• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVITALISASI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PROGRAM PEMBINAAN WARGA NEGARA INDONESIA MUDA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK :Studi Deskriptif di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II.B Propinsi Kalimantan Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REVITALISASI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PROGRAM PEMBINAAN WARGA NEGARA INDONESIA MUDA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK :Studi Deskriptif di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II.B Propinsi Kalimantan Barat."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

REVITALISASI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DALAM PROGRAM PEMBINAAN WARGA NEGARA INDONESIA MUDA

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

( Studi Deskriptif di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II.B

Propinsi Kalimantan Barat )

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Magister pada

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

O l e h :

THOMY SASTRA ATMAJA, SH.

1101155

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda

di Lembaga Pemasyarakatan Anak

(Studi Deskriptif pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB

Propinsi Kalimantan Barat)

Oleh

Thomy Sastra Atmaja

S.H Universitas Tanjungpura Pontianak, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Kewarganegaraan

© Thomy Sastra Atmaja 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING DAN PENGUJI

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Endang Danial, A.R, M.Pd Prof. Dr. H. Suwarma A. M., SH, M.Pd

NIP : 19500502 197603 1 002 NIP. 19530211 197803 1 002

Penguji I, Penguji II,

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19630820 198803 1 001 NIP. 19700814 199402 1 001

Mengetahui,

(4)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(5)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Masalah kenakalan anak (juvenile delinquency) merupakan salah satu masalah sosial yang sangat kompleks dan menyeluruh, yang dapat menghambat laju pembangunan, karena masalah tersebut dapat mengganggu keamanan, ketertiban, serta ketenteraman dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Oleh sebab itu, pembinaan terhadap anak yang bermasalah dengan hukum melalui pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan, diharapkan dapat mengubah dan membentuk karakter anak agar menjadi warga negara yang baik yang mampu tumbuh dan berkembang menjadi tunas harapan bangsa dalam melanjutkan cita-cita pembangunan negara Indonesia.

Berkenaan dengan pembinaan pada anak yang bermasalah dengan hukum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan anak yang bermasalah dengan hukum di Lembaga Pemasyarakatan Anak dalam kedudukannya sebagai citizenship education. Penelitian ini dilakukan di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa studi literatur, observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dilakukan secara komprehesif melalui bimbingan belajar serta kegiatan pembinaan lainnya. Kesimpulan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1) Perencanaan pembelajaran PKn dirumuskan sesuai dengan modul PKn Kelas VI paket A. 2) Pelaksanaan pembelajaran PKn telah dilakukan secara baik terdiri dari tahap awal (kegiatan apersepsi dan eksplorasi), tahap inti (penyampaian materi, penerapan metode dan pemanfaatan media), serta tahap akhir (refleksi dan penugasan) sesuai karakteristik pendidikan nonformal. 3) Proses pembelajaran PKn disesuaikan dengan karakteristik pendidikan nonformal dimana pengaturan mengenai tempat, waktu , sarana, sumber, tenaga pengajar serta warga belajar tidak bersifat tetap dan ketat. 4) Keberhasilan program PKn telah memberikan peningkatan kualitas pengetahuan, keterampilan, serta sikap terhadap warga negara muda. 5) program pembinaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dilaksanakan meliputi: pembinaan kesadaran beragama, pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, pembinaan kemampuan intelektual, pembinaan kesadaran hukum, pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat, keterampilan untuk mendukung usaha mandiri, keterampilan untuk mendukung usaha industri kecil, keterampilan sesuai dengan bakat, serta keterampilan untuk mendukung usaha industri dan pertanian. 6) tantangan LAPAS Anak Klas IIB Kalbar: mempersiapkan anak menjadi manusia seutuhnya, meningkatkan kebutuhan pendidikan dan kesehatan, meminimalisir stigma negatif masyarakat terhadap mantan anak didik pemasyarakatan, serta memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana. Persoalan LAPAS Anak Klas IIB Kalbar: anggaran, jumlah petugas pembina, serta kondisi sarana dan prasarana. Solusi LAPAS Anak KLas IIB Kalbar: mengurangi pengeluaran keuangan, membangun koordinasi, serta memusatkan kegiatan di ruang aula.

(6)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan metode diskusi dan pemecahan masalah (problem solving) dengan pendekatan inquiri, induktif, dan tematik.

ABSTRACT

Delinquency problems (juvenile delinquency) is one of the social issue that is very complex and thorough, which can hamper the rate of development, because that problem can interfere with the safety, orderliness, and peace in social life. Therefore, the child founding in conflict with the law through the development of civic education program is expected to change and shape the character of children to become good citizens who are able to grow and develop into nation shoots in continuing the ideals development of the Indonesian state.

In connection with the child founding in confilct with the law, this aims of study are to determine how the development of civic education programs in coaching children in conflict with the law in Childrens’ Correctional Institution in his capacity as the son of citizenship education.

The research was conducted in Childrens’ Correctional Institution Class IIB Kalbar. The method that is used in this study is a descriptive study. The approach that is used in this study is qualitative. The technique of data collection that is used in the form of literature, observation, interviews, documentation, and data triangulation.

The study results showed that the development of civic education programs in

Childrens’ LAPAS Class IIB Kalbar is done comprehensive through tutoring and

other development activities. Studies conclusion was formulated as follows: 1) The planning of Civic Education is formulated in accordance with the module Civics package A class six. 2) Implementation of Learning Civic Education has done well consists of first stage (apersepsi and exploration activities), the core stage (explain of materials, application methods and use of the media), and the last stage (reflection and assignments) in accordance with the characteristics of non-formal education. 3) The process of learning civics education in accordance with the characteristics of non-formal settings where the place, time, facilities, resources, teachers and learners are not fixed and tight. 4) The success of Civic Education program has provided an increasement in the quality of knowledge, skills, and attitudes to young citizens. 5) training program knowledge, skills, and attitudes held include: fostering awareness of religion, nation and state building awareness, intellectual capacity building, fostering awareness of the law, to integrate himself with the coaching community, the skills to support independent businesses, the skills to support a small industry , skills according to their talents and skills to support industrial and agricultural enterprises.

6) Childrens’ LAPAS Kalbar challenges Class IIB: preparing children to become a

whole person, improve education and health needs, minimizing the negative stigma towards former students penal, as well as meeting facilities and infrastructure needs.

The issue of Childrens’ LAPAS Class IIB Kalbar: the budget, the number of officers

builder, as well as the condition of facilities and infrastructure. The solution for

Childrens’ LAPAS Class IIB Kalbar: reduce financial expenditures, build

coordination, and focus on the activities hall.

(7)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(8)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C.Pertanyaan Penelitian ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 7

E.Manfaat Penelitian... 8

F. Struktur Organisasi Tesis ... 9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A.Hakikat dan Makna Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). ... 10

2. Tujuan dan Program Pendidikan Kewarganegaraan... 15

3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Program Pendidikan Persekolahan (Civic Education). ... 25

4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Program Pendidikan Masyarakat (Citizenship Education)... 27

B. Karakteristik Warga Negara Yang Baik 1. Batasan Warga Negara. ... 30

2. Syarat-Syarat Kewarganegaraan ... 33

3. Macam-Macam Kewarganegaraan. ... 35

4. Warga Negara Indonesia Yang Baik... 36

C.Eksistensi Lembaga Pemasyarakatan Anak (LAPAS Anak) 1. Sejarah Lembaga Pemasyarakatan Anak ... 38

2. Asas Lembaga Pemasyarakatan Anak ... 42

3. Tujuan Lembaga Pemasyarakatan Anak. ... 43

4. Tugas Lembaga Pemasyarakatan Anak. ... 44

5. Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Anak. ... 45

D. Hasil Penelitian Relevan Terhahulu ... 46

E. Paradigma Penelitian. ... 47

(9)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Metode Penelitian ... 52

B. Teknik Pengumpul Data Penelitian. ... 53

C. Defenisi Operasional. ... 59

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan A.Deskripsi Umum Lokasi Penelitian. 1. Profil Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalbar. ... 72

2. Manajemen dan Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalbar. ... 80

3. Pembagian serta Penetapan Status Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalbar. ... 82

a. Pembagian Anak Didik Pemasyarakatan di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar. ... 82

b. Penetapan Status Anak Didik Pemasyarakatan di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar. ... 84

B.Deskripsi Hasil Penelitian 1. Pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalbar. ... 85

a. Perencanaan Program Pendidikan Kewarganegaraan. ... 86

b. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewarganegaraan. ... 102

c. Proses Pembelajaran Pendidikan Kewaragnegaraan. ... 108

d. Keberhasilan Program Pendidikan Kewarganegaraan. ... 112

2. Program Pembinaan Pengetahuan, Keterampilan, serta Sikap Warga Negara Muda Yang dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalimantan Barat. ... 120

a. Program Pembinaan Kepribadian. 1. Pembinaan Kesadaran Beragama. ... 124

2. Pembinaan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. ... 131

3. Pembinaan Kemampuan Intelektual. ... 133

4. Pembinaan Kesadaran Hukum. ... 137

5. Pembinaan Mengintegrasikan Diri Dengan Masyarakat. ... 141

b. Program Pembinaan Kemandirian. 1. Keterampilan Untuk Mendukung Usaha-Usaha Mandiri... 142

2. Keterampilan Untuk Mendukung Usaha-Usaha Industri Kecil. ... 143

(10)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Keterampilan Untuk Mendukung Usaha-Usaha Industri

Dan Kegiatan Pertanian. ... 148

3. Tantangan, Persoalan, serta Solusi Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalbar Dalam Melaksanakan Pembinaan Terhadap Warga Negara Muda (Anak Didik Pemasyarakatan). ... 153

a. Tantangan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalimantan Barat Dalam Melaksanakan Pembinaan Terhadap Warga Negara Muda (Andikpas). ... 153

b. Persoalan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalimantan Barat Dalam Melaksanakan Pembinaan Terhadap Warga Negara Muda (Andikpas). ... 159

c. Solusi Atas Persoalan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalimantan Barat Dalam Melaksanakan Pembinaan Terhadap Warga Negara Muda (Andikpas). ... 163

C.Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalbar. ... 166

a. Perencanaan program Pendidikan Kewarganegaraan. ... 169

b. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewarganegaraan. ... 176

c. Proses Pembelajaran Pendidikan Kewaragnegaraan. ... 185

d. Keberhasilan Program Pendidikan Kewarganegaraan. ... 193

2. Program Pembinaan Pengetahuan, Keterampilan, serta Sikap Warga Negara Muda Yang dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalimantan Barat. ... 197

a. Program Pembinaan Kepribadian. 1. Pembinaan Kesadaran Beragama. ... 202

2. Pembinaan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. ... 204

3. Pembinaan Kemampuan Intelektual. ... 205

4. Pembinaan Kesadaran Hukum. ... 206

5. Pembinaan Mengintegrasikan Diri Dengan Masyarakat. ... 207

b. Program Pembinaan Kemandirian 1. Pembinaan Keterampilan Untuk Mendukung Usaha Mandiri. ... 207

2. Keterampilan Untuk Mendukung Usaha Industri Kecil. ... 208

3. Keterampilan Sesuai Dengan Bakat. ... 209

4. Keterampilan Untuk Mendukung Usaha Industri dan Pertanian. ... 209

(11)

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Tantangan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalimantan Barat Dalam Melaksanakan Pembinaan Terhadap

Warga Negara Muda (Andikpas). ... 211

b. Persoalan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalimantan Barat Dalam Melaksanakan Pembinaan Terhadap Warga Negara Muda (Andikpas). ... 216

c. Solusi Atas Persoalan Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Kalimantan Barat Dalam Melaksanakan Pembinaan Terhadap Warga Negara Muda (Andikpas). ... 218

BAB V : Kesimpulan Dan Rekomendasi A. Kesimpulan Umum. ... 220

B. Kesimpulan Khusus. ... 221

C. Rekomendasi. ... 223

DAFTAR PUSTAKA ... xiii SURAT PENELITIAN.

(12)

1

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini kecenderungan prilaku menyimpang yang dilakukan oleh

seorang anak masih mudah ditemukan. Berbagai kasus kriminal yang pernah

terjadi tidak sedikit berakibat pada pidana penjara seorang anak. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa masalah kenakalan anak (juvenile delinquency) merupakan

salah satu masalah sosial yang sangat kompleks dan menyeluruh, yang dapat

menghambat laju pembangunan, karena masalah tersebut dapat mengganggu

ketertiban, ketenteraman, serta keamanan baik jasmani, rohani maupun sosial

dalam kehidupan bersama, secara langsung maupun tidak langsung.

Lembaga Pemasyarakatan Anak (LAPAS Anak) merupakan salah satu

institusi sosial yang didirikan oleh pemerintah bersama masyarakat guna

melaksanakan tugas-tugas pendidikan dan pembinaan terhadap anak yang

bermasalah dengan hukum agar dapat kembali menjadi seorang warga negara

yang baik. Tujuan mulia tersebut didasari oleh pandangan bahwa anak merupakan

amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa harus kita

bina, pelihara dan kita jaga karena di dalam dirinya melekat harkat, martabat,

potensi serta hak-hak sebagai manusia yang harus kita junjung tinggi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Atmaja (2007:4) yang memberikan pemahaman

pentingnya membina, menjaga, memelihara serta memenuhi hak-hak anak, sebab

menurut beliau bahwa :

(13)

2

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Karena anak adalah generasi penerus bangsa, yang mampu menjamin untuk

meneruskan cita-cita pembangunan negara, yang mempunyai harkat, martabat,

potensi serta hak asasi layaknya orang dewasa, maka setiap anak wajib untuk

dilindungi dan dibina dalam mendukung perkembangannya. Tidak terkecuali

perlindungan dan pembinaan terhadap anak didik pemasyarakatan yang berada di

LAPAS Anak agar kembali menjadi warga negara yang baik.

Anak yang berada di LAPAS Anak secara sosial adalah anak yang

bermasalah dengan hukum. Yakni dengan ciri-ciri anak yang cacat

kepribadiannya, putus asa akan masa depan, anak yang hilang motivasi untuk

kembali berprestasi dan sukses di dalam kehidupannya, anak yang merasa malu

dan kurang percaya diri untuk berpartisipasi di dalam kehidupan bermasyarakat,

serta anak yang merasa termarjinalkan dari kehidupan masyarakat. Sehingga

dengan berbagai karakteristik tersebut, maka proses pembinaan untuk

mengembalikan anak menjadi warga negara yang baik serta pembangunan

karakter anak merupakan kebutuhan dan tantangan yang mendesak untuk

diwujudkan oleh setiap LAPAS Anak di Indonesia.

Tujuan utama dibentuknya LAPAS Anak di Indonesia bukan semata-mata

sebagai tempat penampungan bagi anak-anak yang bermasalah dengan hukum,

namun jauh lebih mulia tujuan negara membentuk LAPAS Anak di Indonesia

adalah untuk meningkatkan kualitas anak didik pemasyarakatan agar menyadari

kesalahan yang dilakukannya, dapat memperbaiki dirinya, serta adanya keinginan

untuk tidak melakukan dan mengulangi berbagai bentuk tindak pidana lainnya.

Selain itu LAPAS Anak juga bertujuan mempersiapkan anak agar dapat diterima

kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat berpartisipasi dan berperan aktif

dalam pembangunan, serta dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang

baik dan bertanggung jawab setelah selesai menjalani masa hukumannya.

Sedangkan tugas LAPAS Anak adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan

(14)

3

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian yang dilakukan di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar

memberikan gambaran awal bahwa data terakhir penghuni pada maret 2013

berjumlah 35 anak meliputi berbagai kasus, diantaranya kasus pencurian 9 anak,

asusila 17 anak, narkoba 7 anak, dan kasus perkelahian/penganiayaan 2 anak.

Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kriminalitas yang dilakukan

oleh anak di wilayah hukum Kalimantan Barat tergolong besar. Sehingga

menuntut keseriusan pihak LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam melaksanakan

pembinaannya. Disisi lain, dari aspek keamanan, ketertiban, dan ketentraman di

masyarakat, tentu kasus-kasus di atas sangat mengkhawatirkan apabila tidak

disikapi dengan program pembinaan yang benar.

Pembinaan terhadap anak yang berada di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar

agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya dalam menjamin kelangsungan

pembangunan negara serta pencapaian cita-cita negara secara sadar harus selalu

diupayakan, sebab pengabaian terhadap pembinaan anak didik pemasyarakatan

agar menjadi warganegara yang baik akan menimbulkan berbagai gejala yang

jauh lebih kompleks. Seperti kurang mampunya anak berperan dan berpartisipasi

di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang tentunya akan

mempersulit posisi anak dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan global

setelah anak tersebut selesai menjalani masa pembinaannya.

Pada dasarnya penelitian ini mendeskripsikan secara menyeluruh berbagai

program pembinaan yang dilakukan oleh LAPAS Anak Klas II.B Kalbar yang

merupakan konsep dan praktik Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan hasil

penelitian pendahulun, peneliti menemukan berbagai program pembinaan yang

dilaksanakan oleh LAPAS Anak Klas IIB Kalbar yang merupakan konsep dan

praktik Pendidikan Kewarganegaraan seperti kegiatan keagamaan (siraman

rohani, mengaji, sholat, ke gereja), kegiatan pendidikan (bimbingan belajar,

pendidikan budi pekerti, sosialisasi hukum), kegiatan kesenian (bermain musik),

kegiatan kesehatan (olah raga), kegiatan pertanian (berkebun), kegiatan pelatihan

(15)

4

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam kaitan Pendidikan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai program

pendidikan kemasyarakatan, maka kegiatan-kegiatan pembinaan seperti di atas

memiliki keterkaitan dengan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan yakni

sebagai tradisi citizenship education. Berbagai program pembinaan yang

dilaksanakan oleh LAPAS Anak Klas II.B Kalbar sebagaimana diatas pada

akhirnya bermuara pada pembentukan pribadi warga negara Indonesia yang baik.

Yakni warga negara Indonesia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, serta

sikap kewarganegaraan meliputi warga negara yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, warga negara yang mengetahui hak-hak dan

kewajibannya, warga negara yang memiliki kecerdasan (intelektual, emosional,

sosial, spritual), memiliki kepedulian kepada warga negara yang lain, memiliki

rasa bangga serta tanggung jawab, senantiasa didasari oleh etika dalam

berhubungan dengan sesamanya, mampu berpartisipasi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta warga negara yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air.

Dewasa ini konsep dan praktek Pendidikan Kewarganegaraan tidak terbatas

pada dunia pendidikan formal saja. Tetapi juga terjadi didalam pendidikan

nonformal, organisasi keagamaan. organisasi kemasyarakatan serta di lingkungan

masyarakat. Atas dasar keluasan cakupan Pendidikan Kewarganegaraan dalam

kedudukannya sebagai citizenship education tersebut, maka konsep dan praksis

Pendidikan Kewarganegaraan dapat terjadi dimana saja tak terkecuali di Lembaga

Pemasyarakatan Anak. Sebagaimana dikemukakan oleh Sapriya (2012:30-31)

berkaitan dengan tiga domain yang dilahirkan oleh konsep citizenship education,

memberikan batasan secara jelas mengenai ruang lingkup dari ketiga domain

citizenship education bahwa:

(16)

5

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam kaitannya dengan konsep dan praksis PKn dalam program

pembinaan di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar, penjelasan yang dikemukakan di

atas dapat menjadi dasar teori mengenai ruang lingkup PKn dalam kedudukannya

sebagai citizenship education yang di praktekkan di LAPAS Anak Kalbar.

Sejalan dengan gagasan diatas, Cogan (Winataputra & Budimansyah,

2012:11) menegaskan bahwa :

“Civic Education secara umum menunjuk pada jenis-jenis kegiatan belajar yang terjadi dalam konteks struktur sekolah formal. Dalam posisi ini Civic Education diperlakukan sebagai mata pelajaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan para pemuda warganegara untuk dapat melakukan peran aktif dalam masyarakat, kelak setelah mereka dewasa. Sedangkan Citizenship Education/Education for Citizenship merupakan istilah generik yang mencakup pengalaman belajar disekolah dan diluar sekolah, seperti yang terjadi dilingkungan keluarga, dalam organisasi kemasyarakatan, dan dalam media. Oleh karena itu oleh Cogan disimpulkan Citizenship Education/Education for Citizenship merupakan suatu konsep yang lebih luas dimana Civic Education termasuk bagian penting didalamnya.

Dari gagasan diatas, dapat dipahami bahwa konsep civic education

digolongkan sebagai mata pelajaran dasar yang diajarkan didalam sekolah formal.

Sedangkan citizenship eduacation adalah hasil atau produk dari keseluruhan

proses belajar disekolah dan diluar sekolah dalam bentuk pengalaman belajar

siswa.

Oleh sebab itu, berangkat dari kedua pandangan di atas, tidak berlebihan

dikatakan bahwa berbagai program pembinaan yang dilaksanakan oleh LAPAS

Anak Klas IIB Kalbar juga merupakan pengembangan konsep-konsep dan praksis

PKn dalam kedudukannya sebagai citizenship education dalam rangka

membentuk anak menjadi warga negara yang baik.

Kemudian gagasan mengenai konsep PKn dalam kedudukannya sebagai

citizenship education juga dikemukakan oleh Winataputra (Samsuri et al,

2012:73) dimana menurutnya bahwa :

(17)

6

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengembangkan warganegara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan”.

Dari pandangan yang diuraikan di atas, dapat dipahami bahwa di Indonesia

PKn dalam kedudukannya sebagai citizenship education didesain untuk

mengembangkan warga negara Indonesia melalui kelompok sosial dan kegiatan di

masyarakat agar menjadi warga negara yang cerdas dan baik.

Anak yang berada di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar (baik anak pidana,

anak negara, anak sipil) adalah anak yang harus tetap dibina agar menjadi warga

negara Indonesia yang baik. Hal tersebut menjadi sangat penting mengingat

bahwa anak tersebut nantinya setelah selesai menjalani masa pembinaannya akan

kembali kedalam kehidupan masyarakatnya untuk menjadi bagian dari

masyarakatnya. Yang harapannya mampu berperan dan berpartisipasi secara

penuh dalam pembangunan nasional, melanjutkan cita-cita bangsa serta mengisi

kemerdekaan dengan aktifitas dan hal-hal yang positip sebagaimana ciri manusia

Indonesia yang seutuhya. Sehingga setiap upaya yang dilakukan oleh LAPAS

Anak dalam membina anak menjadi warga negara yang baik harus senantiasa

mendapat dukungan dari seluruh komponan bangsa.

Berangkat dari semua pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat tesis dengan judul “ Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda di Lembaga Pemasyarakatan Anak” yang merupakan Studi Deskriptif di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II.B Kalimantan Barat.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara umum rumusan

masalah penelitian ini yaitu: “Bagaimanakah Upaya Pengembangan Pendidikan

Kewarganegaraan dalam Program Pembinaan Warga Negara Muda di Lembaga

(18)

7

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan,

maka masalah pokok tersebut dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam

pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar?

2. Program apa sajakah yang dilaksanakan LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam

membina pengetahuan, keterampilan, serta sikap warga negara muda?

3. Bagaimanakah tantangan dan persoalan serta solusi LAPAS Anak Klas IIB

Kalbar dalam melaksanakan pembinaan warga negara muda?

C.Pertanyaan Penelitian

Untuk memudahkan mengenali kearah mana yang hendak dicapai dari

penelitian ini maka, adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam

pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar?

2. Bagaimanakah pelaksanaan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam

pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar?

3. Bagaimanakah proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara para

pembina dan anak sebagai warga belajar?

4. Bagaimanakah keberhasilan program pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB

Kalbar?

5. Program apa sajakah yang dilaksanakan LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam

membina pengetahuan, keterampilan, serta sikap warga negara muda?

6. Bagaimanakah tantangan dan persoalan serta solusi LAPAS Anak Klas IIB

Kalbar dalam melaksanakan pembinaan warga negara muda?

(19)

8

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Tujuan Umum.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

mengenai upaya pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dalam program

pembinaan warga negara Indonesia muda di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar.

2. Tujuan Khusus.

Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui bagaimanakah pengembangan program Pendidikan

Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Klas

IIB Kalbar.

2. Mengetahui program apa sajakah yang dilaksanakan LAPAS Anak Klas IIB

Kalbar dalam membina pengetahuan, keterampilan, serta sikap warga negara

muda.

3. Mengetahui bagaimanakah tantangan dan persoalan serta solusi LAPAS Anak

Klas IIB Kalbar dalam melaksanakan pembinaan warga negara muda?

E. Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan penelitian ini akan bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara ilmiah seputar

pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga

negara Indonesia muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar yang dapat menambah

khasanah keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan.

(20)

9

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keberhasilan penelitian ini diharapkan di samping memberikan manfaat

teoritis juga memberikan manfaat praktis, adapun manfaat praktis dari penelitian

ini di antaranya adalah:

a. Terhadap Peneliti, penelitian ini sebagai wahana untuk memperkaya khasanah

keilmuan peneliti.

b. Bagi Sekolah Pasca Sarjana Prodi PKn, penelitian ini sebagai sumbangan

keilmuan dalam rangka melihat pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan

dalam pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Kalbar.

c. Bagi LAPAS Anak Klas IIB Kalbar, penelitian ini diharapkan menjadi kajian

bersama dalam melihat pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dalam

pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Kelas II.B Kalbar.

d. Bagi Warga Negara Muda, penelitian ini akan merumuskan pengembangan

Pendidikan Kewarganegaraan di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar yang dapat

membantu pembentukan anak menjadi warga negara yang baik.

e. Bagi Masyarakat, penelitian ini berusaha membantu keinginan masyarakat agar

warga negara muda yang dibina di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar dapat

kembali menjadi warga negara yang baik.

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis yang akan ditulis terdiri dari 5 bab, yakni: bab I tentang

pendahuluan, bab II tentang kajian pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab

IV tentang hasil penelitian dan pembahasan serta bab V tentang kesimpulan dan

rekomendasi. Untuk lebih jelasnya, pembahasan dari kelima bab ini secara singkat

dijelaskan dibawah ini.

Bab I tentang pendahuluan.Bab ini secara rinci mendeskripsikan latar

belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, pertanyaan penelitian,

(21)

10

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bab II tentang kajian pustaka.Pada bab ini terbagi dalam beberapa sub bab

yaitu: (1) hakikat dan makna PKn. Topik yang ditulis mengenai visi dan misi

PKn, tujuan dan program PKn, PKn sebagai program pendidikan persekolahan,

PKn sebagai program pendidikan masyarakat. (2) karakteristik warga negara yang

baik. Topik yang ditulis mengenai batasan warga negara, syarat-syarat

kewarganegaraan, macam-macam kewarganegaraan, warga negara Indonesia yang

baik. (3) Eksistensi Lembaga Pemasyarakatan Anak. Topik yang ditulis mengenai

sejarah, asas, tujuan, tugas, dan fungsi lembaga pemasyarakatan anak. (4) hasil

penelitian yang relevan, (5) Paradigma Penelitian.

Bab III membahas tentang metode penelitian. Adapun sub bab yang

dibahas dalam bab ini mencakup pendekatan dan metode penelitian, teknik

pengumpul data penelitian, defenisi operasional, instrumen penelitian, teknik

analisis data, lokasi dan subjek penelitian, pengujian keabsahan data.

Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan penelitian. Pada bab ini

dibahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian serta

pembahasan hasil penelitian.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini dibagi

(22)

49

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Alasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

karena data yang terkumpul dan proses analisisnya lebih bersifat kualitatif yakni

suatu kajian yang dalam pengolahan data, sejak mengumpulkan data, mereduksi,

menyajikan dan memverifikasi serta menyimpulkan data, tidak menggunakan

perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik, melainkan lebih

menekankan pada kajian interpretatif. Pemilihan pendekatan penelitian kualitatif

ini dikarenakan peneliti bermaksud ingin mendeskripsikan dan memahami secara

menyeluruh situasi sosial di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II.B

Kalimantan Barat.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011) pada bagian pengantar bukunya bahwa “metode penelitian kualitatif cocok digunakan terutama bila permasalahan masih remang-remang bahkan gelap, peneliti bermaksud ingin

memahami secara mendalam suatu situasi sosial yang kompleks, penuh makna”. Berdasarkan gagasan yang diuraikan di atas, maka dalam rangka penelitian

ini bermaksud ingin mengembangkan teori serta memahami secara mendalam

situasi sosial yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB

Kalimantan Barat, maka pemilihan pendekatan penelitian kualitatif dianggap

tepat. Bogdan dan Biklen (Sugiyono, 2011:13) memberikan gagasan mengenai

karakteristik penelitian kualitatif yakni:

(23)

50

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif; penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

Adapun pemahaman terhadap karakteristik pendekatan penelitian kualitatif

seperti diuraikan diatas adalah penting dalam rangka melaksanakan proses

penelitian secara menyeluruh nantinya. Kemudian dalam rangka penelitian ini

yang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, Creswell (Satori dan

Komariah, 2011:24) mengemukakan mengenai defenisi penelitian kualitatif

bahwa:

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological tradition of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analysis words, reports detailed views of informants, and conduct the study in a natural setting

Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif adalah

proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian

tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat

gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan

pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian

dalam situasi alamiah. Guba dan Lingcoln (Moleong, 2001: 15) untuk penelitian

kualitatif biasa digunakan istilah naturalistic inquiry atau inkuiri alamiah. Sebab,

situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya. Untuk

memahami makna dari fenomena yang terjadi secara alamiah itu, maka peneliti

berperan sebagai key instrument, yang harus mengumpulkan data dan mendatangi

langsung sumber data.

Kemudian dikesempatan berbeda, dalam kaitannya dengan dunia

pendidikan Creswell (2008:46) memberikan defenisi yang lebih khusus mengenai

penelitian kualitati merupakan bagian dalam penelitian pendidikan bahwa:

(24)

51

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

participants; describes and analyzes these words for themes; and conducts the inquiry in a subjective, biased manner.

Gagasan diatas dapat dimaknai bahwa penelitian kualitatif merupakan salah

satu penelitian pendidikan dimana peneliti mendasarkan penelitiannya pada

pandangan partisipan, peneliti bertanya secara luas, pertanyaan lebih bersifat

umum, peneliti mengumpulkan data yang sebagian besar berupa kata-kata atau

berupa teks dari para partisipan, kemudian peneliti mendeskripsikan dan

menganalisis kata-kata tersebut untuk disesuaikan dengan tema penelitian, serta

melakukan penyelidikan dengan cara yang lebih subjektif.

Hakikatnya penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang bertujuan

untuk mendeskripsikan serta menganalisis peristiwa, fenomena, serta aktifitas

sosial pada latar alamiah secara menyeluruh dalam bentuk kata-kata atau teks

sehingga mampu menemukan makna dibalik data yang tampak. Sebagaimana

Syaodih (2005 : 60) yang turut memberikan defenisi mengenai pendekatan penelitian

kualitatif dimana menurutnya bahwa :

Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap kepercayaan, resepsi dan pemikiran orang secara individu maupun kelompok. Dalam paradigma ini realitas sosial dipandang sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh makna.

Kemudian konsep yang sejalan dengan gagasan diatas juga dikemukakan

oleh Moleong (2007: 6) bahwa :

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Setelah mengkaji beberapa gagasan mengenai defenisi penelitian kualitatif

oleh beberapa ahli diatas, maka untuk kepentingan dunia pendidikan dapatlah

(25)

52

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian pendidikan, yang dilakukan pada kondisi alamiah, dimana data yang

terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga lebih bersifat deskriptif

dalam pengolahan datanya, kemudian dari sifat deskriptif tersebut peneliti

membuat gambaran yang komplek secara menyeluruh dalam mendeskripsikan,

menganalisis, serta memahami fenomena, peristiwa, serta masalah sosial yang

ditemukan disitus penelitian agar memperoleh makna.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu cara untuk

memperoleh pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dalam

hal ini peneliti menggunakan metode deskriptif, karena apabila peneliti

bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa

banyak, sejauhmana dan sebagainya. Maka penelitian ini bersifat deskriptif yaitu

menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa (Arikunto, 1998 :25).

Menurut Surachmad (1999:140) secara umum penelitian deskriptif

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Memusatkan pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yaitu masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis

Selanjutnya Moh Nazir (2005:63) memberikan pengertian mengenai

metode deskriptive bahwa:

Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia atau objek, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau ukuran secara sistemik serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

Metode deskriptif semata-mata menerangkan atau mendeskripsikan

(26)

53

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik maka untuk

memperoleh data sebanyak-banyaknya dilakukan dengan sangat mendalam

artinya melalui berbagai teknis yang disusun secara sistematis serta dicari

informasi selengkapnya untuk tujuan pengumpulan data hasil penelitian yang

lebih sempurna.

Alasan penulis melakukan penelitian dengan studi deskriptif ini karena

sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji

hipotesis, tetapi berusaha untuk mendapat gambaran yang nyata tentang

bagaimana upaya penguatan dan pengembangan konsep Pendidikan

Kewarganegaraan dalam program pembinaan warga negara di lembaga

pemasyarakatan anak kelas II. B Kalimantan Barat.

B.Teknik Pengumpul Data Penelitian.

Teknik pengumpul data merupakan salah satu langkah utama didalam

melakukan sebuah penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah untuk

mendapatkan data. Pada hakikatnya pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, serta berbagai cara. Apabila dilihat dari setting-

nya maka data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting). Apabila

dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan

menggunakan data primer dan data sekunder. Kemudian apabila dilihat dari

teknik atau cara pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat

dilakukan dengan observasi partisipasi (participant observer), diskusi terfokus

(fokus group discussion), dokumentasi, dan gabungan dari keempatnya. Menurut

Satori dan Komariah (2011:146) menyatakan bahwa:

“Didalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural

(27)

54

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selanjutnya menurut Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman (Satori dan

Komariah, 2011:146) menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering information are, participation in the setting,

direct observation, in-depth interviewing, document review”. Dari gagasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa didalam penelitian kualitatif metode

mendasar yang diandalkan dalam pengumpulan datanya yakni pengamatan

berperan serta, pengamatan secara langsung, wawancara secara mendalam, serta

dokumentasi. Adapun tehnik pengumpulan data dan informasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi literatur, observasi, wawancara, studi

dokumentasi, dan triangulasi. Penjelasan masing-masing teknik pengumpulan data

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur.

Studi ini dimaksudkan untuk menemukan berbagai fakta, konsep,

generalisasi, dan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti serta

sebagai kerangka berpikir dalam penelitian. Pada tahapan ini peneliti mengkaji

penelitian terdahulu, buku, artikel, jurnal, peraturan perundang-undangan serta

informasi yang terkait dengan permasalahan penelitian.

Adapun fakta, konsep, generalisasi, atau teori yang dipelajari dalam teknik

ini berkaitan dengan topik yang membahas mengenai civic education, citizenship

education, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, managemen pembelajaran

pendidikan nonformal, warga negara, warga negara yang baik, dan pola

pembinaan lembaga pemasyarakatan anak. Semua informasi di atas terkait dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

2. Observasi.

Dalam upaya memperoleh pengetahuan setiap manusia tidak bisa

(28)

55

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ilmu pengetahuan. Menurut Cresswell (2010: 267) bahwa observasi yang

dilakukan dalam penelitian kulitatif adalah “observasi yang didalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas

individu-individu di lokasi penelitian”.

Dalam rangka melaksanakan penelitian ini, maka observasi yang dilakukan

peneliti di situs penelitian yakni mengadakan pengamatan langsung terhadap

kondisi, aktifitas, sarana prasarana, dan seluruh latar alamiah yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

Adapun materi yang diamati dalam teknik ini untuk menjawab masalah

penelitian meliputi:

- Pengamatan terhadap perencanaan program pembelajaran PKn di LAPAS

Anak Klas IIB Kalbar;

- Pengamatan terhadap pelaksanaan program pembelajaran PKn di LAPAS

Anak Klas II.B Kalbar;

- Pengamatan terhadap proses pembelajaran PKn antara para pembina dan

anak sebagai warga belajar;

- Pengamatan terhadap keberhasilan program pembelajaran PKn terhadap

warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar;

- Pengamatan terhadap berbagai program pembinaan yang dilaksanakan LAPAS Anak Kelas II.B Kalbar dalam membina pengetahuan, keterampilan serta sikap warga negara muda;

- Pengamatan terhadap tantangan, persoalan, serta solusi LAPAS Anak

Kalbar dalam melaksanakan program pembinaan.

3. Wawancara.

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpul data penelitian yang

merupakan suatu kegiatan dimana dalam kegiatan tersebut dilakukan oleh dua

orang secara langsung. Esterberg (Sugiyono, 2011:231) mendefinisikan interview

sebagai:”a meeting of two person to exchange information and idea throung

(29)

56

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meaning about a particular topic”. Dari gagasan diatas dapat dipahami bahwa

wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.

Dalam kaitannya dengan melaksanakan proses wawancara dalam penelitian

ini, maka peneliti berupaya mendalami informasi di situs penelitian melalui

komunikasi dua arah atau lebih guna mencari informasi-informasi yang

diperlukan untuk menjawab masalah penelitian.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap empat kelompok

informan yakni kepala lapas anak, kepala seksi pembinaan anak dan kepala sub

seksi kegiatan kerja, pembina (guru PKn), dan warga negara muda (andikpas)

dengan jumlah informan seluruhnya 6 orang. Sedangkan materi wawancara setiap

kelompok informan berbeda-beda.

Adapun materi wawancara dengan kepala lapas anak kalbar meliputi:

apakah lapas anak kalbar ada menyelenggarakan program pendidikan kesetaraan

atau sejenisnya; apa nama program pendidikan kesetaraan tersebut; apa tujuan

dilaksanakannya pendidikan kesetaraan; apakah dalam program pendidikan

kesetaraan ada dibelajarkan PKn; program apa saja yang dilaksanakan lapas anak

dalam membina pengetahuan, keterampilan, serta sikap anak; apa sajakah

tantangan, persoalan, serta solusi lapas anak kalbar dalam melaksanakan

pembinaan.

Kemudian materi wawancara dengan kepala seksi pembinaan anak dan

kepala sub seksi kegiatan kerja meliputi: apakah dalam program pendidikan

kesetaraan ada dibelajarkan PKn; bagaimana perencanaan program pembelajaran

PKn di lapas anak kalbar, apa tujuan lapas anak kalbar membelajarkan PKn,

bagaimana lapas anak kalbar menyusun jadwal pembelajaran PKn, program apa

saja yang dilaksanakan lapas anak kalbar dalam membina pengetahuan,

keterampilan, serta sikap anak; apa sajakah tantangan, persoalan, serta solusi lapas

(30)

57

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selanjutnya materi wawancara pembina yang merangkap jabatan sebagai

guru PKn meliputi: apakah jabatan atau tugas ibu disini; apa latar belakang

pendidikan terakhir ibu; bagaimana perencanaan pembelajaran PKn yang ibu

lakukan; bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn yang ibu lakukan; bagaimana

proses pembelajaran PKn di lapas anak; bagaimanakah keberhasilan program

pembelajaran PKn terhadap anak di lapas; apa tujuan diajarkannya PKn dalam

program bimbingan belajar di lapas; bagaiaman respon anak dalam mengikuti

proses pembelajaran PKn di lapas; dan apakah pembelajaran PKn yang ibu

lakukan sudah cukup optimal.

Sedangkan materi wawancara dengan warga negara muda meliputi: apakah

ada diajarkan mata pelajaran PKn kepada anda; apa nama program tempat

diajarkannya PKn tersebut; apakah pertemuan di kelas rutin setiap minggu

dilaksanakan; siapa yang mengajar PKn kepada anda; fasilitas apa saja di kelas

yang anda gunakan selama belajar PKn; dimana tempat anda belajar PKn; kapan

anda belajar PKn; buku apa yang anda gunakan dalam belajar PKn; apakah anda

merasa senang di ajar oleh Ibu Rosita, Berikan alasan anda; bagaimana biasanya

ibu Rosita menjelaskan materi PKn kepada anda; apa saja kegiatan yang Ibu

Rosita lakukan ketika sedang mengajar PKn kepada anda, kegiatan apa sajakah

yang anda lakukan selama berada disini; apa manfaat yang anda rasakan dari

semua kegiatan yang anda lakukan disini; menurut anda apakah fasilitas yang ada

disini telah cukup atau masih kurang memadai.

4. Studi Dokumentasi.

Studi dokumensi dalam penelitian ini difokuskan pada dokumen-dokumen

berbentuk tulisan, karya akademik, serta foto-foto berbagai program pembinaan di

Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Kalimantan Barat.

Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif adalah sebagai pelengkap dari

(31)

58

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu

ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan

pembuktian suatu kejadian”. Selanjutnya Sugiyono (2011:240) menyatakan

bahwa “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.

Adapun studi dokumentasi yang ingin dikumpulkan melalui penelitian ini

meliputi:

- Mengumpulkan berbagai dokumen, foto atau bentuk lainnya yang

berhubungan dengan perencanaan program pembelajaran PKn di LAPAS

Anak Klas IIB Kalbar;

- Mengumpulkan berbagai dokumen, foto atau bentuk lainnya yang

berhubungan dengan pelaksanaan program pembelajaran PKn di LAPAS

Anak Klas II.B Kalbar;

- Mengumpulkan berbagai dokumen, foto atau bentuk lainnya yang

berhubungan dengan proses pembelajaran PKn antara para pembina dan

anak sebagai warga belajar;

- Mengumpulkan berbagai dokumen, foto atau bentuk lainnya yang

berhubungan dengan keberhasilan program pembelajaran PKn terhadap

warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar;

- Mengumpulkan berbagai dokumen, foto atau bentuk lainnya yang berhubungan dengan berbagai program pembinaan yang dilaksanakan LAPAS Anak Kelas II.B Kalbar dalam membina pengetahuan, keterampilan serta sikap warga negara muda;

- Mengumpulkan berbagai dokumen, foto atau bentuk lainnya yang

berhubungan dengan tantangan, persoalan, serta solusi LAPAS Anak Kalbar

dalam melaksanakan program pembinaan.

5. Triangulasi

Triangulasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian

(32)

59

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Konsep tersebut sesuai dengan gagasan yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2011:241) menyatakan bahwa:

“...triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada...Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama”.

Berdasarkan gagasan diatas, dalam rangka melaksanakan penelitian ini

peneliti sekali waktu akan mengabungkan berbagai teknik penelitian yang ada

secara serempak (observasi, wawancara, dan dokumentasi) untuk mendapatkan

serta mengumpulkan informasi dari sumber data yang sama untuk menjawab

masalah penelitian yang berkaitan dengan:

- Perencanaan program pembelajaran PKn di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar;

- Pelaksanaan program pembelajaran PKn di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar;

- Pengamatan terhadap proses pembelajaran PKn antara para pembina dan

anak sebagai warga belajar;

- Keberhasilan program pembelajaran PKn terhadap warga negara muda di

LAPAS Anak Klas IIB Kalbar;

- Berbagai program pembinaan yang dilaksanakan LAPAS Anak Kelas II.B Kalbar dalam membina pengetahuan, keterampilan serta sikap warga negara muda;

- Tantangan, persoalan, serta solusi LAPAS Anak Kalbar dalam

melaksanakan program pembinaan.

C.Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan pembatasan tentang hal-hal yang diamati.

sebagai konsep pokok dalam penelitian ini adalah : revitalisasi, Pendidikan

Kewarganegaraan, pembinaan, warga negara, lembaga pemasyarakatan anak.

1. Revitalisasi

(33)

60

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

upaya penguatan atau mengiatkan kembali sesuatu dalam sebuah program yang

terencana.

Adapun yang menjadi dasar pemikiran dari gagasan diatas yakni mengacu

pada defenisi yang digariskan dalam Kamus Ilmiah Populer (2009:373) bahwa istilah ”revitalisasi” memiliki kesamaan arti dengan “proses; cara; kegiatan

menghidupkan atau mengiatkan kembali”. Dari defenisi diatas, kiranya dapat

ditegaskan bahwa istilah “revitalisasi” dapat disamakan artinya dengan proses penguatan atau mengiatkan kembali.

Sehingga dalam kaitannya dengan penggunaan istilah revitalisasi

Pendidikan Kewarganegaraan sebagaimana judul penelitian ini, dapat dipahami

sebagai upaya penguatan PKn dalam program pembinaan warga negara di

Lembaga Pemasyarakatan Anak (LAPAS Anak).

2. Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut hemat penulis, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam

kedudukannya sebagai civic education merupakan mata pelajaran dasar yang

diberikan disekolah yang bertujuan membentuk anak menjadi warga negara yang

cerdas dan baik. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan dalam kedudukannya

sebagai citizenship education adalah konsep-konsep dan praktik PKn yang lebih

luas yang dilaksanakan di sekolah dan di luar sekolah seperti rumah, organisasi

keagamaan dan kemasyarakatan, lingkungan masyarakat, media massa dan lain

sebagainya yang bertujuan membentuk warga negara yang dan baik.

Adapun yang menjadi dasar pemikiran dari gagasan diatas yakni mengacu

pada teori-teori berikut. Sebagaimana Cogan (1999:4) memberikan batasan dari

kedua istilah tersebut :

(34)

61

Thomy Sastra Atmaja, 2013

Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda Di Lembaga Pemasyarakatan Anak (Studi Deskriptif Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Propinsi Kalimantan Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Community organizations, the media. Etc which help to shape the totally of

the citizens”.

Dari kutipan diatas, dapat dipahami bahwa civic education atau Pendidikan

kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang di rancang

untuk mempersiapkan warga negara muda agar dapat berperan aktif didalam

kehidupan masyarakat kelak setelah mereka dewasa. Kemudian lebih lanjut

dikatakan citizenship education atau Pendidikan Kewarganegaraan atau

Pendidikan untuk kewarganegaraan keduanya itu mencakup pengalaman belajar

disekolah dan luar sekolah seperti rumah, organisasi keagamaan, organisasi

kemasyarakatan, media massa dan lain sebagainya yang berperan membantu

proses pembentukan totalitas atau keutuhan sebagai warga negara.

Selanjutnya gagasan mengenai citizenship education juga dikemukakan oleh

Winataputra (Sapriya, 2012:30) bahwa “...citizenship education...memiliki paradigma sistemik dengan tiga domain yakni : domain akademis, domain

kurrikuler, dan domain sosial-kultural”. Kemudian dikesempatan yang berbeda, berkaitan dengan ketiga domain yang dilahirkan oleh konsep citizenship

education sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, Sapriya (2012:30-31)

memberikan batasan secara jelas mengenai ruang lingkup dari ketiga domain

tersebut bahwa:

“Domain akademis adalah berbagai pemikiran tentang pendidikan kewarganegaraan yang berkembang dilingkungan komunitas ilmiah. Domain kurikuler adalah konsep dan praksis PKn dalam dunia pendidikan formal dan nonformal. Domain sosial-kultural adalah konsep dan praksis PKn di lingkungan masyarakat “.

Dari gagasan diatas dapat dipahami bahwa mata pelajaran Pendididkan

Kewarganegaraan dalam kedudukannya sebagai citizenship education memiliki

tiga domain, yakni domain akademis merupakan berbagai pemikiran PKn yang

berkembang didalam komunitas ilmiah, domain kurikuler merupakan konsep dan

praktik PKn didalam dunia pendidikan formal dan nonformal, serta domain

Referensi

Dokumen terkait

41. Faktor yang membedakan antara jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada dinding selnya. Dinding sel jamur tersusun dari ... Hifa vegetatif pada jamur berfungsi untuk

Jadwal Evaluasi akan disesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan oleh Pokja Barang. dan Jasa Lainnya dalam mengevaluasi, apabila waktu yang dibutuhkan

Dari hasil Sakernas 2012 diketahui bahwa komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di Kota Tual didominasi oleh sektor pertanian dan sektor perdagangan, hal

Faktor penarik dalam penelitian ini yang terkait dengan aspek sosial ekonomi, meliputi penghasilan/upah di daerah tujuan lebih besar, mudah mendapatkan pekerjaan, terdapat

sama dengan Kabupaten Batu Bara. Pendapatan nelayan bersifat harian, tidak dapat ditentukan jumlahnya karena. pendapatan sangat tergantung oleh musim, sementara pengeluaran

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh atribut produk yang terdiri dari kualitas, fitur dan rancangan terhadap sikap dan keputusan pembelian konsumen

UJI KADAR KLORIDA DENGAN TITRASI ARGENTOMETRI METODE MOHR PADA SAMPEL AIR MINUM ISI ULANG DI. KABUPATEN SERDANG BEDAGAI