xiv ABSTRAK
EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL GANDARUSA
(Justicia gendarussa) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIINDUKSI RANGSANG TERMIS
Chandra Dewantara, 2011; Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra., Apt., MS., AFK.
Pembimbing II : dr. Sylvia Soeng, M.Kes
Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Rasa nyeri timbul bila ada kerusakan jaringan dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara menghindari stimulus nyeri. Salah satu cara untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri adalah dengan menggunakan obat-obat yang berefek analgetik. Herbal yang digunakan secara empiris oleh masyarakat adalah daun gandarusa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgetik ekstrak etanol daun gandarusa.
Desain penelitian adalah eksperimental laboratorik sungguhan yang bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Uji analgetik menggunakan metode induksi rangsang termis dengan menggunakan plat panas. Hewan coba 25 ekor mencit Swiss Webster jantan yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok (n=5). Kelompok D1, D2, D3 diberi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa dengan dosis 700 mg/KgBB mencit, 1060 mg/KgBB mencit, 2100 mg/KgBB mencit. Kelompok IV diberi asetosal dosis 420 mg/KgBB mencit sebagai kontrol positif dan kelompok V diberi CMC 1% sebagai kontrol negatif. Data yang diukur adalah waktu reaksi yang pertama kali muncul setelah diletakkan pada plat panas yaitu berupa mengangkat, menjilat kaki depan atau melompat. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan uji beda Tukey HSD dengan P<0,05.
Hasil penelitian diperoleh kelompok D2 memiliki waktu reaksi yang paling lama dengan p = 0.008
Simpulan, Ekstrak Etanol Daun Gandarusa (Justicia gendarussa) memiliki efek analgetik terhadap mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi rangsang termis.
xiv ABSTRACT
THE ANALGETIC EFFECT OF EXTRACT ETHANOL OF GANDARUSA LEAF (Justicia gendarussa) TO THE MALE SWISS WEBSTER MICE
STRAIN INDUCTED BY THERMAL STIMULANT
Chandra Dewantara, 2011; Tutor I : Endang Evacuasiany, Dra., Apt., MS., AFK. Tutor II : dr. Sylvia Soeng, M.Kes
Pain is a mechanism of body defense. It will appears when there is tissue damage and this will cause an individual react by moving pain stimulant away. One way to remove or decrease the pain is by using medicines which have analgesic effect. One of herbal plants that empirically used by society is gandarusa leaf.
The objection of this research is to discover analgesic effect of extract ethanol of gandarusa leaf.
This research was a prospective experimental laboratoric studies with Complete Randomize Trial Design that has comparative characteristic. The trial of analgesic effect was accomplished with thermal stimulant method as a pain inducement. 25 male Swiss Webster mice strain Swiss Webster with 30-40 grams of weight divided into five groups (n=5). D1, D2, D3 groups were given the ethanol extract of gandarusa leaf with doses 700 mg/KgBW of mice, 1060 mg/KgBW of mice, 2100 mg/KgBW of mice. 4th group was given asetosal with doses 420 mg/KgBE of mice as a positive control and 5th group was given CMC 1 % as a negative control. The data measured was the reaction time of the first pain response, such as lift or lick the forefoot or jump after the mice had been put on the hot plate. Data is analyzed using one way ANOVA then followed by Tukey HSD test, p<0.05.
The result of the experiment, the reaction time of D2 group was the longest. Conclusion, the exctract ethanol of gandarusa leaf has an analgesic effect on male Swiss Webster mice strain inducted by thermal stimulant.
xiv DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 2
1.3Maksud dan Tujuan ... 2
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 2
1.6Metodologi ... 5
xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nyeri ... 6
2.1.1 Definisi ... 6
2.1.2 Reseptor Nyeri dan Rangsangannya ... 6
2.1.2.1 Reseptor Nyeri Merupakan Ujung Saraf Bebas ... 6
2.1.2.2 Tiga Jenis Stimulus Yang Merangsang Reseptor Rasa Nyeri ... 6
2.1.2.3 Kecepatan Kerusakan Jaringan Sebagai Stimulus Rasa Nyeri ... 7
2.1.2.4 Iskemia Jaringan Sebagai Penyebab Rasa Nyeri... 8
2.1.3 Reseptor dan Jaras ... 8
2.1.3.1 Jaras Rasa Nyeri Rangkap Dua Pada Medula Spinalis dan Batang Otak ... 11
2.1.4 Sistem Penekanan Rasa Nyeri (Analgesia) Dalam Otak dan Medula Spinalis ... 12
2.1.5 Klasifikasi Nyeri ... 14
2.1.5.1 Nyeri Cepat dan Lambat ... 14
2.1.5.2 Nyeri Pascatrauma dan Neuropatik ... 14
2.1.5.3 Nyeri Dalam ... 15
2.1.5.4 Nyeri Otot ... 16
2.1.5.5 Nyeri Visceral ... 16
2.1.5.6 Kejang dan Kekakuan Otot ... 16
2.1.5.7 Nyeri Alih ... 16
2.2 Analgesik ... 17
2.2.1 Analgesik Opioid dan Antagonis ... 17
2.2.1.1 Distribusi Reseptor ... 17
2.2.2 Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid... 19
2.2.2.1 Mekanisme Kerja ... 19
2.2.2.2 Efek Farmakodinamik ... 21
xiv
2.3 Asetosal... 22
2.3.1 Struktur Kimia ... 22
2.3.2 Farmakodinamik... 23
2.3.3 Farmakokinetik... 24
2.3.4 Indikasi ... 24
2.3.5 Intoksikasi ... 25
2.3.6 Sediaan ... 26
2.4 Gandarusa ... 26
2.4.1 Taksonomi ... 26
2.4.2 Khasiat ... 28
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat dan Subjek Penelitian ... 30
3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 30
3.1.2 Subjek Penelitian ... 31
3.2 Metode Penelitian... 31
3.2.1 Desain Penelitian ... 31
3.2.2 Definisi Konsepsional Variabel ... 31
3.2.3 Definisi Operasional Variabel ... 32
3.2.4 Metode Penarikan Sampel ... 32
3.2.5 Prosedur Kerja ... 33
3.2.6 Data Yang Diukur ... 34
3.2.7 Metode Analisis ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 35
4.2 Pembahasan ... 40
xiv BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 43
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis ... 46
LAMPIRAN 2 Output Hasil Pengamatan ... 48
LAMPIRAN 3 Hasil Keputusan Komite Etik ... 54
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kurva Distribusi Suhu Kulit Minimal Yang
Menyebabkan Timbulnya Rasa Nyeri ... 8 Gambar 2.2 Penjalaran Baik Sinyal Nyeri “Cepat-Tajam” Maupun
“Lambat - Kronik” Ke Dalam dan Melalui Medula Spinalis ... 10 Gambar 2.3 Sistem Analgesia Otak dan Medula Spinalis ... 13 Gambar 2.4 Gandarusa ... 28 Gambar 2.5 Diagram Perbedaan Waktu Reaksi Sebelum dan Setelah
xiv
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
46
LAMPIRAN 1 DOSIS
Penelitian sebelumnya oleh Melati G.I tahun 2009 Dosis asetosal 30 mg/ 100 gBB tikus
Konversi dari tikus dengan berat ±200 g ke mencit dengan berat ±20 g adalah 0,14 Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya ±25 g
Volume lambung mencit ± 0,5 ml Perhitungan :
Dosis asetosal untuk tikus = 30 mg/ 100 gBB tikus = 60 mg/ 200 gBB tikus Dosis asetosal untuk mencit = 60 mg x 0,14
= 8,4 mg/ 20 gBB = 10,5 mg/ 25 gBB = 420 mg/KgBB
Dosis asetosal diberikan 10,5 mg/ 0,5 ml (volume lambung mencit) 105 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml aquadest
Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Gandarusa ( Justicia gendarussa)
Dosis Gandarusa 1 (D1) = 14 mg/20 gBB mencit = 17,5 mg/ 25gBB mencit = 700 mg/KgBB mencit
Dosis Gandarusa 2 (D2) = 21 mg/20 gBB mencit = 26,25 mg/25 gBB mencit = 1060 mg/KgBB mencit
47
Volume pemberian 0,5 ml
5 mencit = 5x 0,5 = 2,5 ml dibuat 4x = 10 ml
Untuk dosis 3 (52,5 mg/ 25 gBB mencit) = 52,5 x 10 = 525 mg Justicia gendarussa + 10 ml aquadest = larutan induk. Jadi 0,5 ml (pemberian
untuk 1 mencit) = 52,5 mg/ 25 gBB mencit.
Untuk dosis 2 (26,25 mg/ 25 gBB mencit) = ambil 3 ml dari larutan induk kemudian diencerkan 3x (+ 6 ml aquadest ). Jadi 0,5 ml (pemberian untuk 1 ekor mencit) = 26,25 mg/ 25 gBB mencit.
Untuk dosis 1 (17,5 mg/ 25 gBB mencit) = ambil 1,5 ml dari larutan induk kemudian diencerkan 5x (+ 7,5 ml aquadest). Jadi 0,5 ml (pemberian untuk 1 ekor mencit) = 17,5 mg/ 25 gBB mencit.
Suspensi CMC 1% :
48
LAMPIRAN 2
OUTPUT HASIL PENGAMATAN
Waktu Reaksi 10 Menit Sebelum Perlakuan
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi (detik)
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
D1 5 4,4700 1,28899 ,57645 2,8695 6,0705 3,20 6,31 D2 5 3,8180 ,66439 ,29713 2,9930 4,6430 3,16 4,90 D3 5 4,4800 ,64502 ,28846 3,6791 5,2809 3,90 5,21 kontrol
+
5 3,6520 ,81861 ,36609 2,6356 4,6684 2,77 4,52
kontrol -
5 3,3240 ,83710 ,37436 2,2846 4,3634 2,17 4,51
Total 25 3,9488 ,93109 ,18622 3,5645 4,3331 2,17 6,31
ANOVA
Waktu Reaksi (detik)
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 5,247 4 1,312 1,686 ,193 Within Groups 15,559 20 ,778
49
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Waktu Reaksi (detik) Tukey HSD
(I) Pemberian Gandarusa dosis 1,2,3, Asetosal, CMC
(J) Pemberian Gandarusa dosis 1,2,3, Asetosal, CMC
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
d i m e n s i o n 2 D1 dimension3
D2 ,65200 ,55784 ,768 -1,0173 2,3213
D3 -,01000 ,55784 1,000 -1,6793 1,6593 kontrol + ,81800 ,55784 ,595 -,8513 2,4873 kontrol - 1,14600 ,55784 ,278 -,5233 2,8153 D2
dimension3
D1 -,65200 ,55784 ,768 -2,3213 1,0173 D3 -,66200 ,55784 ,759 -2,3313 1,0073 kontrol + ,16600 ,55784 ,998 -1,5033 1,8353 kontrol - ,49400 ,55784 ,899 -1,1753 2,1633 D3
dimension3
D1 ,01000 ,55784 1,000 -1,6593 1,6793
D2 ,66200 ,55784 ,759 -1,0073 2,3313
kontrol + ,82800 ,55784 ,584 -,8413 2,4973 kontrol - 1,15600 ,55784 ,270 -,5133 2,8253 kontrol +
dimension3
D1 -,81800 ,55784 ,595 -2,4873 ,8513
D2 -,16600 ,55784 ,998 -1,8353 1,5033
D3 -,82800 ,55784 ,584 -2,4973 ,8413
kontrol - ,32800 ,55784 ,975 -1,3413 1,9973 kontrol -
dimension3
50
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi (detik)
Tukey HSDa
Pemberian Gandarusa dosis 1,2,3, Asetosal,
CMC N
Subset for alpha = 0.05
1
dimension1
kontrol - 5 3,3240 kontrol + 5 3,6520
D2 5 3,8180
D1 5 4,4700
D3 5 4,4800
Sig. ,270
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
51
Waktu Reaksi Total Setelah Perlakuan Selama 90 Menit
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi (detik)
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
D1 7 6,9886 1,76969 ,66888 5,3519 8,6253 4,30 8,43 D2 6 9,2117 2,50608 1,02310 6,5817 11,8416 5,98 12,50 D3 8 7,5100 3,20868 1,13444 4,8275 10,1925 4,50 14,16 kontrol
+
7 9,2286 3,57556 1,35144 5,9217 12,5354 5,93 13,50
kontrol -
7 4,3071 ,39348 ,14872 3,9432 4,6710 3,71 4,81
Total 35 7,4006 3,02558 ,51142 6,3612 8,4399 3,71 14,16
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi (detik)
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5,650 4 30 ,002
ANOVA
Waktu Reaksi (detik)
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 111,341 4 27,835 4,177 ,008 Within Groups 199,899 30 6,663
52
Multiple Comparisons
Waktu Reaksi (detik) Tukey HSD
(I) Pemberian Gandarusa dosis 1,2,3, Asetosal, CMC
(J) Pemberian Gandarusa dosis 1,2,3, Asetosal,
CMC Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound dimension2 D1 dimension3
D2 -2,22310 1,43612 ,541 -6,3887 1,9425 D3 -,52143 1,33597 ,995 -4,3966 3,3537 kontrol + -2,24000 1,37978 ,495 -6,2422 1,7622 kontrol - 2,68143 1,37978 ,317 -1,3208 6,6836 D2
dimension3
D1 2,22310 1,43612 ,541 -1,9425 6,3887 D3 1,70167 1,39408 ,740 -2,3420 5,7454 kontrol + -,01690 1,43612 1,000 -4,1825 4,1487 kontrol - 4,90452* 1,43612 ,015 ,7389 9,0702 D3
dimension3
D1 ,52143 1,33597 ,995 -3,3537 4,3966 D2 -1,70167 1,39408 ,740 -5,7454 2,3420 kontrol + -1,71857 1,33597 ,701 -5,5937 2,1566 kontrol - 3,20286 1,33597 ,144 -,6723 7,0780 kontrol +
dimension3
D1 2,24000 1,37978 ,495 -1,7622 6,2422 D2 ,01690 1,43612 1,000 -4,1487 4,1825 D3 1,71857 1,33597 ,701 -2,1566 5,5937 kontrol - 4,92143* 1,37978 ,010 ,9192 8,9236 kontrol -
dimension3
53
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi (detik)
Tukey HSDa,b
Pemberian Gandarusa dosis 1,2,3, Asetosal,
CMC N
Subset for alpha = 0.05
1 2
dimension1
kontrol - 7 4,3071
D1 7 6,9886 6,9886
D3 8 7,5100 7,5100
D2 6 9,2117
kontrol + 7 9,2286
Sig. ,169 ,499
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,942.
55
RIWAYAT HIDUP
Nama : Chandra Dewantara
NRP : 0810195
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 04 Juni 1990
Alamat : Jl. Rik-Rik no.9 40161 Bandung Riwayat Pendidikan :
Tahun 2002 lulus SD Angkasa 1 Bandung Tahun 2005 lulus SLTPN 1 Bandung Tahun 2008 lulus SMA 7 Bandung
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan indrawi yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan. Sebenarnya rasa nyeri merupakan suatu sistem peringatan awal yang timbul pada kerusakan jaringan yang penting dalam perilaku dan kesehatan manusia. Nyeri yang adekuat dapat menimbulkan reaksi fisiologis, contohnya perpindahan posisi tubuh yang diikuti pengaktivan sistem saraf nosiseptif (Aguggia, 2003). Rasa nyeri antara lain dapat ditimbulkan dengan rangsangan termis yang dapat dirasakan karena rangsang nyeri yang ditangkap oleh reseptor yang diubah menjadi impuls oleh reseptor tersebut. Impuls diteruskan melalui jaras rasa nyeri sampai ke otak dan dipersepsikan pada pusat nyeri. Rasa nyeri merupakan masalah yang umum di masyarakat dan menjadi salah satu penyebab paling sering penderita datang berobat ke dokter, karena akan mengganggu fungsi sosial dan kualitas hidup penderita. Salah satu cara untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri adalah dengan menggunakan obat-obat analgetik (Becker, 2010).
Dewasa ini telah banyak dilakukan penelitian dan pengembangan tanaman obat yang didasarkan pada indikasi penghilang nyeri yang digunakan oleh masyarakat secara empiris. Salah satu tanaman obat yang dilaporkan berkhasiat untuk analgetik adalah Justicia gendarussa. Justicia gendarussa memiliki efek antara lain anti nosiseptif, anti oksidan, anti viral,anti inflamasi dan diuretik. Penelitian menunjukan bahwa terdapat kandungan flavonoid dalam daun Justicia gendarussa yang mana besifat anti nosiseptif penghambat timbulnya rasa nyeri
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol Justicia gendarussa berkhasiat sebagai analgetik pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi rangsang termis.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud : Pemanfaatan ekstrak etanol Justicia gendarussa sebagai alternatif pengobatan khususnya sebagai analgetik.
Tujuan : Mengetahui efek analgetik dari ekstrak etanol Justicia gendarussa pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi rangsang termis.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan farmakologi tumbuhan obat khususnya Justicia gendarussa sebagai analgetika.
Manfaat praktis karya tulis ilmiah ini adalah memberikan alternatif pada masyarakat untuk menggunakan Justicia gendarussa sebagai analgetik.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Kerangka Pemikiran
3
Biosintesis prostaglandin dimulai dari rangsang yang berupa kimiawi dan termik yang menyebabkan kerusakan membran sel, sehingga akan mengaktifkan enzim fosfolipase yang mengubah fosfolipid dalam membran sel menjadi asam arakidonat yang selanjutnya akan disiklasi menjadi prostaglandin endoperoksida siklik dalam bentuk PGG2 (satu rantai peroksida) yang merupakan zat awal pembentukan semua senyawa prostaglandin dengan bantuan enzim siklooksigenase (COX-1, COX-2). Peroksida dari PGG2 ini melepaskan radikal bebas oksigen yang juga berperan pada timbulnya rasa nyeri. PGG2 kemudian akan diubah menjadi PGH2 (satu rantai samping hidroksil) dengan bantuan enzim endoperoksida isomerase dan peroksidase. Dari PGH2 ini akan dibentuk secara langsung prostaglandin primer yaitu PGE2, PGF2α dan PGD2. Perubahan PGH2 menjadi PGE2 dibantu oleh enzim PGE2 isomerase. Enzim PGF2α reduktase dan peroksidase mengkatalisis perubahan PGH2 menjadi PGF2α dan enzim PGD2 isomerase mengubah PGH2 menjadi PGD2 (Mutchler, 1991). Prostaglandin akan merangsang akhiran saraf dan diteruskan ke pusat sensasi nyeri oleh apparatus nyeri yang berupa jaringan serabut saraf sensorik hingga timbul sensasi nyeri (Kasper, 2005).
4
Senyawa fenolik dan flavonoid akan menghambat aktivitas siklooksigenase dan 5-lipooksigenase yang akan mengurangi produksi asam arakidonat. Kemampuan flavonoid dalam menghambat biosintesis eicosanoid telah dibuktikan sebelumnya. Eicosanoid, contohnya prostaglandin ikut terlibat dalam berbagai macam respon imunologis dan merupakan produk akhir dari proses siklooksigenase dan lipooksigenase. Flavonoid juga menghambat cytosolic dan tirosin kinase yang memegang peranan penting dalam penghantaran sinyal transduksi yang mengatur proliferasi sel. Selanjutnya, flavonoid dapat menghambat degranulasi dari neutrofil sehingga akan mengurangi pengeluaran dari asam arakidonat. Flavonoid bertanggung jawab atas aktivitas anti-inflamasi dan analgetik pada hewan coba (C. Jothimanivannan & N. Subramanian, 2010). Efek antinosiseptif ekstrak etanol Justicia gendarussa (EEJG) bekerja pada sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer, melalui mekanisme reseptor opioid dan bekerja efektif pada nyeri inflamasi yang bersifat kontinyu dan neurogenik (W.D. Ratnasooriya, et al, 2007).
Pada Justicia procumbens terdapat 4 jenis Arylnaphthalides lignan yang bekerja menghambat agregasi platet, yaitu neojustisin A, neojustisin B, taiwanin E, dan taiwanin E metil eter. Terdapat pula lignan lain yaitu justisidin A dan diphylln yang bersifat sitotoksik dan menghambat replikasi virus pada stomatitis vesikular. Pada Justicia protrata terdapat kandungan prostalidin dan carpacin yang berefek sedatif sedang. Pada Justicia simplex terdapat simplexoside. Justisiresinol, sebuah ligan yang terdapat di dalam Justicia glauca bekerja menginhibisi pertumbuhan dari 3 human cell-lines. Dan ekstrak dari bagian aerial Justicia grandifolia bisa menghambat proses interkalasi DNA(Wiart, 2002).
Hipotesis
5
1.6 Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian prospektif eksperimental laboratorik sungguhan yang bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan, dengan berat badan 20-25 g berumur ± 8 minggu.
Data yang diamati adalah waktu reaksi (dalam detik) terhadap rangsangan termis dari mencit sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan Analisis Varian (ANAVA) satu arah dilanjutkan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05 menggunakan program komputer.
1.7 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
43 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Ekstrak Etanol Daun Gandarusa (Justicia gendarussa) memiliki efek analgetik terhadap mencit jantan Swiss Webster yang diinduksi rangsang termis.
5.2 Saran
Diperlukan uji toksisitas untuk mengetahui batas keamanannya.
Diperlukan pengembangan penelitian lain mengenai daun Gandarusa, dalam bentuk sediaan yang berbeda dengan metode induksi yang lain contohnya metode induksi kimia.
44
DAFTAR PUSTAKA
Aguggia M. 2003. Pathophysiology of pain. Neurol Sci 24: 57–60.
Anonim. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia Dan Pengujian Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. Anonim. 2006. http://www.Hougangprimary.info/science/HTMLFILES/
medicinalplantsfiles/Gendarussa.htm. 8 Desember 2011
Becker EB. 2010. Pain management: part 1: managing acute and postoperative dental pain. Anesth Prog 57: 67-79.
Bruneton J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. Edisi 2. Hampshire U.K: Intercept Ltd. p.310-26
Dewoto H.R., Syarif A., Estuningtyas A., Setiawati A., Muchtar A., Arif A., dkk. 2007. Analgesik Opioid Dan Antagonis. Dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p.210-11
Ganong W. F. 2003. Sensasi Somatovisera (Perasaan Kulit, Dalam & Visera). Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. p.135-41 Guyton A.C., Hall J.E. 2006. Sensasi Somatik: II. Sensasi Nyeri, Nyeri Kepala,
dan Sensasi Suhu. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. p.625-31
Hanafiah A.K., 1994. Rancangan Percobaan Teori Dan Aplikasi. Edisi 2. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan.
Kasahara. 1995. Medical Herbs Index In Indonesia. Edisi 2. Jakarta: PT Eisai Indonesia. p.248-9
Jothimanivannan C, Kumar RS, Subramanian N. 2010. Anti-inflamatory and analgesic activities of ethanol extract of aerial parts of Justicia gendarussa burm. International Journal of Pharmacology 6(3): 278-283.
Kasper DL. 2005. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Edisi 16. London: Mc Graw Hill Medical Publishing Division.
Mills S, Bone R. 2000. Principles And Practice Of Phytotherapy Modern Herbal Medicine. London: Churchill Livingstone. p.31-4
45
Perry L.M. 1980. Medicinal Plant Of Cast And Southeast Asia. Cambridge: The MIT Press.
Ratnasooriya WD, Deraniyagala SA, Dehigaspitiya DC. 2007. Antinociceptive activity and toxicological study of aqueous leaf extract of Justicia gendarussa burm. f. in rats. Phcog Mag 3(11): 145-155.
Wiart C. 2002. Medical Plants Of Southeast Asia. Edisi 2. Malaysia: Prentice Hall. p.276-7