KINERJA LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN BIDAN DESA DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIANJUR
(Analisis Evaluatif Atas Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa
Di Kabupaten Dati II Cianjur)
TESIS
Diajukan untuk mcmenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
Drs. SUDADIQ NEM: 979605
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
DISETUJUI OLEH
PEMB/IMBING 1
Prof. DTR/H. Enekoswara, M.Ed
PEMBIMBING II
•' t'
Prof. DR. H. Achmad Sanusi. SH, MPA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
MSETUJUI DAN DISAUKAN OLEII KETUA PROGRAM ST.UDI
ADMIN1STRASI PENDIDIKAN
I
J PMjU^.
Prof. Dr. H. E. Kusmann, M.Pd.
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANJ>UNG
ABSTRAK
Sudadio, (1999). KINERJA LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN BIDAN DESA DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIANJUR. (Analisis
Evaluatif atas Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa Di Kabupaten
Daerah Tingkat II Cianjur).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menganalisis prestasi
kinerja lulusan program pendidikan Bidan Desa dalam memberikan pelayanan
perawatan kehamilan (Ante Natal Care) dan pertolongan persalinan (Fartus), serta
mengungkapkan dan menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap
kinerja Bidan Desa tersebut.
Untuk mendukung tercapainya tujuan ini, diperlukan kajian teoritis yang
relevan dengan lingkup penelitian yang peneliti lakukan. Sehubungan dengan itu
penelitian ini dilandasi oleh kajian teori produktivitas,kajian teori tentang kinerja,
kajian teori tentang motivasi dan kajian teori tentang kebutuhan manusia
Berdasarkan teori-teori ini peneliti merangkum berbagai konsep yang digunakan
sebagai pedoman/pembanding dalam menentukan tingkat dan kualitas kinerja
serta faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja Bidan Desa di
Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur.
Kemudian agar tujuan dan pertanyaan penelitian dapat terjawab, peneliti
menggunakan pendekatan penelitian metode deskriptif dengan analisis kualitatif
naturalistik terhadap data yang diperoleh dari sumber data yaitu: 10 orang Bidan
Desa yang terdiri dari dua tahun angkatan kelulusan, 4 orang Kepala Puskesmas,4
orang kader kesehatan/kader posyandu, satu orang Kepala Seksi Kesehatan
Keluarga (Kesga) Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur. Dimana
untuk mendapatkan data /informasi yang dibutuhakan peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data berupa, wawancara, observasi dan penilaian dokument.
Dari hasil analisis data penelitian dan pembahasan , ditemukan
pokok-pokok penelitian berupa; ... (1) Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa
tahun 1992/1993 terhadap pemeriksaan kehamilan yang pertama (Kl) adalah
masuk katagori " baik " namun masuk katagori "kurang " untuk pemeriksaan
kehamilan yang keempat kalinya (K4) dan terhadap pertolongan persalinan, (2)
Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa tahun 1993/1994 baik terhadap
Kl maupun terhadap K4 adalah masuk katagori "baik", akan tetapi masih masuk
katagori " kurang " untuk pertolongan persalinan, (3) sedangkan terhadap
penerapan standar mutu pelayanan yang diberikan oleh Bidan Desa adalah masuk
katagori " cukup " untuk pelayanan ante natal care dan katagori " kurang "
untuk pertolongan persalinan, (4) faktor -faktor yang paling berpengaruh terhadap
kinerja Bidan Desa secara umum ditemukan dua faktor utama yaitu; Faktor
organisasi dan faktor individu Bidan Desa itu sendiri.
Selanjutnya , untuk memperbaiki " Prestasi " kinerja lulusan pendidikkan
Bidan Desa dan mngurangi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
Bidan Desa tersebut, peneliti merekomendasikan beberapa hal seperti. (a) Tinjau
kembali penetapan target program yang menggunakan data proyeksi, karena
terlalu menyimpang dari data riil, untuk ini direkomendasikan agar menggunakan data riil dengan probability 0,05-0,01 persen, (b) Perbaiki pola pendekatan yang dilakukan selama ini yang lebih berorientasi kepada tugas semata untuk lebih berorientasi kepola pendekatan yang brsifat "Familier" terhadap masyarakat yang dilayani, (c) Berikan daya dukung dan peluang yang memadai dan menjamin kebutuhan Bidan Desa dalam menjalankan tugasnya serta adanya kepastian kepada Bidan Desa Pasca PTT, (d) Kepada lembaga pendidikan kesehatan yang sudah memulai kegiatan pendidikan diploma tiga kebidanan, hendaknya agar lebih menekankan kepada pola pembelajaran "Publich Health Nursing For Safe
Motherhood ".
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATAPENGANTAR i
UCAPAN TERIMA KASIH "»
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Permasalahan dan pertanyaan penelitian 8
C. Tujuan, keluaran dan kegunaan penelitian
11
D. Kerangka Penelitian 12
E. Asumsi penelitian I7
BAB II: TINJAUANPUSTAKA 18
A. Pengantar
18
B. Konsep Administrasi Pendidikan 19
C. Konsep Produktivitas
22
1. Konsep Produktivitas Pendidikan
22
2. Konsep Produktivitas SDM
26
3. Pengukuran Produktivitas SDM
29
4. Peningkatan produktivitas SDM 31
a. Peningkatan produktivitas melalui pendekatan sistem ... 31
b. Peningkatan produktivitas perorangan 33
c. Peran organisasi dan manajemen dalam peningkatan
produktivitas SDM 34
d. Peran TQC dalam meningkatkan produktivitas SDM 35
e. Motivasi, disiplin dan etika kerjauntuk meningkatkan
produktivitas SDM 41
D. Kajian teoritis tentang Kinerja (Perfomance) 47
1. Konsep kinerja (Perfomance) 47
2. Penilaian kinerja (Perfomance Apraisal) 52
3. Konsep kinerja lulusan Program Pendidikan Bidan Desa ... 56
a. Konsep Bidan Desa 56
b. Fungsi dan Tujuan Penempatan Bidan Desa 58
c. Lingkup kinerja Bidan Desa 58
d. Penilaian dan peningkatan kinerja Bidan Desa 60
E. Kesimpulan kajian kepustakaan 71
BAB III. METODELOGI PENELITIAN 73
A. Metode penelitian 73
B. Sumber data penelitian 74
C. Alat pengumpulan data 75
D. Pedoman pengumpulan data 77
E. Cara pengumpulan data 77
F. Analisis data penelitian 79
G. Validasi temuan penelitian 80
BAB IV. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 84
A. Diskripsi Hasil Penelitian 84
1. Gambaran umum hasil penelitian 84
a. Keadaan geografis 84
b. Keadaan demografis 85
c. Keadaan Bidan Desa 85
2. Gambaran khusus hasil penelitian 85
a. Kinerja lulusan Pendidikkan Bidan Desa di
Kabupaten Dati II Cianjur dewasa ini 85
1) Kinerja lulusan pendidikan Bidan Desa dalam
pelayanan perawatan kehamilan 85
2) Kinerja lulusan Bidan Desa dalam hal
pertolongan persalinan 87
b. Cara penetapan standaart kinerja lulusan pendidikan
Bidan desa di Kabupaten Dati II Cianjur 89 c. Analisis kualitas kinerja lulusan pendidikan Bidan
Desa di Kabupaten Daerah Tingkat U Cianjur dalam hal perawatan kehamilan dan pertolongan
d. Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja Bidan desa di Kabupaten Dati II Cianjur 90
B. Pembahasan Hasil Penelitian 93
1. Kinerja lulusan pendidikan Bidan Desa di Kabupaten Dati
II Cianjur dewasa ini 93
a. Kinerja aktual lulusan program pendidikan Bidan Desa
dalam pelayanan perawatam kehamilan 93
b. Kinerja aktual lulusan program pendidikan Bidan Desa
dalam pelayanan pertolongan persalinan 96
2. Penetapan Standar kinerja Lulusan pendidikan
Bidan Desa 99
3. Kualitas aktual lulusan program pendidikan Bidan Desa dalam memberikan perawatan kehamilan dan pertolongan
persalinan di Kabupaten Cianjur 101
4. faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja
Bidan Desa 102
C. Rangkuman Hasil Penelitian 105
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 107
A. Kesimpulan 107
B. Rekomendasi
^<^.;.,iri..r)...v>^
113
'- ;•• '. \{K'"l PC.. "' V>.
DAFTAR PUSTAKA
/'•,?
Ah 4
'» ?j i;
V'".- ',;•, -•--''"
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1
Kinerja aktual lulusan pendidikan Bidan Desa tahun 1992/1993 dalam
hal perawatan ibu hamil di Kabupaten Dati II Cianjur, April
1998-Maret 1999 86
2. Tabel 2
Kinerja aktual lulusan pendidikan Bidan Desa tahun 1993/1994 dalam
hal perawatan ibu hamil di Kabupaten Dati II Cianjur Priode April
1998 - Maret 1999 87
3. Tabel 3
Kinerja aktual lulusan pendidikan Bidan Desa tahun 1992/1993 dalam
hal pertolongan persalinan periode April 1998 -Maret 1999 di
Kabupaten Dati II Cianjur 88
4. Tabel 4
Kinerja aktual lulusan pendidikan Bidan Desa tahun 1993/1994 dalam
hal pertolongan persalinan periode April 1998 -Maret 1999 di
Kabupaten Dati II Cianjur
88
5. Tabel 5
Penerapan standar mutu pelayanan perawatan ibu hamil dan
pertolongan persalinan di Kabupaten Dati II Cianjur periode April 1998
-Maret 1999 89
6. Tabel 6
Perbedaan terget proyeksi dengan target riil ibu hamil diwilayah kinerja
Bidan Desa Priode April 1999 Di Kabupaten Dati II Cianjur 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Performance (Kinerja) 6
2. Kerangka penelitian 14
3. Kerangka penelitian II 15
4. Kerangka Berpikir 16
5. Asumsi penelitian 17
6. Produktivitas pendidikan 23
7. Fungsi administrasi pendidikan 25
8. Productivity 27
9. Produkivitas 28
10. Sarana peningkatan produktivitas 35
11. Pengendalian mutu tepadu 38
12. Variabel performance 51
13. Penilaian kinerja 55
14. Aspek yang berpengaruh terhadap kinerja 56
15 Penilaian dan peningkatan kinerja 60
16 Hubungan kemampuan, motivasi dan kinerja 61
17 Tentang motivasi 64
18 Teori motivasi 65
19 Kebutuhan dan motivasi 67
20 Herarki kebutuhan manusia 67
21 Uraian kebutuhan manusia 69
22 Hubungan individu-organisasi terhadap kinerja
70
23 Proses pencapaian Kualitas
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi penelitian.
2. Pedoman wawancara terhadap Bidan Desa.
3. Pedoman wawancara terhadap Kepala seksi kesehatan keluarga dan kepala
puskesmas.
4. Pedoman penilaian dokumen.
5. Pedoman wawancara terhadap kader kesehatan/tokoh masyarakat.
6. Pedoman observasi.
7. Surat pengantar dari Rektor IKIP Bandung.
8. Surat rekomendasi dari Direktorat Sospol Bandung dan Kantor Sospol
Kabupaten Cianjur.
9. Surat izin penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Dati H Cianjur.
10. Daftar riwayat hidup peneliti.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional sebagaimana yang disebutkan di dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV, yaitu : "Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan
umum, serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial". (Depdikbud, 1990).
Agar tujuan ini dapat terwujud, maka diperlukan suatu kemampuan dan
keterampilan atau keahlian tertentu yang bermanfaat dalam menunjang
pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional seperti
yang tercantum dalam GBHN tahun 1998 yaitu :
"Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu, manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berbudi pekertiluhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bartanggung jawab, produktif sehat jasmani dan rohani". (Depdikbud,
1993 : 386).
Sedangkan bila hal ini dihubungkan dengan tujuan Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) adalah ..."Bertujuan untuk tercapainya kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk Indonesia agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional"
Bila ketiga tujuan ini dihubungkan, maka jelaslah bahwa baik tujuan pembangunan nasional, tujuan pendidikan nasional maupun tujuan sistem kesehatan nasional, yang pada akhirnya adalah untuk terciptanya suatu bangsa
yang sehat jasmani dan rohani, bertitik tolak dari derajat kesehatan yang baik
seseorang akan mampu untuk berpikir dan berbuat yang positif, kreatif, terampil, produktif dan berkualitas.
Agar tujuan pendidikan dan tujuan kesehatan nasional dapat dicapai, maka
pemerintah telah mencetuskan salah satu konsep kebijaksanaan dibidang
kesehatan dikenal dengan sebutan SBS 2000 (Sehat Bagi Semua Tahun 2000). Dimana konsep ini merupakan penjabaran dari konsep yang dicetuskan dan
disepakati di Alma Ata pada tahun 1978 oleh badan WHA (World Health Assembling) yang dikenal dengan sebutan HFA 2000 (Health For All tahun 2000), yang di Indonesia bentuk operasional dari konsep ini adalah berupa terlaksananya kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu KIA-KB) yang dilaksanakan setiap bulan sekali. "Namun demikian kecil kemungkinan SBS 2000
akan tercapai", hal ini cukup beralasan karena pihak Depkes RI sudah
meluncurkan kebijaksanaan baru berupa "Indonesia sehat 2010".
Akan tetapi untuk kelancaran konsep operasional ini, pemerintah membuat suatu kebijaksanaan berupa dengan adanya program pendidikan Bidan Desa, yang proses pendidikannya dilaksanakan selama satu tahun dengan input calon siswa
adalah dari lulusan Sekolah Perawat Kesehatan dimana proses pendidikan tersebut
dilaksanakan dalam kurun waktu antara awal Pelita V dan hingga awal Pelita VI
dengan jumlah lulusan pada saat akhir program diperkirakan dapat memenuhi
akhir dari penempatan bidan di desa tersebut adalah agar dapat menjangkau serta
memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif) kepada masyarakat khususnya dalam pelayanan perawatan kehamilan dan pertolongan
persalinan.
Penempatan bidan di desa dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, karena mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar
berada di pedesaan dengan kondisi ekonomi dan latar belakang pendidikan relatif
rendah. Sehingga hal ini akan berdampak rendahnya tingkat pemahaman dan jangkauan/cakupan pelayanan KIA/KB kurang dari standar yang diharapkan.
Bila tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya memanfaatkan sistem pelayanan kesehatan yang baik terutama dalam hal " ante natal care"
(perawatan masa hamil) dan pertolongan persalinan ditenaga kesehatan umumnya
dan Bidan Desa khususnya, maka hal ini akan berdampak terhadap masih
tingginya "angka kematian bayi (infant mortality rate) dan angka kematian ibu
(mother mortality rate)".
Hal ini terbukti dengan masih tingginya kematian bayi (infant mortality
rate dan angka kematian ibu (mother mortality rate), yakni : "IMR tahun
1996 secara nasional 58 perserib kelahiran, untuk Jawa Barat 66, 5 perseribu
dan Kabupaten Cianjur 75 perseribu sedangkan kematian ibu 421/100.000
kelahiran hidup (nasional) sedangkan untuk Cianjur lebih besar dari itu
Padahal secara nasional angka kematian ini dapat menurun menjadi 48
perseribu untuk kematian bayi, dan 225 perseratus ribu kelahiran hidup untuk
kematian ibu pada tahun 1999. (Dinkes Cianjur, 1997 : 2).
Khususnya untuk Kabupaten Tk. II Cianjur pada tahun 1996/1997,
terdapat penduduk 1.859,867 jiwa dengan ibu hamil 56.732 jiwa, ibu bersalin
54.154 orangfbayi 51.575 jiwa, balita 1-5 th. 239.761 orang. (Dinkes Tk. II,
1997 : 3).
Bertitik tolak dari data dasar ini, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten
Cianjur menentukan target/standar cakupan pelayanan yang berhubungan dengan
"ante natal care dan pertolongan persalinan dengan cara membagi habis dari
jumlah ibu hamil dan ibu yang akan melahirkan terhadap tenaga kesehatan
khususnya bidan desa yang ada".
Selanjutnya dari hasil pembagian tersebut baru kemudian didistribusikan
kepada Bidan Desa di wilayah kerjanya masing-masing, yang merupakan
target/standar pelayanan baku yang harus dicapai oleh Bidan Desa.
Dengan demikian, berdasarkan standar tersebut, sekaligus akan
menggambarkan baik/tidaknya produktivitas kinerja Bidan Desa, baik ditinjau
dari kuantitas maupun dari aspek kualitas pelayanannya.
Yang mana dari data yang ada, ternyata kinerja Bidan Desa di Kabupaten
Tk. n Cianju Yakni:.." cakupan pelayanan terhadap ante natal care 70,4%
kategori" ke 1 dan ke 4, pertolongan persalinan oleh bidan desa baru 22,93% dari
total yang dilayani oleh tenaga kesehatan sebanyak 42,8%. (Dinkes Cianjur,
Dengan demikian cakupan pelayanan yang di berikan oleh Bidan Desa
masih "jauh dari yang diharapkan" dimana yang semestinya pelayanan oleh
tenaga kesehatan terhadap pertolongan persalinan adalah dari 80% dari total yang
dilayani.
"Karena saat ini angka tertinggi pertolongan persalinan adalah yang
ditolongoleh dukunperajiyaitu 82,8%". (Dinkes Tk. II, 1997 : 6).
"Bila hal ini dihubungkan dengan jumlah Bidan Desa yang di Kabupaten
Tk. II Cianjur pada tahun 1996/1997 sudah mencapai 87,6% dari desa yang ada
sudah ditempati Bidan Desa". (Dinkes Tk. IL 1997 : 2).
Dari data ini terlihat tingkat produktivitas kinerja Bidan Desa di
Kabupaten Tk. II Cianjur sangat rendah, khususnya dalam pertolongan persalinan
dan mutu pelayanan yang diberikan.
Menurut Gibson, Ivan Cevich, Donnely, (1985 : 57), bahwa "that an
employees behavior (B) is afunction of indivudual (i), organizational (o) and
psychhological (P) variabel, (B = f (i.o.p)". Konsep ini menekankan, bahwa
variabel individu, organization dan psikologis sangat berperan terhadap kinerja
seseorang. Konsep ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Dubrin, (1990 : 293),
bahwa .... "Performance merupakan fungsi dari Ability dan motivation" Ability
berarti masuk dalam kelompok individu variable, sedangkan motivation masuk
dalam kategori psichological variabel
Sedangkan Stephen Robbins, (1989 : 174), mengatakan bahwa .... "
Dimensi kinerja adalah gabungan dari motivasi ability dan opportunity"
Bila konsep-konsep ini dihubungkan dengan kinerja Bidan Desa jelas akan
Desa sebagai yang berada dalam suatu (organisasi) dan Bidan Desa yang
mempunyai kemampuan intelektual (psikologis), yang mana kinerja Bidan
Desapun akan sangat ditentukan oleh variabel ability (kemampuan) dan
motivation (dorongan) untuk mempunyai peranan dan kemampuan dalam
melaksanakan tugasnya
Sedangkan menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinichi, (1992 : 101),
yakni : ..."Kinerja tergantung pada pengaturan upaya (effort), kemampuan
(ability), dan keterampilan (skill)", seperti divisualiasikan dengan gambaran
berikut:
Kemampuan
(ability) w
Upaya (effort)
w
Kinerja (Perfomance)
k
w
Keterampilan
(Skill) w
Robert Kreitner, Angelo Kinichki Gambar: 1
Mengingat saat ini cenderung cakupan pelayanan perawatan kehamilan
dan pertolongan persalinan yang ditolong oleh bidan desa tergolong masih cukup
rendah.
Belum lagi ditinjau dari mutu pelayanan yang diberikan oleh Bidan Desa
Yakni: ... "ante natal care rata-rata baik baru 6,12 % katagori baik, dan
pertolongan persalinan, 22,93% adalah kategori baik" (Dinkes Cianjur, 1997 : 3). Atas dasar indikator-indikator inilah penulis tertarik untuk meneliti tingkat produktivitas kinerja Bidan Desa dengan fokus perhatian tertuju pada indikator
prenatal care dan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh Bidan Desa.
Sebagai alasan kenapa kedua masalah ini menjadi fokus perhatian, karena
indikator ini merupakan indikator utama (base indicator for health) dalam
pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Hal ini dikatakan base indicator for health, karena pembentukan sumber
daya manusia yang sehat jasmani dan rohani, yang artinya diharapkan akan
tumbuh generasi-generasi penerus pembangunan yang unggul, produktif,
profesional dan berkualitas dapat dimulai sedini mungkin yaitu sejak terjadinya
konsepsi. Karena sejak konsepsi ini proses pendidikan sudah dapat dimulai hingga
akhir hayat (PSH).
Hal ini sejalan dengan hakekat pendidikan sepanjang hayat (life long
educational) yang mana kenyataan memberi petunjuk mengenai pentingnya
belajar sepanjang hayat (life long learning) di dalam kehidupan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar (learning needs) dan kebutuhan pendidikan
(educational needs). Dengan demikian pendidikan sepanjang hayat adalah :...
" kegiatan pendidikan yang dilakukan sejak dini (sejak dari dalam kandungan)
hinggameninggaldunia" (H. D Sudjana, 1991 : 175).
Belajar sepanjang hayat (life long learning) sebagaimana yang
yakni :..." Belajar sepanjang hayat merupakan perbuatan manusia secara wajar
dan alamiah yang prosesnya tidak selalu memerlukan kehadiran guru,
pendidik/pamong belajar ".
Agar proses pendidikan ini dapat dilaksanakan sejak dini, maka salah satu
usaha yang dapat dilakukan adalah dengan dilakukannya prenatal care secara
teratur ke tenaga kesehatan khususnya Bidan Desa selama ibu mengandung
anaknya, yang kemudian dilanjutkan dengan proses pertolongan persalinan
ditolong oleh bidan. Bila hal ini betul-hetul terlaksana sesuai harapan, maka
diharapkan segala kelainan dan penyakit pada saat janin dalam kandungan hingga
dilahirkan ke dunia dan pada saat ibu hamil serta pada saat persalinan, secara dini
akan dapat diketahui dan ditindak lanjut secepat dan setepat mungkin. Bila hal ini
betul-betul dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, maka pada
akhirnya kinerja Bidan Desa baik kuantitas maupun kualitas akan semakin
produktif dan berkualitas baik, kalau kuantitas dan kualitas kinerja Bidan Desa
sudah "cukup baik" pada gilirannya tujuan pembangunan dan tujuan pendidikan
nasional akan tercapai sebagaimana mestinya.
B. Permasalahan Dan Pertanyaan Penelitian
Memperhatikan berbagai masalah mendasar yang berhubungan dengan
kinerja Bidan Desa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas terayata masih perlu
peningkatan dan pembinaan secara seksama. Hal ini terbukti dengan rendahna
jakupan pelayanan perawatan ibu hamil ( Ante Natal Cere) dan pertolongan
persalinan yaitu:baru mencapai 70,4%, dan 22,93% dari pelayanan yang
Padahal 330 desa yang ada di Kabupaten DT 11 Cianjur ternyata sudah
ditempati sebayak 87,6% oleh bidan desa. Bidan desa merupakan tenaga terdepan dalam pelayanan kesehatan yang diapandang mampu untuk memenuhi target /standar perawatan ibu hamil dan pertolongan persalinan masing-masing
dengan target 90 dan 70% untuk target perawatan ibu hamil dan pertolongan persalinan. Bila hal ini dapat dicapai akan berdampak terhadap penurunan kematian bayi ( Infant mortality rate) dari 75/ seribu menjadi 48/seribu dari kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian ibu (Mother mortality rate) dari 421/100000 menjadi 225/100000 Pada tahun 1999 baik Kabupaten Cianjur
maupun tingkat Nasional
Kendala ini tidak mudah dicapai "malahan hampir tak mungkin dicapaf\ hal ini dikarenakan pada saat ini negara indonesia sedang dilanda krisis ekonomi, yang berdampak terhadap segala aspek kedihupan masyarakat,
baik di desa maupun di kota. Belum lagi kendala ini diperburuk dengan berbagai masalah seperti: latar belakang pendidikan masyarakat desa
relatif rendah, tingkat kepercayaaan masyarakat desa yang masih cukup
mempecayai dukun peraji, dan masalah individu Bidan Desa itu sendiri
yang relatif masih muda, masalah pengalaman kerja Bidan Desa relatif sangat
kurang masalah motivasi dan pemenuhan kebutuhan personal (personal
needs), terkadang saling bertentangan dengan tuntutan pemenuhan target program,
dan akhirnya masalah geografi dan tranportasi yang cukup menjadi hambatan
dalam kelancaran tugas Bidan Desa, serta masalah ekaonomi masayarakat
penduduk yang hidup dengan kategori miskin, pada hal sebelumnya hanya 25 juta
penduduk yang masuk kategori miskin.
Akhirnya, bertitik tolak dari masalah-masalah inilah peneliti tertarik untuk
mengungkap dan menganalisis kondisi nyata apa yang sesungguhnya yang paling berpengaruh terhadap kinerja Bidan Desa, baik ditinjau dari aspek kuantitas
maupun dari aspek kualitas pelayanannya.
Untuk itu, berdasarkan latar belakang masalah, berikut peneliti merumuskan masalah penelitian yang berhubungan dengan :
"Apakah kinerja lulusan Program Pendidikkan Bidan Desa tahun 1992/1993 dan 1993/1994 di Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur
mencapai standar " ?
Rumusan masalah ini dikembangkan sesuai dengan sub judul tesis yaitu :
"Analisa EvaluatifAtas Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa di
Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur" dengan fokus permasalahan meliputi
kinerja Bidan Desa dalam halperawatan kehamilan (ante natal care) dan kinerja
Bidan Desa dalam hal pertolongan persalinan ".
Kemudian atas dasar latar belakang dan permasalahah, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kinerja lulusan program pendidikan Bidan Desa dalam pelayanan perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan di Kabupaten DT
II Cianjur dewasa ini ?
2. Dengan cara apakah penetapan standar kinerja lulusan pendidikan bidan desa
di Kabupaten DT II Cianjur?
3. Apakah pelayanan yang diberikan oleh bidan desa tersebut dapat memenuhi
r
4. Faktor - Faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan desa
tersebut ?
C. Tujuan, keluaran yang diharapkan dan kegunaan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganilsis kinerja lulusan program pendidikan Bidan Desa di Kabupaten TK II Cianjur, secara khusus
bertujuan sebagai berikut:
1. Mengungkapkan dan menganilisis prestasi kinerja lulusan program pendidikan Bidan Desa dalam memberikan pelayanan perawatan kehamilan
dan pertolongan persalinan.
2. Mengungkapkan dan menganalisis tentang faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja Bidan Desa tersebut.
Sedangkan sebagai keluaran dari penelitian ini, diharapkan akan ditemukan suatu sistem pengelolaan Bidan Desa yang efektif dan efisien yaitu dengan mengacu pada katagori sebagai berikut:
1. Katagori kinerja Bidan desa yang efektif (prestasi) dengan acuan standar Sebagai berikut: .
a. Kinerja Bidan Desa yang produktif. b. Kinerja Bidan Desa cukup berkualitas
c. Relevansi ilmu dan keterampilan bidan desa sesuai dengan kebuituhan masyarakat.
12
2. Katgori kenerja Bidan desa yang efisien (suasana) meliputi: a. Semangat dan gairah kerja Bidan Desa Cukup tinggi. b. Motivasi kerja Bidan Desa Cukup tinggi.
c. Dalam menjalankan tugasnya mendapat kepercayaan yang tinggi dari
masyarakat.
Kemudian setelah melakukan penelitian diharapkan menghasilkan suatu
temuan yang bermanfaat, terutama bagi peneliti sendiri dan pihak terkait lainnya,
yaitu :
1. Sebagai bahan masukkan bagi pejabat pembuat kebijaksanaan dalam
pengelolaan kinerja Bidan Desa.
2. Memberikan masukkan bagi pengelolaan Bidan Desa dalam rangka perbaikan mutu (kualitas) pelayanan yang diberikan oleh Bidan Desa tersebut.
3. Sebagai bahan masukkan untuk perbaikan dan pengembangan program pendidikan Bidan Desa dimasa yang akan datang.
D. Kerangka Penelitian
Penelitian ini berangkat dari asumsi, bahwa lulusan program pendidikan Bidan Desa merupakan tenaga kesehatan terdepan dalam sistem pelayanan
kesehatan di lingkungan Depkes RI.
Sebagai posisi terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan, seorang Bidan Desa diberi wewenang dalam menjalankan kinerjanya, dimana kewenangan
Bidan Desa tersebut mengacau kepada " Peraturai/^fenteriHfasiqhatan
/'J -,v, \^j *,,/ ..^
'/A-' 'V" •'<"> y". s\
RI"No.363/Menkes/Per/IX/1980, tentang wewenang BiUan rDasa. %J%riiana
wewenang Bidan Desa tersebut meliputi wewenak^^mtt^^^j^^^jvoig
khusus". vfc'^
^
/vwtf^
13
Adapun yang dimaksud dengan wewenang umum adalah, dimana Bidan
Desa dapat memberikan pelayanan secara mandiri, seperti : Perawatan ibu hamil,
pertolongan persalinan normal, pelayanan keluarga berencana pil KB, kondom, serta pemberian imunisasi terhadap ibu hamil dan bayi, dan Iain-lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan wewenang khusus adalah dimana Bidan Desa dalam memberikan pelayanan atas dasar order dokter (colaborative
problem), seperti : pertolongan persalinan letak sungsang pada kehamilan
multipara, pemasangan spiral, pemberian antibiotik injeksi, dan Iain-lain.
Untuk itu sebagai gambaran konstruk berfikir dalam penelitian ini, berikut peneliti visualisasikan kerangka penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian
Depkes RI
Kerangka Penelitian
Kanwil Kes
ProgaramPendidikan
Bidan Desa (PPB)
Kondisi Lulusan PPB.
Dinkes Tk I
Dinkes
Tingkat II
Kinerja Ideal Lulusan
PPB
Kinerja Aktual
Lulusan PPB
Asumsi/ LB .
Masalah
Studi Lapangan
Masyarakat
Tinjauan teori
- Produktivitas/kinerja
- teori Motivasi
- teori Kebutuhan
Masya
Depkes RI
T. Pro/Kinerja
T. Motivasi
T. Kebutuhan /adaptasi
PKM. Kecamatan Identivikasi Variabel Studi Lap. Kesimpulan/Rekomendasi KERANGKA PENELITIAN Kanwil Kes S.PBB
L. B. Masalah
T/Penelitian
— V
Kondisi Lulusan
SPPB
Pelaks. Tugas
Bahan Untuk Thesis
Dinkes TK. I
Dinkes TK. II
-Hasil Yang diharapkanSPPB
- Hasil yang diharapkan darilulusan SPPB
* Pengukuran produktivitas Kinerja lulusan SPPB
Kinerja/Standar kinerja yang ideal
Gambar 3
Variabel input dan output
KERANGKA BERPIKIR
Faktor Penunjang
—•
Pembinaan Performance bidan Desa
-Ability Bidan Desa -peran aktif masyarakat desa -Pelatihan -Supervisi -Rakor - Keterampilan merawat
ibu hamil
- Keterampilan Menolong
ibu melahirkan —> Penilaian Kinerja bidan Desa —• •—• Performa nee Ideal -Standar ideal -teknik pengukuran i^ Faktor Penghambat y r —• Penanggulangan Produktivitas Kinerja Bidan
Desa - Budaya/ kepercayaan ibu hamil - organisasi Depkes RI - pendekatan Pelayanan Familiyer - Peluang Yang
Pasti
Jumlah pelayanan perawatan ibu hamil - Jumlah ibu bersalin yang
ditolong.
Gambar 4
17
E. Asumsi Penelitian
Perfomance Bidan Desa dipengaruhi oleh budaya dan mutu pendidikan dimana mereka dididik, karena program pendidikan Bidan Desa merupakan pendidikan kedinasan kejuruan yang setingkat diploma satu.
Mengingat program pendidikan Bidan Desa merupakan pendidikan kedinasan kejuruan, sehingga proses belajarnya difokuskan untuk memenuhi tuntutan konsumen. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip kinerja Bidan Desa, yaitu bekerja atas dasar pencapian target program yang telah ditetapkan oleh induk organisasi dimana Bidan Desa itu bekerja/bertugas. Berikut peneliti visualisasikan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kinerja Bidan Desa.
Ability (Kemampuan)
—•. —• motivasi
Effort
(upaya)
PERSONAL
NEED w Perfomance
—•
w w
Skill
(Keterampilan) —• Sistem/Organisasi
Robert Krectner: (1992) Gibson Ivancevich : (1995)
BABffl
METODELOGI PENELITIAN
A. Metodelogi Penilitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kinerja Bidan
Desa beserta faktor-faktor yang paling menghambat, dengan fokus kajian
penelitian yaitu menyangkut sumber daya manusianya. untuk itu metode yang
tepat adalah metode kualitatif, yang berarti "... Suatu metode yag ditujukan untuk
memahami perilaku manusia dari sudut si pelaku sendiri." (Guba, 1987: 19 - 20:
Nasution, 1988 : 10).
Sedangkan karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen
(1982 : 27-30), meliputi; (a) sumber data langsung dari situasi yang wajar, dimana
peneliti sebagai instrumen utama, (b) bersifat deskriptif, (c) mengutamakan proses
dari pada produk, (d) analisis data secara induktif dan (e) mengutamakan makna.
Kemudian menurut Nasution, (1988: 9-11) karakteristik tersebut lebih
terperinci lagi yakni : (a) Sumber data ialah situasi yang wajar atau Natural
Setting", (b) peneliti sebagai instrumen utama, (c) sangat deskriptif,
(d) mementingkan proses maupun produk (e) mencari makna, (f) mengutamakan
data langsung atau "first hand," (g) triangulasi, (h) menonjolkan rincian
konstektuaL (i) subjek yang diteliti dipandang
berkedudukan sama dengan
peneliti, 0) mengutamakan perspektif emic, (k) verifikasi, (1) sampling yang
purpusive, (m) menggunakan audit Trail, (n) partisipasi tanpa mengganggu,
(o) mengadakan analisis sejak awal penelitian. Sedangkan karakteristik lain
74
sebagaimana yang dikemukakan oleh. Frankel, J.R, Wallen, (1990:
), meliputi;
(a) paradigma bersifat
natural, (b) pendekatan atas dasar kemampuan
berkomunikasi, (c) rancangan penelitian bersifat terbuka, (d) instrumen peneliti
sendiri yang dikembangkan dilapangan, (e) data dari hasil catatan lapangan, (f)
pengolahan data menyeluruh, reduksi dan abstraksi, (g) kesimpulan berupa
transfer, dan (h) validasi eksternal rendah.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat di sarikan bahwa penelitian kualitatif
mempunyai ciri-ciri pokok (l)pengambilan data dilakukakan dalam suasana
sewajar mungkin tanpa memanipulasi situasi; dengan peneliti sebagai instrumen
utama, (2) sampel bersifat purposive yakni diambil sesuai fokus kajian, yang
dapat memberikan informasi setuntas mungkin (redudant) dengan tidak
mementingkan jumlah, (3) hasil penelitian berupa deskripsi, yang lebih
mengutamakan proses daripada produk, (4) analisis data dilakukan secara terus
menerus untuk mencari makna yang bersifat kontektual atau sesuai dengan
persepsi subjek yang diteliti (5) hasil kesimpulan ditarik melalui proses verifikasi
dan triangulasi. Berdasarkan karakteristik tersebut, dapat dikemukakan beberapa
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini, antara lain: (1) sampel, (2)
teknik dan instrumen pengumpul data, (3) langkah-langkah penelitian, (4)
prosedur analisis data, (5) validasi temuan penelitian.
B. Sumber Data
Dalam upaya memperoleh informasi yang tuntas berkenaan; 'tte'nsan^/H^
75
berdasarkan acak yang bersifat purposif, yakni berdasarkan tujuan penelitian yang
diharapkan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan secara tuntas.
Untuk itu sampel penelitian diambil terhadap 10 orang Bidan Desa
dengan narasumber yang terdiri dari 4orang Kepala Puskesmas, 4orang Kepala
Desa atau Tokoh masyarakat lainnya, serta 2 orang dari unsur pejabat yang
berwenang dari Dinas Kesehatan Kabupaten daerah Tingkat II Cianjur.
C. Alat Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan teknik pengumpulan
data yang sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Dalam hal ini teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: Studi Dokumentasi,
wawancara dan observasi, dimana ketiga teknik ini, dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang saling melengkapi dan saling menunjang.
Studi dokumentasi digunakan untuk melacak berbagai hal yang berkaitan
dengan unsur produktivitas kenerja lulusan Bidan, misalnya kebijakan yang
berhubungan dengan pengelolaan Bidan Desa, buku panduan tentang penempatan
Bidan Desa, serta hasil Rakorda bidang kesehatan Kabupaten Cianjur. Studi
dokumentasi ini sangat penting sebagai produk nyata yang dapat memberikan
gambaran lebih jelas tentang produktivitas kenerja lulusan Program Pendidikan
Bidan Desa, yang sekaligus dapat digunakan sebagai bahan trianggulasi dan
"member check" terhadap kebenaran dari keterangan responden.
Menurut Lofland dan Moleong, (1990 : 12) sumber data utama dalam
76
melalui wawancara yang telah dipersiapkan secara matang . "wawancara adalah
kegiatan yang dapat dilakukan / dilaksanakan secara terbuka dan secara tertutup.
Adapun wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka
ditujukan untuk mendapatkan data atau informasi selengkap mungkin; sedangkan
wawancara tertutup lebih ditujukan untuk menjaga agar wawancara dapat
berlangsung tetap pada konteks permasalahan penelitian dan untuk lebih
meyakinkan kebenaran data yang bersifat spesifik. Wawancara ini dilakukan
terhadap responden sampai jauh, dalam pengertian telah mendapatkan informasi
yang benar-benar dapat menjawab pertanyaan penelitian.
Kemudian guna menambah bobot kecermatan dan agar data yang didapat
betul-betul faktuai, maka perlu dilakukan tindakan observasi atau pengamatan;
adalah" suatu kegiatan memusatkan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan
menggunakan alat indra penglihatan, penciuman, pendengaran, dan bila perlu
melalui perabaan dan pengecapan". (Suharsimi Arikunto, 1986:128). Sedangkan
menurut , "Sunaryo Kartadinata, (1988:41), observasi adalah pengamatan atau
mendengarkan perilaku individu dalam situasi atau selang waktu tertentu tanpa
memanipulasi situasi tersebut... memungkinkan dapat dilakukan analisis dan
tafsiran tertentu terhadap perilaku tersebut." Dalam kegiatan pelaksanaan
observasi peneliti berperan sebagai observasi non partisipan, artinya peneliti tidak
aktif dalam kegiatan kelompok, akan tetapi hanya berperan sebagai pengamat
terhadap apa yang terjadi didalam kelompok nyata tersebut. Selanjutnya dalam
kegiatan observasi peneliti menggabungkan antara kegiatan pengamatan langsung
77
secara cermat serta menggunakan observasi tidak langsung dengan cara melihat
dan mencatat terhadap hasil "recording and Reporting" daripada subyek
penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik pengamatan langsung
maupun tidak langsung akan sangat bermanfaat untuk mengungkapkan keadaan
situasi yang sesungguhnya.
D. Pedoman Pengumpulan Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human
instrument), karena manusia mempunyai daya adaptabilitas yang tinggi serta
responsif terhadap situasi yang terkadang dapat berubah-ubah selama kegiatan
penelitian berlangsung. Namun demikian sebagaimana telah diuraikan dalam
teknik pengumpulan data, maka instrumen penelitian ini dilengkapi dengan
pedoman wawancara, dan pedoman observasi serta pedoman penilaian
dokumentasi yang sudah disusun dengan baik oleh peneliti.
E. Cara Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga tahap, dimana tiap-tiap tahap
terdiri dari kegiatan tertentu. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Pada tahap ini dilakukakan kegiatan pra-survey ke lokasi penelitian guna
mendapatkan gambaran tentang masalah yang akan diteliti. Pada tahap ini peneliti
melakukan wawancara dengan Bidan Desa dan narasumber yang terkait lainnya.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mencakup,
78
b. mencari dasar penyusunan alat pengumpul data penelitian
c. memilih metode analisis dan pendekatan yang akan digunakan
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini dilakukan penelitian yang sebenarnya, yakni dilakukan
pengumpulan data terhadap sampel penelitian yang berkenan dengan fokus dan
tujuan penelitian, dengan cara melukakan wawancara, observasi dan pemlaian
dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Secara rinci kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. melaksanakan wawancara terhadap Bidan Desa, Kepala Puskesmas,
Pejabat Dinas Kesehatan TK II Cianjur dan terhadap tokoh
masyarakat yang ada di desa tempat bidan bertugas.
b. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan kinerja Bidan Desa
c. Mengumpulkan dan menilai dukumen yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
3. Tahap MemberChek
Kegiatan pada tahap ini adalah suatu bentuk verifikasi data, dengan cara
mengecak keabsahan atau validitas data atau informasi-informasi yang telah
dikumpulkan, adapun verifikasi data dilakukan setiap kali peneliti selesai
melakukan wawancara, dengan cara mengkonfirmasikan caatatan atau jawaban
hasil wawancara kepada responden.
Secara rinci kegiatan member chek yang peneliti lakukan antara lain:
79
b. Melakukan wawancara ulang bila ternyata informasi yang didapat dipandang belum lengkap.
F. Analisis Data Penelitian
Karakteristik analisis dalam penelitian kualitatif adalah secara induktif dan berlangsung secara terus menerus. Dengan kata lain analisis data dilakukakan dalam suatu proses. Proses dimaksud berarti pelaksanaannya sudah dimulai sejak pengumpulan data, dalam lebih intensif lagi sesudah meninggalkan lapangan,
(Moleong, 1990:104).
Kemudian analisis data dilakukan dengan prosedur yang baku seperti, "(1) Reduksi data, (2) display data, dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi,
(Nasution, 1988 : 129-130). Berikut secara rinci kegiatan prosedur analisis:
1. Tahap Reduksi
Tahap ini dilakukan untuk menelaah secara keseluruhan data yang
dihimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukanan hal-hal yang pokok dari
obyek yang diteliti yangberkenan dengan fokus penelitian.
2. Tahap Displai
Tahap ini merupaka kelanjutan dari tahap reduksi, dimana pada tahap ini
hal-hal pokok selanjutnya dirangkum dalam susunan yang sistematis sehingga
mudah diketahui makna produktivitas kenerja Bidan Desa. Dimana kegiatan
pada tahap ini meliputi; membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis
sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah, kemudian memberi
80
3. Tahap Verifikasi
Pada tahap ini dilakukakan pengujian tentang kesimpulan yang telah
diambil dengan data pembanding yang bersumber dari hasil pengumpulan
data dan penunjang lainnya.
Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis
sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya.
Adapun langkah-langkah pengolahan pada tahap ini dilakukan hal-hal
seperti menguji kesimpulan yang diambil dengan membandingkan teori-teori
para ahli, terutama teori produktivitas/kinerja yang relevan, melakukan proses
member chek dan recek mulai dari tahap orientasi hingga kebenaran data
terakhir, dan akhirnya membuat kesimpulan umum untuk dilaporkan sebagai
hasil dari penelitian dengan menggunakan patokan, "tiga kriteria persentase,
yaitu ; lebih dari 75% adalah kategori baik, 60%-74% kategori cukup dan
kurang dari 60% kategori kurang." (Suharsimi Arikunto; 1986:281).
G. Validasi Temuan Penelitian
Tingkat kepercayaan penelitian kualitatif ditentukan oleh kriteria: "...
(1) kredibilitas (validitas internal), (2) transperabilitas (validitas ekstemal),
(3) dependabilitas (reliabilitas), dan (4) konfirmabilitas (obyektivitas)".
Nasution (1988:114). Untuk itu penelitian ini diusahakan mengacu dan
81
1. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan salah satu ukuran tentang kebenaran data yang
dikumpulkan, yang dalam penelitian kuantitatif disebut validitas internal.
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan "kecocokan
konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber".
Untuk mencapai hal ini berikut tahapan yang dapat dilakukan:
a. Triangulasi, yakni "mengecek kebenaran data" dengan
membandingkannya terhadap data dari sumber lain, seperti nara sumber
yang dianggap kompoten: dalam hal ini adalah pejabat di Dinas
Kesehatan TK JJ Kab. Cianjur dan Kepala Puskesmas yang menjadi atasan Bidan Desa (responden), dengan cara mewawancarai para pejabat
tersebut.
b. Pembicaraan dengan kolega (peer debriefing). Dalam hal ini peneliti
membahwa hasil pengumpulan data dilapangan dengan teman-teman
kuliah yang tidak mempunyai kepentingan terhadap penelitian yang
peneliti lakukan.
c. Mengadakan member chek yakni pada setiap akhir wawancara terhadap
topik-topik tertentu, selanjutnya dilakukan penyimpulan secara bersama
sehingga dapat dihindari kesalahan persepsi antara peneliti dengan
sumber data. 2. Transferabilitas
Kriteria ini dalam penelitian kuantitatif disebut validitas eksternal
82
situasi lain, dengan kata lain transferabelitas disebut juga sebagai
"generalisis".
3. Dependabilitas dan konfirmabilitas
Dependabilitas adalah salah satu kriteria kebenaran dalam penelitian
kualitatif, dimana hal ini sejajar dengan reliabilitas dalam penelitian
kuantitatif. Dependabilitas bertujuan untuk menguji "konsistensi" hasil
penelitian. Artinya sebagai kriteria untuk menguji apakah penelitian ini dapat
diulang atau dilakukan ditempat yang lain dengan temuan hasil penelitian
yang sama.
Sedangkan konfirmabilitas berkenan dengan obyektivitas hasil penelitian.
Agar kegunaan dan obyektivitas penelitian kualitatif dapat dipertahankan dan
dipertanggungjawabkan, dapat dilakukan "audit trial", yakni dengan
melakukan pemeriksaan ulang sekaligus dilakukan "konfirmasi" untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai
dengan situasi nyata serta apa adanya. Dalam hal ini pembimbing sangat
menentukan dalam pelaksanaan audit trial tersebut.
Untuk
memenuhi
kriteria inipeneliti melakukan upaya-upaya berikut:
a. data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap dan
cermat.
b. Seterusnya data mentah tersebut diseleksi, dianalisis, kemudian dirangkum
83
c. Membuat "hasil sintesa data " berupa kesesuaian judul dengan tujuan
penelitian, penafsiran dan kesimpulan.
d. Melaporkan seluruh proses penelitian sejak penelitian pendahuluan dan
penyusunan disain pengolahan data hingga penulisan laporan akhir
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dibahas pada bab
IV, maka sebagai akhir dari penulisan tesis ini dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa Dalam Pelayanan
Perawatan Ibu Hamil dan Pertolongan Persalinan Di Kabupaten Daerah
Tingkat H Cianjur Dewasa ini
Sampel penelitian ini dua tahun angkatan kelulusan Bidan Desa, yaitu
lulusan tahun 1992/1993 dan lulusan tahun 1993/1994, ternyata dari dua tahun
lulusan ini mempunyai perbedaan kepegawaian, dimana lulusan tahun
1992/1993 adalah kategori Bidan Desa Pegawai Negeri Sipil, sedangkan
lulusan tahun 1993/1994 adalah kategori Bidan Desa Pegawai Tidak Tetap
(PTT).
Hasil penelitian terhadap kinerja lulusan Bidan Desa tahun 1992/1993
dalam pelayanan perawatan ibu hamil yang pertama di periksa (Kl) adalah
masuk kategori "baik", artinya kinerja Bidan Desa dalam perawatan ibu hamil
yang memeriksakan pertama kali dapat dikatakan produktivitasnya baik bila
dibandingkan dengan kriteria analisis data penelitian, akan tetapi masih masuk
kategori "kurang baik" bila dibandingkan dengan ketentuan target yang harus
dicapai oleh Bidan Desa tersebut. Begitupun terhadap pemeriksaan ibu hamil
108
yang keempat kali bila dibandingkan dengan kriteria analisis data penelitian
yang ditentukan di bab tiga, maka masuk kategori "kurang" produktif,
begitupan apabila dibandingkan dengan pencapaian target program yang harus
dicapai oleh Bidan Desa tersebut, masih kategori kurang memenuhi target atau
standar yang ditetapkan.
Selanjutnya terhadap pencapaian kinerja Bidan Desa lulusan tahun
1993/1994, terhadap perawatan ibu hamil yang pertama diperiksa dan ibu
hamil yang diperiksa yang keempat kalinya, baik dibandingkan dengan
kriteria analisis data penelitian maupun dibandingkan dengan pencapaian
standar/target program yang ditetapkan oleh Depkes RI adalah kategori
"baik," untuk Kl maupun K4 dapat memenuhi
target program yang
ditetapkan oleh organisasi Depkes. Dengan kata lain kinerja lulusan Bidan
Desa tahun 1993/1994 lebih baik bila dibandingkan dengan kinerja lulusan
Bidan Desa tahun 1992/1993 yang rata-rata masih kategori kurang baik.
Hal ini menarik bagi peneliti, karena dalam memberikan pelayanannya
kebanyakan sama-sama dilakukan di Posyandu, dimana pelayanan perawatan
ibu hamil di Posyandu adalah bersifat gratis. Kalau dilihat dari adanya
Posyandu ditiap desa melaksanakan kegiatannya rata-rata setiap satu bulan
sekali, maka sangat ironis bila pencapaian target program tidak tercapai,
apalagi yang didapatkan oleh lulusan Bidan Desa tahun 1992/1993 yang
kinerjanya lebih rendah, keduanya patut mendapatkan perhatian dengan
seksama yang ditinjau dari berbagai pihak yang berkepentingan, dalam hal ini
109
kinerjanya bidan desa diperlukan suatu pendekatan hubungan antar manusia
(human relationship) yang lebih baik lagi terutama dalam hal keberadaan
Bidan Desa yang terkesan sebagai primadona dalam pelayanan kesehatan
masyarakat terutama dalam lingkup kesehatan ibu dan anak.
Namun demikian, yang sangat perlu mendapat perhatian khusus,
adalah terhadap pencapaian target program pertolongan persalinan yang
ditolong oleh Bidan Desa, karena baik lulusan Pendidikan Bidan Desa tahun
1992/1993 maupun luluan Pendidikan Bidan Desa tahun 1993/1994, apabila
dibandingkan dengan target program maupun dibandingan dengan kriteria
pengolahan/analisis data, ternyata kinerja aktual lulusan Bidan Desa tahun
1992/1993 dan 1993/1994 adalah kategori "kurang produktif dan tidak
memenuhi terget yang ditetapkan.
Kendala ini dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti: aspek
kepercayaan masyarakat terhadap Bidan Desa relatih masing rendah, sehingga
masyarakat lebih percaya kepada dukun peraji, aspek biaya, bila melahirkan di
Bidan Desa masyarakat takut membayar, walaupun tidak semua harus
membayar (terutama saat ini ada program JPSBK) yang cukup membantu
masyarakat, aspek pribadi Bidan Desa, yang masih kurang termotivasi untuk
pencapaian target dan kurangnya daya dukung berupa sarana dan fasilitas
yang memadai dari pemerintah serta keberanian Bidan Desa untuk bertugas
di desa dan menolong persalinan relatif masih kurang, sehingga hal ini
semakin mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Bidan
110
Atas dasar kendala-kendala ini diharapkan semua pihak menyadari
betul akan besarnya sumbangan Bidan Desa terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat umumnya dan lingkup kesehatan ibu dan anak (KIA)
khususnya. Untuk itu diperlukan secara kontinyu suatu metode pembinaan dan
pengawasan yang terorganisasi dan terprogram terhadap Bidan Desa, serta
disertai dengan ditingkatkannya terus pendekatan kepada masyarakat desa
tentang kebaikan dan kekurangan bila ibu hamil dan melahirkan ditolong oleh
Bidan Desa atau dukun peraji dan yang terpenting tingkatkan terus kerjasama
terhadap dukun bayi dengan lebih menekankan kearah "mitra" kerja, sehingga
diharapkan suatu saat peran dukun peraji akan dapat diambil alih oleh Bidan
Desa.
2. Cara Penetapan Standart Kinerja Lulusan Pendidikan Bidan Desa Di
Kabupaten Dati II Cianjur
Dari hasil penelitian yang dilakuakan, ternyata penetapaan standaart
kinerja lulusan pendidikan Bidan Desa di Kabupaten Dati II Cianjur adalah
dengan menggunakan perhitungan data proyeksi. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah dalam menentukan cakupan pelayanan yang ditentukan dalam
sutau perencanaan induk organisasi. Akan tetapi timbul sutau kendala terhadap
penetapan model data proyeksi ini, dimana hal ini menimbulkan kendala berupa
terjadinya suatu penyimpangan/perbedaan yang sangat besa^nj^ahaasil
perhitungan dengan data proyeksi dengan apa yang ada/dilapangate0d|%
rill/actual).
/ ..• •.;
<V'^ ff*5** :U'
, \
I l l
3. Kualitas Kinerja Lulusan Bidan Desa Dalam Memberikan Pelayanan
Perawatan Ibu Hamil dan Pertolongan Persalinan Di Kabupaten Dati II
Cianjur
Dari hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan
dalam bab IV, ternyata kualitas kinerja lulusan Pendidikan Bidan Desa dalam
pelaksanaan perawatan ibu hamil adalah masih kurang berkualitas, begitupun
terhadap kualitas pertolongan persalinan yang dilakukan oleh Bidan Desa,
adalah masih kurang baik.
Hal ini terjadi disebaban oleh berbagai faktor, antara lain terbatasnya
fasilitas timbangan orang dewasa di Posyandu, serta terbatasnya alat untuk
mengukur tekanan darah, dan terkadang disertai adanya kelalaian dari petugas
untuk melakukan penimbangan berat badan ibu hamil. Sedangkan dalam hal
penerapan standar mutu dalam menolong persalinan terutama menyangkut
kebersihan tangan penolong dan kebersihan pasien sangat diragukan. Hal ini
dimungkinkan karena setiap ibu melahirkan selalu ditolong dirumah pasien,
yang menggunakan sarana/fasilitas yang ada di pasien yang kebersihannya
tidak bisa dijamin, sedangkan kebersihan tangan penolong masih belum dapat
dijaminkebersihannya, karena saat mencuci tangan tidak sesuai prosedur
teorisebagaaimana yang dipersyaratkan. Dari berbagai kendala ini, perlu
kesadaran tinggi dari Bidan Desa, bahwa di samping memenuhi tuntutan
kuantitas kinerja, yang tak kalah penting adalah harus disertai dengan
112
Hal ini bisa diatasi apabila fasilitas yang ada saat ini lebih dilengkapi,
dan disertai dengan pembinaan terhadap Bidan Desa agar bekerja
mengutamakan mutu yang lebih baik lagi. Karena dengan mutu pelayanan
yang baik, hal ini akan turut mempengaruhi produktivitas kinerja Bidan Desa
itu sendiri, sebab semakin berkualitas, maka kinerja Bidan Desa akan semakin
produktif, artinya masyarakat akan semakin percaya pada Bidan Desa. Bila
masyarakat sudah dapat mempercayai keberadaan Bidan Desa, maka
pencapaian target program akan semakin baik.
4. Faktor-Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap Kinerja Lulusan
Pendidikan Bidan Desa Di Kabupaten Dati H Cianjur
Adapun faktor-faktor yang paling mempengaruhi kinerja Bidan Desa,
secara umum terdapat dua faktor utama, yaitu: faktor organisasi dan faktor
individu Bidan Desa itu sendiri.
Faktor organisasi, meliputi kemampuan organisasi untuk memberikan/
menyediakan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan oleh Bidan Desa, adapun
yang paling dirasakan oleh Bidan Desa adalah: sarana dan fasilitas
pemondokan yang tidak layak untuk digunakan/dihuni baik untuk Bidan Desa
maupun untuk tempat pelayanan, sistem kompensasi (gaji PTT) selama lima
tahun terakhir tidak pernah mengalami kenaikan/perbaikan. Beban tugas yang
diberikan kepada Bidan Desa PTT terkesan lebih menjadi sorotan
dibandingkan terhadap Bidan Desa Pegawai Negeri Sipil, pembinaan yang
dilakukan oleh organisasi Depkes kualitasnya masih dirasakan sangat kurang
113
kemudian peluang dan harapan pasca PTT tidak ada kejelasan yang pasti,
kalaupun ada sifatnyatidak sesuai dengan pilihanBidan Desa PTT.
Dari aspek individu, ternyata yang paling dominan mempengaruhi
kinerja Bidan Desa adalah aspek sikap dan motivasi Bidan Desa yang
dirasakan masih sangat rendah. Hal ini dimungkinkan terjadi sebagai dampak
kurangnya daya dukung dari organisasi, dilain pihak terialu bertumpuknya
beban kerja yang diberikan kepada Bidan Desa yang kesemuanya disertai
dengan standar/target pencapaian yang banyak tidak sesuai dengan data riil di
lapangan/di wilayah kerja Bidan Desa itu sendiri.
B. Rekomendasi
Untuk mencapai kinerja lulusan Bidan Desa yang produktif dan disertai
dengan mutu pelayanan yang terjamin maka peneliti merekomendaikan beberapa
hal yang perlu disempurnakan dan ditinjau kembali, sebagai berikut:
1. Dalam Pelaksanaan dan Peningkatan Kinerja Bidan Desa Dalam Hal
Perawatan Ibu Hamil dan Pertolongan Persalinan
a. Data proyeksi
Diperlukan suatu peninjauan ulang terhadap "pola penetapan
target cakupan yang berdasarkan persentase proyeksi" yaitu: 2,97% dari
jumlah penduduk untuk ibu hamil dan 2,85 % dari jumlah penduduk untuk
ibu bersalin, dirasakan sudah sangat tidak relevan dengan data riil di
lapangan, karena dari hasil penelitian terdapat perbedaan antara data
114
penelitian/ilmu sosial yaitu: dimana angka "probability" dianjurkan adalah
0,05 - 0,01% dari data riil atau data aktual di wilayah kerja Bidan Desa
tersebut.
Adapun beberapa kecenderungan bila data proyeksi dipertahankan,
adalah kinerja Bidan Desa untuk selamanya secara objektif tidak akan
mencapai target yang diharapkan, kemudian akan mendorong
kecenderungan pembuatan laporan yang "pseudo" karena dipaksa untuk
memenuhi target padahal kenyataan di lapangan datanya sudah tidak ada
lagi, dan akhirnya "kinerja Dinas Kesehatan dalam pencapaian target
secara acuan nasional pun tidak akan pernah tercapai dan cenderung
hanya bersifat "grafik atau record" semata-mata, kemudian dengan
tingginya data proyeksi, akan membuat petugas prustasi dalam
pekeijaannya.
Alasan selanjutnya bila menggunakan data riil dengan probability
0,05 - 0,01, dari hasil penelitian ternyata menunjukkan "kinerja Bidan
Desa di Kabupaten Dati II Cianjur bisa mencapai 75 - 98%. adalah
katagori baik".Artinya kinerja Bidan Desa dapat dikatakan produktif.
Namun demikian, peneliti menyadari kekurangan dari hasil
penelitian ini, untuk itu peneliti berharap adanya kemauan peneliti lain
115
b. Terhadap rendahnya pertolongan persalinan oleh Bidan Desa
Selain disebabkan oleh tingginy data proyeksi yang ditetapkan,
terdapat juga alasan "klasik" yang dari generasi kegenerasi adalah masih
tingginya tingkat kepercayaan masyarakat desa terhadap dukun peraji, dan
adanya kesan bila melahirkan di bidan desa akan membayar mahal.
Sesungguhnya duduk persoalan tidak terietak disini saja, tapi yang
terpenting adalah belum mengenanya "program-program" yang di bawa
oleh Bida Desa di masyarakat, sebab kalau dikatakan bahwa melahirkan di
Bidan Desa akan lebih aman, alasan ini masih sulit untuk diterima di
kalangan masyarakat awam. Untuk itu diperlukan tehnik pembinaan dan
kemitraan serta alih pendekatan terhadap dukun peraji dan Bidan Desa
dengan menuntut kesadaran Bidan Desa untuk lebih menyatu dan bersifat
"familyer" ketimbang pendekatan "tugas" kepada masyarakat desa, kalau
pola ini diterapkan dan data riil digunakan maka cetusan sehat tahun 2010
secara objektifakan menjadi kenyataan.
c. Terhadap motivasi kerja Bidan Desa
Ada kesan dari berbagai pihak bahwa masih rendahnya
motivasi/semangat kerja Bidan Desa, baik yang Pegawai Negeri Sipil
maupun Bidan Desa PTT, hal ini disadari bisa saja terjadi karena pengaruh
berbagai aspek, seperti: kondisi, geografy dan demografy wilayah kerja,
pengaruh data proyeksi dengan data riil yang jauh ketimpangannya, dan
sistem upah/gaji PTT yang bersifat "statis" dari tahun ke tahun,
116
kesemua ini mau tidak mau akan mempengaruhi semangat dan motivasi
kerja BidanDesa tersebut.
Untuk ini, kiranya perlu secara seksama meninjau kembali segala
kebijakan yang telah ditetapkan dengan mengacu kepada penerapan
"manajemen suber daya manusia menyongsong era globalisasi" dengan
tetap menjalankan dan meningkatkan kuantitas serta kualitas sistem
pembinaan terhadap Bidan Desa yang sudah dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Dati II Cianjur.
2. Kepada Lembaga Pendidikan
Kiranya sudah tepat untuk saat ini memulai dibukanya pendidikan
Diploma tiga kebidanan sebagai usaha perbaikan kualitas tenaga, namun yang
terpenting adalah bagaimana menjalankan dan melakukan proses pendidikan
kebidanan di tingklat diploma tersebut betul-betul mengena dengan tuntutan
masyarakat, yang diharapkan dapat mebawa hal-hal yang jauh berbeda kepada
perbaikan dibandingkan dengan pendidikan Bidan Desa yang hanya setingkat
Diploma Satu. Dengan demikian hendaknya pola pembelajarannya adalah
lebih berorientasi kepada "Publich Health Nursing For safe Motherhood".
Demikianlah beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1986). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Achmad Sanusi. (1990). Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan. Bandung:
FPS IKIP Bandung.
Blanchard, Kenneth H. (1977). Management of Organizational Behavior.
New Jersey: Prentice Hal, inc.
Castetter, William B. (1981). The Personel in Educational Administration.
New York: Mac Millan.
Dinas Kesehatan. (1977). Penerapan Standar Pelayanan Kesehatan Dalam
Rangka Penurunan Angkat Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kabupaten Cianjur. Cianjur: Dinas Kesehatan.
Depdikbud. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.Depkes RI. (1993). Panduan Bidan di Tingkat Desa. Jakarta: Depkes RI.
(1991). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes Ri
_^___ (1989). Perawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Depkes RI.
(1991). Pedoman Kesehatan Prenatal. Jakarta: Depkes RI.
(1993). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta:
Depkes RI.
(1993). Tetanus dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah, Jakarta:
Depkes RI.(1993). Pedoman Penanganan Perkembangan Anak di Keluarga,
Jakarta: Depkes RI.
(1993). Pedoman Penanganan Pertolongan Persalinan dan Nifas
Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta. Depkes RI.Dinas Kesehatan. (1977). Strategik Dinas Kesehatan Untuk Aksilirasi Angka
(1997). Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Untuk Percepatan Penurunan AKI di Kabupaten Cianjur. Dinas Kesehatan Cianjur.
Depkes RI. (1994). Program PeminatKesehatan Ibu dan Anak, Jakarta: Depkes. Engkoswara. (1986). Kecenderungan Kehidupan di Indonesia Menjelang Tahun
2000 dan Implikasinya Terhadap Sistem Pendidikan. Jakarta:
CV. Intermedia.
(1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud.
Elaint L. La Monica. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Enkel and N.E. Wallen. (1990). Ho to Design and Evaluative Research in Education. New York: McGraw-Hill.
Echols, John M, dan Hassan Shadily. (1995). An English-Indonesia Dictionary.
Jakarta: Gramedia.
Fortunato, Ray T. and D. Geneva Waddel. (1991). Personel Administration in
Higher Education. San Francisco: Jossey Bass Publishers.
Gupta L.D. (1983). Educational Administration at Colleg Level. Ney Delhi:
Sanjaya Printers.
Hoy, Wayne K. and Cecil G. Miskel. (1987). Educational: Theory Research and Practice. New York: Random House.
H.D. Sudjana. (1991). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan Sejarah Perkembangan Falsafah dan Teori Pendukung Azas. Bandung:
Nusantara Press.
Hadari Nawawi. (1992). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Mas Agung.
(1994). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: UGM
Press.
H.A.R. Tilaar. (1994). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
IKIP Bandung. (1994). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: IKIP.
Moleong, L.J. (1990). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution S. (1992). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Prijodarminto, Soegeng. (1992). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradunya
Paramitra.
Rochman Natawijaya. (188). Pengelolaan Data Secara Statistik. Bandung:
HOP Bandung.
Randall S. Chuler. (1987). Personel an Human Resource Management. New
York: West Publishing Company.
Sutermeister, Robert A. (1976). People and Productivity. New York:
McGraw-Hill Book Company.
Sinungan Muchdarsayh. (1997). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi
Aksara: Jakarta.
Soewarno Hardjosoedarmo. (1996). Dasar-Dasar Total Quality Management.
Andi Ofset: Yogyakarta.
Sayogo, Pujiwati. (1992). Sosiologi Pedesaan. Gajah University: Yogyakarta.
Siagian, Sondang P. (1993). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara:
Jakarta.
Simamora, Hutary. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
STJJ2 YKPN.
Thomas, J Alan. (1971). The Productive School. Canada: John Wiley ans Sons
inc.
W.G. Walker, A.R. Crane, dan A. Ross Thomas. (1993). Exploration in
Educationasl Administration. New York: University of Queendsland
Press.
Westra, Pariata, Sutarto dan Sri Nursyamsi. (1977). Ensiklopedi Administrasi.
Jakarta: Gunung Agung.
W.J.S. Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai