• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA PERMAINAN PFEIL-PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN TRENNBARE DAN UNTRENNBARE VERBEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA PERMAINAN PFEIL-PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN TRENNBARE DAN UNTRENNBARE VERBEN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA PERMAINAN

PFEIL-PUZZLE

DALAM PEMBELAJARAN

TRENNBARE

DAN

UNTRENNBARE VERBEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman

Oleh:

Mutiara Safarina

NIM 1100213

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

(2)

EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN PFEIL-PUZZLE

DALAM PEMBELAJARAN TRENNBARE DAN UNTRENNBARE

VERBEN

Oleh

MUTIARA SAFARINA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

©MUTIARA SAFARINA 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

MUTIARA SAFARINA

EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN PFEIL-PUZZLE

DALAM PEMBELAJARAN TRENNBARE DAN UNTRENNBARE

VERBEN

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Dra. Lersianna H. Saragih, M.Pd.

NIP 195212091982032001

Pembimbing II,

Irma Permatawati, M.Pd.

NIP 198210042005012001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jerman,

FPBS UPI

Drs. Amir, M.Pd.

(4)

ii

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

ABSTRAKSI

Safarina, Mutiara, 2015, “Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben”. Skripsi, Bandung; Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

Dalam pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing, pembelajar dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (Hören), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen) dan menulis (Schreiben). Untuk dapat menguasai keempat keterampilan berbahasa tersebut dibutuhkan penguasaan tata bahasa yang baik, karena tata bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam mempelajari sebuah bahasa. Salah satu contoh tata bahasa dalam bahasa Jerman yang diduga sulit dipelajari oleh pembelajar adalah trennbare dan untrennbare Verben. Hal ini dikarenakan adanya

Vorsilbe yang dipisah dari verba dasar dan ada juga Vorsilbe yang tidak bisa dipisah dari verba dasar, selain itu juga dikarenakan satu Vorsilbe memiliki banyak arti sehingga dapat memiliki beragam makna. Salah satu permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben adalah Pfeil-Puzzle, karena bentuknya yang sangat menunjang untuk pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) kemampuan pembelajar dalam mempelajari

trennbare dan untrennbareVerben sebelum penerapan teknik permainan Pfeil-Puzzle; 2) kemampuan pembelajar dalam mempelajari trennbare dan untrennbare Verben setelah penerapan teknik permainan Pfeil-Puzzle; dan 3) efektivitas permainan Pfeil-Puzzle

dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian quasi experiment tanpa kelas kontrol, karena pihak sekolah hanya memberikan satu kelas untuk penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA PGII 1 Bandung dan sebagai sampel diambil peserta didik kelas XI Bahasa tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis sebanyak 15 soal. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 1) kemampuan pembelajar dalam mempelajari trennbare dan untrennbare Verben sebelum penerapan permainan Pfeil-Puzzle tergolong cukup, yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 63,70. 2) kemampuan pembelajar dalam mempelajari trennbare dan untrennbare Verben sesudah penerapan permainan Pfeil-Puzzle tergolong baik, yakni dengan nilai rata-rata sebesar 74,96. 3) terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara hasil pretest dengan nilai rata-rata 63,70 dan posttest dengan nilai rata-rata 74,96. Hal tersebut dibuktikan juga oleh hasil perhitungan dengan menggunakan t-Test (t hitung = 6,82 > t tabel = 2,0452 ). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan Pfeil-Puzzle efektif dalam pembelajaran trennbare dan untrennbareVerben. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pengajar menggunakan permainan Pfeil-Puzzle sebagai alternatif dalam mengajarkan

(5)

iii

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

ABSTRAKT

Safarina, Mutiara, 2015, “Effektivität der Anwendung der Spieltechnik Pfeil-Puzzle beim Lernen der trennbaren und untrennbaren Verben”. Die Abschlussarbeit an der Deutschabteilung der pädagogischen Fakultät für Sprachen und Literatur. Pädagogischen Universität Indonesiens.

Im DaF-Unterricht werden die Lernenden aufgefordert, die vier Sprachfertigkeiten zu beherrschen. Sie sind Hören, Sprechen, Lesen und Schreiben. Um die vier Sprachfertigkeiten zu beherrschen, ist gute Grammatik benötigt, denn Grammatik hat eine wichtige Rolle im Sprachlernen. Ein Teil von der deutschen Grammatik, der von den Lernenden noch schwer zu verstehen ist, ist trennbare und untrennbare Verben. In diesem Fall gibt es Vorsilben, die von Verben getrennt werden und auch nicht. Auβerdem gibt es auch Vorsilben, die viele Bedeutung haben und Vorsilben, die die Bedeutung des Wortes verändern können. Eines der Spiele, das beim Lernen der trennbaren und untrennbaren Verben verwenden kann, ist Pfeil-Puzzle. Die Ziele dieser Untersuchung sind: 1) um die Beherrschung der Lernenden beim Lernen der trennbaren und untrennbaren Verben vor der Anwendung der Spieltechnik Pfeil-Puzzle zu wissen, 2) um die Beherrschung der Lernenden beim Lernen der trennbaren und untrennbaren Verben nach der Anwendung der Spieltechnik Puzzle zu wissen, 3) um die Effektivität der Spieltechnik Pfeil-Puzzle beim Lernen den trennbaren und untrennbaren Verben zu wissen. Mit Hilfe der quasi-experiment Methode ohne Kontrolklasse wird diese Untersuchung durchgeführt. Population dieser Untersuchung waren die Lernenden der Klasse XI SMA PGII 1 Bandung. Als Probanden werden 30 Lernende von der Klasse XI Bahasa Schuljahr 2014/2015 SMA PGII 1 Bandung genommen. Als Instrument der Untersuchung wird schriftlicher Test verwendet, der aus 15 Aufgabe besteht. Das Ergebnis dieser Untersuchung beweist, dass 1) die Beherrschung der Lernenden beim Lernen der trennbaren und untrennbaren Verben vor der Behandlung zur Kategorie genug gehört, mit der durchschnittlichen Note 63,70. 2) die Beherrschung der Lernenden beim Lernen der trennbaren und untrennbaren Verben nach der Behandlung zur Kategorie gut gehört, mit der durchschnittlichen Note 74,96. 3) Es gibt einen signifikanten Unterschied zwischen dem Ergebnis des Vortests und des Nachtests. Das wurde auch durch das Ergebnis der Berechnung mit t Test (t Rechnung = 6,82 > t tabelle = 2,0452 ) bewiesen. Bezüglich dem

(6)

vii

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

2. Pengertian Pembelajaran ... 6

3. Pengertian Media Pembelajaran ... 7

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 8

B. Permainan dalam Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Permainan ... 9

2. Permainan dalam Pembelajaran Bahasa ... 10

3. Jenis-jenis Media Permainan dalam Pembelajaran Kosakata ... 11

4. Permainan dalam Pembelajaran Bahasa Asing ... 12

C. Permainan Pfeil-Puzzle ... 12

1. Langkah-langkah Permainan Pfeil-Puzzle ... 12

2. Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben ... 14

D. Verba ... 15

1. Definisi Verba ... 15

a. Verba Berprefiks ... 16

b. Trennbare Präfixe ... 17

c. Untrennbare Präfixe ... 19

E. Pembelajaran Kosakata di SMA... 20

(7)

viii

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

2. Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben Sebelum Menggunakan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle... 27

3. Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben Setelah Menggunakan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle... 27

A. Uji Persyaratan Analisis ... 28

1. Uji Normalitas Data... 28

2. Uji Homogenitas Varians Data Pretest dan Posttest ... 28

3. Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata ... 29

4. Pengujian Hipotesis ... 29

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 29

(8)

ix

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

3. Perlakuan Ketiga ... 31

a. Kegiatan Awal... 32

b. Kegiatan Inti... 32

c. Kegiatan Inti ... 32

D. Pembahasan Penelitian ... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Simpulan ... 34

B. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN ... 38

(9)

1

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing banyak ditawarkan oleh lembaga-lembaga atau institusi-institusi pendidikan yang ada di Indonesia baik formal maupun non-formal. Dalam pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing, pembelajar dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut adalah: menyimak (Hören), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen) dan menulis (Schreiben).

Untuk dapat menguasai keempat keterampilan berbahasa tersebut dibutuhkan penguasaan tata bahasa yang baik, karena tata bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam mempelajari sebuah bahasa. Tapi tentunya tidak mudah bagi pembelajar untuk menguasai tata bahasa dari bahasa asing yang dipelajarinya, terutama bila tata bahasa tersebut tidak memiliki kesamaan dengan bahasa ibu pembelajar atau dengan bahasa asing yang sudah dikuasai atau dipelajari lebih dulu oleh pembelajar, karena tidak ada pembanding atau kesamaan yang dapat memudahkan pembelajar dalam memahami tata bahasa tersebut.

Salah satu contoh tata bahasa dalam bahasa Jerman yang tidak ada persamaan baik dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, maupun dengan bahasa Inggris yang pada umumnya dipelajari sebagai bahasa asing pertama oleh pembelajar di Indonesia adalah trennbare dan untrennbare Verben. Dari pengalaman yang didapatkan saat melaksanakan PPL, terlihat bahwa pada umumnya saat pembelajar menemukan kalimat dengan verba trennbare dan untrennbare Verben pembelajar masih mengalami kesulitan memahami materi ini.

Hal ini dikarenakan adanya Vorsilbe yang dipisah dari verbanya dan ada juga Vorsilbe yang tidak bisa dipisah dari verbanya, selain itu juga dikarenakan satu

(10)

2

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

Paparan di atas dapat dicontohkan sebagai berikut :

(1) kaufen

Ich kaufe das Brot in der Bäckerei. ‘Saya membeli roti di toko roti’

Pada contoh kalimat (1) verba yang digunakan adalah kaufen dan merupakan verba dasar yang tidak mendapatkan tambahan Vorsilbe. Contoh kalimat yang digunakan juga merupakan kalimat präsens sederhana dengan subjek yang terletak pada posisi pertama, sehingga verba terletak di posisi kedua. Makna dari verba kaufen sendiri adalah ‘membeli’.

(2) einkaufen

Ich kaufe Lebensmittel im Supermarkt ein. ‘Saya berbelanja bahan makanan di supermarket’

Pada contoh kalimat (2) verba yang digunakan adalah einkaufen yang

artinya ‘berbelanja’ dantermasuk ke dalam kelompok trennbare Verben karena

memiliki Vorsilbe ein- dan dipisah dari verbanya, yaitu disimpan di akhir kalimat.

Perubahan makna menjadi ‘berbelanja’ terjadi dikarenakan verba kaufen dibubuhi

Vorsilbe ein-.

(3) verkaufen

Ich verkaufe mein altes Auto. ‘Saya menjual mobil lama saya’

Pada contoh kalimat (3) verba yang digunakan adalah verkaufen dan termasuk ke dalam kelompok untrennbare Verben karena memiliki Vorsilbe ver- yang merupakan Vorsilbe yang tidak dapat dipisahkan dari dasarnya. Makna dari verba verkaufen sendiri adalah ‘menjual‘. Setelah mendapatkan Vorsilbe ver- terjadi perubahan makna yaitu dari ‘membeli‘ menjadi ‘menjual‘.

(11)

3

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

bahwa verkaufen termasuk ke dalam kelompok kata trennbare Verben, contohnya sebagai berikut :

*Herr Schubert kauft das Obst im Markt ver.

‘Tuan Schubert membeli buah-buahan di pasarver‘

Seharusnya :

Herr Schubert verkauft das Obst im Markt.

‘Tuan Schubert menjual buah-buahan di pasar‘

Untuk mengatasi kendala tersebut, diperlukan sebuah cara yang dapat mempermudah pembelajar dalam memahami materi trennbare dan untrennbare Verben, salah satunya adalah melalui penerapan teknik permainan. Salah satu

permainan yang diduga dapat membantu pembelajar memahami materi trennbare dan untrennbare Verben adalah Pfeil-Puzzle.

Pfeil-Puzzle sendiri merupakan puzzle yang terdiri dari dua buah kertas

bertuliskan kata-kata, dalam kasus ini kata yang digunakan adalah trennbare dan untrennbare Verben. Diberi nama Pfeil yang berarti dalam bahasa Indonesia

adalah ‘panah’ karena bentuknya yang menyerupai anak panah. Adapun teknik

bermainnya dengan cara meletakan semua bagian puzzle yang telah diacak. Kemudian pembelajar mencari pasangannya dan merangkai kata tersebut menjadi sebuah trennbare atau untrennbare Verben.

Media permainan Pfeil-Puzzle memiliki teknik yang sederhana sehingga mudah dipahami pembelajar. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa media ini dapat membantu pembelajar dalam mempelajari bahasa Jerman terutama dalam menambah perbendaharaan kosakata pembelajar, yaitu khususnya dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai efektivitas penerapan media permainan Pfeil-Puzzle dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben.

B.Identifikasi Masalah

(12)

4

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

1. Apakah adanya perbedaan atau persamaan antara tata bahasa Jerman dengan tata bahasa lain yang telah dipelajari pembelajar, memengaruhi terhadap penguasaan tata bahasa Jerman pembelajar ?

2. Apakah monotonnya media pembelajaran yang digunakan menyebabkan siswa kesulitan dalam menguasai kosakata ?

3. Apakah kurangnya penggunaan teknik permainan menyebabkan pembelajar kesulitan dalam meningkatkan penguasaan kosakatabahasa Jerman terutama trennbare dan untrennbare Verben?

4. Apakah permainan Pfeil-Puzzle efektif untuk digunakan dalam pembelajaran kosakata ?

5. Apakah pembelajar tertarik dengan penggunaan permainan Pfeil-Puzzle saat pembelajaran kosakata bahasa Jerman ?

C.Batasan Masalah

Oleh karena keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan yang dimiliki penulis, penelitian ini dibatasi pada penerapan teknik permainan Pfeil-Puzzle dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben.

D.Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan pembelajar dalam mempelajari trennbare dan untrennbare Verben sebelum penerapan permainan Pfeil-Puzzle?

2. Bagaimana kemampuan pembelajar dalam mempelajari trennbare dan untrennbare Verben setelah penerapan permainan Pfeil-Puzzle?

3. Apakah permainan Pfeil-Puzzle efektif digunakan dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben ?

E.Tujuan Penelitian

(13)

5

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

1. Kemampuan pembelajar dalam mempelajari trennbare dan untrennbare Verben sebelum penerapan permainan Pfeil-Puzzle.

2. Kemampuan pembelajar dalam mempelajari trennbaredan untrennbare Verben setelah penerpan permainan Pfeil-Puzzle.

3. Efektivitas permainan Pfeil-Puzzle dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben.

F.Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran mengenai penerapan Pfeil-Puzzle dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben.

2. Dapat dijadikan alternatif untuk membuat proses belajar mengajar lebih menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan penguasaan kosakata trennbare dan untrennbare Verben.

(14)

23

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment dengan menggunakan desain One Group Pretest-Posttest yaitu dengan satu kelas eksperimen tanpa kelas kontrol. Metode ini digunakan untuk mengetahui efektivitas penerapan teknik penerapan permainan Pfeil-Puzzle dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penerapan teknik permainan Pfeil-Puzzle sebagai media pembelajaran, sedangkan variabel terikat (Y) adalah

penguasaan kosakata trennbare dan untrennbare Verben.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain One Group Pretest-Posttest, alur penelitian desain ini adalah pemberian tes awal (pretest) pada kelas eksperimen, kemudian pemberian perlakuan (treatment) dengan menerapkan teknik permainan Pfeil-Puzzle sebagai media pembelajaran dan setelah itu pemberian tes akhir (posttest). Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Tabel Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

(15)

24

Keterangan:

O1 :Tes awal (pretest) dilakukan sebelum penerapan media permainan Pfeil-Puzzle.

X : Perlakuan (treatment) berupa pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben dengan menggunakan teknik permainan Pfeil-Puzzle sebagai media pembelajaran.

O2 :Tes akhir (posttest) dilakukan setelah penerapan teknik permainan Pfeil-Puzzle.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA PGII 1 Bandung pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

E. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA PGII 1 Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel purposif yang artinya subjek penelitian diambil dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel dilihat dari karakteristik siswa yang hampir sama. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Bahasa yang berjumlah 30 siswa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Instrumen pembelajaran, yaitu berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

2. Pfeil-Puzzle, yaitu potongan puzzle yang diberikan saat pembelajaran berlangsung untuk melatih penguasaan kosakata siswa.

(16)

25

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Kajian Pustaka, yaitu peneliti mempelajari berbagai sumber data dan informasi berupa teori-teori dan materi-materi yang berkenaan dengan pembahasan pada penelitian ini.

2. Pembuatan instrumen penelitian, baik itu instrumen evaluasi, lembar kerja untuk pembelajaran maupun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Memberikan tes awal untuk mengetahui penguasaan kosakata siswa sebelum perlakuan.

4. Memberikan perlakuan berupa menerapkan teknik permainan Pfeil-Puzzle sebagai media pembelajaran.

5. Memberikan tes akhir untuk mengetahui penguasaan kosakata siswa setelah perlakuan.

H. Teknik Pengolahan Data

Setelah data penelitian terkumpul maka dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian 2. Melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data

3. Memeriksa hasil pretest dan posttest kemudian ditabulasikan agar dapat mengetahui rata-rata nilai siswa, standar deviasi dan varian kelas yang dijadikan sampel.

4. Melakukan perhitungan uji t

5. Melakukan pengujian hipotesis statistik 6. Pembahasan hasil penelitian

(17)

26

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 µSsP = µSbP

H1 µSsP = µSbP Keterangan :

µ SsP : hasil belajar setelah perlakuan (tes akhir) µ SbP : hasil belajar sebelum perlakuan (tes awal)

H0 : Tidak terdapat peningkatan penguasaan kosakata trennbare dan untrennbare Verben.

H1 : Terdapat peningkatan penguasaan kosakata trennbare dan untrennbare Verben

Jika thitung< ttabel maka hipotesis nol (H0) diterima, dengan kata lain hipotesis penelitian (H1) ditolak.

(18)

34

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai efektivitas penerapan teknik permainan Pfeil-Puzzle dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:

1. Pada tes awal, diperoleh nilai tertinggi sebesar 86 (dalam skala 1-100) dan nilai terendah sebesar 33 dengan rata-rata 63,70. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajar memiliki penguasaan yang cukup dalam materi trennbare dan untrennbare Verben.

2. Pada tes akhir, diperoleh nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar belajar pembelajar dalam mempelajari trennbare dan untrennbare Verben setelah perlakuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik permainan Pfeil-Puzzle efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben.

B. Saran

Untuk meningkatkan keterampilan pembelajar dalam pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben, diperlukan suatu pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa saran, yakni sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penghitungan uji-t diketahui bahwa teknik permainan Pfeil-Puzzle dapat meningkatkan penguasaan trennbare dan untrennbare Verben.

(19)

35

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

alternatif bagi pengajar dalam mengajarkan trennbare dan untrennbare Verben.

2. Berdasarkan kendala yang ditemukan di lapangan, sebaiknya pembelajar dibiasakan untuk belajar secara kooperatif dengan bantuan teknik permainan Pfeil-Puzzle atau teknik permainan lainnya yang dapat diterapkan sesuai

kebutuhan pembelajar agar pembelajar belajar bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasnya, baik secara individual maupun secara berkelompok.

(20)

36

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Barsch, Aschim. 2006. Mediendidaktik Deutsch. Padeborn: Verlag Ferdinand Schöningh.

Dauviller, Christa dan Levy-Hillerich, Dorothea. 2004. Spiele im Deutschunterricht. München. Langenscheidt.

Duden. 2001. Deutsches Universal Wörterbuch. Mannheim. Leipzig. Wien. Zürich: Duden Verlag.

Duden. 2007. Deutsche Universal Wörterbuch. Mannheim: Dudenverlag.

Engel, Ulrich. 2004. Deutsche Grammatik: Neubearbeitung. München: IUDICIUM Verlag GmbH.

Erdmenger, Manfred. 1997. Medien im Fremdsprachen Unterricht Hardware, Software und Methodik, Berlin, Braunschweig.

Götz, D. et al. 1993. Langenscheidts Grosswörterbuch: Deutsch als Fremdsprache. Berlin: Langenscheidt.

Latuheru, John. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa Kini Jakarta: Depdikbud.

Ida 2013. Landasan Pembelajaran. Bali: Undiksha Press.

Ismail, Andang. 2006. Metode Permainan dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam- pembelajaran. [12 Juli 2015].

Mahfuddin, Aziz. 2008. Belajar dan Pembelajaran Bahasa (Buku Panduan Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Bahasa Jerman Pada Prodi Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI). Bandung: tidak diterbitkan.

Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Neubold, Joachim. 2008. PONS: Grammatik kurz und bündig Deutsch. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen GmbH.

Osterloh, Renate. 2010. 33 kleine Spiele für den Deutschunterricht. Buxtehude: Persen im Aap Lehrerfachverlag.

(21)

37

Mutiara Safarina, 2015

Efektivitas Penerapan Teknik Permainan Pfeil-Puzzle dalam Pembelajaran trennbare dan untrennbare Verben

Röhe, Klaus. Balcik, Ines. 2011. PONS: Deutsche Grammatik und Rechtschreibung. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen GmbH.

Roigk. 2010. Medien Im Unterricht. Postdam: Universität Postdam.

Sadiman, S. Arief. et al. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadiman, S. Arief. et al. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Susiliana, Rudi. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: Rosda.

Wahrig, Renate. 2011. Deutsches Wörterbuch. München: Wissen Media Verlag GmbH.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran diskusi tipe Buzz Group dengan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 2 Wonosobo dan sampel penelitian diambil dua kelas yaitu kelas X.6 sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran

Variabel Y yaitu hasil belajar kelas kontrol dalam pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif MURDER

Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas VB (kelas kontrol) Sekolah Dasar Negeri 20 Pontianak Selatan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tanpa menggunakan media KIT

© 2018 Kresna BIP. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experiment semu tanpa kelas control. Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Bajawa, Ngada,

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuasi (quasi experiment) dengan menggunakan dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas

Hasil Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari instrumen pretest dan posttest yang diberikan pada kelas VII B1 sebagai kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan model

Perbedaan pada kedua penelitian mahasiswa terdapat pada jenis medianya, yaitu macromedia flash dan media puzzle; kelas dan sekolah lokasi penelitian; 2 Dalam pembelajaran matema- tika