• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN BIDAN DESA DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIANJUR : Analisis Evaluatif Atas Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa Di Kabupaten Dati II Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN BIDAN DESA DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIANJUR : Analisis Evaluatif Atas Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa Di Kabupaten Dati II Cianjur."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN BIDAN DESA DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIANJUR

(Analisis Evaluatif Atas Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa

Di Kabupaten Dati II Cianjur)

TESIS

Diajukan untuk mcmenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

Drs. SUDADIQ NEM: 979605

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(2)

DISETUJUI OLEH

PEMB/IMBING 1

Prof. DTR/H. Enekoswara, M.Ed

PEMBIMBING II

•' t'

Prof. DR. H. Achmad Sanusi. SH, MPA

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(3)

MSETUJUI DAN DISAUKAN OLEII KETUA PROGRAM ST.UDI

ADMIN1STRASI PENDIDIKAN

I

J PMjU^.

Prof. Dr. H. E. Kusmann, M.Pd.

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANJ>UNG

(4)
(5)

ABSTRAK

Sudadio, (1999). KINERJA LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN BIDAN DESA DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIANJUR. (Analisis

Evaluatif atas Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa Di Kabupaten

Daerah Tingkat II Cianjur).

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menganalisis prestasi

kinerja lulusan program pendidikan Bidan Desa dalam memberikan pelayanan

perawatan kehamilan (Ante Natal Care) dan pertolongan persalinan (Fartus), serta

mengungkapkan dan menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap

kinerja Bidan Desa tersebut.

Untuk mendukung tercapainya tujuan ini, diperlukan kajian teoritis yang

relevan dengan lingkup penelitian yang peneliti lakukan. Sehubungan dengan itu

penelitian ini dilandasi oleh kajian teori produktivitas,kajian teori tentang kinerja,

kajian teori tentang motivasi dan kajian teori tentang kebutuhan manusia

Berdasarkan teori-teori ini peneliti merangkum berbagai konsep yang digunakan

sebagai pedoman/pembanding dalam menentukan tingkat dan kualitas kinerja

serta faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja Bidan Desa di

Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur.

Kemudian agar tujuan dan pertanyaan penelitian dapat terjawab, peneliti

menggunakan pendekatan penelitian metode deskriptif dengan analisis kualitatif

naturalistik terhadap data yang diperoleh dari sumber data yaitu: 10 orang Bidan

Desa yang terdiri dari dua tahun angkatan kelulusan, 4 orang Kepala Puskesmas,4

orang kader kesehatan/kader posyandu, satu orang Kepala Seksi Kesehatan

Keluarga (Kesga) Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur. Dimana

untuk mendapatkan data /informasi yang dibutuhakan peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data berupa, wawancara, observasi dan penilaian dokument.

Dari hasil analisis data penelitian dan pembahasan , ditemukan

pokok-pokok penelitian berupa; ... (1) Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa

tahun 1992/1993 terhadap pemeriksaan kehamilan yang pertama (Kl) adalah

masuk katagori " baik " namun masuk katagori "kurang " untuk pemeriksaan

kehamilan yang keempat kalinya (K4) dan terhadap pertolongan persalinan, (2)

Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa tahun 1993/1994 baik terhadap

Kl maupun terhadap K4 adalah masuk katagori "baik", akan tetapi masih masuk

katagori " kurang " untuk pertolongan persalinan, (3) sedangkan terhadap

penerapan standar mutu pelayanan yang diberikan oleh Bidan Desa adalah masuk

katagori " cukup " untuk pelayanan ante natal care dan katagori " kurang "

untuk pertolongan persalinan, (4) faktor -faktor yang paling berpengaruh terhadap

kinerja Bidan Desa secara umum ditemukan dua faktor utama yaitu; Faktor

organisasi dan faktor individu Bidan Desa itu sendiri.

Selanjutnya , untuk memperbaiki " Prestasi " kinerja lulusan pendidikkan

Bidan Desa dan mngurangi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

Bidan Desa tersebut, peneliti merekomendasikan beberapa hal seperti. (a) Tinjau

kembali penetapan target program yang menggunakan data proyeksi, karena

(6)

terlalu menyimpang dari data riil, untuk ini direkomendasikan agar menggunakan data riil dengan probability 0,05-0,01 persen, (b) Perbaiki pola pendekatan yang dilakukan selama ini yang lebih berorientasi kepada tugas semata untuk lebih berorientasi kepola pendekatan yang brsifat "Familier" terhadap masyarakat yang dilayani, (c) Berikan daya dukung dan peluang yang memadai dan menjamin kebutuhan Bidan Desa dalam menjalankan tugasnya serta adanya kepastian kepada Bidan Desa Pasca PTT, (d) Kepada lembaga pendidikan kesehatan yang sudah memulai kegiatan pendidikan diploma tiga kebidanan, hendaknya agar lebih menekankan kepada pola pembelajaran "Publich Health Nursing For Safe

Motherhood ".

(7)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATAPENGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH "»

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Permasalahan dan pertanyaan penelitian 8

C. Tujuan, keluaran dan kegunaan penelitian

11

D. Kerangka Penelitian 12

E. Asumsi penelitian I7

BAB II: TINJAUANPUSTAKA 18

A. Pengantar

18

B. Konsep Administrasi Pendidikan 19

C. Konsep Produktivitas

22

1. Konsep Produktivitas Pendidikan

22

2. Konsep Produktivitas SDM

26

3. Pengukuran Produktivitas SDM

29

(8)

4. Peningkatan produktivitas SDM 31

a. Peningkatan produktivitas melalui pendekatan sistem ... 31

b. Peningkatan produktivitas perorangan 33

c. Peran organisasi dan manajemen dalam peningkatan

produktivitas SDM 34

d. Peran TQC dalam meningkatkan produktivitas SDM 35

e. Motivasi, disiplin dan etika kerjauntuk meningkatkan

produktivitas SDM 41

D. Kajian teoritis tentang Kinerja (Perfomance) 47

1. Konsep kinerja (Perfomance) 47

2. Penilaian kinerja (Perfomance Apraisal) 52

3. Konsep kinerja lulusan Program Pendidikan Bidan Desa ... 56

a. Konsep Bidan Desa 56

b. Fungsi dan Tujuan Penempatan Bidan Desa 58

c. Lingkup kinerja Bidan Desa 58

d. Penilaian dan peningkatan kinerja Bidan Desa 60

E. Kesimpulan kajian kepustakaan 71

BAB III. METODELOGI PENELITIAN 73

A. Metode penelitian 73

B. Sumber data penelitian 74

C. Alat pengumpulan data 75

D. Pedoman pengumpulan data 77

E. Cara pengumpulan data 77

(9)

F. Analisis data penelitian 79

G. Validasi temuan penelitian 80

BAB IV. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 84

A. Diskripsi Hasil Penelitian 84

1. Gambaran umum hasil penelitian 84

a. Keadaan geografis 84

b. Keadaan demografis 85

c. Keadaan Bidan Desa 85

2. Gambaran khusus hasil penelitian 85

a. Kinerja lulusan Pendidikkan Bidan Desa di

Kabupaten Dati II Cianjur dewasa ini 85

1) Kinerja lulusan pendidikan Bidan Desa dalam

pelayanan perawatan kehamilan 85

2) Kinerja lulusan Bidan Desa dalam hal

pertolongan persalinan 87

b. Cara penetapan standaart kinerja lulusan pendidikan

Bidan desa di Kabupaten Dati II Cianjur 89 c. Analisis kualitas kinerja lulusan pendidikan Bidan

Desa di Kabupaten Daerah Tingkat U Cianjur dalam hal perawatan kehamilan dan pertolongan

(10)

d. Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja Bidan desa di Kabupaten Dati II Cianjur 90

B. Pembahasan Hasil Penelitian 93

1. Kinerja lulusan pendidikan Bidan Desa di Kabupaten Dati

II Cianjur dewasa ini 93

a. Kinerja aktual lulusan program pendidikan Bidan Desa

dalam pelayanan perawatam kehamilan 93

b. Kinerja aktual lulusan program pendidikan Bidan Desa

dalam pelayanan pertolongan persalinan 96

2. Penetapan Standar kinerja Lulusan pendidikan

Bidan Desa 99

3. Kualitas aktual lulusan program pendidikan Bidan Desa dalam memberikan perawatan kehamilan dan pertolongan

persalinan di Kabupaten Cianjur 101

4. faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja

Bidan Desa 102

C. Rangkuman Hasil Penelitian 105

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 107

A. Kesimpulan 107

B. Rekomendasi

^<^.;.,iri..r)...v>^

113

'- ;•• '. \{K'"l PC.. "' V>.

DAFTAR PUSTAKA

/'•,?

Ah 4

'» ?j i;

V'".- ',;•, -•--''"

(11)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1

Kinerja aktual lulusan pendidikan Bidan Desa tahun 1992/1993 dalam

hal perawatan ibu hamil di Kabupaten Dati II Cianjur, April

1998-Maret 1999 86

2. Tabel 2

Kinerja aktual lulusan pendidikan Bidan Desa tahun 1993/1994 dalam

hal perawatan ibu hamil di Kabupaten Dati II Cianjur Priode April

1998 - Maret 1999 87

3. Tabel 3

Kinerja aktual lulusan pendidikan Bidan Desa tahun 1992/1993 dalam

hal pertolongan persalinan periode April 1998 -Maret 1999 di

Kabupaten Dati II Cianjur 88

4. Tabel 4

Kinerja aktual lulusan pendidikan Bidan Desa tahun 1993/1994 dalam

hal pertolongan persalinan periode April 1998 -Maret 1999 di

Kabupaten Dati II Cianjur

88

5. Tabel 5

Penerapan standar mutu pelayanan perawatan ibu hamil dan

pertolongan persalinan di Kabupaten Dati II Cianjur periode April 1998

-Maret 1999 89

6. Tabel 6

Perbedaan terget proyeksi dengan target riil ibu hamil diwilayah kinerja

Bidan Desa Priode April 1999 Di Kabupaten Dati II Cianjur 98

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Performance (Kinerja) 6

2. Kerangka penelitian 14

3. Kerangka penelitian II 15

4. Kerangka Berpikir 16

5. Asumsi penelitian 17

6. Produktivitas pendidikan 23

7. Fungsi administrasi pendidikan 25

8. Productivity 27

9. Produkivitas 28

10. Sarana peningkatan produktivitas 35

11. Pengendalian mutu tepadu 38

12. Variabel performance 51

13. Penilaian kinerja 55

14. Aspek yang berpengaruh terhadap kinerja 56

15 Penilaian dan peningkatan kinerja 60

16 Hubungan kemampuan, motivasi dan kinerja 61

17 Tentang motivasi 64

18 Teori motivasi 65

19 Kebutuhan dan motivasi 67

20 Herarki kebutuhan manusia 67

21 Uraian kebutuhan manusia 69

22 Hubungan individu-organisasi terhadap kinerja

70

23 Proses pencapaian Kualitas

71

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-kisi penelitian.

2. Pedoman wawancara terhadap Bidan Desa.

3. Pedoman wawancara terhadap Kepala seksi kesehatan keluarga dan kepala

puskesmas.

4. Pedoman penilaian dokumen.

5. Pedoman wawancara terhadap kader kesehatan/tokoh masyarakat.

6. Pedoman observasi.

7. Surat pengantar dari Rektor IKIP Bandung.

8. Surat rekomendasi dari Direktorat Sospol Bandung dan Kantor Sospol

Kabupaten Cianjur.

9. Surat izin penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Dati H Cianjur.

10. Daftar riwayat hidup peneliti.

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan nasional sebagaimana yang disebutkan di dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV, yaitu : "Melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan

umum, serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial". (Depdikbud, 1990).

Agar tujuan ini dapat terwujud, maka diperlukan suatu kemampuan dan

keterampilan atau keahlian tertentu yang bermanfaat dalam menunjang

pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional seperti

yang tercantum dalam GBHN tahun 1998 yaitu :

"Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu, manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berbudi pekertiluhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bartanggung jawab, produktif sehat jasmani dan rohani". (Depdikbud,

1993 : 386).

Sedangkan bila hal ini dihubungkan dengan tujuan Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) adalah ..."Bertujuan untuk tercapainya kemampuan hidup sehat

bagi setiap penduduk Indonesia agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional"

(16)

Bila ketiga tujuan ini dihubungkan, maka jelaslah bahwa baik tujuan pembangunan nasional, tujuan pendidikan nasional maupun tujuan sistem kesehatan nasional, yang pada akhirnya adalah untuk terciptanya suatu bangsa

yang sehat jasmani dan rohani, bertitik tolak dari derajat kesehatan yang baik

seseorang akan mampu untuk berpikir dan berbuat yang positif, kreatif, terampil, produktif dan berkualitas.

Agar tujuan pendidikan dan tujuan kesehatan nasional dapat dicapai, maka

pemerintah telah mencetuskan salah satu konsep kebijaksanaan dibidang

kesehatan dikenal dengan sebutan SBS 2000 (Sehat Bagi Semua Tahun 2000). Dimana konsep ini merupakan penjabaran dari konsep yang dicetuskan dan

disepakati di Alma Ata pada tahun 1978 oleh badan WHA (World Health Assembling) yang dikenal dengan sebutan HFA 2000 (Health For All tahun 2000), yang di Indonesia bentuk operasional dari konsep ini adalah berupa terlaksananya kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu KIA-KB) yang dilaksanakan setiap bulan sekali. "Namun demikian kecil kemungkinan SBS 2000

akan tercapai", hal ini cukup beralasan karena pihak Depkes RI sudah

meluncurkan kebijaksanaan baru berupa "Indonesia sehat 2010".

Akan tetapi untuk kelancaran konsep operasional ini, pemerintah membuat suatu kebijaksanaan berupa dengan adanya program pendidikan Bidan Desa, yang proses pendidikannya dilaksanakan selama satu tahun dengan input calon siswa

adalah dari lulusan Sekolah Perawat Kesehatan dimana proses pendidikan tersebut

dilaksanakan dalam kurun waktu antara awal Pelita V dan hingga awal Pelita VI

dengan jumlah lulusan pada saat akhir program diperkirakan dapat memenuhi

(17)

akhir dari penempatan bidan di desa tersebut adalah agar dapat menjangkau serta

memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif) kepada masyarakat khususnya dalam pelayanan perawatan kehamilan dan pertolongan

persalinan.

Penempatan bidan di desa dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, karena mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar

berada di pedesaan dengan kondisi ekonomi dan latar belakang pendidikan relatif

rendah. Sehingga hal ini akan berdampak rendahnya tingkat pemahaman dan jangkauan/cakupan pelayanan KIA/KB kurang dari standar yang diharapkan.

Bila tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya memanfaatkan sistem pelayanan kesehatan yang baik terutama dalam hal " ante natal care"

(perawatan masa hamil) dan pertolongan persalinan ditenaga kesehatan umumnya

dan Bidan Desa khususnya, maka hal ini akan berdampak terhadap masih

tingginya "angka kematian bayi (infant mortality rate) dan angka kematian ibu

(mother mortality rate)".

Hal ini terbukti dengan masih tingginya kematian bayi (infant mortality

rate dan angka kematian ibu (mother mortality rate), yakni : "IMR tahun

1996 secara nasional 58 perserib kelahiran, untuk Jawa Barat 66, 5 perseribu

dan Kabupaten Cianjur 75 perseribu sedangkan kematian ibu 421/100.000

kelahiran hidup (nasional) sedangkan untuk Cianjur lebih besar dari itu

(18)

Padahal secara nasional angka kematian ini dapat menurun menjadi 48

perseribu untuk kematian bayi, dan 225 perseratus ribu kelahiran hidup untuk

kematian ibu pada tahun 1999. (Dinkes Cianjur, 1997 : 2).

Khususnya untuk Kabupaten Tk. II Cianjur pada tahun 1996/1997,

terdapat penduduk 1.859,867 jiwa dengan ibu hamil 56.732 jiwa, ibu bersalin

54.154 orangfbayi 51.575 jiwa, balita 1-5 th. 239.761 orang. (Dinkes Tk. II,

1997 : 3).

Bertitik tolak dari data dasar ini, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten

Cianjur menentukan target/standar cakupan pelayanan yang berhubungan dengan

"ante natal care dan pertolongan persalinan dengan cara membagi habis dari

jumlah ibu hamil dan ibu yang akan melahirkan terhadap tenaga kesehatan

khususnya bidan desa yang ada".

Selanjutnya dari hasil pembagian tersebut baru kemudian didistribusikan

kepada Bidan Desa di wilayah kerjanya masing-masing, yang merupakan

target/standar pelayanan baku yang harus dicapai oleh Bidan Desa.

Dengan demikian, berdasarkan standar tersebut, sekaligus akan

menggambarkan baik/tidaknya produktivitas kinerja Bidan Desa, baik ditinjau

dari kuantitas maupun dari aspek kualitas pelayanannya.

Yang mana dari data yang ada, ternyata kinerja Bidan Desa di Kabupaten

Tk. n Cianju Yakni:.." cakupan pelayanan terhadap ante natal care 70,4%

kategori" ke 1 dan ke 4, pertolongan persalinan oleh bidan desa baru 22,93% dari

total yang dilayani oleh tenaga kesehatan sebanyak 42,8%. (Dinkes Cianjur,

(19)

Dengan demikian cakupan pelayanan yang di berikan oleh Bidan Desa

masih "jauh dari yang diharapkan" dimana yang semestinya pelayanan oleh

tenaga kesehatan terhadap pertolongan persalinan adalah dari 80% dari total yang

dilayani.

"Karena saat ini angka tertinggi pertolongan persalinan adalah yang

ditolongoleh dukunperajiyaitu 82,8%". (Dinkes Tk. II, 1997 : 6).

"Bila hal ini dihubungkan dengan jumlah Bidan Desa yang di Kabupaten

Tk. II Cianjur pada tahun 1996/1997 sudah mencapai 87,6% dari desa yang ada

sudah ditempati Bidan Desa". (Dinkes Tk. IL 1997 : 2).

Dari data ini terlihat tingkat produktivitas kinerja Bidan Desa di

Kabupaten Tk. II Cianjur sangat rendah, khususnya dalam pertolongan persalinan

dan mutu pelayanan yang diberikan.

Menurut Gibson, Ivan Cevich, Donnely, (1985 : 57), bahwa "that an

employees behavior (B) is afunction of indivudual (i), organizational (o) and

psychhological (P) variabel, (B = f (i.o.p)". Konsep ini menekankan, bahwa

variabel individu, organization dan psikologis sangat berperan terhadap kinerja

seseorang. Konsep ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Dubrin, (1990 : 293),

bahwa .... "Performance merupakan fungsi dari Ability dan motivation" Ability

berarti masuk dalam kelompok individu variable, sedangkan motivation masuk

dalam kategori psichological variabel

Sedangkan Stephen Robbins, (1989 : 174), mengatakan bahwa .... "

Dimensi kinerja adalah gabungan dari motivasi ability dan opportunity"

Bila konsep-konsep ini dihubungkan dengan kinerja Bidan Desa jelas akan

(20)

Desa sebagai yang berada dalam suatu (organisasi) dan Bidan Desa yang

mempunyai kemampuan intelektual (psikologis), yang mana kinerja Bidan

Desapun akan sangat ditentukan oleh variabel ability (kemampuan) dan

motivation (dorongan) untuk mempunyai peranan dan kemampuan dalam

melaksanakan tugasnya

Sedangkan menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinichi, (1992 : 101),

yakni : ..."Kinerja tergantung pada pengaturan upaya (effort), kemampuan

(ability), dan keterampilan (skill)", seperti divisualiasikan dengan gambaran

berikut:

Kemampuan

(ability) w

Upaya (effort)

w

Kinerja (Perfomance)

k

w

Keterampilan

(Skill) w

Robert Kreitner, Angelo Kinichki Gambar: 1

Mengingat saat ini cenderung cakupan pelayanan perawatan kehamilan

dan pertolongan persalinan yang ditolong oleh bidan desa tergolong masih cukup

rendah.

Belum lagi ditinjau dari mutu pelayanan yang diberikan oleh Bidan Desa

(21)

Yakni: ... "ante natal care rata-rata baik baru 6,12 % katagori baik, dan

pertolongan persalinan, 22,93% adalah kategori baik" (Dinkes Cianjur, 1997 : 3). Atas dasar indikator-indikator inilah penulis tertarik untuk meneliti tingkat produktivitas kinerja Bidan Desa dengan fokus perhatian tertuju pada indikator

prenatal care dan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh Bidan Desa.

Sebagai alasan kenapa kedua masalah ini menjadi fokus perhatian, karena

indikator ini merupakan indikator utama (base indicator for health) dalam

pencapaian derajat kesehatan yang optimal.

Hal ini dikatakan base indicator for health, karena pembentukan sumber

daya manusia yang sehat jasmani dan rohani, yang artinya diharapkan akan

tumbuh generasi-generasi penerus pembangunan yang unggul, produktif,

profesional dan berkualitas dapat dimulai sedini mungkin yaitu sejak terjadinya

konsepsi. Karena sejak konsepsi ini proses pendidikan sudah dapat dimulai hingga

akhir hayat (PSH).

Hal ini sejalan dengan hakekat pendidikan sepanjang hayat (life long

educational) yang mana kenyataan memberi petunjuk mengenai pentingnya

belajar sepanjang hayat (life long learning) di dalam kehidupan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar (learning needs) dan kebutuhan pendidikan

(educational needs). Dengan demikian pendidikan sepanjang hayat adalah :...

" kegiatan pendidikan yang dilakukan sejak dini (sejak dari dalam kandungan)

hinggameninggaldunia" (H. D Sudjana, 1991 : 175).

Belajar sepanjang hayat (life long learning) sebagaimana yang

(22)

yakni :..." Belajar sepanjang hayat merupakan perbuatan manusia secara wajar

dan alamiah yang prosesnya tidak selalu memerlukan kehadiran guru,

pendidik/pamong belajar ".

Agar proses pendidikan ini dapat dilaksanakan sejak dini, maka salah satu

usaha yang dapat dilakukan adalah dengan dilakukannya prenatal care secara

teratur ke tenaga kesehatan khususnya Bidan Desa selama ibu mengandung

anaknya, yang kemudian dilanjutkan dengan proses pertolongan persalinan

ditolong oleh bidan. Bila hal ini betul-hetul terlaksana sesuai harapan, maka

diharapkan segala kelainan dan penyakit pada saat janin dalam kandungan hingga

dilahirkan ke dunia dan pada saat ibu hamil serta pada saat persalinan, secara dini

akan dapat diketahui dan ditindak lanjut secepat dan setepat mungkin. Bila hal ini

betul-betul dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, maka pada

akhirnya kinerja Bidan Desa baik kuantitas maupun kualitas akan semakin

produktif dan berkualitas baik, kalau kuantitas dan kualitas kinerja Bidan Desa

sudah "cukup baik" pada gilirannya tujuan pembangunan dan tujuan pendidikan

nasional akan tercapai sebagaimana mestinya.

B. Permasalahan Dan Pertanyaan Penelitian

Memperhatikan berbagai masalah mendasar yang berhubungan dengan

kinerja Bidan Desa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas terayata masih perlu

peningkatan dan pembinaan secara seksama. Hal ini terbukti dengan rendahna

jakupan pelayanan perawatan ibu hamil ( Ante Natal Cere) dan pertolongan

persalinan yaitu:baru mencapai 70,4%, dan 22,93% dari pelayanan yang

(23)

Padahal 330 desa yang ada di Kabupaten DT 11 Cianjur ternyata sudah

ditempati sebayak 87,6% oleh bidan desa. Bidan desa merupakan tenaga terdepan dalam pelayanan kesehatan yang diapandang mampu untuk memenuhi target /standar perawatan ibu hamil dan pertolongan persalinan masing-masing

dengan target 90 dan 70% untuk target perawatan ibu hamil dan pertolongan persalinan. Bila hal ini dapat dicapai akan berdampak terhadap penurunan kematian bayi ( Infant mortality rate) dari 75/ seribu menjadi 48/seribu dari kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian ibu (Mother mortality rate) dari 421/100000 menjadi 225/100000 Pada tahun 1999 baik Kabupaten Cianjur

maupun tingkat Nasional

Kendala ini tidak mudah dicapai "malahan hampir tak mungkin dicapaf\ hal ini dikarenakan pada saat ini negara indonesia sedang dilanda krisis ekonomi, yang berdampak terhadap segala aspek kedihupan masyarakat,

baik di desa maupun di kota. Belum lagi kendala ini diperburuk dengan berbagai masalah seperti: latar belakang pendidikan masyarakat desa

relatif rendah, tingkat kepercayaaan masyarakat desa yang masih cukup

mempecayai dukun peraji, dan masalah individu Bidan Desa itu sendiri

yang relatif masih muda, masalah pengalaman kerja Bidan Desa relatif sangat

kurang masalah motivasi dan pemenuhan kebutuhan personal (personal

needs), terkadang saling bertentangan dengan tuntutan pemenuhan target program,

dan akhirnya masalah geografi dan tranportasi yang cukup menjadi hambatan

dalam kelancaran tugas Bidan Desa, serta masalah ekaonomi masayarakat

(24)

penduduk yang hidup dengan kategori miskin, pada hal sebelumnya hanya 25 juta

penduduk yang masuk kategori miskin.

Akhirnya, bertitik tolak dari masalah-masalah inilah peneliti tertarik untuk

mengungkap dan menganalisis kondisi nyata apa yang sesungguhnya yang paling berpengaruh terhadap kinerja Bidan Desa, baik ditinjau dari aspek kuantitas

maupun dari aspek kualitas pelayanannya.

Untuk itu, berdasarkan latar belakang masalah, berikut peneliti merumuskan masalah penelitian yang berhubungan dengan :

"Apakah kinerja lulusan Program Pendidikkan Bidan Desa tahun 1992/1993 dan 1993/1994 di Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur

mencapai standar " ?

Rumusan masalah ini dikembangkan sesuai dengan sub judul tesis yaitu :

"Analisa EvaluatifAtas Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa di

Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur" dengan fokus permasalahan meliputi

kinerja Bidan Desa dalam halperawatan kehamilan (ante natal care) dan kinerja

Bidan Desa dalam hal pertolongan persalinan ".

Kemudian atas dasar latar belakang dan permasalahah, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kinerja lulusan program pendidikan Bidan Desa dalam pelayanan perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan di Kabupaten DT

II Cianjur dewasa ini ?

2. Dengan cara apakah penetapan standar kinerja lulusan pendidikan bidan desa

di Kabupaten DT II Cianjur?

3. Apakah pelayanan yang diberikan oleh bidan desa tersebut dapat memenuhi

(25)

r

4. Faktor - Faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan desa

tersebut ?

C. Tujuan, keluaran yang diharapkan dan kegunaan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganilsis kinerja lulusan program pendidikan Bidan Desa di Kabupaten TK II Cianjur, secara khusus

bertujuan sebagai berikut:

1. Mengungkapkan dan menganilisis prestasi kinerja lulusan program pendidikan Bidan Desa dalam memberikan pelayanan perawatan kehamilan

dan pertolongan persalinan.

2. Mengungkapkan dan menganalisis tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja Bidan Desa tersebut.

Sedangkan sebagai keluaran dari penelitian ini, diharapkan akan ditemukan suatu sistem pengelolaan Bidan Desa yang efektif dan efisien yaitu dengan mengacu pada katagori sebagai berikut:

1. Katagori kinerja Bidan desa yang efektif (prestasi) dengan acuan standar Sebagai berikut: .

a. Kinerja Bidan Desa yang produktif. b. Kinerja Bidan Desa cukup berkualitas

c. Relevansi ilmu dan keterampilan bidan desa sesuai dengan kebuituhan masyarakat.

(26)

12

2. Katgori kenerja Bidan desa yang efisien (suasana) meliputi: a. Semangat dan gairah kerja Bidan Desa Cukup tinggi. b. Motivasi kerja Bidan Desa Cukup tinggi.

c. Dalam menjalankan tugasnya mendapat kepercayaan yang tinggi dari

masyarakat.

Kemudian setelah melakukan penelitian diharapkan menghasilkan suatu

temuan yang bermanfaat, terutama bagi peneliti sendiri dan pihak terkait lainnya,

yaitu :

1. Sebagai bahan masukkan bagi pejabat pembuat kebijaksanaan dalam

pengelolaan kinerja Bidan Desa.

2. Memberikan masukkan bagi pengelolaan Bidan Desa dalam rangka perbaikan mutu (kualitas) pelayanan yang diberikan oleh Bidan Desa tersebut.

3. Sebagai bahan masukkan untuk perbaikan dan pengembangan program pendidikan Bidan Desa dimasa yang akan datang.

D. Kerangka Penelitian

Penelitian ini berangkat dari asumsi, bahwa lulusan program pendidikan Bidan Desa merupakan tenaga kesehatan terdepan dalam sistem pelayanan

kesehatan di lingkungan Depkes RI.

Sebagai posisi terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan, seorang Bidan Desa diberi wewenang dalam menjalankan kinerjanya, dimana kewenangan

Bidan Desa tersebut mengacau kepada " Peraturai/^fenteriHfasiqhatan

/'J -,v, \^j *,,/ ..^

'/A-' 'V" •'<"> y". s\

RI"No.363/Menkes/Per/IX/1980, tentang wewenang BiUan rDasa. %J%riiana

wewenang Bidan Desa tersebut meliputi wewenak^^mtt^^^j^^^jvoig

khusus". vfc'^

^

/vwtf^

(27)

13

Adapun yang dimaksud dengan wewenang umum adalah, dimana Bidan

Desa dapat memberikan pelayanan secara mandiri, seperti : Perawatan ibu hamil,

pertolongan persalinan normal, pelayanan keluarga berencana pil KB, kondom, serta pemberian imunisasi terhadap ibu hamil dan bayi, dan Iain-lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan wewenang khusus adalah dimana Bidan Desa dalam memberikan pelayanan atas dasar order dokter (colaborative

problem), seperti : pertolongan persalinan letak sungsang pada kehamilan

multipara, pemasangan spiral, pemberian antibiotik injeksi, dan Iain-lain.

Untuk itu sebagai gambaran konstruk berfikir dalam penelitian ini, berikut peneliti visualisasikan kerangka penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian

(28)

Depkes RI

Kerangka Penelitian

Kanwil Kes

ProgaramPendidikan

Bidan Desa (PPB)

Kondisi Lulusan PPB.

Dinkes Tk I

Dinkes

Tingkat II

Kinerja Ideal Lulusan

PPB

Kinerja Aktual

Lulusan PPB

Asumsi/ LB .

Masalah

Studi Lapangan

Masyarakat

Tinjauan teori

- Produktivitas/kinerja

- teori Motivasi

- teori Kebutuhan

(29)

Masya

Depkes RI

T. Pro/Kinerja

T. Motivasi

T. Kebutuhan /adaptasi

PKM. Kecamatan Identivikasi Variabel Studi Lap. Kesimpulan/Rekomendasi KERANGKA PENELITIAN Kanwil Kes S.PBB

L. B. Masalah

T/Penelitian

— V

Kondisi Lulusan

SPPB

Pelaks. Tugas

Bahan Untuk Thesis

Dinkes TK. I

Dinkes TK. II

-Hasil Yang diharapkanSPPB

- Hasil yang diharapkan darilulusan SPPB

* Pengukuran produktivitas Kinerja lulusan SPPB

Kinerja/Standar kinerja yang ideal

Gambar 3

Variabel input dan output

(30)

KERANGKA BERPIKIR

Faktor Penunjang

—•

Pembinaan Performance bidan Desa

-Ability Bidan Desa -peran aktif masyarakat desa -Pelatihan -Supervisi -Rakor - Keterampilan merawat

ibu hamil

- Keterampilan Menolong

ibu melahirkan —> Penilaian Kinerja bidan Desa —• •—• Performa nee Ideal -Standar ideal -teknik pengukuran i^ Faktor Penghambat y r —• Penanggulangan Produktivitas Kinerja Bidan

Desa - Budaya/ kepercayaan ibu hamil - organisasi Depkes RI - pendekatan Pelayanan Familiyer - Peluang Yang

Pasti

Jumlah pelayanan perawatan ibu hamil - Jumlah ibu bersalin yang

ditolong.

Gambar 4

(31)

17

E. Asumsi Penelitian

Perfomance Bidan Desa dipengaruhi oleh budaya dan mutu pendidikan dimana mereka dididik, karena program pendidikan Bidan Desa merupakan pendidikan kedinasan kejuruan yang setingkat diploma satu.

Mengingat program pendidikan Bidan Desa merupakan pendidikan kedinasan kejuruan, sehingga proses belajarnya difokuskan untuk memenuhi tuntutan konsumen. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip kinerja Bidan Desa, yaitu bekerja atas dasar pencapian target program yang telah ditetapkan oleh induk organisasi dimana Bidan Desa itu bekerja/bertugas. Berikut peneliti visualisasikan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kinerja Bidan Desa.

Ability (Kemampuan)

—•. —• motivasi

Effort

(upaya)

PERSONAL

NEED w Perfomance

—•

w w

Skill

(Keterampilan) —• Sistem/Organisasi

Robert Krectner: (1992) Gibson Ivancevich : (1995)

(32)
(33)

BABffl

METODELOGI PENELITIAN

A. Metodelogi Penilitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kinerja Bidan

Desa beserta faktor-faktor yang paling menghambat, dengan fokus kajian

penelitian yaitu menyangkut sumber daya manusianya. untuk itu metode yang

tepat adalah metode kualitatif, yang berarti "... Suatu metode yag ditujukan untuk

memahami perilaku manusia dari sudut si pelaku sendiri." (Guba, 1987: 19 - 20:

Nasution, 1988 : 10).

Sedangkan karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen

(1982 : 27-30), meliputi; (a) sumber data langsung dari situasi yang wajar, dimana

peneliti sebagai instrumen utama, (b) bersifat deskriptif, (c) mengutamakan proses

dari pada produk, (d) analisis data secara induktif dan (e) mengutamakan makna.

Kemudian menurut Nasution, (1988: 9-11) karakteristik tersebut lebih

terperinci lagi yakni : (a) Sumber data ialah situasi yang wajar atau Natural

Setting", (b) peneliti sebagai instrumen utama, (c) sangat deskriptif,

(d) mementingkan proses maupun produk (e) mencari makna, (f) mengutamakan

data langsung atau "first hand," (g) triangulasi, (h) menonjolkan rincian

konstektuaL (i) subjek yang diteliti dipandang

berkedudukan sama dengan

peneliti, 0) mengutamakan perspektif emic, (k) verifikasi, (1) sampling yang

purpusive, (m) menggunakan audit Trail, (n) partisipasi tanpa mengganggu,

(o) mengadakan analisis sejak awal penelitian. Sedangkan karakteristik lain

(34)

74

sebagaimana yang dikemukakan oleh. Frankel, J.R, Wallen, (1990:

), meliputi;

(a) paradigma bersifat

natural, (b) pendekatan atas dasar kemampuan

berkomunikasi, (c) rancangan penelitian bersifat terbuka, (d) instrumen peneliti

sendiri yang dikembangkan dilapangan, (e) data dari hasil catatan lapangan, (f)

pengolahan data menyeluruh, reduksi dan abstraksi, (g) kesimpulan berupa

transfer, dan (h) validasi eksternal rendah.

Dari ketiga pendapat tersebut dapat di sarikan bahwa penelitian kualitatif

mempunyai ciri-ciri pokok (l)pengambilan data dilakukakan dalam suasana

sewajar mungkin tanpa memanipulasi situasi; dengan peneliti sebagai instrumen

utama, (2) sampel bersifat purposive yakni diambil sesuai fokus kajian, yang

dapat memberikan informasi setuntas mungkin (redudant) dengan tidak

mementingkan jumlah, (3) hasil penelitian berupa deskripsi, yang lebih

mengutamakan proses daripada produk, (4) analisis data dilakukan secara terus

menerus untuk mencari makna yang bersifat kontektual atau sesuai dengan

persepsi subjek yang diteliti (5) hasil kesimpulan ditarik melalui proses verifikasi

dan triangulasi. Berdasarkan karakteristik tersebut, dapat dikemukakan beberapa

hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini, antara lain: (1) sampel, (2)

teknik dan instrumen pengumpul data, (3) langkah-langkah penelitian, (4)

prosedur analisis data, (5) validasi temuan penelitian.

B. Sumber Data

Dalam upaya memperoleh informasi yang tuntas berkenaan; 'tte'nsan^/H^

(35)

75

berdasarkan acak yang bersifat purposif, yakni berdasarkan tujuan penelitian yang

diharapkan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan secara tuntas.

Untuk itu sampel penelitian diambil terhadap 10 orang Bidan Desa

dengan narasumber yang terdiri dari 4orang Kepala Puskesmas, 4orang Kepala

Desa atau Tokoh masyarakat lainnya, serta 2 orang dari unsur pejabat yang

berwenang dari Dinas Kesehatan Kabupaten daerah Tingkat II Cianjur.

C. Alat Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan teknik pengumpulan

data yang sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Dalam hal ini teknik

yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: Studi Dokumentasi,

wawancara dan observasi, dimana ketiga teknik ini, dimaksudkan untuk

mendapatkan data yang saling melengkapi dan saling menunjang.

Studi dokumentasi digunakan untuk melacak berbagai hal yang berkaitan

dengan unsur produktivitas kenerja lulusan Bidan, misalnya kebijakan yang

berhubungan dengan pengelolaan Bidan Desa, buku panduan tentang penempatan

Bidan Desa, serta hasil Rakorda bidang kesehatan Kabupaten Cianjur. Studi

dokumentasi ini sangat penting sebagai produk nyata yang dapat memberikan

gambaran lebih jelas tentang produktivitas kenerja lulusan Program Pendidikan

Bidan Desa, yang sekaligus dapat digunakan sebagai bahan trianggulasi dan

"member check" terhadap kebenaran dari keterangan responden.

Menurut Lofland dan Moleong, (1990 : 12) sumber data utama dalam

(36)

76

melalui wawancara yang telah dipersiapkan secara matang . "wawancara adalah

kegiatan yang dapat dilakukan / dilaksanakan secara terbuka dan secara tertutup.

Adapun wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka

ditujukan untuk mendapatkan data atau informasi selengkap mungkin; sedangkan

wawancara tertutup lebih ditujukan untuk menjaga agar wawancara dapat

berlangsung tetap pada konteks permasalahan penelitian dan untuk lebih

meyakinkan kebenaran data yang bersifat spesifik. Wawancara ini dilakukan

terhadap responden sampai jauh, dalam pengertian telah mendapatkan informasi

yang benar-benar dapat menjawab pertanyaan penelitian.

Kemudian guna menambah bobot kecermatan dan agar data yang didapat

betul-betul faktuai, maka perlu dilakukan tindakan observasi atau pengamatan;

adalah" suatu kegiatan memusatkan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan

menggunakan alat indra penglihatan, penciuman, pendengaran, dan bila perlu

melalui perabaan dan pengecapan". (Suharsimi Arikunto, 1986:128). Sedangkan

menurut , "Sunaryo Kartadinata, (1988:41), observasi adalah pengamatan atau

mendengarkan perilaku individu dalam situasi atau selang waktu tertentu tanpa

memanipulasi situasi tersebut... memungkinkan dapat dilakukan analisis dan

tafsiran tertentu terhadap perilaku tersebut." Dalam kegiatan pelaksanaan

observasi peneliti berperan sebagai observasi non partisipan, artinya peneliti tidak

aktif dalam kegiatan kelompok, akan tetapi hanya berperan sebagai pengamat

terhadap apa yang terjadi didalam kelompok nyata tersebut. Selanjutnya dalam

kegiatan observasi peneliti menggabungkan antara kegiatan pengamatan langsung

(37)

77

secara cermat serta menggunakan observasi tidak langsung dengan cara melihat

dan mencatat terhadap hasil "recording and Reporting" daripada subyek

penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik pengamatan langsung

maupun tidak langsung akan sangat bermanfaat untuk mengungkapkan keadaan

situasi yang sesungguhnya.

D. Pedoman Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human

instrument), karena manusia mempunyai daya adaptabilitas yang tinggi serta

responsif terhadap situasi yang terkadang dapat berubah-ubah selama kegiatan

penelitian berlangsung. Namun demikian sebagaimana telah diuraikan dalam

teknik pengumpulan data, maka instrumen penelitian ini dilengkapi dengan

pedoman wawancara, dan pedoman observasi serta pedoman penilaian

dokumentasi yang sudah disusun dengan baik oleh peneliti.

E. Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga tahap, dimana tiap-tiap tahap

terdiri dari kegiatan tertentu. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Orientasi

Pada tahap ini dilakukakan kegiatan pra-survey ke lokasi penelitian guna

mendapatkan gambaran tentang masalah yang akan diteliti. Pada tahap ini peneliti

melakukan wawancara dengan Bidan Desa dan narasumber yang terkait lainnya.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mencakup,

(38)

78

b. mencari dasar penyusunan alat pengumpul data penelitian

c. memilih metode analisis dan pendekatan yang akan digunakan

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini dilakukan penelitian yang sebenarnya, yakni dilakukan

pengumpulan data terhadap sampel penelitian yang berkenan dengan fokus dan

tujuan penelitian, dengan cara melukakan wawancara, observasi dan pemlaian

dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Secara rinci kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. melaksanakan wawancara terhadap Bidan Desa, Kepala Puskesmas,

Pejabat Dinas Kesehatan TK II Cianjur dan terhadap tokoh

masyarakat yang ada di desa tempat bidan bertugas.

b. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan kinerja Bidan Desa

c. Mengumpulkan dan menilai dukumen yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

3. Tahap MemberChek

Kegiatan pada tahap ini adalah suatu bentuk verifikasi data, dengan cara

mengecak keabsahan atau validitas data atau informasi-informasi yang telah

dikumpulkan, adapun verifikasi data dilakukan setiap kali peneliti selesai

melakukan wawancara, dengan cara mengkonfirmasikan caatatan atau jawaban

hasil wawancara kepada responden.

Secara rinci kegiatan member chek yang peneliti lakukan antara lain:

(39)

79

b. Melakukan wawancara ulang bila ternyata informasi yang didapat dipandang belum lengkap.

F. Analisis Data Penelitian

Karakteristik analisis dalam penelitian kualitatif adalah secara induktif dan berlangsung secara terus menerus. Dengan kata lain analisis data dilakukakan dalam suatu proses. Proses dimaksud berarti pelaksanaannya sudah dimulai sejak pengumpulan data, dalam lebih intensif lagi sesudah meninggalkan lapangan,

(Moleong, 1990:104).

Kemudian analisis data dilakukan dengan prosedur yang baku seperti, "(1) Reduksi data, (2) display data, dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi,

(Nasution, 1988 : 129-130). Berikut secara rinci kegiatan prosedur analisis:

1. Tahap Reduksi

Tahap ini dilakukan untuk menelaah secara keseluruhan data yang

dihimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukanan hal-hal yang pokok dari

obyek yang diteliti yangberkenan dengan fokus penelitian.

2. Tahap Displai

Tahap ini merupaka kelanjutan dari tahap reduksi, dimana pada tahap ini

hal-hal pokok selanjutnya dirangkum dalam susunan yang sistematis sehingga

mudah diketahui makna produktivitas kenerja Bidan Desa. Dimana kegiatan

pada tahap ini meliputi; membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis

sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah, kemudian memberi

(40)

80

3. Tahap Verifikasi

Pada tahap ini dilakukakan pengujian tentang kesimpulan yang telah

diambil dengan data pembanding yang bersumber dari hasil pengumpulan

data dan penunjang lainnya.

Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis

sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya.

Adapun langkah-langkah pengolahan pada tahap ini dilakukan hal-hal

seperti menguji kesimpulan yang diambil dengan membandingkan teori-teori

para ahli, terutama teori produktivitas/kinerja yang relevan, melakukan proses

member chek dan recek mulai dari tahap orientasi hingga kebenaran data

terakhir, dan akhirnya membuat kesimpulan umum untuk dilaporkan sebagai

hasil dari penelitian dengan menggunakan patokan, "tiga kriteria persentase,

yaitu ; lebih dari 75% adalah kategori baik, 60%-74% kategori cukup dan

kurang dari 60% kategori kurang." (Suharsimi Arikunto; 1986:281).

G. Validasi Temuan Penelitian

Tingkat kepercayaan penelitian kualitatif ditentukan oleh kriteria: "...

(1) kredibilitas (validitas internal), (2) transperabilitas (validitas ekstemal),

(3) dependabilitas (reliabilitas), dan (4) konfirmabilitas (obyektivitas)".

Nasution (1988:114). Untuk itu penelitian ini diusahakan mengacu dan

(41)

81

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan salah satu ukuran tentang kebenaran data yang

dikumpulkan, yang dalam penelitian kuantitatif disebut validitas internal.

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan "kecocokan

konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber".

Untuk mencapai hal ini berikut tahapan yang dapat dilakukan:

a. Triangulasi, yakni "mengecek kebenaran data" dengan

membandingkannya terhadap data dari sumber lain, seperti nara sumber

yang dianggap kompoten: dalam hal ini adalah pejabat di Dinas

Kesehatan TK JJ Kab. Cianjur dan Kepala Puskesmas yang menjadi atasan Bidan Desa (responden), dengan cara mewawancarai para pejabat

tersebut.

b. Pembicaraan dengan kolega (peer debriefing). Dalam hal ini peneliti

membahwa hasil pengumpulan data dilapangan dengan teman-teman

kuliah yang tidak mempunyai kepentingan terhadap penelitian yang

peneliti lakukan.

c. Mengadakan member chek yakni pada setiap akhir wawancara terhadap

topik-topik tertentu, selanjutnya dilakukan penyimpulan secara bersama

sehingga dapat dihindari kesalahan persepsi antara peneliti dengan

sumber data. 2. Transferabilitas

Kriteria ini dalam penelitian kuantitatif disebut validitas eksternal

(42)

82

situasi lain, dengan kata lain transferabelitas disebut juga sebagai

"generalisis".

3. Dependabilitas dan konfirmabilitas

Dependabilitas adalah salah satu kriteria kebenaran dalam penelitian

kualitatif, dimana hal ini sejajar dengan reliabilitas dalam penelitian

kuantitatif. Dependabilitas bertujuan untuk menguji "konsistensi" hasil

penelitian. Artinya sebagai kriteria untuk menguji apakah penelitian ini dapat

diulang atau dilakukan ditempat yang lain dengan temuan hasil penelitian

yang sama.

Sedangkan konfirmabilitas berkenan dengan obyektivitas hasil penelitian.

Agar kegunaan dan obyektivitas penelitian kualitatif dapat dipertahankan dan

dipertanggungjawabkan, dapat dilakukan "audit trial", yakni dengan

melakukan pemeriksaan ulang sekaligus dilakukan "konfirmasi" untuk

meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai

dengan situasi nyata serta apa adanya. Dalam hal ini pembimbing sangat

menentukan dalam pelaksanaan audit trial tersebut.

Untuk

memenuhi

kriteria inipeneliti melakukan upaya-upaya berikut:

a. data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap dan

cermat.

b. Seterusnya data mentah tersebut diseleksi, dianalisis, kemudian dirangkum

(43)

83

c. Membuat "hasil sintesa data " berupa kesesuaian judul dengan tujuan

penelitian, penafsiran dan kesimpulan.

d. Melaporkan seluruh proses penelitian sejak penelitian pendahuluan dan

penyusunan disain pengolahan data hingga penulisan laporan akhir

(44)
(45)

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dibahas pada bab

IV, maka sebagai akhir dari penulisan tesis ini dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kinerja Lulusan Program Pendidikan Bidan Desa Dalam Pelayanan

Perawatan Ibu Hamil dan Pertolongan Persalinan Di Kabupaten Daerah

Tingkat H Cianjur Dewasa ini

Sampel penelitian ini dua tahun angkatan kelulusan Bidan Desa, yaitu

lulusan tahun 1992/1993 dan lulusan tahun 1993/1994, ternyata dari dua tahun

lulusan ini mempunyai perbedaan kepegawaian, dimana lulusan tahun

1992/1993 adalah kategori Bidan Desa Pegawai Negeri Sipil, sedangkan

lulusan tahun 1993/1994 adalah kategori Bidan Desa Pegawai Tidak Tetap

(PTT).

Hasil penelitian terhadap kinerja lulusan Bidan Desa tahun 1992/1993

dalam pelayanan perawatan ibu hamil yang pertama di periksa (Kl) adalah

masuk kategori "baik", artinya kinerja Bidan Desa dalam perawatan ibu hamil

yang memeriksakan pertama kali dapat dikatakan produktivitasnya baik bila

dibandingkan dengan kriteria analisis data penelitian, akan tetapi masih masuk

kategori "kurang baik" bila dibandingkan dengan ketentuan target yang harus

dicapai oleh Bidan Desa tersebut. Begitupun terhadap pemeriksaan ibu hamil

(46)

108

yang keempat kali bila dibandingkan dengan kriteria analisis data penelitian

yang ditentukan di bab tiga, maka masuk kategori "kurang" produktif,

begitupan apabila dibandingkan dengan pencapaian target program yang harus

dicapai oleh Bidan Desa tersebut, masih kategori kurang memenuhi target atau

standar yang ditetapkan.

Selanjutnya terhadap pencapaian kinerja Bidan Desa lulusan tahun

1993/1994, terhadap perawatan ibu hamil yang pertama diperiksa dan ibu

hamil yang diperiksa yang keempat kalinya, baik dibandingkan dengan

kriteria analisis data penelitian maupun dibandingkan dengan pencapaian

standar/target program yang ditetapkan oleh Depkes RI adalah kategori

"baik," untuk Kl maupun K4 dapat memenuhi

target program yang

ditetapkan oleh organisasi Depkes. Dengan kata lain kinerja lulusan Bidan

Desa tahun 1993/1994 lebih baik bila dibandingkan dengan kinerja lulusan

Bidan Desa tahun 1992/1993 yang rata-rata masih kategori kurang baik.

Hal ini menarik bagi peneliti, karena dalam memberikan pelayanannya

kebanyakan sama-sama dilakukan di Posyandu, dimana pelayanan perawatan

ibu hamil di Posyandu adalah bersifat gratis. Kalau dilihat dari adanya

Posyandu ditiap desa melaksanakan kegiatannya rata-rata setiap satu bulan

sekali, maka sangat ironis bila pencapaian target program tidak tercapai,

apalagi yang didapatkan oleh lulusan Bidan Desa tahun 1992/1993 yang

kinerjanya lebih rendah, keduanya patut mendapatkan perhatian dengan

seksama yang ditinjau dari berbagai pihak yang berkepentingan, dalam hal ini

(47)

109

kinerjanya bidan desa diperlukan suatu pendekatan hubungan antar manusia

(human relationship) yang lebih baik lagi terutama dalam hal keberadaan

Bidan Desa yang terkesan sebagai primadona dalam pelayanan kesehatan

masyarakat terutama dalam lingkup kesehatan ibu dan anak.

Namun demikian, yang sangat perlu mendapat perhatian khusus,

adalah terhadap pencapaian target program pertolongan persalinan yang

ditolong oleh Bidan Desa, karena baik lulusan Pendidikan Bidan Desa tahun

1992/1993 maupun luluan Pendidikan Bidan Desa tahun 1993/1994, apabila

dibandingkan dengan target program maupun dibandingan dengan kriteria

pengolahan/analisis data, ternyata kinerja aktual lulusan Bidan Desa tahun

1992/1993 dan 1993/1994 adalah kategori "kurang produktif dan tidak

memenuhi terget yang ditetapkan.

Kendala ini dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti: aspek

kepercayaan masyarakat terhadap Bidan Desa relatih masing rendah, sehingga

masyarakat lebih percaya kepada dukun peraji, aspek biaya, bila melahirkan di

Bidan Desa masyarakat takut membayar, walaupun tidak semua harus

membayar (terutama saat ini ada program JPSBK) yang cukup membantu

masyarakat, aspek pribadi Bidan Desa, yang masih kurang termotivasi untuk

pencapaian target dan kurangnya daya dukung berupa sarana dan fasilitas

yang memadai dari pemerintah serta keberanian Bidan Desa untuk bertugas

di desa dan menolong persalinan relatif masih kurang, sehingga hal ini

semakin mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Bidan

(48)

110

Atas dasar kendala-kendala ini diharapkan semua pihak menyadari

betul akan besarnya sumbangan Bidan Desa terhadap peningkatan derajat

kesehatan masyarakat umumnya dan lingkup kesehatan ibu dan anak (KIA)

khususnya. Untuk itu diperlukan secara kontinyu suatu metode pembinaan dan

pengawasan yang terorganisasi dan terprogram terhadap Bidan Desa, serta

disertai dengan ditingkatkannya terus pendekatan kepada masyarakat desa

tentang kebaikan dan kekurangan bila ibu hamil dan melahirkan ditolong oleh

Bidan Desa atau dukun peraji dan yang terpenting tingkatkan terus kerjasama

terhadap dukun bayi dengan lebih menekankan kearah "mitra" kerja, sehingga

diharapkan suatu saat peran dukun peraji akan dapat diambil alih oleh Bidan

Desa.

2. Cara Penetapan Standart Kinerja Lulusan Pendidikan Bidan Desa Di

Kabupaten Dati II Cianjur

Dari hasil penelitian yang dilakuakan, ternyata penetapaan standaart

kinerja lulusan pendidikan Bidan Desa di Kabupaten Dati II Cianjur adalah

dengan menggunakan perhitungan data proyeksi. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah dalam menentukan cakupan pelayanan yang ditentukan dalam

sutau perencanaan induk organisasi. Akan tetapi timbul sutau kendala terhadap

penetapan model data proyeksi ini, dimana hal ini menimbulkan kendala berupa

terjadinya suatu penyimpangan/perbedaan yang sangat besa^nj^ahaasil

perhitungan dengan data proyeksi dengan apa yang ada/dilapangate0d|%

rill/actual).

/ ..• •.;

<V'^ ff*5** :U'

, \

(49)

I l l

3. Kualitas Kinerja Lulusan Bidan Desa Dalam Memberikan Pelayanan

Perawatan Ibu Hamil dan Pertolongan Persalinan Di Kabupaten Dati II

Cianjur

Dari hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan

dalam bab IV, ternyata kualitas kinerja lulusan Pendidikan Bidan Desa dalam

pelaksanaan perawatan ibu hamil adalah masih kurang berkualitas, begitupun

terhadap kualitas pertolongan persalinan yang dilakukan oleh Bidan Desa,

adalah masih kurang baik.

Hal ini terjadi disebaban oleh berbagai faktor, antara lain terbatasnya

fasilitas timbangan orang dewasa di Posyandu, serta terbatasnya alat untuk

mengukur tekanan darah, dan terkadang disertai adanya kelalaian dari petugas

untuk melakukan penimbangan berat badan ibu hamil. Sedangkan dalam hal

penerapan standar mutu dalam menolong persalinan terutama menyangkut

kebersihan tangan penolong dan kebersihan pasien sangat diragukan. Hal ini

dimungkinkan karena setiap ibu melahirkan selalu ditolong dirumah pasien,

yang menggunakan sarana/fasilitas yang ada di pasien yang kebersihannya

tidak bisa dijamin, sedangkan kebersihan tangan penolong masih belum dapat

dijaminkebersihannya, karena saat mencuci tangan tidak sesuai prosedur

teorisebagaaimana yang dipersyaratkan. Dari berbagai kendala ini, perlu

kesadaran tinggi dari Bidan Desa, bahwa di samping memenuhi tuntutan

kuantitas kinerja, yang tak kalah penting adalah harus disertai dengan

(50)

112

Hal ini bisa diatasi apabila fasilitas yang ada saat ini lebih dilengkapi,

dan disertai dengan pembinaan terhadap Bidan Desa agar bekerja

mengutamakan mutu yang lebih baik lagi. Karena dengan mutu pelayanan

yang baik, hal ini akan turut mempengaruhi produktivitas kinerja Bidan Desa

itu sendiri, sebab semakin berkualitas, maka kinerja Bidan Desa akan semakin

produktif, artinya masyarakat akan semakin percaya pada Bidan Desa. Bila

masyarakat sudah dapat mempercayai keberadaan Bidan Desa, maka

pencapaian target program akan semakin baik.

4. Faktor-Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap Kinerja Lulusan

Pendidikan Bidan Desa Di Kabupaten Dati H Cianjur

Adapun faktor-faktor yang paling mempengaruhi kinerja Bidan Desa,

secara umum terdapat dua faktor utama, yaitu: faktor organisasi dan faktor

individu Bidan Desa itu sendiri.

Faktor organisasi, meliputi kemampuan organisasi untuk memberikan/

menyediakan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan oleh Bidan Desa, adapun

yang paling dirasakan oleh Bidan Desa adalah: sarana dan fasilitas

pemondokan yang tidak layak untuk digunakan/dihuni baik untuk Bidan Desa

maupun untuk tempat pelayanan, sistem kompensasi (gaji PTT) selama lima

tahun terakhir tidak pernah mengalami kenaikan/perbaikan. Beban tugas yang

diberikan kepada Bidan Desa PTT terkesan lebih menjadi sorotan

dibandingkan terhadap Bidan Desa Pegawai Negeri Sipil, pembinaan yang

dilakukan oleh organisasi Depkes kualitasnya masih dirasakan sangat kurang

(51)

113

kemudian peluang dan harapan pasca PTT tidak ada kejelasan yang pasti,

kalaupun ada sifatnyatidak sesuai dengan pilihanBidan Desa PTT.

Dari aspek individu, ternyata yang paling dominan mempengaruhi

kinerja Bidan Desa adalah aspek sikap dan motivasi Bidan Desa yang

dirasakan masih sangat rendah. Hal ini dimungkinkan terjadi sebagai dampak

kurangnya daya dukung dari organisasi, dilain pihak terialu bertumpuknya

beban kerja yang diberikan kepada Bidan Desa yang kesemuanya disertai

dengan standar/target pencapaian yang banyak tidak sesuai dengan data riil di

lapangan/di wilayah kerja Bidan Desa itu sendiri.

B. Rekomendasi

Untuk mencapai kinerja lulusan Bidan Desa yang produktif dan disertai

dengan mutu pelayanan yang terjamin maka peneliti merekomendaikan beberapa

hal yang perlu disempurnakan dan ditinjau kembali, sebagai berikut:

1. Dalam Pelaksanaan dan Peningkatan Kinerja Bidan Desa Dalam Hal

Perawatan Ibu Hamil dan Pertolongan Persalinan

a. Data proyeksi

Diperlukan suatu peninjauan ulang terhadap "pola penetapan

target cakupan yang berdasarkan persentase proyeksi" yaitu: 2,97% dari

jumlah penduduk untuk ibu hamil dan 2,85 % dari jumlah penduduk untuk

ibu bersalin, dirasakan sudah sangat tidak relevan dengan data riil di

lapangan, karena dari hasil penelitian terdapat perbedaan antara data

(52)

114

penelitian/ilmu sosial yaitu: dimana angka "probability" dianjurkan adalah

0,05 - 0,01% dari data riil atau data aktual di wilayah kerja Bidan Desa

tersebut.

Adapun beberapa kecenderungan bila data proyeksi dipertahankan,

adalah kinerja Bidan Desa untuk selamanya secara objektif tidak akan

mencapai target yang diharapkan, kemudian akan mendorong

kecenderungan pembuatan laporan yang "pseudo" karena dipaksa untuk

memenuhi target padahal kenyataan di lapangan datanya sudah tidak ada

lagi, dan akhirnya "kinerja Dinas Kesehatan dalam pencapaian target

secara acuan nasional pun tidak akan pernah tercapai dan cenderung

hanya bersifat "grafik atau record" semata-mata, kemudian dengan

tingginya data proyeksi, akan membuat petugas prustasi dalam

pekeijaannya.

Alasan selanjutnya bila menggunakan data riil dengan probability

0,05 - 0,01, dari hasil penelitian ternyata menunjukkan "kinerja Bidan

Desa di Kabupaten Dati II Cianjur bisa mencapai 75 - 98%. adalah

katagori baik".Artinya kinerja Bidan Desa dapat dikatakan produktif.

Namun demikian, peneliti menyadari kekurangan dari hasil

penelitian ini, untuk itu peneliti berharap adanya kemauan peneliti lain

(53)

115

b. Terhadap rendahnya pertolongan persalinan oleh Bidan Desa

Selain disebabkan oleh tingginy data proyeksi yang ditetapkan,

terdapat juga alasan "klasik" yang dari generasi kegenerasi adalah masih

tingginya tingkat kepercayaan masyarakat desa terhadap dukun peraji, dan

adanya kesan bila melahirkan di bidan desa akan membayar mahal.

Sesungguhnya duduk persoalan tidak terietak disini saja, tapi yang

terpenting adalah belum mengenanya "program-program" yang di bawa

oleh Bida Desa di masyarakat, sebab kalau dikatakan bahwa melahirkan di

Bidan Desa akan lebih aman, alasan ini masih sulit untuk diterima di

kalangan masyarakat awam. Untuk itu diperlukan tehnik pembinaan dan

kemitraan serta alih pendekatan terhadap dukun peraji dan Bidan Desa

dengan menuntut kesadaran Bidan Desa untuk lebih menyatu dan bersifat

"familyer" ketimbang pendekatan "tugas" kepada masyarakat desa, kalau

pola ini diterapkan dan data riil digunakan maka cetusan sehat tahun 2010

secara objektifakan menjadi kenyataan.

c. Terhadap motivasi kerja Bidan Desa

Ada kesan dari berbagai pihak bahwa masih rendahnya

motivasi/semangat kerja Bidan Desa, baik yang Pegawai Negeri Sipil

maupun Bidan Desa PTT, hal ini disadari bisa saja terjadi karena pengaruh

berbagai aspek, seperti: kondisi, geografy dan demografy wilayah kerja,

pengaruh data proyeksi dengan data riil yang jauh ketimpangannya, dan

sistem upah/gaji PTT yang bersifat "statis" dari tahun ke tahun,

(54)

116

kesemua ini mau tidak mau akan mempengaruhi semangat dan motivasi

kerja BidanDesa tersebut.

Untuk ini, kiranya perlu secara seksama meninjau kembali segala

kebijakan yang telah ditetapkan dengan mengacu kepada penerapan

"manajemen suber daya manusia menyongsong era globalisasi" dengan

tetap menjalankan dan meningkatkan kuantitas serta kualitas sistem

pembinaan terhadap Bidan Desa yang sudah dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Dati II Cianjur.

2. Kepada Lembaga Pendidikan

Kiranya sudah tepat untuk saat ini memulai dibukanya pendidikan

Diploma tiga kebidanan sebagai usaha perbaikan kualitas tenaga, namun yang

terpenting adalah bagaimana menjalankan dan melakukan proses pendidikan

kebidanan di tingklat diploma tersebut betul-betul mengena dengan tuntutan

masyarakat, yang diharapkan dapat mebawa hal-hal yang jauh berbeda kepada

perbaikan dibandingkan dengan pendidikan Bidan Desa yang hanya setingkat

Diploma Satu. Dengan demikian hendaknya pola pembelajarannya adalah

lebih berorientasi kepada "Publich Health Nursing For safe Motherhood".

Demikianlah beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang peneliti

(55)
(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1986). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Achmad Sanusi. (1990). Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan. Bandung:

FPS IKIP Bandung.

Blanchard, Kenneth H. (1977). Management of Organizational Behavior.

New Jersey: Prentice Hal, inc.

Castetter, William B. (1981). The Personel in Educational Administration.

New York: Mac Millan.

Dinas Kesehatan. (1977). Penerapan Standar Pelayanan Kesehatan Dalam

Rangka Penurunan Angkat Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu

(AKI) di Kabupaten Cianjur. Cianjur: Dinas Kesehatan.

Depdikbud. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.

Depkes RI. (1993). Panduan Bidan di Tingkat Desa. Jakarta: Depkes RI.

(1991). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes Ri

_^___ (1989). Perawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Depkes RI.

(1991). Pedoman Kesehatan Prenatal. Jakarta: Depkes RI.

(1993). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta:

Depkes RI.

(1993). Tetanus dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah, Jakarta:

Depkes RI.

(1993). Pedoman Penanganan Perkembangan Anak di Keluarga,

Jakarta: Depkes RI.

(1993). Pedoman Penanganan Pertolongan Persalinan dan Nifas

Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta. Depkes RI.

Dinas Kesehatan. (1977). Strategik Dinas Kesehatan Untuk Aksilirasi Angka

(57)

(1997). Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Untuk Percepatan Penurunan AKI di Kabupaten Cianjur. Dinas Kesehatan Cianjur.

Depkes RI. (1994). Program PeminatKesehatan Ibu dan Anak, Jakarta: Depkes. Engkoswara. (1986). Kecenderungan Kehidupan di Indonesia Menjelang Tahun

2000 dan Implikasinya Terhadap Sistem Pendidikan. Jakarta:

CV. Intermedia.

(1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdikbud.

Elaint L. La Monica. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.

Jakarta: EGC.

Enkel and N.E. Wallen. (1990). Ho to Design and Evaluative Research in Education. New York: McGraw-Hill.

Echols, John M, dan Hassan Shadily. (1995). An English-Indonesia Dictionary.

Jakarta: Gramedia.

Fortunato, Ray T. and D. Geneva Waddel. (1991). Personel Administration in

Higher Education. San Francisco: Jossey Bass Publishers.

Gupta L.D. (1983). Educational Administration at Colleg Level. Ney Delhi:

Sanjaya Printers.

Hoy, Wayne K. and Cecil G. Miskel. (1987). Educational: Theory Research and Practice. New York: Random House.

H.D. Sudjana. (1991). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan Sejarah Perkembangan Falsafah dan Teori Pendukung Azas. Bandung:

Nusantara Press.

Hadari Nawawi. (1992). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Mas Agung.

(1994). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: UGM

Press.

H.A.R. Tilaar. (1994). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

IKIP Bandung. (1994). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: IKIP.

(58)

Moleong, L.J. (1990). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nasution S. (1992). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Prijodarminto, Soegeng. (1992). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradunya

Paramitra.

Rochman Natawijaya. (188). Pengelolaan Data Secara Statistik. Bandung:

HOP Bandung.

Randall S. Chuler. (1987). Personel an Human Resource Management. New

York: West Publishing Company.

Sutermeister, Robert A. (1976). People and Productivity. New York:

McGraw-Hill Book Company.

Sinungan Muchdarsayh. (1997). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi

Aksara: Jakarta.

Soewarno Hardjosoedarmo. (1996). Dasar-Dasar Total Quality Management.

Andi Ofset: Yogyakarta.

Sayogo, Pujiwati. (1992). Sosiologi Pedesaan. Gajah University: Yogyakarta.

Siagian, Sondang P. (1993). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara:

Jakarta.

Simamora, Hutary. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

STJJ2 YKPN.

Thomas, J Alan. (1971). The Productive School. Canada: John Wiley ans Sons

inc.

W.G. Walker, A.R. Crane, dan A. Ross Thomas. (1993). Exploration in

Educationasl Administration. New York: University of Queendsland

Press.

Westra, Pariata, Sutarto dan Sri Nursyamsi. (1977). Ensiklopedi Administrasi.

Jakarta: Gunung Agung.

W.J.S. Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Referensi

Dokumen terkait

Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit ( skin to

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai pH, daya mengikat air, susut masak, keempukan, warna daging, warna lemak, lemak marbling dan tebal lemak dari

Kelompok 5 menjadi kelompok dengan pendapatan tertinggi yaitu Rp 895.234.000/kk/tahun, hal tersebut disebabkan selain memiliki lahan yang luas petani tersebut juga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Yosim Pancar pada awalnya merupakan tari gembira tanpa nama, yang terinspirasi dari kehadiran pesawat jet tempur milik

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan perangkat lunak pendeteksi warna berdasarkan kepekatan warna emas maka dapat disimpulkan bahwa penentuan posisi dan jarak

(4) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), hanya dapat diikuti oleh penyedia Barang/Jasa produksi dalam negeri sepanjang

Ketidak-berdayaaan warga masyarakat sukubangsa setempat dalam melawan pemerintah atau sistem nasional, kecuali di Aceh, mungkin dikarenakan bahwa:

prosiding seminar nasional “Menuju Masyarakat Madani dan lestari” ini diterbitkan 1 (satu) kali tiap tahun oleh Direktorat penelitian dan pengabdian Masyarakat (DppM Uii) dalam rangka