• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KARAKTERISTIK PANAS BUMI DI SEPANJANG LINTASAN GARUT-PANGALENGAN DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KARAKTERISTIK PANAS BUMI DI SEPANJANG LINTASAN GARUT-PANGALENGAN DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “STUDI KARAKTERISTIK PANAS BUMI DI SEPANJANG

LINTASAN GARUT-PANGALENGAN DENGAN METODE

MAGNETOTELLURIK “. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains Program Studi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Desember 2010

(2)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dan peran serta dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Selly Feranie, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, masukan, arahan, serta waktunya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dadan Dani Wardhana, S.Si. selaku dosen pembimbing 2 yang telah bersedia menyediakan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan ilmu pengetahuan di sela-sela kesibukan dalam pekerjaan.

3. Bapak Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si, selaku ketua jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI yang telah memberikan kemudahan kepada penulis.

4. Bapak Drs. Agus Jauhari, M.Si, sebagai pembimbing akademik. Terima kasih atas bimbingan, arahan, dan masukannya selama penulis berkuliah di jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

5. Bapak Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si, selaku koordinator skripsi program studi Fisika.

6. Seluruh staf dosen dan asisten jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

(3)

iii

8. Adik-adikku tercinta (Nandar Ahmad Fauzi dan Nurlaela Rusmala Dewi) yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

9. Muhammad Mugni, S.Pd, terima kasih atas do’a,motivasi dan dengan segenap hati telah memberikan nasihat– nasihatnya kepada penulis.

10.Sera Graha Tresna, Reni Maharani, Cucu Muchlisin, Evie S Reza, S.Pd, Dewi Mulyati, Ai Hawadis yang selalu menemani disaat suka maupun duka. Terima kasih atas semua bantuan dan canda tawanya.

11.Zetha Keqzi Lovita, S.Si, Nyimas Evi S, Ira Nurmaya, Chaerunnisa, Rahmat A. Salam, S.Si yang selalu mendengarkan segala keluh kesah dan memberikan motivasi yang luar biasa.

12.Teman seperjuangan di kelas C, Lilis, Uci, Rosma, Deti, Aneu, Egie, Maryati, Nenden dan Irna. Terimakasih atas semua bantuannya.

13.Seluruh sahabat di Jurusan Fisika 2006 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuannya selama ini.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan pula atas bantuan seluruh pihak yang tidak dapat penulis uraikan satu per satu. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah kita perbuat dan dapat menjadi amal baik bagi kita semua. Amin.

Bandung, Desember 2010

(4)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTRAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

E. Tujuan ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Lokasi Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gelombang Elektromagnetik (EM) ... 7

1. Persamaan Maxwell ... 7

2. Gelombang EM Pada Medium Konduktif ... 10

(5)

v

B. Metode Magnetotellurik ... 17

1. Sumber Medan Magnetotellurik ... 18

2. Tensor Impedansi ... 20

3. Rotasi Tensor Impedansi ... 22

4. Tensor Impedansi Invarian ... 23

5. Pemodelan Struktur Tahanan Jenis ... 24

C. Sifat Listrik Dalam Batuan 1. Konduksi Secara Elektronik ... 26

2. Konduksi Secara Elektrolitik ... 28

3. Konduksi Secara Dielektrik ... 28

D. Panas Bumi 1. Sistem Panas Bumi ... 29

2. Sistem Hidrothermal ... 31

3. Karakteristik Sumber Panas Bumi ... 32

4. Potensi Panas Bumi ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 41

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

C. Peralatan Lapangan ... 41

D. Tahapan Penelitian ... 43

1. Persiapan ... 43

2. Pengambilan Data ... 44

(6)

vi

4. Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Geologi Daerah Penelitian ... 48

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1: Data Tofography Pengukuran... 63

Lampiran 2: Tabel Resistivitas Batuan ... 65

Lampiran 3: Langkah Pengolahan Data ... 67

Lampiran 4: Peta Geologi Daerah Penelitian ... 89

Lampiran 5: Foto Kegiatan Pengambilan Data ... 92

(7)

vii

DAFTAR TABEL

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian dan titik pengukurannya ... 6

Gambar 2.1 Persamaan Maxwell untuk medium konduktif... 11

Gambar 2.2 Ilustrasi Hukum Gauss ... 12

Gambar 2.3 Fluks Magnetik ... 13

Gambar 2.4 Ilustrasi Hukum Ampere ... 14

Gambar 2.5 Ilustrasi Sumber Medan Elektromagnetik ... 18

Gambar 2.6 Sketsa proses induksi gelombang EM terhadap bumi ... 20

Gambar 2.7 Silinder Konduktor ... 26

Gambar 2.8 Sketsa Sistem Panas Bumi ... 30

Gambar 3.1 Peralatan MT ... 42

Gambar 3.2 Diagram Alur Tahapan Penelitian ... 43

Gambar 3.3 Pengukuran Metode MT ... 44

Gambar 3.4 Diagram Alur Pengolahan Data MT ... 46

Gambar 4.1 Peta Geologi Garut-Pangalengan ... 50

Gambar 4.2 Penampang Resistivitas Bawah Permukaan Inversi 2D ... 52

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang melimpah. Anugrah ini merupakan hal yang harus termanfaatkan secara baik demi kebaikan kehidupan masyarakat. Panas bumi marupakan salah satu dari sumber daya tersebut. Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Panas bumi menghasilkan energi yang bersih (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumber daya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan bumi sampai beberapa kilometer di bawah permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada sumber panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma.

Sumber energi panas bumi di Indonesia tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Potensi ini terkait dengan kondisi geologi Indonesia yang merupakan daerah subduksi dan gunung api. Kepulauan Indonesia yang dibentuk oleh dominan busur vulkanik-magmatik, menjadikan negara Indonesia memilki potensi

panas bumi terbesar di dunia. Sebesar ± 40% dari cadangan dunia yaitu 25.875

MW atau setara dengan 12,37 milyar barel minyak. Potensi tersebut tersebar terutama di P.Sumatera, P.Jawa, P.Bali, P.Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan

(10)

2

dikembangkan dan dimanfaatkan terutama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), (Herman, Danny. Z. 2006).

Jawa Barat memiliki potensi sumber daya alam panas bumi yang luar biasa besar dan merupakan yang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai 5411 MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Daerah Garut dan Pangalengan merupakan daerah yang terletak di Jawa Barat yang berpotensi adanya panas bumi. Di daerah Garut tepatnya di kecamatan Pasirwangi, kampung Darajat ditemukan adanya manifestasi panas bumi, sehingga berkembang proyek panas bumi Darajat milik Chevron Texaco Energy Indonesia (CTEI). Sedangkan di Pangalengan juga terdapat manifestasi panas bumi berupa mata air panas PLTP Wayang Windu. Darajat dan Wayang Windu merupakan area geotermal yang sudah dimanfaatkan namun belum maksimal. Untuk itu diperlukan pengembangan potensi panas bumi tersebut, mengingat kebutuhan akan energi semakin hari semakin meningkat dan harga bahan bakar minyak semakin mahal dan jumlahnya terbatas. Pengembangan potensi panas bumi memerlukan adanya kajian dan pemahaman yang menyeluruh terutama tentang kararteristik panas bumi.

(11)

3

reservoir, dan heat rock) serta mendapatkan kemungkinan sumber-sumber

prospek panas bumi di daerah lainnya sepanjang lintasan Garut-Pangalengan yang bisa dimanfaatkan untuk sumber energi panas atau PLTP berikutnya.

Untuk mempelajari karakteristik panas bumi tersebut, dapat menggunakan beberapa tahapan ekplorasi diantaranya survei geologi, survei hidrologi, survei geokomia, survei geofisika, dan lain-lain. Pada penelitian ini dilakukan eksplorasi dengan menggunakan survei geofisika yaitu dengan metode Magnetotellurik (MT). Metode MT adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan medan elektromagnet (EM) alam untuk mengetahui struktur tahanan jenis bawah permukaan dengan cara melakukan pengukuran pasif komponen medan listrik (E) dan medan magnet (H) alam yang berubah terhadap waktu. Medan elektromagnet yang timbul memilki spektrum frekuensi antara 10-3- 105 Hz.

Medan EM mempunyai kawasan frekuensi dengan rentang band frekuensi panjang yang mampu untuk penyelidikan dari kedalaman beberapa puluh meter hingga ribuan meter di bawah muka bumi. Makin rendah frekuensi yang dipilih makin dalam jangkauan penetrasi. Sehingga metode inidapat menyelidiki bawah permukaan tanah dengan jangkauan yang lebih dalam dibandingkan dengan metode yang lain. Metode MT secara umum adalah untuk penelitian panas bumi, minyak dan gas bumi, geohidrologi, dan penelitian-penelitian dalam lainnya.

(12)

4

(resistivitas) struktur bawah permukaan yang akan diperlukan untuk pengembangan dan pemanfaatan lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan Garut-Pangalengan berdasarkan data magnetotellurik?”

Rumusan masalah dapat diuraikan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana komponen batuan penyusun sistem panas bumi?

2. Berapa nilai resistivitas batuan penyusun sistem panas bumi?

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data magnetotellurik yang merupakan hasil survei Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di daerah Garut – Pangalengan, Jawa Barat 2. Karakteristik panas bumi yang dianalisis adalah komponen batuan penyusun

(13)

5

D. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Penelitian dilakukan dengan mengolah data mentah yang didapat dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Data yang diperoleh diolah dengan bantuan software dalam beberapa tahap sehingga didapatkan penampang tahanan jenis

(resistivitas) bawah permukaan sebagai frekuensi. Kemudian penampang tersebut diinversi kedalam pemodelan 1D dan 2D dengan bantuan software WinGlink sehingga dapat diidentifikasi titik penelitian mana yang memiliki aktivitas panas bumi dan bagaimana karakteristiknya. Penampang tersebut memperlihatkan kemungkinan lapisan panas bumi berdasarkan resistivitas batuan penyusunnya.

E. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan Garut-Pangalengan, Jawa Barat dengan metode Magnetotellurik dilihat dari resistivitas batuan penyusun sistem panas buminya.

F. Manfaat Penelitian

(14)

6

G. Lokasi Penelitian

Daerah penelitian terletak di daerah Garut dan Pangalengan. Secara geografis, daerah penelitian berada pada koordinat antara 7o10’34” LS sampai 7o12’42” LS, dan 107o31’58” BT sampai 107o51’48” BT.

Gambar 1.1 Peta lokasi penelitian dan titik-titik pengukurannya

G9 G8 G7

G15 G14

G13 G12

G11 G10

G1 G2 G4

G6 G5

(15)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian untuk mempelajari karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan Garut-Pangalengan, Jawa Barat ini menggunakan metode deskriptif analitik, hal ini dikarenakan penulis mengolah dan menganalisis data mentah terkait aktivitas panas bumi di daerah Garut-Pangalengan, Jawa Barat dengan metode Magnetotellurik. Data diperoleh dari hasil survei penelitian dilapangan oleh Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Bandung.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 –17 Juli 2010, di daerah Garut-Pengalengan. Secara geografis berada pada koordinat antara 7o10’34” LS sampai 7o12’42” LS, dan 107o31’58” BT sampai 107o51’48” BT.

C. Peralatan Lapangan

Peralatan perlengkapan lapangan yang digunakan untuk survei magnetotellurik terdiri dari:

1. Alat Magnetotellurik type MTU 5A buatan Phoenix Geophysics, Canada 2. 3 koil magnetik ( untuk komponen Hx, Hy, dan Hz)

(16)

42

5. Air garam 6. Accu

7. Inventer DC – AC 8. Komputer

9. GPS Navigasi portable 10. Kompas geologi 11. Altimeter 12. Kamera 13. Alat tulis

Gambar 3.1 Peralatan MT type MTU 5A buatan Phoenix Geophysics, Canada

(17)

43

D. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya tahap persiapan, pelaksanaan (pengambilan data), pengolahan data, dan analisis. . Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini:

Gambar 3.2 Diagram alur tahapan penelitian

1. Persiapan

Sebelum melakukan pengambilan data MT, terlebih dahulu dilakukan survey geologi terhadap daerah prospek. Dalam kondisi ideal, jika struktur 2D yang dominan diketahui melalui survey geologi atau geofisika sebelumnya, maka

Penentuan lintasan yang akan di ukur di lokasi penelitian

Penentuan titik untuk memasang elektroda dan koil

Proses pengambilan data

Data MT

(18)

44

porouspot Ey dan coil Hy sebaiknya diarahkan tegak lurus struktur, sedangkan pasangan porouspot Ex dan coil Hx disejajarkan dengan struktur.

2. Pengambilan Data

Pengukuran data lapangan untuk MT dilakukan dengan memasang dua buah coil yang saling tegak lurus (Hx dan Hy) dan satu coil tegak lurus permukaan (Hz) untuk mengukur medan magnet serta sepasang porouspot untuk mengukur medan listrik (Ex dan Ey). Ex berarah utara-selatan dan Ey bearah barat-timur, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Pengukuran metode MT

(sumber: anonim/esdm.2009)

Pada gambar diatas data tahanan jenis semu (dari Ey dan Hx)

merupakan transfer magnetik (TM) dan data tahanan jenis (dari Ex dan Hy)

(19)

45

Pada kondisi TM, sensor Ey akan sensitif terhadap perubahan lateral nilai elektrik bumi. Dengan demikian data TM sangat baik menggambarkan batas struktur pada analisa 2D, sedangkan untuk pemodelan 1D, data TE baik menggambarkan untuk struktur berlapis.

3. Pengolahan Data

(20)

46

Gambar 3.4 Diagram alur pengolahan data MT Penampang resistivitas

terhadap frekuensi

Diexplor dengan format edi file

Software SSMT 2000 Row Data (Time Series)

Transformasi menjadi deret frekuensi

Analisis spektral

Data berupa MTH dan MTL dengan robust proscesing Pembersihan noise

Tensor Impedansi

Smoothing Analisis

MT Editor Pemilihan data Analisis data Informasi geologi Metode Geofisika pendukung (Gaya Berat) Software WinGlink

Struktur bawah permukaan Data base properties

Koordinat jarak

Elevasi Koordinat sistem

Metric koordinat

Import data MT

• Maps

• Soundings

(21)

47

4. Analisis Data

(22)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik sistem panas bumi disepanjang lintasan Garut-Pangalengan dengan menggunakan metode magnetotellurik dapat dilihat dari komponen batuan penyusun sistem panas bumi berdasarkan sebaran nilai resistivitasnya, yaitu sebagai berikut:

1. Caprock sistem panas bumi ini berada pada titik ukur G7 sampai G12 yang merupakan zona alterasi. Caprock ini diduga berupa andesit terubah dan breksi terubah dengan banyak kandungan lempung. Batuan reservoir diduga berada tepat dibawah zona alterasi yaitu batuan sedimen dan batuan gunung api Kuarter. Heat rock bagi sistem panas bumi ini, diperkirakan adalah batuan beku andesit-basal.

2. Caprock sistem panas bumi ini memiliki nilai resistivitas < 16 m, sedangkan batuan reservoir memiliki nilai resistivitas 64-512 m, dan heat rock

(23)

59

B. Saran

(24)

60

DAFTAR PUSTAKA

Alzwar, M., N. Akbar dan S. Bachri. (1992). Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi:

Bandung

Andriansyah. (2008). Studi Magnetotellurik (MT) di Daerah Gempa Yogyakarta 2006. Tugas Akhir Pada Program Studi Geofisika. ITB: Bandung

Anonim. (2009). Alterasi dan Mineralisasi. [online]. Tersedia:

http//warmada.blogspot.com [20 Oktober 2010]

Anonim. (2009). Peralatan Survei Geofisika. Kementrian ESDM – PSG. [online].

Tersedia: http://www.esdm.go.id [18 Juli 2010]

Ashat, A. (2009). Kupas Tuntas Potensi Panas Bumi di Semende [online].

Tersedia: http://www.semende-blog-comunity/blogwordpress.com [18 Juli 2010]

Bahr, K. dan Simpson, F. (2005). Practical Magnetotellurics. London: Cambridge University Press

Berdichevsky, M. N. dan Dmitriev, V. I. (2002). Magnetotellurics in the context of III-Possed Problem. Society of Exploration Geophysicist. Tulsa

Dewi, S. et al. (2010). “Pendugaan Struktur Resistivitas dan Korelasinya dengan Litologi di Daerah prospek Geotermal Kamojang berdasarkan Hasil Inversi 1-D Data CSAMT” Jurnal Material dan Energi Indonesia. 01,(01), 22-30. Febriani, F. et al. (2005). “Pemanfaatan Metode Controlled Source

(25)

61

Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Kompleks Candi Gedongsongo Bagian Utara”. Jurnal Teknologi Indonesia. 28, (2), 55-67. Grandis, H. (2007). Magnetotelluric (MT) Method. Diktat Workshop. Program

Studi Geofisika. ITB: Bandung

Herman, Danny Z. (2006). Potensi Panas Bumi dan Pemikiran Konservasinya [online]. Sub Direktorat Konservasi – DIM. Tersedia:

http://www.dim.esdm.go.id [18 Juli 2010]

Karami, G. (2009). Batuan Beku. [online]. Tersedia: http//www.emailchaspro.com

[18 Juli 2010]

Mahendra, A. (2006). Pendugaan Struktur Panas Bumi Lapangan Diwak, Komplek Unggaran Menggunakan Metode Gaya Berat. Skripsi Pada

Program Studi Fisika. UPI Bandung: tidak di terbitkan.

Mardiana, U. (2007). Manifestasi Panas Bumi Berdasarkan Nilai Tahanan Jenis Batuan. Laporan Penelitian. Jurusan Geologi. UNPAD: Bandung

Marlina. (2006). Penafsiran Kualitatif Struktur Panas Bumi Lapangan Gedongsongo Komplek Unggaran Berdasarkan Data Gaya Berat. Skripsi

pada Program Studi Fisika. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Martifa, R. (2010). Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Di Sekitar Kawasan Semburan Lumpur Sidoarjo, Berdasarkan Penafsiran Penampang Ground

Penetrating Radar (GPR). Skripsi pada Program Studi Fisika. UPI

(26)

62

Mustopa, I. (2010). Karakteristik Batuan Permukaan Berpotensi Reservoir Geothermal. Skripsi pada Program Studi Fisika. UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Nurlita, I. (2010). Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Dalam Hubungan Manifestasi Panas Bumi Berdasarkan Pemodelan 2D Data Gaya Berat

Sepanjang Lintasan Pangalengan-Garut. Skripsi pada Program Studi

Fisika. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rakhmawan, A. (2008). Energi Panas Bumi. [online]. Tersedia: http://agungr.vox.com/library/post [28 Juli 2010]

Setyawan, A. et al. (2005). “Estimasi Pola Penyebaran Resistivitas Bawah Permukaan Dengan Metode CSAMT”. Berkala Fisika. 8, (2), 33-36.

Tipler, Paul A. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga Vita, R. (2008). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP [online]. Tersedia:

http://www.Blog Nak TE, UPI/-pnya-na-te.blogspot.com [18 Juli 2010] Wahyudi. (2009). Kajian Potensi Panas Bumi dan Rekomendasi Pemanfaatannya

Pada Daerah Gunung Api Unggaran Jawa Tengah. [online]. Tersedia:

http://pdm-mipa.ugm.ac.id [25 Juli 2010]

Wuryantoro. (2007). Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis untuk Menentukan Letak dan Kedalaman Aquifer Air Tanah. Skripsi pada Program Studi Fisika. UNNES: Semarang.

Gambar

Tabel 4.1 Keterangan Peta ...................................................................................
Gambar 1.1 Peta lokasi penelitian dan titik-titik pengukurannya
Gambar 3.1 Peralatan MT type MTU 5A buatan Phoenix Geophysics, Canada
Gambar 3.2 Diagram alur tahapan penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

sekunder, dan saluran tersier dapat berupa sungai, anak sungai, saluran yang berfungsi sebagai drainase perkotaan dan/atau kanal/saluran buatan yang termasuk di dalam

Neretas novada pašvald ba ir veikusi darb bas Atkritumu apsaimniekošanas likuma pras bas ievērošanā, ka iedz votājiem ir jāslēdz l gumi par sadz ves atkritumu

“Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara

Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional yang dkembangkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong partisipasi

Dengan memperhatikan urgensi misi tersebut maka ditetapkan Misi Kabupaten Bojonegoro tahun 2013 sebagaimana tertuang dalam Perda Kabupaten Bojonegoro Nomor 7

Selain untuk memperpendek saluran pemasaran, terdapatnya saluran tunggal dalam tataniaga kayu karet ini juga akibat dari karakteristik kayu karet yang berbeda

Oleh karena itu dalam prakteknya atas dasar pertimbangan kemanusiaan karena orang tua si anak yang masih di bawah umur tersebut memang beritikad baik dalam menjual tanah milik