dengan Derajat Stres Siswa plus. Psikologi. 2002. p53-68.

68. I.R. Ion, Viorica C. Dental Plaque – classification, formation, and identification. International Journal of Medical Dentistry; 2013: 139-143.

69. Williams L, Wilkin. Medical dictionary. Bexhill-on-sea, UK. 2006.

70. Artharia, Rapma. Derajat Stres dan Strategi Penanggulangan Stres pada Mahasiswa Fakultas Pertanian yang Sedang Mengerjakan Skripsi yang Memiliki Tipe-Tipe Kepribadian Extrovert-Introvert (Stable-Unstable).

Skripsi pada Fakultas Psikologi UNPAD Bandung; 2007. (tidak diterbitkan).

71. Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2007.

72. Arikunto, S. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2009

73. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 2006.

(32)

72

Universitas Kristen Maranatha 75. Saatesh CP, Kumar RS. Dkk. Relationship Between Stress and Periodontal Disease. Journal of Dental Sciences and Research. Februari 2010;1(1):54-61.

76. Alkigbe P. a Study Examining Chronic Stress and The Immune System, Measuring Cortisol and Saivary IgA. Nigerian Bioscientist. Desember 2011.

Gambar

Tabel 3.1
Grafik 4.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kode etik  merupakan aturan2 susila, atau sikap akhlak yg ditetapkan bersama dan diaati bersama oleh para anggota, yg. tergabung dalam

Formalin merupakan bahan pengawet yang dilarang oleh pemerintah yang penggunaannya masih terdapat secara luas di masyarakat dan bila dilihat dari tekstur tahu yang dijual di

Penelitian ini menganalisis pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya pada loyalitas pelanggan. Objek penelitian ini adalah Restoran Sop

Penelitian ini mengkaji pemanfaatan limbah sekam padi dari industri pengolahan padi, pemanfaatan serat rami dari Koppontren Darussalam Garut, Jawa Barat, Meningkatkan

HUBUNGAN PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA KARYAWAN DI AFDELING I KEBUN KELAPA SAWIT PT.CILIANDRA PERKASA

acutatum yang berasal dari berbagai daerah dalam penelitian ini menunjukkan tingkat homologi yang tinggi tetapi memiliki variasi virulensi yang ditunjukkan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai pengaruh service