1
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI DALAM RANGKA
PENGAWASAN PENYALURAN PKH TAHAP IV PADA MASA PANDEMI COVID-19 DAN BALAI REHABILITASI SOSIAL ANAK
“ALYATAMA”
DI PROVINSI JAMBI
TANGGAL 25 S.D. 27 NOVEMBER 2020
MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2020 - 2021
SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI 2020
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PELAKSANAAN PENGAWASAN 7
BAB III TEMUAN DAN REKOMENDASI 12
BAB IV PENUTUP DAN KLIPING MEDIA 14
3
BAB I A. PENDAHULUAN
Kebutuhan akan tersedianya data kemiskinan yang lengkap dan akurat semakin mendesak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti yang terjadi saat ini. Bantuan sosial dari Pemerintah yang digelontorkan kepada masyarakat terdampak Covid-19 tidak mungkin berhasil tanpa data kemiskinan yang terverifikasi dan tervalidasi.
Data kemiskinan yang terverifikasi dan tervalidasi adalah tulang punggung (backbone) keberhasilan penyaluran bantuan sosial Pemerintah yang semakin dibutuhkan pada masa pandemi Covid-19 ini.
Data kemiskinan yang valid menjadi jawaban atas penyaluran bansos yang tepat sasaran, tepat nilai dan tepat manfaat.
Oleh sebab itulah data kemiskinan yang menjadi rujukan bagi program bantuan sosial Pemerintah harus senantiasa diverifikasi dan divalidasi. Pasalnya masih ditemukan inclusion error atau exclusion error pada data kemiskinan yang digunakan saat ini. Inclusion error adalah kesalahan pendataan dengan memasukkan orang yang tidak memenuhi kriteria miskin ke dalam data kemiskinan, sedangkan exclusion error adalah kesalahan dengan tidak memasukkan orang yang memenuhi kriteria miskin ke dalam data kemiskinan.
Bukti bahwa data kemiskinan yang digunakan saat ini belum sepenuhnya terverifikasi dan tervalidasi dapat diungkap dari berbagai kejanggalan saat bantuan Pemerintah mulai didistribusikan kepada masyarakat terdampak Covid-19 pada awal April 2020 lalu. Berbagai keluhan, pengaduan dan protes atas bantuan sosial yang tidak sampai semakin ramai disuarakan. Bahkan terjadi pula kontak fisik yang merembet pada pembakaran kantor Kepala Desa akibat ketidakpuasan masyarakat atas bantuan sosial yang tidak mereka terima.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin memberikan amanat agar Pemerintah melalui Kementerian Sosial RI melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan secara berkala.
Data kemiskinan yang telah diverifikasi dan divalidasi dijadikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
4
dan merupakan acuan bagi semua kementerian dan lembaga dalam merencanakan dan melaksanakan program bantuan sosial.
Faktanya, proses verifikasi dan validasi data kemiskinan yang dilakukan Kementerian Sosial RI belum berjalan maksimal. Berdasarkan ketentuan Pasal 8 dan Pasal 9 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, verifikasi dan validasi data kemiskinan dilakukan Kementerian Sosial RI bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan menuntut partisipasi aktif masyarakat. Verifikasi dan validasi data kemiskinan dilakukan oleh sumber daya manusia kesejahteraan sosial di desa/kelurahan dan kecamatan. Hasilnya, dilaporkan secara berjenjang ke Bupati/Wali Kota, ke Gubernur dan terakhir ke Menteri Sosial RI.
B. Dasar Kunjungan Kerja
1. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A, Pasal 21, dan Pasal 23 tentang Tugas DPR RI bidang Legislasi, Budget, dan Pengawasan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014, yang telah diubah beberapa kali dan terakhir diubah dengan UU No. 13 Tahun 2019 dan Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR-RI/I/2014 tentang Peraturan Tata Tertib DPR.
4. Keputusan rapat Internal Komisi VIII DPR.
C. Tujuan
1. Menghimpun informasi dan data mengenai peningkatan pelayanan penyaluran PKH tahap IV pada masa pandemi covid-19 di Provinsi Jambi
2. Menghimpun informasi dan data serta kendala dan solusi peningkatan pelayanan penanganan balai rehabilitasi sosial anak al yatama di Provinsi Jambi
3. Merekomendasikan kebijakan kepada Kementerian Sosial RI tentang peningkatan pelayanan penyaluran PKH tahap IV pada masa pandemi covid-19 dan solusi peningkatan pelayanan penanganan balai rehabilitasi sosial anak al yatama di Provinsi Jambi.
5
E. Daftar Nama Tim Kunjungan Kerja NOMOR
N A M A JABAT
AN
FRAKS
I DAPIL UR
UT AN GG 1. A-
146
H.M. R. IHSAN YUNUS,
BA,B,Comm,ME.Con. KETUA PDIP JAMBI 2. A-
154 I KOMANG KOHERI, SE Anggot
a PDIP LAMPUN
G II 3. A-
218 INA AMMANIA Anggot
a PDIP JATIM VII 4. A-
346
Dra. Hj.IDAH SYAHIDAH RUSLI HABIBIE, MH
Anggot
a FPG GORONT
ALO 5. A-9
Dr.H.JEFRY
ROMDONNY,SE,S.Sos.M.Si, MM.
Anggot a
GERIN
DRA JABAR IX 6. A-
124
H. IWAN KURNIAWAN, S.H., M.Si.
Anggot a
GERIN
DRA KALTENG 7. A-
354
Hj. LISDA HENDRAJONI, S.E., MMTr.
Anggot a
NASDE
M SUMBAR I 8. A-
434
Hj. NUR AZIZAH TAMHID, B.A., M.A.
Anggot
a PKS JABAR VI 9. A-
483 H. MHD. ASLI CHAIDIR, S.H. Anggot
a PAN SUMBAR I
10. -
AGUS WIDIJATMOKO, SH Sekretariat Komisi VIII DPR RI 11. -
DICKY RACHMADI, S.A.P Sekretariat Komisi VIII DPR RI 12. -
RENO BULAN Sekretariat Komisi VIII DPR RI 13. -
AHMAD ARI MASYHURI, M.Ag Tenaga Ahli 14. -
FARKHAN FAJAR ILHAMI TV Parlemen
6
BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
DI PROVINSI JAMBI
A. Pengawasan Penyaluran PKH Masa Pandemi Covid-19
Kondisi penyaluran bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) di masa pandemi Covid-19 berbeda dengan penyaluran di situasi normal. PKH merupakan bansos bersyarat yang mana penerimanya harus memenuhi kondisi tertentu. Misalnya di dalam suatu keluarga harus memiliki anak yang mengakses fasilitas pendidikan, atau apabila terdapat ibu hamil harus mengakses fasilitas kesehatan.
Di situasi normal, ini sangat bagus bantuannya karena ini tidak hanya memberikan makanan ke penerima manfaat, sehingga mereka bisa mendorong meningkatkan kesehatan maupun pendidikannya bansos PKH bisa memberikan kesempatan bagi anak untuk mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. Pada akhirnya, diharapkan program ini bisa menjadi memutus mata rantai kemiskinan di dalam negeri.
7
Namun demikian, situasinya sangat berbeda di tengah pandemi covid-19 ini. Pasalnya, pada situasi sekarang ini yang sangat diperlukan oleh penerima manfaat adalah ketepatan waktu penyaluran, ketepatan nilai bantuan, dan ketepatan sasaran.
Ketiga hal ini sangat penting untuk dipenuhi supaya rumah tangga yang terdampak itu dapat dIbantu.
Sedangkan mengimplementasikan PKH perlu perluas di situasi Covid-19 Itu pasti akan mengalami kendala yang besar, beberapa kendala yang mungkin akan dialami adalah dari segi biaya yang akan meningkat. Ini karena, pemerintah perlu benar- benar memastikan bahwa penerima manfaat bisa benar-benar memenuhi kondisionalitasnya seperti memenuhi fasilitas kesehatan atau pendidikan.
Hal ini akan menambah biaya dan berpotensi akan memperlambat penyaluran. Untuk itu, di dalam situasi sekarang ini di dalam kebijakan PKH, memperbesar nilai manfaat atau benefit yang diberikan kepada penerima manfaat, tetapi tidak memperlebar cakupan penerimanya. Misalnya kalau menambah sasaran penerimanya dari 10 juta ke 15 juta orang itu akan menjadi sebuah kendala dan tantangan yang besar. Jadi, yang harus lakukan adalah menambah manfaat ke rumah tangga, jika semula misalnya dia menerima hanya Rp 2,6 juta itu, lalu kemudian ditingkatkan nilai manfaatnya supaya warga terdampak ini bisa bertahan.
Demi mengantisipasi tambahan kemiskinan, maka pemerintah harus memperbesar bansos dari sisi cash transfer atau kartu sembako. karena bansos ini bisa langsung diakses secara cepat dan bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat. segera memperbaiki dari segi ketepatan waktu, ketepatan sasaran, dan juga ketepatan nilai manfaat bansos. Sehingga dampak dari
8
Covid-19, bisa membantu rumah tangga yang miskin dan rentan dari kemiskinan akut.
Pada tahun ini pemerintah telah menaikkan anggaran PKH
menjadi Rp 37,4 triliun dari sebelumnya Rp 29,13 triliun.
Skemanya pun diubah, dari yang sebelumnya per 3 bulan, menjadi satu bulan sekali mulai April 2020. Tak hanya itu, pemerintah juga memperluas sedikit target penerima PKH, dari yang sebelumnya 9,2 juta KPM menjadi 10 juta KPM. Perluasan ini perlu dan penting dilakukan dalam rangka penanganan dampak wabah virus Corona kepada masyarakat. Berikut ini laporan kondisi penyaluran tahap IV PKH di propinsi Jambi pada oktober 2020.
B. Kunjungan Pengawasan Balai Rehabilitasi Sosial Anak
“Alyatama” Jambi
9
Balai Rehabilitasi Sosial Anak (BRSA) adalah unit pelayanan perlindungan lanjut dari temporary shelter yang berfungsi memberikan perlindungan, pemulihan, rehabilitasi, advokasi dan reunifikasi bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus agar anak dapat tumbuh kembang secara wajar. Sedang temporary shelter sendiri merupakan unit pelayanan perlindungan pertama yang bersifat reponsif dan segera bagi anak-anak yang mengalami tindak kekerasan dan perlakuan salah atau yang membutuhkan perlindungan khusus.
Keberadaan BRSA menjadi alternatif pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi anak yang mengalami permasalahan kesejahteraan sosial, yang selama ini hanya melalui panti asuhan. BRSA merupakan model pelayanan sosial berbasis panti. Panti merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan sosial pengganti untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak anak.
Model pelayanan sosial berbasis panti merupakan alternatif terakhir dari pelayanan sosial bagi anak terlantar, yang memang tidak bisa diasuh oleh keluarga inti disebabkan beberapa alasan diantaranya keluarga inti atau kerabat tidak memberikan pengasuhan sekalipun.
Anak yang tidak memiliki keluarga. Anak yang menjadi korban kekerasan, demi perlindungan dan kesejahteraan mereka, maka anak diasuh oleh panti. Model pelayanan sosial di panti berfungsi memberikan perlindungan sosial kepada anak dari perlakuan kejam, berikut ini info grafis balai rehabilitasi sosial anak “alyatama” di Jambi.
Kondisi pelayanan rehabilitasi sosial anak al yatama di propinsi Jambi cukup bagus dan bersih serta layak anak, sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan, mengingat permasalahan anak sangat beragam, tidak adanya petugas bidang spesifik semisal psikolog dan dokter anak yang stanby di balai rehabiltasi sosial anak al yatama, menyebabkan anak tidak tertangani secara komperhensif, untuk itu
10
penambahan tenaga dibidang perlindungan anak khusus menjadi prioritas dalam pelayanan sosial anak.
Berikut ini infografis pelayanan balai rehabilitasi sosial anal al yatama propinsi Jambi:
11 BAB III
TEMUAN DAN REKOMENDASI
No Temuan Rekomendasi Penanggungjawab 1 Adanya KPM yang
belum menerima buku tabungan dan KKS sebanyak 704 KPS selama masa pandemi covid 19
Dinas sosial Propinsi Jambi harus aktif jemput bola dalam memberikan bantuan dan pelayanan tidak tersalurkan buku tabungan KPM.
Dinas Sosial Propinsi Jambi dan Pemerintah Daerah
2 Adanya KPM yang belum melakukan pencairan sebanyak 1,080 KPM dari total 102.103 KPM yang mendapatkan bansos PKH Tahap IV tahun 2020
Dinas sosial Propinsi Jambi pro aktif dalam memberikan bantuan informasi dan pelayanan kepada penerima buku tabungan KPM.
Dinas Sosial Propinsi Jambi dan Pemerintah Daerah dengan supervisi dari Ditjen Dirjen Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial RI.
3 Adanya
pemberdayaan bagi KPM PKH melalui program kelompok unit usaha bersama (KUBE) sebanyak 38
Ewarung dan
pemberdayaan
secara mandiri kepada KPM PKH dalam melakukan usaha peningkatn ekonomi.
Mendorong peningkatan pemberdayaan KPPM PKH secara mandiri sehingga terjadi graduasi yang makin meningkat,
Dinas Sosial Propinsi Jambi dan Pemerintah Daerah dengan supervisi dari Ditjen Dirjen Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial RI.
4 Jumlah penerima PKM PKH patah 4 tahun 2020 di propinsi Jambi sebanyak 102.303 KPM selama masa pamdemi Covid-19.
Dinas sosial Propinsi Jambi agar aktif
melaporkan jumlah KPM PKH secara periodik secara akurat data penerima KPM PKH.
Dinas Sosial Propinsi Jambi dan Pemerintah Daerah dengan supervisi dari Ditjen Dirjen Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial RI.
5 Adanya kendala teknis dan non teknis dalam
meningkatkan koordinasi dan konsolidasi dalam bentuk online daring
Dinas Sosial Propinsi Jambi dan Pemerintah Daerah dengan
12 mengumpulkan dan
mendata KPM
selama masa
pandemi covid-19 dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi KPM PKH tahun 2020 di propinsi Jambi.
pelaksanaan verivavali data KPM PKH, sehingga membantuk terlakananya data yang valid
supervisi dari Ditjen Dirjen Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial RI.
Adanya kemajuan kemandirian ekonomi
KPM melalui
perbankan HIMBARA
dengan Karu
Keluarga Sejahtera dalam mendorong unit kelompok usaha mandiri
Mendorong peningkatan ekonomi KPM dengan faslitas perbankan yang produktif dalam menciptakan kelompok usaha mandiri
Dinas Sosial Propinsi Jambi dan Pemerintah Daerah dengan supervisi dari Ditjen Dirjen Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial RI.
6 Belum tercapainya target 10% garduasi yakni hanya 8,69%
atau sebanyak 8.773 KPM,
Dinas sosial Kab/Kota dan Propinsi Jambi agar aktif mendorong percepatan graduasi KPM PKH dengan program produktif dan kreatif bagi seluruh KPM PKH secara periodik secara terukur dan sistematis.
Dinas Sosial Propinsi Jambi dan Pemerintah Daerah dengan supervisi dari Ditjen Dirjen Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial RI.
7 Belum adanya psikolog dan dokter anak yang stanby di balai rehabilitasi sosial anak al yatama
Agar dikaji untuk disiapkan tenaga psikolog dan dokter
khusus anak
berkebutuhan khusus di balai rehabilitasi sosil anak al yatama propinsi jambi
Menteri Sosial Kementerian sosial RI
13
BAB IV
PENUTUP DAN KLIPING MEDIA
Demikian laporan ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanakan kunjungan kerja spesifik Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Jambi, termasuk temuan-temuannya. Rekomendasi yang dirumuskan oleh Komisi VIII DPR RI berdasarkan temuan-temuan tersebut harus ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait di lingkungan Kementerian Sosial RI agar pengelolaan program jaminan sosial keluarga dan balai rehabilitasi sosial anak bidang kesejahteraan sosial daapt terpenuhi secara efektif dan menyeluruh.
KLIPING MEDIA PEMBERITAAN
14
15
Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Kota Jambi.
Kunjungan kerja ini melibatkan 13 delegasi dari anggota Komisi VIII DPRI, Rabu, 25 November 2020. Delegasi ini langsung dipimpin oleh Bapak Ihsan Yunus, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI