• Tidak ada hasil yang ditemukan

Medita Ivanni 1, T. Makmur 1, Safrida 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Medita Ivanni 1, T. Makmur 1, Safrida 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI BAWANG MERAH DAN NON PETANI BAWANG MERAH DI DESA LAM MANYANG

KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR

(Analysis of Farmers’ Income Distribution Inequality Red Onions and Shallots Non Farmers in the Village of Lam Manyang Peukan Bada Subdistrict of Aceh Besar

Medita Ivanni

1Program Studi Agribisnis

Abstrak - Masalah ketimpangan pendapatan telah lama menjadi persoalan

pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh sejumlah negara miskin dan berkembang. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi pada petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Pengambilan sampel jenis mata pencaharian petani bawang merah menggunakan metode simple random sampling, sebanyak 20% dan sampel mata pencaharian non petani bawang merah menggunakan metode cluste

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis gini ratio, dan analisis dengan menggunakan kriteria bank dunia. Hasil penelitian diketahui bahw

Manyang mempunyai ketimpangan distribusi sedang, berbeda dengan menggunakan kriteria bank dunia di Desa Lam Manyang mempunyai ketimpangan distribusi rendah atau merata.

Kata Kunci : Ketimpangan Distribusi, Ru

Abstract - The problem of income inequality farmers have become complicated problems in the implementation of economic development implemented by a number of poor and developing countries. This study aimed to analyze th

income distribution that occurs in onion farmers and non farmers onion in the village of Lam Manyang Peukan Bada subdistrict of Aceh Besar district. Sampling livelihood onion farmers using sample random sampling method as much as 2

livelihoods non onion farmers using cluster random sampling method as much as 20%.

The analytical method used in this research are quantitative method by using analysis of income, the Gini ratio analysis and analysis using World Bank criteria

results revealed that the Gini ratio analysis concluded in the village of Lam Manyang have moderate inequality, as opposed to using the criteria of the world bank in the village of Lam Manyang have unequal distribution of low or uneven.

Keywords: Inequality Of Distribution, Households And Onion Farmer.

ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI BAWANG MERAH DAN NON PETANI BAWANG MERAH DI DESA LAM MANYANG

KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR

Analysis of Farmers’ Income Distribution Inequality Red Onions and Shallots Non Village of Lam Manyang Peukan Bada Subdistrict of Aceh Besar

District)

Medita Ivanni1, T. Makmur1, Safrida1*

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Masalah ketimpangan pendapatan telah lama menjadi persoalan

pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh sejumlah negara miskin dan berkembang. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi pada petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Pengambilan sampel jenis mata pencaharian petani bawang merah menggunakan metode simple random sampling, sebanyak 20% dan sampel mata pencaharian non petani bawang merah menggunakan metode cluster random sampling, sebanyak 20%. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis gini ratio, dan analisis dengan menggunakan kriteria bank dunia. Hasil penelitian diketahui bahwa analisis gini ratio menyimpulkan di Desa Lam Manyang mempunyai ketimpangan distribusi sedang, berbeda dengan menggunakan kriteria bank dunia di Desa Lam Manyang mempunyai ketimpangan distribusi rendah

Ketimpangan Distribusi, Rumah Tangga dan Petani Bawang Merah

The problem of income inequality farmers have become complicated problems in the implementation of economic development implemented by a number of poor and developing countries. This study aimed to analyze the level of inequality of income distribution that occurs in onion farmers and non farmers onion in the village of Lam Manyang Peukan Bada subdistrict of Aceh Besar district. Sampling livelihood onion farmers using sample random sampling method as much as 2

livelihoods non onion farmers using cluster random sampling method as much as 20%.

The analytical method used in this research are quantitative method by using analysis of income, the Gini ratio analysis and analysis using World Bank criteria

results revealed that the Gini ratio analysis concluded in the village of Lam Manyang have moderate inequality, as opposed to using the criteria of the world bank in the village of Lam Manyang have unequal distribution of low or uneven.

s: Inequality Of Distribution, Households And Onion Farmer.

ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI BAWANG MERAH DAN NON PETANI BAWANG MERAH DI DESA LAM MANYANG

KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR

Analysis of Farmers’ Income Distribution Inequality Red Onions and Shallots Non Village of Lam Manyang Peukan Bada Subdistrict of Aceh Besar

, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Masalah ketimpangan pendapatan telah lama menjadi persoalan pelik dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh sejumlah negara miskin dan berkembang. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi pada petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Pengambilan sampel jenis mata pencaharian petani bawang merah menggunakan metode simple random sampling, sebanyak 20% dan sampel mata pencaharian non petani bawang r random sampling, sebanyak 20%. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis gini ratio, dan analisis dengan menggunakan kriteria bank a analisis gini ratio menyimpulkan di Desa Lam Manyang mempunyai ketimpangan distribusi sedang, berbeda dengan menggunakan kriteria bank dunia di Desa Lam Manyang mempunyai ketimpangan distribusi rendah

mah Tangga dan Petani Bawang Merah

The problem of income inequality farmers have become complicated problems in the implementation of economic development implemented by a number of e level of inequality of income distribution that occurs in onion farmers and non farmers onion in the village of Lam Manyang Peukan Bada subdistrict of Aceh Besar district. Sampling livelihood onion farmers using sample random sampling method as much as 20% and sample livelihoods non onion farmers using cluster random sampling method as much as 20%.

The analytical method used in this research are quantitative method by using analysis of income, the Gini ratio analysis and analysis using World Bank criteria. The survey results revealed that the Gini ratio analysis concluded in the village of Lam Manyang have moderate inequality, as opposed to using the criteria of the world bank in the

(2)

Masalah distribusi pendapatan mengandung dua aspek. Aspek pertama adalah bagaimana menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan aspek kedua adalah pemerataan pendapatan secara menyeluruh dalam arti mempersempit perbedaan tingkat pendapatan antar penduduk atau rumah tangga. Keberhasilan mengatasi aspek yang pertama dapat dilihat dari penurunan persentase penduduk yang masi

Sementara keberhasilan memperbaiki distribusi pendapatan secara menyeluruh adalah jika laju pertambahan pendapatan golongan miskin lebih besar dari laju pertambahan pendapatan golongan kaya (Arsyad, 1997).

Aceh merupakan provinsi yang memiliki tingkat kesejahteraan masyarakat kurang sejahtera atas atau kata lain tingkat kesejahteraan rakyat provinsi Aceh berada pada kategori sejahtera bawah dan berada di urutan 21 dari 33 provinsi di Indonesia dan sekarang, jika dikaitkan dengan tingkat kemiskinan di Aceh. Menurut Kepala BPS Aceh (2015), penduduk miskin di provinsi Aceh pada Maret 2015 mencapai 851.586 orang dengan sebaran 157.000 orang berada di perkotaan dan 694.000 orang di perdesaan.

Jumlah penduduk miskin di Aceh naik penduduk Aceh saat ini.

Pada awalnya masyarakat di Desa Lam Manyang umumnya hidup sebagai nelayan, bertanam padi dan sebagian berkebun. Dalam kurun waktu terakhir ini, masyarakat di Desa Lam Manyang mulai me

yang sekarang ini menjadi komiditi unggulan pada saat sekarang serta mendatangkan pendapatan yang maksimal. Masyarakat lainnya mulai tertarik pada tanaman bawang merah sebagai alternatif, hingga saat ini ada lebih ratusan

kebun-kebun dan lahan kosong mereka untuk ditanami bawang merah. Sebagian besar masyarakatnya dapat dikatakan sebagai petani bawang merah, dan tau bagaimana cara menanam bawang merah. Hampir setiap minggunya masyarakat Desa Lam

mengikuti pelatihan tentang budidaya tanaman bawang merah.

Menurut petani bawang merah yang berada di Desa Lam Manyang, kendala yang dihadapi petani saat ini adalah ketidakpastian harga, dan maraknya bawang impor. Jika harga pasar stabil para petani akan meraih untung yang menjanjikan, dikarenakan masa panen bawang merah hanya membutuhkan waktu 2 bulan. Kurangnya lahan dan pendapatan yang rendah berpengaruh terhadap kehidupan petani. Rata

petani di Desa Lam Manyang sebesar Rp 500

jika dikaitkan dengan besarnya UMP Aceh 2016 yaitu sebesar Rp 2.100.000/bulan dapat dikatakan perekonomian petani bawang merah di Desa Lam Manyang masih tergolong rendah.

Dengan hal ini dapat dilihat bahwa terjadi ke

pendapatan, sehingga perlu dilihat sejauh mana tingkat ketimpangan pendapatan petani bawang merah dengan masyarakat di Desa Lam Manyang

PENDAHULUAN

Masalah distribusi pendapatan mengandung dua aspek. Aspek pertama adalah bagaimana menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih berada di bawah sedangkan aspek kedua adalah pemerataan pendapatan secara menyeluruh dalam arti mempersempit perbedaan tingkat pendapatan antar penduduk atau rumah tangga. Keberhasilan mengatasi aspek yang pertama dapat dilihat dari penurunan persentase penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan.

Sementara keberhasilan memperbaiki distribusi pendapatan secara menyeluruh adalah jika laju pertambahan pendapatan golongan miskin lebih besar dari laju pertambahan pendapatan golongan kaya (Arsyad, 1997).

provinsi yang memiliki tingkat kesejahteraan masyarakat kurang sejahtera atas atau kata lain tingkat kesejahteraan rakyat provinsi Aceh berada pada kategori sejahtera bawah dan berada di urutan 21 dari 33 provinsi di Indonesia dan dengan tingkat kemiskinan di Aceh. Menurut Kepala BPS Aceh (2015), penduduk miskin di provinsi Aceh pada Maret 2015 mencapai 851.586 orang dengan sebaran 157.000 orang berada di perkotaan dan 694.000 orang di perdesaan.

Jumlah penduduk miskin di Aceh naik dari 16,98 persen ke 17,08 persen dari populasi Pada awalnya masyarakat di Desa Lam Manyang umumnya hidup sebagai nelayan, bertanam padi dan sebagian berkebun. Dalam kurun waktu terakhir ini, masyarakat di Desa Lam Manyang mulai membudidayakan tanaman bawang merah yang sekarang ini menjadi komiditi unggulan pada saat sekarang serta mendatangkan pendapatan yang maksimal. Masyarakat lainnya mulai tertarik pada tanaman bawang merah sebagai alternatif, hingga saat ini ada lebih ratusan warga yang mulai menjadikan kebun dan lahan kosong mereka untuk ditanami bawang merah. Sebagian besar masyarakatnya dapat dikatakan sebagai petani bawang merah, dan tau bagaimana cara menanam bawang merah. Hampir setiap minggunya masyarakat Desa Lam

mengikuti pelatihan tentang budidaya tanaman bawang merah.

Menurut petani bawang merah yang berada di Desa Lam Manyang, kendala yang dihadapi petani saat ini adalah ketidakpastian harga, dan maraknya bawang impor. Jika ani akan meraih untung yang menjanjikan, dikarenakan masa panen bawang merah hanya membutuhkan waktu 2 bulan. Kurangnya lahan dan pendapatan yang rendah berpengaruh terhadap kehidupan petani. Rata –

petani di Desa Lam Manyang sebesar Rp 500.000/bulan hingga Rp 1.000.000/bulan , jika dikaitkan dengan besarnya UMP Aceh 2016 yaitu sebesar Rp 2.100.000/bulan dapat dikatakan perekonomian petani bawang merah di Desa Lam Manyang masih Dengan hal ini dapat dilihat bahwa terjadi ketimpangan yang terjadi pada tingkat pendapatan, sehingga perlu dilihat sejauh mana tingkat ketimpangan pendapatan petani bawang merah dengan masyarakat di Desa Lam Manyang

Masalah distribusi pendapatan mengandung dua aspek. Aspek pertama adalah bagaimana menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih berada di bawah sedangkan aspek kedua adalah pemerataan pendapatan secara menyeluruh dalam arti mempersempit perbedaan tingkat pendapatan antar penduduk atau rumah tangga. Keberhasilan mengatasi aspek yang pertama dapat dilihat dari h berada di bawah garis kemiskinan.

Sementara keberhasilan memperbaiki distribusi pendapatan secara menyeluruh adalah jika laju pertambahan pendapatan golongan miskin lebih besar dari laju pertambahan provinsi yang memiliki tingkat kesejahteraan masyarakat kurang sejahtera atas atau kata lain tingkat kesejahteraan rakyat provinsi Aceh berada pada kategori sejahtera bawah dan berada di urutan 21 dari 33 provinsi di Indonesia dan dengan tingkat kemiskinan di Aceh. Menurut Kepala BPS Aceh (2015), penduduk miskin di provinsi Aceh pada Maret 2015 mencapai 851.586 orang dengan sebaran 157.000 orang berada di perkotaan dan 694.000 orang di perdesaan.

dari 16,98 persen ke 17,08 persen dari populasi Pada awalnya masyarakat di Desa Lam Manyang umumnya hidup sebagai nelayan, bertanam padi dan sebagian berkebun. Dalam kurun waktu terakhir ini, mbudidayakan tanaman bawang merah yang sekarang ini menjadi komiditi unggulan pada saat sekarang serta mendatangkan pendapatan yang maksimal. Masyarakat lainnya mulai tertarik pada tanaman bawang warga yang mulai menjadikan kebun dan lahan kosong mereka untuk ditanami bawang merah. Sebagian besar masyarakatnya dapat dikatakan sebagai petani bawang merah, dan tau bagaimana cara menanam bawang merah. Hampir setiap minggunya masyarakat Desa Lam Manyang Menurut petani bawang merah yang berada di Desa Lam Manyang, kendala yang dihadapi petani saat ini adalah ketidakpastian harga, dan maraknya bawang impor. Jika ani akan meraih untung yang menjanjikan, dikarenakan masa panen bawang merah hanya membutuhkan waktu 2 bulan. Kurangnya lahan dan – rata pendapatan .000/bulan hingga Rp 1.000.000/bulan , jika dikaitkan dengan besarnya UMP Aceh 2016 yaitu sebesar Rp 2.100.000/bulan dapat dikatakan perekonomian petani bawang merah di Desa Lam Manyang masih timpangan yang terjadi pada tingkat pendapatan, sehingga perlu dilihat sejauh mana tingkat ketimpangan pendapatan petani

(3)

Teknik dalam pengambilan sampel yaitu apabila populasi kurang

baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun jika jumlah populasinya besar dapat diambil antara 10

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis

kriteria bank dunia. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari dua macam teknik pengumpulan data, yaitu kuisioner dan wawancara.

petani bawang merah menggunakan me

menjadi sampel dengan pertimbangan bahwa pola mata pencahariannya homogen sedangkan pengambilan sampel mata pencaharian non petani bawang merah menggunakan metode cluster random sampling

pola mata pencahariannya heterogen.

Berdasarkan hasil analisis ketimpangan distribusi pendapatan rumah tangga petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar dip

Tabel 1. Perhitungan Indeks Gini Ratio Gini Pendapatan Rumah Tangga Merah Dan Non petani bawang merah Di Desa Lam

Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar

No. Sampel

1. Petani Bawang Merah 2. Non petani bawang merah

Total Keseluruhan KK sampel Sumber : Data Diolah (2016)

Pada tabel dapat dilihat jenis pekerjaan yaitu petani bawang merah dan non petani bawang merah. Hasil koefisien gini menunjukkan bahwa sampel petani bawang merah sebesar 0,42, angka ini menunjukkan bahwa petani bawang merah memiliki distribusi ketimpangan sedang, dikarenakan bila koefisien gini antara 0,35

ketimpangan sedang. Untuk non petani bawang merah menunjukkan indeks gini sebesar 0,35, angka ini menunjukkan bahwa non petani bawang merah memiliki distribusi ketimpangan sedang dikarenakan

METODE PENELITIAN

dalam pengambilan sampel yaitu apabila populasi kurang

baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun jika jumlah populasinya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% (Arikunto, 2010) Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis gini ratio, dan analisis dengan menggunakan Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari dua macam teknik pengumpulan data, yaitu kuisioner dan wawancara. Pengambilan sampel jenis mata pencaharian petani bawang merah menggunakan metode simple random sampling,

menjadi sampel dengan pertimbangan bahwa pola mata pencahariannya homogen sedangkan pengambilan sampel mata pencaharian non petani bawang merah

cluster random sampling, sebanyak 20% dengan pertim pola mata pencahariannya heterogen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis ketimpangan distribusi pendapatan rumah tangga petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar diperoleh hasil Uji Gini Ratio sebagai berikut

Tabel 1. Perhitungan Indeks Gini Ratio Gini Pendapatan Rumah Tangga

Merah Dan Non petani bawang merah Di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar

Sampel Indeks Gini

Petani Bawang Merah 0,42

Non petani bawang merah 0, 35

Total Keseluruhan KK sampel 0,39

Sumber : Data Diolah (2016)

Pada tabel dapat dilihat jenis pekerjaan yaitu petani bawang merah dan non petani bawang merah. Hasil koefisien gini menunjukkan bahwa sampel petani bawang merah sebesar 0,42, angka ini menunjukkan bahwa petani bawang merah memiliki

sedang, dikarenakan bila koefisien gini antara 0,35

ketimpangan sedang. Untuk non petani bawang merah menunjukkan indeks gini sebesar 0,35, angka ini menunjukkan bahwa non petani bawang merah memiliki distribusi ketimpangan sedang dikarenakan bila koefisien Gini bekisar antara 0,35

dalam pengambilan sampel yaitu apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun jika (Arikunto, 2010).

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan , dan analisis dengan menggunakan Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari dua macam teknik pengumpulan Pengambilan sampel jenis mata pencaharian simple random sampling, sebanyak 20%

menjadi sampel dengan pertimbangan bahwa pola mata pencahariannya homogen sedangkan pengambilan sampel mata pencaharian non petani bawang merah , sebanyak 20% dengan pertimbangan

Berdasarkan hasil analisis ketimpangan distribusi pendapatan rumah tangga petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan

sebagai berikut:

Tabel 1. Perhitungan Indeks Gini Ratio Gini Pendapatan Rumah Tangga Petani Bawang Manyang Kecamatan

Indeks Gini

Pada tabel dapat dilihat jenis pekerjaan yaitu petani bawang merah dan non petani bawang merah. Hasil koefisien gini menunjukkan bahwa sampel petani bawang merah sebesar 0,42, angka ini menunjukkan bahwa petani bawang merah memiliki sedang, dikarenakan bila koefisien gini antara 0,35 – 0,50 maka ketimpangan sedang. Untuk non petani bawang merah menunjukkan indeks gini sebesar 0,35, angka ini menunjukkan bahwa non petani bawang merah memiliki distribusi bila koefisien Gini bekisar antara 0,35 – 0,50 maka

(4)

ketimpangan sedang. Pada total keseluruhan sampel diperoleh indeks Gini sebesar 0,37, ini artinya pada Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar mempunyai nilai ketimpangan distribusi pe

Gini bekisar antara 0,35 – 0,50 maka ketimpangan sedang.

Gambar 1. Kurva Lorenz Total Keseluruhan KK Sampel di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar

Pada gambar, Kurva Lorenz dapat

pemerataan maka semakin merata pendapatan yang diperoleh total keseluruhan KK sampel, apabila semakin jauh dari garis pemerataan maka semakin timpang (tidak merata) pendapatan yang diperoleh penduduk. Maka dapat dil

keseluruhan KK sampel di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar kurvanya sedikit terlihat melengkung, ini artinya pendapatannya antara merata ataupun timpang, dan biasa disebut ketimpangan sedang.

Analisis Dengan Menggunakan Kriteria Bank Dunia

Analisis kriteria bank dunia mengelompokkan besarnya pendapatan dalam tiga kelompok yaitu :

 Apabila 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih kecil 12% dari jumlah pendapatan rendah atau ketimpangan tinggi.

 Apabila 40% penduduk pendapatan menerima antara 12%

pendapatan sedang atau ketimpangan sedang.

 Apabila 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17% dari jumlah pendapatan cukup merata atau ketimpangan rendah.

Adapun klasifikasi distribusi pendapatan dan porsi pendapatan rumah tangga petani bawang merah berdasarkan Kriteria Bank Dunia adalah sebagai berikut :

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

1 2 3 4 5

ketimpangan sedang. Pada total keseluruhan sampel diperoleh indeks Gini sebesar 0,37, ini artinya pada Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar mempunyai nilai ketimpangan distribusi pendapatan sedang, dikarenakan bila koefisien

0,50 maka ketimpangan sedang.

Gambar 1. Kurva Lorenz Total Keseluruhan KK Sampel di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar

Pada gambar, Kurva Lorenz dapat dilihat apabila semakin dekat pada garis pemerataan maka semakin merata pendapatan yang diperoleh total keseluruhan KK sampel, apabila semakin jauh dari garis pemerataan maka semakin timpang (tidak merata) pendapatan yang diperoleh penduduk. Maka dapat dilihat kurva untuk total keseluruhan KK sampel di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar kurvanya sedikit terlihat melengkung, ini artinya pendapatannya antara merata ataupun timpang, dan biasa disebut ketimpangan sedang.

n Menggunakan Kriteria Bank Dunia

Analisis kriteria bank dunia mengelompokkan besarnya pendapatan dalam tiga Apabila 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih kecil 12% dari jumlah pendapatan rendah atau ketimpangan tinggi.

40% penduduk pendapatan menerima antara 12% - 17% dari jumlah pendapatan sedang atau ketimpangan sedang.

Apabila 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17% dari jumlah pendapatan cukup merata atau ketimpangan rendah.

distribusi pendapatan dan porsi pendapatan rumah tangga petani bawang merah berdasarkan Kriteria Bank Dunia adalah sebagai berikut :

6 7 8 9 10111213141516171819202122

ketimpangan sedang. Pada total keseluruhan sampel diperoleh indeks Gini sebesar 0,37, ini artinya pada Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar ndapatan sedang, dikarenakan bila koefisien

Gambar 1. Kurva Lorenz Total Keseluruhan KK Sampel di Desa Lam Manyang

dilihat apabila semakin dekat pada garis pemerataan maka semakin merata pendapatan yang diperoleh total keseluruhan KK sampel, apabila semakin jauh dari garis pemerataan maka semakin timpang (tidak ihat kurva untuk total keseluruhan KK sampel di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar kurvanya sedikit terlihat melengkung, ini artinya pendapatannya antara

Analisis kriteria bank dunia mengelompokkan besarnya pendapatan dalam tiga Apabila 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih kecil 12% dari jumlah 17% dari jumlah Apabila 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17% dari jumlah distribusi pendapatan dan porsi pendapatan rumah tangga petani bawang merah berdasarkan Kriteria Bank Dunia adalah sebagai berikut :

Series1 Series2

(5)

Pada Tabel 2, berdasarkan Kriteria Bank Dunia dapat dilihat besarnya pendapatan pada kelompok rumah tangga petani bawang m

pendapatan rendah menerima pendapatan sebesar Rp

Pada golongan 40% pendapatan sedang menerima pendapatan sebesar Rp

atau 47% per bulan. Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendap sebesar Rp 9.675.121,- atau 21% per bulan. Ketimpangan distribusi pendapatan untuk petani bawang merah dikatakan rendah, dikarenakan pada 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17% pendapatan nasional.

Tabel 2. Klasifikasi Distribusi Dan Merah Di Desa Lam Manyang No. Kelompok Rumah Tangga

(Kriteria Bank Dunia)

1. 40% pendapatan rendah 2. 40% pendapatan sedang 3. 20% pendapatan tinggi

Jumlah Sumber : Data Diolah (2016)

Adapun klasifikasi distribusi dan porsi pendapatan rumah tangga non petani bawang merah berdasarkan Kriteria Ba

Tabel 3. Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Rumah Tangga Bawang Merah Di Desa Lam Manyang

No. Kelompok Rumah Tangga (Kriteria Bank Dunia)

1. 40% pendapatan rendah 2. 40% pendapatan sedang 3. 20% pendapatan tinggi

Jumlah Sumber : Data Diolah (2016)

, berdasarkan Kriteria Bank Dunia dapat dilihat besarnya pendapatan pada kelompok rumah tangga petani bawang merah pada golongan 40%

pendapatan rendah menerima pendapatan sebesar Rp 14.361.768,- atau 32% per bulan.

Pada golongan 40% pendapatan sedang menerima pendapatan sebesar Rp

Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendap atau 21% per bulan. Ketimpangan distribusi pendapatan untuk petani bawang merah dikatakan rendah, dikarenakan pada 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17% pendapatan nasional.

Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Rumah Tangga Merah Di Desa Lam Manyang

Kelompok Rumah Tangga (Kriteria Bank Dunia)

Golongan Total Pendapatan (Rp/Bulan)

Penerimaan Pendapatan

40% pendapatan rendah 14.361.768 40% pendapatan sedang 21.555.984 20% pendapatan tinggi 9.675.121

Jumlah 45.592.873

Sumber : Data Diolah (2016)

Adapun klasifikasi distribusi dan porsi pendapatan rumah tangga non petani bawang merah berdasarkan Kriteria Bank Dunia adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Rumah Tangga Bawang Merah Di Desa Lam Manyang

Kelompok Rumah Tangga (Kriteria Bank Dunia)

Golongan Total Pendapatan (Rp/Bulan)

Penerimaan Pendapatan (%)

40% pendapatan rendah 8.835.000

40% pendapatan sedang 12.779.000 20% pendapatan tinggi 18.500.000

Jumlah 40.114.000

Sumber : Data Diolah (2016)

, berdasarkan Kriteria Bank Dunia dapat dilihat besarnya erah pada golongan 40%

atau 32% per bulan.

Pada golongan 40% pendapatan sedang menerima pendapatan sebesar Rp 21.555.984,- Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendapatan atau 21% per bulan. Ketimpangan distribusi pendapatan untuk petani bawang merah dikatakan rendah, dikarenakan pada 40% penduduk pendapatan Porsi Pendapatan Rumah Tangga Petani Bawang

Penerimaan Pendapatan (%)

32 47 21 100

Adapun klasifikasi distribusi dan porsi pendapatan rumah tangga non petani :

Tabel 3. Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Rumah Tangga Non Petani Penerimaan Pendapatan (%)

22 32 46 100

(6)

Pada tabel, berdasarkan Kriteria Bank Dunia dapat dilihat besarnya pendapatan pada kelompok rumah tangga non petani bawang merah pada golongan 40% pendapatan rendah menerima pendapatan sebesar Rp

golongan 40% pendapatan

32% per bulan. Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendapatan sebesar Rp 18.500.000,- atau 46% per bulan. Ketimpangan distribusi pendapatan untuk non petani bawang merah dikatakan rendah, di

menerima lebih besar 17% pendapatan nasional.

Adapun klasifikasi distribusi dan porsi pendapatan rumah tangga secara keseluruhan di Desa Lam Manyang sesuai Kriteria Ba

Tabel 4. Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Petani Bawang Merah Petani Bawang Merah Di Desa Lam Manyang Kecamatan Kabupaten Aceh Besar

No. Kelompok Rumah Tangga (Kriteria Bank Dunia)

1. 40% pendapatan rendah 2. 40% pendapatan sedang 3. 20% pendapatan tinggi

Jumlah Sumber : Data Diolah (2016)

Pada tabel, berdasarkan Kriteria Bank Dunia dapat dilihat

pada kelompok rumah tangga di Desa Lam Manyang pada golongan 40% pendapatan rendah menerima pendapatan sebesar Rp 23.082.010

golongan 40% pendapatan sedang menerima pendapatan sebesar Rp 33.962.834 40% per bulan. Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendapatan sebesar Rp 28.662.029,- atau 33% per bulan.

Maka dapat disimpulkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan untuk petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang dikata

dikarenakan pada 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17%

pendapatan nasional, yaitu sebesar 27%.

Ada perbedaan dari hasil analisis yang digunakan yaitu menggunakan dan kriteria bank dunia. Dima

Pada tabel, berdasarkan Kriteria Bank Dunia dapat dilihat besarnya pendapatan pada kelompok rumah tangga non petani bawang merah pada golongan 40% pendapatan rendah menerima pendapatan sebesar Rp 8.835.000,- atau 22% per bulan.

sedang menerima pendapatan sebesar Rp 12.779.000 Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendapatan sebesar Rp atau 46% per bulan. Ketimpangan distribusi pendapatan untuk non petani bawang merah dikatakan rendah, dikarenakan pada 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17% pendapatan nasional.

Adapun klasifikasi distribusi dan porsi pendapatan rumah tangga secara keseluruhan di Desa Lam Manyang sesuai Kriteria Bank Dunia adalah sebagai berikut

Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Petani Bawang Merah Petani Bawang Merah Di Desa Lam Manyang Kecamatan Kabupaten Aceh Besar

Kelompok Rumah Tangga (Kriteria Bank Dunia)

Golongan Total Pendapatan (Rp/Bulan)

Pener

Pendapatan (%)

40% pendapatan rendah 23.082.010 40% pendapatan sedang 33.962.834 20% pendapatan tinggi 28.662.029

Jumlah 85.706.873

Sumber : Data Diolah (2016)

Pada tabel, berdasarkan Kriteria Bank Dunia dapat dilihat besarnya pendapatan pada kelompok rumah tangga di Desa Lam Manyang pada golongan 40% pendapatan rendah menerima pendapatan sebesar Rp 23.082.010,- atau 27% per bulan.

% pendapatan sedang menerima pendapatan sebesar Rp 33.962.834 Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendapatan sebesar Rp atau 33% per bulan.

Maka dapat disimpulkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan untuk petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang dikata

dikarenakan pada 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17%

pendapatan nasional, yaitu sebesar 27%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Ada perbedaan dari hasil analisis yang digunakan yaitu menggunakan

dan kriteria bank dunia. Dimana gini ratio disimpulkan bahwa di Desa Lam Manyang Pada tabel, berdasarkan Kriteria Bank Dunia dapat dilihat besarnya pendapatan pada kelompok rumah tangga non petani bawang merah pada golongan 40% pendapatan atau 22% per bulan. Pada 12.779.000,- atau Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendapatan sebesar Rp atau 46% per bulan. Ketimpangan distribusi pendapatan untuk non petani karenakan pada 40% penduduk pendapatan rendah Adapun klasifikasi distribusi dan porsi pendapatan rumah tangga secara nk Dunia adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Petani Bawang Merah dan Non Petani Bawang Merah Di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada

Penerimaan Pendapatan (%)

27 40 33 100

besarnya pendapatan pada kelompok rumah tangga di Desa Lam Manyang pada golongan 40% pendapatan atau 27% per bulan. Pada

% pendapatan sedang menerima pendapatan sebesar Rp 33.962.834,- atau Pada golongan 20% pendapatan tinggi menerima pendapatan sebesar Rp Maka dapat disimpulkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan untuk petani bawang merah dan non petani bawang merah di Desa Lam Manyang dikatakan rendah, dikarenakan pada 40% penduduk pendapatan rendah menerima lebih besar 17%

Ada perbedaan dari hasil analisis yang digunakan yaitu menggunakan gini ratio disimpulkan bahwa di Desa Lam Manyang

(7)

mempunyai ketimpangan distribusi sedang sedangkan dengan menggunakan kriteria bank dunia di Desa Lam Manyang mempunyai ketimpangan distribusi rendah atau merata. Dari kedua analasis terlihat berbeda akan tetapi yang lebih akurat adalah dengan menggunakan analisis gini ratio

gini ratio merupakan analisis yang fluktuatif dalam mengukur ketimpangan distribusi.

Sedangkan kriteria bank dunia menggunakan standar baku yang tidak diperbaharui.

Diharapkan kepada peta

memperhatikan pemeliharaan tanaman bawang merah dan juga disarankan untuk seluruh rumah tangga di Desa Lam Manyang agar memanfaatkan sumber

lain yang menghasilkan pendapatan sampingan, untuk menunj sehari-hari.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta.

Arsyad, L. 1997. Ekonomi Mikro Badan Pusat Statistik. 2015.

Hasrimi, M. 2010. Analisis Pendapatan Petani Miskin dan Implikasi Pengentasannya di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Universita

Lubis, A.H. 2010. Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kemiskinan Petani di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul

Economic Of Agriculture And

Makmur, T. 2011. Ketimpangan Distribusi Pendapatan Desa Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.

No. 1 (2011).

Putra, L. D. 2011. Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah

Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Remi, S.S. dan P. Tjiptoherijanto. 2002.

(Suatu Analisis Awal)

Soekartawi. 1995. Pembangunan Pertanian

mempunyai ketimpangan distribusi sedang sedangkan dengan menggunakan kriteria bank dunia di Desa Lam Manyang mempunyai ketimpangan distribusi rendah atau merata. Dari kedua analasis terlihat berbeda akan tetapi yang lebih akurat adalah dengan gini ratio, karena menggunakan analisis pendapatan mikro dan merupakan analisis yang fluktuatif dalam mengukur ketimpangan distribusi.

Sedangkan kriteria bank dunia menggunakan standar baku yang tidak diperbaharui.

Diharapkan kepada petani bawang merah di Desa Lam Manyang agar lebih memperhatikan pemeliharaan tanaman bawang merah dan juga disarankan untuk seluruh rumah tangga di Desa Lam Manyang agar memanfaatkan sumber

lain yang menghasilkan pendapatan sampingan, untuk menunjang kebutuhan hidupnya

DAFTAR PUSTAKA

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2015. Peukan Bada Dalam Angka 2015. Aceh.

Analisis Pendapatan Petani Miskin dan Implikasi Pengentasannya di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Medan

Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kemiskinan Petani di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi Economic Of Agriculture And Agribusiness. Vol. 1 No. 1 (2012).

Ketimpangan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga

Desa Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Agrisep. Vol. 12

Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah Periode 2000 Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Remi, S.S. dan P. Tjiptoherijanto. 2002. Kemiskinan dan Ketidakmerataan (Suatu Analisis Awal). PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Pembangunan Pertanian. PT Raja Grafindo Persada.

mempunyai ketimpangan distribusi sedang sedangkan dengan menggunakan kriteria bank dunia di Desa Lam Manyang mempunyai ketimpangan distribusi rendah atau merata. Dari kedua analasis terlihat berbeda akan tetapi yang lebih akurat adalah dengan , karena menggunakan analisis pendapatan mikro dan merupakan analisis yang fluktuatif dalam mengukur ketimpangan distribusi.

Sedangkan kriteria bank dunia menggunakan standar baku yang tidak diperbaharui.

ni bawang merah di Desa Lam Manyang agar lebih memperhatikan pemeliharaan tanaman bawang merah dan juga disarankan untuk seluruh rumah tangga di Desa Lam Manyang agar memanfaatkan sumber-sumber daya ang kebutuhan hidupnya

Praktik. Rineka Cipta.

Analisis Pendapatan Petani Miskin dan Implikasi Kebijakan Pengentasannya di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Tesis

Sumatera Utara. Medan

Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kemiskinan Petani Kopi Arabika Kabupaten Dairi. Jurnal Social

Rumah Tangga Masyarakat Agrisep. Vol. 12

Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Terhadap Periode 2000 – 2007.

Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia

Jakarta

(8)

Sukirno, S. 2002. Teori Mikro Ekonomi Jakarta

Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani Susanti, H. 1995. Indikator- Todaro, M. P. 1999. Econ

New York.

__________. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Erlangga. Jakarta.

_________. 2013. Membangu

Terobosan Menanggulangi Kemiskinan _________. 2004. Makro Ekonomi

_________. 2006. Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan) Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.

________. 2006. Analisis Usahatani.

________. 2012. Distribusi Pendapatan menurut Kriteria Bank Dunia dan Jakarta.

________. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Yogyakarta

________. 2010. Ekonomi Pembangunan

Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas.

Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

-Indikator Makro Ekonomi. LPFE – UI. Jakarta.

Economics Development in the Third World, The Longman Inc

Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit

Membangun Pertanian Dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani Menanggulangi Kemiskinan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Makro Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan) Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.

lisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Distribusi Pendapatan menurut Kriteria Bank Dunia dan

Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.

________. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Rajawali Press.

UI. Jakarta.

, The Longman Inc

Masyarakat Tani Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan).

Distribusi Pendapatan menurut Kriteria Bank Dunia dan Indeks Gini.

Ekonomi Daerah. BPFE.

. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Gambar

Tabel 1. Perhitungan Indeks Gini Ratio Gini Pendapatan Rumah Tangga Merah Dan Non petani bawang merah Di Desa Lam
Gambar 1. Kurva Lorenz Total Keseluruhan KK Sampel di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Tabel 3. Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Rumah Tangga Bawang Merah Di Desa Lam Manyang
Tabel 4. Klasifikasi Distribusi Dan Porsi Pendapatan Petani Bawang Merah Petani Bawang Merah Di Desa Lam Manyang Kecamatan Kabupaten Aceh Besar

Referensi

Dokumen terkait

DEFINISI 33 : garis tinggi pada suatu segitiga adalah suatu segmen yang ditarik dari sembarang verteks ( titik sudut ), tegak lurus terhadap sisi dihadapannya (dapat

Pada penelitian ini menggunakan bahan arang batok kelapa desa kalampangan untuk campuran beton K225 sebagai pengganti agregat halus terhadap persentasi berat,

keterkaitan keduanya, berjalan dengan suatu hubungan dimana ketika kawasan perkotaan di Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan, khususnya pada Kota Pekalongan dan Kota

Lebih tingginya proporsi belanja untuk kepentingan publik diband- ingkan untuk kepentingan aparatur seperti yang di- tunjukkan pada grafik tersebut, mengindikasikan

Tradisional di Kota Surabaya, Jawa Timur”. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.. Membangun pasar tidaklah mudah. Revitalisasi pasar memakan biaya yang tinggi. Selain

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun pertama ini dapat disimpulkan bahwa penambahan glutathione 1.5 mM pada medium maturation oocytes kerbau secara in vitro

Pertumbuhan antar populasi lele Sangkuriang, Mesir, Kenya dan Thailand tidak berbeda nyata namun pada keseragaman ukuran populasi lele Sangkuriang masih lebih rendah sedangkan

Hasil penelitian ditemukan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh Rizprod Equipment hanyalah laporan arus kas dan belum sesuai dengan SAK ETAP, dimana laporan