• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK DI TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Al-Istiqoomah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK DI TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Al-Istiqoomah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK

DI TAMAN KANAK-KANAK

Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Al-Istiqoomah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Han Han Hani Hadianty 0804743

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP

BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK

DI TAMAN KANAK-KANAK

Oleh :

Han Han Hani Hadianty 0804743

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

© Han Han Hani Hadianty 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK

DI TAMAN KANAK-KANAK

Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Al-Istiqoomah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi

Han Han Hani Hadianty 0804743

Disahkan dan Disetujui oleh Pembimbing Pembimbing I

dr. Nur Faizah Romadona, M.Kes NIP. 19701129 200312 2 001

Pembimbing II

Dr. Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 19791211 200604 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

(4)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK

DI TAMAN KANAK-KANAK

Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Al-Istiqoomah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi

Oleh:

Han Han Hani Hadianty

(5)

ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK

DI TAMAN KANAK-KANAK

Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Al-Istiqoomah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi

Oleh:

Han Han Hani Hadianty

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK DI TAMAN KANAK_KANAK A. Konsep Bilangan untuk Anak TK ... 8

1. Pengertian Kemampuan Konsep Bilangan ... 8

2. Tahapan Proses Belajar Anak ... 8

3. Konsep bilangan yang harus dikenalkan pada anak ... 9

B. Kegiatan Proyek Memasak di Taman Kana-Kanak ... 11

1. Pengertian Kegiatan Proyek Memasak ... 11

2. Pengaruh Memasak Pada Daerah-Daerah Perkembangan ... 12

3. Manfaat Kegiatan Memasak ... 14

C. Penelitian Terdahulu ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 17

B. Prosedur Penelitian ... 19

C. Penjelasan Istilah ... 21

D. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 21

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 22

F. Analisis dan Validasi Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

(7)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 114 B. Saran ... 116 DAFTAR PUSTAKA ... 117

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Model Spiral dan Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012:16) .... 19 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Anak Usia Dini Dalam

Mengenal Konsep Bilangan ... 23 Tabel 3.3 Instrumen Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam

Memahami Konsep Bilangan ... 29 Tabel 3.4 Instrumen Penilaian Aktivitas Guru Melalui Penggunaan

Metode Proyek dalam Kegiatan Memasak ... 30 Tabel 4.1 Hasil Observasi Hasil Observasi Kemampuan Mengenal

Konsep Bilangan Sebelum Diberi Tindakan (Pra Siklus) ... 36 Tabel 4.2 Data Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Sebelum Diberi Tindakan (Pra Siklus) Untuk Setiap Anak ... 37 Tabel 4.3 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran ... 40 Tabel 4.4 Pertanyaan Guru dan Respon Anak Pada Kegiatan

Pengembangan Siklus I Tindakan 1 ... 46 Tabel 4.5 Hasil Karya Setiap Kelompok Pada Kegiatan Siklus 1 ... 51 Tabel 4.6 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran ... 54 Tabel 4.7 Pertanyaan Guru dan Respon Anak Pada Kegiatan

Pengembangan Siklus I Tindakan 2 ... 59 Tabel 4.8 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran ... 65 Tabel 4.9 Pertanyaan Guru dan Respon Anak Pada Kegiatan

Pengembangan Siklus I Tindakan 3 ... 69 Tabel 4.10 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran ... 72 Tabel 4.11 Pertanyaan Guru dan Respon Anak Pada Kegiatan

Pengembangan Siklus II Tindakan 1 ... 76 Tabel 4.12 Hasil Karya Setiap Kelompok Pada Kegiatan Siklus II ... 79 Tabel 4.13 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran ... 82 Tabel 4.14 Pertanyaan Guru dan Respon Anak Pada Kegiatan

Pengembangan Siklus II Tindakan 2... Tabel 4.15 Hasil Karya Setiap Kelompok Pada Kegiatan Siklus II ... 91 Tabel 4.16 Langkah-langkah Pembelajaran ... 94 Tabel 4.17 Pertanyaan Guru dan Respon Anak Pada Kegiatan

Pengembangan Siklus II Tindakan 3 ... 98 Tabel 4.18 Hasil Karya Setiap Kelompok Pada Kegiatan Siklus 1 ... 101 Tabel 4.19 Hasil Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Melalui Penggunaan Metode Proyek Dalam Kegiatan Memasak Pasca Siklus I ... 103 Tabel 4.20 Data Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Melalui Penggunaan Metode Memasak Dalam Kegiatan Memasak Pasca Siklus I ... 104 Tabel 4.21 Hasil Observasi Hasil Observasi Kemampuan Mengenal

(9)
(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Alat dan Bahan Membuat Sayur Sop ... 42

Gambar 4.2 Guru mengajak anak menyebutkan urutan bilangan 1-20 ... 45

Gambar 4.3 Menyebutkan urutan bilangan secara mundur 20-1 ... 45

Gambar 4.4 Timbangan, hand blender, cobek ... 57

Gambar 4.5 Kegiatan anak-anak memotong daging ayam ... 61

Gambar 4.6 Kegiatan anak mencetak bakso ... 62

Gambar 4.7 Alat dan Bahan Membuat Lotek dan Rujak Buah ... 68

Gambar 4.8 Alat dan Bahan Membuat Nugget Ayam ... 75

Gambar 4.9 Alat dan Bahan yang digunakan memasak bola-bola ubi aneka isian ... 85

Gambar 4.10 Kegiatan membilang pisang dan mencocokkan bilangan dengan angka ... 89

Gambar 4.11 Menghitung bola-bola ubi ... 89

Gambar 4.12 Menghubungkan/memasangkan bola-bola ubi dengan angka ... 90

Gambar 4.13 Kegiatan mencocokkan bola-bola ubi dengan angka ... 90

Gambar 4.14 Kegiatan Refleksi antara Peneliti dan Guru ... 96

Gambar 4.15 Kegiatan menghitung buah kurma dan menunjukkan angka 99sesuai jumlah kurma ... 99

Gambar 4.16 Kegiatan Mencocokkan Buah Kurma dengan Angka ... 99

Gambar 4.17 Kegiatan Memasak Nutrijel ... 100

Gambar 4.18 Kegiatan menghitung puding nutrijel isi buah stroberi ... 100

Gambar 4.19 Membuat bola-bola kurma balut coklat ... 100

(11)

GAMBAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Presentase Pra-Siklus Kemampuan Konsep Bilangan Anak Kelompok B ... 38 Diagram 4.2 Presentase Pasca Siklus I Kemampuan Konsep Bilangan

Anak Kelompok B ... 105 Diagram 4.3 Presentase Pasca Siklus II Kemampuan Konsep Bilangan

Anak Kelompok B ... 108 Diagram 4.4 Perbandingan Data Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Kelompok B Pada Pra Siklus, Pasca Siklus I dan Pasca Siklus II ... 109

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa masa usia dini merupakan periode emas bagi perkembangan anak. Kurniasih (2009: 11) menyebutkan bahwa 50 % perkembangan kecerdasan anak terjadi antara 0-4 tahun, 30 % berikutnya hingga 8 tahun. Periode ini sekaligus merupakan periode kritis dimana perkembangan yang didapat pada periode ini akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. Perkembangan ini hanya datang sekali dan tidak dapat ditundakehadirannya.

Hariwijaya (Maula, 2012 :1) mengemukakan bahwa enam tahun pertama adalah masa-masa paling penting dan menentukan dalam membangun kecerdasan anak dibandingkan masa sesudahnya. Artinya jika anak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka potensi tumbuh kembang anak akan terbangun secara maksimal.

Masa ini merupakan masa yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan akan mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan yang sesuai dengan usia, kebutuhan, minat dan bakatnya.

(13)

2

Lebih lanjut lagi Worth (Kurniasih, 2009: 10) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini sebagai fase pertama sistem pendidikan dan tujuannya harus memuat pengembangan keterampilan untuk mendayagunakan informasi dan simbol-simbol, meningkatkan apresiasi bermacam-macam mode ekspresi diri, memelihara keinginan dan kemampuan berpikir, menanamkan keyakinan kepada setiap anak tentang kemampuannya untuk belajar, membantu perasaan harga diri dan akhirnya meningkatkan kemampuan untuk hidup dengan orang lain. Worth juga menambahkan bahwa pendidikan anak usia dini meliputi variabel yang kompleks dalam bidang kognitif, motivasi dan sosio affektif yang jika berkembang dengan tepat akan menjadi basis pemenuhan diri dalam kehidupan.

Memperhatikan beberapa penjelasan di atas tentang pentingnya pendidikan anak usia dini, maka beberapa kemampuan dasar anak seperti berbahasa, kognitif dan fisik harus dikembangkan secara optimal.Kemampuan kognitif adalah kemampuan dasar yang perlu dikembangkan di taman kanak-kanak. Pengembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematis dan pengetahuan untuk memilah-milah, mengelompokkan, serta mempersiapkan kemampuan berpikir secara teliti (Kemendiknas, 2010 : 18).

(14)

3

The National Council of Teachers of Mathematic (NCTM) dalam Rohayah

(2009: 6) menyebutkan empat standar pemikiran dalam matematika (thinking math standards) yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran

(reasoning), komunikasi (communication), dan aplikasi (connections). Sedangkan standar materi dalam matematika meliputi perkiraan (estimation), bilangan (number sense), geometri dan konsep ruang (geometry and spatial sense), pengukuran (measurement), statistik dan peluang (statistic and probability), pecahan dan desimal (fractions and decimals), serta pola dan hubungan (pattern and relationship). Dengan demikian, pembelajaran matematika untuk anak usia

dini diarahkan kepada pemikiran standar pemikiran dan standar materi tersebut. Merujuk tentang standar materi yang dikemukakan NCTM, salah satu pembelajaran matematika yang harus dikembangkan pada anak usia dini yaitu bilangan (number sense). Bilangan adalah sebuah sistem abstrak untuk pengalaman dalam mengorganisasikan serta mengurutkan.

Memahami suatu konsep bilangan bagi anak usia dini bukan suatu hal yang mudah karena anak-anak pada usia ini masih berpikir secara konkret. Seperti yang dikemukakan oleh Rohayah, dkk (2009: 5), usia 2-7 tahun, pemikiran anak lebih banyak berupa pemikiran konkret daripada pemikiran logis sehingga membangun pengetahuan matematika anak memerlukan benda-benda konkret. Hal senada dikemukakan oleh Dienes (Rohayah, 2009: 7) bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip matematika yang disajikan dalam bentuk konkret akan dipahami dengan baik.

(15)

4

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran konsep bilangan untuk anak usia dini perlu dibuat semenarik mungkin dan menyenangkan. Penggunaan benda-benda sekitar dapat membantu anak dalam memanipulasi dan membentuk mental anak dalam memahami konsep bilangan. Dengan kata lain untuk membelajarkan konsep bilangan pada anak dapat memanfaatkan benda-benda di sekitar anak dan aktivitas sehari-hari anak.

Beberapa kegiatan bermain anak seperti bermain balok, bermain pasir, bermain puzzle, bermain kancing atau biji-bijian dapat dijadikan pembelajaran dalam memahami konsep bilangan, karena melalui berbagai kegiatan ini anak secara tidak langsung akan belajar tentang konsep ukuran, bilangan, warna, bentuk, pemecahan masalah dan lain sebagainya.

Observasi awal yang peneliti lakukan di TK Al-Istiqoomah tentang kemampuan konsep bilangan anak kelompok Bpada umumnya belum berkembang secara optimal, seperti dalam hal membilang, meniru angka 1-10, membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda. Hariwijaya (Mustianah, 2002: 186) mengatakan bahwa mengenalkan angka kepada anak bukanlah hal yang mudah kendala yang sering terjadi dalam proses pembelajaran adalah anak mampu menghafal urutan angka satu sampai sepuluh, akan tetapi pada saat anak diminta mengumpulkan benda berjumlah satu sampai sepuluh masih salah.

Masih rendahnya kemampuan konsep bilangan anak kelompok B TK Al-Istiqoomah juga dikarenakan guru yang kurang inovatif dalam mengemas pembelajaran anak, sehingga suasana belajar yang monoton menyebabkan anak cenderung tidak memperhatikan guru.

Dari keadaan yang ditemui, peneliti ingin mengadakan suatu perubahan kegiatan pembelajaran mengenal konsep bilangan yang lebih menyenangkan melalui pengalaman langsung dan dapat mencapai hasil yang diharapkan yaitu dengan mengajak anak-anak melakukan kegiatan proyek memasak.

(16)

5

(http://id.wikipedia.org/ensiklopedia bebas/memasak, diakses tanggal 06 September 2013).

Melalui memasak anak akan belajar matematika secara langsung, mereka akan menelusuri pengertian angka-angka sejalan dengan mereka menghitung tiga telur, lima sendok gula, dan seperempat gelas susu. Anak-anak menangkap konsep angka sejalan dengan mereka memotong kue menjadi lima belas bagian yang sama besar atau mengisi setengah gelas dengan tepung Coughlin et al. (2000: 211).

Berdasarkan permasalahan di atas, alasan peneliti memfokuskan penelitian ini pada kajian “Peningkatan Kemampuan Konsep Bilangan Melalui Kegiatan Proyek Memasak Di Taman Kanak-Kanak adalah selain berguna bagi anak juga dapat menumbuhkan rasa antusias dan minat anak terhadap pembelajaran berhitung.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui kegiatan proyek memasak di taman kanak-kanak. Peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti dalam pengenalan konsep bilangan pada anak TK adalah :

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan konsep bilangan anak sebelum digunakannya kegiatan proyek memasak di TK Al-Istiqoomah Cimahi?

2. Bagaimana penerapankegiatan proyek memasak untuk meningkatkan kemampuan konsep bilangan di TK Al-Istiqoomah Cimahi?

3. Bagaimana kondisi akhir kemampuan konsep bilangan anak setelah digunakannya kegiatan proyek memasak di TK Al-Istiqoomah Cimahi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(17)

6

3. Untuk mengetahui kondisi akhir kemampuan konsep bilangan anak setelah diterapkannyakegiatan proyek memasak di TK Al-Istiqoomah Cimahi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait antara lain :

1. Bagi siswa

Memperoleh pengalaman baru yaitu pembelajaran mengenal konsep bilangan dengan kegiatan yang menyenangkan dan melalui pengalaman langsung. 2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru guna perbaikan dalam pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang kreatif, inovatif dan menyenangkan serta dapat dilakukan pengkajian lebih lanjut melalui kegiatan penelitian untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui proyek kegiatan memasak di taman kanak-kanak. 3. Bagi sekolah/Lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan masukan yang baik guna meningkatkan program kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini khususnya meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam struktur organisasi skripsi diuraikan antara lain: 1. BAB I PENDAHULUAN

Skripsi berisi uraian tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari skrispsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikasi penelitian. 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

(18)

7

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk beberapa komponen berikut : lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,dan analisis data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pemaparan data kuantitatif/kualitatif serta pembahasan data.

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(19)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang terjadi di TK Al-Istiqoomah yaitu belum optimalnya kemampuan konsep bilangan anak kelompok B, sehingga tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan konsep bilangan dari 1-20 yang dilakukan oleh guru dalam merencanakan dan memilih tindakan melalui kegiatan proyek memasak.

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Arikunto (2012: 2).

Muslihuddin (2010: 9) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Pengertian penelitian kelas selanjutnya dikemukakan oleh Carr & Kemmis dalam Muslihuddin (2010: 8) adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu (misalnya guru, siswa, dan atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari (a) praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka mengenai praktek-praktek tersebut, dan (c) situasi kelembagaan tempat praktek-praktek itu dilaksanakan.

(20)

18

berdasarkan permasalahan yang ada di dalam kelas dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran

Muslihuddin (2010: 9) mengemukakan bahwa tujuan dilaksanakannya PTK adalah untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada akan ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas. PTK mempunyai tiga ciri pokok yaitu:

1) Inkuiri reflektif yaitu penelitian tindakan kelas yang berangkat dari permasalahan riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa

2) Kolaboratif yaitu upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru, tetapi harus berkolaborasi dengan guru lain ataupun pakar.

3) Reflektif adalah penelitian tindakan kelas lebih menekankan kepada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian untuk mendapatkan kemajuan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran dan kekurang efektifan dari pelaksanaan sebuah tindakan yang dapat dimanfaatkan dan digunakan pada siklus selanjutnya.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan Tylor (Moleong, 2007: 4) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur peneltian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian kualitatif peneliti berkomunikasi secara langsung dengan subjek yang diteliti serta mengamati mereka dari awal sampai akhir proses penelitian. Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2006: 10-11) adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan pelaku manusia berlangsung sebagai sumber data.

(21)

19

e. Proses sama pentingnya dengan produk

Merujuk pada beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengharapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat menemukan cara tentang peningkatan kemampuan konsep bilangan anak kelompok B TK Al-Istiqoomah tersebut melalui penggunaan metode proyek dalam kegiatan memasak. Hasil dari penelitian ini dideskripsikan kedalam bentuk karya tulis ilmiah (skripsi).

B.Prosedur Penelitian

Berikut ini digambarkan penelitian model spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012: 16) untuk memperjelas siklus tindakan yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas.

Tabel 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012: 16)

Bagan di atas menjelaskan bahwa siklus akan dilaksanakan secara berkesinambungan samapai peneliti menemukan pemecahan masalah yang bisa merubah proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, sehingga permasalahan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Refleksi

Pengamatan SIKLUS III

(22)

20

yang terjadi dapat diperbaiki secara optimal. Peneliti juga dapat menemukan jalan keluar untuk menemukan rencana tindakan yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka beberapa tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu:

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti dan guru merumuskan persiapan penggunaan metode proyek dalam kegiatan memasak untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan 1-20 pada anak. Adapun langkah-langkah dalam persiapan kegiatan ini adalah merumuskan kegiatan peningkatan kemampuan memahami konsep bilangan 1-20 melalui kegiatan proyek memasak. Sebelum kegiatan inti dilaksanakan akan dijelaskan terlebih dahulu tentang kegiatan proyek memasak dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan proyek memasak. 2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan proyek memasak dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan dari 1-20 yang mengacu pada rencana tertulis. Peneliti mengamati seluruh kegiatan guru dan anak dengan cermat dan mencatat serta mendokumentasikan baik secara audio maupun visual semua hal yang berkenaan dengan kegiatan yang sedang berlangsung di kelas.

3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatatan atau observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak dalam hal pemahaman konsep bilangan mulai dari siklus I, siklus II sampai siklus selanjutnya hingga penelitian ini berakhir. Pengamatan bertujuan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan kegiatan di kelas sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan refleksi. 4. Refleksi

(23)

21

terdapat kekurangan-kekurangan pada pemahaman konsep bilangan 1-20 maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

C.Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Konsep Bilangan Anak Usia Dini

Dalam Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak Tahun 2010, kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini dalam mengenal konsep bilangan adalah : 1) membilang/menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 10, 2) ,membilang (mengenal konsep bilangan, dengan benda-benda) sampai 20, 3) Menunjuk lambang bilangan 10, 4) membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda, 5) meniru lambang bilangan 1-10, 6) menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 20, 7) mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan, 8) membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.

2. Kegiatan Proyek Memasak

Yang dimaksud dengan proyek dalam penelitian ini bukan merupakan metode tetapi adalah kegiatan memasak. Pengertian memasak adalah mengolah suatu bahan mentah menjadi bahan yang siap di makan dengan atau tidak menggunakan energi panas Nuriah (Priyanty, 2011 :22).

D.Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di TK Al-Istiqoomah yang beralamat di Jl. Encep Kartawiria No. 129 B RT 04 RW 08 Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Alasan memilih lokasi tersebut adalah karena peneliti sebagai pendidik di Taman Kanak-kanak Al-Istiqoomah merasakan permasalahan yang timbul akibat belum optimalnya kemampuan memahami konsep bilangan pada anak terutama di semester 2 ini.

(24)

22

akan sangat bermanfaat bagi kehidupan anak di kemudian hari. Masih rendahnya kemampuan konsep bilangan anak kelompok B TK Al-Istiqoomah juga dikarenakan guru yang kurang inovatif dalam mengemas pembelajaran anak, sehingga suasana belajar yang monoton menyebabkan anak cenderung tidak memperhatikan guru.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa dan siswi TK Al-Istiqoomah di Kelompok B dengan rentang usia antara lima sampai enam tahun. Semua anak berjumlah 14 orang yang terdiri dari 2 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Subjek penelitian ini dipilih karena pada usia lima sampai enam tahun merupakan usia yang sangat potensial untuk diberikan rangsangan pendidikan pada setiap aspek kemampuannya dan kemampuan memahami konsep bilangan merupakan salah satu kemampuan yang memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak.

E.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 160). Fungsi instrumen penelitian yaitu untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti akan melangkah pada pengumpulan data dan informasi di lapangan. Nasution (Maula, 2012: 74) mengatakan bahwa pada penelitian kualitatif peneliti adalah key instrument, ini menunjukkan bahwa peneliti menjadi kunci utama dalam pengamatan dimana penelitian berlangsung.

(25)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Anak Usia Dini Dalam Mengenal Konsep Bilangan

Variabel Sub Variabel

Indikator

Sub Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

Nomor Item

A.Konsep Bilangan 1.Berhitung 1) Anak menyebutkan urutan

bilangan 1-20 secara berurutan 2) Anak menyebutkan urutan

bilangan secara mundur 1-20 3) Anak menyebutkan bilangan

secara acak, misalnya sebelum 1 adalah 2 dan setelah 2 adalah 3 4) Anak membilang (mengenal

konsep bilangan, dengan benda-benda) sampai 20

5) Anak menunjuk lambang bilangan 1-10

6) Anak membuat urutan bilangan

1-Observasi Anak 1

2

3

4

5

(26)

Variabel Sub Variabel

7) Anak meniru lambang bilangan 1-20 dengan benda-benda

3.Kuantitas 1) Anak menyebutkan dan

(27)

Variabel Sub Variabel

yang sama jumlahnya dan tidak sama

(28)

Variabel Sub Variabel

1) Menyiapkan alat dan bahan 2) Mengkomunikasikan tema dan

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan anak

(29)

Variabel Sub Variabel

3) Mengamati anak dalam kegiatan proyek memasak

4) Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan

5) Membersihkan dan merapikan tempat kerja

1) Mengadakan tanya jawab seputar kegiatan yang sudah dilakukan

1) Anak dapat memahami konsep bilangan melalui benda-benda

(30)

Variabel Sub Variabel

Indikator

Sub Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

Nomor Item

memasak nyata

2) Anak belajar dengan cara yang menyenangkan

(31)

29

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, peneliti kemudian membuat instrumen penelitian untuk melihat kemampuan anak dalam memahami konsep bilangan, pedoman observasi kinerja guru melalui kegiatan proyek memasak, pedoman observasi penilaian anak secara keseluruhan. Instrumen kemampuan anak dalam memahami konsep bilangan dan pedoman observasi guru adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Instrumen Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam

Memahami Konsep Bilangan

No Indikator

Kriteria Penilaian

B C K

1. Anak menyebutkan urutan bilangan 1-20 secara berurutan

2. Anak menyebutkan urutan bilangan secara mundur 1-20

3. Anak menyebutkan bilangan secara acak, misalnya sebelum 1 adalah 2 dan setelah 2 adalah 3

4. Anak membilang (mengenal konsep bilangan, dengan benda-benda) sampai 20

5. Anak menunjuk lambang bilangan 1-10

6. Anak membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda 7. Anak meniru lambang bilangan 1-20 dengan

benda-benda

8. Anak menghubungkan lambang bilangan 1-20 dengan benda-benda

9. Anak mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan

(32)

30

gambar yang lebih sedikit

11. Anak menyebutkan dan membedakan 2 kumpulan gambar yang lebih banyak

12. Anak menyebutkan dan membedakan 2 kumpulan gambar yang sama jumlahnya dan tidak sama

Tabel 3.4

Instrumen Penilaian Aktivitas Guru Melalui

Kegiatan Proyek Memasak

No Uraian

Pelaksanaan

Ya Tidak Ket. 1 Guru menyiapkan alat dan bahan

2 Guru membagi anak dalam kelompok 3 Guru menjelaskan alat dan bahan yang akan

digunakan dalam kegiatan proyek memasak

4 Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok 5 Guru membagi alat dan bahan masak kepada

masing-masing kelompok

6 Guru dan anak menghitung alat dan bahan yang akan digunakan

7 Guru dan anak memulai kegiatan proyek memasak 8 Guru mengakhiri kegiatan memasak dan

(33)

31

tentang peningkatan kemampuan memahami konsep bilangan di TK Al-Istiqoomah Cimahi. Pada teknik pengumpulan data ini peneliti bersifat partisipatif kolaboratif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran Supardi (Arikunto dkk, 2012: 127). Selanjutnya Arikunto (2002: 133) menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

Menurut Sumadinata (2009: 152) ada beberapa variasi bentuk observasi yang dilkukan peneliti antara lain sebagai berikut:

a. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Observasi khusus, observasi dilakukan, ketika penelitia melakukan tugas khusus.

c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data, mencatat kegiatan yang sedang berjalan.

Pada peneltian ini, peneliti menggunakan bentuk observasi partisipasif, karena peneliti ikut serta dalam kegiatan pembelajaran pemahaman konsep bilangan 1-20.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami konsep bilangan di Taman Kanak-kanak, hambatan yang dialami dan upaya yang telah dilakukan guru selama ini. Wawancara akan ditujukan kepada guru untuk memperoleh data yang berkenaan dengan kemampuan memahami konsep bilangan melalui kegiatan proyek memasak.

3. Catatan Lapangan

(34)

32

dicatat dalam bentuk tulisan, rekaman video, foto, atau bentuk lainnya Kamarullah (Matondang 2012: 67).

4. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Arikunto (2003: 143) adalah mencari data mengenai hal-hal yang variabel berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan sebagainnya. Nasution (Asmara, 2012: 6) mengemukakan bahwa dokumentasi adalah mengumpulkan data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan catatan yang berbentuk tulisan, foto-foto kegiatan pembelajaran, rekaman video dari aktivitas yang dilakukan selama kegiatan berlangsung. Selain itu dokumentasi yang digunakan adalah Rencana Kegiatan Harian (RKH).

F. Analisis dan Validasi Data

1. Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan dan menyusun data. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk tulisan dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara reflektif, partisipatif dan kolabratif. Hopkins (Wiriatmadja, 2006: 96) mengungkapkan bahwa:

Pengolahan data dan analisis data pada penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian berlangsung dari awal sampai akhir, yaitu mulai tahap orientasi atau observasi awal sampai tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik pokok permasalahan dan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk deskriftif.

(35)

33

a. Reduksi data

Proses reduksi data dimulai dengan membuat kesimpulan dari data yang sudah diperoleh melalui hasil observasi agar mudah dipahami. Kesimpulan mengenai peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui kegiatan proyek memasak berdasarkan kategori permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang dimaksud yaitu kemampuan mengenal konsep bilangan dan peranan guru ketika melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan proyek memasak. Peneliti kemudian akan memisahkan antara data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Apabila ditemukan data yang tidak relevan dengan kebutuhan penelitian maka data tersebut tidak akan digunakan.

b. Display data

Untuk mempermudah membaca data dan pengambian keputusan , setelah reduksi data yang peneliti peroleh disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada setiap indikator kemampuan konsep bilangan. Indikator kemampuan konsep bilangan yang diteliti yaitu : berhitung, hubungan satu-satu dan kuantitas.

c. Verifikasi data

Tahap terakhir dari analisis data adalah verifikasi data yaitu menafsirkan atau mengintreprestasikan yang sudah disusun. Data yang telah disusun harus interpretasikan berdasar pada teori yang sesuai dengan hasil temuan. Hasilnya akan dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya dan berikutnya diimplementasikan pada proses pembelajaran.

2. Validasi Data

Dari penelitian ini, validasi data yang digunakan yaitu member check. Member check, yaitu memeriksa kembali kebenaran dan kesahihan

(36)

34

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis

peneliti melalui data- data yang telah dikumpulkan ketika tindakan berlangsung. Peneliti akan membandingkan analisis yang telah diperoleh dengan dosen yang mempunyai pandangan dan pemikiran yang sama dengan penelitian ini.

Audit trial yaitu memeriksa catatan yang ditulis peneliti atau memeriksa

(37)

114

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui kegiatan proyek memasak yang dilakukan di TK Al-Istiqoomah, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi awal kemampuan mengenal konsep bilangan di TK Al-Istiqoomah sebelum digunakannya kegiatan proyek memasak belum optimal hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pra siklus sebanyak 4 anak atau % berada pada kategori baik, 7 anak atau 50 % berada pada kategori cukup dan 3 anak atau 21 % berada pada kategori kurang. Belum optimalnya kemampuan mengenal bilangan kelompok B TK Al-Istiqoomah dikarenakan guru yang kurang inovatif dalam mengemas pembelajaran anak, sehingga suasana belajar yang monoton menyebabkan anak cenderung tidak memperhatikan guru.

(38)

115

sekaligus 2 kelompok dan ada guru yang mendokumentasikan seluruh proses memasak dari awal sampai akhir.

3. Kondisi akhir kemampuan mengenal konsep bilangan di TK Al-Istiqoomah setelah digunakannya kegiatan proyek memasak menunjukkan peningkatan yang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi setiap siklus dimana pada setiap siklus memperlihatkan peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan yang baik. Hasil observasi pasca siklus I menunjukkan bahwa anak yang berada pada kategori baik sebanyak 7 anak atau 50%, anak yang berada pada kategori cukup sebanyak 6 anak atau 43% dan anak yang berada pada kategori cukup sebanyak 1 anak atau 7%. Pasca siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok B yang baik dengan hasil observasi sebanyak 10 anak atau 64% berada pada kategori baik dan 4 anak atau 36% berada pada kategori cukup dan tidak ada anak yang berada pada kategori kurang. Meningkatnya kemampuan bilangan anak disebabkan karena penggunaan kegiatan proyek memasak yang memiliki kelebihan antara lain: belajar memasak bisa meningkatkan kreativitas, ketangkasan dan kemampuan kerjasama anak, rasa percaya diri anak akan meningkat bahwa mereka dapat berkontribusi dalam menghidangkan menu untuk keluarga, aktivitas memasak bisa mempererat hubungan orang tua-anak, guru-anak, anak dengan teman-temannya, dengan memasak sendiri, anak akan lebih menghargai makanan, kegiatan memasak akan menambah pengetahuan anak tentang bahan makanan baik nabati maupun hewani, mengajarkan anak membaca dan membacakan resep, berhitung dan menakar bahan makanan, mengenal berbagai jenis bumbu dapur dan bahan makanan dan sebagainya.

(39)

116

B.Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil peneltian, maka dapat dikemukakan beberapa saran untuk dijadikan sebagai masukkan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun saran tersebut antara lain:

1. Guru

a. Guru hendaknya mempelajari dan menggunakan berbagai teknik dan strategi pembelajaran yang berbeda agar kegiatan pembelajaran tidak monoton dan dapat menarik minat anak untuk memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.

b. Pada pelaksanaan kegiatan proyek memasak guru harus merancang pembelajaran dengan baik seperti penataan kelas, pengelompokkan anak, penggunaan alat dan bahan disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan supaya kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami tujuan kegiatan tersebut.

2. Pihak Sekolah

Ketersediaan alat dan sumber belajar harus lebih diperhatikan, supaya kegiatan belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik, sehingga anak semakin bersemangat dan antusias dan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

3. Peneliti Berikutnya

(40)

117

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, dkk. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Adiningsih, 2008. Permainan Kreatif Asah Kecerdasan Logis-Matematis.

Bandung: PT Karya Kita.

Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (untuk Guru). Bandung: Yrama Widya. Anggraeni, R. 2011. Efektivitas Math Manipulative Terhadap Kemampuan

Operasi Penjumlahan Bilangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Anggraeni, 2011. Pengaruh Penggunaan Media Manipulative Terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmara. B 2012. Penggunaan Alur Angka Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Pada Anak Kelompok A TK Khadijah Kecamatan Wonokromo Surabaya. Artikel Skripsi Jurusan PGPAUD. FIP. ejournal. unesa.ac.id.

Abdah.R. 2013. Kegiatan Cooking Class Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B TK Succes Kecamatan Rungkut Surabaya. Skrips. Program Studi PGPAUD. FIP. Universitas Negeri Surabaya. ejournal. unesa.ac.id.

Coughlin, et all, 2000. Menciptakan Kelas Yang berpusat Pada Anak 3 – 5 Tahun. Alih Bahasa Juwita dkk. Jakarta: CRI Indonesia.

Copley, V. 2001. The Young Children and Mathematics. Washington DC. NAEYC.

Depdikbud, 2003. Didaktik Metodik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Katz and Chard. 1991. Engaging Children’s Minds (The Project Approach). New Jersey: Ablex Publishing Corporation.

(41)

118

Hanafiah. (2008). Masalah Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Universitas Islam Nusantara.

http://www.koskosanku.com/artikel/lifestyle/32/409/memasak-latih-ketrampilan-anak. (Diakses, 23 April 2010).

(http//:desicandra.wordpress.com/2010/07/26/cooking class).(Diakses, 08 September 2013).

Kurniasih, I. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung : EDUKASIA.

Priyanty, L.D. 2011. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Pengukuran Melalui Kegiatan Memasak di Raudhatul Athfal (RA). Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Putra, dkk. 2012. Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN. Jakarta: Balai

Pustaka.

Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta..

Masitoh, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta. Penerbit Universitas Terbuka.

Maleong, L. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Muslihuddin, 2009. Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &

Sekolah.Bandung:Rizqi Press.

Muthoharoh (2013) “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui

Kegiatan Memasak (Cooking Class) pada Anak TK Tunas Bangsa Kelompok B Kecamatan Sooko Mojokerto”. Skrips. Program Studi PGPAUD. FIP. Universitas Negeri Surabaya. ejournal. unesa.ac.id.

Maula, N. 2012. Meningkatkan Musikalitas Anak Melalui Kegiatan Bermain Angklung Badud. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Matondang, E. 2012. Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam Mengenal Konsep Bilangan Melalui Pemanfaatan Multimedia Interaktif Gcompris.Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

(42)

119

Kelompok A di TK An Nur Kecamatan Trenggilis Mejoyo Surabaya. Artikel Skripsi Jurusan PGPAUD: Universitas Negeri Surabaya. Internet. Nurlaily, S. 2006. Proses Pembelajaran dengan Metode Proyek Melalui Kegiatan

Berkebun dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, Tesis. Bandung: PASCASARJANA UPI.

Novitasari, P. 2007. Memfasilitasi Proses Belajar Anak Melalui Kegiatan Memasak. Tugas Akhir PGTK FIP UPI. Bandung. Nasution, N. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Solehuddin, M. 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudono, A. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta. PT. Grasindo.

Santrock. 2007Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sriningsih, N. 2008. Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas.

Santosa, T. 2009.Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Lotus Mandiri.

Solihah, Olis. 2009. Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Kreativitas Anak. Skripsi Program Studi PGPAUD. Tidak diterbitkan.

Sukmadinata, Nana S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rohayah, dkk. 2009. Math at Home (Panduan Bagi Orang Tua dalam Pembelajaran Matematika kepada Anak). Yogyakarta: Media Grafika Utama.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas (untuk meningkatkan kinerja guru dan dosen). Bandung: Remaja Rosdakarya. Windri, E.D. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Proyek Memasak Untuk

Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Pada Kelompok A. Skripsi Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. FIP. Universitas Negeri Malang. Google Cendekia.

Gambar

Tabel 4.22  Data Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Penggunaan Metode Proyek Dalam Kegiatan
GAMBAR DIAGRAM
Tabel 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012: 16)
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Anak Usia Dini Dalam Mengenal Konsep Bilangan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada teman-teman Mahasiswa S2 Teknik Geofisika : Adhilaksana, Kusnahadi, Nanang, Eko Ari, Dedy, Sabri, Imam, Deni, Erfan, Andri dan Johan

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, sifat mekanik dari komposit dengan orientasi serat 0˚/90˚ memiliki kekuatan geser antar laminasi, kekuatan lentur, dan

Penentuan identifikasi sehat ataupun sakit seperti dijelaskan diatas sekaligus menjawab pertanyaan mengapa dalam penentuan batas nilai ambang untuk jumlah

tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat. mempengaruhi sikap disiplin pada setiap kegiatan

Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan bahwa dalam proses interaksi

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai thitung sebesar (1,729) < ttabel (2,030) dengan p > 0,05; namun jika menggunakan α = 10% (0,10) maka nilai ttabel

Daratan selain memiliki potensi sebagai sumber pakan, juga berpotensi menghasilkan termal yang membantu burung terbang lebih tinggi, sedangkan lautan merupakan barrier yang

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau