PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN
PENJUALAN BERBASIS CUSTOMER RELATIONSHIP
MANAGEMENT DI BENGKEL MOBIL REWWIN MOTOR
SKRIPSI
TRI SETYO ADI NUGROHO 0534010066
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Abstrak
Pesatnya perkembangan bisnis yang mengadaptasi teknologi informasi, mendorong terjadinya persaingan bisnis. Setiap pelaku bisnis bersaing untuk merebut pangsa pasar dan meraih pelanggan agar menggunakan produk atau jasa dari perusahaan mereka. Bengkel mobil Rewwin Motor saat ini masih menggunakan sistem manual dan belum menggunakan sistem komputer dalam mengelola usaha bengkel mobil ini terutama dalam hal mengelola pelanggannya, mengelola data barang, mengelola data transaksi, dan mengelola informasi ke pelanggan Rewwin Motor.
Untuk dapat menunjang itu semua, perlu sebuah konsep yang dapat membuat hubungan antara pihak bengkel mobil Rewwin Motor dan pelanggannya selalu terjalin dengan baik yaitu membuat sistem informasi berbasis Customer Relationship Management. Pembuatan aplikasi berbasis Customer Relationship Management di bengkel mobil Rewwin Motor ini dimulai dengan mempelajari dan melakukan analisis terhadap sistem yang ada di bengkel mobil Rewwin Motor ini.
Dengan penggunaan sistem informasi tersebut, bengkel mobil Rewwin Motor dapat mengelola hubungan dengan pelanggannya dan segala jenis masalah administrasi misalnya dalam hal pengolahan data pelanggan, pengolahan data barang, pengolahan transaksi pembelian maupun penjualan yang ada di bengkel, dan pengolahan segala informasi seputar pelanggan agar dapat ditangani secara maksimal.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, penulisan laporan tugas akhir dengan judul
“PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN
BERBASIS CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DI BENGKEL
MOBIL REWWIN MOTOR” dapat terselesaikan tepat pada waktunya guna
memenuhi persyaratan kelulusan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Informatika.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini ini dapat
terselesaikan karena adanya bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si. MT selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak M. Irwan Afandi, ST. M.Sc selaku Pembimbing Utama Tugas Akhir
atas segala do’a restu, arahan, ilmu dan bimbingan-bimbingan yang telah
diberikan selama penyelelesaian tugas akhir.
4. Bapak Doddy Ridwandono, S.Kom selaku Pembimbing Kedua Tugas Akhir
atas do’a restu, arahan, ilmu dan bimbingan-bimbingan yang telah diberikan
selama penyelesaian tugas akhir.
5. Kedua Orang Tua saya dan kedua kakak saya yang tercinta atas semangat,
dukungan dan doa yang diberikan selama ini.
6. Semua sahabat saya yang selama ini selalu bersama dan selalu mendukung
dan pihak-pihak yang tidak sempat kami sebutkan namanya.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan, namun
Penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin. Segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata, besar harapan
Penulis agar Laporan ini dapat berguna bagi semua pihak.
Surabaya, Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Permasalahan ... 2
1.3Batasan Masalah ... 2
1.4Tujuan Penelitian ... 3
1.5Manfaat Penelitian ... 4
1.6Metode Penulisan ... 4
1.7Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1Sekilas Tentang Rewwin Motor ... 8
2.2Customer Relationship Management ... 9
2.2.1Tujuan CRM ... 10
2.2.2Area CRM ... 11
2.2.3Tahapan CRM ... 14
2.2.4Manfaat CRM ... 15
2.3Data Flow Diagram (DFD) ... 15
2.3.1Komponen Data Flow Diagram ...16
2.3.2Syarat Pembuatan Data Flow Diagram ...17
2.3.3 Langkah Pembuatan Data Flow Diagram ...18
2.4Entity Relationship Diagram (ERD) ... 19
2.4.1Notasi Entity Relationship Diagram (ERD) ... 19
2.4.2 Elemen-elemen Entity Relationship Diagram (ERD) ... 20
2.4.3 Tahapan Pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD) ..22
2.5Sejarah Singkat Visual Basic ... 23
2.5.1 Elemen Visual Basic 6 ... 25
2.6Microsoft Access 2003 ... 29
2.6.1 Pengertian Microsoft Access 2003 ... 29
2.6.2 Langkah Pembuatan Database Access 2003 ... 30
2.7PHP ... 31
2.7.1 Syarat Menjalankan PHP ... 32
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 34
3.1Analisa Sistem Lama ... 34
3.2Analisa Permasalahan ... 35
3.3Analisa Kebutuhan ... 36
3.4Perancangan Database dan Pemodelan Proses ... 34
3.4.1Diagram Flow... 38
3.4.2Data Flow Diagram ... 40
3.4.3Conseptual Data Model (CDM) ... 49
3.4.4Physical Data Model (PDM) ... 51
3.5 Struktur Database ... 52
BAB IV IMPLEMENTASI ... 60
4.1Kebutuhan Sistem ... 60
4.1.1Kebutuhan Perangkat Keras ... 60
4.1.2Kebutuhan Perangkat Lunak ... 60
4.2Rancangan Desain Aplikasi Menggunakan Visual Basic 6 ...61
4.2.1Tampilan Awal ...61
4.2.2 Master Pengguna ...62
4.2.10 Master Merk ...68
4.2.11 Master Model ...69
4.2.12 Master Mobil ...70
4.2.13 Transaksi Pembelian ...70
4.2.14 Transaksi Penjualan ...72
4.2.15 Laporan Service ...73
4.2.16 Laporan Sparepart ...73
4.2.17 Laporan Laporan Supplier ...74
4.2.18 Laporan Customer ...75
4.2.19 Grafik Penghasilan ...75
4.2.20 Informasi Sparepart Terlaris ...76
4.2.21 Informasi Service Terlaris ...76
4.2.22 Informasi Pelanggan Teraktif ...77
4.3Rancangan Desain Web Menggunakan PHP ...78
5.1.3 Uji Coba Master Sparepart ...94
5.1.4 Uji Coba Master Supplier ...96
5.1.5 Uji Coba Transaksi Pembelian ...98
5.1.6 Uji Coba Transaksi Penjualan ...101
5.1.7 Uji Coba Laporan Sparepart ...106
5.1.8 Uji Coba Laporan Grafik Penghasilan ...107
5.1.9 Uji Coba Informasi Sparepart Terlaris ...108
5.1.10 Uji Coba Informasi Komentar ...109
5.1.11 Uji Coba Informasi Komplain ...110
5.2 Uji Coba Web ...111
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...122
6.1Kesimpulan ... 122
6.2Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.11 Tabel Pembelian ... 56
Tabel 3.12 Tabel Penjualan ... 56
Tabel 3.13 Tabel Detail Service ...57
Tabel 3.14 Tabel Detail Beli ...57
Tabel 3.15 Tabel Detail Jual ...58
Tabel 3.16 Tabel Detail Sparepart ... 58
Tabel 3.17 Tabel Admin ...59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Flow Sistem Informasi Bengkel (Aplikasi) ...38
Gambar 3.2 Diagram Flow Sistem Informasi Bengkel (Web)...39
Gambar 3.3 DFD Konteks Diagram ...40
Gambar 3.4 DFD Level 0...41
Gambar 3.5 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Data Master . ...43
Gambar 3.6 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Data Transaksi ... 44
Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Data Laporan ... 45
Gambar 3.8 DFD Level 1 Pengelolaan Informasi Data ... 47
Gambar 3.9 DFD Level 1 Pengelolaan Web ... 48
Gambar 3.10 Conseptual Data Model (CDM) ... 49
Gambar 3.11 Physical Data Model (PDM) ... 51
Gambar 4.1 Tampilan Awal (Desain) ...61
Gambar 4.2 Master Pengguna (Desain) ...62
Gambar 4.3 Master Kategori (Desain) ...62
Gambar 4.4 Master Sparepart (Desain)...63
Gambar 4.5 Master Service (Desain) ...64
Gambar 4.6 Master Customer (Desain) ...65
Gambar 4.7 Master Supplier (Desain) ...66
Gambar 4.8 Master Karyawan (Desain)...67
Gambar 4.9 Master Jenis (Desain) ...67
Gambar 4.10 Master Merk (Desain) ...68
Gambar 4.11 Master Model (Desain)...69
Gambar 4.12 Master Mobil (Desain) ...70
Gambar 4.13 Transaksi Pembelian (Desain)...71
Gambar 4.14 Transaksi Penjualan (Desain)...72
Gambar 4.15 Laporan Service (Desain)...73
Gambar 4.16 Laporan Sparepart (Desain) ...73
Gambar 4.17 Laporan Supplier (Desain) ...74
Gambar 4.18 Laporan Customer (Desain) ...75
Gambar 4.19 Grafik Penghasilan (Desain) ...75
Gambar 4.20 Informasi Sparepart Terlaris (Desain) ...76
Gambar 4.21 Informasi Service Terlaris (Desain) ...77
Gambar 4.22 Informasi Pelanggan Teraktif (Desain) ...77
Gambar 4.23 Tampilan Awal Web (Desain)...78
Gambar 4.24 Profil Bengkel (Desain)...79
Gambar 4.25 Daftar Sparepart (Desain)...80
Gambar 4.26 Daftar Service (Desain)...81
Gambar 4.27 Login (Desain) ...82
Gambar 4.28 Halaman Utama Member (Desain) ...82
Gambar 4.29 History Transaksi (Desain)...83
Gambar 4.30 Halaman Utama Pimpinan (Desain) ...84
Gambar 4.31 Sparepart Terlaris (Desain) ...85
Gambar 4.32 Service Terlaris (Desain)...86
Gambar 4.33 Pelanggan Teraktif (Desain)...87
Gambar 4.34 Search (Desain) ...88
Gambar 5.1 Login ...89
Gambar 5.2 Pesan Kesalahan Login ...90
Gambar 5.3 Tampilan Setelah Login ...91
Gambar 5.4 Pesan Logout ...92
Gambar 5.5 Master Pengguna ...92
Gambar 5.6 Pemberitahuan (Pesan)...93
Gambar 5.7 Master Sparepart (Dengan Kategori Oli) ...94
Gambar 5.8 Master Sparepart (Dengan Kategori Onderdil) ...95
Gambar 5.9 Pesan Pemberitahuan...96
Gambar 5.10 Master Supplier ...97
Gambar 5.11 Pesan Pemberitahuan ...98
Gambar 5.12 Transaksi Pembelian ...98
Gambar 5.13 Preview Nota Hasil Pembelian ...100
Gambar 5.14 Pesan Pemberitahuan ...101
Gambar 5.15 Transaksi Penjualan (untuk sparepart) ...102
xi
Gambar 5.16 Preview Nota Hasil Penjualan Sparepart ...103
Gambar 5.17 Transaksi Penjualan (untuk service) ...104
Gambar 5.18 Transaksi Penjualan (untuk sparepart dan service) ...105
Gambar 5.19 Pesan Pemberitahuan ...106
Gambar 5.20 Laporan Sparepart ...106
Gambar 5.21 Grafik Penghasilan ...107
Gambar 5.22 Informasi Sparepart Terlaris ...108
Gambar 5.23 Informasi Komentar ...109
Gambar 5.24 Informasi Komplain ...110
Gambar 5.25 Halaman Index Web...111
Gambar 5.26 Profil Bengkel ...112
Gambar 5.27 Tampilan Daftar Sparepart (Kategori Oli) ...113
Gambar 5.28 Tampilan Daftar Sparepart (Kategori Onderdil) ...114
Gambar 5.29 Tampilan Daftar Service ...115
Gambar 5.30 Halaman Login Web ...116
Gambar 5.31 Daftar History Transaksi Member ...117
Gambar 5.32 Halaman Pilih Data Komplain ...118
Gambar 5.33 Halaman Isi Komplain ...119
Gambar 5.34 Search (Berdasarkan Service) ...120
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang pesat belakangan ini telah
memasuki hampir semua bidang kehidupan. Hal ini ditandai dengan banyaknya
pengguna komputer, baik untuk kepentingan perusahaan atau bisnis sampai
kepada hal-hal yang bersifat hiburan dan pendidikan. Pesatnya perkembangan
bisnis yang mengadaptasi teknologi informasi, mendorong terjadinya persaingan
bisnis. Setiap pelaku bisnis bersaing untuk merebut pangsa pasar dan meraih
pelanggan agar menggunakan produk atau jasa dari perusahaan mereka.
Bengkel mobil Rewwin Motor saat ini masih menggunakan sistem manual
dan belum menggunakan sistem komputer dalam mengelola usaha bengkel mobil
ini terutama dalam hal mengelola pelanggannya. Selama ini bengkel mobil
Rewwin Motor tidak mempunyai data akurat tentang pelanggannya, sehingga bila
pelanggan komplain tentang kerusakan mobilnya, pihak Rewwin Motor tidak
dapat secara maksimal mengetahui apakah kerusakan berasal dari pihak bengkel
Rewwin Motor atau pihak pelanggan sendiri. Dalam mengelola stok barang dan
transaksi, bengkel mobil Rewwin Motor juga masih menggunakan sistem manual.
Dengan hanya menggunakan catatan saja dalam mengelola segala transaksi
maupun mengelola stok barang yang ada, seringkali pihak pengelola bengkel
Dengan adanya permasalahan tersebut, dengan penggunaan teknologi
informasi diharapkan bengkel mobil Rewwin Motor dapat mengelola hubungan
dengan pelanggannya dan segala jenis masalah administrasi yang ada di bengkel
dapat ditangani secara maksimal.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah
1. Bagaimana membuat aplikasi desktop untuk mengelola pelanggan dan
mengelola transaksi yang terjadi di bengkel mobil Rewwin Motor ?
2. Bagaimana membuat sistem informasi kepada pelanggan member atau
non member berbasis web untuk memberikan informasi berkaitan
dengan bengkel mobil Rewwin Motor?
1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, batasan masalah yang timbul adalah
1. Transaksi pembelian merupakan transaksi untuk pembelian barang
kebutuhan bengkel Rewwin Motor melalui supplier. Transaksi
pembelian barang kebutuhan bengkel meliputi jenis oli dan jenis
sparepart kecil atau jenis sparepart besar.
2. Pada proses transaksi penjualan yang ada di bengkel mobil Rewwin
Motor meliputi penjulan barang dan penjualan jasa (service mobil)
3. Sistem tidak membahas mengenai manajemen stok barang dan harga
maupun yang berhubungan dengan manajemen akuntansi.
4. Penentuan harga tetap sparepart maupun penentuan perubahan harga
sparepart di bengkel Rewwin Motor dilakukan secara manual
berdasarkan informasi pembelian sparepart melalui supplier. Begitu
juga penentuan harga penjuala barang dan service.
5. Pembuatan DFD dan ERD menggunakan Power Designer 6.
6. Pembuatan aplikasi desktop untuk pengelolaan informasi, administrasi
dan transaksi di bengkel Rewwin Motor menggunakan bahasa
pemograman Visual Basic 6.0 dengan Database Access 2003
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah
1. Merancang aplikasi yang dapat membantu mengelola pelanggan,
informasi, administrasi yang ada di bengkel mobil Rewwin Motor.
2. Membuat sistem informasi berbasis web untuk menunjang informasi
bengkel mobil Rewwin Motor ke pelanggannya, begitu pula
sebaliknya.
3. Membangun hubungan baik antara pihak pemilik bengkel mobil
Rewwin Motor dengan pelanggan yang melakukan service mobilnya
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Pemilik kendaraan mobil dapat mengetahui informasi mengenai
layanan service mobil.
2. Pemilik bengkel mobil Rewwin Motor dapat mengetahui jenis oli atau
sparepart yang sering digunakan pemilik kendaraan mobil.
3. Pemilik bengkel mobil Rewwin Motor dapat mengetahui laporan
segala jenis transaksi penjualan maupun pembelian yang dilakukan di
bengkel mobil Rewwin Motor.
4. Dapat memelihara hubungan baik dengan pelanggan bengkel mobil
Rewwin Motor dan dapat memperhatikan hal-hal yang diinginkan
pelanggan bengkel mobil Rewwin Motor agar mereka merasa puas,
sehingga dapat menciptakan kesetiaan pelanggan.
1.6 Metodologi Penulisan
Langkah-langkah pengumpulan data sebagai dasar penyusunan tugas
akhir :
1. Metode Analisa
Menganalisa masalah-masalah yang akan disajikan dan
mengumpulkan data atau informasi.
2. Metode Literatur
Merupakan usaha untuk lebih memudahkan dalam melengkapi data
dan memecahkan masalah yang merupakan sumber referensi bagi
3. Metode Observasi
Observasi merupakan aktivitas melakukan pengamatan dan analisa
terhadap kondisi sebenarnya di lapangan kemudian akan diberikan
solusinya.
4. Hasil dan Pembahasan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
a. akuisisi pengetahuan, yaitu proses untuk memperoleh,
mengorganisasikan, dan mempelajari pengetahuan yang terkait
dengan Customer Relationship Management yang didapat dari
buku maupun sumber lainnya.
b. Desain, yaitu proses secara menyeluruh untuk membangun struktur
dan mengorganisasikan sistem.
c. Pengembangan aplikasi, yaitu tahap implentasi sistem yang telah
dibangun dalam bentuk program yang siap digunakan.
5. Penulisan Laporan
Pada tahap ini dilakukan penulisan naskah atau dokumentasi dari
pelaksanaan tugas akhir, diantaranya menjelaskan dasar teori, teknik
penulisan yang digunakan dan implementasi aplikasi.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam 6 (enam) bab
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, permasalahan, batasan
masalah, tujuan, manfaat, metodologi penulisan dan sistematika
penulisan pembuatan tugas akhir ini.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah yang
berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam pembuatan tugas
akhir ini.
BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini dijelaskan tentang tata cara metode perancangan sistem yang
digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem antara
lain: Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relational Diagram
(ERD).
BAB IV : IMPLEMENTASI
Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat
meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses dan
implementasi antarmuka.
BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dan evaluasi
dari pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sekilas Tentang Rewwin Motor
Bengkel mobil Rewwin Motor berdiri pada bulan Mei tahun 2000.
Bengkel mobil ini terletak di Jalan Gatotan nomer 45 Surabaya. Rewwin
Motor merupakan bengkel mobil yang melayani servis berbagai jenis merk
mobil, mobil berbahan bakar solar maupun bahan bakar premium. Dengan
slogan “Percayakan Perawatan Mobil Anda Pada Kami”, bengkel mobil
Rewwin Motor ini melayani beberapa jenis servis untuk mobil diantaranya
Tune Up Bensin/Diesel, Tuning Sport Mobil Bensin, Stel Bos Pom,
Spesial Mobil Diesel Solar, Ganti Oli, Stel Rem, Stel kopling, Onderstel,
dan lain sebagainya. Jenis Oli yang tersedia di bengkel mobil Rewwin
Motor meliputi Oli Top One, Oli Shell, dan Oli Pertamina. Beberapa tahun
sejak berdirinya bengkel mobil Rewwin Motor, bengkel ini cukup
mempunyai banyak pelanggan, mulai pelanggan mobil milik pribadi
maupun mobil milik perkantoran atau perusahaan. Bengkel mobil ini juga
menyediakan berbagai jenis onderdil yang diperlukan mobil. Namun
dikarenakan banyaknya tempat jasa servis bengkel mobil yang ada di kota
Surabaya dan pemilik bengkel mobil Rewwin Motor masih menggunakan
sistem manual dalam mengelola pelanggan dan administrasinya, beberapa
tahun belakangan ini pelanggan bengkel mobil Rewwin Motor menjadi
Rewwin Motor menjadi berkurang. Pihak bengkel juga tidak menyediakan
berbagai jenis onderdil lagi yang lebih banyak. Bila mobil yang diservis
membutuhkan onderdil yang besar, maka pihak bengkel melakukan order
pembelian ke pihak penyedia onderdil mobil. Diharapkan, dengan
pemakaian teknologi informasi dapat membuat bengkel mobil ini dapat
mengelola pelanggan yang lebih banyak lagi.
2.2 Customer Relationship Management
CRM atau dalam bahasa Indonesia berarti Manajemen Hubungan
Pelanggan adalah sejumlah strategi dan teknologi yang digunakan untuk
membangun hubungan kuat antara perusahaan dengan pelanggan mereka.
Sebuah perusahaan akan menyimpan informasi yang berhubungan dengan
pelanggan dan akan menghabiskan waktu menganalisa. Manajemen
Hubungan Pelanggan bisa juga didefinisikan sebagai metodologi atau
pendekatan yang akan digunakan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan
mereka.
Para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai customer
relationship management (CRM). Berikut ini definisi CRM dari beberapa
ahli yang dikutip dari http://bagbigbug.com/
Kalakota dan Robinson (2001)
Integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang
Laudon dan Traver (2002)
Informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi
antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan
untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang
pelanggan tersebut.
2.2.1 Tujuan CRM
a. Membantu perusahaan dalam meningkatkan pelayanan yang lebih
baik yang dapat diberikan kepada pelanggan.
b. Mengetahui kebutuhan konsumen pada masa yang akan datang.
c. Mendapatkan pelanggan baru.
d. Mengetahui perbaikan yang diperlukan oleh perusahaan dalam
rangka memuaskan pelanggan.
e. Mampu menganalisa perilaku pelanggan.
f. Mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan
pelanggan baru karena dengan CRM perusahaan dapat menahan
pelanggan lama untuk tetap loyal pada perusahaan.
2.2.2 Area CRM
CRM mempunyai tiga area besar dalam penerapannya yaitu
1. Strategi CRM
Strategi CRM terfokus pada upaya untuk mengembangkan kultur
usaha yang berorientasi pada pelanggan. Hal ini ditujukan untuk
menciptakan serta memberikan nilai bagi pelanggan yang
mengungguli para pesaing.
Di dalam kultur yang berorientasi pada pelanggan, semua sumber
daya akan dialokasikan untuk mendukung semua langkah yang
dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata pelanggan, serta
sistem ganjaran (reward system) yang dapat meningkatkan perilaku
positif para karyawan yang bermuara pada kepuasan pelanggan,
serta peningkatan sistem pengumpulan, penyebarluasan, dan
aplikasi informasi tentang pelanggan untuk menunjang berbagai
aktivitas perusahaan.
2. Operasional CRM
Operasional CRM lebih terfokus kepada otomatisasi cara-cara
perusahaan dalam berhubungan dengan para pelanggan. Kegiatan
operasional CRM mencakup tiga bagian yaitu :
a. Fungsi Pemasaran
Otomatisasi pemasaran adalah pemanfaatan teknologi pada
proses-proses pemasaran. Perangkat lunak otomatisasi
pemasaran menawarkan berbagai kemampuan sekaligus,
antara lain segmentasi konsumen, manajemen kampanye
promosi, dan pemasaran berbasis event.
Perangkat lunak itu juga memudahkan pemakainya
mengeksplorasi data tentang pelanggan untuk menjalin
yang dianggap potensial. Otomatisasi pemasaran
memudahkan perusahaan dalam mengembangkan,
mengatur anggaran, serta melaksanakan
kampanye-kampanye komunikasi dengan para pelanggan.
b. Fungsi Penjualan
Otomatisasi penjualan atau yang disebut juga dengan
sales-force automation (SFA) dibutuhkan untuk mengelola berbagai aktivitas penjualan perusahaan. Proses-proses
penjualan dapat diuraikan menjadi beberapa tahap yaitu:
menjaring prospek, kualifikasi prospek, identifikasi
kebutuhan, pengembangan spesifikasi, pembuatan proposal,
presentasi proposal, mengatasi penolakan dan realisasi
penjualan.
Perangkat lunak yang digunakan dalam otomatisasi
penjualan ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa
sehingga secara spesifik modelnya dapat disesuaikan
dengan proses penjualan yang diterapkan di dalam suatu
organisasi atau industri.
c. Fungsi Pelayanan
Dengan adanya otomatisasi pelayanan, perusahaan dapat
menjalankan fungsi pelayanan terhadap para pelanggan
secara otomatis, baik melalui call center ataupun contact
perusahaan, bahkan melalui tatap muka secara langsung
antara petugas pelayanan dengan pelanggan di lapangan.
Perangkat lunak seperti itu memudahkan perusahaan dalam
mengatur dan mengkoordinasikan segala bentuk
komunikasi keluar atau masuk yang terkait dengan aspek
pelayanan pelanggan melalui semua saluran yang ada.
3. Analisis CRM
Analisis CRM digunakan untuk mengeksploitasi data pelanggan
demi meningkatkan nilai perusahaan. Sistem ini dikembangkan
berdasarkan informasi mengenai pelanggan. Data pelanggan dapat
diperoleh dari pusat-pusat informasi atau bank data yang dimiliki
setiap perusahaan yang relevan. Data internal dapat dilengkapi
dengan data eksternal, misalnya data tentang gaya hidup pelanggan
yang disediakan oleh organisasi-organisasi intelijen bisnis.
Kalau dilihat dari perspektif konsumen, analisis CRM dapat
memberikan solusi yang lebih tepat waktu, bahkan bersifat amat
personal bagi segala permasalahan konsumen sehingga semakin
meningkatkan kepuasan mereka. Dari sudut pandang perusahaan
selain dapat mempertahankan kesetiaan pelanggan dan mendukung
program-program penjaringan pelanggan, analisis CRM semakin
memperbesar kemungkinan untuk melancarkan program-program
2.2.3 Tahapan CRM
Ada beberapa tahapan dalam menjalankan Customer Relationship
Management yaitu
a. Mendapatkan Pelanggan Baru (acquire)
Tahap ini berorientasi pasar dengan tujuan meraih pelanggan baru
melalui kemudahan pengaksesan informasi dan pelayanan yang
menarik.
b. Mempertahankan Pelanggan (retain)
Tahap ini berusaha mempertahankan shareholder yang dimiliki
pelanggan dengan menciptakan value perusahaan di mata
pelanggan dan berusaha meraih loyalitasnya.
c. Memperluas Pelanggan (extend)
Tahap ini memanfaatkan inovasi teknologi informasi untuk dapat
memperluas pelanggan.
2.2.4 Manfaat CRM
Ada beberapa manfaat dari CRM yang meliputi :
a. Jumlah konsumen bertambah, yaitu mencari konsumen baru
disamping tetap memelihara tingkat kepuasan konsumen yang sudah
ada.
b. Mengetahui tingkat kepemilikan perusahaan pada konsumen, yaitu
dengan mengetahui kebutuhan konsumen.
c. Mengetahui kebutuhan konsumen pada masa yang akan datang, yaitu
melalui hasil transaksi yang sudah dilakukan dan dari hasil analisa
data-data transaksi yang sudah terkumpul.
d. Mengetahui ketidaknormalan pada setiap aktivitas transaksi, yaitu
mengetahui tindak kriminal seperti penipuan dan lain sebagainya.
e. Mengetahui perbaikan yang harus dilakukan pada service yang
diberikan kepada konsuman.
f. Mampu menganalisa pola data transaksi, sebagai contoh mampu
mengetahui kombinasi produk yang akan dijual pada waktu-waktu
tertentu.
g. Mengurangi resiko operasional, yaitu dengan mengetahui prediksi
yang akan terjadi dan kesalahan yang pernah dilakukan melalui
customer history.
2.3 Data Flow Diagram (DFD)
DFD merupakan salah satu komponen dalam serangkaian
menggambarkan aliran data dari sumber pemberi data (input) ke penerima
data (output). Aliran data itu perlu diketahui agar diketahui kapan sebuah
data harus disimpan, kapan harus ditanggapi (proses), dan kapan harus
didistribusikan ke bagian lain.
2.3.1 Komponen Data Flow Diagram
Komponen dari Data Flow Diagram terdiri dari :
atau
Terminator Proses Alur Data Penyimpan Data (Data Store)
Gambar 2.2 Komponen-komponen DFD
Penjelasan :
a. Terminator
Terminator dapat disebut juga kesatuan luar yaitu suatu unit kerja /
jabatan, atau sejenisnya yang berada di luar sistem tetapi memberi
andil atas pemberian atau penerimaan data dari sistem secara
langsung. Terminator dapat pula disebut dengan sumber pemberi
data (input), maupun tujuan pemberian data (output). Pemberi data
dan penerima data yang dimaksud adalah pihak yang sangat dekat
dan memiliki hubungan langsung dengan sistem. Adapun pihak
luar yang berhubungan dengan pihak luar lainnya tidak boleh
b. Proses
Proses adalah suatu tindakan yang akan diambil terhadap data yang
masuk. Karena proses adalah tindakan, maka proses berisi kata
kerja. Proses diberikan identifikasi (nomor) agar mempermudah
sekuen untuk diagram detilnya.
c. Alur Data
Alur data menggambarkan data yang mengalir dari terminator ke
proses atau dari proses ke proses lainnya. Data yang dibawa oleh
alur data harus disebutkan dan diletakkan di atas lambang alur data
dan bila alur data digambar panjang, sebaiknya penulisan data
mendekati lambang anak panahnya. Data yang menempati alur data
dapat berupa elemen data tunggal, maupun kumpulan elemen data
d. Penyimpan Data
Data yang akan disimpan perlu ditempatkan ke satu tempat
penyimpanan data. Data yang disimpan dapat berupa data manual
maupun data digital. Untuk data digital, penyimpan data tersebut
kelak akan dijadikan file data di komputer.
2.3.2 Syarat Pembuatan Data Flow Diagram
Beberapa syarat dalam pembuatan DFD yaitu :
1. Pemberian nama untuk setiap komponen DFD
2. Pemberian nomor pada komponen proses
4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit
5. Penggambaran DFD yang konsisten
2.3.3 Langkah Pembuatan Data Flow Diagram
Tidak ada aturan baku dalam menggambar DFD. Secara garis besar
langkah dalam membuat DFD adalah :
1. Identifikasi dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem.
2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas
luar.
3. Buat Diagram Konteks
- Tentukan nama sistemnya.
- Tentukan batas sistemnya.
- Tentukan terminator apa saja yang ada di dalam sistem.
- Tentukan apa yang diterima atau diberikan terminator dari atau
ke sistem.
- Gambarkan diagram konteks
4. Buat Diagram Level 0 (zero)
- Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
- Tentukan apa yang diberikan atau diterima masing-masing
proses ke atau dari sistem.
- Apabila diperlukan, munculkan data store sebagai sumber
maupun tujuan alur data.
5. Buat Diagram Level Satu
- Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses
utama yang ada di level 0.
- Tentukan apa yang diberikan atau diterima sub-proses ke atau
dari sistem.
- Apabila diperlukan, munculkan data store sebagai sumber
maupun tujuan alur data.
- Gambarkan DFD Level Satu.
6. Buat Diagram Level Dua, Tiga
Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya. Proses
dekomposisi dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan ke
dalam program. Aturan yang digunakan sama dengan Level Satu.
2.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram atau ERD adalah suatu model
jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem
secara abstrak. Model data Entity Relationship didasarkan pada persepsi
terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek-objek dasar yang
disebut entitas dan relasi.
2.4.1 Notasi Entity Relationship Diagram (ERD)
Notasi simbolik didalam ERD yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut :
b. Lingkaran / Elips, menyatakan Atribut (atribut yang berfungsi
sebagai key digaris bawahi).
c. Belah Ketupat, menyatakan Himpunan Relasi / relasi.
d. Garis, sebagai penghubung antara Himpunan Relasi dengan
Himpunan Entitas dan Himpunan Entitas dengan Atributnya.
e. Kardinalitas Relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis
cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi
satu-ke-satu, 1 dan N untuk relasi satu-ke-satu-ke-banyak atau N dan N
untuk relasi banyak-ke-banyak).
2.4.2 Elemen-elemen Entity Relationship Diagram (ERD)
a. Entity (Entitas)
Entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang.
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, nyata
maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data.
Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan
dalam empat jenis nama yaitu orang, benda, lokasi, kejadian
(terdapat unsure waktu didalamnya).
b. Relationship
Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk
belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi
antara entitas. Pada umumnya penghubung (relationship) diberi
nama dengan kata kerja dasar sehingga memudahkan untuk
terjadi adalah sebuah bentuk belah ketupat dihubungkan dengan
dua bentuk empat persegi panjang.
c. Atribut
Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap
entitas maupun tiap relationship. Maksudnya atribut adalah sesuatu
yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun
relationship sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari
setiap entitas dari relationship. Ada dua jenis atribut yaitu Identifier
(key) dan Descriptor (nonkey attribute). Identifier (key) digunakan
untuk menentukan suatu entitas secara unik (primary key).
Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk menspesifikasikan
karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.
d. Kardinalitas (Cardinality)
Kardinalitas menyatakan jumlah anggota entitas yang
terlibat didalam relasi yang terjadi.
1. One to One. Tingkat hubungan ini menunjukkan hubungan
satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas
pertama, dan hanya mempunyai satu hubungan dengan satu
kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
2. One to Many atau Many to One. Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu, tergantung dari
arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian
hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua.
Sebaliknya, satu kejadian pada entitas yang kedua hanya
dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada
entitas yang pertama.
3. Many to Many. Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai
banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya,
dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari
sisi yang kedua.
2.4.3 Tahapan Pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD) Ada beberapa tahapan dalam pembuatan ERD, yaitu
a. Identifikasi Entitas
Identifikasi peran, kejadian/kegiatan, lokasi, hal abstrak/konsep
yang datanya disimpan oleh end-user.
b. Tentukan Relationship
Tentukan hubungan antara sepasang entitas menggunakan
relationship matrik.
c. Gambar “kasar” ERD
Gambarkan entitas-entitas dan relationship diantara entitas untuk
menghubungkannya.
d. Tentukan Kardinalitas
Tentukan kardinalitas (pemunculan suatu entitas di entitas lainnya
e. Tentukan Primary Key
Identifikasi atribut data yang secara unik mengidentifikasi setiap
entitas.
f. Gambar ERD berdasar atribut kunci
Sertakan primary key di setiap entitas.
g. Identifikasi atribut lainnya
Kumpulkan informasi detil yang penting dalam sistem yang sedang
dikembangkan.
h. Petakan atribut
Untuk setiap atribut, letakkan dalam satu entitas yang tepat. Cari
juga atribut yang ada dalam relationship.
i. Gambar ERD lengkap dengan atributnya
Sesuaikan ERD hasil langkah (f) dengan entitas atau relationship
hasil langkah (h).
j. Periksa hasil
Apakah ERD akhir telah secara tepat mencerminkan data sistem?
2.5 Sejarah Singkat Visual Basic
Sejarah Visual Basic diawali dari perkembangan bahasa BASIC di
darthmouth College, Amerika Serikat, pada awal tahun 1960-an. Sejak
semula BASIC memang dirancang untuk mudah dipelajari. Begitu
sederhananya sehingga nyaris semua pakar pemrograman komputer
menggunakan BASIC sebagai bahasa pemrograman pertamanya. Pada
membuat sistem operasi MS-DOS untuk komputer ini. Didalamnya
disertakan pula bahasa BASIC yang dikenal sebagai QuickBasic
(QBASIC). Pada tahun 1990-an era DOS berlalu digantikan era windows.
Tampilan grafis windows yang sangat bagus dan lebih interaktif
mengubah pemrograman dari pekerjaan yang memusingkan kepala
menjadi sebuah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Microsoft pun
akhirnya membuat BASIC versi Windows yang dikenal dengan Microsoft
Visual Basic. Visual Basic memungkinkan pembuatan aplikasi Grapichal
User Interface (GUI) atau pemrograman yang menggunakan tampilan
grafis sebagai alat komunikasi dengan pemakainya. Pembuatan tampilan
user interface dapat dilakukan dengan meletakkan object-object grafis ke
lembar (form) yang sudah disediakan oleh Visual Basic.
Visual Basic merupakan bahasa pemrograman Visual sehingga
dapat mempermudah dalam mendesain tampilan program atau lebih
dikenal dengan istilah user interface. Hal ini sangat bermanfaat untuk
membuat program yang bekerja dalam lingkungan windows yang
tampilannya lebih rumit. Dengan bahasa pemrograman biasa / Non Visual,
Waktu seorang programmer lebih banyak dihabiskan untuk mendesain
tampilan program dibandingkan dengan penulisan program utamanya.
Visual basic adalah suatu bahasa pemrograman visual yang merupakan
pengembangan terakhir dari Basic.
Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 merupakan perangkat lunak
bekerja pada lingkungan sistem operasi Windows. Pemrograman Visual
Basic 6.0 juga memberikan kemudahan bagi programmer dalam membuat
sebuah program, karena dalam Bahasa pemrogramman Visual Basic 6.0
telah disediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang mudah penggunaannya
tanpa menambah syntax program yang berbelit-belit seperti pada beberapa
Bahasa pemrogramman lainnya, yang tentunya akan lebih banyak menyita
waktu dan pemikiran. Selain kemudahan tersebut, Visual Basic 6.0 juga
memiliki kecepatan proses yang tinggi dan keunggulan dalam file eksekusi
yang dihasilkan, yang mampu berdiri sendiri diluar software
pembangunnya serta kecilnya file eksekusi yang dihasilkan.
2.5.1 Elemen Visual Basic 6
Beberapa elemen yang terdapat pada Visual Basic 6 antara lain :
a. Menu Bar
Menu Bar akan menampilkan perintah-perintah yang dapat
digunakan saat bekerja pada Visual Basic. Secara default Menu
Bar memiliki pilihan File, Edit, View, Window, Query, Diagram,
Tools, Add-Ins, dan Help. Disamping itu, terdapat menu yang bisa
diakses misalnya Project, Format, Debug, atau Run. Jika
masing-masing Menu Bar di klik, Visual Basic akan menampilkan daftar
pilihan dari menu bar.
b. Context Menu
Context Menu berisi shortcut yang suatu saat bisa digunakan untuk
membuka sebuah context menu suatu objek. Untuk membuka,
dapat mengklik kanan objek yang akan di buka context menunya.
Gambar 2.4 Context Menu
c. Toolbar
Fasilitas ini dapat mempercepat pengaksesan perintah-perintah
yang ada dalam pemograman. Secara standar toolbar jenis standard
yang akan ditampilkan saat memulai Visual Basic. Jika ingin
mengatur tampilan toolbar yang lain, dapat menggunakan pilihan
Toolbar pada menu bar View.
Gambar 2.5 Toolbar
d. Window Project Explorer
Window project explorer ini menampilkan daftar form, modul serta
merupakan sekumpulan file yang digunakan untuk membangun
sebuah aplikasi. Berikut tampilan gambarnya :
Gambar 2.6 Window Project Explorer
e. Toolbox
Sebuah window yang berisi tombol-tombol control yang akan
digunakan untuk mendesain sebuah form atau report.
f. Window Properties
Window Properties dapat digunakan untuk mengatur properties
sebuah objek atau control yang dipilih. Sebuah properties
merupakan karkteristik objek, seperti size, caption, text, atau color.
Gambar 2.8 Window Properties
g. Form Designer
Form Designer adalah sebuah window yang dapat digunakan untuk
mengatur tampilan aplikasi yang disusun atau dengan kata lain
sebagai tempat untuk mendesain sebuah form. Dalam form ini
dapat menambahkan control, grafik dan gambar ke dalam form
pada posisi yang diinginkan. Setiap form memiliki window
Berikut tampilan gambarnya.
Gambar 2.9 Form Designer
2.6 Microsoft Access 2003
Pada sub bab ini membahas tentang Microsoft Access dan langkah-
langkah pembuatan database.
2.6.1 Pengertian Microsoft Access 2003
Microsoft Access merupakan salah satu program aplikasi database
yang populer. Karena data pada access tersebut dapat diolah dengan
program access secara langsung ataupun data access tersebut dapat
digunakan sebagai sumber data pada program lain, misalnya Visual Basic,
Delphi, dan lain-lain.
Database pada program Access terdiri dari table, form, report, dan
query. Apabila akan mengolah database yang sederhana, maka cukup
membuat tabel dalam satu database. Namun apabila proses database cukup
2.6.2 Langkah Pembuatan Database Access 2003
1. Membuat Database
a. Buka Microsoft Access 2003
b. Klik menu File, kemudian pilihan New atau klik ikon New
pada toolbar Database
c. Dilayar akan terlihat Task Pane, kemudian klik pilihan
Blank Database
d. Pada bagian Save in : tentukan drive dan folder tempat
database tersebut akan disimpan
e. Pada bagian File name : ketik nama file database yang
diinginkan
f. Klik tombol create
g. Tunggu beberapa saat hingga layar akan terlihat jendela file
database baru yang kosong.
2. Membuat Tabel
a. Pada jendela database, klik ikon Tables yang berada di
bawah Objects atau klik menu View, kemudian arahkan
pada pilihan Database Object dan klik pilihan Table.
b. Pada jendela kerja database, klik ganda pilihan Create table
in Design view.
d. Membuat primary key pada field name yang telah dibuat
dengan cara klik field name yang akan dijadikan sebagai
primary key.
e. Simpan hasil pendefinisian tabel tersebut.
2.7 PHP
Menurut dokumen resmi PHP, PHP (akronim dari PHP: Hypertext
Preprocessor) merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam
server dan diproses diserver. Hasilnyalah yang dikirimkan ke klien, tepat
pemakai menggunakan browser. Secara khusus PHP dirancang untuk
membentuk web dinamis. Artinya dapat membentuk suatu tampilan
berdasarkan permintaan terkini, misalnya bisa menampilkan isi database
ke halaman web.
Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah
skrip Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat daftar riwayat
hidupnya, yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas
menjadi tool yang disebut ‘personal Home Page’. Paket inilah yang
menjadi cikal bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/FI
versi 2. Pada versi inilah pemogram dapat kode terstruktur di dalam tag
HTML. Yang menarik, kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan
database dan melakukan perhitungan-perhitungan yang komplek sambil
Pada saat ini, PHP cukup popular sebagai piranti pemograman web
terutama dilingkungan Linux. Walaupun demikian, PHP sebenarnya juga
dapat berfungsi pada server berbasis UNIX, Windows NT, dan Macintosh.
Pada awalnya PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan web server
Apache. Namun belakangan PHP juga dapat bekerja dengan web server
seperti PWS (Personal Web Server), IIS (Internet Information Server) dan
Xitami. Salah satu kelebihan PHP adalah mampu berkomunikasi dengan
berbagai database yang terkenal. Dengan demikian, menampilkan data
yang bersifat dinamis yang diambil dari database, merupakan hal yang
mudah untuk dilakukan.
2.7.1 Syarat Menjalankan PHP
Untuk dapat berjalan, PHP membutuhkan web server, yang
bertugas untuk memproses file-file php dan mengirimkan hasil
pemrosesan untuk ditampilkan di browser client. Oleh karena itu, PHP
termasuk intranet / internet yang berfungsi untuk melayani
permintaan-permintaan web dari client. Web server yang paling banyak digunakan saat
ini untuk PHP adalah Apache. Selain Apache, PHP juga memerlukan PHP
binary yang bisa dikonfigurasikan sebagai modul Apache atau pun sebagai
aplikasi CGI. Untuk media penyimpanan datanya (database server), PHP
biasa menggunakan MySQL. Untuk menginstall dan mengkonfigurasi
ketiga software tersebut (Apache, MySQL, PHP) agar dapat berjalan dan
saling terhubung, memang cukup sulit. Maka dari itu dibuatlah paket
satu kali installasi. Dalam satu kali installasi, sudah mencakup ketiga
software tersebut dan sudah dikonfigurasi untuk keperluan lingkungan
pengembangan aplikasi web. Sehingga, programmer web hanya tinggal
menulis program PHP dan langsung menjalankan atau mengetest program
yang ditulis tersebut melalui web browser.server-side scripting (script
yang diproses di sisi server). Web server sendiri adalah software yang
diinstall pada komputer lokal ataupun komputer lain yang berada di
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisa Sistem Lama
Perkembangan kendaraan khususnya mobil di Indonesia begitu
pesat, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Misalnya di kota Jakarta
dan Surabaya, dimana setiap hari jalanan selalu macet dikarenakan
banyaknya kendaraan mobil. Dengan banyaknya masyarakat yang
mempunyai mobil, tentu usaha bengkel mobil semakin banyak.
Di Surabaya cukup banyak usaha bengkel mobil. Dengan
banyaknya bengkel mobil di Surabaya, tentunya persaingan semakin ketat.
Jika bengkel mobil tersebut tidak dapat menjaga pelanggannya, maka tentu
usaha bengkel mobil tidak akan berkembang. Penerapan teknologi
informasi dalam usaha bengkel mobil diharapkan dapat menjaga
pelanggan demi bersaing dengan bengkel mobil yang lain.
Bengkel mobil Rewwin Motor yang terletak disalah satu sudut kota
Surabaya merupakan bengkel mobil yang belum menerapkan teknologi
informasi. Seluruh proses administrasi dan pengelolaan pelanggannya
masih bersifat manual. Proses manual di Bengkel Mobil Rewwin Motor
antara lain dalam hal pembelian kebutuhan bengkel.
Bengkel Mobil Rewwin Motor hanya menyediakan atau menjual
onderdil mobil dalam skala kecil. Karena sebagian besar kerusakan mobil
Jika terpaksa onderdil mobil skala besar tersebut diganti, maka pihak
bengkel harus melakukan pembelian di supplier. Selain hanya
menyediakan onderdil skala kecil, Rewwin Motor juga menyediakan
kebutuhan service mobil misalnya oli mobil, aksesoris mobil, dan
kebutuhan lainnya. Supplier oli melalui salesnya rutin melakukan order ke
bengkel Mobil Rewwin Motor.
Dalam hal penjualan, bengkel mobil Rewwin Motor membagi dua
yaitu penjualan barang dan jasa. Penjualan barang meliputi onderdil mobil
skala kecil, aksesoris, oli dan lain sebagainya. Penjualan jasa meliputi
service mobil. Dalam hal administrasi maupun dalam mengelola pelanggan, Rewwin Motor masih menggunakan sistem manual. Penentuan
harga service ditentukan oleh mekanik yang menangani mobil pelanggan.
Mekanik juga menentukan bagian mobil yang perlu diperbaiki dan
menentukan biayanya. Dalam hal penjualan ini, Rewwin Motor tidak
melakukan pencatatan terhadap data pelanggannya. Ketika pelanggan
ingin service, Rewwin Motor hanya mencatat nomor yang bisa dihubungi
saja. Rewwin Motor juga tidak melakukan pengarsipan terhadap segala
sesuatu terkait penjualan barang dan jasa.
3.2 Analisa Permasalahan
Berdasarkan analisa sistem yang terjadi saat ini, permasalahan
yang ada yaitu Rewwin Motor tidak mempunyai database pelanggan
kadang merasa kesulitan dalam menghitung pemasukan dan pengeluaran
yang terjadi karena tidak adanya pengarsipan. Misal dalam hal pembelian.
Rewwin Motor tidak melakukan pengarsipan terhadap pembelian pada
supplier. Begitu juga dengan penjualan, Rewwin Motor tidak melakukan
pengarsipan terhadap segala transaksi penjualan barang dan jasa. Akibat
dari permasalahan dari analisa sistem yang sekarang ini dapat menurunkan
kualitas Rewwin Motor terhadap layanan ke pelanggan maupun ke
manajemen Rewwin Motor sendiri. Sehingga saat ini pelanggan setia
Rewwin Motor tidak banyak karena kurang bersaing dengan bengkel
mobil lain.
3.3 Analisa Kebutuhan
Dari analisa sistem yang ada saat ini dan permasalahan yang
ditimbulkan, dapat disimpulkan bahwa sistem CRM yang mungkin
dibutuhkan bengkel mobil Rewwin Motor yaitu membuat database
pelanggan untuk mengetahui data pribadi pelanggan sehingga dapat
mengetahui keinginan pelanggan terkait service mobil dan ulang tahunnya.
Membuat laporan terkait pembelian dan penjualan di Rewwin Motor.
Membuat sistem informasi berbasis web, untuk memperkenalkan
keberadaan bengkel mobil Rewwin Motor. Dengan adanya web Rewwin
Motor, pelanggan dapat mengetahui segala informasi berkaitan dengan
bengkel mobil Rewwin Motor, misalnya info tentang jenis service mobil,
menjadi member akan bisa mengetahui sejarah service mobilnya di
bengkel Rewwin Motor, dan lain sebagainya. Membuat laporan mengenai
jenis barang, jenis oli, jenis service terlaris. Membuat laporan pelanggan
yang membuat yang sering melakukan transaksi di Rewwin Motor. Selain
sistem berbasis web, aplikasi juga dilengkapi sistem administrasi data
yang ada di bengkel mobil Rewwin Motor.
3.4 Perancangan Database dan Pemodelan Proses
Dari analisa permasalahan yang ada di bengkel mobil Rewwin
Motor, maka akan dirancang sistem informasi mengenai bengkel mobil
Rewwin Motor berbasis CRM.
3.4.1 Diagram Flow
Tahap pertama dalam perancangan database dan pemodelan proses
adalah pembuatan Diagram Flow. Diagram Flow dibuat dalam dua model.
Model pertama menjelaskan tentang sistem aplikasi yang dibuat untuk
internal dari pihak manajemen bengkel. Model pertama terdiri dari sistem
kerja admin, kasir dan pimpinan (pemilik bengkel) dalam menggunakan
aplikasi tersebut. Sedangkan model kedua menjelaskan tentang kerja
customer (pelanggan) member maupun non member dalam melihat informasi berkaitan dengan bengkel mobil Rewwin Motor melalui web.
3.4.2 Data Flow Diagram
Tahap selanjutnya pembuatan rancangan Data Flow Diagram yang
biasa disingkat DFD. Perancangan sistem ini terdiri dari konteks diagram,
DFD Level 0, DFD Level 1. Berikut gambar konteks diagram dari sistem
informasi bengkel mobil Rewwin Motor :
Gambar 3.3 DFD Konteks Diagram
Dalam gambar konteks diagram di atas, sistem informasi bengkel
mempunyai empat pengguna yaitu admin, kasir, pimpinan (pemilik), dan
member. Admin mempunyai kewenangan menyeluruh terhadap sistem ini.
Kegiatan dari admin yaitu mengelola data master, mengelola data
transaksi, menerima laporan data dan menerima informasi data.
Kegiatan kasir hanya sebatas mengelola data mengenai transaksi
yaitu data transaksi pembelian dan transaksi penjualan dan service.
Pimpinan atau pemilik dari bengkel Rewwin Mobil, kegiatannya berupa
Motor, kegiatannya hanya sebatas mengakses informasi berkaitan dengan
bengkel Rewwin Motor lewat web. (Gambar 3.3)
Tahap selanjutnya setelah konteks diagram yaitu DFD Level 0.
Berikut ini DFD Level 0 dari sistem :
Gambar 3.4 DFD Level 0
Dalam DFD Level 0 ini terdapat lima proses yaitu mengelola data
master, mengelola data transaksi, menerima data laporan, mengelola
informasi data, dan mengelola web. Untuk proses mengelola data master,
transaksi terlihat ada dua pengguna yaitu admin dan kasir. Selanjutnya
pada proses kelola data laporan, terlihat hanya admin dan pimpinan
(pemilik bengkel) yang dapat menggunakannya. Pada proses kelola
informasi data terlihat ada dua pengguna yaitu admin dan owner (pemilik
bengkel). Jadi, pimpinan (pemilik bengkel) hanya bisa menggunakan
proses laporan dan informasi. Sedangkan admin mempunyai kewenangan
keseluruhan proses. Sedangkan pada proses mengelola web terlihat hanya
member dan pimpinan yang dapat mengaksesnya. (Gambar 3.4)
Tahap berikutnya yaitu hasil decompose dari DFD Level 0 pada
proses data master yaitu DFD Level 1. Pada level ini menjelaskan proses
pengolahan data master. Pada DFD Level 1 dari proses kelola data master
memiliki satu pengguna yaitu admin. Pada proses kelola data master,
admin mempunyai kegiatan pengolahan data master, antara lain
pengolahan data customer, pengolahan data karyawan, pengolahan data
sparepart, pengolahan data supplier, pengolahan data mobil, pengolahan
data merk mobil, pengolahan data jenis mobil, pengolahan data kategori,
dan pengolahan data service. Data customer akan disimpan di tabel
customer, data karyawan akan disimpan di tabel karyawan, data sparepart akan disimpan di tabel sparepart, data supplier akan disimpan di tabel
supplier, data mobil akan disimpan di tabel mobil, data merk mobil akan
disimpan di tabel merk mobil, data jenis mobil akan disimpan di tabel
jenis mobil, data kategori akan disimpan di tabel kategori, dan data service
Berikut gambar DFD Level 1 dari proses data master :
Tahap selanjutnya decompose DFD Level 0 dari proses data transaksi yaitu DFD Level 1. Berikut gambar DFD Level 1 dari proses
data transaksi :
Gambar 3.6 DFD Level 1 Proses Pengelolan Data Transaksi
Pada level ini menjelaskan proses di data transaksi, dimana pada
level ini terdapat dua pengguna yaitu admin dan kasir. Admin mempunyai
kegiatan pengolahan data pembelian serta pengolahan data penjualan dan
service. Begitu juga dengan kasir yang mempunyai kegiatan pengolahan data pembelian serta pengolahan data penjualan dan service. Data
pembelian nantinya akan disimpan di tabel pembelian, begitu juga dengan
Tahap berikutnya decompose dari DFD Level 0 proses data
laporan yaitu DFD Level 1. Berikut gambar DFD Level 1 dari proses data
laporan :
Pada level ini menjelaskan proses pada data transaksi, dimana pada
proses ini terdapat admin dan pimpinan (pemilik bengkel). Kegiatan admin
pada level ini meliputi pengolahan data laporan service, data laporan
sparepart, data laporan customer, data laporan supplier, data grafik
penghasilan, data grafik pelanggan teraktif, dan data grafik model.
Kegiatan dari pimpinan (pemilik bengkel) sama dengan kegiatan admin
yaitu meliputi menerima data laporan service, data laporan sparepart, data
laporan customer, data laporan supplier, data grafik penghasilan, data
grafik pelanggan teraktif, dan data grafik model. Data laporan service
didapat dari tabel service, data laporan sparepart didapat dari tabel
sparepart, data laporan customer didapat dari tabel customer, data laporan
supplier didapat dari tabel supplier, data grafik penghasilan didapat dari
tabel pembelian dan tabel penjualan, data grafik pelanggan teraktif didapat
dari tabel customer dan tabel penjualan, data grafik model didapat dari
tabel penjualan dan tabel model. (Gambar 3.7)
Tahap selanjutnya yaitu decompose dari DFD Level 0 dari proses
informasi data yaitu DFD Level 1. Pada level ini ada dua pengguna yaitu
admin dan pimpinan (pemilik bengkel). Kegiatan dari admin pada level ini
yaitu lihat info pelanggan teraktif, lihat info sparepart terlaris, lihat info
service terlaris. Kegiatan pimpinan juga sama dengan admin yaitu lihat
info pelanggan teraktif, lihat info sparepart terlaris, lihat info service
service terlaris didapat dari tabel penjualan. Data daftar komentar didapat
dari tabel komentar. Data daftar komplain didapat dari tabel detail service
(Gambar 3.8)
Berikut gambar DFD Level 1 dari proses informasi data :
Gambar 3.8 DFD Level 1 Pengelolan Informasi Data
Tahap selanjutnya yaitu decompose dari DFD Level 0 dari proses
pengolahan web yaitu DFD Level 1. Pada level ini ada dua pengguna yaitu
member dan pimpinan. Kegiatan dari member Rewwin Motor meliputi
login, lihat daftar service, lihat daftar sparepart, lihat history transaksi,
Berikut gambar DFD Level 1 dari proses pengolahan web :
3.4.3 CDM (Conseptual Data Model)
Pembuatan ERD menggunakan aplikasi Power Designer version 6.
Pembuatan ERD terbagi menjadi dua, yaitu ERD Conceptual Data Model
(CDM) dan ERD Physical Data Model (PDM). Pembuatan ERD diawali
dengan membuat ERD conceptual Data Model (CDM) yang kemudian
di-generate ke bentuk Physical Data Model (PDM). Berikut gambar
Conseptual Data Model dari sistem informasi bengkel :
Pada diagram model Conseptual Data Model (CDM), terdapat 17
entitas atau tabel, yaitu tabel kategori, tabel sparepart, tabel service, tabel
customer, tabel supplier, tabel karyawan, tabel jenis, tabel mobil, tabel mobil, tabel detail service, tabel detail beli, tabel detail jual, tabel
pembelian, tabel penjualan, tabel admin, tabel detail SP, dan tabel model.
Tabel kategori mempunyai relasi one to many dengan tabel sparepart yang
artinya satu nama kategori sparepart mempunyai banyak jenis nama atau
merk dari sparepart, misalnya kategori dengan nama oli mempunyai
banyak jenis atau merk dari oli (oli Pertamina, oli Shell, oli TopOne).
Tabel customer mempunyai relasi one to many dengan tabel mobil yang
artinya satu customer dapat mempunyai banyak mobil. Tabel merk
mempunyai relasi one to many dengan tabel model dan berelasi one to
many dengan tabel sparepart. Tabel jenis mempunyai relasi one to many dengan tabel model. Tabel supplier mempunyai relasi one to many dengan
tabel detail SP. Tabel karyawan mempunyai relasi one to many dengan
tabel detail service yang artinya satu karyawan dapat tersimpan dalam
banyak detail service. Tabel mobil mempunyai relasi one to many dengan
tabel penjualan yang artinya satu mobil dapat melakukan banyak transaksi
penjualan. Tabel penjualan mempunyai relasi one to many dengan tabel
detail jual yang artinya satu transaksi penjualan terdapat banyak detail jual.
Tabel pembelian mempunyai relasi one to many dengan tabel detail beli
3.4.4 PDM (Physical Data Model)
Tahap berikutnya adalah pembuatan Physical Data Model (PDM)
hasil generate dari Conceptual Data Model (CDM). Berikut gambar PDM:
Gambar 3.11 Physical Data Model
Physical Data Model (PDM) di atas terdapat 14 tabel setelah di
service, tabel customer, tabel supplier, tabel karyawan, tabel jenis, tabel
mobil, tabel mobil, tabel detail service, tabel detail beli, tabel detail jual,
tabel pembelian, tabel penjualan, tabel admin, tabel detail SP, dan tabel
model. Tabel Sparepart mempunyai satu PK dan dua FK karena relasi
dengan tabel kategori dan tabel merk. Tabel mobil mempunyai satu PK
dan dua FK karena relasi dengan tabel customer, tabel model. Tabel
pembelian mempunyai satu PK. Tabel penjualan mempunyai satu PK dan
dua FK karena relasi dengan tabel mobil dan tabel customer. (Gambar
3.11)
3.5 Struktur Database
Dari desain database yang telah dibuat dalam bentuk CDM dan
PDM, maka dapat disusun database sebagai berikut :
1. Tabel Kategori
Nama Tabel : Kategori
Primary Key : kodeKat
Fungsi : menyimpan data kategori
Tabel 3.1 Kategori
No Field Tipe Data Length Keterangan
1 KodeKat Text 15 PK
2. Tabel Sparepart
Nama Tabel : Sparepart
Primary Key : KodeSP
Fungsi : menyimpan data sparepart
Tabel 3.2 Sparepart
No Field Tipe Data Length Keterangan
1 KodeSP Text 15 PK
2 KodeKat Text 15 FK
3 KodeMerk Text 15 FK
4 NamaSP Text 50
5 JumlahSP Number LongInteger
6 HargaSP Currency 7 HargaJual Currency
8 Gambar Text 255
3. Tabel Service
Nama Tabel : Service
Primary Key : KodeSRV
Fungsi : menyimpan data service
Tabel 3.3 Service
Primary Key : KodeCust
Tabel 3.4 Customer
6 TglLhrCust Date/time
7 PinCust Text 255
5. Tabel Supplier
Nama Tabel : Supplier
Primary Key : KodeSUP
Fungsi : menyimpan data supplier
Tabel 3.5 Supplier
Nama Tabel : karyawan
Primary Key : KodeKar
Fungsi : menyimpan data karyawan
7. Tabel Jenis
Nama Tabel : Jenis
Primary Key : KodeJns
Fungsi : menyimpan data jenis mobil
Tabel 3.7 Jenis
Primary Key : KodeMerk
Fungsi : menyimpan data merk
Tabel 3.8 Merk
Primary Key : NoPol
Fungsi : menyimpan data mobil
10.Tabel Model
Nama Tabel : Model
Primary Key : KodeMdl
Fungsi : menyimpan data model
Tabel 3.10 Model
Nama Tabel : Pembelian
Primary Key : NoBeli
Fungsi : menyimpan data pembelian
Tabel 3.11 Pembelian
No Filed Tipe Data Length Keterangan
1 NoBeli Number LongInteger PK
2 TglBeli Date/time
3 TotalBeli Number LongInteger 4 BiayaBeli Currency
12.Tabel Penjualan
Nama Tabel : Penjualan
Primary Key : NoJual
Tabel 3.12 Penjualan
No Filed Tipe Data Length Keterangan
1 NoJual Number LongInteger PK
2 NoPol Texr 12 FK
3 KodeCust Text 15 FK
4 TglJual Date/time
5 TotalJual Number LongInteger
6 BiayaJual Currency 7 TotalBiaya Currency
8 TotalBiayaSRV Currency
9 TglSelesai Date/time
13.Tabel Detail Service
Nama Tabel : Detail Service
Primary Key :
Fungsi : menyimpan data detail service
Tabel 3.13 Detail Service
No Filed Tipe Data Length Keterangan
1 NoJual Number 15
2 KodeSRV Text 15
3 KodeKar Text 15
4 HargaSRV Currency
5 TglKomplain Text
6 IsiKomplain Memo
7 StsKomplain Text 50
14.Tabel Detail Beli
Nama Tabel : Detail Beli
Primary Key :
Tabel 3.14 Detail Beli
No Field Tipe Data Length Keterangan
1 NoBeli Number LongInteger
2 KodeDetSP Text 15
3 JumlahBeli Number LongInteger
4 HargaBeli Currency 5 NilaiBeli Currency
15.Tabel Detail Jual
Nama Tabel : DetailJual
Primary Key :
Fungsi : menyimpan data detail jual
Tabel 3.15 Detail Jual
No Field Tipe Data Length Keterangan
1 NoJual Number LongInteger
2 KodeSP Text 15
3 JumlahJual Number LongInteger
4 HargaJual Currency 5 NilaiJual Currency
16.Tabel Detail Sparepart
Nama Tabel : DetailSP
Primary Key :
Fungsi : menyimpan data detail sparepart
Tabel 3.16 Detail SP
No Field Tipe Data Length Keterangan
1 KodeDetSP Text 15
2 KodeSP Text 15
17.Tabel Admin
Nama Tabel : Admin
Primary Key : KodeKar
Fungsi : menyimpan data pengguna sistem
Tabel 3.17 Admin (Pengguna)
No Field Tipe Data Length Keterangan
1 KodeKar Text 15 PK
2 NamaKar Text 50
3 AlamatKar Text 50
BAB IV IMPLEMENTASI
4.1 Kebutuhan Sistem
Dalam merancang dan membuat sistem informasi tentang bengkel
mobil ini, ada beberapa spesifikasi tentang perangkat keras dan lunak yang
di butuhkan yaitu
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Untuk dapat memanfaatkan aplikasi sistem informasi tentang
bengkel mobil ini dengan baik, maka diperlukan perangkat keras untuk
menjalankan aplikasi sistem informasi ini. Dalam pembuatan aplikasi ini
menggunakan perangkat keras yaitu :
1. Laptop Acer Aspire 4730Z.
2. Processor Inter Pentium Dual Core T3200.
3. Memory 1 GB.
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain :
1. Sistem Operasi menggunakan Windows XP Professional Version
2008 Service Pack 3.
2. Database menggunakan Microsoft Access 2003.
3. Pembuatan program menggunakan Microsoft Visual Basic 6 dan
PHP.
4.2 Rancangan Desain Aplikasi Menggunakan Visual Basic 6
Berikut ini tampilan dari rancangan aplikasi yang dibuat dengan
menggunakan Visual Basic 6 :
4.2.1 Tampilan Awal
Gambar 4.1 Tampilan Awal
Gambar 4.1 di atas merupakan tampilan awal yaitu Login. Untuk
dapat mengakses sistem ini, user harus login terlebih dahulu. Ada tiga user
yang menggunakan login ini yaitu admin, kasir dan pemilik bengkel.
Setelah berhasil login dengan benar, user akan dibawa ke menu utama
sesuai hak loginnya. Admin dapat mengakses semua menu di sistem,
sedangkan kasir hanya dapat mengakses form transaksi dan pemilik
4.2.2 Master Pengguna
Gambar 4.2 Master Pengguna
Gambar 4.2 merupakan form untuk melihat dan memasukkan user
baru. Pada form ini terdapat kode, nama, pin atau password dan hak
(admin, kasir atau pemilik).
4.2.3 Master Kategori
Fungsi form master kategori ini untuk membedakan jenis sparepart
yang dijual. Misalnya untuk membedakan antara oli dan onderdil mobil
yang dijual. Dengan adanya kategori ini, mempermudah pihak bengkel
dalam membedakan setiap barang yang dijualnya. Pada form ini, admin
hanya menginputkan kode kategori dan nama kategori.
4.2.4 Master Sparepart
Gambar 4.4 Master Sparepart
Form master sparepart ini berisi menu antara lain kategori, kode,
nama sparepart, merk, jumlah, harga beli dan harga jual. Ketika admin