• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP PERGURUAN AL-HIDAYAH MEDAN T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP PERGURUAN AL-HIDAYAH MEDAN T.A. 2013/2014."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP PERGURUAN AL-HIDAYAH MEDAN T.A 2013/2014

Oleh :

Marlina Sari Tanjung NIM 409311026

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik pada Materi Aritmetika Sosial di Kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan T.A 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing

serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si, Bapak Drs. Togi, M.Pd, dan Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd, sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

(4)

v

dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pasti Tarigan, selaku kepala Sekolah SMP Perguruan Al-Hidayah Medan, Ibu Putri Adella M, S.PdI selaku guru Matematika SMP Perguruan Al-Hidayah Medan, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda Muhammad Soleh Tanjung dan Ibunda Darisah Hannum Harahap, S.PdI yang telah banyak memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada adik – adik saya (Hanni Hanipa Tanjung, Ahmad Husein Tanjung, Nur Saida Tanjung, Nur Khotimah Tanjung, Diana Hafsah Tanjung, Rahmat Padli Tanjung) dan keluarga besar yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan semangat.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat dikala suka dan duka “Keonk Girl” (Neni, Novia, Putri, Raya, Ria, Sri Mk, Sukandi), dan sahabat-sahabat selama perkuliahan terkhusus dan tersayang kelas Ekstensi’09

yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dan kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman

PPLT SMP Negeri 1 Dolok Masihul yang penuh kesan, teman-teman satu kost yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Januari 2014 Penulis,

(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP PERGURUAN AL-HIDAYAH MEDAN T.A 2013/2014

Marlina Sari Tanjung (409311026) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi aritmetika sosial di kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan T.A 2013/2014 (2) Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran matematika realistik pada materi Aritmetika Sosial di kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan T.A 2013/ 2014. Subjek penelitian yaitu kelas VII-C SMP Perguruan Al-Hidayah Medan yang berjumlah 35 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes diagnostik dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah setelah diterapkannya pembelajaran matematika realistik pada siklus I melalui tes kemampuan pemecahan masalah I adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas adalah 72,17 atau 26 orang siswa (74,2%) dari 35 siswa telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu. Sedangkan pada siklus II melalui tes kemampuan pemecahan masalah II, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas adalah 79,3 dengan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu sebanyak 31 orang siswa (88,6%) dari 35 siswa. jadi mengalami peningkatan sebesar 14,4%. Adapun ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 72,17%. Sedangkan jumlah ketuntasan belajar klasikal pada siklus II adalah 88,13%. Jadi, ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 7,94%. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi aritmetika sosial di kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan dan ketuntasan belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran matematika realistik pada materi aritmetika sosial di kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan tercapai. Saran yang diajukan yaitu guru dapat menerapkankan pembelajaran matematika realistik sebagai alternatif dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Grafik x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

1.7. Definisi Operasional 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pembelajaran Matematika Realistik 10 2.1.1.1. Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 10 2.1.1.2. Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik 12 2.1.1.3. Teori-Teori yang Melandasi Pembelajaran Matematika Realistik 14 2.1.1.4. Langkah-Langkah Pembelajaran Matamatika Realistik 17 2.1.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Pembelajaran Realistik 19 2.1.1.6. Pembelajaran Realistik dalam Peningkatan 20

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

2.1.2. Masalah Dalam Matematika 21 2.1.3. Pemecahan Masalah Matematika 23 2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah 24 2.1.5. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 26 2.1.6. Model Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan 27 Pendekatan Pembelajaran Realistik dan Metode

Pemecahan Masalah

2.1.7. Materi Aritmetika Sosial 31 2.2. Penelitian Yang Relevan 36

2.3. Kerangka Konseptual 36

(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 39

3.2. Tempat dan waktu penelitian 39 3.3. Subjek dan Objek Penelitian 39

3.3.1. Subjek Penelitian 39

3.3.2. Objek Penelitian 39

3.4. Prosedur Penelitian 39

3.5. Alat Pengumpul Data 50

3.5.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 50

3.5.2. Observasi 51

3.5.3. Dokumentasi 51

3.6. Teknik Analisis Data 51

3.6.1. Reduksi Data 51

3.6.2. Paparan Data 52

3.6.3. Simpulan Data 52

3.7 Kriteria Peningkatan dan Ketuntasan 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 56 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 56 4.1.1.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 56

4.1.1.2 Observasi I 61

4.1.1.3 Refleksi I 62

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 65 4.1.2.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan masalah II 66

4.1.2.2 Observasi II 71

4.1.2.3 Refleksi II 71

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 76

4.3 Temuan Penelitian 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 81

5.2 Saran 82

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintak Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik 18

Tabel 2.2 Teknik Penskoran 26

Tabel 3.1 Norma Absolut Skala Lima 53 Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kemampuan pemecahan Masalah 54 Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes 57

Kemampuan Pemecahan Masalah I

Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Pada Tes 57 Kemampuan Pemecahan Masalah I Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Masalah Pada Tes 58

Kemampuan Pemecahan Masalah I Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa kembali solusi yang 59

diperoleh Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran 61

Pada Siklus I

Tabel 4.6 Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM I 63 Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes 67

Kemampuan Pemecahan Masalah II Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Pada Tes 67

Kemampuan Pemecahan Masalah II Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa melaksanakan Pemecahan 68

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa kembali solusi yang 69

diperoleh Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran 71

Pada Siklus II

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

(10)

x

DAFTAR GRAFIK

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I siklus I 85 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II siklus I 93 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I siklus II 101 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II siklus II 108 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 115 Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 120 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 126 Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 130 Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 135

Lampiran 10. Tes Diagnostik 137

Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 138 Lampiran 12. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 140 Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 142 Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan 145

Masalah I

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan 150 Masalah II

Lampiran 16. Rubrik Penskoran Tes Diagnostik 155 Lampiran 17. Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan 156

Masalah

Lampiran 18. Lembar Validitas Tes Diagnostik 157 Lampiran 19. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan 163

Masalah I

Lampiran 20. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan 169 Masalah II

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan dan kemampuan. Keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki tersebut antara lain adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut pengetahuan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran matematika. Jihad (2008 : 156) menyatakan: matematika sebagai proses yang aktif, dinamik, dan generatif melalui kegiatan matematika (”doing mathematics”), memberikan sumbangan yang penting bagi peserta didik dalam pengembangan nalar, berfikir logis,

sistematik, kritis dan cermat, serta bersikap obyektif dan terbuka dalam menghadapi berbagai permasalahan.

Pernyataan di atas sejalan dengan yang dikemukakan Saleh (2005 : 27) bahwa matematika mampu mengasah otak menjadi lebih tajam. Sel-sel otak akan terus berkembang sehingga mampu memberikan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah. Sebagai tercantum dalam kurikulum matematika sekolah bahwa tujuan diberikannya matematika antara lain agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif. Untuk memenuhi tuntutan yang demikian tinggi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.

(13)

2

Terkait hal ini Komarudin (dalam Trianto, 2009 : 8) menyatakan :

”Perubahan paradigma pembelajaran dalam KTSP adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered); metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual (hafalan) berubah menjadi kontekstual.”

KTSP juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat memampukan siswa menguasai konsep dan memecahkan masalah dengan

kebiasaan berpikir kritis, logis, sistematis, dan terstruktur.

Akan tetapi jika dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika

(14)

3

bagi kelulusan sebagian besar siswa. Seperti yang dikemukakan Suharyanto, (http://www.smu.net.com/main.php ?act=int&xkd =158) di akses Mei 2013:

“Mata pelajaran matematika masih merupakan penyebab utama siswa tidak lulus UAN. Dari semua peserta yang tidak lulus, sebanyak 24,44% jatuh dalam mata pelajaran matematika, sebanyak 7,9% akibat mata pelajaran bahasa Inggris dan 0,46% akibat mata pelajaran bahasa Indonesia.”

Hal ini juga sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil survey Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) sebuah lembaga yang mengukur dan membandingkan tingkat kemampuan matematika siswa antar negara. Sebagaimana yang diungkapkan Sihombing (dalam http://www.peduli-matematika.org diakses Mei 2013):

Hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS, 1999) menunjukkan bahwa peringkat matematika siswa Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Hasil penelitian TIMSS empat tahun kemudian (2003), peringkat matematika siswa Indonesia berada pada deretan 34 dari 45 negara. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah dan jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.

Dari kenyataan tersebut secara jelas mnyatakan bahwa kualitas pendidikan matematika masih rendah dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah telah menjadi masalah nasional yang harus diperhatikan oleh beberapa kalangan. Untuk mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para pendidik berusaha mengadakan perbaikan dan peningkatan dari segi yang menyangkut dari pendidikan matematika. Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lenner (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa:

“Kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”.

(15)

4

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang. Seperti diungkapkan oleh Lilis Widianti (http://newspaper.pikiran-rakyat.com) di akses Mei 2013:

“Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyenangkan kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan mengajarkan prosedur atau langkah pengerjaan soal. Bahkan, siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika dan sering dengan mengulang-ulang menyebutkan defenisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari, tanpa memahami maksud isinya. Kecenderungan semacam ini tentu saja dapat mengabaikan kebermaknaan dari konsep-konsep matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang”.

Depdiknas tahun 2007 (http://educare.e_fkipunla.net) di akses Mei 2013 menyebutkan bahwah:

“Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan atau kopetensi strategis yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah”.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan kegiatan pembelajaran seperti memberi latihan-latihan soal dan memecahkan masalah matematika, maka siswa diharapkan lebih mudah memahami konsep matematika yang ada.

(16)

5

belajar secara berkelompok. Kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran adalah mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting. Siswa sungkan bertanya pada guru dan temannya (khususnya siswa yang lemah) walaupun diberi dorongan. Guru melatih siswa mengerjakan soal-soal rutin (menggunakan rumus dan aturan-aturan yang ada dalam materi yang diajarkan). Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan kepada siswa kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan. Dari 2 buah soal yang diberikan kepada 35 orang siswa, hanya 1 orang siswa (2,8%) yang menjawab soal nomor 1 dengan benar dan 7 orang siswa (20%) yang menjawab soal nomor 2 dengan benar dan tidak ada seorang siswa pun (0%) yang mampu menjawab dengan benar kedua soal tersebut sekaligus. Nilai rata-rata siswa adalah 47,9. Oleh karena itu secara keseluruhan diambil kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam pemecahan masalah masih rendah.

Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru matematika

kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan (Ibu Putri Adella) mengatakan : Sering kali dalam proses pembelajaran siswa tidak aktif, jarang di antara mereka yang mau bertanya, ataupun memberi tanggapan jika diberikan soal latihan matematika. Jika diberikan soal cerita terkait pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Nilai yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah dibanding soal objektif. Dari jawaban yang diberikan siswa dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah yang diberikan ke dalam bentuk matematika. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Mereka cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal.

(17)

6

pengetahuannya untuk menyelesaikan persoalan matematika yang menyangkut kehidupan sehari-hari.

Dari hasil observasi yang dilakukan dapat disimpulkan ada beberapa masalah yang dialami siswa kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan dalam mempelajari matematika khususnya materi aritmetika sosial yaitu pemahaman siswa terhadap konsep masih lemah dan kesulitan siswa dalam penggunaan konsep yang sudah dipelajari dalam pemecahan masalah matematika dalam pokok bahasan aritmetika sosial. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan juga dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehri-hari. Untuk mengatasi permasalahan, dapat disarankan dalam menerapkan pembelajaran matematika realistik. Dan agar mudah mengkondisikan siswa, guru diharapkan memberikan penguatan yang baik untuk mamacu keaktifan siswa, juga dapat memberikan penghargaan berupa hadiah. Menurut Fathani (dalam http://www.docstoc.com/docs/6132624/Matematika-Realistik diakses Mei 2013) :

Pembelajaran matematika realistik merupakan matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, dan melalui matematisasi horisontal-vertikal siswa diharapkan dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. Dengan kata lain, pembelajaran matematika realistik berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari (everydaying mathematics), sehingga siswa belajar dengan bermakna (pengertian). Pembelajaran matematika realistik berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga memerlukan paradigma yang berbeda tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari oleh siswa dengan paradigma pembelajaran matematika selama ini.

(18)

7

memecahkan masalah realistik, para siswa akan mempelajari pemecahan masalah dan bernalar, lalu selama proses diskusi para siswa akan belajar berkomunikasi. Selanjutnya, hasil yang didapat selama proses pembelajaran akan lebih bertahan lama karena ide matematikanya ditemukan siswa sendiri dengan bantuan guru. Pada akhirnya, para siswa akan memiliki sikap menghargai matematika karena dengan masalah realistik yang berkait dengan kehidupan nyata sehari-hari proses pembelajaran matematika tidak menjadi kering dan tidak langsung ke bentuk abstrak sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan dalam matematika. Dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik yang pembelajarannya bertitik tolak dari masalah realistik diharapkan siswa akan mampu membangun pemahamannya sendiri dan membuat pembelajaran akan lebih bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam yang akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan keterangan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pendekatan pembelajaran realistik dalam pelajaran matematika

dengan judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik pada Materi Aritmetika Sosial di Kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan T.A 2013/2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Guru masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher centered) yang memosisikan siswa sebagai objek pasif di dalam

belajar.

2. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah matematika.

(19)

8

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik pada materi aritmetika sosial di kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan T.A 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi aritmetika sosial di kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan T.A 2013/2014?

2. Bagaimana ketuntasan belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran matematika realistik pada materi

Aritmatika Sosial kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan T.A 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi aritmetika sosial di kelas VII SMP Perguruan Al-Hidayah Medan 2013/2014.

(20)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu:

1. Bagi guru

Sebagai bahan informasi guru untuk melakukan penerapan pembelajaran matematika realistik sebagai salah satu alternatif pembelajaran suatu materi pokok, khususnya pada materi Aritmetika Sosial.

2. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Perguruan Al-Hidayah Medan.

3. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika pada masa yang akan datang.

1.7 Definisi Operasional

• Pembelajaran matematika realistik adalah salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga tercapai tujuan pembelajaran matematika yang lebih baik dari masa lalu. Dengan menerapkan tiga prinsip serta lima karakteristik dalam proses pembelajaran.

• Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan

(21)

81 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi aritmetika sosial di kelas VII SMP

Perguruan Al-Hidayah Medan. Tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah setelah diterapkannya pembelajaran matematika realistik pada siklus I melalui tes kemampuan pemecahan masalah I adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas adalah 72,17 atau 26 orang siswa (74,2%) dari 35 siswa telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu. Sedangkan pada siklus II melalui tes kemampuan pemecahan masalah II, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas adalah 79,3 dengan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu sebanyak 31 orang siswa (88,6%) dari 35 siswa.

2. Ketuntasan belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran matematika realistik meningkat. Adapun ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 72,17%. Sedangkan jumlah ketuntasan belajar klasikal pada siklus II adalah 88,13%. Jadi, ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 7,94%. Karena pada siklus II nilai siswa yang mencapai DSK lebih dari 85%, maka kemampuan pemecahan masalah siswa melalui pembelajaran realistik secara klasikal tercapai. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 2,38. Tetapi pada siklus II, tingkat kemampuan peneliti mengelola pembelajaran meningkat dan berada

(22)

82

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan pembelajaran matematika realistik sebagai salah satu altenatif.

2. Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan dapat

mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika. 3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

(23)

83

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, Cholik dan Sugijono., (2008), Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII, Erlangga, Jakarta.

Arifin, Zainal., (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT.Remaja Rosdakarya Offset, Bandung

Fathani, Abdul Halim.,(2008), Pembelajaran Matematika Realistik, http://docstoc.com/docs/6132624/matematika-realistik) diakses Mei 2013

Fauzi, M. Amin., (2002), Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Pembagian di SD, Tesis Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya.

FMIPA, (2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Hadi, As’ar Musrimin., (2008) Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari .http://www.strukturaljabar.co.cc/2008 /10/ proposal-matematika-realistik.html diakses Mei 2013

Haji, Saleh., (2005), Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar, http://sps.upi.edu/v4/disertasi/. diakses Mei 2013

Hudojo, Herman., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang.

Jihad, Asep., (2008), Pengembangan Kurikulum Matematika, Multi Pressindo, Yokyakarta.

Muslich, Masnur., (2008), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

Nasar, (2006), Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan “SISKO” 2006, Grasindo, Jakarta.

(24)

84

Poerwadarminta,W.J.S., (1996), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Purwanto, M Ngalim., (2009), Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, PT.Remaja Rosdakarya Offset, Bandung

Rusdi, Andi., (2009), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Realistik Materi Statiska Kelas IX

http://anrusmath.wordpress.com/2009/05/13/pengembangan-2/. diakses Mei 2013

Rochmad., (2008), Tinjauan Filsafat dan Psikolgi Kontruktivisme: Pembelajaran Matematika yang Melibatkan Penggunaan Pola Pikir Induktif-Deduktif, http://Rochmad-Unnes.Blogspot.com. diakses Mei 2013

Sinaga, B., (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3), Disertasi, PPS (Program Pasca Sarjana), UNESA.

Soedjadi, R., (2007), Seri Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Guru dan Orang Tua Murid “Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah”. Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA,

Surabaya.http://p4mriunp.wordpress.com/2013/01/05/karakteristik-pendidikan-matematika-realistik. diakses Mei 2013

Sudijono, Anas., (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

TIM MKPBM, (2001), COMMON TEXT BOOK, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA MIPA UPI, Bandung.

Gambar

Gambar 3.1.  Alur Penelitian Tindakan Kelas                                               40
Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah I

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BNNP DIY) dalam pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bungkil biji jarak pagar yang difermentasi Rhizopus oligosporus dalam ransum terhadap persentase

[r]

Seorang guru yang mempunyai sikap yang baik atau cara mengajar yang baik dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Minat belajar adalah kecenderungan hati dari individu

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor kecerdasan emosional

Proyek akhir ini menghasilkan alat praktikum sistem plc-pneumatik, yang mempunyai prinsip kerja mengebor suatu benda kerja dengan 4 lubang dengan diameter bor 10 mm,

Latar belakang : pemberian imunisasi dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap,Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga sedangkan sikap

Melati Budi Srikandi, D0212069, KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PENDUDUK PENDATANG DENGAN PENDUDUK ASLI: Studi Kasus di Dusun Wanasari Kota Denpasar Provinsi Bali,