• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA, KONTROL DIRI DALAM BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA, KONTROL DIRI DALAM BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA, KONTROL DIRI DALAM BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK

NEGERI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

AYUN SIH WURYANI NIM: 161334019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(2)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang memberikan hikmat penyertaannya, iman keteguhan dan penopang hidupku yang selalu membimbing dan

memberkati selama berproses dalam perkuliahan ini dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bapak Jumadi (Alm) dan Ibu Ratna Trinastiti selaku kedua orang tuaku yang senantiasa tak putus memberikan doa, dukungan, cinta kasih, serta motivasi dengan tulus sehingga sampai pada pencapaian

ini.

Adikku tercinta Tabita Galuh Nugrahani yang selalu menghibur, mendoakan dan memberikan semangat.

Sahabat-sahabatku yang selalu menemani, saling menyemangati, memberikan dukungan dan mendengarkan keluh kesahku.

Semua pihak yang menitipkan harap pada kesuksesanku.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

(3)

v MOTTO

Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia

tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.

(Ulangan 31:6)

Semua akan terlihat tidak mungkin sampai kau selesai melakukannya.

(Nelson Mandela)

Setiap orang punya masa sulitnya sendiri. Tapi, bagaimana kita melewatinya dan caranya bangkit setelah itu.

(Budhi Dharma)

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

(1 Petrus 5:7)

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

(Amsal 23:18)

(4)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA, KONTROL DIRI DALAM BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA

Ayun Sih Wuryani Universitas Sanata Dharma

2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi; (2) hubungan antara kontrol diri dalam belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yang dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2020. Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Negeri 1 Yogyakarta yang berjumlah 560 siswa. Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas X dan XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga sebanyak 104 siswa yang diambil dengan teknik proportional sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data penelitian dideskripsikan dengan menggunakan PAP tipe II. Hipotesis diuji dengan menggunakan korelasi Spearman Rank.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi (koefisien Spearman Rank = -0,081 dan nilai sig. (2-tailed) = 0,416); (2) tidak ada hubungan antara kontrol diri dalam belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi (koefisien Spearman Rank = 0,011 dan nilai sig. (2-tailed) = 0,909).

Kata kunci: Perhatian orang tua, kontrol diri dalam belajar, prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.

(5)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PARENTS' ATTENTION, SELF- CONTROL IN STUDY AND LEARNING ACHIEVEMENT IN

ACCOUNTING CLASS AT SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA

Ayun Sih Wuryani Sanata Dharma University

2020

This research aimed to find out: (1) the correlation between parents’

attention and student achievements in accounting class; and (2) the correlation between the self-control in study and student achievement in accounting class.

This study was a descriptive correlational study carried out from February to March 2020. The population of this study were 560 students of SMK Negeri 1 Yogyakarta. The samples were taken from 104 students of ten and eleventh Grades in Accounting and Finance taken by proportional sampling technique. The Data were collected by utilising questionnaires and documentation. Research data are described by using PAP type II. The hypothesis was tested by using Spearman Rank.

The results of this study indicated that (1) there was no correlation between parrents' attention and student achievements in accounting class (coefficient Spearman Rank = -0,081 and sig. value (2-tailed) = 0,416); and (2) there was no correlation between self-control in study and students' achievements in accounting class (coefficient Spearman Rank = 0,011 and sig. value (2-tailed) = 0,909).

Keywords: Attention of parents, self-control in study, and learning achievement in accounting class.

(6)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORETIK ... 9

A. Prestasi Belajar ... 9

B. Perhatian Orang Tua ... 13

C. Kontrol Diri dalam Belajar ... 19

D. Akuntansi ... 27

E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

(7)

xv

F. Kerangka Berpikir... 29

G. Paradigma Penelitian ... 30

H. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 33

E. Operasionalisasi Variabel ... 35

1. Variabel Perhatian Orang Tua ... 35

2. Variabel Kontrol Diri dalam Belajar ... 36

3. Variabel Prestasi Belajar ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data... 38

1. Teknik Kuesioner ... 38

2. Dokumentasi ... 38

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 39

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 45

1. Analisis Deskriptif ... 45

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 52

A. Profil SMK Negeri 1 Yogyakarta ... 52

1. Identitas Sekolah/Madrasah ... 52

2. Tujuan Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Yogyakarta ... 53

B. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Yogyakarta ... 57

1. Jumlah Peserta Didik SMK Negeri 1 Yogyakarta ... 57

2. Jumlah Guru dan Pegawai SMK Negeri 1 Yogyakarta ... 58

C. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Negeri 1 Yogyakarta ... 58

1. Ruang Teori/Kelas ... 59

(8)

xvi

2. Ruang Kantor ... 60

3. Perpustakaan ... 61

4. Ruang Bimbingan Kontrol (BK)... 62

5. Ruang UKS ... 62

6. Ruang OSIS ... 62

7. Laboratorium ... 63

8. Ruang Kelas Agama Katolik ... 63

9. Ruang Musik ... 63

10. Ruang Serbaguna ... 63

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Deskripsi Data ... 64

1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 64

2. Deskripsi Variabel Responden ... 65

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data Penelitian ... 67

C. Pengujian Hipotesis ... 69

D. Pembahasan ... 74

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

C. Keterbatasan... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(9)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 30

(10)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Sampel Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Perhatian Orang Tua ... 36

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Kontrol Diri ... 37

Tabel 3.4 Skor Pernyataan Variabel Perhatian Orang Tua dan Kontrol Diri Dalam Belajar ... 38

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Perhatian Orang Tua ... 40

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kontrol Diri dalam Belajar ... 41

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Kedua Kontrol Diri dalam Belajar ... 42

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Ketiga Kontrol Diri dalam Belajar ... 43

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 45

Tabel 3.10 Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II ... 46

Tabel 3.11 Kategori Kecenderungan Perhatian Orang Tua ... 47

Tabel 3.12 Kategori Kecenderungan Kontrol Diri dalam Belajar ... 48

Tabel 3.13 Ketentuan Korelasi ... 51

Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Ajaran 2019/2020 ... 57

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan Kelas Tahun Ajaran 2019/2020 ... 58

Tabel 4.3 Daftar Ruang Kelas SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun 2019 ... 59

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

Tabel 5.2 Deskripsi Data Penelitian Variabel Perhatian Orang Tua ... 65

Tabel 5.3 Deskripsi Data Penelitian Variabel Kontrol Diri dalam Belajar ... 66

Tabel 5.4 Deskripsi Data Penelitian Variabel Prestasi Belajar ... 67

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas Bivariat antara Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 68

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas Bivariat antara Kontrol Diri dalam Belajar dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 69

Tabel 5.7 Hasil Uji Korelasi antara Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 70

(11)

xix

Tabel 5.8 Hasil Uji Korelasi antara Kontrol Diri dalam Belajar dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 73

(12)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Izin Penelitian ... 90

Lampiran II Kuesioner Penelitian ... 92

Lampiran III Data Hasil Penelitian ... 101

Lampiran IV Nilai Rapor Siswa ... 110

Lampiran V Hasil Uji Validitas ... 113

Lampiran VI Hasil Uji Reliabilitas ... 118

Lampiran VII R Tabel ... 120

Lampiran VIII Hasil Uji Normalitas ... 125

Lampiran IX Hasil Uji Korelasi ... 127

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk hidup yang tidak pernah berhenti untuk belajar. Manusia dalam menjalani kehidupannya akan selalu melalui berbagai fase kehidupan. Fase kehidupan tersebut akan berguna sebagai sarana dalam mencapai langkah-langkah menjadi manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. Dalam menjalankan fase-fase tersebut dapat dipastikan manusia akan mengalami banyak kendala. Di samping itu, perubahan juga dapat menimbulkan suatu kendala yang akan dihadapi oleh manusia. Perubahan tersebut dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang.

Di sisi lain perubahan dapat menjadi kendala, namun di sisi lain berdampak sebaliknya.

Kendala dalam menghadapi perubahan zaman antara lain dapat berupa penerapan suatu perubahan yang salah diperhitungkan, tidak dapat menerima adanya perubahan, sikap primitif khususnya dalam memegang teguh suatu tradisi dan budaya setempat (etnosentrisme) dan masih banyak lagi. Perubahan zaman tersebut akan mempengaruhi pola hidup dari generasi terdahulu hingga ke generasi selanjutnya. Oleh karena itu, orang tua memiliki peranan besar dalam membimbing anak-anaknya sebagai generasi penerus bangsa. Orang tua akan selalu memiliki harapan yang baik bagi anaknya kelak. Berbagai kendala akan dilampaui sebagai upaya memberikan yang terbaik bagi anaknya.

(14)

Orang tua diharapkan mampu untuk memberikan perhatian lebih terhadap anak. Perhatian tersebut sebagai cara agar anak tetap berada dalam kontrol orang tua. Fenomena yang terjadi bila perhatian orang tua tidak ditegakkan, anak-anak akan cenderung teralihkan dengan perubahan zaman yang semakin maju. Hal yang ditimbulkan dengan fenomena tersebut yaitu anak akan mudah terpengaruh untuk berbuat di luar kendali dan cenderung berperilaku negatif. Faktor lain yang harus diperhatikan adalah psikis anak tersebut merasa seperti anak yang kurang perhatian orang tua. Hal ini membuktikan bahwa perhatian orang tua akan mempengaruhi dalam pembentukan karakter anak. Setiap orang tua akan memberikan pengertian baik dan buruk kepada anaknya dalam menghadapi suatu peristiwa baik masalah ringan maupun yang begitu berat.

Keluarga memiliki peran penting dalam membimbing perkembangan kepribadian anggota keluarga khususnya seorang anak. Hal itu berkaitan dengan pendidikan karakter yang diterapkan kepada anak tersebut. Menurut Ahmadi (2005:135), pendidikan yang pertama kali diterima anak sebelum mendapatkan pendidikan formal di sekolah adalah pendidikan pada saat anak berada di rumah. Pendidikan yang berasal dari keluarga termasuk pendidikan primer yang membentuk karakter dasar anak.

Dalam pernyataan tersebut ditegaskan bahwa peran orang tua sangat penting bagi perkembangan tumbuh kembang anak. Perhatian orang tua tersebut juga berkenaan dengan pola asuh orang tua. Oleh karena itu, orang

(15)

tua yang memiliki pola asuh yang tepat terhadap anak akan menciptakan kondisi keluarga yang harmonis dan mendukung tumbuh kembang anak.

Menurut Baumrind (dalam Daulay 2014:79), pada prinsipnya adalah parental control, dimana orang tua memiliki peran membimbing,

mengontrol dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas- tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan. Orang tua memiliki tanggung jawab memenuhi tiga hal pokok dalam diri anak, antara lain: pendidikan jasmani, pendidikan rohani dan pendidikan mental. Fausi M. (2017:3), mengemukakan bahwa seorang anak memiliki kebutuhan pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai-nilai, dan norma- norma kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.

Apabila anak merasa kurang perhatian dari orang tua secara tidak langsung akan terjadi fenomena dimana menurunnya semangat belajar anak di sekolah. Bahkan anak tersebut terkesan sembarangan dalam menentukan prestasi belajarnya dan cenderung mencari perhatian sehingga di sekolah bersikap seenaknya dan susah diarahkan. Oleh karena itu, perhatian orang tua tetap berperan penting dalam menuntun tingkah laku anak di sekolah maupun di rumah.

Dalam hal ini, seorang anak diharapkan dapat mengontrol diri sendiri. Pendampingan oleh orang tua sangat penting bagi diri anak, namun seorang anak juga harus mampu mengontrol diri sendiri agar pendampingan orang tua tidak sia-sia. Kontrol diri yang dimaksudkan adalah seorang anak mampu memposisikan dirinya dalam menghadapi berbagai permasalahan

(16)

hidup, bukan membatasi namun memposisikan diri ke arah perilaku yang lebih baik. Menurut Clifford (dalam Astuti, 2019:2) individu termasuk remaja mampu menahan rangsangan yang bersifat emosional baik di dalam maupun di luar dirinya, sehingga segala sesuatu yang dianggap kurang baik, seperti rasa marah dan perasaan emosional lainnya dapat dikendalikan.

Berdasarkan kutipan tersebut, menganggap bahwa pada umumnya seorang remaja seharusnya sudah dapat mengetahui perbedaan antara perbuatan yang baik dan buruk. Tetapi pernyataan tersebut tidak berlaku bagi semua remaja, remaja memiliki pemikiran yang bebas dan luas sehingga tindakan yang diperlihatkan kurang tepat atau terkesan semaunya sendiri. Padahal yang diperlihatkan itu sebagai wujud sikap mencari identitas diri dan pengakuan dari masyarakat.

Kenyataan tersebut menimbulkan beberapa fenomena di kalangan masyarakat berkaitan dengan penerapan kontrol diri yang kurang baik yaitu timbulnya pandangan negatif tentang pemikiran atau aspirasi dari remaja, perilaku-perilaku negatif yang dilakukan oleh beberapa remaja yang dianggap mewakili seluruh remaja dan lain-lain. Meskipun remaja sudah mampu untuk memilah-milah perbuatan yang baik dan buruk, peran orang tua dan masyarakat sekitar tetap dibutuhkan. Selain itu, dengan meningkatnya kemampuan kontrol diri seorang anak akan mampu mengendalikan emosi dan tindakan terhadap rangsangan yang dilakukan orang-orang disekitarnya. Penulis berharap dapat membantu peserta didik untuk memperkuat kemampuan mengontrol diri dalam belajar sehingga

(17)

dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan khususnya pada mata pelajaran akuntansi.

Berdasarkan pengamatan peneliti kondisi kontrol diri yang dialami peserta didik di SMK Negeri 1 Yogyakarta adalah peserta didik di awal menerima mata pelajaran akuntansi, mengalami keterkejutan terhadap mata pelajaran akuntansi dapat ditandai dengan kurang bersemangat dalam menerima pelajaran akuntansi di kelas serta prestasi belajar yang menurun.

Fenomena tersebut terjadi dikarenakan saat peserta didik berada di SMP tidak pernah mempelajari perhitungan rinci berkaitan dengan akuntansi.

Setelah memutuskan untuk mengambil jurusan akuntansi di SMK secara otomatis akan menghadapi perhitungan yang berkaitan mata pelajaran akuntansi. Hal tersebut membuat peserta didik sedikit mengalami kesulitan memahami akuntansi karena belum dapat beradaptasi dengan kebiasaan pelajaran yang rata-rata menggunakan sistem hitungan. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui kemampuan kontrol diri peserta didik dalam menghadapi pembelajaran akuntansi yang berlangsung di sekolah.

Penelitian ini ditujukan untuk kelas X dan XI untuk mengetahui kondisi kontrol diri bagi peserta didik yang awal menerima mata pelajaran akuntansi maupun peserta didik sudah lebih lama menerima pelajaran akuntansi. Peserta didik akan cenderung memiliki tanggung jawab baru yang harus ditanggung karena sudah memilih jurusan akuntansi yang akan dijalani selama tiga tahun ke depan. Di era digital ini, perkembangan teknologi sangat menunjang dalam memantau tumbuh kembang pendidikan

(18)

anak. Salah satu alat yang berperan besar tersebut adalah gadget atau sering disebut smartphone. Selain bermanfaat untuk peserta didik dalam mencari pengetahuan mengenai akuntansi, smartphone tersebut juga dapat menjadi sarana untuk orang tua dalam memantau kondisi anaknya dari jauh maupun dekat. Dalam hal ini memantau kondisi anak melalui smartphone merupakan suatu bentuk perhatian orang tua terhadap kebutuhan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Dengan adanya variabel perhatian orang tua dan kontrol diri pada mata pelajaran akuntansi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Perhatian Orang Tua, Kontrol Diri dalam Belajar dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta”. Subjek yang dijadikan bahan penelitian oleh peneliti ialah peserta didik kelas X dan XI yang berkesempatan mengambil mata pelajaran akuntansi.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka peneliti memberi batasan masalah supaya permasalahan yang hendak dibahas sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Permasalahan yang dibahas mengenai permasalahan-permasalahan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi ranah kognitif dan afektif. Selain itu, permasalahan perhatian orang tua dan kontrol diri dalam belajar.

(19)

C. Rumusan Masalah

Adapun dari uraian di atas, penulis mengemukakan tiga rumusan masalah, antara lain:

1. Apakah terdapat hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta?

2. Apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dalam belajar dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini diadakan dengan maksud tujuan sebagai berikut:

1. Guna mengetahui apakah terdapat hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi di tingkat SMK Negeri 1 Yogyakarta.

2. Guna mengetahui apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dalam belajar dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi di tingkat SMK Negeri 1 Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberi manfaat sebagai berikut:

(20)

1. Bagi Orang tua

Dapat menjadi pendukung dalam memberikan perhatian orang tua yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing anak.

2. Bagi sekolah

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan sekolah dapat memahami perhatian orang tua dan kontrol diri dalam belajar yang dihadapi peserta didik pada mata pelajaran akuntansi guna meraih prestasi yang maksimal.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi sebuah informasi dan tidak menutup kemungkinan untuk dijadikan penelitian pada kesempatan berikutnya.

(21)

9 BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Winkel (2006:18), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan yang dihasilkan secara keseluruhan tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan belajar. Kegiatan lain yang dialami seseorang dapat juga mempengaruhi perubahan- perubahan tersebut.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang membangun seseorang untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Seseorang akan mengalami peningkatan kemampuan, pada mulanya tidak mengerti menjadi mengerti, yang awalnya tidak terampil menjadi terampil dan yang awalnya tidak sopan menjadi bersikap lebih sopan. Beberapa pendapat menganggap bahwa belajar adalah suatu kegiatan menghafal sejumlah fakta-fakta. Namun berbeda dari pendapat-pendapat tersebut, Ahmadi (1991:119) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan latihan yang dapat menghasilkan hasil belajar yang nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu.

Cara pandang seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang dilakukan yang berkaitan dengan aktivitas

(22)

belajar dan setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang belajar. Oleh karena itu, James O. Whittaker (dalam Abu Ahmadi, 1991:119) mengemukakan definisi belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan maupun suatu pengalaman. Abu Ahmadi (1991:120) menyatakan bahwa belajar adalah bagian utama dari perkembangan hidup manusia, semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar, belajar bukanlah sekadar pengalaman tetapi belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa peserta didik yang belajar mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu cara agar melakukan perubahan-perubahan tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya atau lebih tepatnya untuk mendapatkan bekal pengetahuan di masa mendatang.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Suryabrata (2006:297), prestasi belajar adalah nilai sebagai rumusan yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan prestasi belajar selama masa tertentu. Menurut Winkel (2006:162) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha- usaha belajar dan studi kemajuan prestasi belajar selama masa tertentu.

Tingkat keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya.

(23)

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sekolah maupun perguruan tinggi. Setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik akan menghasilkan suatu perubahan dalam dirinya, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Purwanto, 2009:46). Hasil belajar yang diperoleh peserta didik diukur berdasarkan perbedaan tingkah laku sebelum dan sesudah belajar dilakukan. Perubahan pada diri peserta didik tersebut dapat dilihat melalui prestasi belajar berupa nilai yang diperoleh peserta didik pada mata pelajaran akuntansi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang merupakan interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar individu. Berikut ini terdapat penjelasan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abu Ahmadi (1991:130).

Faktor yang berasal dari dalam (faktor internal) antara lain:

a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

(24)

1) Faktor intelektif

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan bakat

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki 2) Faktor non intelektif

Faktor yang memiliki unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis

Faktor eksternal atau faktor dari luar yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

a. Faktor sosial meliputi:

1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

(25)

B. Perhatian Orang tua

1. Pengertian Perhatian Orang tua

Keluarga merupakan kunci utama dalam pembentukan kepribadian anak. Lingkungan dalam lingkup terkecil yang berperan dalam pembentukan kepribadian anak yaitu keluarga. Proses memberikan pendidikan pada anak terjadi melalui interaksi antara orang tua dengan anak-anaknya. Perhatian orang tua merupakan salah satu kunci pokok pembentukan kepribadian anak. Bila perhatian orang tua diterapkan dengan penuh kasih sayang, melalui hal tersebut perhatian orang tua dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Peserta didik di jaman sekarang dituntut untuk menjalankan kegiatan belajar di sekolah hingga menjelang sore sekitar pukul 4 sore atau biasa disebut sebagai program full day school. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran di sekolah yang begitu padat, peserta didik membutuhkan perhatian orang tua untuk memberikan dukungan baik jasmani maupun rohani.

Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukkan suatu objek (Walgito, 2010:110).

Perhatian juga dapat diartikan “menaruh hati”. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah seorang anak. Orang tua tanpa dituntut akan memberikan atau mengarahkan perhatiannya kepada anak terlebih pada masa sekolah (Ahmadi, 2009:142). Perhatian yang dimaksud yaitu bentuk kepedulian seseorang dalam menaruh hatinya terhadap

(26)

kejadian dan peristiwa yang dialami orang yang bersangkutan. Hal ini sangat relevan dengan pendapat Slameto (2010:110), perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Orang tua akan memberikan kasih sayang penuh kepada anaknya dan berusaha memenuhi kebutuhan anak baik dalam perhatian maupun kegiatan belajar anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perhatian memiliki arti sebagai hal memperhatikan; apa yang diperhatikan dan minat. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perhatian merupakan kegiatan memberikan pemusatan terhadap suatu hal sesuai obyek yang dikehendaki dengan harapan tujuan dilakukan kegiatan tersebut dapat membuahkan hasil yang maksimal.

Selanjutnya pengertian orang tua adalah suatu komponen yang terbentuk dalam suatu susunan keluarga terdiri dari ayah dan ibu yang disatukan dalam ikatan perkawinan yang sah. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengasuh, membimbing dan mendidik anaknya hingga anak tersebut mendapat hak untuk bertanggung jawab dan mengembangkan dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widjaja (dalam Safaria dan Darokah, 2005:94) bahwa keluarga merupakan satuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja sama ekonomi, dan mempunyai fungsi untuk melanjutkan keturunan sampai mendidik anak dan membesarkan anak. Kegiatan mengasuh anak

(27)

meliputi mendidik pola berpikir dan berperilaku anak, menyiapkan segala kebutuhan baik fisik maupun psikologi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian orang tua adalah “ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang yang dihormati”. Rismawati (2015:13) menyatakan bahwa orang tua yang dimaksudkan dalam pengertian tersebut yakni ayah dan ibu dari anak tersebut, orang lain yang dianggap bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut, wali anak atau orang tua asuh jika anak tersebut tinggal bersama wali. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua merupakan kegiatan memberikan pemusatan orang tua terhadap anaknya dengan harapan tujuan dilakukan kegiatan tersebut dapat membuahkan peningkatan tumbuh kembang anak.

Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan paling utama, sedangkan guru atau dosen hanya sebagai peran pendukung dalam mendidik atau dapat disebut sebagai pendidik setelah orang tua.

2. Macam-Macam Perhatian

Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran terhadap sesuatu. Ditinjau dari beberapa segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam (Walgito, 2010:112-113), yaitu:

a. Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, maka perhatian dibedakan menjadi perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.

1) Perhatian spontan merupakan perhatian yang timbul dengan

(28)

sendirinya. Contoh dalam keseharian yaitu seseorang yang berminat dalam tarian, apabila diperdengarkan lagu atau diperlihatkan sebuah tarian maka akan spontan mengikuti gerak tarian tersebut.

2) Perhatian tidak spontan merupakan perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja. Contoh dalam keseharian yaitu seseorang koki yang tidak menyukai cokelat tapi karena ia membutuhkan untuk bahan memasak, maka dia dengan sengaja harus memperhatikan jenis-jenis cokelat yang baik untuk masakannya.

b. Ditinjau dari segi banyaknya objek oleh perhatian pada saat bersamaan, maka perhatian dibedakan menjadi perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian sempit terjadi jika individu pada suatu saat hanya memperhatikan objek yang sedikit, sedangkan perhatian luas terjadi jika individu memperhatikan objek yang banyak sekaligus.

c. Terkait dengan perhatian yang sempit dan luas, maka perhatian masih bisa dibedakan menjadi perhatian terpusat dan terbagi bagi.

1) Perhatian terpusat merupakan perhatian yang ditunjukkan hanya pada satu objek. Contoh: pekerja laboratorium.

2) Perhatian terbagi-bagi merupakan perhatian yang ditunjukan pada beberapa objek pada waktu yang sama.

(29)

Contoh: monitoring CCTV.

d. Ditinjau dari fluktuasi perhatian, maka perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian yang statis dan perhatian yang dinamis. Perhatian statis adalah perhatian yang tetap pada sesuatu objek tertentu, sedangkan perhatian dinamis merupakan perhatian yang pemusatannya berubah-ubah atau berganti objek.

3. Faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua

Menurut Ahmadi (2009:146-147), perhatian memiliki beberapa faktor antara lain sebagai berikut:

a. Pembawaan

Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksikan, maka timbul perhatian terhadap objek tertentu.

b. Latihan dan Kebiasaan

Dari hasil latihan-latihan atau kebiasaan dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu walaupun tidak ada bakat pembawaan tentang bidang tersebut.

c. Kebutuhan

Kebutuhan merupakan dorongan untuk memenuhi apa yang dibutuhkan, maka diharapkan dorongan tersebut menimbulkan perhatian agar hasil yang diharapkan sesuai.

d. Kewajiban

Dalam kewajiban terdapat unsur tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban tersebut. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya akan

(30)

diperlukan perhatian penuh terhadap apa yang sedang dilakukan.

e. Keadaan jasmani

Sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian kita terhadap suatu objek.

f. Suasana Jiwa

Mental akan mempengaruhi batin, perasaan, angan-angan dan pikiran yang menimbulkan perhatian pada suatu objek. Mungkin dapat mendorong dan sebaliknya dapat juga menghambat.

g. Suasana di sekitar

Suasana seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial, ekonomi, keindahan dan sebagainya akan mempengaruhi perhatian seseorang.

h. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri

Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan objek perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita. Jika rangsangannya kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek tersebut besar pula. Sebaliknya jika ransangannya lemah, perhatian kita juga tidak begitu besar.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak dapat dibagi menjadi beberapa indikator antara lain: memenuhi kebutuhan dengan memberikan fasilitas belajar, memahami suasana sekitar dengan memperhatikan aktivitas di rumah, dan perhatian terhadap

(31)

kegiatan di sekolah.

C. Kontrol Diri dalam belajar 1. Pengertian Kontrol Diri

Kontrol diri menurut Goldfried dan Merbaum (dalam Risnawati, 2010:22) adalah suatu kemampuan untuk menyusun, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga dapat dianggap sebagai tindakan individu untuk melakukan suatu pertimbangan kognitif antara perintah yang telah disusun dengan hasil dan tujuan yang ingin dicapai.

Synder dan Gangestad (dalam Risnawati, 2010:22) bahwa konsep mengenai kontrol diri secara langsung sangat relevan untuk melihat hubungan antara pribadi dengan lingkungan masyarakat dalam mengatur kesan masyarakat yang sesuai dengan isyarat situasional dalam bersikap dan berpendirian yang efektif. Oleh karena itu, kontrol diri dapat diartikan kemampuan individu untuk menyesuaikan tingkah laku yang dapat diterima lingkungan sekitar dan sebagai acuan dalam mengambil keputusan agar tercapainya hasil yang diinginkan serta dapat mempertimbangkan langkah selanjutnya bilamana seseorang telah melalui usaha yang sama tetapi mendapatkan hasil yang tidak diinginkan.

Menurut Anshari (dalam Fikriyah MZ., 2014:8) kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya. Selain itu, menurut Chaplin

(32)

(2006) definisi dari kontrol diri merupakan kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri dalam menekan dan merintangi impuls-implus atau tingkah laku yang bersifat impulsif. Dari pernyataan tersebut, kontrol diri dapat mengendalikan tingkah laku agar tidak menimbulkan perilaku merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitar kita.

Individu dengan kontrol diri sangat memerhatikan cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Individu cenderung akan mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan situasi sosial yang kemudian dapat mengatur kesan yang dibuat perilakunya lebih responsif terhadap petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha untuk memperlancar interaksi sosial, bersikap hangat, dan terbuka. Ketika berinteraksi dengan orang lain, individu akan berusaha menampilkan perilaku yang dianggap paling tepat bagi dirinya, yaitu perilaku yang dapat menyelamatkan interaksinya dari akibat negatif yang disebabkan karena respons yang dilakukannya.

Kontrol diri diperlukan guna membantu individu dalam mengatasi kemampuannya yang terbatas dan mengatasi berbagai hal merugikan yang mungkin terjadi yang berasal dari luar (Risnawati, 2010:23).

Calhoun dan Acocella (dalam Risnawati, 2010:23) mengemukakan dua alasan yang mengharuskan individu untuk mengontrol diri secara kontinu. Pertama, individu hidup dalam kelompok sehingga dalam memuaskan keinginannya individu harus

(33)

mengontrol perilakunya agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara konstan menyusun standar yang lebih baik bagi dirinya. Sehingga dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan pengontrolan diri agar dalam proses pencapaian standar tersebut individu tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengendalikan tingkah laku dan pikiran agar tindakan yang dilakukan tidak merugikan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Peserta didik diharapkan memiliki kontrol diri yang baik sehingga dapat mengendalikan tingkah laku dan pikiran, dalam lingkup ini tanggung jawab tersebut adalah belajar. Peserta didik yang mempunyai kontrol diri yang tinggi juga akan mampu memandu, mengarahkan, dan mengatur perilakunya untuk disiplin. Peserta didik yang mampu mengolah perilaku, pikiran dan menerapkan kontrol diri dalam belajar akan membuahkan sikap disiplin belajar.

2. Aspek Kontrol Diri

Adapun aspek-aspek kontrol diri menurut Averill (dalam Risnawati, 2010:29) bahwa kontrol diri disebut dengan kontrol personal yaitu kemampaun individu untuk mengontrol dirinya yang meliputi kontrol perilaku (behavior control), kontrol kognitif (cognitive control), dan mengontrol keputusan (decisional control).

(34)

a. Kontrol perilaku (Behavioral control)

Kontrol Perilaku adalah kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini terbagi menjadi dua komponen, yaitu mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability).

Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu di luar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.

Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan mengatasi intensitasnya.

b. Kontrol kognitif (Cognitive control)

Kontrol Kognitif merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara

(35)

menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

c. Mengontrol keputusan (Decisional control)

Mengontrol keputusan merupakan kemampuan individu untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

3. Faktor yang mempengaruhi Kontrol Diri

Menurut Risnawati (2010) sebagaimana faktor psikologis lainnya, kontrol diri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Faktor internal

Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri salah satunya adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin baik

(36)

kemampuan mengontrol diri seseorang itu.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini diantaranya adalah lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga terutama orang tua akan menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang. Orang tua yang menerapkan kedisiplinan dalam segala aktivitas akan ditirukan oleh anak, sehingga hal itu menumbuhkan kontrol diri secara berkala pada anak tersebut.

4. Fungsi Kontrol Diri

Menurut Messina & Messina (dalam Purnami, 2014:21), fungsi kontrol diri memiliki empat fungsi yaitu:

a. Membatasi perhatian individu kepada orang lain

Individu akan memberikan perhatian pada kebutuhan pribadinya, tidak hanya fokus pada kebutuhan orang lain. Perhatian yang terlalu banyak pada kebutuhan, kepentingan atau keinginan orang lain, cenderung akan menyebabkan individu mengabaikan kebutuhan pribadinya.

b. Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya

Kontrol diri individu dapat membatasi keinginan diri sendiri atau keinginan orang lain dan memberikan ruang bagi aspirasi orang lain agar dapat terakomodasi secara bersamaan.

c. Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif

(37)

Individu dapat menahan dirinya dari dorongan atau keinginan untuk bertingkah laku negatif yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada seperti ketergantungan pada obat-obatan, alkohol, serta bermain judi.

d. Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang

Individu yang memiliki kontrol diri yang baik akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang sesuai dengan kebutuhannya.

Kontrol diri membantu individu menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan hidupnya seperti makan secara berlebihan, berbelanja secara berlebihan dan menjalin hubungan pertemanan yang berlebihan sehingga melebihi batas wajar dalam hal ini pertemanan lawan jenis maupun sesama jenis.

5. Langkah-Langkah untuk Mengontrol Diri

Menurut Mischkowsky (dalam Astuti, 2019:19) langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengontrol diri adalah sebagai berikut:

a. Mengenali diri sendiri untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan. Setiap emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan dan dirasakan oleh kita, apakah marah, senang, sedih, atau hal lainnya.

b. Memahami dampak dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah berdampak negatif atau positif. Jika kita tidak bisa

(38)

memahami dampak dari emosi yang timbul itu maka kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi dari emosi yang ada tersebut.

Jadi emosi hanyalah awal dari respon manusia dalam sebuah peristiwa atau kejadian. Kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu kita dalam mencapai kesuksesan.

c. Tenang dan membuang emosi negatif yang timbul dan berpikir secara netral dan lebih berpikir ke dampak dari pelampiasan emosi negatif itu sendiri. Menyadari hidup kita tidak sendiri dari berbagai masalah dengan banyak orang di sekitar kita dan membuang ego yang ada dalam diri kita.

d. Berpikir dari sudut orang yang terkena dampak dari emosi dan ego kemudian kita bisa melihat mengapa orang itu bisa bertindak seperti itu, tenang dan berpikir secara dingin merupakan salah satu solusi untuk menangani hal-hal yang seperti ini.

e. Berusaha mengetahui pesan yang disampaikan oleh emosi, dan yakin bahwa bisa berhasil menangani emosi ini sebelumnya dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinnya.

f. Lakukan terus dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik, seseorang bisa belajar untuk menutupi kekurangan yang ada dalam dirinya sendiri dan itu adalah kemampuan individu dalam mengelola emosi, karena sesungguhnya diri sendiri adalah

(39)

pribadi yang mampu mengendalikan emosi atau perasaan, bukan sebaliknya. Oleh karena itu menyadari bahwa hidup masih panjang dan kita masih membutuhkan orang lain dalam hidup kita.

D. Akuntansi

1. Pengertian Akuntansi

Dalam Sugiri dan Riyono (2007:1), APB (1970) mengemukakan bahwa akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomik yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik. Menurut Sugiri dan Riyono (2007:2), Entitas ekonomik adalah organisasi (bisnis dan non bisnis) yang mengelola sumber daya ekonomik dengan tujuan tertentu.

2. Klasifikasi Akuntansi

Berdasarkan siapa pengguna yang menjadi pusat perhatian.

a. Akuntansi keuangan

Akuntansi keuangan merupakan suatu penyedia informasi keuangan bagi pihak eksternal terutama pemilik, pemegang saham, dan kreditor.

b. Akuntansi manajemen

Akuntansi manajemen adalah suatu penyedia informasi keuangan bagi pihak internal yaitu manajemen yang berkedudukan sebagai

(40)

pengelola entitas ekonomik.

E. Kajian dan Penelitian yang Relevan

1. Hasil Penelitian Aziiz Fathoni (2015) yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua, Kemandirian Belajar dan Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Di SMA 2 Rembang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial perhatian orang tua berpengaruh positif sebesar 17,6%, terhadap prestasi belajar ekonomi akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Rembang. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pengaruh perhatian orang tua secara parsial menunjukkan bahwa semakin baik perhatian orang tua, maka semakin baik prestasi belajar yang dicapai siswa tersebut.

2. Hasil Penelitian Monica Puji Astuti (2019) yang berjudul “Tingkat Kontrol Diri Remaja Terhadap Perilaku Negatif (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi Tahun Ajaran 2018/2019)”.

Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa kontrol diri siswa kelas VIII SMP tersebut dapat dikategorikan memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi dengan nilai 118,36 atau dapat diartikan memiliki kontrol diri yang baik berkaitan dengan tiga aspek kontrol diri yaitu aspek kognitif, perilaku, dan mengontrol keputusan.

(41)

F. Kerangka Berpikir

Adapun dalam penelitian ini terbagi menjadi dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (Independent) dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel perhatian orang tua, variabel kontrol diri dalam belajar. Variabel terikatnya (Dependent) adalah prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.

1. Variabel Perhatian Orang tua

Pada era digital ini, perhatian orang tua yang terjadi pada kenyataannya sudah tidak seperti masa lampau. Jika dulu ada kemungkinan perhatian orang tua mudah didapatkan karena belum mempunyai gangguan seperti gadget yang melalui aplikasi disediakan dapat menyita perhatian orang berdasarkan kepentingan masing- masing. Di masa ini, kendala utama adalah orang-orang berfokus dengan gadget dan kebanyakan hubungan yang dialami menjauhkan perhatian didekatnya. Di Indonesia, terdapat suatu kebiasaan yang sudah menjadi gaya hidup di kalangan masyarakat, setelah lulus jenjang SMA/SMK beberapa anak meminta bahkan diminta oleh orang tua untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi di luar daerahnya atau dapat disebut merantau ke daerah lain untuk menempuh kuliah. Bila dilihat dari jarak jangkauan, orang tua tidak perlu mengkhawatirkan anak tersebut, dengan adanya alat penunjang komunikasi melalui handphone maupun gadget dapat memantau anak dari jarak yang jauh. Hal itu dapat melatarbelakangi orang tua

(42)

memberikan perhatian kepada anak secara optimal. Selain berfungsi sebagai pemberi dukungan, perhatian orang tua mampu memberikan arahan yang positif bagi anak, dan berperan aktif dalam pembentukan psikologis anak dalam menempuh pendidikan.

2. Variabel Kontrol diri dalam belajar

Dalam variabel ini diharapkan saya sebagai penulis mampu memberitahukan kepada khalayak tentang bagaimana cara mengatasi atau menghadapi situasi dimana peserta didik baru khususnya dalam mempelajari akuntansi sehingga di kemudian hari tingkat pertahanan maupun kontrol diri peserta didik dapat dikembangkan dan dapat diatasi sesegera mungkin. Dalam mengembangkan kontrol diri dalam belajar, masing-masing individu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pengalaman dan aspirasi yang berbeda-beda sehingga tingkah laku yang ditimbulkan pun juga berbeda-beda (Ahmadi, 1991).

G. Paradigma Penelitian

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian X1

X2

Y

(43)

Keterangan:

X1 = Perhatian Orang Tua X2 = Kontrol Diri

Y = Prestasi Belajar pada mata pelajaran Akuntansi = Hubungan X1, X2 terhadap Y

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis sebagai tindak lanjut dari anggapan dasar merupakan langkah penyelesaian masalah yang tahap kebenarannya secara teoritis.

Dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (1989: 63) bahwa: “Hipotesis adalah teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji, (dibawah kebenaran)”. Maka, dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho1 = Tidak ada hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi

belajar pada mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta.

Ha1 = Ada hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta.

Ho2 = Tidak ada hubungan antara kontrol diri dalam belajar dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta.

Ha2 = Ada hubungan antara kontrol diri dalam belajar dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta.

(44)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Menurut Kurniawan (2018:37) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan penting untuk menggambarkan atau mendeskripsikan tentang suatu kondisi secara objektif. Menurut Darmadi (2014:206), penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah data untuk mengetahui serta menentukan ada atau tidak suatu hubungan antara dua variabel atau lebih guna mengukur seberapa besarnya tingkat hubungan kedua variabel yang diukur tersebut.

Dalam penelitian ini, pendekatan kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi pengukuran. Penelitian kuantitatif merupakan suatu jenis penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.

Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017:8).

(45)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Yogyakarta yang dilaksanakan pada bulan Februari 2020 – Maret 2020.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang, tempat data variabel melekat dan dipermasalahkan (Arikunto, 2009:88). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X dan XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga SMK Negeri 1 Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek adalah sifat keadaan (“attributes”) dari suatu benda, orang atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian (Kurniawan, 2014:69). Objek dalam penelitian ini adalah perhatian orang tua dan kontrol diri dalam belajar untuk meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran akuntansi. Dalam hal ini, peneliti bertujuan untuk mengamati tingkat prestasi belajar siswa tersebut khususnya mata pelajaran akuntansi.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian, sehingga obyek tersebut dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2011:141). Populasi juga bukan hanya sekadar jumlah yang ada pada objek dan subjek yang

(46)

dipelajari, tetapi juga meliputi sifat atau karakteristik subjek dan objek yang bersangkutan. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Negeri 1 Yogyakarta dengan jumlah 560 peserta didik. Adapun karakteristik dari populasi ini adalah peserta didik yang sudah menerima mata pelajaran akuntansi dasar bagi kelas X dan akuntansi keuangan bagi kelas XI di SMK Negeri 1 Yogyakarta.

Tabel 3.1

Tabel Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa

1. X AKKL 69

2. XI AKKL 35

Jumlah 104

Sampel penelitian menurut Sugiyono (2017:81) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah data dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi yang besar akan memberikan kemungkinan peneliti mengalami kesulitan seperti keterbatasan dana, tenaga, dan waktu.

Oleh karena itu, peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional sampling. Proportional sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam populasi penelitian (Bungin, 2011:124). Penentuan besarnya sampel pada penelitian ini menggunakan rumus dari Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus mewakili populasi sehingga hasil penelitian dapat

(47)

digeneralisasi dan jumlah populasi sudah diketahui. Adapun perhitungan sampel dengan rumus Slovin (Siregar, 2010:149) sebagai berikut:

𝒏 = 𝑵

𝟏 + 𝑵𝒆𝟐

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan 0,05 n = 104

1+104(0,05)2

= 82,539 = 83 peserta didik

E. Operasionalisasi Variabel

Menurut Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2017:60) variabel adalah atribut seseorang atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain. Menurut Kidder (Sugiyono, 2017:39) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Dari pernyataan tersebut variabel dapat diartikan sebagai suatu atribut sesorang atau objek yang bervariasi dan memiliki kualitas sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan oleh seorang peneliti. Dalam penelitian ini, perhatian orang tua dan kontrol diri dalam belajar merupakan variabel bebas (X). Pada variabel prestasi belajar mata pelajaran akuntansi merupakan variabel terikat (Y).

1. Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua merupakan suatu usaha untuk memberikan kasih sayang kepada anak, biasanya dilakukan untuk memantau atau

(48)

mengarahkan anak untuk bertingkah laku yang positif dan guna memberikan perhatian terhadap aktivitas belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Variabel perhatian orang tua dapat dijabarkan dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Perhatian Orang Tua

Variabel Indikator

No Butir Positif Negatif Perhatian Orang

Tua

1. Fasilitas belajar 2. Perhatian dengan

aktivitas belajar siswa di rumah

3. Perhatian terhadap kegiatan di sekolah

2,10 1,6,8

7,9,11

3,4,5

Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh butir soal dalam variabel perhatian orang tua valid dan dapat dipergunakan sebagai instrumen perhatian orang tua.

2. Kontrol Diri

Kontrol diri adalah suatu kemampuan individu dalam menghadapi suatu kejadian yang berkaitan dengan pengendalian emosi, sikap atau perilaku diri sendiri serta dapat dengan mengendalikan pikiran dan tindakan diri agar tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Variabel kontrol diri dapat dijabarkan dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut:

(49)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Kontrol Diri

Variabel Indikator No Butir

Positif Negatif Kontrol Diri 1. Kontrol Perilaku:

Mampu

mengendalikan situasi dan mengontrol stimulus

2. Kontrol Kognitif:

Mampu melihat pengalaman yang tidak menyenangkan dari segi positif dan mampu menilai suatu situasi dari segi positif secara subjektif.

3. Mengontrol

Keputusan: Mampu mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi suatu permasalah dan mampu mengambil keputusan.

1, 2, 7, 8, 15, 19

5, 10, 18, 21, 22

9, 11, 13, 17, 23, 24,

25

3, 4, 6, 14

16

12, 20

Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa ada empat butir soal yang tidak valid dari tiga indikator, yaitu butir soal nomor 3, 12, 14 dan 16. Empat item tersebut dihapus dan tidak digunakan sebagai instrumen kontrol diri.

3. Prestasi Belajar

Variabel prestasi belajar dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pencapaian peserta didik dalam suatu proses belajar khususnya pada

(50)

mata pelajaran akuntansi dasar bagi kelas X AKKL dan akuntansi keuangan bagi kelas XI AKKL. Peneliti menggunakan nilai rapor semester 1 kelas X dan XI AKKL SMK Negeri 1 Yogyakarta untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar yang diperoleh peserta didik.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket atau Kuesioner

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah metode kuesioner (angket). Angket diberikan secara langsung kepada responden berupa lebaran berbentuk check-list yang berisi pernyataan dan diberi tanda centang pada kolom jawaban yang dipilih. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Masing-masing pilihan diberi nilai dengan pembobotan seperti tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.4 Skor Pernyataan Variabel Perhatian Orang Tua dan Kontrol Diri dalam Belajar

Kriteria Penilaian

Skor Pernyataan Positif (+) Negatif (-)

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Jarang (JR) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

2. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu nilai mata pelajaran akuntansi.

Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

(51)

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Validitas merupakan parameter yang menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang akan diukur. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti. Sugiyono (2017) mengatakan bahwa validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas eksternal. Validitas dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian validitas isi untuk menguji isi yang relevan dengan tujuan yang akan diukur. Menurut Wiyono (2011:114), jika instrumen sudah menggambarkan dimensi, indikator dan relevan dengan konsepnya maka instrumen tersebut memiliki validitas isi yang baik.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 22 untuk mengetahui nilai r hitung. Rumus yang digunakan untuk r table adalah korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Arikunto, 2009:171) sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦= 𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑁∑𝑋𝑌2− (∑ 𝑋2){𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑌2)}}

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi tiap butir N = Jumlah responden

X = Skor total dari setiap item (variabel independen) Y = Skor total dari seluruh item (variabel dependen)

(52)

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung ≥ r tabel maka butir soal yang diuji dinyatakan valid, sedangkan bila sebaliknya maka butir soal yang diuji dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas ini menggunakan sampel yaitu N=104 responden dan derajat kebebasan (df = N-2) sebesar 102 (df = 104-2) pada taraf signifikansi 5% maka r tabel sebesar 0,1927.

a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Perhatian Orang Tua Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Perhatian Orang Tua

No. Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,510 0,1927 Valid

2 0,640 0,1927 Valid

3 0,230 0,1927 Valid

4 0,293 0,1927 Valid

5 0,455 0,1927 Valid

6 0,489 0,1927 Valid

7 0,684 0,1927 Valid

8 0,379 0,1927 Valid

9 0,502 0,1927 Valid

10 0,558 0,1927 Valid

11 0,335 0,1927 Valid

12 0,243 0,1927 Valid

13 0,431 0,1927 Valid

14 0,512 0,1927 Valid

15 0,553 0,1927 Valid

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan tentang perhatian orang tua adalah valid, yakni r hitung (seluruh nilai corrected item-total correlation pada SPSS) ≥ r tabel.

(53)

b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kontrol Diri dalam Belajar Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kontrol Diri dalam Belajar No. Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,323 0,1927 Valid

2 0,387 0,1927 Valid

3 -0,170 0,1927 Tidak Valid

4 0,453 0,1927 Valid

5 0,486 0,1927 Valid

6 0,420 0,1927 Valid

7 0,586 0,1927 Valid

8 0,634 0,1927 Valid

9 0,398 0,1927 Valid

10 0,403 0,1927 Valid

11 0,495 0,1927 Valid

12 0,295 0,1927 Valid

13 0,226 0,1927 Valid

14 -0,078 0,1927 Tidak Valid

15 0,598 0,1927 Valid

16 0,075 0,1927 Tidak Valid

17 0,625 0,1927 Valid

18 0,502 0,1927 Valid

19 0,519 0,1927 Valid

20 0,358 0,1927 Valid

21 0,385 0,1927 Valid

22 0,426 0,1927 Valid

23 0,489 0,1927 Valid

24 0,716 0,1927 Valid

25 0,512 0,1927 Valid

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa ada tiga item pernyataan tentang kontrol diri dalam belajar yang tidak valid, karena r hitung ≤ r tabel. Butir pernyataan yang tidak valid adalah nomor 3, 14, dan

(54)

16. Adanya pernyataan yang tidak valid maka dilakukan pengujian ulang dengan menghapus item yang tidak valid. Berikut ini adalah hasil pengujian ulang kedua yang dilakukan pada variabel kontrol diri dalam belajar:

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Kedua Kontrol Diri dalam Belajar No. Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,316 0,1927 Valid

2 0,354 0,1927 Valid

4 0,378 0,1927 Valid

5 0,525 0,1927 Valid

6 0,411 0,1927 Valid

7 0,640 0,1927 Valid

8 0,650 0,1927 Valid

9 0,459 0,1927 Valid

10 0,449 0,1927 Valid

11 0,504 0,1927 Valid

12 0,190 0,1927 Tidak Valid

13 0,224 0,1927 Valid

15 0,634 0,1927 Valid

17 0,662 0,1927 Valid

18 0,562 0,1927 Valid

19 0,588 0,1927 Valid

20 0,313 0,1927 Valid

21 0,436 0,1927 Valid

22 0,452 0,1927 Valid

23 0,553 0,1927 Valid

24 0,720 0,1927 Valid

25 0,575 0,1927 Valid

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa ada satu item pernyataan tentang kontrol diri dalam belajar yang tidak valid, karena r hitung ≤ r tabel. Butir pernyataan yang tidak valid adalah nomor 12. Adanya

(55)

pernyataan yang tidak valid maka dilakukan pengujian ulang dengan menghapus item yang tidak valid. Berikut ini adalah hasil pengujian ulang ketiga yang dilakukan pada variabel kontrol diri dalam belajar:

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Ketiga Kontrol Diri dalam Belajar No. Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,314 0,1927 Valid

2 0,341 0,1927 Valid

4 0,342 0,1927 Valid

5 0,540 0,1927 Valid

6 0,407 0,1927 Valid

7 0,640 0,1927 Valid

8 0,643 0,1927 Valid

9 0,474 0,1927 Valid

10 0,453 0,1927 Valid

11 0,479 0,1927 Valid

13 0,218 0,1927 Valid

15 0,639 0,1927 Valid

17 0,670 0,1927 Valid

18 0,578 0,1927 Valid

19 0,594 0,1927 Valid

20 0,305 0,1927 Valid

21 0,455 0,1927 Valid

22 0,468 0,1927 Valid

23 0,570 0,1927 Valid

24 0,718 0,1927 Valid

25 0,587 0,1927 Valid

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa semua item pernyataan tentang kontrol diri dalam belajar adalah valid, yakni r hitung (seluruh nilai corrected item-total correlation pada SPSS) ≥ r tabel.

(56)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan drajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan dari sebuah penelitian. Sugiyono (2017:268) mengatakan bahwa “suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda”.

Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah Internal Consistency. Alat ukur dalam penelitian ini dicoba cukup

hanya sekali saja, kemudian reliabilitas instrumen diuji dengan menganalisis konsistensi butir item dalam instrumen dengan teknik Alpha Cronbach. Metode Alpha Cronbach digunakan untuk

menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku.

Teknik Alpha Cronbach dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak, apabila alternatif jawaban yang diberikan responden berbentuk skala, yaitu 1-4. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 22 untuk melihat nilai Alpha Cronbach.

𝛼 = [ 𝑘

𝑘 − 1] [1 −∑ 𝜎2𝑏 𝜎2𝑡 ]

Keterangan:

σ = reliabilitas instrumen

∑ σ2b = Jumlah Varians butir

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi anggota Badan Perwakilan Desa di Kabupaten Sleman tentang kesetaraan gender dan organisasi peka gender.. Populasi

Pada proyek Pembangunan Pabrik Minyak PT.MNS, implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah berjalan cukup baik, karena di proyek ini penyelenggara

Untuk mencatat pendanaan yang berasal dari penerimaan dan pengeluaran zakat..

Akan tetapi dalam penelitian tersebut tidak mempertimbangkan kemanan data sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam dengan memodifikasi

Arief Surya Irawan (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Sony Warsono (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Arif Darmawan (Accounting Division of Accounting Corner,

Dengan customer retention marketing Tokopedia dapat mengoptimalkan fungsinya dalam memberikan pelayanan prima (service excellence) yang tak terduga dan tak

Hendaknya golongan fakir dan miskin adalah sasaran pertama yang harus menerima zakat, karena memberi kecukupan kepada mereka, merupakan tujuan utama dari zakat, sehingga Rasulullah

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tugas khusus yang diberikan oleh perusahaan pada kerja praktek ini adalah merancang sistem informasi dalam gudang untuk memudahkan