• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF DUAFITNES CENTER TERBESAR DI KOTA BANDUNG DALAM HAL KUALITAS PELAYANAN DAN SARANA-PRASARANA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT PENGUNJUNG: Studi komparatif antara d’Groove Sport and Wellnes Center dan Celebrity Fitness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARATIF DUAFITNES CENTER TERBESAR DI KOTA BANDUNG DALAM HAL KUALITAS PELAYANAN DAN SARANA-PRASARANA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT PENGUNJUNG: Studi komparatif antara d’Groove Sport and Wellnes Center dan Celebrity Fitness."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARATIF DUAFITNES CENTER TERBESAR DI

KOTA BANDUNG DALAM HAL KUALITAS PELAYANAN

DAN SARANA-PRASARANA SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP MINAT PENGUNJUNG

(Studi komparatif antara d’Groove Sport and Wellnes Center dan Celebrity Fitness)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Teten Hidayat 0908159

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING I

Dr.Nurlan Kusmaedi, M.Pd. Nip.195301111980031002

PEMBIMBING II

Dr.KardjonoM.pd NIP. 194507311973031001

Ketua Prodi PendidikanOlahraga SekolahPascasarjana UPI

(3)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Studikomparatifduafitnes center terbesar di kota Bandung dalamhalkualitaspelayanandansaranaprasaranaserta pengaruhnyaterhadapminat pengunjung.” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya tulis saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.”

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

(4)

Lampiran D. 1 lanjutan

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah pengelola fitness center yang berada

di kota Bandung. Berlokasi di Mall Paris Van Java Sukajadi, Bandung. Dengan ini

menyatakan bahwa :

Nama : Teten Hidayat Spd.

Nim : 0908159

Program Studi : Pendidikan Olahraga

Alamat : Jl. Sersan Bajuri dalam No.12 kel.Isola Kota Bandung

Mahasiswa tersebut di atas benar telah melakukan pengambilan sampel guna

penelitian tesis yang berjudul “Studi komparatif dua fitnes center terbesar di kota Bandung dalam hal kualitas layanan, sarana prasarana serta minat para

pengunjung”

Demikian surat keterangan ini di buat agar yang berkepentingan menjadi maklum

dan di pergunakan semestinya.

Klub Manager

(5)

Lampiran 2

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Managemen,d’Groove Sport and

Wellness Center di kota Bandung. Jl. Soekarno Hata. 227 Bandung. Dengan ini

menyatakan bahwa :

Nama : Teten Hidayat Spd.

Nim : 0908159

Program Studi : Pendidikan Olahraga

Alamat : Jl. Sersan Bajuri dalam No.12 kel.Isola Kota Bandung

Mahasiswa tersebut di atas benar telah melakukan pengambilan sampel guna

penelitian tesis yang berjudul “Studi komparatif dua fitnes center terbesar di kota Bandung dalam hal kualitas layanan, sarana prasarana serta minat para

pengunjung”

Demikian surat keterangan ini di buat agar yang berkepentingan menjadi maklum.

semestinya.

General Manager

(6)
(7)

i

ABSTRAK

Teten Tendy Hidayat (2013) Studi komparatif dua fitnes center terbesar di kota

Bandung dalam halkualitas pelayanan dan sarana prasarana serta pengarunya terhadap

minat pengunjung Pendidikan Olahraga. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Kualitas pelayanan sarana dan prasarana merupakan faktor penting dalam industri fitness center, tujuan penelitian adalah membandingkan dua sarana fitness center terbesar di kota Bandung dalam hal kualitas pelayanan sarana dan prasarana, sampel penelitian adalah dua fitness center terbesar di kota Bandung yaitu celebrity fitness dan d'Groove sport welness center. Desain penelitian dipilih dan digunakan berdasarkan jenis penelitian ini penulis menggunakan paradigma ganda dengan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi komparatif, sampel penelitian member dari dua fitness center, yang berjumlah 60 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala perbandingan.

Hasil penelitian diketahui nilai z-hitung untuk pelayanan adalah 4,441 dengan probabilitas hasil penelitian dalam pelayanan sarana dan prasarana adalah (Sig.) 0,000 < 0,05. Sedangkan untuk minat adalah 1,410 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,158 > 0,05 maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan pengaruh antara kualitas pelayanan sarana dan prasarana di d'Groove dan celebrity fitness terhadap minat pengunjung.

(8)

ii

ABSTRAK

Teten Tendy Hidayat (2013) Comparative study between two of biggest fitnes centres in Bandung in terms of service and facilities. Phicycal Education. Master Study Universitas

(9)

iii

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 28

A. Definisi Kualitas Pelayanan ... 28

a. Dimensi kualitas Pelayanan ... 29

b.Ciri pelayanan yang baik ... 33

c. Pungsi petugas pelayanan... 34

d.Fitnes Center ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62 A. Metode Penelitian ... 62

B. Desain Penelitian dan Langkah Penelitian ... 64

C. Prosedur Penelitian ... 65

D. Lokasi,Populasi dan Sampel Penelitian ... 66

E. Variabel,Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 68

F. Instrumen Penelitian ... 73

G. Tehnik pengumpulan Data ... 75

(10)

iv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 96

a. Uji Normalitas ... 99

b. Uji Homogenitas ... 102

c. Uji Hipotesis ... 105

A. Pembahasan ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 110

B. Rekomendasi ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113

DAFTAR TABEL ... Tabel 1.1 Data total pengunjung fitnes center ... 5

Tabel 1.2 Usaha olahraga menurut klasfikasi kualitas pelayanan dan sarana-prasarana ... 6

Tabel 2.1 kemampuan dasar fisik manusia ... 39

Tabel 3.1 Jumlah populasi dan sampel penelitian ... 68

Tabel 3.2 Definisi operasional variabel ... 71

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen pelayanan dan sarana-prasarana ... 74

Tabel 3.4 Kisi instrumen minat pengunjung ... 74

Tabel 3.5 Konsultasi kecenderungan WMS ... 82

Tabel 3.6 Interprestasi koefisien korelasi ... 95

Tabel 4.1 Deskripsi data kualitas pelayanan sarana prasarana dan minat pengunjung ... 97

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas kualitas pelayanan sarana prasarana serta minat pengunjung ... 100

Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas kualitas pelayanan dan sarana serta minat prasarana pengunjung ... 103

Tabel 4.4 Hasil uji hipotesis menggunakan uji z mann- whitney U ... 105

DAFTAR GAMBAR ... 8

Gambar 1.1 Perkembangan member periode januari - juni ... 8

Gambar 2.1 Pelayanan sebagai proses ... 32

Gambar 2.1 Kerangka berpikir ... 55

(11)

v

Gambar 3.2 Bagan prosedur penelitian ... 66

Gambar 4.1 Deskridsi data kualitas pelayanan dan sarana-prasarana 98

Gambar 4.2 Deskripsi data minat pengunjung ... 98

LAMPIRAN ... A. Angket kualitas layanan, Karana-prasarana, dan Minat ... 98

B. Instrumen penelitian ... 100

C. Angket kualitas layanan, Sarana dan minat ... 117

D. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 118

E. Gambar Fasilitas, d,Grove dan Celebrity fitness ... 119

F. Data Skor Hasil Tes ... 120

G. Hasil Analisis Data ... 121

LAMPIRAN SURAT- SURAT ... ...

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan Fitness Center (pusat kebugaran) dikota Bandung berkembang dengan pesat, berdirinya beberapa fitnes center berskala besar dengan skala industri, berada di lokasi-lokasi yang sangat strategis seperti dalam pusat perbelanjaan ternama di kota Bandung, tentunya hal ini berbanding lurus dengan perubahan gaya hidup masyarakat kota Bandung yang semakin maju serta pandangan akan gaya hidup sehat yang semakin meningkat. sehingga terciptanya peluang dalam Penyediaan sarana prasarana fitnes center dengan konsep Mega gym, didasarkan pada bukti berdirinya beberapa fitnnes center besar di kota Bandung diantaranya Celebrity fitnes di Paris van Java Mall, Gold Gym, Cihampelas walk, Rai fitnes, Equinox, d'Groove, Hellios, dan lainnya.berdirinya fitnes center besar tersebut memberikan dampak yang kuat pengaruhnya terhadap minat masyarakat dalam menentukan dimana mereka akan melakukan aktivitas olahraga .

(13)

peningkatan dalam kualitas pelayanan yang pada akhirnya dihadapkan pada tuntutan peningkatan baik kualitas maupun kuantitas output yang di hasilkan.

fitness Center sebagai organisasi yang bersipat jasa, dituntut dapat memberikan

kepuasan kepada para pengguna jasa tersebut, yaitu member dan non member. berhubungan dengan kenyamanan, pelayanan yang baik, keamanan, keselamatan, keteraturan, sarana prasarana yang lengkap dan moderen didukung dengan manjemen yang berkualitas. Fitnesss center berasal dari bahasa Inggris yang berasal dari dua kata yaitu fitnesss dan center. (Wikipedia: 2012) menjelaskan Fitnes artinya kebugaran dan center artinya pusat, jadi fitnesss center artinya pusat kebugaran. dimana pusat kebugaran adalah tempat yang menyediakan dan menjalankan program-program latihan kebugaran jasmani, dimana orang mengekpresikan segala kebutuhan sebuah aktivitas olahraga atau sebuah sosialisasi, aktualisasi, pemanpaatan waktu luang serta motif- motif lainya. Selanjutnya jika di lihat dari aspek kondisi lingkungan fitnes center merupakan tempat berolahraga dalam ruangan yang menawarkan berbagai program latihan kebugaran, dengan peralatan dan fasilitas yang mutakhir, (Hanafi, 1997:9) Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang tidak bisa dilepaskan dalam kegiatan berolahraga.

(14)

sarana prasarana pendukung kurang lengkap. akan berdampak buruk bagi fitnes center itu sendiri. sehingga Fitness Center dituntut harus dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengguna jasa pelayana secara cepat dan tepat. Cepat artinya pelayanan yang diberikan dilaksanakan dalam waktu yang singkat, sedangkan tepat maksudnya dapat memenuhi kebutuhan jasa kebugaran seperti yang dikehendaki.

Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan member/pengguna jasa fitnes center , sangat erat kaitannya dengan masalah kepuasan. sehingga Kepuasan pengguna menjadi tolak ukur keberhasilan fitnes center. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tjiptono (1996: 24) yang menyatakan bahwa:

Persaingan yang semakin ketat, dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan komitmennya terhadap kepuasan dalam pernyataan visi, iklan, maupun public relation. Dewasa ini semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

(15)

perusahaan. sehingga akan berdampak dan dapat mempengaruhi calon konsumen lainnya dalam memilih fitnes center, sehingga minat masyarakat untuk berolahraga di fitnes center meningkat. Keberhasilan perusahaan dalam bidang jasa tergantung kepada, apakah fitnes center tersebut dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, tentunya akan berbanding lurus,dengan meningkatnya minat masyarakat Oleh karena itu, fitnes center dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.

Gaya hidup sehat, semakin mendorong minat masyarakat untuk berolahraga, seperti pendapat Wingkel (2003:30) mengatakan bahwa, “ Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung didalamnya”. Atas penjelasan tersebut maka perasaan senang terhadap sesuatu dapat dikatakan minat .

Minat akan timbul berdasarkan kebutuhan si pelaku untuk melakukan sesuatu dalam hal ini olahraga yang bermanfaat bagi dirinya, seperti yang dikemukakan oleh Effendi dan Praja (1997:76) sebagai berikut : “minat timbul apabila individu tertarik

kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajarinya bermakna bagi dirinya” . Selain itu minat memiliki hal-hal

dasar sebagai pembentuknya seperti yang diungkapkan oleh Barrow dan Mc Gee yang dikutip dari Kratwhohl (1991:144) sebagai berikut :

1. Receiving (perhatian atau penerimaan) a. Awareness (kesadaran)

b. Willingness to receive (keinginan untuk menerima)

c. Controlled or selected attention (mengendalikan atau memberikan perhatian secara pilihan)

(16)

a. Acquienescene in responding (menerima tanggapan) b. Willingness to response (tertarik untuk menanggapi) c. Satisfaction in response (kepuasan dalam menanggapi) 3. Valuing (penilaian)

a. Acceptance of a value (menerima suatu nilai) b. Preference for a value (kesukaan pada suatu nilai)

Dapat diketahui dengan jelas berdasarkan hal diatas bahwa minat dapat timbul karena adanya receiving (penerimaan atau perhatian) sesuatu pada seseorang secara awareness (sadar), lalu willingness to receive (ada keinginan untuk menerima) dan

controlled or selectedattention (memilih perhatian yang ada). Contoh seseorang

timbul minat berolahraganya karena sadar dan ada keinginan untuk menerima bahwa olahraga baik bagi kesehatan dan kebugaran tubuhnya untuk menunjang kegiatan aktivitas. Lalu minat untuk berolahraga dapat timbul karena adanya sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat menarik perhatian seseorang.

D‟Grove Sport and Welnnes Center dan Celebrity fitness merupakan dua dari

banyak fitnes center besar di kota Bandung, berada dilokasi yang sangat strategis. Dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang dimiliki akan berbanding lurus dengan pusat-pusat kebugaran lainnya, dengan rata-rata jumlah populasi member yang aktif lebih dari 1000 member seperti tampak pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Data Total Pengunjung Fitness Center di Kota Bandung

Nama Fitnes Center Klasifikasi Bintang Total Member D‟Grove Wellnness

Center

Bintang 4 1200

(17)

Hellios Fitness center Bintang 4 900

Rai Fitness Bintang 4 1000

Gold,s Gym Bintang 4 1100

Joe fitnes Bintang 4 500

Fitness City Bintang 4 500

Sumber: Dinas Olahraga dan PemudaKota Bandung

Tabel 1.1, menunjukkan bahwa Celebrity fitnes mempunyai total member sebanyak 1250 orang. D‟groove data tersebut bukan merupakan jaminan bahwa Celebrity dan d‟groove wellnness center mendapat market share yang baik karena dilihat dari jumlah total member. Hal ini terjadi karena persaingan yang semakin ketat, yaitu ditunjukkan dengan munculnya pusat-pusat kebugaran yang sejenis dengan memberikan pelayanan sama.

Tingginya tingkat persaingan antar fitness center yang ada di Kota Bandung diikuti dengan perkembangan fitnes center baik dalam inovasi alat, program, instruktur dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.2.

Tabel 1.2

Banyaknya Usaha Olahraga Menurut Klasifikasi Instruktur, fasilitas, sarana prasrana, serta Banyaknya member di Kota Bandung

Tahun 2012

Klasifikasi fitnes

center Banyaknya Banyaknya Member

Usaha Instruk tur

Fasilitas Indonesia Asing Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

Berbintang

Bintang 1 1 8 16 492 5 497

(18)

Bintang 3 8 16 93 1451 161 1612

Bintang 4 10 30 116 1097 277 1347

Bintang 5 7 28 163 484 226 710

Jumlah 31 92 427 5.183 747 5.93

Sumber: Dinas Pariwisata Kota Bandung

Tian Kurniati (2004:2) menyatakan bentuk pelayanan (customer service) yang dikehendaki masyarakat dewasa ini adalah pelayanan yang:

a. Komunikatif yaitu ciri pelayanan yang didasarkan pada kemampuan interpersonal yang baik sehingga komunikasi yang terjadi bermanfaat bagi petugas dan pelanggan,

b. Informatif yaitu ciri pelayanan yang bisa memberikan informasi secara jelas, lengkap, dan benar bagi kepuasan pelanggan, dan

c. Comfortable yaitu situasi dan kondisi pelayanan yang didukung oleh lingkungan yang menyenangkan.

Kualitas pelayanan merupakan aplikasi dari ketepatan dan keakuratan penyajian informasi serta akses data yang cepat. Disamping itu, pengelolaan sistem informasi juga berguna untuk lebih menjamin kualitas pelayanan yang baik dalam setiap proses yang dilakukan. Karena kualitas pelayanan tidak bisa dianalisa hanya pada saat kualitas pelayanan dilakukan. Segala macam data dan fakta yang diperlukan harus terus dikumpulkan agar pada saat pegawai akan memberikan pelayanan dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang selalu up to date.

(19)

Sumber: Front Office Celebrity Fitnes dan d,Grove Wellnness center

Gambar 1.1 Perkembangan Member Periode Januari-Juni 2012

Gambar 1.1, Menunjukkan pada periode Januari-Juni 2012 terdapat kenaikan dan penurunan jumlah member. Jumlah tertinggi member pada bulan juni mengalami penurunan yang sangat drastis dibanding dengan penurunan yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya

Kurang optimalnya proses pemberian pelayanan yang berkualitas. Sehingga perlu adanya pembaharuan informasi yang tepat dan akurat untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan diberikan. Dengan demikian, sistem informasi

(20)

pelayanan menjadi sebuah faktor dominan dalam pengambilan keputusan untuk menciptakan sebuah proses pelayanan yang berkualitas serta meningkatkan minat pengunjung/member untuk datang dan berolahraga.

Penerapan sistem informasi manajemen pelayanan fitnes center memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kelancaran aktivitas kerja, karena kualitas pelayanan yang baik dapat menarik minat pengunjung.

Pada dasarnya kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang diterima (perceived services) dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected services). Bagi perusahaan kuncinya adalah menyesuaikan atau melebihi harapan mutu jasa yang diinginkan konsumen. Mengingat pentingnya sebuah proses pelayanan prima di fitness center akan berpengaruh pada tingkat kunjungan pelanggan, menjadi salah satu keuntungan yang diperoleh dari penerapan proses pelayanan yang berkualitas. Oleh karena itu, jika permasalahan yang dikemukakan di atas dibiarkan begitu saja dapat mengakibatkan perusahaan kehilangan pelanggannya.

Kotler (dalam Fandy Tjiptono, 1998:24) mengatakan “Kualitas harus dimulai

dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan”.Hal ini berarti citra

kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan persepsi atau sudut pandang pelanggan atau sesuai harapan pelanggan.

(21)

pelanggan member merupakan sumber pemasukan. Semakin banyak pelanggan fitness center, maka semakin besar pemasukan yang dapat diraih fitness center, sebaliknya semakin sedikit pelanggan fitness center, maka semakin sedikit pula pemasukan yang dapat diraih perusahaan dimana terjadi kebangkrutan sebagai efek dari persaingan dak kualitas layanan yang menurun sehingga berkurangnya minat masyarakat, terhadap klub kebugaran tersebut.

Kotler (dalam Buchari Alma, 2007:275) mengemukakan:

Pelanggan akan membandingkan layanan yang diberikan fitness center dengan layanan yang mereka harapkan. Jika pelanggan merasa puas, maka pelanggan akan kembali menggunakan jasa perusahaan dan menjadi pelanggannya yang setia serta akan menceritakan pengalamannya tersebut kepada orang lain, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari kondisi itu, yaitu mendapatkan pelanggan yang loyal yang sekaligus membantu promosi perusahaan. Sebaliknya jika pelanggan merasa tidak puas, maka pelanggan tersebut juga akan menceritakan pengalamannya yang mengecewakan tersebut kepada orang lain, sehingga akan memperburuk citra dan eksistensi perusahaan yang akan berakibat menurunnya jumlah pemakai jasa perusahaan.

(22)

Kualitas pelayanan yang baik artinya dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, memuaskan pelanggan. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan harus dapat dilakukan dengan cepat, yaitu dengan memberikan kewenangan, dorongan dan kepercayaan kepada karyawan sehingga mereka lebih kreatif di dalam menyelesaikan pekerjaan dan dapat mengambil tindakan yang dianggap tepat pada saat melayani pelanggannya dan menangani keluhan yang diajukan. Sehingga tercipta pelayanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan bukanlah hal yang sederhana untuk menciptakan kualitas pelayanan yang efektif dan efisien dibutuhkan konsep yang tidak berdiri sendiri melainkan tergantung kepada sejumlah variabel yang mempengaruhinya. Dalam prosesnya banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan,salah satunya adalah sistem informasi. Seperti yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2004:2) bahwa “bentuk dan kemampuan perusahaan mengelola akan

mempengaruhi kualitas pelayanan yang dihasilkan di dalam organisasi tersebut”. Dalam ini hai baik buruknya pengelolaan pelayanan merupakan salah satu faktor yang menunjang peningkatan atau penurunan kualitas pelayanan serta minat pelanggan. Seperti yang dikemukakan oleh Kenneth C. Laudon (2008:15):

(23)

berpengaruh besar terhadap sistem pelayanan secara positif, sebab dengan demikian dapat mempercepat pekerjaan, waktu dapat menjadi lebih efisien.”

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah pelayanan dalam fitnes center yang dapat menyediakan total solution untuk semua kebutuhan membernya guna mendapatkan kepuasasan dalan pelayanan sehingga member dapat menilai baik tidaknya sebuah pelayanan fitnes center.

Pendekatan kualitas pelayanan yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman et.al (dalam Fandy Tjiptono, 2005:157) yang menyatakan “SERVQUAL dibangun atas

adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang diharapkan (expected service).”

SERVQUAL yang dikembangkan Parasuraman et.al (dalam Fandy Tjiptono, 2005:157) merupakan indikator kualitas jasa yang meliputi:

1. Tangible (bukti langsung) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

2. Reliability (keandalan) yakni kemampuan memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan segera, akurat dan terpercaya.

3. Responsiveness (ketanggapan) yaitu keinginan para staf untuk membantu pada pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Assurance (keterjaminan), yaitu pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.

(24)

melakukan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa sistem informasi manajemen pelayanan pusat kebugaran dengan menggunakan aplikasi power pro adalah penting dalam menunjang kualitas pelayanan yang diberikan kepada para memberpusat kebugaran sehingga akan berpengaruh positif juga pada minat pelanggan tersebut. Kiranya inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian, yaitu ingin mengungkap tentang srana prasarana, kualitas layanan serta minat pengunjung di Celebrity fitness dan d‟Groove wellness center.

B. Rumusan masalah

Pengertian dari rumusan masalah adalah suatu proses berpikir untuk memfokuskan masalah penelitian. Sehingga penelitian ini difokuskan apakah ada pengaruh kualitas pelayanan dan sarana pasar di Celebrity Fitness Center and d'Groove terhadap minat pengungjung fitnes center dimana kualitas pelayanan dan

sarana prasarana yang ada di dua fitnes center tersebut ,dengan demikian maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan antara di d’Groove sport and wellnes center dengan Celebrity fitnes terhadap minat pengunjung?

(25)

3. Apakah terdapat perbedaan kualitas pelayanan dan sarana-prasarana antara Celebrity fitnes dan d,Groove serta pengaruhnya terhadap minat pengunjung?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang menpunyai tujuan untuk mempermudah adanya pembatasan ruang lingkup penelitian, sehingga peneliti membatasi masalah dengan tahapan berikut:

1. Kualitas pelayanan, di fitnes center d’Groove Wellnness Center dan Celebrity Fitnesss Center.

2. Sarana- prasarana di fitnes center d’Groove Wellnness Center dan Celebrity Fitnesss Center

3. Memilih Kualitas pelayanan dan sarana-prasarana yang lebih baik antara d’Dgroove Sport and wellnes center dan Celebrity fitnesserta pengaruhnya

terhadap minat pengunjung?

D.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai perbedaan kualitas pelayanan di ’d Groove sport and wellnes center dan Celebrity Fitness Center terhadap minat pengunjung.

(26)

Tujuan khusus dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh informasi mengenai kualitas pelayanan di d’Groove Wellness center.dan Celebrity Fitness.

b. Memperoleh informasi sarana-prasarana di Celebrity Fitness.d’groove wellness center.

c. Memperoleh informasi seberapa besar perbedaan pelayanan dan sarana -prasarana antara d’Dgroove wellnes center dan Celebrity Fitness, d. Untuk membatatasi penelitian ini dalam memperoleh data penelitian ini,

dilakukan observasi terhadap, manajemen perusahaan, proses pelayanan, sarana-prasaran dan program dari kedua fitness center tersebut.

e. Sarana prasarana yang menjadi obyek penelitian yaitu seluruh sarana prasarana yang terdapat di dua fitness center.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan yaitu dapat memperkaya konsep atau teori yang mendukung ilmu pengetahuan olahraga khususnya yang terkait dengan perkembangan kualitas pelayanan dalam pusat kebugaran, sarana prasarana, dalam menyongsong era industri olahraga fitness center.

(27)

a. Dapat memberikan masukan yang berarti bagi pengelolaan fitnes center dan gambaran dalam menciptakan dan menyediakan kualitas layanan yang baik sehingga dapat meningkatkan kualitas minta masyarakat serta kemampuan perusahaan dalam menyediakan program untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap para member-nya

b. Dan bermanfaat bagi para instruktur untuk mendorong mereka dalam meningkatkan kemampuan gunatercapainya pelayananyang prima sehingga pengunjung lebih tertarik dan benar-benar mendapatkan manfaatnya.

c. Bermanfaat bagi pengguna yaitu member dalam menjaga kualitas dan derajat kesehatan.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan landasan bagi penulis untuk melakukan sebuah penelitian. Dengan dukungan berbagai teori dan hasil penelitian yang sudah ada, maka akan menjadi dasar pegangan penulis mengenai arah penelitian. Suriasumantri (1986) dalam Sugiyono (2006:92) menjelaskan bahwa, „Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.‟Teori-teori ilmiah ini adalah yang

mendasari seorang peneliti untuk membuat suatu hipotesis dari penelitian yang diajukan.Berikut ini penulis uraikan anggapan dasar yang mendasari pembentukan hipotesis penelitian yang diusulkan.

(28)

untuk membantu, menolong, memudahkan sertamemberikan manfaat dan kenyamanan. yang pada akhirnya terjadi sebuah interaksi untuk mendapatkan suatu kepuasan sehingga akan menunjukan ketertarikan minat masyarakat kota Bandung untuk bergabung dengan pusat kebugaran selain itu kualitas pelayanan merupakan pendekatan dan penggerak utama bagi operasional kegiatan bisniss hal ini memegang peranan yang sangat penting. kualitas pelayanan mendukung seluruh proses latihan guna mencapai derajat sehat yang diinginkan.

Kualitas kemampuan instruktur adalah keunggulan yang dimiliki oleh seseorang yang cenderung satu dengan yang lainya berbeda. Selain itu kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang yang dilihat dari hasil kerja yang dilakukannya mengenai hal tersebut Robbin (2007:57) menyatakan bahwa “kemampuan (ability) memperlihatkan kapasitas seseorang individu untuk melakukan

beragam tugas dalam suatu pekerjaan”.

Kualitas pelayanan adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (member), pelayanan juga merupakan setiap tindakan membantu, menolong, memudahkan dan menyenangkan serta bermanfaat bagi orang lain. Pelayanan juga merupakan serangkaian kegiatan sikap dan perilaku petugas dalam berkomunikasi secara lengkap dengan peserta atau member secara langsung atau tidak langsung.

(29)

terhadap minat pengunjung, dalam kontek menentukan kualitas sebuah pusat kebugaran.

Sarana prasarana olahraga yang sesuai dengan kebutuhan ditentukan dengan standar ruang perorangan. Sarana prasarana olah raga disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang berolah raga itu sendiri. Sehingga disini kunci dan tujuan sarana prasarana adalah media olahraga yang diharapkan dapat menunjang kegiatan olahraga sehingga berjalan dengan baik, penggunaan prasarana olahraga selalu dikaitkan dengan kegiatan olahraga, yang modern, dan terbarukan, peralatan yang multi fungsi, program-program menarik sebagai hasil sebuah inovasi.

Minat merupakan salah satu tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk giat dalam kegiatan.Minat erat sekali hubungannya dengan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang.Minat tidak tercetus dengan sendirinya, tetapi sesuatu yang terwujud disebabkan pengaruh-pengaruh tertentu seperti guru yang baik serta penguasaan materi pelajaran.Dalam hal ini, minat merupakan kecenderungan pada diri yang berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang dan tertarik atau tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu.Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa sarana prasarana oloahraga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan yang digunakan untuk perlengkapan olah raga.Sarana prasarana olahraga yang baik dapat menunjang pertumbuhan masyarakat yang baik.

(30)

Sukardi (1994:61) minat merupakan suatu kesukaan, gambaran atau kesenangan akansesuatu. Minat akan mengidentifikasikan preferensi seseorang terhadap orang, benda, atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih puas dengan suatu pekerjaan jika aktivitas kerja anda adalah menarik hati anda.

Sebagian lagi berpandangan bahwa Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuran perasaan harapan, pendidikan, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lainyang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Andi Mappier, 1982:62). Menurut Slameto (1995:180) “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri

sendiri dengan suatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Menurut Abu Ahmadi (1998:151) “Minat adalah sikap jiwa orang

seseorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi) yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat”.

1. Lester D. Crow&Alice Crow (Ahmadi, 1998:152) mendefinisikan minat adalah „kemampuan untuk menurut memberikan stimulus yang mendorong

(31)

2. Bertujuan untuk membantu menolong dan menyenangkan konsumen (member) sebagai wujud dari (Personality manner)untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Atep (2003:18) menyatakan bahwa servive adalah singkatan yang berarti:

3. Self awareness : Menanamkan kesabaran diri sehingga dapat memahami posisi,agar mampu memberikan pelayanan dengan cepat, benar, akurat.

4. Enthusiasm : Melakukan pelayanan penuh antusias.

5. Reform : Memperbaiki kinerja pelayanan diri dari waktu ke waktu. 6. Value : Memberikan pelayanan yang mempunyai nilai tambah.

7. Impresive : Menampilkan diri secaraa menarik secara menarik tetapi tidak berlebihan.

8. Care : Memberikan perhatian atau kepedulian kepada pelanggan (member). Secara oftimal.

9. Evaluation : Mengevaluasi pelaksanaan layanan yang sudah di berikan 10.Customer service adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan

kepuasan konsumen (member) cara memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Fitness Center (Pusat Kebugaran) Merupakan salah satu produk dari industri

yang menghasilkan jasa Kothler & Kehler (2006:372) mengemukakan pengertian jasa service sebagai berikut:

(32)

prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik).

Selanjutnya Stanton (2002:537) mengemukakan definisi jasa sebagai berikut: Services is identifiable activities that are the main object of a transaction designed to provide an satifaction to customers by this definition we include aupplemetary services that support the sale of goods or where service“ (jasa adalah aktivitas tidak berwujud yang di identifikasikan sebagai obyek utama dari bentuk transaksi yang menyediakan keputusan kepada pelanggan).

Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output sebagai produk dalam pengertian fisik dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.

Dari berbagai pemaparan yang diuraikan, dapat dijabarkan bahwa kualitas pelayanan dapat dipengaruhi oleh kualitas instruktur, program perusahaan dan sarana prasarana akan berpengaruh terhadap minat pengunjung pusat kebugaran

G.Metode penelitian

Metode adalah suatu cara yang digunakan dalam mengungkap permasalahan penelitian. Adapun metode yang digunakan harus efektif dan efisien serta dapat memberikan solusi yang tepat dalam menjawab permasalahan penelitian.

(33)

survey, deskriptif dan sebagainya. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian studi komparatif.

Mencermati masalah yang akan diteliti, yakni pengaruh kualitas pelayanan, kualitas instruktur, program pusat kebugaran, sarana prasarana di dalam pusat kebugaran terhadap minat pengunjung pusat kebugaran maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif.

H.Lokasi Populasi dan Sampel penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua fitnes center yaitu d’Groove sport wellnes center dan Celebrity Fitness, dengan dilakukan Pengumpulan data kuesioner dan dokumentasi dilakukan kepada seluruh member yang menjadi penelitian dari beberapa fitness center yang menjadi populasi penelitian.

2. Populasi

(34)

3. Sampel Penelitian

Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah teknik sampling (Sugiono, 2009; 124), sampel yang di ambil yaitu sebanyak 60 orang member dari jumlah keseluruhan populasi, yang akan dijadikan sampel penelitian yaitu setiap anggota dari d’grove dan Selebrity Fitness Center.

I. Sruktur Organisasi Tesis

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, bagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan keaslian, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstraksi.

Bab I Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, metode penelitian secara garis besar beserta teknik pengumpulan dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian, serta struktur organisasi tesis.

Bab II, mencakup kajian pustaka, kerangka pikir dan hipotesis penelitian yang berkaitan dengan dasar kualitas layanan dan minat pengunjung pusat kebugaran.

(35)

pengumpulan data dan pendekatan yang akan di gunakan, dan prosedur serta tahapan penelitian akan diolah secara mendalam dalam bab ini.

Bab IV, hasil penelitian dan pembahasan, memuat pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data berdasarkan prosedur penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif sesuai desain penelitian yang ada dalam Bab III

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan atau ditempuh dalam suatu penelitian. Sugiyono (2007:2) berpendapat, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Suatu

permasalahan penelitian, diselesaikan dengan cara atau jalan yang sesuai dengan prosedur ilmiah.

Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini.

Millan & Schumacher (2001:287) mengemukakan bahwa:

(37)

Dalam hal ini penelitian komparasi adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk mencari atau mengetahui apakah perbedaan atau hubungan antara satu atau dua grup kelompok penelitian dalam satu variabel. Adapun pada setiap variabel tidak di lakukan manipulasi atau mencoba mempengaruhi variabel tersebut.

Metode penelitian survei adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Menurut McMillan & Schumacher (2001:34), “in survey research the investigator selects a sample of subjects and administers a questionnaire or conducts

interview to collect data…research is designd so that information about a large

number of people (the population) can be inferred from the responses obtained from

a smaller group of subjects (the sample). Sejalan dengan Kerlinger (Akdon & Hadi, 2005:91) bahwa „penelitian survey mengkaji populasi yang besar maupun kecil

dengan menyeleksi serta mengkaji sample yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan interelasi dari veriabel-variabel sosiologis dan psikologis‟. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk

mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.

(38)

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif menurut McMillan & Schumacher (2001:15) adalah: a single reality i.e measured by an instrument, purpose is establish relationships between measured

variabel, procedures are established before study begins, typical study is

experimental design to reduce error and bias, researcher role is detached with use of

instrument, goal of universal context-free generalization. Penelitian dengan

pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan, dan sikap kritis dalam menjaring data yaitu populasi dan sample, karena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antara variable-variabel yang diajukan objek penelitian harus jelas pertautannya (korelasinya) sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada giliranya merupakan hasil analisis yang dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan.

B. Desain Penelitian

(39)

digunakan, penulis menggunakan paradigma ganda dengan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Berikut ini adalah gambar dari paradigma peneliti.

Gambar 3.1 Paradigma Sederhana Sumber: Sugiyono (2007:66) Keterangan:

X1 = Kualitas Pelayanan X2 = Sarana - Prasarana Y = Minat Pengunjung

C.Prosedur Penelitian

Langkah penelitian disusun berdasarkan urutan kerja pelaksanaan penelitian. Langkah ini merupakan kerangka kerja yang dilaksanakan penulis selama pelaksanaan penelitian. Langkah penelitian juga diharapkan dapat membantu peneliti agar mempermudah pekerjaan penelitian, karena dapat menjadi petunjuk dasar mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dalam penelitian.

Pada penelitin ini penulis menyusun langkah kerja dimulai dengan menentukan permasalahan penelitian, menentukan populasi dan sampel penelitian, melakukan

X1

Y

(40)

proses pembelajaran guna memperoleh data mengenai hasil pembelajaran penjas pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor, melakukan observasi self-esteem dan gaya hidup aktif untuk memperoleh data dengan menggunakan angket, melakukan pengolahan dan analisis terhadap data yang diperoleh. Adapun secara garis besar, langkah pelaksanaan penelitian penulis gambarkan sebagai berikut:

Berikutnya adalah mengolah dan menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Prosedur penelitan ini alurnya digambarkan oleh penulis sebagai berikut :

Gambar 3.2

Bagan Prosedur Penelitian

SAMPEL OBSERVASI

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

(41)

D. Lokasi , Populasi dan Sampel Penelitian

a . Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua fitnes center yaitu d,Groove sport wellness center dan Celebrity Fitness, Pengumpulan data kuesioner dan dokumentasi dilakukan kepada member yang menjadi penelitian dari jumlah member yang menjadi populasi penelitian.

b. Populasi

Arikunto (2010:173), memberikan pengertian tentang populasi, yaitu keseluruhan subjek penelitian. Sementara menurut Sugiyono (Riduwan, 2010:54) memberikan pengertian bahwa: “populai adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh d‟Grooves Center Welness dan Celebrity Fitness Center di Kota Bandung

c. Sampel Penelitian

Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.Selanjutnya disebutkan oleh Riduwan (2010:5) dikatakan

“sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang di ambil sebagai sumber data

dan dapat mewakili seluruh populasi”. Bila populasi penelitian besar dan tidak

(42)

Agar representatif dalam penarikan sampel dalam penelitian ini diupayakan setiap subjek memiliki peluang yang sama, penarikan sampel didasarkan pada teori peluang atau yang disebut probability samples. Sampel berpeluang (Probability Sampling) menurut Riduwan (2010:57)adalah penarikan sampel dimana pemilihan

elemen dari populasi yang akan dimasukan di dalam sampel didasarkan pada nilai-nilai peluang yang sama.

Arikunto (1996: 107) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

Karena itu pengambilan sample dalam penelitian ini diambil 10 % dari total populasi dengan data seperti tabel berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

No Fitness Center Anggota Sample

1 Dgrove 300 30

2 Celebrity 300 30

Jumlah Sample 60

E. Variabel, Definisi Konseptual, dan Definisi Operasional

(43)

Variabel adalah segala sesuatu yang bervariasi dan menjadi penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya dan variabel terikat (dependen). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas, adalah kualitas pelayanan, dan sarana-prasarana, Sedangkan variabel terikatnya merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah minat pengunjung pusat kebugaran.

2. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

Dalam definisi operasional untuk mencegah salah tafsir variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel itu diukur. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Yang termasuk pada variabel bebas adalah kualitas pelayanan, sarana prasarana sedangkan variabel terikat adalah minat pengunjung. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:

a. Definisi Konseptual

Definisi Konseptual dalam penelitian ini meliputi: 1) Depinisi Konseptual Pelayanan

(44)

rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai kemudahan - kemudahan dan memenuhi kebutuhan mereka.

Secara singkat pelayanan merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada konsumen atau masyarakat umum dalm hal penyediaan fasilitas, dan kelengkapan sarana prasarana untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dan tercapainya kepuasan.

2) Definisi Konseptual Minat

Menurut Slameto (1995:180) “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Minat dilandasi oleh beberapa komponen danuntuk memperjelas mengenai komponen-komponen yang membentuk minat yang dikutip dari Karthawohl (1975:251) diantaranya sebagai berikut:

(45)

b) Responding (Penanggapan)merupakan partisi aktif dalam keadaan tertentu. Hal ini dapat dikatakan pula seseorang menanggapi suatu objek melalui situasi yang tidak cukup hanya memperhatikan tetapi seseorang akan melibatkan disri secara aktif dalam situasi tersebut. Dalam hal ini siswa terlibat mengikti proses pembelajaran penjas. Adapun komponen pengaggapan yaitu menerima tanggapan (Acquisme in responding), kehendak untuk menerima (Willingnes to response), kepuasan dan menanggapi (Satifaction in response),

c) Valuing (Penilaian) merupakan penilaian berkenaan dengan penerimaan tertentu pada diri seseorang terhadap suatu kegiatan tertentu. Komponen penilaian adalah menerima nilai (Acceptence of a value), menyadari suatu nilai (Preference for a value),

d) Organization (Pengorganisasian) merupakan pengelompokkan seseorang guna menumbuhkan rasa ingin tahu serta terjalinnya kerjasama yang baik sehingga menimbulkan hubungan atau relasi yang terjalin baik antar individu.

(46)
(47)

e.) Characterization by value complex (Karakteristik pandangan hidup) merupakan

upaya menumbuhkan keinginan pada diri seseorang untuk lebih maju serta meningkatkan prestasi yang ingin dicapai oleh orang tersebut.

b. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dapat diketahui pada tabel 3.2 di bawah ini:

F. Instrumen Penelitian

Instrument merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Instrument yang baik adalah yang dapat mengukur apa yang hendak diukur, serta memiliki keajegan dalam pengukuran. Sugiyono (2006:147) mengemukakan bahwa, “Pada

prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam.”Selanjutnya Sugiyono (2006:148) menjelaskan bahwa, “Karena pada

prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian”.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur berupa observasi dan membuat angket. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka keterangan

(48)

tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Pengembangan alat pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti adalah kualitas layanan yang meliputi sport center, sarana-prasarana, kebutuhan dan kepuasan yang menjadi komitmen pusat kebugaran.

Adapun untuk mengukur minat, penulis dalam hal ini menyusun instrumen dengan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi angket sehingga mempermudah dalam penyusunan soal. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah kisi-kisi instrument, kualitas layanan instruktur program dan sarana prasarana minat pengunjung.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pelayanan

Variable Indikator No Pertayaan

Kualitas pelayanan 2. Sarana-prasarana 9,10 11,12

(49)

2. Responding

1. Menentukan dan Menyusun Alat Pengumpul Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Akdon & Hadi, 2005:130). Teknik pengumpulan data erat kaitannya dengan cara atau langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data dengan menentukan teknik pengumpukan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.

(50)

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara untuk mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung yaitu sarana dan fasilitas pusat kebugaran d‟Groovedan Selebrity Fitness Center.

b. Angket atau kuesioner.

Angket merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk memperoleh informasi atau data dari responden yang diperlukan peneliti. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010:194) bahwa: “kuesioner adalah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup, yaitu angket yang telah memuat alternatif jawaban agar mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagaimana yang dikatakan Riduwan (2010:100) bahwa “angket tertutup (angket

berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karekteristik dirinya dengan cara memberikan tanda check (√)”.

(51)

merupakan daftar pertanyaan yang menjadi kunci utama dalam menggali informasi mengenai lapangan yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian yaitu mengenai kualitas layanan terhadap minat pengunjung di pusat kebugaran di Kota Bandung.

Pengembangan instrument penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi penelitian

b. Merumuskan butir-butir pertanyaan atau pernyataan (terlampir).

c. Menetapkan kriteria penskoran untuk alternative jawaban, baik untuk variabel X1, X2 maupun variabel Y yaitu dengan menggunakan Skala 4 yang mengacu kepada skala Likert, menurut Riduwan (2010:93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

d. Melakukan uji coba instrument dan mengolahnya dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistik v.17untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen pengumpul data.

(52)

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas dan reliabilitas instrument, maka sebelum kegiatan pengumpulan data sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu angket yang akan digunakan diujicobakan terhadap responden yang ditetapkan atau diluar responden yang telah disyaratkan dengan syarat memiliki karakteristik yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 30 responden di d‟Grove sport wellness center danCelebrity Fitness Center.Data yang terkumpul melalui angket

kemudian secara sistematik dihitung validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2010:211) bahwa sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

(53)

Dimana:

rb = Koefisien Korelasi

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Selanjutnya untuk mengetahui valid atau tidaknya tiap-tiap item instrumen, harga rhitung masing-masing item yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga rtabel

dengan n = 17 dan taraf kesalahan (P) 5 % yaitu sebesar 0,482.

Jika harga rhitung> rtabel, maka item instrumen tersebut dinyatakan valid,

sebaliknya jika harga rhitung ≤ rtabel, dinyatakan tidak valid (Sugiyono,2010:126).

Keseluruhan perhitungan validitas item instrumen penelitian ini dibantu dengan prosedur correlation pada program SPSS Statistik v.20.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan serta menunjukan tingkat keandalan sesuatu dari setiap item pertanyaan ataupun pernyataan yang digunakan. Dalam Arikunto (2010:221) mengatakan: “reliabilitas

menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

(54)

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha terhadap instrumen yang disusun, yaitu rumus korelasi Cronbach‟s Alpha (Arikunto, 2010:239).

[ ] [ ]

Metode ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 (Arikunto, 2010:239), mengingat pembobotan skor pada instrumen dalam penelitian ini berbentuk skala 0 sampai 5.

Selanjutnya untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen, harga

yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga rtabel dengan n = 17 dan taraf

kesalahan (P) 5 % yaitu sebesar 0,482. Jika harga > rtabel, maka item instrumen

tersebut dinyatakan reliabel. Sebaliknya jika harga ≤ rtabel, dinyatakan tidak

reliabel (Arikunto, 2010:241). Keseluruhan perhitungan reliabilitas item instrumen penelitian ini dibantu dengan prosedur reliability pada program SPSS Statistik v.17.

H. Teknik Pengelolaan & Analisis Data

(55)

a. Persiapan

b. Seleksi angket, data yang terkumpul kemudian dicek kelengkapan instrument yang disebar, hal ini penting untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi persyaratan lebih lanjut.

c. Tabulasi data, yaitu merekap semua jawaban responden kedalam sebuah tabel, kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan analisis selanjutnya. 1. Pengolahan Data

Dalam tahapan ini dilakukan pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Pada tahapan ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut

a. Menghitung Kecenderungan Responden

Teknik ini digunakan untuk mencari gambaran kecenderungan antar variabel atau untuk menggambarkan keadaan kecenderungan komitmen, motivasi kerja dan produktivitas kerja guru, sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap indikator dengan menggunakan rumus Weighted Means Scored (WMS) yaitu:

̅

Keterangan:

̅= Rata-rata skor responden

(56)

Kemudian mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing, untuk menentukan dimana letak kedudukan variabel atau dengan kata lain menentukan arah dari masing-masing variabel tersebut. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan WMS ini adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

3. Menghitung skor rata-rata dari setiap variabel untuk mengetahui kecenderungan umum dari setiap variabel penelitian.

4. Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

5. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel, atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variabel tersebut.

Tabel 3.5

Tabel Konsultasi Kecenderungan WMS Rentang

Nilai

Kriteria Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,00 - 5,00 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

3,00 - 3,99 Baik Baik Baik

(57)

2. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametrik sedangkan apabila penyebarannya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik. Rumus yang digunakan untuk pengujian normalitas distribusi data digunakan rumus Chi Kuadrat: fo = Frekuensi hasil pengamatan fe = Frekuensi yang diharapkan

Langkah yang ditempuh dalam menggunakan Rumus Chi-Kuadrat tersebut adalah sebagai berikut:

 Membuat tabel distribusi frekuensi unutk memberikan harga-harga yang

digunakan dalam menentukan rentangan, kelas interval, panjang kelas, dan mencari rata-rata/simpangan baku.

 Menentukan batas bawah dan batas atas interval.

 Mencari angka standar (Z) sebagai batas kelas dengan rumus: ̅ Keterangan:

̅ = rata-rata distribusi

Xi = Skor batas kelas distribusi

(58)

 Mencari luas daerah antara O dengan Z (O-Z) dari tabel distribusi

Chi-Kuadrat.

 Mencari luas tipe interval dengan cara mencari selisih luas O-Z kelas interval.

Penentuan z score dalam pengolahan data penelitian ini dilakukan melalui prosedur NPar Test Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS Statistics v.20.  Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalihkan luas tiap

kelas interval dengan ∑f2 atau n.

Mencari frekuensi pengamatan (fo) dengan cara mengisikan frekuensi (fi) tiap

kelas interval sesuai dengan bilangan pada tabel distribusi frekuensi.

Mencari Chi-Kuadrat (X2) dengan memasukan harga-harga kedalam rumus:

Menentukan keberartian X2 dengan cara membandingkan X2hitung dengan

X2tabel dengan kriteria distribusi data dikatakan normal apabila X2hitung< X2tabel

dan distribusi data dilakukan tidak normal apabila X2hitung> X2tabel.

Proses pengolahan uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur Generalized linier model Chisquare pada program SPSS Statistics v.17. Sedangkan tabel konsultasi Chi Kuadrat yang digunakan bersumber

dari Arikunto (2010:405).

(59)

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antara variabel independent dan variabel dependent membentuk garis linier atau tidak.

Pengujian linieritas data penelitian dilakukan melalui proses pengujian dengan menggunakan formula analisis ragam atau analisis varian untuk menentukan nilai Fisher (F), atau yang dikenal dengan uji F.

Untuk mencari nilai-nilai tersebut, data tiap variabel yang telah dimasukan ke dalam tabel induk, disusun rata-ratanya. Dari rata-rata tiap variabel ini selanjutnya diolah dengan prosedur Tset Newvar=one untuk mengetahui nilai Fisher (F) nya.

Pengujian linieritas hubungan antar variabel ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Hipotesis, yaitu:

Ho : Hubungan antar variabel berpola tidak linier Ha : Hubungan antar variabel berpola linier

2. Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE), dengan rumus:

∑ { }

3. Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), dengan rumus:

4. Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC), dengan rumus:

(60)

5. Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE), dengan rumus:

6. Mencari Nilai F(hitung), dengan rumus:

7. Mencari Nilai F(tabel), dengan rumus:

8. Menentukan keputusan pengujian linieritas, dengan ketentuan: Jika, Fhitung >

Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti linier, Jika, Fhitung< Ftabel,

maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti tidak linier (Riduwan, 2010:104). Untuk mempermudah pengolahannya, pengujian linieritas ini dilakukan dengan bantuan program prosedur Curve Estimation pada program SPSS Statistics v.20. Sedangkan nilai tabel konsultasi yang digunakan bersumber dari Sudjana (2009: 186-187).

Pengujian linieritas data penelitian dilakukan melalui proses pengujian dngan menggunakan formula analisis ragam atau analisis varian untuk nilai Fisher (F), atau dikenal dengan uji F.Untuk mencari nilai-nilai tersebut, data tiap variabel yang telah dimasukan ke dalam tabel induk, disusun rata-ratanya (lihat lampiran). Data rata-rata tiap variabel ini selanjutnya diolah dengan prosedur Test Newvar=one untuk mengetahui nilai Fisher (F) nya.

Menguji hipotesin Penelitian

1) Pengujian adanya pengaruh Kualitas Pelayanan antara (X1) d’Groove dan

(61)

Menguji korelasi antar variabel, dengan menentukan penerimaan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan d‟groove dan Celebrity Fitness Center terhadap minat pengunjung.

Ha :' ada pengaruh antara kualitas pelayanan d‟groove dan Celebrity Fitness Center terhadap minat pengunjung.

Dengan menggunakan prosedur Correlation pada program SPSS Statistics v.20 yaitu dengan formula korelasi moment hasil kali Pearson atau Product Moment.

̅ ̅

√ ̅ ̅

Dilanjutkan dengan uji signifikansi menggunakan formula uji t (Sugiyono,

2008:259) berikut: √ √

t = hasil uji t

n = banyaknya subjek = koefisien korelasi

Nilai thitung dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada derajat kebebasan, dk = n-2

dan tingkat kepercayaan 95%, dengan ketentuan. Penarikan kesimpulan ditetapkan apabila nilai thitung< nilai ttabel maka Ho diterima, dan jika nilai thitung> ttabel maka Ho

ditolak.

(62)

dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2009:261)

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

̂ , Dimana;

̂ Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus

Sugiyono, 2009:262)

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai korelasi antar variabel untuk menentukan besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250). Formula yang digunakan adalah rumus korelasi tata jenjang atau rho-Spearman (Arikunto, 2010:321).

= Koefisien korelasi tata jenjang (Spearman)

( )

Gambar

Gambar 4.1  Deskridsi data kualitas pelayanan dan sarana-prasarana   Gambar 4.2  Deskripsi data minat pengunjung .......................................
Tabel 1.1 Data Total Pengunjung Fitness Center di Kota Bandung
Tabel 1.2 Banyaknya Usaha Olahraga Menurut Klasifikasi Instruktur, fasilitas, sarana
Gambar 1.1  Perkembangan Member
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karakter bangsa tanpa identifikasi karakter hanya akan menjadi sebuah perjalanan tanpa akhir. Organisasi mana pun di dunia ini yang menaruh perhatian besar terhadap

Prosedur sistem yang tengah berjalan pada sistem monitoring dan Penilaian kinerja guru pada SMK Asysyaakiriin Cineam terdiri dari 4 prosedur sistem yaitu prosedur

Pada parameter panjang akar, hasil terbaik dicapai oleh perlakuan 15.3 hal ini dikarenakan merupakan dosis optimum bagi pemberian mikroba untuk beradaptasi dengan

Namun pada tahun 2011, Kota Solok telah mengkaji kembali sasaran dan program-program penanggulangan kemiskinan yang ada akan tetapi capaian ini kurang relevan

Jadi, Manajemen Berbasis Sekolah ( School Based Management ) adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah/madrasah 6 melibatkan semua

Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab dari pengajuan hipotesis yaitu model pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) lebih efektif dibandingkan

Kelompok minoritas yang tidak setuju melihat tambahan relevansi tersebut dan mungkin juga tambahan relevansi karena, meskipun akan kehilangan verifialitas pada nilai lain dari