UPAYA KADER BKB DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENGASUHAN ORANG TUA
(Studi Kasus di BKB Silih Asih Kp Babakan Garut Rw 05 Desa
Kerta Jaya Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Imas Suryatini
1003194
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
UPAYA KADER BKB DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENGASUHAN ORANG TUA
(Studi Kasus di BKB Silih Asih Kp Babakan Garut Rw 05 Desa
Kerta Jaya Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur)
Oleh
Imas Suryatini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Imas Suryatini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
UPAYA KADER BKB DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENGASUHAN ORANG TUA
(Studi Kasus di BKB Silih Asih Kp Babakan Garut Rw 05 Desa
Kerta Jaya Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur)
Oleh :
Imas Suryatini
1003194
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I
Prof. Dr.Hj. Ihat Hatimah, M.Pd
NIP. 19540402 198011 2 001
Pembimbing II
Dr. Sardin, M.Si NIP. 19710817 199802 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
ABSTRAK
Imas Suryatini 2013 : Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orang tua di BKB Silih Asih Kp Babakan Garut RW 05 Desa Kertajaya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat, cerdas serta mempunyai akhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk kepribadian yang pertama dalam kehidupan anak harus menjadi suri teladan yang baik bagi anak-anaknya. Jumlah anggota BKB Silih Asih sebanyak 55 orang, kegiatan berjalan setiap bulan, namun berdasarkan data yang ada persentase kehadiran orang tua yang paling dominan hanya dibulan agustus, dan hasil survei mengatakan bahwa mayoritas orangtua dilingkungan sekitar BKB Silih Asih kurang memiliki kemampuan pola asuh yang baik, sehingga banyak balita yang secara pisikis perkembangannya kurang baik.
Rumusan masalah dalam penelitian ni adalah: Bagaimana perencanaan kegiatan yang disusun oleh kader BKB Silih Asih dalam meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua, Bagaimana strategi yang dilakukan oleh kader BKB Silih Asih dalam meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua, Bagaimana strategi yang dilakukan kader BKB dalam menghadapi kendala-kendala untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua, Bagaimana kemampuan yang dimiliki para orang tua setelah mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh kader BKB
DAFTAR ISI
Daftar Isi Halaman
PERNYATAAN
MOTTO
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Pengasuhan ... 9
B. Pola Asuh Orang Tua ... 10
C. Pola Asuh Dalam Keluarga ... 14
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27
B. Metode Penelitian ... 28
C. Pendekatan Penelitian ... 28
D. Sumber Data Penelitian ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
G. Teknik Analisis Data ... 41
H. Definisi Operasional ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
C. Pembahasan ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1. Materi Penyuluhan BKB ... 15
2.2. Daftar Jenis Permainan APE Standar BKB ... 25
3.1. Penyusunan Kisi-kisi Penelitian ... 37
4.1. Jumalah Kader dan Peserta yang hadir pada waktu kegiatan BKB ... 47
4.2. Sarana dan Prasarana... 47
4.3. Materi yang diberikan dan metode yang dipakai ... 47
[image:7.595.113.512.193.646.2]DAFTAR GAMBAR
Diagram
2.1. Kedudukan Seseorang dalam Dua Sub Keluarga ... 10
3.1 Proses Analisis Data………46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Rencana Pembelajaran dan LKS
B. Instrumen Penelitian
C. Uji Coba Instrumen Penelitian
D. Data Penelitian dan Analisis
E. Pengolahan Angket
B A B I
P E N D A H U L U A N
A.Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan
yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua
potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
seluruh masyarakat Indonesia. Perkembangan penduduk dan pembangunan
keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan
pembangunan sebagai titik sentral pembangunan yang berkelanjutan. Penduduk
tumbuh seimbang dan berkualitas akan memperbaiki segala kehidupan
masyarakat ( visi misi BKKBN : 2013 ).
Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
pendidikan dikenal dengan tiga jalur pendidikan: (1)pendidikan formal
(2)pendidikan nonformal (3)pendidikan informal. Ketiga jalur pendidikan
tersebut saling melengkapi satu sama lainya dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan. Pendidikan nonformal adalah suatu jalur pendidikan di luar jalur
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (
UU No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 12 ).
Menurut Undang-undang RI No 20 tahun 2003, tentang system
pendidikan nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir
sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Secara konseptual dalam penyelenggara pendidikan anak balita
diselenggarakan melalui pendidikan nonformal seperti satuan sejenis PAUD
2
Bina Keluarga Balita adalah lembaga yang membina tumbuh kembang
anak melalui Pengasuhan anak yang benar berdasarkan kelompok umur yang
dilaksanakan oleh setiap kader Posyandu yang berada ditingkat RW. BKB
dapat didefinisikan sebagai upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang
balitanya melalui perkembangan fisik,motorik,kecerdasan,sosial serta moral
yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu atau anggota keluarga
lainnya dengan anak balita.
Bina Keluarga Balita atau yang selanjutnya dikatakan sebagai BKB
merupakan sebuah program pemerintah dalam rangka pembinaan keluarga
untuk mewujudkan tumbuh kembang balita secara optimal. BKB didirikan
pada tahun 1981 pada era Presiden Suharto atas prakasa menteri Urusan
Peranan Wanita yang menjabat saat itu. BKB diselenggarakan di kelurahan/
desa diseluruh Indonesia.
Selaras dengan UU Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan dan
pembangunan keluarga yang sekaligus menetapkan Visi BKKBN yaitu
”Penduduk tumbuh seimbang 2015”,(Pegangan Tenaga Penggerak Desa
BKKBN,2012:12) Untuk mewujudkan visi tersebut, salahsatunya dengan cara
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan Berwawasan. Bentuk dari
aplikasi Visi dan Misi tersebut salah satunya adalah dengan adanya Program
Bina Keluarga Balita (BKB) di masing-masing wilayah kecamatan atau desa,
bahkan sampai ketingkat RW dan RT.
BKB merupakan program upaya mengembangkan sumber daya manusia
sejak dini. BKB secara berkelanjutan menanamkan kepada para orang tua
memperhatikan perkembangan anak secara komprehensif. Program Bina
Keluarga Balita merupakan faktorutama yang sangat penting bagi setiap orang
tua yang mempunyai anak balita. Dengan Program Bina Keluarga Balita
tersebut orang tua dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan dalam Pengasuhan anak-anak. Setiap orangtua pasti
menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental
3
pembentuk kepribadian yang pertama dalam kehidupan anak harus menjadi
suri teladan yang baik bagi anak-anaknya. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Zakiyah Darajat (2006:23)“Bahwa kepribadian orangtua yang baik sikap atau cara hidup adalah merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak
langsung akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh”. Dalam
mendidik anak terdapat berbagai macam bentuk Pengasuhan anakyang bisa
dipilih atau digunakan oleh orangtua.
Istilah pengasuhan berasal dari kata dasar “asuh” yang berarti “menjaga
(merawat,mendidik) anak kecil, membimbing (membantu,melatih dan
sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri”. Dengan mendapat tambahan pe- dan akhiran -an sehingga membentuk kata benda. Dalam kamus bahasa Indonesia
berarti “cara mengasuh”.
Program kegiatan BKB sebagai upaya kader Posyandu dalam rangka
penyadaran peningkatan masyarakat, terutama para orang tua yang memiliki
anak usia dini serta memberikan layanan pendidikan kepada anak selama anak
mengikuti kegiatan dan pembelajaran di PAUD dan orangtuanya
mendapatkan pembelajaran melalui Bina Keluarga Balita (BKB). Dengan
demikian diharapkan semua anak akan memperoleh berbagai rangsangan
pendidikan sedini mungkin dan seoptimal mungkin dari orang tuanya.
Berdasarkan data dari BKKBN, kegiatan BKB ini terintegrasi dengan
kegiatan Posyandu. Jadi ketika kegiatan Posyandu berlangsung, kegiatan BKB
juga akan berjalan. Jadi di posyandu tidak hanya kegiatan penimbangan dan
pemberian makanan tambahan saja, tapi juga ada pemberian penyuluhan
mengenai aspek tumbuh kembang anak yang merupakan materi pokok kegiatan
BKB. Selain di posyandu, kegiatan BKB ini juga dapat berintegrasi dengan
kegiatan PAUD. Jadi ketika anak-anak belajar di PAUD, para orang tua dapat
berkumpul dan belajar mengenai Pengasuhan anak-anak di kelompok BKB.
Program BKB sangat berbeda sekali sama program PAUD. Apabila
PAUD dititik beratkan pada pengajaran anak balita, maka BKB ini lebih fokus
kepada para orang tua mengenai aspek-aspek tumbuh kembang balita.
4
programnya, dimana orang tua diharapkan akan pandai mengurus dan merawat
anak, pandai membagi waktu dalam mengasuh anak, dan memiliki wawasan
luas mengenai Pengasuhan anak-anak. Aspek mengenai tumbuh kembang
balita, bisa dibaca di sini. Namun, kedua program pemerintah ini dapat
berintegrasi satu sama lain.
BKB Silih Asih berlokasi di Kp Babakan Garut Rw 05 Desa Kerta Jaya
Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur. BKB Silih Asih terintegrasi dengan
PAUD berada dibawah pengawasan dan pengelolaan dari kader-kader BKB
tersebut, dimana kader BKB terlibat secara aktif baik dalam proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada evaluasi BKB
terintegrasi PAUD. Pengelolaan yang baik dan terstruktur terhadap
program-program yang dilaksanakan oleh kader BKB Silih Asih baik program-program Bina
Keluarga Balita maupun program PAUD terintergrasi BKB, dan peran serta
dukungan masyarkat, pemerintah lokal, PLKB, dan lain-lainnya telah berhasil
menggerakan BKB Silih Asih dari tahun 2011 sampai sekarang.
Susunan kepengurusan BKB Silih Asih adalah ketua RW sebagai
Pembina, kader intinya ibu Nining Rohaeni, ibu Yuli yuniati dan ibu Sari,
sedangkan kader bantunya ibu Sutinah, ibu Aisyah dan ibu Aan, kader piketnya
ibu otih dan ibu pride.Adapun kegiatan BKB silih Asih yang telah dilakukan
oleh kader yang terlatih dengan 3 kegiatan yaitu penyuluhan,bermain APE
(Alat Permainan Edukatif) dan Pencatatan hasil perkembangan ke dalam KKA.
Kegiatan BKB Silih Asih ini dilakukan satu hari dalam sebulan. Sebagai
pelaksana penyuluhan adalah kader inti, dan kaderbantu tugasnya mengasuh
anak balitanya. Materi yang telah di sampaikan oleh kader BKB silih Asih
Pada program BKB, secara garis besarnya materi penyuluhan di antaranya:
Integrasi KB dengan BKB, konsep diri ibu dan peran ibu dalam pendidikan
balita, proses tumbuh kembang anak, komunikasipasif, komunikasi aktif,
kecerdasan, menolong diri sendiri dan tingkah laku sosial(BKKBN, 2007).
Jumlah anggota BKB Silih Asih sebanyak 90 orang, yang terdiri dari 20
orang dari RT 01, 32 orang dari RT 02 , 12 orang dari RT 03 dan 26 orang dari
5
persentase kehadiran orang tua yang paling dominan hanya dibulan agustus,
dan hasil survai mengatakan bahwa mayoritas orangtua dilingkungan sekitar
BKB Silih Asih kurang memiliki kemampuan pola asuh yang baik, sehingga
banyak balita yang secara pisikis perkembangannya kurang baik.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih mendalam mengenai Upaya BKB Dalam Meningkatkan
Kemampuan Pengasuhan Orang Tua.(studi kasus terhadap Bina Keluarga
Balita Silih Asih Kp Babakan Garut RW 05 Desa Kerta Jaya Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur).
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
Bina Keluarga Balita adalah gerakan masyarakat yang diarahkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam pembinaan
pengasuhan tumbuh berkembang anak.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan latar belakang penelitian,
penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang terdapat di Bina Keluarga
Balita Silih Asih di Kp Babakan Garut RW 05 desa Kerta Jaya Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur.
1. BKB Silih Asih melaksanakan kegiatan sebulan sekali untuk penyuluhan,
penimbangan, pengasuhan maupun pencatatan kegiatan BKB, di dalam
kegiatan tersebut semua kader selalu hadir dan terlibat secara langsung
meskipun tingkat keterlibatan antara kader yang satu dengan yang lain tidak
sama.
2. Keterlibatan orang tua dalam kegiatan BKB cukup bagus meskipun
keterlibatan tersebut jumlah pesertanya yang hadir berubah-ubah.
3. Peserta BKB yang aktif mengikuti kegiatan memiliki kecenderungan prilaku
yang berbeda dibanding dengan peserta yang kurang aktif, misalnya hal ini
bisa dilihat dari prilaku orang tua terhadap anaknya dalam kesehariannya.
Dari hasil identifikasi masalah diatas penelitian ini dapat dirumuskan
6
1. Bagaimana perencanaan kegiatan yang disusun oleh kader BKB Silih Asih
dalam meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua?
2. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh kader BKB Silih Asih dalam
meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua?
3. Bagaimana strategi yang dilakukan kader BKB dalam menghadapi
kendala-kendala untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua?
4. Bagaimana kemampuan yang dimiliki para orang tua setelah mengikuti
kegiatan yang dilakukan oleh kader BKB?
C.Tujuan Penelitian
Merujuk pada identifikasi dan perumusan masalah diatas, penelitian ini
bertujuan :
1. Mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan kegiatan yang disusun oleh
kader BKB Silih Asih dalam meningkatkan kemampuan pengasuhan orang
tua.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis strategi yang dilakukan oleh kader BKB
Silih Asih dalam meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis strategi yang dilakukan kader
BKBdalam menghadapi kendala-kendala untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan yang dimiliki para orang
tua setelah mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh kader BKB.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penelitian ini adalah dapat
memberikan konstribusi bagi pihak yang terkait. Adapun mamfaat penelitian
ini adalah sebaagai berikut :
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini, dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pen get ahu an d an penel i t i an l a nj ut an ba gi p ar a c al o n
7
penelitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitaskader Bina Keluarga Balita dalam meningkatkan
kemampuan orangtua terhadap mengasuhan anak.
b. Secara Praktis
Penelitian ini dapat berguna untuk meningkatkan kualitas :
1. Bagi lembaga atau sasaran peneliti, hasil penelitian ini dapat
berguna untuk meningkatkan proses pembinaan terhadap kader
Bina Keluarga Balita.
2. Bagi Jurusan,penelitian ini mudah-mudahan bisa dijadikan bahan
reperensi untuk langkah-langkah pembinaan ke arah yang lebih
baik.
3. Bagi para orang tua hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok
ukur keberhasil orang tua dalam mengasuh, mengawasi dan
mendidik anak balita.
4. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan
sumbangan pemikiran dalam melaksanakan perubahan dalam
kegiatan pola asuh yang tepat, untuk membuat rencana-rencana
kegiatan yan g b erh as i l gu na dan t ep at s a s ar an. S ebab t i da k
m enut up kemungkinan tanpa informasi yang akurat maka
kegiatan yang dilaksanakan kader Bina Keluarga Balita,
yangberkaitan dengan peningkatan pengawasan pengasuhan dan
pendidikan anak balita di wilayah Kabupaten Cianjurkurang tepat
sasaran.
E.Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan didalam membahas Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, batasan Msalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan
BAB II : Kajian Pustaka yang didalamnya membahas beberapa teori dan
Konsep Menganai Bina Keluarga Balita, Pertumbuhan anak,
8
BAB III : Prosedur Penelitian yang berisi tentang uraian Metode penelitian,
Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Prosedur
Pengelolan dan Analisis Data.
BAB IV : Deskripsi Penelitian tentang Analisis Data Hasil Penelitian Tentang
Upaya Kader Bina Keluarg Balita dalam Menigkatkan
Kemampuan Orang Tua Terhadap Pengasuh anak, Pengelolaan
Data, Hasil Penelitian serta Pembahasan.
B A B III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian adalah BKB Silih
Asih yang letaknya di Kampung Babakan Garut Desa Kertajaya Kecamatan
Ciranjang karena tempat penelitian dengan lokasi penelitian tidak terlalu jauh.
Penelitian ini dilakukan pada para orang tuadankader BKB.
Subjek penelitian adalah fokus atau sasaran penelitian. Dalam penulis
karya tulis ini yang menjadi fokus penelitian adalahBKB Silih Asih, dengan
judul penelitian yaitu “Upaya BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan
Pengasuhan Orangtua di Kampung Babakan Garut Desa Kertajaya Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur”.
Sedangkan subjek penelitian ini adalah individu, benda atau organisme,
yang dijadikan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan
data penelitian.Dalam penelitian kualitatif, istilah subjek penelitian yaitu
pelaku yang memahami objek penelitian. Jadiyang dimaksudkan disini adalah
orang yang memberi informasi tentang data yang dibutuhkan oleh peneliti,
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Pada penelitian ini yang
menjadi subyeknya adalah parakaderdanpeserta BKB SilihAsih di Kampung
Babakan Garut Desa Kertajaya. Peneliti menentukan subjek penelitian pada
penelitian ini yaitu sebanyak lima orang, yang terdiri dari dua orang kader inti
BKB Silih Asih bernama Ibu Nining Rohaeni dan IbuYuliYuniati , lalusatu
orang pengelolabernamaBapakCucu Santana. S.Pd.I, dandua orang peserta atau
anggota BKB Silih Asih bernama Ibu Rita Rokoyah dan Ibu Nina Rosiana,
lima orang tersebut sebagai sumber data dalam penelitian ini.
Dipilih lima orang tersebut karena memenuhi kreteria sebagai berikut :
1. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan BKB Silih Asih yang tangah diteliti
28
B.Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut
Arikonto (2000:309) Metode deskriptif merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai setatus gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Pada penulisan skripsi ini yang dimaksudkan metode deskriptif ini penulis
hanya mendeskripsikan atau menggambarkan, penulisanyapun diarahkan pada
pengumpulan dan penyusunan data mengenai perencanaan program BKB Silih
Asih dan hasil dari pelaksanaan program BKB Silih Asih dalam meningkatkan
kemampuan pengasuhan orangtua.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif yang perhatiannya lebih ditunjukan pada pembentukan teori
berdasarkan konsep-konsep yang timbul dari data empiris. Selain itu digunakan
pendekatan kualitatif karena untuk melibatkan penulis dalam kehidupan subjek
yang diteliti, dalam hal ini penulis terlibat langsung kelapangan dengan
mengumpulkan data yang relevan dan sesuai dengan focus masalah yang
diteliti.Dengan mengungkapkan perencanaan dan strategi program yang dibuat
oleh kader dalam upaya meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua, dan
hasil dari pelaksanaan program BKB Silih Asih dalam meningkatkan
kemampuan pengasuhan orangtua.
C.Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu penelitian dengancara memandang objek kajian sebagai suatu sistem,
artinya objek kajian dilihat sebagai satuan terdiri dari unsur yang saling terkait
dan mendiskripsikan fenomena-fenomena yang ada ( Arikunto, 1993:209).
Fokus dalam pengasuhan anak oleh orang tua dorongan cinta kasih
keluarga, atau motivasi para orang tua dalam mengasuh anaknya dan tanggung
jawab orang tua terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu pendekatan yang
dianggap cocok dalam penelitian ini pendekatan kualitatif yang menghasilkan
29
Penelitian deskriptif memungkinkan pencarian fakta dan interpretasi
yang tepat, memungkinkan mengkaji masalah-masalah normatif sekaligus
membuat perbandigan antar fenomena.
Dengan metode deskriptif kualitatif ini akan diperoleh pemahaman dari
penafsiran serta realistis dan mendalam mengenai makna dari kenyataandan
fakta yang ada. Karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak
berkenan dengan angka-angka, tapi mendeskripsikan, menguraikan dan
menggambarkan tentang pola upaya BKB dalam meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua. Pola kemampuan pengasuhan orang tua melalui
pengalaman sehari-hari dalam lingkungan keluarga maupun dalam BKB Silih
Asih. Selain itu peneliti juga menguraikan daerah yang diteliti dimana meliputi
keadaan fisik, pendidikan, pencaharian.
Lebih lanjut peneliti mengadakan pendekatan secara kekeluargaan
sehingga mereka akan lebih terbuka dalam memyampaikan penjelasan atau
keterangan yang diajukan .
D.Sumber Data Penelitian
Dalam pengumpulandata ini, penulis mengambil dari dua sumber data
yang terdiri dari :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumbernya. Dalam hal ini data
berupa informasi langsung dari para orang tua dan para kader BKB .
2. Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk membantu menyelesaikan
data primer dari arsip atau dokumen atau buku-buku yang berkaitan denga
penelitian yang meliputi monografi BKB Silih Asih di Kampung Babakan
Garut Desa KertaJaya Kecamatan Ciranjnag.
E.Tehnik Pengumpulan Data
1. Tehnik Observasi.
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera( Arikunto, 1996,:145). Tehnik
30
atau selang waktu tanpa manipulasi atau mengontrol, dimana perliku subjek
itu ditampilkan dalam tehnik observasi yang tidak mengabaikan
kemungkinan menggunakan sumber-sumber non manusia seperti dokumen
dan catatan-catatan observasi.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung, yaitu peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan pada objek
peneliti ditempat peneitian dilakukan. Pada dasarnya tehnik ini dilakukan
sebagai upaya koreksi terhadap data primer dan skunder yang diperole
perihal derajat kesahihan.
Untuk tehnik observasi ini penelitin dilakukan bulan maret 2013 yaitu
degan survey awal tempat penelitian, sekaligus meminta ksedian para orang
tua sebagai subjek dari penelitian. Tehnik observasi juga dilakukan peneliti
saat wawancara dengan kader BKB Silih Asih.
Tehnik observasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan sebagai
berikut : a) Dapat terhindar dari data semu, b) Dapat diperoleh dari
pengelaman secara langsung, c) Memberi kemungkinan bagi peneliti
mengamati secara langsung, d) Peneliti dapat memahami berbagai
permasalahan yang terjadi dilapangan.
Mode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data-data penelitian
yang berkaitan dengan pola pengasuhan anak, dorongan cinta kasih
keluarga, atau motivasi para orang tua dalam mengasuh anaknya dan
tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak.
2. Tehnik Wawancara
Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1993:126).
Tehnik wawancara adalah pengumpulan data yang utama dalam peelitian
ini, karena informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam sebab peneliti
mempunyai peluang lebih luas untuk mengembangkan lebih jauh informasi
yang diperoleh dari para kader maupun orang tua dan karena melalui tehnik
wawancara ini peneliti mempunyai peluang untuk dapat memehami pola
31
Pada prinsipnya pertanyaan disusun fokus penelitian dan
permasalahan dalam penelitian ini, baru kemudian dilakukan wawancara.
Adapun kegiatan wawancara dan jawaban langsung ditulis dalam catatan
lapangan. Adapun peneliti menggunakan wawancara yaitu untuk
mendapatkan jawaban yang valid dari terwawancara maka peneliti harus
bertatap muka dan bertanya langsung dengan terwawancara.
Wawancara digunakan dengan menggunakan wawancara terstuktur
denga harapan mampu mengarahkan kepada kejujuran sikap dan pemikiran
subjek peneliti ketika memberikan informasi agar informasi yang diberka
sesuai dengan fokus penelitian.
Hasil Wawancara Perencanaan kegiatan yang disusun oleh kader dalam meningkatkan pengasuhan orangtua di BKB Silih Asih
Kode : HWP
No Pertanyaan Kode Jawaban
1
Apakah ada kebijakan yang dijadikan rujukan dalam perencanaan program BKB Silih Asih?
P
Iya ada kebijakan dari pemerintah yang diawali dari program P2WKSS
K1
Ada dari Kecamatan diawali dari program P2WKSS yang
disosialisasikam dari awal tahun 2011 agar pendidikan anak sejalan antara sekolah dan dirumah
K2
Iya ada kebijakan dari kecamatan dan kabupaten, yang bertujuan agar pengasuhan dan pendidikan antara disekolah dan dirumah sama dan bersinergi
Apakah dalam pelaksanaan program BKB Silih Asih sebelumnya dilakukan identifikasi kebutuhan?
P
Iya Identifikasi dilakukan oleh tutor, setelah itu didiskusikan dengan pengelola.
32
kader untuk pemberian materi program BKB Silih asih
K2
Iya ada kita melakukan
identifikasi kebutuhan orangtua lewat buku komunikasi, disitu orangtua menceritakan kegiatan anak-anaknya dirumah, dan kita rumuskan untuk menjadi materi yang akan diberikan pada orangtua agar sesuai dengan kebutuhan orangtua.
Apakah anda ikut terlibat dalam identifikasi kebutuhan program BKB Silih asih?
P
Tidak, kita hanya memantau, identifikasi dilakukan oleh para kader
K1
iya dilakukan identifikasi
kebutuhan sebelum melaksanakan program dan identifikasi tersebut dilakukan oleh kader dengan cara mengundang calon peserta semua lalu kami melakukan wawancara, setelah kader mengidentifikasi barulah didiskusikan dengan pengelola.
K2
Iya kerena yang melakukan identifikasi adalah kader, caranya mengumpulkan calon peserta lalu dilakukan wawancara.
Apakah proses pelaksanaan program BKB Silih Asih ini dilaksanakan atas dasar kebutuhan orangtua?
P Iya atas dasar kebutuhan orangtua
K1 Iya
K2 Iya
PP1 Iya atas dasar kebutuhan orangtua
PP2 Iya sesuai dengan kebutuhan yang kami butuhkan
Apakah peserta BKB Silih Asih dilibatkan dalam
P Tidak
33
perencanaan program BKB ? K2 Tidak
Apakah anda dilibatkan dalam perencanaan program BKB?
PP1 Tidak dilibatkan
PP2 Tidak dilibatkan
Bagaimana anda merumuskan tujuan program BKB Silih Asih?
P
Perumusan tujuan ini kita lakukan dengan mendiskusikan hasil identifikasi dengan para kader disesuaikan dengan tujuan dari program BKB
K1
Mendiskusikan hasil identifikasi yang didapat dengan pengelola dan kader
K2
Kita merumuskan tujuan program BKB pertama dilihat dari harsil identifikasi kebutuhan setelah itu dirumuskan dengan tujuan awal.
Apakah ibu mengetahui tujuan diadakannya program BKB Silih Asih ?
PP1
Iya saya mengetahui tujuan diadakannya program BKB yaitu untuk menyamakan pendidikan dan pengasuhan yang diberikan di sekolah dan dirumahdan untuk memberikan pengetahuan kepada para orangtua mengenai
pengasuhan perkembangan anak dll.
PP2
Iya saya mengetahui, pertama untuk memberitahukan kepada para orangtua tentang pengajaran dan pengasuhan yang diberikan kader BKB Silih Asih dan untuk pengetahuan orangtua tentang mengasuh dan mendidik anak dirumah.
Bagaimana pembagian waktu pada proses pelaksanaan program BKB Silih asih?
P
34
sentra 2 kali persemester.
K1
Workshop pada hari sabtu, 3 jam dalam setiap pertemuan dari jam 8.00-10.00 WIB, orangtua masuk sentra 2 kali persemester.
K2 Workshop 3 jam setiap pertemuan dilaksanakan setiap hari sabtu.
Pada hari apa saja program BKB Silih Asih
dilaksanakan?
PP1
Workshop 2-3 jam setiap
pertemuan sebulan sekali dijadwal setiap hari sabtu, udah dijadwal oleh Kader BKB Silih Asih.
PP2
Workshop dari jam 08.00 sampai jam 11.00. WIB, pemeriksaan 2 minggu sekali harinya
disesuaikan.
Apa anda selalu hadir pada pelaksanaan program BKB?
PP1
Iya saya selalu mengusahakan hadir karena program tersebut penting.
PP2 Iya saya selalu hadir walaupun jadwal jualan.
Dimanakah tempat kegiatan BKB ini berlangsung?
P
Di posyandu anggur Rw 05, tapi untuk kegiatan di luar disesuaikan dengan tema.
K1
Untuk pelaksanan program BKB Silih Asih dilaksanakan bangunan posyandu anggur RW 5.
K2
Menggunakan bangunan posyandu RW 5 dan untuk kegiatan luar disesuaikan dengan tema.
PP1 Di Posyandu Anggur
35
Apakah tempat tersebut sudah layak dijadikan tempat pelaksanaan program BKB?
PP1
Iya sudah layak karena pada pelaksanaan kita menggunakan kursi tempatnya juga lumayan besar jadi tidak pengap.
PP2 Iya sudah layak menurut saya
Bagaimana pembiayaan pada kegiatan program BKB Silih Asih?
P
Pembiayaan diseduaikan dengan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan program BKB itu sendiri.
K1 Pembiayaan dilihat dari kebutuhan program BKB.
K2 Dilihat dari apa yang dibutuhkan dari pelaksanaan program
Berasal darimana dana untuk program BKB
K1 Biaya program BKB Silih Asih, orangtua tidak dilibatkan.
K2
Dalam pembiayaan orangtua tidak dilibatkan karena program BKB itu termasuk pasilitas dari Puskesmas.
Apakah ibu dilibatkan dalam pembiayaan program BKB?
PP1 Tidak dilibatkan, program BKB gratis
PP2 Tidak dilibatkan
3. Tehnik Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud untuk melengkapi data dari wawancara
dan observasi. Tehnik dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data
yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dalam penelitian
ini dari dokumentasi ini dimaksudkan untuk melenkapi data dari hasil
observasi dan wawancara. Pertimbangan peneliti menggunakan tehnik
dokumentasi karena dokumentasi merupakan sumber data yang stabil. Data
36
kebenaran atau keabsahan data dan dokumentasi juga sebagai sumber data
yang kaya untuk memperjelas identitas subjek penelitian sehingga dapat
mempercepat proses penelitian.
Dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari kantor KepalaDesa
Kertajaya berupa gambaran umum BKB Silih Asih, dan untuk mempertajam
validitas laporan akan ditambahkan foto-foto yang berkaitan dengan
pelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen peneliti adalah : angket, ceklis
(check-list), atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan .
(Arikunto, 1998:151)
Dengan demikian maka dapat dikatakan menurut pendapat Arikunto
“Penelitian di dalam menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen atau alat, agar data yang diperoleh lebih baik”.
Keberhasilan atau bermutu tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh data
yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dan pengujian
hipotesis dapat diperoleh melalui instrumen. Oleh karena itu, alat pengambilan
data harus dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris yang
sebagaiman adanya. Instrumen merupakan bagian yang paling penting karena
berfungsi sebagai alat atau sarana untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Sebelum melakukan proses pengambilan data penelitian, maka perlu
dibuatkan instrument penelitian untuk mengukur variabel upaya BKB dalam
meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua. Semua lnstrumen dirakit
berdasarkan pada kisi-kisi yang meliputi dimensi, dan indikator.
a) Penyusunan Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi penelitian disusun secara systematis sesuai
37
klasifikasikan berdasarkan indicator untuk memudahkan dalam pembuatan
alat pengumpul data yang akan digunakan dan dari indicator ini dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan atu pernyataan.
Untuk memudahkan penyusunan instrument maka dibuat dalam
bentuk matriks yang didalamnya berisi pertanyaan penelitian ,aspek
[image:28.595.119.549.294.757.2]penelitian, indicator, sumber data dan alat pengumpul data.
Tabel 3.1.
Penyusunan Kisi-kisiPenelitian
Judul PertanyaanPenelitian AspekPenelitian Indikator Sumber Data
Upaya kader
BKB Dalam
Meningkatkan
Kemampuan
Pengasuhan
Orangtua
1.Bagaiman perencanaan kegiatan
yang disusun oleh kader BKB
Silih Asih dalam
Meningkatkan pengasuhan
orangtua?
1.1Perencanaan
program BKB SilihAsih
1.1.1 Kebijakan
1.1.2Identifikasi
kebutuhan
1.1.3 Perumusan tujuan
1.1.4 Waktu dan tempat Kader
2. Bagaimanastrategi yang
dilakukan oleh kader BKB
Silih Asih dalam
meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua?
2.1 Strategi
pelaksanaan program
BKB SilihAsih
2.1.1 Kegiatanyang
dilaksanakan 2.1.2 Peserta 2.1.3 Tujuan 2.1.4Pemateri 2.1.5 Materi 2.1.6 Metode 2.1.7 Media 2.1.8 Evaluasi Kader
3.Bagaimanastrategi yang
dilakukankader BKB dalam
menghadapi kendala-kendala
untuk meningkatkan
kemampuan pengasuhan
orang tua?
3.1 Strategi kendala
yang dilakukankader BKB SilihAsih 3.1.1 Materi 3.1.2 Metode 3.1.3 Media 3.1.4 Evaluasi Kader
4. Bagaimana kemampuan
yang dimiliki para orang
tua seteah mengikuti kegiatan
38
b. PenyusunanPedomanWawancara
Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun
pedoman wawancara dimana didalamnya beisi daftar pertanyaan yang akan
diajukan pada subjek penelitian. Pedoman wawancara ini dimaksudkan
untuk memudahkan pelaksanaan wawancara yang didalamnya terdapat
aspek –aspek yang ditanyakan yaitu perencanaan program, strategi
program, strategi mengatasi masalah dan hasil pelaksanaan program.
c. Penyusunan Pedoman Observasi
Dalampenelitian ini sebelum dilakukan observasi, peneliti terlebih dahulu
menyusun pedoman observasi, yang didalamnya berisi aspek-aspek yang
akan diobservasi. Adapun aspek yang akan di observasi yaitu mengenai
hasil dari pelaksanaan program BKB Silih Asih. Hasil Observasi Terhadap
Hasil Program Parenting Dalam meningkatkan Pola asuh yang kratif bagi
orang tua
Observasi
ke
Aspek yang di
observasi Deskripsi
1
Sikap pola asuh yang kratif orang tua di
rumah
Padahasil observasi sekitar jam 11.00 PP1 baru datang menjemput anak kedua PP1 sekolah , PP1 langsung menyuruh anaknya untuk mengganti baju, sesudah berganti baju (ss) makan,(ss) makan di suapi oleh PP1 setelah itu tidak lama anak pertama PP1 NN dating dari pulang sekolah PP1
mengarahkan NN untuk memberikan salam kepada peneliti ,PP1 menyuruh untuk berganti baju terlebih dahulu sebelum NN bermain
Komunikasi pola asuh yang
kreatif
39
menjadi pendengar saja
Menciptakan suasana pola asuh kreatif
Tidak ada tempat bermain khusus di rumah PP1 ,terlihat anak PP1 bermain NN di ruang mana saja NN meminta izin kepada PP1 untuk bermain dengan temannya di luar rumah, PP1 mengizinkan NN untuk bermain SS bermain di ruang keluarga bermain barby sendiri, PP1 sedang di kamar memberikan nasi kepada anak ketiganya.
2
Sikap pola asuh yang kratif orang tua di
rumah
PP1 sedang memasak di dapur SS tiba-tiba datang menemui PP1 , SS membantu PP1 mengaduk-ngaduk telur , anak pertama PP1 yang bermain mobil-mobilan bersama teman-temannya di ruang tv (ruang keluarga)PP1 tidak menemaninya karena PP1 sedang masak denga nanak yang kedua .ketika memasuki pukul 16:00 PP1
menyuruh anak-anaknya untuk mandi anak pertama PP1 masih terlihat asyik bermain mobil tamiya bersama teman-temannya ,PP1 mendekati sang anak dan berkata kepada anaknya dan teman-temannya ayo semuannya pada mandi dulu , namun anak PP1 berusaha menolak dan mengundur waktu untuk mandi dan PP1 memberikan pilihan kepada anak agar anak mau mandi , dengan memberikan pilihan kepada anaknya mau mandi dulu setelah itu boleh main lagi nantinya .sang anak pun memilih untuk mandi setelah itu ia dapat main lagi
Komunikasi pola asuh yang
kreatif
40
Menciptakan pola asuh yang
kratif
Anak pertama dan kedua PP1 sedang bermain bersama di ruang keluarga sedangkan PP1 belum datang dari took , tidak lama PP1 datanganak-anaknya pun langsung berlari dan memberikan salam kepada PP1
Observasiterhadaphasil program parenting dalammeningklatakanpolaasuh yang kreatifbagi orang tua
Observ asike
Aspek yang di beriobservasi
Deskripsi
1 Sikap pola asuh yang kreatif oranng tua di rumah
Berdasarkan hasil observasi pada keluarga PP2 pada waktu yang akan datang setelah pulang sekolah PP2 langsung mengajarkan anaknya untuk mengganti bajunya setelah ganti baju sang anak baru di perbolehkan bermain.
Pp2 memberikan contoh langsung dalam menanamkan nilai yang positif untuk sang anak, seperti PP2 selalu membiasakan anak-ananya untuk membereskan mainan seteleah selesai bermain agar dalam diri anak tertanam sifat yang bertanggungjawab .
Komunikasi pola asuh yang kreatif
Peneliti bersama PP2 menunggu YY pulang dari kober Bunda ganesa selama di jalan PP1 mendengarkan Yy menceeritakan kegiatan yang sudah dia lakukan, PP2 mendengarkan dengan baik dan memberikan respon yang positif kepada anak dengan memberikan pujian ketika anak menceritakan dia melakukan hal yang baik.
Menciptakan suasana pola asuh yang kratif
41
PP2 dan adiknya untuk bermain peran sekolah YY berperan menjadi guru PP2 dan XX menjadi muridnya
2 Sikap pola asuh yang kreatif orang tua di ruamh
Anak pertama PP2 memlihatkan hasil gambar ke orang tuannya , PP2 awalnya tampak bingung melihat hasil gambar anaknnya , PP2 mennyakan kepada anak ketika sedang menjelaskan PP2 mengerti dan memberikan
pujian “ anak mamah pinter bisa gambar planet bagus sekali” sambil mencium keniung sang anak
Komunikasipolaa suh yang kreatif
PP2 selalu mendengarkan anaknya bercerita, dan merespon ketikaanknnya bercerita dan suka membuat humor yang kreatif .
Menciptakan suasana pola asuh yang kreatif
Berdaasarkan hasil observasi PP2 menemni anaknnya bermain dan mengajakannya untuk membuat mainan dari origami terlihat anak begitu semangat ketika sedang membuat mainan dari origami .ketika pukul 13.30 PP2 mengajakan aknnya untuk tidur siang namun anak-anak PP2 masih ingin bermain dan mereka mengambil puzzle dan memasangnya ,akhirnya PP2 mengajak anaknya untuk memasang puzzle sambil tiduran agar sianak menjadi ngantuk dan mau diajak untuk tidur siang . cara itu pun berhasil membuat anak menjadi ngantuk.
G.Tehnik Analisis Data
Proses analisis data bukan hanya merupakan tindak lanjut logis dari
pengumpulan data tetapi juga merupakan proses yang tidak terpisahkan
dengan pengumpulan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu informasi kunci hasil dari wawancara ,
dari pengamatan dilapangan atau observasi dan hasil studi dokumentasi
[image:32.595.105.509.109.624.2]42
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif model interaktif yang merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan
terus menerus. Menurut Miles (1992: 16-20) analisis model interaktif yang
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secar bersamaan yaitu sebagai
[image:33.595.112.520.235.758.2]berikut:
Gambar 3.1 Proses Analisis Data
1. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan data ini yaitu
mengenai upaya BKB dalam meningkatkan Kemampuan pengasuhan orang
tua. Data tersebut diambil dari para kader dan orang tua. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi
dilakukan pada saat proses wawancara.
2. Langkah kedua adalah reduksi data, pada tahap ini peneliti memusatkan
perhatian pada catatan lapangan yang terkumpul selanjutnya data yang
terpilih disederhakan dengan mengklasifikasikan data atas dasar tema-tema,
memadukan data yang tersebar, menelusuri tema untuk merekomendasikan
data tambahankemudian peneliti melakukan abstraksi pasal tersebut
menjadi uraian singkat atau ringkasan.
3. Langkah ketiga adalah penyajian data, pada tahap ini peneliti melakukan
penyajian informasi dari para kader dan orang tua melalui bentuk teks Penyajian Data
Pengumpulan Data
43
naratif agar diperoleh penyajian data yang lengkap dari hasil pengumpulan
data yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti membuat teks naratih mengenai
informasi yang diberikan kepada para kader dan orang tua.
4. Langkah ke empat adalah tahapan kesimpulan, pada taap ini peneliti
melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data yang
diperoleh dari informasi. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada
pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat dalam pernyataan
singkat dan mudah dipahami dengan menguji pada pokok permasalahan
yang diteliti.
Dalam penelitian ini empat tahapan tersebut berlangsung secara
simultan, oleh karena itu tehnik bongkar pasang hasil penelitian ini terpaksa
dilakukan jika ditemukan fakta atau pemahaman baru yang lebih akurat. Data
yang dipandang tidak memiliki relevansi dengan maksud penelitian akan
dikesampingkankan.
H. DefinisiOperasional
1. Upaya
Upaya adalah usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh setiap orang,
pada penelitian ini dilakukan oleh kader BKB Silih Asih dalam
mengarahkan segala kemampuan yang dimilikinya dan menggali potensi
yang ada .Aspek yang terdapat didalamnya adalah :
1) meningkatkan pengetahuan orangtua tentang pola asuh,
2) Meningkatkan pemahaman orangtua mengenai polaasuh yang tepat,
3) Meningkatkan pemahaman orang tua tentang manfaat polaasuh.
2. Polaasuh
Pola asuh adalah cara merawat, mendidik dan mengasuh anak yang
sistemik dengan membuat kombinasi-kombinasi baru dalam pengasuhan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dialami sehingga tercipta
teknik-teknik kreatip dalam pengasuhan. Pengasuhan merupakan perlakuan
44
menunjukan kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak.
Kekuasaan atau cara yang digunakan orang tua cenderung mengarah pada
pengasuhan anak yang diterapkan.
3. BinaKeluargaBalita( BKB )
Bina Keluarga Balita adalah suatu program yang memiliki tujuan
yang mulia yaitu meningkatkan peran orangtua (ayah dan ibu) serta anggota
keluarga lainnya dalam pembinaan tumbuh kembang anak balita sesuai
dengan usia dan tahap perkembangan yang harus dimiliki baik dalam aspek
fisik, kecerdasan, emosional, maupun sosial agar dapat tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang maju mandiri dan berkualitas (Sumber:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Dari pembahasan yang penulis paparkan pada bab terdahulu dapat
disimpulkan bahwa:
1. Perencanaan program BKB Silih Asih yang dilaksanakan dalam
meningkatkan pengasuhan orang tua dengan diadakanya pembinaan untuk
peserta BKB melalui workshop dan mendatangkan pemateri yang
berkompeten, dengan materi yang berdasarkan kebutuhan orang tua untuk
meningkatkan pengasuhan, di samping itu selalu menjaga motivasi orang
tua serta mempersiapkan strategi untuk menghadapi kendala.
2. Kegiatan yang dilaksanakan di BKB Silih Asih untuk meningkatkan
Pengasuhan Orang tua dilakukan melalui workshop, pemberian materi
untuk orang tua, serta konsultasi orang tua dengan psikolog. Pakar yang
terlibat adalah Ahli psikologi, PLKB, dokter dari RSUD Cianjur,
KAPUSBIN KBPP.
3. Strategi yang dilakukan kader dalam menghadapi kendala salah satunya
menghadapi peserta yang pasif, kader menyelesaikan dengan cara
melakukan kunjungan rumah di luar jadwal kegiatan untuk memberikan
pengertian dan motivasi, selain itu kader juga mengadakan arisan bulanan
untuk mengikat peserta agar dapat hadir dalam setiap kegiatan.
4. Program BKB Silih Asih telah berhasil meningkatnya terhadap
pengasuhan orang tua dapat terlihat dari cara mendididk mengasuh dan
merawat anak yang dilakukan dengan cara mengasuh, mendidik, merawat
anak dengan cara kreatif yang berpihak ke perkembangan dan kondisi pada
72
B. SARAN
1. Saran untuk BKB Silih Asih Kerta Jaya
a. Perlu dilakukannya tindakan yang lebih lanjut yang progresif sehingga
program-program yang hendak dicapai bisa tercapai dan mengalami
progress yang lebih baik dengan cara peningkatan kualitas dari kader dan
Pembina BKB sehingga anak-anak balita bisa lebih di perhatikan.
b. Perlu adanya perhatian lebih serius dalam memperbaiki sarana dan
prasarana yang akan menunjang proses berlangsungnya kegiatan BKB.
c. Perlu adanya program-program akademik yang berhubungan dengan
Psikologi Perkembangan dan Psikologi Kepribadian dari orang-orang
yang ahli dibidangnya, sehingga orang tua tidak salah dalam mendidik
dan membesarkan anak-anaknya.
2. Saran untuk Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
Bimbingan dan Penyuluhan bagi Orang tua yang mempunyai balita
pada aplikasinya sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, ini menjadi peluang
emas bagi jurusan PLS untuk mengembangkannya dengan kelebihan PLS
sebagai jurusan yang di bidang bimbingan penyuluhan. Oleh karena itu
perlu dilakukan perhatian dan tindakan yang lebih serius dalam
mengembangkan peluang emas ini, misalnya dengan mengadakan program
KTSP pada jurusan PLS diharapkan dapat merealisasikan kesempatan
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghofur(2009). Edukatif Blog. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan anak. Online. Gudang artikel [online]. http/mywebsearch.com/mywebseach/Ggmainjhtml. ( 20 Juli 2013)
Alatas, Alwi.(2005).Remaja: Remaja Juga Bisa : Jakarta. Pena.
Alatas, Alwi. 2005. Untuk 13X; Remaja juga bisa bahagia sukses mandiri. Jakarta: Penerbit Pena.
Ali, Muhammad.(2006). Psikologi Remaja : Remaja/Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Arikunto Suharsimi. Prof.Dr.(1997). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek: Jakarta. Bineka Cipta.
BKKBN.(2010) . Ayo ikut BKB. Pengasuhan dan Pembinaan Tum buh Kembang Anak.
BKKBN. (2010). Kegiatan BKB: Kebijakan dan Strategi Program KB Nasional:JakartaDirekotrat Pengembangan dan Ketahanan Keluarga.
Haryono Suryono. Prof . Dr. Rohardi Haryanto. Dr. Msc.(2008). Buku Pedoman Posdaya. Pemberdayaan Fungsi Pendidikan BKB: Jakarta. Balai Pustaka
Indianti Muin (2006), Sosiologi. Keluarga Dalam Masyarakat: Jakarta.Erlangga.
J. Gode, william. 2007. Sosiologi: Keluarga: Jakarta. PT. Buni Aksara.
Kun Maryanti, S Juju (2006). Sosiologi: Pengertian Keluarga, Bandung.Esis.
Lein, Laura dan. (1989). Bagaimana Mengasuh Anak dan Pengaruh Anak bagi Kehidupan Orang Tua nya: Jakarta. Cempaka Putih.
Online. Tenatang KB [online]. Tersedia : http/tentangkb.wordpress.com/tag/7 aspek-perkembangan-balita/bkb.(15 Juli 2013).
Suhaidri, Sunarti Sri (2009).Sosiologi. Sifat-sifat Keluarga: Jakarta/ Pusat PembukuanDepartemen Pendidikan Nasional
Suprihatini Amin. (2008). Perlindungan terhadap anak: Jakarta. Cempaka Putih.
Tim Sosiologi. (2006) . Sosiologi. Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat Kelas X: Jakarta Yudistira.