Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Rizki Nurrahman, 1002064. Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Nilai Pasar Pada Sub Sektor Rokok di Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Denny Andriana, SE.Ak.MBA.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh menurunnya nilai pasar pada perusahaan yang terdaftar dalam sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profitabilitas yang diukur dengan Return on Equity (ROE), leverage yang dukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan nilai pasar yang diukur dengan Price
Earning Ratio (PER) pada perusahaan sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia.
Serta untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai pasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Dalam penelitian ini dari 4 perusahaan yang terdaftar pada sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia, diambil tiga perusahaan dengan menggunakan
purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder ROE, DER dan
PER perusahaan sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 – 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROE) dan Leverage (DER) tidak berpengaruh terhadap nilai pasar (PER).
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Rizki Nurrahman, 1002064. The Influence of Profitability and Leverage towards Market Value at Tobacco Subsector in Indonesia Stock Exchange. Under The Guidance of Denny Andriana, SE.Ak.MBA.
This study’s background is the decreasing of market value of the companies registered on Tobacco Subsector in Indonesia Stock Exchange in 2004-2012 period. This study is aimed to discover the representation of profitability measured by Return on Equity (ROE), leverage measured by Debt to Equity Ratio (DER) and market value measured by Price Earning Ratio (PER) of the Tobacco subsector companies in Indonesia Stock Exchange and to discover the influence of profitability and leverage on market value.
Research method implemented in this study is descriptive and verificative method. in this study, out of 4 companies registered on tobacco subsector in Indonesia Stock Exchange, three companies was taken by using purposive sampling. Data used in the research are secondary data of ROE, DER and PER of tobacco subsector companies from 2004 – 2012. The result of this study shows that Profitability (ROE) and Leverage (DER) have no influence on market value (PER).
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Kegunaan penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1. Kinerja Keuangan... Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Profitabilitas ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Leverage ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4. Nilai Pasar ... Error! Bookmark not defined. 2.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Pasar...Error! Bookmark not
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu vii
2.3. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai PasarError! Bookmark not defined. 2.4. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu... Error! Bookmark not defined. 2.5. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.6. Paradigma pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.7. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN.. Error! Bookmark not defined. 3.1. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Error! Bookmark not defined. 3.2.1. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2.2. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3. Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4. Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not
defined.
3.4.1. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...Error! Bookmark not
defined.
3.5.1. Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2. Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3. Teknik Penarikan Sampel... Error! Bookmark not defined. 3.6. Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis...Error! Bookmark not
defined.
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu viii
3.6.4. Pengujian hipotesis... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not
defined.
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Rata-Rata Price Earning Ratio (PER) Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia ...Error! Bookmark not
defined.
Tabel 2.1 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Operasional Variabel... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Populasi Sub Sektor Rokok... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Sampel Sub Sektor Rokok ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Perkembangan Return on Equity (ROE) Sub Sektor Rokok di Bursa
Efek Indonesia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Sub Sektor Rokok di Bursa
Efek Indonesia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Perkembangan Price Earning Ratio (PER) Sub Sektor Rokok di Bursa
Efek Indonesia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Descriptive Statistics ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Koefisien Determinasi... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Uji Keberartian Regresi... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi ...Error! Bookmark not
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Rata-Rata Price Earning Ratio (PER) Pada Sub Sektor Rokok di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2012 ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 1.2 Perkembangan Rata-Rata Return on Equity (ROE) Pada Sub Sektor Rokok di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2012 Error! Bookmark
not defined.
Gambar 1.3 Perkembangan Rata-Rata Debt to Equity Ratio (DER) Pada Sub Sektor Rokok di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2012 ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2 Paradigma Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1 Perkembangan Rata-Rata Return on Equity (ROE) Pada Sub Sektor
Rokok di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2012 Error! Bookmark
not defined.
Gambar 4.2 Perkembangan Rata-Rata Debt to Equity Ratio (DER) Pada Sub Sektor Rokok di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2012 ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Perkembangan Rata-Rata Price Earning Ratio (PER) Pada
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan dan Jadwal Bimbingan Lampiran 2 Data Perusahaan
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANG KA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1.Kajian Pustaka
2.1.1.Kinerja Keuangan
Menurut Irham fahmi (2012:239) kinerja keuangan adalah suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Lalu menurut arief Habib (2008:91) kinerja keuangan diukur dengan banyak
indikator, salah satunya adalah analisis rasio keuangan. Dapat disimpulkan kinerja
keuangan adalah hasil yang dicapai perusahaan dari berbagai aktivitas perusahaan
yang terukur dari suatu analisis laporan keuangan.
Dalam analisis rasio keuangan diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan
yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Hal ini sejalan dengan penjelasan
Munawir (2004:64) bahwa kinerja keuangan menggambarkan hubungan atau
suatu perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain, dengan alat analisis berupa rasio ini maka akan
memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan.
Laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan sangat penting. Laporan
keuangan tersebut digunakan para investor agar mendapat gambaran kondisi
keuangan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut dapat dijadikan patokan investor
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2.1.1.1. Indikator kinerja keuangan
Analisis dalam menilai suatu kesehatan perusahaan dilakukan melalui
pengecekan aspek keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan cerminan
kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cerminan tersebut
berupa interprestasi kondisi dan hasil suatu operasi perusahaan.
Indikator dari suatu analisis kinerja keuangan perusahaan menjadikan
informasi kepada para investor untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan
selama ini. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2005:205) indikator kinerja keuangan yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan adalah:
1. Likuiditas (Liquidity), yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban pendeknya.
2. Solvabilitas (Solvability), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam penggunaan utang atau rasio ini juga biasa disebut leverage.
3. Cakupan (Coverage), yaitu kemampuan berbagai beban keuangan
perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga.
4. Aktivitas (activity), adalah kemampuan efektif perusahaan dalam
menggunakan berbagai aktivanya. Indikator aktivitas ini memfokuskan
pada seberapa efektif perusahaan mengelola dua kelompok aktiva tertentu
yaitu piutang dan persediaan serta total aktivanya secara umum.
5. Profitabilitas (profitability), adalah indikator kemampuan perusahaan yang
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan.
Sementara menurut Mamduh M. Hanafi (2008), ada lima jenis rasio
keuangan yang sering digunakan:
1. Likuiditas, rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendek.
2. Aktivitas, rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menggunakan aset
dengan efisien.
3. Leverage/utang, rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
total kewajiban.
4. Profitabilitas/Keuntungan, rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan profitabilitas.
5. Nilai Pasar, rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilai buku,
pendapatan, atau deviden.
2.1.2.Profitabilitas
Menurut Sartono (2001:122), pengertian profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dalam penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Dan menurut Prawironegoro (2006:55), profitabilitas ialah
kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Dari pendapat kedua ahli dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan manajemen perusahaan
dalam memperoleh laba melalui penjualan, aktiva dan modal sendiri.
Dalam kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, manajemen harus
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
memaksimal harta dan modal yang perusahaan miliki. Bagi investor sangat
penting profitabilitas perusahaan karena keuntungan yang diterima investor yang
memegang saham akan diperoleh dalam bentuk dividen.
2.1.2.1. Indikator Profitabilitas
Ada berbagai rumusan yang dijadikan alat ukur profitabilitas. Menurut
Gitman (2006:65), ada beberapa rasio profitabilitas yang dapat digunakan,
diantaranya adalah Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit
Margin, Earning Per Share, Return On Asset dan Return On Equity. Sedangkan
menurut Agus Sartono (2001:123) penjelasan dari rasio-rasio yang dipakai dalam
analisis profitabilitas adalah:
1. Gross Profit Margin
Rasio ini mengukur presentase dari laba kotor yang dibandingkan dengan
penjualan. Jika perusahaan tidak menaikkan harganya pada saat beban
penjualan naik, maka GPM lama-lama akan menyusut. Semakin besar rasio
GPM maka semakin baik keadaan operasional perusahaan, hal ini
menunjukkan bahwa cost of gods sold relatif rendah dibandingkan dengan
penjualan. Sebaliknya, semakin rendah GPM semakin kurang baik operasi
perusahaan.
2. Operating Profit Margin
Rasio ini mengambarkan pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
karena benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan
mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban
kepada pemerintah berupa pajak. Semakin tinggi rasio OPM maka semakin
baik pula operasi suatu perusahaan.
3. Net Profit Margin
Rasio ini merupakan rasio laba bersih yaitu penjualan yang sudah dikurangi
dengan seluruh beban termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan.
Semakin tinggi NPM maka semakin baik operasi perusahaan.
4. Return on Asset
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan laba bersih berdasarkan tingkat
aset yang tertentu. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan efisiensi
manajeman asset.
5. Return on Equity
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut
pandang pemegang saham.
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 6. Earning Per Share
Rasio yang sering digunakan investor atau calon investor saham untuk
menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham
yang dimilikinya adalah Earning Per share. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa Earning Per Share merupakan jumlah rupiah per lembar saham
biasa yang akan diterima oleh para investor. Sehingga EPS adalah patokan
sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
2.1.2.2. Return On Equity
Menurut Sutrisno (2004: 267) mengatakan bahwa Return on equity ini
sering disebut dengan rate of return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga
ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang di perlukan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT”. Menurut Munawir
(2007:240) mengartikan ROE sebagai rasio diantara laba bersih setelah pajak
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari dana-dana
pemilik perusahaan di dalam perusahaannya sendiri. Rasio ini menunjukkan
rentabilitas dan effisiensi modal sendiri. Pengertian Return On Equity menurut
Brigham & Houston (2011:149) adalah Rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa;
mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. Menurut
Hanafi dan Halim (2007:180), ROE memperlihatkan sejauh mana perusahaan
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
pemegang saham perusahaan. ROE memperhitungkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bagi pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan bunga
(biaya utang) dan dividen saham preferen (biaya saham preferen).
Lukman Syamsudin (2007:64) menyatakan bahwa Return on Equity
merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
ROE merupakan rasio yang sangat penting bagi para investor atau calon investor
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki
oleh perusahaan.
2.1.3.Leverage
Leverage adalah kemampuan perusahaan menggunakan utang untuk
membiayai investasi (Prawironegoro, 2006:54). Dalam kondisi yang baik,
leverage yang tinggi diharapkan menghasilkan laba operasi yang tinggi. Dalam
kondisi ekonomi buruk tingkat leverage harus rendah karena berpengaruh
terhadap beban bunga.
Syahrul dan Nizar (2000), Penggunaan hutang itu sendiri bagi perusahaan
mengandung tiga dimensi:
1. Pemberian kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas kredit
yang diberikan.
2. Dengan penggunaan hutang maka apabila perusahaan mendapatkan
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3. Dengan menggunakan hutang maka pemilik memperoleh dana dan tidak
kehilangan kendali perusahaan. Para investor maupun kreditor akan
mendapatkan manfaat sepanjang laba atas hutang perusahaan melebihi
biaya bunga dan apabila terjadi kenaikan pada nilai pasar sekuritas
Konsep leverage ini sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada
analisis keuangan dalam melihat trade-off antara risiko dan tingkat keuntungan
dari berbagai tipe keputusan finansial (Van horne dan Wachowicsz, 2005:182).
2.1.3.1. Teori Struktur modal
A.Teori Struktur Modal Pendekatan Tradisional
Menurut Kamaludin dan Rini Indriani (2012:313) pendekatan tradisional
mengasumsikan bahwa:
Hingga suatu tingkat leverage atau hutang tertentu risiko perusahaan tidak
akan mengalami perubahan, sehingga biaya hutang dan biaya modal
sendiri relatif konstan.
Setelah tingkat leverage tertentu, maka biaya hutang dan biaya modal
sendiri akan meningkat.
Peningkatan biaya modal sendiri akan semakin besar dan akan lebih besar
daripada penurunan biaya hutang karena penggunaan hutang yang lebih
murah. Akibat selanjutnya biaya modal rata-rata tertimbang yang awalnya
menurun, tetapi setelah melewati tingkat leverage tertentu akan menigkat. Nilai perusahaan juga akan turun akibat penggunaan utang yang semakin
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Menurut Sutrisno (2012:257) Pendekatan tradisional ini berpendapat bahwa
pada pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, maka perubahan struktur
modal akan mempengaruhi nilai perusahaan.
B. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2011:179), teori struktur
modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan
Profesor Merton Miller (selanjutnya disebut MM) menerbitkan apa yang disebut sebagai artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The
Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Investment”. MM
membuktikan, dengan menggunakan sekumpulan asumsi yang patut
dipertanyakan, bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain, hasil yang diperoleh MM menunjukan bahwa
bagaimana cara perusahaan mendanai operasinya tidak memiliki pengaruh,
sehingga struktur modal adalah sesuatu yang tidak relevan. Akan tetapi,
asumsi-asumsi yang menjadi dasar studi MM bukanlah asumsi-asumsi yang realistis, sehingga
hasil yang mereka peroleh menjadi dipertanyakan.
Berikut adalah daftar sebagian asumsi yang mereka ambil :
1. Tidak ada biaya pialang.
2. Tidak ada pajak.
3. Tidak ada biaya kebangkrutan.
4. Investor dapat meminjam dengan tingkat yang sama seperti perusahaan.
5. Seluruh investor memiliki informasi yang sama seperti manajemen tentang
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan utang.
Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A Correction” yang dimana
mereka melonggarkan aumsi tidak adanya pajak perusahaan. Disisni mereka
mengakui bahwa Peraturan perpajakan memperbolehkan perusahaan untuk
mengurangi pembayaran bunga sebagai suatu beban, tetapi pembayaran dividen
kepada pemegang saham bukan sebagai pengurang pajak. Perbedaan perlakuan ini
mendorong perusahaan untuk menggunakan utang dalam struktur modalnya. MM
menunjukan bahwa jika seluruh asumsi mereka berlaku, perbedaan perlakuan ini
akan mengarah pada suatu struktur modal yang 100 persen terdiri atas utang. Dapat diambil kesimpulan dalam teori MM (Struktur Modal bila ada pajak)
ini bahwa dengan adanya peningkatan hutang akan menigkatkan nilai perusahaan
yang akibatnya akan ada penghematan pajak. Akan tetapi kelemahan dari teori ini
tidak mempertimbangkan biaya yang timbul dari akibat berhutang, sehingga akan
mengakibatkan juga terjadinya kebangkrutan. C.Trade-off Theory
Teori ini dikembangkan oleh Baxter (1967), Kraus dan Litzenberger (1973)
dan Kaaro (2002), yang mencoba menguji pendapat MM dengan menghubungkan
asumsi-asumsi MM dengan biaya kebangkrutan (financial distress cost) yang
mana hal itu dapat meningkat sebanding dengan leverage yang digunakan:
Pada tingkat leverage rendah manfaat penghematan pajak akibat penggunaan
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Pada tingkat leverage tinggi biaya kebangkrutan justru bisa melebihi manfaat
penghematan pajak akibat penggunaan utang tersebut
Semakin besar penggunaan hutang maka semakin besar pula keuntungan akibat
hutang tersebut namun PV biaya financial distress dan agency juga besar
bahkan lebih besar.
Jadi disebut model trade-of karena struktur modal optimum terjadi jika
terjadi kesseimbangan antara biaya financial distress dan agency problem dan
manfaat atas penggunaan leverage atau utang (Sri Dwi Ari Ambarwati,
2010:49-50).
D.Pecking Order Theory
Pecking Order Theory yang dikenal dengan Asymmetric Information atau
ketidaksamaan informasi menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston
(2011:185), Pecking Order Theory adalah situasi di mana manajer memiliki
informasi yang berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan dibandingkan
dengan yang dimiliki oleh investor.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:278), secara ringkas teori
pecking order tersebut menyatakan sebagai berikut :
Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.
Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian dividen dengan
kesempatan investasi yang dihadapi, dan berupaya untuk tidak melakukan
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh
mengakibatkan dana internal kadang-kadang berlebih ataupun kurang untuk
investasi.
Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan
sekuritas yang paling aman terlebih dahulu. Penerbitan sekuritas akan dimulai
dari penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi
modal sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru.
Sesuai dengan teori ini, tidak ada target rasio hutang, karena ada dua jenis
modal sendiri yang preferensinya berbeda. Yaitu laba ditahan (dipilih lebih dulu)
dan penerbitan saham baru (dipilih paling akhir). Rasio hutang setiap perusahaan
aan dipengaruhi oleh kebutuhan dana untuk investasi.
E. Signaling Theory
Pada mulanya MM berasumsi bahwa antara investor dan manager memiliki
informasi yang sama, namun pada kenyataannya manajer memiliki informasi yang
lebih besar dibandingkan investor sehingga manajer dapat:
Menjual saham jika saham overvalued (harga saham dinilai optimis)
Membeli obligasi jika saham undervalued (harga saham dinilai pesimis)
Investor akhirnya mengetahui hal ini dan menganggap terjadi asimetri
informasi diantara mereka sehingga menganggap kejadian itu sebagai hal negatif.
Hal ini didukung oleh teori yang disampaikan Gordon Donaldson awal 1960-an
tentang informasi yang tidak simetris, akibatnya manajemen dianggap lebih
mengetahui kondisi perusahaan dibandingkan investor di pasar modal. Jika
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
perusahaan memiliki prospek cerah, manajemen tidak mengeluarkan saham baru
tapi menggunakan laba ditahan dan jika prospek kurang baik manajemen baru
akan menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana. Sayangnya investor
mengetahui hal ini sehingga penawaran saham baru oleh investor dianggap
sebagai sinyal negatif dan akhirnya harga saham cenderung turun jika saham baru
diterbitkan. Hal ini menyebabkan biaya modal naik, WACC semakin naik dan
nilai perusahaan akan turun. Sehingga mendorong perusahaan menerbitkan
obligasi dibandingkan saham baru (Sri Dwi Ari Ambarwati, 2010:50-51).
2.1.3.2. Indikator Leverage
Menurut Mamduh M. Hanafi (2008:37), rasio-rasio struktur modal yang
umum digunakan terdiri dari:
a. Total Debt to Total Capital Asset Ratio (DAR)
Rasio ini membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang
dimiliki perusahaan. Dari rasio ini kita dapat mengetahui beberapa bagian
aktiva yang digunakanb untuk menjamin utang, atau berapa bagian dari
semua kebutuhan dana yang telah digunakan perusahaan yang dibelanjai
dengan modal asing atau utang.
b. Total Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui beberapa bagian setiap rupiah dari
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal
pemilik terhadap utang semakin kecil.
c. Long Term Debt to Equity Ratio (LDR)
Rasio ini menunjukkan beberapa bagian modal pemilik yang menjadi
jaminan hutang jangka panjang. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan modal pemilik untuk menutup hutang jangka panjang. Semakin
rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.
d. Equity to Asset Ratio (EAR)
Didefinisikan sebagai proporsi dari aktiva yang sumber pendanaan berasal
dari ekuitas atau saham. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan jumlah
ekuitas dengan aktiva.
Hutang dan ekuitas adalah dua kelompok utama dari kewajiban (liabilities)
perusahaan, dimana kreditor dan pemegang saham merupakan investor dari
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2.1.3.3. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utang dengan modal yang
dimiliki (Husnan, 2006: 70). Veithzal Rivai (2007:999) menyebutkan bahwa
tingkat DER yang aman biasanya kurang dari 50%. Untuk keperluan calon
investor, rasio leverage sebagainya menunjukkan modal sendiri lebih sendiri dari
jumlah utang atau minimal sama. DER yang terlalu tinggi berdampak buruk
terhadap profitabilitas perusahaan. Jika nilai rasio ini tinggi dalam jangka panjang
perusahaan akan mengalami masalah yang mengancam eksistensi perusahaan dan
memiliki kemungkinan kebangkrutan.
2.1.4.Nilai Pasar
Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di
pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal (Sofyan S. Harahap, 2008:310). Berikut ini rasio nilai pasar menurut
Sofyan S. Harahap (2008:310):
a. Price Earning Ratio
Rasio ini menunjukkan perbandingan antar harga saham di pasar atau harga
perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima.
PER menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan dimasa
yang akan datang cukup tinggi.
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Rasio ini menunjukkan perbandingan harga saham di pasar dengan nilai
buku saham tersebut yang digambarkan di neraca.
2.1.4.1. Price Earning Ratio
Price earning ratio menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar
atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima. PER menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan
dimasa yang akan datang cukup tinggi (Sofyan S. Harahap, 2008:310).
Menurut Jones (1996), Price Earning Ratio merupakan suatu ukuran dari
harga relatif saham. Price Earning Ratio yang biasa disingkat PER, menjadi
pilihan bagi investor maupun calon investor karena cukup untuk mudah dipahami.
Menurut Agus Sartono (2001), banyak pelaku pasar modal menaruh perhatian
terhadap Price Earning Ratio, yang dapat didefinisikan sebagai indikator
kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan. Hal ini karena
model ini dianggap menjadi model yang paling sempurna diantara model
penilaian saham yang lain (Asri dan Heveadi, 1999). Brealy dan Myers (1991)
menyatakan bahwa PER yang tinggi menunjukkan bahwa investor menganggap
perusahaan memiliki peluang pertumbuhan yang baik, tingkat laba yang relatif
aman dan menandakan kapitalisasi yang rendah.
Menurut Tandelilin (2010) pendekatan pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai dikalangan analis saham. Jika PER suatu
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
perusahaan tersebut. PER mengindikasikan rupiah yang di bayar investor untuk
memperoleh setiap Rp 1 earning perusahaan.
Menurut Weston dan Copeland (1992), Price Earning Ratio merupakan
rasio pengukuran yang paling komprehensif tentang prestasi perusahaan karena
rasio tersebut mencerminkan perpaduan antara pengaruh rasio risiko (rasio
likuiditas dan rasio leverage) dan rasio pengembalian (rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas).
2.2.Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Pasar
Menurut Sartono (2001:122), pengertian profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dalam penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Dapat disimpulkan profitabilitas merupakan suatu ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaan dan penting
bagi investor. Profitabilitas menggambarkan efektifitas manajemen perusahaan
dari penjualan, harta dan modal dalam memperoleh laba.
Lukman Syamsudin (2007:64) menyatakan bahwa Return on Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh dari modal yang telah diinvestasikan, maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
Sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi karena akan memperoleh
return yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah return atau penghasilan yang diperoleh, maka semakin kurang baik kedudukan pemilik
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2.3.Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Pasar
Leverage adalah kemampuan perusahaan menggunakan utang untuk
membiayai investasi (Prawironegoro, 2006:54). Sementara Veithzal Rivai
(2007:999) menyebutkan bahwa tingkat DER yang aman biasanya kurang dari
50%. Untuk keperluan calon investor, rasio leverage sebagainya menunjukkan
modal sendiri lebih sendiri dari jumlah utang atau minimal sama. DER yang
terlalu tinggi berdampak buruk terhadap profitabilitas perusahaan.
Irham Fahmi (2012:111) struktur modal bertujuan memadukan sumber dana permanen yang selanjutnya digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan
akan mampu memaksimumkan nilai perusahaan. Bagi sebuah perusahaan sangat
dirasa penting untuk memperkuat kestabilan keuangan yang dimilikinya, karena
perubahan dalam struktur modal diduga bisa menyebabkan perubahan nilai
perusahaan.
Penggunaan hutang pada modal yang optimal akan membantu menaikkan
nilai perusahaan, karena resikonya yang kecil. Semakin tinggi tingkat utang
(financial leverage) yang dimiliki perusahaan, maka semakin berisiko perusahaan
tersebut, sebaliknya semakin rendah tingkat pengembalian utang maka risikopun
semakin rendah, Irham Fahmi (2012:111). Maka berpengaruh pada keputusan
investor dalam berinvestasi.
2.4.Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
berpengaruh terhadap Price
Earning Ratio
-X5
berpengaruh terhadap Price
Earning Ratio
2.5.Kerangka Pemikiran
Dibalik persaingan bisnis, sektor industri barang konsumsi konsumsi
tumbuh semakin cepat dan mampu berkontribusi dalam perekonomian nasional.
Sub sektor rokok merupakan salah satu industri strategis. Sub sektor rokok dalam
pengembangannya membutuhkan pendanaan yang kuat agar dapat bertahan. Maka diperlukan pasar modal dalam usaha memperoleh solusi kesulitan dana.
Investor sebagai penanam modal membutuhkan kepastian keuntungan dan
keamanan dalam berinvestasi, maka diperlukan penilaian terhadap perusahaan.
Menurut Irham fahmi (2012:239) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Mamduh M. Hanafi (2008) memaparkan, ada lima jenis rasio keuangan yang
sering digunakan yaitu likuiditas, aktifitas, leverage, profitabilitas dan nilai pasar.
Dari pengukuran kinerja perusahaan nilai pasar dapat dijadikan indikator suatu
perusahaan. Menurut Sofyan S. Harahap (2008:310) nilai pasar merupakan rasio
yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
perusahaan dalam menarik investor. Jika nilai pasar perusahaan naik maka akan
menarik investor untuk berinvestasi karena kepastian keuntungan dan keamanan.
Cerminan tersebut dukur dengan Price Earning Ratio. Menurut Tandelilin (2010)
pendekatan pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai
dikalangan analis saham. Menurut Weston dan Copeland (1992), Price Earning
Ratio merupakan rasio pengukuran yang paling komprehensif tentang prestasi
perusahaan karena rasio tersebut mencerminkan perpaduan antara pengaruh rasio
risiko (rasio likuiditas dan rasio leverage) dan rasio pengembalian (rasio aktivitas
dan rasio profitabilitas).
Dalam penelitian ini digunakan profitabilitas dan leverage. Menurut Agus
Sartono (2001:122), pengertian profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dalam penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri. Indikator profitabilitas dapat dilihat dai Return on Equity. Menurut Hanafi dan Halim (2007:180), ROE memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola
modal sendiri (Common Stock Equty) secara efektif, artinya mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
pemegang saham perusahaan.
Lukman Syamsudin (2007:64) menyatakan bahwa Return on Equity
merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Dengan demikian, semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh dari
modal yang telah diinvestasikan, maka semakin baik kedudukan pemilik
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
memperoleh return yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah return
atau penghasilan yang diperoleh, maka semakin kurang baik kedudukan pemilik
perusahaan.
Dalam keamanan investasi dapat dilihat dari leverage perusahaan. Leverage
adalah kemampuan perusahaan menggunakan utang untuk membiayai investasi
(Prawironegoro, 2006:54). Leverage dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio.
Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utang dengan modal yang dimiliki (Husnan, 2006: 70). Veithzal Rivai (2007:999) menyebutkan bahwa
tingkat DER yang aman biasanya kurang dari 50%.
Irham Fahmi (2012:111) struktur modal bertujuan memadukan sumber dana permanen yang selanjutnya digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan
akan mampu memaksimumkan nilai perusahaan. Semakin tinggi tingkat utang
(financial leverage) yang dimiliki perusahaan, maka semakin berisiko perusahaan
tersebut, sebaliknya semakin rendah tingkat pengembalian utang maka risikopun
semakin rendah, Irham Fahmi (2012:111).
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dapat digambarkan hubungan yang
lebih spesifik yang digambarkan sebagai berikut:
Kinerja Keuangan
Leverage
Profitabilitas Likuiditas Aktivitas Nilai Pasar
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Sumber: Agus Sartono (2001:123), Prawironegoro (2006:54) dan Sofyan S.
Harahap (2008:310)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.6.Paradigma pemikiran
Dari bagan kerangka pemikiran, maka dapat dibuat paradigma penelitian
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Sumber: Agus Sartono (2001:123), Prawironegoro (2006:54) dan Sofyan S.
Harahap (2008:310)
Gambar 2.2 Paradigma Pemikiran
2.7.Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:99) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan penjelasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara
sampai terbukti kebenarannya melalui suatu penelitian, maka hipotesis yang dapat
diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai pasar. 2. Leverage berpengaruh terhadap nilai pasar.
3. Profitabilitas dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap nilai
pasar.
Nilai Pasar Profitabilitas
Ri zki Nurrahman,2014
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PASAR PADA SUB SEKTO R ROKOK DI BUSRSA EFEK INDONESIA
Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.Objek Penelitian
Penelitian yang mengambil judul pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai pasar pada sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia terdiri dari 2
variabel yang mempengaruhi dan satu variabel yang dipengaruhi. Menurut
Sugiyono (2010:39), objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (2006), “Variabel yang mempengaruhi disebut
variabel penyebab, variabel bebas atau independen (X), sedangkan variabel akibat
disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent (Y).”
Dalam penelitian ini terdapat variabel –variabel tersebut sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X1) dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang diukur
dengan Return on Equity (ROE) dan (X2) adalah leverage yang diukur dengan
Debt to Equity Ratio (DER).
2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah nilai pasar yang diukur
dengan Price Earning Ratio (PER).
Berdasarkan data yang diperoleh, dalam penelitian ini terdapat subyek yang akan
44
3.2.Metode Penelitian dan Desain Penelitian
3.2.1. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010) “ Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan objek penelitian dan juga
untuk menguji hungan antara variebel serta untuk menguji hipotesis.
Berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti, jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskrif dan verifikatif. Menurut Muhammad Nasir (2005:54) mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah
metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”
Sedangkan penelitian verifikatif dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2006:8)”Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu
hipotesis yang dilaksanakan melelui pengumpulan data di lapangan”.
Dengan metode penelitian deskriptif diperoleh gambaran profitabilitas,
leverage dan nilai pasar pada sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan untuk pendekatan verifikatif berguna untuk mengetahui pengaruh
Profitabilitas yang diukur dengan ROE dan Leverage yang diukur dengan DER
terhadap nilai pasar yang diukur dengan PER pada sub sektor rokok di Bursa
45
3.2.2. Desain Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:51), desain penelitian adalah rencana
atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan
dilaksanakan. Peneliti membuat suatu perencanaan agar pengerjaan penelitian
dapat berlangsung dengan lancar, baik dan sistematis.
Menurut Husein Umar (2003:28), desain riset dibagi menjadi tiga macam:
1. Riset Eksploratif
Riset eksploratif yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui
permasalahan yang belum diketahui (kelayakan riset).
2. Riset Deskriptif
Riset Deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan
sesuatu (hubungan).
3. Riset Kausal
Riset Kausal yaitu untuk menguji hubungan “sebab akibat”.
Penelitian ini menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka desain penelitiannya bersifat kausal. Sifat hubungan-hubungan yang
mungkin terjadi antara variabel-variabel ini ada tiga kemungkinan yaitu simetris,
asimetris dan timbal balik (Husein Umar, 2003:30).
Dalam penelitian ini digunakan desain kausal untuk mengetahui pengaruh
46
3.3.Operasional Variabel
Tabel 1.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
47
3.4.Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129), “Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam
penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu data primer dan data
sekunder. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2010) menyatakan bahwa “Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”, seperti
buku teks, ensiklopedi, internet, majalah, surat kabar, jurnal, buletin, dsb. Adapun
sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.2
Dalam penelitian ini digunakan data berupa laporan keuangan perusahaan sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia selama 9 tahun, yaitu pada tahun 2004
48
series). Menurut Husain Umar (2003:61) data time series merupakan sekumpulan
data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu
tertentu.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam upaya memperoleh data
yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan penelitian ini adalah penelusuran
literatur, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik
dokumentasi melalui pengumpulan data yang sudah ada baik melalui buku, majalah, catatan, surat kabar, notulen rapat, jurnal, karya ilmiah dan dokumen
yang memuat data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini,
dokumen yang digunakan adalah laporan keuangan sub sektor rokok di Bursa
Efek Indonesia melalui data sekunder dari website bursa efek Indonesia
(www.idx.co.id) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
3.5.Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.5.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2007:57) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek, subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu
yang di tetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya. Berdasarkan definisi tersebut populasi dari penelitian ini adalah
49
Tabel 3.3
Populasi Sub Sektor Rokok
No. Kode Emiten Nama Perusahaan
1 GGRM Gudang Garam Tbk
2 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk
3 RMBA Bentoel International Investama Tbk
4 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
Sumber: IDX dan www.sahamok.com
3.5.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010), yang dimaksud dengan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Berdasarkan
pengertian sampel, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari
populasi penelitian, yaitu data laporan keuangan sub sektor rokok di Bursa Efek
Indonesia selama 9 tahun, yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 3.4
Sampel Sub Sektor Rokok
No. Kode Emiten Nama Perusahaan
1 GGRM Gudang Garam Tbk
2 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk
3 RMBA Bentoel International Investama Tbk
Sumber: IDX dan www.sahamok.com
3.5.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
50
penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Tujuan penentuan sample ini
adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai pasar
pada sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia.
Dari pengertian tersebut, maka penentuan sampel ditentukan dalam kriteria
berikut:
1. Perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap.
3. Perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2004 sampai dengan 2012.
Sampai dengan tahun 2013, terdapat 4 perusahaan yang terdaftar pada sub sektor rokok di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel,
dari 4 perusahaan menjadi 3 perusahaan yang sesuai kriteria. Hal ini karena
Wismilak Inti Makmur Tbk. baru IPO (Initial Public Offering) pada tahun 2012.
3.6.Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.6.1. Langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian ini
untuk memperoleh hasil apakah variabel bebas yaitu profitabilitas dan leverage terhadap
variabel terikat yaitu nilai pasar, antara lain:
1. Mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari
Indonesia Capital Market Directori (ICMD) dan Indonesia Stock Exchange (IDX) dan
Laporan Keuangan perusahaan.
2. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel maupun grafik.
3. Melakukan analisis deskriptif terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On
51
4. Melakukan analisis deskriptif terhadap Leverage yang diukur dengan Debt to Equity
Ratio (DER) pada sub sektor rokok yang terdaftar di BEI 2004-2012.
5. Melakukan analisis deskriptif terhadap nilai pasar yang diukur dengan Price Earning
Ratio (PER) pada sub sektor rokok yang terdaftar di BEI 2004-2012.
6. Melakukan analisis statistik untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan leverage
terhadap nilai pasar pada sub sektor rokok yang terdaftar di BEI 2004-2012.
3.6.2. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2007:206) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi.
Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran mengenai semua data yang akan
diteliti dan juga mengetahui perkembangan dari variabel-variabel yang diteliti.
Adapun alat untuk menguji variabel x dan y adalah sebagai berikut:
1. Variabel profitabilitas dengan menggunakan Return on Equity (ROE). ROE
adalah rasio untuk mengukur kemampuan-kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
2. Variabel Leverage dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). DER
menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui
hutang dengan pendanaan melalui ekuitas.
52
3. Variabel nilai pasar menggunakan Price Earning Ratio (PER). PER
merupakan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning
perusahaan.
3.6.3. Analisis Statistik
3.6.3.1. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik
dan uji statistik (Ghozali, 2006).
Uji grafik yang digunakan yaitu dengan menggunakan grafik normal
probability plot. Dengan cara tersebut dapat dilihat sebaran data (titik) pada
sumbu diagonal suatu grafik. Model regresi dikatakan memenuhi asumsi
normalitas apabila data menyebar disekitar garis diagonal, sebaliknya jika data
menyebar jauh dari garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005:147).
2. Uji Multikolinieritas
53
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,
2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi dilakukan dengan melihat berbagai informasi sebagai berikut:
a. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
b. b. Nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Dimana kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan
nilai VIF > 10. 3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
54
Salah satu cara yang digunakan untuk uji autokorelasi adalah dengan uji
Durbin Waston (DW-test). Berikut ini patokan umum DW test dengan kriteria:
Jika angka DW di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif Jika angka diantara -2 sampai 2, berarti tidak ada autokorelasi
Jika DW di atas 2, berarti ada autokorelasi negatif
4. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2006). Heterokedastisitas dapat dideteksi dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi
variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisis
sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.6.3.2. Analisis regresi
Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan metode
55
dari ketiga variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun persamaan
regresi berganda adalah sebagai berikut :
Dimana :
Y = Nilai Pasar (PER) α = konstanta
β1 –β3= koefisien regresi
X1 = profitabilitas (ROE)
X2 = leverage (DER)
3.6.3.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Besarnya pengaruh variabel X terhadap Y dapat diketahui dengan
menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat KD. Koefisien
determinasi (R2) diukur untuk mengetahui sejauh mana kemampuan model lama
menerangkan variasi variabel dependen. KD diperoleh dengan mengkuadratkan
koefisien korelasinya yang dirumuskan sebagai berikut:
Iqbal Hasan, 2002:113
3.6.4. Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka dilakukan pengujian terhadap
variabel-variabel penelitian secara simultan maupun parsial menggunakan uji
statistik F (uji signifikansi simultan) dan menggunakan uji statistic t (uji
56
3.6.4.1.Uji Keberartian Regresi (Uji F)
Regresi linier berganda sebelum digunakan untuk mengambil keputusan,
sebelumnya harus melakukan uji keberartian terlebih dahulu. Untuk dilakukan
pengujian F Statistik dengan menggunakan rumus berikut:
Sudjana (2003:91)
Keterangan :
F : Nilai F hitung
JK(reg) : Jumlah Kuadrat Regresi JK(s) : Jumlah kuadrat sisa (residual)
k : Jumlah variabel bebas
n : Jumlah data penelitian
Dimana:
Uji F statistik ini digunakan untuk mengetahui keberartian regresi dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan taraf nyata α = 0,05, jika pada uji
keberartian regresi menunjukkan regresi berarti, barulah dilanjutkan dengan uji t
dan sebaliknya.
Pada penelitian uji keberartian regresi (Uji F) ini hipotesis yang digunakan, yaitu : H0 = Regresi tidak berarti
H1 = Regresi berarti
57
Hipotesis Uji F:
H0 = Profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh secara simultan terhadap nilai
pasar.
H1 = Profitabilitas dan Leverage berpengaruh secara simultan terhadap nilai pasar.
Hal tersebut diambil berdasarkan pada dasar pengambilan keputusan, yaitu : Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3.6.4.1. Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial merupakan pengujian hipotesis untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel-variabel
bebas secara terpisah atau sendiri-sendiri terhadap variabel terikat (Hasan,
2002:266). Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut ini:
Sudjana (2003:111)
Dimana:
√ ( )
( ̂)
( ̅ )
58
- Hipotesis 1:
H0 : β1 = 0 variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai pasar.
H1 : β1 > 0 variabel profitabilitas berpengaruh terhadap nilai pasar.
- Hipotesis 2:
H0 : β2 = 0 variabel leverage tidak berpengaruh terhadap nilai pasar.
H1 : β2≠ 0 variabel leverage berpengaruh terhadap nilai pasar.
b. Level of significant α = 0,05
c. Kriteria Pengujian
-thitung < ─ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak