DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
ABSTRACT ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...vi
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR GAMBAR ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiv
BAB I PENDAAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...6
C. Batasan Masalah ...7
D. Perumusan Masalah ...7
E. Tujuan Penelitian ...8
F. Manfaat Penelitian ...8
G. Kerangka Berfikir ...9
H. Asumsi ...13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ...14
1. Kreativitas ...14
2. Tes Kreativitas ...17
3. Sikap ...18
4. Minat ...21
5. Pengaruh Sikap dan Minat (Faktor Afektif) terhadap Kreativitas ...24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ...29
B. Metode Penelitian...29
C. Variabel Penelitian ...30
D. Definisi Operasional...30
E. Lokasi dan Subjek Penelitian ...31
F. Teknik Pengumpulan Data ...31
G. Prosedur penelitian ...32
H. Teknik Analisis Data ...45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data ...48
1. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas ...48
2. Pengujian Normalitas Data ...50
3. Analisis Data ...57
a. Analisis Korelasi X1 dengan Y ...58
c. Analisis Korelasi utuk X1 dengn X2 ...59
d. Analisis Korelasi Ganda untuk X1 dan X2 dengan Y ...60
e. Uji Hipotesis ...61
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...62
C. Pemetaan Temuan Penelitian ...65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...69
B. Implikasi ...70
C. Saran / Rekomendasi ...70
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen Sikap pada Kompetensi
Keahlian ATPH ... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Minat pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen Minat pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 38
Tabel 3.4 Interprestasi untuk koefisien korelasi ... 40
Tabel 3.5 Interprestasi untuk tingkat kesukaran ... 41
Tabel 3.6 Interpretasi untuk Uji Daya Pembeda ... 43
Tabel 4. 1 Pemetaan Kondisi Sikap Belajar Siswa SMKN 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di PPPPTK Pertanian Cianjur pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 58
Tabel 4. 2 Pemetaan Kondisi Minat Belajar Siswa SMKN 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di PPPPTK Pertanian Cianjur pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berfikir ... 12
Gambar 2.1 Empat Ranah Kreativitas Jung ... 25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Sikap Uji Coba ... 66
Lampiran 2. Kuisioner Minat Uji Coba ... 69
Lampiran 3. Tes Kreativitas Uji Coba ... 71
Lampiran 4. Reliabilitas Data Sikap (X1) ... 77
Lampiran 5. Reliabilitas Data Minat (X2) ... 80
Lampiran 6. Reliabilitas Data Kreativitas (Y) ... 83
Lampiran 7. Validasi Konstruk ... 86
Lampiran 8. Validasi Item ... 90
Lampiran 9. Instrumen Penelitian Valid dan Reliabel ... 99
Lampiran 10. Data Skor Jawaban Siswa ... 106
Lampiran 11. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap ... 110
Lampiran 12. Distribusi Frekuensi Variabel Minat ... 112
Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Variabel Kreativitas ... 114
Lampiran 14. Uji Normalitas Variabel Sikap ... 116
Lampiran 15. Uji Normalitas Variabel Minat ... 119
Lampiran 16. Uji Normalitas Variabel Kreativitas ... 122
Lampiran 17. Uji Homogenitas ... 124
Lampiran 18. Korelasi Sikap (X1) terhadap Kreativitas (Y) ... 127
Lampiran 19. Korelsi Minat (X2) terhadap Kreativitas (Y) ... 129
Lampiran 20. Korelasi Sikap (X1) dan Minat (X2) terhadap Kreativitas (Y) .. 131
Lampiran 21. Regresi ... 134
Lampiran 23. Analisis Data per Sub Variabel/ Indikator Instrumen ... 149
Lampiran 24. SK Pembimbing ... 156
Lampiran 25. Surat Izin Penelitian ... 158
Lampiran 26. Balasan Surat Izin Penelitian ... 159
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara yang memiliki aset kekayaan sumber daya alam
yang melimpah, jumlah penduduk yang besar dan produktif, serta akses yang
strategis dalam mobilitas global. Melimpahnya sumber daya bidang pangan
membuat para tokoh negara merumuskan Master Plan Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam rangka mencapai Ketahanan Pangan
Nasional.
Sektor pendidikan harus mendukung rumusan MP3EI dengan mempersiapkan
sumber daya manusia yang mampu berperan penting dalam merealisasikan
Ketahanan Pangan Nasional. Sebagai lembaga pendidikan bidang pertanian,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian mempunyai tanggung jawab dalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan, penguasaan
teknologi tepat guna dan tepat budidaya dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi
pada daerah masing-masing.
Pertanian merupakan salah satu bidang studi keahlian sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Nomor 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, bahwa pada SMK terdapat enam
Bidang Studi Keahlian yang terbagi dalam delapan belas Program Studi Keahlian
atau dapat diperpanjang sampai 4 (empat) tahun setelah pendidikan dasar.
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) merupakan salah satu
kompetensi dalam program studi Agribisnis Produksi Tanaman, bidang keahlian
Pertanian yang sangat dibutuhkan dalam mendukung MP3EI menuju Ketahanan
Pangan Nasional.
SMK Pertanian dituntut kreatif mengembangkan berbagai model
pembelajaran sesuai dengan karakteristik pertanian, pembelajaran yang
menitikberatkan pada penyelenggaraan proses belajar yang betul-betul mengikuti
irama kerja pertanian. Kegiatan pembelajaran di sekolah pertanian tidak terlepas
dari kegiatan on farm (kegiatan produksi) dan off farm (kegiatan pasca produksi),
sehingga siswa merasa dekat dengan dunianya dan siap bekerja, baik kerja
mandiri maupun kerja pada pihak lain. Implementasi kurikulum harus diarahkan
pada kegiatan kewirausahaan yang menitikberatkan pada inovasi dan kreatifitas
siswa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) no 19 tahun 2005 pasal 19
ayat 1 tentang standar proses yang menyatakan “Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada, berdasarkan pengamatan
sementara di SMK Pertanian, terlihat proses pembelajaran masih bersifat verbal,
komunikasi guru dengan murid masih satu arah (teacher centre), sehingga siswa
terlihat kegiatan belajar siswa secara aktif baik dalam kegiatan di kelas maupun
pada saat praktikum (student centre). Proses berfikir dengan menstimulasi ide-ide
baru pada saat praktikum tidak dapat terealisasi dengan baik, sehingga siswa
menjadi kurang terangsang untuk memunculkan gagasan atau inovasi. Hal ini
menunjukan tingkat kreativitas yang rendah.
Menindaklanjuti hasil pengamatan, peneliti melakukan studi pendahuluan
pada tanggal 13 Januari 2011 dengan mewancarai guru dan beberapa siswa untuk
mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar di SMK
Pertanian. Terdapat beberapa informasi diperoleh diantaranya adalah, lingkungan
SMK Pertanian yang mayoritas berada di daerah pedesaan membuat minimnya
sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di SMK Pertanian,
bidang pertanian masih kurang diminati oleh calon siswa karena kesan di
masyarakat SMK Pertanian dianggap kurang bonavide, hal tersebut selain
mengakibatan rendahnya tingkat kepercayaan diri siswa juga mengakibatkan
rendahnya dukungan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran.
Perkembangan teknologi pertanian yang masih cenderung terabaikan
dibanding dengan kemajuan teknologi di bidang lain membuat siswa sulit
mengikuti tren pertanian yang berkembang di luar sekolah; sarana dan prasarana
pembelajaran yang kurang memadai; serta rendahnya faktor insiatif dan
kreativitas guru dalam mengajar, sehingga belum dapat memotivasi siswa dalam
meningkatkan mental belajar siswa (sikap dan minat) dalam pembelajaran.
Namun demikian, keterbatasan yang dimiliki oleh SMK Pertanian tidak
mengatasinya adalah dengan mengimbanginya dengan kreativitas, baik dari guru
maupun siswa. Kreativitas memegang peranan penting untuk mengubah kesan
SMK pertanian yang masih dipandang sebelah mata. Tanpa kreativitas,
pemikiran-pemikiran yang ada hanyalah akan menjadi sebuah catatan yang belum
dapat terwujud. Kreativitas hakekatnya mampu memberikan efek luar biasa
terutama bagi individu itu sendiri maupaun lingkungan sekitarnya, bukan saja
untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang melainkan lebih dari itu, kreativitas
bahkan mampu mengangkat sebuah bangsa bergerak cepat untuk bangun dari
keterpurukan.
Kreativitas dari siswa SMK sendiri selama ini telah banyak diapresiasi
karena dapat menghasilkan berbagai produk dengan prestasi yang
membanggakan. Hal tersebut secara bertahap dapat mengubah kesan SMK dimata
masyarakat menjadi lebih baik. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa persepsi
sebagian masyarakat masih melihat SMK sebagai sekolah yang akan
memudahkan para lulusannya masuk ke dunia industri menengah, bukan sebagai
solusi pendidikan praktis dimana SMK dapat menjadi sebuah batu loncatan untuk
memiliki masa depan yang lebih baik tanpa harus duduk terlalu lama dibangku
kuliah terlebih dahulu. Dalam hal ini kreativitas siswa menjadi hal yang menarik
bagi peneliti untuk melakukan analisa terhadap faktor yang dapat mempengaruhi
kreativitas siswa dihubungkan dengan informasi yang diperoleh dari studi
pendahuluan yang telah dilakukan peneliti.
Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti kaitan kreativitas dengan
meningkatkan prestasi belajar seseorang. Dalam penelitiannya Munandar (1992),
mengatakan bahwa prestasi akademik di sekolah dapat dilihat dari nilai raport,
untuk memperoleh nilai yang baik di sekolah selain intelegensi, kreativitas juga
memiliki peran penting. Kemudian Munandar (2009) menjelaskan bahwa
kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensional, terdiri dari beberapa
dimensi, yakni dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan
kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Beberapa ciri orang
kreatif (Munandar, 1992) adalah: (1) Rasa ingin tahu yang besar, (2) Memberikan
banyak gagasan atau usulan terhadap suatu masalah, (3) Bebas dalam menyatakan
pendapat, (4) Menonjol dalam salah satu bidang seni, (4) Teguh pendirian, (5)
Lugas, (6) Memiliki rasa humor tinggi, (7) Daya imajinasi kuat, (8) Orisinil dalam
berkarya, (9) Dapat bekerja sendiri, (10) Senang mencoba hal baru, (11) Memiliki
kemampuan mengembangkan atau merinci suatu gagasan (elaborasi).
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka Treffinger (1980) mengatakan bahwa
tidak ada seorangpun yang tidak memiliki kreativitas, hal ini menekankan bahwa
setiap orang memiliki potensi kreatif di dalam dirinya. Clark (1988) mengatakan,
creativity showing the integration of the four major areas of human function:
thinking – cognitive, feeling – affective, phsycal/ sensing and intuitive.
Beberapa hal yang berkaitan (mendukung atau menghambat) dengan
tingkat kreativitas seseorang. Faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah (1)
motivasi intrinsik untuk kreativitas dan (2) kondisi eksternal yang mendorong
menjadi Four P’s Creativity: Person, Process, Press and Product. Kebanyakan
kreativitas tersebut ditekankan pada salah satu P atau kombinasinya.
Hasil studi pendahuluan, pendapat para ahli dan hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya tersebut merupakan sebuah bukti empirik yang
menegaskan bahwasanya penting menumbuhkan kreativitas di dalam diri siswa.
Karena itu hubungan sikap dan minat terhadap kreativitas siswa SMK adalah
penting untuk diteliti. Dengan demikian penelitian ini berjudul “Hubungan
Sikap dan Minat dengan Kreativitas Siswa SMK pada Kompetensi Agribisnis
Tanamana Pangan dan Hortikultura (ATPH) (studi korelasional di SMK
Negeri 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di Lingkungan PPPPTK
Pertanian Cianjur)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah, yaitu:
1. Kesan/imej SMK Pertanian yang masih dipandang sebelah mata oleh
masyarakat, mengakibatkan rendahnya peminat SMK pertanian dan siswa
yang menjadi kurang termotivasi belajar karena hal tersebut.
2. Masih minimnya peralatan praktikum dan sarana penjunjang pembelajaran
lainnya seperti lahan pertanian, alat-alat berat pertania, media tanam,
ketersediaan rumah kaca, dan lain-lain.
3. Rendahnya minat belajar siswa.
4. Rendahnya motivasi siswa.
6. Rendahnya sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.
7. Rendahnya kreativitas siswa.
8. Rendahnya inisiatif guru dalam memperbaharui pengetahuan dan
informasi pertanian yang sedang berkembang
9. Rendahnya kreativitas mengajar guru.
C. Batasan Masalah
Karena luasnya masalah yang berkaitan dengan kreativitas siswa, maka
penulis mempersempit masalah yang akan diteliti ke dalam batasan-batasan
permasalahan berikut:
1. Menganalisis sikap, minat dan kreativitas pada kompetensi ATPH.
2. Sikap, minat dan kreativitas yang dianalisis adalah berdasarkan hasil tes
kreativitas serta hasil kuesioner sikap dan minat belajar siswa, yang dilakuan
di SMKN 1 Karangtengah dan siswa magang Jurusan ATPH di PPPPTK
Pertanian Jawa Barat.
D. Rumusan Masalah
Merujuk pada batasan permasalahan di atas, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan sikap belajar siswa terhadap kreativitas siswa pada
kompetensi ATPH?
2. Bagaimana hubungan minat belajar siswa terhadap kreativitas siswa pada
3. Bagaimana hubungan sikap belajar dan minat belajar siswa terhadap
kreativitas siswa pada kompetensi ATPH?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan
objektif tentang seberapa besar hubungan variabel-variabel yang bersifat
psikologis – sosiologis (sikap dan minat siswa) dengan kreativitas belajar siswa
pada kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di SMK
Pertanian yang dijabarkan menjadi beberapa poin:
1. Untuk menguji secara empirik hubungan sikap dan minat belajar dengan
kreativitas siswa pada kompetensi ATPH di SMK Pertanian.
2. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dan kreativitas siswa pada
kompetensi ATPH di SMK Pertanian.
3. Untuk mengetahui hubungan antara minat dengan kreativitas siswa pada
kompetensi ATPH di SMK Pertanian.
4. Untuk mengetahui kondisi sikap, minat dan kreativitas siswa SMK Pertanian
jurusan ATPH di SMKN 1 Karangtengah dan siswa magang di lingkungan
PPPPTK Pertanian Cianjuur.
F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini dapat memberi manfaat dalam mengkaji
kretivitas siswa pada kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
(ATPH). Manfaat peneitian tersebut secara spesifik adalah sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan kepada satuan pendidikan yang
memiliki program Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
(ATPH) dalam penyusunan kurikulum yang mendukung peningkatan
kreativitas siswa.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan media
pembelajaran guna meningkatkan minat dan membangkitkan sikap positif
siswa dalam pembelajaran.
3. Bagi siswa, diharapkan mampu membantu siswa menelusuri tingkat
kreativitas yang dimilikinya dan memberi motivasi untuk dapat meningkatkan
kreativitas melalui sikap positif dan minat yang tinggi terhadap pembelajaran.
G. Kerangka Berfikir
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 menyebutkan “Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik”, serta dampak dari rumusan Master Plan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) dalam rangka mencapai Ketahanan Pangan Nasional oleh para
tokoh, mengubah kepada arah konsep SMK Pertanian dari sebuah lembaga
menjadi sebuah lembaga pendidikan yang dituntut untuk mampu menghasilkan
lulusan yang memiliki skill juga memiliki nilai tambah yakni inovatif, kreatif dan
aktif dalam berkarya. Secara garis besar SMK Pertanian berdiri sebagai lembaga
pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
dan keterampilan mengelola pertanian kelas menengah. Namun seiring dengan
perkembangan zaman dan tingkat kebutuhan yang terus naik, fungsi SMK
Pertanian pun mulai berubah menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan
sumber daya manusia yang memahami, dapat mengelola dan dapat menghasilkan
terobosan-terobosan baru di bidang pertanian. Peralihan tersebut mengakibatkan
semakin banyak menuntut kemampuan, keahlian, sikap inovatif dan kreatif. Akan
tetapi kondisi nyata di lapangan, masih banyak hal yang perlu dibenahi agar dapat
menghasilkan lulusan yang diinginkan tersebut. Persoalan-prsoalan tersebut
antaranya adalah kesan SMK yang kurang diminati, peralatan praktikum yang
kurang memadai, sarana penunjang yang belum tersedia (seperti lahan pertanian,
traktor, dll) minat siswa yang rendah, kurangnya motivasi siswa, kurangnya
dukungan orang tua, sikap positif siswa yang masih rendah, kurangnya inisiatif
guru, rendahnya kreativitas mengajar guru dan kreativitas siswa.
Dari berbagai macam persoalan yang dihadapi SMK Pertanian, hal yang
membuat semakin sulitnya dicarikan pemecahan adalah karena kebanyakan SMK
Pertanian terletak di daerah, kaitannya dengan pembelajaran adalah kesulitan
untuk memperbahrui informasi, pengetahuan maupun akses pengembangan diri
yang optimal bagi lulusannya. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk
persaingan global adalah dengan meningkatkan sikap belajar yang positif dan
minat belajar yang tinggi. Schunk, dkk. (2012) menyebutkan bahwa minat
personal dan minat situasional adalah minat yang dapat memengaruhi
pembelajaran dan kinerja. Masih dalam Schunk, dkk. (2012) bahwa di dalam
motivasi, minat dan afeksi lain dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Merangsang sikap positif dan minat siswa tidak terlepas dari bagaimana
kurikulum di sekolah mendukung hal tersebut. Metode pembelajaran dan
penyampaian materi memegang peranan penting dalam hal ini. Oleh karena itu
diharapkan dapat dibangun sebuah siklus pembelajaran (kurikulum dan metode
pembelajarn terdapat di dalamnya) yang mampu mengakomodir peningkatan
sikap dan minat siswa. Meningkatnya sikap positif dan minat belajar siswa
terhadap pemelajaran akan semakin memudahkan siswa untuk fokus pada materi
dan memunculkan gagasan-ggasan baru sehingga dapat memicu tingkat
kreativitasnya berkembang.
Kerangka pemikiran dapat digambarkan secara praktis mengenai hubungan
Gambar 1.1. Kerangka Berfikir Masukan
Permasalahan:
Kesan SMK yang kurang elite, peralatan
praktikum, sarana penunjang, minat siswa, motivasi siswa, dukungan orang tua, sikap siswa, inisiatif guru, kreativitas mengajar guru,kreativitas siswa.
Tuntutan era persaingan global meminta lulusan SMK Pertanian yang memiliki skill, inovatif
dan keatif
Lingkungan Internal
Kesadaran siswa, orang tua, dan lingkungan rumah yang kondusif
PP No.19 Th. 2005 Psl. 19 tentang pembelajaran yg memberikan
ruang untuk kreatifitas,
Rumusan MP3EI yang membutuhkan SMK sebagai penghasil SDM Pertanian yang
H. Asumsi
Penelitian ini dilaksanakan atas dasar beberapa asumsi sebagai titik tolak
kajian lebih lanjut yang berkaitan dengan kreativitas siswa. Beberapa asumsi yang
dimaksud adalah:
1. Minat yang tinggi dapat membangkitkan gairah belajar sehingga sikap belajar
yang positif dapat terbentuk.
2. Sikap belajar yang positif dapat mendukung suasana belajar yang kondusif.
3. Kreativitas yang tinggi mampu meningkatkan hasil belajar.
I. Hipotesis
Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap belajar siswa dengan
kreatifitas siswa pada kompetensi ATPH.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar siswa dengan
kreativitas siswa pada kompetensi ATPH.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap belajar dan minat belajar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah:
1. Siswa Kelas XI Jurusan Agribisnis dan Hortikutura Tanaman Pangan (ATPH)
SMKN 1 Karangtengah sebanyak 20 orang.
2. Siswa magang kelas XI Jurusan ATPH dari berbagai SMK Pertanian di
Cianjur yang berada di lingkungan PPPPTK Pertanian Cianjur – Jawa Barat
sebanyak 10 orang.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode
korelasional. Menurut Hartono (2004) penelitian korelasional adalah
adalah penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi
antarvariabel dan membuat prediksi berdasarkan korelasi antarvariabel.
Jika hubungan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan sifat
hubungannya merupakan sebab akibat (causaleffect).
Jenis desain penelitian ini adalah korelasional yang dapat
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini bersifat korelasional sehingga ada variabel terikat (dependent)
dan variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent) yaitu sikap belajar
siswa (� ) dan minat belajar siswa (� ), sedangkan variabel bebas (independent)
yaitu kreativitas siswa yang diukur melalui tes tulis (Y).
D. Definisi Operasional
1. Sikap belajar siswa adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku respon atau tanggapan siswa selama
mengikuti proses pembelajaran serta respon atau tanggapan terhadap subjek
pelajaran (Rhamdani, Neila; 2008) yaitu Kopetensi Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura. Sikap dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu
sikap positif dan sikap negatif.
rX1X2Y
X1
X2
Y Sikap
Minat
Kreativitas rX1Y
2. Minat belajar siswa adalah kecenderungan, ketertarikan atau hasrat siswa
terhadap objek pelajaran yaitu Kopetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura, sehingga menimbulkan ketekunan dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Kreativitas adalah merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif
berbeda dengan apa yang ada sebelumnya (Supriadi, 1994). Pada penelitian ini
fokus kreativitas yang diukur adalah pada saah satu aspek kreatif yaitu pada
aspek Proses berfikir kreatif. Untuk memperoleh tingkat kreativitas siswa,
dilakukan yaitu tes kreativitas tertulis.
E. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu:
a. SMK N 1 Karangtengah Kabupaten Cianjur, Jalan Raya Jangari Km 14
Kabupaten Cianjur.
b. Pusat Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) Pertanian, Jalan Jangari Km 14 Kabupaten Cianjur.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara :
a. Kuisioner
Menghimpun data menggunakan kuisioner dilakukan untuk memperoleh
serta mengukur tingkat kreativitas ditinjau dari segi sikap kreatif yang merupakan
bagian dari proses kreatif.
b. Tes Kreativitas
Tes kreativitas dilakukan untuk memperoleh tingkat kreativitas siswa
ditinjau dari segi cara berfikir kreatif yang merupakan bagian dari proses kreatif
menggunakan media tes kreativitas.
c. Observasi Langsung
Observasi langsung dilakukan dalam kelas XII SMKN 1 Karangtegah
Kabupaten Cianjur. Observasi langsung dilakukan untuk menilai kinerja guru dan
refleksi siswa terhadap proses pembelajaran pada Kompetensi Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) melalui lembar observasi. Observasi
selain dapat menilai proses pembelajaran yang sedang dilakukan juga dapat
menilai aspek afektif siswa.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu penelitian
pendahuluan dan penelitian eksperimen. Adapun tahapan dijelaskan sebagai
berikut :
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
konkrit tentang permasalahan sikap belajar, minat belajar, serta kreativitas siswa
pada mata kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di
dan landasan teoritik yang dapat mendukung untuk penelitian. Penelitian yang
dilakukan sebagai berikut :
a. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan pada tanggal 13 Januari 2011 dengan mendatangi
sekolah sebagai objek penelitian yaitu SMKN 1 Karangtengah Kabupaten Cianjur
Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) untuk
mendapatkan informasi mengenai kondisi pembelajaran Kompetensi Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di sekolah pada saat ini.
Studi lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru
Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) tentang
kondisi proses belajar mengajar, sikap belajar siswa, minat belajar siswa,
persoalan kreativitas siswa serta permasalahan lain yang dialami oleh guru selama
melakukan proses pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi tentang permasalahan
yang dihadapi oleh siswa maka dilakukan observasi langsung di kelas pada saat
siswa melakukan proses pembelajaran dan juga dilakukan penyebaran angket
terbuka berisi pertanyaan seputar sikap, minat siswa dalam proses pembelajaran.
Hasil dari wawancara kepada guru, observasi langsung di kelas, dan penyebaran
angket terbuka kepada siswa kemudian dianalisa sehingga didapat temuan berupa
permasalahan yang akan diteliti.
b. Studi Kepustakaan
Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji buku-buku, laporan penelitian,
jurnal, undang-undang, peraturan pemerintah baik di perpustakaan atau melalui
teori-teori minat dari Sobur (2003), Shaleh (2004) dan Dewa Ketut Sukardi (1994).
Teori-teori kreativitas dari Helmut R. Lang dan David N. Evans (2006), Basemer
dan Treffinger (1981), Rhodes (1961), Munandar (1992, 1994, 1995), serta
Guilford (1950).
Hasil dari studi pendahuluan dan studi kepustakaan kemudian disusun
menjadi desain penelitian dalam sebuah proposal penelitian. Selanjutnya proposal
tersebut diseminarkan dan berdasarkan masukan-masukan dari penguji pada saat
seminar dikembangkan menjadi desain penelitian yang dinilai layak untuk
dilaksanakan.
2. Pengembangan Alat Pengumpul Data
Penelitian ini mengangkat Hubungan Sikap dan Minat Belajar Siswa
dengan Kreativitas Siswa, maka data penelitian yang diperlukan adalah
aspek-aspek yang menunang kreativitas. Supriadi (1994) menyatakan bahwa secara
metodologis pendekatan sudi kreativitas dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok
pendekatan, yaitu pendekatan psikologis, sosiologis dan sosial-psiologis. Seperti
yang telah dijelaskan pada Bab II sebelumnya, penelitian ini menekankan pada
aspek sosio – siologis karena ditinjau dari berbagai hal, oleh karena itu
pengumpulan data yang digunakan beragam sesuai dengan variabel yang
digunakan.
Langkah pertama : Perumusan item untuk variabel (1) Sikap belajar, (2) Minat
Untuk instrumen sikap : mengungkap bagaimana sikap siswa terhadap
Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan sikap
siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung, digunakan SSHA (Survey of
Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman yaitu : (1) Selalu, (2)
Sering, (3) Kadang-kadang, (4) Jarang dan (5) Tidak Pernah. Skala jawaban dari
benar ke tidak adalah 5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya, dengan pertimbangan setiap
pernyataan itu semua mengandung kegiatan hanya berbeda-beda sifatnya.
Jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kolom yang
disediakan. Berikut tabel kisi-kisi yang menjelaskan sub-sub variabel berikut
indikatornya.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Sikap Belajar Siswa Pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
Variabel Sub Variabel Indikator
1. Sikap
1.1.1. Pengetahuan siswa tentang kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
1.2.1.Perasaan siswa terhadap guru kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH)
1.2.2.Perasaan siswa saat belajar kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH) secara berkelompok 1.2.3.Kesungguhan
1.3.1. Dorongan sikap siswa saat mengikuti kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
1.3.2. Psikologis 1.3.3. Sosial
Untuk instrumen minat : mengungkap bagaimana minat siswa terhadap
Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan minat
siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung, digunakan model Skala Likert
dengan modifikasi tiga pilihan, yaitu: (1) Selalu, (2) Sering, (3) Kadang-kadang,
(4) Jarang dan (5) Tidak Pernah. Skala jawaban dari benar ke tidak adalah
5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya. Jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda
silang (X) pada kolom yang disediakan. Berikut tabel kisi-kisi yang menjelaskan
sub-sub variabel berikut indikatornya.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Siswa pada Kompetensi Keahlian Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
Variabel Sub Variabel Indikator
2. Minat
1.1.2. Pendapat siswa tentang kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
1.1.3. Kesan siswa terhadap guru kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
1.1.4. Perasaan siswa saat mengikuti kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH)
1.1.5. Perasaan siswa saat mengikuti pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
1.1.6. Perasaan siswa saat belajar kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH) secara berkelompok 2.2.1. Perhatian saat mengikuti pelajaran
2.2.2. Perhatian siswa saat diskusi pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
2.3.1. Konsentrasi siswa saat mengikuti
Variabel Sub Variabel Indikator
2.4Kesadaran
2.3.2. Konsentrasi siswa saat mengikuti
pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di rumah.
2.4.1. Kesadaran siswa tentang belajar di rumah 2.4.2. Kesadaran siswa setelah ia tidak masuk
sekolah.
2.4.3. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang.
2.4.4. Kesadaran siswa untuk bertanya. 2.4.5. Kesadaran siswa untuk mengikuti
praktikum pelajaran.
Untuk instrumen kreativitas : mengungkap bagaimana kreativitas siswa
dikaitan dengan hubungan sikap dan minat belajar siswa terhadap kompetensi
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Digunakan tes kreativitas
yang diadaptasi dari Jurnal pribadi "How Creative Are You?" oleh Raudsepp,
Eugene (1979) dengan metode penilaian menggunakan model Skala Likert. Skala
Likert memiliki pilihan jawaban, yaitu: (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3)
Ragu-ragu, (4) Tidak Setuju dan (5) Sangat Tidak Setuju. Skala jawaban dari benar ke
tidak adalah 5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya. Jawaban diberikan dengan
membubuhkan tanda silang (X) pada kolom yang disediakan. Berikut tabel
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Siawa Pada Kompetensi Keahlian Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)
Variabel Sub Variabel Indikator
3. Kreativitas
- Keterampilan mengemukakan pendapat 3.1.3. Orisinalitas
- Keterampilan menjelaskan gagasan - Keterampilan memanfaatkan media untuk
membuat tugas 3.1.4. Elaborasi
- Evaluasi proses - Evaluasi hasil 3.2.1. Rasa ingin tahu
- Peka dengan materi/ hal-hal baru berkaitan dengan pelajaran
- Ingin tahu tanggapan guru 3.2.2. Keberanian mengambil resiko
- Berani mengerjakan tugas dengan cara baru.
- Berani bertanggung jawab 3.2.3. Tertantang oleh kemajemukan
- Menyukai topik controversial - Menyukai pendapat beragam 3.2.4. Memiliki kepekaan terhadap seni
- Memiliki rasa humor tinggi
- Menonjol dalam salah satu bidang seni. - Memiliki rasa keindahan
3.2.5. Berpusat pada diri sendiri
- Mengenali kemampuan diri dengan baik. - Dapat bekerja sendiri.
- Memiliki kepercayaan diri yang tinggi. - Tidak mudah terpengaruh opini lain. - Memperhatikan pencitraan diri 3.2.6. Berpusat pada diri sendiri
Variabel Sub Variabel Indikator
3.3. Produk kreatif
- Tidak mudah terpengaruh opini lain. - Memperhatikan pencitraan diri 3.2.7. Imajinatif
- Mampu membuat analogi rasional
- Mampu membuat analisis untuk prediksi 3.3.1. Kebaharuan
- Proses /konsepnya baru - Produknya baru
Langkah kedua: Menguji Kelaikan Instrumen
Sebelum kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data, penulis
melakukan pengecekan kepada 2 (dua) guru bidang keahlian Kompetensi
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan 3 (tiga) pakar
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) PPPPTK Pertanian. Hal
tersebut dimasudkan untuk memperoleh validitas isi dan validitas konstruk, untuk
memperoleh kepastian bahwa kuisioner yang penulis susun benar-benar dipahami
oleh responden, serta pertanyaan/pernyataan yang diangkat bear-benar terjadi di
lapangan.
Langkah ketiga: Perbaikan dan Penyempurnaan Kuisioner
Perbaikan dan penyempurnaan kuisioner dilakukan seteah uji coba di
lapangan terutama pada item-item yang menunjukan jawaban responden
Langkah keempat: Menguji Validitas, Reliabilitas dan Daya beda Item.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan:
1. Memberikan skor pada setiap jawaban responden yang didasarkan pada
kunci jawaban.
2. Mentabulasi perolehan skor yang didapat responden.
3. Menghitung validitas item sikapdenganmenggunakan rumus summated
ratings : uji vaiditas t (Mar’at, 1982: 167)
= � −� 2 1 + 2
Dimana:
Xh = Mean skor untuk pernyataan dari kelompok tinggi.
X1 = Mean skor untuk pernyataan dari kelompok rendah.
Sh2 = Varians dari distribusi respon untuk pernyataan dari kelompok
rendah
Sl2 = Varians dari distribusi respon untuk pernyataan dari kelompok
tinggi
nh = Jumlah subjekdalam kelompok tinggi
nl = Jumlah subjekdalam kelompok rendah
4. Menghitung validitas item minat dan kreativitas, dengan menggunakan
rumus : uji validitas (Sudjana, 1986:377)
Dimana :
t = Harga
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
Dengan kaidah jika > maka item dianggap valid. Sebaliknya
apabila maka butir item tersebut dianggap tidak valid.
Dimana adalah nilai t dengan taraf signifikansi 1 –α dan dk = n – 2.
5. Menghitung Reliabilitas varibel sikap, minat belajar serta kreativitas siswa
dengan rumus Kuder Richardson-20 (KR-20) (Arikunto, 1993:154)
11 = −1 � −
�
Dimana :
11= reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir soal
Vt = varians total
p = proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir
q = proporsi subyek yang mendapat skor
6. Pengujian normalitas sikap, minat belajar dan kreativitas siswa.
7. Perhitungan korelasi/hubungan antara variabel sikap dan minat terhadap
kreativitas melalui rumus product momment.
8. Rumus yang digunakan adalah rumus Pearson’s Product Moment (PPM)
Coefficient
)(
).(
)Dimana :
= Koefisien korelasi
X = Skor responden tiap butir soal
Y = Skor responden seluruh butir soal
N = Jumlah responden
Interprestasi untuk koefisien korelasi sebagai berikut :
Tabel 3.4
Interprestasi untuk koefisien korelasi
Rentang Klasifikasi
9. Tingkat/ indeks kesukaran
Uji tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan
bahwa item soal termasuk mudah, sedang, atau sukar. Indeks kesukaran
ditentukan dengan rumus :
Rumus tingkat kesukaran soal (Groundlund, 1982:102) dalam Narsoyo
R = Banyaknya responden yang menjawab benar
T = Jumlah peserta tes
Interprestasi untuk tingkat kesukaran sebagai berikut :
Tabel 3.5
Interprestasi untuk tingkat kesukaran
Rentang Klasifikasi
0,70 ≤ P ≤ 1,000
0,30 ≤ P < 0,70
0,00 ≤ P < 0,30
Mudah Sedang Sukar
10. Indeks Distraktor (Pengecoh)
Uji tingkat pengecoh merupakan parameter yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan kunci pengecoh jawaban.
Rumus yang digunakan untuk indeks destraktor
� =�
� 100%
Dimana :
D = Prosentase indeks pengecoh
Bd = Banyaknya responden yang memilih jawaban kunci pengecoh.
Js = Jumlah peserta tes.
Interprestasi untuk indeks pengecoh adalah apabila prosentase indeks
11. Uji Daya Pembeda Soal
Uji daya pembeda bertujuan untuk mengetahui, apakah suatu soal dapat
membedakan responden yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi
dan yang rendah (Narsoyo, 2007:202)
Rumus yang digunakan
Dimana :
D = Daya Pembeda
Ja = Banyaknya responden kelompok atas
Jb = Banyaknya responden kelompok bawah
Ba = Banyaknya responden kelompok atas yang menjawab benar
Bb = Banyaknya responden kelompok bawah yang menjawab benar
Pa = Proporsi responden kelompok atas yang menjawab benar
Pb = Proporsi responden kelompok bawah yang menjawab benar
Interprestasi untuk uji daya pembeda sebagai berikut :
Tabel 3.6
Interprestasi untuk uji daya pembeda
12. Kesimpulan
Dari hasil hitungan analisis butir soal uji coba instrumen tes maka
disimpulkan sebagai berikut :
(a) Diterima apabila :
Nilai uji daya pembeda di atas 0,30
Uji t menunjukan bahwa item soal valid
(b) Diperbaiki apabila :
Nilai uji daya pembeda antara 0,20 – 0,30
Uji t menunjukan bahwa item soal valid
(c) Ditolak apabila :
Nilai uji daya pembeda di bawah 0,20
Uji t menunjukan bahwa item soal tidak valid
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara manual menggunakan Microsoft Office
Excel. Teknik pengolahan data secara manual terdiri atas beberapa tahap yang
akan dijelaskan di bawah ini :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua
buah populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti
menggunakan �2 (Uji Chi Kuadrat). Suatu populasi dapat dikatakan berdistribusi
normal apabila harga �2 < �2 dan sebaliknya berdistribusi tidak normal
Rumus yang digunakan adalah (Narsoyo, 2007:43) :
�2 = =1( − )2
Dimana :
= frekuensi hasil observasi
= frekuensi yang diharapkan
Dengan kaidah : Jika �2 < �2 : Data berdistribusi normal
Jika �2 �2 : Data tidak berdistribusi normal
b. Tes Homogenitas Dua Variansi
Uji homogenitas dua buah variansi dilakukan bertujuan untuk mengetahui
apakah kedua populasi mempunyai variansi yang homogen. Tes uji homogenitas
dua buah variansi ini dilakukan bila kedua kelompok data ternyata berdistribusi
normal. Sedangkan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a) Mencari nilai varians terbesar dibanding varians terkecil dengan
menggunakan rumus (Riduan, 2004:179) :
� =�
� � =
�
�
Dimana :
� = Variansi terbesar
� = Variansi terkecil
b) Menentukan homogenitas dengan membandingkan nilai � dan � ,
dk penyebut = n – 1, dk pembilang = n – 1, dengan taraf signifikan = α,
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
� <� maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika
� � maka kedua variansi tidak homogen.
c. Uji r
Uji r adalah sebuah rumus yang menghasilkan angka-angka yang digunakan
untuk menentukan korelasi dengan menggunakan rumus product moment
correlation (ppm).
a) Mencari korelasi (r) dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2005:240):
= . −
2− 2 2− 2
b) Mencari nilai t dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2001:498) :
= . −2
1− 2
c) Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan menggunakan tingkat kepercayaan
95% atau 99%, sedangkan kriterianya yaitu :
Jika − < < maka Hipotesis Nol (�0) diterima dan
Hipotesis Alternatif (� ) ditolak. Jika ada diluar atau sama dengan
batas interval t 0.975 tetapi masih dalam interval t 0.995 maka Hipotesis nol
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sikap dan minat belajar siswa merupakan salah satu faktor yang
berhubungan secara signifikan dengan kreatifitas siswa.
2. Tingkat kreativitas siswa ditentukan salah satunya oleh kondisi sikap dan
minat belajar siswa, hal ini berdasarkan analisis data bahwa dengan
kondisi sikap dan minat belajar siswa dikategorikan sedang, tingkat
kreativitas siswa pun dalam kondisi sedang.
3. Berdasarkan penelitian bahwa sikap positif dan minat belajar yang tinggi
dapat membuka diri untuk menerima wawasan sebanyak-banyaknya,
akibatnya rasa ingin tahu dapat dirangsang semakin besar dan
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian digambarkan dengan tabel di bawah ini:
Tabel 5.1. Implikasi Penelitian
Aspek Implikasi
Guru Memperoleh informasi berharga untuk
merencanakan pembelajaran yang dapat merangsang
sikap positif, minat belajar, dan kretivitas siswa
SMK Pertanian Memperoleh data berdasarkan penelitian yang
selama ini menjadi tanda tanya mengapa siswa di
SMK Pertanian sangat sedikit dibanding SMK
bidang yang lain sehingga SMK pertanian harus
melakukan strategi khusus untuk menarik minat
calon siswa.
Teknologi Pertanian Menjadi rujukan untuk meningkatkan daya saing
secara positif dengan SMK bidang yang lain dengan
memperkaya pembelajaran bidang pertanian dengan
teknologi sehingga minat untuk mempelajari
pertanian dapat meningkat
C. Saran/ Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka hasil penelitian ini
direkomendasikan bagi:
1. Pemerintah terkait dalam hal ini PPPPTK Pertanian sebagai lembaga yang
memiliki tugas dalam pembinaan SMK bidang pertanian untuk
meningkatkan daya saing guru SMK Pertanian khususnya kompetensi
keahlian ATPH dengan inovasi-inovasi teknologi pertanian sehingga
2. SMK Pertanian khususnya kompetensi keahlian ATPH dalam penerimaan
siswa baru, untuk menyusun strategi khusus menarik minat siswa dengan
program pembinaan dan stimulasi minat siswa sejak awal.
3. Guru produktif khususnya kompetensi keahlian ATPH untuk merancang
pembelajaran pertanian berbasis ICT yang dapat meningkatkan sikap dan
DAFTAR PUSTAKA
Amabile, T. (1986). The Personality of Creative.
Andrews, F. (1975). Perspective in Creativity. Chicago. Aldine.
Awar, S. (2006). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
_______.(1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Baron, F. (1969). Creative Person annd Creative Process. New York. Holt, Reiehart & Wiston.
Beetlestone, Florence. (2011). Creative learning. Bandung. Nusa Media.
Best, J.W. (1978). Research in Education. Third Edition. New Delhi. Prentice Hall of India.
Binet, A., Simon, T. (1973) The Development of Intelligence in Children (the Binet-Simon Scale). New York. Arno Press.
Bricklin, B., & Bricklin, P. (1967). Bright Child Poor Grades. The Psychology of Underachievment. New York. Delacorte.
Brown & Holtzman, (1982). Brown-Holtzman Survey of Study Habits and Attitudes. Journal of Consulting psychology, Vol 18(2) : 153.
Carter, P.( 2010). Soft Competences Self Test. Jakarta. Penerbit PPM Manajemen.
Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. PT Raja Grafindo
Clark, B. (1988).Growing Up Gifted. Third Edition. United States of America. Merrill Pubishing Company.
Clark. L.E. (1988). Journal Of Personality And Social Psychology 54 (6): 1063-1070 Jun 1988 . Times Cited: 3403
Colangelo, N., Gary, D. (1991). Handbook of Gifted Education. United States of America. Allyn and Bacon Corp.
Creswell, J.W. (2008). (3 rd Edn ). Educational Research. New Jersey. Pearson Education, Inc.
Dimyati., M . (1994). Belajar dan Pembelajar. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Furqon. (2005). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Gardner, H. (1983). Frames of Mind. New York. Basic Book.
Goldman, A I. (1938). Epistimology and Cognition.Harvard University Press.
Guilford, J. P. (1950). Creativity. USA. American Psychologist.
Hidi, S. & Renninger, k. A. (1996). The Four-Phase Model of Interest Development. [online] Tersedia :
http://www.unco.edu/cebs/psychology/kevinpugh/motivation_project/res ources/hidi_renninger06.pdf
Hornby, A.S. (1974).Oxford Advanced Learnear’s Dictionary of Current English. 3rd ed. London. The English Language Book Society and Oxford
University Press. Tersedia: www.thefreedictionary.com
http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/masalah-yang-timbul-pada-siswa-dalam-http://ramlimpd.blogspot.com/2010/10/faktor-pendukung-dan-penghambat.html
http://www.euvonal.hu/images/creativity_report.pdf
http://www.lppm.ut.ac.id/index.php/menudatapenelitian/98?num=7
Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., and Masia, B.B. (1964). Taxonomy of educational objectives: Handbook II: Affective domain. New York. David McKay Co. Tersedia :
http://classweb.gmu.edu/ndabbagh/Resources/Resources2/krathstax.htm
Lang. R. H. & Evan N. D. (2006). Models, Strategies, and Methods for Effective Teaching, New York. Pearson Education Inc.
Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan sera Pengukurannya. Bandung. Ghalia
Indonesia.
Marthin, M.W.(1994). Cognition. United State of America. Harcourt Brace Publishers.
Munandar, Utami. (2004). Pengembangan Kreativitas anak Berbakat. Jakarta. Rineka Cipta.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Notoatmojo, S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip dasar (perilaku). Jakarta. Jakarta Rieneka Citra.
Pramono, Tukimin. (2001). Kontribusi Kreativitas terhadap Minat Belajar Matematika Berprestasi Tinggi Siswa kelas I SMK YPKK 1 Sleman. Yogyakarta. Universitas Terbuka.
Ramadhani, N. (2009). Psikologi untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Raudsepp, E. (1982). How To Create New Ideas for Corporate Profit and Personal Success. Englewood Cliffs, NJ. Prentice Hall.
_______, E. ( April, 1979). "How Creative Are You?", Jurnal Pribadi. Hal. 218-220.
Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung. Alfabeta.
Schunk, D., Pintrich, P., Meece, J. (2012).Motivasi dalam Pendidikan.: Teori, Peneltian dan Aplikasi. ( Edisi ketiga). Jakarta. Indeks.
Sibelrman, M. (1996). Active Learning. United Ststes of America. YAPPENDIS.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta . Rineka Cipta
Sobur.A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Subekti, A. (2011). Kreativitas Anak Ditinjau dari Kepribadian dan pendekatan Pemebelajaran. Tesis. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Sudjana. (1983). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung. Tarsito.
______ .( 2005).Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.
Sukardi, D. K. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta. Aksara Baru
Sukmadinata, N. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung. Maestro.
Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah. Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
________, D., El-Garsel, A. (2010). The Development of Thecears Creativity. Garut. Rahayasa.
Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung. Alfabeta.
Tim Penulis naskah Ujian Negara. (2011). Soal Ujian Negara SMK Pertanian tahun 2010/2011 Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Jakarta.
Torrance, E.P. (1974). Test of creative Thinking. Lexington. Ginn.
Treffinger, D.J.(1986). Research on Creativity. Gifted Child Quarterly.
Uyun, Muhammad. (2005). Hubungan Kreativitas dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Akselerasi. Tesis. Yogyakarta. Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Tersedia dalam www.edt.ugm.ac-id
www.akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdf
www.askep.net/pdf/neila-ramdhani-sikap.html
www.kemalmustafa.wordpress.com/2010/07/28/kreativitas-verbal/