• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIKAP DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN KREATIVITAS SISWA SMK PADA KOMPETENSI AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (ATPH) : Studi Korelasional di SMKN 1 Karangtengah dan Siswa Magang di Lingkungan PPPPTK Pertanian Kabupaten Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN SIKAP DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN KREATIVITAS SISWA SMK PADA KOMPETENSI AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (ATPH) : Studi Korelasional di SMKN 1 Karangtengah dan Siswa Magang di Lingkungan PPPPTK Pertanian Kabupaten Cianjur."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Batasan Masalah ...7

D. Perumusan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ...8

G. Kerangka Berfikir ...9

H. Asumsi ...13

(2)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ...14

1. Kreativitas ...14

2. Tes Kreativitas ...17

3. Sikap ...18

4. Minat ...21

5. Pengaruh Sikap dan Minat (Faktor Afektif) terhadap Kreativitas ...24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ...29

B. Metode Penelitian...29

C. Variabel Penelitian ...30

D. Definisi Operasional...30

E. Lokasi dan Subjek Penelitian ...31

F. Teknik Pengumpulan Data ...31

G. Prosedur penelitian ...32

H. Teknik Analisis Data ...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data ...48

1. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas ...48

2. Pengujian Normalitas Data ...50

3. Analisis Data ...57

a. Analisis Korelasi X1 dengan Y ...58

(3)

c. Analisis Korelasi utuk X1 dengn X2 ...59

d. Analisis Korelasi Ganda untuk X1 dan X2 dengan Y ...60

e. Uji Hipotesis ...61

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...62

C. Pemetaan Temuan Penelitian ...65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...69

B. Implikasi ...70

C. Saran / Rekomendasi ...70

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen Sikap pada Kompetensi

Keahlian ATPH ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Minat pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen Minat pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 38

Tabel 3.4 Interprestasi untuk koefisien korelasi ... 40

Tabel 3.5 Interprestasi untuk tingkat kesukaran ... 41

Tabel 3.6 Interpretasi untuk Uji Daya Pembeda ... 43

Tabel 4. 1 Pemetaan Kondisi Sikap Belajar Siswa SMKN 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di PPPPTK Pertanian Cianjur pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 58

Tabel 4. 2 Pemetaan Kondisi Minat Belajar Siswa SMKN 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di PPPPTK Pertanian Cianjur pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 58

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berfikir ... 12

Gambar 2.1 Empat Ranah Kreativitas Jung ... 25

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Sikap Uji Coba ... 66

Lampiran 2. Kuisioner Minat Uji Coba ... 69

Lampiran 3. Tes Kreativitas Uji Coba ... 71

Lampiran 4. Reliabilitas Data Sikap (X1) ... 77

Lampiran 5. Reliabilitas Data Minat (X2) ... 80

Lampiran 6. Reliabilitas Data Kreativitas (Y) ... 83

Lampiran 7. Validasi Konstruk ... 86

Lampiran 8. Validasi Item ... 90

Lampiran 9. Instrumen Penelitian Valid dan Reliabel ... 99

Lampiran 10. Data Skor Jawaban Siswa ... 106

Lampiran 11. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap ... 110

Lampiran 12. Distribusi Frekuensi Variabel Minat ... 112

Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Variabel Kreativitas ... 114

Lampiran 14. Uji Normalitas Variabel Sikap ... 116

Lampiran 15. Uji Normalitas Variabel Minat ... 119

Lampiran 16. Uji Normalitas Variabel Kreativitas ... 122

Lampiran 17. Uji Homogenitas ... 124

Lampiran 18. Korelasi Sikap (X1) terhadap Kreativitas (Y) ... 127

Lampiran 19. Korelsi Minat (X2) terhadap Kreativitas (Y) ... 129

Lampiran 20. Korelasi Sikap (X1) dan Minat (X2) terhadap Kreativitas (Y) .. 131

Lampiran 21. Regresi ... 134

(7)

Lampiran 23. Analisis Data per Sub Variabel/ Indikator Instrumen ... 149

Lampiran 24. SK Pembimbing ... 156

Lampiran 25. Surat Izin Penelitian ... 158

Lampiran 26. Balasan Surat Izin Penelitian ... 159

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang memiliki aset kekayaan sumber daya alam

yang melimpah, jumlah penduduk yang besar dan produktif, serta akses yang

strategis dalam mobilitas global. Melimpahnya sumber daya bidang pangan

membuat para tokoh negara merumuskan Master Plan Percepatan Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam rangka mencapai Ketahanan Pangan

Nasional.

Sektor pendidikan harus mendukung rumusan MP3EI dengan mempersiapkan

sumber daya manusia yang mampu berperan penting dalam merealisasikan

Ketahanan Pangan Nasional. Sebagai lembaga pendidikan bidang pertanian,

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian mempunyai tanggung jawab dalam

mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan, penguasaan

teknologi tepat guna dan tepat budidaya dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi

pada daerah masing-masing.

Pertanian merupakan salah satu bidang studi keahlian sesuai dengan

Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional Nomor 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum

Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, bahwa pada SMK terdapat enam

Bidang Studi Keahlian yang terbagi dalam delapan belas Program Studi Keahlian

(9)

atau dapat diperpanjang sampai 4 (empat) tahun setelah pendidikan dasar.

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) merupakan salah satu

kompetensi dalam program studi Agribisnis Produksi Tanaman, bidang keahlian

Pertanian yang sangat dibutuhkan dalam mendukung MP3EI menuju Ketahanan

Pangan Nasional.

SMK Pertanian dituntut kreatif mengembangkan berbagai model

pembelajaran sesuai dengan karakteristik pertanian, pembelajaran yang

menitikberatkan pada penyelenggaraan proses belajar yang betul-betul mengikuti

irama kerja pertanian. Kegiatan pembelajaran di sekolah pertanian tidak terlepas

dari kegiatan on farm (kegiatan produksi) dan off farm (kegiatan pasca produksi),

sehingga siswa merasa dekat dengan dunianya dan siap bekerja, baik kerja

mandiri maupun kerja pada pihak lain. Implementasi kurikulum harus diarahkan

pada kegiatan kewirausahaan yang menitikberatkan pada inovasi dan kreatifitas

siswa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) no 19 tahun 2005 pasal 19

ayat 1 tentang standar proses yang menyatakan “Proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

Berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada, berdasarkan pengamatan

sementara di SMK Pertanian, terlihat proses pembelajaran masih bersifat verbal,

komunikasi guru dengan murid masih satu arah (teacher centre), sehingga siswa

(10)

terlihat kegiatan belajar siswa secara aktif baik dalam kegiatan di kelas maupun

pada saat praktikum (student centre). Proses berfikir dengan menstimulasi ide-ide

baru pada saat praktikum tidak dapat terealisasi dengan baik, sehingga siswa

menjadi kurang terangsang untuk memunculkan gagasan atau inovasi. Hal ini

menunjukan tingkat kreativitas yang rendah.

Menindaklanjuti hasil pengamatan, peneliti melakukan studi pendahuluan

pada tanggal 13 Januari 2011 dengan mewancarai guru dan beberapa siswa untuk

mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar di SMK

Pertanian. Terdapat beberapa informasi diperoleh diantaranya adalah, lingkungan

SMK Pertanian yang mayoritas berada di daerah pedesaan membuat minimnya

sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di SMK Pertanian,

bidang pertanian masih kurang diminati oleh calon siswa karena kesan di

masyarakat SMK Pertanian dianggap kurang bonavide, hal tersebut selain

mengakibatan rendahnya tingkat kepercayaan diri siswa juga mengakibatkan

rendahnya dukungan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran.

Perkembangan teknologi pertanian yang masih cenderung terabaikan

dibanding dengan kemajuan teknologi di bidang lain membuat siswa sulit

mengikuti tren pertanian yang berkembang di luar sekolah; sarana dan prasarana

pembelajaran yang kurang memadai; serta rendahnya faktor insiatif dan

kreativitas guru dalam mengajar, sehingga belum dapat memotivasi siswa dalam

meningkatkan mental belajar siswa (sikap dan minat) dalam pembelajaran.

Namun demikian, keterbatasan yang dimiliki oleh SMK Pertanian tidak

(11)

mengatasinya adalah dengan mengimbanginya dengan kreativitas, baik dari guru

maupun siswa. Kreativitas memegang peranan penting untuk mengubah kesan

SMK pertanian yang masih dipandang sebelah mata. Tanpa kreativitas,

pemikiran-pemikiran yang ada hanyalah akan menjadi sebuah catatan yang belum

dapat terwujud. Kreativitas hakekatnya mampu memberikan efek luar biasa

terutama bagi individu itu sendiri maupaun lingkungan sekitarnya, bukan saja

untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang melainkan lebih dari itu, kreativitas

bahkan mampu mengangkat sebuah bangsa bergerak cepat untuk bangun dari

keterpurukan.

Kreativitas dari siswa SMK sendiri selama ini telah banyak diapresiasi

karena dapat menghasilkan berbagai produk dengan prestasi yang

membanggakan. Hal tersebut secara bertahap dapat mengubah kesan SMK dimata

masyarakat menjadi lebih baik. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa persepsi

sebagian masyarakat masih melihat SMK sebagai sekolah yang akan

memudahkan para lulusannya masuk ke dunia industri menengah, bukan sebagai

solusi pendidikan praktis dimana SMK dapat menjadi sebuah batu loncatan untuk

memiliki masa depan yang lebih baik tanpa harus duduk terlalu lama dibangku

kuliah terlebih dahulu. Dalam hal ini kreativitas siswa menjadi hal yang menarik

bagi peneliti untuk melakukan analisa terhadap faktor yang dapat mempengaruhi

kreativitas siswa dihubungkan dengan informasi yang diperoleh dari studi

pendahuluan yang telah dilakukan peneliti.

Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti kaitan kreativitas dengan

(12)

meningkatkan prestasi belajar seseorang. Dalam penelitiannya Munandar (1992),

mengatakan bahwa prestasi akademik di sekolah dapat dilihat dari nilai raport,

untuk memperoleh nilai yang baik di sekolah selain intelegensi, kreativitas juga

memiliki peran penting. Kemudian Munandar (2009) menjelaskan bahwa

kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensional, terdiri dari beberapa

dimensi, yakni dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan

kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Beberapa ciri orang

kreatif (Munandar, 1992) adalah: (1) Rasa ingin tahu yang besar, (2) Memberikan

banyak gagasan atau usulan terhadap suatu masalah, (3) Bebas dalam menyatakan

pendapat, (4) Menonjol dalam salah satu bidang seni, (4) Teguh pendirian, (5)

Lugas, (6) Memiliki rasa humor tinggi, (7) Daya imajinasi kuat, (8) Orisinil dalam

berkarya, (9) Dapat bekerja sendiri, (10) Senang mencoba hal baru, (11) Memiliki

kemampuan mengembangkan atau merinci suatu gagasan (elaborasi).

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka Treffinger (1980) mengatakan bahwa

tidak ada seorangpun yang tidak memiliki kreativitas, hal ini menekankan bahwa

setiap orang memiliki potensi kreatif di dalam dirinya. Clark (1988) mengatakan,

creativity showing the integration of the four major areas of human function:

thinking – cognitive, feeling – affective, phsycal/ sensing and intuitive.

Beberapa hal yang berkaitan (mendukung atau menghambat) dengan

tingkat kreativitas seseorang. Faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah (1)

motivasi intrinsik untuk kreativitas dan (2) kondisi eksternal yang mendorong

(13)

menjadi Four P’s Creativity: Person, Process, Press and Product. Kebanyakan

kreativitas tersebut ditekankan pada salah satu P atau kombinasinya.

Hasil studi pendahuluan, pendapat para ahli dan hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya tersebut merupakan sebuah bukti empirik yang

menegaskan bahwasanya penting menumbuhkan kreativitas di dalam diri siswa.

Karena itu hubungan sikap dan minat terhadap kreativitas siswa SMK adalah

penting untuk diteliti. Dengan demikian penelitian ini berjudul Hubungan

Sikap dan Minat dengan Kreativitas Siswa SMK pada Kompetensi Agribisnis

Tanamana Pangan dan Hortikultura (ATPH) (studi korelasional di SMK

Negeri 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di Lingkungan PPPPTK

Pertanian Cianjur).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah, yaitu:

1. Kesan/imej SMK Pertanian yang masih dipandang sebelah mata oleh

masyarakat, mengakibatkan rendahnya peminat SMK pertanian dan siswa

yang menjadi kurang termotivasi belajar karena hal tersebut.

2. Masih minimnya peralatan praktikum dan sarana penjunjang pembelajaran

lainnya seperti lahan pertanian, alat-alat berat pertania, media tanam,

ketersediaan rumah kaca, dan lain-lain.

3. Rendahnya minat belajar siswa.

4. Rendahnya motivasi siswa.

(14)

6. Rendahnya sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.

7. Rendahnya kreativitas siswa.

8. Rendahnya inisiatif guru dalam memperbaharui pengetahuan dan

informasi pertanian yang sedang berkembang

9. Rendahnya kreativitas mengajar guru.

C. Batasan Masalah

Karena luasnya masalah yang berkaitan dengan kreativitas siswa, maka

penulis mempersempit masalah yang akan diteliti ke dalam batasan-batasan

permasalahan berikut:

1. Menganalisis sikap, minat dan kreativitas pada kompetensi ATPH.

2. Sikap, minat dan kreativitas yang dianalisis adalah berdasarkan hasil tes

kreativitas serta hasil kuesioner sikap dan minat belajar siswa, yang dilakuan

di SMKN 1 Karangtengah dan siswa magang Jurusan ATPH di PPPPTK

Pertanian Jawa Barat.

D. Rumusan Masalah

Merujuk pada batasan permasalahan di atas, maka diperoleh rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan sikap belajar siswa terhadap kreativitas siswa pada

kompetensi ATPH?

2. Bagaimana hubungan minat belajar siswa terhadap kreativitas siswa pada

(15)

3. Bagaimana hubungan sikap belajar dan minat belajar siswa terhadap

kreativitas siswa pada kompetensi ATPH?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan

objektif tentang seberapa besar hubungan variabel-variabel yang bersifat

psikologis – sosiologis (sikap dan minat siswa) dengan kreativitas belajar siswa

pada kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di SMK

Pertanian yang dijabarkan menjadi beberapa poin:

1. Untuk menguji secara empirik hubungan sikap dan minat belajar dengan

kreativitas siswa pada kompetensi ATPH di SMK Pertanian.

2. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dan kreativitas siswa pada

kompetensi ATPH di SMK Pertanian.

3. Untuk mengetahui hubungan antara minat dengan kreativitas siswa pada

kompetensi ATPH di SMK Pertanian.

4. Untuk mengetahui kondisi sikap, minat dan kreativitas siswa SMK Pertanian

jurusan ATPH di SMKN 1 Karangtengah dan siswa magang di lingkungan

PPPPTK Pertanian Cianjuur.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini dapat memberi manfaat dalam mengkaji

(16)

kretivitas siswa pada kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

(ATPH). Manfaat peneitian tersebut secara spesifik adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan kepada satuan pendidikan yang

memiliki program Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

(ATPH) dalam penyusunan kurikulum yang mendukung peningkatan

kreativitas siswa.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan media

pembelajaran guna meningkatkan minat dan membangkitkan sikap positif

siswa dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa, diharapkan mampu membantu siswa menelusuri tingkat

kreativitas yang dimilikinya dan memberi motivasi untuk dapat meningkatkan

kreativitas melalui sikap positif dan minat yang tinggi terhadap pembelajaran.

G. Kerangka Berfikir

Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 menyebutkan “Proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik”, serta dampak dari rumusan Master Plan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia (MP3EI) dalam rangka mencapai Ketahanan Pangan Nasional oleh para

tokoh, mengubah kepada arah konsep SMK Pertanian dari sebuah lembaga

(17)

menjadi sebuah lembaga pendidikan yang dituntut untuk mampu menghasilkan

lulusan yang memiliki skill juga memiliki nilai tambah yakni inovatif, kreatif dan

aktif dalam berkarya. Secara garis besar SMK Pertanian berdiri sebagai lembaga

pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan

dan keterampilan mengelola pertanian kelas menengah. Namun seiring dengan

perkembangan zaman dan tingkat kebutuhan yang terus naik, fungsi SMK

Pertanian pun mulai berubah menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan

sumber daya manusia yang memahami, dapat mengelola dan dapat menghasilkan

terobosan-terobosan baru di bidang pertanian. Peralihan tersebut mengakibatkan

semakin banyak menuntut kemampuan, keahlian, sikap inovatif dan kreatif. Akan

tetapi kondisi nyata di lapangan, masih banyak hal yang perlu dibenahi agar dapat

menghasilkan lulusan yang diinginkan tersebut. Persoalan-prsoalan tersebut

antaranya adalah kesan SMK yang kurang diminati, peralatan praktikum yang

kurang memadai, sarana penunjang yang belum tersedia (seperti lahan pertanian,

traktor, dll) minat siswa yang rendah, kurangnya motivasi siswa, kurangnya

dukungan orang tua, sikap positif siswa yang masih rendah, kurangnya inisiatif

guru, rendahnya kreativitas mengajar guru dan kreativitas siswa.

Dari berbagai macam persoalan yang dihadapi SMK Pertanian, hal yang

membuat semakin sulitnya dicarikan pemecahan adalah karena kebanyakan SMK

Pertanian terletak di daerah, kaitannya dengan pembelajaran adalah kesulitan

untuk memperbahrui informasi, pengetahuan maupun akses pengembangan diri

yang optimal bagi lulusannya. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk

(18)

persaingan global adalah dengan meningkatkan sikap belajar yang positif dan

minat belajar yang tinggi. Schunk, dkk. (2012) menyebutkan bahwa minat

personal dan minat situasional adalah minat yang dapat memengaruhi

pembelajaran dan kinerja. Masih dalam Schunk, dkk. (2012) bahwa di dalam

motivasi, minat dan afeksi lain dapat meningkatkan motivasi belajar anak.

Merangsang sikap positif dan minat siswa tidak terlepas dari bagaimana

kurikulum di sekolah mendukung hal tersebut. Metode pembelajaran dan

penyampaian materi memegang peranan penting dalam hal ini. Oleh karena itu

diharapkan dapat dibangun sebuah siklus pembelajaran (kurikulum dan metode

pembelajarn terdapat di dalamnya) yang mampu mengakomodir peningkatan

sikap dan minat siswa. Meningkatnya sikap positif dan minat belajar siswa

terhadap pemelajaran akan semakin memudahkan siswa untuk fokus pada materi

dan memunculkan gagasan-ggasan baru sehingga dapat memicu tingkat

kreativitasnya berkembang.

Kerangka pemikiran dapat digambarkan secara praktis mengenai hubungan

(19)

Gambar 1.1. Kerangka Berfikir Masukan

Permasalahan:

Kesan SMK yang kurang elite, peralatan

praktikum, sarana penunjang, minat siswa, motivasi siswa, dukungan orang tua, sikap siswa, inisiatif guru, kreativitas mengajar guru,kreativitas siswa.

Tuntutan era persaingan global meminta lulusan SMK Pertanian yang memiliki skill, inovatif

dan keatif

Lingkungan Internal

Kesadaran siswa, orang tua, dan lingkungan rumah yang kondusif

PP No.19 Th. 2005 Psl. 19 tentang pembelajaran yg memberikan

ruang untuk kreatifitas,

Rumusan MP3EI yang membutuhkan SMK sebagai penghasil SDM Pertanian yang

(20)

H. Asumsi

Penelitian ini dilaksanakan atas dasar beberapa asumsi sebagai titik tolak

kajian lebih lanjut yang berkaitan dengan kreativitas siswa. Beberapa asumsi yang

dimaksud adalah:

1. Minat yang tinggi dapat membangkitkan gairah belajar sehingga sikap belajar

yang positif dapat terbentuk.

2. Sikap belajar yang positif dapat mendukung suasana belajar yang kondusif.

3. Kreativitas yang tinggi mampu meningkatkan hasil belajar.

I. Hipotesis

Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap belajar siswa dengan

kreatifitas siswa pada kompetensi ATPH.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar siswa dengan

kreativitas siswa pada kompetensi ATPH.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap belajar dan minat belajar

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah:

1. Siswa Kelas XI Jurusan Agribisnis dan Hortikutura Tanaman Pangan (ATPH)

SMKN 1 Karangtengah sebanyak 20 orang.

2. Siswa magang kelas XI Jurusan ATPH dari berbagai SMK Pertanian di

Cianjur yang berada di lingkungan PPPPTK Pertanian Cianjur – Jawa Barat

sebanyak 10 orang.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode

korelasional. Menurut Hartono (2004) penelitian korelasional adalah

adalah penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi

antarvariabel dan membuat prediksi berdasarkan korelasi antarvariabel.

Jika hubungan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan sifat

hubungannya merupakan sebab akibat (causaleffect).

Jenis desain penelitian ini adalah korelasional yang dapat

(22)

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini bersifat korelasional sehingga ada variabel terikat (dependent)

dan variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent) yaitu sikap belajar

siswa (� ) dan minat belajar siswa (� ), sedangkan variabel bebas (independent)

yaitu kreativitas siswa yang diukur melalui tes tulis (Y).

D. Definisi Operasional

1. Sikap belajar siswa adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara

merasakan, jalan pikiran, dan perilaku respon atau tanggapan siswa selama

mengikuti proses pembelajaran serta respon atau tanggapan terhadap subjek

pelajaran (Rhamdani, Neila; 2008) yaitu Kopetensi Agribisnis Tanaman

Pangan dan Hortikultura. Sikap dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu

sikap positif dan sikap negatif.

rX1X2Y

X1

X2

Y Sikap

Minat

Kreativitas rX1Y

(23)

2. Minat belajar siswa adalah kecenderungan, ketertarikan atau hasrat siswa

terhadap objek pelajaran yaitu Kopetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura, sehingga menimbulkan ketekunan dalam mengikuti proses

pembelajaran.

3. Kreativitas adalah merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif

berbeda dengan apa yang ada sebelumnya (Supriadi, 1994). Pada penelitian ini

fokus kreativitas yang diukur adalah pada saah satu aspek kreatif yaitu pada

aspek Proses berfikir kreatif. Untuk memperoleh tingkat kreativitas siswa,

dilakukan yaitu tes kreativitas tertulis.

E. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu:

a. SMK N 1 Karangtengah Kabupaten Cianjur, Jalan Raya Jangari Km 14

Kabupaten Cianjur.

b. Pusat Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK) Pertanian, Jalan Jangari Km 14 Kabupaten Cianjur.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara :

a. Kuisioner

Menghimpun data menggunakan kuisioner dilakukan untuk memperoleh

(24)

serta mengukur tingkat kreativitas ditinjau dari segi sikap kreatif yang merupakan

bagian dari proses kreatif.

b. Tes Kreativitas

Tes kreativitas dilakukan untuk memperoleh tingkat kreativitas siswa

ditinjau dari segi cara berfikir kreatif yang merupakan bagian dari proses kreatif

menggunakan media tes kreativitas.

c. Observasi Langsung

Observasi langsung dilakukan dalam kelas XII SMKN 1 Karangtegah

Kabupaten Cianjur. Observasi langsung dilakukan untuk menilai kinerja guru dan

refleksi siswa terhadap proses pembelajaran pada Kompetensi Agribisnis

Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) melalui lembar observasi. Observasi

selain dapat menilai proses pembelajaran yang sedang dilakukan juga dapat

menilai aspek afektif siswa.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu penelitian

pendahuluan dan penelitian eksperimen. Adapun tahapan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih

konkrit tentang permasalahan sikap belajar, minat belajar, serta kreativitas siswa

pada mata kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di

(25)

dan landasan teoritik yang dapat mendukung untuk penelitian. Penelitian yang

dilakukan sebagai berikut :

a. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan pada tanggal 13 Januari 2011 dengan mendatangi

sekolah sebagai objek penelitian yaitu SMKN 1 Karangtengah Kabupaten Cianjur

Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) untuk

mendapatkan informasi mengenai kondisi pembelajaran Kompetensi Agribisnis

Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di sekolah pada saat ini.

Studi lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru

Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) tentang

kondisi proses belajar mengajar, sikap belajar siswa, minat belajar siswa,

persoalan kreativitas siswa serta permasalahan lain yang dialami oleh guru selama

melakukan proses pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi tentang permasalahan

yang dihadapi oleh siswa maka dilakukan observasi langsung di kelas pada saat

siswa melakukan proses pembelajaran dan juga dilakukan penyebaran angket

terbuka berisi pertanyaan seputar sikap, minat siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil dari wawancara kepada guru, observasi langsung di kelas, dan penyebaran

angket terbuka kepada siswa kemudian dianalisa sehingga didapat temuan berupa

permasalahan yang akan diteliti.

b. Studi Kepustakaan

Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji buku-buku, laporan penelitian,

jurnal, undang-undang, peraturan pemerintah baik di perpustakaan atau melalui

(26)

teori-teori minat dari Sobur (2003), Shaleh (2004) dan Dewa Ketut Sukardi (1994).

Teori-teori kreativitas dari Helmut R. Lang dan David N. Evans (2006), Basemer

dan Treffinger (1981), Rhodes (1961), Munandar (1992, 1994, 1995), serta

Guilford (1950).

Hasil dari studi pendahuluan dan studi kepustakaan kemudian disusun

menjadi desain penelitian dalam sebuah proposal penelitian. Selanjutnya proposal

tersebut diseminarkan dan berdasarkan masukan-masukan dari penguji pada saat

seminar dikembangkan menjadi desain penelitian yang dinilai layak untuk

dilaksanakan.

2. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Penelitian ini mengangkat Hubungan Sikap dan Minat Belajar Siswa

dengan Kreativitas Siswa, maka data penelitian yang diperlukan adalah

aspek-aspek yang menunang kreativitas. Supriadi (1994) menyatakan bahwa secara

metodologis pendekatan sudi kreativitas dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok

pendekatan, yaitu pendekatan psikologis, sosiologis dan sosial-psiologis. Seperti

yang telah dijelaskan pada Bab II sebelumnya, penelitian ini menekankan pada

aspek sosio – siologis karena ditinjau dari berbagai hal, oleh karena itu

pengumpulan data yang digunakan beragam sesuai dengan variabel yang

digunakan.

Langkah pertama : Perumusan item untuk variabel (1) Sikap belajar, (2) Minat

(27)

Untuk instrumen sikap : mengungkap bagaimana sikap siswa terhadap

Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan sikap

siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung, digunakan SSHA (Survey of

Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman yaitu : (1) Selalu, (2)

Sering, (3) Kadang-kadang, (4) Jarang dan (5) Tidak Pernah. Skala jawaban dari

benar ke tidak adalah 5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya, dengan pertimbangan setiap

pernyataan itu semua mengandung kegiatan hanya berbeda-beda sifatnya.

Jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kolom yang

disediakan. Berikut tabel kisi-kisi yang menjelaskan sub-sub variabel berikut

indikatornya.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Sikap Belajar Siswa Pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

Variabel Sub Variabel Indikator

1. Sikap

1.1.1. Pengetahuan siswa tentang kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.2.1.Perasaan siswa terhadap guru kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH)

1.2.2.Perasaan siswa saat belajar kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH) secara berkelompok 1.2.3.Kesungguhan

1.3.1. Dorongan sikap siswa saat mengikuti kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.3.2. Psikologis 1.3.3. Sosial

(28)

Untuk instrumen minat : mengungkap bagaimana minat siswa terhadap

Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan minat

siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung, digunakan model Skala Likert

dengan modifikasi tiga pilihan, yaitu: (1) Selalu, (2) Sering, (3) Kadang-kadang,

(4) Jarang dan (5) Tidak Pernah. Skala jawaban dari benar ke tidak adalah

5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya. Jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda

silang (X) pada kolom yang disediakan. Berikut tabel kisi-kisi yang menjelaskan

sub-sub variabel berikut indikatornya.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Siswa pada Kompetensi Keahlian Agribisnis

Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

Variabel Sub Variabel Indikator

2. Minat

1.1.2. Pendapat siswa tentang kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.1.3. Kesan siswa terhadap guru kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.1.4. Perasaan siswa saat mengikuti kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH)

1.1.5. Perasaan siswa saat mengikuti pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.1.6. Perasaan siswa saat belajar kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH) secara berkelompok 2.2.1. Perhatian saat mengikuti pelajaran

2.2.2. Perhatian siswa saat diskusi pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

2.3.1. Konsentrasi siswa saat mengikuti

(29)

Variabel Sub Variabel Indikator

2.4Kesadaran

2.3.2. Konsentrasi siswa saat mengikuti

pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di rumah.

2.4.1. Kesadaran siswa tentang belajar di rumah 2.4.2. Kesadaran siswa setelah ia tidak masuk

sekolah.

2.4.3. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang.

2.4.4. Kesadaran siswa untuk bertanya. 2.4.5. Kesadaran siswa untuk mengikuti

praktikum pelajaran.

Untuk instrumen kreativitas : mengungkap bagaimana kreativitas siswa

dikaitan dengan hubungan sikap dan minat belajar siswa terhadap kompetensi

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Digunakan tes kreativitas

yang diadaptasi dari Jurnal pribadi "How Creative Are You?" oleh Raudsepp,

Eugene (1979) dengan metode penilaian menggunakan model Skala Likert. Skala

Likert memiliki pilihan jawaban, yaitu: (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3)

Ragu-ragu, (4) Tidak Setuju dan (5) Sangat Tidak Setuju. Skala jawaban dari benar ke

tidak adalah 5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya. Jawaban diberikan dengan

membubuhkan tanda silang (X) pada kolom yang disediakan. Berikut tabel

(30)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Siawa Pada Kompetensi Keahlian Agribisnis

Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

Variabel Sub Variabel Indikator

3. Kreativitas

- Keterampilan mengemukakan pendapat 3.1.3. Orisinalitas

- Keterampilan menjelaskan gagasan - Keterampilan memanfaatkan media untuk

membuat tugas 3.1.4. Elaborasi

- Evaluasi proses - Evaluasi hasil 3.2.1. Rasa ingin tahu

- Peka dengan materi/ hal-hal baru berkaitan dengan pelajaran

- Ingin tahu tanggapan guru 3.2.2. Keberanian mengambil resiko

- Berani mengerjakan tugas dengan cara baru.

- Berani bertanggung jawab 3.2.3. Tertantang oleh kemajemukan

- Menyukai topik controversial - Menyukai pendapat beragam 3.2.4. Memiliki kepekaan terhadap seni

- Memiliki rasa humor tinggi

- Menonjol dalam salah satu bidang seni. - Memiliki rasa keindahan

3.2.5. Berpusat pada diri sendiri

- Mengenali kemampuan diri dengan baik. - Dapat bekerja sendiri.

- Memiliki kepercayaan diri yang tinggi. - Tidak mudah terpengaruh opini lain. - Memperhatikan pencitraan diri 3.2.6. Berpusat pada diri sendiri

(31)

Variabel Sub Variabel Indikator

3.3. Produk kreatif

- Tidak mudah terpengaruh opini lain. - Memperhatikan pencitraan diri 3.2.7. Imajinatif

- Mampu membuat analogi rasional

- Mampu membuat analisis untuk prediksi 3.3.1. Kebaharuan

- Proses /konsepnya baru - Produknya baru

Langkah kedua: Menguji Kelaikan Instrumen

Sebelum kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data, penulis

melakukan pengecekan kepada 2 (dua) guru bidang keahlian Kompetensi

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan 3 (tiga) pakar

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) PPPPTK Pertanian. Hal

tersebut dimasudkan untuk memperoleh validitas isi dan validitas konstruk, untuk

memperoleh kepastian bahwa kuisioner yang penulis susun benar-benar dipahami

oleh responden, serta pertanyaan/pernyataan yang diangkat bear-benar terjadi di

lapangan.

Langkah ketiga: Perbaikan dan Penyempurnaan Kuisioner

Perbaikan dan penyempurnaan kuisioner dilakukan seteah uji coba di

lapangan terutama pada item-item yang menunjukan jawaban responden

(32)

Langkah keempat: Menguji Validitas, Reliabilitas dan Daya beda Item.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan:

1. Memberikan skor pada setiap jawaban responden yang didasarkan pada

kunci jawaban.

2. Mentabulasi perolehan skor yang didapat responden.

3. Menghitung validitas item sikapdenganmenggunakan rumus summated

ratings : uji vaiditas t (Mar’at, 1982: 167)

= � −� 2 1 + 2

Dimana:

Xh = Mean skor untuk pernyataan dari kelompok tinggi.

X1 = Mean skor untuk pernyataan dari kelompok rendah.

Sh2 = Varians dari distribusi respon untuk pernyataan dari kelompok

rendah

Sl2 = Varians dari distribusi respon untuk pernyataan dari kelompok

tinggi

nh = Jumlah subjekdalam kelompok tinggi

nl = Jumlah subjekdalam kelompok rendah

4. Menghitung validitas item minat dan kreativitas, dengan menggunakan

rumus : uji validitas (Sudjana, 1986:377)

(33)

Dimana :

t = Harga

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

Dengan kaidah jika > maka item dianggap valid. Sebaliknya

apabila maka butir item tersebut dianggap tidak valid.

Dimana adalah nilai t dengan taraf signifikansi 1 –α dan dk = n – 2.

5. Menghitung Reliabilitas varibel sikap, minat belajar serta kreativitas siswa

dengan rumus Kuder Richardson-20 (KR-20) (Arikunto, 1993:154)

11 = 1 � −

Dimana :

11= reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir soal

Vt = varians total

p = proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir

q = proporsi subyek yang mendapat skor

6. Pengujian normalitas sikap, minat belajar dan kreativitas siswa.

7. Perhitungan korelasi/hubungan antara variabel sikap dan minat terhadap

kreativitas melalui rumus product momment.

8. Rumus yang digunakan adalah rumus Pearson’s Product Moment (PPM)

Coefficient

)(

).(

)

(34)

Dimana :

= Koefisien korelasi

X = Skor responden tiap butir soal

Y = Skor responden seluruh butir soal

N = Jumlah responden

Interprestasi untuk koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interprestasi untuk koefisien korelasi

Rentang Klasifikasi

9. Tingkat/ indeks kesukaran

Uji tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan

bahwa item soal termasuk mudah, sedang, atau sukar. Indeks kesukaran

ditentukan dengan rumus :

Rumus tingkat kesukaran soal (Groundlund, 1982:102) dalam Narsoyo

(35)

R = Banyaknya responden yang menjawab benar

T = Jumlah peserta tes

Interprestasi untuk tingkat kesukaran sebagai berikut :

Tabel 3.5

Interprestasi untuk tingkat kesukaran

Rentang Klasifikasi

0,70 ≤ P ≤ 1,000

0,30 ≤ P < 0,70

0,00 ≤ P < 0,30

Mudah Sedang Sukar

10. Indeks Distraktor (Pengecoh)

Uji tingkat pengecoh merupakan parameter yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan kunci pengecoh jawaban.

Rumus yang digunakan untuk indeks destraktor

� =�

� 100%

Dimana :

D = Prosentase indeks pengecoh

Bd = Banyaknya responden yang memilih jawaban kunci pengecoh.

Js = Jumlah peserta tes.

Interprestasi untuk indeks pengecoh adalah apabila prosentase indeks

(36)

11. Uji Daya Pembeda Soal

Uji daya pembeda bertujuan untuk mengetahui, apakah suatu soal dapat

membedakan responden yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi

dan yang rendah (Narsoyo, 2007:202)

Rumus yang digunakan

Dimana :

D = Daya Pembeda

Ja = Banyaknya responden kelompok atas

Jb = Banyaknya responden kelompok bawah

Ba = Banyaknya responden kelompok atas yang menjawab benar

Bb = Banyaknya responden kelompok bawah yang menjawab benar

Pa = Proporsi responden kelompok atas yang menjawab benar

Pb = Proporsi responden kelompok bawah yang menjawab benar

Interprestasi untuk uji daya pembeda sebagai berikut :

Tabel 3.6

Interprestasi untuk uji daya pembeda

(37)

12. Kesimpulan

Dari hasil hitungan analisis butir soal uji coba instrumen tes maka

disimpulkan sebagai berikut :

(a) Diterima apabila :

 Nilai uji daya pembeda di atas 0,30

Uji t menunjukan bahwa item soal valid

(b) Diperbaiki apabila :

 Nilai uji daya pembeda antara 0,20 – 0,30

Uji t menunjukan bahwa item soal valid

(c) Ditolak apabila :

 Nilai uji daya pembeda di bawah 0,20

Uji t menunjukan bahwa item soal tidak valid

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara manual menggunakan Microsoft Office

Excel. Teknik pengolahan data secara manual terdiri atas beberapa tahap yang

akan dijelaskan di bawah ini :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua

buah populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti

menggunakan �2 (Uji Chi Kuadrat). Suatu populasi dapat dikatakan berdistribusi

normal apabila harga �2 < �2 dan sebaliknya berdistribusi tidak normal

(38)

Rumus yang digunakan adalah (Narsoyo, 2007:43) :

�2 = =1( − )2

Dimana :

= frekuensi hasil observasi

= frekuensi yang diharapkan

Dengan kaidah : Jika �2 < �2 : Data berdistribusi normal

Jika �2 �2 : Data tidak berdistribusi normal

b. Tes Homogenitas Dua Variansi

Uji homogenitas dua buah variansi dilakukan bertujuan untuk mengetahui

apakah kedua populasi mempunyai variansi yang homogen. Tes uji homogenitas

dua buah variansi ini dilakukan bila kedua kelompok data ternyata berdistribusi

normal. Sedangkan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a) Mencari nilai varians terbesar dibanding varians terkecil dengan

menggunakan rumus (Riduan, 2004:179) :

� =�

� � =

Dimana :

� = Variansi terbesar

� = Variansi terkecil

b) Menentukan homogenitas dengan membandingkan nilai � dan � ,

(39)

dk penyebut = n – 1, dk pembilang = n – 1, dengan taraf signifikan = α,

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

� <� maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika

� � maka kedua variansi tidak homogen.

c. Uji r

Uji r adalah sebuah rumus yang menghasilkan angka-angka yang digunakan

untuk menentukan korelasi dengan menggunakan rumus product moment

correlation (ppm).

a) Mencari korelasi (r) dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2005:240):

= . −

22 22

b) Mencari nilai t dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2001:498) :

= . −2

1− 2

c) Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan menggunakan tingkat kepercayaan

95% atau 99%, sedangkan kriterianya yaitu :

Jika − < < maka Hipotesis Nol (�0) diterima dan

Hipotesis Alternatif (� ) ditolak. Jika ada diluar atau sama dengan

batas interval t 0.975 tetapi masih dalam interval t 0.995 maka Hipotesis nol

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sikap dan minat belajar siswa merupakan salah satu faktor yang

berhubungan secara signifikan dengan kreatifitas siswa.

2. Tingkat kreativitas siswa ditentukan salah satunya oleh kondisi sikap dan

minat belajar siswa, hal ini berdasarkan analisis data bahwa dengan

kondisi sikap dan minat belajar siswa dikategorikan sedang, tingkat

kreativitas siswa pun dalam kondisi sedang.

3. Berdasarkan penelitian bahwa sikap positif dan minat belajar yang tinggi

dapat membuka diri untuk menerima wawasan sebanyak-banyaknya,

akibatnya rasa ingin tahu dapat dirangsang semakin besar dan

(41)

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian digambarkan dengan tabel di bawah ini:

Tabel 5.1. Implikasi Penelitian

Aspek Implikasi

Guru Memperoleh informasi berharga untuk

merencanakan pembelajaran yang dapat merangsang

sikap positif, minat belajar, dan kretivitas siswa

SMK Pertanian Memperoleh data berdasarkan penelitian yang

selama ini menjadi tanda tanya mengapa siswa di

SMK Pertanian sangat sedikit dibanding SMK

bidang yang lain sehingga SMK pertanian harus

melakukan strategi khusus untuk menarik minat

calon siswa.

Teknologi Pertanian Menjadi rujukan untuk meningkatkan daya saing

secara positif dengan SMK bidang yang lain dengan

memperkaya pembelajaran bidang pertanian dengan

teknologi sehingga minat untuk mempelajari

pertanian dapat meningkat

C. Saran/ Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka hasil penelitian ini

direkomendasikan bagi:

1. Pemerintah terkait dalam hal ini PPPPTK Pertanian sebagai lembaga yang

memiliki tugas dalam pembinaan SMK bidang pertanian untuk

meningkatkan daya saing guru SMK Pertanian khususnya kompetensi

keahlian ATPH dengan inovasi-inovasi teknologi pertanian sehingga

(42)

2. SMK Pertanian khususnya kompetensi keahlian ATPH dalam penerimaan

siswa baru, untuk menyusun strategi khusus menarik minat siswa dengan

program pembinaan dan stimulasi minat siswa sejak awal.

3. Guru produktif khususnya kompetensi keahlian ATPH untuk merancang

pembelajaran pertanian berbasis ICT yang dapat meningkatkan sikap dan

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Amabile, T. (1986). The Personality of Creative.

Andrews, F. (1975). Perspective in Creativity. Chicago. Aldine.

Awar, S. (2006). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

_______.(1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Baron, F. (1969). Creative Person annd Creative Process. New York. Holt, Reiehart & Wiston.

Beetlestone, Florence. (2011). Creative learning. Bandung. Nusa Media.

Best, J.W. (1978). Research in Education. Third Edition. New Delhi. Prentice Hall of India.

Binet, A., Simon, T. (1973) The Development of Intelligence in Children (the Binet-Simon Scale). New York. Arno Press.

Bricklin, B., & Bricklin, P. (1967). Bright Child Poor Grades. The Psychology of Underachievment. New York. Delacorte.

Brown & Holtzman, (1982). Brown-Holtzman Survey of Study Habits and Attitudes. Journal of Consulting psychology, Vol 18(2) : 153.

Carter, P.( 2010). Soft Competences Self Test. Jakarta. Penerbit PPM Manajemen.

Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. PT Raja Grafindo

Clark, B. (1988).Growing Up Gifted. Third Edition. United States of America. Merrill Pubishing Company.

Clark. L.E. (1988). Journal Of Personality And Social Psychology 54 (6): 1063-1070 Jun 1988 . Times Cited: 3403

Colangelo, N., Gary, D. (1991). Handbook of Gifted Education. United States of America. Allyn and Bacon Corp.

(44)

Creswell, J.W. (2008). (3 rd Edn ). Educational Research. New Jersey. Pearson Education, Inc.

Dimyati., M . (1994). Belajar dan Pembelajar. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Furqon. (2005). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Gardner, H. (1983). Frames of Mind. New York. Basic Book.

Goldman, A I. (1938). Epistimology and Cognition.Harvard University Press.

Guilford, J. P. (1950). Creativity. USA. American Psychologist.

Hidi, S. & Renninger, k. A. (1996). The Four-Phase Model of Interest Development. [online] Tersedia :

http://www.unco.edu/cebs/psychology/kevinpugh/motivation_project/res ources/hidi_renninger06.pdf

Hornby, A.S. (1974).Oxford Advanced Learnear’s Dictionary of Current English. 3rd ed. London. The English Language Book Society and Oxford

University Press. Tersedia: www.thefreedictionary.com

(45)

http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/masalah-yang-timbul-pada-siswa-dalam-http://ramlimpd.blogspot.com/2010/10/faktor-pendukung-dan-penghambat.html

http://www.euvonal.hu/images/creativity_report.pdf

http://www.lppm.ut.ac.id/index.php/menudatapenelitian/98?num=7

Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., and Masia, B.B. (1964). Taxonomy of educational objectives: Handbook II: Affective domain. New York. David McKay Co. Tersedia :

http://classweb.gmu.edu/ndabbagh/Resources/Resources2/krathstax.htm

Lang. R. H. & Evan N. D. (2006). Models, Strategies, and Methods for Effective Teaching, New York. Pearson Education Inc.

Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan sera Pengukurannya. Bandung. Ghalia

Indonesia.

Marthin, M.W.(1994). Cognition. United State of America. Harcourt Brace Publishers.

Munandar, Utami. (2004). Pengembangan Kreativitas anak Berbakat. Jakarta. Rineka Cipta.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Notoatmojo, S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip dasar (perilaku). Jakarta. Jakarta Rieneka Citra.

Pramono, Tukimin. (2001). Kontribusi Kreativitas terhadap Minat Belajar Matematika Berprestasi Tinggi Siswa kelas I SMK YPKK 1 Sleman. Yogyakarta. Universitas Terbuka.

Ramadhani, N. (2009). Psikologi untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Raudsepp, E. (1982). How To Create New Ideas for Corporate Profit and Personal Success. Englewood Cliffs, NJ. Prentice Hall.

_______, E. ( April, 1979). "How Creative Are You?", Jurnal Pribadi. Hal. 218-220.

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung. Alfabeta.

(46)

Schunk, D., Pintrich, P., Meece, J. (2012).Motivasi dalam Pendidikan.: Teori, Peneltian dan Aplikasi. ( Edisi ketiga). Jakarta. Indeks.

Sibelrman, M. (1996). Active Learning. United Ststes of America. YAPPENDIS.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta . Rineka Cipta

Sobur.A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Subekti, A. (2011). Kreativitas Anak Ditinjau dari Kepribadian dan pendekatan Pemebelajaran. Tesis. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.

Sudjana. (1983). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung. Tarsito.

______ .( 2005).Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.

Sukardi, D. K. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta. Aksara Baru

Sukmadinata, N. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung. Maestro.

Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah. Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

________, D., El-Garsel, A. (2010). The Development of Thecears Creativity. Garut. Rahayasa.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung. Alfabeta.

Tim Penulis naskah Ujian Negara. (2011). Soal Ujian Negara SMK Pertanian tahun 2010/2011 Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Jakarta.

Torrance, E.P. (1974). Test of creative Thinking. Lexington. Ginn.

Treffinger, D.J.(1986). Research on Creativity. Gifted Child Quarterly.

Uyun, Muhammad. (2005). Hubungan Kreativitas dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Akselerasi. Tesis. Yogyakarta. Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Tersedia dalam www.edt.ugm.ac-id

(47)

www.akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdf

www.askep.net/pdf/neila-ramdhani-sikap.html

www.kemalmustafa.wordpress.com/2010/07/28/kreativitas-verbal/

Gambar

Tabel 4. 3 Pemetaan Kondisi Kreativitas Siswa SMKN 1
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel ...........................................................
Gambar 1.1. Kerangka Berfikir
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dimana hasil dari penelitian yang didapat penulis selama penelitian berlangsung masih ada beberapa pasien yang tidak puas terhadap kualitas pelayanan dan fasilitas

 Melalui penjelasan guru diharapkan siswa dapat menaksir berat benda dengan satuan yang sesuai.

LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN BATU BARA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PELABUHAN INTERNASIONAL KUALA TANJUNG. Bersama Kementerian

Untuk menentukan tata letak parkir pesawat Boeing 737-800NG pada hangar PT. Batam Aero Technic divisi base maintenance Surabaya dengan menentukan luas area hangar

pada tahap ini yang dilakukan guru adalah menyampaikan topic materi yang diajarkan pada awal pembelajaran, Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan, Guru

saat proses belajar berlangsung, meribut ketika membaca asmaul husna, merusak fasilitas sekolah dan mencoret-coret dinding dengan kata-kata yang tidak sopan. Selain

Perancangan campuran beton sesuai target kuat tekan yang hendak dicapai dilakukan dengan mengacu data agregat kasar dan agregat halus yang merupakan gabungan dari dua jenis pasir

Terutama untuk pendeteksian pipa tertanam yang tidak mampu dilakuk an oleh Side Scan Sonar dan Multibeam Echosounder, dapat mengandalkan Sub-Bottom Profiler yang memiliki