• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA MERATIFIKASI INDONESIA-AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IA-CEPA) TAHUN 2020 Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA MERATIFIKASI INDONESIA-AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IA-CEPA) TAHUN 2020 Skripsi"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA MERATIFIKASI INDONESIA-AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC

PARTNERSHIP AGREEMENT (IA-CEPA) TAHUN 2020

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Izzu Khizbil Mughist 11171130000012

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

(2)

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul :

KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA MERATIFIKASI INDONESIA- AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT

(IA-CEPA) TAHUN 2020

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juni 2021

Izzu Khizbil Mughist

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Izzu Khizbil Mughist NIM : 11171130000012

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA MERATIFIKASI INDONESIA- AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IA-CEPA) TAHUN 2020

………

………

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Tangerang Selatan, 08 Juli 2021

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

Faisal Nurdin Idris M.Sc., Ph.D Dr. Badrus Sholeh MA NIP. 197711032009121004 NIP. 197102111999031002

(4)

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI

KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA MERATIFIKASI INDONESIA-AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP

AGREEMENT (IA-CEPA) TAHUN 2020 Oleh

Izzu Khizbil Mughist 11171130000012

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Juli 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Faisal Nurdin Idris M.Sc., Ph.D NIP. 197711032009121004

Friane Aurora, M.Si

NIP. 198606172011012009

Penguji I Penguji II

Khoirun Nisa MA.Pol NIP. 198503112018012001

Inggrid Galuh Mustika MHSPS NIP.-

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 30 Juli 2021 Ketua Program Studi Internasional

FISIP UIN Jakarta

Faisal Nurdin Idris M.Sc., Ph.D NIP. 197711032009121004

(5)

v

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis mengenai kerja sama ekonomi bilateral yang dilakukan oleh Indonesia dengan Australia, khususnya mengkaji kepentingan nasional Indonesia meratifikasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada tahun 2020. Adanya kerja sama IA-CEPA membuat perdagagan Indonesia semakin terbuka sehingga menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia terhadap Australia pada tahun 2015-2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepentingan Indonesia sehingga meratifikasi perjanjian kerjasama kemitraan IA-CEPA.

Dalam skripsi ini, kerangka pemikiran yang digunakan untuk menganalisis kepentingan Indonesia adalah teori kepentingan nasional dan konsep perdagangan bebas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif eksploratif dengan menggunakan data sekunder melalui studi literatur dan studi dokumen yaitu dokumen resmi yang diterbitkan oleh lembaga negara.

Hasil analisis menggunakan teori kepentingan nasional dan perdagangan bebas adalah Indonesia memiliki beberapa kepentingan nasional yaitu kepentingan ekonomi dan kepentingan keamanan. Dalam kepentingan ekonominya, Indonesia berusaha untuk meningkatkan perdagangan barangnya melalui perdagangan bebas dengan skema keunggulan absolut, meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui kerja sama dengan pertukaran jasa, dan meningkatkan arus investasi dari Australia untuk masuk ke Indonesia.

Sedangkan pada kepentingan keamanan, Indonesia dan Australia bekerjasama dalam menjaga stabilitas maritim di kawasan, dan menangani isu teorisme.

Kata Kunci: Australia, Indonesia, IA-CEPA, Kerja Sama, Kepentingan Nasional, Perdagangan Bebas

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb Alhamdulilahhirobil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya, atas izin-Nya Tugas Akhir dengan judul “Kepentingan Nasional Indonesia Meratifikasi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) Tahun 2020” dapat terselesaikan dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Tugas akhir ini dikerjakan untuk memperoleh gelas Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. Setelah melalui beberapa proses dan tahapan untuk penyusunan tugas akhir, terbesit bantuan dari berbagai pihak dalam tiap tahapannya. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

1. Allah SWT Maha Mengetahui segalanya atas rahmat, karunia dan kemudahan yang diberikan kepada penulis.

2. Teristimewa kedua orang tua penulis yang senantiasa ikhlas dan sabar mendampingi penulis mulai dari sekolah tingkat dasar hingga jenjang perguruan tinggi dengan selalu memberikan do'a dan restunya sehingga penulis menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

vii

3. Bapak Faisal Nurdin Idris M.Sc., Ph.D selaku ketua Prodi Hubungan Internasional dan Ibu Friane Aurora MA selaku sekretaris Prodi Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Dr. Badrus Sholeh M.A selaku dosen pembimbing, terima kasih atas masukan, waktu dan kesabarannya dalam membimbing penulis.

5. Ibu Khoirun Nisa MA.Pol dan Ibu Inggrid Galuh Mustika MHSPS selaku dosen penguji 1 dan penguji 2, terimakasih atas waktu dan kesabarannya dalam membimbing penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang telah berbagi ilmu dan pengalaman yang berharga bagi penulis.

7. Untuk teman seperjuangan penulis Bayu Udin, Fitra, Ikhsan, Fadhil, Naser, Sandi, Fatih, dan kawan-kawan Hubungan Internasional 2017 yang telah membantu dan menyemangati penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini, terima kasih atas kebersamaan kalian selama ini.

8. Terimakasih untuk Kurnia Nur Endah A. sebagai teman terdekat yang selalu memberi motivasi, semangat, dan bantu ngerjain bareng selama skripsi.

9. Saudaraku senasibku di tanah rantau Adi, Udin, Aab, Rikza, Pakde Rais, Aji, Daiman, Dina, Sinta, Rani, Ni’mah, dan kawan-kawan semua yang selalu ngajak saya untuk adu nasib agar bisa lebih semangat menjalani hidup

10. Saudara-saudara tukang ngeluh tapi sholehku di Kampng, Babang Ridho Raudhatul Firdaus, Ahmad Fauzi, Muhammad Marwan Maulana,

(8)

viii

dan Gugun Setiawan yang sudah bermain bareng di semua permainan hidup sejak bayi

11. Keluarga Mahasiswa Kabupaten Subang alias pasukan karencleng, Sendi, Agnia, Kausar, Afis, Hana 1, Hana 2, Hasna, Mang Reza, Molen Ali, dan kawan-kawan Subang semua

12. Untuk teman-teman Bidikmisi Angkatan 2017, dan untuk teman-teman pengurus FORMABI dari tahun 2018-2020. Khususon Mas Hanif, Mas Ikmal, Teh Uun, Teh Midah sebagai saudara lebih tua. Dan buat Fahmi, Faisal, Hadi, Firman, Eliyah, Ulfah, Dera, Luqfi, dan kawan-kawan lainnya.

13. Kepada seluruh keluarga Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Ketenagakerjaan RI khususon Pak Ari, Bu Via, Mas Agung, Bang Rocky, Mbak Anti, Mas Surya, Mas Aziz, Mbak Titan, Mbak Mila, Mbak Put, Mbak Feni, dll yang telah membantu saya mendapatkan ide penelitian ketika magang di Kemnaker RI

14. Kawan-kawan KKN Kelompok 123, Ulfi, Astri, Mia, Zahra, Amam, Muhadrin, Badri, Thoriq, Thoriq, Alya, Nanda, Nayla, Vika, dan kawan- kawan KKN semua yg banyak saling kasih support selama KKN

(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJUAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

ARTI SINGKATAN ... xiii

DAFTAR ISI... xi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ...Error! Bookmark not defined. F. Kerangka Teori ... 10

G. Metode Penelitian ... 14

H. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II ... 20

GAMBARAN UMUM KERJASAMA IA-CEPA ... 20

A. Tujuan Utama dan Manfaat IA-CEPA ... 20

B. Hasil Keuntungan Dari Pelaksanaan IA-CEPA ... 22

C. Perundingan IA-CEPA Tahun 2016-2018 ... 26

BAB III ... 40

TANTANGAN DAN HAMBATAN INDONESIA TERHADAP AUSTRALIA DALAM IA-CEPA ... 40

A. Posisi Australia Dalam Perdagangan Indonesia ... 40

B. Kebijakan Indonesia dan Australia dalam Hal Investasi ... 46

(10)

x

C. Hambatan Dan Resiko ... 48

BAB IV ... 51

ANALISIS KEPENTINGAN INDONESIA DALAM MERATIFIKASI COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (CEPA) DENGAN AUSTRALIA TAHUN 2020 ... 51

A. Kepentingan Ekonomi ... 52

B. Kepentingan Keamanan ... 68

BAB V ... 74

KESIMPULAN ... 74

Daftar Pustaka ... 78

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Table 2.B.1. Keuntungan Akses Pasar Barang Bagi Eksportir ………..20

Tabel 3.A.2. Posisi Australia Sebagai Negara Tujuan Ekspor Indonesia……...37

Tabel 3.A.3. Posisi Australia Sebagai Negara Asal Impor Indonesia…………38

Tabel 4.A.4.

Tabel 4.A.5

Tabel 4.A.6 Minat Investasi Australia di Indonesia………...62 Kendala Perdagangan Barang Sebelum IA-CEPA dan

Kemudahan Setelah Adanya IA-CEPA………..52

Kendala Perdagangan Jasa Sebelum Ada IA-CEPA dan

Kemudahan Setelah Ada IA-CEPA………55

(12)

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.A.1.

Grafik 3.A.2. Nilai Komoditas Ekspor Indonesia ke Australia………...41

Grafik 4.B.3 10 Negara Investor Terbesar Indonesia Sepanjang 2019………61 Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Indonesia-Australia 2015-2019……….39

(13)

xiii

ARTI SINGKATAN

BKPM : Badan koordinasi Penanaman Modal BNP2TKI :

BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan DFAT : Departemen Foreign Affairs And Trade DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

FDI : Foreign Direct Investment FTA : Free Trade Area

GNP : Gross National Product IA-CEPA :

IA-BPG : Indonesia-Australia Business Partnership Group ILO : International Labour Organization

KPPU : Komisi Pengawas Persaingan Usaha MoU : Memorandum of Understanding OJK : Otoritas Jasa Keuangan

PDB : Produk Domestik Bruto SDM : Sumber Daya Manusia

UMKM : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah VET : Vocational Education and Training WHV : Work and Holiday Visa

WTO : World Trade Organization

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat dalam suatu negara menjadi semakin kompleks. Dalam upaya memenuhi kebutuhan dalam negerinya, Indonesia melakukan kerja sama dan berupaya menjalin hubungan kemitraan yang menguntungkan dengan negara-negara lain, salah satunya adalah negara Australia. Indonesia merupakan negara tetangga terdekat dari Australia, hubungan Indonesia dengan Australia meningkat sejalan dengan berbagai kepentingan nasionalnya di berbagai bidang, termasuk kepentingan nasional di bidang ekonomi.

Australia merupakan negara yang telah menjalin hubungan bilateral sejak lama dengan Indonesia. Hubungan antara kedua negara tersebut telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan Indonesia yaitu pada tahun 1945.1 Kerja sama antara Indonesia dengan Australia baik itu kerja sama ekonomi maupun politik yang terjalin antara keduanya telah berjalan dengan baik, salah satu bentuk kerjasamanya adalah Indonesia Australia Comprehensive Economic Patrnership Agreement (IA-CEPA). IA-CEPA adalah bentuk perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Australia dan Indonesia yang mencakup sektor ekonomi dalam bisnis, perdagangan, investasi serta kerja sama

1 Embassy Of The Republic Of Indonesia In Canberra, “Hubungan Bilateral Indonesia-Australia,”

accessed February 13, 2021, https://kemlu.go.id/canberra/en/read/australia/2187/etc-menu.

(15)

2

antar kedua negara di berbagai sektor lainnya. Kemitraan Indonesia-Australia bertujuan untuk “economic powerhouse” di kawasan, yang berarti kolaborasi antara Indonesia dengan Australia dalam memanfaatkan keunggulan produk negaranya masing-masing untuk memasuki pasar lintas negara, terutama adalah Indo Pasifik. Bentuk kerja sama yang akan dikerjakan adalah dengan penurunan tarif bea cukai produk Indonesia hingga 0% dibarengi dengan peningkatan kualitas standar produk nasional Indonesia untuk memenuhi standar produk kebutuhan Australia.2

Perundingan IA-CEPA diprakarsai pada 2 November 2010 oleh Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Australia. Negosiasi IA-CEPA berlangsung selama 12 putaran. Putaran pertama diselenggarakan pada September 2012 dan putaran kedua pada Juli 2013, namun terhenti sementara selama tiga tahun karena ketegangan dinamika politik bilateral antara Indonesia dengan Australia. Kemudian pada Maret 2016, Indonesia dan Australia sepakat melanjutkan kembali perundingan.3

Melalui Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani yang melakukan kunjungan ke Australia pada tahun 2016 dan bertemu dengan Australian Treasurer, Josh Frydenberg untuk melalukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) mengenai kebijakan dan kerja sama teknis antara Kementerian

2 Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, “Fact Sheet Indonesia -Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA)” (Jakarta, 2018),

http://ditjenppi.kemendag.go.id/assets/files/publikasi/doc_20181015_fact-sheet- indonesiaaustralia-cepa.pdf.

3 Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI.

(16)

3

Keuangan Indonesia dan Departemen Keuangan Australia. Dikutip dari fiscal news Badan Kebijakan Fiskal, dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin negosiasi berbagi pandangan seputar kondisi ekonomi nasional masing-masing dan kondisi ekonomi global, serta membahas upaya mereka guna meningkatkan kemitraan dalam kerja sama ekonomi.4

Pada tahun 2017, negosiasi IA-CEPA belum menemukan kesepakatan runding, kemudian pada Januari 2018 penyelesaian IA-CEPA dilakukan di tingkat ketua perunding. Setelah melalui 12 putaran perundingan dan 5 pertemuan tingkat Ketua Perunding, kedua negara akhirnya berhasil menyelesaikan perundingan secara substansial pada 31 Agustus 2018.

Selanjutnya IA-CEPA ditandatangani oleh Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia bertempat di Jakarta, pada 4 Maret 2019. Mengacu pada Pasal 21 ayat 4 IA-CEPA, perjanjian ini akan berlaku pada 60 (enam puluh) hari setelah ditukarkan pemberitahuan tertulis melalui saluran diplomatik oleh kedua negara bahwa telah menyelesaikan persyaratan internal masing-masing.5 Kemudian IA-CEPA telah disahkan oleh DPR dan Pemerintah melalui Undang-Undang nomor 1 tahun 2020 pada 28 Februari tahun 2020.6

4 Badan Kebijakan Fiskal, “Pertemuan Bilateral Menteri Keuangan Dengan Treasurer Australia.,”

2016,

ttps://fiskal.kemenkeu.go.id/dw%02konten%02view.asp?id=20181113163113345%0A117197.

5 Kementerian Perdagangan RI, “Rancangan Undang-Undang Tentang Pengesahan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Antara Indonesia Dan Australia (Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement)” (Jakarta, 2020).

6 Biro Humas Kementerian Perdagangan RI, “Momentum Bersejarah Bagi Hubungan Indonesia Dan Australia, IA-CEPA Resmi Berlaku Hari Ini” (Jakarta, 2020).

(17)

4

Indonesia dan Australia sangat menyadari pentingnya hubungan diplomatik dalam upaya mereka untuk meningkatkan interaksi dalam kerjasama ekonominya. Pada tahun 2020 Indonesia meratifikasi IA-CEPA, dengan harapan bisa memperkuat ekonomi nasional dan menguntungkan kemitraan kedua belah pihak.7

Namun tercatat bahwa neraca perdagangan antara Indonesia terhadap Australia menunjukan bahwa Indonesia masih sangat cenderung sebagai negara importir pada sektor perdagangan, kemudian Indonesia juga mengalami defisit terus menerus sejak tahun 2015-2019. Pada tahun 2019 sebesar US$ 3,2 miliar, lebih besar 5,5% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 3 miliar. Hal ini dikarenakan nilai impor lebih besar daripada ekspor. Impor dari Australia bertambah sebanyak US$ 5,5 miliar, sementara ekspor dari Indonesia ke Australia hanya sebesar US$ 2,3 miliar.8

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, neraca perdagangan antara Indonesia terhadap Australia tersebut meengalami defisit secara terus- menerus sejak tahun 2015-2019, namun mengapa Indonesia tetap melanjutkan perjanjian kerja sama. Hal ini menjadikan topik ini sangat menarik untuk diangkat oleh peneliti mengenai apa kepentingan nasional Indonesia sehingga meratifikasi perjanjian kerjasama kemitraan IA-CEPA.

7 Fajar Khoirurrizal Fahri, “Kepentingan Indonesia Melakukan Kerja Sama Indonesia Australia Converhensive Economic Partnership Agreement,” JOM FISIP 7, no. 2 (2020): 1–13.

8 Dwi Hadya Jayani, “Defisit Neraca Perdagangan Indonesia-Australia Semakin Melebar Ekspor, Impor, Dan Neraca Perdagangan Indonesia-Australia 2015-2019,” Katadata.co.id, 2020,

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/10/defisit-neraca-perdagangan-indonesia- australia-semakin-melebar.

(18)

5 B. Rumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan di latar belakang, pokok permasalahan terkait adalah: Apa kepentingan nasional Indonesia sehingga meratifikasi perjanjian kerjasama kemitraan IA-CEPA tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan masalah pada pernyataan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kepentingan Indonesia sehingga meratifikasi perjanjian kerjasama kemitraan CEPA

2. Menganalisis mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang dilakukan oleh Indonesia dengan Australia dengan menggunakan teori atau konsep yang sesuai dengan pembahasan tersebut D. Manfaat Penelitian

1. Berkontribusi memberikan informasi dan pengetahuan umum mengenai kondisi ekonomi politik Indonesia dengan Australia

2. Melengkapi penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya dan menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

E. Tinjauan Pustaka

Beberapa literatur digunakan oleh penulis sebagai tinjauan pustaka karena penelitian tersebut memiliki korelasi dan keterkaitan dengan topik yang akan penulis teliti. Terkait IA-CEPA, beberapa akademisi pernah menulis artikel

(19)

6

tentang topik IA-CEPA, yang pertama adalah penelitian yang ditulis oleh Fajar Khoirurrizal Fahri berjudul Kepentingan Indonesia Melakukan Kerja Sama Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA- CEPA) yang ditulis tahun 2020. Tulisan tersebut membahas tentang kepentingan Indonesia sehingga mau untuk melaksanakan kerja sama IA- CEPA, dan menjelaskan keuntungan yang diperoleh Indonesia melalui IA- CEPA sehingga Indonesia melaksanakan IA-CEPA.9

Penelitian tersebut menunjukan bahwa IA-CEPA telah berhasil menghilangkan hambatan berupa tarif, hambatan teknis, Batasan jumlah investasi, mempermudah administrasi, menambah kuota visa, dan bekerjasama dalam penilaian kompetensi tenaga kerja. Sehingga Indonesia merasa bahwa kerja sama ini penting sebagai upaya menghadapi globalisasi ekonomi dan dapat mewakili kepentingan nasional, maka dari itu Indonesia bersedia menyepakati.10

Dengan banyaknya kemudahan-kemudahan yang didapat oleh Indonesia dari hasil kesepakatan IA-CEPA, Fahri dalam penelitiannya menganggap bahwa Indonesia telah mempertahankan kepentingan nasionalnya dari kerja sama IA-CEPA yang telah di setujui tersebut. Kemudahan terbesar adalah kemudahan pada sektor Investasi. Australia unggul dalam pembiakan ternak sapi berkualitas dan Indonesia mempunyai kemampuan dalam penggemukan

9 Fahri, “Kepentingan Indonesia Melakukan Kerja Sama Indonesia Australia Converhensive Economic Partnership Agreement.”

10 Fahri.

(20)

7

melalui peternakan-peternakan yang ada untuk pasar sapi di Indonesia. Tingkat keunggulan peternakan sapi berkualitas asal Australia ini membuat beberapa perusahaan Indonesia membuat investasi yang signifikan di perternakan- peternakan Australia Utara.

Tulisan tersebut berfokus kepada kepentingan nasional Indonesia dalam kerjasama IA-CEPA karena Indonesia mendapat banyak keuntungan dan kemudahan di berbagai sektor strategis dan juga masalah investasi. Berbeda dengan skripsi penulis yang nantinya akan berfokus untuk menjawab pada pertanyaan apa kepentingan Indonesia meratifikasi IA-CEPA dengan perspektif liberalisme dan konsep perdagangan bebas.

Penelitian kedua adalah adalah adalah skripsi milik Kirana Rindu Chrismonita yang berjudul Analisis Kepentingan Indonesia Dalam Mengaktifkan Kembali Perundingan Kerja Sama IA-CEPA (Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) Di Tahun 2016.

Penelitian tersebut dianalisa dengan metode Foreign Policy Decision Making dan model aktor rasional. Hasil penelitiannya menunjukan bahwasanya kebijakan Indonesia untuk mengaktifkan kembali perundingan dengan Australia didasari dari rasionalitas negara dengan mempertimbangkan perkiraan keuntungan dan kerugian yang nantinya akan didapat oleh negaranya Sebagai aktor yang rasional, negara menginginkan keuntungan yang sebesar-

(21)

8

besarnya dengan kerugian yang ditanggung sekecil-kecilnya serta kerja sama tersebut dapat mengakomodir kepentingan nasional negara.11

Di dalam kasus tersebut, negara Indonesia merupakan negara berdaulat yang rasional yang dimana memiliki kepentingan nasional. Wilayah Indonesia pun sangat luas, paling luas di wilayah Asia Tenggara dan berbatasan dengan benua Pasifik (Australia dan Selandia Baru). Dalam meningkatkan perekonomiannya, Indonesia bekerja sama dengan berbagai negara disekitarnya. Kerja sama tersebut berbentuk multilateral yaitu ASEAN atau AANZFTA maupun berbentuk bilateral seperti Indonesia dengan Australia membentuk IA-CEPA.

Hampir serupa dengan skripsi Chrismonita yang menganalisa kepentingan Indonesia dalam perundingan kerja sama IA-CEPA. Namun perbedaan terletak pada teori yang digunakan oleh penulis dengan skripsi milik Chrismonita.

Penelitian ketiga adalah adalah adalah skripsi milik Mariah Ramandisyah berjudul Kepentingan Australia Mengaktifkan Kembali Perundingan Indonesia-Australia Comperhensive Economic Partnership Agreement (IA- CEPA) Tahun 2016.

Negosiasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) putaran pertama telah dilaksanakan pada September 2012 dan ditutup pada Maret 2013 di Jakarta. Pada putaran pertama,

11 Kirana Rindu Chrismonita, “Analisis Kepentingan Indonesia Dalam Mengaktifkan Kembali Perundingan Kerja Sama IA-CEPA” (UNIVERSITAS PERTAMINA, 2019).

(22)

9

Indonesia dan Australia lebih fokus terhadap penekanan komitmen kedua belah pihak dalam negosiasi kesepakatan. Lalu putaran kedua dilaksanakan pada Juli 2013 di Canberra, Australia. Pada putaran kedua, Indonesia dan Australia fokus terhadap kerja sama ekonomi dan perjanjian antar pemangku kepentingan.

Pelaksanaan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) akan menjadi landasan yang positif bagi perekonomian kedua negara.

Penelitian tersebut mencoba untuk menganalisa kepentingan Australia dalam mengaktifkan kembali IA-CEPA pada tahun 2016 menggunakan teori liberalisme dengan konsep kepentingan nasional, dan teori interdependensi ekonomi. Penelitian itu menunjukkan bahwa pengaktifan kembali IA-CEPA menjadi strategi Australia untuk normalisai hubungan dengan Indonesia setelah terjadinya dinamika politik pada tahun 2013-2015. Kemudian Australia berhasil mewujudkan kepentingan ekonominya setelah mengaktifkan kembali IA-CEPA 2016. Salah satu kepentingan ekonomi Australia yakni untuk mencapai surplus perdagangan dengan meningkatnya nilai ekspor, memperoleh produk dan jasa yang unggul dengan biaya yang murah, serta meningkatkan investasi yang berujung pada akuisisi hak pengelolaan perusahaan tambang di Indonesia.12

12 Mariah Ramandisyah, “Kepentingan Australia Mengaktifkan Kembali Perundingan Indonesia- Australia Comperhensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) Tahun 2016” (UNIVERSITAS LAMPUNG, 2018).

(23)

10

Skripsi yang ditulis oleh Mariah Ramandisyah berfokus pada sisi kepentingan Australia mengaktifkan kembali perundingan IA-CEPA yang sempat terhenti dari tahun 2013 hingga 2016, sementara penulis melihatnya dari sisi kepentingan Indonesia dalam meratifikasi perundingan IA-CEPA tahun 2020.

F. Kerangka Teori

Untuk menjawab suatu rumusan masalah, penulis akan menggunakan teori dan kerangka konseptual dari pendapat para ahli sehingga dapat menjadi landasan berfikir dalam melakukan penelitian. Penulis akan menggunakan teori kepentingan nasional dan teori perdagangan bebas, karena penulis beranggapan jika teori ini tepat untuk menjawab rumusan masalah penelitian terkait.

a. Teori Kepentingan Nasional

Setiap negara memiliki kepentingan nasional masing-masing untuk menjaga eksistensinya. Ukuran kepentingan nasional yang dimiliki semua negara adalah bertahan hidup, meningkatkan kekayaan, keamanan, dan meningkatkan power untuk melaksanakan keinginannya.13

Selain itu, Adam Smith memandang bahwa kepentingan nasional bukan hanya terletak pada keamanan suatu negara, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan perdagangan yang juga menjadi acuan. Dengan demikian kepentingan nasional yang dicapai adalah berjalannya mekanisme pasar, sehingga

13 Paul R. Viotti and Mark V. Kauppi, International Relations and Politics, Pearson Education, 5th ed. (USA: Pearson Education, 2012), https://doi.org/10.1177/0002716289504001014. Hal 290

(24)

11

masyarakat dan juga para aktor dapat menjalankan aktifitas ekonomi dengan lancar.14

Jack C. Plano dan Roy Olton berpendapat bahwaKepentingan nasional juga dapat diartikan sebagai tujuan mendasar dan faktor paling menentukan yang memandu para pengambil keputusan dalam merumuskan kebijakan atau kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional adalah konsepsi yang sangat umum tetapi merupakan elemen yang merupakan persyaratan vital bagi suatu negara, karena itu mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, integritas wilayah, keamanan, militer, kesejahteraan dan ekonomi.15

Menurut Donald.E. Nuechterlein, kepentingan nasional dibagi menjadi 4 dasar, yaitu:16

a. Defence Interests (Kepentingan Pertahanan): kepentingan untuk melindungi warga negara, wilayah, serta ancaman politik dari negara lain.

Kepentingan ini fokus terhadap perlindungan negara dan bangsa terhadap ancaman kekerasan fisik dari negara lain

b. Economic Interests (Kepentingan Ekonomi): kepentingan dimana pemerintah berupaya dalam meningkatkan perekonomian negaranya dengan menjalin hubungan ekonomi bersama negara lain

14 S Burchill, The National Interest in International Relations Theory (New York: Palgrave Macmillan., 2005), https://doi.org/10.1057/9780230005778. Hal 104

15 Jack C. Plano and Roy Olton, Kamus Hubungan Internasional (Bandung: Abardin, 1990). Hal 7

16 Donald E. Nuechterlein, “National Interests and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and Decision-Making,” British Journal of International Studies 2, no. 3 (1976): 246–66, https://doi.org/10.1017/S0260210500116729.

(25)

12

c. World Order Interests (Kepentingan Tata Internasional): kepentingan yang mempertahankan sistem politik internasional serta ekonomi internasional yang memberikan keuntungan bagi negaranya.

d. Ideological Interests (Kepentingan Ideologi): kepentingan untuk mempertahankan ideologi negara nya dari ancaman ideologi negara lain

Menurut Morgenthau, kepentingan nasional adalah seperangkat tujuan yang dimiliki oleh negara untuk memaksimalkan potensi negara untuk mendapatkan hasil maksimal. Terdapat empat kepentingan dasar yang merupakan kepentingan nasional suatu negara, yatiu kepentingan tanah air, kepentingan kesejahteraan ekonomi, tatanan dunia, dan promosi nilai-nilai.17

Definisi dan teori tersebut akan dipakai untuk menjelaskan mengenai kepentingan yang dimiliki Indonesia sehingga meratifikasi perjanjian kerja sama ekonomi bilateral dengan Australia. Teori kepentingan nasional dianggap mampu menuntun kajian penulis untuk menjawab pertanyaan penelitian.

b. Perdagangan Bebas

David Ricardo berpendapat bahwa perdagangan bebas yaitu perdagangan yang dijalankan secara bebas dari perbatasan nasional yang dapat membawa keuntungan bagi semua partisipan karena perdagangan bebas menjadikan terjadinya spesialisasi, dan spesialisasi dapat meningkatkan efesiensi, dengan

17 Hans J. Morgenthau, “Another Great Debate. The National Interest of the United States.,” The American Political Science Review 46, no. 4 (2015): 961–88.

(26)

13

demikian produktivitas. Kemudian jika masing-masing mengkhususkan fokus pada produknya yang memiliki keunggulan komparatif, maka perdagangan akan menjadi saling menguntungkan untuk kedua kawasan.18

Kemudian Adam Smith memiliki pandangan tentang perdagangan bebas berdasarkan keunggulan komparatif, dalam buku Dominick Salvatore, Smith mengatakan bahwa perdagangan antara dua negara harus didasarkan pada keunggulan komparatif. Ketika satu negara lebih efisien dalam produksi satu komoditas, tetapi kurang efisien daripada negara lain dalam produksi komoditas kedua, maka kedua negara tersebut akan mendapatkan manfaat, dengan cara kedua negara tersebut mengkhususkan diri dalam memproduksi komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dan bertukar hasil dengan negara lain untuk komoditas yang memiliki kelemahan komparatif 19

Hal yang sama dikemukakan oleh Samuelson, ia mengatakan bahwa jika masing-masing mengkhususkan pada produk dimana ia memiliki keuntungan komparatif (efesiensi relatif paling besar), maka perdagangan akan saling menguntungkan untuk kedua kawasan 20

Dalam perdagangan bebas juga Adam Smith percaya terhadap keuntungan timbal balik dan ekonomi pasar bebas adalah sumber utama kemajuan, kerja

18 Jackson and Sorenson, Pengantar Studi Hubungan Internasional. Terjemahan Dadan Suryadipura (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005). Hal 139

19 Salvatore. Hal 32

20 Jackson & Sorenson. Hal 291

(27)

14

sama, dan kesejahteraan, karena pasar bebas tersebut dapat meluas secara spontan untuk kepuasan kebutuhan manusia di tiap kawasan.21

Teori perdagangan bebas akan menjelaskan mengenai Indonesia dengan Australia yang telah melakukan perdagangan barang dan jasa yang memiliki keunggulan absolutnya masing-masing di tiap komoditas. Maka menurut teori perdagangan bebas, keuntungan timbal balik yang diharapkan dari CEPA antara kedua negara ini bisa didapatkan.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat memandu untuk menemukan jawaban dan metode pemecahannya berdasarkan atas data-data yang dikumpulkan. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Cresswell, penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang mengeksplorasi suatu masalah dan gejala. Metode penelitian kulitatif memungkinkan penulis membangun gambaran secara lengkap dan menyeluruh, menganalisis kalimat, memberikan laporan secara detail dari informan.22

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan metode eksploratori sebagai metode penelitian. Menurut Ulber Silalahi penelitian eksploratori bertujuan untuk penjelajahan atau mengeksplorasi untuk lebih mengetahui dan memahami gambaran mengenai suatu gejala yang diteliti.

21 Jackson & Sorenson. Hal 290

22 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Raja Garfindo Perasada, 2016).

(28)

15

Tipe penelitian ini fokus pada pertanyaan penelitian “Apa” untuk menggambarkan apa yang terjadi.23

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif melibatkan data dari berbagai sumber deskripsi yang kaya, sehingga penulis dapat memahami alur peristiwa dan menjelaskan sebab akibat dari suatu kasus.24 Jenis data yang digunakan adalah jenis data sekunder. Peneliti memperoleh data tersebut melalui jurnal-jurnal ilmiah, buku,laporan tertulis, dan dokumen berkaitan dengan objek penelitian, serta situs terpercaya.

Dalam peneltian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu studi literatur dan studi dokumen. Studi literatur yaitu pengumpulan data dari sejumlah literatur seperti buku, jurnal ilmiah, surat kabar, dan artikel.

Sedangkan studi dokumentasi itu pengumpulan data dari sejumlah dokumen- dokumen resmi. Dokumen resmi tersebut seperti data, siaran pers, dan laporan dari badan pemerintahan yang berwenang seperti Kementrian Perdagangan Indonesia, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kedutaan Besar Australia, dan Kementerian-kementerian yang terlibat dalam momen negosiasi perjanjian IA- CEPA. Data-data tersebut dapat diakses melalui internet.

Berdasarkan metode penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan, mengidentifikasi, serta menganalisa isu mengenai kepentingan Indonesia

23 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, ed. Asep Gunarsa, 1st ed. (Bandung: PT Refika Aditama, 2009).

24 Hossein Nassaji, “Qualitative and Descriptive Research : Data Type versus Data Analysis,”

Language Teaching Research 19, no. February 2015 (2016): 129 –132, https://doi.org/10.1177/1362168815572747.

(29)

16

sehingga meratifikasi perjanjian kerjasama kemitraan IA-CEPA tahun 2020 setelah terjadinya proses perundingan yang cukup panjang hingga 12 putaran perundingan. Dalam hal ini, metode kualitatif dilakukan untuk menjelaskan secara rinci kepentingan nasional Indonesia terhadap kerja sama IA-CEPA sehingga Indonesia memutuskan untuk meratifikasi perundingan kerja sama IA- CEPA di tahun 2020.

Analisis data pada penelitian yang bersifat kualitatif berlandasan pada penggunaan keterangan secara lengkap dalam menginterprestasikan data tentang variabel, bersifat non-kuantitatif dan dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi mendalam dan tidak meluas terhadap fenomena. Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.25

Pertama yaitu reduksi data, reduksi data merupakan suatu analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, serta menyusun data dengan suatu cara untuk dapat menarik kesimpulan dan diverifikasi.

Data yang direduksi yaitu merupakan data yang penulis peroleh dari hasil, membaca dan memahami artikel, jurnal, buku, dokumen, yang terkait upaya yang dilakukan Indonesia dalam meratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Dalam tahapan reduksi data, penulis melakukan penulis melakukan penggabungan data yang didapat melalui studi literatur dan

25 Matthew B. Miles and A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook, Second Edi (Thousand Oaks: Sage Publications, 1994).

(30)

17

studi dokumen. Tahapan berikutnya, data tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan beberapa data yang terkait dengan penelitian penulis mengenai upaya yang dilakukan Indonesia dalam meratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Setelah data yang ada dianalisis, data-data tersebut akan dikumpulkan dan dicatat untuk selanjutnya akan di pergunakan dalam penelitian ini.

Kemudian yang kedua adalah penyajian data. Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua dalam penelitian kualitatif. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.26

Penyajian dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi. Narasi, yaitu penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat dan paragraf yang disusun secara terstruktur. Dengan penyajian data dalam bentuk narasi akan memudahkan penulis dan pembaca untuk dapat cepat memahami mengenai kepentingan Indonesia pada Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam proses kegiatan analisis data. Sebelum menarik kesimpulan, tahap awal yang penulis lakukan yaitu memberikan asumsi terkait permasalahan yang penulis ambil yaitu kepentingan Indonesia pada Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement

26 Silalahi, Metode Penelitian Sosial. Hal 340

(31)

18

(IA-CEPA). Hal ini digunakan untuk menjadi titik acuan dalam membandingkan asumsi penulis serta data yang penulis dapatkan di lapangan.

Kemudian asumsi tersebut melalui tahapan selanjutnya, yaitu verifikasi untuk melihat kebenaran yang ada melalui informasi dan data yang konkrit serta valid.

Setelah data yang ada diverifikasi, maka tahapan akhirnya yaitu dapat ditarik kesimpulan akhir terkait judul yang penulis ambil

H. Sistematika Penulisan

BAB 1: Di dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai pernyataan masalah, pertanyaan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, tinjauan pustaka yang digunakan, metode penelitian dan sistematika penulisan. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang penulis buat secara singkat. Sehingga ketika pembaca membaca BAB 1 ini, pambaca akan lebih mudah dalam memahami apa yang penulis sampaikan secara keseluruhan.

BAB II: Dalam BAB 2 ini akan membahas terkait gambaran umum kerja sama IA-CEPA seperti tujuan utama dan manfaat dari kerja sama IA- CEPA untuk kedua pihak, hasil utama dan peluang yang ada dalam kerja sama IA-CEPA, sektor-sektor di dalam kerja sama IA-CEPA, dan pembahasan terkait perundingan IA-CEPA sejak diaktifkan kembali tahun 2016 sampai perundingan final tahun 2018.

BAB III: Dalam BAB 3 ini akan membahas terkait posisi Australia dalam perdagangan indonesia, kebijakan Australia dan Indonesia dalam hal

(32)

19

investasi, serta hambatan dan resiko yang dialami Indonesia dalam melakukan kerja sama bilateral dengan Australia di ranah kemitraan ekonomi. Sehingga bab ini akan fokus terhadap analisa yang tertuju pada permasalahan Indonesia melakukan kerja sama bilateral dengan Australia sebelum diratifikasinya IA- CEPA.

BAB IV: Dalam BAB IV akan menjabarkan analisis mengenai Kepentingan Indonesia Meratifikasi Perjanjian Kemitraan IA CEPA, dengan menyajikan data yang telah ditemukan dan dianalisa oleh penulis selama melakukan penelitian. Selanjutnya dalam bab ini juga akan dijelaskan hasil dari penelitian secara runtut sesuai dengan rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian yang mana data-data yang ada akan dianalisa menggunakan perspektif liberalisme dan perdagangan bebas, dengan adanya analisa ini diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini.

BAB V: BAB V adalah sebagai bab penutup yang terdiri atas kesimpulan atas analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

(33)

20

BAB II

GAMBARAN UMUM KERJASAMA IA-CEPA

A. Tujuan Utama dan Manfaat IA-CEPA

Menurut Enggartiasto Lukita (Menteri Perdagangan RI), IA-CEPA bukanlah sekedar Free Trade Area biasa seperti FTA pada umumnya, karena biasanya FTA hanya sebatas menegosiasikan akses pasar. Namun CEPA dengan Australia ini mencakup juga kerjasama dalam sektor lain seperti investasi, peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan, dan pertukaran akses jasa agar dapat tumbuh bersama dengan memanfaatkan keunggulan pasarnya masing-masing untuk menciptakan kekuatan ekonomi baru di kawasan dengan cara membangun sebuah kemitraan komprehensif di bidang perdagangan barang, jasa, investasi, dan kerja sama ekonomi lainnya.27

IA-CEPA adalah salah satu alat bagi Indonesia maupun Australia untuk menjalankan kepentingan nasionalnya masing-masing, terutama di bidang kekuatan ekonomi. Hal tersebut dapat diliat dari beberapa tujuan dan manfaat IA-CEPA dalam website resmi Kementerian Perdagangan RI. Tujuan kerjasama tersebut yaitu untuk membangun kekuatan di berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, peningkatan sumber daya manusia, hingga isu-isu

27 Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Fact Sheet Indonesia -Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) (Jakarta, 2018)

<http://ditjenppi.kemendag.go.id/assets/files/publikasi/doc_20181015_fact-sheet- indonesiaaustralia-cepa.pdf>.

(34)

21

lainnya yang akan menciptakan kekuatan untuk pengembangan bisnis dan investasi di kedua negara tersebut. Selain itu, IA-CEPA dibuat dengan dasar untuk menciptakan lingkungan yang mendukung untuk pengembangan bisnis.28

Kemudian ada beberapa manfaat IA-CEPA yang dipublikasikan dalam website resmi kementerian perdagangan. Yang pertama adalah dapat memperluas akses pasar dan meningkatnya daya saing bagi produk-produk Indonesia di sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan industri; kedua, IA- CEPA memfasilitasi Indonesia untuk meningkatkan standar kualitas sumber daya manusia dan tenaga kerja sehingga bisa meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di taraf internasional; ketiga, dapat meningkatkan investasi dua arah antara Indonesia dan Australia, dan investor Indonesia di Australia akan lebih percaya diri dan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam menanamkan modalnya; keempat, IA-CEPA dapat memfasilitasi peningkatan perdagangan yang berkelanjutan melalui 'Economic Cooperation' sehingga memperluas dan mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian kerjasama.29

Berdasarkan hasil studi kelayakan, pada tahun 2008, IA-CEPA akan meningkatkan PDB Indonesia sebesar 0,23% dari baseline sebesar AUD 33,1 miliar pada tahun 2030 atau. AUD 1,65 miliar per tahun, khususnya dari liberalisasi perdagangan. dan peningkatan investasi dari Australia juga

28 Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI.

29 Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI.

(35)

22

pengembangan kapasitas dan kapabilitas, berupa transfer teknologi dan pelatihan keahlian di berbagai sektor.30

Dengan dilaksanakannya perjanjian kerja sama yang mengikat tersebut, Indonesia dan Australia akan saling mengupayakan hal-hal yang efektif untuk mempromosikan kemudahan akses pasar internasional dan peningkatan arus investasi, yang nantinya diharapkan akan menimbulkan keuntungan seperti peningkatan kesejahteraan bersama.

B. Hasil Keuntungan Dari Pelaksanaan IA-CEPA

Selain memiliki tujuan dan manfaat, IA-CEPA juga memiliki hasil yang dirasakan oleh Indonesia, yaitu pada pelaku bisnis, usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan masyarakat umum. Hasil keuntungan dari pelaksanaan IA- CEPA yang pertama adalah barang atau produk ekspor impor. Konsep economic powerhouse yang digadang IA-CEPA dibangun dengan tujuan untuk mendorong produktifitas industri dan pertanian, serta meningkatkan ekspor ke pasar global. Indonesia yang diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan) bahan baku berkualitas dari Australia mendapat kemudahan akses, sehingga para pelaku bisnis di kedua negara dapat berkontribusi besar untuk membuat global value chains untuk memenuhi kebutuhan masyarakat global.31

30 Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI.

31 Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI.

(36)

23

Melalui IA-CEPA, akses pasar kedua negara tersebut akan menjadi lebih mudah. Pasalnya, Australia memangkas semua pos tarifnya menjadi 0%.

Hasilnya, ekspor produk Indonesia ke Australia berpotensi akan meningkat tinggi. Beberapa produk yang memiliki potensi untuk ditingkatkan nilai ekspornya ke Australia:

Tabel 2.B.1. Keuntungan Akses Pasar Barang Bagi Eksportir

Produk Nilai Ekspor

2018 (USD Juta)

Tarif Sebelum IA-CEPA

Tarif Preferensi Pada Entry Into

Force

Tekstil 306,4 5% 0%

Karpet 4,5 5% 0%

Ethylene Glycol 2,5 5% 0%

Lembaran Polymers Ethylene 1,8 5% 0%

Pipa Penyaluran Untuk Migas 0,7 5% 0%

Furnitur Berbahan Kayu 0,8 5% 0%

Sumber: Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI.

Selain itu, produk-produk lainnya seperti herbisida dan pestisida, peralatan elektronik, permesinan, dan produk otomotif (khususnya kendaraan hybrid dan elektrik). Kemudahan ekspor produk otomotif Indonesia khususnya mobil hybrid dan listrik mendapatkan tarif preferensi 0% sehingga dapat kompetitif di pasar Australia, dengan ketentuan asal barang adalahdalam bentuk kendaraan dan rakitan listriknya di Indonesia (terlepas dari nilai bahan baku dan sumber bahan baku lokal), baik kendaraan hybrid maupun listrik menikmati tingkat prefrensi 0%.

Kesepakatan itu merupakan jalan pintas bagi industri otomotif Indonesia untuk

(37)

24

menikmati tarif istimewa di pasar Australia tanpa harus membangun semua fasilitas produksi dari awal 32

Keuntungan lainnya yang didapatkan Indonesia dari IA-CEPA adalah adanya pembahasan soal hambatan teknis perdagangan, kemudian disusun untuk memastikan bahwa:

1) Standar, peraturan teknis, dan prosedur penilaian kesesuaian tidak menciptakan hambatan-hambatan perdagangan yang tidak diperlukan;

2) Meningkatkan pemahaman bersama mengenai standar, peraturan teknis, dan prosedur penilaian kesesuaian masing-masing pihak;

3) Meningkatkan pertukaran informasi dan kerja sama sehubungan dengan persiapan, adopsi dan penerapan dari standar, peraturan teknis dan prosedur penilaian kesesuaian;

4) Memperkuat kerja sama dalam tugas badan-badan internasional yang berkaitan dengan standarisasi dan penilaian kesesuaian;

5) Dan memberikan kerangka kerja untuk menerapkan mekanisme pendukung untuk mewujudkan tujuan tersebut.33

Hasil keuntungan dari IA-CEPA yang kedua adalah di bidang tenaga kerja dan keterampilan. Melalui IA-CEPA, Indonesia dengan Australia sepakat untuk pertukaran keterampilan timbal balik sebagai bagian dari paket keterampilan

32 Kedutaan Besar Australia Indonesia, “Hasil Utama Untuk Indonesia – IA-CEPA,” accessed February 25, 2021, https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/hasil_utama_IACEPA.html.

33 Australian Goverment Departemen Foreign Affairs And Trade, “Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement: Outcomes,” accessed February 27, 2021, https://www.dfat.gov.au/trade/agreements/not-yet-in-force/iacepa/Pages/ia-cepa-key- outcomes-for-australia.

(38)

25

dalam rangka transfer of knowledge. Australia juga telah berkomitmen mengizinkan warga negara Indonesia untuk melaksanakan program magang selama 6 bulan di Australia dengan kuota sebesar 200 orang per tahun. Hal ini akan membantu mengembangkan kapasitas dan kapabilitas tenaga kerja Indonesia di sektor-sektor utama, termasuk sektor yang menarik bagi investor Australia.34

Keuntungan ketiga adalah dalam bidang jasa dan keuntungan pada iklim investasi, hal tersebut akan menciptakan peluang investasi baru dan iklim investasi yang lebih kondusif untuk menanamkan investasi. Dalam perundingan IA-CEPA, Pemerintah Australia menunjukan minatnya terhadap sektor-sektor jasa yang ditawarkan oleh Indonesia, diantaranya adalah:35

1. Pendidikan kejuruan dan vokasional 2. Pendidikan tinggi

3. Pariwisata 4. Rumah sakit 5. Panti jompo 6. Energi

7. Pertambangan 8. Konstruksi

9. Pengolahan air limbah 10. Transportasi; dan 11. Jasa professional

Dalam sektor pariwisata pada saat IA-CEPA berlaku, Work and Holiday Visa (WHV) akan meningkat menjadi 4100 orang per tahun dengan jumlah kenaikan kuota 5% per tahun sampai dengan 5000 orang per tahun, WHV

34 Kedutaan Besar Australia Indonesia, “Hasil Utama Untuk Indonesia – IA-CEPA.”

35 Australian Goverment Departemen Foreign Affairs And Trade, “Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement: Outcomes.”

(39)

26

sangat diminati oleh warga negara Indonesia, karena selain memberikan pengalaman bagaimana tinggal di Australia, WHV juga memberikan kesempatan untuk bekerja di Australia.36

C. Perundingan IA-CEPA Tahun 2016-2018

Tahun 2016 merupakan putaran ketiga negosiasi IA-CEPA yang diselenggarakan oleh Indonesia di Yogyakarta pada 2-4 Mei 2016, dan juga merupakan putaran pertama negoasiasi yang diadakan setelah IA-CEPA kembali diaktifkan oleh para Menteri. Delegasi Australia dipimpin oleh Ms Frances Lisson dan delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr Deddy Saleh.

Perundingan putaran ketiga mengikuti pertemuan tingkat menteri pada tanggal 16 Maret antara Menteri Perdagangan Indonesia dan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia di Canberra ketika mereka mengumumkan komitmen bersama untuk mengaktifkan kembali perundingan IA-CEPA. Kepala Negosiator menegaskan kembali tentang prioritas kesepakatan Indonesia dan Australia untuk menyelesaikan IA-CEPA yang ambisius ini dengan sesegera mungkin dan menyetujui program kerja ke depan. Para negosiator membahas pendekatan masing-masing untuk barang, jasa dan investasi. Masalah lintas sektoral termasuk e-commerce dan kebijakan persaingan juga diangkat.

36 Direktorat Perundingan Bilateral Ditjen. Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, “Fact Sheet Indonesia -Australia Comprehensive Economic Partnership

Agreement (IA-CEPA).”

(40)

27

Australia dan Indonesia sepakat bahwa IA-CEPA akan semudah mungkin digunakan dan memfasilitasi perdagangan.37

Dalam perundingan tersebut, Indonesia-Australia Business Partnership Group (IA-BPG) melakukan konsultasi dengan industri Australia dan Indonesia untuk meminta saran dari individu dan juga pelaku ekonomi yang tertarik dalam memberikan informasi pada negosiasi IA-CEPA putaran berikutnya. Negosiasi tersebut dilakukan untuk memperluas informasi tambahan dan juga pertimbangan yang efektif untuk ditentukan oleh para pihak pemangku kepentingan. Karena pertimbangan yang dinegosiasikan akan menjadi dasar dari terbentuknya suatu. aturan yang mengikat kedua. negara tersebut di dalam satu kerja sama, maka. keterlibatan pelaku ekonomi kedua negara, baik individu maupun kelompok akan menjadi hal yang baik untuk hasil perundingan IA- CEPA.38

Kemudian putaran keempat perundingan IA-CEPA diselenggarakan oleh Australia di Sydney pada 23-26 Agustus 2016, dan ini merupakan putaran kedua perundingan yang akan diadakan sejak IA-CEPA diaktifkan kembali oleh para Menteri pada Maret 2016. Delegasi Australia dipimpin oleh Department of Foreign Affairs and Trade

(

DFAT) dan termasuk perwakilan dari Departemen Industri, Inovasi dan Sains, Departemen Pertanian dan Sumber

37 Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade, “Third Round of Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement Negotiations,” 2016,

https://www.dfat.gov.au/trade/agreements/not-yet-in-force/iacepa/Pages/third-round-of- indonesia-australia-comprehensive-economic-partnership-agreement-negotiations.

38 IA-BPG, “Usulan IA-BPG Dalam IA-CEPA ‘Dua Tetangga Mitra Dalam Kesejahteraan,’” 2016.

(41)

28

Daya Air, Departemen Kesehatan, Departemen Komunikasi dan Seni, Departemen Ketenagakerjaan, Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan, Jaksa Agung, Kementerian Pendidikan. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kementerian Perdagangan dan melibatkan perwakilan dari sejumlah Kementerian dan Lembaga antara lain Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kesehatan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), dan Bank Indonesia.39

Kepala Perunding dari Australia dan Indonesia menegaskan kembali prioritas para Menteri untuk menyelesaikan perundingan dalam waktu 12-18 bulan. Kedua belah pihak juga menyambut baik pengiriman Laporan Tahap II Indonesia Australia Business Partnership Group (IA-BPG), mencatat rekomendasinya dan mempertimbangkan bagaimana mereka akan menginformasikan negosiasi yang sedang berlangsung. Kelompok negosiasi yang berdedikasi memulai diskusi rinci tentang barang, jasa, investasi, kerjasama ekonomi, perdagangan elektronik, kebijakan persaingan dan ketentuan kelembagaan dan kerangka kerja dengan masing-masing pihak berbagi ide dan perspektif.40

39 Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade, “Fourth Round of Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) Negotiations,” 2016, https://www.dfat.gov.au/trade/agreements/not-yet-in-force/iacepa/Pages/fourth-round-of-ia- cepa-negotiations.

40 Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade.

(42)

29

Hasil dari perundingan keempat IA-CEPA adalah kedua negara sepakat untuk segera mengimplementasikan kerja sama di bidang ketenagakerjaan, dalam. bentuk Skill Exchange Development Pilot Project atau proyek percobaan pengembangan pertukaran keteterampilan. Pada perundingan keempat juga telah dibahas mengenai adanya agenda pembahasan kesepakatan awal IACEPA yaitu antara lain laporan IA-BPG Report, Red Meat and Cattle, dan Financial Services (MoU antara Otoritas Jasa Keuangan dan Australian Centre for Financial Studies Monas University).41

Perundingan putaran kelima IA-CEPA diselenggarakan oleh Indonesia di Bandung pada tanggal 31 Oktober - 4 November 2016. Ini merupakan perundingan putaran ketiga yang akan dilaksanakan sejak IA-CEPA diaktifkan kembali oleh para Menteri. Delegasi Australia dipimpin oleh DFAT dan termasuk perwakilan dari Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air, Departemen Pendidikan, Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan dan Departemen Perindustrian Inovasi dan Sains. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kementerian Perdagangan dan termasuk perwakilan dari sejumlah Kementerian dan Lembaga antara lain Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Industri, Badan Perencanaan

41 Jitunews.com, “Putaran Keempat IA-CEPA Segera Teken Kerja Sama Tenaga Kerja,” 2016, https://www.jitunews.com/read/43629/putaran-keempat-ia-cepa-segera-teken-kerja-sama- tenaga-kerja.

(43)

30

Pembangunan Nasional, Badan Standardisasi Nasional, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif.42

Australia dan Indonesia membahas tawaran akses pasar awal dan teks yang dibahas untuk semua bab prospektif selama putaran. Kelompok negosiasi khusus dan kelompok kerja teknis bertemu, termasuk mengenai barang, hambatan teknis perdagangan, tindakan, prosedur bea cukai dan fasilitasi perdagangan, aturan asal, layanan telekomunikasi, investasi, kerjasama ekonomi, E-commerce, layanan keuangan, kebijakan persaingan dan ketentuan kelembagaan dan kerangka kerja.43

Dalam putaran kelima, Indonesia mengusulkan untuk menjalankan kerja.

sama terkait bidang vokasional yang diusulkan oleh Ketua Tim Perunding.

Indonesia Deddy Saleh. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, khususnya tenaga vokasi, melalui kerja.

sama. vocational education and training and vocational workers. Pada.

perundingan putaran kelima ini, kedua negara tersebut menyatakan bahwa.

mereka sangat optimis bisa menghasilkan kemajuan yang signifikan. Kedua

42 Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade, “Fifth Round of Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) Negotiations,” 2016, https://www.dfat.gov.au/trade/agreements/not-yet-in-force/iacepa/Pages/fifth-round-of-ia- cepa-negotiations.

43 Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade.

(44)

31

negara juga telah membahas akses pasar di bidang perdagangan barang dan jasa.

serta pembahasan lebih mendalam seluruh draf teks IA-CEPA.44

Perundingan putaran keenam IA-CEPA diselenggarakan oleh Australia di Canberra dari tanggal 20 sampai 24 Februari 2017. Ini merupakan perundingan putaran keempat yang akan diadakan sejak IA-CEPA diaktifkan kembali oleh para Menteri. Delegasi Australia dipimpin oleh DFAT dan termasuk perwakilan dari Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air, Jaksa Agung, Austrade, Departemen Komunikasi dan Seni, Departemen Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Ketenagakerjaan, Departemen Kesehatan, Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan, Departemen Perindustrian Inovasi dan Sains.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kementerian Perdagangan dan melibatkan perwakilan dari sejumlah Kementerian dan Lembaga antara lain Kementerian Pertanian, Bank Indonesia, Kementerian Komunikasi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bea dan Cukai, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Standardisasi Nasional, dan Kementerian Ketenagakerjaan.45

44 Jitunews.com, “Masuki Putaran Ke-5 IA-CEPA, Indonesia Usulkan Kerja Sama Vokasional,” 2016, https://m.jitunews.com/read/47241/nasional.

45 Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade, “Sixth Round of IA-CEPA Negotiations,” 2017, https://www.dfat.gov.au/trade/agreements/not-yet-in-

force/iacepa/Pages/sixth-round-of-ia-cepa-negotiations.

(45)

32

Australia dan Indonesia membahas tawaran akses pasar barang yang direvisi dan teks yang dibahas untuk semua bab prospektif selama putaran. Beberapa kelompok perunding setuju untuk bertemu secara interseksional untuk memajukan diskusi menjelang putaran berikutnya, pada perundingan putaran ketujuh dijadwalkan berlangsung di Indonesia pada Mei 2017.46 Salah satu hasil. perundingan putaran keenam IA-CEPA yaitu pembahasan pengenai.

modalitas vocational education and training (VET). Indonesia mengusulkan.

kerja sama VET pada beberapa sektor, yaitu pendidikan, pertanian, industri, kesehatan, pariwisata dan hospitality dengan jenjang pendidikan setingkat.

Sekolah Menengah Kejuruan dan Diploma.47

Negosiasi putaran ketujuh IA-CEPA diselenggarakan oleh Indonesia di Jakarta pada 22-26 Mei 2017. Delegasi Australia dipimpin oleh DFAT dan termasuk perwakilan dari Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air, Jaksa Agung, Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan, Departemen PerindustrianInovasi dan Sains. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kementerian Perdagangan dan melibatkan perwakilan dari sejumlah Kementerian dan Lembaga antara lain Kementerian Pertanian, KPPU, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, OJK, Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, BKPM,

46 Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade.

47 Kompas.com, “Putaran Ke-6 IA CEPA, Indonesia Fokus Pada Kerja Sama Vokasi,” 2017, https://money.kompas.com/read/2017/03/02/170000826/putaran.ke-

6.ia.cepa.indonesia.fokus.pada.kerja.sama.vokasi.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus magnetotellurik (MT) 1-D resistivitas hanya bervariasi terhadap kedalaman sehingga model dapat direpresentasikan oleh lapisan-lapisan horisontal dengan parameter

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga berhasil menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dengan

CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) Sedangkan CEPA (Comprehensive.. Economic Partership Agreement) Perjanjian kerjasama ekonomi secara menyuluruh adalah

Selama tahun 2015, setidaknya 37 pertemuan dan perundingan Economic Partnership Agreement dilakukan, antara lain: Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA),

Roti italia adalah roti yang telah mengalami beberapa kali perubahan dalam beberapa tahun terakhir ini. Kerak roti ini harus tebal dan keras, remahnya harus

Sebelum masuk ke dalam kelas anak-anak diajak mencuci tangan kemudian berbaris didepan kelas, guru meminta salah satu anak menyiapkan didepan kelas. Guru

5.14 Intra-Industry Trade Komoditas Pertanian Indonesia dan Kamboja 43 5.15 Intra-Industry Trade Komoditas Pertanian Indonesia dan Laos 43 5.16 Intra-Industry Trade Komoditas

Berdasarkan hasil perhitungan terlihat intra-industry trade Indonesia yang rendah dan neraca perdagangan yang bernilai negatif, penulis memberi saran agar pemerintah tidak