21 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Variabel
Variabel terbentuk dari indikator-indikator yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena- fenomena yang diteliti. Sedangkan yang dimaksud definisi operasional adalah penentuan konstuk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan variabel, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran Variabel yang lebih baik (Indriantoro dan Supomo 2002:69).
Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kompensasi (X)
Kompensasi merupakan imbalan-imbalan finansial yang diterima oleh orang- orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi.
Kompensasi menurut persepsi karyawan dapat diukur dengan indikator : 1. Upah dan gaji
2. Insentif 3. Tunjangan 4. Fasilitas
2. Kepuasan kerja (Y)
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka yang dapat diukur dengan indikator :
1. Respon emosional terhadap siatuasi kerja
2. Seberapa baik hasil yang diperoleh memenuhi harapan.
3. Perhatian atau attitude yang berkaitan dengan pekerjaan
3. Motivasi (Z)
Motivasi adalah kekuatan atau penyebab seseorang untuk bertindak, motivasi mengarahkan perilaku seseorang menuju pencapaian tujuan tertentu, dan memberikan dukungan atas usaha dalam pencapaian tujuan tersebut, yang dapat diukur dengan indikator .
1. Daya tarik
Pentingnya individu mengharapkan outcome yang mungkin dapat dicapai dalam bekerja.
2. Kaitan kinerja-penghargaan
Keyakinan individu bahwa dengan menunjukkan kinerja pada tingkat tertentu akan mencapai outcome yang diinginkan
3. Kaitan upaya-kinerja
Probabilitas yang diperkirakan oleh individu bahwa dengan menggunakan sejumlah upaya tertentu akan menghasikan kinerja
3.1.2. Pengukuran variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik pengukuran menggunakan skala jenjang selisih semantic (semantic differential scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.
Digunakan jenjang 5 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat konsumen dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada masing-masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5 nilai tertinggi.
3.2. Populasi dan sampel
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri telah ditetapkan. (Nazir, 1998:325).
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan atau seluruh populasi PT. Suraconforin Surabaya berjumlah 50 karyawan.
2. Sampel
Karena anggota populasi yang tidak begitu besar dan tidak sulit untuk menemuinya, maka seluruh karyawan tersebut dipilih sebagai responden.
Oleh karena itu menurut Arikunto (1992:102) penelitian ini disebut juga studi populasi.
3.3. Sumber dan Jenis Data
Sumber dan jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data primer
Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada karyawan PT. Suraconforin Surabaya, yaitu untuk mengetahui tanggapan tentang kompensasi, kepuasaan kerja dan motivasi.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data tentang karyawan PT. Suraconforin Surabaya yang meliputi data sejarah, struktur organisasi dan uraian tugas.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut :
a. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan denga cara menggali dari buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen, serta arsip yang dimiliki karyawan PT. Suraconforin Surabaya.
b. Kuisioner
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan karyawan PT. Suraconforin Surabaya untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari responden.
Kuisioner yang telah dilengkapi diambil kembali oleh peneliti secara langsung ke responden. Mengingat penelitian ini dilakukan pada perusahaan, maka atas izin perusahaan pengedaran kuisioner dibatasi dalam jangka waktu satu minggu. Dengan batasan waktu selama satu minggu peneliti menyebarkan selama 3 hari sebanyak 20 kuisioner.
3.5. Validitas dan reabilitas
Uji validitas berkaitan dengan permasalahan sah atau validnya suatu kuesioner. Uji validitas ini ingin mengukur apakah butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas konstuk yaitu membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori dimana pengujian dirancang (kuncoro, 2003, p.153)
Langkah dalam menguji validitas butir pertanyaan kuisioner:
1. Menentukan nilai rtabel
Dari tabel r untuk df = jumlah kasus-2 dengan tingkat signifikan 5%
2. Mencari rhitung
rhitung adalah angka korelasi person dengan rumus: (Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, 2000, p.296)
Keterangan:
r = koefisien korelasi Pearson validitas
x = skor tanggapan responden setiap pernyataan y = skor total tanggapan responden seluruh pernyataan n = banyaknya jumlah responden
3. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika rhitung positf dan rhitung dan > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
b. Jika rhitung positif dan rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Jika bertanda negatif, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Uji reabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan realible atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Cara mencari reabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukkannya ke dalam rumus: (Azwar, 2001, p.2)
Keterangan:
rxx = koefisien reabilitas yang dicari
Sd2 = varian perbedaan skor antara dua belahan Sx2 = varian skor tes (x)
Mengambil keputusan:
Apabila > 0,6 maka kuesioner dikatakan handal, dan semakin mendekati 1 maka makin handal.
3.5. Teknik Analisis
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Analisis jalur adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara satu atau beberapa variabel yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan. Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi (Ralph O Mueller, 1996).
Didalam analisis regresi upaya mempelajari hubungan antara variabel tidak pernah mempermasalahkan mengapa hubungan tersebut ada atau tidak. Selain itu pernah dipermasalahkan apakah hubungan yang ada antara variaebl terikat dan variabel bebasnya disebabkan oleh variabel X-nya sendiri atau ada variabel lain
diantara kedua variabel tersebut sehingga variabel X tidak langsung mempengaruhi variabel terikat tetapi ada variabel lain sebagai variabel perantara.
Ada analisis jalur variabel penyebab hubungan kausal antara variabel terikat dan variabel bebas diteliti, yang dimaksudkan dengan model yang rumit adalah model-model simultan yang dibentuk melalui lebih dari satu variabel dependen yang dijelaskan oleh satu atau beberapa variabel independen, dan dimana sebuah variabel dependen pada saat yang sama berperan sebagai variabel independen bagi hubungan berjenjang lainnya, yang terkenal sebagai variabel intervening dan variabel moderating. Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam analisis jalur (Ralph O Mueller, 1996) :
1. Menstandarisasi seluruh data penelitian, dimana variabel dalam penelitian ini adalah kompensasi (X), kepuasan kerja (Y) dan motivasi (Z)
2. Membuat diagram jalur yang menggambarkan pola hubungan antar variabel yaitu pengaruh kompensasi (X) terhadap dan motivasi (Z) dengan kepuasan kerja (Y) sebagai variabel antara. Untuk memahami bentuk dasar analisis path, dapat digambarkan sebagai berikut :
Persamaan pada gambar di atas dapat ditulis sebagai berikut : Persamaan 1 : Y = p1 X + e1
Persamaan 2 : Z = p3 X + p2 Y + e2
p1 = koefisien jalur dari X ke Y p2 = koefisien jalur dari Y ke Z
p3 = koefisien jalur dari X ke Z ...(Garson, 2002)
Koefisien jalur merupakan koefisien regresi terstandarisasi (standardized coefficients) dapat dihitung dengan koefisien regresi tidak terstandarisasi (unstandardized coefficients)
Perhitungan untuk setiap koefisien jalur sebagai berikut :
p1 = β1
Sy Sx
; p2 = β2
Sz
Sy p3 = β3
Sz Sx;
dimana :
SX, SY, SZ, = standar deviasi untuk variabel X, Y, dan Z
β1 = koefisien regresi tidak terstandarisasi dari variabel X ke Y β2 = koefisien regresi tidak terstandarisasi dari variabel Y ke Z β3 = koefisien regresi tidak terstandarisasi dari variabel X ke Z (Malhotra, 1999)
Pengaruh tidak langsung dari X ke Z dapat dihitung dengan menghitung koefisien jalur X ke Y (p1) dikalikan dengan koefisien regresi Y ke Z(p2).
Jadi p3 = p1 x p2