• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI KARAKTERISTIK KANKER PARU DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN OLEH: JOHN SIOW HEE GINN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI KARAKTERISTIK KANKER PARU DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN OLEH: JOHN SIOW HEE GINN"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KARAKTERISTIK KANKER PARU DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014-2015

OLEH:

JOHN SIOW HEE GINN 130100421

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

SKRIPSI

KARAKTERISTIK KANKER PARU DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014-2015

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

OLEH:

JOHN SIOW HEE GINN 130100421

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(3)
(4)

ABSTRAK

Latar Belakang : Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru. Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru.

Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok.

Tujuan : Penelitian ini merupakan deskriptif dengan metode cross sectional yang dilakukan untuk menentukan karakteristik kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015. Populasi dalam penelitian adalah penderita kanker paru di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 sebanyak 37 kasus. Sedangkan penentuan sampel penelitian menggunakan metode total sampling sehingga jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 37 orang. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis univariat.

Hasil : Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada umumnya penderita kanker paru tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan adalah berusia antara 51- 60 tahun, terbanyak adalah 13 orang (35,2%), dengan mayoritas laki-laki terbanyak adalah 29 orang (78,4%), untuk bekerja sebagai wiraswasta, terbanyak adalah 14 orang (37,8%) dan pada umumnya penderita kanker paru pada tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan adalah perokok 36 orang (97,3%) terakhir adalah mayoritas sampel penelitian dengan diagnosis adenocarcinoma terbanyak adalah 25 orang (67,6%).

Kesimpulan : Kanker paru dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup dan sikap kontrol diri. Peningkatan pemahaman pasien adalah penting untuk mengubah perilaku pasien.

Kata kunci : Karakteristik, kanker paru, umur, jenis kelamin, pekerjaan, perokok dan sitopatologi.

(5)

ABSTRACT

Background : Lung cancer is a malignancy in lung tissue. It is an abnormality of cells proliferating in lung. It is a growth of cancer cells uncontrolled in the lung tissue that can be due to environmental carcinogens, especially cigarette smoke.

Objective : It is a descriptive study by using cross sectional method to determine the characteristics of lung cancer in General Hospital Haji Adam Malik Medan within the year of 2014-2015. The population of this study included for all the lung cancer patients in General Hospital Haji Adam Malik Medan in the year of 2014-2015 with 37 cases. The sampling that used for method total sampling were 37 samples. The collected data were analyzed by using qualitative descriptive method and univariate analysis.

Result : The results shown that the majority of the patients with lung cancer within 2014-2015 in General Hospital Haji Adam Malik with the aged of 51-60 years in 13 persons (35,2%), the majority of them were men with 29 persons (78,4%), where the major of them worked as a self-employed in 14 persons (37,8%) and the patients of lung cancer were smokers with 36 persons (97,3%) whoever patients diagnose with adenocarcinoma were 25 persons (67,6%). They will be convince to the General Hospital Haji Adam Malik Medan for more further improvement so as the patients will get to know more about the knowledge and prevention of lung cancer which can be minimized the rate of getting lung cancer.

Conclusion : Lung cancer can be prevented by change in lifestyle and attitude, patients should be given a better understanding about lung cancer as it is important after the patient discharge from the hospital.

Keywords: Characteristics, lung cancer, age, sex, occupation, smoker and c y t o p a t h o l o g y .

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul Karakteristik Kanker Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2014-2015. Dalam proses penulisan skripsi ini juga, penulis telah mendapat dukungan, saran dan bantuan dari banyak pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang ikhlas kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Siow Kim Woon dan Wong Choy Pin karena telah memberikan hal yang tidak bisa diganti oleh penulis.

2. dr. Aldy S. Rambe, Sp. S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

3. dr. Denny R. Siregar, Sp. B(K) Onk, M.Kes selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. dr. Jessy Chrestella, M.Ked(PA), Sp. PA, selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. dr. Feby Yanti Harahap, M.Ked(PA), Sp. PA, selaku Ketua Penguji yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. dr. Cut Adeya Adella, Sp. OG(K), selaku Anggota Penguji yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan penulis yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan dalam menyiapkan skripsi ini.

(7)

8. Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dengan rendah hati, penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak. Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan makna tersendiri bagi pembaca.

Medan, 08 Desember 2016

John Siow Hee Ginn NIM. 130100421

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .………...……….... i

ABSTRAK ………... ii

ABSTRACT………... iii

KATA PENGANTAR………... iv

HALAMAN PERSETUJUAN .……….... vi

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL.………... ix

DAFTAR GAMBAR.………... x

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN.………... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum... 3

1.3.2. Tujuan Khusus……….. 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Kanker Paru ... 5

2.2. Epidemiologi ... 5

2.3. Etiologi ... 6

2.4. Patofisiologi ... 7

2.5. Patogenesis ... 7

2.6. Faktor Resiko ... 8

2.7. Klasifikasi Kanker Paru ... 9

2.8. Diagnosis Kanker Paru ... 11

2.9. Stadium ... 12

2.10.Penatalaksanaan ... 13

2.10.1. Pembedahan... 13

2.10.2. Radioterapi... 13

2.10.3. Kemoterapi... 14

2.10.4. Perawatan Paliatif... 14

2.11. Prognosis ... 15

2.12. Pencegahan ... 15

(9)

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

PENELITIAN 17

3.1. Kerangka Teori... 17

3.2. Kerangka Konsep... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 19

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.3.1. Populasi... 19

4.3.2 Besar Sampel... 19

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 20

4.5. Definisi Operasional Dan Pengukuran ... 20

4.6. Metode Analisis Data ... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 23

5.1. Analisis Univariat... 23

5.1.1. Karakteristik Sampel... 23

5.1.1.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin……... 23

5.1.1.2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia……... 24

5.1.1.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan……...…... 24

5.1.1.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Riwayat Merokok…. 25 5.1.1.5. Karakteristik Sampel Berdasarkan Diagnosis Sitopatologi 26 5.2. Pembahasan... 26

5.2.1. Karakteristik Sampel Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin 26 5.2.2. Karakteristik Sampel Penderita Berdasarkan Usia... 27

5.2.3. Karakteristik Sampel Penderita Berdasarkan Pekerjaan... 27

5.2.4. Karakteristik Sampel Penderita Berdasarkan Riwayat Merokok... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 30

6.1. Kesimpulan ……….... 30

6.2. Saran ……….. 30

DAFTAR PUSTAKA ………. 32

LAMPIRAN ……… 35

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Stadium Klinis Kanker Paru……… 12

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran……… 21

Tabel 5.1 Kararakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 23

Tabel 5.2 Kararakteristik Sampel Berdasarkan Usia ………. 24

Table 5.3 Kararakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan………. 25

Table 5.4 Kararakteristik Sampel Berdasarkan Riwayat Merokok ……….. 25

Table 5.5 Kararakteristik Sampel Berdasarkan Diagnosis Sitopatologi………. 26

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Teori ……… 17

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup ………. 37

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian ………...………… 40

Lampiran 3 : Surat Persetujuan Komisi Etik ………...………. 41

Lampiran 4 : Master Data Penelitian ………....42

Lampiran 5 : Hasil Analisa Data ………....……….. 47

(13)

DAFTAR SINGKATAN

PMR : Proportional Mortality Rate TBC : Tuberkulosis

WHO : World Health Organization

PAH : Polynuclear aromatic hydrocarbons SCLC : Small cell lung cancer

NSCLC : Non-small lung cancer

KPKSK : Kanker paru karsinoma sel kecil

KPKBSK : Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil CRC : Colorectal cancer

EGFR : Epidermal growth factor receptor mAb : Monoclonal

KGB : Kelenjar getah bening TTP : Time to progression

FCTC : Framework Convention On Tobacco Control CDC : Center for Disease Control and Prevention EPA : Environmental Protection Agency

BUMN : Badan Usaha Milik Negara PNS : Pegawai Negeri Sipil IRT : Ibu Rumah Tangga

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker paru adalah penyebab paling umum kematian akibat kanker di seluruh dunia, diperkirakan dari lima orang menderita kanker satu orang menderita kanker paru (1,59 juta kematian, dari 19,4% total penderita kanker). Insiden kematian yang tinggi (0,87) dan relatif berbeda disetiap negara-, dan pola geografis erat kaitannya dengan insiden. World Health Organisation (WHO) melaporkan bahwa insidens penyakit kanker tahun 2007 di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan Proportional Mortality Rate (PMR) yaitu 13%. 1,2

Penyebab kematian yang utama akibat kanker adalah kanker paru.

Diperkirakan ada 1,8 juta kasus kanker paru baru di dunia tahun 2012. Kanker paru masih menjadi kanker yang diderita pria dengan 1,2 juta kasus (kejadian tertinggi di Eropa Timur dengan 53,5/100.000 penduduk dan Asia Timur 50,4/100.000 penduduk). Kanker paru pada wanita terbanyak terjadi di Amerika Utara dengan 33,8/100.000 penduduk dan Eropa Utara dengan 23,7/100.000 penduduk. WHO South-East Asia region memperkirakan terdapat 116 ribu kasus kanker paru pada pria dengan 104 ribu kematian. Sedangkan pada wanita terjadi 46 ribu kasus kanker paru dengan 42 ribu kematian.3

Kanker paru di Indonesia menduduki peringkat ke 3 atau ke 4 diantara keganasan di rumah sakit. Jumlah penderita pada tahun 1991-1996 (5 tahun) sebanyak 666 kasus. Pada tahun 1994 ditemukan sebanyak 264 kasus di RSUP Persahabatan, sedangkan di RS Kanker Dharmais sebanyak 110 kasus. Penelitian di kota Semarang selama 3 tahun (1987-1989), terdiri dari 1070 kasus wanita dan 631 pria. Dari seluruh kasus tersebut terdapat 84 kasus kanker paru, terdiri dari 73 kasus pria dan 11 wanita (ratio 6,6:1).3,4

Penderita kanker paru di RSUP Dr. M. Djamil Padang terbanyak adalah laki-laki (71,1%), berusia > 40 tahun (85,2%), dan rata-rata berusia 56,29 ± 13,30

(15)

tahun dan memiliki riwayat merokok sebagai perokok aktif (66,4%). Gambaran hasil sitopatologi berdasarkan jenis sel terbanyak adalah adenocarcinoma (47,7%). Sebagian besar penderita karsinoma paru yang dirawat berjenis kelamin laki-laki dengan jenis sel terbanyak yaitu squamous cell carcinoma (48,4%).5

Gambaran klinik keganasan paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis dapat ditemukan keluhan utama berupa batuk-batuk dengan/tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen), sesak nafas, suara serak, sakit dada, sulit/sakit menelan, benjolan di pangkal leher, sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat.6

Menurut WHO, ada empat tipe sel mayor yang mencapai 88% dari seluruh neoplasma paru primer, yaitu squamous epidermoid carcinoma, small cell (disebut juga oat cell) carcinoma, adenocarcinoma (termasuk bronchoalveolar), dan large cell (disebut juga large cell anaplastic) carcinoma. Sisanya termasuk undifferentiated carcinomas, carcinoids, bronchialgland tumors (termasuk adenoid cystic carcinomas dan mucoepidermoid tumors), dan tipe tumor yang langka.

Diperlukan diagnosis secara histologi yang tepat untuk menentukan jenis keganasan yang terjadi karena akan berpengaruh terhadap respon terapi yang diberikan. Kecepatan perkembangan sel tumor metastatis sama seperti tumor induk (primer). Menurut Garland yang dikutip Tabrani, metastatis dapat terjadi pada stadium dimana tumor masih belum dapat dilihat secara radiologi akibatnya pada saat terdeteksi sudah bermetastasis ke organ-organ lain. Semakin pendek masa pembelahan sel kanker, semakin cepat pertumbuhan sel kanker tersebut.7,8

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinik. Patogenesis terjadinya batuk pada kanker paru diawali dengan berbagai rangsangan reseptor batuk yang terletak di rongga torax, antara lain terdapat di dalam rongga bronkus. Reseptor di bronkus utama lebih banyak dibandingkan bronkus kecil. Jika ada rangsangan di bronkus melalui serabut aferen diteruskan ke medulla oblongata melalui cabang nervus vagus. Kemudian melalui serabut eferen menuju ke efektor yang terdapat di dalam bronkus.9

(16)

Karakteristik penderita kanker paru rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009 berdasarkan usia tertinggi yaitu 61-68 tahun (26,3%), perbandingan laki-laki dengan perempuan yaitu 4:1, bersuku Batak (63,4%), keluhan utama batuk dan sesak (35,4%), dan ada penyakit terdahulu (19,4%) dengan riwayat TBC (73,5%). Penelitian Kurnia menjelaskan bahwa penderita kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan proporsinya lebih banyak bersuku Batak yaitu 68,5%.10,11 Proporsi penderita kanker paru di RS. St. Elisabeth Medan yang tertinggi yaitu Batak 85% (97 orang), kemudian Tiong Hoa 7,9% (9 orang), disusul Jawa 3,5% (4 orang).10,11,12

Penelitian kohort prospektif dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang pada periode 1 Januari 2009 sampai 30 Juni 2010 menunjukkan hispatologi adenokarsinoma (57,3%), karsinoma epidermoid (35,4%), karsinoma sel besar (4,9%), karsinoma sel kecil 2,4% dengan stadium III A (19,5%), III B 51 (62,2%) dan IV 15 (18,3%).13

Peneliti memilih RSUP H. Adam Malik, Medan, Sumatera Utara karena RSUP H. Adam Malik merupakan pusat rujukan di Sumatera Utara dengan objek penelitian yang memadai. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, peneliti merasa perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana karakteristik kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015.

(17)

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru berdasarkan jenis kelamin.

2. Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru berdasarkan usia.

3. Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru berdasarkan pekerjaan.

4. Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru berdasarkan sitopatologi.

5. Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru berdasarkan riwayat merokok.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Bidang Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dan tenaga medis mengenai kanker paru.

2. Bidang Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti kanker paru.

3. Bidang Pelayanan Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi praktisi medis dan RSUP H. Adam Malik Medan dalam rangka meningkatkan fasilitas serta upaya penanganan kanker paru.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Paru

Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun dari luar paru (metastasis di paru). Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru.

Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru (WHO). Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok. Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita.14,15,16

2.2 Epidemiologi

Pada tahun 2001 di Amerika, kanker paru menyebabkan kematian sebesar 32% pada laki-laki dan 25% pada perempuan, Pada tahun 2004, insidens kanker paru pada laki-laki sebesar 81,2 per 100.000 penduduk, sedangkan pada perempuan sebesar 52,3 per 100.000 penduduk. Di negara industri, usia terkena kanker paru ≥ 40 tahun, terbanyak pada umur 55 -75 tahun dengan rata-rata 65 tahun. Pada tahun 1993-1997 di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, ditemukan 89%

penderita kanker paru berusia ≥ 40 tahun.17,18,19 Faktor penyebab kanker paru yaitu:

1. Umur

Pada tahun 2011 melaporkan, dari 626 penderita kanker paru, terdiri dari 51.3% laki-laki dan 48.7% perempuan. Berdasarkan usia penderita dikelompokkan menjadi usia kurang dari 70 tahun 48.6% dan lebih dari 70 tahun 51.4%.20

(19)

2. Jenis Kelamin

Bila dibandingkan antara perempuan dan laki-laki bukan perokok, maka perempuan memiliki risiko menderita kanker paru 2-7 kali seumur hidupnya dan jika dibandingkan antara perempuan dan laki-laki perokok, maka perempuan memiliki risiko lebih besar menderita kanker paru dibandingkan dengan laki-laki.

Namun demikian penderita kanker paru, tetap lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan, hal ini terjadi karena biasanya laki-laki memiliki kebiasaan merokok dengan jumlah lebih banyak dengan hisapan yang lebih dalam dibandingkan perempuan biasanya merokok dengan jumlah lebih sedikit, hisapan lebih dangkal, memulai merokok pada usia yang lebih tua dan lebih menyukai rokok filter.21

Perempuan memiliki risiko lebih besar menderita kanker paru dibandingkan dengan laki-laki, hal ini terjadi karena metabolisme unsur-unsur tembakau pada perempuan rendah, terdapat perbedaan dalam enzim sitokrom P- 450, dan kemungkinan efek estrogen terhadap perkembangan pertumbuhan kanker paru.21

3. Pekerjaan

Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh responden sehingga memperoleh penghasilan sedangkan pekerjaan menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi merupakan cara mencari nafkah, berulang dan banyak tantangan. 22,43

Menurut Wales (2009) pekerjaan dalam arti luas adalah aktifitas utama yang dilakukan oleh manusia, dalamarti sempit istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas / kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. 44

(20)

2.3 Etiologi

Etiologi kanker paru dapat dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi termasuk jenis kelamin, faktor genetika dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain, paparan terhadap asap rokok, asap rokok lingkungan, karsinogen di lingkungan pekerjaan, polusi udara, makanan dan beberapa penyakit pada paru juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker paru.23

2.4 Patofisiologi

Merokok merupakan penyebab 87% kematian akibat kanker paru. Pada wanita, kanker paru melampaui kanker payudara yang merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Hal ini disebabkan karena dalam tiga dekade terakhir ini, jumlah wanita yang merokok semakin bertambah banyak. Merokok saat ini juga dianggap menjadi penyebab dari kegagalan kehamilan, meningkatnya kematian bayi, dan penyakit lambung kronis. Merokok dapat mengganggu kerja paru-paru yang normal karena hemoglobin lebih mudah membawa karbon dioksida membentuk karboksihemoglobin daripada membawa oksigen.24.

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.25

Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin (wheezing) unilateral dapat terdengar pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat

(21)

bermetastase ke struktur–struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.27

2.5 Patogenesis

Kanker paru dimulai oleh aktivasi onkogen dan inaktivasi gen supresor tumor. Onkogen merupakan suatu gen yang diyakini sebagai penyebab seseorang cenderung terkena kanker. Proto-onkogen berubah menjadi onkogen apabila terpapar karsinogen spesifik. Mutasi yang terjadi pada proto-onkogen K-ras menyebabkan adenokarsinoma paru sampai 10-30%. Epidermal growth factor reseptor (EGFR) mengatur prolifersi sel, apoptosis, angiogenesis, serta invasi tumor. Mutasi serta berkembangnya EGFR sering dijumpai pada kanker paru non- small sel sehingga menjadikan dasar terapi menggunakan penghambat EGFR.

Kerusakan kromosom menyebabkan kehilangan sifat keberagaman heterezigot, menyebabkan inaktivasi gen

supresor tumor. Kerusakan kromosom 3p, 5q, 13q dan 17p paling sering menyebabkan karsinoma paru non-small sel. Gen p53 tumor supresor berada di kromosom 17p yang didapatkan 60-75% dari kasus. Gen gen lainnya yang sering bermutasi dan berkembang ialah c-Met, NKX2-1, LKB1, PIK3CA dan BRAF.28

2.6 Faktor Risiko

Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan risiko meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi kanker paru 7 dari 100.000 laki-laki dan 3 dari 100.000 perempuan pada usia 35 tahun, tetapi pada pasien >75 tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada perempuan. Variasi insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini terutama berhubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh dunia.26

Banyak penelitian menyatakan bahwa merokok merupakan penyebab utama kanker paru, dengan periode laten antara dimulainya merokok dengan terjadinya kanker paru adalah 15-50 tahun. Selain itu, jumlah pack rokok dalam 1

(22)

tahun yang dihabiskan dan usia dimulainya merokok, sangat erat dihubungkan dengan risiko terjadinya kanker paru. Variasi geografik dan pola dari insidensi kanker paru baik pada laki-laki maupun perempuan berhubungan dengan kebiasaan merokok. Di Asia kebiasaan merokok masih tinggi, tetapi angka kebiasaan merokok pada laki-laki berkurang. Angka kebiasaan merokok pada perempuan Asia masih rendah, tetapi sekarang semakin meningkat pada perempuan-perempuan usia muda.26.

Penyebab lain dari kanker paru adalah polusi udara, paparan terhadap arsen, asbestos, radon, chloromethyl ethers, chromium, mustard gas, penghalusan nikel, hidrokarbon polisiklik, beryllium, cadmium, dan vinyl chloride. Insidensi kanker paru yang lebih tinggi juga ditemukan pada industri-industri gas-batu bara, proses penghalusan logam. Predisposisi genetik juga memegang peranan dalam etiologi kanker paru.26

2.7 Klasifikasi Kanker Paru

Menurut WHO, kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel kecil (small cell lung cancer, SCLC) dan kanker paru sel tidak kecil (non-small lung cancer, NSCLC). Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan terapi. Termasuk dalam golongan kanker paru sel tidak kecil adalah epidermoid, adenokarsinoma, tipe-tipe sel besar, atau campuran dari ketiganya.9

Untuk menentukan jenis histologis, secara lebih rinci dipakai klasifikasi histologis menurut WHO tahun 1999, tetapi untuk kebutuhan klinis cukup jika hanya dapat diketahui:

a. Karsinoma skuamosa (karsinoma epidermoid) b. Karsinoma sel kecil (small cell carcinoma) c. Adenokarsinoma (adenocarcinoma)

d. Karsinoma sel besar (large Cell carcinoma) e. Metastase karsinoma (metastasis carcinoma)

(23)

Berbagai keterbatasan sering menyebabkan dokter specialis Patologi Anatomi mengalami kesulitan menetapkan jenis sitologi/histologis yang tepat.

Karena itu, untuk kepentingan pemilihan jenis terapi, minimal harusditetapkan, apakah termasuk kanker paru karsinoma sel kecil (KPKSK atau small cell lung cancer, SCLC) atau kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK, nonsmall cell lung cancer, NSCLC).25

Karsinoma sel kecil umumnya tampak sebagai massa abu-abu pucat yang terletak di sentral dengan perluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus dan mediastinum. Kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga lonjong, sedikit sitoplasma, dan kromatin granular.

Gambaran mitotik sering ditemukan. Biasanya ditemukan nekrosis dan mungkin luas. Sel tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan fragmentasi dan “crush artifact” pada sediaan biopsi. Gambaran lain pada karsinoma sel kecil, yang paling jelas pada pemeriksaan sitologik, adalah berlipatnya nukleus akibat letak sel tumor dengan sedikit sitoplasma yang saling berdekatan.29

Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) merupakan tipe histologik kanker paru yang paling sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus.

Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan menonjol ke dalam bronki besar.

Diameter tumor jarang melampaui beberapa sentimeter dan cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum.

Karsinoma ini lebih sering pada laki-laki daripada perempuan.30

Adenokarsinoma memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan fibrosis interstitial kronik. Lesi sering kali meluas ke pembuluh darah dan limfe pada stadium dini dan sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala-gejala. Karsinoma bronkoalveolus

(24)

dimasukkan sebagai subtipe adenokarsinoma dalam klasifikasi terbaru tumor paru.

Karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.29

Karsinoma sel besar adalah sel -sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam.

Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat -tempat yang jauh. Bentuk lain dari kanker paru primer adalah adenoma, sarkoma, dan mesotelioma bronkus.

Walaupun jarang, tumor-tumor ini penting karena dapat menyerupai karsinoma bronkogenik dan mengancam jiwa.9

Metastasis tumor di paru adalah tumor yang tumbuh akibat dari penyebaran (metastasis) dari tumor primer organ lain. Carcinoma metastatic adalah penyebaran tumor ganas atau sel-sel kanker keluar dari tempat asalnya (primary site) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel ganas mempunyai kemampuan untuk mengadakan invasi baik secara lokal maupun ke tempat yang jauh. Metastasis merupakan produk akhir dari sebuah proses evolusi di mana interaksi beragam antara sel kanker dan hasil perubahan mikro.

Carcinoma metastasis merupakan salah satu penyebab terbesar kematian pada penderita kanker. Hal ini disebabkan karena metastasis sudah terjadi sebelum tumor primer itu sendiri terdeteksi. Sel tumor berkembang di habitat jaringan baru dan pada akhirnya menyebabkan disfungsi organ dan kematian.41

Informasi pada genotipe KRAS/BRAF juga sangat berguna ketika memilih kemoterapi sistemik untuk pasien maju dan berulang dengan colorectal cancer (CRC), di mana dapat membantu mengidentifikasi pasien dengan prognosis yang buruk. KRAS dan BRAF saat ini sedang fokus sebagai potensi biomarker prognostik dan prediktif pada pasien dengan penyakit metastasis diobati dengan

(25)

antibodi- epidermal growth factor receptor (EGFR) monoclonal ( mAb ) seperti cetuximab dan panitumumab.31

2.8 Diagnosis Kanker Paru

Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis akan didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor-faktor lain yang sering sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan utama dapat berupa:32

• Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen)

• Batuk darah

• Sesak napas

• Suara serak

• Sakit dada

• Sulit atau sakit menelan

• Benjolan di pangkal leher

• Sembab muka dan leher dapat terjadi dan kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat.

• Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang kaki.

Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti :

• Berat badan berkurang

• Nafsu makan hilang

• Demam hilang timbul

• Sindrom paraneoplastik, seperti "Hypertrophic Pulmonary Osteoartheopathy", trombosis vena perifer dan neuropatia.

2.9 Stadium

(26)

Pembagian stadium klinis kanker paru berdasarkan sistem TNM International menurut Union Against (IUAC/The American Joint Comittee on Cancer (AJCC) 1997 adalah sebagai berikut:27

Tabel 2.1. : Stadium Klinis Kanker Paru,27

Stadium TNM

Karsinoma Tersembunyi Tx, N0, M0

Stadium 0 Tis, N0, M0

Stadium IA T1, N0, M0

Stadium IB T2, N0, M0

Stadium IIA T1, N1, M0

Stadium IIB T2, N1, M0

Stadium IIIA T3, N0, M0 ; T3, N1, M0

Stadium IIIB T berapa pun, N3, M0 T4, N berapa pun, M0

Stadium IV T berapa pun, N berapa pun, M1

Keterangan:

Tx : tumor terbukti ganas didapat dari sekret bronkopulmoner, tapi tidak terlihat secara bronkoskopis dan radiologis.

Tis : karsinoma in situ

T0 : tidak terbukti adanya tumor primer T1 : tumor, diameter ≤ 3cm

T2 : tumor, diameter > 3cm

T3: tumor ukuran apapun meluas ke pleura, dinding dada, diafragma, perikardium, < 2 cm dari karina, terdapat atelektasis total

T4 : tumor ukuran apapun invasi ke mediastinum atau terdapat efusi pleura malignan

N0 : tidak ada kelenjar getah bening (KGB) yang terlibat N1 : metastasis KGB bronkopulmoner atau ipsilateral hilus N2 : metastasis KGB mediastinal atas sub karina

(27)

N3 : metastasis KGB mediastinal kontra lateral atau hilus atau KGB skaleneus atau supraklavikular

M0 : tidak ada metastasis jinak

M1 : metastasis jinak pada organ (otak, hati, dll).

2.10 Penatalaksanaan 2.10.1 Pembedahan

Pembedahan tetap menjadi pilihan penanganan dan harapan terbaik terhadap penyembuhan pada NSCLC. Berbagai pilihan pembedahan tersedia meliputi fototerapi laser untuk kanker kecil superfisial (permukaan) melalui bronkoskopi. Untuk tumor-tumor besar, lobektomi (pengangkatan satu lobus paru), reseksi desakan (pengangkatan desakan paru atau bagian yang membesar saja), segmentektomi (pengangkatan segmen dari paru), atau pneumotektomi (pengangkatan seluruh jaringan paru) mungkin dilakukan jika penyakit terlokalisasi.33

Pembedahan merupakan pilihan yang jarang dilakukan untuk SCLC karena biasanya bermetastase saat didiagnosa. Akan tetapi, jika saat didiagnosa tumor tersebut dapat dilakukan reseksi dan tidak ada tanda-tanda atau bukti penyakit pada beberapa daerah lain, pembedahan mungkin dapat dilakukan, ini biasanya dikuti dengan tindakan kemoterapi lanjutan.33

2.10.2 Radioterapi

Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan pada kanker paru dengan tumor yang tumbuh terbatas pada paru. Radioterapi dapat dilakukan pada NSCLC stadium awal atau karena kondisi tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor terletak pada bronkus utama sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan umum pasien tidak mendukung untuk dilakukan pembedahan. Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Pada beberapa kasus, radiasi diberikan dari luar tubuh (eksternal). Tetapi ada juga radiasi yang diberikan secara internal dengan cara meletakkan senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan menggunakan kateter

(28)

dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. Terapi radiasi banyak dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi.34

2.10.3 Kemoterapi

Penatalaksanaan ini menggunakan obat-obatan (sitostatika) untuk membunuh sel kanker. Kombinasi pengobatan ini biasanya diberikan dalam satu seri pengobatan, dalam periode yang memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan agar kondisi tubuh penderita dapat pulih.34 Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker, tapi dapat memberi efek seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi termasuk didalamnya yaitu mual dan muntah, serta rambut rontok.35

Umumnya kemoterapi dapat diberikan sampai 4-6 siklus/sekuen, bila penderita menunjukkan respons yang memadai. Hasil pengobatan 4-6 siklus tidak berbeda secara signifikan tetapi pemberian 6 siklus dapat memperpanjang masa progresivitas penyakit (time to progression=TTP). Evaluasi respons terapi dilakukan dengan melihat perubahan ukuran tumor pada foto toraks PA setelah pemberian (siklus) kemoterapi ke-2 dan kalau memungkinkan menggunakan CTScan toraks setelah 3 kali pemberian.14

2.10.4 Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif merupakan perawatan yang diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang memiliki penyakit serius atau yang mengancam jiwa, seperti kanker. Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mencapai kualitas hidup yang baik bagi seseorang yang memiliki hambatan untuk terus hidup akibat suatu penyakit dan memberikan dukungan bagi keluarga.36

Tim perawatan paliatif terdiri dari dokter, perawat, pekerja sosial beserta dengan apoteker, ahli gizi, pendeta, dan profesional medis lainnya. Anggota tim paliatif juga mencakup pasien dan atau pengasuh keluarganya. Tim perawatan paliatif bekerjasama dengan pengasuh keluarga, dokter yang biasa menangani anggota keluarga, dan orang lain yang terlibat dalam perawatan pasien.37

(29)

Dalam memberikan perawatan paliatif, tim paliatif memiliki standar yaitu harus mencakup mekanisme untuk memastikan transisi yang baik dalam masa perawatan pasien, menyediakan minimal satu orang yang konsisten dalam mengasuh pasien, menyediakan tenaga kesehatan yang ahli dan menyediakan perawatan paliatif 24 jam sehari atau 365 hari dalam setahun.37

2.11 Prognosis

Secara keseluruhan prognosis kanker paru buruk. Angka harapan hidup sampai 5 tahun pasien SCLC dengan limited-stage sekitar 20%, sedangkan yang extensive stage sangat buruk < 1%. Angka harapan hidup sampai 5 tahun pasien NSCLC bervariasi berdasarkan stadium, 60 %-70 % pasien dengan stadium I, dan

< 1% pada pasien dengan stadium IV. Rata-rata pasien NSCLC yang telah bermetastase jika tidak diterapi angka harapan hidupnya 6 bulan. Saat ini harapan hidup pasien NSCLC stadium dini maupun lanjut meningkat, dari yang didapat harapan hidup pasien dengan stadium dini apabila diberikan regimen platinum- based setelah dilakukan reseksi. Terapi target juga meningkatkan harapan hidup pasien dengan stadium IV. Namun pada penyakit yang telah bermetastase hasilnya masih mengecewakan.38

2.12 Pencegahan

Indonesia merupakan satu negara peserta Framework Convention On Tobacco Control (FCTC) dan telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2003 yang melarang merokok di tempat ibadah, sarana kesehatan dan pendidikan, tempat anak-anak beraktifitas dan kendaraan umum. Namun, belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dan penegakan hukum dalam pengendalian rokok masih lemah.39

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa pencegahan dari kanker paru ada empat,yaitu :

a. Berhenti Merokok dengan berhenti merokok, akan menurunkan risiko terjadinya kanker paru dibandingkan dengan tidak berhenti merokok sama sekali. Semakin lama seseorang berhenti merokok, maka akan semakin baik

(30)

kesehatannya dibanding mereka yang merokok. Bagaimanapun, risiko bagi mereka yang berhenti merokok tetap lebih besar dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok.

b. Menghindari menghisap rokok orang lain (secondhand smoke)

c. Membuat lingkungan kerja dan rumah aman dari gas radon. Menurut EPA (Environmental Protection Agency), setiap rumah disarankan untuk dites apakah ada gas radon atau tidak.

d. Mengkonsumsi buah dan sayuran yang banyak dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang banyak akan membantu melindungi dari kanker paru.40

(31)

BAB 3

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori Pengendapan

Karsinogen

Efusi Pleura Sub Bronkus

Cilia Hilang Deskuamasi

Metaplasia Hyperplasia Displasia

Menembus Ruang Pleura

Carcinoma Faktor risiko:

1. Laki-laki 2. Genetik 3. Polusi udara

Karakteristik Kanker paru:

1. Umur

2. Jenis Kelamin 3. Pekerjaan Kanker Paru

(32)

3.2. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian adalah:

Skema 3.1 Karakteristik Kanker Paru Karakteristik:

1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Pekerjaan 4. Sitopatologi 5 Riwayat merokok

Kanker paru

(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode cross sectional yang dilakukan untuk menentukan karakteristik kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.

Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret-November 2016.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah penderita kanker paru di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 sebanyak 37 kasus.

4.3.2. Besar Sampel

Sampel dalam penelitian adalah seluruh penderita kanker paru pada tahun 2014-2015 sebanyak 37 kasus (total populasi).

Kriteria inklusi :

Semua data rekam medik penderita karakteristik kanker paru diperlukan untuk menjawab tujuan penderita. Untuk penderita kanker paru harus ada hasil pemeriksaan patologi anatomi.

Kriteria eksklusi :

Semua data rekam medik penderita karakteristik kanker paru yang tidak lengkap.

(34)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data yang tersedia dari rekam medik penderita kanker paru di RSUP H.

Adam Malik Medan.

Adapun prosedur pengumpulan data yaitu dilakukan dengan langkah- langkah berikut:

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada instansi pendidikan.

b. Setelah mendapatkan izin dari instansi pendidikan, kemudian mengajukan permohonan izin kepada RSUP Adam Malik Medan untuk memperoleh data pasien kanker paru berupa hasil pengukuran karakteristik: jenis kelamin, umur, pekerjaan, sitopatologi dan riwayat merokok.

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran

Sesuai permasalahan dan tujuan maka sebagai pedoman awal pengumpulan informasi digunakan definisi operasional yang dikembangkan seperti uraian di bawah ini:

1. Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok.

2. Jenis kelamin adalah tanda fisik yang teridentifikasi pada pasien sesuai yang tercantum dalam Rekam Medis.

3. Usia adalah lamanya hidup perderita sejak lahir sampai terdiagnosa penderita kanker paru yang tercatat di rekam medik.

4. Pekerjaan adalah pekerjaan penderita kanker paru yang tercatat di rekam medik.

5. Sitopatologi adalah hasil pemeriksaan cairan sputum oleh dokter spesialis Patologi Anatomi yang tercatat di rekam medik.

6. Riwayat merokok adalah ada atau tidaknya penderita memiliki riwayat kesehatan merokok yang tercatat di rekam medik.

(35)

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Cara

pengukuran

Skala pengukuran

Hasil pengukuran Jenis kelamin Rekam medik Nominaal a. Perempuan

b. Laki-laki Usia Rekam medik Ordinal a. 31-40 tahun

b. 41-50 tahun c. 51-60 tahun d. 61-70 tahun e. >70 tahun Pekerjaan Rekam medik Nominal a. Pegawai Negeri

b. POLRI c. Pekerja Lepas d. Nelayan e. Petani f. Pensiunan g. IRT

h. Wiraswasta i. Pegawai Swasta Sitopatologi Rekam medik Ordinal a. Adenokarsinoma

b. Squamous Cell Carcinoma

c. Ca Paru (Tidak dapat diklasifikasikan) Riwayat Rekam medik Nominal a. Ada

merokok b. Tidak

4.6. Metode Analisis Data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu:

1. Pengolahan data

Setelah semua data terkumpul data tersebut diolah secara manual disajikan dalam bentuk table dan persen dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

(36)

Memeriksa data, memeriksa jawaban, memperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan dan memeriksa kelengkapan dan kesalahan.

b. Coding

Memberi kode jawaban responden sesuai dengan indicator pada kuesioner.

c. Entry data

Memasukkan data untuk diolah memakai program komputer untuk di analisis.

d. Tabulating

Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.

2. Analisis data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data dilakukan secara deskriptif yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui karakteristik kanker paru.

(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Sampel penelitian ini diambil dari populasi penelitian sesuai dengan kriteria penentuan sampel yaitu penderita kanker paru tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan sehingga melalui metode total sampling terpilih 37 sampel penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan bantuan rekam medik.

5.1. Analisis Univariat 5.1.1. Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian ini hanya meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan, riwayat merokok dan diagnosis sitopatologi .

5.1.1.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1. Kararakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%) Perempuan 8 21,6 Laki-laki 29 78,4

Total 37 100,0

Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa dari 37 sampel penelitian, 8 orang (21,6%) adalah perempuan dan 29 orang (78,4%) adalah laki-laki. Dengan demikian, mayoritas sampel adalah laki-laki yakni sebanyak 29 orang (78,4%)

(38)

5.1.1.2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

Umur dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam 5 kelompok yakni 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, dan lebih dari 70 tahun dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 5.2. Kararakteristik Sampel Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)

31-40 tahun 2 5,4

41-50 tahun 9 24,3

51-60 tahun 13 35,2

61-70 tahun 9 24,3

>70 tahun 4 10,8

Total 37 100,0

Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa dari 37 sampel penelitian, 2 orang (5,4%) berumur antara 31-40 tahun, 9 orang (24,3%) berumur antara 41-50 tahun, 13 orang (35,2%) berumur antara 51-60 tahun, 9 orang (24,3%) berumur antara 61-70 tahun, dan 4 orang (10,8%) berumur lebih dari 70 tahun. Dengan demikian, mayoritas sampel berumur 51-60 tahun, yakni sebanyak 13 orang (35,2%).

5.1.1.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam 9 jenis yakni pegawai negeri, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) atau pekerja lepas, nelayan, petani, pensiunan, ibu rumah tangga (IRT),wiraswasta dan pegawai swasta dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

(39)

Tabel 5.3. Kararakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Pegawai Negeri 4 10,8

POLRI 1 2,7

Pekerja Lepas 1 2,7

Nelayan 1 2,7

Petani 5 13,5

Pensiunan 4 10,8

IRT 4 10,8

Wiraswasta 14 37,8

Pegawai Swasta 3 8,2

Total 37 100,0

Tabel 5.3. memperlihatkan bahwa dari 37 sampel penelitian, 4 orang (10,8%) bekerja sebagai pegawai negeri, 1 orang (2,7%) bekerja sebagai Kepolisian Negara Republik Indonesia(POLRI), 1 orang (2,7%) bekerja sebagai pekerja lepas, 1 orang (2,7%) bekerja sebagai nelayan, 5 orang (13,5%) bekerja sebagai petani, 4 orang (10,8%) bekerja sebagai pensiunan, 4 orang (10,8%) bekerja sebagai IRT, 14 orang (37,8%) bekerja sebagai wiraswasta dan 3 orang (8,2%) bekerja sebagai pegawai swasta. Dengan demikian, mayoritas sampel penelitian bekerja sebagai wiraswasta, yakni sebanyak 14 orang (37,8%).

5.1.1.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Riwayat Merokok

Riwayat merokok dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam 2 jenis yakni merokok dan tidak merokok dengan distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 5.4. Kararakteristik Sampel Berdasarkan Riwayat Merokok

Riwayat merokok Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak merokok 1 2,7

Merokok 36 97,3

Total 37 100,0

(40)

Tabel 5.4. memperlihatkan bahwa dari 37 sampel penelitian, 1 orang (2,7%) tidak merokok dan 36 orang (97,3%) merokok. Dengan demikian, mayoritas sampel penelitian adalah merokok yakni sebanyak 36 orang (97,3%).

5.1.1.5. Karakteristik Sampel Berdasarkan Diagnosis Sitopatologi

Diagnosis sitopatologi dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam 3 jenis dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.5. Kararakteristik Sampel Berdasarkan Diagnosis Sitopatologi

Diagnosis sitopatologi Frekuensi (n) Persentase (%)

Adenocarcinoma 25 67,6

Squamous Cell Carcinoma 1 2,7

Ca Paru (Tidak dapat diklasifikasikan) 11 29,7

Total 37 100,0

Tabel 5.5. memperlihatkan bahwa dari 37 sampel penelitian, 25 orang (67,6%) dengan diagnosis adenocarcinoma, 1 orang (2,7%) dengan diagnosis squamous cell carcinoma, 11 orang(29,7%) dengan diagnosis Ca Paru (Tidak

dapat diklasifikasikan), Dengan demikian, mayoritas sampel penelitian adalah dengan diagnosis adenocarcinoma yakni sebanyak 25 orang (67,6%).

5.2. Pembahasan

Jumlah sampel yang didapat pada penelitian adalah 37 orang pasien kanker paru. Semua data diambil dari rekam medis pasien kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan sejak Januari 2014-Desember 2015.

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas sampel adalah laki-laki yakni terbanyak 29 orang (78,4%) dan mayoritas sampel adalah dengan diagnosis adenocarcinoma yakni sebanyak 25 orang (67,6%). Hal ini

(41)

mengindikasikan bahwa pada umumnya penderita kanker paru adalah laki-laki . Penderita karsinoma paru terbanyak memiliki latar belakang pendidikan dasar (49,2%), jenis pekerjaan yang terpapar oleh karsinogen (53,9%), dan berkerja sebagai petani (46,6%). Derajat merokok memiliki (49,2%) dan riwayat merokok sebagai perokok aktif (66,4%). Hasil sitopatologi berdasarkan jenis sel terbanyak adalah adenocarcinoma (47,7%).45

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas sampel berumur 51-60 tahun, yakni terbanyak 13 orang (35,2%). Nilai rata-rata usia pasien > 40 tahun menandakan adanya kecenderungan peningkatan penderita karsinoma paru sering dengan meningkatnya pertambahan usia. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan penelitian di RSUP Persahabatan Jakarta tahun 2011 yang menunjukkan 97% penderita karsinoma paru berusia 40 tahun ke atas. Menurut Kumar tahun 2004, usia merupakan faktor risiko penting terjadinya kanker.

Insiden kanker semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyaknya pajanan faktor risiko dan kemampuan perbaikan sel yang semakin menurun.42

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas sampel penelitian bekerja sebagai wiraswasta 14 orang (37,8%). Penderita karsinoma paru terbanyak berasal dari jenis pekerjaan yang terpapar karsinogen. Adapun karsinogen yang memicu kejadian karsinoma paru berasal dari polusi udara dalam ruangan akibat pembakaran batu bara dan biomassa, agen di lingkungan pekerjaan seperti radon dan asbestos, logam berat seperti arsen, kadmium, kromium, nikel;

polutan lingkungan yang berasal dari limbah berbahaya, emisi industri, dan

(42)

pestisida pertanian. Persentase terbesar jenis pekerjaan yang terpapar oleh karsinogen adalah petani dan ibu rumah tangga (46,6% dan 24,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Berliana tahun 2008 yang menunjukkan 49,1% penderita karsinoma paru berasal dari profesi sebagai petani.46

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas sampel adalah merokok yakni terbanyak 36 orang (97,3%). Hasil ini sejalan sama dengan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 yang menunjukkan sebagian besar penderita karsinoma paru memiliki derajat merokok (57,4%).Menurut Rosenberger dkk mempublikasikan penelitian pada tahun 2008 bahwa 73% penderita adalah perokok dengan rata-rata pack per years sebesar 32 – 49 pada laki-laki.43 Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo bahwa pengetahuan memiliki hubungan dengan tindakan, dimana semakin baik pengetahuan semakin baik pula tindakan kesehatan yang dilakukan seseorang.

Tahap menerima, penanggapi dan menghargai adalah tingkat ranah sikap dalam perilaku.22

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas sampel menderita karsinoma paru yang jenis adenocarcinoma yakni terbanyak 25 orang (67,6%), kemudian yang menderita karsinoma paru yang jenis squamous cell carcinoma sebanyak 1 orang (2,7%), serta 11 orang (29,7%) yang menderita

karsinoma paru yang tidak dapat diklasifikasikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahlan pada penderita karsinoma paru jenis adenocarcinoma

(43)

merupakan jenis yang terbanyak diderita pasien di rawat inap RS.dr.Kariadi Semarang periode Juni-Juli 2010 sebanyak 55 orang (87,3%).47

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang pengetahuan penderita kanker paru tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan tentang karakteristik kanker paru dapat disimpulkan bahwa :

1. Penderita kanker paru tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan terbanyak adalah laki-laki 29 orang (78,4%).

2. Penderita kanker paru tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan terbanyak adalah berusia antara 51-60 tahun 13 orang (35,2%).

3. Penderita kanker paru pada tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan terbanyak adalah bekerja sebagai wiraswasta 14 orang (37,8%).

4. Penderita kanker paru pada tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan terbanyak adalah diagnosis adenocarcinoma 25 orang (67,6%).

5. Penderita kanker paru pada tahun 2014-2015 di RSUP H. Adam Malik Medan terbanyak adalah perokok 36 orang (97,3%).

6.2. Saran

Mengingat pentingnya siswa/siswi memahami tentang karakteristik penderita kanker paru, maka dengan ini disampaikan saran saran sebagai berikut : 1. Kepada RSUP H. Adam Malik Medan, disarankan untuk lebih

meningkatkan pengetahuan pasien tentang kanker paru sehingga prevalensi kanker paru dapat lebih diminimalkan.

(45)

2. Kepada penderita kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan, disarankan untuk terus meningkatkan perilaku kesehatan sehingga kemungkinan menderita kanker paru dapat lebih diminimalkan.

3. Kepada peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian dengan skala penelitian yang lebih luas misalnya dengan menambahkan variabel dan jumlah waktu penelitian sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat.

(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : John Siow Hee Ginn

Tempat /Tanggal Lahir : Negeri Sembilan, Malaysia / 09 Jan 1994

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Setiabudi, Perumahan Taman Setiabudi, Blok G, NO. 50, Medan.

Riwayat Pendidikan : 1.Sekolah Menengah Jenis Kebangsaan Cina Pei Hua 2.Sekolah Menengah Kebangsaan Methodist (ACS) 3.Sekolah Methodist Wesley

4.Taylor’s international college, CPU 5.Universitas Sumatera Utara (USU)

Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia Indonesia Cawangan Medan (PKPMI-CM)

(47)
(48)
(49)

Surat Izin Penelitian

(50)

MASTER DATA PENELITIAN

Sampel

Kelamin

Usia

Pekerjaan

Riwayat merokok

Diagnosis Sitopatologi

1 Pr 52

Pegawai

Negeri Merokok Adenocarcinoma 2 Lk 65 Wiraswasta merokok Adenocarcinoma

3 Lk 57 Wiraswasta merokok Squamous Cell Carcinoma 4 Lk 64 Wiraswasta merokok Adenocarcinoma

5 Lk 55 POLRI merokok Ca paru

6 Lk 74 Petani merokok Ca paru

7 Lk 68 Petani merokok Adenocarcinoma

8 Lk 60 Nelayan merokok Adenocarcinoma

9 Pr 65 IRT merokok Adenocarcinoma

10 Lk 71 Wiraswasta merokok Ca paru 11 Lk 46 Pegawai negeri merokok Ca paru 12 Lk 67 Wiraswasta merokok Ca paru

13 Lk 42

Pegawai

swasta merokok Adenocarcinoma 14 Lk 39 Wiraswasta merokok Ca paru

15 Lk 63 Petani merokok Adenocarcinoma

16 Pr 57 IRT merokok Adenocarcinoma

17 Lk 73 Pensiunan merokok Adenocarcinoma 18 Lk 43 Wiraswasta merokok Adenocarcinoma 19 Lk 62 Pensiunan merokok Adenocarcinoma

20 Lk 69 Petani merokok Ca paru

21 Lk 60 Pekerja lepas merokok Ca paru

22 Lk 60 Pensiunan merokok Adenocarcinoma

(51)

23 Pr 47 IRT merokok Ca paru 24 Lk 72 Wiraswasta merokok Ca paru

25 Pr 41 Wiraswasta merokok Adenocarcinoma 26 Lk 53 Wiraswasta merokok Adenocarcinoma

27 Pr 39 IRT merokok Adenocarcinoma

28 Lk 51 Pegawai negeri merokok Adenocarcinoma

29 Lk 42

Pegawai

swasta merokok Adenocarcinoma 30 Pr 52 Wiraswasta merokok Ca paru

31 Lk 57 Pegawai negeri tidak Adenocarcinoma 32 Lk 49 Wiraswasta merokok Adenocarcinoma

33 Lk 61 Petani merokok Adenocarcinoma

34 Lk 37 Wiraswasta merokok Adenocarcinoma 35 Pr 60 Pensiunan merokok Adenocarcinoma 36 Lk 58 Wiraswasta merokok Adenocarcinoma

37 Lk 59

Pegawai

swasta merokok Adenocarcinoma

(52)

HASIL ANALISA DATA

Frequency Table Karakteristik Responden Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid percent Cumulative Percent Valid Perempuan

Laki-laki Total

8 29 37

21,6 78,4 100,0

21,6 78,4 100,0

21,6 100,0

Usia

Frequency Percent Valid percent Cumulative Percent Valid 31-40 tahun

41-50 tahun 51-60 tahun 61-70 tahun >70 tahun Total

2 9 13 9 4 37

5,4 24,3 35,2 24,3 10,8 100,0

5,4 24,3 35,2 24,3 10,8 100,0

5,4 29,7 64,9 89,2 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid percent Cumulative Percent Valid Pegawai Negeri

POLRI

Pekerja Lepas Nelayan Petani Pensiunan IRT

Wiraswasta Pegawai Swasta Total

4 1 1 1 5 4 4 14 3 37

10,8 2,7 2,7 2,7 13,5 10,8 10,8 37,8 8,2 100,0

10,8 2,7 2,7 2,7 13,5 10,8 10,8 37,8 8,2 100,0

10,8 13,5 16,2 18,9 32,4 43,2 54,0 91,8 100,0

(53)

Riwayat Merokok

Diagnosis

Frequency Percent Valid percent Cumulative Percent Valid Adenocarcinoma

Squamous Cell Carcinoma

Ca Paru (Tidak dapat diklasifikasikan)

Total

25 1 11 37

67,6 2,7 29,7 100,0

67,6 2,7 29,7 100,0

67,6 70,3 100,0 Frequency Percent Valid percent Cumulative Percent Valid Tidak Merokok

Merokok Total

36 1 37

2,7 97,3 100,0

2,7 97,3 100,0

2,7 100,0

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Bidang Kajian Pusat Studi Olahraga untuk Penelitian dan Pengabdian M asa

Pokja ULP/Panitia Pengadaan Sarana Pendukung Pelayanan Kontrasepsi pada Satuan Kerja Perwakilan BkkbN Provinsi Jawa Barat akan melaksanakan Pelelangan Sederhana (Lelang

Kehidupan geisha di awal abad duapuluh ditampilkan dengan sangat detail dalam novel ini, mulai bagaimana seorang anak kecil dari keluarga miskin direkrut untuk

Oleh sebab itu di samping model pembelajaran yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik dan terencana (Surapranata, 2005: 1)...

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi layanan informasi publik pada website pemerintah dan merancang model web portal informasi publik Jawa Tengah sebagai model

Metode yang digunakan dalam pembuatan aplikasi 3D hologram pengenalan tujuh keajaiban dunia ini adalah metode studi pustaka dan metode pengembangan multimedia

[r]

Tipe kegagalan simple tension (Gambar 1.a) adalah terjadi retak pada serat terluar bagian tarik kemudian retak menjalar pada arah sejajar serat.. Tipe kegagalan cross-grain