• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. DATA PERANCANGAN SIFAT DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "III. DATA PERANCANGAN SIFAT DATA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

III. DATA PERANCANGAN

3.1. Tabel Data Perancangan

RINCIAN DATA

SIFAT DATA MANFAAT DATA

DALAM PERANCANGAN PRIMER

(UTAMA) SEKUNDER (PENDAMPING) A. Data Objek Perancangan

Packaging √ -

Mencari referensi desain packaging dan mengetahui fungsi packaging.

Tas √ - Mengetahui ketentuan

pembuatan tas.

Psikologi anak √ -

Menganalisa apa yang disukai dan desain seperti apa yang cocok untuk anak-anak.

B. Data Teknis Perancangan

Teknik menjahit - √ Mengetahui teknik

menjahit tas.

Teknik cetak

- √ Mengetahui teknik cetak

yang digunakan.

Jenis bahan

- √ Mengetahui jenis bahan

yang cocok untuk tas dan packaging.

Teori warna - √ Mencari warna yang

cocok untuk anak-anak.

Tabel 3.1. Tabel Data Perancangan

3.2. Rincian Data Perancangan 3.2.1. Packaging

Menurut Oxford Dictionary, kemasan (packaging) adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membungkus atau melindungi suatu barang.1 Menurut Wikipedia (ensiklopedia bebas berbahasa Inggris), kemasan adalah ilmu, seni, dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan, atau dijajakan.2

1 http://www.scribd.com/doc/135729657/Teori-Kemasan

2 http://en.wikipedia.org/wiki/Packaging_and_labeling

15

(2)

Fungsi Kemasan

Menurut Mendiola B. Wiryawan selaku Creative Director Mendiola Design Associates, kemasan baru bisa dibilang ideal jika memenuhi kriteria semua fungsi (fungsi proteksi, fungsi pengelompokan, penempatan dan penyimpanan, fungsi keamanan, fungsi informasi, fungsi kemudahan fisik, dan fungsi marketing).

Syarat suatu kemasan atau pembungkus yang layak sebagai tempat atau wadah dari suatu produk adalah desain pembungkus yang menarik, dapat melindungi produk, baik pada waktu masih di gudang, dalam pengangkutan, maupun dalam pengedaran di pasar. Selain itu kemasan harus bersifat praktis, mudah dibawa, mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan, dan dapat menimbulkan harga diri. Ketetapan ukuran juga harus diperhatikan sebab hal ini berhubungan erat dengan harga. Perhatikan pula pengaruh pembungkus terhadap ongkos angkutan. (Buchari Alma, 2005:162)3

Faktor-Faktor Kemasan

Menurut I Wayan Mudra dalam makalahnya yang berjudul Desain Kemasan Produk, kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain:

1. Faktor Pengamanan

Kemasan harus melindungi produk dari berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga, dan lain-lain.

2. Faktor ekonomi

Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.

3 http://dgi-indonesia.com/desain-grafis-pada-kemasan

16

(3)

3. Faktor pendistribusian

Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.

Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.

4. Faktor komunikasi

Sebagai media komunikasi, kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra, merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami, dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat diberdirikan, harus diletakkan pada posisi tidur sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik, makan fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.

5. Faktor ergonomis

Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka, dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi betuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk dan konsumen.

6. Faktor estetika

Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek, logo, ilustrasi, huruf, layout (tata letak), dan maskot.

7. Faktor identitas

Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.

17

(4)

8. Faktor promosi

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi.

Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen- konsumen baru.

9. Faktor lingkungan

Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Tren dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adala kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan- kemasan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang atau dipakai ulang.4

3.2.2. Material Packaging Jenis-Jenis Kemasan

• Kertas, Karton, Karton Bergelombang (Kemasan primer & sekunder, perkembangan relatif stabil)

• Kemasan plastik kaku (Kemasan primer & sekunder, perkembangan relatif stabil)

• Kemasan Fleksibel (Kemasan primer, perkembangannya meningkat pesat.)

• Logam (Kemasan primer & sekunder, perkembangan menurun pesat.)

• Gelas (Kemasan primer, perkembangan relatif stabil)

• Karung (Kemasan primer & sekunder, perkembangan relatif stabil)

Kemasan kaku:

• Blow Moulding

• Injection Moulding

• Thermoforming

4 Desain Kemasan Produk Oleh: I Wayan Mudra, Puslit Seni Kreasi Baru LP2M ISI Denpasar.

18

(5)

Blow Moulding: Diproses dengan extrusi pipa plastik berongga yang ditiup menjadi bentuk botol sesuai dgn cetakannya. Misal : botol air mineral.

Injection Moulding: Diproses dengan extrusi tekanan tinggi dan porsi resin yang tetap secukupnya ke dalam cetakan yang tertutup sesuai bentuk yang dibuat. Misal: cup, gelas plastic.

Thermoforming: Diproses dengan dimulai pembuatan lembaran plastik dahulu, kemudian baru dicetak dengan dipanaskan sesuai bentuk yang diinginkan. Misal: tray, cup dll.

Kemasan fleksibel:

Dari sekian jenis kemasan pada saat ini, jenis kemasan fleksibel yaitu kemasan yang dibuat dari bahan plastik fleksibel menjadi alternatif paling pesat pemakaianya, ini karena beberapa keunggulan:

• Bisa dipadukan dengan AF, kertas atau jenis plastik lain.

• Umumnya dicetak secara Rotogravure / Flexografi

• Sewaktu diisi volume sesuai dengan isian, sewaktu kosong hanya memakan tempat sedikit.

• Dari segi biaya, kemasan jenis fleksibel lebih murah dari jenis kemasan yang lain.

Bahan Kemasan Kertas

Kertas terdiri dari kertas khusus dan kertas industri. Umumnya jenis kertas yang digunakan sebagai bahan kemasan adalah kelompok kertas industri.

Bahan Kemasan Karton

Biasanya dibuat dalam bentuk kotakan lipat / folding karton yang terbuat dari bahan karton duplek dan sejenisnya, ketebalan duplek disesuaikan dengan berat isi produk atau ketebalan sekaligus sebagai daya tarik tersendiri.

19

(6)

Bahan Kemasan Logam / Kaleng Kemasan kaleng terdiri dari:

• Prime Plate: Untuk kemasan produk makanan

• Waste Plate: Digunakan untuk hampir seluruh produk selain makanan karena mudah berkarat.

Bahan Kemasan Alumunium

Lebih tipis dan lebih ringan bila dibandingkan dengan kemasan kaleng, dan biasa digunakan untuk mengemas minuman atau sirup buah.

Bahan Kemasan Plastik

Terbuat dari bahan dasar yang terbuat dari minyak bumi, batu bara atau gas alam dan dibentuk sesuai keperluan yang diinginkan. Biasanya dalam bentuk RIGID, SEMIRIGID atau electroforming dan kemasan monolayer lainnya.

Bahan Kemasan Kaca

Terdiri dari botol bertekanan dan tidak bertekanan. Biasa dipakai utk minuman softdrink, dll.

Bahan Kemasan Laminasi

Merupakan kemasan yang terbuat dari beberapa lapis film plastik yang dibuat dalam bentuk kantong melalui perekat panas. Umumnya kemasan ini menggunakan jenis plastik PE dan PP.5

3.2.3. Tas

Tas adalah wadah tertutup yang dapat dibawa bepergian. Materi untuk membuat tas antara lain adalah kertas, plastik, kulit, kain, dan lain-lain.

Biasanya digunakan untuk membawa pakaian, buku, buku, dan lain-lain.

Tas yang dapat digendong di punggung disebut ransel, sedangkan tas yang besar untuk memuat pakaian disebut koper (dari bahasa Belanda koffer).

Ada pula tas yang hanya berbentuk kotak yang biasa dipergunakan oleh

5 http://perindaghss.wordpress.com/about/

20

(7)

kaum wanita untuk membawa peralatan kecantikannya, biasanya disebut dengan tas kecantikan atau beauty case.

Sekarang tas menjadi salah satu industri yang sangat menggiurkan.

Rata-rata penduduk di dunia ini menghabiskan sebagian uangnya untuk membelanjakan tas. Oleh karena itu, para pengusaha sangat tertarik untuk mengembangkan bisnisnya di industri tas ini.

Jenis-jenis tas berdasarkan pengguna:

1. Tas Wanita 2. Tas Pria 3. Tas Anak-anak

Jenis-jenis tas berdasarkan bentuk dan ukuran:

1. Tas Selempang 2. Tas Ransel 3. Tas Pesta 4. Beauty Case 5. Tas Laptop 6. Tas Hobo 7. Koper

Jenis-jenis tas berdasarkan bahan pembentuk tas:

1. Tas Kertas 2. Tas Plastik 3. Tas Rajut 4. Tas Spunbound 5. Tas Berbahan Alami 6. Tas Daur Ulang6

6 http://id.wikipedia.org/wiki/Tas

21

(8)

3.2.4. Teknik Menjahit

Gambar 3.1. Menjahit dengan Mesin Jahit Sumber: http://www.kursusmenjahitmonalita.com

Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, pepagan, dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang.

Menjahit dapat dilakukan dengan tangan memakai jarum tangan atau dengan mesin jahit. Orang yang bekerja menjahit pakaian disebut penjahit.

Penjahit pakaian pria disebut tailor, sedangkan penjahit pakaian wanita disebut modiste. Pendidikan menjahit dapat diperoleh di kursus menjahit atau sekolah mode.

Produk jahit-menjahit dapat berupa pakaian, tirai, kasur, seprai, taplak, kain pelapis mebel, dan kain pelapis jok. Benda-benda lain yang dijahit misalnya layar, bendera, tenda, sepatu, tas, dan sampul buku.

Di industri garmen, menjahit sebagian besar dilakukan memakai mesin jahit. Di rumah, orang menjahit memakai jarum tangan atau mesin jahit. Pekerjaan ringan yang melibatkan jahit-menjahit di rumah misalnya membetulkan jahitan yang terlepas, menisik pakaian, atau memasang kancing yang trlepas. Sebagai seni kriya, orang menjahit untuk membuat sapu tangan, serbet, bordir, hingga boneka isi dan kerajinan perca.

Pekerjaan menjahit pakaian terdiri dari tahap pembuatan pola, pemotongan bahan, dan menjahit.

22

(9)

Gambar 3.2. Menggunting Pola Sumber: http://darahkubiru.com

Dalam istilah desain busana, pola adalah bagian-bagian pakaian yang dibuat di kertas untuk dijiplak ke atas kain sebelum kain digunting dan dijahit. Pola dasar dibuat berdasarkan model pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan pemakai. Ada dua teknik utama dalam membuat pola dasar. Konstruksi datar yang menggambar pola di atas kertas dengan memakai pengukuran-pengukuran yang akurat, dan konstruksi padat (pola draping) yang membuat pola memakai kain muslin atau belacu di atas boneka jahit. Metode menggambar pola sesuai nama pencipta metode, misalnya Dressmaking dan So-En dari Jepang, atau Danckaerts dan Cuppens Geurs dari Belanda. Majalah wanita juga sering memuat pola siap pakai (pola jadi) berikut instruksi cara menjahitnya.

Setelah pola disematkan ke kain dengan jarum pentul, kain digunting sesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong. Sebelum pola dilepas dari bahan, garis-garis dan tanda-tanda pada pola dijiplak ke atas kain dengan bantuan rader, karbon jahit, dan kapur jahit.

Setelah kain digunting, potongan kain disambung dengan memakai jarum tangan atau mesin jahit. Dalam menjahit dikenal sejumlah teknik jahitan, misalnya tusuk balik (setik balik), tusuk rantai, dan tusuk tangkai.

Selain itu dikenal jahitan kampuh untuk menyambung dua helai kain menjadi satu, dan teknik menjahit kelim. Walaupun jahitan mesin lebih rapi daripada jahitan tangan, tidak semua teknik jahitan dapat dilakukan dengan mesin. Setelah pakaian selesai dijahit, bagian tepi kampuh yang

23

(10)

bertiras dirapikan dengan mesin obras agar benang-benang kain tidak terlepas.7

3.2.5. Bahan Tas

Terdapat beberapa nama-nama bahan tas yang digunakan dalam pembuatan tas, berdasarkan kualitas dari bahan pembuatnya, maka bahan tersebut terbagi dalam beberapa tingkatan kualitas dari tas yang nantinya akan dihasilkan. Yang pertama adalah untuk tas yang mempunyai kualitas yang tinggi. Untuk tas berkualitas tinggi ini, biasanya bahan yang digunakan kebanyakan berasal dari jenis mbtech, murano, ataupun platinum.

Ketiga jenis bahan ini dalam pembuatan sebuah tas, dapat menghasilkan tas yang memiliki kualitas yang tinggi. Bahan dalam pembuatan sebuah tas seperti mbtech, murano, ataupun platinum ini biasanya digunakan dalam pembuatan tas wanita. Karena karakteristik dari bahan ini yang kuat dan awet, maka jenis bahan ini banyak diaplikasikan dalam pembuatan sebuah tas wanita.

Nama-nama bahan tas selanjutnya yang digunakan untuk pembuatan tas yang memiliki kualitas yang sedang. Bahan yang digunakan untuk membuat tas dengan kualitas sedang biasanya terbuat dari jenis virotec, carviero, suede, kanvas, 600D. Dari berbagai macam bahan untuk membuat tas yang memiliki kualitas sedang ini, mungkin ada beberapa jenis bahan yang cukup familiar di telinga kita. Seperti bahan tas dari kain kanvas.

Kain kanvas merupakan jenis kain yang cukup banyak orang yang mengenalnya, tidak hanya untuk media dalam pembuatan sebuah lukisan saja, namun banyak juga tas yang terbuat dari kain kanvas ini. Jenis bahan ini akan cocok apabila digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan dari tas wanita ataupun pembuatan dari tas distro. Berikutnya adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan dari tas yang memiliki kualitas standar. Dalam pembuatan tas berkualitas standar ini bahan yang sering digunakan biasanya adalah Oscar cemara, vinil, dan juga parasit. Bahan-

7 http://id.wikipedia,org/wiki/Menjahit

24

(11)

bahan tersebut biasa digunakan dalam pembuatan tas seperti tas ransel, tas kamera, dan dapat juga dalam pembuatan dari tas distro.8

Dalam perancangan media packaging ini penulis memilih bahan kanvas sebagai bahan utama. Kanvas biasanya digunakan untuk melukis, baik melukis dengan teknik kering ataupun teknik basah. Kedua teknik melukis ini bisa dengan mudah diimplementasikan ke atas bidang kanvas dan hasilnya bisa tahan hingga ratusan tahun, tergantung kualitas kanvas itu sendiri.

Gambar 3.3. Contoh Tas Kanvas Sumber: http://www.grosirtaskanvaspolos.blog.com/

3.2.6. Teknik Cetak

Di era digital ini, media kanvas tidak hanya digunakan untuk melukis saja, tapi kini kita dapat mencetak foto di atas bidang kanvas, dan foto kanvas ini sekarang sedang nge-trend karena harganya yang terbilang lebih murah dibandingkan dengan lukisan kanvas yang bisa berharga puluhan juta. Membuat foto kanvas ada beberapa cara, yaitu dengan teknik printing dan teknik manual.

Teknik Printing sebetulnya adalah teknik mencetak foto di atas bidang kanvas dengan menggunakan printer khusus yang kini banyak tersedia.

8 http://www.pabrik-tas.net/tips/bahan/nama-nama-bahan-tas

25

(12)

Selain dapat mencetak foto di atas kanvas, bahkan ada beberapa printer yang dapat mencetak di atas material lain seperti kayu, keramik, plastik, dll. Namun kelemahan menggunakan printer ini adalah foto kanvas tidak akan bertahan lama dan akan cepat luntur jika tidak dilapisi coating.

Teknik Manual ini melalui beberapa proses mulai dari proses pemisahan pencetakan foto, pemindahan foto ke atas kanvas dan proses vacuum yaitu memanaskan foto kanvas agar dapat menempel dengan kuat.

Teknik pembuatan foto kanvas secara manual memerlukan ketelitian karena jika gagal sekali, maka tidak dapat diulang lagi dan harus mencetak ulang. Selain itu peralatan yang digunakan pun lumayan mahal.9

3.2.7. Warna

Gambar 3.4. Lingkaran Warna Sumber: http://maungampus.blogspot.com/

Teori Warna ini membahas Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori warna ini menyederhanakan warna- warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna Brewster. Lingkaran warna Brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.10

9 http://lemuelcreativeprinting.wordpress.com/tag/cetak-canvas/

10 http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster#Warna_primer

26

(13)

a. Pembagian warna - Warna Primer

Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar.

Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer.

Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna merah, kuning, dan hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah:

1. Merah (seperti darah) 2. Biru (seperti langit atau laut) 3. Kuning (seperti kuning telur)

Ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tersier. Akan tetapi secara teknis, merah – kuning – biru, sebenarnya bukan warna pigmen primer. Tiga warna pigmen primer adalah magenta, kuning, dan cyan. (Oleh karena itu apabila menyebut “merah, kuning, biru”

sebagai warna pigmen primer, maka “merah” adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan “magenta” sedangkan “biru”

adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan “cyan”). Biru dan hijau adalah warna sekunder dalam pigmen, tetapi merupakan warna primer dalam cahaya bersama dengan merah.11

- Warna Sekunder

Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer dalam sebuah ruang warna. Pada prinsipnya teori untuk pigmen seharusnya juga bisa diterapkan untuk warna

11 http://id.wikipedia.org/wiki/Warna_primer

27

(14)

cat juga. Tetapi cat yang mula-mula dipakai, pencampurannya dilakukan jauh sebelum adanya ilmu pengetahuan warna modern, dan karena pigmen yang tersedia pada masa itu juga terbatas.

Khususnya warna pigmen cyan dan magenta alami sulit didapat, oleh karena itu dipakai warna biru dan merah, dengan demikian sampai saat ini secara luas diajarkan bahwa merah, kuning , dan biru adalah warna primer sedangkan jingga/orange, hijau, dan ungu adalah warna sekunder.12

- Warna Tersier

Warna tersier adalah warna yang merupakan hasil pencampuran kedua warna sekunder.13

- Warna Analogus

Warna analogus yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain.14

- Warna Komplementer

Warna komplementer adalah dua warna yang letaknya saling berseberangan (memiliki sudut 180°) dalam lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya kuning dengan ungu, jingga dengan biru.15

Warna dan Emosi Anak

Warna dan anak adalah dua elemen yang tak terpisahkan. Dari bayi, anak sudah mengenal warna. Terbukti, mereka lebih

12 http://id.wikipedia.org/wiki/Warna_sekunder

13 http://id.wikipedia.org/wiki/Warna_tertier

14 http://dinamikadiafragma.blogspot.com/2012/10/tugas-fotografi-definisi-definisi-warna.html

15 http://dinamikadiafragma.blogspot.com/2012/10/tugas-fotografi-definisi-definisi-warna.html

28

(15)

menyukai mainan berwarna primer seperti merah, biru, dan kuning ketimbang yang berwarna pastel.

Beberapa ahli psikologi seperti Hemphill di tahun 1996, Lang di tahun 1993, dan Mahnke di tahun 1996, telah melakukan penelitian mengenai warna dan hubungannya dengan emosi anak.

Hasilnya, mereka mengakui memang ada hubungan antara warna dengan emosi anak, walaupun ada beberapa hal yang masih meragukan.

Keraguan mereka didasarkan pada kultur manusia yang berbeda tentang suatu warna. Di Amerika contohnya, warna merah dinilai membangkitkan semangat atau agresivitas.

Sementara di China, merah itu menyimbolkan perayaan dan keberuntungan, serta menimbulkan efek menenangkan. Namun demikian, terdapat efek universal yang terjadi di seluruh dunia akibat penggunaan warna.

Efek Universal Warna

Merah: dinamis, bersemangat, menstimulasi, aktif, kuat, hangat, agresif. Bila terlalu banyak, warna ini dapat menimbulkan kemarahan, tekanan, ketidaksabaran, intimidasi, dendam, dan suasana ribut.

Kuning: warna yang susah ditangkap mata, ceria, hangat, dan berenergi.

Biru: warna yang paling nyaman untuk mata, menenangkan, aman, menerima, sabar. Terlalu banyak warna biru dapat menyebabkan rasa dingin dan membuat anak jadi pasif. Jika ingin menggunakan warna biru, pilih yang warnanya tidak terlalu pucat sehingga tak terkesan dingin.

29

(16)

30

Hijau: rileks, sepi, natural, menenangkan dan terkesan malu- malu. Terlalu banyak hijau, akan membuat anak menjadi malas, sehingga untuk menetralisir dapat dikombinasikan dengan merah atau oranye.

Oranye: percaya diri, ramah, penuh keceriaan.

Ungu: bisa meningkatkan imajinasi anak dan kreativitas. Tapi terlalu banyak ungu juga bisa membuat mood anak terganggu dan menyebabkan anak terlalu ingin berkuasa.16

Penggunaan Warna pada Alat Permainan

Warna berperan sebagai stimuli (rangsangan), dengan menggunakan warna cerah yang disukai anak dan menarik perhatian seperti merah, kuning dan oranye warna ini merangsang anak untuk beraktifitas dan berimajinasi.

Warna merupakan elemen penting untuk mengevaluasi perkembangan anak, misalnya anak-anak diberi benda-benda dengan bentuk sama tetap berbeda atau sebaliknya bentuk beda tetapi warnanya sama, puzzle, berbagai figur dan sebagainya.

Bila ingin memfokuskan anak pada sesuatu, berilah warna- warna yang menarik perhatian misal merah. Sebaliknya jika ingin mengalihkan perhatian, berilah warna-warna yang tidak menarik perhatian, misalnya coklat, abu-abu.17

16 http://ciricara.com/2011/12/15/warna-dan-emosi-anak/

17 Hawadi, Reni Akbar. 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Grasindo, Jakarta.

Gambar

3.1. Tabel Data Perancangan
Gambar 3.1. Menjahit dengan Mesin Jahit  Sumber: http://www.kursusmenjahitmonalita.com
Gambar 3.2. Menggunting Pola  Sumber: http://darahkubiru.com
Gambar 3.3. Contoh Tas Kanvas  Sumber: http://www.grosirtaskanvaspolos.blog.com/
+2

Referensi

Dokumen terkait

Produk akhir dibuat langsung dari prekusor polimer berat molekul rendah yang dicampur dengan cepat atau.. diinjeksikan kedalam cetakan ketika rekasi polimerisasi

1. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.. berat sekaligus sebagai pelindung isi produk, dengan membentuk pola dan dipilih pemotong menggunakan pisau pond karena lebih efisien dan cepat

Menurut James Craig didalam (http://www.tipsdesain. Ciri dari huruf ini adalah memilki sirip/kaki/ serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf serif memiliki ketebalan

Setelah dirasa peminat aromaterapi produk Narwastu sudah meningkat, Ibu Nidia memiliki inovasi untuk membuat produk perawatan tubuh yang terbuat dari bahan alami dan memiliki aroma

Tinta yang digunakan printer ini tidak seperti tinta biasa yang kita pakai untuk print di kerja tapi tinta yang digunahan menggunakan tinta khusus untuk bahan-bahan yang terbuat

Storyboard  Panduan dalam pengambilan Angle-Angle video Perancangan lagu soundtrack  Untuk disertakan dalam film pendek agar lebih menarik Pemilihan Wardrobe 

warna yang bersifak fisika atau faali, sedangkan warna internal adalah warna sebagai persepsi. Apapun bahan dasar struktur yang digunakan untuk furniture penyimpanan,