• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BERBASIS CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DI BENGKEL MOBIL REWWIN MOTOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BERBASIS CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DI BENGKEL MOBIL REWWIN MOTOR."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN

PENJUALAN BERBASIS CUSTOMER RELATIONSHIP

MANAGEMENT DI BENGKEL MOBIL REWWIN MOTOR

SKRIPSI

TRI SETYO ADI NUGROHO 0534010066

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(2)

Abstrak

Pesatnya perkembangan bisnis yang mengadaptasi teknologi informasi, mendorong terjadinya persaingan bisnis. Setiap pelaku bisnis bersaing untuk merebut pangsa pasar dan meraih pelanggan agar menggunakan produk atau jasa dari perusahaan mereka. Bengkel mobil Rewwin Motor saat ini masih menggunakan sistem manual dan belum menggunakan sistem komputer dalam mengelola usaha bengkel mobil ini terutama dalam hal mengelola pelanggannya, mengelola data barang, mengelola data transaksi, dan mengelola informasi ke pelanggan Rewwin Motor.

Untuk dapat menunjang itu semua, perlu sebuah konsep yang dapat membuat hubungan antara pihak bengkel mobil Rewwin Motor dan pelanggannya selalu terjalin dengan baik yaitu membuat sistem informasi berbasis Customer Relationship Management. Pembuatan aplikasi berbasis Customer Relationship Management di bengkel mobil Rewwin Motor ini dimulai dengan mempelajari dan melakukan analisis terhadap sistem yang ada di bengkel mobil Rewwin Motor ini.

Dengan penggunaan sistem informasi tersebut, bengkel mobil Rewwin Motor dapat mengelola hubungan dengan pelanggannya dan segala jenis masalah administrasi misalnya dalam hal pengolahan data pelanggan, pengolahan data barang, pengolahan transaksi pembelian maupun penjualan yang ada di bengkel, dan pengolahan segala informasi seputar pelanggan agar dapat ditangani secara maksimal.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat,

taufik dan hidayah-Nya, penulisan laporan tugas akhir dengan judul

“PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN

BERBASIS CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DI BENGKEL

MOBIL REWWIN MOTOR” dapat terselesaikan tepat pada waktunya guna

memenuhi persyaratan kelulusan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Informatika.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini ini dapat

terselesaikan karena adanya bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si. MT selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak M. Irwan Afandi, ST. M.Sc selaku Pembimbing Utama Tugas Akhir

atas segala do’a restu, arahan, ilmu dan bimbingan-bimbingan yang telah

diberikan selama penyelelesaian tugas akhir.

4. Bapak Doddy Ridwandono, S.Kom selaku Pembimbing Kedua Tugas Akhir

atas do’a restu, arahan, ilmu dan bimbingan-bimbingan yang telah diberikan

selama penyelesaian tugas akhir.

(4)

5. Kedua Orang Tua saya dan kedua kakak saya yang tercinta atas semangat,

dukungan dan doa yang diberikan selama ini.

6. Semua sahabat saya yang selama ini selalu bersama dan selalu mendukung

dan pihak-pihak yang tidak sempat kami sebutkan namanya.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan, namun

Penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin. Segala kritik dan

saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata, besar harapan

Penulis agar Laporan ini dapat berguna bagi semua pihak.

Surabaya, Oktober 2010

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Permasalahan ... 2

1.3Batasan Masalah ... 2

1.4Tujuan Penelitian ... 3

1.5Manfaat Penelitian ... 4

1.6Metode Penulisan ... 4

1.7Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1Sekilas Tentang Rewwin Motor ... 8

2.2Customer Relationship Management ... 9

2.2.1Tujuan CRM ... 10

2.2.2Area CRM ... 11

2.2.3Tahapan CRM ... 14

2.2.4Manfaat CRM ... 15

2.3Data Flow Diagram (DFD) ... 15

2.3.1Komponen Data Flow Diagram ...16

2.3.2Syarat Pembuatan Data Flow Diagram ...17

2.3.3 Langkah Pembuatan Data Flow Diagram ...18

2.4Entity Relationship Diagram (ERD) ... 19

2.4.1Notasi Entity Relationship Diagram (ERD) ... 19

2.4.2 Elemen-elemen Entity Relationship Diagram (ERD) ... 20

2.4.3 Tahapan Pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD) ..22

(6)

2.5Sejarah Singkat Visual Basic ... 23

2.5.1 Elemen Visual Basic 6 ... 25

2.6Microsoft Access 2003 ... 29

2.6.1 Pengertian Microsoft Access 2003 ... 29

2.6.2 Langkah Pembuatan Database Access 2003 ... 30

2.7PHP ... 31

2.7.1 Syarat Menjalankan PHP ... 32

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 34

3.1Analisa Sistem Lama ... 34

3.2Analisa Permasalahan ... 35

3.3Analisa Kebutuhan ... 36

3.4Perancangan Database dan Pemodelan Proses ... 34

3.4.1Diagram Flow... 38

3.4.2Data Flow Diagram ... 40

3.4.3Conseptual Data Model (CDM) ... 49

3.4.4Physical Data Model (PDM) ... 51

3.5 Struktur Database ... 52

BAB IV IMPLEMENTASI ... 60

4.1Kebutuhan Sistem ... 60

4.1.1Kebutuhan Perangkat Keras ... 60

4.1.2Kebutuhan Perangkat Lunak ... 60

4.2Rancangan Desain Aplikasi Menggunakan Visual Basic 6 ...61

4.2.1Tampilan Awal ...61

4.2.2 Master Pengguna ...62

(7)

4.2.10 Master Merk ...68

4.2.11 Master Model ...69

4.2.12 Master Mobil ...70

4.2.13 Transaksi Pembelian ...70

4.2.14 Transaksi Penjualan ...72

4.2.15 Laporan Service ...73

4.2.16 Laporan Sparepart ...73

4.2.17 Laporan Laporan Supplier ...74

4.2.18 Laporan Customer ...75

4.2.19 Grafik Penghasilan ...75

4.2.20 Informasi Sparepart Terlaris ...76

4.2.21 Informasi Service Terlaris ...76

4.2.22 Informasi Pelanggan Teraktif ...77

4.3Rancangan Desain Web Menggunakan PHP ...78

5.1.3 Uji Coba Master Sparepart ...94

(8)

5.1.4 Uji Coba Master Supplier ...96

5.1.5 Uji Coba Transaksi Pembelian ...98

5.1.6 Uji Coba Transaksi Penjualan ...101

5.1.7 Uji Coba Laporan Sparepart ...106

5.1.8 Uji Coba Laporan Grafik Penghasilan ...107

5.1.9 Uji Coba Informasi Sparepart Terlaris ...108

5.1.10 Uji Coba Informasi Komentar ...109

5.1.11 Uji Coba Informasi Komplain ...110

5.2 Uji Coba Web ...111

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...122

6.1Kesimpulan ... 122

6.2Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.11 Tabel Pembelian ... 56

Tabel 3.12 Tabel Penjualan ... 56

Tabel 3.13 Tabel Detail Service ...57

Tabel 3.14 Tabel Detail Beli ...57

Tabel 3.15 Tabel Detail Jual ...58

Tabel 3.16 Tabel Detail Sparepart ... 58

Tabel 3.17 Tabel Admin ...59

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Flow Sistem Informasi Bengkel (Aplikasi) ...38

Gambar 3.2 Diagram Flow Sistem Informasi Bengkel (Web)...39

Gambar 3.3 DFD Konteks Diagram ...40

Gambar 3.4 DFD Level 0...41

Gambar 3.5 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Data Master . ...43

Gambar 3.6 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Data Transaksi ... 44

Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Data Laporan ... 45

Gambar 3.8 DFD Level 1 Pengelolaan Informasi Data ... 47

Gambar 3.9 DFD Level 1 Pengelolaan Web ... 48

Gambar 3.10 Conseptual Data Model (CDM) ... 49

Gambar 3.11 Physical Data Model (PDM) ... 51

Gambar 4.1 Tampilan Awal (Desain) ...61

Gambar 4.2 Master Pengguna (Desain) ...62

Gambar 4.3 Master Kategori (Desain) ...62

Gambar 4.4 Master Sparepart (Desain)...63

Gambar 4.5 Master Service (Desain) ...64

Gambar 4.6 Master Customer (Desain) ...65

Gambar 4.7 Master Supplier (Desain) ...66

Gambar 4.8 Master Karyawan (Desain)...67

Gambar 4.9 Master Jenis (Desain) ...67

Gambar 4.10 Master Merk (Desain) ...68

Gambar 4.11 Master Model (Desain)...69

Gambar 4.12 Master Mobil (Desain) ...70

Gambar 4.13 Transaksi Pembelian (Desain)...71

Gambar 4.14 Transaksi Penjualan (Desain)...72

Gambar 4.15 Laporan Service (Desain)...73

Gambar 4.16 Laporan Sparepart (Desain) ...73

Gambar 4.17 Laporan Supplier (Desain) ...74

Gambar 4.18 Laporan Customer (Desain) ...75

(11)

Gambar 4.19 Grafik Penghasilan (Desain) ...75

Gambar 4.20 Informasi Sparepart Terlaris (Desain) ...76

Gambar 4.21 Informasi Service Terlaris (Desain) ...77

Gambar 4.22 Informasi Pelanggan Teraktif (Desain) ...77

Gambar 4.23 Tampilan Awal Web (Desain)...78

Gambar 4.24 Profil Bengkel (Desain)...79

Gambar 4.25 Daftar Sparepart (Desain)...80

Gambar 4.26 Daftar Service (Desain)...81

Gambar 4.27 Login (Desain) ...82

Gambar 4.28 Halaman Utama Member (Desain) ...82

Gambar 4.29 History Transaksi (Desain)...83

Gambar 4.30 Halaman Utama Pimpinan (Desain) ...84

Gambar 4.31 Sparepart Terlaris (Desain) ...85

Gambar 4.32 Service Terlaris (Desain)...86

Gambar 4.33 Pelanggan Teraktif (Desain)...87

Gambar 4.34 Search (Desain) ...88

Gambar 5.1 Login ...89

Gambar 5.2 Pesan Kesalahan Login ...90

Gambar 5.3 Tampilan Setelah Login ...91

Gambar 5.4 Pesan Logout ...92

Gambar 5.5 Master Pengguna ...92

Gambar 5.6 Pemberitahuan (Pesan)...93

Gambar 5.7 Master Sparepart (Dengan Kategori Oli) ...94

Gambar 5.8 Master Sparepart (Dengan Kategori Onderdil) ...95

Gambar 5.9 Pesan Pemberitahuan...96

Gambar 5.10 Master Supplier ...97

Gambar 5.11 Pesan Pemberitahuan ...98

Gambar 5.12 Transaksi Pembelian ...98

Gambar 5.13 Preview Nota Hasil Pembelian ...100

Gambar 5.14 Pesan Pemberitahuan ...101

Gambar 5.15 Transaksi Penjualan (untuk sparepart) ...102

(12)

xi

Gambar 5.16 Preview Nota Hasil Penjualan Sparepart ...103

Gambar 5.17 Transaksi Penjualan (untuk service) ...104

Gambar 5.18 Transaksi Penjualan (untuk sparepart dan service) ...105

Gambar 5.19 Pesan Pemberitahuan ...106

Gambar 5.20 Laporan Sparepart ...106

Gambar 5.21 Grafik Penghasilan ...107

Gambar 5.22 Informasi Sparepart Terlaris ...108

Gambar 5.23 Informasi Komentar ...109

Gambar 5.24 Informasi Komplain ...110

Gambar 5.25 Halaman Index Web...111

Gambar 5.26 Profil Bengkel ...112

Gambar 5.27 Tampilan Daftar Sparepart (Kategori Oli) ...113

Gambar 5.28 Tampilan Daftar Sparepart (Kategori Onderdil) ...114

Gambar 5.29 Tampilan Daftar Service ...115

Gambar 5.30 Halaman Login Web ...116

Gambar 5.31 Daftar History Transaksi Member ...117

Gambar 5.32 Halaman Pilih Data Komplain ...118

Gambar 5.33 Halaman Isi Komplain ...119

Gambar 5.34 Search (Berdasarkan Service) ...120

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang pesat belakangan ini telah

memasuki hampir semua bidang kehidupan. Hal ini ditandai dengan banyaknya

pengguna komputer, baik untuk kepentingan perusahaan atau bisnis sampai

kepada hal-hal yang bersifat hiburan dan pendidikan. Pesatnya perkembangan

bisnis yang mengadaptasi teknologi informasi, mendorong terjadinya persaingan

bisnis. Setiap pelaku bisnis bersaing untuk merebut pangsa pasar dan meraih

pelanggan agar menggunakan produk atau jasa dari perusahaan mereka.

Bengkel mobil Rewwin Motor saat ini masih menggunakan sistem manual

dan belum menggunakan sistem komputer dalam mengelola usaha bengkel mobil

ini terutama dalam hal mengelola pelanggannya. Selama ini bengkel mobil

Rewwin Motor tidak mempunyai data akurat tentang pelanggannya, sehingga bila

pelanggan komplain tentang kerusakan mobilnya, pihak Rewwin Motor tidak

dapat secara maksimal mengetahui apakah kerusakan berasal dari pihak bengkel

Rewwin Motor atau pihak pelanggan sendiri. Dalam mengelola stok barang dan

transaksi, bengkel mobil Rewwin Motor juga masih menggunakan sistem manual.

Dengan hanya menggunakan catatan saja dalam mengelola segala transaksi

maupun mengelola stok barang yang ada, seringkali pihak pengelola bengkel

(14)

Dengan adanya permasalahan tersebut, dengan penggunaan teknologi

informasi diharapkan bengkel mobil Rewwin Motor dapat mengelola hubungan

dengan pelanggannya dan segala jenis masalah administrasi yang ada di bengkel

dapat ditangani secara maksimal.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah

1. Bagaimana membuat aplikasi desktop untuk mengelola pelanggan dan

mengelola transaksi yang terjadi di bengkel mobil Rewwin Motor ?

2. Bagaimana membuat sistem informasi kepada pelanggan member atau

non member berbasis web untuk memberikan informasi berkaitan

dengan bengkel mobil Rewwin Motor?

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, batasan masalah yang timbul adalah

1. Transaksi pembelian merupakan transaksi untuk pembelian barang

kebutuhan bengkel Rewwin Motor melalui supplier. Transaksi

pembelian barang kebutuhan bengkel meliputi jenis oli dan jenis

sparepart kecil atau jenis sparepart besar.

2. Pada proses transaksi penjualan yang ada di bengkel mobil Rewwin

Motor meliputi penjulan barang dan penjualan jasa (service mobil)

(15)

3. Sistem tidak membahas mengenai manajemen stok barang dan harga

maupun yang berhubungan dengan manajemen akuntansi.

4. Penentuan harga tetap sparepart maupun penentuan perubahan harga

sparepart di bengkel Rewwin Motor dilakukan secara manual

berdasarkan informasi pembelian sparepart melalui supplier. Begitu

juga penentuan harga penjuala barang dan service.

5. Pembuatan DFD dan ERD menggunakan Power Designer 6.

6. Pembuatan aplikasi desktop untuk pengelolaan informasi, administrasi

dan transaksi di bengkel Rewwin Motor menggunakan bahasa

pemograman Visual Basic 6.0 dengan Database Access 2003

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah

1. Merancang aplikasi yang dapat membantu mengelola pelanggan,

informasi, administrasi yang ada di bengkel mobil Rewwin Motor.

2. Membuat sistem informasi berbasis web untuk menunjang informasi

bengkel mobil Rewwin Motor ke pelanggannya, begitu pula

sebaliknya.

3. Membangun hubungan baik antara pihak pemilik bengkel mobil

Rewwin Motor dengan pelanggan yang melakukan service mobilnya

(16)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Pemilik kendaraan mobil dapat mengetahui informasi mengenai

layanan service mobil.

2. Pemilik bengkel mobil Rewwin Motor dapat mengetahui jenis oli atau

sparepart yang sering digunakan pemilik kendaraan mobil.

3. Pemilik bengkel mobil Rewwin Motor dapat mengetahui laporan

segala jenis transaksi penjualan maupun pembelian yang dilakukan di

bengkel mobil Rewwin Motor.

4. Dapat memelihara hubungan baik dengan pelanggan bengkel mobil

Rewwin Motor dan dapat memperhatikan hal-hal yang diinginkan

pelanggan bengkel mobil Rewwin Motor agar mereka merasa puas,

sehingga dapat menciptakan kesetiaan pelanggan.

1.6 Metodologi Penulisan

Langkah-langkah pengumpulan data sebagai dasar penyusunan tugas

akhir :

1. Metode Analisa

Menganalisa masalah-masalah yang akan disajikan dan

mengumpulkan data atau informasi.

2. Metode Literatur

Merupakan usaha untuk lebih memudahkan dalam melengkapi data

dan memecahkan masalah yang merupakan sumber referensi bagi

(17)

3. Metode Observasi

Observasi merupakan aktivitas melakukan pengamatan dan analisa

terhadap kondisi sebenarnya di lapangan kemudian akan diberikan

solusinya.

4. Hasil dan Pembahasan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. akuisisi pengetahuan, yaitu proses untuk memperoleh,

mengorganisasikan, dan mempelajari pengetahuan yang terkait

dengan Customer Relationship Management yang didapat dari

buku maupun sumber lainnya.

b. Desain, yaitu proses secara menyeluruh untuk membangun struktur

dan mengorganisasikan sistem.

c. Pengembangan aplikasi, yaitu tahap implentasi sistem yang telah

dibangun dalam bentuk program yang siap digunakan.

5. Penulisan Laporan

Pada tahap ini dilakukan penulisan naskah atau dokumentasi dari

pelaksanaan tugas akhir, diantaranya menjelaskan dasar teori, teknik

penulisan yang digunakan dan implementasi aplikasi.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam 6 (enam) bab

(18)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, permasalahan, batasan

masalah, tujuan, manfaat, metodologi penulisan dan sistematika

penulisan pembuatan tugas akhir ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah yang

berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam pembuatan tugas

akhir ini.

BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini dijelaskan tentang tata cara metode perancangan sistem yang

digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem antara

lain: Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relational Diagram

(ERD).

BAB IV : IMPLEMENTASI

Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat

meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses dan

implementasi antarmuka.

BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI

Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dan evaluasi

dari pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk pengembangan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sekilas Tentang Rewwin Motor

Bengkel mobil Rewwin Motor berdiri pada bulan Mei tahun 2000.

Bengkel mobil ini terletak di Jalan Gatotan nomer 45 Surabaya. Rewwin

Motor merupakan bengkel mobil yang melayani servis berbagai jenis merk

mobil, mobil berbahan bakar solar maupun bahan bakar premium. Dengan

slogan “Percayakan Perawatan Mobil Anda Pada Kami”, bengkel mobil

Rewwin Motor ini melayani beberapa jenis servis untuk mobil diantaranya

Tune Up Bensin/Diesel, Tuning Sport Mobil Bensin, Stel Bos Pom,

Spesial Mobil Diesel Solar, Ganti Oli, Stel Rem, Stel kopling, Onderstel,

dan lain sebagainya. Jenis Oli yang tersedia di bengkel mobil Rewwin

Motor meliputi Oli Top One, Oli Shell, dan Oli Pertamina. Beberapa tahun

sejak berdirinya bengkel mobil Rewwin Motor, bengkel ini cukup

mempunyai banyak pelanggan, mulai pelanggan mobil milik pribadi

maupun mobil milik perkantoran atau perusahaan. Bengkel mobil ini juga

menyediakan berbagai jenis onderdil yang diperlukan mobil. Namun

dikarenakan banyaknya tempat jasa servis bengkel mobil yang ada di kota

Surabaya dan pemilik bengkel mobil Rewwin Motor masih menggunakan

sistem manual dalam mengelola pelanggan dan administrasinya, beberapa

tahun belakangan ini pelanggan bengkel mobil Rewwin Motor menjadi

(21)

Rewwin Motor menjadi berkurang. Pihak bengkel juga tidak menyediakan

berbagai jenis onderdil lagi yang lebih banyak. Bila mobil yang diservis

membutuhkan onderdil yang besar, maka pihak bengkel melakukan order

pembelian ke pihak penyedia onderdil mobil. Diharapkan, dengan

pemakaian teknologi informasi dapat membuat bengkel mobil ini dapat

mengelola pelanggan yang lebih banyak lagi.

2.2 Customer Relationship Management

CRM atau dalam bahasa Indonesia berarti Manajemen Hubungan

Pelanggan adalah sejumlah strategi dan teknologi yang digunakan untuk

membangun hubungan kuat antara perusahaan dengan pelanggan mereka.

Sebuah perusahaan akan menyimpan informasi yang berhubungan dengan

pelanggan dan akan menghabiskan waktu menganalisa. Manajemen

Hubungan Pelanggan bisa juga didefinisikan sebagai metodologi atau

pendekatan yang akan digunakan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan

mereka.

Para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai customer

relationship management (CRM). Berikut ini definisi CRM dari beberapa

ahli yang dikutip dari http://bagbigbug.com/

 Kalakota dan Robinson (2001)

Integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang

(22)

 Laudon dan Traver (2002)

Informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi

antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan

untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang

pelanggan tersebut.

2.2.1 Tujuan CRM

a. Membantu perusahaan dalam meningkatkan pelayanan yang lebih

baik yang dapat diberikan kepada pelanggan.

b. Mengetahui kebutuhan konsumen pada masa yang akan datang.

c. Mendapatkan pelanggan baru.

d. Mengetahui perbaikan yang diperlukan oleh perusahaan dalam

rangka memuaskan pelanggan.

e. Mampu menganalisa perilaku pelanggan.

f. Mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan

pelanggan baru karena dengan CRM perusahaan dapat menahan

pelanggan lama untuk tetap loyal pada perusahaan.

2.2.2 Area CRM

CRM mempunyai tiga area besar dalam penerapannya yaitu

1. Strategi CRM

Strategi CRM terfokus pada upaya untuk mengembangkan kultur

usaha yang berorientasi pada pelanggan. Hal ini ditujukan untuk

(23)

menciptakan serta memberikan nilai bagi pelanggan yang

mengungguli para pesaing.

Di dalam kultur yang berorientasi pada pelanggan, semua sumber

daya akan dialokasikan untuk mendukung semua langkah yang

dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata pelanggan, serta

sistem ganjaran (reward system) yang dapat meningkatkan perilaku

positif para karyawan yang bermuara pada kepuasan pelanggan,

serta peningkatan sistem pengumpulan, penyebarluasan, dan

aplikasi informasi tentang pelanggan untuk menunjang berbagai

aktivitas perusahaan.

2. Operasional CRM

Operasional CRM lebih terfokus kepada otomatisasi cara-cara

perusahaan dalam berhubungan dengan para pelanggan. Kegiatan

operasional CRM mencakup tiga bagian yaitu :

a. Fungsi Pemasaran

Otomatisasi pemasaran adalah pemanfaatan teknologi pada

proses-proses pemasaran. Perangkat lunak otomatisasi

pemasaran menawarkan berbagai kemampuan sekaligus,

antara lain segmentasi konsumen, manajemen kampanye

promosi, dan pemasaran berbasis event.

Perangkat lunak itu juga memudahkan pemakainya

mengeksplorasi data tentang pelanggan untuk menjalin

(24)

yang dianggap potensial. Otomatisasi pemasaran

memudahkan perusahaan dalam mengembangkan,

mengatur anggaran, serta melaksanakan

kampanye-kampanye komunikasi dengan para pelanggan.

b. Fungsi Penjualan

Otomatisasi penjualan atau yang disebut juga dengan

sales-force automation (SFA) dibutuhkan untuk mengelola berbagai aktivitas penjualan perusahaan. Proses-proses

penjualan dapat diuraikan menjadi beberapa tahap yaitu:

menjaring prospek, kualifikasi prospek, identifikasi

kebutuhan, pengembangan spesifikasi, pembuatan proposal,

presentasi proposal, mengatasi penolakan dan realisasi

penjualan.

Perangkat lunak yang digunakan dalam otomatisasi

penjualan ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa

sehingga secara spesifik modelnya dapat disesuaikan

dengan proses penjualan yang diterapkan di dalam suatu

organisasi atau industri.

c. Fungsi Pelayanan

Dengan adanya otomatisasi pelayanan, perusahaan dapat

menjalankan fungsi pelayanan terhadap para pelanggan

secara otomatis, baik melalui call center ataupun contact

(25)

perusahaan, bahkan melalui tatap muka secara langsung

antara petugas pelayanan dengan pelanggan di lapangan.

Perangkat lunak seperti itu memudahkan perusahaan dalam

mengatur dan mengkoordinasikan segala bentuk

komunikasi keluar atau masuk yang terkait dengan aspek

pelayanan pelanggan melalui semua saluran yang ada.

3. Analisis CRM

Analisis CRM digunakan untuk mengeksploitasi data pelanggan

demi meningkatkan nilai perusahaan. Sistem ini dikembangkan

berdasarkan informasi mengenai pelanggan. Data pelanggan dapat

diperoleh dari pusat-pusat informasi atau bank data yang dimiliki

setiap perusahaan yang relevan. Data internal dapat dilengkapi

dengan data eksternal, misalnya data tentang gaya hidup pelanggan

yang disediakan oleh organisasi-organisasi intelijen bisnis.

Kalau dilihat dari perspektif konsumen, analisis CRM dapat

memberikan solusi yang lebih tepat waktu, bahkan bersifat amat

personal bagi segala permasalahan konsumen sehingga semakin

meningkatkan kepuasan mereka. Dari sudut pandang perusahaan

selain dapat mempertahankan kesetiaan pelanggan dan mendukung

program-program penjaringan pelanggan, analisis CRM semakin

memperbesar kemungkinan untuk melancarkan program-program

(26)

2.2.3 Tahapan CRM

Ada beberapa tahapan dalam menjalankan Customer Relationship

Management yaitu

a. Mendapatkan Pelanggan Baru (acquire)

Tahap ini berorientasi pasar dengan tujuan meraih pelanggan baru

melalui kemudahan pengaksesan informasi dan pelayanan yang

menarik.

b. Mempertahankan Pelanggan (retain)

Tahap ini berusaha mempertahankan shareholder yang dimiliki

pelanggan dengan menciptakan value perusahaan di mata

pelanggan dan berusaha meraih loyalitasnya.

c. Memperluas Pelanggan (extend)

Tahap ini memanfaatkan inovasi teknologi informasi untuk dapat

memperluas pelanggan.

(27)

2.2.4 Manfaat CRM

Ada beberapa manfaat dari CRM yang meliputi :

a. Jumlah konsumen bertambah, yaitu mencari konsumen baru

disamping tetap memelihara tingkat kepuasan konsumen yang sudah

ada.

b. Mengetahui tingkat kepemilikan perusahaan pada konsumen, yaitu

dengan mengetahui kebutuhan konsumen.

c. Mengetahui kebutuhan konsumen pada masa yang akan datang, yaitu

melalui hasil transaksi yang sudah dilakukan dan dari hasil analisa

data-data transaksi yang sudah terkumpul.

d. Mengetahui ketidaknormalan pada setiap aktivitas transaksi, yaitu

mengetahui tindak kriminal seperti penipuan dan lain sebagainya.

e. Mengetahui perbaikan yang harus dilakukan pada service yang

diberikan kepada konsuman.

f. Mampu menganalisa pola data transaksi, sebagai contoh mampu

mengetahui kombinasi produk yang akan dijual pada waktu-waktu

tertentu.

g. Mengurangi resiko operasional, yaitu dengan mengetahui prediksi

yang akan terjadi dan kesalahan yang pernah dilakukan melalui

customer history.

2.3 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan salah satu komponen dalam serangkaian

(28)

menggambarkan aliran data dari sumber pemberi data (input) ke penerima

data (output). Aliran data itu perlu diketahui agar diketahui kapan sebuah

data harus disimpan, kapan harus ditanggapi (proses), dan kapan harus

didistribusikan ke bagian lain.

2.3.1 Komponen Data Flow Diagram

Komponen dari Data Flow Diagram terdiri dari :

atau

Terminator Proses Alur Data Penyimpan Data (Data Store)

Gambar 2.2 Komponen-komponen DFD

Penjelasan :

a. Terminator

Terminator dapat disebut juga kesatuan luar yaitu suatu unit kerja /

jabatan, atau sejenisnya yang berada di luar sistem tetapi memberi

andil atas pemberian atau penerimaan data dari sistem secara

langsung. Terminator dapat pula disebut dengan sumber pemberi

data (input), maupun tujuan pemberian data (output). Pemberi data

dan penerima data yang dimaksud adalah pihak yang sangat dekat

dan memiliki hubungan langsung dengan sistem. Adapun pihak

luar yang berhubungan dengan pihak luar lainnya tidak boleh

(29)

b. Proses

Proses adalah suatu tindakan yang akan diambil terhadap data yang

masuk. Karena proses adalah tindakan, maka proses berisi kata

kerja. Proses diberikan identifikasi (nomor) agar mempermudah

sekuen untuk diagram detilnya.

c. Alur Data

Alur data menggambarkan data yang mengalir dari terminator ke

proses atau dari proses ke proses lainnya. Data yang dibawa oleh

alur data harus disebutkan dan diletakkan di atas lambang alur data

dan bila alur data digambar panjang, sebaiknya penulisan data

mendekati lambang anak panahnya. Data yang menempati alur data

dapat berupa elemen data tunggal, maupun kumpulan elemen data

d. Penyimpan Data

Data yang akan disimpan perlu ditempatkan ke satu tempat

penyimpanan data. Data yang disimpan dapat berupa data manual

maupun data digital. Untuk data digital, penyimpan data tersebut

kelak akan dijadikan file data di komputer.

2.3.2 Syarat Pembuatan Data Flow Diagram

Beberapa syarat dalam pembuatan DFD yaitu :

1. Pemberian nama untuk setiap komponen DFD

2. Pemberian nomor pada komponen proses

(30)

4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit

5. Penggambaran DFD yang konsisten

2.3.3 Langkah Pembuatan Data Flow Diagram

Tidak ada aturan baku dalam menggambar DFD. Secara garis besar

langkah dalam membuat DFD adalah :

1. Identifikasi dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem.

2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas

luar.

3. Buat Diagram Konteks

- Tentukan nama sistemnya.

- Tentukan batas sistemnya.

- Tentukan terminator apa saja yang ada di dalam sistem.

- Tentukan apa yang diterima atau diberikan terminator dari atau

ke sistem.

- Gambarkan diagram konteks

4. Buat Diagram Level 0 (zero)

- Tentukan proses utama yang ada pada sistem.

- Tentukan apa yang diberikan atau diterima masing-masing

proses ke atau dari sistem.

- Apabila diperlukan, munculkan data store sebagai sumber

maupun tujuan alur data.

(31)

5. Buat Diagram Level Satu

- Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses

utama yang ada di level 0.

- Tentukan apa yang diberikan atau diterima sub-proses ke atau

dari sistem.

- Apabila diperlukan, munculkan data store sebagai sumber

maupun tujuan alur data.

- Gambarkan DFD Level Satu.

6. Buat Diagram Level Dua, Tiga

Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya. Proses

dekomposisi dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan ke

dalam program. Aturan yang digunakan sama dengan Level Satu.

2.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram atau ERD adalah suatu model

jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem

secara abstrak. Model data Entity Relationship didasarkan pada persepsi

terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek-objek dasar yang

disebut entitas dan relasi.

2.4.1 Notasi Entity Relationship Diagram (ERD)

Notasi simbolik didalam ERD yang dapat digunakan adalah

sebagai berikut :

(32)

b. Lingkaran / Elips, menyatakan Atribut (atribut yang berfungsi

sebagai key digaris bawahi).

c. Belah Ketupat, menyatakan Himpunan Relasi / relasi.

d. Garis, sebagai penghubung antara Himpunan Relasi dengan

Himpunan Entitas dan Himpunan Entitas dengan Atributnya.

e. Kardinalitas Relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis

cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi

satu-ke-satu, 1 dan N untuk relasi satu-ke-satu-ke-banyak atau N dan N

untuk relasi banyak-ke-banyak).

2.4.2 Elemen-elemen Entity Relationship Diagram (ERD)

a. Entity (Entitas)

Entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang.

Entity adalah sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, nyata

maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data.

Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan

dalam empat jenis nama yaitu orang, benda, lokasi, kejadian

(terdapat unsure waktu didalamnya).

b. Relationship

Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk

belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi

antara entitas. Pada umumnya penghubung (relationship) diberi

nama dengan kata kerja dasar sehingga memudahkan untuk

(33)

terjadi adalah sebuah bentuk belah ketupat dihubungkan dengan

dua bentuk empat persegi panjang.

c. Atribut

Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap

entitas maupun tiap relationship. Maksudnya atribut adalah sesuatu

yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun

relationship sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari

setiap entitas dari relationship. Ada dua jenis atribut yaitu Identifier

(key) dan Descriptor (nonkey attribute). Identifier (key) digunakan

untuk menentukan suatu entitas secara unik (primary key).

Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk menspesifikasikan

karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.

d. Kardinalitas (Cardinality)

Kardinalitas menyatakan jumlah anggota entitas yang

terlibat didalam relasi yang terjadi.

1. One to One. Tingkat hubungan ini menunjukkan hubungan

satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas

pertama, dan hanya mempunyai satu hubungan dengan satu

kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

2. One to Many atau Many to One. Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu, tergantung dari

arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian

(34)

hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua.

Sebaliknya, satu kejadian pada entitas yang kedua hanya

dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada

entitas yang pertama.

3. Many to Many. Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai

banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya,

dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari

sisi yang kedua.

2.4.3 Tahapan Pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD) Ada beberapa tahapan dalam pembuatan ERD, yaitu

a. Identifikasi Entitas

Identifikasi peran, kejadian/kegiatan, lokasi, hal abstrak/konsep

yang datanya disimpan oleh end-user.

b. Tentukan Relationship

Tentukan hubungan antara sepasang entitas menggunakan

relationship matrik.

c. Gambar “kasar” ERD

Gambarkan entitas-entitas dan relationship diantara entitas untuk

menghubungkannya.

d. Tentukan Kardinalitas

Tentukan kardinalitas (pemunculan suatu entitas di entitas lainnya

(35)

e. Tentukan Primary Key

Identifikasi atribut data yang secara unik mengidentifikasi setiap

entitas.

f. Gambar ERD berdasar atribut kunci

Sertakan primary key di setiap entitas.

g. Identifikasi atribut lainnya

Kumpulkan informasi detil yang penting dalam sistem yang sedang

dikembangkan.

h. Petakan atribut

Untuk setiap atribut, letakkan dalam satu entitas yang tepat. Cari

juga atribut yang ada dalam relationship.

i. Gambar ERD lengkap dengan atributnya

Sesuaikan ERD hasil langkah (f) dengan entitas atau relationship

hasil langkah (h).

j. Periksa hasil

Apakah ERD akhir telah secara tepat mencerminkan data sistem?

2.5 Sejarah Singkat Visual Basic

Sejarah Visual Basic diawali dari perkembangan bahasa BASIC di

darthmouth College, Amerika Serikat, pada awal tahun 1960-an. Sejak

semula BASIC memang dirancang untuk mudah dipelajari. Begitu

sederhananya sehingga nyaris semua pakar pemrograman komputer

menggunakan BASIC sebagai bahasa pemrograman pertamanya. Pada

(36)

membuat sistem operasi MS-DOS untuk komputer ini. Didalamnya

disertakan pula bahasa BASIC yang dikenal sebagai QuickBasic

(QBASIC). Pada tahun 1990-an era DOS berlalu digantikan era windows.

Tampilan grafis windows yang sangat bagus dan lebih interaktif

mengubah pemrograman dari pekerjaan yang memusingkan kepala

menjadi sebuah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Microsoft pun

akhirnya membuat BASIC versi Windows yang dikenal dengan Microsoft

Visual Basic. Visual Basic memungkinkan pembuatan aplikasi Grapichal

User Interface (GUI) atau pemrograman yang menggunakan tampilan

grafis sebagai alat komunikasi dengan pemakainya. Pembuatan tampilan

user interface dapat dilakukan dengan meletakkan object-object grafis ke

lembar (form) yang sudah disediakan oleh Visual Basic.

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman Visual sehingga

dapat mempermudah dalam mendesain tampilan program atau lebih

dikenal dengan istilah user interface. Hal ini sangat bermanfaat untuk

membuat program yang bekerja dalam lingkungan windows yang

tampilannya lebih rumit. Dengan bahasa pemrograman biasa / Non Visual,

Waktu seorang programmer lebih banyak dihabiskan untuk mendesain

tampilan program dibandingkan dengan penulisan program utamanya.

Visual basic adalah suatu bahasa pemrograman visual yang merupakan

pengembangan terakhir dari Basic.

Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 merupakan perangkat lunak

(37)

bekerja pada lingkungan sistem operasi Windows. Pemrograman Visual

Basic 6.0 juga memberikan kemudahan bagi programmer dalam membuat

sebuah program, karena dalam Bahasa pemrogramman Visual Basic 6.0

telah disediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang mudah penggunaannya

tanpa menambah syntax program yang berbelit-belit seperti pada beberapa

Bahasa pemrogramman lainnya, yang tentunya akan lebih banyak menyita

waktu dan pemikiran. Selain kemudahan tersebut, Visual Basic 6.0 juga

memiliki kecepatan proses yang tinggi dan keunggulan dalam file eksekusi

yang dihasilkan, yang mampu berdiri sendiri diluar software

pembangunnya serta kecilnya file eksekusi yang dihasilkan.

2.5.1 Elemen Visual Basic 6

Beberapa elemen yang terdapat pada Visual Basic 6 antara lain :

a. Menu Bar

Menu Bar akan menampilkan perintah-perintah yang dapat

digunakan saat bekerja pada Visual Basic. Secara default Menu

Bar memiliki pilihan File, Edit, View, Window, Query, Diagram,

Tools, Add-Ins, dan Help. Disamping itu, terdapat menu yang bisa

diakses misalnya Project, Format, Debug, atau Run. Jika

masing-masing Menu Bar di klik, Visual Basic akan menampilkan daftar

pilihan dari menu bar.

(38)

b. Context Menu

Context Menu berisi shortcut yang suatu saat bisa digunakan untuk

membuka sebuah context menu suatu objek. Untuk membuka,

dapat mengklik kanan objek yang akan di buka context menunya.

Gambar 2.4 Context Menu

c. Toolbar

Fasilitas ini dapat mempercepat pengaksesan perintah-perintah

yang ada dalam pemograman. Secara standar toolbar jenis standard

yang akan ditampilkan saat memulai Visual Basic. Jika ingin

mengatur tampilan toolbar yang lain, dapat menggunakan pilihan

Toolbar pada menu bar View.

Gambar 2.5 Toolbar

d. Window Project Explorer

Window project explorer ini menampilkan daftar form, modul serta

(39)

merupakan sekumpulan file yang digunakan untuk membangun

sebuah aplikasi. Berikut tampilan gambarnya :

Gambar 2.6 Window Project Explorer

e. Toolbox

Sebuah window yang berisi tombol-tombol control yang akan

digunakan untuk mendesain sebuah form atau report.

(40)

f. Window Properties

Window Properties dapat digunakan untuk mengatur properties

sebuah objek atau control yang dipilih. Sebuah properties

merupakan karkteristik objek, seperti size, caption, text, atau color.

Gambar 2.8 Window Properties

g. Form Designer

Form Designer adalah sebuah window yang dapat digunakan untuk

mengatur tampilan aplikasi yang disusun atau dengan kata lain

sebagai tempat untuk mendesain sebuah form. Dalam form ini

dapat menambahkan control, grafik dan gambar ke dalam form

pada posisi yang diinginkan. Setiap form memiliki window

(41)

Berikut tampilan gambarnya.

Gambar 2.9 Form Designer

2.6 Microsoft Access 2003

Pada sub bab ini membahas tentang Microsoft Access dan langkah-

langkah pembuatan database.

2.6.1 Pengertian Microsoft Access 2003

Microsoft Access merupakan salah satu program aplikasi database

yang populer. Karena data pada access tersebut dapat diolah dengan

program access secara langsung ataupun data access tersebut dapat

digunakan sebagai sumber data pada program lain, misalnya Visual Basic,

Delphi, dan lain-lain.

Database pada program Access terdiri dari table, form, report, dan

query. Apabila akan mengolah database yang sederhana, maka cukup

membuat tabel dalam satu database. Namun apabila proses database cukup

(42)

2.6.2 Langkah Pembuatan Database Access 2003

1. Membuat Database

a. Buka Microsoft Access 2003

b. Klik menu File, kemudian pilihan New atau klik ikon New

pada toolbar Database

c. Dilayar akan terlihat Task Pane, kemudian klik pilihan

Blank Database

d. Pada bagian Save in : tentukan drive dan folder tempat

database tersebut akan disimpan

e. Pada bagian File name : ketik nama file database yang

diinginkan

f. Klik tombol create

g. Tunggu beberapa saat hingga layar akan terlihat jendela file

database baru yang kosong.

2. Membuat Tabel

a. Pada jendela database, klik ikon Tables yang berada di

bawah Objects atau klik menu View, kemudian arahkan

pada pilihan Database Object dan klik pilihan Table.

b. Pada jendela kerja database, klik ganda pilihan Create table

in Design view.

(43)

d. Membuat primary key pada field name yang telah dibuat

dengan cara klik field name yang akan dijadikan sebagai

primary key.

e. Simpan hasil pendefinisian tabel tersebut.

2.7 PHP

Menurut dokumen resmi PHP, PHP (akronim dari PHP: Hypertext

Preprocessor) merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam

server dan diproses diserver. Hasilnyalah yang dikirimkan ke klien, tepat

pemakai menggunakan browser. Secara khusus PHP dirancang untuk

membentuk web dinamis. Artinya dapat membentuk suatu tampilan

berdasarkan permintaan terkini, misalnya bisa menampilkan isi database

ke halaman web.

Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah

skrip Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat daftar riwayat

hidupnya, yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas

menjadi tool yang disebut ‘personal Home Page’. Paket inilah yang

menjadi cikal bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/FI

versi 2. Pada versi inilah pemogram dapat kode terstruktur di dalam tag

HTML. Yang menarik, kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan

database dan melakukan perhitungan-perhitungan yang komplek sambil

(44)

Pada saat ini, PHP cukup popular sebagai piranti pemograman web

terutama dilingkungan Linux. Walaupun demikian, PHP sebenarnya juga

dapat berfungsi pada server berbasis UNIX, Windows NT, dan Macintosh.

Pada awalnya PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan web server

Apache. Namun belakangan PHP juga dapat bekerja dengan web server

seperti PWS (Personal Web Server), IIS (Internet Information Server) dan

Xitami. Salah satu kelebihan PHP adalah mampu berkomunikasi dengan

berbagai database yang terkenal. Dengan demikian, menampilkan data

yang bersifat dinamis yang diambil dari database, merupakan hal yang

mudah untuk dilakukan.

2.7.1 Syarat Menjalankan PHP

Untuk dapat berjalan, PHP membutuhkan web server, yang

bertugas untuk memproses file-file php dan mengirimkan hasil

pemrosesan untuk ditampilkan di browser client. Oleh karena itu, PHP

termasuk intranet / internet yang berfungsi untuk melayani

permintaan-permintaan web dari client. Web server yang paling banyak digunakan saat

ini untuk PHP adalah Apache. Selain Apache, PHP juga memerlukan PHP

binary yang bisa dikonfigurasikan sebagai modul Apache atau pun sebagai

aplikasi CGI. Untuk media penyimpanan datanya (database server), PHP

biasa menggunakan MySQL. Untuk menginstall dan mengkonfigurasi

ketiga software tersebut (Apache, MySQL, PHP) agar dapat berjalan dan

saling terhubung, memang cukup sulit. Maka dari itu dibuatlah paket

(45)

satu kali installasi. Dalam satu kali installasi, sudah mencakup ketiga

software tersebut dan sudah dikonfigurasi untuk keperluan lingkungan

pengembangan aplikasi web. Sehingga, programmer web hanya tinggal

menulis program PHP dan langsung menjalankan atau mengetest program

yang ditulis tersebut melalui web browser.server-side scripting (script

yang diproses di sisi server). Web server sendiri adalah software yang

diinstall pada komputer lokal ataupun komputer lain yang berada di

(46)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisa Sistem Lama

Perkembangan kendaraan khususnya mobil di Indonesia begitu

pesat, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Misalnya di kota Jakarta

dan Surabaya, dimana setiap hari jalanan selalu macet dikarenakan

banyaknya kendaraan mobil. Dengan banyaknya masyarakat yang

mempunyai mobil, tentu usaha bengkel mobil semakin banyak.

Di Surabaya cukup banyak usaha bengkel mobil. Dengan

banyaknya bengkel mobil di Surabaya, tentunya persaingan semakin ketat.

Jika bengkel mobil tersebut tidak dapat menjaga pelanggannya, maka tentu

usaha bengkel mobil tidak akan berkembang. Penerapan teknologi

informasi dalam usaha bengkel mobil diharapkan dapat menjaga

pelanggan demi bersaing dengan bengkel mobil yang lain.

Bengkel mobil Rewwin Motor yang terletak disalah satu sudut kota

Surabaya merupakan bengkel mobil yang belum menerapkan teknologi

informasi. Seluruh proses administrasi dan pengelolaan pelanggannya

masih bersifat manual. Proses manual di Bengkel Mobil Rewwin Motor

antara lain dalam hal pembelian kebutuhan bengkel.

Bengkel Mobil Rewwin Motor hanya menyediakan atau menjual

onderdil mobil dalam skala kecil. Karena sebagian besar kerusakan mobil

(47)

Jika terpaksa onderdil mobil skala besar tersebut diganti, maka pihak

bengkel harus melakukan pembelian di supplier. Selain hanya

menyediakan onderdil skala kecil, Rewwin Motor juga menyediakan

kebutuhan service mobil misalnya oli mobil, aksesoris mobil, dan

kebutuhan lainnya. Supplier oli melalui salesnya rutin melakukan order ke

bengkel Mobil Rewwin Motor.

Dalam hal penjualan, bengkel mobil Rewwin Motor membagi dua

yaitu penjualan barang dan jasa. Penjualan barang meliputi onderdil mobil

skala kecil, aksesoris, oli dan lain sebagainya. Penjualan jasa meliputi

service mobil. Dalam hal administrasi maupun dalam mengelola pelanggan, Rewwin Motor masih menggunakan sistem manual. Penentuan

harga service ditentukan oleh mekanik yang menangani mobil pelanggan.

Mekanik juga menentukan bagian mobil yang perlu diperbaiki dan

menentukan biayanya. Dalam hal penjualan ini, Rewwin Motor tidak

melakukan pencatatan terhadap data pelanggannya. Ketika pelanggan

ingin service, Rewwin Motor hanya mencatat nomor yang bisa dihubungi

saja. Rewwin Motor juga tidak melakukan pengarsipan terhadap segala

sesuatu terkait penjualan barang dan jasa.

3.2 Analisa Permasalahan

Berdasarkan analisa sistem yang terjadi saat ini, permasalahan

yang ada yaitu Rewwin Motor tidak mempunyai database pelanggan

(48)

kadang merasa kesulitan dalam menghitung pemasukan dan pengeluaran

yang terjadi karena tidak adanya pengarsipan. Misal dalam hal pembelian.

Rewwin Motor tidak melakukan pengarsipan terhadap pembelian pada

supplier. Begitu juga dengan penjualan, Rewwin Motor tidak melakukan

pengarsipan terhadap segala transaksi penjualan barang dan jasa. Akibat

dari permasalahan dari analisa sistem yang sekarang ini dapat menurunkan

kualitas Rewwin Motor terhadap layanan ke pelanggan maupun ke

manajemen Rewwin Motor sendiri. Sehingga saat ini pelanggan setia

Rewwin Motor tidak banyak karena kurang bersaing dengan bengkel

mobil lain.

3.3 Analisa Kebutuhan

Dari analisa sistem yang ada saat ini dan permasalahan yang

ditimbulkan, dapat disimpulkan bahwa sistem CRM yang mungkin

dibutuhkan bengkel mobil Rewwin Motor yaitu membuat database

pelanggan untuk mengetahui data pribadi pelanggan sehingga dapat

mengetahui keinginan pelanggan terkait service mobil dan ulang tahunnya.

Membuat laporan terkait pembelian dan penjualan di Rewwin Motor.

Membuat sistem informasi berbasis web, untuk memperkenalkan

keberadaan bengkel mobil Rewwin Motor. Dengan adanya web Rewwin

Motor, pelanggan dapat mengetahui segala informasi berkaitan dengan

bengkel mobil Rewwin Motor, misalnya info tentang jenis service mobil,

(49)

menjadi member akan bisa mengetahui sejarah service mobilnya di

bengkel Rewwin Motor, dan lain sebagainya. Membuat laporan mengenai

jenis barang, jenis oli, jenis service terlaris. Membuat laporan pelanggan

yang membuat yang sering melakukan transaksi di Rewwin Motor. Selain

sistem berbasis web, aplikasi juga dilengkapi sistem administrasi data

yang ada di bengkel mobil Rewwin Motor.

3.4 Perancangan Database dan Pemodelan Proses

Dari analisa permasalahan yang ada di bengkel mobil Rewwin

Motor, maka akan dirancang sistem informasi mengenai bengkel mobil

Rewwin Motor berbasis CRM.

3.4.1 Diagram Flow

Tahap pertama dalam perancangan database dan pemodelan proses

adalah pembuatan Diagram Flow. Diagram Flow dibuat dalam dua model.

Model pertama menjelaskan tentang sistem aplikasi yang dibuat untuk

internal dari pihak manajemen bengkel. Model pertama terdiri dari sistem

kerja admin, kasir dan pimpinan (pemilik bengkel) dalam menggunakan

aplikasi tersebut. Sedangkan model kedua menjelaskan tentang kerja

customer (pelanggan) member maupun non member dalam melihat informasi berkaitan dengan bengkel mobil Rewwin Motor melalui web.

(50)
(51)
(52)

3.4.2 Data Flow Diagram

Tahap selanjutnya pembuatan rancangan Data Flow Diagram yang

biasa disingkat DFD. Perancangan sistem ini terdiri dari konteks diagram,

DFD Level 0, DFD Level 1. Berikut gambar konteks diagram dari sistem

informasi bengkel mobil Rewwin Motor :

Gambar 3.3 DFD Konteks Diagram

Dalam gambar konteks diagram di atas, sistem informasi bengkel

mempunyai empat pengguna yaitu admin, kasir, pimpinan (pemilik), dan

member. Admin mempunyai kewenangan menyeluruh terhadap sistem ini.

Kegiatan dari admin yaitu mengelola data master, mengelola data

transaksi, menerima laporan data dan menerima informasi data.

Kegiatan kasir hanya sebatas mengelola data mengenai transaksi

yaitu data transaksi pembelian dan transaksi penjualan dan service.

Pimpinan atau pemilik dari bengkel Rewwin Mobil, kegiatannya berupa

(53)

Motor, kegiatannya hanya sebatas mengakses informasi berkaitan dengan

bengkel Rewwin Motor lewat web. (Gambar 3.3)

Tahap selanjutnya setelah konteks diagram yaitu DFD Level 0.

Berikut ini DFD Level 0 dari sistem :

Gambar 3.4 DFD Level 0

Dalam DFD Level 0 ini terdapat lima proses yaitu mengelola data

master, mengelola data transaksi, menerima data laporan, mengelola

informasi data, dan mengelola web. Untuk proses mengelola data master,

(54)

transaksi terlihat ada dua pengguna yaitu admin dan kasir. Selanjutnya

pada proses kelola data laporan, terlihat hanya admin dan pimpinan

(pemilik bengkel) yang dapat menggunakannya. Pada proses kelola

informasi data terlihat ada dua pengguna yaitu admin dan owner (pemilik

bengkel). Jadi, pimpinan (pemilik bengkel) hanya bisa menggunakan

proses laporan dan informasi. Sedangkan admin mempunyai kewenangan

keseluruhan proses. Sedangkan pada proses mengelola web terlihat hanya

member dan pimpinan yang dapat mengaksesnya. (Gambar 3.4)

Tahap berikutnya yaitu hasil decompose dari DFD Level 0 pada

proses data master yaitu DFD Level 1. Pada level ini menjelaskan proses

pengolahan data master. Pada DFD Level 1 dari proses kelola data master

memiliki satu pengguna yaitu admin. Pada proses kelola data master,

admin mempunyai kegiatan pengolahan data master, antara lain

pengolahan data customer, pengolahan data karyawan, pengolahan data

sparepart, pengolahan data supplier, pengolahan data mobil, pengolahan

data merk mobil, pengolahan data jenis mobil, pengolahan data kategori,

dan pengolahan data service. Data customer akan disimpan di tabel

customer, data karyawan akan disimpan di tabel karyawan, data sparepart akan disimpan di tabel sparepart, data supplier akan disimpan di tabel

supplier, data mobil akan disimpan di tabel mobil, data merk mobil akan

disimpan di tabel merk mobil, data jenis mobil akan disimpan di tabel

jenis mobil, data kategori akan disimpan di tabel kategori, dan data service

(55)

Berikut gambar DFD Level 1 dari proses data master :

(56)

Tahap selanjutnya decompose DFD Level 0 dari proses data transaksi yaitu DFD Level 1. Berikut gambar DFD Level 1 dari proses

data transaksi :

Gambar 3.6 DFD Level 1 Proses Pengelolan Data Transaksi

Pada level ini menjelaskan proses di data transaksi, dimana pada

level ini terdapat dua pengguna yaitu admin dan kasir. Admin mempunyai

kegiatan pengolahan data pembelian serta pengolahan data penjualan dan

service. Begitu juga dengan kasir yang mempunyai kegiatan pengolahan data pembelian serta pengolahan data penjualan dan service. Data

pembelian nantinya akan disimpan di tabel pembelian, begitu juga dengan

(57)

Tahap berikutnya decompose dari DFD Level 0 proses data

laporan yaitu DFD Level 1. Berikut gambar DFD Level 1 dari proses data

laporan :

(58)

Pada level ini menjelaskan proses pada data transaksi, dimana pada

proses ini terdapat admin dan pimpinan (pemilik bengkel). Kegiatan admin

pada level ini meliputi pengolahan data laporan service, data laporan

sparepart, data laporan customer, data laporan supplier, data grafik

penghasilan, data grafik pelanggan teraktif, dan data grafik model.

Kegiatan dari pimpinan (pemilik bengkel) sama dengan kegiatan admin

yaitu meliputi menerima data laporan service, data laporan sparepart, data

laporan customer, data laporan supplier, data grafik penghasilan, data

grafik pelanggan teraktif, dan data grafik model. Data laporan service

didapat dari tabel service, data laporan sparepart didapat dari tabel

sparepart, data laporan customer didapat dari tabel customer, data laporan

supplier didapat dari tabel supplier, data grafik penghasilan didapat dari

tabel pembelian dan tabel penjualan, data grafik pelanggan teraktif didapat

dari tabel customer dan tabel penjualan, data grafik model didapat dari

tabel penjualan dan tabel model. (Gambar 3.7)

Tahap selanjutnya yaitu decompose dari DFD Level 0 dari proses

informasi data yaitu DFD Level 1. Pada level ini ada dua pengguna yaitu

admin dan pimpinan (pemilik bengkel). Kegiatan dari admin pada level ini

yaitu lihat info pelanggan teraktif, lihat info sparepart terlaris, lihat info

service terlaris. Kegiatan pimpinan juga sama dengan admin yaitu lihat

info pelanggan teraktif, lihat info sparepart terlaris, lihat info service

(59)

service terlaris didapat dari tabel penjualan. Data daftar komentar didapat

dari tabel komentar. Data daftar komplain didapat dari tabel detail service

(Gambar 3.8)

Berikut gambar DFD Level 1 dari proses informasi data :

Gambar 3.8 DFD Level 1 Pengelolan Informasi Data

Tahap selanjutnya yaitu decompose dari DFD Level 0 dari proses

pengolahan web yaitu DFD Level 1. Pada level ini ada dua pengguna yaitu

member dan pimpinan. Kegiatan dari member Rewwin Motor meliputi

login, lihat daftar service, lihat daftar sparepart, lihat history transaksi,

(60)

Berikut gambar DFD Level 1 dari proses pengolahan web :

(61)

3.4.3 CDM (Conseptual Data Model)

Pembuatan ERD menggunakan aplikasi Power Designer version 6.

Pembuatan ERD terbagi menjadi dua, yaitu ERD Conceptual Data Model

(CDM) dan ERD Physical Data Model (PDM). Pembuatan ERD diawali

dengan membuat ERD conceptual Data Model (CDM) yang kemudian

di-generate ke bentuk Physical Data Model (PDM). Berikut gambar

Conseptual Data Model dari sistem informasi bengkel :

(62)

Pada diagram model Conseptual Data Model (CDM), terdapat 17

entitas atau tabel, yaitu tabel kategori, tabel sparepart, tabel service, tabel

customer, tabel supplier, tabel karyawan, tabel jenis, tabel mobil, tabel mobil, tabel detail service, tabel detail beli, tabel detail jual, tabel

pembelian, tabel penjualan, tabel admin, tabel detail SP, dan tabel model.

Tabel kategori mempunyai relasi one to many dengan tabel sparepart yang

artinya satu nama kategori sparepart mempunyai banyak jenis nama atau

merk dari sparepart, misalnya kategori dengan nama oli mempunyai

banyak jenis atau merk dari oli (oli Pertamina, oli Shell, oli TopOne).

Tabel customer mempunyai relasi one to many dengan tabel mobil yang

artinya satu customer dapat mempunyai banyak mobil. Tabel merk

mempunyai relasi one to many dengan tabel model dan berelasi one to

many dengan tabel sparepart. Tabel jenis mempunyai relasi one to many dengan tabel model. Tabel supplier mempunyai relasi one to many dengan

tabel detail SP. Tabel karyawan mempunyai relasi one to many dengan

tabel detail service yang artinya satu karyawan dapat tersimpan dalam

banyak detail service. Tabel mobil mempunyai relasi one to many dengan

tabel penjualan yang artinya satu mobil dapat melakukan banyak transaksi

penjualan. Tabel penjualan mempunyai relasi one to many dengan tabel

detail jual yang artinya satu transaksi penjualan terdapat banyak detail jual.

Tabel pembelian mempunyai relasi one to many dengan tabel detail beli

(63)

3.4.4 PDM (Physical Data Model)

Tahap berikutnya adalah pembuatan Physical Data Model (PDM)

hasil generate dari Conceptual Data Model (CDM). Berikut gambar PDM:

Gambar 3.11 Physical Data Model

Physical Data Model (PDM) di atas terdapat 14 tabel setelah di

(64)

service, tabel customer, tabel supplier, tabel karyawan, tabel jenis, tabel

mobil, tabel mobil, tabel detail service, tabel detail beli, tabel detail jual,

tabel pembelian, tabel penjualan, tabel admin, tabel detail SP, dan tabel

model. Tabel Sparepart mempunyai satu PK dan dua FK karena relasi

dengan tabel kategori dan tabel merk. Tabel mobil mempunyai satu PK

dan dua FK karena relasi dengan tabel customer, tabel model. Tabel

pembelian mempunyai satu PK. Tabel penjualan mempunyai satu PK dan

dua FK karena relasi dengan tabel mobil dan tabel customer. (Gambar

3.11)

3.5 Struktur Database

Dari desain database yang telah dibuat dalam bentuk CDM dan

PDM, maka dapat disusun database sebagai berikut :

1. Tabel Kategori

Nama Tabel : Kategori

Primary Key : kodeKat

Fungsi : menyimpan data kategori

Tabel 3.1 Kategori

No Field Tipe Data Length Keterangan

1 KodeKat Text 15 PK

(65)

2. Tabel Sparepart

Nama Tabel : Sparepart

Primary Key : KodeSP

Fungsi : menyimpan data sparepart

Tabel 3.2 Sparepart

No Field Tipe Data Length Keterangan

1 KodeSP Text 15 PK

2 KodeKat Text 15 FK

3 KodeMerk Text 15 FK

4 NamaSP Text 50

5 JumlahSP Number LongInteger

6 HargaSP Currency 7 HargaJual Currency

8 Gambar Text 255

3. Tabel Service

Nama Tabel : Service

Primary Key : KodeSRV

Fungsi : menyimpan data service

Tabel 3.3 Service

Primary Key : KodeCust

(66)

Tabel 3.4 Customer

6 TglLhrCust Date/time

7 PinCust Text 255

5. Tabel Supplier

Nama Tabel : Supplier

Primary Key : KodeSUP

Fungsi : menyimpan data supplier

Tabel 3.5 Supplier

Nama Tabel : karyawan

Primary Key : KodeKar

Fungsi : menyimpan data karyawan

(67)

7. Tabel Jenis

Nama Tabel : Jenis

Primary Key : KodeJns

Fungsi : menyimpan data jenis mobil

Tabel 3.7 Jenis

Primary Key : KodeMerk

Fungsi : menyimpan data merk

Tabel 3.8 Merk

Primary Key : NoPol

Fungsi : menyimpan data mobil

(68)

10.Tabel Model

Nama Tabel : Model

Primary Key : KodeMdl

Fungsi : menyimpan data model

Tabel 3.10 Model

Nama Tabel : Pembelian

Primary Key : NoBeli

Fungsi : menyimpan data pembelian

Tabel 3.11 Pembelian

No Filed Tipe Data Length Keterangan

1 NoBeli Number LongInteger PK

2 TglBeli Date/time

3 TotalBeli Number LongInteger 4 BiayaBeli Currency

12.Tabel Penjualan

Nama Tabel : Penjualan

Primary Key : NoJual

(69)

Tabel 3.12 Penjualan

No Filed Tipe Data Length Keterangan

1 NoJual Number LongInteger PK

2 NoPol Texr 12 FK

3 KodeCust Text 15 FK

4 TglJual Date/time

5 TotalJual Number LongInteger

6 BiayaJual Currency 7 TotalBiaya Currency

8 TotalBiayaSRV Currency

9 TglSelesai Date/time

13.Tabel Detail Service

Nama Tabel : Detail Service

Primary Key :

Fungsi : menyimpan data detail service

Tabel 3.13 Detail Service

No Filed Tipe Data Length Keterangan

1 NoJual Number 15

2 KodeSRV Text 15

3 KodeKar Text 15

4 HargaSRV Currency

5 TglKomplain Text

6 IsiKomplain Memo

7 StsKomplain Text 50

14.Tabel Detail Beli

Nama Tabel : Detail Beli

Primary Key :

(70)

Tabel 3.14 Detail Beli

No Field Tipe Data Length Keterangan

1 NoBeli Number LongInteger

2 KodeDetSP Text 15

3 JumlahBeli Number LongInteger

4 HargaBeli Currency 5 NilaiBeli Currency

15.Tabel Detail Jual

Nama Tabel : DetailJual

Primary Key :

Fungsi : menyimpan data detail jual

Tabel 3.15 Detail Jual

No Field Tipe Data Length Keterangan

1 NoJual Number LongInteger

2 KodeSP Text 15

3 JumlahJual Number LongInteger

4 HargaJual Currency 5 NilaiJual Currency

16.Tabel Detail Sparepart

Nama Tabel : DetailSP

Primary Key :

Fungsi : menyimpan data detail sparepart

Tabel 3.16 Detail SP

No Field Tipe Data Length Keterangan

1 KodeDetSP Text 15

2 KodeSP Text 15

(71)

17.Tabel Admin

Nama Tabel : Admin

Primary Key : KodeKar

Fungsi : menyimpan data pengguna sistem

Tabel 3.17 Admin (Pengguna)

No Field Tipe Data Length Keterangan

1 KodeKar Text 15 PK

2 NamaKar Text 50

3 AlamatKar Text 50

(72)

BAB IV IMPLEMENTASI

4.1 Kebutuhan Sistem

Dalam merancang dan membuat sistem informasi tentang bengkel

mobil ini, ada beberapa spesifikasi tentang perangkat keras dan lunak yang

di butuhkan yaitu

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras

Untuk dapat memanfaatkan aplikasi sistem informasi tentang

bengkel mobil ini dengan baik, maka diperlukan perangkat keras untuk

menjalankan aplikasi sistem informasi ini. Dalam pembuatan aplikasi ini

menggunakan perangkat keras yaitu :

1. Laptop Acer Aspire 4730Z.

2. Processor Inter Pentium Dual Core T3200.

3. Memory 1 GB.

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain :

1. Sistem Operasi menggunakan Windows XP Professional Version

2008 Service Pack 3.

2. Database menggunakan Microsoft Access 2003.

3. Pembuatan program menggunakan Microsoft Visual Basic 6 dan

PHP.

(73)

4.2 Rancangan Desain Aplikasi Menggunakan Visual Basic 6

Berikut ini tampilan dari rancangan aplikasi yang dibuat dengan

menggunakan Visual Basic 6 :

4.2.1 Tampilan Awal

Gambar 4.1 Tampilan Awal

Gambar 4.1 di atas merupakan tampilan awal yaitu Login. Untuk

dapat mengakses sistem ini, user harus login terlebih dahulu. Ada tiga user

yang menggunakan login ini yaitu admin, kasir dan pemilik bengkel.

Setelah berhasil login dengan benar, user akan dibawa ke menu utama

sesuai hak loginnya. Admin dapat mengakses semua menu di sistem,

sedangkan kasir hanya dapat mengakses form transaksi dan pemilik

(74)

4.2.2 Master Pengguna

Gambar 4.2 Master Pengguna

Gambar 4.2 merupakan form untuk melihat dan memasukkan user

baru. Pada form ini terdapat kode, nama, pin atau password dan hak

(admin, kasir atau pemilik).

4.2.3 Master Kategori

(75)

Fungsi form master kategori ini untuk membedakan jenis sparepart

yang dijual. Misalnya untuk membedakan antara oli dan onderdil mobil

yang dijual. Dengan adanya kategori ini, mempermudah pihak bengkel

dalam membedakan setiap barang yang dijualnya. Pada form ini, admin

hanya menginputkan kode kategori dan nama kategori.

4.2.4 Master Sparepart

Gambar 4.4 Master Sparepart

Form master sparepart ini berisi menu antara lain kategori, kode,

nama sparepart, merk, jumlah, harga beli dan harga jual. Ketika admin

Gambar

Gambar 2.4  Context Menu
Gambar 3.4 DFD Level 0
Gambar 3.7 DFD Level 1 Pengelolan Data Laporan
Gambar 3.8 DFD Level 1 Pengelolan Informasi Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini sistem pada penjualan dan pembelian di bengkel magung jaya motor mengalami permasalahan pada pencatatan data transaksi masih berupa pembukuan atau nota

Dari hasil penelitan yang telah dilakukan peneliti berusaha untuk membantu memecahkan masalah yang ada pada Bengkel Central Motor Adapun metode yang digunakan

Penelitian ini menghasilkan Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Jasa Perbaikan Mobil Pada Bengkel Alam Jaya yang mempermudah admin maupun karyawan dalam mengelola

Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Sistem Informasi Penjualan Suku Cadang Pada Bengkel Sudagaran Motor Sukorejo Kendal dapat disimpulkan bahwa dapat

Dari permasalahan tersebut, maka dibuatlah Sistem Informasi Geografis Showroom dan Bengkel Mobil di Surabaya Berbasis Web dengan tujuan untuk mempermudah user untuk

Dengan dirancangnya sistem informasi pembelian dan penjualan sparepart motor di Bengkel Qira Motor Cicalengka dapat ditarik kesimpulan diantaranya memudahkan untuk mencari

Bengkel M3 motor dalam menangani penjualan spare part dan pembelian masih menggunakan sistem konvensional yaitu pencatatan setiap transaksi dengan menggunakan buku besar,

Dari hasil penelitan yang telah dilakukan peneliti berusaha untuk membantu memecahkan masalah yang ada pada Bengkel Central Motor Adapun metode yang digunakan