• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Bahan Penelitian

Bahan -bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk simplisia daun tempuyung yang diperoleh dari UPT Materia Medika Batu dan diekstraksi di Laboratorium Sintesis Universitas Muhammadiyah Malang. Bahan pembawa yang digunakan dalam penelitian ini adalah laktosa, avicel pH 101, PVP K-30, primogel, dan magnesium stearate yang diperoleh dari CV.Asian Chemical Semarang dengan derajat farmasi.

4.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat pembuat ekstrak maserator berupa bejana kaca toples 10 L, penyaring Buchner, Rotavapor, alat pencetak tablet hidrolik (Perkin Elmer Hydraulische Press), ayakan granul mesh 12 dan 14, alat pengering granul : lemari pengering, alat uji aliran dan sudut diam (corong standar, stopwatch dan Set of Repose Angels), alat uji kekerasan (Monsanto/ Hardness Tester), alat uji kerapuhan (Friability Tester), alat uji waktu hancur (Disintegrating Tester 2 Cavity), alat uji kandungan lengas (Mettler Toledo HB43-S), alat uji kadar fines (Shieve Shaker Pharmaco S04-WT), alat pengering granul (Circulating air drying Mettler oven), neraca analitik (Toledo PL 3002, Ohaus), mortir stamfer dan alat-alat gelas.

4.3 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan membandingkan pengaruh kadar PVP K-30 sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet ekstrak daun tempuyung meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan bertempat di Laboratorium Formulasi Sedian Farmasi dan Laboratorium Sintesis Universitas Muhammadiyah Malang.

Populasi pada penelitian ini adalah tablet ekstrak daun tempuyung yang dibuat sebanyak 2 bets masing-masing sejumlah 100 tablet secara keseluruhan,

(2)

dengan jumlah granul yang dibuat adalah 150 gram untuk setiap formula sesuai penggunaannya untuk uji mutu fisik granul dan mutu fisik tablet. Sampel uji mutu fisik diambil secara acak sesuai dengan jumlah tablet yang diuji. Variabel bebas dari penelitian ini adalah kadar PVP K-30 pada tablet ekstrak tempuyung.

Penelitian ini dilakukan dengan membuat tiga macam formula sediaan tablet dengan variasi kadar pengikat 1%, 2% dan 3% dan satu formula sebagai kontrol tanpa tambahan bahan pengikat menggunakan metode granulasi basah. Bahan dan kadar yang digunakan dalam formulasi tablet ekstrak daun tempuyung telah dipilih berdasarkan studi praformulasi untuk mendapatkan hasil tablet yang baik.

Rancangan formula dapat dilihat pada tablet IV.1

Tabel IV.1 Rancangan Formula Tablet Ekstrak Tempuyung

Komposisi Fungsi

Formula (mg)

F1 F2 F3 F4

Eks. daun tempuyung Bahan Aktif 100 100 100 100

Laktosa Pengisi 432 425 418 411

Avicel PH 101 (20 %) Pengisi 140 140 140 140

PVP K-30 Pengikat - 7 14 21

Primogel (3%) Desintegran 21 21 21 21

Mg Stearat (1 %) Lubrikan 7 7 7 7

Bobot Tablet 700 700 700 700 Keterangan :

F1 = formula tanpa bahan pengikat (kontrol) F2 = formula dengan kadar PVP K-30 1%

F3 = formula dengan kadar PVP K-30 2%

F4 = formula dengan kadar PVP K-30 3%

Rancangan sepesifikasi produk sediaan tablet ekstrak daun Tempuyung dapat dilihat pada Tabel IV.2

Tabel IV. 2 Spesifikasi Produk Sediaan Tablet Ekstrak Daun Tempuyung Evaluasi Tablet Spesifikasi

Dosis Ekstrak 100 mg/ Tablet

Diameter 13 mm

Bobot 700 mg

Kekerasan 4-8 kg

Kerapuhan <1%

Waktu Hancur <15 menit

(3)

4.4 Cara Kerja

Pada proses penelitian ini diawali dengan pembuatan ektrak dari serbuk simplisia daun tempuyung dengan menggunakan metode maserasi kinetika , kemudian hasil maserasi disaring dengan saringan buchner. Filtrate yang didapat diuapkan dengan rotavapor, didapat ekstrak kental , selanjutnya diuapkan di atas penangas air untuk menghilangkan sisa pelarut. Pemeriksaan kualitatif ekstrak dengan reaksi warna dan uji KLT, sedangkan bahan penelitian : laktose, avicel PH 101, PVP K-30, dan magnesium stearat dengan analisis gugus fungsi menggunakan spektrofotometri inframerah.

Pada pembuatan tablet ektrak daun tempuyung menggunkan metode granulasi basah, dengan menimbang ektrak daun tempuyung, laktosa, avicel PH 101, masukkan didalam mortir kemudian dicampur sampai homogen. Selanjutnya dibuat larutan PVP K-30, masukkan kedalam campuran serbuk sedikit demi sedikit digerus sampai homogen dan terbetuk granul basah yang kalis. Kemudian massa granul basah diayak dengan pengayak granul ukuran mesh 12 sampai terbentuk granul. Selanjutnya granul basah dikeringkan dalam lemari pengering sampai diperoleh kadar kelembaban 1-2%. Granul kering diayak dengan pengayak granul mesh 14 untuk menyeragamkan ukuran partikel. Selanjutnya, granul yang diperoleh diuji mutu fisik granul yang meliputi: kadar kelembapan, kecepatan alir, sudut diam, kompresibilitas dan kompaktibilitas. Setelah itu ditambahkan fase eksternal yaitu primogel dicampur selama 10 menit dan ditambah Mg Stearat selama 5 menit.

Pembuatan tablet dilakukan dengan alat kempa hidrolik, ditimbang massa kempa sebanyak 700 mg per tablet dengan diameter tablet 13 mm. Selanjutnya dilakukan uji mutu fisik tablet yaitu kerapuhan, kekerasan,dan waktu hancur tablet. Persyaratan kekerasan tablet 4-8 kg, kerapuhan tablet kurang dari 1% dan waktu hancur tablet kurang dari 15 menit. Bagan alur kerja penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1

(4)

Gambar 4. 1 Skema Alur Penelitian Formulasi tablet

Ekstrak daun Tempuyung

Bahan pengisi : Laktosa, Avicel PH 101

Bahan pengikat : Larutan PVP K30

Granulasi basah

Granul kering

Granul ditambahkan primogel kemudian Mg Stearat

Uji mutu fisik granul : kecepatan alir dan sudut diam, kandungan lengas, kadar fines, kompresibilitas dan

kompaktibilitas

Tabletasi : massa kempa dengan tekanan 1 ton

Uji mutu fisik tablet : Kekerasan, kerapuhan, waktu hancur

Analisis statistik Pemeriksaan kualitatif

ekstrak daun tempuyung

Pembuatan ekstrak daun tempuyung dengan metode Maserasi Kinetika.

Pemeriksaan kualitatif bahan pembawa

(5)

4.4.1 Pembuatan dan Pemeriksaan Ekstrak DaunTempuyung 4.4.1.1 Pembuatan Ekstrak Daun Tempuyung

Serbuk simplisia daun tempuyung diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi Kinetik dengan cara : menimbang ekstrak sebanyak 1 kg dimasukkan ke dalam toples kaca berukuran 10 L, ditambah 4 liter etanol 96%

sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai semua serbuk terbasahi, setelah itu diaduk dan didiamkan selama 24 jam dan maserasi diulang sebanyak dua kali dengan perendaman menggunakan etanol 96% sebanyak 3 L. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan corong Buchner, filtrate yang diperoleh dikumpulkan dan dilakukan pemekatan dengan alat rotavapor pada suhu 40-50 oC (Depkes RI, 2008). Ekstrak pekat diuapkan diatas penangas air sampai pelarut etanol hilang sampai diperoleh ekstrak dengan konsistensi kental dan dihitung rendemennya.

4.4.1.2 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Tempuyung Uji Reaksi Warna

Uji reaksi warna Wilstater dapat dilakukan dengan menimbang ekstrak daun tempuyung sebanyak 0,5 gram, dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Selanjutnya ditambahkan n-heksan dikocok berkali-kali sampai campuran tidak berwarna. Kemudian ambil residunya dilarutkan kedalam etanol 20 ml, ditatambahkan HCL pekat 2N 0,5 ml dan 4 potong Magnesium. Adanya senyawa flavonoid ditunjukkan adanya warna merah (Roring et al,2017).

Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Pemeriksaan kualitatif ekstrak daun tempuyung dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis untuk membuktikan adanya senyawa flavonoid.

Identifikasi flavonoid dilakukan dengan cara ekstrak daun salam ditotolkan pada lempeng silica gel GF 254, lalu lempeng dieluasi dalam bejana berisi diklorometana : kloroform (1:1). Hasil pengamatan dilihat dengan sinar UV λ 254 nm dan λ 365 nm kemudian disemprot dengan penampak noda pereaksi sitrat borat, uap ammonia atau asam sulfat 10%. Adanya flavonoid ditunjukkan dengan timbulnya noda berwarna kuning intensif. Noda kuning yang ditimbulkan oleh

(6)

uap ammonia akan hilang secara perlahan ketika ammonianya menguap, sedangkan noda kuning yang ditimbulkan oleh pereaksi sitrat borat bersifat permanen (Roring et al,2017).

Selanjutnya identifikasi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) berdasarkan harga Rf, dimana harga Rf dapat dihitung sebagai berikut:

4.4.2 Prosedur Pemeriksaan Kualitatif Bahan Pembawa

Pemeriksaan kualitatif bahan pembawa yaitu Laktosa, Avicel PH 101, PVP K-30, Primogel dan Mg Stearat dianalisis dengan Spektrofotometri Infra merah.

4.4.2.1 Pemeriksaan Kualitatif Laktosa

Pemeriksaan kualitatif laktosa dilakukan dengan metode spektrofotometri inframerah dengan prosedur : menggerus 1 mg laktosa dengan 300 mg serbuk KBr kering, kemudian dikempa dengan penekan hidrolik yang dilengkapi dengan alat penarik uap agar diperoleh lempeng tipis yang tembus cahaya. Spektra inframerah yang diperoleh dari sampel dibandingkan dengan pustaka.

4.4.2.2 Pemeriksaan Kualitatif Avicel PH 101

Pemeriksaan spektra inframerah Avicel PH 101 dibuat dengan metode KBr seperti pada prosedur 4.4.2.1

4.4.2.3 Pemeriksaan Kualitatif PVP K-30

Pemeriksaan spektra inframerah PVP K-30 dibuat dengan metode KBr seperti pada prosedur 4.4.2.1

4.4.2.4 Pemeriksaan Kualitatif Primogel

Pemeriksaan spektra inframerah Primogel dibuat dengan metode KBr seperti pada prosedur 4.4.2.1

(7)

4.4.2.5 Pemeriksaan Kualitatif Mg Stearat

Pemeriksaan spektra inframerah Mg Stearat dibuat dengan metode KBr seperti pada prosedur 4.4.2.1

4.4.3 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul

Pemerikasaan mutu fisik granul yang dilakukan meliputi kecepatan alir danPsudutPdiam,PkandunganPlengas,kadarPFines,kompresibilitasPdanPkompakti bilitas.

4.4.3.1 Kecepatan Alir dan Sudut Diam

Prosedur uji kecepatan alir dan sudut diam dilakukan dengan menimbang granul sebanyak 50 gram dimasukkan kedalam corong dan tutup bagian ujung corong, kemudian disiapkan stopwatch untuk menghitung kecepatan alirnya.

Penutup ujung corong dibuka dan dibiarkan mengalir keluar, dilakukan pencatatan terhadap diameter, tinggi, dan waktu mengalirnya granul serta kecepatan alirnya (Musa et al., 2011). Waktu kecepatan alir yang baik adalah lebih dari 10 g/detik dan sudut diam yang baik antara 20o - 30o. Kecepatan alir berhubungan dengan sudut diam. Sudut diam granul dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Sudut Diam (Tg α ) =

4.4.3.2 Kandungan Lengas

Penentuan kandungan lengan granul dilakukan dengan menggunakan alat Mettler Toledo HB43-S dengan cara, alat disiapkan dengan menekan tanda ON, kemudian alat ditara terlebih dahulu, selanjutnya masukkan granul sebanyak 2,5- 3 gram diratakan. Tutup alat dan tekan tombol start, tunggu hingga diperoleh kandungan lengas yang stabil. Persyaratan kandungan lengas granul adalah 1% - 2% ( Aulton, 2002).

4.4.3.3 Kadar Fines

Penentuan kadar fines menggunakan alat shieve shaker. Pengujian dilakukan dengan menimbang ayakan mesh 120 dan pan. Susun ayakan mesh 120 dan pan, masukkan granul sebanyak 50 g kemudian tutup, letakkan pada alat

(8)

shieve shaker lalu tekan tombol “ON”. Pengujian dilakukan selama 10 menit (Musa et al., 2011). Setelah selesai, timbang masing-masing ayakan dan hitung selisih antara ayakan berisi granul dan ayakan kosong. Jumlah fines tidak lebih dari 20% (DEPKES RI, 2014).

4.4.3.4 Kompresibilitas

Pada uji kompresibiltas disiapkan granul dalam gelas ukur tertutup volume 100 ml. Granul yang diuji paling sedikit 60% dari kapasitas gelas ukur. Granul dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak 60 ml yang sebelumnya sudah ditimbang terlebih dahulu dan selanjutnya timbang kembali gelas ukur tertutup yang berisi granul. Selanjutnya gelas ukur berisi granul dipasang pada alat uji dan dilakukan ketukan sesuai ketentuan persyaratan. Volume diukur pada volume awal (V0), 10 ketukan (V10), 500 ketukan (V500), dan 1250 ketukan (V1250), selanjutnya dicatat setiap perubahan volume yang terjadi. persyaratan Jika perbedaan antara V500 dan V1250 memiliki selisih tidak lebih dari 2 ml memenuhi syarat indeks kompresibilitas (Depkes RI, 2014) yang dihitung sesuai dengan persamaan berikut.

Indeks Kompesibilitas (%) :

4.4.3.5 Kompaktibilitas

Penentuan kompaktibilitas dilakukan dengan menggunakan kempa hidrolik dengan prosedur ditimbang granul sebanyak 10 g dan magnesium stearat 50 mg. Campur granul dengan magnesium stearat selama 5 menit ditimbang sebanyak 700 mg per tablet, lalu masukkan kedalam kempa hidrolik dan dikompresi dengan tekanan 1 ton dan 2 ton.

4.4.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet

Pemeriksaan mutu fisik tablet yang dilakukan adalah kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet.

(9)

4.4.4.1 Pemeriksaan Kekerasan Tablet

Pemeriksan kekerasan tablet menggunakan alat Monsanto Hardness Tester. Uji ini dilakukan dengan cara memilih 10 tablet secara acak dari masing- masing formula. Setiap tablet dipasang pada alat uji kekerasan pada posisi vertikal, kemudian diputar bagian penekannya dan diamati saat tablet retak atau pecah. Persyatan kekerasan tablet yaitu 4-8 kg (Lachman et al., 2008).

4.4.4.2 Pemeriksaan Kerapuhan Tablet

Pemeriksaan kerapuhan tablet dilakukan dengan menghitug hilangnya berat tablet menggunakan alat Friability tester. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menggunakan 10 tablet dan ditimbang. Siapkan alat yang akan digunakan, lalu masukkan tablet ke dalam Friability tester. Alat diputar dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dikeluarkan dan ditimbang kembali Kehilangan tablet maksimum tidak lebih dari 1% (USP, 2012). Presentase kerapuhan tablet dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut 4.4.4.3 Pemeriksaan Waktu Hancur Tablet

Pemeriksaan waktu hancur tablet menggunakan alat disintegration tester 2 cavity, berupa keranjang berisi 6 tabung yang terbuka bagian atasnya dan dasar penutupnya dengan pengayak mesh 10. Disiapkan 6 tablet yang akan digunakan untuk pemeriksaan waktu hancur. Keranjang dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi 1000 ml air dengan suhu 37˚ ± 2˚C sebagai media. Masukkan tablet ke dalam silinder, lalu keranjang dinaik-turunkan dengan frekuensi tetap antara 29- 32 kali per menit sampai tablet hancur. Bila terdapat 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, maka pengujian diulangi dengan 12 tablet lainnya. Sebanyak 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna. Untuk tablet tidak bersalut, tablet harus hancur sempurna dalam waktu kurang dari 15 menit (Depkes RI, 2014).

4.4.5 Analisis Statistik

Pada analisis statistik hasil penentuan pengaruh kadar PVP K30 terhadap mutu fisik tablet meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet ekstrak daun tempuyung dianalisis menggunakan one way anova (Analysis of Variant) dengan program SPSS 18 (Statistical Product and Service Solutions) pada tingkat

(10)

kepercayaan 95%. Jika diperoleh hasil nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara formula. Selanjutnya perhitungan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD (Honestly Significant Difference Test) untuk mengetahui formula mana yang memiliki perbedaan antara formula.

Referensi

Dokumen terkait

ﻦﺘﺴﺑ يرﻮﻬﻤﺟ ﻦﻳا ﻲﺘﻔﻧ يﺎﻫدادراﺮﻗ نﺎﻣزﺎـﺳ ﺎﺑ ﺎﻫ ﻛﺮـﺷ ،ﺎـﻫ ﺖ ترﺪـﻗ و ﺎـﻫ ﻪـﻘﻄﻨﻣاﺮﻓ يﺎـﻫ يا ﺖﺑﺎﻗر ﺪﻳﺪﺸﺗ ﺐﺟﻮﻣ زﻮﺣ رد ﻚﻴﺘﻴﻠﭘﻮﺋژ يﺎﻫ ة رﺰﺧ يﺎﻳرد ﻦـﻳا ﻲﺑآ يﺎﻴﻓاﺮﻐﺟ ﺮﺑ ﻢﻛﺎﺣ مﺎﻈﻧ و

[r]

[r]

Finally, this section discusses the applications of booking appointments and managing medical data for patients enrolled in the database of Al-Kindi General Hospital

[r]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

[r]

[r]

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas X MAN 1 Semarang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe PQ4R dengan pendekatan problem

2016 di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta, ada hubungan antara kondisi fisik lingkungan jenis lantai, jendela kamar tidur, dan pencahayaan alamiah dengan kejadian tuberkulosis

Berdasarkan Tabel 5.1, dapat diketahui bahwa pada Siklus I aktivitas guru termasuk kategori cukup baik dengan skor total 11 sedangkan untuk aktivitas belajar siswa