• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diklat Prajabatan Gol. III tim building3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Diklat Prajabatan Gol. III tim building3"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PRAJABATAN GOLONGAN III

Drs. Juni Pranoto, M.Pd Dra. Wahyu Suprapti, MM

(2)

Hak Cipta Pada : Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2006

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110

Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188

Membangun Kerjasama Tim (Team building)

Jakarta – LAN – 2006 54 hlm: 15 x 21 cm

ISBN: 979 – 8619 – 89 – 7

iii

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional 2005 – 2009 telah menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah: (1) terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai; (2) terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia; serta (3) terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi ini, mutlak diperlukan peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS), khususnya para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang akan menjadi PNS. PNS memainkan peran dan tanggungjawabnya yang sangat strategis dalam mendorong dan mempercepat perwujudan visi tersebut.

(3)

iv

Untuk mempercepat upaya meningkatkan kompetensi tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasi dengan pengendalian kualitas dengan standar tertentu dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan. Dengan kebijakan ini, jumlah penyelenggaraan dapat lebih menyebar disamping jumlah alumni yang berkualitas dapat meningkat pula. Standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran dan lain-lain sampai pada aspek administrasi seperti persyaratan peserta, administrasi penyelenggaraan, dan sebagainya. Dengan standarisasi ini, maka kualitas penyelenggaraan dan alumni diharapkan dapat lebih terjamin.

Salah satu unsur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang mengalami penyempurnaan antara lain modul atau bahan ajar untuk para peserta. Oleh karena itu, kami menyambut baik penerbitan modul yang telah disempurnakan ini, sebagai antisipasi dari perubahan lingkungan stratejik yang cepat dan luas diberbagai sektor. Dengan kehadiran modul ini, kami mengharapkan agar peserta Diklat dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali keluasan dan kedalaman substansinya bersama melalui diskusi sesama dan antar peserta dengan fasilitator para Widyaiswara dalam proses kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung.

Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami haturkan terima kasih. Semoga buku hasil perbaikan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, Desember 2006

KEPALA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SUNARNO

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Deskripsi Singkat... 1

B. Tujuan Pembelajaran ... 2

C. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan... 2

BAB II KONSEPSI DASAR MEMBANGUN TIM EFEKTIF ... 4

A. Pengertian Tim Efektif ... 4

B. Hakekat dan Ciri Organisasi Sebagai Tim ... 8

C. Manfaat Membangun Tim Efektif... 10

D. Latihan... 13

E. Rangkuman... 15

F. Evaluasi ... 16

BAB III KERJASAMA DALAM MEMBANGUN TIM EFEKTIF ... 17

A. Pengertian dan Unsur Tim Yang Dinamis... 17

B. Manfaat Membangun Tim Dinamis ... 18

(4)

D. Membangun Rasa Kebersamaan Tim ... 23

E. Membangun Kebanggaan Tim... 26

F. Latihan ... 27

G. Rangkuman ... 28

H. Evaluasi... 29

BAB IV PEMECAHAN MASALAH SECARA WIN WIN SOLUTION ... 30

A. Pengertian dan Respon Terhadap Konflik ... 30

B. Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik... 35

C. Gaya Tanggapan Konflik... 39

D. Latihan ... 41

E. Rangkuman ... 42

F. Evaluasi... 43

BAB V PENUTUP... 44

A. Evaluasi... 44

B. Tindak Lanjut Pengembangan ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Deskripsi Singkat

PNS adalah unsur aparatur Negara dan abdi Negara yang selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa. CPNS yang direkrut dari latar belakang yang berbeda memiliki potensi

untuk konflik apabila memasuki dunia PNS. Untuk itu maka dalam diklat Prajabatan Golongan III diberikan muatan materi Untuk itu maka seorang PNS perlu memiliki kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki agar mampu mengemban tugas dan fungsinya dengan baik. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh PNS adalah kemampuan bekerja dalam suatu tim

dan meminimalisasi konflik yang ada pada dirinya dan dalam organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam diklat Prajabatan golongan III diberikan muatan mata diklat “Membangun Kerjasama TIM (Team Building)”.

Mata diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi Calon PNS dalam hal penerapan konsepsi Team Building secara efektif dan efisien. Hal-hal yang dibahas meliputi : Pengetian dan Manfaat Membangun tim yang efektif (Pengertian tim yang efektif; Perbedaan kelompok dan tim; Hakikat dan ciri

(6)

Manfaat membangun tim dinamis; Tahapan perkembangan tim; Membangun rasa kebersamaan tim; Membangun kebanggaan

tim. Pemecahan Masalah Secara Win-win Solution, hal-hal yang dibahas meliputi : Pengertian dan respon terhadap konflik; Langkah-langkah penyelesaian konflik; Gaya tanggapan konflik.

B.

Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Setelah selesai proses pembelajaran peserta diharapkan mampu menerapkan Konsep Team Building secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan Diklat .

2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat :

a. Menjelaskan Konsepsi dasar Membangun tim yang efektif;

b. Mempraktekkan Kerjasama Dalam Membangun tim yang efektif;

c. Mempraktekkan Teknik Pemecahan Masalah secara Win-win Solution.

C.

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

1. Konsepsi dasar membangun tim yang efektif a. Pengertian tim yang efektif;

b. Perbedaan kelompok dan tim;

c. Hakikat dan ciri organisasi sebagai tim;

d. Manfaat membangun tim yang efektif. 2. Kerjasama Dalam Membangun tim yang efektif

a. Pengertian dan unsur-unsur tim yang dinamis; b. Manfaat membangun tim dinamis;

c. Tahapan perkembangan tim; d. Membangun rasa kebersamaan tim; e. Membangun kebanggaan tim.

(7)

BAB II

KONSEPSI DASAR

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menjelaskan Konsepsi Dasar Membangun Tim Yang Efektif

A.

Pengertian Tim Efektif

Apakah Tim Itu ? Apakah Kelompok ?

Dalam pembelajaran ini Saudara akan diajak untuk mencermati apakah tim sama dengan kelompok ?. Berikut ini akan dikutip

beberapa pengertian kelom pok sebagai berikut:

W. H. Y. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain;

Kurt Lewin berpendapat bahwa “The essence of a group is

not the similarity or dissimilarity of its mem-bers but their interdepence”;

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 5

H. Smith menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu,

yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Kelompok adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain saling berinteraksi dalam mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan Kelompok adalah suatu unit yang merupakan sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu. Dinamika kelompok yang dibahas dalam modul ini adalah

kelompok formal, dalam artian kelompok yang berada dalam suatu organisasi. Berkaitan dengan hal ini maka kelompok disebut dengan kelompok formal apabila suatu kelompok yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Memiliki keberadaan untuk melaksanakan tugas-tugas orga- nisasi atau pekerjaan-pekerjaan yang tidak berkaitan; Orang-orang yang ditunjuk oleh organisasi yang bersangkut- an untuk menjalankan peran resmi tertentu, misalnya sebagai Kepala Bagian, Kepala Seksi dan lain sebagainya;

Memiliki struktur, hubungan tugas dan hirarkis yang telah digariskan secara jelas.

(8)

Dari pengertian di atas muncul dalam benak kita apakah kelompok sama dengan tim? Kelompok belum tentu merupakan

tim, namun tim pasti merupakan suatu kelompok. Ini berarti bahwa kelompok akan menikmati keberhasilan yang luar biasa jika menjadi satu kesatuan yang lebih produktif yang disebut dengan tim. tim adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kebutuhan tertentu.

Lalu apakah perbedaan antara kelompok dengan tim ? Robert B. Maddux dalam bukunya “Team Building” membedakan ke duanya adalah sebagai berikut :

Kelompok

• Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan Administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya;

• Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam penetapan sasaran. Kadang-kadang

pendekatannya hanya sebagai tenaga bayaran;

• Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan diminta saran untuk mencapai sasaran yang terbaik.

• Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya karena tidak memahami peran anggota lainnya. Menyatakan pendapat atau menyampaikan kritik dianggap sebagai upaya memecah belah;

• Anggota kelompok sangat berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya, karena kurang saling toleransi;

• Apabila menerima Diklat yang memadai dalam

penerapannya sangat dibatasi oleh pimpinan;

• Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara pemecahan masalahnya;

• Anggota tidak di dorong untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.

Lalu apakah yang dimaksud dengan tim? Berikut ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan ciri-ciri yang berkaitan dengan tim efektif sebagai berikut :

• Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan memahami bahwa sasaran pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung. Waktu akan sangat efektif karena masing-masing sangat memahami dan tidak mencari keuntungan diatas anggota tim yang lain;

• Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organi- sasinya karena mereka memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai;

• Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organi sasi;

• Anggota bekerja dalam suasana saling percaya dan didorong untuk mengungkapkan ide, pendapat, ketidaksetujuan serta mencetuskan perasaan secara terbuka. Pertanyaan yang muncul akan disambut dengan baik;

(9)

Membangun Kerjasama Tim 8

• Para anggota didorong untuk menambah ketrampilan dan menerapkannya dalam tim, mereka menerima dukungan

penuh dari tim;

• Mereka menyadari bahwa konflik dalam tim merupakan hal yang wajar, karena dengan konflik merupakan kesempatan untuk mengembangkan ide dan kreativitas. Apabila terjadi

suatu konflik akan diselesaikan secara konstruktif;

• Anggota berpartipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi tim. Meskipun mereka menyadari bahwa keputusan tetap ditangan pemimpin apabila tim menemui jalan buntu. Tujuannya adalah memperoleh hasil

yang positif.

B.

Hakikat dan Ciri Organisasi Sebagai Tim

Dalam uraian di atas telah diuraikan pengertian tentang tim. Tim dapat disimpulkan sebagai suatu kelompok yang memiliki ikatan dan interaksi yang harmonis memacu terjadinya perubahan,

pertumbuhan dan perkembangan pribadi maupun organisasi. Keikatan dan interaksi yang harmonis tersebut akan muncul dalam bentuk keterpaduan pola pikir (way of Thinking), pola emosi dan motivasi (way of feeling) dan pola tindak (way of Action) (Prajudi Atmosoedirdjo : 1989). Adanya keterpaduan pola pikir, pola emosi, motivasi dan persepsi serta pola tindak, memudahkan terjadinya titik temu berbagai keinginan dan

interest ke dalam tujuan bersama (Common Goal). Masalah paling rawan dalam organisasi adalah apabila keinginan dan interes individu dalam organisasi saling berhadap “Menang kalah” yaitu munculnya banyak vested-interest. Demikian pula

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 9

dalam organisasi penyelenggaraan Diklat apabila sudah terjadi hal yang demikian misalnya antara panitia penyelenggara

dengan peserta Diklat atau Widyaiswara, maka organisasi tidak akan berjalan dengan efektif. Akibatnya tujuan Diklat secara umum tidak akan tercapai. Steven Covey (1997) menemukan tujuh resep habits yang perlu dimiliki oleh individu yang ingin memiliki keefektifan yang tinggi yaitu : (1) Proaktif, (2) Mendahulukan yang utama, (3) Selalu memulai dengan tujuan

akhir, (4) Pendekatan menang-menang, (5) Berusaha mengerti orang lain sebelum dimengerti oleh orang-orang lain, (6) Selalu menciptakan sinergi, keterpaduan dan kebersamaan serta, (7) Selalu mengasah dan mengembangkan diri baik fisik, sosial maupun nilai-nilai. Dari ketujuh habits tersebut yang

menonjolkan adanya tim adalah pendekatan menang-menang, mengerti orang lain dan selalu bersinergi.

Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu manusia perlu melaksanakan kegiatan bersama secara efektif sehingga

pekerjaan akan berjalan dengan efektif, oleh karena itu diperlukan sebuah Tim yang efektif. Tipe yang bagaimanakah anda? Silahkan anda meluangkan waktu sejenak untuk menggali potensi diri anda dalam membangun tim yang efektif. Apakah tim akan efektif apabila telah didukung oleh anggota tim yang mampu berperan dengan baik? Belbin: 1991 mengatakan bahwa

(10)

1. Desain visi, misi dan strategi organisasi yang kurang

imaginable, feasible, communicable;

2. Moral atau semangat tim rendah; 3. Konflik of interest pribadi merebak;

4. Kemampuan mental (Intelegensia, Kreativitas) rendah; 5. Seleksi kurang berhasil;

6. Kepribadian yang dominan introven atau ekstroven; 7. Komposisi susunan tim yang kurang efektif;

8. Ketidak jelasan peran tim dan anggota-anggotanya; 9. Tertutup untuk dievaluasikan;

10. Pemberdayaan kurang efektif.

C.

Manfaat Membangun Tim Efektif

Apakah manfaat membangun tim yang efektif? Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building mengatakan bahwa

manfaat membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut : 1. Dengan adanya tim, maka sasaran yang realistis ditentukan,

dan dapat dicapai secara optimal;

2. Anggota tim dan Pemimpin Tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil;

3. Anggota tim memahami prioritas anggota lainnya, dan dapat saling membantu satu sama lain;

4. Komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena

anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan

permasalahannya;

5. Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai;

6. Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang diharapkan dan dapat membandingkan

kinerja mereka terhadap sasaran tim;

7. Konflik diterima sebagai hal yang wajar, dan dianggap sebagai kesempatan untuk menyelesaikan masalah. Melalui diskusi tersebut konflik bisa diselesaikan secara maksimal; 8. Keseimbangan tercapainya produktivitas tim dengan

pemenuhan kebutuhan pribadi;

9. Tim dihargai atas hasil yang sangat baik, dan setiap anggota dipuji atas kontribusi pribadinya;

10.Anggota kelompok termotivasi untuk mengeluarkan

ide-idenya dan mengujinya serta menularkan dan

mengembangkan potensi dirinya secara maksimal;

11.Anggota kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan perilakunya untuk mencapai standar kelompok;

12.Anggota kelompok lebih berprestasi dalam bekerja sama dengan tim dan tim lainnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan kerja individu, oleh karena itu sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih maksimal. Mengingat betapa pentingnya tim dalam mewujudkan kinerja organisasi sehingga dalam

kehidupan sehari-hari banyak dibentuk tim.

(11)

Membangun Kerjasama Tim 12

Berikut ini disajikan ciri-ciri tim yang efektif menurut Wandi. S. Barata dan Pius M. Sumaktoyo yang diambil dari buku

“Mencapai Sasaran Melalui Kerja Sama Tim” yang merupakan hasil alih bahasa dari buku “Achieving goals through team work” sebagai berikut:

1. Tim merupakan kumpulan orang-orang yang bekerjasama dengan tujuan tertentu, demi mencapai sasaran-sasaran yang jelas dengan diketahui oleh semua anggota tim dalam suasana

saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan untuk kerja.

2. Dalam suatu tim yang efektif anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang

berbeda-beda.

3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibat kan kebencian individu;

4. Para anggota dan Pimpinan Tim bersedia berbagi ilmu, pengetahuan, informasi dan ketrampilan agar seluruh tim

memiliki kemampuan yang sama. Dalam hal ini tidak terjadi penonjolan pribadi;

5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan memecahkan masalah secara terbuka. 6. Pembagian dan pendelegasian tanggungjawab dengan

orang-orang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerjasama;

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 13

7. Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik, walaupun berasal dari anggota tim

yang lain.

8. Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara yang menentang.

D.

Latihan

Sebelum proses pembelajaran, widyaiswara hendaknya

menekankan pada pendekatan andragogi dengan menekankan pada metode simulasi dalam mata sajian ini.

Dalam hal ini sangat dimungkinkan widyaiswara menjelaskan konsep pembelajaran dengan pendekatan “AKOSA” yaitu Alami, Kemukakan, Olah, Simpulkan dan Aplikasikan. (untuk

memahami tehnik ini silahkan baca modul Metode Pembelajaran I Diklat Kewidyaiswaraan berjenjang TK I). Oleh karena itu dalam latihan ini akan dipandu oleh widyaiswara. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Apabila jumlah peserta pelatihan lebih dari 40 (empat puluh)

orang maka pelaksanaan main peran dilakukan secara: single

roleplay, dimana hanya satu kelompok yang memainkan

peran di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menjadi pengamat. Adapun obyek pengamatannya adalah seperti yang terlampir dalam lembar kerja satu.

2. Apabila jumlah peserta kurang dari empat puluh maka

(12)

kelompok ada yang berperan sebagai pengamat (lembar pengamatan seperti yang tercantum dalam lampiran pertama).

3. Widyaiswara memberikan penugasan kedalam kelompok dengan mengacu pada salah satu topik diskusi yang sedang ngetop dan disesuaikan dengan isue-isue yang sedang berkembang saat ini. Evaluasilah pelaksanaan dikusi tersebut apakah dilaksanakan secara sistematis atau tidak. Arahkan pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

a. Kelompok manakah yang paling efektif dalam berdis kusi? mengapa mereka dapat berdiskusi dengan baik ? b. Mengapa ada kelompok yang tidak dapat berdiskusi

dengan baik?

c. Hambatan-hambatan apakah yang terjadi dalam

pelaksanaan diskusi tersebut ?

d. Saran-saran apakah yang diberikan peserta agar diskusi berjalan dengan baik ?

e. Apakah kelompok yang berdiskusi dengan baik telah memenuhi kreteria tim yang efektif ?

4. Tuliskan jawaban peserta di flip chart dan berikan penjelasan tentang pokok bahasan pertama.

5. Sebelum membahas tentang perbedaan perbedaan antara kelompok dan tim, maka peserta diminta untuk mengisi lembar kerja 2, setelah selesai dalam analisanya dipandu oleh Widyaiswara.

E.

Rangkuman

Dalam organisasi moderen sangat dikenal adanya cara kerja secara tim, samakah tim dengan kelompok ? Dari uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaannya yang jelas antara tim dengan kelompok. Kelompok adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain interaksi dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan yang dimaksud dengan tim adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung

antara yang satu dengan yang lain, dan bekerja dalam suasana saling percaya, saling memotivasi dan apabila terdapat permasa- lahan diselesaikan secara terbuka dengan pendekatan win-win solutions.

Ada kecenderungan setiap individu lebih senang bekerja dalam

tim yang efektif, mengingat lebih banyak manfaatnya dari pada kelemahannya. Beberapa manfaat bekerja secara tim antara lain adalah sebagai berikut :

Tujuan dan sasaran individu dan tim akan tercapai secara maksimal;

Tercipta rasa saling menghargai satu sama lain dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan diselesaikan secara terbuka dengan prinsip win-win solution;

Masing-masing anggota mau berbagi;

Bebas mengemukakan ide dan gagasannya secara kreatif; Pembagian tugas secara musyawarah dengan asas

(13)

Membangun Kerjasama Tim 16

Terhindar dari stress karena masing-masing pihak bebas mengutarakan pendapatnya.

Dengan adanya keuntungan bekerja dalam tim tersebut individu akan semakin sadar untuk bergabung ke dalam suatu tim kerja yang dinamis. Apakah yang dimaksud dengan tim yang dinamis? Apakah unsur-unsur nya dan bagaimanakah tahapan membangun tim yang dinamis? Akan dibahas dalam pokok

bahasan selanjutnya.

F.

Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan secara langsung dengan dipandu oleh Widyaiswara, mengacu pada hal-hal sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan Kelompok? 2. Apakah kelompok sama dengan tim?

3. Mengapa dalam organisasi perlu bekerja di dalam tim? 6. Apakah manfaat bekerja dalam tim?

7. Apakah ciri-ciri organisasi disebut sebagai suatu tim?

BAB III

KERJASAMA DALAM

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menerapkan kerjasama dalam Membangun Tim

Yang Efektif

Dalam pokok bahasan ini Saudara akan dipandu untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan (1) Pengertian dan Unsur-unsur Tim

Yang Dinamis, (2) Tahapan Perkembangan Tim, (3) Membangun Rasa Kebersamaan Tim serta (4) Membangun Tim Yang Dinamis.

A.

Pengertian dan Unsur-Unsur Tim Yang

Dinamis

Maaf ini alamat kantor sekarang yang baru. Lho kenapa? kata teman yang lain. Bukankah Bapak sangat menikmati bekerja di kantor itu? Ah kata siapa? kelihatannya saja tetapi di dalamnya kropos. Tidak ada kerjasama tim disana. Hampir semua anggotanya telah meninggalkan kantor tersebut.

Dialog seperti tersebut di atas biasa kita jumpai dalam setiap

(14)

suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan beberapa hari saja. Untuk itu maka diperlukan suatu usaha

maksimal akan mampu berperan sebagai Tim yang dinamis.

Tim Dinamis adalah Tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, Tim yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam Tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu.

Tim dinamis merupakan Tim yang penuh dengan rasa percaya diri, Tim yang para anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.

B.

Manfaat Membangun Tim Dinamis

Apakah manfaat membangun tim dinamis? Tim dinamis

memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan tim pada umumnya.

Adapun unsur-unsur tersebut menurut Richard Y. Chang adalah sebagai berikut :

1. Menyatakan secara jelas misi dan tujuannya

Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita, visi ini digambarkan dalam bentuk misi. Suatu organisasi atau Tim yang dinamis harus mampu menjelaskan misi tersebut ke dalam tujuan-tujuan Tim baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Tanpa memiliki tujuan yang jelas Tim tidak akan mengetahui ke arah mana akan melangkah, sehingga akan terombang-ambing oleh bertiupnya angin. Tujuan dan

sasaran ini harus dipahami oleh seluruh anggota Tim sebab hal ini akan meningkatkan komitmen diantara mereka.

Pemimpin yang dinamis harus mampu memastikan bahwa semua anggota kelompok terlibat dalam perumusan tujuan Tim.

2. Beroperasi secara kreatif

Dalam pelaksanaan kerja Tim sangat kreatif dan dinamis

dengan memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. Mereka tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan selalu mencari-cari peluang untuk mengimplementasikan tehnik yang baru. Mereka bersikap luwes dan kreatif dalam

memecahkan masalah-masalah.

3. Memfokuskan pada hasil

Tim yang dinamis mampu menghasilkan melampaui kemampuan jumlah individu yang menjadi anggotanya.

Para anggota Tim secara terus menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas, dan mutu

“Produktivitas Optimum” merupakan tujuan bersama.

4. Memperjelas peran dan tanggungjawab

(15)

Membangun Kerjasama Tim 20

dan tanggungjawab anggotanya sesuai dengan perubahan tuntutan, sasaran dan tehnologi.

5. Diorganisasikan dengan baik

Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, menetapkan prosedur secara jelas serta kebijakan dengan jelas, Tim juga menginventarisir jenis ketrampilan yang dimiliki oleh para anggota Timnya.

6. Dibangun diatas kekuatan individu

Kompetensi individu sangat diperhatikan, sehingga

pimpinan Tim memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota Timnya. Oleh karena itu program pembinaan sangat diharapkan. Pimpinan Tim sangat memperhatikan pemberdayaan Timnya sehingga dalam pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi anggota Tim.

7. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain

Dalam Tim yang dinamis kepemimpinan dibagi diantara para anggotanya. Dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota Tim memiliki kesempatan yang

sama untuk menjadi Pimpinan Tim. Meskipun demikian peran supervisor masih dianggap perlu ada. Dalam Tim dinamis menghargai keunikan setiap individu.

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 21

8. Mengembangkan iklim Tim

Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias bekerja bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi (bersinergi).

9. Menyelesaikan ketidaksepakatan

Perbedaan persepsi dan ketidaksepakatan akan terjadi dalam setiap Tim. Tim dinamis menganggap bahwa konflik merupakan suatu wahana untuk hal-hal yang lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan pendekatan secara terbuka dengan tehnik kolaborasi.

10. Berkomunikasi secara terbuka

Pembicaraannya secara asersi yakni bicara yang lugas, jujur tetapi tidak melukai pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi dan menerima saran dari anggota kelompok yang lain, komunikasi dilakukan secara Timbal

balik dan untuk kepentingan bersama.

11. Membuat keputusan secara obyektif

Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang mantap dan proaktif. Keputusan dicapai melalui konsensus.

Setiap anggota kelompok bersedia dan mendukung

keputusan tersebut. Anggota kelompok bebas

(16)

12. Mengevaluasi efektifitasnya sendiri

Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk melihat bagaimanakah pelaksanaan rencana selama ini. Penyempurnaan dilaksanakan secara berkelanjutan dan manajemen proaktif. Apabila muncul masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkannya sebelum menjadi permasalahan yang serius.

C.

Tahapan Perkembangan Tim

Apakah tahapan perkembangan Tim? Guna mewujudkan Tim dinamis tidak semudah membalikkan tangan kita, tetapi merupakan rangkaian perkembangan setahap demi setahap. Tahapan tersebut dalam bahan ajar ini akan dijabarkan mengacu

pada pendapat Richard Y. Chang yang dimuat dalam bukunya “Membangun Tim Yang Dinamis”.

Adapun tahapan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan arah (Drive)

Dalam tahap ini Tim harus memfokuskan pada misinya dan

membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta menetapkan tujuan, prioritas dan prosedur kerja serta peraturan bagi Tim anda.

2. Bergerak (Strive)

Dalam tahap ini peran dan tanggungjawab anggota Tim ditetapkan dengan jelas. Dalam tahap ini beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan

seluruh anggota Tim, sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.

3. Mempercepat gerak (Thrive)

Fase ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal. Dalam memecahkan masalah menggunakan umpan balik dari sesama anggota, manajemen konflik, kerjasama dan pembuatan keputusan yang efektif.

Penguasaan terhadap wilayah secara cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh.

4. Sampai (Arrive)

Dengan kerja sama Tim yang kompak Tim akan mencapai puncak dengan mengatasi semua kendala-kendala yang ada, akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa. Namun apabila dalam fase ini belum mencapai puncak idealnya adalah meninjau kembali Tim anda dengan melaksanakan konsolidasi upaya misalnya berkoordinasi secara maksimal.

Di samping itu perlu meninjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada, masih relevan atau tidak.

D.

Membangun Rasa Kebersamaan Tim

(17)

Membangun Kerjasama Tim 24

anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman anggota Tim. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan setiap Tim

terdiri dari berbagai Individu yang memiliki latar belakang, perilaku, pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada seorang manusiapun yang diciptakan sama termasuk orang yang kembar sekalipun. Oleh karena itu Tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak memandang pangkat, suku dan golongan, menunjukkan rasa saling percaya, saling menghargai

dan dilandasi oleh keterbukaan. Oleh karena itu dalam suatu Tim harus memiliki anggota yang memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan serta berorientasi pada tujuan. Adapun penjabaran karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan pada tindakan tidak mengutuk orang lain

2. Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istimewa pada gagasannya;

3. Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi pada gagasan perorangan;

4. Tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 25

1. Anggota Tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi,sudut, puncak dan dasar suatu masalah; 2. Mengandalkan pada semua anggota;

3. Kepercayaan kepada anggota Tim meningkatkan produktivitas;

1. Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok kecil kemungkinan akan konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok;

2. Keseluruhan anggota Tim berorientasi pada tujuan yang sama; 3. Anggota Tim mengakui bahwa masing-masing anggota Tim

memiliki tujuan, dan kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan Tim;

4. Keunikan anggota kelompok yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru.

(18)

Hal apakah yang akan saudara perhatikan? Dalam rangka membangun kerjasama Tim perlu juga memperhatikan hal-hal

sebagai berikut: meningkatkan umpan balik sesama anggota Tim, memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik, bekerja sama untuk meningkatkan kreativitas dan menangani dalam pembuatan keputusan.

E.

Membangun Kebanggaan Tim

Perlukah membangun kebanggaan Tim? Tim dinamis akan

senantiasa mempertahankan prestasinya secara maksimal. Oleh karena itu mempertahankan kinerja Tim sangat diharapkan. Ini berarti bahwa perlu ada suatu usaha untuk memotivasi Tim secara efektif agar mampu membangun kebanggaan Tim. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan Tim agar anggota Tim mampu membangun kebanggaanya adalah sebagai

berikut:

1.Memotivasi Anggota Tim untuk berkomitmen; Dalam memotivasi ini terlebih dahulu tentukan faktor-faktor

apakah yang dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa mengetahui hal ini proyek besarpun belum tentu merupakan factor stimulus.

Setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda, misalnya ada orang timbul harga dirinya dengan menghargai

kinerjanya, tetapi orang lain belum tentu demikian.

2. Memotivasi anggota Tim yang tidak termotivasi;

Tidak setiap anggota Tim memiliki motivasi yang sama. Ada anggota Tim yang produktif, ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif. Untuk itu diperlukan beberapa strategi yang jitu. Strategi tersebut antara lain (1) dapatkan nasihat dari mereka, (2) jadikan mereka guru (3) libatkan mereka dalam presentasi dan (delegasikan kepada mereka

proyek bintang).

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membangun kerja sama Tim adalah perlunya meningkatkan kerjasama tim yang efektif. Kunci utamanya adalah adanya komunikasi yang

efektif (akan dibahas dalam mata sajian komunikasi yang efektif), mendengarkan secara aktif, mampu memotivasi anggota tim serta menyelesaikan konflik secara efektif. Tehnik penanganan konflik akan dibahas dalam pokok bahasan berikutnya.

F.

Latihan

1. Sebelum membahas Bab III Widyaiswara memandu peserta Diklat dengan membagi peserta ke dalam 4 (empat) kelompok, masing-masing kelompok mendapat penugasan untuk membuat “ rumah dengan media yang telah disediakan “Sebelum melaksanakan kegiatan peserta diminta untuk

berdiskusi dalam menentukan strategi kerjasama;

(19)

Membangun Kerjasama Tim 28

3. Setelah seluruh penugasan selesai dilaksanakan pembahasan sebagai berikut:

a. Mengapa kelompok A berhasil dan kelompok B kurang berhasil?

b. Hal-hal apakah yang membuat tim bisa berhasil? c. Bagaimanakah peran anggota tim agar timnya berhasil? d. Akhiri sesi ini dengan menggunakan ceramah seperti yang

tertuang di dalam Bab III.

G.

Rangkuman

Dalam rangka menerapkan kerjasama dalam membangun sebuah tim yang dinamis perlu mengacu pada pengertian tim dinamis. Tim dinamis adalah tim yang berkinerja tinggi, tim yang memanfaatkan energinya secara maksimal untuk menghasilkan sesuatu. Tim yang penuh percaya diri, tim yang

saling tergantung satu sama lain.

Adapun unsur-unsur tim yang dinamis antara lain adalah menyatakan secara jelas misi dan tujuannya, beroperasi secara kreatif, memfokuskan pada hasil, memperjelas peran dan

tanggung jawab, diorganisir secara baik, dibangun diatas kekuatan individu, saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain, mengembangkan iklim tim, menyelesaikan ketidaksepakatan, berkomunikasi secara terbuka, membuat keputusan secara obyektif, mengevaluasi efektivitasnya sendiri. Untuk mencapai tim yang dinamis tentu saja mengacu pada

perkembangan tim dan perlunya membangun rasa kebersamaan dan mampu menumbuhkan kebanggaan tim.

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 29

H.

Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan secara lisan dengan panduan sebagai berikut:

1 Bagikan sebuah kertas kecil kepada masing-masing peserta Diklat dengan ukuran 15 x 20 cm

2 Berikan penugasan “Tuliskan hal-hal apakah yang sudah Saudara peroleh selama hari ini “ Waktu 5 menit.

3 Berikan kesempatan untuk mengerjakannya. Setelah selesai peserta dikelompokan untuk menuliskannya dikertas HVS.

4 Masing-masing kelompok menyajikan di papan tulis

(20)

30

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

SECARA WIN-WIN SOLUTION

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menjelaskan tekhnik pemecahan masalah secara win-win solution

A.

Pengertian dan Respon Terhadap Konflik

Dalam suatu tim yang berinteraksi satu sama lain dalam mencapai tujuannya selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan

konflik. Anggota tim perlu memahami bahwa konflik atau

ketidaksepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik atau buruk (konflik bersifat netral).

Konflik akan menghancurkan kemajuan tim jika dibiarkan tidak terkelola, tetapi juga dapat mengarah pada pengambilan

keputusan yang mantap jika dikelola secara efektif. Hasil dari suatu konflik sangat tergantung pada bagaimana tim

mengelolanya. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan konflik? Isyarat apakah yang merupakan gejala konflik dalam suatu tim? Bagaimana konflik merebak dan bagaimanakah respon terhadap konflik? Dalam Pokok bahasan inilah akan dibahas hal tersebut.

Sebelum Saudara membaca pokok bahasan ini silahkan Saudara merenungkan terlebih dahulu hakekat tentang konflik menurut pikiran saudara.

Apabila Saudara mendengar kata konflik apa yang terfikirkan dalam benak Saudara dan

bagaimanakah perasaan Saudara?

Dari jawaban saudara tersebut silahkan diidentifikasi mana perasaan yang cenderung positif dan mana yang cenderung

negatif. Kecenderungan dari kita adalah konflik berkonotasi negatif.

Kata konflik menimbulkan kesan tidak menyenangkan. Reaksi kita pada umumnya adalah negatif. Pada umumnya merupakan bahaya dan menyakiti perasaan orang lain. Kita cenderung

menghubungkan konflik dengan kekerasan, krisis, perkelaian, perang, kalah, menang, kehilangan kendali dan lain

(21)

Membangun Kerjasama Tim 32

gambaran adanya kerusakan besar, merasa disakiti, dan hubungan menjadi rusak. Haruskah demikian?

Lalu apa sebenarnya konflik tersebut?

Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih (perorangan atau kelompok) yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi (Modul Leadership Laboratory, Lembaga Administrasi Negara).

Selanjutnya Hanmer dan Hogan dalam bukunya How to Manage Conflik mengatakan bahwa yang dimaksud dengan konflik adalah Segala macam bentuk pertikaian yang terjadi dalam organisasi, baik antara individu dengan individu, individu

dengan kelompokmaupun kelompok yang bersifat antagonis.

Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

konflik terkait denganpersepsi pihak yang bersangkutan yang

merasa kepentingannya halangi atau akan

dihalang-halangi, terlepas dari atau tidak ada halangan tersebut.

Apabila konflik ini kita biarkan maka akan menghancurkan kemajuan tim, namun juga dapat mengarahkan pada peng-ambilan keputusan yang mantap bila dikelola dengan baik. Hasil dari suatu konflik tergantung pada bagaimana mengelolanya. Untuk itu perlu mengenali konflik secara dini. Isyarat adanya

konflik antara lain:

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 33

√ Anggota kelompok memberikan komentar dan saran dengan penuh emosi;

√ Anggota tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan tersebut diselesaikan;

√ Anggota tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami masalah yang sebenarnya,Anggota Tim selalu beroperasi dan menolak untuk berkompromi dan

√ anggota tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya

(Sukses Melalui Kerjasama Tim, Richart Chang, PT Pustaka Binaman Pressindo), Hal. 30.

Konflik akan tambah merebak apabila :

Tindakan bermusuhan;

Anggota Tim memasuki permainan menang kalah; Mereka lebih senang memenangkan kemenangan pribadi daripada memecahkan masalah.

Memegang posisinya dengan kuat;

Anggota tim tidak melihat perlunya mencapai tujuan yang menguntungkan, mereka memegang teguh posisi nya, mempersempit komunikasi dan membatasi keter-libatannya satu sama lain.

Keterlibatan emosional

(22)

Tidak setiap orang merespon terhadap konflik dengan cara yang sama, respon tersebut antara lain (1) konfrontasi agresif, (2)

melakukan manufer negatif, (3) penundaan terus menerus serta (4) Bertempur secara pasif.

Namun ada pula anggota Tim merespon dari segi positif. Apabila hal ini yang terjadi maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif. sadar untuk Respon tersebut adalah

Mengarahkan energi secara sehat dan langsung untuk memecahkan masalah atau tidak ada reaksi secara emosional, melakukan upaya yang menanggapinya dengan cara rasional. Respon yang tepat ini akan memperkuat tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi konflik, Huruf Tionghoa

krisis berarti kesempatan yang mengandung resiko.

Untuk itu maka perlu melihat konflik tidak selalu mengandung resiko, tetapi juga merupakan kesempatan-kesempatan yang bersifat petualangan, tantangan, kegembiraan dan

kesempatan-kesempatan. Menurut Bolton dalam bukunya Management konflik sumber-sumber konflik adalah sebagai berikut:

1. Menghalangi pencapaian sasaran perorangan; 2. Kehilangan status;

3. Kehilangan otonomi atau kekuasaan; 4. Kehilangan Sumber-sumber;

5. Merasa diperlakukan tidak adil; 6. Mengancam nilai dan norma;

7. Perbedaan persepsi dan lain sebagainya.

B.

Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik

Tim dinamis konflik tidak dibiarkan berlarut-larut tetapi diselesaikan secara terbuka Adapun bebarapa langkah dalam penyelesaian konflik tersebut Secara skematis menurut Richard Y. Chang adalah sebagai berikut :

(23)

Membangun Kerjasama Tim 36

Langkah 1: Mengakui adanya konflik.

Langkah ini merupakan langkah awal untuk penyelesaian konflik, tanpa anda mengakui adanya suatu konflik maka masalah tidak akan terpecahkan. Tim yang dinamis akan membahas konflik secara dini sehingga tidak merupakan penghalang bagi keberhasilan suatu Tim yang dinamis. Kearifan dari semua pihak sangat diperlukan dalam hal ini. Bacalah dan

analisa dialog antara pimpinan Tim dan anggota Tim berikut ini:

Irawan adalah pimpinan bagian penjualan, akhir-akhir ini

target penjualan menurun dengan tajam. Beliau

mengumpulkan seluruh anggota Tim untuk membahas masalah

tersebut. Beliau memberikan kesempatan anggota tim untuk mengemukakan ide-idenya. Santi dengan suara lantang dan penuh emosi mengatakan bahwa Adi lah penyebab seluruh penurunan target penjualan tersebut, karena dalam promosinya kurang menggigit. Santi mendapat dukungan dari dua anggota tim yang lain. Namun Santo salah satu anggota

tim yang lain mengatakan bahwa kesalahan ini tidak bisa dilimpahkan pada Adi saja karena banyak variable yang mempengaruhi terhadap penurunan target tersebut antara lain adanya krismon, mutu produk, pesaing dan lain sebagainya.

Adi menahan emosi atas semua itu. Dengan penuh emosi Santi meningalkan ruang pertemuan tersebut diikuti oleh beberapa anggota tim yang lain.

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 37

Dari kasus di atas adakah konflik yang terjadi? Konflik apa yang dapat Saudara identifikasi?

Langkah 2 : Mengidentifikasi konflik secara sebenarnya.

Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut dengan

identifikasi masalah. Kegiatan ini sangat diperlukan dan memerlukan keahlian khusus. Mengapa demikian? Konflik dapat muncul dari akar masalah, tetapi juga karena masalah emosi. Kasus diatas setelah diidentifikasi ternyata lebih banyak dipengaruhi oleh dendam pribadi antara kelompok Santi dengan

Adi, karena akhir-akhir ini Adi dan teman-temannya sering mendapat penghargaan pimpinan atas prestasinya. Oleh karena itu perlu memilah antara masalah inti dengan masalah emosional. Masalah inti adalah masalah yang mendasari suatu konflik (misalnya ketidaksepakatan adanya tugas) sedangkan isu emosional merupakan masalah yang akan memperumit masalah tersebut. Misalnya salah satu anggota Tim mendapat tugas yang

sangat penting (masalah inti), orang lain merasa tersinggung (masalah emosional), Untuk hal ini maka hendaknya Saudara mengatasi masalah yang inti terlebih dahulu. Setelah langkah ini terselesaikan maka langkah selanjutnya adalah :

Langkah 3 : Dengar semua pendapat.

(24)

perilaku bukan pada perasaan atau unsur pribadi. Hindari mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi temukan mana yang

terbaik jika dipandang dari sisi positif.

Langkah 4 : Bersama-sama mencari cara untuk menyelesaikan konflik;

Dalam kegiatan ini diskusi terbuka sangat diharapkan. Karena dengan diskusi terbuka bisa memperluas informasi dan alternatif serta bisa mengarahkaan pada rasa percaya dan hubungan yang sehat diantara yang terlibat.

Dalam Tim yang efektif tidak seluruh anggota kelompok

menyukai satu sama lain, tetapi yang utama adalah mampu bekerja sama secara efektif.

Langkah 5 : Mendapatkan kesepakatan dan

tanggungjawab untuk menemukan solusi.

Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal. Oleh karena itu doronglah mereka untuk bekerjasama memecahkan permasalah secara jitu. Buatlah semua anggota Tim senang terhadap solusi yang dihasilkan. Oleh karena itu solusi harus diusahakan secara bersama-sama. Salah satu cara yang disarankan agar orang lain mau menerima saran yang diajukan adalah memposisikan

dirinya pada peran orang lain, masing-masing anggota Tim mempresentasikan pendangan orang lain.

Langkah 6 : Menjadwal sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi.

Pemberian tanggungjawab untuk melaksanakan komitmen sangat dihargai oleh anggota Tim. Mengkaji resolusi sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keefektifan resolusi yang telah diberikan.

C.

Gaya Tanggapan Konflik

Konflik apabila dihindari maka akan berdampak terhadap keefektifan suatu tim sehingga produktivitas tim akan menurun. Sebaliknya konflik akan menjadi sehat apabila pihak-pihak yang terlibat mau menjajaki ide-ide baru, menguji posisi dan keyakinan mereka serta memperluas wawasan imajinasi mereka.

Konflik yang ditangani secara konstruktif akan merangsang anggota tim lebih kreatif sehingga akan memperoleh hasil yang terbaik.

Oleh karena itu setiap anggota tim dalam menghadapi suatu konflik menurut Robert B. Maddux dalam bukunya Team

Building mengklasifikasikan ke dalam 5 (lima) gaya tanggapan

seperti yang tertuang dalam gaya tanggapan sebagai berikut: (buka hal.57, Tim Building).

Sebelum membahas lebih lanjut tentang gaya tanggapan tersebut

(25)

Membangun Kerjasama Tim 40

Gaya Ciri Perilaku Alasan Penyesuaian Menghindar Tidak mau

berkonfrontasi. Mengabaikan atau melewatkan pokok permasalahan. Menyangkal bahwa hal tersebut merupakan masalah.

Perbedaan yang ada terlalu kecil atau terlalu besar untuk diselesai kan. Usaha penyelesaian mungkin mengakibatkan rusaknya hubungan atau menciptakan masalah yang lebih kompleks.

Mengakomodasi Bersikap menyetujui, tidak agresif. Kooperatif bahkan dengan mengorbankan keinginan pribadi.

Tidak sepadan jika mengambil resiko yang akan merusak hubungan & menimbulkan ketidakselarasan secara keseluruhan.

Menang/Kalah Konfrontatif, menuntut dan agresif. Harus menang dengan cara apapun.

Yang kuat menang. Harus membuktikan superioritas. Paling benar secara etis dan profesi.

Kompromi Mementingkan

pencapaian sasaran utama semua pihak serta memelihara hubungan baik. Agresif namun kooperatif.

Tidak ada ide perorangan yang sempurna. Seharusnya ada lebih satu cara yang baik dalam melakukan sesuatu. Anda harus berkorban untuk dapat menerima.

Penyelesaian masalah

Kebutuhan kedua belah pihak adalah sah dan penting. Penghargaan yang tinggi terhadap sikap saling

mendukung. Tegas dan kooperatif.

Ketika pihak-pihak yang terlibat mau membicarakan secara terbuka pokok permasalahan, solusi yg saling menguntungkan dapat ditemukan tanpa satu pihakpun dirugikan

Sumber : Robert. B.. Maddux, Team Building, halaman 56).

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 41

Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik secara win-win

solutions. Tentu saja dengan menggunakan gaya tanggapan

penyelesaian masalah atau kolaborasi.

D.

Latihan

Sebelum Saudara melanjutkan membaca pokok bahasan III hendaknya Saudara menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh

Widyaiswara tentang pikiran dan perasaan dalam menghadapi konflik. Untuk analisanya Saudara akan dipandu oleh Widyaiswara. Dari hasil analisa inilah kita akan megetahui kecenderungan setiap individu dalam menghadapi suatu konflik. Lengkapi pertanyaan berikut:

1. Apabila saya mendengar kata “Konflik”, maka saya

merasa ……...

a. ………

b. ………

c. ………

d. ………

2. Apabila saya mendengar kata “Konflik”, maka saya merasa ……...

a. ………

b. ………

(26)

E.

Rangkuman

Konflik terjadi pada setiap individu dan sulit dihindarkan. Penanganan konflik secara dini akan membantu tim dalam

meningkatkan kinerjanya. Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi. Sumber-sumber konflik antara lain adalah (1) Menghalang-halangi sasaran perorangan, (2) Kehilangan status, (3) Perbedaan sudut pandang, (4) Kehilangan otonomi atau

kekuasaan, (5) Kehilangan sumber-sumber apalagi sumber yang langka, (6) Ketidakadilan, (7) mengancam nilai-nilai dan lain sebagainya. Konflik yang Timbul tidak bisa dihindari karena:

F.

Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan secara lisan dengan dilakukan Tanya jawab dengan mengacu pada hal-hal sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan konflik? 2. Hal-hal apakah yang menjadi sumber konflik?

(27)

BAB V

PENUTUP

A.

Evaluasi

Dalam organisasi moderen sangat dikenal adanya cara kerja secara tim. Apakah perbedaan antara tim dengan Kelompok? Kelompok adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain interaksi dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan yang dimaksud dengan tim adalah kumpulan orang-orang yang

tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung antara yang satu dengan yang lain, dan bekerja dalam suasana saling percaya, saling memotivasi dan apabila terdapat permasalahan diselesaikan secara terbuka dengan pendekatan win-win solutions.

Manfaat kerjasama dalam tim adalah:

√ Tujuan dan sasaran individu dan tim akan tercapai secara maksimal;

√ Tercipta rasa saling menghargai satu sama lain dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan diselesaikan secara terbuka dengan prinsip win-win solution;

√ Masing-masing anggota mau berbagi;

√ Bebas mengemukakan ide dan gagasannya secara kreatif; √ Pembagian tugas secara musyawarah dengan asas

profesionalisme;

√ Terhindar dari stress karena masing-masing pihak bebas mengutarakan pendapatnya.

Modul Diklat Prajabatan Golongan III 45

Dengan adanya keuntungan bekerja dalam tim tersebut individu akan semakin sadar untuk bergabung ke dalam suatu tim kerja

yang dinamis. Dengan demikian akan terhindar dari konflik Karena pada dasarnya konflik adalah : Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih (perorangan atau kelompok) yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya

dihalang-halangi atau akan dihalang-dihalang-halangi. Untuk itu maka diperlukan

langkah-langkah untuk mengelola konflik secara efektif agar

kerjasama kelompok akan efektif.

B.

Tindak Lanjut Pengembangan

Untuk memperdalam pengertian Saudara tentang materi

(28)

46

DAFTAR PUSTAKA

Dendy Sugono, Berbahasa Indonesia Dengan Benar, Edisi Revisi, PT Puspa Swara, Jakarta, 1999.

Jane Ballback dan Jan Slater, Membuka Potensi Karier, Seri

Pengembangan Diri, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1999.

John Davis, Dkk, Successful Team Building, Alih Bahasa Kristia di, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.

Juni Pranoto dan Wahyu Suprapti, Pengembangan Potensi Diri, Modul SPAMA, Lembaga Administrasi Negara, 2000.

Management Action Guides, Mencapai kerjasama melalui

Ker-jasama Tim, dialih bahasakan oleh Wandi S. Brata dan Pius M. Sumaktoyo, PT.Gramedia, Jakarta,1995.

Modul Leadershiep Laboratory, Bahan Ajar Diklat SPAMA,

Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Richard Y. Chang, Membangun Tim yang Dinamis, Seri Panduan Praktis No : 8, PT. Gramedia, Jakarta, 1999.

Richard Y. Chang, Sukses melalui Kerja Sama TIM, Seri Pandu an Praktis, PT. Pustaka Binaman Presindo, PT. Gramedia,

Jakarta, 1999.

Robert B. Maddux, Team Building, Terampil Membangun Tim Handal, Edisi ke dua, Dialihbahasakan oleh Kristiya- budi P. Hananto, S.Psi.,M.M., PT. Erlangga, Surabaya, 2001.

Wahyu Suprati, Membangun Kerjasama Tim, modul Prajabatan Golongan III, LAN, Jakarta, 2001.

47

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Wahyu Suprapti yang lebih akrab di-panggil wahyu dilahirkan di Yogyakarta, 11 Juli l961. Ibu dari tiga orang anak laki-laki (damar, danis dan didit) ini mulai meniti karier sebagai pegawai

Negeri di Departemen Tranmigrasi tahun l985 yang sebelumnya bekerja di perusahaan swasta, Kegiatan tulis menulis telah ditekuni sejak bangku SLTA dengan membuat artikel di

beberapa surat kabar dan Majalah. Hingga kini modul-modul yang telah diterbitkan antara lain Pengem-bangan Potensi Diri, Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri, Perilaku Kepemimpinan dalam Organisasi, Pengembangan Potensi Kepemimpinan bagi Kepala Bagian Tata Usaha, Paradigma Baru dalam Strategi Pembelajaran, Manajement Stess, Pengembangan Potensi Diri Bagi Kepala KUA.

Ragam Metode Belajar, Analisis Kebutuhan Diklat, Dinamika Kelompok.,Tim Building, Pendekatan Andragogi dan lain sebagainya. Wahyu yang latar belakang pendidikan terakhir S2 dalam bidang Management Konsentrasi Management Sumber daya Manusia ini sedang menyelesaikan kuliah di Program Pasca Sarjana,

(29)

Membangun Kerjasama Tim 48

Perusahaan-perusahaan, BUMN, Instansi Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah serta Pelatihan-pelatihan di sekolah-sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Tahap kedua yaitu observasi lembaga. Dalam kegaitan mata kuliah PPL I, mahasisiwa diberi tugas untuk melaksanakan observasi di lokasi PPL, observasi yang dilaksanakan

Studi EHRA dilaksanakan secara penuh oleh Pokja Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab pelaksana adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan bantuan Sanitarian dan atau

Sistem informasi evaluasi penjualan pada perusahaan pusat akan mengakses data yang berada pada sistem informasi penjualan pada perusahaan cabang kemudian

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat tersusun skripsi dengan judul “Analisis

Perangkapan kepemimpinan dapat dengan mudah digunakan pemimpin untuk mengakumulasi kekuasaan dengan alasan demi kepentingan masyarakat, sehingga munculnya

Untuk mengetahui perbandingan kadar gula terlarut salak Sidimpuan di dataran tinggi dan dataran rendah, maka dilakukan uji perbandingan melalui uji t-test

Dengan demikian, objek dapat dikenali dengan memperhatikan (a) jenis predikat yang dilengkapinya dan (b) ciri khas objek itu.. Kalimat yang terdiri dari golongan

pemasungan pada klien gangguan jiwa di Desa Sungai Arpat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar berdasarkan karakteristik pekerjaan pada masyarakat yang tidak bekerja