• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan (Nugroho 2013) menganalisis pengaruh Harga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan (Nugroho 2013) menganalisis pengaruh Harga"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan (Nugroho 2013) menganalisis pengaruh Harga Pokok Produksi beras terhadap aspek ketersediaan beras di Sumatera Utara, Untuk mengetahui kriteria indikator penentuan Harga Pokok Produksi beras, dan Untuk mengetahui besar nilai elastisitas transmisi harga beras

.

Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa produksi beras, impor beras, konsumsi beras berpengaruh terhadap penentuan Harga Pembelian Pemerintah, sedangkan cadangan beras tidak mempengaruhi secara parsial. Perbedan penelitian terletak pada variable yang digunakan seperti konsumsi beras dan harga eceran beras.

Variabel apakah terjadi hubungan kausalitas dua arah antara harga eceran beras, harga pembelian pemerintah baik gabah kering panen maupun gabah kering giling dan inflasi di Indonesia yang dilakukan oleh (Saputra et al. 2014). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kausalitas dengan menggunakan analisis kausalitas Engel Granger dan analisis elastisitas transmisi harga. Hasil penelitian menunjukan bahwa Hubungan kausalitas yang terjadi antara harga pembelian pemerintah (HGKP dan HGKG) dan HEB adalah satu arah, yaitu HEB mempengaruhi HGKP dan HGKG. Perbedaan penelitian terletak pada metode yang digunakan seperti Analisis Kausalitas sedangkan penelitian yang digunakan peneliti adalah metode Regresi Linear Berganda.

(2)

9

Prihtanti and Pangestika (2020) menganalisis dinamika produktivitas padi, dinamika Harga Pembelian Pemerintah, dan Harga Eceran Beras, serta untuk menganalisis hubungan antara HPP gabah dan HEB di Pulau Jawa. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, koefesien korelasi dan analisis Korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada korelasi antara HPP dengan produktivitas padi dan antara produktivitas padi dan HEB di Pulau Jawa, justru HPP dan HEB yang memiliki korelasi. Perbedaan penelitian terletak pada variabel seperti produksi padi dan metode yang digunakan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Purbiyanti et al. 2017) menganalisis konversi lahan sawah dan pengaruhnya terhadap Pembelian Pemerintah gabah/beras. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konversi lahan sawah di Indonesia dan pengaruhnya terhadap Harga Pembelian Pemerintah gabah/beras. Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai elastisitas transmisi harga (Et) yang kurang dari satu (Et<1) yang artinya perubahan harga ditingkat konsumen yang terjadi tidak direspon baik oleh harga ditingkat produsen sehingga petani tidak merasakan dampak dan kenaikan harga beras di tingkat konsumen. Persamaan penelitian ini terletak pada persamaan variable Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah dan perbedaannya terlatak pada analisis metode yang digunakan.

Siswanto, Marulitua Sinaga, and Harianto (2018) menganalisis dampak kebijakan beras terhadap pasar beras, kesejahteraan produsen dan konsumen beras. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan dan model persamaan simultan dengan metode two stage least squares. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dampak kebijakan beras pada pasar beras dan kesejahteraan produsen dan konsumen beras di Indonesia. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa banyaknya persamaan sehingga memperoleh hasil yang cukup baik. Perbedaan penelitian terletak pada variable ia gunakan yaitu endogen dan variable penjelas.

(3)

10

Penelitian yang dilakukan oleh (Intan and Putri 2013) menganlisis variabel harga riil gabah, perubahan HPP dan produksi padi. Model ekonometrika yang digunakan yaitu model Supply Demonds metode ini digunakan untuk menghitung seberapa besar faktor – faktor yang

di peroleh yg mampu mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap beras. Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap beras di Indonesia. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan beras di Indonesia adalah harga beras, jumlah penduduk, dan permintaan beras t – 1. Sedangkan penawaran beras dipengaruhi oleh harga gabah di tingkat petani, produksi padi dan harga beras. Perbedaan penelitian terletak pada variabel yang digunakan dan metode yang digunakan.

Variabel Harga Pembelian Pemerintah dan Produksi padi yang diteliti oleh (Widyawati 2016). Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat perkembangan padi di Indonesi dan melihat dampak Kebijakan Pembelian Harga Pemerintah terhadap produksi padi di Indonesia. Metode yang digunakan OLS (Ordinary Least Square) menggunakan model persamaan regresi berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa HPP tidak nyata secara statistik terhadap produksi padi. Perbedaan penelitian terletak pada metode yang digunkan yaitu model persamaan regresi berganda.

Widadie and Sutanto (2012) memiliki tujuan mengetahui intregasi pasar beras, beberapa faktor yang mempengaruhi produksi, permintaan, impor dan harga beras dan pengaruh kebijakan pemerintah terhadap harga beras. Penelitian menggunakan analisis data uji kointrigasi dengan pendekatan Error Corection Model metode Two Stage Least Square dan simulasi kebijakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat intregasi pasar antara harga beras domestic dan harga beras dunia. Perbedaan penelitian terletak pada variabel Harga Eceran Beras.

(4)

11

Variabel sarana produksi, harga jual gabah dan barang konsumsi yang dilakukan oleh (Sudana 2015) bertujuan untuk mengetahui peningkatan efektivitas penerapan HET urea dan untuk mengetahui harga margin gabah dengan harga beras konsumsi. Metode yang digunakan yaitu dengan mengalisis perkembangan harga pupuk, gabah, dan barang konsumsi di tingkat petani. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa harga eceran tertinggi pupuk urea yang ditetapkan oleh pemerintah tidak efektif dengan harga yang dibayar petani. Perbedaan penelitian terdapat pada tujuan penelitian dan variabel yang digunakan.

Sanny (2010) melakukan penelitian menggunakan penelitian deskriptif dan metode penelitian yang digunakan metode studi literature. Penelitian mengkaji kinerja pemanfaatan lahan sawah, kontribusi dan prospeknya dalam peningkatan produksi padi. Hasil penelitian menunjukan bahwa padi tidak mengalami peningkatan yang berarti. Perbedan penelitian terletak pada metode yang digunakan dan variabel yang diambil.

Penelitian (Mulwanyi et al. 2011) bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan beras, menganalisis dampak kebijakan harga pembelian beras pemerintah terhadap kesejahteraan produsen dan merumuskan strategi alternatif yang dapat menjamin pemerataan kesejahteraan baik bagi produsen maupun konsumen. Metode yang digunakan adalah analisis secara kuantitatif, menggunakan sistem ekonometri persamaan simultan. Hasil menunjukkan bahwa kebijakan harga beras pemerintah baik untuk peningkatan produksi beras tetapi bukan kebijakan terbaik untuk kesejahteraan dan akibatnya masyarakat secara keseluruhan menjadi terpuruk. Perbedaan penelitian terletak pada variabel yang digunakan serta uji analisis seperti sistem ekonometri persamaan simultan.

Otsuka and Hayami (1985) memiliki tujuan untuk meminimalkan biaya pemerintah dalam mencapai tingkat dukungan harga yang ditentukan secara politis. Metode yang digunakan adalah analisis secara kuantitatif dan hasil hipotesis menunjukan pemerintah meminimalkan biaya pemerintah dalam mencapai tingkat dukungan harga yang ditentukan

(5)

12

secara politis untuk produsen beras dalam negri dan kesejahteraan konsumen memiliki bobot hasil yang tidak signifikan dalam pemerintah. Perbedaan penelitian terletak pada variabel- variabel yang digunakan seperti harga eceran beras dan produksi padi.

Penelitian yang dilakukan (Ismet et al. 1998) memiliki tujuan untuk mengetahui apakah intervetensi pemerintah dalam pengadaan beras terhadap pasca swasembada dan pra- swasembada. Penelitian menganalisis menggunakan Uji Koentegrasi. Hasil menunjukan Hasil regresi menunjukkan bahwa intervensi pemerintah dalam pengadaan beras berpengaruh signifikan terhadap integrasi pasar pada periode pasca swasembada (1985 ± 1993) dan seluruh periode 1982 ± 1993. Hal ini menunjukkan bahwa aspek intervensi pemerintah ini berpengaruh positif terhadap integrasi pasar, berbeda dengan upaya distribusi yang secara statistik tidak signifikan. Harga pengadaan mungkin tinggi, dan mungkin bisa diturunkan, mengurangi biaya program. Perbedaan penelitian terletak pada variabel yang digunakan seperti Kebiajakan Harga Pembelian Pemerintah, dan Harga Eceran Beras.

Najafi and Bakhshoodeh (2002) menggunakan data time series harga dan produksi beras di tingkat petani periode 1983 sampai 1998 yang diterbitkan oleh Plan and Budget Organization (PBO) Iran. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa kebijakan pemerintah terhadap pasar beras untuk mencapai harga yang stabil belum berhasil. NPR negatif untuk sebagian besar tahun studi menunjukkan bahwa produsen beras belum benar-benar didukung oleh pemerintah. Perbedaan penelitian terletak pada metode analisis yang digunakan yaitu analisa regresi linear sederhana.

Penelitian yang dilakukan (Robinson et al. 1997) memiliki tujuan untuk mengetahui apakah operasi BULOG berpengaruh signifikan atau tidak terhadap ekonomi secara luas dari perubahan teknologi produksi, perlindungan, dan struktur pasar pada alokasi sumber daya, produksi, dan perdagangan di Indonesia. Hasil menunjukan bahwa Bulog berdampak

(6)

13

signifikan pada rekening pemerintah dan variabel makro. Perbedaan penelitian terletak pada variabel yang digunakan seperti teknologi produksi.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah

Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui jaminan harga dasar beras yang diharapkan mampu memperkecil resiko petani padi dalam berusaha dan melindungi petani dari kejatuhan harga jual beras/gabah dibawah rata-rata ongkos produksi yang terjadi pada musim panen padi (Sawit 2011). Dengan adanya HPP pemerintah mengharapkan mendorong petani untuk meningkatkan produksi padi dengana cara kebijakan non harga contohnya seperti memberi inovasi baru, varietas padi yang unggul, pemberantasan hama, pemupukan, penyakit dan pengaliran air yang baik serta teknik pertanian. Harga pemasaran terhadap beras dan pekerjaan diluar pertanian merupakan dua hal pendorong utama produksi padi. Pekerjaan non pertanian memiliki efek negatif terhadap dua hal tersebut. Adanya efek negative yang muncul pemerintah mengambil langkah dengan cara menaikan harga pemasaran beras serta menetapkan harga minimum beras pembelian dari petani (Peng, Tang, and Zou 2009).

Dari tahun ke tahun pemerintah selalu instrument-instrumen terkait HPP yang sudah dibuat. Kemudian pemerintah mengeluarkan Kebijakan yang diberikan oleh Pemerintah (HPP) dengan mempertimbangkan aspek-aspek tertentu bagi petani seperti ditingkat petani yang kemudian mempertimbangkan pendapatan petani, perubahan pola konsumsi akibat harga yang terbentuk bedasarkan kebijakan dari HPP dan harapan pemerintah dalam menumbuhkan semangat produksi bagi petani agar tercapainya ketersediaan pangan (Nugroho 2013).

2.2.2 Luas Panen

Luas panen merupakan luasan tanman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur. Luas lahan merupakan luasan areal persawahan yang akan di tanami tanaman padi

(7)

14

pada saat musim tertentu. Pada umumnya luas lahan merupakan lahan pertanian yang berpetak- petak yang dibatasi oleh saluran yang berfungsi untuk menahan atau menyalurkan air yang biasanya ditanami tanaman padi sawah tanpa melihat dari mana perolehnya atau status tanah tersebut (Statistik 2005).

Keberadaan luas lahan sangat penting dalam menunjang subsektor hasil pertanian. Luas lahan merupakan salah satu faktor pendukung untuk ketersediaan stok beras, bila hasil dari padi yang sudah ditanam dan terawat hingga saat musim panen raya telah tiba, maka hasil produksi pun akan menghasilkan hasil yang optimum. Meningkatnya permintaan lahan yang disebabkan akibat bertambahnya jumlah penduduk selain menyebabkan penurunan luas lahan pertanian selain itu penurunan luas lahan pertanian semakin besar seiring dengan peningkatan ke konversi non-pertanian.(Statistik 2005).

2.2.3 Produktivitas Padi

Produktivitas padi mempunyai arti sebagai perbandingan antara hasil yang telah dicapai (output) dengan keberhasilan sumber daya yang telah digunakan (input). Produktivitas

memiliki dua dimensi, dimensi pertama yaitu efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas serta waktu dan dimensi yang kedua yaitu efesiensi yang berhubungan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaan atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan (Ii, Pertanian, and Produktivitas 2017).

Produktivitas padi memerlukan perhatian seperti pemberian pupuk bio organik yang dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan padi. Perhatian terhadap produktivitas padi diharapkan mampu menambah produktivitas padi dari tahun ke tahun selanjutnya.

Peningkatan produktivitas padi dalam pertanian mampu meningkatkan bahan makanan secara langsung dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan ketahanan pangan nasional (Maulana 2016).

2.2.4 Produksi Padi

(8)

15

Produksi padi merupakan kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh petani dengan cara penanman bibit padi, perawatan tanaman padi, dan pemupukan padi yang teratur sehingga dapat menghasilkan suatu produksi padi yang bagus dan dapat dimanfaatkan. Kemudian padi akan diproses menjadi beras yang dikelola atau diproses lagi menjadi nasi. Nasi merupakan sumber kalori utama yang banyak mengandung karbohidrat yang sangat tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi tubuh.

Dalam produksinya harga padi terbilang cukup murah dibandingkan dengan harga komoditi laiinya. Menurut Humaerah harga padi belum termasuk komoditi dengan harga yang premium komoditi tanaman cabai atau tomat, tetapi padi memegang posisi sebagai komoditi yang strategis dan sangat rawan bila terjadi penurunan pasokan sehingga keberadaannya perlu dijaga (Humaerah 2013).

Padi sebagai tanaman penghasil pangan beras sangat penting bagi masyarakat penduduk di Indonesia, khususnya Kabupaten Malang. Seiring waktu berjalan masyarakat akan bertumbuh dan bertambah jumlahnya, sehingga ketersediaan pangan perlu diperhatikan agar seimbang dalam ketersediaan pangan nasional. Ketersediaan harga beras yang terjangkau merupakan faktor yang penting dikalangan masyarakat dan stabilisasi pemerintah serta padi bukan hanya penting sebagai komoditas pangan tetapi juga penting sebagai komoditas budaya, komoditas strategis, komoditas ekonomis dan komoditas politis (Suwarno 2010). Pernyataan ini sesuai dengan teori (Armaini and Gunawan 2016) bahwa fungsi produksi hakikatnya terletak antara kelangkaan dan tindakan ekonomi serta ia mengatakan bahwa kelangkaan yang menimbulkan masalah ekonomi dan tindakan upaya yang perlu dipecahkan. Hal ini menyebabkan masalah ekonomi yang muncul karena kebutuhan manusia sifatnya tidak terbatas sementara alat pemuas kebutuhan manusia sifatnya relatif sangat terbatas.

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi naik atau turunnya produksi padi adalah masalah kesuburan tanah, kelembapan, curah hujan, pemakaian pupukk, pemeliharaan bibit,

(9)

16

cara bercocok tanam, hama dan lain sebagainya (Ishaq, Rumiati, and Permatasari 2017).

Pestisida digunakan para petani untuk melindungi tanaman terhadap serangan hama.

Penggunaan pestisida akan banyaj hilang sebesar 90% akibat faktor suhu, cahaya, degrades,i serta hujan ke air tanah sehingga berpengaruh terhadap lingkungan suhu (Abdelrahman et al.

2018).

2.2.5 Stok Beras

Persediaan merupakan sejumlah sumber daya yang diperlukan oleh suatu perusahaan baik barang mentah, barang setengah jadi maupun barang yang sudah jadi yang siap digunakan dalam memenuhi kebutuhan pasar dan dirawat sebelum barang sampai konsumen. Ketahanan pangan perlu dibangun untuk memenuhi hak asasi pangan bagi masyarakat yang dimana kebutuhan pangan utamanya yaitu beras.

Pembangunan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan yang diharapkan mampu menopang kekuatan ekonomi domestik sehingga mampu menyiapkan pangan yang cukup secara berkelanjutan bagi seluruh masyarakat terutama dari produksi dalam negri, jumlah dan keragaman yang cukup serta aman terjangkau dari waktu ke waktu (Ariani 2010).

Untuk mencapai tujuan terhadap pemenuhan beras maka dibutuhkan perencanaan dan manajemen persediaan yang terstruktur dan terorganisasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan Nasional (Wijayanti, Candra, and Sarjono 2018). Dalam menentukan ketahanan pangan nasional perlu melakukan manajamen yang baik dan peramalan dalam merencanakan persedaan pangan untuk masyarakat di masa mendatang sehingga persediaan beras yang sudah dilakukan dapat sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan.

2.2.6 Konsumsi Beras

Beras adalah produk makanan pokok yang paling penting di suatu wilayah sampai dunia. Beras menjadi makanan pokok utama untuk mayoritas penduduk yang ada di Asia.

Budidaya beras biasanya bercocok tanam di wilayah – wilayah iklim hangat, biaya tenaga kerja

(10)

17

murah dan curah hujan yang tinggi, karena budidaya tanaman pokok padi membutuhkan suplai air yang cukup agar menghasilkan produksi yang bagus.

Konsumsi beras menjadi salah satu aspek yang penting untuk mengukur seberapa besar jumlah beras yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras penduduk sesuai dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah tersebut. Jumlah penduduk tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan konsumsi beras karena semakin besar jumlah penduduk, maka kebutuhan konsumsi beras juga akan semakin besar (Santosa and Sudrajat 2017).

2.2.7 Harga Beras

Beras merupakan bahan pangan utama bagi masyarakat dan beras berperan sebagai komoditas ekonomi. Ketika terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, maka permintaan terhadap beras dan kualitas beras yang diminta akan meningkat. Posisi harga beras sebagai bahan utama sangat menentukan jumlah permintaan produksi terhadap beras. Beras sebagai bahan pangan yang utama memiliki permintaan elastisitas yang tidak elastis karena jika harga beras maik, maka para pembeli enggan untuk mencari bahan pengganti dan oleh karena itu harus tetap membeli beras tersebut sehingga permintaannya tidak akan banyak berubah (Widiarsih 2012).

Nilai beras memiliki arti secara politis, bila terjadi gejolak pada harga beras yang dimana berkaitan dengan ketersediaan pasokan maka akan berdampak terhadap stabilisasi politik.

Ketika gejolak tidak dapat diatasi dengan benar, maka hal tersebut bisa mengakibatkan kearah politik. Kestabilan dan ketersediaan harga beras merupakan kunci untuk tercapainya stabilitas nasional, terutama stabilitas ekonomi (Widiarsih 2012). Di dalam teori harga menurut (Maulana 2016) (Zeithaml, Bitner, and Gremler 2010) pengertian harga terhadap nilai dari sisi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu.

1. Value is low price

(11)

18

Kelompok konsumen ini menganggap bahwa harga murah merupakan value yang paling penting buat mereka sedangkan kualitas sebagai value dengan tingkat kepentingan yang lebih rendah.

2. Value is whatever I want in a product or services

Bagi konsumen dalam kelompok ini, value diartikan sebagai manfaat/kualitas yang diterima bukan hanya harga saja atau value adalah sesuatu yang dapat memuaskan keinginan.

3. Value is the quality I get for the price I pay

Konsumen pada kelompok ini mempertimbangkan value adalah sesuatu manfaat/kualitas yang diterima sesuai dengan besaran harga yang dibayarkan.

4. Value is what I get for what I give

Konsumen menilai value berdasarkan besarnya manfaat yang diterima dibandingkan dengan pengorbanan yang dikeluarkan baik dalam bentuk besarnya uang yang dikeluarkan, waktu dan usahanya.

2.2.8 Harga Eceran Beras

Harga dasar dapat digunakan untuk menstimulir persaingan pada pasar domestik serta membantu menjamin penghasilan petani dan mengurangi resiko dalam usaha tanam padi (Sawit 2000). Husein Sawit juga mengatakan permintaan domestic yang sifatnya permintaan kurang dari satu (inelastis) di satu pihak dan kendala penyimpanan swasta atau pergudangan serta sulit atau tingginya biaya untuk menerobos pasar Internasional, maka dari itu kebijakan harga dasar memeiliki peran penting dalam mempermainkan peran penting dalam mencegah ambruknya harga padi saat musim panen, sehingga tidak teralu berpengaruh terhadap pendapatan para petani.

Harga Eceran Beras merupakan prediksi atau ramalan tetap dalam menentukan harga beras. Harga beras yang beredar di pasaran terus melunjak sehingga banyak pedagang beras yang menjual dengan kualitas yang kurang baik. Menurut (Fardhani, Simanjuntak, and Wanto

(12)

19

2018) cara untuk menekan Harga eceran adalah dengan melakukan prediksi atau peramalan terhadap tingkat harga beras pada tiap kota, dengan demikian Pemerintah mampu menentukan kebijakan sedini mungkin untuk menerapkan atau mengatasi harga eceran terhadap beras.

1.3 Regresi Linear Berganda

Regresi Linear Berganda adalah model persamaan yang menjelaskan hubungan satu variabel tak bebas/response (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas/predictor (X1, X2…Xn).

Tujuan Regresi Linear Berganda untuk memprediksi nilai variabel tak bebas/response (Y) apabila nilai-nilai variabel bebasnya/predictor (X1,X2,..Xn) diketahui. Disamping itu juga dapat mengetahui bagaimana arah hubungan variabel tak bebas dengan variabel – variabel bebasnya (Yuliara 2016).

2.4 Kerangka Pemikiran

Persoalan permasalahan seperti harga komoditas pertanian, produksi padi pertanian, dinamika permintaan pasar terhadap beras yang tidak stabil serta menghindarkan para petani dari kejatuhan harga terhadap beras. Bedasarkan faktor – faktor tersebut diduga mempengaruhi Harga Pembelian Pemerintah, variabel yang diguga seperti produksi padi, luas lahan, produktivitas padi, konsumsi beras, stok beras dan Harga Eceran Beras. Adanya permasalahan menarik bagi masyarakat terutama pemerintah ialah melindungi para petani dari ketersediaam beras.

Peneliti memfokuskan kepada enam variable yaitu produksi padi, luas lahan, produktivitas padi, konsumsi beras, stok beras dan Harga Eceran Beras di Kabupaten Malang. Dari keenam variable tersebut nantinya akan dianalisis menggunakan Uji Regresi Linear Berganda yang nantinya mendapatkan hasil yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi. Dengan demikian, dari hasil Uji Regresi Linear Berganda dapat diinterpretasikan hasil penelitian dimana semakin Harga Pembelian Pemerintah dapat mempengaruhi atau tidak terhadap enam variabel tersebut.

(13)

20

Variabel Penelitian.

HhARGA

Bagan 1. Kerangka Pemikiran 1.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti, dapat ditarik hipotesis penelitian ini sebagai berikut.

Teori

• Teori harga menurut (Zeithaml et al. 2010) ada 4 langkah yaitu.

Harga – Manfaat – Kualitas – Pengorbanan.

• Tanaman padi (Huang et al. 2020)

• Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (Sawit 2011)

• Produksi Padi (Armaini and Gunawan 2016)

Rumusan Masalah

• Mendeskripsikan Harga Pembelian Pemerintah terhadap beras di Kabupaten Malang pada tahun 2005 - 2018?

• Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Pembelian Pemerintah terhadap beras di Kabupaten Malang pada tahun 2005 - 2018?

Produksi padi (X1)

Luas Panen (X2)

Produktivitas Padi (X3)

Konsumsi Beras (X4)

Stok Beras (X5)

Harga Eceran Beras

(X6) Harga Pembelian Pemerintah (Y)

Analisi Regresi Linear Berganda

(14)

21

Diduga ada pengaruh antaraProduksi Padi (X1), Luas Panen (X2), Produktivitas Padi (X3), Konsumsi Beras (X4), Stok Beras (X5), dan HEB (X6) Terhadap Harga Pembelian Pemerintah (Y).

Referensi

Dokumen terkait

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia Merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk

[r]

Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun atau lebih tidak melaporkan diri kepada Perwakilan Republik Indonesia

Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset,

Sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif (Miles &amp; Huberman) dengan tahap: Pengumpulan data, reduksi data,menyajikan data,dan pengambilan

4) Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin program investasi infrastruktur tidak mengakibatkan dampak negatif yang serius. Bila terjadi dampak negatif maka

….:”caranya diantaranya adalah termasuk dengan mengkaryakan anak – anak santri pondok, dalam upaya mengurangi beban operasional pondok, namun hal ini bukan semata