• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG ATAS WANPRESTASI JASA PENGIRIMAN BARANG (STUDI DI KANTOR JNE CABANG SUMBAWA) JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG ATAS WANPRESTASI JASA PENGIRIMAN BARANG (STUDI DI KANTOR JNE CABANG SUMBAWA) JURNAL ILMIAH"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG ATAS WANPRESTASI JASA PENGIRIMAN BARANG

(STUDI DI KANTOR JNE CABANG SUMBAWA)

JURNAL ILMIAH

Oleh : SULTAN SAMER

D1A017303

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM 2021

(2)

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG ATAS WANPRESTASI JASA PENGIRIMAN BARANG

(STUDI DI KANTOR JNE CABANG SUMBAWA)

Oleh : SULTAN SAMER

D1A017303

Menyetujui,

H. Moh. Saleh, SH., M.Hum.

NIP: 195912311987031014

(3)

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG ATAS WANPRESTASI JASA PENGIRIMAN BARANG ( STUDI

DI KANTOR JNE CABANG SUMBAWA) SULTAN SAMER

D1A017303

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pengiriman barang yang tidak sesuai dengan waktu yang telah di perjanjikan untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana pelaksanaan pertanggungjawaban JNE dalam perjanjian pengiriman barang apabila tidak sesuai waktu estimasi yang telah di perjanjikan. Menurut Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian hukum normatif-empiris dimana dengan menggunakan metode menggabungkan variabel-variiabel sosial dengan peraturan perundang-undangan (law in books) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen oleh pihak JNE telah melakukan pertanggungjawaban sesuai dengan Undang-Undang perlindungan konsumen No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, dan pelaksanaan pertanggungjawaban pihak JNE dapat dilaksanakan dengan melihat tingkat kesalahan konsumen dan pihak ekspedisi.

Keywords : Wanprestasi, Jasa Pengiriman, Barang,

CONSUMER PROTECTION OF DELIVERY SERVICES USERS FOR CONSIGNMENT SERVICES DEFAULTS (CASE STUDY AT JNE OFFICE

BRANCH OF SUMBAWA) Abstract

The purpose of this study is to decide and analyze the pattern of legal protection for consumers regarding the delivery of goods that are not in the agreement with the agreed time, to inspect and analyze how the application of JNE’s liability in agreement of goods delivery if it doesn’t match with the predicted time that has been agreed, based on the applicable laws in Indonesia. The method of this research is normative empirical legal research by combining the social variable method with the regulation (laws in the book). The result of this research experienced that legal protection of consumer by JNE has carried out the liability based on the consumer protection law number 8 of 1999 concerning consumers protection, and the implementation of JNE liability can be implemented by looking at the expeditionary and consumers error level.

Keywords: Defaults, Delivery Services, Goods

(4)

I. PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia akan jasa pengiriman barang atau jasa ekspedisi saat ini sangatlah tinggi. Oleh karena itu, untuk memenuhi tingginya kebutuhan masyarakat akan mengirimkan barang, saat ini banyak lahir perusahaan jasa yang bergerak di bidang angkutan. Banyaknya perusahaan swasta yang lahir dapat memicu kemajuan teknologi di era globalisasi sehingga banyak perusahaan yang lahir menyebabkan mereka harus terus bersaing untuk mendapatkan pelanggan.1Salah satu di antaranya adalah PT JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) yang bergerak khusus di bidang pengangkutan barang.PT JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman barang di Indonesia.

Banyaknya tingkat persaingan membuat pelayanan jasa pengiriman barang yang diberikan PT JNE semakin beragam dan inovatif.Hal ini dikarenakan adanya loyalitas pelanggan serta kualitas layanan yang di berikan oleh perusahaan. Sangat penting bagi JNE untuk mempertahankan pelanggan yang loyal, dan menjaga agar pelanggan tidak beralih kepada perusahaan lain yang sejenis. Oleh karena itu perusahaan mengembangkan strategi pemasaran seperti harga yang terjangkau, Customer service yang siap dan sigap dalam melayani pelanggan, serta jaminan pada resiko kehilangan atau kerusakan pengiriman paket guna menjaga loyalitas pelanggan.2

1Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, PT Citra Adhitya Bakti, Jakarta, 2005, Hlm, 227.

2https://infobrand.id/strategi-jasa-kurir-bertahan-dan-berinovasi Diakses Pada Tanggal 5 April 2021

(5)

Salah satu hal terpenting yang harus di perhatikan oleh perusahaan JNE adalah kepercayaan pelanggan. Sebagian besar pelanggan menggunakan jasa JNE karena mereka percaya bahwa barang atau kiriman yang mereka kirim melalui jasa JNE akan sampai dengan selamat ditempat tujuan. Serta tanggung jawab sangat penting bagi perusahaan angkutan, terutama yang bergerak dalam pengiriman paket barang.Dalam melaksanakan kewajibannya untuk mengantarkan barang.3

Dalam prakteknya banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang sebelumnya dijanjikan oleh JNE terkait pelayanannya. Salah satu contoh adalah konsumen pengguna PT JNE yang berada dicabang sumbawa yaitu menurut keterangan dari salah satu pegawai yang bekerja di JNE yang bernama Lalu Juli Ardi, meskipun jumlahnya tidak banyak tetapi dalam jangka satu tahun terdapat paket yang rusak maupun yang hilang. Barang-barang tersebut isinya cukup bernilai,barang-barang tersebut meliputi handphone,tas,dokument berharga,kunci rumah,lukisan berharga, pakaian,barang elektronik, dan kosmetik. Barang yang paling sering hilang adalah pakaian,dimana hampir setiap hari ada saja setiap orang yang datang mengadu tentang barang yang tidak sampai tepat waktudari yang sudah dijanjikan dan setelah menunggu konfirmasi dari pihak JNE bahwa dinyatakan paket tersebut telah hilang.4

3Nurdalilah Hasby, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Terhadap Kepuasan Konsumen JNE Express Agen Pangkalan Mansyur, Skripsi, 2019, Universitas Islam Negri Sumatra Utara, Hlm, 4.

4Wawancara dengan bapak Lalu Juli Ardi pegawai Tiki JNE Cabang Sumbawa, pada tanggal 20 April 2021.

(6)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul :PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG ATAS WANPRESTASI JASA PENGIRIMAN BARANG (STUDI DI KANTOR JNE CABANG SUMBAWA)

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pengguna jasa pengiriman barang dalam terjadinya keterlambatan ?; 2.

Bagaimana pelaksanaan pertanggungjawaban JNE dalam perjanjian pengirim barang apabila tidak sesuai waktu estimasi yang telah di perjanjikan menurut Undang-Undang hukum yang berlaku di Indonesia ? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai ; 1. Untuk mengkaji dan menganalisis apa bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pengiriman barang yang tidak sesuai dengan waktu yang telah di perjanjikan; 2. Untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana pelaksanaan pertanggungjawaban JNE dalam perjanjian pengiriman barang apabila tidak sesuai waktu estimasi yang telah di perjanjikan Menurut Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : Manfaat dari penelitian yang di lakukan oleh penulis adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dan informasi terhadap suatu masalah hukum khususnya dalam wanprestasi jasa pengiriman yang tidak sesuai dengan waktu yang diperjanjikan menurut Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.

Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan sosiologis.

(7)

II. PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pengguna Jasa Pengiriman Barang Dalam Terjadinya Keterlambatan

1. Hubungan Hukum Antara Konsumen Dengan Perusahaan Pengiriman Barang

Mengkaji tentang hubungan hukum antara konsumen dengan perusahaan pengirim barang secara umum diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata yaitu suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

Perjanjian Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata semua perjanjian dibuat berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian tersebut tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh Undang- Undang dinyatakan cukup untuk itu.5

Dalam hubungan antara konsumen dengan perusahaan pengiriman barang tidak lepas dengan syarat sah perjanjian khususnya pasal 1320 KUHPerdata menentukan ada 4 (empat) Syarat sahnya suatu perjanjian, yakni :6

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

3. Suatu pokok persoalan tertentu.

4. Suatu sebab yang tidak terlarang

5 Hawani, Tanggung jawab PT. TIKI JNE Dalam Pengirim Barang Terhadap Konsumennya, Skripsi, 2010, Universitas Lampung, hal 33

6 https://lifepal.co.id/media/syarat-sah-perjanjian/

(8)

Bertumpu dari syarat sah perjanjian, dalam perjalanan pihak pengangkutan dengan konsumen tidak serta merta berjalan baik, pihak pengangkutan terkadang lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai pelaku usaha pengangkutan, hal tersebut masuk dalam kategori wanprestasi.

Dalam suatu perjanjian jika Debitur tidak melakukan apa yang dijanjikan, maka dikatakan ia melakukan wanprestasi (prestasi buruk) yang pada kenyataannya dapat berupa empat macam wanprestasi :7

1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.

2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan.

3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.

Dalam hal melakukan wanprestasi yaitu debitur yang dalam hal ini pihak ekspedisi atau JNE, wanprestasi yang dilakukan adalah keterlambatan pengirim barang kepada konsumen yang tidak sesuai dengan waktu yang diperjanjikan sehingga konsumen merasa dirugikan dan menuntut pihak JNE untuk bertanggungjawab dengan melakukan ganti rugi atas wanprestasi yang telah dilakukan. Ganti rugi ( Scade Vergoeding) telah diatur dalam Pasal 1244, Pasal 1245 dan Pasal 1246 KUHPerdata terdiri dari biaya, rugi dan bunga. Bentuk ganti rugi yang lazim digunakan adalah uang.

7Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, jakarta, 2010, hal 45

(9)

2. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Undang-Undang No 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Mengenai perlindungan konsumen pada dasarnya sudah diakomodasi oleh banyak perangkat hukum sejak lama.Dalam berbagai kepentingan konsumen sudah dimuat berbagai Undang-Undang. Kehadiran Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menjadi sejarah perkembangan hukum perlindungan konsumen di Indonesia, namun Undang-Undangtersebut bukanlah yang pertama dan terakhir, karena sebelumnya telah ada beberapa rumusan hukum yang melindungi konsumen tersebar dalam beberapa peraturan perundang-undangan.8

Pengertian Perlindungan Konsumen di kemukakan ada beberapa para ahli yang berbagai sarjana hukum yaitu salah satunya "Mochtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas serta kaidah-kaidah hukum yang mengatur mengenai hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu dengan yang lain, dan berkaitan dengan barang atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup masyarakat”9

Hukum perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia memiliki dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya dasar hukum yang pasti, perlindungan terhadap hak-hak konsumen bisa dilakukan dengan penuh optimisme. Pengaturan tentang hukum perlindungan konsumen telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

8Abdul Halim B, Framework sistem perlindungan hukum bagi konsumen di Indonesia, Bandung, 2016, hlm, 1

9Eli Wuria Dewi, Hukum Perlindung Konsumen, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2016, hlm 4.

(10)

Konsumen. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUPK disebutkan bahwa Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen berupa perlindungan terhadap hak-hak konsumen, yang diperkuat melalui Undang-Undang khusus, memberi harapan agar pelaku usaha tidak bertindak sewenang-wenang yang selalu merugikan hak-hak konsumen.10

B. Pelaksanaan Pertanggungjawaban PT. JNE dalam Perjanjian Pengiriman Barang apabila tidak sesuai Waktu Estimasi yang telah diperjanjikan Menurut Hukum Yang Berlaku Di Indonesia

Dalam ilmu hukum, khususnya hukum pengangkutan setidak-tidaknya dikenal adanya 3 (tiga) prinsip tanggungjawab, yaitu :

1. Prinsip tanggungjawab berdasarkan adanya unsur kesalahan (fault liability, liability based on fault);

2. Prinsip tanggungjawab berdasarkan praduga (presumption of liability); dan

3. Prinsip tanggungjawab mutlak (no-fault liability, atau absolute liability atau strict liability).

Dari ketiga prinsip pertanggungjawaban tersebut pada PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE EXPRESS) menggunakan 2 (dua) prinsip pertanggungjawaban yang mana pertma berdasarkan adanya unsur kesalahan

10Ibid, hlm, 12.

(11)

(fault liability, liability based on fault) yang mana terlebih dahulu melihat

adanya kesalahan dari pihak pengangkut dan dari pihak konsumen dan prinsip tanggungjawab berdasarkan praduga (presumption of liability).Metode pembayaran proyek peningkatan jaan lingkungan yang berada di Dusun Bantir Desa Banyu Urip Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat ini dapat diberikan dengan uang muka.Oleh sebab itu, pembayaran prestasi pekerjaan penyedia jasa dilakukan dengan cara termin atau secara berangsur.

Penyesuaian Harga digunakan indeks yang dikeluarkan oleh BPS. Kontrak pengadaan pekerjaan jasa konstruksi ini dibiayai dari dana APBD (DAK Reguler) atau dana alokasi khusus reguler melalui DPA Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2017.

1. Faktor Penghambat PT. JNE Dalam Mengirim Barang Sesuai Perjanjian

Dalam hal terjadinya keterlambatan pengiriman barang yang sesuai perjanjian yang dalam hal ini bapak wibi sudarsono selaku kepala agen pakisaji Sumbawa menjelaskan adanya 2 (dua) faktor penghambat ini yang meliputi hambatan external dan internal. Mengenai hambatan external dan internal ini dijelaskan oleh bapak Wibi sebagaimana dijelaskan bahwa kurir yang terbatas, kurir tidak masuk, overload, paket tertempel, salah ketik alamat/kode tujuan, cuaca, bencana alam, kecelakaan di perjalanan.11Keterangan lebihlanjut dari hasil wawancara dengan dengan

11Wawancara dengan Wibi Sudarsono, Kepala JNE Agen Pakisaji Sumbawa, tgl 2 Juli. Jam 10.00

(12)

bapak bapak Wibi bahwa hambatan Internal terjadi pada pengiriman barang tersebut yang telah saya teliti pada JNE Agen Pakisaji seperti halnya;

1. Kurir Yang Terbatas, Di JNE Pakisaji sendiri kurir nya hanya 3 orang saja, untuk pengiriman pagi dan siang dan hari sabtu dan minggu libur tidak ada pengiriman. Hal ini menurut bapak Wibi masih sedang di rencanakan untuk penambahan kurir di akhir tahun karena menunggu proses dari pusat untuk penambahanpegawai.

2. Kurir Tidak Masuk, alasan kurir tidak masuk sangat bermacam ijin sakit, ijin sakit di berikan JNE Pakisaji kepada Kurir nya apabila disertai dengan Surat Ijin Dokter dan untuk Cara mengatasinya Pihak JNE membebankan Jatah pengiriman tersebut kepada Kurir yang lain dan apabila terjadi Overload maka dengan terpaksa harus dikirimkan di hari selanjutnya. Hal inilah salah satu yang mengakibatkan pengiriman tersebut menjadi terlambat dan tidak sesuai dengan hari yang harus nya sudah di terima olehPenerima.

3. Overload, Pengiriman barang melebihi pengiriman di haribiasa.

Misalnya seperti saat lebaran, Natal dan Tahun Baru. Bapak Wibi menjelaskan di saat seperti ini, pengiriman menggunakan YES pun tidak di sanggupi akan sampai dalam waktu 1 hari, Cara mengatasinya biasanya JNE Agen Pakisaji akan menambah kurir pengiriman disertai dengan pengirim sampai

(13)

jam 8 malam apabila terjadi overload di pihakAgen, tetapi apabila dari faktor Eksternal JNE pakisaji tidak bisa menghandle nya.

Kemudian mengenai Hambatan External yang dijelaskan oleh Bapak Wibi ialah Cuaca, Menurut keterangan Bapak Wibi pengirimanakan terlambat jika ada cuaca yang tidak memungkinkan untuk beroperasi. 12 Atau bencana alam di daerah sekitar yang menghambat laju kendaraan. Kendaraan operasional akan tersendat dan tertunda sampai beberapa waktu.

1. Bencana Alam, Pengiriman akan tertunda jika di suatu tempat mengalami bencana alam yang bisa tergolong besar. Karena JNE tidak bisa memastikan waktu sampainya paket ke tujuan yang melewati tempat kejadian. JNE juga banyak mengirim bantuan ke tempat korban bencana, maka pengiriman akan tertunda dan di dahulukan yang lebih membutuhkan. Dalam hal ini pihak JNE akan mengabarkan ke Pengirim barang apabila pengirim menggunakan paket YES, pihak pengirim bisa mengklaim atas keterlambatan barangtersebut.

2. Kecelakaan Di perjalanan, Segala sesuatu bisa terjadi di perjalanan pengiriman barang entah itu menggunakan alat tranportasi darat laut atau udara kecelakaan bisa terjadi diluar

12Wawancara dengan Wibi Sudarsono, Kepala JNE Agen Pakisaji Sumbawa, tgl 3 Juli. Jam 16.00

(14)

dugaan dalam hal hal seperti pihak JNE akan mengganti kerugian atas pengiriman tersebut apabila di asuransikan. Dalam hal ini pihak JNE selalu menawarkan Asuransi atas barang tersebut untuk menjamin keselamatan dan keutuhanbarangtersebut. Dengan Asuransi tersebut pengirim bisa mengklaim atau meminta ganti rugi sesuai aturan yang berlaku atau barang yang dikirim Rusak atau hilang di perjalanan. Biaya asuransi tergantung nilai barang nya, jika semakin mahal nilai barangnya semakin tinggi pula nilai asuransinya. menurut JNE sendiri barang atau dokumen dengan harga diatas sepuluh kali biaya kirim disarankan untuk di asuransikan. 13

3. Pertanggungjawaban Perusahaan Pengiriman Barang

Sebelum subyek hukum diwajibkan untuk melakukan pertanggungjawaban maka harus ada hubungan hukum sehingga muncul sebuah pertanggungjawaban maupun hak. Dalam hal ini hubungan hukum antara konsumen dan JNE adalah melalui perjanjian pengiriman barang, sepertihalnya perjanjian secara umum bahwa munculnya perjanjian diawali dengan kesepakatan antara konsumen dengan JNE, kesepakatan tentang bagaimana proses pengiriman barang sampai dengan tujuan, tarif, kepada siapa dan lain sebagainya, setelah terjadi kesepakatan maka perjanjian tersebut diikat dengan resi dari pihak JNE kepada Konsumen

13Wawancara dengan Wibi Sudarsono, Kepala JNE Agen Pakisaji Sumbawa, tgl 3 Juli. Jam 16.00

(15)

dengan membayar terlebih dahulu nilai transaksi yang disepakati.

Setelah perjanjian selasai disepekati tentu terdapat pelaksaan dari perjanjian tersebut. Pelaksaan ini melakat secara otomatis kepada pihak yang terkena perjanjian tersebut. Pihak JNE adalah pihak yang diwajibkan melaksanakan isi daripada perjanjian pengiriman barang dengan pihak Konsumen. Pelaksaan perjanjian pengiriman barang tidak boleh melebihi ataupun mengurai dari isi perjanjian yang terdapat dalam resi

Klaim atas keterlambatan barang menjadi bagian yang harus dilakukan oleh pihak yang merasa dirugikan secara langsung, artinya pihak yang mengikatkan diri secara langsung dengan PT.JNE, pihak tersebut tentu adalah pihak yang memegang Resi atau nomor pengirim barang. Ketentuan klaim tersebut juga diterangkan oleh Bapak Wibi selaku pemilik Agen JNE Express Pakisaji bahwa yang berhak mengklaim barang adalah nama orang yang memegang nomer resi tersebut tidak bisa klaim dilakukan oleh orang yang beralamat tujuan barang.14 Adapun tahapan secara resmi proses klaim adalah sebagai berikut :

1. Siapkan dokumen-dokumen pendukung seperti Resi pengiriman asli, Beserta dokumen KTP atas namaPengirim 2. Klaim bisa dilakukan di Kantor Pusat/Agen tempat pengirim

mengirimkan barang/dokumentersebut

3. Klaim dilakukan di Customer service dengan mengisi surat klaim yang disediakan oleh pihakJne

4. Isilah dengan lengkap surat klaim yang disediakan oleh pihak.

14Wawancara dengan kepala agen JNE pakisaji, Wibi Sudarsono, Pada Tanggal 3Juli 2021 Jam 16.00

(16)

III. PENUTUP

Kesimpulan :

1. Perlindungan konsumen pengguna jasa pengiriman barang dalam terjadinya keterlambatan sampainya barang yang dalam hal ini JNE sebagai pihak ekspedisi pengiriman barang yang saling mengikat dengan konsumen karena adanya perjanjian yang telah diatur dalam Pasal 477 KUHD, telah melakukan pertanggungjawaban sesuai dengan Undang-Undang perlindungan konsumen No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Tetapi dengan ketentuan tertentu yang selanjutnya dapat diketahui dari tingkat kesalahan konsumen atau pihak ekspedisi. Jika dalam hal terjadi keterlambatan maka itu masuk dalam kategori wanprestasi, maka pelaku usaha harus memberikan ganti rugi akibat wanprestasi dan apabila kesalahan terletak pada konsumen maka pihak ekspedisi yakni JNE tidak berhak untuk mengganti kerugian. Hak konsumen dan kewajiban pelaku usaha merupakan kedua hal yang tidak dapat dipisahkan, maka bergantung pada yang membuat kesalahan dengan memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing. 2. Pelaksanaan pertanggungjawaban perusahaan JNE dalam perjanjian pengirim barang apabila tidak sesuai waktu estimasi yang telah diperjanjikan dalam hal ini JNE tidak melaksanakan secara mutlak ketika ada complain dari konsumen, pertanggungjawaban dapat dilaksanakan dengan melihat perjanjian itu sendiri. Berdasarkan tabel dalam

(17)

pembahasan memberikan penjelasan bahwa kesalahan tidak hanya muncul pada pihak JNE pada pihak JNE namun juga pada pihak konsumen sehingga pertanggungjawaban tidak harus dilakukan oleh pihak JNE namun apabila kesalahan atas keterlambatan barang murni kesalahan dari JNE maka pertanggungjawaban harus dilakukan oleh pihak pengirim.

Saran :

1. Pihak JNE melakukan evaluasi jumlah kurir, penambahan jumlah kurir yang dengan jumlah pengirim barang sehingga keterlambatan barang karena kurir kurang tidakterjadi. 2. Pihak JNE selain bertanggungjawab untuk mengganti kerugian akibat keterlambatan barang namun juga harus menyertakan satu lembar kertas kecil keterangan alasan keterlambatan demi pertanggungjawab secara immateri kepada konsumen berbarengan denganpaket.

(18)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Abdul Halim B, Framework sistem perlindungan hukum bagi konsumen di Indonesia, Bandung, 2016, hlm, 1

Ahmad Zuhairi, Hukum Perlindungan Konsumen Dan Problematikanya, GH Pulishing, Jakarta, 2018, Hlm, 17.

Eli Wuria Dewi, Hukum Perlindung Konsumen, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2016, hlm 4.

Hawani, Tanggung jawab PT. TIKI JNE Dalam Pengirim Barang Terhadap Konsumennya, Skripsi, 2010, Universitas Lampung, hal 33

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, PT Citra Adhitya Bakti, Jakarta, 2005, Hlm, 227.

Nurdalilah Hasby, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Terhadap Kepuasan Konsumen JNE Express Agen Pangkalan Mansyur,

Skripsi, 2019, Universitas Islam Negri Sumatra Utara, Hlm, 4 Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, jakarta, 2010, hal 45

HASIL WAWANCARA

Hasil Wawancara dengan bapak Lalu Juli Ardi pegawai Tiki JNE Cabang Sumbawa, pada tanggal 20 April 2021.

Hasil Wawancara dengan Wibi Sudarsono, Kepala JNE Agen Pakisaji Sumbawa, tgl 2 Juli. Jam 10.00

(19)

INTERNET

https://infobrand.id/strategi-jasa-kurir-bertahan-dan-berinovasi Diakses Pada Tanggal 5 April 2021

https://lifepal.co.id/media/syarat-sah-perjanjian/

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa angkutan udara niaga terkait pertanggungjawaban pelaku

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap pengguna jasa Ida’s Postal Agent cabang Kerobokan karena

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa pengiriman barang dan variabel bauran pemasaran

Apabila dalam penyelenggaraan pengangkutan ini terjadi hal-hal yang telah disebutkan di atas dan secara langsung telah menimbulkan kerugian terhadap pihak pengiriman

6 Adella Sindy Permatasari, 2018, Perjanjian Baku: Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Klausula Eksonerasi Usaha Jasa Kurir (Studi Kasus Di Tiki, Skripsi:

Perlindungan hukum bagi konsumen pengguna jasa pengiriman barang Pos Indonesia di wilayah Kota Semarang ditinjau berdasarkan Kitab Undang- Undang Hukum Perdata dan Kitab

JNE menentukan tarif harga dalam pengiriman barang, pihak perusahaan melihat dari jarak jauh atau dekatnya suatu tujuan pengiriman barang yang akan dilewati, dan

Berkaitan dengan klausula baku yang ada dalam tiket penerbangan, maka sepatutnya pihak konsumen mendapatkan perlindungan hukum, perlindungan hukum berupa adanya