• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Mulai tahun 2012, PSAK 27 yang merupakan pedoman bagi koperasi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dinyatakan telah dicabut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDAHULUAN Mulai tahun 2012, PSAK 27 yang merupakan pedoman bagi koperasi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dinyatakan telah dicabut"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Mulai tahun 2012, PSAK 27 yang merupakan pedoman bagi koperasi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dinyatakan telah dicabut dan tidak berlaku lagi. Dengan pencabutan PSAK 27 tersebut, sebagai gantinya Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa standar pelaporan keuangan koperasi harus mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (Yulinartati 2013). Koperasi tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik karena koperasi tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal, hal ini juga didukung oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012.

Sebelumnya berdasarkan PSAK 27 disebutkan bahwa laporan keuangan koperasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. Namun dalam SAK ETAP yang merupakan pedoman baru bagi koperasi, tidak menyebutkan adanya keharusan bagi koperasi untuk menyusun dan menyajikan laporan promosi ekonomi anggota (Minarni dan Sisdiyantoro 2014). Sebagai gantinya, koperasi menyusun dan menyajikan laporan perubahan ekuitas sehingga laporan keuangan koperasi yang sudah disesuaikan SAK ETAP meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

Pencabutan PSAK 27 tersebut didukung oleh disahkannya Surat Edaran dari Deputi Kelembagaan Koperasi dan UKM nomor 200/SE/Dept.1/XII/2012 dan didukung pula oleh diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012. Dalam Surat Edaran dari Deputi Kelembagaan tersebut dinyatakan bahwa sehubungan dengan pemberlakuan IFRS, maka entitas koperasi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya mengacu pada SAK ETAP yang diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan, selain itu SAK ETAP ini pengaturannya lebih sederhana dan mengatur transaksi umum yang tidak kompleks (Minarni dan Sisdiyantoro 2014). Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 yang diterbitkan pada 25 Juli

(2)

2

2012 oleh Kementerian Koperasi dan UKM selaku institusi pembina, berisi tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi yang didalamnya disebutkan bahwa pedoman ini merupakan acuan yang harus dipatuhi oleh koperasi dan aparat dalam melakukan pembinaan dalam menyusun laporan keuangan.

Pemerintah telah mendorong koperasi untuk lebih luwes dalam mengikuti standar yang diberlakukan secara internasional saat ini, yaitu SAK ETAP, karena melihat manfaat yang akan diterima dari penerapan SAK ETAP bagi perkembangan koperasi di Indonesia (Sugianto 2012). Bentuk aksi yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pemberlakuan SAK ETAP adalah dengan diadakannya sosialisasi SAK ETAP pada koperasi melalui pelaksanaan diklat, pertemuan, rapat kerja dan seminar (Sarwani 2012). SAK ETAP dimaksudkan sebagai pemicu peningkatan kinerja koperasi di seluruh Indonesia yang dimulai pada periode 2012 dan seterusnya (Sarwani 2012). Dengan diterapkannya SAK ETAP pada koperasi akan meningkatkan akuntabilitas koperasi karena laporan keuangan koperasi akan menjadi lebih lengkap, transparan dan informatif sehingga dapat membantu menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan koperasi.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan Kepala Bidang Koperasi Kota Salatiga mengenai penerapan SAK ETAP pada koperasi, diperoleh informasi bahwa banyak koperasi di Salatiga yang belum memenuhi kelima laporan keuangan sesuai SAK ETAP. Hal ini salah satunya disebabkan oleh masih kurangnya penegakan penerapan SAK ETAP pada koperasi di Salatiga karena belum adanya tindak lanjut dari dikeluarkannya peraturan-peraturan yang ada seperti sanksi maupun penghargaan yang diberikan pada koperasi. Sebagian besar koperasi di Salatiga hanya memiliki dua laporan, yaitu laporan neraca dan laporan perhitungan hasil usaha. Menurut SAK ETAP terdapat lima laporan keuangan yang seharusnya disajikan, umumnya laporan keuangan yang tidak disajikan oleh koperasi di Salatiga adalah laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

(3)

3

Apabila laporan perubahan ekuitas tidak disajikan, maka koperasi akan kehilangan informasi mengenai perkembangan ekuitas koperasi, karena dalam laporan perubahan ekuitas akan terlihat seberapa besar jumlah kenaikan Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Cadangan koperasi pada suatu periode.

Apabila laporan arus kas tidak disajikan, maka koperasi tidak dapat memiliki informasi mengenai perubahan kas dan setara kas koperasi selama suatu periode.

Laporan keuangan koperasi akan lebih transparan dengan adanya laporan arus kas melihat pada laporan ini akan terlihat perincian pemasukan (sumber) dan pengeluaran (penggunaan) koperasi yang akan menunjukkan aktivitas koperasi sehingga dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban pengurus koperasi kepada pengguna laporan keuangan koperasi.

Catatan atas laporan keuangan juga merupakan laporan yang dibutuhkan oleh koperasi sebagai penjelasan dari angka-angka yang tertera pada keempat laporan keuangan yang ada, sehingga pengguna laporan keuangan koperasi akan lebih mudah dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Selain beberapa manfaat di atas, berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Koperasi Kota Salatiga, laporan keuangan koperasi yang disajikan lengkap sesuai SAK ETAP akan membantu Dinas Koperasi Kota Salatiga untuk lebih mudah dalam mengawasi aktivitas yang dilakukan oleh koperasi agar sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Laporan keuangan koperasi merupakan salah satu aspek yang digunakan oleh Dinas Koperasi Kota Salatiga untuk menilai bagaimana perkembangan koperasi sehingga hasil penilaian tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana pengembangan/ pembangunan koperasi lebih lanjut. Melihat manfaat laporan keuangan koperasi berdasarkan SAK ETAP bagi pengguna laporan keuangan, dapat disimpulkan bahwa SAK ETAP dapat memberikan manfaat yang baik bagi perkembangan koperasi ke depannya sesuai dengan harapan pemerintah yang tertuang dalam Pedoman Umum Akuntansi Koperasi. Selain itu, dengan

(4)

4

diterapkannya SAK ETAP akan meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan koperasi termasuk anggota koperasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan SAK ETAP pada koperasi di Kota Salatiga khususnya pada Primer Koperasi Kartika C.03 (PKK). Menurut kriteria Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop) Kota Salatiga, PKK masuk sebagai salah satu koperasi besar di Salatiga dengan kriteria jumlah Aset lebih dari 5 milyar. PKK juga merupakan koperasi yang sudah lama berdiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PKK merupakan koperasi yang sudah berpengalaman. Sebagai salah satu koperasi besar dan berpengalaman, tentu saja kebutuhan akan informasi khususnya mengenai pertanggungjawaban akan semakin meningkat sehingga dibutuhkan adanya laporan keuangan yang lebih lengkap. Selain itu, melihat dari jumlah Aset serta jumlah Simpanan Pokok dan Wajib yang terbilang besar, maka diperlukan adanya pengelolaan koperasi yang lebih baik, salah satunya dengan menerapkan SAK ETAP. Dengan diterapkannya SAK ETAP pada laporan keuangan koperasi akan membantu pengurus koperasi untuk menyajikan informasi yang lebih lengkap dan transparan. Oleh sebab itu penelitian tentang penerapan SAK ETAP layak untuk dilakukan di PKK Salatiga.

Persoalan penelitian yang dibahas meliputi (1) bagaimana kesesuaian penyusunan laporan keuangan PKK dengan SAK ETAP dengan melihat dari jenis laporan, format pelaporan serta metode-metode pengakuan, pengukuran dan penyajian yang disajikan, (2) apa saja kendala-kendala yang dihadapi PKK dalam menerapkan SAK ETAP dan (3) bagaimana laporan keuangan PKK yang sesuai dengan SAK ETAP. Tujuan penelitian ini adalah menyusunkan laporan keuangan PKK yang sesuai dengan SAK ETAP serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi PKK dalam menerapkan SAK ETAP. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi PKK pada khususnya dan koperasi di Kota Salatiga pada umumnya dalam menerapkan SAK ETAP sehingga dapat

(5)

5

membantu dalam memajukan koperasi di Kota Salatiga. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu Pemerintah Kota Salatiga dalam mengetahui kendala yang dihadapi koperasi dalam penerapan SAK ETAP. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Salatiga dalam menindaklanjuti hal-hal yang menjadi kendala pelaporan keuangan koperasi berdasarkan SAK ETAP sehingga dapat mendorong perkembangan koperasi.

TELAAH PUSTAKA

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Pada tanggal 8 April 2011 Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan 8 (PPSAK 8) atas pencabutan PSAK 27 mengenai Akuntansi Koperasi. Dengan adanya pernyataan pencabutan tersebut, diberlakuakan SAK ETAP pada koperasi sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangannya mengingat sejauh ini koperasi masih tergolong sebagai entitas tanpa akuntabilitas publik (Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012). SAK ETAP adalah standar yang dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas dengan kriteria sebagai berikut.

a) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

b) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit.

Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika memenuhi kriteria sebagai berikut.

(6)

6

a) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal, atau

b) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP tersebut (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik).

Laporan Keuangan Koperasi

Pada Bab III bagian A Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012, disebutkan bahwa laporan keuangan adalah bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi selama satu periode akuntansi, yang dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil kerja pengelolaan koperasi.

Disebutkan pula bahwa tujuan dari adanya laporan keuangan koperasi adalah untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan informasi yang bermanfaat bagi pengelola koperasi, anggota koperasi dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan. Dalam menyusun laporan keuangan koperasi, pengurus koperasi harus berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi yang di dalamnya disebutkan bahwa komponen laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan Keuangan Koperasi Berdasarkan SAK ETAP

Dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 telah disebutkan laporan keuangan koperasi yang telah dilengkapi sesuai SAK ETAP meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus

(7)

7

kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Dalam SAK ETAP disebutkan bahwa neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu (akhir periode pelaporan). Disebutkan pula bahwa entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan.

Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya. Telah disebutkan dalam SAK ETAP, mengenai pos-pos minimal pada neraca, yaitu kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi serta ekuitas (Contoh neraca ada pada lampiran 1). Laporan laba rugi atau yang pada koperasi dikenal sebagai laporan perhitungan hasil usaha menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Penyajian akhir dari perhitungan hasil usaha disebut SHU (Sisa Hasil Usaha). SHU bukan semata-mata mengukur besaran laba tetapi juga menggambarkan manfaat lain bagi anggota. Dalam SAK ETAP telah disebutkan pos- pos minimal yaitu Pendapatan, Beban Keuangan, bagian Laba atau Rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas, Beban Pajak serta Laba atau Rugi neto (Contoh perhitungan hasil usaha ada pada lampiran 2). Laporan arus kas menyajikan informasi tentang perubahan historis atas kas dan setara kas entitas yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan (Contoh laporan arus kas ada pada lampiran 3). Laporan perubahan ekuitas bertujuan menyajikan laba/rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut (Contoh laporan perubahan ekuitas ada pada lampiran 4). Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan

(8)

8

penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP, pengakuan pos-pos laporan keuangan meliputi pengakuan aset, kewajiban, penghasilan, beban, laba/rugi.

Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika memenuhi kriteria sebagai berikut.

1. Diperkirakan akan dapat direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas.

2. Dimiliki untuk diperdagangkan (diperjualbelikan).

3. Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

4. Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajibannya setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

Aset diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar jika aset tersebut terdiri dari beberapa macam aset, masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dimiliki serta digunakan dalam kegiatan operasional dengan kompensasi penggunaan berupa biaya depresiasi (penyusutan).

Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika memenuhi kriteria sebagai berikut.

(9)

9

1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas.

2. Dimiliki untuk diperdagangkan.

3. Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

Dalam SAK ETAP, disebutkan bahwa pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.

Dasar pengukuran yang umum dalam SAK ETAP adalah biaya historis dan nilai wajar. Biaya historis adalah biaya yang didasarkan pada biaya perolehan. Pengukuran biaya historis pada aset mengacu pada jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Pengukuran biaya historis pada kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Dalam SAK ETAP, entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas dengan menggunakan dasar

(10)

10

akrual. Untuk dasar akrual, pos-pos dalam laporan keuangan diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) saat memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.

METODA PENELITIAN Objek Penelitian

Objek yang dipilih dalam penelitian adalah PKK Salatiga. Berdasarkan data dari Disperindagkop Kota Salatiga, PKK merupakan salah satu koperasi yang masuk dalam kategori koperasi besar di Kota Salatiga dengan kriteria jumlah Aset di atas 5 Milyar. Selain itu, PKK sudah berdiri lama sehingga dapat dikatakan bahwa PKK merupakan koperasi yang sudah berpengalaman.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari pengurus koperasi yang bertugas dalam penyusunan laporan keuangan PKK, yang berupa hasil wawancara mengenai penjelasan pengakuan, pengukuran dan penyajian pos-pos dalam laporan keuangan PKK serta mengenai kendala yang dihadapi oleh PKK dalam menerapkan SAK ETAP. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu berupa laporan keuangan PKK pada tahun 2014 dan 2015.

Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi lapangan. Metode studi lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan pengurus koperasi yang bertugas dalam penyusunan laporan keuangan PKK untuk memperoleh informasi dan penjelasan mengenai pos-pos yang ada dalam laporan keuangan PKK dan kendala-kendala yang dihadapi oleh koperasi dalam

(11)

11

menerapkan SAK ETAP. Metode dokumentasi adalah metode untuk memperoleh data berupa laporan keuangan dari PKK.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell 1998).

Proses analisis yang dilakukan dalam penulisan ini yang pertama adalah menyajikan gambaran praktik penyusunan laporan keuangan oleh PKK, kedua menganalisis jenis laporan, format pelaporan, metode pengakuan, pengukuran dan penyajian laporan keuangan PKK, ketiga membandingkan hasil analisis jenis laporan, format pelaporan, metode pengakuan, pengukuran dan penyajian laporan keuangan PKK dengan SAK ETAP, keempat mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi oleh PKK dalam menerapkan SAK ETAP dan kelima menyusunkan laporan keuangan PKK sesuai SAK ETAP.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus PKK, diperoleh informasi bahwa PKK merupakan koperasi yang dimiliki dan dikelola oleh Kodim 0714 Salatiga. Koperasi yang didirikan pada tanggal 18 Oktober 1969 ini terletak di Jalan Diponegoro No 35 Salatiga. Pada tanggal 9 Februari 1970, PKK disahkan dengan badan hukum nomor 7499/BH/VI/Th. 09-02-1970. PKK merupakan anggota koperasi dari Pusat Koperasi (Puskop) Kartika yang dikelola oleh Kodam. Tujuan dari didirikannya PKK adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang terdiri dari anggota militer dan PNS Kodim 0714 Salatiga. Saat ini jumlah keseluruhan anggota sebanyak 563 orang, yang terdiri dari 508 anggota militer Kodim dan 55 anggota PNS Kodim. PKK memiliki beberapa usaha dalam koperasinya, yaitu unit

(12)

12

toko yang menjual barang kelontong, unit usaha simpan pinjam dan unit usaha lain yang merupakan kerjasama dengan pihak lain seperti tempat potong rambut, fotocopy, travel dan penitipan motor. Sebagai pertanggungjawaban pengurus koperasi kepada anggotanya, secara rutin setiap akhir tahun PKK mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Berdasarkan kriteria dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop) Kota Salatiga, PKK merupakan salah satu koperasi yang masuk dalam koperasi besar di Salatiga dengan kriteria jumlah Aset diatas 5 milyar, yaitu Aset pada tahun 2015 sebesar 9.496.703.312 dan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada tahun 2015 sebesar 1.134.626.586.

Praktik Penyusunan Laporan Keuangan oleh Primer Koperasi Kartika C.03 Salatiga (PKK)

Bagi PKK yang memiliki jumlah Aset dan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang relatif besar, laporan keuangan memiliki peran vital dalam pengelolaannya. Selain digunakan untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan koperasi oleh pengurus kepada seluruh anggota koperasi selama suatu periode, laporan keuangan juga digunakan untuk mengetahui kinerja dan posisi keuangan koperasi. Dalam laporan pertanggungjawaban yang berupa laporan keuangan, PKK menyajikan tiga jenis laporan yaitu laporan perhitungan hasil usaha, laporan neraca dan laporan penjelasan atas neraca akhir. Selain itu, untuk menambahkan informasi atas pos-pos yang dilaporkan, PKK menyajikan daftar piutang simpan pinjam, daftar piutang barang, daftar barang inventaris, daftar persediaan barang, daftar hutang barang, perincian penggunaan dana sosial, perincian penggunaan dana pendidikan, daftar simpanan anggota, daftar rencana pembagian jasa anggota dari SHU tahun 2015 serta informasi mengenai jumlah anggota saat ini maupun anggota yang pindah atau pensiun.

Laporan Perhitungan Hasil Usaha

Setiap akhir tahun, PKK sudah membuat laporan perhitungan hasil usaha.

Laporan perhitungan hasil usaha disajikan pada Tabel 1.

(13)

13 Tabel 1

Laporan Perhitungan Hasil Usaha oleh PKK Salatiga

Sumber : PKK Salatiga

PERHITUNGAN HASIL USAHA

PER 31 DESEMBER 2015

I. PENDAPATAN

1. Unit Toko

Penjualan barang tunai Rp 163,314,100 Penjualan barang kredit Rp 1,066,227,975

Jumlah Penjualan Rp 1,229,542,075

HPP

Persediaan awal Rp 35,994,246 Pembelian Rp 1,120,952,676

Jumlah Rp 1,156,946,922

Persediaan akhir Rp 36,977,594

Harga pokok penjualan Rp 1,119,969,328

Laba kotor unit toko Rp 109,572,747

2. Unit usaha simpan pinjam Rp 1,359,584,500

3. Unit usaha lain Rp 28,600,000

4. SHU Puskop Kartika Rp 2,623,700

5. Bunga Bank Rp 1,473,388

Total pendapatan Rp 1,501,854,335

II. BIAYA – BIAYA

1. Biaya ATK Rp 2,770,950

2. Biaya toko Rp 1,571,000

3. Biaya pajak Rp 14,123,000

4. Transpot dinas Rp 1,550,000

5. Biaya RAT Rp 2,452,800

6. Biaya THR Rp 283,500,000

7. Insentif pengurus Rp 9,250,000 8. HUT Koperasi Rp 400,000 9. Penyisihan Dana RAT Rp 50,000,000 10. Biaya penyusutan Rp 1,609,999

Total biaya Rp 367,227,749

SHU per 31 Desember 2015 Rp 1,134,626,586

(14)

14

Laporan perhitungan hasil usaha merupakan istilah yang digunakan oleh koperasi dalam menyajikan laporan laba rugi, mengingat laba pada koperasi yang sering disebut dengan Sisa Hasil Usaha. Berdasarkan wawancara dengan pengurus koperasi yang bertugas dalam penyusunan laporan keuangan (bendahara dan sekretaris), diperoleh informasi mengenai transaksi-transaksi yang dilaporkan dalam tiap pos laporan perhitungan hasil usaha tersebut. Pada bagian atas, terdapat pos Pendapatan. Pendapatan yang disajikan oleh PKK meliputi pendapatan yang berasal dari unit toko, unit usaha simpan pinjam, unit usaha lain, SHU Puskop Kartika serta berasal dari bunga bank. Pendapatan Unit Toko berasal dari penjualan barang kepada anggota koperasi kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan. Selanjutnya Pendapatan Unit Usaha Simpan Pinjam merupakan pendapatan yang berasal dari bunga simpan pinjam pada anggota koperasi. Pendapatan Unit Usaha Lain merupakan unit kerjasama dengan pihak lain seperti tempat potong rambut, fotocopy, travel dan penitipan motor. Selanjutnya pendapatan yang berasal dari SHU Puskop Kartika merupakan pendapatan yang diperoleh karena PKK adalah bagian dari anggota Puskop Kartika, sehingga setiap tahun akan memperoleh bagian SHU Puskop Kartika.

Pada bagian bawah dari pos Pendapatan terdapat pos Biaya-biaya. Biaya- biaya tersebut meliputi Biaya ATK, Biaya toko, Biaya pajak, Transport dinas, Biaya RAT, Biaya THR, Insentif pengurus, HUT Koperasi, Penyisihan Dana RAT serta Biaya penyusutan.

Laporan Neraca

Setiap akhir tahun, PKK sudah membuat laporan neraca. Laporan neraca PKK disajikan pada Tabel 2.

(15)

15 Sumber : PKK Salatiga

Tabel 2

Format Laporan Neraca oleh PKK Salatiga Laporan Neraca oleh PKK Salatiga

NERACA PERBANDINGAN PER 31 DESEMBER 2015

NO URAIAN DES. 2015 DES. 2014 NO URAIAN DES. 2015 DES. 2014

AKTIVA PASIVA

1 Kas 5,376,630 1,378,316 12 Hutang Barang 27,968,000 13,356,200 2 Bank 3,000,000 103,000,000 13 Dana Pengurus 2,397,659 1,445,039 3 Piutang Uang 8,778,730,200 7,830,282,200 14 Dana Karyawan 1,746,073 1,445,039 4 Piutang Barang 645,022,700 522,023,075 15 Dana Pendidikan 117,199,119 97,634,730 5 Stock Barang 36,977,594 35,994,246 16 Dana Sosial 69,472,790 67,151,756 Jumlah 9,469,107,124 8,492,677,837 17 Dana Perkoperasian 140,516,515 105,531,782

18 Dana RAT 50,000,000 46,000,000

PENYERTAAN 19 Dana resiko 25,611,256 70,223,036

6 Simpanan Pokok 1,000,000 1,000,000 Jumlah 434,911,412 402,787,582

7 Simpanan Wajib 18,415,975 15,005,475 HUTANG JANGKA PANJANG

8 Simpanan Khusus 2,428,447 2,428,447 20 Dana Kasad 6,305,000 6,305,000 9 Simp. Pokok Usipa 271,740 271,740 21 Dana Inkop Kartika 650,000 650,000 Jumlah 22,116,162 18,705,662 22 Dana Puskop Kartika 900,000 900,000

23 Dana Koperasi 219,590 219,590

HARTA TETAP 24 Dana Satminkal 1,409,615 1,409,615

10 Inv. Altor & gedung 33,804,190 33,804,190 Jumlah 9,484,205 9,484,205

MODAL SENDIRI

11 Akm Penys altor 25 Simpanan pokok 57,000,000 56,600,000

dan Gedung 28,324,164 26,714,165 26 Simpanan wajib 11,781,450 11,212,250 Jumlah 5,480,026 7,090,025 27 Simpanan khusus “A” 5,852,281,540 5,054,818,440

28 Simpanan khusus “B” 17,700,000 22,800,000

29 Simpanan Jasa 960,282,421 1,142,640,731

30 Nilai Tambah MBK 4,373,638 4,373,638

31 Dana Cadangan 1,012,762,060 812,888,406

32 Hibah 500,000 500,000

33 Donasi Puskop Kartika 1,000,000 1,000,000

Jumlah 7,917,681,109 7,106,833,465

34 SHU Per 31 Desember 2014 999,368,272

35 SHU Per 31 Desember 2015 1,134,626,586

JUMLAH 9,496,703,312 8,518,473,524 JUMLAH 9,496,703,312 8,518,473,524

(16)

16

Penyajian laporan neraca oleh PKK dibuat dua sisi, sebelah kiri untuk menyajikan Aktiva, Penyertaan dan Harta Tetap sedangkan sebelah kanan. untuk menyajikan Pasiva, Hutang Jangka Panjang dan Modal Sendiri. Berdasarkan wawancara dengan pengurus koperasi yang bertugas dalam penyusunan laporan keuangan (bendahara dan sekretaris), diperoleh informasi mengenai transaksi- transaksi yang dilaporkan dalam tiap pos neraca tersebut. Pertama pada sisi sebelah kiri neraca terdapat kelompok Aktiva. Penyusun laporan keuangan sudah memahami bahwa akun-akun Aktiva digunakan untuk menyajikan harta koperasi. Dalam laporan neraca PKK, kelompok Aktiva tersebut meliputi pos Aktiva itu sendiri, pos Penyertaan serta pos Harta Tetap.

Menurut pemahaman penyusun laporan keuangan, Aktiva merupakan harta atau permodalan koperasi. Dalam pos Aktiva dilaporkan akun Kas, Bank, Piutang Uang, Piutang Barang serta Stock Barang. Menurut informasi dari pengurus koperasi yang bertugas dalam penyusunan laporan keuangan (bendahara dan sekretaris), Kas yang dilaporkan dalam neraca meliputi sejumlah uang ditangan koperasi yang merupakan sisa dari uang yang beredar. Akun selanjutnya dalam kelompok Aktiva adalah Bank, yang merupakan simpanan PKK pada Bank BRI. PKK membedakan Piutang menjadi dua jenis, yaitu Piutang Uang dan Piutang Barang. Piutang Uang adalah tagihan koperasi kepada anggota atas transaksi simpan pinjam yang telah dilakukan, sedangkan Piutang Barang adalah tagihan koperasi kepada anggota atas barang yang telah diberikan namun belum dibayar. Akun Stock Barang merupakan persediaan yang dimiliki oleh PKK berupa persediaan barang kelontong.

Komponen kedua yang disajikan pada sisi sebelah kiri adalah pos Penyertaan.

Penyertaan merupakan dana koperasi yang diikutsertakan oleh PKK kepada Puskop Kartika sebagai bagian dari anggota Puskop Kartika. Dalam Penyertaan terdapat akun-akun seperti Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Khusus dan Simpanan Pokok Usaha Simpan Pinjam (Usipa). Seluruh simpanan penyertaan

(17)

17

tersebut dibayarkan satu kali, kecuali Simpanan Wajib yang pengumpulan dananya dilakukan setiap bulan.

Komponen ketiga yang disajikan pada sisi sebelah kiri adalah pos Harta Tetap. Dalam Harta Tetap, PKK menyajikan akun Inventaris Altor (Alat Kantor) dan Gedung serta Akumulasi Penyusutannya. Inventaris Altor dan Gedung terdiri dari gedung/bangunan serta peralatan. Akumulasi Penyusutan Altor dan Gedung merupakan pengurang dari nilai perolehan Inventaris Altor dan Gedung karena penggunaan Harta Tetap tersebut. PKK menentukan besarnya nilai Akumulasi Penyusutan dengan cara membagi nilai perolehan gedung maupun peralatan dengan umur manfaatnya.

Selanjutnya, pada sisi sebelah kanan neraca terdapat kelompok Pasiva dan Modal Sendiri. Penyusun laporan keuangan sudah memahami bahwa akun-akun Pasiva digunakan untuk menyajikan hutang koperasi. Dalam laporan neraca PKK, Pasiva tersebut meliputi pos Pasiva itu sendiri dan pos Hutang Jangka Panjang.

Menurut pemahaman pembuat laporan keuangan, Pasiva adalah seluruh hutang dari koperasi. Dalam Pasiva terdapat akun Hutang Barang dan berbagai macam akun Dana, yaitu Dana Pengurus, Dana Karyawan, Dana Pendidikan, Dana Sosial, Dana Perkoperasian, Dana RAT serta Dana Risiko. Hutang barang merupakan hutang koperasi kepada pihak lain atas pembelian barang oleh pihak koperasi secara kredit.

Untuk Dana Pengurus, Dana Karyawan, Dana Pendidikan, Dana Sosial serta Dana Perkoperasian merupakan dana-dana yang diambil dari bagian SHU koperasi pada tahun tersebut yang digunakan untuk kepentingan anggota. Dana Pengurus sebesar 7,5% dari SHU, Dana Karyawan sebesar 12,5% dari SHU, Dana Pendidikan sebesar 3,5% dari SHU, Dana Sosial sebesar 12,5% dari SHU serta Dana Perkoperasian sebesar 4% dari SHU. Dana RAT merupakan dana yang disisihkan untuk persiapan pelaksanaan RAT di tahun berikutnya yang diambil dari pendapatan pada tahun tersebut. Selanjutnya adalah Dana Risiko, dana ini merupakan dana yang dipotong secara langsung pada jumlah uang yang akan dipinjam oleh anggota yang nantinya

(18)

18

akan digunakan sebagai dana pengganti jika si peminjam meninggal dunia. Akan tetapi saat ini untuk pemotongan Dana Risiko sudah tidak dilakukan.

Komponen kedua pada sisi sebelah kanan adalah pos Hutang Jangka Panjang.

Pada Hutang Jangka Panjang terdapat berbagai macam dana seperti Dana Kasad yang merupakan bantuan dana yang diberikan oleh Kepala Staff Angkatan Darat, Dana Inkop Kartika yang merupakan bantuan dana yang diberikan oleh Induk Koperasi Kartika, Dana Puskop Kartika yang merupakan bantuan dana yang diberikan oleh Pusat Koperasi Kartika, Dana Koperasi serta Dana Satminkal yang merupakan bantuan dana yang diberikan oleh satuan tingkat kerja (Kodim).

Pada sisi sebelah kanan di bawah kelompok Pasiva, terdapat kelompok Modal Sendiri. Dalam Modal Sendiri terdapat akun Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Khusus ‘A’, Simpanan Khusus ‘B’, Simpanan Jasa, Nilai Tambah MBK, Dana Cadangan, Hibah, Donasi Puskop Kartika serta SHU Per 31 Desember 2014 dan Per 31 Desember 2015. Simpanan Pokok merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh anggota kepada koperasi saat masuk menjadi anggota koperasi.

Simpanan Wajib merupakan sejumlah simpanan yang dibayarkan oleh anggota kepada koperasi yang langsung dipotong dari gaji anggota setiap bulannya dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan golongan. Simpanan Khusus “A”

merupakan simpanan dengan jumlah yang sama untuk setiap anggota yang dipotong langsung dari gaji anggota setiap bulannya. Simpanan Khusus “B” merupakan simpanan yang dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dengan sukarela dan hanya sekali pembayaran. Simpanan Jasa merupakan sejumlah uang yang merupakan SHU yang tidak dibagikan, yang jumlahnya berdasarkan jasa simpanan dan jasa usaha.

Nilai Tambah MBK merupakan tambahan modal yang diberikan oleh Kasad (Kepala Staff Angkatan Darat). Dana Cadangan merupakan dana yang diambil dari bagian SHU koperasi pada tahun tersebut sebesar 20% yang akan digunakan untuk pemupukan modal dan untuk menutup kerugian koperasi. Hibah merupakan hadiah yang diberikan oleh Kankop (Kantor Koperasi) sebagai bantuan untuk permodalan

(19)

19

koperasi. Donasi Puskop Kartika merupakan hadiah dari Puskop Kartika kepada PKK sebagai penghargaan laporan keuangan terbaik ke-3 pada tahun 2014. Selanjutnya, SHU Per 31 Desember 2014 dan Per 31 Desember 2015 yang merupakan sisa hasil usaha pada suatu periode yang diperoleh dari Laporan Perhitungan Hasil Usaha.

Laporan Penjelasan atas Neraca Akhir

Laporan penjelasan atas neraca akhir merupakan laporan yang dibuat oleh PKK sebagai tambahan informasi berupa rincian jumlah dari akun-akun yang telah disajikan dalam neraca. Dalam laporan ini sudah terdapat mutasi penambahan dan pengurangan. Dengan adanya laporan ini, semua anggota koperasi dapat melihat secara lengkap jumlah dana yang dipergunakan dan berasal dari mana saja dana-dana tersebut. Laporan penjelasan atas neraca akhir disajikan pada Lampiran 5.

Analisis Jenis Laporan, Format Pelaporan, Metode Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian Laporan Keuangan oleh Primer Koperasi Kartika C.03 Salatiga (PKK)

Laporan Perhitungan Hasil Usaha

Laporan perhitungan hasil usaha PKK disajikan menggunakan format single step. Pada laporan perhitungan hasil usaha PKK, akun Pendapatan Unit Toko, Unit Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha Lain, SHU Puskop Kartika serta Bunga Bank diakui sebagai Pendapatan saat koperasi memperoleh pendapatan yang berasal dari aktivitas koperasi (unit-unit koperasi) maupun dari luar aktivitas koperasi. Akun Biaya ATK, Biaya toko, Biaya pajak, Transport dinas, Biaya RAT, Biaya THR, Insentif pengurus, HUT Koperasi, Penyisihan Dana RAT serta Biaya penyusutan diakui sebagai Biaya saat adanya pengeluaran oleh koperasi berkaitan dengan kepentingan koperasi. Semua akun dalam pos Pendapatan dan Biaya-biaya dicatat sebesar nilai nominal pada tanggal transaksi dengan menggunakan dasar akrual.

Untuk penyajian akun Pendapatan Unit Toko, Unit Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha Lain, SHU Puskop Kartika serta Bunga Bank disajikan dalam laporan

(20)

20

perhitungan hasil usaha pada pos Pendapatan. Sedangkan untuk akun Biaya ATK, Biaya toko, Biaya pajak, Transport dinas, Biaya RAT, Biaya THR, Insentif pengurus, HUT Koperasi, Penyisihan Dana RAT serta Biaya penyusutan disajikan dalam laporan perhitungan hasil usaha pada pos Biaya-biaya.

Laporan Neraca

Laporan neraca PKK disajikan menggunakan format skontro, yaitu format neraca yang memiliki bentuk seperti huruf “T”. Untuk komponen pada sisi sebelah kiri neraca terdiri dari:

 Akun Kas dan Bank yang diakui sebagai Aktiva saat koperasi menerima kas dari dalam unit dan luar unit koperasi.

 Akun Piutang Uang dan Barang diakui sebagai Aktiva saat ada anggota yang meminjam uang atau membeli barang pada koperasi tidak secara tunai.

 Akun Stock Barang diakui sebagai Aktiva saat adanya pembelian barang oleh koperasi secara tunai ataupun kredit.

 Akun Penyertaan Simpanan Pokok, Wajib, Khusus, Pokok Usipa diakui sebagai Aktiva saat koperasi mengikutsertakan dana PKK pada Puskop Kartika sebagai bagian dari anggota.

 Akun Inventaris Alat Kantor dan Gedung diakui sebagai Aktiva saat koperasi menginvestasikan kekayaan koperasi dalam bentuk alat kantor dan gedung.

 Akun Akumulasi Penyusutan Alat Kantor dan Gedung diakui sebagai Aktiva saat adanya pengurangan dari nilai perolehan Inventaris Alat Kantor dan Gedung karena penggunaan alat kantor dan gedung tersebut.

Sedangkan untuk komponen sebelah kanan neraca terdiri dari:

 Akun Hutang Barang yang diakui sebagai Pasiva saat koperasi membeli barang jadi pada pihak lain tidak secara tunai.

 Akun Dana Pengurus, Karyawan, Pendidikan, Sosial, Perkoperasian, RAT serta Risiko diakui sebagai Pasiva saat adanya pembagian dana SHU sesuai dengan persentase yang nantinya akan digunakan untuk kepentingan anggota.

(21)

21

 Akun Dana Kasad, Inkop Kartika, Puskop Kartika, Koperasi dan Satminkal diakui sebagai Pasiva saat koperasi menerima bantuan dana untuk permodalan koperasi dari pihak lain.

 Akun Simpanan Pokok, Wajib, Khusus ‘A’, Khusus ‘B’ diakui sebagai Modal Sendiri saat anggota koperasi membayarkan sejumlah uang pada koperasi, baik saat masuk menjadi anggota (Simp. Pokok), dipotong dari gaji anggota tiap bulannya dengan jumlah berbeda-beda sesuai golongan (Simp. Wajib), dipotong dari gaji anggota tiap bulannya dengan jumlah sama untuk tiap anggota (Simp. Khusus “A”), dibayarkan secara sukarela dan hanya sekali pembayaran (Simp. Khusus “B”).

 Akun Simpanan Jasa diakui sebagai Modal Sendiri saat koperasi menerima sejumlah uang yang merupakan SHU yang tidak dibagikan, yang jumlahnya berdasarkan jasa simpanan dan jasa usaha.

 Akun Nilai Tambah MBK diakui sebagai Modal Sendiri saat koperasi memperoleh tambahan modal dari Kasad.

 Akun Dana Cadangan diakui sebagai Modal Sendiri saat adanya pembagian dana SHU sesuai persentase yang nantinya digunakan untuk kepentingan koperasi.

 Akun Hibah diakui sebagai Modal Sendiri saat koperasi memperoleh hadiah yang diberikan oleh Kankop untuk bantuan permodalan koperasi.

 Akun Donasi Puskop Kartika diakui sebagai Modal Sendiri saat koperasi memperoleh hadiah dari Puskop Kartika.

 Akun SHU Per 31 Desember 2014 dan 2015 diakui sebagai Modal Sendiri saat penghitungan di akhir periode.

Semua akun dalam pos Aktiva kecuali Stock Barang, akun dalam pos Penyertaan, akun dalam pos Pasiva, akun dalam pos Hutang Jangka Panjang serta akun dalam pos Modal Sendiri dicatat sebesar nilai nominal pada tanggal transaksi. Sedangkan untuk akun Stock Barang dicatat sebesar nilai perolehannya. Akun Inventaris Altor dan

(22)

22

Gedung dalam kelompok Harta Tetap dicatat sebesar nilai perolehannya. Kemudian untuk Akumulasi Penyusutan Altor dan Gedung ditentukan dengan membagi nilai perolehan gedung serta peralatan dengan umur manfaatnya. Semua akun dalam neraca dicatat dengan menggunakan dasar akrual. Dalam penyajian pada laporan neraca PKK, akun Kas, Bank, Piutang Uang, Piutang Barang serta Stock Barang disajikan dalam neraca pada pos Aktiva. Akun Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Khusus serta Simpanan Pokok Usipa disajikan dalam neraca pada pos Penyertaan. Akun Inventaris Altor dan Gedung serta Akumulasi Penyusutan Altor dan Gedung disajikan dalam neraca pada pos Harta Tetap. Akun Hutang Barang, Dana Pengurus, Dana Karyawan, Dana Pendidikan, Dana Sosial, Dana Perkoperasian, Dana RAT serta Dana Risiko disajikan dalam neraca pada pos Pasiva.

Akun Dana Kasad, Dana Inkop Kartika, Dana Puskop Kartika, Dana Koperasi serta Dana Satminkal disajikan dalam neraca pada pos Hutang Jangka Panjang. Akun Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Khusus ‘A’, Simpanan Khusus ‘B’, Simpanan Jasa, Nilai Tambah MBK, Dana Cadangan, Hibah, Donasi Puskop Kartika serta SHU Per 31 Desember 2014 dan 2015 disajikan dalam neraca pada pos Modal Sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, telah disajikan tabel analisis jenis laporan, format pelaporan, metode pengakuan, pengukuran serta penyajian laporan keuangan oleh PKK yang dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perbandingan Laporan Keuangan Primer Koperasi Kartika C.03 Salatiga (Hasil Analisis Jenis Laporan, Format Pelaporan, Metode Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian) dengan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP

Laporan keuangan lengkap yang disebutkan dalam SAK ETAP terdiri dari laporan neraca, laporan perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Pada laporan keuangan yang disajikan

(23)

23

oleh PKK terdiri dari tiga jenis laporan yaitu laporan perhitungan hasil usaha, laporan neraca dan laporan penjelasan atas neraca akhir.

Laporan Perhitungan Hasil Usaha

Dalam SAK ETAP telah disebutkan pos-pos minimal yang ada pada laporan perhitungan hasil usaha yaitu Pendapatan, Beban Keuangan, bagian Laba atau Rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas, Beban Pajak serta Laba atau Rugi neto yang ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3

Pos-pos Minimal yang disajikan dalam Laporan Perhitungan Hasil Usaha Sesuai SAK ETAP

Pos Ada/Tidak ada Keterangan

Pendapatan Ada -

Beban keuangan Ada -

Bagian laba/rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas

Tidak ada -

Beban pajak Ada -

Laba atau rugi neto Ada PKK menyajikan laba dengan

istilah Sisa Hasil Usaha (SHU) mengingat laba koperasi sering disebut dengan SHU

Semua akun pada pos Pendapatan yang disajikan oleh PKK sudah sesuai dengan kriteria SAK ETAP untuk diakui sebagai pendapatan. Selain itu semua akun pada pos Pendapatan dalam pengukurannya sudah sesuai SAK ETAP. Selanjutnya untuk penyajian pada pos Pendapatan oleh PKK, juga sudah sesuai dengan SAK ETAP. Dalam penyajiannya, PKK disarankan untuk menggunakan format multiple step. Oleh sebab itu, untuk Pendapatan yang berasal dari unit usaha lain, berasal dari SHU Puskop Kartika dan berasal dari bunga bank disarankan untuk disajikan pada pos Pendapatan Lainnya melihat ketiga pendapatan tersebut berasal dari luar aktivitas koperasi.

(24)

24

Semua akun yang terdapat dalam pos Biaya-biaya pada laporan perhitungan hasil usaha PKK sudah sesuai dengan kriteria SAK ETAP untuk diakui sebagai Beban. Pengukuran yang diterapkan oleh PKK pada pos Biaya-biaya juga sudah sesuai SAK ETAP. PKK menyajikan laporan perhitungan hasil usaha dengan mengelompokkan biaya menjadi satu bagian. Biaya -biaya yang disajikan oleh PKK meliputi Biaya ATK, Biaya toko, Biaya pajak, Transport Dinas, Biaya RAT, Biaya THR, Insentif pengurus, HUT Koperasi, Penyisihan Dana RAT serta Biaya penyusutan. Dalam SAK ETAP disarankan untuk mengklasifikasikan beban berdasarkan sifat atau fungsi beban. Dengan begitu, dapat dikatakan penyajian beban oleh PKK belum sesuai SAK ETAP. Pada PKK, disarankan untuk mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi. Beban ATK, Beban Toko, Insentif Pengurus dan Beban Penyusutan disarankan untuk disajikan sebagai Beban Administrasi dan Umum melihat beban tersebut berkaitan langsung dengan operasional koperasi. Selanjutnya Transport Dinas, Beban RAT dan Penyisihan Dana RAT disarankan untuk disajikan sebagai Beban Perkoperasian melihat beban tersebut berkaitan dengan pengembangan koperasi. Beban THR serta HUT Koperasi disarankan untuk disajikan sebagai beban operasi lainnya melihat beban tersebut tidak dapat disajikan sebagai beban administrasi dan umum serta beban perkoperasian. Selanjutnya untuk Beban Pajak disarankan untuk dipisahkan dari beban administrasi dan umum, beban perkoperasian serta beban operasional lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, disajikan tabel perbandingan kesesuaian pengakuan dan penyajian akun dalam laporan perhitungan hasil usaha PKK dengan SAK ETAP yang dapat dilihat pada Lampiran 7.

Laporan Neraca

Pada SAK ETAP halaman 19 dijelaskan bahwa neraca adalah laporan yang menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu tanggal tertentu (akhir periode pelaporan). Telah disebutkan dalam SAK ETAP mengenai pos-pos minimal

(25)

25

pada neraca, yaitu kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi serta ekuitas yang ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4

Pos-pos Minimal yang disajikan dalam Neraca Sesuai SAK ETAP

Pos Ada/Tidak ada Keterangan

Kas dan Setara Kas Ada PKK menyajikan pos Kas dan Setara Kas

sebagai Kas serta Bank.

Piutang Usaha dan Piutang Lainnya

Ada PKK menyajikan pos Piutang Usaha dan

Piutang Lainnya dengan istilah Piutang Uang dan Piutang Barang.

Persediaan Ada PKK menyajikan pos Persediaan dalam neraca

dengan istilah Stock Barang.

Properti Investasi Tidak ada -

Aset Tetap Ada PKK menyajikan pos Aset Tetap dengan istilah

Harta Tetap.

Aset Tidak Berwujud Tidak ada -

Utang Usaha dan Utang Lainnya

Ada PKK meyajikan Utang Usaha dan Utang

Lainnya dengan istilah Hutang Barang serta Dana-dana

Aset dan Kewajiban Pajak Tidak ada -

Kewajiban Diestimasi Tidak ada -

Ekuitas Ada PKK meyajikan Ekuitas dengan istilah Modal

Sendiri.

Laporan neraca sesuai SAK ETAP menyajikan pos Aset, Kewajiban dan Ekuitas. Pada pos Aset, dibagi menjadi dua bagian yaitu pos Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar, kemudian pada pos Kewajiban juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu pos Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Neraca yang disajikan oleh PKK masih menggunakan istilah Aktiva, Pasiva dan Modal Sendiri. Dalam neraca PKK belum memisahkan antara pos Aset Lancar dengan Aset Tidak Lancar, melainkan membaginya menjadi pos Aktiva, Penyertaan serta Harta Tetap. Akun- akun yang terdapat pada pos Aktiva, Penyertaan serta Harta Tetap pada neraca PKK sudah sesuai dengan kriteria SAK ETAP untuk diakui sebagai Aset. Selain itu, pengukuran yang diterapkan oleh PKK juga sudah sesuai dengan SAK ETAP. Pada penyajian yang dilakukan oleh PKK terdapat beberapa akun yang

(26)

26

pengelompokkannya kurang sesuai. Akun-akun tersebut meliputi akun Kas, Bank, Piutang Uang, Piutang Barang, Stock Barang, akun-akun pada pos Penyertaan yang meliputi Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Khusus serta Simpanan Pokok Usaha Simpan Pinjam (Usipa) yang disarankan untuk disajikan dalam pos Aset Lancar. Untuk istilah Piutang Uang disarankan untuk menggunakan istilah Piutang Pinjaman, Piutang Barang disarankan untuk menggunakan istilah Piutang Usaha, Stock Barang disarankan untuk menggunakan istilah Persediaan. Selanjutnya untuk akun Inventaris Altor (Alat Kantor) dan Gedung serta Akumulasi Penyusutan Altor dan gedung sudah sesuai SAK ETAP untuk disajikan sebagai Harta Tetap, tetapi untuk Inventaris Altor dan Gedung disarankan untuk dipisah menjadi akun Peralatan dan akun Bangunan. Begitu juga dengan Akumulasi Penyusutan Altor dan Gedung disarankan untuk dipisah menjadi akun Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Akumulasi Penyusutan Bangunan. Selain itu, untuk istilah Harta Tetap disarankan untuk menggunakan istilah Aset Tidak Lancar.

Selanjutnya pada pos Kewajiban, PKK belum memisahkan antara pos Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang, melainkan membaginya menjadi pos Pasiva dan Hutang Jangka Panjang. Akun-akun yang terdapat pada pos Pasiva sudah sesuai dengan kriteria SAK ETAP untuk diakui sebagai Kewajiban, sedangkan akun-akun pada pos Hutang Jangka Panjang belum sesuai dengan kriteria SAK ETAP untuk diakui sebagai Kewajiban. Akun yang ada pada pos Hutang Jangka Panjang neraca PKK meliputi Dana Kasad, Dana Inkop Kartika, Dana Puskop Kartika, Dana Koperasi serta Dana Satminkal. Dana-dana tersebut merupakan bantuan dana untuk permodalan PKK yang nantinya tidak perlu untuk dikembalikan.

Oleh sebab itu dana-dana tersebut disarankan untuk diakui sebagai Ekuitas dengan nama akun Modal Sumbangan melihat dari pengertian Modal Sumbangan yang ada pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi yaitu sejumlah uang/ barang modal yang mempunyai nilai yang dapat diukur dalam unit

(27)

27

moneter, yang diterima dari pihak lain berupa hibah yang mengikat dan yang tidak mengikat, baik berupa aset tetap/ aset lainnya. Modal Sumbangan ini tidak dapat dibagikan kepada anggota. Pengukuran pada akun dalam pos Pasiva dan Hutang Jangka Panjang sudah sesuai dengan kriteria SAK ETAP. Akun-akun yang ada dalam pos Pasiva disarankan untuk disajikan pada pos Kewajiban Jangka Pendek.

Selanjutnya, untuk akun-akun dalam pos Hutang Jangka Panjang disarankan untuk disajikan pada pos Ekuitas.

Akun-akun dalam pos Modal Sendiri sudah sesuai dengan kriteria SAK ETAP untuk diakui sebagai Ekuitas. Pengukuran yang diterapkan oleh PKK juga sudah sesuai dengan SAK ETAP. Selanjutnya, untuk penyajian akun-akun dalam pos Modal Sendiri sudah sesuai SAK ETAP, sehingga untuk istilah Modal Sendiri disarankan untuk menggunakan istilah Ekuitas. Kemudian, untuk berbagai macam bantuan dana untuk permodalan PKK dalam penyajiannya disarankan untuk digabung menjadi satu dan perinciannya dijelaskan pada catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, disajikan tabel perbandingan kesesuaian pengakuan dan penyajian akun dalam laporan neraca PKK dengan SAK ETAP yang dapat dilihat pada Lampiran 8.

Laporan Penjelasan atas Neraca Akhir

Pada SAK ETAP telah disebutkan bahwa catatan atas laporan keuangan merupakan catatan yang memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. PKK menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan istilah laporan penjelasan atas neraca akhir. Laporan ini sudah memiliki kesesuaian dengan kriteria SAK ETAP sebagai catatan atas laporan keuangan. Disarankan untuk ditambahkan beberapa informasi seperti informasi mengenai metode yang digunakan dalam penyusutan Aset Tetap oleh PKK, kebijakan yang digunakan oleh PKK dalam menetapkan umur ekonomis Aset Tetap, rincian

(28)

28

pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) serta penjelasan mengenai penggunaan cadangan koperasi berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam koperasi. Selain itu, untuk istilah laporan penjelasan atas neraca akhir disarankan untuk menggunakan istilah catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan keseluruhan perbandingan laporan keuangan PKK dengan SAK ETAP di atas, secara ringkas perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Perbandingan Laporan Keuangan PKK dengan SAK ETAP

Laporan Keuangan menurut SAK

ETAP Laporan Keuangan PKK Salatiga Keterangan

1. Laporan Perhitungan Hasil Usaha

2. Laporan Perubahan Ekuitas

3. Neraca

1. Laporan Perhitungan Hasil Usaha

2.

3. Neraca

1. Melihat dari keseluruhan hasil analisis jenis laporan, format pelaporan serta

metode pengakuan,

pengukuran dan penyajian laporan perhitungan hasil

usaha PKK dan

dibandingkan dengan laporan perhitungan hasil usaha SAK ETAP, dapat dikatakan bahwa laporan perhitungan hasil usaha PKK belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP.

2. –

3. Melihat dari keseluruhan hasil analisis jenis laporan, format pelaporan serta

metode pengakuan,

pengukuran dan penyajian laporan neraca PKK dan dibandingkan dengan neraca SAK ETAP, dapat

(29)

29

Kendala yang dihadapi Primer Koperasi Kartika C.03 Salatiga (PKK) dalam Menerapkan SAK ETAP

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengurus PKK yang bertugas dalam penyusunan laporan keuangan (bendahara dan sekretaris), diperoleh informasi bahwa mengenai SAK ETAP, pengurus PKK sudah pernah mendengarnya.

Namun untuk saat ini PKK belum menerapkan SAK ETAP pada laporan keuangannya. Menurut pemahaman dari pengurus PKK, untuk SAK ETAP penerapannya tidak diharuskan. Namun, apabila penerapan SAK ETAP tersebut diharuskan bagi koperasi, maka PKK akan mempertimbangkan penerapan SAK ETAP dalam laporan keuangannya dan akan bersedia untuk mempelajari SAK ETAP.

Pada PKK sudah terdapat fasilitas peralatan berupa komputer yang memiliki aplikasi office 2007. Meskipun demikian, dalam menyusun laporan keuangannya, PKK hanya menyesuaikan dengan bentuk laporan keuangan tahun sebelumnya.

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan atas Laporan Keuangan

4. -

5. Laporan Penjelasan atas Neraca Akhir

dikatakan bahwa neraca PKK belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP.

4. –

5. Melihat dari keseluruhan perbandingan antara catatan atas laporan keuangan SAK ETAP

dengan PKK dapat

dikatakan bahwa catatan atas laporan keuangan PKK sesuai dengan SAK ETAP.

(30)

30

Selain itu, yang menjadi kendala koperasi dalam menerapkan SAK ETAP adalah belum cukupnya pengetahuan pengurus koperasi mengenai akuntansi khususnya SAK ETAP. Pengurus PKK termasuk pengurus yang bertugas dalam menyusun laporan keuangan berasal dari anggota Kodim 0714 Salatiga yang diberi kepercayaan untuk mengelola koperasi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengurus koperasi tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi.

Penyusunan Laporan Keuangan Primer Koperasi Kartika C.03 Salatiga (PKK) sesuai SAK ETAP

Berdasarkan hasil perbandingan kesesuaian praktik penyusunan laporan keuangan antara PKK dengan laporan keuangan menurut SAK ETAP, maka berikut ini adalah laporan keuangan PKK yang sudah disesuaikan dengan SAK ETAP.

Laporan Perhitungan Hasil Usaha

Laporan perhitungan hasil usaha PKK Salatiga yang sudah disesuaikan dengan SAK ETAP dapat dilihat pada Tabel 6.

(31)

31 Tabel 6

Laporan Perhitungan Hasil Usaha PKK Salatiga Sesuai SAK ETAP

PRIMER KOPERASI KARTIKA C. 03 SALATIGA PERHITUNGAN HASIL USAHA

Posisi : 31 Desember 2015 (dalam rupiah)

I. Pendapatan

1. Unit Toko

Penjualan Barang Tunai 163,314,100

Penjualan Barang Kredit 1,066,227,975

Jumlah Penjualan 1,229,542,075

HPP

Persediaan Awal 35,994,246

Pembelian 1,120,952,676

Jumlah 1,156,946,922

Persediaan Akhir (36,977,594)

Harga Pokok Penjualan (1,119,969,328)

Laba Kotor Unit Toko 109,572,747

2. Unit Usaha Simpan Pinjam 1,359,584,500

Total Pendapatan 1,469,157,247

II. Beban Operasional

- Beban Administrasi dan Umum

Beban ATK 2,770,950 Beban Toko 1,571,000 Insentif Pengurus 9,250,000 Beban Penyusutan 1,609,999 Total Beban Administrasi dan Umum 15,201,949

- Beban Perkoperasian

Transport Dinas 1,550,000 Beban RAT 2,452,800 Penyisihan Dana RAT 50,000,000 Total Beban Perkoperasian 54,002,800

- Beban Operasi Lainnya

Beban THR 283,500,000

HUT Koperasi 400,000 Total Beban Operasi Lainnya 283,900,000

Total Beban Operasional (353,104,749)

SHU Operasional 1,116,052,498

Pendapatan Lainnya

Pendapatan Unit Usaha Lain 28,600,000 Pendapatan SHU Puskop Kartika 2,623,700 Pendapatan Bunga 1,473,388

Total Pendapatan Lainnya 32,697,088

SHU Sebelum Pajak 1,148,749,586

Beban Pajak (14,123,000)

SHU Setelah Pajak 1,134,626,586

Laporan perhitungan hasil usaha PKK yang sudah disesuaikan dengan SAK ETAP, yang awalnya menggunakan format single step, disarankan untuk

(32)

32

menggunakan format multiple step. Laporan perhitungan hasil usaha dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja masa lalu, dalam hal ini untuk mengevaluasi efisiensi biaya oleh koperasi. Dengan laporan perhitungan hasil usaha multiple step, pengurus akan lebih mudah dalam mengevaluasi efisiensi biaya yang berkaitan langsung maupun tidak berkaitan langsung dengan operasional koperasi. Dengan begitu, nantinya akan lebih mudah dalam menentukan analisis per komponen biaya sehingga sisa hasil usaha dapat diperoleh secara lebih maksimal. Selain itu, laporan perhitungan hasil usaha dapat digunakan untuk mempredikasi kinerja masa mendatang, yaitu dapat digunakan sebagai salah satu acuan oleh pengurus koperasi dalam membuat anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

Laporan Perubahan Ekuitas

Berdasarkan wawancara dengan pengurus PKK yang bertugas dalam penyusunan laporan keuangan (bendahara dan sekretaris), diperoleh informasi bahwa pada PKK belum menyusun laporan perubahan ekuitas. Oleh sebab itu, berikut ini telah disusunkan laporan perubahan ekuitas untuk PKK sesuai SAK ETAP yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Referensi

Dokumen terkait

Yakub mengakhiri hidup dalam kesukacitaan dan tetap pada visi yang sangat jelas (ay. Ia tahu ia harus pulang ke negeri perjanjian, tidak dikubur dalam kemegahan Mesir. Yakub

Hasil pendugaan keterdapatan air tanah pada lintasan geolistrik G-2 di desa Nagsri, berada pada lapisan yang sama dengan pengukuran geolistrik di titik G-1 di desa Bendan yaitu

Variabel yang diamati meliputi kepadatan konidium, masa inkubasi, kejadian penyakit, area under disease progress curve (AUDPC), potensi tumbuh maksimum, daya

Pengukurannya ialah dengan menghitung angka koefisien determinasi (r2). Bangkinang dipengaruhi oleh semangat kerja, sedangkan sebesar 26,2% berikutnya dipengaruhi oleh

Dalam penggunaan Teknologi Informasi, para pengguna lulusan (stakeholder) menilai bahwa 37,54% lulusan UMMI sudah sangat baik dalam menggunakan teknologi infomasi, 33,09%

Saya/Kami menegaskan dan setuju bahwa saya/kami bertanggung jawab untuk memeriksa laporan rekening atau pemberitahuan lainya pada saat diterima, yang berkaitan dengan

[r]

1 In 40 B1 Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan Mery Citra Sondari, SE.M.Si 2 In 41 A11, A12 Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan Sunu Widianto, SE., M.Sc.. Joeliaty ,SE,MS 4 In