PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN
EARNINGS PER SHARE
TERHADAP
RETURN
SAHAM
PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA
EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
ROSDIANA
067017040/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN
EARNINGS PER SHARE
TERHADAP
RETURN
SAHAM
PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA
EFEK INDONESIA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ROSDIANA
067017040/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN
EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN
SAHAM PERUSAHAAN BARANG-BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Rosdiana
Nomor Pokok : 067017040
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)
Ketua Anggota
(Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak)
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir. T.Chairun Nisa B, M.Sc)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan earnings per share secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan barang-barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling sehingga menghasilkan 34 perusahaan barang-barang konsumsi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.
Hasil pengujian secara simultan menunjukkan semua variabel berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0.000. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel arus kas operasi dan earnings per share memberikan pengaruh positif terhadap return saham dengan signifikansi t hitung masing-masing 0.025 dan 0.002. Arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham ditunjukkan dengan nilai singnifikansi t hitung masing-masing 0.292 dan 0.135.
ABSTRACT
This Research aim to to know and obtain; get empirical evidence by simultan and parsial about cash flow statement influence and earnings per share to share return company of consumer goods at Indonesian Stock Exchange.
Population in this research is all company of consumer goods which listed at Indonesian Stock Exchange. Sampel Research taken by purposive sampling so that yield 34 company of consumption goods. Used by Analysis method is multiple linear regression analysis by using SPSS.
Result of examination by simultan show all variable have an effect on to share return with significantly value 0.000. While result of examination by parsial show cash flow variable operate for and earnings per share give positive influence to share return with t significantly calculate each 0.025 and 0.002. Invesment cash flow and financing cash flow do not give influence to share return shown with t significantly value calculate each 0.292 and 0.135.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa,
Pengasih dan Penyayang karena atas kasih karunia yang telah limpahkanNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari
pengorbanan dan bantuan banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
2. Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, MSc. , selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. , selaku Ketua Program Studi
Ilmu Akuntansi sekaligus sebagai dosen pembimbing utama tesis, yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
4. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. , selaku dosen pembimbing tesis yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing,
mengarahkan serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini
5. Drs. Rasdianto, MA, Ak. , selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. , selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak. , selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
8. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
9. Ibunda tercinta D.U Hutagalung serta keluarga besar Hutagalung yang telah
memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang baik moril maupun materil
kepada penulis.
10.S.I. Tarigan yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
11.Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XI Ilmu Akuntansi yang telah
mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan penulis, maka tesis ini masih
jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan banyak masukan dan saran guna
perbaikan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Medan, Agustus 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama : Rosdiana
Tempat/ Tgl. Lahir : Binjai, 11 April 1983
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Limau Bali No.25 Binjai 20717
Pendidikan
1. SD Taman Siswa Binjai (1995)
2. SLTP Negeri 1 Binjai (1998)
3. SMU Negeri 1 Binjai (2001)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……… i
ABSTRACT ……….. ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
RIWAYAT HIDUP ……….. v
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR TABEL ……… ix
DAFTAR GAMBAR ………. x
DAFTAR LAMPIRAN ………. xi
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
1.1. Latar Belakang ……….. 1
1.2. Rumusan Masalah ………. 5
1.3. Tujuan Penelitian ……….. 5
1.4. Manfaat Penelitian ……… 6
1.5. Originali Tes ………. 6
1.6. Batasan Penelitian ……… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …….. 8
2.1. Tinjauan Teori ……….. 8
2.1.1. Return Saham ……….. 8
2.1.2. Laporan Arus Kas ………... 13
2.1.2.1. Pengertian Dan Tujuan Arus Kas ……….. 13
2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas ………... 19
2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas Perusahaan ……… 25
2.1.3. Earnings Per Share ……… 27
2.3. Kerangka Konseptual ……….. 31
2.4. Hipotesis Penelitian ………. 34
BAB III METODE PENELITIAN ……… 35
3.1. Rancangan Penelitian ……….. 35
3.2. Populasi dan Sampel ………... 35
3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ……….. 36
3.3.1. Variabel Penelitian ……… 36
3.3.2. Defenisi Operasional Variabel ……… . 36
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 40
3.5. Prosedur Pengambilan Data ……… 40
3.6. Model dan Teknik Analisis Data ……… 40
3.6.1. Perumusan Model ……….. 40
3.6.2. Pengujian Normalitas Data ……… 41
3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik ……….. 42
3.6.3.1. Uji Multikolinearitas ……… 42
3.6.3.2. Uji Heterokedastisitas ……….. 42
3.6.3.3. Uji Autokorelasi ……… 43
3.6.4. Pengujian Hipotesis ………... 45
3.6.4.1. Uji F ……….. 45
3.6.4.2. Uji t ……… 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 48
4.1. Hasil Penelitian ……… 48
4.1.1. Statistik Deskriptif ………. 48
4.1.2. Pengujian Normalitas Data ………. 51
4.1.3. Pengujian Asumsi Klasik ……… 52
4.1.3.1. Pengujian Multikolinearitas ………... 52
4.1.3.2. Pengujian Heteroskedastisitas ………... 53
4.1.3.3. Pengujian Autokorelasi ………. 54
4.2. Pembahasan ………. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 64
5.1. Kesimpulan ………. 64
5.2. Keterbatasan ……… 65
5.3. Saran ……… 65
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu ………. 30
3.1. Operasional Variabel ……… 39
4.1. Deskriptif ………. ……… 49
4.2. Pengujian Normalitas ………... 52
4.3. Pengujian Multikolinearitas ………. 53
4.4. Pengujian Autokorelasi ……… 55
4.5. Pengujian Hipotesis ……….. 56
No. Judul Halaman
2.1. Arus Masuk dan Arus Keluar Kas yang utama ……….. 16
2.2. Kerangka Konseptual ………. 31
3.1. Daerah Pengambilan Keputusan Tes Durbin-Watson ……… 45
4.1. Pengujian Heterokedastisitas ………. 54
No. Judul Halaman
I. Data Arus Kas Operasi tahun 2003 – 2006 ……. ………... 70
II. Data Arus Kas Investasi tahun 2003 – 2006 ……….. 71
III. Data Arus Kas Pendanaan tahun 2003 – 2006 ……… 72
IV. Data Earnings Per Share tahun 2003 – 2006………... 73
V. Data Harga Saham Penutupan tahun 2003 – 2006 ……….. 74
VI. Pooling Data Variabel Penelitian tahun 2003 – 2006 ………. 75
VII. Pooling Data Variabel Penelitian tahun 2003 – 2006 ………. 78
VIII. Hasil Pengujian Normalitas ………. 80
IX. Hasil Pengujian Miltikolinearitas ……… 83
X. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ……… 85
XI. Hasil Pengujian Autokorelasi ………. 86
XII. Statistik Deskriptif ………. 86
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang
muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Dalam hal ini dapat terjadi karena pasar
modal sejak tahun 1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan yang memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan
perekonomian Indonesia.
Indikator perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) yang selalu menunjukkan peningkatan dimana
saat ini hampir mencapai 400 perusahaan. Walaupun hal ini cukup besar
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tetapi relatif kecil dibandingkan Negara
tetangga seperti Malaysia mencapai 700 perusahaan, Thailand sebanyak 2.000
perusahaan, dan Singapuran 3.000 perusahaan lebih. Perkembangan perusahaan
tersebut diiukuti oleh perkembangan kapitalisasi pasar modal di Indonesia. Nilai
kapitalisasi pasar modal Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai Rp 2.000 Triliun
dan akan semakin besar dengan rencana Initial Public Offering (IPO) terbaru yang
jumlahnya sangat signifikan yaitu penawaran saham perusahaan batubara Adaro yang
Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana
yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI, maka hal ini
akan berdampak pada makin banyaknya alternatif pilihan bagi para investor untuk
malakukan investasi yang dapat memberikan keuntungan baginya. Syarat utama
yang diinginkan para investor untuk bersedia melakukan investasi melalui pasar
modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh
dari investasi tersebut yang terdiri dari dividen dan capital gain. Perasaan aman ini
diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar,
dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan return saham. Faktor
yang mempengaruhi tersebut tidak hanya berasal dari faktor internal perusahaan
tetapi juga faktor eksternal perusahaan. Berbagai informasi di luar perusahaan seperti
informasi ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah
terhadap dollar, sektor industri dan kondisi pasar seringkali mempengaruhi harga
saham dan return saham, namun demikian seringkali pula faktor internal masih
berpengaruh dominan terhadap harga saham dan return saham. Faktor internal yang
dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya kinerja
keuangan perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat
dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu analisis
yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Ukuran yang digunakan dalam
analisis kinerja keuangan melalui laporan keuangan ini beranekaragam dan berbeda
setiap industri. Salah satu alat analisis yang digunakan oleh investor maupun pihak
manajemen adalah analisis terhadap laporan arus kas (Statement of Cash Flow
Analysis).
Penelitian mengenai manfaat arus kas dan hubungannya dengan return saham
diantaranya dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) menguji reaksi pasar yang
diproxy dari return saham terhadap pengumuman komponen aliran kas. Hasilnya
menunjukkan bahwa pasar bereaksi negatif terhadap arus kas pendanaan dan arus kas
investasi berpengaruh positif terhadap return saham. Livnat dan Zarowin (1990)
menguji hubungan antara arus kas dan laba akrual dengan return saham, pengujian
dengan analisis regresi berganda berhasil membuktikan bahwa komponen aliran kas
mempunyai hubungan positif lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan
aliran kas total atau laba akrual dengan return saham. Ali (1994) dalam Daniati dan
Suhairi (2006) menguji kandungan informasi dari laba, modal kerja dari operasi, dan
arus kas dengan menggunakan regresi linear dan non linear. Hasil analisis
berdasarkan model linear menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak memiliki
kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan modal kerja dari
operasi. Hasil yang diperoleh dari model non linear mendukung adanya hubungan
dengan return saham dengan tiga variabel tersebut.
Triyono (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen
bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) seperti
yang disyaratkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham.
Umumnya penelitian terdahulu menghubungkan arus kas dan labaperusahaan
dengan abnormal return, padahal saat berinvestasi investor akan selalu mensyaratkan
dan mengharapkan tingkat return tertentu yang akan diperoleh dari investasinya
tersebut. Tingkat return yang disyaratkan ini tentunya didasarkan dari informasi yang
disajikan oleh perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan dimasa datang.
Untuk itu investor perlu menganalisis kondisi keuangan perusahaan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen dengan cara
menghitung rasio keuangan perusahaan tersebut. Salah satu bentuk analisis tersebut
adalah laba per lembar saham (earnings per share) yang dihitung dari laba bersih
dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Earnings per share sering digunakan sebagai angka yang memberikan
ringkasan dari berbagai data akuntansi. Sehingga digunakan untuk melihat kemajuan
dari operasi perusahaan, menentukan harga saham dan besarnya dividen yang akan
dibagikan. Tingkat pertumbuhan earnings per share tergantung pada kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Pada umumnya pemegang saham tertarik
dengan earnings per share yang besar, sebagai salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan. Dimana earnings per share dapat menggambarkan kepada pemegang
saham mengenai keuntungan yang diperoleh dalam menghasilkan keuntungan bersih
positif, apabila terdapat kenaikan earnings per share dari suatu periode ke periode
berikutnya. Dimana tingkat pertumbuhan earnings per share dapat digunakan untuk
memprediksi besarnya deviden dan harga saham dikemudian hari. Penelitian
Sasongko (2006) dan Irwansyah (2005), menjelaskan bahwa earnings per share
berpengaruh positif terhadap harga saham. Sehingga earnings per share dapat
digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta baru
diatas, peneliti tertarik untuk menguji kembali dengan judul pengaruh komponen
laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan) dan
earnings per share perusahaan terhadap tingkat return saham.
1.2.Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut : Apakah laporan arus kas dan earnings per share perusahaan berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap return saham?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan earnings
1.4.Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian
ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi penulis terutama
dalam mengimplementasikan teori-teori dan literatur-literatur yang diperoleh
semasa kuliah dengan realita yang ada dilapangan.
2. Sedangkan bagi investor pasar modal, penelitian ini bermanfaat untuk
memberikan alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
berinvestasi dengan melihat laporan laporan arus kas dan earnings per share.
3. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan akan
melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada dibidang akuntansi untuk
kemajuan dan pengembangan ilmiah dimasa yang akan datang.
1.5.Originali Tes
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Khaddafi (2006) dengan
judul pengaruh arus kas dan laba terhadap return saham. Dalam penelitian ini peneliti
mengganti variabel laba dengan earnings per share yang diduga memiliki pengaruh
1.6.Batasan Penelitian
1. Batasan Waktu
Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu 3 tahun
yaitu tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006.
2. Batasan Daerah
Daerah penelitian mencakup seluruh perusahaan barang-barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006.
3. Batasan Aspek
Bidang kajian penelitian ini adalah laporan keuangan dengan penekanan pada
pengaruh arus kas dan earnings per share terhadap return saham perusahaan
barang-barang konsumsi.
4. Batasan Lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Return Saham
Apabila seseorang membeli saham, berarti dia mengorbankan konsumsinya
pada masa kini dengan harapan bahwa ia akan mampu mengkonsumsikan yang lebih
dimasa yang akan datang. Pengharapannya akan konsumsi yang lebih tinggi dimasa
yang akan datang didasarkan atas dividen yang diharapkan akan diperoleh, dan
berharap kenaikan harga sahamnya di waktu yang akan datang (Husnan, 1994) dalam
Lysia dan Rina (2002). Maksudnya dalam melakukan aktivitas investasi pada saham,
diharapkan mendapatkan hasil dimasa yang akan datang yang berupa return. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return tersebut
sebagai kompensasi dari pengorbanan ekonomi yang dilakukan saat ini.
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna
sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa
menggunakan pola pergerakan harga saham masa lalu untuk memprediksi harga
saham di masa datang.
Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital
gain (losses) dan deviden yield. Deviden Yield merupakan pembagian laba bersih
badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum
pemegang saham. Perusahaan tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar
deviden kepada pemegang saham biasa. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung
dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan pembagian
deviden. Dalam menetapkan besarnya deviden yang dibagikan kepada pemegang
saham, perusahaan menetapkan kebijakan berupa Deviden Payout Ratio, yang
merupakan penetapan persentase laba bersih yang dibagikan. Deviden yang diberikan
oleh badan usaha dapat berupa deviden kas maupun deviden saham yang
pembayarannya diberikan secara periodik sebesar Dt rupiah perlembar, dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1 -t
P Yield
Deviden t
D
= ………. (Jogiyanto, 2000)
Dimana : Dt = Deviden kas yang dibayarkan
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Sedangkan Capital Gain (Loss) merupakan selisih antara nilai pembelian
saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari Capital Gain
disebabkan oleh harga jual saham lebih besar daripada harga belinya. Capital Gain
Sedangkan Capital Losses merupakan kerugian pemegang saham karena yang
dimilikinya dijual pada harga yang lebih rendah dari harga belinya. Capital Gain atau
Capital Loss ini dikaitkan dengan pertumbuhan pada pendapatan pertahun.
1
Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Rate of return = devidend yield + capital gain (loss) yield
Dt = Dividen kas yang dibayarkan
Formula diatas adalah mengukur return saham yang sifatnya historis atau
dengan model historis. Pada kenyataannya return saham tidak diketahui dengan pasti
oleh investor sehingga investor hanya dapat mengestimasi return saham. Untuk
mengestimasi return saham maka investor harus memperhitungkan setiap
kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, yang disebut probabilitas kejadian.
Estimasi return saham dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan
menghitung rata-rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang
terjadi terlebih dahulu sudah diberikan bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya.
Secara matematis, rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu
saham:
∑
=
=
n1 t
i i
pr
R
E(R)
………..(Tandelilin, 2001)Dimana: E(R) = Return yang diharapkan dari suatu saham
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
pri = Probabilitas kejadian return ke-i
n = Banyaknya return yang mungkin terjadi
Di samping cara perhitungan di atas, perhitungan juga dapat dilakukan dengan
dua cara lainnya yang dikenal sebagai perhitunga rata-rata aritmatik (arithmetic
mean) dan rata-rata geometrik (geometric mean). Kedua metode perhitungan itu
sesuai untuk menghitung suatu rangkaian aliran return dalam suatu periode
tertentu,misalnya return suatu asset selama 5 atau 10 tahun berturut-turut.
Metode arithmetic mean adalah metode perhitungan statistik yang biasa
dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif.
Secara matematis, rumus arithmetic mean:
n X
X=∑ ……… (Tandelilin, 2001)
Dimana: ∑ Χ = penjumlahan nilai return selama suatu periode
Metode geometric mean adalah metode yang digunakan untuk menghitung
tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial kumulatif (misalnya
5 atau 10 tahun berturut-turut). Secara matematis, rumus geometric mean:
G = [(1 + R1) (1 + R2) … (1 + Rn) 1/n -1……….(Tandelilin, 2001)
Dimana: Rn = return relatif pada periode n
Selain kosep return yang telah dikemukakan diatas, return tidak normal juga
sautu konsep yang sering dipertimbangkan seorang investor. Beberapa penelitian
mengenai studi peristiwa juga menggunakan akumulasi return tidak normal.
Akumulasi Return Tidak Normal (ARTN) atau Cumulative Abnormal Return (CAR)
merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode
peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut:
ARTNi,t=
∑
=t
t a
a i RTN
3
, ……….(Jogiyanto, 2000)
Dimana:
ARTNi,t = Akumulasi Return Tidak Normal (Cumulative Abnormal Return)
sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasi dari Return Tidak
Normal (RTN) sekur itas ke-i mulai hari awal periode peristiwa
(t3) sampai hari ke-t
RTNi,a = Return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-i pada
hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari
2.1.2. Laporan Arus Kas
2.1.2.1. Pengertian dan Tujuan Arus Kas
Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas untuk
menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas merupakan
hal yang penting dalam seluruh keputusan yang diambil untuk badan usaha. Oleh
karena itu arus kas memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup suatu perusahaan. Mengingat pentingnya peran dari kas ini, maka perusahaan
perlu menyusun laporan yang dapat menyediakan informasi tentang arus kas, baik
untuk arus kas masuk ataupun untuk arus kas keluar dalam periode waktu tertentu.
Laporan sumber dan penggunaan kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir
kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau
dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dengan peramalan kebutuhan kas dimasa
yang akan datang.
Dalam PSAK No.2 paragraf 1 disebutkan “Perusahaan harus menyusun
laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pernyataan ini menyajikan laporan
tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan”. Standar ini mengharuskan perusahaan
menyajikan laporan arus kas yang merupakan suatu kesatuan dengan laporan
keuangan lainnya, sehingga setiap laporan keuangan saling melengkapi.
Dalam laporan arus kas, kas didefinisikan sebagai uang tunai dalam
perusahaan, uang di rekening bank dan ditambah dengan ekuivalen atau setara kas
menjadi kas dan memiliki waktu jatuh tempo yang pendek tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan. Perusahaan menyiapkan kas dan setara kas untuk
memenuhi seluruh aktifitas perusahaan. Pada saat menyusun laporan arus kas, kas
dan ekuivalen kas dijumlahkan dan diperlakukan sebagai bagian dari keseluruhan
manajemen kas. Dalam pembicaraan mengenai arus kas akuntan umumnya
menggunakan istilah kas daripada kas dan ekuivalen kas. Manajemen kas dilakukan
secara integral karena penggunaan kas untuk suatu bagian tertentu tentunya akan
mempengaruhi penggunaaan kas pada bagian lainnya.
Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama yaitu menyediakan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan
selama suatu periode. Sebagaimana informasi keuangan lainnya di dalam laporan
keuangan, informasi yang disajikan dibutuhkan oleh investor dan calon investor
dalam membuat keputusan menyangkut investasi mereka. Secara umum laporan arus
kas seperti yang disajikan diatas memberikan informasi penerimaan dan pengeluaran
kas. Sumber penerimaan kas antara lain:
a. Penerimaan dari hasil penjualan tunai
b. Penerimaan/ penagihan piutang
c. Penerimaan bunga investasi
d. Penjualan aktiva tetap
e. Penerimaan lainnya
Sedangkan penggunaan kas dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan berikut ini :
2. Pembayaran hutang
3. Pembayaran biaya upah langsung
4. Pembayaran biaya overhead
5. Pembayaran biaya pemasaran
6. Pembayaran biaya dan administrasi umum
7. Pembelian aktiva tetap
8. Pembayaran biaya lain-lain
Manager keuangan harus bertanggung jawab terhadap penggunaan kas dan
mengantisipasi penggunaan kas serta dapat mendistribusikan kas tersebut pada
hal-hal yang terbaik untuk perusahaan. Penggunaan kas harus meminimalkan biaya dana
serta memaksimalkan return yang diberikan penggunaan tersebut. Pengertian ini
memberikan pemahaman tentang arti penting informasi laporan arus kas dalam
Arus Kas Masuk
Arus Kas Keluar Sumber: Jay M.Smith dan K.Fred Skousen (1994)
Gambar 2.1: Arus Masuk dan Arus Keluar Kas yang utama
Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan
arus keluar untuk suatu periode. Sumber utama (arus masuk) dan penggunaan (arus
keluar) kas ditunjukkan dalam gambar 2-1. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk
dari aktivitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan, dari aktivitas sampingan seperti
investasi sekuritas, dari aktivitas yang tidak biasa dan dari pembiayaan melalui
hutang dan ekuitas. Penggunaan kas mencakup arus keluar guna mempertahankan
aktivitas inti, untuk melakukan investasi dan untuk memenuhi kewajiban terhadap
pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, Smith dan Skousen (1994).
PSAK No.2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberikan
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan
melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas dari
operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode akuntansi. Pengklasifikasian
arus kas menjadi tiga komponen dalam PSAK No.2 sama dengan yang diisyaratkan
pada Statement of Financial Accounting Standart (SFAS) No.95.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para
pemakai perlu melakukan evaluasi-evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan las dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Dalam PSAK No.2 (IAI:2002) disebutkan tujuan laporan arus kas sebagai
berikut:
“Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya”.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas maka laporan arus kas harus
melaporkan pengaruh kas selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi
dan transaksi pendanaannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan hal tersebut juga
keuangan perusahaan, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi arus kas selama
periode tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, informasi yang terdapat dalam laporan arus kas
harus disertai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan
keuangan lain sehingga dapat membantu para investor, kreditor dan pihak lainnya
untuk:
a. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih
yang positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas
tidak berubah secara derastis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penerimaan
dan pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk
penerimaan dan pembayaran kas masa depan.
b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti
membayar deviden dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang
saham tertarik dalam penerimaan deviden atas investasi mereka dalam
perusahaan-perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman
tepat waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor
meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran ini.
c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran
kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun ada kalanya saldo
kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat
d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi
kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendanaan salama
periode tertentu.
e. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing).
f. Untuk mengetahui keputusan manajemen. Jika manajer membuat keputusan
investasi yang bijaksana maka bisnis mereka menjadi makmur, begitu juga
sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis
mereka akan mengalami kegonjangan.
Lebih jelas manfaat atau kegunaan laporan arus kas diatur dalam Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) pada Pernyataan No.2 paragraf 3, IAI (2002) sebagai
berikut:
“Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu kas dalam rangka adaptasi dengan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama”.
2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam
investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan. Sebagaimana yang dinyatakan dalam
PSAK No.2 paragraf 10 (IAI:2002) sebagai berikut:
“Perusahaan menyajikan arus kas dari aktifitas operasi, aktifitas investasi dan aktifitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktifitas tersebut”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga
komponen utama yang terdiri dari:
1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi
2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi
3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan
Adapun penjelasan dari masing-masing komponen laporan arus kas tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara deviden dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan lain. Arus kas dari aktifitas operasi terutama
diperoleh dari aktifitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus
kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi peristiwa lain yang mempengaruhi
Dalam PSAK No.2 paragraf 13 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk
dalam arus kas dari aktifitas operasi, yaitu sebagai berikut:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
2. Penerimaan kas dari royalty, fee, komisi dan pendapatan lain 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
4. Pembayaran kas pada karyawan
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diindentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktifitas pendanaan dan investasi
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Arus kas operasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus)
ataupun negative (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif
atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih besar daripada arus kas
keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas operasi yang negatif atau
defisit jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih kecil daripada arus kas
keluarnya.
Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari
tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat
menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya
meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini
dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya
kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden yang cukup besar bagi para
pemegang saham sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di
Sementara itu arus kas dari aktifitas operasi yang defisit menunjukkan
semakin berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan
membagikan deviden semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat
meningkatkan kas dari sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi ini
terus berlangsung maka kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh
investor sehingga pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan
kemungkinan terburuk perusahaan akan bangkrut.
2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi
Arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran
kas sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas di masa depan, mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian
pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan
aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta
pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktifitas investasi.
Aktifitas investasi ini terjadi secara regular serta mempengaruhi penerimaan dan
pengeluaran kas. Aktifitas-aktifitas ini tidak dimasukkan dalam aktifitas operasi
karena bukan merupakan aktifitas pokok perusahaan.
Dalam PSAK No.2 paragraf 15 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk
dalam arus kas dari aktifitas investasi, yaitu sebagai berikut:
1. Pembayaran kas untuk aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri
3. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain
4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya 5. Pembiayaan kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts,
option contract, dan debt swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan.
Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat benilai positif (surplus)
ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif
menunjukkan adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan
perusahaan banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka
panjang, surat-surat berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain,
yang hasilnya diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Selain itu arus kas investasi yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih
memiliki peluang melakukan investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek
yang baik dimasa yang akan datang sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja
perusahaan. Sedangkan arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa
perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi jangka panjangnya, menjual surat
berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman yang diberikannya.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktifitas pendanaan perlu
dilakukan, sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas depan oleh
para pemasok modal perusahaan. Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
Aktivitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian, dengan jalan
mana kas yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity
financing) dan kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari
pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran
untuk saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen.
Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk
dalam arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu sebagai berikut:
1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya
2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan
3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya
4. Pelunasan pinjaman
5. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease).
Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus)
ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif
atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih besar daripada arus
kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif
atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas
keluarnya.
Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan
cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham
yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu
ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat
meningkat. Sementara jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau
surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjamkan uang daripada
melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus berlangsung tanpa diimbangi oleh
kelancaran operasinya perusahaan, maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan
untuk membayarkan kewajibannya dan akhirnya perusahaan akan pailit.
2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas Perusahaan
Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap
laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK No.2.
Menurut PSAK No.2 paragraf 17, perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktifitas
operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini:
a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto diungkapkan
b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan
dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral)
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan
masa depan, dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.
Namun dalam PSAK No.2 paragraf 18 menjelaskan bahwa perusahaan harus
melaporkan arus kas operasinya dengan menggunakan metode langsung, (IAI, 2002).
Sedangkan untuk pelaporan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan menurut
“Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktifitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraph 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih”.
Perusahaan yang listing di BEI dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari
aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan
dengan menggunakan metode langsung. Dengan metode langsung ini akan
menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang
tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung, dan metode langsung juga
informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto dapat diperoleh baik dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan
menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk:
a. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode
berjalan
b. Pos bukan kas lainnya
c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktifitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi
konsolidasi.
Pelaporan arus kas juga memiliki keterbatasan,( Wild dkk, 2005) meliputi:
1. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan
pos luar biasa atau operasi dalam penghentian.
2. Bunga dan deviden yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan
sebagai arus kas operasi. Banyak pengguna laporan menganggap bunga yang
dibayar sebagai arus kas operasi.
3. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi.
4. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak
(bukannya setelah pajak) dari aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas
operasi dan aktivitas investasi.
2.1.3. Earnings Per Share
Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis
perusahaan adalah laba per lembar saham yang dikenal dengan earnings per share
(EPS), Tandelilin (2001). Earnings per share dipandang sebagai angka yang
menunjukkan performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat,
karena earnings per share menunjukkan rupiah yang diperoleh emiten. Earnings per
share digunakan untuk mengukur perolehan pemegang saham dari tiap unit investasi
pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Besarnya earnings per share suatu
besarnya pendapatan dari earnings per share tergantung pada laba bersih yang
diperoleh perusahaan dan jumlah lembar saham yang beredar dan besarnya earnings
per share berdampak pada return.
Secara matematis, perhitungan earning per share suatu perusahaan adalah sebagai
berikut:
EPS =
beredar yang
saham lembar
Jumlah
saham pemegang
bagi tersedia Laba
……… (Fabozzi, 2000)
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh laporan arus kas dan earnings per
share dengan harga saham dan return saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah
peneliti. Livnat dan Zarowin (1990) dengan judul penelitian The Incremental Content
of Cash Flow dengan menggunakan model regresi berganda menghasilkan arus kas
operasi mempengaruhi harga saham dan return saham sedangkan arus kas
investasinya tidak mempengaruhi return saham.
Dalam penelitiannya Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan
kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga
atau return saham menghasilkan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham tetapi tidak terhadap
return saham sedangkan arus kas investasi mempengaruhi harga saham dan return
Adapun hasil penelitian Pradhono dan Yulius (2004) meneliti pengaruh
Economic Value Added, residual income, earnings dan arus kas operasi terhadap
return yang diterima oleh pemegang saham. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis
regresi linear sederhana. Dalam penelitian dikatakan bahwa EVA dan residual
income tidak mempunyai pengaruh dengan return saham, earnings dan arus kas
operasi mempunyai pengaruh dengan return yang diterima oleh pemegang saham.
Hasil penelitian Irwansyah (2006) membuktikan bahwa rasio profitabilitas
berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian Khaddafi (2006) dengan judul
pengaruh arus kas dan laba terhadap return saham menghasilkan bahwa hanya arus
kas investasi dan laba yang memiliki pengaruh terhadap return saham, sedangkan
arus kas operasi dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap return saham.
Bebarapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, dan
perbedaan antara bukti empiris dengan teori yang mendasarinya, dapat dilihat pada
2.3. Kerangka Konseptual
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual
Variabel yang digunakan adalah:
Variabel Dependen : Return Saham (Y)
Variabel Independen : Komponen laporan arus kas yang terdiri dari arus kas
operasi(X1), arus kas investasi(X2), arus kas pendanaan(X3),
dan Earnings per share (X4)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
(X1)
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
(X2)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
(X3)
Earning Per Share (X4)
Return Saham
Informasi dalam laporan keuangan secara teoritis menjadi salah satu sumber
informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam membuat keputusan investasi,
Informasi yang memberikan gambaran bahwa sebuah perusahaan berada dalam
kondisi yang baik akan meningkatkan permintaan atas saham perusahaan tersebut
sehingga harganya akan mengalami peningkatan. Informasi dalam laporan keuangan
meruapakan sumber bagi investor yang mengandalkan analisa fundamental dalam
investasi mereka.
Laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan yaitu laporan laba rugi, laporan
neraca, laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan
yang merupakan bagian terintegrasi dari laporan keuangan tersebut. Hal paling pokok
dalam laporan keuangan adalah laba (net income), dimana banyak investor
menjadikan hal ini sebagai alat analisa utama kelayakan sebuah harga saham. Dalam
laporan keuangan banyak variabel yang menggambarkan laba seperti Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), dan variabel lainnya. Earnings per Share (EPS)
sebagai salah satu turunan dari laba menjadi satu variabel yang secara teoritis akan
sangat mempengaruhi harga saham.
Informasi lain di dalam laporan keuangan yang semakin mendapat porsi yang
signifikan dalam pembuatan keputusan investasi adalah laporan arus kas. Penggunaan
laporan arus kas semakin meningkat seiring dengan kebutuhan investor mengenai
informasi penggunaan uang tunai di dalam perusahaan. Investor tidak mau
perusahaan tanpa melihat apakah laba tersebut nyata atau tidak, investor ingin laba
tersebut tercermin di dalam aliran kas perusahaan.
Pembagian laporan arus kas menajdi tiga bagian yaitu operasi, investasi, dan
pendanaan akan memberikan informasi yang lebih baik bagi perusahaan. Investor
akan memperhatikan setiap bagian dengan memberikan analisa yang berbeda
dibandingkan bagian lainnya. Arus kas operasi diharapkan akan positif dalam artian
operasi utama perusahaan memberikan kontribusi penambahan uang tunai bagi
perusahaan. Arus kas investasi dapat meberikan arus kas positif dan negative dengan
pengaruh yang tidak dapat dipolakan dengan tegas terhadap harga saham. Arus kas
bagian pendanaan diharapkan memiliki posisi negative sebagai representasi dari
pembayaran kewajiban serta penarikan kembali saham yang beredar. Keadaan ini
akan meningkatkan harga saham perusahaan.
Penelitian yang dilakukan sebelumnya telah mengambil sampel berbagai
bidang bisnis. Industri komsumsi merupakan salah satu bisnis yang perlu diteliti
karena karakteristiknya yang cenderung stabil dalam menghadapi perekonomian.
Industri komsumsi dapat memberikan gambaran yang lebih stabil terhadap hubungan
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
“Komponen laporan arus kas dan earnings per share berpengaruh secara simultan
dan parsial terhadap return saham perusahaan barang konsumsi yang tercatat di
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kausal komparatif yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa
hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah komponen laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas
pendanaan dan arus kas investasi) dan earnings per share sebagai variabel
independen dan variabel dependen adalah return saham. Variabel independen yaitu
arus kas dan earnings per share diduga mempengaruhi variabel dependen yaitu
return saham.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu sebanyak 39
perusahaan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti (Buchari Alma, 2004: 56). Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 34 perusahaan yang dilakukan secara purposive sampling. Kriteria yang
1. Perusahaan termasuk kategori industri barang-barang konsumsi berdasarkan
klasifikasi ICMD yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006.
2. Saham perusahaan aktif diperdagangkan selama tahun 2004-2006.
3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Penelitian
Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel penelitian dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan komponen
laporan arus kas (arus kas operasi(X1), arus kas investasi(X2), arus kas
pendanaan(X3)) dan earnings per share(X4).
2. Variabel dependen (terikat), adalah variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Penelitian ini menggunakan return saham
sebagai variabel Y.
3.3.2. Definisi Operasional Variabel
Untuk mempermudah pemahaman tentang teknis penelitian yang akan
dilakukan, berikut ini disampaikan operasionalisasi variabel yang akan digunakan di
dalam penelitian.
a. Return Saham (Y)
Return saham adalah jumlah uang yang menyatakan nilai suatu saham. Return
100%
Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.
%
Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas investasi. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.
%
Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas
selama satu periode yang berasal dari aktivitas pendanaan. Variabel ini akan
dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.
%
Informasi yang ditunjukkan untuk mengetahui jumlah pendapatan yang diperoleh
dihitung dalam bentuk rasio untuk menghindari perbedaan skala pengukuran.
Dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut :
% 100 EPS
EPS (EPS) Share Per Earnings
1 -t
1
t x
EPS
t− − =
Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan untuk
memudahkan pengertian terhadap variabel penelitian, yaitu variabel independen dan
variabel dependen maka penelitian menetapkan operasionalisasi variabel yang akan
diteliti, yang dapat dilihat pada tabel 3.2.
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu pada peusahaan
barang-barang komsumsi yang telah melakukan publikasi laporan keuangan tahunan.
Penelitian akan dilakukan dengan mengolah data yang ada di dalam Indonesian
Capital Market Directory (ICMD)
Periode pangambilan data selama 3 tahun yaitu 2004, 2005 dan 2006. Periode
tahun 2007 belum dapat disertakan karena penulis belum dapat memperoleh ICMD
untuk periode tersebut.
Peneliti mengumpulkan data sekunder eksternal yang disusun oleh suatu entitas
selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan (Indriantoro, 2002:149). Data-data
tersebut diperoleh dari laporan tahunan perusahaan barang konsumsi yang dimuat
dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
3.6. Model dan Teknik Analisis Data
3.6.1. Perumusan Model
Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji apakah komponen
laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan) dan
earnings per share secara simultan dan parsial mempengaruhi return saham.
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisa
regresi linier berganda (multiple regression). Adapun model regresi linier berganda
yang dipakai dalam penelitian ini sebgai berikut:
Y = β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ ε
Dimana:
Y = Return Saham
X1 = Arus Kas Operasi
X2 = Arus Kas Investasi
X3 = Arus Kas Pendanaan
X4 = Earnings Per Share
ε = Error
βi = Koefisien regresi masing-masing Xi, i = 1,2,3,4.
3.6.2. Pengujian Normalitas Data
Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan model yang disampaikan
diatas, maka sesuai dengan syarat metode Ordinary Least Square (OLS), terlebih
dahulu akan dilakukan pengujian normalitas dan asumsi klasik yang menurut
Gujarati, alih bahasa Sumarno Zain (1995) akan meliputi pengujian multicollinearity,
heteroschedasticity, dan autocorrelation.
Asumsi distribusi normal diperiksa dengan menggunakan grafik Normal
Probability Plot atau Histogram. Jika data mengikuti garis normal pada grafik Normal
Probability Plot maka data diasumsikan berdistribusi normal. Cara lainnya adalah
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian
Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov
memiliki probabilitas lebih besar dari 0.05 (Santoso, 2005), maka variable penelitian
tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.
3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik
3.6.3.1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama
lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Hal ini
mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi yang
kesalahan menafsirkan hubungan antara variabel sehingga keberadaan
multikolinearitas ini harus diuji (Levin, 1998) supaya dapat dijamain bahwa variabel
independen di dalam penelitian tidak saling berkorelasi. Pengujian dapat dilakukan
dengan Colinearity Diagnostic serta partial correlation. Indikator yang digunakan
adalah melihat nilai collinearity Statistics, yaitu nilai variance inflation faktor (VIF)
lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 (Ghozali,2005).
3.6.3.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari variabel tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda
disebut heteroskedastisitas. Jika angka signifikan yang diperoleh dari persamaan
regresi yang baru lebih besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya jika angka signifikan yang diperoleh lebih kecil dari
alpha 5%, maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas( Ghozali,2005).
Cara pengujian lain adalah dengan membuat diagram plot dari varibel yang
digunakan dalam penelitian. Jika diagram plot yang dibentuk menunjukkan pola
tertentu maka dapat dikatakan model tersebut mengandung gejala heteroskedastisitas.
3.6.3.3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu kondisi dimana variabel gangguan pada periode
tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Hal ini berarti
bahwa variabel gangguan tidak random. Keadaan autokorelasi ini dapat disebabkan
model, tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk pengujian ada tidaknya
autokorelasi ini, penulis menggunakan uji Durbin Watson. Mekanisme uji Durbin
Watson adalah sebagai berikut :
1. Melakukan regresi dengan Ordinary Least Square (OLS), kemudian kita
menyimpan residualnya.
2. Menghitung nilai d dengan rumus :
∑
Apabila model menggunakan lag dari variabel dependent, maka test Durbin
Watson yang dilakukan adalah :
p
t-1 = Varian variabel lag dari variabel dependent.
N = Banyaknya observasi.
3. Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independent tertentu,
diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin Watson untuk
berbagai nilai α (diambil langsung dari tabel).
4. Hipotesis yang digunakan adalah :
d < dl = Tolak H0 (ada korelasi positif)
d > 4 - dl = Tolak H0 (ada korelasi negatif)
du < d < 4- du = Terima H0 (Tidak ada autokorelasi)
dl ≤ d ≤ du = Tidak dapat ditarik kesimpulan
(4-du) ≤ d ≤ (4-dl) = Pengujian tidak dapat disimpulkan
Gambar 3.1. Daerah pengambilan keputusan tes Durbin-Watson (Gujarati, 2003)
3.6.4. Pengujian Hipotesis
3.6.4.1. Uji F
Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan atau
bersama-sama, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel
terikat Hipotesis ini dirumuskan dengan:
1. Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0
4 - dL
4 - dU 4
dU
dL
0
Tidak tahu
Tidak ada korelasi Tidak tahu
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel arus kas operasi,
arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan arus Earnings per Share (EPS)
terhadap return saham.
2. H1 : b1 = b2 = b3 = b4≠ 0,
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel arus kas operasi, arus
kas investasi, arus kas pendanaan, dan arus Earnings per Share (EPS) terhadap
return saham.
Rumus F hitung adalah sebagai berikut (Gujarati, 2003:258)
F hitung =
Untuk menentukan nilai Fhitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (df) = (k-1) dan (n-k) kriteria sebagai berikut:
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak.
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima.
Perhitungan nilai F tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan menghitung
dengan Software SPSS 14 dengan memperhatikan tabel Anova pada kolom nilai F
serta tingkat signifikansi dari model tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari
0.05, maka H1 diterima.
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat dimana hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. H0 : bi = 0,
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
secara parsial terhadap return saham.
2. Hi : bi ≠ 0,
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara
parsial terhadap return saham.
Untuk menentukan ttabel, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (df) = (n-k-1), dimana n merupakan jumlah observasi dan k merupakan
jumlah variabel bebas.
Nilai thitung diperoleh dengan rumus
i i hitung
Sb b b
t = −
dimana :
bi = Koefisien variabel independen
b = Nilai hipotesis nol
Sbi = Simpangan baku (standard deviasi) dari variabel independen.
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak.
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima.
Perhitungan nilai thitung tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan
menghitung dengan Software SPSS 14 dengan memperhatikan tabel coeficient pada
kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel tersebut. Jika tingkat signifikansi