• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Kesadaran Disleksia di Kalangan Anak Usia Sekolah bagi Orang Tua.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Kesadaran Disleksia di Kalangan Anak Usia Sekolah bagi Orang Tua."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Sosial ... 5

2.1.1 Pengertian dan Tujuan Pemasaran Sosial ... 5

2.1.2 Perilaku yang Menjadi Sasaran Pemasaran Sosial... 5

2.1.3 Mengidentifikasikan Peluang Pemasaran Sosial dengan STP ... 6

2.1.4 Mengembangkan Strategi Pemasaran dengan Marketing Mix ... 7

2.2 Promosi ... 7

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Promosi... 8

2.2.2 Promotion Mix... 9

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.3.1 Macam-Macam Komunikasi ... 11

2.4 Desain Komunikasi Visual ... 11

2.4.1 Tahapan Membuat Desain Komunikasi Visual ... 12

2.4.2 Komponen Desain Komunikasi Visual ... 13

2.4.3 Prinsip-Prinsip Desain Komunikasi Visual... 13

2.4.4 Visualisasi ... 14

2.4.5 Komposisi ... 15

2.4.6 Tipografi ... 15

2.5 Visual Identity ... 15

2.5.1 Tujuan Identitas Visual ... 15

2.5.2 Jenis-Jenis Identitas Visual dan Proyek Branding ... 16

2.6 Komunikasi Massa ... 16

2.7 Strategi Kreatif ... 17

BAB III DATA DAN ANALISIS FAKTA 3.1 Data dan Fakta ... 19

3.1.1 Disleksia ... 19

3.1.2 Kesulitan-Kesulitan Disleksia ... 19

3.1.3 Penyebab Disleksia ... 21

3.1.4 Metode Identifikasi Disleksia ... 23

3.1.5 Metode-Metode Bantuan Pembelajaran bagi Disleksia ... 25

3.1.6 Lembaga Terkait ... 27

A. Dyslexia Association of Indonesia ... 28

B. Data Tentang Fenomena yang Terjadi ... 28

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

3.1.7 Tinjauan Proyek Sejenis ... 49

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 53

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 62

4.2 Konsep Kreatif ... 63

4.2.1 Konsep Verbal ... 63

4.2.2 Konsep Visual ... 63

4.3 Konsep Media ... 64

4.3.1 Media Massa ... 65

4.3.2 Media Cetak ... 66

4.3.3 Event ... 66

4.4 Hasil Karya ... 67

4.4.1 Konsep Nama Paham, Peka, Peduli Disleksia ... 67

4.4.2 Konsep Logo Paham, Peka, Peduli Disleksia ... 67

4.4.3 Perancangan Media ... 71

4.4.3.1 Paham Disleksia ... 71

4.4.3.2 Peka Disleksia ... 85

4.4.3.3 Peduli Disleksia ... 93

4.5 Biaya Media/Budgeting ... 98

4.6 Timeline Kampanye ... 99

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...100

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN

SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI SIDANG TUGAS AKHIR

UCAPAN TERIMA KASIH

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gender responden ... 33

Tabel 3.2 Rentang usia responden ... 34

Tabel 3.3 Jenjang pendidikan responden ... 35

Tabel 3.4 Jenis pekerjaan responden ... 36

Tabel 3.5 Rentang pendapatan/bulan responden ... 37

Tabel 3.6 Responden yang telah memiliki anak ... 38

Tabel 3.7 Perhatian responden terhadap kualitas pendidikan anak ... 39

Tabel 3.8 Pendapat responden tentang kemampuan anak ... 40

Tabel 3.9 Kesadaran responden tentang disleksia ... 41

Tabel 3.10 Pendapat responden mengenai pemahaman tentang disleksia ... 42

Tabel 3.11 Sumber responden mendapatkan informasi disleksia ... 43

Tabel 3.12 Pendapat responden jika memiliki anak disleksik ... 44

Tabel 3.13 Pendapat responden mengenai tentang topik Disleksia di Indonesia ... 45

(6)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Dyslexia Association of Indonesia ... 25

Gambar 3.2 Logo My Way! ... 49

Gambar 3.3 Website My Way! ... 49

Gambar 4.1 Logo Paham, Peka, Peduli Disleksia ... 65

Gambar 4.2 Skema warna logo Paham, Peka, Peduli Disleksia ... 66

Gambar 4.3 Type specimen dari Verlag di logo Paham, Peka, Peduli Disleksia ... 67

Gambar 4.4 Iklan koran awareness, di harian Kompas, variasi pertama ... 69

Gambar 4.5 Iklan koran awareness, di harian Kompas, variasi kedua ... 70

Gambar 4.6 “Tiga Serangkai.” Iklan koran ... 71

Gambar 4.7 “Satu dari Sepuluh.” Iklan koran ... 72

Gambar 4.8 “Mengunci.” Iklan koran... 73

Gambar 4.9 “Membengkokkan.” Iklan koran ... 74

Gambar 4.10 “Belum Rapi.” Iklan koran... 75

Gambar 4.11 “Jenius Disleksik: Lennon.” Iklan koran ... 76

Gambar 4.12 “Jenius Disleksik: Edison.” Iklan koran ... 77

Gambar 4.13 “Jenius Disleksik: Einstein.” Iklan koran ... 78

Gambar 4.14 “3 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Disleksia.” Brosur ... 79

Gambar 4.15 “3 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Disleksia.” Poster ... 80

Gambar 4.16 “3 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Disleksia.” Brosur/poster kondisi terlipat ... 81

Gambar 4.17 Website “Paham Disleksia” ... 82

Gambar 4.18 “Huruf-Huruf Bergerak.” Iklan koran ... 83

(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.20 “Jeruk dan Apel.” Iklan koran... 85

Gambar 4.21 “Satu dari 26 Karakter Antagonis.” Iklan koran ... 86

Gambar 4.22 “3 Hal yang Perlu Didengar Tentang Disleksia.” Brosur ... 87

Gambar 4.23 “3 Hal yang Perlu Didengar Tentang Disleksia.” Poster ... 88

Gambar 4.24 “3 Hal yang Perlu Didengar Tentang Disleksia.” Brosur/poster kondisi terlipat ... 89

Gambar 4.25 Website “Peka Disleksia” ... 90

Gambar 4.26 “Peduli Disleksia” Iklan koran ... 91

Gambar 4.27 “Peduli Disleksia” Brosur ... 92

Gambar 4.28 “Peduli Disleksia” Poster ... 93

Gambar 4.29 “Peduli Disleksia” Brosur/poster kondisi terlipat ... 94

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses belajar mengajar antara guru dan murid dibutuhkan kondisi fisik dan

mental yang sempurna supaya proses penyampaian materi dapat berjalan lancar

dan salah satu penghambat proses ini adalah gangguan belajar dan salah satunya

adalah disleksia.

Dyslexia atau dalam bahasa Indonesia Disleksia berasal dari kata Yunani yaitu

“dys” yang berarti kesulitan atau gangguan dan kata “leksia” yang berarti

kata. Definisi sederhana dari Disleksia adalah kesulitan dalam mengolah

kata-kata. Disleksia merupakan kelainan dengan dasar kelainan neurobiologis dan

ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat atau akurat dalam

pengejaan dan dalam kemampuan mengodefikasi simbol bahasa.

Kemampuan linguistik antara lain adalah membaca, menulis, dan mengeja

adalah bagian vital dalam proses pembelajaran dan menjadi landasan seorang

anak dalam mengikuti pendidikan di tingkat lanjut. Kondisi disleksia secara

langsung menghambat penderitanya untuk mencapai prestasi optimal dalam

bidang akademis maupun profesional. Disleksia merupakan kondisi genetik dan

dapat diturunkan dalam keluarga. Orang dengan kondisi disleksia bakal

mengalami kesulitan linguistik sepanjang hidupnya karena memang hingga saat

ini kondisi ini belum dapat disembuhkan

Disleksia membutuhkan perhatian khusus dari semua pihak terkait dimulai dari

orang tua yang juga merupakan yang terpenting sebagai orang terdekat bagi

anak, guru dan praktisi pendidikan yang bertanggung jawab terhadap anak dalam

(9)

2 sektor pendididkan, dan terakhir adalah pemerintah Indonesia khususnya

Depdiknas selaku pembuat peraturan dan fasilitator sistem pendidikan Indonesia.

Ketiga pihak ini dapat membantu memberikan harapan bagi anak disleksik

dalam mengikuti proses pendidikan dari hari ke hari tanpa merasa dibedakan

atau dicap sebagai orang gagal atau malas hanya karena memiliki kondisi

gangguan belajar disleksia.

Pada hakikatnya disleksia bukanlah kondisi fatal, dan bukan merupakan

penyakit. Jadi langkah-langkah untuk mendukung disleksia hanya kesabaran

orang tua dan guru dalam membimbing dan kepekaan orang tua terhadap

perkembangan anak jika memang menunjukan ciri-ciri disleksia sebaiknya

ditelaah lebih lanjut oleh dokter dan psikolog yang ahli dalam bidang

perkembangan anak dan disleksia.

Dengan disiplin ilmu desain komunikasi visual yang penulis pelajari, penulis

akan membuat sebuah perancangan kampanye layanan sosialisasi informasi

mengenai disleksia. Keseluruhan strategi kampanye diharapkan akan mampu

meningkatkan kesadaran terhadap kondisi gangguan belajar ini di kalangan anak

disleksia dan orang tuanya dan memberikan solusi untuk mengakomodasikan

kesulitan belajar ini dalam kehidupan akademis dan kehidupan sosial.

1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijabarkan diatas, penulis akan

menguraikan masalah apa saja yang perlu di bahas:

x Bagaimana mengangkat polemik disleksia untuk menjadi perhatian praktisi pendidikan dan masyarakat pada umumnya?

x Bagaimana menciptakan perancangan kampanye sosialisasi bagi orang tua dan anak tentang kondisi disleksia yang dialami oleh anak dan remaja

usia sekolah?

(10)

3

1.3. Tujuan Perancangan

Sesuai dengan masalah yang dijabarkan di atas maka hasil-hasil yang akan

dicapai adalah:

x Mensosialisasikan kondisi disleksia untuk kalangan praktisi pendidikan dan masyarakat umum.

x Menciptakan strategi kampanye desain komunikasi visual yang mampu meningkatkan kesadaran orang tua dan anak usia sekolah terhadap

kondisi disleksia.

1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dengan

beberapa metode yaitu studi literatur sebagai acuan teoretis mencari teori dan

ilmu yang mendukung tugas akhir, wawancara pada pihak-pihak yang

berhubungan dengan topik yang penulis pilih, dan juga observasi tidak langsung

agar penulis dapat lebih mengenali situasi dan kondisi dari topik yang penulis

angkat.

Terakhir, penulis menggunakan teknik pengumpulan dalam bentuk angket untuk

menguatkan data dan fakta yang dibutuhkan. Setelah proses penelitian

dilakukan, penulis merancang sebuah desain visual yang berdasar pada hasil

pengumpulan data serta observasi yang penulis lakukan. Perancangan yang

dibuat bertujuan untuk mensosialisasikan kondisi disleksia pada orang tua.

(11)

tujuan akhir

Dengan pemahaman dan kepekaan orang tua mengenai kondisi disleksia pada anak-anak maka

dapat dilakukan langkah-langkah suportif bagi penderita untuk mengatasi disleksia dan mampu

berprestasi secara maksimal

%

latar belakang masalah

disleksia

Disleksia adalah kondisi gangguan belajar yang menghambat penderitanya untuk berprestasi optimal

Anak-anak dengan kodisi disleksia yang belum terdeteksi berpotensi dianggap bodoh dan malas belajar

Orang tua dan praktisi pendidikan di Indonesia belum memiliki kesadaran tentang disleksia

hipotesa awal

Informasi mengenai disleksia perlu disebarluaskan di Indonesia terutama di kalangan orang tua Dyslexia merupakan gangguan belajar

nyata dan memberi dampak besar bagi perkembangan anak

Kurangnya informasi mengenai kondisi disleksia di masyarakat Indonesia

Dyslexia sangat menghambat seseorang meraih prestasi optimal dalam bidang

akademis maupun profesional Kurangnya kesadaran masyarakat

khususnya orang tua dan praktisi pendidikan mengenai kondisi dyslexia

Potensi anak dyslexic dapat optimal jika mendapat dukungan dari pihak terkait

anak dengan disleksia

strategi media strategi komunikasi pemasaran sosial strategi kreatif masalah

Stigma anak yang kesulitan dalam kemampuan linguistik adalah anak yang

bodoh dan malas belajar

4

1.5. Skema Perancangan

(12)

100

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Disleksia yang tidak terdiagnosis dapat menjadi masalah yang besar bagi anak

antara lain, kepercayaan diri rendah, merasa tidak mampu mengikuti pelajaran

sekolah, stress bahkan mungkin depresi karena dicap bodoh atau pun malas dan

tidak mau berusaha. Jika pengalaman-pengalaman buruk yang disebabkan

disleksia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak bayangkan jika mereka telah

dewasa. Karena pengalaman masa kecil kita berperan besar terhadap keadaan

kota di masa kini maka topik disleksia perlu diberi perhatian lebih secara global

dan khususnya di Indonesia, bukan dengan intensi mengacuhkan

masalah-masalah pendidikan lain di Indonesian seperti putus sekolah, kurangnya

infrastruktur, SDM guru dan pendidik, bahkan masalah yang cukup krusial di

Indonesia yaitu pemerataan pendidikan.

Berangkat dari penelitian masalah disleksia di atas, maka penulis membuan

sebuah perancangan yang berfungsi untuk mensosialisasikan disleksia, memberi

informasi, menggugah perasaan target audiens, dan mengajak untuk bertindak

terhadap kondisi disleksia di Indonesia berupa kampanye “Paham, Peka, Peduli

Disleksia” yang dijalankan selama 6 bulan, karena berbentuk kampanye sosial

tentunya hasil yang diraih tidak dapat diukur secara pasti tetapi setidaknnya

kampanye ini memberikan inspirasi bagi pergeseran paradigma terhadap kondisi

belajar anak disleksik dan pengalaman mereka belajar di sekolah di mana sistem

pendidikan belum mengakomodasikan disleksia sehingga mereka mengalami

kesulitan yang amat besar setiap harinya dalam proses belajar dan mengajar.

Karena estimasi disleksia yang cukup signifikan jumlahnya dan ditambah

dengan segala efek negatif jika disleksia tidak terdiagnosis dan terakomodasikan

dalam sistem pendidikan di Indonesia maka disleksia layak diberikan perhatian

(13)

101

penuh dari semua pihak terkait terutama orang tua, merekalah kunci bagi

permasalahan disleksia dengan sikap dan pikiran terbuka untuk lebih peka

terhadap perkembangan anak-anaknya dan disleksia dan ditambahkan

keberanian orang tua dalam bertindak dan memperjuangkan hak anak, dan anak

disleksia khususnya, maka masa depan pendidikan dan masa depan negara ini

dapat lebih baik karena bagaimanapun juga anak-anak Indonesia adalah masa

depan bagi negeri kita yang tercinta ini.

5.2 Saran

Saran penulis bagi penanganan kodisi disleksia di Indonesia adalah secara

gradual memberikan informasi disleksia secara luas untuk menjadikan disleksia

sebagai wacana di bidang pendidikan yang patut disorot di Indonesia.

(14)

102

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

(Literatur)

DAVIES, Rachel. 2000. Language Shock – Dyslexia Across Culture. Brussels, Dyslexia International – Tools and Technologies

HEATH, Chip, Dan Heath. 2007. Made to Stick: Why Some Ideas Survive and Others Die. New York, Random House, Inc

KASALI, Rhenald. 2005. Membidik Pasar Indonesia – Segmentasi Targeting Positioning. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama

KENNEDY, John E., Soemanagara, Rizky D. 2006. Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta, PT Bhuana Ilmu Populer

KOTLER, Philip, Nancy R. Lee. 2009. Up and Out of Poverty The Social Marketing Solution. New Jersey, Pearson Education, Inc

KUSRIANTO, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, C.V Andi Offset

LANDA, Robin. 2011. Graphic Design Solution. Boston, Wadsworth

NAYYAR, Deepak. 2007. Modern Mass Communication (Concepts and Processes). Jaipur, Oxford Book Company

NICOLSON, Roderick I., Angela J. Fawcett. 2008. Dyslexia, Learning, and the Brain. Cambridge, Massachusetts Institute of Technology

NISSER, Gunilla Löfgren. 2000. Language Shock – Dyslexia Across Culture. Brussels, Dyslexia International – Tools and Technologies

(Jurnal dan Media Massa)

Referensi

Dokumen terkait

Bila calon pemegang hak merek melakukan pendaftaran kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dan tidak menyimpang dari prosedur pendaftaran yang telah

[r]

Hal ini terjadi atas kerja keras dan upaya dari pihak marketer dalam strategi pemasaran yang optimal sehingga dapat menarik minat nasabah, dapat di dilihat dari

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat game berbasis android yaitu “My Lamps” yang bisa digunakan untuk membantu sosialisasi dan mengedukasi masyarakat tentang

Pengujian (Testing) Setelah proses diatas telah dilalui maka langkah selanjutnya adalah diuji Coba, Pengujian ini dilakukan setelah menyelesaikan semua tahapan pembuatan dengan

Agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang lengkap, setiap perizinan dilengkapi dengan brosur/ leaflet mengenai informasi dasar hukum, persyaratan yang diperlukan, besarnya

Menurut Bloomfield (dalam Fatimah, 1999:6-16) makna dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain, makna sempit, makna luas, makna kognitif, makna konotatif dan

Analisis koefisien spesialisasi merupakan metode analisis modifikasi dari analisis Location Quotient yang dapat menunjukkan ada atau tidaknya spesialisasi kegiatan pertanian