• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN: Studi Deskriptif pada SD Bintang Madani Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN: Studi Deskriptif pada SD Bintang Madani Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN

(Studi Deskriptif pada SD Bintang Madani Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh Lismayanti

0800019

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA AL-

QURĀN

(Studi Deskriptif pada SD Bintang Madani Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013)

Oleh Lismayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Lismayanti

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LISMAYANTI

0800019

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN

(Studi Deskriptif pada SD Bintang Madani Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Drs. Udin Supriadi, M.Pd. NIP: 195906171986011001

Pembimbing II

Dr. Aam Abdussalam, M.Pd. NIP: 195704021986011001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional ... 10

F. Asumsi ... 13

G. Metode Penelitian ... 14

H. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN A. Hakikat Efektivitas Pembelajaran Membaca Alquran ... 18

B. Pendekatan dan Model Penilaian Efektivitas ... 39

C. Pembelajaran Membaca Alquran ... 46

D. Indikator Efektivitas Pembelajaran Membaca Alquran ... 67

E. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 71

(5)

B. Subjek Penelitian ... 75

C. Instrumen Penelitian ... 76

D. Teknik Pengumpulan Data ... 77

E. Implementasi Penelitian ... 81

F. Teknis Analisi data ... 83

G. Validasi Data ... 88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 90

B. Pembahasan Temuan ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 144

B. Rekomendasi ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 184

LAMPIRAN-LAPIRAN:

A. SURAT-SURAT

B. KISI-KISI PENELITIAN C. PEDOMAN PENELITIAN D. DATA PENELITIAN E. PHOTO DOKUMENTASI

(6)

DAFTAR TABEL

2.1. Bentuk Huruf Hijaiyaħ dan translitasi ... 49

4.1. Sarana dan Peralatan Pendukung Pembelajaran Membaca Alquran... 98

4.2. Data laporan perkembangan Pembelajaran Membaca Alquran ... 108

4.3. Realisasi program kerja pembelajaran membaca Alquran ... 127

4.4. Hasil perbandingan pembelajaran membaca Alquran... 134

4.5. Buku prestasi siswa sebagai monitoring pembelajaran ... 136

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK 2.1. Input dasar sistem pembelajaran ... 25

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Alquran adalah kitab suci ummat Islam yang tidak saja harus diimani, namun juga harus dibaca, dikaji dan diamalkan. Alquran dinamai dan disifati dengan ungkapan sebagai berikut,

“Alquran merupakan peringatan dan pembeda sekaligus kitab suci, yang

mempunyai sifat sebagai petunjuk, nur/cahaya, penyembuh, rahmat serta penerang (dari kegelapan/kejahilan)” (Gus Arifin,2009:7)

Alquran merupakan wasiat Rasulullah SAW untuk senantiasa kita amalkan , dibaca, dipahami dan diamalkan. Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda ,

“Aku tinggalkan/wasiatkan sesuatu kepada kalian dua perkara dan untuk

kamu semua supaya memegang teguh keduanya yang mana kalian semua tidak akan tersesat yaitu kitab Allah (Alquran) dan Sunnah Nabi-Nya.” (Gus Arifin,2009:8)

Dalam kaitan ini, Syarifuddin (2007:15) mengutip hadits Rasulullah diriwayatkan oleh tirmidzi dari sahabat Ali bin Abi Thalib r.a. yang artinya:

(8)

sekaligus jalan yang lurus. Dengan kitab suci itu, hawa nafsu tidak akan menyimpang. Dengannya lisan tidak akan kacau. Para ulama tidak akan merasa kenyang darinya. Dia tidak akan lapuk oleh banyaknya kritikan. Kekaguman-kekaguman terhadapnya tidak akan habis. Barangsiapa berkata dengannya niscaya jujur. Barangsiapa mengamalkannya diberi pahala. Barangsiapa mempergunakannya sebagai hukum niscaya adil. Dan barangsiapa menyeru

kepadanya niscaya ditunjukan kepada jalan yang lurus’

Supaya bisa memahami, mempelajari dan mengamalkan Alquran dalam kehidupan sehari – hari langkah utama yang harus dilakukan adalah dengan mampu membaca Alquran. Hal ini sesuai dengan ayat pertama yang turun , yaitu ayat 1-5 dari surat al-‘Alaq. Wahyu pertama yang diturunkan adalah iqra’ bismi rabbika yang artinya “bacalah dengan menyebut nama tuhanmu. Makna dari kata

iqra’ itu sendiri bukan hanya dalam segi membaca Alquran, melainkan juga dalam

aspek pemahaman dan penerapan atau pengaplikasian makna yang terdapat dalam Alquran di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa membaca Alquran dengan benar sesuai dengan syari’at Islam harus dilakukan proses belajar. Dalam hal ini, “bacaan yang fundamental adalah Alquran dialah yang pertama – tama

harus dibaca, maka dari itu harus ada upaya untuk membaca Alquran” (Syarifuddin. 2007:40).

Secara empiris, pada saat sekarang ini di negara Indonesia kemampuan membaca Alquran masih harus mendapatkan perhatian khusus dikarenakan masih banyak sekali orang Islam yang belum mampu membaca Alquran. Berikut ini hasil penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kemampuan membaca Alquran umat Islam dan pelajar atau mahasiswa Indonesia. Menurut Budiyanto dalam Lesmana (2011:2-3) mencatat :

(9)

peningkatan menjadi 56%. Selain itu, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pengurus Muhammadiyah Jakarta bekerjasama denga Dewan Dakwah Indonesia pada tahun 1998 ditemukan fakta bahwa 75% pelajar SMA di Jakarta buta huruf Alquran. Sedangkan hasil survey pada tahun 1994 di Kotamadya Semarang untuk anak-anak SD se-Kotamadya Semarang, tercatat data bahwa keberhasilan pengajaran membaca Alquran di SD se-Kotamadya Semarang hanya 16%.

Kalau dilihat dari segi mayoritas agamanya, Indonesia merupakan negara yang bermayoritas Islam terbesar didunia. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Dilihat dari data penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia tidak mampu membaca membaca Alquran. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, terutama kurangya motivasi atau semangat dari individu itu sendiri untuk mempelajari Alquran.

Menurut Guntur (2006) “di Indonesia sendiri dengan penduduk terbesar Islam yaitu sekitar 170 juta jiwa ternyata hanya 36% saja yang bisa membaca Alquran. Dari 36% itu hanya 16% yang bisa membaca dengan tartil dan benar tajwidnya, dan ironisnya dari 16% tersebut, hanya 3% yang rutin membacanya”.

Berdasarkan hasil survey, Khalid (2006) membuktikan bahwa 36,8% umat Islam yang bisa membaca Alquran. Dari jumlah itu, yang bisa membaca Alquran dengan baik dan benar hanya 14,6%. Kemudian yang biasa membaca Alquran sekitar 3,4% saja

(10)

Tahun 1950 (12,5%), Tahun 1960 (57%), Tahun 1980 (70,3%), dan Tahun 2001 (80 %). Kesimpulannya bahwa dari tahun ke tahun di Indonesia tingkat buta huruf Alquran itu terus bertambah.

Di Jawa Barat, Menurut informasi yang akurat dari departemen Agama Provinsi Jawa Barat, masyarakat Jawa-Barat yang bisa membaca Alquran hanya sebanyak 20%. Di kalangan mahasiswa, Menurut salah seorang pengurus UKM BAQI UPI “ dari dua semester, yang belum lulus jumlahnya 1856 mahasiswa dari total 4956 mahasiswa angkatan 2011 atau sekitar 37,45%”.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh UKM BAQI UPI, Data mahasiswa UPI perfakultas tahun 2011 yang tidak bisa baca Alquran sebagai berikut:

“Hasil rekapitulasi tes awal baca Alquran pada semester ganjil tahun 2011-2012 per fakultas adalah sebagai berikut: mahasiswa UPI yang tidak bisa membaca Alquran; akhwat FIP 67,83%.,akhwat FPIPS 67,55%.,akhwat FPBS 63,55% dan akhwat keperawatan 20%., Ikhwan FIP 71,11%.,Ikhwan FPIPS 84,21%.,ikhwan FPBS 79,62% dan keperawatan 40%”.

(11)

Selain hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas, ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Jawa Barat HR Maulani di sela-sela peringatan tahun baru Islam 1430 H Pusdai Bandung, mengatakan :“separuh kaum muslim di Provinsi Jawa

Barat belum bisa atau lancar membaca Alquran akibat buta huruf Arab. Jumlah buta huruf Arab di Jawa Barat masih tinggi. Meski Muslim sekitar 94 persen dari penduduk Jawa Barat yang berjumlah 41 juta, namun sekitar 50 persennya belum bisa baca Alquran karena buta huruf Arab".

Data di atas cukup membuktikan kalau kemapuan membaca Alquran di negara Indonesia masih sangat rendah, khususnya di Jawa Barat sendiri. Rendahnya kemampuan membaca Alquran itu di sebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak pernah belajar sama sekali atau lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mendukung serta kegiatan pembelajaran yang tidak terstruktur dengan baik.

Selanjutnya, selain beberapa aspek di atas, ketidakmampuan membaca Alquran dikalangan generasi muda pada saat sekarang ini disebabkan oleh beberapa faktor. Budiyanto dalam Lesmana ( 2011:4) menyebutkan sekurang – kurangnya ada empat faktor yang menyebabkan kurang kemampuan membaca Alquran, yaitu : “1) hilangnya dan dihapuskannya pelajaran menulis arab jawi disekolah – sekolah formal, 2) sempitnya alokasi waktu yang diberikan dalam mempelajari agama, 3) melemahnya peranan pengajian anak – anak di mesjid dan mushalla, dan 4) statisnya pengembangan metode pengajaran membaca Alquran”.

(12)

penduduknya beragama Islam, pemerintah mencoba memberikan perhatian. Hal ini terbukti dengan tertuangnya Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI No.128 tahun 1982/44A tentang usaha peningkatan kemampuan Baca Tulis Alquran bagi umat islam dalam peningkatan penghayatan dan pengamalan Alquran dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu, juga terdapat dalam Instruksi Menteri Agama RI No.3 tahun 1990 tentang upaya pelaksanaan peningkatan kemampuan baca tulis huruf Alquran.

Hal terpenting untuk di lakukan sebagai salah satu langkah solusi terhadap permasalahan – permasalahan tersebut adalah mencetak generasi- generasi baru penerus estafet kepemimpinan bangsa yang faqih dan Qur’ani. Dalam rangka mempersiapkan generasi Islam yang dapat membaca Alquran secara baik dan benar sesuai dengan contoh – contoh yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Dalam mengajarkan Alquran ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa membaca Alquran, tergantung metode apa yang digunakan oleh seorang guru agar siswanya dapat membaca Alquran dengan cepat dan benar.

(13)

Seperti halnya metode Ummi yang merupakan metode pembelajaran Alquran yang bertujuan untuk membantu lembaga dan guru meningkatkan kemampuan pengolahan pembelajaran Alquran yang efektif, mudah, menyenangkan dan menyentuh hati. Menjamin setiap guru Alquran mampu memahami metodologi pengajaran Alquran serta tahapan tahapannya dan pengelolaan kelas dengan baik. Sistem pengajaran Alquran Metode Ummi menjamin setiap lulusan SD/MI, TKQ, TPQ tartil baca Alquran. Metode Ummi ini menjadi metode pembelajaran yang diterapkan pada SD Bintang Madani. Hal yang menarik dari pembelajaran Alquran yang diterapkan pada SD Bintang Madani dengan Metode Ummi ini yaitu setiap hari senin-jum’at pembelajaran Ummi selalu dilaksanakan dengan alokasi waktu 35 menit dalam 1 kali mata pelajaran, ini merupakan suatu inovasi yang sangat baik dalam dunia pendidikan di Indonesia yang lazim di temukan di sekolah Dasar yang lain.

Dari latar belakang dan pemikiran di atas, peneliti merasa termotivasi untuk lebih lanjut meneliti tentang proses pembelajaran membaca Alquran di SD Bintang Madani dan bagaimanakah efektivitas pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani.

Dalam rangka efisiensi waktu, tenaga dan biaya, penelitian ini akan dilaksanakan hanya pada satu semester, yaitu semester genap tahun akademik 2012/2013. Selanjutnya, peneliti menuangkan penelitian ini dalam sebuah skripsi dengan judul Efektivitas Pembelajaran Membaca Alquran (Studi Deskriptif pada SD Bintang Madani Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013)”.

(14)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Efektivitas Pembelajaran Membaca Alquran Pada SD Bintang Madani Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013?”.

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan CIPP (Contect-Input-Process-Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam (1969). Melalui pendekatan ini, maka rumusan masalah di atas dikembangkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana konteks (contect) program pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013?

2. Bagaimana perencanaan (input) pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013?

3. Bagaimana proses (process) pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013?

4. Bagaimana hasil (product) pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013?

C. TUJUAN PENELITIAN a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas pembelajaran membaca Alquran pada pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013.

b. Tujuan Khusus

(15)

1) Mendeskripsikan dan menganalisis konteks (contect) program pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013.

2) Mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan (input) pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013.

3) Mendeskripsikan dan menganalisis proses (process) pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013. 4) Mendeskripsikan dan menganalisis hasil (product) pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013.

D. MANFAAT PENELITIAN A. Manfaat Secara Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan peranan teori-teori pembelajaran dalam meningkatkan mutu pembelajaran membaca Alquran dan memberikan rekomendasi untuk penggunaan teori yang tepat pada dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca Alquran.

B. Manfaat Secara Praktis

1) Bagi SD Bintang Madani

(16)

dan istiqomah menyebarkan ilmu Allah SWT, khususnya dalam mempelajari dan mengajarkan Alquran.

2) Bagi program studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Peneliti berharap penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi umum mengenai fakta pembelajaran membaca Alquran dilapangan, guna dijadikan bahan pemikiran untuk menciptakan terobosan-terobosan baru mengenai teori-teori pembelajaran membaca Alquran yang lebih efektif.

3) Bagi UPI dan para dosen

Peneliti berharap penelitian ini bisa dijadikan bahan pemikiran yang diharapakan berlanjut dengan tindakan untuk ikut memberikan kontribusi lebih lanjut untuk bisa membantu para anak didiknya bebas dari kebutaaksaraan Alquran.

4) Bagi peneliti

Peneliti berharap penelitian ini bisa menambah wawasan dan pemahaman tentang pentingnya seorang muslim untuk belajar membaca Alquran dan mengajarkanya, serta penelitian ini diharapkan bisa menjadi bentuk media aplikatif peneliti terhadap ilmu yang didapatkan selama perkuliahan.

5) Bagi para pembaca

Penelitian ini diharapkan menjadi satu tambahan wawasan baru, serta menambah kecintaan para pembaca kepada Alquran dengan upaya terus mempelajarinya dan mengamalkan kandungan isi Alquran.

(17)

Supaya tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda antara peneliti dengan pembaca mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah-istilah tersebut dalam penelitian ini, sehingga terbentuk persamaan persepsi atas istilah-istilah tersebut antar peneliti dengan para pembaca.

Istilah-istilah yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas Membaca Alquran

Efektivitas sebagaimana yang dikemukan oleh Komariah (2004: 34) adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai.

Efektivitas membaca Alquran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah bentuk pengukuran/evaluasi terhadap seluruh aspek pembelajaran membaca Alquran yang meliputi konteks (contect) program, masukan perencanaan (input), proses (proses), dan hasil (product), dengan mengacu kepada indikator-indikator tertentu yang merupakan hasil ramuan peneliti berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh organisasi yang bersangkutan, dan juga indikator-indikator lainnya yang ditetapkan sendiri oleh peneliti berdasarkan pada landasan teoretis yang digunakan peneliti.

2. Pembelajaran Membaca Alquran

(18)

merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.

Pembelajaran membaca Alquran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, kegiatan mengajar dan belajar membaca Alquran yang menekankan kepada keseluruhan proses sebuah pembelajaran membaca Alquran yang meliputi konteks (contect) program, masukan perencanaan (input), proses (process),hasil (product).

3. Membaca Alquran

Menurut Hodgson dalam Munawaroh (2010: 12) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh peneliti melalui media kata-kata atau bahasa tulisan. Sedangkan menurut Tampubolon (2008:62) menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan. Membaca Alquran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan membaca Alquran para peserta didik pada kegiatan belajar membaca Alquran pada SD Bintang Madani, yaitu dengan membaca rangkaian huruf-huruf hijaiyaħ yang tersusun dari mulai huruf “alif” sampai dengan huruf “ya” dalam bentuk

mushaf al- Alquran dan dibaca dengan dengan lafżi.

4. SD BINTANG MADANI

(19)

dan terakreditasi B (Baik) dengan nilai 83 (3 poin lagi menuju A, dan diperoleh hanya dalam waktu 1 tahun).

Alquran pun menjadi misi dan nafas bagi pendirian Sekolah Bintang

Madani, yang juga bernaung di bawah pengelolaan Sygma Foundation (Yayasan

Cahaya Insani). Hanya dalam waktu 2 tahun, sekolah ini sudah menampung ratusan murid dari TK A hingga kelas 6, dan telah meluluskan 1 angkatan di tahun 2012 ini. Sekolah Bintang Madani memiliki tagline Green Global School. Sekolah ini bertujuan melahirkan generasi calon pemimpin (leader) yang berbasis pada nilai-nilai Alquran. Makna Green Global School yang diusungnya bermakna bahwa sekolah memiliki “Green Commitment” yang diimplementasikan dalam

konsep Green Education (Green Building, Green Environment, Green Learning, Green Nutrition, dan Green Technology).

ASUMSI

Asumsi yang digunakan dan dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Alquran adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam. Karena mempelajari Alquran adalah kegiatan yang tidak akan pernah berhenti hingga kapan pun. Sebagai konsekuensinya, umat Islam tidak boleh berhenti melakukan inovasi agar dapat mempelajari Alquran dengan cara yang lebih efektif (Jari dkk dalam munawaroh, 2010: 10).

(20)

َت ْنَم ْمُك ُرْ يَخ

ُهَمَلَعَو َنَاْرُقْلا َمّلع

“sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya” (An-Nawawi, 2001:19).

3. Abul A’la al-Maududi mengatakan bahwa untuk mengantarkanmu mengetahui ayat-ayat Alquran tidaklah cukup kamu membacanya empat kali sahari (Syarifuddin 2004: 33).

F. METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Menurut Bodgan dan Taylor (Moleong, 2010: 4) metode kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sependapat dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller (Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

(21)

Ada juga yang menyebutkan metode deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. (Nurbuko, 2009:44)

Dalam penelitian disini peneliti mendeskripsikan pembelajaran membaca Alquran di SD Bintang Madani pada semester genap tahun akademik 2012/2013 secara utuh meliputi kontek (contect) program, masukan perencanaan (input), proses (process), hasil (product). Sehingga terlihat bagaimana efektivitas SD Bintang Madani dalam melaksanakan pembelajaran membaca Alquran.

2. Instrumen Penelitian

Peneliti adalah sebagai intrumen inti dalam penelitian ini. Untuk memperoleh data peneliti mengunakan alat pengumpulan data. Adapun alat pengumpulan data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. (Nurbuko dan Ahmadi, 2009:70). Pengamatan yang dimaksud disini adalah pengamatan secara langsung oleh peneliti, sehingga dapat diperoleh data yang berupa kegiatan yang dilakukan oleh SD Bintang Madani dalam pembelajaran membaca Alquran bagi peserta didik.

b. Wawancara

(22)

2009:83). Wawancara yang dilakukan peneliti adalah untuk memperoleh data secara detail dan mendalam dari Koordinator al-Qurān SD Bintang Madani diantaranya pengurus SD Bintang Madani, staf pengajar, dan Kepala Sekolah SD Bintang Madani.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis, kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. (Sarwono, 2006:225). Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data sebagai pengecek data yang verbal yang diberikan oleh Koordinator Alquran SD Bintang Madani mengenai pelaksanaan pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani.

G. SISTEMATIKA PENELITIAN

Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi nanti maka peneliti membuat sistematika penelitian sebagai berikut :

Bab pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, asumsi, metode penelitian dan sistematika penelitian.

(23)

Bab ketiga metode penelitian, pada bab ini berisi tentang subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, implementasi penelitian, teknis analisis data, dan validasi data.

Bab keempat menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini dibahasan temuan-temuan penelitian disertai analisisnya.

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian tidak akan lepas dari yang namanya metode penelitian, hal ini dikarenakan metode penelitian merupakan salah satu alat utama penelitian guna membantu mendapatkan hasil penelitian yang dimaksud. Pemilihan metode penelitian yang tepat untuk suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting, karena tepat atau tidaknya suatu metode terhadap suatu penelitian akan berpengaruh terhadap valid tidaknya suatu hasil penelitian.

Terdapat banyak metode penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian. Sugiyono (2001: 3) membagi penelitian berdasarkan metode yang digunakannya kepada delapan jenis metode penelitian. Kedelapan jenis metode penelitian tersebut adalah metode penelitian survey, ex post facto, eksperimen, naturalistik/kualitatif, policy research (penelitian kebijakan), action research (penelitian tindakan), evaluasi, dan sejarah.

(25)

kerangka acuan mereka sendiri dan kerangka acuan yang telah ditetapkan oleh para ahli. Konsekuensi metodelogisnya, peneliti dituntut memiliki kadar pemahaman teoretik dan konsepsional yang komprehensif.

Berdasarkan sifat penelitian tersebut yang berupaya memahami variabel secara komprehensif, maka untuk mendapatkan dan mencapai tujuan tersebut penelitian ini akan sangat tepat menggunakan metode penelitian kualitatif/naturalistik.

Seperti diketahui penelitian kualitatif merupakan produk dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu dan ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau persepektif partisipan (Sukmadinata, 2010: 94).

Nama yang dibicarakan ini disebut “kualitatif naturalistik”. Istilah

“naturalistik” menunjukan bahwa pelaksanaan penelitian ini memang terjadi

secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan kepada deskripsi secara alami. Pengambilan data atau penjaringan fenomena dilakukan dari keadaan yang sewajarnya ini dikenal dengan sebutan “pengambilan data secara alami atau natural”. Dengan

sifatnya ini maka dituntut keterlibatan peneliti secara langsung dilapangan (Arikunto, 2006: 12)

(26)

Dari berbagai pengertian mengenai penelitian kualitatif dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur-prosedur penghitungan secara statistik (Basrowi, 2008: 22).

Penelitian ini juga berdasarkan tingkat eksplanasinya atau tingkat penjelasannya akan digolongkan kedalam penelitian deskriptif, sebab penelitian ini dilakukan terhadap variabel mandiri. Hal ini sebagaimana yang disebutkan Sugiyono (2001: 6) bahwa penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain adalah penelitian deskriptif.

Ciri lain dari metode deskriptif adalah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat dan hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan suasana alamiah dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan dan tidak berusaha untuk memanipulasi variabel serta berusaha memperkecil pengaruh kehadiran peneliti terhadap kealamian variabel (Rakhmat, 2009:25).

(27)

menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh dilapangan.

Peneliti berharap melalui metode kualitatif/natarulistik ini akan memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, sebab metode penelitian kualitatif/naturalistik dinilai peneliti tepat digunakan terhadap permasalahan yang akan diteliti.

B. Subjek Penelitian

Subjek utama dalam penelitian ini adalah SD Bintang Madani. Pemilihan subjek penelitian ini didasarkan karena Alquran menjadi misi dan nafas bagi pendirian Sekolah Bintang Madani, yang juga bernaung di bawah pengelolaan Sygma Foundation (Yayasan Cahaya Insani). Hanya dalam waktu 2 tahun, sekolah ini sudah menampung ratusan murid dari TK A hingga kelas 6, dan telah meluluskan 1 angkatan di tahun 2012 ini. Sekolah Bintang Madani memiliki tagline Green Global School. Sekolah ini bertujuan melahirkan generasi calon pemimpin (leader) yang berbasis pada nilai-nilai Alquran. Makna Green Global School yang diusungnya bermakna bahwa sekolah memiliki “Green

Commitment” yang diimplementasikan dalam konsep Green Education (Green

Building, Green Environment, Green Learning, Green Nutrition, dan Green Technology).

(28)

pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani, yaitu: Kepala sekolah, Koordinator Alquran disertai pengurus SD Bintang Madani, dan peserta didik pembelajaran itu sendiri yang menjadi objek pembelajaran.

C. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam, maka dari hal itu dalam suatu penelitian harus ada alat ukur yang baik. Biasanya alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian.

Sugiyono (2001: 84) mendefinisikan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti, yang berperan sebagai pengamat dan alat pengumpul data untuk mengindentifikasi efektivitas pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani.

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, analisis data, dan membuat kesimpulan dari hasil temuannya.

Instrumen yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(29)

2. Lembar wawancara merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secar a verbal untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang SD Bintang Madani.

3. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Dokumen yang dimaksud dapat berbentuk software berupa data-data komputer ataupun juga dalam bentuk tulisan-tulisan atau catatan-catatan (dokumen tertulis), foto-foto kegiatan, dan lain sebagainya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data ditentukan berdasarkan situasi pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani sebagai subjek dalam penelitian ini. Adapun Teknik pengumpulan data utama yang akan dipergunakan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi, ditambahkan wawancara, dan studi dokumentasi sebagai pelengkap. Dimana ketiga teknik pengumpulan data tersebut dipergunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang saling menunjang atau melengkapi tentang efektivitas pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani.

Ngalim Purwanto (Basrowi, 2008: 93) menjelaskan bahwa observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

(30)

1. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. 2. Teknik pengamatan ini juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,

kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, dikhwatirkan pada data ada data yang bias, jalan terbaik untuk mengecek kepercayaan data tersebut ialah dengan jalan memanfaatkan observasi/pengamatan.

5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi, pengamatan dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks.

6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang bermanfaat. Misalnya seseorang mengamati perilaku bayi yang belum bias berbicara atau mengamati orang-orang luar biasa, dan sebagainya.

(31)

bahwa pengamat ilmiah mengedit dan memfokuskan pengamatannya secara sengaja atau tidak sengaja. Pengubahan (provocation) berarti observasi tidak hanya dilakukan secara pasif, namun peneliti boleh mengubah perilaku atau suasana tanpa mengganggu kewajarannya. Pencatatan (recording) adalah upaya merekam kejadian-kejadian dengan menggunakan catatan lapangan, sistem katagori, dan metode-metode lainnya. Pengkodean (encoding) berarti proses menyederhanakan catatan-catatan ini melalui metode reduksi data. Rangkaian perilaku dan suasana menunjukkan bahwa observasi melakukan serangkaian pengukuran yang berlainan pada berbagai perilaku dan suasana. In situ berarti pengamatan kejadian dalam situasi alamiah, dan untuk tujuan empiris menunjukkan bahwa observasi mempunyai bermacam-macam fungsi dalam penelitian.

Selanjutnya, Basrowi (2008: 106) melihat dari segi instrumennya membagi observasi menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Pengamatan terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan secara sistematik, karena peneliti telah mengetahui aspek-aspek apa saja yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian. Sedangkan observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang diamati. Dalam penelitian ini, metode observasi yang digunakan adalah metode observasi tak berstruktur dengan menggunakan sistem catatan lapangan.

(32)

Jadi, disini pengumpulan dan analisis data berlangsung serentak. Lofland (Rakhmat, 2009: 86) menjelaskan tiga tahap catatan lapangan: (1). Ketika di lapangan peneliti melakukan catatan mental (mental notes) tentang apa yang terjadi. (2). Kemudian, peneliti menuliskan secara singkat peristiwa-peristiwa penting, kata-kata atau kutipan yang nanti akan membantu peneliti dalam tahap ketiga. (3). Peneliti mengubah catatan mental dan catatan singkatnya menjadi laporan lapangan yang lengkap dan terinci.

Selanjutnya adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara. Lincoln dan Guba (Basrowi, 2008: 127) mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu. Maksud diadakan wawancara antara lain: mengontruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, merekontruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

(33)

kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal (Basrowi, 2008: 130).

Sedangkan studi dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi, 2008: 158). Seperti halnya dengan wawancara, studi dokumen ini juga dilakukan sebagai pelengkap terhadap data yang tidak dapat diperoleh melalui observasi. Adapun teknisnya peneliti akan mancari data atau dokemen yang dianggap perlu dan membantu penelitian ini. Dokumen yang dimaksud dapat berbentuk software berupa data-data komputer ataupun juga dalam bentuk tulisan-tulisan atau catatan-catatan (dokumen tertulis), foto-foto kegiatan, dan lain sebagainya.

E. Implementasi Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur pengumpulan data yang memiliki pola yang pasti. Nasution (Muryati, 2001: 89) mengatakan “masing -masing peneliti dapat memberi sejumlah petunjuk dan saran berdasarkan pengalaman masing-masing”. Namun demikian Lincoln dan Guba mengatakan bahwa terdapat rangkaian prosedur dasar yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif, prosedur itu meliputi tahap observasi awal/ orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap verifikasi data.

1. Tahap Observasi Awal/Orientasi

(34)

ini peneliti akan melakukan pendekatan kepada lembaga yang akan menjadi tempat penelitian untuk memperoleh gambaran tentang lokasi penelitian, juga memberikan gambaran tentang permasalahan dan fokus penelitian, serta melakukan wawancara, observasi awal dan studi dokumentasi sebagai bekal untuk melakukan penelitian yang sesungguhnya.

2. Tahap Pengumpulan Data/Eksplorasi

Merupakan tahap penelitian sesungguhnya. Pada tahap ini peneliti akan melakukan observasi secara lebih mendalam untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, ditambah dengan wawancara dan studi dokumen/studi pustaka yang digunakan untuk melengkapi data atau memperoleh data yang tidak bisa diperoleh dengan observasi.

3. Tahap member-check Data

Tahap ketiga dalam implementasi penelitian ini adalah tahap member-check. Pada tahap ini, hasil observasi yang telah dianalisis dituangkan ke dalam

bentuk laporan dan dikonfirmasikan kepada responden guna dinilai kesesuaiannya dengan informasi yang diberikan.

(35)

Bagan 3.1.

Tahap-Tahap Implementasi Penelitian

F. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif. Dalam hal ini analisa dilakukan dengan cara melakukan interprestasi terhadap hasil yang didapat dari observasi ditambah hasil wawancara serta dokumentasi.

Menurut Patton (Basrowi, 2008: 91) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

TAHAP ORIENTASI

WAWANCARA

OBSERVASI STUDI DOKUMENTASI

TAHAP EKSPLORASI

OBSERVASI WAWANCARA STUDI DOKUMENTASI

ANALISIS DATA 1. Reduksi data 2. Display data 3. Verivikasi data

MEMBER-CHECK

(36)

uraian dasar. Sedangkan Bodgan dan taylor (Basrowi, 2008: 91) mendefinisikan analisis data adalah sebagai suatu proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan kepada tema dan hipotesis itu.

Dari rumusan diatas, dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data. Pekerjaan analisis data dalam ini mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkatagorikannya.

Jenis analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model yang disarankan oleh Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (Basrowi, 2008: 209) mengatakan ada tiga komponen kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data yaitu reduksi data, penyajain data, dan verifikasi/penarik kesimpulan.

1. Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang hal yang tidak perlu. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatnya sehingga dapat ditarik kesimpulan. Reduksi data bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

(37)

3. Penarik kesimpulan merupakan proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat serta mengandung makna yang luas.

Berdasakan uraian di atas, langkah analisis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Koleksi data Display data

Reduksi data

Pemaparan kesimpulan

Gambar 3.1

Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994)

Sedangkan kriteria untuk menentukan efektif atau tidaknya efektifitas pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013. Peneliti akan menilai dengan menggunakan penilaian evaluasi CIPP (Contect, Input, Process, and Product) yang ditawarkan oleh Stufflebeam.

(38)

a. Konteks (contect), Sax (Widoyoko, 2010: 181) mendefinisikan evaluasi kenteks, adalah sebagai berikut: “… the delineation and specification of project’s environment, its unment, the population and sample individual to be

served, and the project objectives. Contect evaluation provides a rationale for justifying a particular type program intervention”. Evaluasi konteks

merupakan penggambaran dan spesipikasi tentang lingkungan program, kebutuhan yang belum dipenuhi, karakteristik populasi dan sampel dari individu yang dilayani dan tujuan program.

Sedang kontek menurut Tayibnapis (2008: 14) dilakukan untuk membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program.

b. Masukan (input), evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya (Tayibnapis, 2008: 14).

Sedangkan menurut Widoyoko ( 2010: 182) menjelaskan bahwa evaluasi masukan meliputi: a). Sumber daya manusia, b). Sarana dan peralatan mendukung, c). Dana/anggaran, dan d). Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.

c. Proses (process), worthen dan sanders (Widoyoko, 2010: 182) menjelaskan evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan, yaitu : “(1) do detect or predict in procedural design or its implementation during implementation stage, (2) to

(39)

of the procedure as it occurs”. Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi

atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Pada dasarnya evaluasi proses digunakan untuk mengetahui sampai sejauhmna rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki.

Senada apa yang diungkapkan Tayibnapis (2008: 14) bahwa evaluasi proses digunakan untuk membantu mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah ditetapkan?, apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol, dan diperbaiki.

d. Hasil (product), evaluasi produk digunakan untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang dilakukan setelah program berjalan? (Tayibnapis, 2008: 14)

Maka diharapkan dengan melakukan penilaian dari keempat evaluasi tersebut (Context, Input, Process, and Product) peneliti dapat menilai apakah pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani efektif tidaknya. Adapun penilaian evaluasi tersebut peneliti menggunakan klasifikasi sebagaimana yang dipaparkan oleh Fakhruddin (2003: 107) yaitu:

a. Sangat efektif, jika seluruh indikator dilaksanakan dengan tepat.

b. Efektif, jika sebagian besar indikator dilaksanakan dengan tepat.

c. Cukup efektif, jika setengah indikator dilaksanakan dengan tepat

d. Belum efektif, jika sebagian kecil indikator dilaksanakan dengan tepat.

(40)

G. Validasi Data

Hasil analisis data mengenai hasil pelaksanaan tindakan yang telah dirumuskan divalidasi data dengan menggunakan beberapa teknik analisis data. Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji kreadibilitas, yaitu melalui uji validitas, member check, tringalusi, dan expert opinion.

1. Uji validitas dilakukan terhadap alat penelitian. Uji validitas ini bertujuan untuk menghindari ketidaksesuain instrumen penelitian. Uji validitas dilakukan dengan cara judgement daftar cheklist yang telah disusun kepada orang yang dipandang ahli.

2. Member chek, yaitu dilakukan untuk memeriksa kebenaran data temuan

penelitian yang dilakukan dengan cara memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama penelitian berlangsung. Dalam proses ini data atau informasi yang diperoleh dikonfirmasikan melalui kegiatan diskusi terhadap pengurus SD Bintang Madani, khusus pengurus yang ikut serta secara langsung dalam pelaksanaan pembelajaran membaca Alquran.

3. Trigulasi data, yaitu dengan memeriksa kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dengan cara membandingkan hasil peneliti dengan mitra. Proses ini dilakukan sebagai upaya mendapatkan informasi dari sumber-sumber lain mengenai data penelitian.

4. Expert Opinion, yaitu meminta dan mengkonsultasikan hasil temuan

(41)
(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 dengan mengunakan pendekatan CIPP (Contect-Input-Process-Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013, baik dipandang dari segi kontek program (kontect), masukan perencanaan (input), proses (process), maupun hasil (product), memenuhi seluruh indikator efektivitas walaupun dengan pencapaian efektivitas yang beragam.

Hasil penelitian mengenai contect program pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 menunjukan bahwa dari sepuluh indikator sebagian besar telah dilaksanakan dengan tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa contect program pembelajaran membaca Alquranpada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 telah mencapai kriteria efektif.

(43)

pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 telah mencapai kriteria efektif.

Hasil penelitian mengenai process pembelajaran membaca Alquranpada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 menunjukan bahwa dari sepuluh indikator sebagian besar telah dilaksanakan dengan tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa process pembelajaran membaca Alquranpada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 telah mencapai kriteria efektif.

Adapun hasil penelitian mengenai product pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 menunjukan bahwa dari tiga indikator setengah telah dilaksanakan dengan tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa product pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 telah mencapai cukup efektif.

Bila dirata-ratakan maka, pembelajaran membaca Alquran pada SD Bintang Madani semester genap tahun akademik 2012/2013 mendapatkan kriteria efektif karena sebagaian besar indikator telah dilaksanakan dengan tepat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

(44)

membaca Alquran yang jelas, realistis, dan spesifik guna mempermudah dalam proses evaluasi; 2). Menyiapkan sumber daya manusia (pengajar) yang lebih menunjang dari segi kualitas dan kuantitas; 3). Membuat MOU (memorandum our unstanding) anatara pihak SD Bintang Madani dan Orang Tua siswa yang jelas

guna menambah keseriusan para peserta dalam mengikuti pembelajaran membaca Alquran; 4). Mengunakan metode pembelajaran membaca Alquranyang akaurat dan konsisten; 5). Mengkemas pembelajaran membaca Alquranyang lebih menyenangkan; 6). Mempetahankan dan meningkatkan komunikasi/ koordinasi antara pengurus dan pengajar.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

A. Nasir, Sahilun dan Hafi Anshari. (1982). Pokok-Pokok Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Surabaya: Al-Ihkas.

An-Nawawi, Imam. (2001). Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qurān. Jakarta: Pustaka Amani.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin A.J. (2010). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyanto. (1995). Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra. Yogyakarta: Team Tadarus AMM Yogyakarta.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. Al-Qurān dan Terjemahnya. Jakarta : Cahaya Quran.

Fahruddin, Agus. (2007). Efektivitas Manajemen Pembinaan Kesiswaan di SMP Negeri 5 Bandung Tahun Pelajaran 2004/2005. Tesis Master pada Jurusan Administrasi Pendidikan UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Gibson, Ivancevich, dan Donnelly. (1996). Oraganisasi (Jilid 1). Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

Istianah, Iis. (2010). Implementasi Metode Bil-Hikmah dalam mengenalkan

Membaca al-Qurān pada Anak Taman Kanak-kanak di RA

al-Washiliyah. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pedagogik UPI Bandung.Tidak diterbitkan.

(46)

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. (2010). Visionary Leadershif Menuju Sekolah Efektif. Bandung: Bumi Aksara.

Kusnadi, Feddy Fadlillah. (2002). Efektivitas Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Melalui Gugus Sekolah Dasar. Tesis Master pada Jurusan Pendidikan Umum UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

M.I.M Community. (2010). Metode Pengajaran al-Qurān di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://darussalam-community.blogspot.com/2010/01/metode-pengajaran-al-quran-di-indonesia.html [14 januari 2010].

Moleong, Lexy J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munawaroh, N.Maisjarijani. (2006). Efektivitas Penggunaan Metode Taghona

dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qurān Anak TK. Skripsi

sarjana pada Jurusan Pedagogik UPI Bandung. Tidak diterbikan.

Murwansyah dan Mukaram. (2009). Konsep Efektivitas Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://sambasalim.com/pendidikan/konsep-efektivitas-pembelajaran.html [ 20 Oktober 2009].

Muryati, Sri. (2001). Efektivitas Kepemimpinan Manejerial Kepala Sekolah Dalam Mewujudkan sekolah dasar yang bermutu (suatu kajian empiric pada SD Inti di Kec Lengkong Kabupaten Bandung. Tesis Master pada Jurusun Administrasi Pendidikan UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Nurbuko, Cholid dan Abu Achmadi. (2009). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin S. Makmun. (2005). Perencanaan Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(47)

Satori, Djam’an. (2009). Konsep Efektivitas Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://sambasalim.com/pendidikan/konsep-efektivitas-pembelajaran.html [ 20 Oktober 2009].

Shihab, M. Qurais. (2007). Membumikan Al-Qurān. Bandung: Mizan.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supriadi, U. (2003). “Studi Efektivitas Kutab Bil-Hikmah Dalam Upaya

Pemberantasan Buta Huruf Al-Qurān Pada Mahasiswa UPI”. Jurnal

Kajian Pendidikan Islam. 1, (1), 80-91.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syahidin. (2005). Aplikasi Metode Pendidikan Qurani dalam Pembelajaran Agama di Sekolah.Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya.

Syarifuddin, Ahmad. (2007). Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencitai

al-Qurān . Jakarta: Gema Insani.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaam Membaca pada Anak. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Penerbitan Angkasa.

Tayibnapis, Farida Yusuf. (2008). Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi. Jakarta: Rineka Cipta.

(48)

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (edisi ke empat). Jakarta: PT Gramedia.

Gambar

Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994)

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Barang / Jasa Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga.

Dari empat hal ini terutama pada poin yang keempat, menunjukan bahwa agama akan menyegarkan cinta seseorang bukan membatasi cinta seseorang, keunikan inilah yang membuat Ibu Dwi

Diploma III (D-III) of English Study Program, Faculty of Culture Studies,.. University of

Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar, Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional.. Dahar,

Selanjutnya, bahasa yang digunakan waria dalam berkomunikasi terdapat perubahan makna dan memiliki pola tertentu, yaitu gejala bahasa seperti penambahan suku kata, penghilangan

Setiap bulannya objek pajak yang telah didaftarkan oleh wajib pajak akan didata oleh pihak dinas pendapatan daerah untuk ditentukan besar pajak yang harus di bayar oleh wajib

Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan MEBIDANGRO sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional

(meskipun ini beresiko tapi sah-sah saja karena keinginan untuk memulai itu sudah merupakan langkah bagus) Alangkah baiknya bila sebelum memulai bisnis