• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR DI SMP NEGERI 4 BINJAI KELAS VII SEMESTER GENAP T.A 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR DI SMP NEGERI 4 BINJAI KELAS VII SEMESTER GENAP T.A 2011/2012."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih karunianya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini..

Skripsi berjudul “Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dengan Model Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Kalor di Kelas VII SMP Negeri 4 Binjai”. Ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Drs. Mara Bangun Harahap, M.S yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd, Drs. Sehat Simatupang, M.Si, dan Drs. Rahmatsyah, M.Si, selaku Dosen Penguji I, II, III. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bapak Drs. Henok Siagian, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA. Penghargaan kepada kepala sekolah dan guru fisika di SMP Negeri 4 Binjai. Teristimewa pada Ayahanda: Aminnurasyid Nasution, Ibunda: Irma Yani Hasibuan , dan Kakanda: Ricky Syahputra Nasution. yang memberikan dukungan moral dan materi serta doa restu.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapakan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, 10 Juli 2012 Penulis,

(3)

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor di SMP Negeri 4 Binjai Kelas VII Semester Genap T.A 2011/2012

Oleh

Risky Ira Silvia Nasution (NIM 071244220042) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan model Konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Kalor di kelas VII semester genap SMP 4 Binjai T.P 2011/2012.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 4 Binjai yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 215 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara cluster random sampling terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 4 pilihan jawaban. Uji normalitas kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,1103, Ltabel = 0,1610, dan kelas kontrol dengan Lhitung = 0,1264 , Ltabel = 0,1610, Lhitung < Ltabel, maka dikatakan data berdistribusi normal.

(4)
(5)

2.2. Kerangka Konseptual 26

(6)

4.1.4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 42

4.2. Pembahasan 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 47

5.2. Saran 47

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 11

Tabel 2.2. Perbandingan 4 pendekatan dalam pembelajaran kooperatif 12

Tabel 3.1. Desain Penelitian (Two Group Pretes – Posttest Design) 29

Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Pada Materi Kalor 30

Tabel 4.1. Nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 38

Tabel 4.2. Nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 39

Tabel 4.3. Rata-rata nilai pretes dan postes kedua kelas 40

Tabel 4.4. Hasil analisis uji normalitas 41

Tabel 4.5. Hasil analisi uji homogenitas 41

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Konsep Kalor 17

Gambar 2.2. Bagan Perubahan Wujud Zat 22

Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol 38

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Kelas Eksperimen) 50

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Kelas Kontrol) 61

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Kelas Eksperimen) 69

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Kelas Kontrol) 80

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Kelas Eksperimen) 84

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Kelas Kontrol) 97

Lampiran 20. Perhitungan Nilai Rata-rata dan Standart Deviasi 141

Lampiran 21. Uji Normalitas Data Pretest dan Postest 144

Lampiran 22. Uji Homogenitas 148

Lampiran 23. Pengujian Hipotesis 150

Lampiran 24. Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pertemuan Pertama 154

Lampiran 25. Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pertemuan kedua 156

Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian 158

Lampiran 27 Tabel wilayah luas di bawah kurva normral 0 ke z 163

Daftar nilai persentil untuk distribusi t 164

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat. Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas yang berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sendiri sehingga didalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar pendidikan dapat tercapai. Untuk meningkatkan pendidikan tentu saja tidak terlepas dari guru dan proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama disekolah. Penggunaan model pembelajaran dan pendekatan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, dalam hal ini guru berperan sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu tokoh penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Selama ini kegiatan belajar mengajar yang dilakukan hanya terfokus pada guru. Pembelajaran seperti ini menjadikan guru yang dominan sedangkan siswa vakum, guru aktif sedangkan siswa pasif. Bagi siswa, ini menjadi ruang gerak yang terbatas, siswa hanya terbiasa mendengar, mencatat kemudian menghapal tanpa keinginan untuk memahami yang menyababkan siswa kurang kreatif dalam belajar.

(11)

diterimanya, tetapi pada kenyataanya mereka tidak memahaminya sama sekali, mereka tidak tahu untuk apa mereka belajar fisika.

Dari hasil wawancara penulis terhadap guru fisika SMP Negeri 4 Binjai, minat sebagian besar siswa dalam pelajaran fisika hanya biasa saja dan kendala yang sering dihadapi guru terhadap siswa ialah kurangnya minat dan perhatian siswa. Dapat diperkirakan siswa yang menyukai pelajaran fisika hanya berkisar sekitar 11 – 30 %. Adapun kendala yang dialami guru selain kurangnya minat belajar siswa yaitu kurang memanfaatkan fasilitas lab dengan sepenuhnya. Dan penggunaaan media pembelajaran yang dilakukan guru dalam membantu penyampaian materi disesuaikan dengan materi .

Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah dengan melibatkan siswa diskusi dalam seluruh kelas. Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif, walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk berpartisipasi. Kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton sementara arena kelas dikuasai oleh hanya segelintir orang.

Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa, sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berintekrasi satu sama lain. Dalam interaksi ini. Siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan suasana belajar yang sedemkian rupa, sehingga siwa bekerja sama secara gotong royong.

(12)

Think-Pair-Share) sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali an menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Teknik ini biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. (Lie,2008:59)

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “ Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperative Tipe Think Pair Share Dengan Model Pembelajaran Konvensional Pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII SMP Negeri 4 Binjai T.P 2011/2012 ''

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh bahwa :

1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.

2. Siswa kurang kreatif dalam bertanya dan mengajukan pendapat 3. Model pembelajaran yang diberikan kurang bervariasi

1.3 Batasan Masalah

Karena luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan, waktu dan biaya maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Materi pokok Kalor yang diajarkan pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 4 Binjai.

(13)

1.4 Rumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII SMP N 4 Binjai yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII SMP N 4 Binjai yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran kooperative tipe TPS?

4. Apakah ada perbedaan pengaruh hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII SMP N 4 Binjai setelah diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pembelajaran Konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII SMP N 4 Binjai setelah diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

2. Untuk Mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII SMP N 4 Binjai setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.

3. Untuk Mengetahui aktivitas belajar siswa pada materi pokok kalor dikelas VII SMP N 4 Binjai yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

(14)

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas dapat diperoleh manfaat penelitian, yaitu:

1. Bagi guru, dapat meningkatkan dan memperbaiki sistem pembelajaran di kelas.

2. Bagi siswa, dapat meningkatkan prestasi belajar fisika khususnya pada materi pokok kalor.

3. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka memberikan pembelajaran fisika pada khususnya.

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian data dan uji statistik serta pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memiliki nilai rata-rata pretes 42,33 dan nilai rata-rata postest 81,33.

2. Hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 40,5 dan nilai postest 76,33.

3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada pertemuan I diperoleh nilai rata-rata 14,87 dengan skor 74,35 dengan nilai C dan pada pertemuan II diperoleh nilai rata-rata 15,93 dan skor 79,65 dengan nilai B.

4. Terdapat perbedaan pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor di SMP Negeri 4 Binjai Kelas VII Semester Genap T.P 2011/2012.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara lain:

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (1999), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Arends, (2008), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dahar, (2006), Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2009. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan : FMIPA UNIMED

Isjoni, (2009), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Lie, Anita, (2008), Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Penerbit PT,Grasindo, Jakarta.

Sagala, Saiful, (2005), Konsep dan Makna pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung

Sardiman, A., M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2001). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka,Bandung.

Usman, U, (2004), Menjadi Guru Profesional, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gambar

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Gambar 2.1. Peta Konsep Kalor

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai tuberculosis ini pernah dilaksanakan, namun sejauh pengetahuan penulis, belum pernah ada yang meneliti hubungan pengetahuan, sikap dengan praktek keluarga

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan mengkarakterisasi bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan ester gliserol gondorukem maleat melalui beberapa pengujian yaitu

Implementasi model Cooperatife Learning tipe STAD dengan media permainan ular tangga dapat meningkatkan kreativitas belajar IPS siswa sesuai dengan indikator yang

Hubungan Antara Harga Diri Dengan Intensi Prososial Pada Remaja Di SMU Muhammadiyah I Sragen Tahun Ajaran 2000/2001.. Skripsi

Langkah pengerjaan proyek akhir ini adalah perancangan dan pembuatan alat stamping dengan tiga silinder yang melakukan gerakan pendorong,stamping dan pembuang

Fase- fase yang terbentuk pada lapisan IMC tersebut berpengaruh terhadap waktu yang optimal dalam perendaman baja pada aluminium cair yaitu 10 sampai 20 menit.. Kata kunci

[r]

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Core Self-Evaluation pada Work Engagement dengan Iklim Psikologis sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Karyawan