• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KELAYAKAN DAN STUDI KETERSEDIAAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM KIMIA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI KELAYAKAN DAN STUDI KETERSEDIAAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM KIMIA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Bakti Putra Manik NIM 408131033

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

UJI KELAYAKAN DAN STUDI KETERSEDIAAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM KIMIA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Bakti Putra Manik (408131033) ABSTRAK

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan i

Riwayat Hidup ii

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

2.1.5. Kegiatan Praktikum 11

(5)

2.1.10 Penuntun Praktikum 16 2.1.11 Materi Pokok Penuntun Praktikum Untuk

Kelas VIII SMP 17

2.1.11.1 Partikel Materi 17 2.1.11.2 Kimia Rumah Tangga 24

2.2. Kerangka Konseptual 30

BAB III METODE PENELITIAN 31 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 31 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 31

3.3 Instrumen Penelitian 31

3.4 Langkah-langkah Penelitian 36

3.5 Desain penelitian 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 4.1 Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum 38

4.1.1 Hasil Penelitian 38

4.1.2 Pembahasan 39

4.2 Hasil Uji Coba Penuntun Praktikum 43

4.2.1 Hasil Pengamatan 43

4.2.2 Pembahasan 49

4.3 Observasi Ketersediaan Alat dan Bahan

Praktikum 55

4.3.1 Hasil Observasi 55

(6)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1. Kesimpulan 60

5.2 Saran 61

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Beberapa jenis ion 22

Tabel 2.2 Unsur-unsur yang terdapat sebagai molekul

serta rumus molekulnya. 23

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum Berdasarkan Angket Uji Pemahaman Siswa 32

Tabel 3.2 Soal Uji Pemahaman Siswa Terhadap Masing-masing

Penuntun Praktikum 32

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum Berdasarkan Soal Uji Pemahaman Siswa 34

Tabel 3.4 Daftar Isian Kelengkapan Alat dan Bahan Praktikum

Yang Digunakan Pada Tiap-tiap Sekolah 35

Tabel 4.1 Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum 38

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum 39

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Pada Percobaan Membuktikan Sifat

Larutan Garam 43

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Pada Percobaan Membuat Tulisan

Ajaib 44

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Pada Percobaan Pengaruh Kesadahan

Air Terhadap Daya Cuci Air Sabun 44

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Pada Percobaan Membandingkan

Kemampuan Mencuci Sabun dan Detergen 45

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Pada Percobaan Mengetahui Bahan

Kimia Pada Sabun dan Detergen 46

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Pada Percobaan Reaksi Perubahan

(8)

xi

Tabel 4.9 Data Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum Terhadap

Penuntun Praktikum 55

Tabel L.1 Pokok Bahasan Yang Dapat Diterapkan Dengan

Metode Praktikum Sesuai KTSP 64

Tabel L.2 Daftar Alat dan Bahan yang Digunakan Dalam

Praktikum 86

Tabel L.3 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Membuktikan Sifat Larutan Garam 87

Tabel L.4 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Membuat Tulisan Ajaib 87

Tabel L.5 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Pengaruh Kesadahan Air Terhadap Daya Cuci Air

Sabun 88

Tabel L.6 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Membandingkan Kemampuan Mencuci Antara

Sabun dan Detergen 88

Tabel L.7 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Mengetahui Bahan Kimia Pada Sabun dan Detergen 89

Tabel L.8 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Reaksi Perubahan Warna 89

Tabel L.9 Persentase Perhitungan Alat Dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuktikan

Sifat Larutan Garam Di SMP N 7 Medan 91

Tabel L.10 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuat

Tulisan Ajaib Di SMP N 7 Medan 92

Tabel L.11 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Pengaruh

Kesadahan Air Terhadap Daya Cuci Air Sabun

(9)

Tabel L.12 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan

Membandingkan Kemampuan Mencuci Antara Sabun

dan Detergen Di SMP N 7 Medan 93

Tabel L.13 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Mengetahui

Bahan Kimia Pada Sabun dan Detergen

Di SMP N 7 Medan 94

Tabel L.14 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Reaksi

Perubahan Warna Di SMP N 7 Medan 94

Tabel L.15 Persentase Perhitungan Alat Dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuktikan

Sifat Larutan Garam Di SMP N 11 Medan 95

Tabel L.16 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuat

Tulisan Ajaib Di SMP N 11 Medan 96

Tabel L.17 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Pengaruh

Kesadahan Air Terhadap Daya Cuci Air Sabun

Di SMP N 11 Medan 97

Tabel L.18 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan

Membandingkan Kemampuan Mencuci Antara Sabun

dan Detergen Di SMP N 11 Medan 97

Tabel L.19 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Mengetahui

Bahan Kimia Pada Sabun dan Detergen

(10)

xiii

Tabel L.20 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Reaksi

Perubahan Warna Di SMP N 11 Medan 98

Tabel L.21 Persentase Perhitungan Alat Dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuktikan

Sifat Larutan Garam Di SMP N 27 Medan 99

Tabel L.22 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuat

Tulisan Ajaib Di SMP N 27 Medan 100

Tabel L.23 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Pengaruh

Kesadahan Air Terhadap Daya Cuci Air Sabun

Di SMP N 27 Medan 101

Tabel L.24 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan

Membandingkan Kemampuan Mencuci Antara Sabun

dan Detergen Di SMP N 27 Medan 101

Tabel L.25 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Mengetahui

Bahan Kimia Pada Sabun dan Detergen

Di SMP N 27 Medan 102

Tabel L.26 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Reaksi

Perubahan Warna Di SMP N 27 Medan 102

Tabel L.27 Persentase Perhitungan Alat Dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuktikan

Sifat Larutan Garam Di SMP N 35 Medan 103

Tabel L.28 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuat

(11)

Tabel L.29 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Pengaruh

Kesadahan Air Terhadap Daya Cuci Air Sabun

Di SMP N 35 Medan 105

Tabel L.30 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan

Membandingkan Kemampuan Mencuci Antara Sabun

dan Detergen Di SMP N 35 Medan 105

Tabel L.31 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Mengetahui

Bahan Kimia Pada Sabun dan Detergen

Di SMP N 35 Medan 106

Tabel L.32 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Yang Digunakan

Dalam Penuntun Praktikum Pada Percobaan Reaksi

Perubahan Warna Di SMP N 35 Medan 106

Tabel L.33. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuktikan Sifat

Larutan Garam Di SMP Negeri 11 Medan 107

Tabel L.34. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuktikan Sifat

Larutan Garam Di SMP Negeri 27 Medan 110

Tabel L.35. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuat Tulisan

Ajaib Di SMP Negeri 11 Medan 112

Tabel L.36. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membuat Tulisan

Ajaib Di SMP Negeri 27 Medan 115

Tabel L.37. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum Pada Percobaan Pengaruh

Kesadahan Air Terhadap Daya Cuci Air Sabun

(12)

xv

Tabel L.38. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum Pada Percobaan Pengaruh

Kesadahan Air Terhadap Daya Cuci Air Sabun

Di SMP Negeri 27 Medan 120

Tabel L.39. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membandingkan

Kemampuan Mencuci Sabun dan Detergen

Di SMP Negeri 11 Medan 122

Tabel L.40. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum Pada Percobaan Membandingkan

Kemampuan Mencuci Sabun dan Detergen

Di SMP Negeri 27 Medan 125

Tabel L.41. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum Pada Percobaan Mengetahui Bahan Kimia

Pada Sabun dan Detergen Di SMP Negeri 11 Medan 127

Tabel L.42. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum Pada Percobaan Mengetahui Bahan Kimia Pada

Sabun dan Detergen Di SMP Negeri 27 Medan 130

Tabel L.43. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum Pada Percobaan Reaksi Perubahan Warna

Di SMP Negeri 11 Medan 132

Tabel L.44. Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum Pada Percobaan Reaksi Perubahan Warna

Di SMP Negeri 27 Medan 135

Tabel L.45. Kisi-Kisi Soal Uji Pemahaman Siswa Pada Materi Atom,

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pokok Bahasan Materi Kimia Yang Telah

Ditentukan Untuk Penuntun Praktikum 64

Lampiran 2 Penuntun Praktikum 65

Lampiran 3 Soal Uji Pemahaman Siswa 84

Lampiran 4 Daftar Alat dan Bahan yang digunakan

dalam praktikum 86

Lampiran 5 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

di SMP 87

Lampiran 6 Angket Penilaian Untuk Tingkat Pemahaman Siswa

Terhadap Penuntun Praktikum 90

Lampiran 7 Data Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum di SMP 91

Lampiran 8 Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun

Praktikum 107

Lampiran 9 Perhitungan Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap

Penuntun Praktikum 137

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Uji Pemahaman Siswa 160

Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Uji Pemahaman Siswa 163

Lampiran 12 Daftar Nilai Siswa Pada Setiap Judul Percobaan 167

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian 185

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Susunan atom hidrogen, helium dan litium 19

Gambar 2.2. Model atom 21

Gambar 3.1 Skema rancangan penelitian 37

Gambar 4.1 Grafik Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap

Setiap Judul Praktikum Berdasarkan Angket Uji

Pemahaman 40

Gambar 4.2 Grafik Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap

Setiap Judul Praktikum Berdasarkan Soal Uji Pemahaman

Siswa 41

Gambar 4.3 Grafik Persentase Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Kimia Di SMP Negeri 7 Medan 56

Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Kimia Di SMP Negeri 11 Medan 56

Gambar 4.5 Grafik Persentase Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

Kimia Di SMP Negeri 27 Medan 57

Gambar 4.6 Grafik Persentase Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca, menulis, atau mendengarkan saja. Mempelajari ilmu kimia

bukan hanya menguasai pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip saja tetapi juga

merupakan proses suatu penemuan dan penguasaan prosedur atau metode ilmiah.

Oleh karena itu dalam pembelajaran ilmu kimia ada dua hal penting yang harus

diperhatikan, yakni kimia sebagai produk temuan berupa fakta, konsep, prinsip,

teori dan kimia sebagai proses berupa kerja ilmiah. Pengajaran kimia di sekolah

diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan

dan sikap ilmiah dalam mempelajari alam di sekitarnya yang berdampak terhadap

pengembangan lebih lanjut dalam penerapan di kehidupannya (Jahro, 2008).

Luasnya cakupan bidang dari pelajaran IPA Terpadu mengakibatkan

semakin sempitnya alokasi waktu untuk mempelajari kimia secara lebih

mendalam. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan siswa terhadap proses-proses

kimia. Sebab pembelajaran kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA,

oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA (Mulyasa,

2008). Karakteristik tersebut meliputi objek ilmu kimia, cara memperoleh serta

kegunaannya yang dikenal dengan produk-produk dan proses-proses kimia.

Dalam pembelajaran IPA di SMP siswa tidak sekedar memahami teori,

konsep, dan fakta melainkan juga melakukan proses penemuan. Kegiatan

menemukan konsep pada umum dilakukan melalui kegiatan praktikum atau

pengamatan. Ketika siswa melakukan kegiatan praktikum berarti sedang

menerapkan metode ilmiah. Praktikum diawali dengan pengenalan konsep,

merumuskan tujuan, mengumpulkan data, dan melaporkan hasil (Wasilah, 2012).

Menurut Darmodjho dan Kaligis (1991), adalah suatu kekeliruan apabila

mengajarkan IPA dengan cara mentransfer saja apa-apa yang tersebut dalam buku

teks kepada anak didiknya. Hal ini disebabkan apa yang tersurat dalam buku teks

(16)

2

“produk”. Buku teks merupakan Body of knowledge dari IPA, merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun

secara lengkap dan sistematis. Buku teks memang penting, tetapi dari sisi lain dari

IPA yang tidak kalah pentingnya yaitu dimensi “proses”, maksudnya proses

mendapatkan ilmu itu sendiri.

Dalam mempelajari ilmu kimia, salah satu metode pembelajaran yang

dapat digunakan adalah metode praktikum. Metode ini sangat dianjurkan untuk

pembelajaran kimia karena sesuai dengan tujuan pendidikan yang meliputi

pengembangan pengetahuan, menanamkan sikap ilmiah, dan melatih

keterampilan. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum, siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu

proses, mengamati suatu objek, menganalisis, dan membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu (Djamarah

dan Zain, 1995).

Hal ini tidak selaras dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kegiatan

pembelajaran dilakukan tanpa praktikum kadang (atau sudah lazim) dilakukan.

Padahal kata Chemistry jika dipenggal menjadi Chem- Is- Try, kimia adalah

ekperimen (Try). Bahkan ilmu kimia juga lahir dari eksperimen kemudian

muncullah teori- teori kimia. Di daerah pelosok bahkan daerah perkotaan juga

bisa terjadi bahwa belajar kimia tanpa eksperimen. Alasannya klasik, karena:

1. Belum lengkapnya alat- alat dan bahan praktikum

2. Tidak tersedianya laboratorium,

3. Tidak adanya guru kimia,

4. Kurangnya keterampilan guru- guru kimia

5. Tidak tersedianya penuntun praktikum.

(http://

urip.wordpress.com/2012/01/21/mengajarbelajar-kimia-tanpa-ekperimen/#more-298)

Untuk alasan yang ke-4 dan ke-5 memang tidak dapat dipungkiri bahwa

(17)

menyusun penuntun praktikum berdasarkan fasilitas yang ada di sekolah,

membuat persiapan praktikum, membimbing pelaksanaan praktikum, serta

mengelola laboratorium masih rendah, padahal bila dilihat dari proses belajar

mengajar kimia yang tidak disertai dengan percobaan di laboratorium, maka siswa

akan terbebani untuk menghafal rumus- rumus dan konsep kimia. Semua konsep

kimia tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada siswa hanya dengan

penyampaian di depan kelas dengan menggunakan kata- kata saja, tetapi juga

perlu didukung melalui gambaran suatu objek sehingga siswa mendapat

pengalaman langsung.

Berdasarkan data evaluasi diri Program Studi Pendidikan Kimia tepatnya

dari Hasil Tracer Studi yang disebarkan terhadap 103 alumni yang telah lama

bekerja sebagai guru di beberapa kabupaten/ kota di Sumatera Utara ( guru

pamong mahasiswa PPL) kendala yang dialami guru kimia dalam pelaksanaan

praktikum antara lain tidak adanya laboratorium 13,665 %, tidak adanya bahan/

zat 29,814%, tidak adanya penuntun praktikum 14,286%, dan lain- lain 27,329%.

Berdasarkan data di atas, penuntun praktikum adalah salah satu kendala

yang dialami guru kimia dalam melaksanakan praktikum dengan persentase

sebesar 14,286%. Tidak adanya penuntun praktikum tentu dapat menyebabkan

pelaksanaan praktikum tidak terlaksana. Penuntun praktikum yang tersedia di

sekolah juga harus disesuaikan dengan keadaan laboratorium sekolah tersebut.

Sebab, jika penuntun praktikum yang tersedia ternyata tidak sesuai dengan

kondisi sekolah juga akan mengakibatkan pelaksaan praktikum menjadi

terhambat. Penuntun praktikum yang disesuaikan dengan kondisi fasilitas

laboratorium sekolah tentu dapat membantu mengatasi permasalahan kekurangan

alat dan bahan dalam praktikum.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Uji Kelayakan dan Studi

Ketersediaan Alat dan Bahan Praktikum Kimia Di Sekolah Menengah

(18)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Ilmu kimia banyak memiliki konsep- konsep yang abstrak, sehingga kimia

cenderung tidak disukai dan sulit dipahami

2. Kurangnya pelaksanaan praktikum kimia khususnya di SMP

3. Ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan

keberadaan laboratorium sekolah.

4. Keberadaan alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah

5. Kurangnya keterampilan guru dalam mengatasi keterbatasan alat dan

bahan.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga terfokus dan spesifik maka

masalah dibatasi pada:

1. Uji pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia di sekolah SMP

yang sudah ditentukan

2. Uji coba penuntun praktikum di laboratorium SMP

3. Pendataan kelengkapan alat-alat kimia yang tersedia pada sekolah SMP

dengan acuan didasarkan pada alat-alat kimia yang terdapat pada penuntun

praktikum yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA Unimed

4. Pendataan kelengkapan bahan-bahan kimia yang tersedia pada sekolah

(19)

1.4 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia

yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA Unimed?

2. Bagaimana hasil uji coba penuntun praktikum kimia pada mata pelajaran

Sains kelas VIII SMP di laboratorium kimia SMP?

3. Bagaimana ketersediaan alat praktikum kimia untuk kelas VIII SMP pada

pokok bahasan Partikel Materi dan Kimia Rumah Tangga di sekolah SMP

Negeri 7 Medan, SMP Negeri 11 Medan, SMP Negeri 27 Medan, dan

SMP Negeri 35 Medan setelah dilakukan pendataan?

4. Bagaimana ketersediaan bahan praktikum kimia untuk kelas VIII SMP

pada pokok bahasan Partikel Materi dan Kimia Rumah Tangga di sekolah

SMP Negeri 7 Medan, SMP Negeri 11 Medan, SMP Negeri 27 Medan,

dan SMP Negeri 35 Medan setelah dilakukan pendataan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia

yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA UNIMED.

2. Mengetahui hasil uji coba penuntun praktikum kimia pada mata pelajaran

sains kelas VIII SMP pada pokok bahasan Partikel Materi dan Kimia

Rumah Tangga di laboratorium kimia SMP.

3. Melakukan analisis terhadap ketersediaan alat praktikum kimia untuk

kelas VIII SMP pada pokok bahasan Partikel Materi dan Kimia Rumah

Tangga di Sekolah SMP Negeri 7 Medan, SMP Negeri 11 Medan, SMP

Negeri 27 Medan, dan SMP Negeri 35 Medan.

4. Melakukan analisis terhadap ketersediaan bahan praktikum kimia untuk

kelas VIII SMP pada pokok bahasan Partikel Materi dan Kimia Rumah

Tangga di Sekolah SMP Negeri 7 Medan, SMP Negeri 11 Medan, SMP

(20)

6

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat

SMP dalam menyusun penuntun praktikum kimia yang lainnya dengan

adanya beberapa penuntun praktikum kimia yang telah diujicobakan

sebelumnya di Laboratorium UNIMED sebagai bahan perbandingan.

2. Dapat memberikan pedoman bagi guru sains terutama guru bidang kimia

untuk melaksanakan praktikum di sekolah.

3. Sebagai bahan masukan bagi UNIMED sebagai LPTK terkemuka di

Sumatera Utara dalam pembinaan dan pengembangan kualitas guru

terutama guru kimia dalam pengetahuan dan pemahaman terhadap

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Hasil uji tingkat pemahaman siswa berdasarkan angket yang telah

diberikan kepada siswa di laboratorium IPA SMP Negeri 11 Medan dan

SMP Negeri 27 Medan terhadap penuntun praktikum diperoleh 81,88%

siswa paham terhadap penuntun praktikum tersebut.

2. Hasil uji tingkat pemahaman siswa berdasarkan soal uji pemahaman siswa

di laboratorium SMP Negeri 11 Medan dan SMP Negeri 27 Medan

diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 91,97.

3. Hasil uji coba penuntun praktikum yang dilakukan oleh siswa di

laboratorium IPA SMP Negeri 11 Medan dan SMP Negeri 27 Medan

menunjukkan bahwa dari 6 judul percobaan yang telah diuji coba, semua

penuntun praktikum tersebut dapat dipercobakan oleh siswa dan

memberikan hasil percobaan yang sesuai dengan apa yang diharapkan,

sehingga layak dan baik digunakan sebagai penuntun praktikum di sekolah

SMP.

4. Hasil observasi untuk ketersediaan alat dan bahan praktikum di SMP

Negeri 7 Medan diperoleh 91,67% alat dan 88,33% bahan tersedia sesuai

dengan penuntun praktikum. Di SMP Negeri 11 Medan diperoleh 91,67%

alat dan 88,33% bahan tersedia sesuai dengan penuntun praktikum. Di

SMP Negeri 27 Medan diperoleh 91,67% alat dan 88,33% bahan tersedia

sesuai dengan penuntun praktikum dan di SMP Negeri 35 Medan

diperoleh 95,83% alat dan 88,33% bahan tersedia sesuai dengan penuntun

(22)

61

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan peneliti dalam hal ini adalah :

1. Melalui penelitian ini peneliti merekomendasikan penuntun praktikum

yang telah disusun dan telah diuji coba di laboratorium untuk dilaksanakan

dalam kegiatan praktikum di sekolah menengah pertama.

2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari bidang kajian

kima, diharapkan para guru maupun calon guru kimia untuk mampu

melaksanakan kegiatan praktikum di sekolah.

3. Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya disesuaikan dengan materi yang

akan diajarkan kepada siswa agar pembelajaran lebih efisien dan

memperoleh hasil belajar yang maksimal.

4. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan bisa melihat bagaimana

keinginan/kemauan siswa dan guru untuk melaksanakan praktikum di

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2008), Mengajar/ Belajar Kimia Tanpa Eksperimen,

http://www.urip.wordpress.com

Anonim, (2011), Pengertian laboratorium, http://smileboys.Blogspot.com.html

Anonim, (2010), Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya,

http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/pengertian-pendidikan-ipa-dan-perkembangannya/

Anonim, (2010), Atom, Ion dan Molekul,

http://www.scribd.com/doc/18037840/08-Bab-7-Atom-Ion-Dan-Molekul.

Darmojo, H., dan Kaligis, J.R.E, (1992), Pendidikan IPA, Depdikbud, Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Djamarah, Syaiful B., dan Zain, Aswan., (1995), Strategi Belajar Mengajar,

Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O., (1982), Belajar dan Mengajar, CV.Mundur Maju, Bandung.

Harahap, Syafrialdi A.,(2008), Studi Tentang Kesiapan Sekolah Menengah Atas

Se- Kotamadya Medan Dalam Melaksanakan Praktikum Kimia Dilihat

Dari Ketersediaan Alat, Bahan Dan Penuntun Praktikum, Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Jahro, I. S., dan Susilawati, (2008), Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada

Pembelajaran Ilmu Kimia Di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Bidang

Pendidikan, 1: 20-26

Juliana, N., (2009), Pengembangan Penuntun Praktikum Bidang Kajian Kimia

Pada Mata Pelajaran Sains Kelas VII SMP Di Laboratorium Kimia

FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Mulyasa, E., (2008), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT. Remaja Rosda

Karya, Bandung

Nurani, Y., (2003), Strategi Pembelajaran, Universitas Terbuka, Jakarta.

Nugraha, A.W.,(2005), Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses IPA Pada

Praktikum Kimia Fisika II Di Jurusan Kimia FMIPA Unimed Melalui

(24)

63

Prihatini, D.R., (2008), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Kelas X SMA

Sesuai Dengan Tuntutan KTSP Di Laboratorium Kimia FMIPA Unimed,

Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Purba, M., (2006), IPA Kimia 1 Untuk SMP Kelas VII, Erlangga, Jakarta.

Rolasida, W., (2012), Analisis Penuntun Praktikum Kimia Untuk Kelas X SMA

Sesuai Tuntutan KTSP Di SMA Negeri 18 dan SMA Negeri 1 Percut Sei

Tuan, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan

Sinaga, M., (2012), Analisis Penuntun Praktikum Kimia Untuk Kelas X SMA

Sesuai Tuntutan KTSP Di SMA Negeri 18 dan SMA Negeri 1 Percut Sei

Tuan, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan

Tim Dosen Kimia, (2009), Dasar Pendidikan MIPA, FMIPA Unimed, Medan.

Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, (2001), Hakikat Pembelajaran MIPA dan

Kiat Pembelajara Kimia di Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan

Nasional, Jakarta.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2001), Kamus Besar Bahasa

Indonesi, Edisi ke -3, Balai Pustaka, Jakarta

Usman, M. U., dan Setiawati, L., (2006), Menjadi Guru Profesional, Edisi kedua,

PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Wasilah, E.B, (2012), Peningkatan Kemampuan Menyimpulkan Hasil Praktikum

IPA Melalui Penggunaan Media Kartu, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisa data yaitu deskriptif kualitatif dimana data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan, dikembangkan selama proses

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian .... Pengembangan Modul Berbasis PBL Disertai Diagram Pohon Pada Materi Fotosintesis Kelas VIII SMP Negeri 1 Sawoo. TESIS: Pembimbing I:

Pertama, perancangan perangkat keras yang terdiri dari rangkaian sensor waterlevel dan sensor soil moisture sebagai pendeteksi ketinggian air dalam kendi dan kadar

Memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Pengadaan Konstruksi Metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi Nomor

Terdapat beberapa keuntungan melalui belajar konsep 20 , yaitu mengurangi beban berat memori karena kemampuan manusia dalam mengkategorisasikan berbagai objek terbatas,

Dalam sebuah perusahaan, kerap terlihat adaanya suatu aktivitas yang berkaitan dengan data,  proses,  maupun  teknologi,  yang  bukan  merupakan  tulang  punggung 

Sehubungan dengan pekerjaan PENGADAAN BIDAN KIT pada DINAS KESEHATAN dan Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 13.6-L/Pokja I/ULP ARU/VI/2016 tanggal 01 Juli 2016 dengan

Berdasarkan teori BAB II dijelaskan bahwa keteladanan adalah perbuatan maupun tingkah laku yang pantas untuk di contoh dan ditiru. Sesuai dengan BAB III, proses penerapan