ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM CONTRACT FARMING (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler Skala Rumah Tangga
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone)
RISWANTO PARTAWIJAYA 105961115517
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022
ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER
DENGAN SISTEM CONTRACT FARMING (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler Skala Rumah Tangga
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone)
RISWANTO PARTAWIJAYA 105961115517
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Profitabilitas Usaha Ternak Ayam Broiler Dengan Sistem Contract Farming (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler Skala Rumah Tangga Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone)
Nama : Riswanto Partawijaya
Stambuk :105961115517
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P Hasriani, S.TP., M.Si.
NIDN.0921037003 NIDN.0928078801
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis
Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P
NIDN.0926036803 NIDN.0921037003
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis P rofitabilitas Usaha Ternak Ayam Broiler Dengan Sistem Contract Farming (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler Skala Rumah Tangga Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone)
Nama : Riswanto Partawijaya
Stambuk :105961115517
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISIS PENGUJI
NAMA Tanda Tangan
1. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P Ketua Sidang
2. Hasriani, S.TP., M.Si Sekertaris
3. Prof. Dr. Ir. Zulkifli, M.M Anggota
4. Ardi Rumallang, S.P., M.M Anggota
Tanggal Lulus : 21 Mei 2022
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Profitabilitas Usaha Ternak Ayam Broiler Denga n Sistem Contrack Farming (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler Skala Rumah Tangga Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dam dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 28 Mei 2022
Riswanto Partawijaya 105961115517
ABSTRAK
RISWANTO PARTAWIJAYA. 105961115517. ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM CONTRACT FARMING (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler Skala Rumah Tangga Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone). Dibimbing oleh SRI MARDIYATI dan HASRIANI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan dan kelayakan Pada Usaha ternak ayam broiler di desa Turucinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik sampling jenuh (metode sensus). Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2021 sampai dengan bulan Januari 2021. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder. Analisis data dalam penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif dan Kualitatif.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keuntungan usaha ternak ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone memperoleh keuntungan sebesar Rp. 6,109,419 dan tingkat kelayakan yang cukup tinggi dengan nilai R/C ratio sebesar 1,10 >1 dikatakan layak diusahakan dan net profit margin sebesar 9,19 >0 dikatakan dapat memperoleh keuntungan atau laba bersih serta B/C ratio sebesar 0,10
Kata kunci : ayam ternak broiler, Profitabilitas, kelayakan.
ABSTRAK
RISWANTO PARTAWIJAYA. 105961115517. PROFITABILITY ANALYSIS OF BROILER CHICKEN BUSINESS WITH CONTRACT FARMING SYSTEM (Case Study on Household Scale Broiler Farming Business in Turuccinnae Village, Lamuru District, Bone Regency). Supervised by SRI MARDIYATI and HASRIANI.
This study aims to analyze the profitability and feasibility of the broiler chicken farming in Turuccinnae Village Lamuru District Bone Regency. This research was conducted in Turuccinnae Village, Lamuru District, Bone Regency.
Sampling in this study using a saturated sampling technique (census method). This research was conducted from December 2021 to January 2021. The sources of data obtained in this study were primary and secondary data sources. Data analysis in this study is descriptive quantitative and qualitative.
The results of the study indicate that the profit of broiler farming in
Turuccinnae Village, Lamuru District, Bone Regency, earns a profit of Rp. 6,109,419 and a fairly high level of feasibility with a R/C ratio of 1,10>1 is said
to be feasible and a net profit margin of 9,19>0 is said to be able to obtain a profit or net profit and a B/C ratio of 0,10
Keywords : broiler chicken,profitability,feasibility.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Assalamuaallaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam taklupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Profitabilitas Usaha Ternak Ayam Broiler Dengan Sistem Contract Farming (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler Skala Rumah Tangga Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone)”.
Skripsi ini merupakan tugas meneliti yang diajukan untuk memenuhi syarat melanjutkan skripsi dalam memperoleh gelar pada Sarjana Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Makassar.
2. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Pogram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku pembimbing utama dan Ibu Hasriani, S.TP., M.Si selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi dapat
diselesaikan.
4. Kedua Orangtua saya ayahanda Amri Hanreng dan ibunda Gusnawati, dan saudaraku Riska Kartika Wijaya dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moral maupun material sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.
6. Serta teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan menemani dari awal sampai saat ini.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 28 Mei 2022
Riswanto Partawijaya
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN KOMISIS PENGUJI ... iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
I. PEDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Ayam Broiler ... 6
2.2 Usaha Ternak Ayam Broiler ... 7
2.3 Contract Farming ... 8
2.4 Profitabilitas ... 9
2.5 Penelitian Terdahulu ... 14
2.6 Kerangka Pikir ... 17
III. METODE PENELITIAN ... 19
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
3.2 Metode Pengambilan Sampel ... 19
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 20
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.5 Teknik Analisis Data ... 22
3.6 Defenisi Oprasional ... 23
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 25
4.1 .. Keadaan Geografis ... 25
4.2 .. Keadaan Demografis ... 26
4.3 .. Keadaan Pertanian ... 27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28
5.1 .. Identitas Responden ... 28
5.2 .. Profitabilitas Usaha Ternak Ayam Broiler ... 32
5.3 .. Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler ... 37
VI. KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan ... 40
6.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Populasi (Ekor) di Kabupaten Bone Tahun 2016-2018 ... 3
2. Penelitian Terdahulu ... 15
3. Responden Peternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae ... 20
4. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 26
5. Distribusi Responden Peternak Menurut Umur ... 28
6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 29
7. Tabel Tingkat Pendidikan Peternak Ayam Broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 30
8. Tabel Pengalaman Peternak Ayam Broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 31
9. Rata-rata Biaya, Penerimaan, Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 32
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Kerangka Pikir Strategi Pengembangan usaha ternak ayam broiler ... 18
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Kuesioner Penelitian ... 44 2. Identitas Responden Peternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae
Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 49 3. Biaya Penyusutan Kandang Usaha Ternak Ayam Broiler
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 50 4. Biaya Penyusutan Peralatan Nipple Drinker Usaha Ternak
Ayam Broiler Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 51 5. Biaya Penyusutan Peralatan Tempat Makan Duduk Usaha
Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru
Kabupaten Bone.... ... ... 52 6. Biaya Penyusutan Peralatan Tempat Makan Gantung Usaha
Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru
Kabupaten Bone.... ... 53 7. Biaya Penyusutan Peralatan Galon Air Usaha Ternak Ayam Broiler
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 54 8. Biaya Penyusutan Peralatan Tempat Minum Manual Usaha Ternak
Ayam Broiler Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 55 9. Biaya Penyusutan Peralatan Baskom Usaha Ternak Ayam Broiler
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 56 10. Biaya Penyusutan Peralatan Ember Usaha Ternak Ayam Broiler
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 57 11. Biaya Penyusutan Peralatan Bell Drinker Usaha Ternak Ayam Broiler
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 58 12. Biaya Penyusutan Peralatan Pemanas Usaha Ternak Ayam Broiler
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 59 13. Biaya Penyusutan Peralatan Tangki Semprot Usaha Ternak Ayam Broiler
Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 60 14. Biaya Tetap Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae Kecamatan
Lamuru Kabupaten Bone ... 61 15. Biaya Gas LPG 3 Kg Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae
Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 62
16. Biaya Pembelian DOC Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 63 17. Biaya Pakan Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae Kecamatan
Lamuru Kabupaten Bone ... 64 18. Biaya Obat dan Vitamin Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae
Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone ... 65 19. Biaya Variabel Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae
Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 66 20. Total Biaya Produksi Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae
Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 67 21. Total Penerimaan Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae
Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 68 22. Peta Lokasi Penelitian Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru
Kabupaten Bone. ... 69 23. Dokumentasi Responden Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae
Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. ... 70 24. Surat Izin Penelitian ... 73
I.
PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Rasyaf, 2002). Subsektor peternakan terbagi menjadi ternak besar, yaitu sapi (perah/potong), kerbau, kuda, dan ternak kecil yang terdiri dari kambing, domba, dan babi serta ternak unggas (ayam, itik, dan burung puyuh).
Sebuah kegiatan peternakan yang cukup bagus untuk dikaji dalam subsektor peternakan adalah usaha ayam broiler. Ayam broiler ini juga dapat dikatakan ayam pedaging yang dimana usaha ternak ini merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan, Karena proses produksinya yang cukup cepat bila dibandingkan dengan hasil ternak yang lainnya. Disamping itu keunggulan lain yang dimiliki dari ayam broiler ini yaitu dari segi pertumbuhan yang relatif lebih cepat dengan berat badan yang relatif lebih tinggi dalam jangka waktu yang sangat singkat, konversi pakan yang cukup sedikit, dan siap dipotong pada usia muda yang hanya sampai dengan 2-3 bulanan serta dapat menghasilakan daging yang lebih lunak dan empuk. Tujuan utama pengembangan usaha ternak ayam broiler ini yaitu agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging ayam itu sendiri.
Pelaksanaan usaha peternakan ayam broiler di Indonesia menghadapi permasalahan yang dapat berpengaruh terhadap eksistensi dan daya saing.
Beberapa permasalahan dalam agribisnis ayam broiler adalah ketergantungan impor terutama bahan pakan ternak seperti jagung yang mencapai 40-50 %, bungkil kedelai 95 %, tepung ikan 90-92 %, tepung tulang dan vitamin atau feed additive hampir 100 % (Saptana dan Rusastra, 2001), padahal pakan merupakan input utama dalam biaya produksi yang besarannya dapat mencapai 70 % (Yusdja dan Pasandaran, 1998 dalam Herawati, 2016). Ketergantungan impor bahan pakan ternak dapat menyebabkan fluktuasi harga pakan karena akan tergantung pada volume dan harga pasar dunia. Selain itu, kebijakan pemerintah yang memberlakukan tarif impor bahan pakan ternak juga dapat berpengaruh terhadap harga pakan. Pada periode 1989-1994, tarif bea masuk jagung, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, dedak atau bekatul dan tepung ikan sebesar 5-10,5 % dan tahun 1998 tarif dihapuskan (Saptana dan Rusastra, 2001).
Pelaku usaha peternakan ayam broiler mengusahakan ternak ayam broiler sebagai usaha milik pribadi dan ada pula yang menjalin kerjasama dengan perusahaan untuk dilakukan mitra. Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah yang mengembangkan peternakan ayam broiler. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1 berikut.
Tabel 1.1 Populasi Ternak di Kecamatan Lamuru, 2016-2018
No. Ternak 2016 (Ekor) 2017 (Ekor) 2018 (Ekor) 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sapi Perah Sapi Potong Kuda Kerbau Kambing Itik/Itik Manila Ayam Ras Petelur Ayam Broiler Ayam Kampung
- 9.926
154 111 996 1.453 37.636
- 120.917
- 13.373
241 122 1.158 2.285 39.889 28.331 180.422
- 14.685
360 201 3.503 3.003 43.360 34.161 198.457 Sumber : Kecamatan Lamuru Dalam Angka 2019, 2022.
Bersasarkan Tabel. 1 pada tahun 2016 populasi ternak ayam broiler tidak ada. Sedangkan pada tahun 2017 populasi ternak ayam broiler sudah mengalami perkembangan dari tahun sebelumnya yakni 28.331 ekor, sementara pada tahun 2018 populasi ternak ayam broiler bertambah menjadi 34.161. Pertambahan jumlah populasi ternak ayam broiler dikarenakan ayam broiler merupakan jenis ayam yang mudah diternak karena penggunaan pakan yang irit, pertumbuhan relatif cepat dan dagingnya yang empuk dibandingkan dengan ternak lainnya, sehingga banyak masyarakat beternak ayam broiler.
Berdasarkan survey awal lokasi penelitian diketahui bahwa peternak yang melakukan usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Bone bekerjasama dengan perusahaan kemitraan ayam broiler yakni mitra unggas perkasa dengan menjalin sistem kerja sama kontrak atau contract farming. Dimana contract farming ini
sendiri adalah sebuah bentuk kerjasama atau kesepakatan yang dibuat oleh perusahaan mitra unggas perkasa dengan pelaku usaha ternak ayam broiler baik itu kontrak dalam bentuk tulisan maupun secara lisan, dengan kerjasama yang dilandasi dengan kontrak yang telah disetujui. Dengan kerjasama ini, maka peternak akan mendapatkan fasilitasi keperluan sarana produksi peternakan (sapronak) seperti day old chicks (DOC), pakan, obat-obatan dan vitamin serta bimbingan teknis dari perusahaan mitra. Peternak sendiri memiliki alasan mengikuti kemitraan akibat lancarnya ketersediaan sarana produksi peternakan (sapronak) yang akan dibudidayakan. Sehingga masa produksi dan pendapatan yang diperoleh dapat stabil. Hal ini dikarenakan perusahaan akan menjamin ketersediaan pasokan sarana produksi peternakan (sapronak) dan memastikan harga jual produksi mitranya.
Menurut Yulianti (2012) bahwa faktor-faktor pendorong peternak ayam broiler untuk bermitra adalah terjaminnya ketersediaan sapronak dan pemasaran hasil produksi, tersedia tenaga ahli yang berkompeten, dan modal kerja berasal dari inti. Sedangkan kendala yang terkadang dihadapi peternak pola kemitran yaitu, rendahnya posisi tawar pihak plasma terhadap inti, kurangnya transparansi dalam penentuan harga input maupun output.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Profitabilitas Usaha Ternak Ayam Broiler dengan Sistem Contract Farming (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler
Skala Rumah Tangga Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana keuntungan usaha ternak ayam broiler Desa Turuccinae Kecamatan Lamuru Kabuaten Bone?
2. Bagaimana kelayakan usaha ternak ayam broiler Desa Turuccinae Kecamatan Lamuru Kabuaten Bone?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari proposal penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis Keuntungan usaha ternak ayam broiler Desa Turuccinae Kecamatan Lamuru Kabuaten Bone.
2. Untuk menganalisis Kelayakan usaha ternak ayam broiler Desa Turuccinae Kecamatan Lamuru Kabuaten Bone.
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peternak sebagai bahan informasi untuk mengembangkan dan meningkatkan keuntungan usaha ternak ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone.
2. Bagi mahasiswa sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi pemerintah Kabupaten Bone agar memberikan pengetahuan lebih lanjut terhadap peternak mengenai usaha ayam broiler dengan sisti contract farming.
II.
TINJAUAN PUSTAKA2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging yang dipelihara sampai umur 6-7 minggu dengan berat 1,5-2 kg (Yuwanta,2004). Ayam broiler dimanfaatkan dagingnya sebagai sumber protein hewani. Broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, serta menghasilkan daging berkualitas serat lunak (Rasidi, 2000). Sehubungan dengan waktu panen yang relatif singkat maka jenis ayam ini mempersyaratkan pertumbuhan yang cepat, dada lebar yang disertai timbunan lemak daging yang baik, dan warna bulu yang disenangi, biasanya warna putih (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010).
Beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler yakni sifat dan kualitas daging baik (meatness), laju pertumbuhan dan bobot badan (rate of gain) tinggi, warna kulit kuning, warna bulu putih, konversi pakan rendah, bebas dari sifat kanibalisme, sehat dan kuat, kaki tidak mudah bengkok, tidak tempramental dan cenderung malas dengan gerakan lamban, daya hidup tinggi (95%) tetapi tingkat kematian rendah, dan kemampuan membentuk karkas tinggi.
Karakteristik ayam tipe broiler bersifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan ayam cepat, bulu merapat ke tubuh ternak, kulit ayam putih, dan produksi telur rendah (Suprijatna et al., 2008).
2.2 Usaha Ternak Ayam Broiler
Perkembangan ayam broiler di Indonesia dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an dan terkenal pada awal 1980-an. Laju perkembangan usaha Ayam Broiler sejalan dengan pertumbuhan populasi penduduk, pergeseran gaya hidup, tingkat pendapatan, perkembangan situasi ekonomi dan politik, serta kondisi keamanan (Fadilah, 2005 dalam Takbir, 2019). Daerah penyebaran ayam broiler komersial di Indonesia bagian barat adalah Pulau Jawa dan sebagian Sumatera.
Indonesia bagian Tengah adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, serta Indonesia bagian timur adalah Pulau Sulawesi. Dari ketiga bagian daerah tersebut, Indonesia bagian barat merupakan penyebaran ayam broiler komersial. Hal ini disebabkan hampir semua perusahaan pembibitan ayam broiler komersial serta pangsa pasar 14 terbesar masih di dominasi oleh Indonesia bagian barat, khususnya Pulau Jawa (Fadilah 2005 dalam Takbir, 2019).
Selanjutnya dinyatakan bahwa, di Indonesia bahwa ayam broiler (pedaging) merupakan ternak yang paling ekonomis dan banyak diusahakan bila dibandingkan dengan ternak lain. Kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan / produksi daging dalam waktu yang relatif cepat dan singkat atau sekitar 4 - 5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi.
Keunggulan ayam broiler antara lain pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak (Yunus, 2009).
2.3 Contract Farming
Contract farming adalah sebuah bentuk kerjasama atau kesepakatan yang dibuat oleh perusahaan mitra unggas perkasa dengan pelaku usaha ternak ayam broiler baik itu kontrak dalam bentuk tulisan maupun secara lisan, dengan kerjasama yang dilandasi dengan kontrak yang telah disetujui. Dengan kerjasama ini, maka peternak akan mendapatkan fasilitasi keperluan sarana produksi peternakan (sapronak) seperti day old chicks (DOC), pakan, obat-obatan dan vitamin serta bimbingan teknis dari perusahaan mitra. Peternak sendiri memiliki alasan mengikuti kemitraan akibat lancarnya ketersediaan sarana produksi peternakan (sapronak) yang akan dibudidayakan. Sehingga masa produksi dan pendapatan yang diperoleh dapat stabil. Hal ini dikarenakan perusahaan akan menjamin ketersediaan pasokan sarana produksi peternakan (sapronak) dan memastikan harga jual produksi mitranya.
Peternak ayam broiler yang telah menerapkan pola usaha kemitraan, tidak perlu lagi mengeluarkan banyak biaya, karena pola tersebut merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain, seperti pabrik pakan, poultry shop, maupun peternak besar atau perusahaan. Santoso dan Sudaryani dalam Takbir (2019), membagi pola usaha kemitraan menjadi pola inti plasma, pola sewa kandang dan peralatan, dan pola investor. Pada pola inti plasma, pihak yang menjadi inti adalah pabrik pakan, poultry shop, ataupun peternak besar (perusahaan), wajib untuk menyediakan berbagai sarana produksi misalnya DOC ( Day Old Chick ), vaksin, pakan, dan manajemen budidaya. Selain itu pula, pihak inti atau perusahaan berhak menjual hasil produksi peternakan dengan harga sesuai
pada kontrak/harga pasar, sedangkan peternak (plasma) wajib menyediakan kandang beserta peralatannya, dan tenaga kerja. Bentuk kemitraan yang terjalin antara peternak dan plasma adalah melalui pola kemitraan contract farming.
Dimana Hamid dan Haryanto (2012), mendefinisikan contract farming ini sebagai suatu pola kemitraan yang mewajibkan peternak untuk mampu memproduksi suatu komoditas peternakan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui dalam sebuah kontrak atau surat perjanjian dengan pihak kedua (antara peternak dan perusahaan). Kemitraan contract farming terbentuk pada tahun 2011 dengan harapan mampu menjadi salah satu solusi dalam mengatasi ketimpangan ekonomi usaha skala besar (perusahaan) maupun usaha skala kecil (peternak), namun pada saat program kemitraan ini berjalan belum sepenuhnya mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, terutama
2.4 Profitabilitas
Prifitabilitas merupakan alat ukur kesuksesan sebuah usaha yang utama.
Profitabilitas penting untuk kelangsungan hidup sebuah usaha. Kemampuan usaha dalam memperoleh laba disebut profitabilitas.
Profitabilitas adalah suatu keahlian perusahaan dalam mendapatkan laba atau keuntungan pada tahun tertentu. Profitabilitas menjadi salah satu dasar dalam penilaian keadaan perusahaan. Profitabilitas menjadi terpenting dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup pelaksanaan perusahaan untuk jangka panjang (Hery, 2017).
Menurut Lipsey dalam Abdul Hamid (2016) keuntungan adalah penerimaan total dikurangi biaya total. Jadi keuntungan ditentukan oleh dua hal yaitu penrimaan dan biaya. Jika perubahan penerimaan lebih besar daripada perubahan biaya dari setiap output, maka keuntungan yang diterima akan meningkat. Jika perubahan penerimaan lebih kecil daripada perubahan biaya, maka keuntungan yanng diterima akan menurun. Keuntungan akan maksimal jika perubahan penerimaan sama dengan perubahan biaya. Keuntungan merupakan kegiatan yang mengurangkan beberapa biaya yang dikeluarkan dengan hasil penjualan yang diperoleh. Apabila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya positif maka diperoleh keuntungan (laba) (Sadono Sukirno dalam Riyanto, 2012).
Laba merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total, penerimaan total adalah jumlah total yang didapatkan dari penjualan produksinya.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini menjadi pelajaran bagi
manajemen untuk periode ke dapan. Kegagalan ini harus diselidiki di mana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan.
Oleh karena itu, rasio ini disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
2.4.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas juga memeliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik usaha atau manajemn saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan taun sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk:
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dan perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
2.4.2 Biaya
Biaya merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam suatu usaha yang dapat berupa barang maupun jasa (Wanda, 2015).
Biaya adalah total pengeluaran dalam bentuk uang yang digunakan pengusaha untuk membiayai kegiatanya selama proses produksinya (Supardi, 2000).
Klasifikasi biaya dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
a. Biaya tetap merupakan biaya yang harus dibayar oleh peternak ayam broiler yang besarnya tidak dipengaruhi oleh tingkat output. Biaya tetap meliputi biaya penyusutan alat, pajak dan biaya mendirikan rumah atau kandang ayam broiler.
b. Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh peternak ayam broiler yang besarnya berubah berubah dengan kata lain biaya yang tidak tetap. Contoh biaya variabel meliputi upah tenaga kerja, biaya pemeliharaan kandang ayam broiler.
c. Biaya Total merupakan biaya hasil penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel dengan kata lain biaya total merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan peternak selama proses produksi. Dengan rumus sebagai berikut :
TC = TFC + TCV Keterangan :
TC = Total biaya TFC = Total biaya tetap TVC = Total biaya tidak tetap
2.4.3 Penerimaan
Penerimaan merupakan seluruh pendapatan yang diperoleh dari usaha selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali.
Penerimaan dapat diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual (Suratiyah, 2015). Untuk menghitung total penerimaan menggunakan rumus sebagai berikut (Sukimo dalam Fanindi, 2018) :
TR= Q × P Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Q= Jumlah produksi yang dijual P= Harga setiap satuan produk
2.4.4 Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi yang digunakan selama proses produksi (Soekartawi 1995). Untuk menghitung pendapatan menggunakan rumus (Mubyarto dalam Fanindi, 2018).
𝝅 = 𝑻𝑹 − 𝑻𝑪
Keterangan : 𝝅 = Pendapatan
TR= Total Revenua ( Total penerimaan) TC= Total cost (Total Biaya)
2.4.5 Net Profit Margin (NPM)
NPM merupakan rasio yang perusahaan untuk menujukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Semakin besar rasio yang dihasilkan semakin baik karena perusahaan mampu memperoeh laba yang cukup tinggi, maka perusahaan tersebut dikatakan layak untuk diusahakan. Rumus dari Net Profit Margin menurut Kasmir, (2008) yaitu:
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 (𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏)
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒙𝟏𝟎𝟎%
Dengan Analisis sebagai berikut :
Jika NPM (Net Profit Margin) > 0, Maka usaha tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan.
Jika NPM (Net Profit Margin) < 0, Maka usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak layak untuk diusahakan.
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut adalah tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan :
Tabel 2.1 Ringkasan Beberapa Penelitian Terdahulu yang Relavan
No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil penelitian
1. Analisis Profitabilitas Pengembangan Usaha Ternak itik Petelur di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang jawa Tengah (Mulyono,et all., 2017)
Analis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Net Profit Margin (NPM),
Return On
Investment (ROI) dan rasio Laba Biaya
Rata-rata usaha ternak itik di kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang mampu menghasilkan laba Rp. 1.917.808,00/ Bulan Dengan nilai NPM sebesar 74,63% ROI 26,54% dan rasio laba biaya 74,63%
yang presentasi nilai keuntungan lebih tinggi dibandikan Dengan suku bunga deposita bank.
2 Analisi profitabilitas usahatani jambu biji getas merah di kabupaten Kendal Ariyani(2017)
Analisis
komponen biaya usahatani
dilakukan dengan menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan petani yaitu penerimaan, pendapatan,profit abilitas
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yaitu penerimaan paling tinggi terjadi pada bulan juni sebesar Rp. 7. 676.
196 penerimaan terendah sebesar Rp. 2. 737. 628.
Pendapatan paling tinggi sebesar 5.474.290 dan terendah sebesar Rp. 1.057. 363.
Profitabilitas
usahatani jambu biji getas merah dikatakan profit setiap bulan dan nilainya lebih besar dari suku bunga bank deposito BRI yang berlaku pada tahun 2016.
3. Analisis Profitabilitas Usahatani Tebu
(Saccharum officinarum, L) di Kecamatan
Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang
(Wahyupinet.et.all.,2018)
Net Profit Margin (NPM), Return Of Investment (ROI) dan Break Even Point (BEP).
Hasil analisis profitabilitas usahatani tebu diperoleh rata-rata keuntungan sebesar Rp. 8.626.278 dan penjualan sebesar Rp.
12.370.000 sehingga diperoleh Net Profit Margin (NPM) sebesar 69% yang berarti usaha tersebut sangat efisien
untuk dijalankan. Untuk Return Of Investment (ROI) diperoleh sebesar 230% berarti lebih dari 50% menandakan tingkat efisiensi dan penggunaan modal melebihi kriteria yang diberikan. Titik impas BEP (Break Event Point (BEP) dimana perusahaan tidak mengalami rugi sehingga untuk mencapai keadaan impas harus berproduksi sebesar 408m/MT dengan total penerimaan Rp.
831.363/MT.
4. Analisis Profitabilitas Agroindustri Serundeng (Supriatin, et.all., 2019)
Analisis
profitabilitasnya menggunakan rumus Gross Profit Margin GPM) dan Net Profit Margin (NPM).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai Gross Profit Margin 54%
dan Net Profit Margin 46,39% dimana hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sudah mengeluarkan biaya yang efisien sehubungan dengan kegiatan operasional.
5. Analisis Nilai Tukar dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Kabupaten Konawe, (Saleh 2020)
Nilai tukar petani dianalisis
menggunakan rumus konsep pendapatan
Hasil menunjukkan bahwa nilai tukar petani diperoleh sebesar 126,96
% atau lebih dari 100 yang menunjukkan tingkat kesejahteraanpetani di Desa Lamokuni
Kecamatan Wonggeduku Barat Tahun 2019 adalah tergolong tinggi (sejahtera).
Bersdasarkan dari tabel penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan bahwa kelima penelitian tersebut mengacu pada tingkat kesejahteraan dan keuntungan peternak ayam broiler maupun komoditi lainnya. Melihat dari tabel
penelitian tersebut menggunakan beberapa rumus yakni menggunakan rumus pendapatan, net profit margin, return of investment dan break event point. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa tingkat kesejahteraan dan keuntungan peternak tinggi dan bisa mendapatkan keuntungan.
penelitian yang di laksanakan sama dengan penelitian terdahulu yakni untuk menghitung apakah usaha tersebut dapat memporoleh laba dalam satu periode produksi. Tetapi terdapat perbedaan yakni dalam penggunaan rumus ,beberapa penelitian terdahulu menggunakan 2 rumus akhir sedangkan penelitian yang saya akan laksanakan hanya menggunakan satu rumus yakni net profit margin untuk mendapatkan hasil yaiu apakah usaha ini dapat memperoleh keuntungan atau tidak.
2.6 Kerangka Pikir
Pola usaha ternak ayam broiler yang dipakai di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone yaitu pola kemitraan. Dimana pola kemitraan ini dapat berlangsung dengan sistem contract farming (kontrak pertanian) dalam arti lain yaitu sebuah kesepakatan yang terbagi menjadi dua, pertama pola kemitraan tertulis, prinsipnya adalah antara kedua belah pihak (antara inti dengan peternak) membuat kesepakatan atas dasar tertulis yang bersifat mengikat, dan kedua pola kemitraan lisan prinsipnya yaitu saling percaya dan perjanjiannya dilakukan secara lisan. Pola kemitraan merupakan salah satu perwujudan cita-cita dalam rangka perlindungan terhadap usaha rakyat dalam rangka meningkatkan pendapatan, mengatasi kurangnya modal usaha dan meningkatkan usaha kelompok mitra yang mandiri, mengurangi risiko usaha dan dapat meningkatkan keuntungan. Adanya
pola kemitraan ayam broiler yang dikembangkan di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone diharapkan kemitraan dapat meningkatkan keuntungan usahanya. Analisis profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rasio profitabilitas yakni net profit margin (NPM).
Perusahaan Mitra (Mitra Unggas Perkasa)
Contract Farming
Peternak Pola Kemitraan
Kelayakan
Biaya Penerimaan Pendapatan
Usaha Ternak Ayam Broiler
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Usaha Ternak Ayam Broiler DenganSistem Contract Farming (Studi Kasus Pada Usaha Ternak Ayam Broiler Skala Rumah Tangga Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone)
Keuntungan
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone, pemilihan lokasi dilakukan dengan melihat kondisi bahwa lokasi tersebut yaitu Desa Turuccinnae merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bone merupakan tempat usaha ternak ayam broiler. Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan, yakni dimulai pada bulan Desember 2021 sampai dengan bulan Januari 2022.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara sampling jenuh (metode sensus) artinya teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah peternak ayam broiler yang berada di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone berjumlah 4 orang Peternak dengan jumlah populasi ternak yang diternakkan sekitar 1500 ekor ayam/kandang sampai dengan 3000 ekor ayam/kandang. Pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah masing- masing sampel yang diambil merupakan peternak ayam broiler yang mempunyai perjanjian kerja sama dengan perusahaan peternakan yakni mitra unggas perkasa yang bertindak sebagai inti. Sampel yang terpilih selanjutnya berperan sebagai responden yang akan memberikan keterangan selama penelitian berlangsung di lapangan. Untuk lebih jelasnya mengenai responden untuk penelitian dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3.1 Daftar Responden Peternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae No Nama Peternak Kapasitas Produksi
kandang (ekor)
Nama Mitra
1 Amri 1.500 ekor Mitra Unggas Perkasa
2 Darwis 3.000 ekor Mitra Unggas Perkasa
3 Sandi 1.500 ekor Mitra Unggas Perkasa
4 Samsuddin 3.000 ekor Mitra Unggas Perkasa
Sumber : Observasi Lokasi Penelitian 2021
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dalam penelitan ini yakni jenis data kuantitatif, dimana jenis data ini merupakan jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung yang berupa informasi dalam bentuk angka dan dalam penelitian ini digunakan untuk Menganalisis profitabilitas usaha ternak ayam broiler.
Sumber data adalah segala sesuatu yang memberikan informasi mengenai data berdasarkan sumbernya, sumber data terbagi menjadi dua yaitu, data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui proses wawancara secara langsung kepada petani dengan menggunakan daftar pertanyaan (kusioner) yang merupakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi data ini dapat juga ditemukan dengan
cepat. Dalam penelitian yang menjadi sumber data sekunder adalah jurnal, artikel, literature serta situs internet yang berkenan dengan penelitian yang di lakukan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan ada tiga tahap diantaranya : 1. Observasi
Metode observasi dilakukan untuk melihat terlebih dahulu lokasi penelitian apakah sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan serta untuk melihat bagaimana kondisi lokasi penelitian.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab kepada peternak ayam broiler di lokasi penelitian sesuai dengan pertanyaan yang telah di tentukan sebelumnya dengan menggunakan alat bantu yakni kusioner
3. Dokumentasi
Dokumentasi penelitian ini menggunakan kamera. Tujuannya sebagai bukti bahwa penelitian ini dilaksanakan serta menggambarkan sedikit mengenai lokasi penelitian khususnya peternak ayam broilers.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah 1,2 dan 3 yaitu sebagai berikut:
1. a. Biaya:
TC = TFC + TCV Keterangan :
TC = Total biaya (Rp) TFC = Biaya tetap (Rp) TVC = Biaya Variabel (Rp) b. Penerimaan:
TR= Q × P Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Q= Jumlah produksi yang dijual c. Pendapatan:
𝝅 = 𝑻𝑹 − 𝑻𝑪 Keterangan :
𝜋 =pendapatan (Keuntungan/Profitabilitas) TR =Total Revenue (Total Penerimaan) TC=Total Cost (Total Biaya)
P= Harga setiap satuan produk
2. Net Profit Margin (NPM)
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 (𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏)
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒙𝟏𝟎𝟎%
Dengan Analisis sebagai berikut :
Jika NPM (Net Profit Margin) > 0, maka usaha tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan.
Jika NPM (Net Profit Margin) < 0, maka usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak layak untuk diusahakan.
3.6. Definisi Operasional
1. Ayam broiler adalah ayam pedaging yang diternakkan oleh peternak di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru kabupaten Bone.
2. Usaha ternak ayam broiler merupakan usaha yang dikelola di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone.
3. Peternak ayam broiler pola kemitraan desa Turuccinnae bermitra dengan perusahaan Mitra Unggas Perkasa (MUP).
4. Contract farming adalah sistem kontrak yang dilakukan antara peternak ayam broiler desa turuccinnae dengan mitra unggas perkasa yang di tandai dengan surat perjanjian kerja sama.
5. Biaya yang dikeluarkan peternak ayam broiler desa turuccinnae dihitung mengunakan rumus TC = TFC + TCV
a. Biaya Tetap merupakan biaya-biaya yang harus dibayar oleh peternak ayam broiler desa turuccinnae yang harganya tidak berubah-ubah dalam satu periode. Biaya tetap meliputi biaya penyusutan alat, pajak dan biaya
mendirikan rumah atau kandang ayam broiler (Rp).
b. Biaya Variabel merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh peternak ayam broiler desa turuccinae selama satu periode produksi. Contoh biaya variabel meliputi pembelian gas elpiji 3 kg, biaya pemeliharaan kandang ayam broiler (Rp).
6. Produksi penjualan yaitu jumlah produk yang dijual atau dipasarkan oleh Petrnak ayam broiler dalam satu periode produksi (ekor).
7. Penerimaan adalah hasil dari proses penjualan ayam broiler oleh peternak yang belum dikurangi dengan modal awal peternak .
8. Pendapatan adalah keseluruhan hasil yang diterimah oleh peternak dari hasil penjualannya yang sudah dikurangi dengan modal awal.
9. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio untuk menunjukkan kemampuan usaha peternakan ayam broiler desa turunccinae mampu memperoleh laba bersih.
10. Profitabilitas merupakan alat ukur untuk mengukur apakah usaha peternakan ayam broiler di desa turuccinnae bisa dikatakan sukses atau mengungtungkan.
VII. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis
Kecamatan Lamuru secara administrai terletak di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang berjarak 62,5 Km dari ibu kota Kabupaten.
Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Soppeng
• Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Lappariaja
• Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Bengo
• Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Tellu Limpoe.
luas wilayah Kecamatan Lamuru adalah 208,00Km2 yang terdiri dari 12 Desa, yang dimana salah satu objek Desa yang fokus di lakukan Peneliti berada di Desa Turucinnae. Desa Cinnae adalah Desa di Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 17,00 Km dan memiliki jumlah penduduk sebsesar 2733 jiwa.
Terletak dibagian barat wilayah Kabupaten Bone , Desa Turucinnae berbatasan dengan Kabupaten Soppeng. Disebelah barat Desa Cinnae memiliki Jarak 136 Km dari kota Makassar. Turucinnae terdiri dari 5 Dusun, yaitu diantaranya pertama Dusun Muttiara, kedua Dusun Bottoriu, ketiga Dusun Ajangale keempat Dusun Sumpattaro, kelima Dusun Padaelo.
Desa Turu Cinnae merupakan daerah dataran rendah dan beriklim tropis.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Cinnae Mayoritas bersuku Bugis serta adat istiadat yang kental adalah budaya Bugis. Srdangkan agama dan penganut
kepercayaan di Desa Turucinnae bermayoritas beragama Islam. Masyarakat di Desa Turucinnae sebagain besar penduduknya bekerja sebagai petani, peternak, pedagang, serta pegawai pemerintah.
4.2 Keadaan Demografis
Penduduk di Desa Turucinnai sebagain besar penduduknya bekerja sebagai petani, peternak, pedagang, serta pegawai pemerintah. Untuk menunjang suatu keberhasilan pembangunan Desa sangat dibutuhkan sarana dan prasarana seperti puskesmas, sekolahan, posyandu, kantor desa, masjid dan lain-lain. Jumlah penduduk Kecamatan Lamuru berjenis kelamin laki-laki sebanyak. 1.322 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.525. jiwa.
Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 1.322 46
2 Perempuan 1.525. 54
Jumlah 2.847 100
Sumber : Profil Desa Turucinnae, 2020.
tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin sebesar 2.847 orang . dapat dilihat perbandingan jumlah jenis kelamin di Desa Turicinnae yakni terdiri dari (46%) penduduk laki-laki dengan jumlah 1.322 orang dan (54%) penduduk perempuan dengan jumlah 1.525. hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila jumlah penduduk bertambah maka ketersediaan jumlah usaha ternak ayam broiler harus mengikuti pula. Pernyataan
ini sesuai dengan pendapatan yang dikemukakan oleh Emokaro dan Dibiah,2014 , mengatakan bahwa permintaan dan kebutuhan dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk pertumbuhan dan penyebaran penduduk,pemenuhan makanan bernutrisi, peningkatan pendapatan dan perubahan harga.
4.3 Keadaan Pertanian
Secara garis besar mata pencaharian di Desa Turucinnae sebagai petani kebun dan sawah, maka dari itu mata pencaharian Umumnya sebagai petani, dan mata pencaharian lainnya sebagai pedagang. Desa Turucinnae memiliki jeni tanah endapan merupakan tanah yang terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.Kecamatan Lamuru memiliki potensi yang tediri atas lahan basah dan lahan kering. Dimana lahan basah digunakan sebagai persawahan (sawah irigasi dan tadah hujan) sementara lahan kering digunakan sebagai tegalan, perkebunan, padang rumput dan hutan rakyat.
Keadaan pertanian sangat berpengaruh terhadap usaha ternak ayam broiler karena keadaan pertanian merupakan hal penting untuk memperoleh hasil dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Menurut Van Arsten pertanian adalah digunakan kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang pada mulanya dicapai dengan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangkan hewan dan tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut Mosher pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas yang didasarkan oleh pertumbuhan tanaman dan hewan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas responden
Identitas responden merupakan identitas yang dimiliki oleh para peternak ayam Broiler dan hal tersebut menggambarkan berbagai aspek keadaan yang meliputi umur, tingkat pendidikan jenis kelamin, dan lama beternak.
5.1.1 Umur
Umur peternak sampel merupakan umur seseorang yang berada dalam kehidupan pada keluarga peternak ayam Broiler yang dihitung sejak kelahiran hingga dengan penelitian berlangsung. Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan bekerja dalam mengelola usaha. Semakin produktif umur peternak maka akan semakin mampu pula dalam mengelola usaha yang akan menghasilkan produktivitas menjadi lebih tinggi. Sedangkan semakin tua umur seseorang peternak maka produktivitas akan semakin berkurang. Adapun konposisi umur responden peternak ayam Broiler yang ada di Desa Turucinnae kecamatan Lamuru Kabupaten Bone dapat dilihat di tabel 6.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Peternak Menurut Umur No Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah (orang) Persentase(%)
1 28-35 1 25
2 36-43 1 25
3 44-51 2 50
Total 4 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022
Tabel 6 menunjukkan peternak ayam Broiller yang ada di Desa Turucinnai melihat dari persentase umur terhadap responden peternak ayam Broiler menunjukkan bahwa umur 28-35 tahun masih sangat produktif dalam melakukan pekerjaan sebagai peternak ayam broiller. Semakin tinggi umur seseorang makai a lebih cenderung untuk berfikir lebih matang dan bertindak lebih bijaksana. Secara fisik akan mempengaruhi produktivitas usaha ternak, dimana semakin tinggi umur peternak maka kemampuan kerjanya relative menurun.
5.1.2 Jenis Kelamin
Jenis kelamin seseorang akan berdampak pada jenis pekerjaan yang akan berdampak pada hasil kerjanya. Adapun klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 7. sebagai berikut:
Tabel 5.2 Klasifikasi Responden Bedasarkan Jenis Kelamin di Desa Turucinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone.
No Jenis kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 4 100
2 Perempuan - 0
Jumlah 4 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2022
Tabel 7 menunjukkan bahwa peternak yang berada di Desa turucinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone responden berjenis kelamin laki laki berjumlah 4 orang dan Desa Turucinnae tidak memilik peternak perempuan.
5.1.3 Tingkat Pendidikan
Pendidkan seseorang akan semakin baik untuk memikirkan segala tindakan yang memberikan manfaat besar. Selain itu tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan dalam beternak, kecerdasan,wawasan, penegetahuan serta pengambilan keputusan dalam bekerja baik dalam penerapan inovasi baru, teknologi serta penggunaan bibit ayam petelur yang unggul. Tingkat pendidikan peternak yang ada di Desa Turucinnae kecamatan Lamuru Kabupaten Bone dapat dilihat dari tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 5.3 Tingkat Pendidikan Peternak Ayam Broiller di Desa Turucinnae kecamatan Lamuru Kabupaten Bone
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase(%)
1 SD - 0
2 SMP - 0
3 SMA 4 100
Jumlah 4 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa tingkat pendidikan terbanyak pada kelompok pendidikan tingkat SMA sebanyak 4 orang peternak di Desa Turucinnae menyelesai pendidikan hingga jenjang SMA. Letraningsih dan Basuki (2006) yang menyatakan bahwa tingkat Pendidikan berpengaruh terhadap peternak dalam penerapan teknologi, disamping itu tingkat Pendidikan dapat digunakan sebagai tolak ukur terhadap kemampuan berfikir seseorang dalam menghadapi masalah.
5.1.4 Pengalaman Beternak
Pengalaman usaha dalam melakukan usaha ternak ayam Broiller Di Desa Turucinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten bone merupakan hal penting dalam
melakukan usaha. Karena semakin lama pengalaman dalam beternak maka pengalaman mengenai usaha pun akan meningkat. Berikut merupakan rincian pengalaman usaha ternak ayam Broiller dapat dilihat pada tabel 9 .
Tabel 5.4 Pengalaman Peternak ayam Broiller di Desa Turucinnae kecamatan Lamuru Kabupaten Bone.
No Pengalaman usaha Jumlah (orang) Persentase (%)
1 1-2 1 25
2 3-4 1 25
3 5-6 2 50
Jumlah 4 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2022
Pada tabel 9 diketahui tingkat pengalaman peternak berada pada pengalaman usaha 1-2 tahun dengan persentase 25% dengan jumlah peternak sebanyak 1 orang sedangkan peternak dengan pengalaman 5-6 sebanyak 2 orang. hal tersebut menunjukkan peternak yang ada di Desa Turucinnae kecamatan Lamuru Kabupaten Bone sudah cukup lama memulai usaha dibandingkan dengan yang baru melakukan usaha beternak ayam broiller. Secara parsial, Pendidikan memberih pengaruh tidak nyata, sedangkan pada pengalaman memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas. Menurut Hastuti dan Hidayat (2008) menyatakan bahwa semakin pengalaman beternak diharapkan pengetahuan yang didapat semakin banyak sehingga keterampilan dalam menjalankan usaha peternakan semakin meningkat.
5.2 Profitabilitas Usaha Ternak Ayam Broiler
Tabel 5.5 Rata-rata Biaya, Penerimaan, Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone
Uraian Jumlah Harga (Rp) Nilai (Rp)
1. Produksi 2. Biaya Variabel
-Gas LPG 3kg -DOC
-Pakan
-Obat dan Vitamin 3. Biaya Tetap
-Penyusutan Kandang -Nipple Drinker -Tempat Pakan Duduk -Tempat Pakan Gantung -Bell Drinker
-Tempat Minum Manual -Ember
-Baskom
-Tangki Semprot -Brooder (Pemanas) -Tangki Air
Total biaya 4. Pendapatan 5. Net Profit Margin 6. R/C ratio
7. B/C ratio
2,215 30 2,250 109 7 - 396 54 108 86 32 2,5 3 1 4,5 1 - - - - -
30,000 20,000 1,200 200,000 100,000 -
14,000 35,250 35,000 80,000 41,667 150,000 150,000 637,500 1,840,000 800,000 -
- - - -
66,450,000 600,000 2,700,000 32,700,000 700,000 17,350,000 2,376,000 595,500 1,170,000 860,000 246,400 71,667 9,375 227,889 656,250 77,500 60,340,581 6,109,419 9,19 1,10 0,10 Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2022
Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa besarnya biaya tetap yang dikeluarkan peternak ayam broiler, dimana Biaya tetap merupakan biaya yang tetap terlibat dalam produksi dan tidak berubah meskipun ada perubahan jumlah yang dihasilkan peternak. Adapun biaya tetap meliputi penyusutan kandang, penyusutan alat, dan pajak tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2003), bahwa biaya tetap dalam usaha peternak ayam broiler adalah biaya tetap yang terlibat dalam proses produksi dan tidak berubah meskipun ada perubahan jumlah daging yang dihasilkan. Adapun jumlah biaya tetap yang dikeluarkan peternak ayam broiler
sebesar Rp. 23,640,581 dengan rincian biaya tetap sebagai berikut:
1. Penyusutan kendang
Jumlah rata-rata penyusutan kendang dari 4 responden dengan rata-rata skala ternak 2000 ekor sebesar 17,350,000.
2. Nipple Drinker
Alat minum otomatis ini digunakan oleh salah satu peternak yakni atas nama Darwis dengan jumlah alat yang dipakai yakni 396 unit dengan rata-rata pembelian harga awal yakni Rp. 14.000/unit dengan total pembelian sebesar Rp. 2,376,000 dan rata-rata biaya penyusutan sebesar Rp. 2,376,000 dengan umur teknis 1 tahun.
3. Tangki Air
Alat ini digunakan oleh 2 peternak yakni Darwis dan Samsuddin dengan jumlah
masing-masing 1 buah dengan rata-rata pembelian harga awal Rp. 800,000/buah dan rata-rata biaya Penyusutan sebesar Rp. 77,500 dengan
umur teknis selama 1 tahun.
4. Tempat Pakan Duduk
Alat ini digunakan oleh seluruh peternak dengan jumlah bervariasi sesuai dengan populasi ayam dengan rata-rata pembelian awal Rp. 35,250/buah dan biaya penyusutan sebesar Rp. 595,500.
5. Tempat Pakan Gantung
Alat ini juga dipakai oleh seluruh peternak dengan jumlah bervariasi sesuai dengan populasi ayam dengan rata-rata pembelian awal Rp. 35,000 dan nilai penyusutan sebesar Rp. 1.170,000.
6. Tempat Minum Manual
Alat ini digunakan oleh 3 orang peternak dengan jumlah berbeda,dengan rata-rata pembelian awal Rp. 41,667/buah,dan nilai penyusutan sebesar Rp. 246,400
7. Baskom
Alat ini digunakan untuk mencampur air dan obat atau vitamin untuk ayam dengan rata-rata pembelian awal Rp. 150,000/buah dan nilai penyusutan sebesar Rp. 9,375
8. Ember air Besar
Alat ini digunakan untuk menampung air di dalam kandang dengan rata-rata pembelian awal Rp. 150,000/buah dan nilai penyusutan sebesar Rp. 71,667.
9. Bell Drinker
Alat minum otomatis ini digunakan oleh 1 peternak yakni samsuddin dengan jumalh sebanyak 86 buah dengan rata-rata pembelian awal Rp. 80.000/buah dan nilai penyusutan sebesar Rp. 860,000.
10. Brooder (Pemanas)
Jumlah brooder yang dipakai oleh 4 peternak berbeda dari 3 buah sampai 6
buah sesuai dengan populasi ayam dengan rata-rata pembelian awal Rp. 1,840,000/buah dan nilai penyusutan sebesar Rp. 656,250
11. Tangki Semprot
Alat ini digunakan oleh semua peternak dengan masing-masing 1 buah dengan rata-rata pembelian awal Rp. 637,500/Buah dan nilai penyusutan sebesar Rp. 227,889
Sedangkan Biaya Variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh peternak ayam broiler yang besarnya berubah berubah dengan kata lain biaya yang tidak tetap.contohnya, gas LPG 3kg, DOC,Pakan dan Obat dan vitamin.
Dengan rincian pembelian biaya variable sebagai berikut:
1. Gas LPG 3 kg
Peternak menggunakan tabung gas LPG 3kg dengan jumlah penggunaan bervariasi yakni 2 peternak menggunakan maksimal 20 buah dan 2 peternak menggunakan LPG sebesar 40 buah.
2. DOC (Day Old Chiks)
Rata-rata pembelian DOC oleh peternak yakni Rp. 2,700,000 dengan rata- rata jumlah populasi 2,250.
3. Pakan
Penggunaan pakan disesuaikan dengan populasi kendang, dalam hal ini rata-rata penggunaan pakan sebanyak 109 sak dengan rata-rata harga jual sebesar Rp. 32.625,000.
4. Obat dan Vitamin
Pemberian obat dan vitamin disesuaikan dengan kondisi ayam. Rata-rata penggunaan obat dan vitamin sebanyak 7 sachet dengan rata-rata harga pembelian sebesar Rp. 700,000.
Kemudian penerimaan dapat diketahui dari perhitungan Jumlah Ayam broiler yang terpanen dikalikan dengan harga ayam broiler per kilo merupakan uang yang diterima sebagai ganti ayam broiler yang terpanen. Penerimaan dari penjualan ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone yang diperoleh dari proses produksi selama periode produksi. Adapun Dari Tabel 5.5 dapat diketahui jumlah rata-rata penerimaan yang diperoleh oleh peternak dari usaha ternak ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone sebesar Rp. 66,450,000. Adapun penerimaan yang diperoleh berasal dari penjualan ayam broiler dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp.66,450,000 dan rata-rata harga sebesar Rp. 30,000/kg serta rata-rata ayam yang terpanen sebanyak 2,215 ekor.
Adapun Pendapatan merupakan Tujuan dari setiap jenis usaha. Pendapatan dapat diperoleh jika jumlah penerimaan dari hasil usaha lebih besar daripada jumlah total biaya produksi yang dikeluarakn oleh peternak. hal ini sesuai dengan pendapat soekartawi (1995) Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi yang digunakan selama proses produksi. Dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah keuntungan per periode usaha ternak ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone diperoleh dari selisih antara rata-rata total Penerimaan dengan rata-rata total biaya yang dikeluarakan. Dimana rata-rata penerimaan sebesar Rp. 66,450,000 dikurangi dengan rata-rata total biaya sebesar Rp. 60,321,831, maka diperoleh pendapatan keseluruhan sebesar Rp. 6,128,169.
5.3 Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler
kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan untuk mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha bisnis yang akan dijalankan dalam menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu (kasmir dan jakfar 2003).
Dalam kelayakan usaha ini dapat digunakan perhitungan dengan membandingkan total penerimaan dengan total biaya. R/C juga memberikan gambaran produktivitas dan efisiensi suatu usaha. Dengan demikian jika nilai R/C
> 1 maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebut layak dan apabila nilai R/C <1 maka dapat dikatakan usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. Dengan demikian berdasarkan pada tabel 5.5 didapatkan nilai R/C ratio sebesar 1,10 >1 maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebeut layak untuk diusahakan.
Kemudian untuk menghitung nilai net profit margin dengan menggunakan perhitungan net profit margin sama dengan Pendapatan (laba bersih) dibagi penerimaan (penjualan) dikalikan 100 maka di dapatkan nilai net profit margin.
Dimana jika nilai net profit margin > 0 maka dapat dikatakan usaha tersebut dapat mengahsilkan laba bersih dan jika < 0 maka usaha tersebut tidak dapat menghasilkan laba bersih atau tidak menguntungkan. Berdasarkan dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa pendapatan peternak atau biasa disebut laba bersih sebesar Rp. 6,128,169 merupakan pendapatan yang diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi dan penerimaan diperoleh dari hasil penjualan ayam
broiler sebesar Rp. 66,450,000 Kemudian Pendapatan atau laba bersih dibagi dengan penjualan atau penerimaan kemudian dikali 100 untuk mengetahui apakah usaha ternak ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone dapat memperoleh keuntungan selama masa produksi.
Net Profit Margin (NPM) yang diperoleh peternak ayam broiler per periode produksi menunjukkan bahwa pada usaha tersebut menguntungkan peternak ayam broiler. Hal ini dapat dilihat pada usaha ternak ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone memiliki nilai NPM 9,19 > 0. Jika NPM (Net profit Margin) >0 maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebut dapat memperoleh keuntungan atau layak diusahakan.
Jika NPM (Net Profit Margin) < 0, maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak layak untuk diusahakan. Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa kemampuan usaha ternak ayam broiler untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan ayam broiler yang telah dilakukan sangatlah baik sehingga layak untuk diusahakan.
Benefit cost ratio atau B/C ratio merupakan suatu ukuran perbandingan antara pendapatan dengan total biaya produksi sebuah proyek usaha. Dimana B adalah benefit atau keuntungan sementara c adalah cost atau biaya. Hasil perhitungan B/C ratio akan menunjukkan berapa keuntungan berlipat yang didapatkan dari total yang dikeluarkan dari sebuah proyek usaha. Jika hasil perhitungan lebih dari 1 maka usaha tersebut ekonomis namun jika kurang dari 1 maka usaha tersebut feasible. Dari tabel 5.5 menunjukkan nilai B/C ratio sebesar 0,10 < 1 maka ddapat dikatan usaha ini belum ekonomis, karena tingkat pendapatan
usaha ternak ayam broiler masih kecil dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan.
VI. KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Keuntungan usaha ternak ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone dengan skala rata-rata 2,250 ekor memilikiKeuntungan sebesar Rp. 6,109,491 / periode produksi
2. Usaha ternak ayam broiler Desa Turuccinnae Kacamatan Lamuru Kabupaten Bone dengan skala rata-rata 2,250 ekor memiliki profitabibiltas yang cukup tinggi dengan tingkat net profit margin (NPM) sebesar 9,19 dan R/C ratio sebesar 1,10 serta B/C ratio dengan tingkat yang rendah sebesar 0,10.
6.2 Saran
1. kepada peternak ayam broiler di Desa Turuccinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone untuk lebih meningkatkan skala produksi ayam broiler sehingga dapat meningkatkan laba bersih yang didapatkan.
2. Kepada pemerintah lebih memperhatikan peternak ayam broiler di daerah melalui peningkatan harga pasar ayam broiler sehingga berdampak kepada tingkat pendapatan peternak.