• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN GUNA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN LINGKUNGAN PESISIR SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN GUNA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN LINGKUNGAN PESISIR SUMATERA UTARA"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PEREKONOMIAN LINGKUNGAN PESISIR SUMATERA UTARA

Oleh

RABBITA NUR EDEN 162102046

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan kasihNya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Peran Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Pemberdayaan Nelayan guna Meningkatkan Perekonomian Lingkungan Pesisir Sumatera Utara”. Tugas akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Mutia Ismail SE, MM, Ak, selaku Ketua Program Studi D-III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi D-III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rasdianto M.Si, Ak, selaku pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(5)

memberikan izin riset data dan segala yang diperlukan kepada penulis.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Patuan H.

Manurung dan Ibunda tercinta Marliana Tampubolon yang telah memberikan segalanya kepada penulis, dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan doa yang tiada hentinya kepada penulis dengan tulus dan ikhlas. Serta kakak perempuan saya Uzi Olivia Manurung, S.Hut., yang selalu memberikan masukan dan semangat dengan sukarela.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 D-III Akuntansi. Terutama kumpulan manusia menjadi sahabat tak berkesan terdiri dari: Fahrija, Maylinda, Refina (induk geng), Yonia. Terimakasih atas masa-masa perjuangan bersama menempuh ilmu. Suka duka telah kita jalani bersama selama 3 tahun ini, semoga menjadi kenangan indah nanlucu di masa depan nanti.

9. Teruntuk geng THOR semasa SMA penulis yang bernama Bella, Kiki, Mega, Mondang, Nabila alias mama geng. Dan kepada semua pihak yang telah meluangkan waktunya membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, THANKYOU ALL.

(6)

Atas bantuan dan dorongan tersebut, penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Tuhan yang Maha Esa, dan penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2019

Penulis

Rabbita Nur Eden 162102046

(7)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Penelitian ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA ... 8

A. Sejarah Ringkas ... 8

1.Visi Misi dan Tujuan ... 12

B. Struktur Organisasi... 13

C. Job Description ... 15

D. Strategi dan Kebijakan ... 21

BAB III ANALISIS PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN GUNA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN LINGKUNGAN PESISIR SUMATERA UTARA……….. 22

A. Pemberdayaan Nelayan ... 22

B. Peran Dinas Kelautan dan Perikanan Dalam Meningkatkan Perekonomian Pesisir ... 24

C. Tantangan dan Peluang Dinas Kelautan dan Perikanan ... 28

D. Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara ... 34

E. Realisasi Program, Kegiatan dan Alokasi Dana pada DinasKelautandanPerikananProvinsi Sumatera utara ... 35

F. Analisis Peran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara Dalam Pemberdayaan masyarakat pesisir ... 46

(8)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(9)

1.1 Jadwal penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir ... 6 2.2 Struktur Organisasi Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provsu ... 14 3.1 Tabel Jumlah Anggaran dan Realisasi Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sumatera Utara s/d Tahun Anggaran 2013 ... .41

(10)

Daftar Gambar

No Judul Halaman

2.1 Gambar dan Logo Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan

ProvinsiSumatera Utara...……….……….11

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Potensi Pesisir dan Laut Provinsi Sumatera Utara tidak saja memiliki nilai ekonomi yang cukup besar tetapi juga memiliki nilai strategis yang cukup penting. Wilayah pesisir Provinsi Sumatera Utara terletak disebelah barat menghadap langsung ke Samudera Hindia dengan panjang garis pantai lebih dari 755 km dan di Sebelah Timur, menghadap ke Selat Malaka dengan panjang garis pantai 545 km. Terdapat 206 pulau yang terdiri dari 204 pulau kecil dan 2 pulau besar. Terdapat 197 pulau kecil yang berada di wilayah pesisir dan pulau–pulau kecil.

Namun sangat disayangkan bahwa potensi sumberdaya yang begitu besar, tetapi pemanfaatan dan pengolahannya masih belum optimal dan kurang tepat sasaran. Sejauh ini masyarakat pesisir dianggap sebagai bagian dari kelompok masyarakat termiskin dan termarginalkan.

Sebagian besar nelayan pesisir adalah nelayan tradisional yang umumnya memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah, karena mereka menganggap tidak perlu pendidikan tinggi untuk mencari ikan dilaut dan lebih mementingkan atau mengandalkan tenaga serta pengalaman mereka. Dengan tingkat pendidikan yang rendah maka nelayan mengalami kesulitan untuk beralih profesi diluar profesinya sebagai nelayan. Kemiskinan dan keterbatasan ekonomi yang menjadi persoalan utama nelayan pesisir khususnya nelayan tradisional diakibatkan

(12)

2

penangkapan ikan yang masih sangat sederhana, persaingan dengan nelayan modern atau korporasi perikanan, biaya melaut yang tinggi diakibatkan oleh mahalnya sarana dan prasarana produksi, harga bahan bakar minyak untuk melaut yang tinggi, ketergantungan nelayan tradisional pada rentenir atau tengkulak ikan, tidak adanya alternatif mata pencaharian lain selain sebagai nelayan tradisional, pendapatan ekonomi nelayan tradisional yang tidak menentu dan jauh dari kehidupan yang layak.

Penyebab kemiskinan nelayan diakibatkan juga oleh faktor-faktor ekstenal dan internal. faktor internal yaitu keterbatasan kualitas sumberdaya manusia nelayan, keterbatasan modal usaha, keterbatasan teknologi penangkapan, hubungan kerja pemilik perahu tangkap dan nelayan serta buruh nelayan yang kurang harmonis, ketergantungan pada musim melautdan gaya hidup atau perilaku konsumtif nelayan.

Untuk faktor eksternal yaitu diakibatkan oleh kebijakan pembangunan perikanan yang masih belum berpihak pada nelayan, sistem pemasaran hasil perikanan yang hanya menguntungkan pedagang perantara, serta masalah kerusakan ekosistem laut lewat pencemaran air laut, pengrusakan terumbu karang, penggunaan alat tangkap yang tak ramah lingkungan, terbatasnya teknologi pengolahan pasca panen dan terbatasnya peluang kerja disektor non perikanan (off fishing) di desa-desa nelayan.

Persoalan tingkat pendidikan masyarakat pesisir dalam hal ini nelayan pesisir seringkali menjadi persoalan utama kemiskinan nelayan. Dengan tingkat pendidikan yang rendah maka nelayan mengalami kesulitan untuk beralih profesi

(13)

diluar profesinya sebagai nelayan. Perlu diketahui pendidikan sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia nelayan.

Secara sosial ekonomi, wilayah pesisir dan laut memiliki arti penting dalam pembangunan nasional karena sebagian besar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah wilayah laut.

Potensi sumber daya maritim yang melimpah ini kemudian tidak diikuti dengan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir pantai dan laut, sebagai akibat dari adanya pengelolahan sumber daya laut yang belum maksimal dan berpihak pada masyarakat pesisir. Potensi sumber daya pesisir yang melimpah juga di miliki oleh Provinsi Sumatera Utara, tetapi belum di kelolah maksimal sehingga belum banyak berdampak bagi pendapatan nelayan pesisir.

Perilaku konsumtif tinggi juga terjadi di dalam keluarga nelayan pesisir di Sumatera Utara. Perilaku konsumtif terjadi ketika para nelayan memiliki pendapatan yang lebih dari hasil melaut, dihabiskan dengan adanya syukuran, membeli barang-barang yang bukan prioritas dan tidak produktif. Kelebihan pendapatan tidak pernah ditabung, analisis kebutuhan pemberdayaan nelayan pesisir berbasis ekonomi dan potensi Pesisir di Sumatera Utara bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan serta kebutuhan–kebutuhan nelayan dalam rangka menjawab setiap permasalahan nelayan yang teridentifikasi pada komunitas nelayan Pesisir Sumatera Utara.

Analisis kebutuhan dilakukan sebagai dasar penyusunan materi model pemberdayaan nelayan pesisir dan potensi pesisir Provinsi Sumatera Utara.

Melalui pemerintah daerah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya,

(14)

4

pemberdayaan ini diharapkan dapat memberikan dampak lanjutan terutama dalam pengembangan ekonomi di wilayah pesisir melalui sistem pembelajaran sederhana dalam membuat perencanaan dan menata sendiri permukiman dan lingkungannya.

Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas masalah pemberdayaan pada nelayan di pesisir Sumatera Utara, sehingga penulis mengambil judul : „Analisis Peran Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Pemberdayaan Nelayan Guna Meningkatkan Perekonomian Lingkungan Pesisir Sumatera Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Peran Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Pemberdayaan Nelayan Guna Meningkatkan Perekonomian Lingkungan Pesisir Sumatera Utara ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

a. Mempelajari bagaimana kehidupan perekonomian masyarakat di daerah pesisir Sumatera Utara.

b. Mengetahui bagaimana peranan Dinas Kelautan dan Perikanan bagi masyarakat di lingkungan pesisir Sumatera Utara.

(15)

c. Menilai pelaksanaan program dan kinerja pemberdayaan masyarakat pesisir yang telah diterapkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara.

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk memperkaya wawasan pembaca tentang peran dinas keluatan dan perikanan bagi pemberdayaan nelayan pesisir.

b. Sebagai analisa dan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan program, solusi alternatif, dan fasilitas lainnya yang sesuai dan dapat mendukung kelancaran dan peningkatan perekonomian pada masa yang akan datang. Sehingga Dinas Kelautan dan Perikanan dapat bermanfaat sesuai dengan yang diharapkan.

c. Agar masyarakat bisa mengetahui pentingnya pemberdayaan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dari aspek sosial maupun ekonomi.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. Tertera dalam tabel dibawah ini :

(16)

6

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO. KEGIATAN MARET 2019 APRIL 2019

II III IV I II III IV 1. Pengesahan Judul

2. Permohonan Izin Riset 3. Pengajuan Dosen Pembimbing 4. Pengumpulan Data

5. Pengesaha Tugas Akhir 6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Seminar Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya dalam empat bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan, jadwal penelitian, rencana isi.

(17)

BAB II : DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini diuraikan sejarah ringkas instansi, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, job description, strategi dan kebijakan.

BAB III : ANALISIS PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN GUNA MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN LINGKUNGAN PESISISR SUMATERA UTARA Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai Pemberdayaan Masyarakat, Peran Dinas Kelautan dan Perikanan Dalam Meningkatkan Perekonomian Pesisir, Tantangan dan Peluang Dinas Kelautan dan Perikanan,Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, Realisasi Program, Kegiatan dan Alokasi Dana pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera utara, Analisis Peran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara Dalam Pemberdayaan masyarakat pesisir.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah hasil penelitian dikembangkan, maka penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang dapat menunjang kemajuan perusahaan (instansi pemerintah) pada masa yang akan datang.

(18)

BAB II

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Rigkas

Pada waktu penjajahan Belanda dan Jepang, Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara masih bernama LAND BOW dan setelah Negara Republik Indonesia Merdeka pada tahun 1945 di bentuk jawatan Perikanan dimana pada saat itu Jawatan ini masih terdiri dari seksi-seksi antara lain:

1. Seksi Perikanan Rakyat.

2. Seksi Perikanan Darat.

3. Seksi Perikanan Laut.

4. Seksi Kehutanan.

Pada awal berdirinya Dinas Kelautan dan Perikanan adalah dengan nama Jawatan Pertanian yang terdiri dari seksi Perikanan Darat dan Seksi Perikanan Laut, berdasarkan PP Nomor 49 Tahun 1951 PP mengenai Jawatan Perikanan Darat Daerah Sumatera Utara ini berlaku sampai dengan Tahun 1974, sedangkan untuk Seksi Perikanan Laut adalah berdasarkan PP Nomor 64 Tahun 1952 tentang Jawatan Perikanan Laut Daerah Sumatera Utara, PP ini berlaku hingga Tahun 1975, kemudian pada Tahun 1974 Perikanan Darat dan Perikanan Laut digabung dengan nama Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara Tanggal 13 Maret 1974 No 29/1974 yang beralokasi di Jalan Sei Batugingging No.6 Medan, di pimpin oleh IR. Bambang Suboko dari

(19)

Tahun 1974-1984. Setelah itu pada Tahun 1984-1986 dibawah kepemimpinan IR.

Koesno Raharjo, kemudian pada Tahun 1986-1990, Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Sumatera Utara di bawah Kepemimpinan IR. Boedi Soesilo, pada Periode 1990-1999 Dinas Perikanan Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Sumatera Utara berada di bawah Kepemimpinan IR. H.Zainuddin P. Siregar, dan Periode akhir Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Sumatera Utara adalah di bawah pimpinan IR. Sofyan Sori Nasution pada Tahun 1999-2001.

Dengan peraturan pemerintah No.12 tahun 1957 tanggal 18 Desember 1957,tentang penyerahan sebagai dari urusan pemerintah pusat dalam bidang perikanan laut, kehutanan, karet rakyat kepala daerah dan kemudian dibentuk Jawatan Perikanan Laut Swantara Sumatera Utara. Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Otonomi Provinsi Sumatera Utara.

Menteri Pertanian tanggal 23 Oktober 1972 No. 437/Mentan/1972 dan mulai tanggal 13 Maret dearah perikanan darat dan daerah perikanan laut disatukan menjadi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsin Sumatera Utara. Berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2001 Dinas Kelautan dan Perikana Provinsi Sumatera Utara membawahi 3 Unit Pelaksana Teknis (UPT) daerah yaitu :

1. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Penangkapan Ikan Belawan.

2. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pembinaan Budi Daya Ikan Kerasaan.

3. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (UPT LPPMHP).

(20)

10

Kemudian dengan peraturan Gubernur No. 12 Tahun 2005 tanggal 3 Agustus 2005 Unit Pelaksana Teknis bertambah. Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 56 tahun 2011 tentang Struktur Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup Provinsi Sumatera Utara maka terbentuklah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara yang berkedudukan di Jalan Sei Batu Gingging No.6 Medan, Kel. Medan Selayang, Kec. Medan Baru Kota Medan tepatnya pada saat kepemimpinan Ir. Yosep Siswanto pada Tahun 2006-2009.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara di pimpin oleh Bapak H. Zonny Waldy, S.Sos.,MM sejak 13Agustus 2014, kemudian diganti oleh Bapak Mulyadi Simatupang, S.Pi.,M.Si sampai dengan sekarang, dengan adanya Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) yang baru terbentuklah 5 UPT di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari :

1. Unit Pelaksana Pelabuhan Perikanan Pantai Pulu Tello (UPT PPP P. Tello).

2. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (UPT LPPMHP) Medan.

3. Unit Pelaksana Teknis Pembinaan Penangkapan Ikan (UPI) Belawan.

4. Unit Pelaksana Teknis Budidaya Ikan Kerasaan.

5. Unit Pelaksana Teknis PPP Tanjung Balai.

(21)

Logo Instansi Gambar 2.1

Logo Dinas Kelautan dan Perikanan Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan.

Makna khusus dari logo dinas kelautan dan perikanan Provinsi Sumatera Utara yakni:

1. Kepalan tangan yang diacungkan keatas menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Sumatera Utara dengan melawan imperialisme, kolonialisme, feodalisme, dan komunisme.

2. Bintang bersudut lima, perisai, dan rantai, melambangkan kesatuan rakyat dalam membela dan mempertahankan pancasila.

3. Pabrik, pelabuhan, karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun padi, dan tulisan Sumatera Utara, melambangkan daerah yang indah, permai, masyur dan kekayaan alamnya yang melimpah-limpah.

4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir melambangkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan,

(22)

12

dimana ketiganya ini berikut dengan tongkat dibawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa patriotisme dan membela keadilan.

5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur bersemangat, dan persatuan kegotongroyongan yang dinamis.

1. VISI, MISI DAN TUJUAN

Visi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara yaitu:

“Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang memiliki Daya Saing dan berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat “, adapun Misi yang di tetapkan untuk mewujudkan Visi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara yaitu :

1. Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan, nelayan dan masyarakat pesisir.

2. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara efisien dan berkelanjutan.

3. Meningkatkan persediaan bahan pangan sumber protein dan bahan baku industri di dalam negeri serta eksport.

4. Memantapkan sistem pendukung, yang terdiri dari teknologi, permodalan sarana dan prasarana kelembagaan serta iklim usaha yang kondusif.

5. Peningkatan produksi perikanan budidaya yang dilaksanakan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi serta penggunaan induk dan benih unggul.

(23)

B. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugasnya, maka akan diperlukan sistem organisasi dan manajemen yang baik. Faktor koordinasi sangat penting untuk memperoleh hasil kerja yang sangat maksimal, agar tujuan yang di inginkan dapat tercapai.

Tentunya dibutuhkan suatu organisasi, dimana struktur organisasi tersebut disusun secara efektif dan efisien. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan melalui strategi yang dipilih.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara mempunyai Struktur organisasi berbentuk garis dimana wewenang dialirkan dari Kepala Dinas Kepada Sekretaris kemudian dilanjutkan kepada Kepala Bidang, demikian seterusnya. Susunan struktur organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari beberapa unsur, yakni:

(24)

14

TABEL 2.2 Struktur Organisasi

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

(25)

C. Job Description

1. Kepala Dinas

a. Menyelenggarakan perumusan, penetapan, pengaturan dan pengkoordinasi pelaksanaan kebijakan teknis bidang kelautan dan perikanan meliputi perencanaan, pengendalian, pengawasan perikanan budidaya perikanan tangkap jaringan mutu dan keamanan hasil perikanan serta pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

b. Menyelenggarakan pengkoordinasi dan fasilitas pengendalian dan pengawasan perikanan budidaya, perikanan tangkap, pengawasan, pengendalian sumber daya perikanan dan kelautan, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

c. Menyelenggarakan penataan pembinaan dan pengkoordinasian Unit Pelaksana Teknis Dinas.

d. Melaksanakan penegakan hukum perikanan budidaya, perikanan tangkap, pengawasan pengendalian sumber daya perikanan dan kelautan, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

2. Sekretariat

a. Menyelenggarakan pengelolaan dan administrasi umum.

b. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja dan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

(26)

16

c. Menyelenggarakan penyusunan rencana strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

d. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

e. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan fungsional serta pengkoordinasian laporan, evaluasi, monitoring atas kegiatan bidang- bidang Dinas Pelaksanaan Teknis Dinas.

f. Menyelenggarakan pengelolaan dan pengembangan anggaran belanja daerah serta program, pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang perikanan.

g. Menyelenggarakan pembangunan perikanan skala Provinsi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

h. Menyelenggarakan bimbingan dan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan analisis dan penyajian data dan statistik serta informasi di bidang perikanan di wilayah laut kewenangan Provinsi.

i. Menyelenggarakan peningkatan kapasitas kelembagaan dari Sumber Daya Manusia bidang Kelautan dan Perikanan.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya Sekretariat membawahi:

(27)

1. Sub Bagian Umum

a. Pembinaan disiplin pegawai serta mutasi dan pemberhentian pegawai di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

b. Melaksanakan Peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan, serta tugas/izin belajar, dan pelatihan kepemimpinan/struktural, fungsional dan teknis.

c. Melaksanakan administrasi/penata usahawan, penerimaan, pendistribusian, surat-surat naskah dinas dan arsip, serta melaksanakan urusan keprotokolan dan penyampaian rapat-rapat serta pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum minimal dan pendokumentasian surat-surat dan juga barang-barang.

d. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait pada instansi.

2. Sub Bagian Keuangan

a. Melaksanakan penyusunan bahan dana penyiapan anggaran dan pengadministrasian dan pembukuan keuangan dinas serta penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah.

b. Melaksanakan pembinaan perbendaharaan keuangan serta penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis administrasi serta verifikasi keuangan.

c. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan lainnya.

d. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan

(28)

18

e. Melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan.

f. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugasnya.

3. Sub Bagian Program

a. Melaksanakan penyusunan pengelolaan data kelautan dan perikanan.

b. Melaksanakan penyusunan bahan secara strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Dinas.

c. Melaksanakan penyusunan pengkoordinasian evaluasi dan monitoring di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

d. Melaksanakan pengelolaan sistem informasi dan pengolaan data kelautan dan perikanan.

e. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja terkait instansi.

3. Bidang Perikanan Budidaya

a. Menyelenggarakan kebijakan produk pembenihan perikanan di air tawar, air payau dan laut.

b. Menyelenggarakan kebijakan pembinaan tata pemanfaatan air dan tata lahan pembudidayaan ikan.

c. Menyelenggarakan kebijakan pengelolaan pengguna sarana dan prasarana pembudidaya ikan .

d. Menyelenggarakan potensi dan alokasi lahan pembudidaya ikan agar dapat menghasilkan benih ikan yang lebih banyak.

(29)

e. Menyelenggarakan teknis perbanyakan dan pengelolahan induk perjenis, induk dasar dan benih alam.

f. Penyelenggaraan kebijakan pengadaan, penggunaan dan peredaran serta pengawasan obat ikan, bahan kimia, bahan biologis pakan ikan.

g. Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan uraian tugas, Kepala Bidang Perikanan Budidaya pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh:

a. Seksi Teknologi b. Seksi Pasca Panen c. Seksi Kesehatan Ikan

4. Bidang Perikanan Tangkap

a. Menyelenggarakan koordinasi kebijakan lokasi pembangunan pengelolaan pelabuhan perikanan kewenangan provinsi.

b. Menyelenggarakan dukungan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan pada wilayah perbatasan dengan negara lain.

c. Menyelenggarakan kebijakan pembangunan kapal perikanan dan pembuatan alat tangkap ikan.

d. Menyelenggarakan kebijakan penggunaan peralatan bantu dan pengedaran jauh untuk penangkap ikan.

e. Penyelenggaraan dan koordinasi pengawasan untuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan provinsi.

f. Menyelenggarakan dan koordinasi kebijakan penempatan rumpon di

(30)

20

g. Bidang Perikanan Tangkap membawahi: Seksi Sarana Penangkapan, Seksi Pengolahan dan Pemasaran, Seksi Usaha Penangkapan.

5. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Perikanan dan Sumber Daya Perikanan

a. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pengawasan untuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan serta sumber daya manusia dalam kewenangan wilayah Provinsi.

b. Menyelenggarakan pengawasan pemanfaatan dan perlindungan plasma nutfah perikanan.

c. Menyelenggarakan pengawasan pembenihan, pembudidayaan ikan dan sistem pengendalian hama dan penyakit serta menyelenggarakan pembinaan pemantauan dan mengawasi lembaga sertifikat pembenihan ikan.

d. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan dan Kelautan di bantu oleh: Seksi Sumberdaya Perairan Umum, Seksi Sumberdaya Kelautan, Seksi Penanganan, Pelanggaran, dan Penegakan Hukum.

6. Bidang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil

a. Penyelenggaraan dan koordinasi kebijakan penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut wilayah laut kewenangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

b. Penyelenggaraan Kebijakan dalam rangka pemberdayaan masyarakat

(31)

pesisir antar kabupaten/kota dalam wilayah Kewenangan Provinsi Sumatera Utara.

c. Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan reklamasi pantai dan mitigasi bencana alam diwilayah pesisir dan laut dalam kewenangan provinsi.

d. Penyelenggaraan kebijakan peningkatan kapasitas kelembagaan dua sumberdaya manusia di bidang kelautan dan perikanan.

e. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Bidang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.

D. Strategi dan Kebijakan

a. Meningkatkan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

b. Meningkatkan jumlah pembudidaya ikan yang menerapkan Cara Berbudidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).

c. Meningkatkan volume ekspor hasil perikanan.

d. Meningkatkan jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) yang memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).

e. Meningkatkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

f. Mengurangi kegiatan Illegal Fishing (Penangkapan ikan tanpa dokumen pendukung).

(32)

BAB III

ANALISIS PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN GUNA MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN DI LINGKUNGAN PESISIR SUMATERA UTARA

A. Pemberdayaan Nelayan

Pengertian Pemberdayaan Nelayan

definisi pemberdayaan nelayan diartikan sebagai usaha-usaha sadar yang bersifat terencana, sistematik, dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian sosial, ekonomi dan politik masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai kesejahteraan sosial yang berkelanjutan. Kegiatan perencanaan untuk mengelola sumberdaya pesisisr melalui partisipasi atau keterlibatan oleh sektor-sektor ekonomi, lembaga pemerintah dan lembaga non-pemerintah yang memiliki keterkaitan dengan pengeloaan wilayah pesisir tersebut.

Strategi Pemberdayaan

a. Strategi Fasilitasi, yaitu mengaharapkan kelompok menjadi sasaran program sadar terhadap pilihan-pilihan dan sumberdaya yang dimiliki. Strategi ini dikenal sebagai strategi kooperatif, yaitu agen peubah secara bersamaan dengan kliennya (masyarakat) mencari penyelesaian.

(33)

b. Strategi Edukatif, yaitu strategi yang diperuntukan bagi masyarakat yang tidak mempunyai pengetahuan dan keahlian terhadap segmen yang akan diberdayakan.

c. Strategi Persuasif, yaitu strategi yang ditujukan untuk membawa perubahan melalui kebiasaan dalam berperilaku. Strategi ini lebih cocok digunakan bila target tidak sadar terhadap kebutuhan perubahan atau mempunyai komitmen yang rendah terhadap perubahan.

d. Strategi Kekuasaan, yaitu strategi yang efektif membutuhkan agen peubah yang mempunyai sumber-sumber untuk memberi bonus atau sanksi pada target serta mempunyai kemampuan untuk monopolis akses. Untuk terlaksananya strategi-strategi tersebut, program unggulan harus dibuat dan dilaksanakan secara terstruktur dan terencana dengan komitmen yang kuat.

Proses Pemberdayaan

a. Proses Penyadaran, dimana masyarakat diberi sebuah pencerahan dalam arti memberikan penyadaran bahwa mereka mampu untuk memiliki sesuatu dan bahwasanya mereka mempunyai kemampuan dan kapasitas yang luar biasa jika saja mereka mau mengeksplor kemampuan dalam dirinya.

b. Proses Pemberian Daya, pada proses ini mereka diberi daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang. Pemberian ini sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki atau sesuai kecakapan penerima, sehingga masyarakat menjadi mau, tau dan mampu melakukan perubahan dalam hidupnya kearah yang lebih baik.

(34)

24

c. Proses Pengkapasitasan, yaitu proses dimana masyarakat yang diberdayakan diberi program pemampuan untuk membuat mereka memiliki skil dalam mengelola manajemen diri dan sumber daya yang dimiliki.

B. Peran Dinas Kelautan dan Perikanan Dalam Meningkatkan Perekonomian Lingkungan Pesisir

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta berjalannya tata laksana dan tata kerja kedinasan maka Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok yang diemban Dinas Kelautan dan Perikanan adalah menjalankan dan melaksanakan Kewenangan Otonomi dibidang Kelautan dan Perikanan.

Seperti wawancara dengan staf yang telah dilakukan penulis paada tanggal 22 April 2019 adalah sebagai berikut :“Dinas perikanan sebagai perantara dalam aspek operasional perizinan dan pemberian kebijakan terkait pengadaan bantuan yang diberikan pemerintah pusat”.

wawancara dengan pegawai bidang KP3K juga menyatakan sebagai berikut :

“Dinas Perikanan berperan dalam sarana produksi yang dibutuhkan masyarakat nelayan. Pemberian bantuan sarana operasional, pembinaan kelompok nelayan, pembangunan tempat pelelangan ikan dan peningkatan pasca panen nelayan”.

Berdasarkan wawancara dengan responden diatas, dapat disimpulkan bahwa peran Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu sebagai perantara bantuan dari pemerintah pusat dalam meningkatkan perekonomian nelayan. Selain itu Dinas

(35)

Perikanan berperan aktif dalam memberikan izin terhadap usaha yang dijalankan nelayan.

Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Kelautan dan Perikanan.

2. Pemberian Perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang Kelautan dan Perikanan.

3. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Kelautan dan Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a.

Penetapan kebijakan dan pengelolaan Plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka perikanan di wilayah laut kewenangan sebagai berikut.

b.

Pemberian izin usaha dan pengawasan pembudidayaan, pembenihan, penangkapan dan pengangkutan ikan di darat dan perairan laut serta pembinaan terhadap penangkapan ikan.

c.

Penataan dan pengelolaan perairan di darat dan perairan laut.

d.

Penetapan kebijakan dan pengawasan ekploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut kewenangan daerah Provinsi.

e.

Pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan, serta pembangunan dan pengelolaan pangkalan pendaratan ikan.

f.

Pembinaan permukiman nelayan, penetapan sertifikasi mutu dan sarana Perikanan.

(36)

26

g.

Pengendalian terhadap pelaksanaan pemberantasan, pemberian izin dan pengawasan terhadap pengelolaan hasil perikanan.

h.

Pengelolaan dan pengawasan pesisir pantai, hutan bakau dan terumbu karang lingkup Kabupaten/Kota dan pulau-pulau kecil.

i.

Pemberian izin pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelam dalam perairan laut wilayah lingkup kewenangan Provinsi.

j.

Penetapan kebijakan untuk mendukung pembangunan bidang Kelautan dan Perikanan.

k.

Penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal dalam bidang Kelautan dan Perikanan yang wajib dilaksanakan oleh Provinsi.

l.

Penyelenggaraan perjanjian atau persetujuan Internasional atas nama daerah di bidang Kelautan dan Perikanan.

m.

Penyelenggaraan Ekspor Impor sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

n.

Penyelengaraan riset dan teknologi bidang Kelautan dan Perikanan yang tidak berisiko tinggi.

o.

Penyelenggaraan sistem Kelautan dan Perikanan serta promosi Kelautan dan Perikanan.

p.

Pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh Peraturan Perundang- undangan dan pengawasan kerjasama bidang Kelautan dan Perikanan.

q.

Pengendalian, pengawasan dan pemberantasan terhadap Illegal Fishing.

(37)

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara dalam menjalankan perannya telah melakukan beberapa kegitan sesuasi dengan kewenangan yang telah di berikan dalam meningkatkan perekonomian nelayan di Provinsi Sumatera Utara, adapun kegitan tersebut yaitu:

1. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara memberikan perizinan kepada masyarakat Nelayan untuk izin usaha dan pengangkutan ikan di darat maupun perairan laut serta pembinaan terhadap penangkapan ikan.

2. Dinas Kelautan dan Perikan Provinsi Sumatera Utara menjalankan kegiatan pengelolaan perairan di darat dan perairan laut yang berfungsi untuk menjaga kestabilan produksi ikan dan kebersihan laut tetap terjaga.

3. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara melakukan Pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan dan pangkalan pendaratan ikan yang bekerja sama dengan Kementerian.

4. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara memberikan izin dan pengawasan terhadap pengelolaan hasil Perikanan.

5. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara menjalankan penyelenggaraan Ekspor Impor hasil tangkap sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

6. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara menjalankan kegiatan pengendalian, pengawasan dan pemberantasan terhadap Illegal Fishing, dengan mengadakan patroli laut dengan bekerja sama dengan

(38)

28

C. Tantangan dan Peluang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

Pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2013–2018 berkaitan dengan 5 prioritas pembangunan nasional, yakni:

1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pemantapan tata kelola pemerintah yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh intregitas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa dan transparan.

2. Penanggulangan Kemiskinan

Penurunan tingkat kemiskinan nasional absolute dari 14,1% pada tahun 2009 menjadi 8-10% pada tahun 2014 dan perbaikan distribusi pendapatan dengan perlindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah.

3. Ketahanan Pangan

Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produksi pertanian, peningkatan pendapatan petani serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.

4. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan disertai penguasaan dan pengelolaan resiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim.

(39)

5. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca-Konflik

Program aksi untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca-konflik ditujukan untuk pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pasca- konflik.

Tantangan pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2013–2018 antara lain adalah :

A. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan serta Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

1. Keterbatasan sarana pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.

2. Batas wilayah perairan antara Indonesia dengan Negara tetangga belum tuntas diselesaikan.

3. Masih tingginya jumlah masyarakat pesisir yang tergolong kedalam masyarakat miskin.

4. Pemanfaatan potensi pulau-pulau kecil belum optimal.

5. Belum adanya Regulasi (Peraturan Daerah) yang mengatur pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil.

6. Terjadinya kerusakan terumbu karang dan hutan mangrove dikawasan budidaya perikanan.

7. Masih terjadinya pencurian ikan oleh kapal asing.

B. Penangkapan Ikan

1. Kapal ikan menangkap ikan tanpa dokumen yang sah, seperti tanpa IUP/SIPI, atau telah habis masa berlakunya, surat izin tidak sesuai dengan

(40)

30

kondisi kapal yang sebenarnya, seperti penangkapan ikan dengan alat terlarang dan Pelanggaran jalur penangkapan ikan.

2. Terjadinya pencemaran di perairan umum dan pantai.

3. Terjadi kesenjangan pemanfaatan SDI di perairan Sumatera Utara antara pantai barat dan pantai timur.

4. Meningkatnya biaya operasional untuk melakukan penangkapan ikan yang diakibatkan oleh kenaikan harga BBM dan oli.

5. Jumlah kapal perikanan tangkap masih didominasi perahu kecil ukuran <5GT dan alat tangkap tradisional dengan produksi yang masih rendah.

6. Produksi perikanan masih didominasi oleh hasil tangkapan dilaut.

7. Daerah penangkapan ikan (fishing ground) yang terbatas.

8. Penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dibidang penangkapan ikan masih terbatas.

9. Rendahnya mutu hasil tangkapan ikan nelayan yang berakibat kepada rendahnya harga jual ikan.

10. Terbatasnya bahan baku kayu sebagai bahan pembuatan kapal perikanan.

C. Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan

1. Penanganan dan pengolahan hasil perikanan yang belum memperhatikan standar kesehatan.

2. Akses permodalan bagi usaha bidang kelautan dan perikanan masih terbatas.

3. Tingkat pendidikan dan keterampilan pengolah dan pemasaran hasil perikanan masih rendah.

(41)

4. Belum semua parameter uji untuk pengujian produk hasil perikanan terakreditasi.

5. Jenis peralatan uji di LPPMHP belum lengkap.

6. Belum optimalnya diversifikasi produk ekspor hasil perikanan Provinsi Sumatera Utara.

7. Ketersediaan bahan baku untuk UPI yang melakukan kegiatan ekspor hasil perikanan masih terbatas.

8. Belum semua UPI dan supplier memiliki Seritifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).

9. Mutu hasil perikanan yang di ekspor oleh UPI belum sesuai dengan permintaan pembeli luar negeri.

10. Pengelolaan usaha penangkapan ikan oleh sebagian besar pelaku usaha belum dilandasi dengan kaidah-kaidah pengelolaan usaha yang baik.

D. Budidaya Perikanan

1. Meningkatnya harga pakan sehingga meningkatkan biaya produksi.

2. Belum tuntasnya penanganan penyakit ikan, khususnya pada pembudidayaan udang.

3. Belum optimalnya penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik(CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).

4. Terbatasnya akses permodalan.

Untuk menghadapi tantangan dan permasalahan dalam pembangunan kelautan dan perikanan, maka kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Provinsi

(42)

32

Sumatera Utara untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan serta Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

1. Pembinaan terhadap kelompok masyarakat pengawas.

2. Operasi rutin dan gabungan antara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara dengan instansi terkait untuk menertibkan penangkapan ikan di laut.

3. Peningkatan sarana pengawasan sumberdaya ikan.

4. Percepatan Penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan.

5. Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya ikan.

B. Penangkapan Ikan

1. Pendekatan kawasan melalui program minapolitan, blue economy dan zona industrialisasi.

2. Peningkatan kesejahteraan nelayan pendekatan ekonomi dan perlindungan melalui pemanfaatan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) secara optimal.

3. Penigkatan pendapatan pelaku usaha perikanan dengan pendekatan kelompok/desa melalui Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP).

4. Restrukturisasi kapal perikanan tangkap menjadi >5GT dan Diversifikasi serta Modernisasi alat penangkapan ikan untuk meningkatkan produktivitas nelayan.

(43)

5. Penggunaan alat bantu penangkapan ikan (ABPI) pada kegiatan penangkapan ikan.

6. Peningkatan kualitas SDM Perikanan melalui pendidikan dan pelatihan teknologi alat penangkapan ikan, kapal perikanan dan Alat bantu penangkapan ikan.

C. Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan.

1. Meningkatkan kemampuan pengujian di LPPMHP yaitu dengan melaksanakan uji profisiensi, verifikasi serta penambahan ruang lingkup akreditasi.

2. Peningkatan jenis alat uji laboratorium LPPMHP.

3. Peningkatan sosialisasi sistem jaminan mutu hasil perikanan terhadap UPI yang melakukan ekspor hasil perikanan.

4. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah (Value Added) produk perikanan.

5. Pemetaan produksi di industri hulu–hilir (perikanan tangkap dan budidaya) menjadi penopang guna memastikan ketersediaan bahan baku industri pengolahan dan pemasaran dalam dan luar negeri.

D. Budidaya Perikanan

1. Peningkatan sarana dan prasarana pelatihan CBIB dan CPIB serta Peningkatan jumlah manajer pelaksana pengendali mutu pada CBIB dan CPIB melalui pelatihan MPM (Manajer Pengendali Mutu) guna untuk meningkatkan produksi, mutu dan menjaga kesehatan ikan dan udang.

(44)

34

2. Pemanfaatan lahan budidaya yang terlantar untuk mendukung peningkatan produksi budidaya perikanan.

3. Peningkatan hubungan dengan Perbankan terkait dengan permodalan usaha perikanan budidaya.

Kesatuan visi dan misi dalam pembangunan perikanan memerlukan suatu proses yang memakan waktu lama agar tercapainya kesinambungan dalam kegiatan pemanfaatan sumberdaya yang akhirnya bermanfaat pada kesejahteraan masyarakat nelayan.

D. Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

Tujuan adalah merupakan implementasi dari pernyataan Misi, tujuan juga merupakan dari hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang lama 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun. Adanya tujuan maka tingkat fokus serta konsentrasi organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan dapat lebih di pertajam guna memberikan arah bagi sasaran yang akan dicapai secara optimal.

Berdasarkan dari penetapan Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, maka dapat dirumuskan tujuan strategis yang ingin dicapai yaitu adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan usaha pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara optimal dan lestari.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana bidang perikanan dan kelautan.

3. Menurunkan Illegal Fishing.

(45)

4. Meningkatkan profesionalisme kinerja aparatur perikanan.

Sasaran adalah penjabaran serta penjelasan dari tujuan secara terukur yang mengenai hal yang akan dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. Adapun Sasaran strategis yang diharapkan dapat dicapai oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara yaitu:

1. Terwujudnya Sentra-Sentra Ekonomi Rakyat.

2. Tercapainya Optimalisasi Sektor Unggulan Daerah.

3. Terjaminnya Distribusi dan Pemasaran Hasil Pengelolaan Industri.

4. Terciptanya Aktivitas Pembangunan Yang Sesuai Dengan Potensi dan Karateristik Wilayah.

5. Meningkatnya Kualitas Aparatur Pemerintah.

E. Realisasi Program, Kegiatan dan Alokasi Dana pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara akan mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikanan yang telah dimulai sejak tahun 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melalui industrialisasi, para pelaku usaha perikanan mulai dari nelayan, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pemasar hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun

(46)

36

demikian, industrialisasi perikanan diharapkan mampu mengokohkan struktur usaha perikanan nasional, yang membawa multiplier effect sebagai primemover perekonomian.

Hal ini dapat dilihat dari potensi perikanan tangkap sebesar 841.200 ton per tahun yang terdiri daripotensi perikanan tangkap di selat malaka sebesar 276.000 ton pertahun dan potensi perikanan tangkap di samudera hindia sebesar 565.200 ton per tahun. Untuk potensi lahan budidaya perikanan seluas 294.444,5 Ha yang terdiri dari lahan tambak seluas 20.000 Ha, Lahan budidaya laut seluas 100.000 Ha, Lahan budidaya perairan umum seluas 155.797 Ha dan Lahan budidaya air tawar seluas 18.647,5 Ha.

Panjang garis pantai Sumatera Utara sepanjang 1.300 Km yang terdiri dari panjang pantai timur Sumatera Utara sepanjang 545 Km, panjang garis pantai barat sepanjang 375 Km dan Panjang garis pantai pulau Nias dan pulau-pulau batu sepanjang 380 Km. Mempedomani Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2009-2013, sedangkan strategi yang ditetapkan dalam meningkatkan kinerja pelayanan yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013–2018 adalah meliputi upaya :

1. Meningkatkan produksi hasil perikanan tangkap sebesar 3% pertahun dan pada tahun akhir periode Renstra mencapai 506.569,64 Ton.

2. Meningkatkan produksi hasil perikanan budidaya sebesar 10%pertahun dan tahun pada akhir periode Renstra mencapai 254.125.11 Ton.

(47)

3. Meningkatkan volume ekspor hasil perikanan Sumatera Utara sebesar 6,5 % pertahun dan pada tahun akhir periode Renstra mencapai 76.924,95 Ton.

4. Meningkatkan nilai ekspor hasil perikanan Sumatera Utara sebesar 6,5 % pertahun dan pada tahun akhir periode Renstra mencapai 328.940.704,83 U$ Dollar.

5. Meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Sumatera Utara sebesar 5 % pertahun dan pada tahun akhir periode Renstra mencapai 47,78 Kg/Kap/Tahun.

6. Meningkatkan jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) yang memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) sebesar 5 % pertahun dan pada akhir periode Renstra mencapai 37 UPI.

Capaian kinerja pelaksanaan kewenangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2013-2018 akan dicapai dengan melaksanakan beberapa program, antara lain adalah :

a) Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir, b) Program Pengembangan Budidaya Perikanan,

c) Program Pengembangan Perikanan Tangkap, dan

d) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produk Perikanan.

Berdasarkan pengukuran yang mengacu kepada Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM), maka capaian kinerja pelaksanaan kewenangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2013-2018 antara lain adalah :

(48)

38

1. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Capaian pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara berdasarkan indikator Kinerja Utama untuk tahun 2012 dan target untuk tahun 2013 s/d 2018 adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan PDB perikanan untuk tahun 2012 adalah sebesar 6,50%.

Target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 6,5% pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 9,48%.

b. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2012 sebesar 563.132,1 ton. Target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 3.7%

pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 700.297,9 Ton.

c. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2012 sebesar 143.447 ton. Target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 20%

pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 428.330,4 Ton.

Pendapatan nelayan pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.401.000,-/bulan. Target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 1%

pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi Rp. 2.548.710,- perbulan.

Pembudidaya Ikan pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.337.500,-/bulan, sedangkan target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 1% pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi Rp.2.481.303,- per bulan, pendapatan pengolah ikan pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.793.425,-/bulan,sedangkan target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 1% pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi Rp. 1.903.757,- per bulan.

(49)

d. Nilai ekspor hasil perikanan pada tahun 2012 sebesar 225.434.288 U$

Dollar. Target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 6% pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 319.732.846,1 U$ Dollar.

e. Tingkat konsumsi ikan masyarakat Sumatera Utara pada tahun 2012 sebesar 34,66Kg/Kap/Tahun. Target untuk tahun 2013s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 3% pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 41,44 Kg/Kap/Tahun.

f. Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan oleh Negara–Negara eksportir pada tahun 2012 adalah sebanyak 9 kasus,diharapkan pada tahun 2013 s/d 2018 secara kontiniu akan menurun dan pada akhir periode Renstra diharapkan tidak terjadi lagi penolakan ekspor hasil perikanan oleh Negara Negara eksportir.

g. Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan dan penambahan kawasan konservasi pada tahun 2012 adalah sebesar 148.720,93 Ha. Target untuk tahun 2013s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar <6,5%pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 217.005 Ha.

h. Jumlah pulau-pulau kecil yang telah diidentifikasi pada tahun 2012 adalah sebanyak 1 pulau. Target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan pulau yang telah diidentifikasi meningkat menjadi 5 pulau.

i. Persentase wilayah perairan yang bebas IUU fishing pada tahun 2012 adalah sebesar 27.500,16 Km2 (25%). Target untuk tahun 2013 s/d 2018

(50)

40

diharapkan terjadi peningkatan sebesar 10% pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 48.718,2 Km2 dari luas perairan Sumatera Utara.

j. Jumlah POKMASWAS Sumatera Utara pada tahun 2012 adalah sebanyak 70 Kelompok. Target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 3% pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 83 kelompok.

2. Standar Pelayanan Minimum

Capaian dan target standar pelayanan minimum yang menjadi salah satu alat ukur kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara adalah sertifikasi pengujian mutu hasil perikanan. Pada tahun 2012, jumlah serifikat yang dikeluarkan oleh UPTD LPPMHP sebanyak 4.572. Target untuk tahun 2013 s/d 2018 diharapkan terjadi peningkatan sebesar 6,5% pertahun dan pada akhir periode Renstra menjadi 6.671 setifikat.

3. Indikator Kinerja Lainnya

Berdasarkan indikator kinerja lainnya yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) tahun 2013, maka capaian kinerja dapat dilihat pada lampiran capaian kinerja lainnya. Pencapaian indikator-indikator tersebut tidak lepas dari dukungan ketersediaan anggaran sebagai upaya peningkatan pelayanan dan kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

Untuk mengetahui ketersediaan anggaran selama 5 tahun, periode tahun 2009 s/d 2013 dan realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(51)

Tabel 3.1

Jumlah Anggaran dan Realisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara s/d Tahun Anggaran 2013

NO SUMBER DANA

A/

R

TAHUN ANGGARAN

2009 2010 2011 2012 2013

1. APBD A 36.738.986.524 40.429.555.784 38.467.569.600 92.248.507.255 89.082.363.429 R 34.230.813.889 37.738.315.138 36.939.500.038 90.331.629.637 82.389.642.980

2.

APBN A 15.594.561.000 15.678.334.000 11.860.150.000 17.623.271.000 23.930.579.000 R 14.930.273.000 11.665.446.000 11.220.887.915 16.888.380.599 23.304.613.822

A : Anggaran R : Realisasi

Melihat anggaran dan realisasi yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara pada periode TA. 2009–2013 terlihat peningkatan yang signifikan, dimana anggaran tersebut dialokasikan untuk mendukung dan merealisasikan keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi Sumatera Utara dalam pencapaian indikator kinerja utama yang telah ditetapkan.

Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan yang telah dicapai oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2009-2013 yang antara lain adalah :

1. Bantuan rumah ikan kepada nelayan di Kab. Nias Utara, Kab. Nias Selatan, Kab. Langkat, Kab. Labuhan batu Utara dan Kab. Serdang Bedagai.

(52)

42

2. Pengadaan alat tangkap ikan untuk nelayan sebanyak 6 paket yang tersebar di Sumatera Utara, antara lain:

a. Jaring Millenium di Kab. Labuhan batu, Kab. Labuhan batu Utara, Kab.Labuhan batu Selatan, Kab. Serdang Bedagai, Kota Medan, Kab.Batubara, Kab. Asahan dan Kab. Deli Serdang.

b. Pengadaan rumpon ikan di Kab. Mandailing Natal, Kab. Labuhan batu, Kab.

Tapanuli Selatan dan Kab. Tapanuli Tengah.

c. Jaring aso-aso di Kab. Nias dan Kab. Nias Selatan.

d. Pengadaan alat tangkap gilnet untuk KUB Nelayan Fajar Kab. Batubara, KUB Muara Batang Gadis di Kab. Mandailing Natal, kelompok nelayan Tuamang di Kab. Langkat, KUB Sentosa Jaya Kab. Langkat, KUB Camar Laut Kab. Langkat, KUB Tunas Baru Kab. Langkat, dan KUB Remaja Deli Kab. Deli Serdang.

e. Pengadaan alat tangkap jaring untuk kelompok nelayan Bahari (Kenari) di Kab. Langkat.

f. Pengadaan alat tangkap ikan dan cool box untuk kelompok nelayan Sejati Kab. Deli Serdang.

3. Pengadaan kapal penangkap ikan dan alat tangkap ikan sebanyak 10 paket yang tersebar di Sumatera Utara, antara lain:

a. Pengadaan kapal ukuran 30 GT dan alat tangkap ikan sebanyak 5 unit melalui Dana Alokasi Khusus (2 unit di Kota Medan, 2 unit di Kota Tanjungbalai dan 1 unit di Kab. Batubara).

(53)

b. Pengadaan kapal dan perlengkapannya untuk koperasi usaha bersama (KUB) Bina Bahari di Kab. Batubara.

c. Pengadaan kapal kayu dan alat tangkap ikan untuk koperasi usaha bersama (KUB) Harapan Laut di kota Tanjungbalai.

d. Pengadaan kapal penangkap ikan beserta alat tangkap purseine (2 unit) untuk kelompok usaha bersama Pulau Mas di Kota Tanjungbalai.

e. Pengadaan kapal ikan untuk kelompok nelayan Mujur Jaya di Kab. Deli Serdang, Pengadaan kapal ikan untuk kelompok nelayan Sinar Samudera di Kab. Batubara.

f. Pengadaan kapal ikan untuk kelompok usaha bersama (KUB) Sinar Laut di Pantai Labu, Pengadaan kapal ikan untuk kelompok usaha bersama (KUB) Anugerah di Kab. Deli Serdang.

g. Pengadaan kapal ikan untuk kelompok usaha bersama (KUB) Percut di Kab.

Deli Serdang, Pengadaan kapal ikan untuk kelompok usaha bersama (KUB) Kuala Indah di kota Tanjungbalai.

h. Pengadaan kapal ikan untuk kelompok usaha bersama (KUB) Berdikari di Kab. Deli Serdang, Pengadaan kapal ikan untuk kelompok usaha bersama (KUB) Jaring Kepiting di Kota Tanjungbalai.

i. Pengadaan kapal ikan untuk kelompok usaha bersama (KUB) Samudera Mandiri di Kota Tanjungbalai.

j. Pengadaan kapal ikan untuk kelompok usaha bersama (KUB) Cubahak di Kab. Nias Barat, Pengadaan kapal ikan dan cool box untuk kelompok usaha bersama (KUB) Panah Hijau di Kota Medan.

(54)

44

4. Pengadaan mesin dan perlengkapannya di Kab. Asahan, Kab. Mandailing Natal, dan Kota Medan, Pengadaan cool box dan keranjang ikan di Kab. Deli Serdang, Kab.Serdang Bedagai dan Kota Medan.

5. Pengembangan mata pencaharian alternatif di pesisir Kab.Mandailing Natal, Kab. Padang Lawas dan Kab. Tapanuli Selatan.

7. Peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan dan keluarga melalui pengadaan asuransi nelayan kepada 2.222 orang nelayan, baik dipantai timur maupun di pantai barat Sumatera Utara.

8. Pemberian alat navigasi kapal (GPS) sebanyak 22 unit untuk kapal nelayan di Kab.Langkat, Kab. Deli Serdang, Kab. Serdang Bedagai, Kab. Batubara, Kab.Asahan dan Kota Tanjungbalai.

9. Pengadaan kapal penangkap ikan ukuran 30 GT dan alat tangka ikan sebanyak 13 unit di Kab. Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Pengadaan sarana dan prasarana sistem rantai dingin di Sumatera Utara sebanyak 32 paket (keranjang ikan 372 unit, coolbox sebanyak 424 buah, kereta dorong 205 buah dan ice crusher 21 paket).

10. Gerakan bersih pantai di pantai barat dan pantai timur Sumatera Utara.

11. Pengembangan mata pencaharian alternatif masyarakat pesisir di Kota Sibolga, Kab. Langkat dan Kab. Labuhanbatu.

12. Pengadaan alat navigasi kapal (GPS) untuk nelayan di Kab.Langkat dan Kab. Deli Serdang.

13. Pemberdayaan masyarakat nelayan di Kab. Batubara, Kab. Asahan dan Kota Tanjungbalai.

(55)

14. Pengadaan rumah ikan di pantai barat dan pantai timur Sumatera Utara.

15. Pengadaan paket alat tangkap ikan sebanyak 9 paket yang tersebar di Sumatera Utara, antara lain:

a. Pengadaan alat tangkap ikan di perairan Danau Toba.

b. Pengadaan alat tangkap ikan Jaring aso-aso di Kab. Nias Selatan.

c. Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Millenium di Kab. Nias Barat.

d. Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Pari di Kab. Tapanuli Tengah.

e. Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Selam di Kab. Tapanuli Selatan.

f. Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Kepiting di Kab. Nias Utara dan Kab.

Labuhanbatu Utara.

g. Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Kembung di Kab. Nias, Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Rawai Dasar di Kab. Tapanuli Tengah.

h. Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Millenium Pertengahan di Kab.Serdang Bedagai.

i. Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Udang di Kab. Serdang Bedagai dan Pengadaan alat tangkap ikan Jaring Gobal di Kab.Labuhanbatu.

16. Motorisasi kapal nelayan 23 PK dan 16 PK bagi kelompok nelayan di Kab.Asahan, Pengadaan motor tempel untuk kelompok nelayan di Kab. Mandailing Natal.

17. Pengadaan life jacket untuk nelayan di pantai timur dan pantai barat Sumatera Utara, Pengadaan kapal penangkap ikan ukuran 30 GT dan alat tangkap ikan sebanyak 3 unit.

18. Pengadaan sarana industrialisasi perikanan antara lain adalah:

(56)

46

• Di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan terdiri dari:

a. Palkanisasi kapal 50 paket b. Laminasi kapal <30 GT 15 paket c. Pengadaan cool box 70 paket

d. Pengadaan keranjang ikan 1000 paket

• Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga yang terdiri dari:

a. Palkanisasi kapal 50 paket b. Laminasi kapal <30 GT 15 paket c. Pengadaan cool box 70 paket

F. Analisis Peran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara Dalam Pemberdayaan masyarakat pesisir

Peran Dinas Kelautan dan Perikanan dalam mendukung tugas dan tanggung jawab sebagai pelaksana dibidang kelautan dan perikanan, tentunya merumuskan kebijakan teknis dibidang kelautan dan perikanan dengan memberikan izin dan pelayanan umum dibidang kelautan dan perikanan serta dalam pengelolaan penatausahaan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara dengan berupaya meyediakan dana yang memadai dalam bentuk pengelolaan yang mengedepankan upaya pencapaian sasaran yang telah ditargetkan sebelumnya.

Dukungan pendanaan yang memadai serta aturan yang tepat sasarannya akan mampu untuk mencapainya. Untuk tahun 2018 pihak Dinas Kelautan dan

(57)

Perikanan menetapkan Indikator Kinerja Utama yang digunakan dalam mengukur kinerja SKPD meliputi masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome).

Disamping itu juga, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi membandingkan indikator-indikator sasaran yang direncanakan (diharapkan) dengan realisasi untuk setiap tahunnya sebagai acuan untuk menetapkan sasaran tahun berikutnya. Kebijakan lain yang dianggap populer selama ini belum begitu dirasakan oleh kelompok nelayan, yaitu dengan memberikan beberapa bantuan alat tangkap dan alat bantu tangkap bagi nelayan selama ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan perekonomian masyarakat nelayan sehingga alat yang diberikan selama ini lebih banyak menjadi pelengkap saja tapi tidak menjadi pendorong utama dalam meningkatkan perekonomian nelayan secara khususnya.

Ini perlu menjadi dasar pertimbangan bagi nelayan dan Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai unsur pelaksana teknis dibidang kelautan dan perikanan.

Upaya dalam peningkatan perekonomian masyarakat nelayan memang perlu dilakukan selektivitas dalam pelaksanaanya agar program bantuan yang diberikan selama ini menjadi lebih tepat sasarannya sehingga hasil yang ingin dicapai (outcame) dapat terus meningkat setiap tahunnya.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, Ada beberapa aspek yang didapati dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara maupun dari kelompok nelayan baik itu yang mendukung proses nelayan itu sendiri maupun yang menjadi hambatan, dibawah ini terdapat kelebihan maupun kekurangan yang didapati, yaitu:

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan bahwa pengumuman tentang pengusul proposal yang lolos seleksi bantuan publikasi ilmiah Diktis 2013 telah kami rilis pada tanggal 4 Oktober

(dalam jutaan) LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/ CONDENSED FINANCIAL STATEM ENT (M ONTHLY).. KOM ITM EN KONTIJENSI/ OFF

Pada hari ini Selasa tanggal lima belas bulan November tahun dua ribu enam belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini Pokja Pelelangan Jasa Konsultan Perencanaan Gedung

Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun datanya yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata –

awal dari seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar.  Pada umumnya dipersyaratkan bahwa

Perbendaharaan kata anak tunarungu pada siklus II menunjukkan hasil rata-rata 71.2 % artinya hasil yang telah didapat pada siklus II telah mencapai diatas

Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung.. Biaya overhead pabrik sulit ditelusur ke

KETEPATAN PENGAKUAN PENDAPATAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEWAJ ARAN PEKYAJ I AN LAPORAN KEUANGAN PADA PT... Ar s ono