PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP
UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh :
Nurhidayah
NIM. 1101902
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP
UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang )
Oleh:
NURHIDAYAH
1101902
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Nurhidayah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
NURHIDAYAH
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP
UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B MTs. Al Musyawarah Lembang )
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
PEMBIMBING I
Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721901 200112 2 001
PEMBIMBING II
Dr. Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd, M.Si NIP. 19700711 1994032
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan IPS
Skripsi Ini Telah Diuji Pada:
Hari/tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015
Tempat : Gedung FPIPS Lt.2 UPI Bandung.
Panitia Ujian :
1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP: 19611014 198601 1 001 3. Penguji :
3.1. Penguji 1 : Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19599071 4198601 1 001
3.2. Penguji 2 : Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas VIII-B Mts. Al Musyawarah Lembang)
ABSTRAK
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... ... i
ABSTRAK... .. ii
KATA PENGANTAR... .. iii
UCAPAN TERIMA KASIH... .. iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK. ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... .. xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Belajar dan Pembelajaran IPS ... 8
1. Pengertian Belajar ... 8
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
3. Pembelajaran IPS ... 11
4. Dimensi IPS... .. 14
5. Karakteristik IPS... . 17
6. Tujuan IPS... .. 18
7. Belajar dan Pembelajaran IPS... .. 19
B. Teknik Pembelajaran ... 20
1. Pengertian Teknik Pembelajaran ... 20
2. Jenis-jenis Teknik Pembelajaran ... 21
3. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pembelajaran Permainan ... .. 21
C. Permainan Tebak Konsep. ... 22
1. Pengertian Permainan Tebak Konsep ... 22
2. Prosedur Permainan Tebak Konsep ... 24
3. Fungsi Permainan Tebak Konsep ... 25
D. Berpikir Asosiatif ... 26
1. Logika dan Berpikir ... 26
2. Fungsi Berpikir ... 39
3. Kedudukan berpikir Asosiatif dalam Pembelajaran IPS ... 30
4. Pengertian Berpikir Asosiatif... 31
5. Tanggapan... .. 33
6. Ingatan... .. 35
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
8. Indikator Berpikir Asosiatif... . 38
E. Keterkaian Teknik Permainan Tebak Konsep dengan Pembelajaran IPS untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa ... 40
F. Penelitian Terdahulu... .. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44
B. Metode Penelitian ... 44
C. Desain Penelitian. ... 45
D. Prosedur Penelitian ... 46
1. Perencanaan... .. 47
2. Pelaksanaan... .. 48
3. Observasi... .. 48
4. Refleksi... .. 48
E. Definisi Oprasional ... 49
1. Teknik Permainan Tebak Konsep ... 59
2. Berpikir Asosiatif ... 50
F. Intrumen Penelitian ... 53
1. Pedoman Observasi. ... 53
2. Pedoman Wawancara. ... 58
3. Catatan Lapangan... . 58
4. Dokumentasi ... 58
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
G. Teknik Pengumpulan Data. ... 58
1. Observasi ... 59
2. Wawancara ... 59
3. Catatan Lapangan... ... 60
4. Studi Dokumentasi ... 60
5. Tes ... 61
H. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 61
1. Pengolahan Data Kualitatif ... 61
2. Pengolahan Data Kuantitatif ... 62
I. Uji Validitas data... ... 63
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 64
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 64
1. Profil MTs. Al Musyawarah Lembang ... 64
2. Deskripsi Visi dan Misi MTs. Al Musyawarah Lembang. ... 65
3. Identitas Sekolah. ... 65
4. Deskripsi Siswa Kelas VIII-B ... 67
B. Deskripsi Perencanaan Teknik Permainan Tebak Konsep ... 68
1. Observasi Awal Pembelajaran IPS... ... 68
2. Perencanaan Pembelajaran IPS... ... 70
C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 78
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
a. Perencanaan Siklus I ... 65
b. Pelaksanaan Tindakan I ... 67
c. Observasi Tindakan I ... 78
d. Refleksi Tindakan I ... 86
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 88
a. Perencanaan Siklus II ... 88
a. Pelaksanaan Tindakan II ... 89
b. Observasi Tindakan II ... 93
c. Refleksi Tindakan II ... 102
3. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 103
a. Perencanaan Tindakan III ... 103
b. Pelaksanaan Tindakan III ... 104
c. Observasi Tindakan III ... 107
d. Refleksi Tindakan III ... 113
D.Analisis Hasil Pengolahan Data Penelitian Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 113
1. Perencanaan Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 113
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
3. Kendala dan Solusi dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak
Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif dalam
Pembelajaran IPS... 125
4. Peningkatan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa melalui Teknik Permainan Tebak Konsep dalam Pembelajaran IPS... 128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 135
A. Kesimpulan ... 135
B. Saran ... 138
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pembelajaran Permainan... 22
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif... . 39
Tabel 3.1 Langkah-langkah Permainan Tebak Konsep... 50
Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif... . 52
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa... 55
Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa... 56
Tabel 3.5 Klasifikasi Rentang Skor... . 62
Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTS Al-Musyawarah... . 66
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana MTS Al-Musyawarah Lembang... . 66
Tabel 4.3 Data Siswa MTS Al-Musyawarah Lembang... . 67
Tabel 4.4 Daftar Nama Siswa Kelas VIII-B... . 67
Tabel 4.5 Nama Anggota Kelompok... . 74
Tabel 4.6 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa Siklus I... 79
Tabel4.7 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus I... . 83
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak
Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus II... . 99
Tabel 4.10 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa Siklus III.... 108
Tabel 4.11 Hasil Observasi Guru dalam Penerapan Teknik Permainan Tebak
Konsep pada Pembelajaran IPS Siklus III... 110
Tabel 4.12 Materi Pembelajaran pada Teknik Permainan Tebak Konsep... . 116
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Observasi Penampilan Guru dalam Penerapan
Teknik Permainan Tebak Konsep... . 120
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart... . 75
Gambar 4.1 Pengambilan Konsep untuk Permainan Tebak Konsep... . 76
Gambar 4.2 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus I... 77
Gambar 4.3 Proses Pengerjaan Lembar Tes Kemampuan Berpikir Asosiatif... 91
Gambar 4.4 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus II... . 92
Gambar 4.5 Siswa Mengacungkan Tangan untuk Mengemukakan Gagasannya.... 93
Gambar 4.6 Pemberian Penghargaan (hadiah) untuk Siswa Terbaik... . 106
Gambar 4.7 Pelaksanaan Teknik Permainan Tebak Konsep Siklus III... . 107
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Penilaian Penampilan Guru dalam Penerapan Teknik Permainan
Tebak Konsep... . 125
Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa VIII-B... . 131
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: SK Nomor:332/UN.40.2/DT/2015 tentang penetapan dosen pembimbing skripsi departemen dan program studi di lingkungan fakultas pendidikan ilmu pengetahuan sosial universitas pendidikan Indonesia.
Surat balasan penelitian
Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Lembar penilaian penampilan guru
Lembar hasil observasi kemampuan berpikir asosiatif siswa
Lembar hasil wawancara siswa
Lampiran 4 : Lembar tes kemampuan berpikir aosiatif siklus I Lembar tes kemampuan berpikir asosiatif siklus II
Lembar tes kemampuan berpikir aspsiatif siklus III
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi lapangan di kelas
VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang, peneliti menemukan beberapa
permasalahan terkait dalam pembelajaran IPS, diantara permasalahan
pembelajaran IPS lainnya ada masalah yang menonjol yang diambil oleh
peneliti yakni kurangnya suasana belajar yang merangsang siswa untuk
berpikir asosiatif. Kemampuan siswa dalam mengembangkan proses berpikir
asosiatif masih tergolong rendah. Hal itu ditunjukkan dengan masih banyak
siswa yang sulit untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif terutama
pada saat menjelaskan ataupun menyampaikan gagasannya mengenai
konsep-konsep IPS. Sebagian besar siswa dalam menjelaskan mengenai konsep-konsep IPS
masih cenderung berdasarkan penjelasan buku atau text book, sehingga siswa lebih banyak menghafal konsep yang ada daripada memahami dan
mengembangkannya. Selain itu juga keikutsertaan siswa berpartisipasi dalam
proses pembelajaran masih kurang, hal ini ditunjukan dengan adanya sebagian
siswa yang pasif dan siswa lainnya ribut di kelas. Siswa semakin jenuh dalam
belajar karena pendidik lebih sering menggunakan metode ceramah dan
penugasan. Semua hal ini menyebabkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
menjadi berkurang, sehingga siswa belum mampu mengembangkan ide-ide,
gagasan, dan kemampuan dalam berpikir asosiatif.
Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa di kelas VIII-B,
menuturkan bahwa pembelajaran IPS yang selama ini diajarkan di kelas sangat
membosankan dan tidak bervariasi, itu dikarenakan metode atau teknik
pembelajaran yang digunakan oleh guru hanyalah ceramah dan menyuruh
siswa mencatat kembali apa yang ada di buku pelajaran. Pembelajaran seperti
ini tidak akan menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dan tidak
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
memahami apa yang dijelaskan oleh guru dikarenakan materi tidak
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar
mereka dan materi hanya bersumber pada buku teks, sehingga menyebabkan
siswa kurang mendapat pengetahuan yang luas dan kurang memahami tentang
konsep-konsep IPS.
Berangkat dari masalah hasil observasi diatas peneliti juga
mewawancarai salah satu guru IPS sesudah jam belajar selesai, dari hasil
wawancara data yang diperoleh dari guru tersebut menjelaskan bahwa beliau
kurang bervariasi dalam menggunakan metode ataupun teknik pembelajaran,
guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan yang bersumber dari
buku teks, dikarenakan beliau memang bukan berlatarbelakang pendidikan
keguruan sehingga hanya sedikit metode pembelajaran yang beliau kuasai. Hal
ini bisa menyebabkan minat belajar menjadi berkurang dan proses berpikir
siswa akan mengalami hambatan dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi diatas maka terlihat bahwa permasalahan
yang ada dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-B adalah pembelajaran yang
sifatnya satu arah (ceramah) yaitu pembelajaran yang sering dikenal kedalam
pendekatan Teacher Center, sehingga siswa tidak dibiasakan untuk berpikir dan mengembangkan ide-ide yang ada dalam pemikirannya. Model pembelajaran
seperti ini hanya mengkondisikan siswa untuk “menerima”, dan menyebabkan
siswa kurang aktif dalam mencari atau menemukan informasi-informasi baru
(Sudarma, 2013, hlm. 48)
Menurut Wahab (2009, hlm. 144) berpikir adalah kegiatan mental yang
bertujuan, yaitu suatu proses mental dalam mana seseorang berinteraksi dengan
data dan informasi untuk memperoleh pengetahuan. Peranan berpikir terutama
dalam menghadapi abad 21 sebagai abad informasi dan globalisasi, menuntut
kemampuan tertentu dari setiap individu dalam kedudukannya sebagai warga
masyarakat atau warga negara. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah
perlukah mengajarkan bagaimana berpikir kepada para siswa.
Menurut Costa (dalam Ali, 2000, hlm. 277) pengembangan kemampuan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
manusia yang perlu secara sengaja dikembangkan untuk mencapai kapasitas
optimal. Proses pendidikan dalam konteks ini merupakan sarana untuk
mengembangkannya. Kemampuan berpikir dianggap sebagai sumber daya
yang amat vital bagi suatu bangsa, karena itu dibutuhkan dari kaum pendidik
untuk menyelenggarakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir.
Terkait kurang berkembangnya kemampuan berpikir asosiatif siswa
dalam memahami konsep IPS, maka perlu adanya pemilihan teknik
pembelajaran yang bisa mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa,
teknik permainan tebak konsep merupakan salah satu jenis teknik dalam
pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam pembelajarannya.
Penggunaan teknik permainan dalam proses pembelajaran mampu membuat
siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar dan mampu mengembangkan
kemampuan berpikir asosiatif siswa. Sejalan dengan pendapat diatas, menurut
Ginnis (2008, hlm. 214) aplikasi permainan yang tepat pada proses
pembelajaran antara lain dapat menciptakan hubungan belajar yang lebih
fleksibel antara siswa, memecahkan kebekuan antara siswa dan guru sehingga
para guru bisa benar-benar berperan selayaknya teman belajar, dan melatih
berbagai kecakapan berpikir tanpa mesti terbebani dan susah payah. Permainan
secara efektif mampu mengubah dinamika kelas dan biasanya menciptakan
kemauan yang lebih besar untuk belajar dan bersikap.
Kemampuan berpikir asosiatif sangatlah penting dimiliki dalam proses
pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan ide-ide atau gagasan baru
mengenai konsep IPS. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu
ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir
asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara
bebas.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan
judul “Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran IPS (PTK pada
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
proses pembelajaran yang menarik siswa menjadi berminat atau tertarik untuk
belajar, mempermudah dalam menanamkan konsep-konsep dalam ingatan
siswa, dan melatih siswa mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif tanpa
mesti terbebani dan susah payah. Selain itu siswa juga diarahkan untuk aktif,
yaitu siswa atau peserta didik mampu dan dapat bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan.
B.Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana desain perencanaan teknik permainan tebak konsep untuk
mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts
Al Musyawarah Lembang ?
2. Bagaiamana guru melaksanakan teknik permainan tebak konsep untuk
mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts
Al Musyawarah Lembang?
3. Bagaimana kendala dan solusi dalam penggunaan teknik permainan tebak
konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di
kelas VIII-B Mts al Musyawarah Lembang ?
4. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui
teknik permainan tebak konsep di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah
Lembang ?
C.Tujuan Penelitian:
1. Mengembangkan desain perencanaan teknik permainan tebak konsep
untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas
VIII-B Mts Al Musyawarah Lembang
2. Melaksanakan teknik permainan tebak konsep untuk mengembangkan
kemampuan berpikir asosiatif siswa di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah
Lembang
3. Merefleksikan kendala dan solusi dalam penggunaan teknik permainan
tebak konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
4. Mendeskrisipkan peningkatan kemampuan berpikir asosiatif siswa melalui
teknik permainan tebak konsep di kelas VIII-B Mts Al Musyawarah
Lembang
D.Manfaat Penelitian:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari dilakukanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumber tambahan bagi guru dalam upaya menciptakan pembelajaran IPS
yang menarik, sehingga guru akan lebih kreatif lagi dalam mengembangkan
dan menggunakan beragam metode, strategi, model, dan teknik
pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran IPS tidak lagi hanya dengan
menggunakan metode ceramah dan diskusi sederhana yang cenderung
membuat siswa menjadi lebih cepat bosan dan malas dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti :
1) Menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman untuk dijadikan
pembelajaran di masa yang akan datang.
2) Mencoba menerapkan teknik permainan tebak konsep IPS untuk
ketercapaian tujuan pembelajaran IPS
3) Menggali berbagai sumber pembelajaran IPS untuk kepentingan
pribadi maupun umum.
b. Bagi Siswa:
1) Menambah wawasan belajar IPS dengan mengembangkan sikap
kepedulian sosial siswa untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari siswa
2) Memperbaiki suasana kelas dalam pembelajran IPS di kelas agar lebih
memotivasi belajar siswa
3) Menjadikan siswa sebagai insan yang mulia dimata Tuhan dan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
c. Bagi Guru :
1) Guru tidak hanya mengasah kemampuan kognitif siswa tapi bisa
menambah kemampuan sisi aspek afektif dan psikomotor serta
religius siswa.
2) Guru dapat terus memotivasi siswa dalam pembelajaran IPS melalui
pengalaman-pengalaman siswa melalui teknik pembelajaran yang
biasa digunakan.
3) Guru dapat membawa siswa kedalam dunia mereka dengan
menampilkan konsep-konsep IPS yang ada disekitar siswa dan
mencoba berpikir mencari pemahaman konsep IPS berdasarkan
pemikiran siswa sehingga siswa menjadi kaya akan pengetahuan
konsep IPS atas hasil pemikiran mereka sendiri.
E.Struktur Organisasi Skripsi
BAB I membahas mengenai pendahuluan. Dalam bab ini terdapat
beberapa sub bab yang membahas mengenai latar belakang yang diungkapkan
peneliti tentang permasalahan yang terjadi. Selain itu, dalam bab ini terdapat
juga rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripri.
BAB II membahas kajian pustaka. Dalam bab ini peneliti membahas
kajian pustaka yang mendasari penelitian ini, dimana dalam bab ini peneliti
melakukan berbagai kajian dari berbagai sumber yang relevan dan sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti. Selain itu, dalam bab ini terdapat
beberapa penjelasan mengenai belajar dan pembelajaran IPS, teknik permainan
tebak konsep yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan penjelasan
mengenai berpikir asosiatif serta hasil-hasil penelitian terdahulu.
BAB III membahas mengenai metodologi penelitian, dalam bab ini
peneliti membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, sasaran
penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, definisi
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
BAB IV membahas mengenai pembahasan dan hasil penelitian. Dalam bab
ini dijelaskan mengenai temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian sebagai
jawaban atas rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.
BAB V membahas mengenai kesimpulan dan saran. Pada bab ini berisi
mengenai kesimpulan secara keseluruhan yang didapatkan peneliti berdasarkan
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Serta saran yang akan diajukan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu
berlokasi di Mts Al musyawarah Lembang yang beralamat di Jalan Baru Adjak
no. 158, Bandung Barat. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial kelas IX yaitu Ibu Mira. Adapun subyek dalam penelitian
ini adalah siswa dikelas VIII-B berjumlah 29 orang siswa ysng terdiri 16
laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan
kemampuan berpikir siswa dengan alasan bahwa di kelas tersebut kurang
mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif. Dengan mengembangkan
kemampuan asosiatif diharapkan siswa mampu mengembangkan serta
memunculkan ide-ide baru mengenai konsep IPS, sehingga siswa akan
mendapatkan pemahaman baru.
B.Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan Penelitian Kualitatif yaitu secara
sederhana dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah meneliti
informan sebagai objek penelitian dalam lingkungan hidup kesehariannya.
Untuk itu, para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat
dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati
dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (Idrus, 2009, hlm.
23). Sedangkan penelitian kualitatif menurut Creswell (dalam Wiriatmadja
,2012, hlm. 7) menjabarkan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah
proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan
dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah
gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan
pandangan atau opini para informan dan keseluruhan studi berlangsung dalam
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45
Pada penelitian kualitatif ini, dilakukan dengan menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam
displin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins,
dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 12). Adapun yang dimaksud dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri memiliki pengertian sebuah penelitian yang
di dalam proses pelaksanaan rencana penelitian telah disusun, kemudian
dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk
melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari
proses refleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan
rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan
berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat
tercapai.
Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai
peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan
mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara
sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “
aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis
kekurangan-kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di
dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasalahan.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, PTK dapat
dikataan sebagai kajian yang melihat sebuah situasi sosial. Dengan demikian,
PTK berusaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran di kelas yang lebih
baik, kondusif dan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam
pembelajaran.
C.Desain Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda. Setiap model penelitian tindakan memiliki
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46
tindakan yang ada, peneliti memilih untuk menggunakan model penelitian
spiral dari Kemmis dan Mc Taggar t(1988), yang terdiri dari tahap
perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe),dan refleksi
(reflect). Adapun model spiral yang digunakan oleh peneliti dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart
(Sumber: Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)
D.Prosedur Penelitian
Dari bagan metode Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis and
Taggart tersebut terdapat penjelasan bahwa PTK dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu tahap awal atau tahap siklus satu yang dimulai dengan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 47
selanjutnya sebanyak N kali sampai proses pembelajaran berhasil dengan
metode yang diharapkan oleh peneliti. Adapun penjelasan mengenai
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan, peneliti mulai merumuskan suatu rencana yang
berkaitan dengan tindakan seperti apa, siapa, di mana, kapan, dan
bagaimana penelitian akan dilakukan. Kemudian, peneliti juga
mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses
penelitian seperti menyiapkan desain pembelajaran, mengalokasikan waktu
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang ditentukan, menyiapkan
pedoman observasi, pedoman penialain kinerja, menyiapkan tes kompetensi
kognitif, menyiapkan alat penilaian sikap, menyiapkan angket resppons
siswa, menentukan pelaku (subjek) PTK dan perincian tugasnya
masing-masing, langkah-langkah kegiatan dan jadwal kerja, pedoman pelaksanaan
monitoring tentang perubahan-perubahan yang terjadi selama proses
tindakan, dan lain-lain (Arifin, 2011, hlm. 110). Setelah berbagai rencana
tersebut dirumuskan, kemudian disusun dalam bentuk desain sesuai dengan
tema yang telah dipilih.
b) Pelaksanaan (Acting)
Dalam tahap pelaksanaan ini, peneliti harus mengambil peran dalam
pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri dan kelas. Pada tahap ini juga peneliti mulai menjalankan langkah-langkah
yang berkaitan dengan upaya memperbaiki masalah yang terjadi di lapangan
sebagaimana ditemukan pada saat observasi awal. Peneliti mulai
mengguakan metode dan media pembelajaran yang mendukung terhadap
pencapaian tujuan dari penelitian yang dilakukanya (Arifin, 2011, hlm.
111).
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 48
Observasi merupakan kegiatan monitoring atau pengontrolan terhadap
berbagai macam tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam tahap
sebelumnya. Peneliti mengumpulkan informasi atau data serta mencatat
segala bentuk perubahan yang terjadi di lapangan setelah dilakukanya suatu
tindakan. Dalam tahap ini, peneliti harus merekam dengan baik dan cermat
atau mendokumentasikan segala informasi atau data yang diperolehnya pada
saat observasi di lapangan untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam
melakukan evaluasi. Menurut Arifin (2011, hlm. 111) evaluasi dilakukan
dengan menggunakan teknik dan kriteria tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika observasi berfungsi untuk mengenali mutu proses
tindakan, maka evaluasi berfungsi untuk mendeskripsikan hasil tindakan
yang secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan. Dengan kata
lain, monitoring dilakukan untuk mengamati pembelajaran berlangsung,
mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati
respons peserta didik terhadap proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi
ditujukan kepada hasil belajar peserta didik melalui evaluasi kinerja,
portofolio, tes, dan angket.
d) Refleksi (Reflecting)
Menurut Arifin (2011, hlm. 112) mengemukakan bahwa refleksi merupakan
tahap terakhir dalam PTK yang terdiri dari beberapa komponen yaitu
analisis, sintesis, memberikan makna, eksplanasi, dan membuat simpulan.
Dalam kegiatan refleksi ini, peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria.
Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan
revisi perbaikan terhadap rencana awal. Jika guru telah memiliki gambaran
menyeluruh tentang apa yang terjadi pada fase sebelumnya, dan juga guru
ingin melanjutkan tindakan berikutnya, maka guru harus memikirkan
faktor-faktor penyebabnya. Analisis seperti itu dilakukan dengan tetap
memperhatikan keseluruhan tema sentral PTK yang sedang berjalan dan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49
Untuk menetapkan tindakan selanjutnya, guru jangan hanya terpaku pada
faktor-faktor penyebab yang berhasil dianalisis, tetapi hal yang lebih
penting adalah menetapkan langkah berikutnya sebagai hasil renungan
kembali mengenai kekuatan dan kelemahan tindakan yang telah dilakukan,
perkiraan peluang yang akan diperoleh, kendala atau kesulitan bahkan
ancaman yang mungkin dihadapi. Hasil refleksi hendaknya didiskusikan
sebelum diambil keputusan, lebih-lebih hasil refleksi yang akan digunakan
sebagai dasar simpulan dan rekomendasi.
E.Definisi Operasional
Definisi istilah yang perlu digunakan dalam penelitian dimaksudkan
untuk mempermudah pembaca dalam memahami maksud peneliti. Untuk itu
penulis akan mendefinisikan beberapa kata yang dianggap penting oleh
penulis.
1. Teknik Permainan Tebak Konsep
Menurut Komalasari (2011, hlm. 56) teknik pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Dalam hal ini, guru dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama. Salah satu teknik pembelajaran
yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran adalah teknik permainan. Dalam
bermain, juga terjadi proses belajar. Persamaannya adalah bahwa dalam belajar
dan bermain keduanya terjadi perubahan yang dapat merubah tingkah laku,
sikap, dan pengalamannya.
Teknik permaianan tebak konsep merupakan salah satu dari teknik
pembelajaran yang diadopsi dari sebuah permainan yang sering dijumpai di
acara atau tayangan kuis yang terdapat di televisi. Pada dasarnya permainan
tebak konsep ini sama dengan permainan tebak kata (Charades), dimana kata dalam permainan tersebut diganti menjadi sebuah konsep-konsep IPS.
Permainan tebak konsep merupakan sebuah permainan yang mengkondisikan
siswa menggunakan konsep-konsep yang ada di dalam pembelajaran IPS.
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 50
atau fakta yang menjadi soal dalam permainan, dan siswa yang menebak harus
menganalis pertunjukan tersebut berdasarkan apa yang mereka ketahui.
Adapun langkah-langkah teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Langkah-Langkah Permainan Tebak Konsep
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam
2. Guru mengecheck kerapihan, ketertiban,
kebersihan kelas
3. Siswa diminta untuk berdoa menurut
agama dan kepercayaan masing-masing
4. Guru mengechek kehadiran siswa
10 menit
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tata cara dan peraturan
tentang permainan tebak konsep kepada
siswa.
2. Bagi kelas menjadi 2 tim besar, kemudian
minta salah seorang siswa dalam tim
tersebut untuk menjadi mediator bagi
teman 1 kelompoknya.
3. Berikan sepetong kertas yang berisikan
konsep IPS atau tokoh yang berkaitan
dengan materi IPS kepada salah seorang
yang menjadi mediator dari kelompok
yang akan maju dalam permainan.
4. Lamanya waktu permainan tebak konsep
IPS untuk 1 kali main hanya 3 menit saja.
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 51
5. Dilarang memberikan petunjuk kepada
temannya berupa kata-kata khusus yang
mencirikan jawaban konsep yang harus
ditebak dan mengacungkan jari yang
menunjukan jumlah suku kata konsep
tersebut.
6. Hanya diperbolehkan mengucapkan YA,
BISA JADI, dan TIDAK.
7. Berikan poin 1 jika pemain dapat menebak
konsep yang sedang mereka pertunjukan
8. Ketika semua orang siap, mintalah
mediator untuk mempertunjukan
permainan tebak konsep IPS di depan
teman sekelompoknya agar teman
sekelompoknya bisa menebak konsepnya
dan kelompok pesaing bisa melihat
permainan tersebut.
9. Buatlah siswa menciptakan ekspresi murni
terhadap isi untuk setiap langkah dalam
permainan.
10. Setelah permainan selesai, siswa
menuliskan hal-hal yang berkaitan atau
berhubungan dengan konsep IPS tersebut,
kemudian mengasosiasikannya.
11. Setelah selesai mengasosiasikan
kemudian siswa mengemukakan hasil
pemikirannya
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 52
menyimpulkan pembelajaran
2. Setiap masing-masing siswa harus
menyerahkan laporan hasil kesimpulannya
3. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
2. Berpikir Asosiatif
Menurut Syah (2013, hlm 118) berpikir asosiatif yaitu proses berpikir di
mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses
berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide
timbul secara bebas. Secara sederhana, berpikir asosiatif adalah berpikir
dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif itu
merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons.
Dalam hal ini perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk melakukan
hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Sebagai contoh siswa yang
mampu menjelaskan arti penting proklamasi. Kemampuan siswa tersebut
dalam mengasosiasikan peristiwa penting itu dengan hari kemerdekaan
Indonesia, dilaksakan pada tanggal 17 agustus 1945, proklamatornya adalah
Soekarno, dan hanya bisa didapat apabila ia telah mempelajari sejarah negara
Indonesia. Di bawah ini merupakan indikator berpikir asosiatif yang disadur
dari berbagai pengertian berpikir asosiatif menurut para ahli.
Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Asosiatif
Indikator Penjelasan
a. Antusias dalam
belajar
1) Siswa menyiapkan diri sebelum pembelajaran
2) Siswa bersemangat saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53
4) Siswa memperhatikan dengan baik apa yang
diajarkan oleh guru
b. Kerjasama 1) Siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran
2) Siswa mampu menjadi mediator yang baik untuk
1) Siswa mampu menerjemahkan konsep
menggunakan bahasa sendiri
2) Siswa mampu mengintepretasikan konsep dengan
suatu fenomena yang terjadi di masyarakat
d. Mampu
mencetuskan
gagasan baru
1) Siswa mampu menemukan hal-hal yang berkaitan
dengan konsep tanpa ada batasnya
2) Siswa mampu menemukan hal-hal yang berkaitan
dengan konsep dalam batas-batas tentu
e. Kemampuan
mengasosiasikan
1) Siswa mampu mengaitkan sebuah konsep dengan
hal lain sehingga menimbulkan ide mengenai hal
lain tanpa ada batasnya.
2) Siswa mampu mengaitkan sebuah konsep dengan
hal lain sehingga menimbulkan ide mengenai hal
lain dalam batas-batas tertentu.
f. Keberanian
mengemukakan
gagasan
1) Siswa berani mengemukakan gagasannya dengan
percaya diri
2) Siswa berani mengemukakan gagasannya tanpa
harus disuruh guru
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian tindakan kelas yang memiliki peranan
penting. Menurut Arikunto (2000 hlm. 134) instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 54
olehnya. Dari pengertian tersebut bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu
yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang variabel
atau objek yang sedang diteliti. Namun dalam penelitian ini bisa menggunakan
instrumen lain sebagai pendukung peneliti dalam memeproleh data. Adapun
instrumen lain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :
1. Pedoman Observasi
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatat fenomena yang mencul, dan mempertimbangkan hubungan
antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam
penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu
sosial. Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertentu (Arifin, 2012, hlm. 153).
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data
tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat
pembuktian terhadap informasi/ keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Dalam penelitian ini pedoman observasi digunakan untuk melihat
sejauh mana perkembangan atau peningkatan kemampuan berpikir asosiatif
pada diri siswa. Selain itu, pedoman observasi juga digunakan untuk melihat
kinerja guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS menggunakan
teknik permainan tebak konsep. Lembar observasi yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan berpikir asosiatif siswa terdiri dari beberapa
indikator yang dapat dilihat pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 untuk rubrik lembar
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa
No Nama
Penilaian Skor Total Skor Keterangan:
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa
No Aspek yang dinilai
Skala Nilai
4 3 2 1
1 Antusias dalam belajar meliputi aspek
menyiapkan diri, memperhatikan,
semangat, dan aktif dalam pembelajaran
Jika siswa mampu
2 Kemampuan bekerjasama dengan
kolompok meliputi aspek pastisipasi,
menjadi mediator, dan baik dalam
3 Siswa mampu mencetuskan
gagasan-gagasan baru yang berkaitan dengan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
memunculkan kesimpulan baru dengan konsep
sehingga
5 Siswa mampu menerjemahkan konsep
menggunakan bahasa sendiri
6 Siswa berani mengemukakan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi berupa
tanggapan siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang
telah dilakukan di kelas. Selain informasi tingkat keberhasilan siswa dalam
berpikir asosiatif, melalui pedoman wawancara ini juga didapat informasi
lain yaitu berupa tanggapan-tanggapan siswa mengenai pelaksanaan
pembelajaran menggunakan teknik permainan tebak konsep dalam
pembelajaran IPS. Informasi ini bersifat lebih luas dan mendalam, karena
informasi ini digali oleh peneliti sebagai penguatan terhadap hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan yang digunakan oleh peneliti
untuk mendeskripsikan hasil rekaman peristiwa yang terjadi di lapangan.
Penulisan catatan lapangan dicatat dengan cermat, terperinci, dan jelas
karena catatan lapangan ini yang akan dianalisis dan diolah sebagai hasil
penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
dokementasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang.
5. Lembar Tes
Lembar tes bentuk isian dilakukan setiap akhir siklus dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan berpikir asosiatif siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik permainan tebak
konsep.
G.Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.
Oleh karena itu data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 59
suatu proses yang disebut pengumpulan data. Dibawah ini akan diuraikan
teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.
1. Observasi
Menurut Margono (2004, hlm. 158) observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap
objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi
berada bersama objek yang diteliti, model observasi seperti ini disebut
observasi langsung.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
dan guru saat proses pembelajaran menggunakan teknik permainan tebak
konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa.
Pedoman observasi digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang
dibutuhkan untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk
mengetahui aktivitas siswa dan guru terhadap penggunaan teknik permainan
tebak konsep dalam pembelajaran IPS. Alat yang digunakan untuk
pelaksanaan observasi adalah lembar observasi yang dibuat secara
sistematis dan telah disiapkan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
2. Wawancara
Menurut Margono (2004, hlm. 165) wawancara merupakan alat pengumpul
informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk
dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak
langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (pewawancara)
dengan sumber informasi (narasumber). Untuk memperoleh informasi yang
tepat dan objektif setiap pewawancara harus mampu menciptakan hubungan
baik dengan narasumber atau responden atau mengadakan raport ialah suatu
situasi psikologis yang menunjukan bahwa responden bersedia bekerja
sama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 60
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan
siswa terutama mengenai penggunaan teknik permainan tebak konsep
terhadap kemampuan berpikir asosiatif siswa. Pedoman wawancara
digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang dibutuhkan untuk bahan
analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk mengetahui aktivitas dan
tanggapan siswa terhadap penggunaan teknik permainan tebak konsep
dalam pembelajaran IPS. Alat yang digunakan untuk pelaksanaan
wawancara adalah lembar pertanyaan wawancara yang telah disiapkan oleh
peneliti. Peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa
yang dianggap dapat mewakili seluruh siswa, mulai dari siswa yang
memiliki kemampuan baik, cukup, dan kurang.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang
melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek
penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek
pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru
dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya
dapat dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber
data penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data sekunder berupa
dokumen-dokumen yang diperlukan, diantaranya dokumen hasil belajar
siswa, daftar hadir siswa, dokumen resmi lainnya yang terkait dan
dibutuhkan dalam penelitian ini. Dokumentasi dalam penelitian ini
berfungsi sebagai alat perekam kegiatan saat pembelajaran IPS berlangsung
dengan menggunakan teknik permainan tebak konsep yang dapat
menggambarkan apa yang terjadi di kelas. Dalam penelitian kualitatif teknik
ini merupakan alat pengumpul data yang penting karena pembuktian
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 61
atau hukum-hukum yang diterima, akan mendukung maupun menolong
hipotesis tersebut (Margono, 2004, hlm. 181).
5. Tes
Dalam kegiatan penelitian, tes juga merupakan bagian penting yang
diperlukan dalam sebuah pengumpulan data penelitian. Tes ialah
seperangakat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud
untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa terhadap
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini, melalui tes
peneliti bisa mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan berpikir
asosiatif yang dimiliki siswa setelah menggunakan teknik permainan tebak
konsep dalam pembelajaran IPS.
H. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data
dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan
diintepretasi. Analisis berarti kategorisasi, penataan, manipulasi, dan
peringkatan data untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.
Analisis data akan dilakukan menggunakan analisis data kualitatif dan analisis
data kuantitatif.
1. Analisis Data Kualitatif
Menurut Miles dan Huberman (dalam Silalahi, 2009, hlm. 339), kegiatan
analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
1) Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian,
penyederhanaan, pengabstraksian, dan pengubahan bentuk data mentah
yang ditemukan peneliti di lapangan. Kegiatan melakukan reduksi data
berlangsung secara terus-menerus mulai dari penelitian awal hingga akhir
selama proses pengumpulan data berlangsung. Reduksi data merupakan
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 62
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa
hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian
lapangan.
2) Penyajian Data
Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif ialah
dengan teks yang bersifat naratif secara rinci dan mendalam. Penyajian data
dalam penelitian kualitatif juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis
matriks, grafik, jaringan, bagan, dan sebagainya. Dalam tahapan ini juga
peneliti melakukan penyajian data yang disusun secara sistematis agar dapat
lebih mudah dipahami berdasarkan data yang diperoleh sehingga akan
membentuk satu bagian yang utuh.
3) Kesimpulan dan Verifikasi
Kegiatan analis yang terakhir adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.
Dalam kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang
dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian
pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan
konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Sedangkan verifikasi
dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang
terkandung dalam konsep-konsep dalam penelitian tersebut lebih tepat dan
obyektif.
2. Analisis Data Kuantitatif
Selain analisis data kualitatif peneliti juga menggunakan analisis data
kuantitatif untuk menganalisis data penelitian ini. Hal tersebut bertujuan
untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir asosiatif siswa yang dilihat
dari hasil tes yang telah dilakukan, kemudian dihitung melalui data
kuantitatif yaitu mencari rata-rata. Peneliti melalukan perhitungan rata-rata
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 63
Skor Presentase: Jumlah skor siswa x 100 = N
Jumlah skor maksimal
Tabel 3.5 Klasifikasi Rentang Skor Kategori Skor Presentase
Sangat Baik 76% - 100%
Baik 51% - 75%
Cukup 26% - 50%
Kurang 1% - 25%
I. Uji Validitas Data
Salah satu hal yang terpenting adalah validitas data, data tersebut perlu
diukur validitasnya. Menurut Hopkins (dalam Ratnasari, 2014, hlm. 61)
kegiatan yang dilakukan untuk menguji validitas data yaitu dengan (1) member
check; (2) triangulasi; (3) Audit Trial; (4) Expert Opinion. Data yang baik
adalah data yang valid . Suatu data dikatakan valid jika data tersebut dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan syarat penting
dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dalam PTK. Kegiatan
yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas yaitu :
1. Member Chek, yakni peneliti mengecek kebenaran data atau informasi
yang diperoleh dari sumber data, yaitu peneliti utama, peneliti mitra, guru
dan siswa, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang telah
dipilih dan disepakati bersama. Dari peneliti utama, data atau informasi
tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar observasi tentang
aktifitas guru dalam bentuk catatan dan jurnal pelaksananaan tindakan.
Dari peneliti mitra, data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan
diperoleh melalui lembar hasil observasi tentang aktifitas siswa. Guru
berperan memberikan data dan informasi tentang pelaksanaan tindakan
dilakukan dengan melakukan refleksi-kolaboratif pada saat diskusi balikan
di setiap akhir siklus tindakan. Siswa berperan dalam memberikan data
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 64
memberikan lembar refleksi siswa kepada seluruh siswa kelas pada akhir
pelaksanaan tindakan, serta melalui wawancara terhadap beberapa orang
siswa yang dapat dianggap memberikan informasi yang tepat setelah
berakhirnya keseluruhan tindakan.
2. Triangulasi, yaitu kegiatan untuk memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk
atau analisis yang diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber lain
yakni dengan membandingkan kebenaran dengan hasil peneliti lain atau
sumber lainnya.
3. Audit Trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode
pengumpulan data dengan cara mendiskusikan bersama teman sejawat
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sama
seperti peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
4. Expert Opinion, dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap
kesahihan data temuan peneliti kepada pakar profesional dibidangnya.
Dalam kegiatan ini peneliti mengkonfirmasi dan mengkonsultasikan
temuan-temuanya kepada dosen pembimbing sehingga hasil penelitian ini
Nurhidayah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 137
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Pada bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan serta saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait
dalam penelitian ini. Berdasarkan dari pelaksanaan dan pengamatan kegiatan
pembelajaran yang telaah dilakukan pada siklus I, II, dan III yang dilaksanakan di
kelas VIII-B mengenai “Penerapan Teknik Permainan Tebak Konsep untuk
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Asosiatif Siswa dalam Pembelajaran
IPS”.
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini dapat peneliti kemukakan sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan guru dalam mempersiapkan pembelajaran dengan
menerapkan teknik permainan tebak konsep dalam pembelajaran IPS disusun
melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah baik. Siklus pertama
disusun berdasarkan RPP yang diajukan peneliti kepada guru mitra. Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran untuk siklus pertama disepakati oleh peneliti dan
guru mitra dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif siswa
melalui penerapan teknik permainan tebak konsep. Pada siklus kedua dan
ketiga, rancangan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran didasarkan pada refleksi siklus sebelumnya. Selain
mempersiapkan RPP yang berfokus pada keaktifan siswa di kelas, guru juga
mempersiapkan materi beserta konsep yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Pemilihan materi dan konsep dimaksudkan untuk mempermudah
siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir asosiatifnya. Sebagai
peneliti, guru juga mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa, lembar