• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang)."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP

UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

Nurhidayah

NIM. 1101902

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(2)

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP

UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang )

Oleh:

NURHIDAYAH

1101902

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Nurhidayah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

NURHIDAYAH

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP

UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang )

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

PEMBIMBING I

Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721901 200112 2 001

PEMBIMBING II

Dr. Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd, M.Si NIP. 19700711 1994032

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPS

(4)

Skripsi Ini Telah Diuji Pada:

Hari/tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015

Tempat : Gedung FPIPS Lt.2 UPI Bandung.

Panitia Ujian :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP: 19611014 198601 1 001 3. Penguji :

3.1. Penguji 1 : Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19599071 4198601 1 001

3.2. Penguji 2 : Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002

(5)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-B Mts. Al Musyawarah Lembang)

ABSTRAK

(6)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

(7)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... ... i

ABSTRAK... .. ii

KATA PENGANTAR... .. iii

UCAPAN TERIMA KASIH... .. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK. ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... .. xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Belajar dan Pembelajaran IPS ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

(8)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

3. Pembelajaran IPS ... 11

4. Dimensi IPS... .. 14

5. Karakteristik IPS... . 17

6. Tujuan IPS... .. 18

7. Belajar dan Pembelajaran IPS... .. 19

B. Teknik Pembelajaran ... 20

1. Pengertian Teknik Pembelajaran ... 20

2. Jenis-jenis Teknik Pembelajaran ... 21

3. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pembelajaran Permainan ... .. 21

C. Permainan Tebak Konsep. ... 22

1. Pengertian Permainan Tebak Konsep ... 22

2. Prosedur Permainan Tebak Konsep ... 24

3. Fungsi Permainan Tebak Konsep ... 25

D. Berpikir Asosiatif ... 26

1. Logika dan Berpikir ... 26

2. Fungsi Berpikir ... 39

3. Kedudukan berpikir Asosiatif dalam Pembelajaran IPS ... 30

4. Pengertian Berpikir Asosiatif... 31

5. Tanggapan... .. 33

6. Ingatan... .. 35

(9)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

8. Indikator Berpikir Asosiatif... . 38

E. Keterkaian Teknik Permainan Tebak Konsep dengan Pembelajaran IPS untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa ... 40

F. Penelitian Terdahulu... .. 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44

B. Metode Penelitian ... 44

C. Desain Penelitian. ... 45

D. Prosedur Penelitian ... 46

1. Perencanaan... .. 47

2. Pelaksanaan... .. 48

3. Observasi... .. 48

4. Refleksi... .. 48

E. Definisi Oprasional ... 49

1. Teknik Permainan Tebak Konsep ... 59

2. Berpikir Asosiatif ... 50

F. Intrumen Penelitian ... 53

1. Pedoman Observasi. ... 53

2. Pedoman Wawancara. ... 58

3. Catatan Lapangan... . 58

4. Dokumentasi ... 58

(10)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

G. Teknik Pengumpulan Data. ... 58

1. Observasi ... 59

2. Wawancara ... 59

3. Catatan Lapangan... ... 60

4. Studi Dokumentasi ... 60

5. Tes ... 61

H. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 61

1. Pengolahan Data Kualitatif ... 61

2. Pengolahan Data Kuantitatif ... 62

I. Uji Validitas data... ... 63

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 64

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 64

1. Profil MTs. Al Musyawarah Lembang ... 64

2. Deskripsi Visi dan Misi MTs. Al Musyawarah Lembang. ... 65

3. Identitas Sekolah. ... 65

4. Deskripsi Siswa Kelas VIII-B ... 67

B. Deskripsi Perencanaan Teknik Permainan Tebak Konsep ... 68

1. Observasi Awal Pembelajaran IPS... ... 68

2. Perencanaan Pembelajaran IPS... ... 70

C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 78

(11)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

a. Perencanaan Siklus I ... 65

b. Pelaksanaan Tindakan I ... 67

c. Observasi Tindakan I ... 78

d. Refleksi Tindakan I ... 86

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 88

a. Perencanaan Siklus II ... 88

a. Pelaksanaan Tindakan II ... 89

b. Observasi Tindakan II ... 93

c. Refleksi Tindakan II ... 102

3. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 103

a. Perencanaan Tindakan III ... 103

b. Pelaksanaan Tindakan III ... 104

c. Observasi Tindakan III ... 107

d. Refleksi Tindakan III ... 113

D.Analisis Hasil Pengolahan Data Penelitian Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 113

1. Perencanaan Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 113

(12)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

3. Kendala dan Solusi dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak

Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif dalam

Pembelajaran IPS... 125

4. Peningkatan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa melalui Teknik Permainan Tebak Konsep dalam Pembelajaran IPS... 128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 135

A. Kesimpulan ... 135

B. Saran ... 138

(13)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pembelajaran Permainan... 22

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif... . 39

Tabel 3.1 Langkah-langkah Permainan Tebak Konsep... 50

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif... . 52

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa... 55

Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa... 56

Tabel 3.5 Klasifikasi Rentang Skor... . 62

Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTS Al-Musyawarah... . 66

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana MTS Al-Musyawarah Lembang... . 66

Tabel 4.3 Data Siswa MTS Al-Musyawarah Lembang... . 67

Tabel 4.4 Daftar Nama Siswa Kelas VIII-B... . 67

Tabel 4.5 Nama Anggota Kelompok... . 74

Tabel 4.6 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa Siklus I... 79

Tabel4.7 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus I... . 83

(14)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak

Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus II... . 99

Tabel 4.10 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa Siklus III.... 108

Tabel 4.11 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak

Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus III... 110

Tabel 4.12 Materi Pembelajaran pada Teknik Permainan Tebak Konsep... . 116

Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Observasi Penampilan Guru dalam Penerapan

Teknik Permainan Tebak Konsep... . 120

(15)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart... . 75

Gambar 4.1 Pengambilan Konsep untuk Permainan Tebak Konsep... . 76

Gambar 4.2 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus I... 77

Gambar 4.3 Proses Pengerjaan Lembar Tes Kemampuan Berpikir Asosiatif... 91

Gambar 4.4 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus II... . 92

Gambar 4.5 Siswa Mengacungkan Tangan untuk Mengemukakan Gagasannya.... 93

Gambar 4.6 Pemberian Penghargaan (hadiah) untuk Siswa Terbaik... . 106

Gambar 4.7 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus III... . 107

(16)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Penilaian Penampilan Guru dalam Penerapan Teknik Permainan

Tebak Konsep... . 125

Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa VIII-B... . 131

(17)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: SK Nomor:332/UN.40.2/DT/2015 tentang penetapan dosen pembimbing skripsi departemen dan program studi di lingkungan fakultas pendidikan ilmu pengetahuan sosial universitas pendidikan Indonesia.

Surat balasan penelitian

Lampiran 2 : RPP

Lampiran 3 : Lembar penilaian penampilan guru

Lembar hasil observasi kemampuan berpikir asosiatif siswa

Lembar hasil wawancara siswa

Lampiran 4 : Lembar tes kemampuan berpikir aosiatif siklus I Lembar tes kemampuan berpikir asosiatif siklus II

Lembar tes kemampuan berpikir aspsiatif siklus III

(18)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi lapangan di kelas

VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang, peneliti menemukan beberapa

permasalahan terkait dalam pembelajaran IPS, diantara permasalahan

pembelajaran IPS lainnya ada masalah yang menonjol yang diambil oleh

peneliti yakni kurangnya suasana belajar yang merangsang siswa untuk

berpikir asosiatif. Kemampuan siswa dalam mengembangkan proses berpikir

asosiatif masih tergolong rendah. Hal itu ditunjukkan dengan masih banyak

siswa yang sulit untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif terutama

pada saat menjelaskan ataupun menyampaikan gagasannya mengenai

konsep-konsep IPS. Sebagian besar siswa dalam menjelaskan mengenai konsep-konsep IPS

masih cenderung berdasarkan penjelasan buku atau text book, sehingga siswa lebih banyak menghafal konsep yang ada daripada memahami dan

mengembangkannya. Selain itu juga keikutsertaan siswa berpartisipasi dalam

proses pembelajaran masih kurang, hal ini ditunjukan dengan adanya sebagian

siswa yang pasif dan siswa lainnya ribut di kelas. Siswa semakin jenuh dalam

belajar karena pendidik lebih sering menggunakan metode ceramah dan

penugasan. Semua hal ini menyebabkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

menjadi berkurang, sehingga siswa belum mampu mengembangkan ide-ide,

gagasan, dan kemampuan dalam berpikir asosiatif.

Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa di kelas VIII-B,

menuturkan bahwa pembelajaran IPS yang selama ini diajarkan di kelas sangat

membosankan dan tidak bervariasi, itu dikarenakan metode atau teknik

pembelajaran yang digunakan oleh guru hanyalah ceramah dan menyuruh

siswa mencatat kembali apa yang ada di buku pelajaran. Pembelajaran seperti

ini tidak akan menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dan tidak

(19)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

memahami apa yang dijelaskan oleh guru dikarenakan materi tidak

dihubungkan dengan kejadian sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar

mereka dan materi hanya bersumber pada buku teks, sehingga menyebabkan

siswa kurang mendapat pengetahuan yang luas dan kurang memahami tentang

konsep-konsep IPS.

Berangkat dari masalah hasil observasi diatas peneliti juga

mewawancarai salah satu guru IPS sesudah jam belajar selesai, dari hasil

wawancara data yang diperoleh dari guru tersebut menjelaskan bahwa beliau

kurang bervariasi dalam menggunakan metode ataupun teknik pembelajaran,

guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan yang bersumber dari

buku teks, dikarenakan beliau memang bukan berlatarbelakang pendidikan

keguruan sehingga hanya sedikit metode pembelajaran yang beliau kuasai. Hal

ini bisa menyebabkan minat belajar menjadi berkurang dan proses berpikir

siswa akan mengalami hambatan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi diatas maka terlihat bahwa permasalahan

yang ada dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-B adalah pembelajaran yang

sifatnya satu arah (ceramah) yaitu pembelajaran yang sering dikenal kedalam

pendekatan Teacher Center, sehingga siswa tidak dibiasakan untuk berpikir dan mengembangkan ide-ide yang ada dalam pemikirannya. Model pembelajaran

seperti ini hanya mengkondisikan siswa untuk “menerima”, dan menyebabkan

siswa kurang aktif dalam mencari atau menemukan informasi-informasi baru

(Sudarma, 2013, hlm. 48)

Menurut Wahab (2009, hlm. 144) berpikir adalah kegiatan mental yang

bertujuan, yaitu suatu proses mental dalam mana seseorang berinteraksi dengan

data dan informasi untuk memperoleh pengetahuan. Peranan berpikir terutama

dalam menghadapi abad 21 sebagai abad informasi dan globalisasi, menuntut

kemampuan tertentu dari setiap individu dalam kedudukannya sebagai warga

masyarakat atau warga negara. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah

perlukah mengajarkan bagaimana berpikir kepada para siswa.

Menurut Costa (dalam Ali, 2000, hlm. 277) pengembangan kemampuan

(20)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

manusia yang perlu secara sengaja dikembangkan untuk mencapai kapasitas

optimal. Proses pendidikan dalam konteks ini merupakan sarana untuk

mengembangkannya. Kemampuan berpikir dianggap sebagai sumber daya

yang amat vital bagi suatu bangsa, karena itu dibutuhkan dari kaum pendidik

untuk menyelenggarakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir.

Terkait kurang berkembangnya kemampuan berpikir asosiatif siswa

dalam memahami konsep IPS, maka perlu adanya pemilihan teknik

pembelajaran yang bisa mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa,

teknik permainan tebak konsep merupakan salah satu jenis teknik dalam

pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam pembelajarannya.

Penggunaan teknik permainan dalam proses pembelajaran mampu membuat

siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar dan mampu mengembangkan

kemampuan berpikir asosiatif siswa. Sejalan dengan pendapat diatas, menurut

Ginnis (2008, hlm. 214) aplikasi permainan yang tepat pada proses

pembelajaran antara lain dapat menciptakan hubungan belajar yang lebih

fleksibel antara siswa, memecahkan kebekuan antara siswa dan guru sehingga

para guru bisa benar-benar berperan selayaknya teman belajar, dan melatih

berbagai kecakapan berpikir tanpa mesti terbebani dan susah payah. Permainan

secara efektif mampu mengubah dinamika kelas dan biasanya menciptakan

kemauan yang lebih besar untuk belajar dan bersikap.

Kemampuan berpikir asosiatif sangatlah penting dimiliki dalam proses

pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan ide-ide atau gagasan baru

mengenai konsep IPS. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu

ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir

asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara

bebas.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengatasi

permasalahan tersebut dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan

judul “Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS (PTK pada

(21)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

proses pembelajaran yang menarik siswa menjadi berminat atau tertarik untuk

belajar, mempermudah dalam menanamkan konsep-konsep dalam ingatan

siswa, dan melatih siswa mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif tanpa

mesti terbebani dan susah payah. Selain itu siswa juga diarahkan untuk aktif,

yaitu siswa atau peserta didik mampu dan dapat bertanya, mempertanyakan,

dan mengemukakan gagasan.

B.Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana desain perencanaan teknik permainan tebak konsep untuk

mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts

Al Musyawarah Lembang ?

2. Bagaiamana guru melaksanakan teknik permainan tebak konsep untuk

mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts

Al Musyawarah Lembang?

3. Bagaimana kendala dan solusi dalam penggunaan teknik permainan tebak

konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di

kelas VIII-B Mts al Musyawarah Lembang ?

4. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui

teknik permainan tebak konsep di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah

Lembang ?

C.Tujuan Penelitian:

1. Mengembangkan desain perencanaan teknik permainan tebak konsep

untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas

VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang

2. Melaksanakan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan

kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah

Lembang

3. Merefleksikan kendala dan solusi dalam penggunaan teknik permainan

tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa

(22)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

4. Mendeskrisipkan peningkatan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui

teknik permainan tebak konsep di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah

Lembang

D.Manfaat Penelitian:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari dilakukanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumber tambahan bagi guru dalam upaya menciptakan pembelajaran IPS

yang menarik, sehingga guru akan lebih kreatif lagi dalam mengembangkan

dan menggunakan beragam metode, strategi, model, dan teknik

pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran IPS tidak lagi hanya dengan

menggunakan metode ceramah dan diskusi sederhana yang cenderung

membuat siswa menjadi lebih cepat bosan dan malas dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti :

1) Menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman untuk dijadikan

pembelajaran di masa yang akan datang.

2) Mencoba menerapkan teknik permainan tebak konsep IPS untuk

ketercapaian tujuan pembelajaran IPS

3) Menggali berbagai sumber pembelajaran IPS untuk kepentingan

pribadi maupun umum.

b. Bagi Siswa:

1) Menambah wawasan belajar IPS dengan mengembangkan sikap

kepedulian sosial siswa untuk diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari siswa

2) Memperbaiki suasana kelas dalam pembelajran IPS di kelas agar lebih

memotivasi belajar siswa

3) Menjadikan siswa sebagai insan yang mulia dimata Tuhan dan

(23)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

c. Bagi Guru :

1) Guru tidak hanya mengasah kemampuan kognitif siswa tapi bisa

menambah kemampuan sisi aspek afektif dan psikomotor serta

religius siswa.

2) Guru dapat terus memotivasi siswa dalam pembelajaran IPS melalui

pengalaman-pengalaman siswa melalui teknik pembelajaran yang

biasa digunakan.

3) Guru dapat membawa siswa kedalam dunia mereka dengan

menampilkan konsep-konsep IPS yang ada disekitar siswa dan

mencoba berpikir mencari pemahaman konsep IPS berdasarkan

pemikiran siswa sehingga siswa menjadi kaya akan pengetahuan

konsep IPS atas hasil pemikiran mereka sendiri.

E.Struktur Organisasi Skripsi

BAB I membahas mengenai pendahuluan. Dalam bab ini terdapat

beberapa sub bab yang membahas mengenai latar belakang yang diungkapkan

peneliti tentang permasalahan yang terjadi. Selain itu, dalam bab ini terdapat

juga rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripri.

BAB II membahas kajian pustaka. Dalam bab ini peneliti membahas

kajian pustaka yang mendasari penelitian ini, dimana dalam bab ini peneliti

melakukan berbagai kajian dari berbagai sumber yang relevan dan sesuai

dengan permasalahan yang akan diteliti. Selain itu, dalam bab ini terdapat

beberapa penjelasan mengenai belajar dan pembelajaran IPS, teknik permainan

tebak konsep yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan penjelasan

mengenai berpikir asosiatif serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

BAB III membahas mengenai metodologi penelitian, dalam bab ini

peneliti membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, sasaran

penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, definisi

(24)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

BAB IV membahas mengenai pembahasan dan hasil penelitian. Dalam bab

ini dijelaskan mengenai temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian sebagai

jawaban atas rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.

BAB V membahas mengenai kesimpulan dan saran. Pada bab ini berisi

mengenai kesimpulan secara keseluruhan yang didapatkan peneliti berdasarkan

rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Serta saran yang akan diajukan

(25)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu

berlokasi di Mts Al musyawarah Lembang yang beralamat di Jalan Baru Adjak

no. 158, Bandung Barat. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial kelas IX yaitu Ibu Mira. Adapun subyek dalam penelitian

ini adalah siswa dikelas VIII-B berjumlah 29 orang siswa ysng terdiri 16

laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan

kemampuan berpikir siswa dengan alasan bahwa di kelas tersebut kurang

mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif. Dengan mengembangkan

kemampuan asosiatif diharapkan siswa mampu mengembangkan serta

memunculkan ide-ide baru mengenai konsep IPS, sehingga siswa akan

mendapatkan pemahaman baru.

B.Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan Penelitian Kualitatif yaitu secara

sederhana dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah meneliti

informan sebagai objek penelitian dalam lingkungan hidup kesehariannya.

Untuk itu, para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat

dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati

dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (Idrus, 2009, hlm.

23). Sedangkan penelitian kualitatif menurut Creswell (dalam Wiriatmadja

,2012, hlm. 7) menjabarkan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah

proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan

dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah

gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan

pandangan atau opini para informan dan keseluruhan studi berlangsung dalam

(26)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45

Pada penelitian kualitatif ini, dilakukan dengan menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur

penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam

displin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang

terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins,

dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 12). Adapun yang dimaksud dengan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri memiliki pengertian sebuah penelitian yang

di dalam proses pelaksanaan rencana penelitian telah disusun, kemudian

dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk

melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari

proses refleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan

rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan

berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat

tercapai.

Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai

peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan

mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara

sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “

aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis

kekurangan-kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di

dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasalahan.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, PTK dapat

dikataan sebagai kajian yang melihat sebuah situasi sosial. Dengan demikian,

PTK berusaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran di kelas yang lebih

baik, kondusif dan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam

pembelajaran.

C.Desain Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

dengan bagan yang berbeda. Setiap model penelitian tindakan memiliki

(27)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46

tindakan yang ada, peneliti memilih untuk menggunakan model penelitian

spiral dari Kemmis dan Mc Taggar t(1988), yang terdiri dari tahap

perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe),dan refleksi

(reflect). Adapun model spiral yang digunakan oleh peneliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart

(Sumber: Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)

D.Prosedur Penelitian

Dari bagan metode Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis and

Taggart tersebut terdapat penjelasan bahwa PTK dilakukan dengan beberapa

tahapan yaitu tahap awal atau tahap siklus satu yang dimulai dengan

(28)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 47

selanjutnya sebanyak N kali sampai proses pembelajaran berhasil dengan

metode yang diharapkan oleh peneliti. Adapun penjelasan mengenai

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan, peneliti mulai merumuskan suatu rencana yang

berkaitan dengan tindakan seperti apa, siapa, di mana, kapan, dan

bagaimana penelitian akan dilakukan. Kemudian, peneliti juga

mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses

penelitian seperti menyiapkan desain pembelajaran, mengalokasikan waktu

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang ditentukan, menyiapkan

pedoman observasi, pedoman penialain kinerja, menyiapkan tes kompetensi

kognitif, menyiapkan alat penilaian sikap, menyiapkan angket resppons

siswa, menentukan pelaku (subjek) PTK dan perincian tugasnya

masing-masing, langkah-langkah kegiatan dan jadwal kerja, pedoman pelaksanaan

monitoring tentang perubahan-perubahan yang terjadi selama proses

tindakan, dan lain-lain (Arifin, 2011, hlm. 110). Setelah berbagai rencana

tersebut dirumuskan, kemudian disusun dalam bentuk desain sesuai dengan

tema yang telah dipilih.

b) Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap pelaksanaan ini, peneliti harus mengambil peran dalam

pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri dan kelas. Pada tahap ini juga peneliti mulai menjalankan langkah-langkah

yang berkaitan dengan upaya memperbaiki masalah yang terjadi di lapangan

sebagaimana ditemukan pada saat observasi awal. Peneliti mulai

mengguakan metode dan media pembelajaran yang mendukung terhadap

pencapaian tujuan dari penelitian yang dilakukanya (Arifin, 2011, hlm.

111).

(29)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 48

Observasi merupakan kegiatan monitoring atau pengontrolan terhadap

berbagai macam tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam tahap

sebelumnya. Peneliti mengumpulkan informasi atau data serta mencatat

segala bentuk perubahan yang terjadi di lapangan setelah dilakukanya suatu

tindakan. Dalam tahap ini, peneliti harus merekam dengan baik dan cermat

atau mendokumentasikan segala informasi atau data yang diperolehnya pada

saat observasi di lapangan untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam

melakukan evaluasi. Menurut Arifin (2011, hlm. 111) evaluasi dilakukan

dengan menggunakan teknik dan kriteria tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Jika observasi berfungsi untuk mengenali mutu proses

tindakan, maka evaluasi berfungsi untuk mendeskripsikan hasil tindakan

yang secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan. Dengan kata

lain, monitoring dilakukan untuk mengamati pembelajaran berlangsung,

mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati

respons peserta didik terhadap proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi

ditujukan kepada hasil belajar peserta didik melalui evaluasi kinerja,

portofolio, tes, dan angket.

d) Refleksi (Reflecting)

Menurut Arifin (2011, hlm. 112) mengemukakan bahwa refleksi merupakan

tahap terakhir dalam PTK yang terdiri dari beberapa komponen yaitu

analisis, sintesis, memberikan makna, eksplanasi, dan membuat simpulan.

Dalam kegiatan refleksi ini, peneliti mengkaji, melihat, dan

mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria.

Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan

revisi perbaikan terhadap rencana awal. Jika guru telah memiliki gambaran

menyeluruh tentang apa yang terjadi pada fase sebelumnya, dan juga guru

ingin melanjutkan tindakan berikutnya, maka guru harus memikirkan

faktor-faktor penyebabnya. Analisis seperti itu dilakukan dengan tetap

memperhatikan keseluruhan tema sentral PTK yang sedang berjalan dan

(30)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49

Untuk menetapkan tindakan selanjutnya, guru jangan hanya terpaku pada

faktor-faktor penyebab yang berhasil dianalisis, tetapi hal yang lebih

penting adalah menetapkan langkah berikutnya sebagai hasil renungan

kembali mengenai kekuatan dan kelemahan tindakan yang telah dilakukan,

perkiraan peluang yang akan diperoleh, kendala atau kesulitan bahkan

ancaman yang mungkin dihadapi. Hasil refleksi hendaknya didiskusikan

sebelum diambil keputusan, lebih-lebih hasil refleksi yang akan digunakan

sebagai dasar simpulan dan rekomendasi.

E.Definisi Operasional

Definisi istilah yang perlu digunakan dalam penelitian dimaksudkan

untuk mempermudah pembaca dalam memahami maksud peneliti. Untuk itu

penulis akan mendefinisikan beberapa kata yang dianggap penting oleh

penulis.

1. Teknik Permainan Tebak Konsep

Menurut Komalasari (2011, hlm. 56) teknik pembelajaran dapat diartikan

sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu

metode secara spesifik. Dalam hal ini, guru dapat berganti-ganti teknik

meskipun dalam koridor metode yang sama. Salah satu teknik pembelajaran

yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran adalah teknik permainan. Dalam

bermain, juga terjadi proses belajar. Persamaannya adalah bahwa dalam belajar

dan bermain keduanya terjadi perubahan yang dapat merubah tingkah laku,

sikap, dan pengalamannya.

Teknik permaianan tebak konsep merupakan salah satu dari teknik

pembelajaran yang diadopsi dari sebuah permainan yang sering dijumpai di

acara atau tayangan kuis yang terdapat di televisi. Pada dasarnya permainan

tebak konsep ini sama dengan permainan tebak kata (Charades), dimana kata dalam permainan tersebut diganti menjadi sebuah konsep-konsep IPS.

Permainan tebak konsep merupakan sebuah permainan yang mengkondisikan

siswa menggunakan konsep-konsep yang ada di dalam pembelajaran IPS.

(31)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 50

atau fakta yang menjadi soal dalam permainan, dan siswa yang menebak harus

menganalis pertunjukan tersebut berdasarkan apa yang mereka ketahui.

Adapun langkah-langkah teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Langkah-Langkah Permainan Tebak Konsep

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam

2. Guru mengecheck kerapihan, ketertiban,

kebersihan kelas

3. Siswa diminta untuk berdoa menurut

agama dan kepercayaan masing-masing

4. Guru mengechek kehadiran siswa

10 menit

Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tata cara dan peraturan

tentang permainan tebak konsep kepada

siswa.

2. Bagi kelas menjadi 2 tim besar, kemudian

minta salah seorang siswa dalam tim

tersebut untuk menjadi mediator bagi

teman 1 kelompoknya.

3. Berikan sepetong kertas yang berisikan

konsep IPS atau tokoh yang berkaitan

dengan materi IPS kepada salah seorang

yang menjadi mediator dari kelompok

yang akan maju dalam permainan.

4. Lamanya waktu permainan tebak konsep

IPS untuk 1 kali main hanya 3 menit saja.

(32)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 51

5. Dilarang memberikan petunjuk kepada

temannya berupa kata-kata khusus yang

mencirikan jawaban konsep yang harus

ditebak dan mengacungkan jari yang

menunjukan jumlah suku kata konsep

tersebut.

6. Hanya diperbolehkan mengucapkan YA,

BISA JADI, dan TIDAK.

7. Berikan poin 1 jika pemain dapat menebak

konsep yang sedang mereka pertunjukan

8. Ketika semua orang siap, mintalah

mediator untuk mempertunjukan

permainan tebak konsep IPS di depan

teman sekelompoknya agar teman

sekelompoknya bisa menebak konsepnya

dan kelompok pesaing bisa melihat

permainan tersebut.

9. Buatlah siswa menciptakan ekspresi murni

terhadap isi untuk setiap langkah dalam

permainan.

10. Setelah permainan selesai, siswa

menuliskan hal-hal yang berkaitan atau

berhubungan dengan konsep IPS tersebut,

kemudian mengasosiasikannya.

11. Setelah selesai mengasosiasikan

kemudian siswa mengemukakan hasil

pemikirannya

(33)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 52

menyimpulkan pembelajaran

2. Setiap masing-masing siswa harus

menyerahkan laporan hasil kesimpulannya

3. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai

dengan agama dan kepercayaan

masing-masing.

2. Berpikir Asosiatif

Menurut Syah (2013, hlm 118) berpikir asosiatif yaitu proses berpikir di

mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses

berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide

timbul secara bebas. Secara sederhana, berpikir asosiatif adalah berpikir

dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif itu

merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons.

Dalam hal ini perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk melakukan

hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau

pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Sebagai contoh siswa yang

mampu menjelaskan arti penting proklamasi. Kemampuan siswa tersebut

dalam mengasosiasikan peristiwa penting itu dengan hari kemerdekaan

Indonesia, dilaksakan pada tanggal 17 agustus 1945, proklamatornya adalah

Soekarno, dan hanya bisa didapat apabila ia telah mempelajari sejarah negara

Indonesia. Di bawah ini merupakan indikator berpikir asosiatif yang disadur

dari berbagai pengertian berpikir asosiatif menurut para ahli.

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif

Indikator Penjelasan

a. Antusias dalam

belajar

1) Siswa menyiapkan diri sebelum pembelajaran

2) Siswa bersemangat saat kegiatan pembelajaran

berlangsung

(34)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

4) Siswa memperhatikan dengan baik apa yang

diajarkan oleh guru

b. Kerjasama 1) Siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran

2) Siswa mampu menjadi mediator yang baik untuk

1) Siswa mampu menerjemahkan konsep

menggunakan bahasa sendiri

2) Siswa mampu mengintepretasikan konsep dengan

suatu fenomena yang terjadi di masyarakat

d. Mampu

mencetuskan

gagasan baru

1) Siswa mampu menemukan hal-hal yang berkaitan

dengan konsep tanpa ada batasnya

2) Siswa mampu menemukan hal-hal yang berkaitan

dengan konsep dalam batas-batas tentu

e. Kemampuan

mengasosiasikan

1) Siswa mampu mengaitkan sebuah konsep dengan

hal lain sehingga menimbulkan ide mengenai hal

lain tanpa ada batasnya.

2) Siswa mampu mengaitkan sebuah konsep dengan

hal lain sehingga menimbulkan ide mengenai hal

lain dalam batas-batas tertentu.

f. Keberanian

mengemukakan

gagasan

1) Siswa berani mengemukakan gagasannya dengan

percaya diri

2) Siswa berani mengemukakan gagasannya tanpa

harus disuruh guru

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian tindakan kelas yang memiliki peranan

penting. Menurut Arikunto (2000 hlm. 134) instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

(35)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 54

olehnya. Dari pengertian tersebut bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu

yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang variabel

atau objek yang sedang diteliti. Namun dalam penelitian ini bisa menggunakan

instrumen lain sebagai pendukung peneliti dalam memeproleh data. Adapun

instrumen lain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :

1. Pedoman Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara

akurat, mencatat fenomena yang mencul, dan mempertimbangkan hubungan

antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam

penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu

sosial. Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai

tujuan tertentu (Arifin, 2012, hlm. 153).

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data

tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat

pembuktian terhadap informasi/ keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Dalam penelitian ini pedoman observasi digunakan untuk melihat

sejauh mana perkembangan atau peningkatan kemampuan berpikir asosiatif

pada diri siswa. Selain itu, pedoman observasi juga digunakan untuk melihat

kinerja guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS menggunakan

teknik permainan tebak konsep. Lembar observasi yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan berpikir asosiatif siswa terdiri dari beberapa

indikator yang dapat dilihat pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 untuk rubrik lembar

(36)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa

No Nama

Penilaian Skor Total Skor Keterangan:

(37)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa

No Aspek yang dinilai

Skala Nilai

4 3 2 1

1 Antusias dalam belajar meliputi aspek

menyiapkan diri, memperhatikan,

semangat, dan aktif dalam pembelajaran

Jika siswa mampu

2 Kemampuan bekerjasama dengan

kolompok meliputi aspek pastisipasi,

menjadi mediator, dan baik dalam

3 Siswa mampu mencetuskan

gagasan-gagasan baru yang berkaitan dengan

(38)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

memunculkan kesimpulan baru dengan konsep

sehingga

5 Siswa mampu menerjemahkan konsep

menggunakan bahasa sendiri

6 Siswa berani mengemukakan

(39)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi berupa

tanggapan siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang

telah dilakukan di kelas. Selain informasi tingkat keberhasilan siswa dalam

berpikir asosiatif, melalui pedoman wawancara ini juga didapat informasi

lain yaitu berupa tanggapan-tanggapan siswa mengenai pelaksanaan

pembelajaran menggunakan teknik permainan tebak konsep dalam

pembelajaran IPS. Informasi ini bersifat lebih luas dan mendalam, karena

informasi ini digali oleh peneliti sebagai penguatan terhadap hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang digunakan oleh peneliti

untuk mendeskripsikan hasil rekaman peristiwa yang terjadi di lapangan.

Penulisan catatan lapangan dicatat dengan cermat, terperinci, dan jelas

karena catatan lapangan ini yang akan dianalisis dan diolah sebagai hasil

penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

dokementasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang.

5. Lembar Tes

Lembar tes bentuk isian dilakukan setiap akhir siklus dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan berpikir asosiatif siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik permainan tebak

konsep.

G.Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk

menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.

Oleh karena itu data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam

(40)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 59

suatu proses yang disebut pengumpulan data. Dibawah ini akan diuraikan

teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

1. Observasi

Menurut Margono (2004, hlm. 158) observasi dapat diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak

pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap

objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi

berada bersama objek yang diteliti, model observasi seperti ini disebut

observasi langsung.

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa

dan guru saat proses pembelajaran menggunakan teknik permainan tebak

konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa.

Pedoman observasi digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang

dibutuhkan untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk

mengetahui aktivitas siswa dan guru terhadap penggunaan teknik permainan

tebak konsep dalam pembelajaran IPS. Alat yang digunakan untuk

pelaksanaan observasi adalah lembar observasi yang dibuat secara

sistematis dan telah disiapkan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.

2. Wawancara

Menurut Margono (2004, hlm. 165) wawancara merupakan alat pengumpul

informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk

dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak

langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (pewawancara)

dengan sumber informasi (narasumber). Untuk memperoleh informasi yang

tepat dan objektif setiap pewawancara harus mampu menciptakan hubungan

baik dengan narasumber atau responden atau mengadakan raport ialah suatu

situasi psikologis yang menunjukan bahwa responden bersedia bekerja

sama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan

(41)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 60

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan

siswa terutama mengenai penggunaan teknik permainan tebak konsep

terhadap kemampuan berpikir asosiatif siswa. Pedoman wawancara

digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang dibutuhkan untuk bahan

analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk mengetahui aktivitas dan

tanggapan siswa terhadap penggunaan teknik permainan tebak konsep

dalam pembelajaran IPS. Alat yang digunakan untuk pelaksanaan

wawancara adalah lembar pertanyaan wawancara yang telah disiapkan oleh

peneliti. Peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa

yang dianggap dapat mewakili seluruh siswa, mulai dari siswa yang

memiliki kemampuan baik, cukup, dan kurang.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang

melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek

penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek

pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru

dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya

dapat dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber

data penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data sekunder berupa

dokumen-dokumen yang diperlukan, diantaranya dokumen hasil belajar

siswa, daftar hadir siswa, dokumen resmi lainnya yang terkait dan

dibutuhkan dalam penelitian ini. Dokumentasi dalam penelitian ini

berfungsi sebagai alat perekam kegiatan saat pembelajaran IPS berlangsung

dengan menggunakan teknik permainan tebak konsep yang dapat

menggambarkan apa yang terjadi di kelas. Dalam penelitian kualitatif teknik

ini merupakan alat pengumpul data yang penting karena pembuktian

(42)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 61

atau hukum-hukum yang diterima, akan mendukung maupun menolong

hipotesis tersebut (Margono, 2004, hlm. 181).

5. Tes

Dalam kegiatan penelitian, tes juga merupakan bagian penting yang

diperlukan dalam sebuah pengumpulan data penelitian. Tes ialah

seperangakat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud

untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa terhadap

proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini, melalui tes

peneliti bisa mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan berpikir

asosiatif yang dimiliki siswa setelah menggunakan teknik permainan tebak

konsep dalam pembelajaran IPS.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data

dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan

diintepretasi. Analisis berarti kategorisasi, penataan, manipulasi, dan

peringkatan data untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.

Analisis data akan dilakukan menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

data kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman (dalam Silalahi, 2009, hlm. 339), kegiatan

analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

1) Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian,

penyederhanaan, pengabstraksian, dan pengubahan bentuk data mentah

yang ditemukan peneliti di lapangan. Kegiatan melakukan reduksi data

berlangsung secara terus-menerus mulai dari penelitian awal hingga akhir

selama proses pengumpulan data berlangsung. Reduksi data merupakan

(43)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 62

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa

hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian

lapangan.

2) Penyajian Data

Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif ialah

dengan teks yang bersifat naratif secara rinci dan mendalam. Penyajian data

dalam penelitian kualitatif juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis

matriks, grafik, jaringan, bagan, dan sebagainya. Dalam tahapan ini juga

peneliti melakukan penyajian data yang disusun secara sistematis agar dapat

lebih mudah dipahami berdasarkan data yang diperoleh sehingga akan

membentuk satu bagian yang utuh.

3) Kesimpulan dan Verifikasi

Kegiatan analis yang terakhir adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.

Dalam kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang

dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian

pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan

konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Sedangkan verifikasi

dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang

terkandung dalam konsep-konsep dalam penelitian tersebut lebih tepat dan

obyektif.

2. Analisis Data Kuantitatif

Selain analisis data kualitatif peneliti juga menggunakan analisis data

kuantitatif untuk menganalisis data penelitian ini. Hal tersebut bertujuan

untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir asosiatif siswa yang dilihat

dari hasil tes yang telah dilakukan, kemudian dihitung melalui data

kuantitatif yaitu mencari rata-rata. Peneliti melalukan perhitungan rata-rata

(44)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 63

Skor Presentase: Jumlah skor siswa x 100 = N

Jumlah skor maksimal

Tabel 3.5 Klasifikasi Rentang Skor Kategori Skor Presentase

Sangat Baik 76% - 100%

Baik 51% - 75%

Cukup 26% - 50%

Kurang 1% - 25%

I. Uji Validitas Data

Salah satu hal yang terpenting adalah validitas data, data tersebut perlu

diukur validitasnya. Menurut Hopkins (dalam Ratnasari, 2014, hlm. 61)

kegiatan yang dilakukan untuk menguji validitas data yaitu dengan (1) member

check; (2) triangulasi; (3) Audit Trial; (4) Expert Opinion. Data yang baik

adalah data yang valid . Suatu data dikatakan valid jika data tersebut dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan syarat penting

dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dalam PTK. Kegiatan

yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas yaitu :

1. Member Chek, yakni peneliti mengecek kebenaran data atau informasi

yang diperoleh dari sumber data, yaitu peneliti utama, peneliti mitra, guru

dan siswa, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang telah

dipilih dan disepakati bersama. Dari peneliti utama, data atau informasi

tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar observasi tentang

aktifitas guru dalam bentuk catatan dan jurnal pelaksananaan tindakan.

Dari peneliti mitra, data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan

diperoleh melalui lembar hasil observasi tentang aktifitas siswa. Guru

berperan memberikan data dan informasi tentang pelaksanaan tindakan

dilakukan dengan melakukan refleksi-kolaboratif pada saat diskusi balikan

di setiap akhir siklus tindakan. Siswa berperan dalam memberikan data

(45)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 64

memberikan lembar refleksi siswa kepada seluruh siswa kelas pada akhir

pelaksanaan tindakan, serta melalui wawancara terhadap beberapa orang

siswa yang dapat dianggap memberikan informasi yang tepat setelah

berakhirnya keseluruhan tindakan.

2. Triangulasi, yaitu kegiatan untuk memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk

atau analisis yang diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber lain

yakni dengan membandingkan kebenaran dengan hasil peneliti lain atau

sumber lainnya.

3. Audit Trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode

pengumpulan data dengan cara mendiskusikan bersama teman sejawat

yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sama

seperti peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

4. Expert Opinion, dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap

kesahihan data temuan peneliti kepada pakar profesional dibidangnya.

Dalam kegiatan ini peneliti mengkonfirmasi dan mengkonsultasikan

temuan-temuanya kepada dosen pembimbing sehingga hasil penelitian ini

(46)

Nurhidayah, 2015

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 137

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pada bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan serta saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait

dalam penelitian ini. Berdasarkan dari pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran yang telaah dilakukan pada siklus I, II, dan III yang dilaksanakan di

kelas VIII-B mengenai “Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran

IPS”.

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini dapat peneliti kemukakan sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan guru dalam mempersiapkan pembelajaran dengan

menerapkan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS disusun

melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah baik. Siklus pertama

disusun berdasarkan RPP yang diajukan peneliti kepada guru mitra. Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran untuk siklus pertama disepakati oleh peneliti dan

guru mitra dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa

melalui penerapan teknik permainan tebak konsep. Pada siklus kedua dan

ketiga, rancangan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran didasarkan pada refleksi siklus sebelumnya. Selain

mempersiapkan RPP yang berfokus pada keaktifan siswa di kelas, guru juga

mempersiapkan materi beserta konsep yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. Pemilihan materi dan konsep dimaksudkan untuk mempermudah

siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir asosiatifnya. Sebagai

peneliti, guru juga mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa, lembar

Gambar

Gambar 3.1 Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart
Tabel 3.1 Langkah-Langkah Permainan Tebak Konsep
Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif
Tabel  3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Berita Acara Penutupan Upload Dokumen Penawaran pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya, atas perhatian diucapkan terima kasih. Desfa Gempata Marsa

 Strategi peningkatan kompetensi guru berdasarkan indikator yang paling mempunyai sumbangan terhadap prestasi akademis

Kemampuan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman Sebelum. Menggunakan Teknik

Karena melalui pengukuran rasio keuangan dengan rasio - rasio ini dapat mengetahui kondisi keuangan dari suatu perusahaan yang berhubungan dengan kemapuan perusahaan

Dalam data hasil observasi dan wawancara baik guru maupun siswa setiap aspek yang diamati telah mencapai 100 %, dan untuk penilaian bagi siswa semuanya telah tercapai nilai

HUBUNGAN SELF TALK TERHADAP MOTIVASI DAN KEPERCAYAAN DIRI ATLET RENANG PADA KEJUARAAN WALIKOTA CUP BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, data yang telah direduksi akan

persaingan untuk memperebutkan pangsa pasar domestik yang sangat potensial / mulai terlihat / khususnya khususnya di Perguruan Tinggi swasta // persaingan yang makin kompetitif ini