• Tidak ada hasil yang ditemukan

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Disusun Oleh:

AFIF QUMARUZ ZAMAN 0412010281 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh:

AFIF QUMARUZ ZAMAN 0412010326 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

USULAN PENELITIAN

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan AFIF QUMARUZ ZAMAN

0412010281/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh Pembimbing Utama

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM tanggal:... NIP. 030 202 389

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

(4)

SKRIPSI

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan AFIF QUMARUZ ZAMAN

0412010281/FE/EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh Pembimbing Utama

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM tanggal:... NIP. 030 202 389

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “veteran”

Jawa Timur

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi manajemen.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini seringkali menghadapi hambatan dan keterbatasan dalam berbagai hal. Namun karena dorongan dan bimbingan yang telah diberikan berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyusun skripsi ini. Untuk itu, dalam kesempatan kalimini penulis menucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Mayor Jendaral TNI (Purn) Drs. H. Warsito, SH, MM. selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya. 4. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan

(6)

5. Segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua pihak yang belum dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan pihak lain. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surabaya, april 2009

(7)

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

AFIF QUMARUZ ZAMAN

ABSTRAKSI

Penelitian mengenai reaksi harga saham seringkali menggunakan data saham yang dikelompokkkan menjadi dua,yaitu kelompok saham yang konsisten mengalami penurunan harga atau yang mempunyai average abnormal return negatif disebut dengan portofolio loser dan kelompok saham yang konsisten mengalami kenaikan harga saham atau yang mempunyai average abnormal return positif disebut dengan portofolio winner. Fenomena harga saham yang tidak normal sebagai bukti bahwa pasar bereaksi secara berlebihan dalam merespon suatu informasi.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada reaksi berlebihan terhadap harga-harga saham perusahaan otomotif yang ada di bursa efek Indonesia, yang ditandai dengan average abnormal return portofolio loser mengungguli average abnormal return portofolio winner.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 dengan sampel diambil menggunakan metode purposive sampling dimana terdapat 9 perusahaan digolongkan portofolio winner dan 4 perusahaan digolongkan portofolio loser. Model anlisis yang digunakan adalah model yang disesuaikan pasar (market adjusted model) yang diwakili dengan indeks pasar. Prosedur pengujian hipotesis statistiknya adalah Paired Samples Test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi over reaksi dengan indikasi average abnormal retrun portofolio loser melibihi portofolio winner walaupun pada nilai negatif. Analisis Paired Samples Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara portofolio winnner dengan portofolio loser.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arus informasi di masa yang akan sekarang ini sangat pesat dan mempengaruhi

hampir seluruh bagian kehidupan manusia baik dalam skala kecil maupun skala

besar. Misalnya dalam suatu perusahaan, segala informasi yang berkaitan dengan

kondisi perusahaan akan berpengaruh pada penilaian kinerja finansial maupun non

finansial perusahaan baik bagi pihak luar maupun dalam perusahaan.

Risiko merupakan bagian dari informasi. Informasi bersubstansi negatif yang

menyebabkan peningkatan risiko sehingga berdampak pada penurunan harga saham

yang cukup tajam dan akan memungkinkan terjadinya pendapatan abnormal negatif

yaitu pendapatan aktual yang diterima investor lebih kecil dari pendapatan yang

diharapkan. Jika informasi yang diterima bersubstansi positif sehingga terjadi

penurunan resiko maka akan meningkatkan harga saham yang memungkinkan

terjadinya pendapatan abnormal positif yaitu pendapatan aktual yang diterima

investor lebih besar dari pendapatan yang diharapkan. Pendapatan abnormal secara

umum diwakili oleh variabel pendapatan abnormal rata-rata baik positif maupun

negatif yang kemudian dapat dijumlahkan untuk diperoleh variabel pendapatan

abnormal rata-rata kumulatif positif maupun negatif.

(9)

modal. Pengumuman baru ini dapat berupa pengumuman laba ( earning related announcement ), pengumuman pendanaan ( financing announcement ) atau pengumuman - pengumuman lainya yang berkaitan ataupun berpengaruh dengan perusahaan penerbit saham ( emiten). Hubungan antara adanya pengumuman baru dengan reaksi berupa perubahan harga saham terjadi karena adanya pengumuman baru dengan reaksi berupa harga saham terjadi karena adanya penilaian saham yang dilakukan oleh para investor secara berkelanjutan ( continue ). Penilaian ini dilakukan oleh investor antara lain untuk menghindari kerugian berupa penurunan nilai saham yang dimilikinya akibat pengumuman baru yang muncul

Perkembangan pasar modal memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal sebagai sarana untuk mengarahkan dana masyarakat diluar perbankan. Di samping itu juga merupakan sumber dana yang sangat potensial bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang dengan biaya relatif murah. Di sini pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa modal tanda utang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Sebaliknya bagi masyarakat keberadaan pasar modal merupakan tambahan alternatif untuk berinvestasi.

(10)

dengan risiko yang rendah akan menghasilkan pendapatan yang rendah

Investasi dalam saham di pasar modal merupakan jenis investasi dengan risiko yang tinggi. Investor saham akan menanggung ketidakpastian yang cukup besar tentang berapa dan kapan pendapatan yang mereka terima baik berupa deviden maupun capital gain. Tingkat risiko akan mempengaruhi penilaian saham karena semakin tinggi resiko yang harus di tanggung oleh seorang investor maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang disyaratkan untuk mengkompensasi risiko tersebut ( premi risiko ). Premi risiko yang meningkat akan menyebabkan nilai intrinsik saham menjadi turun dan bila premi risiko tersebut kecil maka nilai intrinsik saham akan meningkat. Investor akan memutuskan membeli saham bila nilai intrinsik suatu saham lebih besar dari harga pasarnya dan sebaliknya akan menjual saham bila intrinsiknya lebih kecil dari harga pasarnya.

Para pelaku pasar sering berperilaku irrasional terhadap pergerakan harga saham. Jenis informasi yang muncul dalam pasar modal yaitu informasi bagus ( good news ) dan informasi yang tidak bagus ( bad news ).

(11)

Indonesia ( 719% ) dan Dyviacom Intrabumi (605%). Sementara 10 saham lain yang membutuhkan gain tinggi diurutan 11-20 adalah Bumi Resources ( 566% ), Timah ( 548% ), Danasupra Erapacific ( 534% ), Panasia Filament Inti ( 525% ), Barito Pasific Timber ( 516% ), Kridaperdana Indah Graha ( 497%), Bukit Sentul ( 473% ), Inter Delta ( 400% ), Roda Panggon Harapan ( 385% ), dan Indocitra Finance (376%).

Dilihat dari sektor bisnisnya, 10 besar saham pencetak gain itu bervariasi. ada yang berasal dari sektor Pertambangan, perdagangan/jasa/investasi, keungan, infrastruktur/utilitas/transportasi, industri dasar dan kimia, aneka industri ( tekstil, garmen ), serta property dan real estat.

Dari sisi harga tampak bahwa 10 besar saham dengan gain fantastis itu nilainya sangat rendah. sebab banyak yang harganya di bawah Rp 100/saham. namun karena lonjakannya ratusan hingga ribuan persen, harganya rata-rata menjadi di atas Rp 500. Misalnya, Integrasi Teknologi ( IITG ) dari Rp 25 menjadi Rp 1010, Hortus Danavest ( HADE ) dari 65 menjadi Rp 560, Mitra Rajasa ( Mira ) dari Rp 65 menjadi Rp 840, Dvyacom Intrabumi ( DNET ) dari Rp 85 menjadi Rp 600. Boleh dibilang, 20 besar saham pencetak gain itu bukan saham blue chips. “untuk saham yang masuk 10 besar gain itu tergolong saham third liner,” ujar poltak Hotradero, Head of research PT recapital securities.

(12)

harga saham 13 perusahaan otomotif, dari bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Desember 2007 dengan menggunakan data mingguan

Tabel 1.1. Data Reaksi Harga Saham 13 Perusahaan Otomotif periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2007

No Nama Perusahaan Tanggal Harga Saham

1 PT ASTRA (ASII) 08-10-2007 22.500,00

22-10-2007 25.500,00 naik 3.000 point 29-10-2007 26.550,00 naik 1.050 point 05-11-2007 24.350,00 turun 2.200 point 2 PT GAJAH TUNGGAL (GJTL) 06-08-2007 520,00

13-08-2007 425,00 turun 95 point 20-08-2007 490,00 naik 65 point 3 PT GOOD YEAR (GDYR) 07-12-2007 10.800,00

24-12-2007 13.000,00 naik 2.200 point 4 PT HEXINDO ADI PERKASA 23-07-2007 1.000,00

(HEXA) 31-07-2007 750,00 turun 250 point

06-08-2007 990,00 naik 240 point 5 PT ASTRA OTOPARTS 31-07-2007 3.400,00

(AUTO) 06-08-2007 3.150,00 turun 250 point

6 PT SELAMAT SEMPURNA 14-08-2007 260,00

(SMSM) 20-08-2007 295,00 naik 35 point

7 PT SUGI SAMA PERSADA 30-01-2007 80,00

(SUGI) 19-02-2007 120,00 naik 40 point

(13)

No Nama Perusahaan Tanggal Harga Saham

8 PT INDOMOBIL SUKSES 19-11-2007 1.100,00

INTERNASIONAL (IMAS) 26-11-2007 1.500,00 naik 400 point 03-12-2007 820,00 turun 680 point 9 PT INDO SPRING (INDS) 27-08-2007 6.600,00

03-09-2007 1.500,00 naik 840 point 10 PT INTRACO PENTA (INTA) 23-04-2007 485,00

30-04-2007 810,00 naik 325 point 11 PT NIPRESS (NIPS) 22-01-2007 1.000,00

29-01-2007 2.000,00 naik 1.000 point 05-02-2007 2.850,00 naik 850 point 12 PT PRIMA ALLOY STELL 02-07-2007 99,00

(PRAS) 09-07-2007 155,00 naik 56 point

17-07-2007 194,00 naik 39 point 23-07-2007 150,00 naik 44 point 13 PT TUNAS RIDEAN (TURI) 26-02-2007 600,00

05-03-2007 740,00 turun 140 point

Keterangan

Sumber : www.finance yahoo.com

Berbagai penelitian dalam bidang pasar modal dan mengenai perilaku keuangan menyatakan bahwa terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi yang dapat mempengaruhi harga saham. Penyimpangan tersebut diantaranya adalah fenomena january effect, fenomena size effect dan day of the week. Overreaction hypothesis juga merupakan salah satu penyimpangan yang terjadi dalam pasar modal.

(14)

berperilaku irasional dan mengiginkan menjual saham-saham yang berkinerja buruk dengan cepat.

Peristiwa yang dianggap dramatis oleh para investor, dapat menyebabkan para investor bereaksi secara berlebihan (overreaction). Para investor akan melakukan hal-hal yang mungkin tidak rasional terhadap saham-saham yang ada. Reaksi berlebihan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dengan menggunakan return . dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return yang diterima oleh sekuritas kepada para investor. Return saham ini akan menjadi terbalik dalam fenomena reaksi berlebihan. Saham-saham yang biasanya diminati pasar yang mempunyai return tinggi, akan menjadi kurang diminati. Sedangkan saham-saham yang bernilai rendah dan kurang diminati akan mulai dicari oleh pasar. Kondisi ini akan mengakibatkan return saham yang sebelumnya tinggi menjadi rendah, dan sebaliknya. Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya abnormal return positif dan negatif. (di kutip dalam jurnal “Over reaksi pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta” Rahmawati dan Tri Suryani.2005.)

Reaksi pasar terhadap harga saham menjadi penting untuk dibahas karena reaksi pasar memberikan perilaku prinsipal pelaku pasar yang akan mempengaruhi dalam bentuk konteks..

(15)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan yang terjadi antara lain:

1 Apakah ada over reaksi terhadap harga saham perusahaan otomotif yang ada dibursa efek Indonesia yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner .

2 Apakah terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan antara portofolio loser dan portofolio winner

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apakah ada over reaksi terhadap harga saham perusahaan

otomotif yang ada dibursa efek Indonesia yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner

2. Menguji Apakah terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan antara portofolio loser dan portofolio winner

(16)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan di bidang pasar modal dan penerapan model analisis pengujian empirisnya. 2. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk

memberikan altematif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dilakukan

oleh:

1. Rahmawati ( 2005 )

Dengan judul “ OVER REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA “.

Hasil pengujian hipotesis yang menguji keberadaan reaksi terhadap

perisriwa-peristiwa yang terjadi selama tahun pengujian menyimpulkan bahwa terdapat

indikasi reaksi yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio

winner . Efek reaksi ini terjadi tidak dalam kurun waktu yang konstan lama,

tetapi terjadi secara terpisah-pisah atau separatis.

Hasil pengujian signifikansi perbedaan rata-rata abnormal return antara

saham golongan loser dan saham golongan winner dengan menggunakan uji

independentsample t test,menyatakn tidak ada perbedaan yang signifikan

antara rata-rata abnormal return seluruh saham golongan loser denganseluruh

(18)

2. Sukmawati .S dan Daniel H, ( 2003 )

Dengan judul “ OVERREACT HYPOTHESIS DAN PRICE RATIO

ANOMALY SAHAM-SAHAM SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA

Hipotesis reaksi berlebihan bersandar pada asumsi perilaku pelaku pasar

bereaksi berdasarkan penekanan pada informasi terakhir dalam melakukan

koreksi pada periode berikut. Apabila pemodal mendasar pada informasi

terakhir, maka pemodal akan cenderung overreact terhadap pengumuman.

Secara psikologis, pelaku pasar akan bereaksi lebih dramatis terhadap

informasi yang jelek.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pasar Modal

Yang dimaksudkan pasar modal secara umum adalah sebagai pasar yang

memperjual belikan surat-surat berharga di Bursa Efek. Pasar modal juga merupakan

pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas (E. Tandelilin,

2001:13). Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk

memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,.

Menurut M. Samsul (2006:43), Pasar Modal adalah tempat atau sarana

bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka

(19)

Tahun 1995 ps. 1) mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perushaaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

efek”.

2.2.2. Peranan dan Manfaat Pasar Modal 2.2.2.1. Peranan dan Fungsi Pasar Modal

Sebagaimana layaknya kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik apabila

didukung oleh maraknya kegiatan pasar. Demikian pula halnya dengan aktivitas yang

berlangsung di pasar modal oleh pelaku pasar baik emiten, broker maupun investor.

Menurut Sunariyah (2004:7-8) peranan tersebut dapat dilihat dari 5 aspek

yaitu

:1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara penjual dan pembeli

sekuritas dengan berbagai kemudahan melalui sistem komputerisasi.

2. Memberikan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh return

yang diharapkan.

3. Operasi pasar modal dapat menghindari ketidakpastian pada masa yang

akan datang.

4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat dalam

perkembangan perekonomian dengan melakukan investasi melalui pasar

modal.

(20)

dipercaya.

Menurut Tandelilin (2001:13), pasar modal berfungsi sebagai lembaga

perantara. Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang

perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal

dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar

modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi

yang memberikan return yang paling optimal.

Menurut Sunariyah (2004:9-10), peranan pasar modal dalam suatu

perekonomian negara adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Tabungan

Surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal memberi jalan yang

begitu murah dan mudah. Dana tersebut digunakan untuk

memperbanyak jasa dan produk-produk di suatu perekonomian. Hal

tersebut akan mempertinggi standar hidup suatu masyarakat.

2. Fungsi Kekayaan

Pasar modal adalah suatu cara unutk menyimpan kekayaan dalam jangka

panjang dan jangka pendek sapai dengan kekayaan tersebut dapat

dipergunakan kembali. Cara ini leih baik karena kekayaan itu tidak

mengalami penyusutan seperti aktiva lain.

(21)

Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi

melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan

dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif

murah dan lebih cepat.

4. Fungsi Pinjaman

Pasar modal juga merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi atau

investasi. Pijaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal

bagi suatu prekonomian negara merupakan sumber pembiayaan

pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat.

2.2.2.2. Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh Investor, Emiten Pemerintah

maupun Lembaga penunjang (PAU-UGM, 26-27 januari 1990) (Panji dan Ninik,

1992 : 29-31):

Manfaat Pasar Modal bagi Emiten yaitu:

1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.

2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.

3. Tidak ada “convenant” sehingga menajemen dapat lebih bebas dalam

pengeloaan dana/perusahaan.

4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.

5. Ketergantungan emiten terhaap bank menjadi kecil.

(22)

7. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.

8. Profesionalisme dalam menejemen meningkat.

Sedangkan manfaat pasar modal bagi Investor adalah:

1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuha ekonomi.

Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang

menjadi capital gain.

2. Memperoleh yang mereka yang mereka miliki/memegang saham dan

bunga tetap atau bunga yag mengambang bagi pemegang obligasi.

3. Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham mempunyai

hak suara dalam RUPO bila diadakan bagi pemegang obligasi.

4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi misal dari saham

A ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau

mengurangi resiko.

5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang

mengurangi resiko.

Dan manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang :

1. Menuju ke arah profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai

dengan bidang tugas masing-masing.

2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel.

3. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang.

(23)

Sedangkan manfaat pasar modal bagi Pemerintah :

1. Mendorong laju pembangunan

2. Mendorong Investasi

3. Penciptaan lapangan kerja.

4. Memperkecil Debt Service Ratio (DSR).

5. Bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) mengurangi beban anggaran.

2.2.3. Macam-macam dan Lembaga Pasar Modal 2.2.3.1. Macam-macam Pasar Modal

Menurut Jogiyanto (2000: 15) macam-macam pasar modal yaitu :

1. Pasar Primer adalah surat berharga yang baru dike1uarkan oleh

perusahaan dan dijual di pasar primer.

2. Pasar Sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah

beredar setelah surat berharga yang baru dijual di pasar primer.

3. Pasar Ketiga adalah pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar

kedua tutup.

4. Pasar Keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi

berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.

2.2.3.2. Lembaga Pasar Modal

(24)

Menteri Keuangan RI nomor 1548/KMK/013/1990 tentang pasar modal

yaitu (Sunariyah, 2004:45):

1. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Bapepam merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk:

a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek

dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan

efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat

umum.

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga lembaga

dan profesi-profesi penunjang yang terkait dalam pasar modal.

c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal

beserta kebijakan operasionalnya.

2. Pelaksana Bursa

Bursa efek adalah tempat pertemuan termasuk sistem elektronik tanpa

tempat pertemuan yang diorganisir dan digunakan untuk

menyelenggarakan pertemuan penawaran jual beli atau perdagangan

efek.

3. Perusahaan yang Go Public (Emiten)

Adalah pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan emisi

efek. Emiten adalah pihak yang membutuhkan dana guna membelanjai

(25)

4. Perusahaan Efek

Adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa

kegiatan sebagai penjamin efek, perantara pedagang efek, manajer

investasi atau penasehat investasi.

5. Lembaga Kliring Penjaminan, penyimpanan dan penyelesaian

Lembaga kliring penjamin (LKP) berfunsi untuk melakukan kliring dan

penjaminan efek dari transaksi yang terjadi. Lembaga penyimpanan dan

penyelesaian (LPP) berfungsi mempermudah penyelesaian pemindah

bukuan serta proses penyimpanan efek.

6. Reksadana

Adalah pihak yang kegiataan utamanya melakukan investasi, reinvestasi

atau perdagangan efek.

7. Lembaga Penunjang Pasar Modal, meliputi:

a. Tempat penitipan harta, adalah pihak yang menyelenggarakan

penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak tanpa mengurangi hak kepemilikan atas

harta tersebut.

b. Biro administrasi efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak

dengan emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa untuk

melakukan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran

deviden, pembagian hak opsi, emisi sertifikasi atau laporan tahunan

(26)

c. Wali Amanat adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili

kepentingan seluruh pemagang obligasi atau sertifikat kredit.

d. Penanggung yang menyediakan jasanya adalah pihak yang

menanggung kembali jumlah pokok dan bunga emisi obligasi.

7. Profesi penunjang pasar modal, tediri dari:

a. Akuntan: pihak yang berfungsi memberi pendapat atas kewajaran

laporan keuangan emiten atau calon emiten.

b. Notaris: pejabat yang berwenang membuat perjanjian penyusunan

anggaran dasar, perubahan pemilik modal dll.

c. Penilai: pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan

penilai. Laporan penilai adalah pendapat atas aktiva yang disusun

berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian penilai.

d. Konsultan Hukum: pihak yang memberikan dan menandatangani

pendapat hukum mengenai emiten atau emisi, berfungsi melindungi

investor.

8. Pemodal (Investor)

Adalah pihak baik perseorangan maupun lembaga yang menanamkan

(27)

2.2.4. Investasi

2.2.4.1. Pengertian Investasi

Menurut Jogiyanto (2000:5) Investasi merupakan penundaan konsumsi

sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

tertentu. Sedangkan menurut Abdul Halim (2003:2) Investasi pada hakikatnya

merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk

memperoleh keuntungan di masa yang mendatang.

lnvestasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya

yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

masa mendatang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan

memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di

masa yang akan datang (Tandelilin, 2001:3).

Menurut Sunariyah (2004:4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu

atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan

mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal

tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan

dana.

2.2.4.2. Macam - macam Aktivitas lnvestasi

Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.

Aktivitas-aktivitas investasi tersebut an tara lain:

(28)

b. Aset/Investasi Financial adalah investasi berbentuk surat berharga atas

sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut, seperti saham,

obligasi, dll.

2.2.4.3. Tujuan Investasi

Menurut E. Tandelilin (2001:5) Tujuan investasi adalah:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa mendatang,

seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf

hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana

mempertahankan tingkat pendapatannya yang sekarang agar tidak

berkurang dimasa mendatang.

2. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukan investasi dalam

pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan

diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat

adanya pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara di dunia banyak

melakukan kewajiban yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di

masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat

(29)

2.2.4.4. Sumber Resiko Investasi.

Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko

investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain (Tandelilin 2001:48-50) :

1. Risiko suku Bunga

Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu

investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara

terbalik,ceteris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan

turun, cateris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun harga saham

naik. mengapa demikian? secara sederhana, jika suku bunga misalnya naik, maka

return investasi yang terkait dengan suku bunga (misalnya deposito) juga akan naik.

Kondisi seperti ini bisa menarik minat investor yang sebelumnya berinvestasi di

saham untuk memindahkan dananya dari sahamke dalam deposito. jika sebagian

besar investor melakukan tindakan yang sama maka banyak investor yang menjual

saham, untuk berinvestasi dalam bentuk deposito. Berdasarkan hukum

permintaan-penawaran, jika banyak pihak menjual saham, cateris paribus, maka harga saham

akan turun.

2. Risiko Pasar.

Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return

suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh

berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi

oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan

(30)

3. Risiko Inflasi.

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang

telah diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko

daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan

premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya.

4. Risiko Bisnis.

Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai

risiko bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri tekstil,

akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.

5. Risiko Finansial

Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan

utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan

perusahaan, semakin besar resiko finansial yang dihadapi perusahaan.

6. Risiko Likuiditas.

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan

perusahaan bisa diperdagangkan dipasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas

diperdagangkan , semakin likuid sekuritas tersebut, demikian sebaliknya. Semakin

tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi

perusahaan.

7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang.

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara

(31)

sebagai risiko mata uang (currency risk) atau risiko nilai tukar (exchange rate risk).

8. Risiko Negara (country risk)

Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan

dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroprasi diluar

negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting

diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.

2.2.4.5. Analisis Risiko Portofolio

Dalam menejemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko

sebagai akibat penambahan sekuritas ke dalam portofolio. Konsep ini merupakan

konsep yang sangat penting dalam pemahaman risiko portofolio. Konsep ini

menyatakan bahwa jika kita menambahkan secara terus-menerus jenis sekuritas ke

dalam portofolio kita, maka manfaat pengurangan risiko yang kita peroleh akan

semakin besar sampai mencapai titik tertentu di mana manfaat pengurangan tersebut

mulai berkurang.

konsep ini sejalan dengan law of large number dalam statistik, yang

menyatakan bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin besar kemungkinan

rata-rata sampel mendekati nilai yang diharapkan dari populasi. Pengurangan risiko dalam

portofolio juga hampir sama dengan prinsip asuransi, dimana dalam prinsip ini

perusahaan asuaransi akan mengurangi risiko dengan membuat sebanyak mungkin

polis asuransi..(Tandelilin, 2001:57).

(32)

Dalam konteks manajemen investasi risiko merupakan besarnya

penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)

dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Semakin

besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat resikonya.

Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh bisa

menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Alat

statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebut adalah varians atau

deviasi standar. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar

penyimpanganya.(=resikonya semakin tinggi).

Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko

dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker)

2. Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality)

3. Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter).

Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan investor yang

apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat

pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka

mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar. Biasanya investor jenis ini

bersikap lebih agresif dan sprkulatif dalam mengambil keputusan investasi.

Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) merupakan investor yang

akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan

(33)

dalam mengambil keputusan investasi.

Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter). Merupakan investor

yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat

pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka

mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini

cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan

investasinya.(Halim abdul, 2003:38.)

2.2.5. Saham

Saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan suatu perseroan terbatas

(PT) atau yang biasa disebut emiten. Pemilik saham adalah juga pemilik sebagian dari

perusahaan tersebut. Ada dua macam saham yaitu saham atas nama dan saham atas

unjuk. Sekarang ini, saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas

nama, yaitu saham yang nama pemilik tertera di atas saham tersebut.

2.2.5.1. Bentuk-bentuk Saham

Ada dua bentuk saham yaitu (Jogiyanto, 2000:67):

1. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak istimewa

dibandinkan pemegang saham biasa. Hak-hak istimewa tersebut

tergantung perjanjian kontrak dengan manajemen. Ada beberapa

karakteristik dari saham preferen :

(34)

Hak preferen terhadap deviden merupakan hak untuk menerima

deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham.

b. Preferen pada waktu likuiditas.

Preferen pada waktu likuiditas merupakan hak saham preferen untuk

mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan

dengan saham biasa pada saat terjadi likuiditas.

2. Saham Biasa

Saham biasa merupakan suatu saham yang sudah dikenal di masyarakat,

yaitu suatu saham menyatakan bahwa pemilik atau pemegang saham

adalah pemilik sebagian perusahaan. Hak-hak pemegang saham perlu

dipahami oleh investor agar terhindar dari praktik yang merugikan. Ada

beberpa hak yang dimiliki oleh saham biasa, yaitu :

a. Hak Kontrol

Hak kontrol saham merupakan hak pemegang saham biasa untuk

memilih pimpinan perusahaan.

b. Hak menerima pembagian keuntungan

Merupakan hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian

dari keuntungan perusahaan.

c. Hak Premptive

Merupakan hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang

sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk

(35)

melindungi harga saham dari penurunan nilai.

2.2.5.2. Nilai Buku, Harga Pasar, dan Nilai Intrinsik.

Nilai buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang bersangkutan.

Oleh karena itu, sebelum investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham,

mereka haarus mempeerkhatikan nilai buku saham yang bersangkutan dan

menbandingkan dengan harga yang ditawarkan. Nilai buku saham mencerminkan

nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis

yang dimilikinya. Nilai buku saham beresifat dinamis tergantung pada perubahan

nilai kekayaan bersih ekonomi pada suatu saat.

Nilai buku per lembar saham biasa adalah nilai kekayaan bersih ekonomis

dibagi dengan jumlah lembar saham biasa beredar. Kekayaan bersih ekonomis adalah

selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga pasar adalah harga yang

terbentuk di pasar jual beli saham. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham

yang seharusnya terjadi.

Umumnya harga pasar saham berbeda dengan nilai buku saham. Makin

sedikit informasi yang dapat diperoleh untuk menghitung harga saham, semakin jauh

perbedaan tersebut. Terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke Bursa Efek, maka

harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikoligis pembeli atau

penjual (tindakan irasional). Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya perusahaan terbuka setiap saat memberi informasi yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi

(36)

Dari ketiga nilai tersebut,investor sangat berkepentingan terhadap harga pasar

dan nilai intrinsik sebagai dasar dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual

saham. Secara sederhan dapat dinyatakan bahwa, apabila harga pasar lebih besar dari

nilai intrinsiknya, maka saham tersebut layak dijual, karena overvalued. Sebaliknya

apabila harga pasar lebih kecil dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut layak

untuk dibeli, karena undervalued.(Halim abdul,2003:16)

2.2.5.3. Kapan Saham Dijual dan Kapan Saham Dibeli.

Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh

perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya, dengan kriteria

sebagai berikut:

a) Jika harga pasar saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut

sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh

capital gain jika kemudian harganya kembali naik.

b) Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan

melakukan transaksi. Karena saham tersebut dalam keadaan keseimbangan,

sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian atau

penjualan saham tersebut.

c) Jika harga pasar saham lebih besar dari nilai intrinsiknya, maka saham

tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya

kemudian akan turun menyesuaikan dengan nilainya.

(37)

dipraktikkan. Kesulitanya adalah dalam menentukan nilai intrinsiknya. Oleh karena

itu, proses penghitungan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.(Halim

abdul,2003:27)

2.2.6 Efisiensi Pasar modal.

2.2.6.1 TEORI RANDOM WALK.

Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham

tergantung pada informasi baru (new information) yang akan diterima, tetapi

informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterimanya sehingga informasi baru

dan harga saham tersebut disebut unpredictable. Apakah informasi tersebut bersifat

kabar buruk (bad news) ataukah kabar baik (good news) juga tidak diketahui. Apabila

sudah diketahui, maka informasi itu disebut sebagai informasi sekarang (today’s

information) dan segera akan mempengaruhi harga saham sekarang. Akan tetapi,

tidak ada satu un pihak yang dapat terus-menerus menebak dengan benar harga

saham pada esok hari karena informasi baru untuk esok hari tidak dapat diketahui

pada hari ini. Perkiraan harga saham esok harus dapat dilakukan pada hari ini

berdasarkan informasi hari ini, tetapi tidak menjamin kebenarannya.

Bad news berarti bahwa informasi akan berdampak negatif terhadap harga

saham, yaitu penurunan harga saham. Contoh bad newsi adalah kenaikan drastis

tingkat suku bunga bank, kenikan drastis harga bahan bakar, kenaikan inflasi yang

tajam, dan pabrik emiten terbakar habis. Contoh good news mencakup kenaikan tajam

(38)

bersifat amiguitas tergantung pada bidang usahanya. Misalnya, kenaikan kurs valuta

asing dipandang menguntungkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang ekspor,

tetapi merugikan perusahaan yang bergerak di bidang impor atau debitor valuta asing.

Harga saham dipasar bukan saja dipengaruhi oleh psikologi masa investor, bad news,

atau good news, tetapi juga oleh hasil analisis para investor.

Harga saham di pasar saham merupakan harga konsensus di antara para

investor, dan harga suatu saham dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari dengan

rentang lebar antara harga pasar terendah harga pasar tertinggi. Rentang harga pasar

yang lebar mengindikasikan bahwa harga pasar tidak mencerminkan semua informasi

yang diperoleh investor atau dengan kata lain, pasar tidak efisien. Dalam pasar yang

efisien, fluktuasi harga sangat tipis. Perbandingan antara harga saham di pasar dan

nilai intrinsik saham mencerminkan tingkat efisiensi pasar.(Samsul, Muhamad, 2006:

269)

2.2.6.2 Bentuk efisiensi pasar modal.

Profesor Eugene Fama membagi pasar dalam tiga tingkatan, yaitu:

1. The Weak Efficient Market Hypothesis. Efisieni pasar dikatakan lemah (

weak-form) karena dalam proses pengabilan keputusan jual-beli saha investor

menggunakan data harga dan volume masa lalu. Berdasarkan harga dan

volume masa lalu itu berbagai model analisis teknis digunakan untuk

menentukan arah harga apakah akan naik atau turun. Apabila arah harga akan

(39)

saham selalu berulang kembali, yaitu setelah naik dalam beberapa hari, pasti

akan turun dalam beberapa hari berikutnya, kemudian naik lagi dan turun lagi,

demikian seterusnya. Analisis teknik mempelajari pola pergerakan harga suatu

saham menurut setiap kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.

Kelemahanya adalah bahwa analisis itu mengabaikan variabel lain yang

mempengaruhi harga saham di masa datang sehingga kesalahan estimasi

harga sudah terjadi.

2. The Semistrong Efficient Market Hypothesis. Efisiensi pasar dikatakan

setengah kuat (semistrong-form) karena dalam proses pengambilan keptusan

jual-beli saham investor menggunakan data harga masa lalu volume masa lalu,

dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keungan, laporan

tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan

perundangan pemerintah, peristiwa politik, peristiwa hukum, peristiwa sosial

dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi perekooian nasional. Ini

berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan analisis

fundamental dalam proses menghitung nilai saham, yang akan dijadikan

sebagai pedoman dalam tawaran harga beli dan tawaran harga jual.

3. The Strong Efficient Market Hypothesis. Efisiensi dikatakan kuat (

strong-form) karena investor menggunakan data yang lebih lengkap yaitu, harga

masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi

yang tidak dipublikasikan secara umum. Contoh informasi privat adalah hasil

(40)

atau dibeli dari lembaga riset lainya. Penghitungan harga estimasi dengan

menggunakan informasi yang lebih lengkap ini diharapkan akan

menghasilkan keputusan jual-beli saham yang lebih tepat dan return yang

lebih tinggi. Kegiatan riset untuk menganalisis variabel-variabel yang

berpengaruh terhadap harga saham sangat penting dilakukan walaupun harus

mengeluarkan biaya riset yang tinggi, asalkan dapat meningkatkan return

perusahaan. Peningkatan returnn akan terjadi apabila kebijakan portofololio

atau pun keputusan jual-beli saham yang didasarkan pada hasil riset tepat

mengenai sasaran. (Samsul, Muhammad, 2006: 270-271)

2.2.6.3 Arti penting efisiensi pasar

Dewasa ini, laporan keuangan bukanlah satu-satunyan sumber informasi

dalam suatu perusahaan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk

melakukan penilaian kondisi suatu perusahaan yang tidak semata-mata terbentuk dari

informasi keuangan. Pertimbangan politis misalnya akan mempengaruhi secara

langsung terhadap perusahaan yang secara ekonomis dapat mempengaruhi

kelangsungan operasi perusahaan tersebut.

Dengan begitu banyaknya informasi yang perlu dipertimbangkan. Maka

efisiensi pasar menpunyai arti penting sebagai berikut ( sunariyah, 1992 : 100 )

1. Jika pasar efisien, para manajer perusahaan akan bekerja memperbaiki kinerja

perusahaannya. Ini berarti bahwa perusahaan dengan prospek yang bagus akan

(41)

yang kurang bagus, sahamnya akan dinilai pada harga yang rendah. Tinggi

rendahnya harga mencerminkan keyakinan investir pada perusahaan.

2. Pasar efisiensi digunakan untuk memperoleh biaya modal. Ini berarti bahwa

perusahaan dengan prospek tinggi akan memperoleh modal pada harga yang

wajar. Harga saham merupakan cermin tentang kondisi perusahaan.

3. Jika pasar efisiens, lembaga keuangan tidak akan khawatir tentang harga saham

dengan kata lain lembaga keuangan menaruh kepercayaan terhadap harga saham

yang berlaku dipasar modal.

4. Pada pasar efisiens, biaya iklan untuk saham baru kecil. Biaya iklan diperlukan

untuk melakukan penyebaran informasi mengenal saham dipasar, meskipun pada

pasar efisiens secara cepat informasi akan tersebar dan direfleksikan dengan harga

saham.

5. Pada pasar efisiens, para manajer tidak dapat memanipulasi teknik data akuntansi

atau prosedur-prosedur untuk memberi gambaran perusahaan yang berbeda.

Mereka dapat memanipulasi dengan mengumumkan laba perlembar saham yang

cenderung naik. Dengan laba yang meningkat, hal ini akan meningkatkatkan

harga saham dipasar.

6. Di pasar efisiens para infestor tidak memerlukan sumber informasi lain. Informasi

direfleksikan pada harga saham, investor tidak khawatir membeli saham pada

harga yang cukup optimistik. Mereka menilai harga yang Benar adalah seperti

yang mereka lihat dipasar.

(42)

1. Perkembangan ekonomi.

Dengan adanya pasar modal yang efisiens, pertumbuhan ekonomi akan lebih

terjamin dengan adanya pengalokasian dana dari sektor kurang produktif ke sektor

yang lebih produktif.

2. Perkembangan pasar modal.

Dengan mengetahui efisiensi pasar modal para kebijaksanaan dan pihak yang

menaruh kepentingan ( investor ) akan lebih dapat mengambil langkah-langkah

perbaikan

3. Perkembangan perusahaan /emiten.

Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, perusahaan dalam pengelolanya

lebih terarah dan dapat mengembangkan usahanya dengan tersedianya dana serta

lebih efisiens dalam memilih investasi.

4. Perkembangan pemodal/ investasi.

Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, para pemodal / investor tidak akan

ragu-ragu membeli saham dan instrument lainya dipasar modal .

2.2.7. Informasi dalam kaitanya dengan efisiensi pasar.

Informasi merupakan unsur penting bagi dunia usaha karena informasi pada

hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa

lalu. saat ini mupun keadaan masa yang akan datang dari suatu kehidupan suatu

perusahaan dan pasaran efeknya. Informasi merupakan faktor yang memberikan arti

(43)

informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor.

informasi ini oleh investor dipakai sebagai alat analisa untuk mengambil keputusan.

Dengan kata lain seorang investor akan membuat keputusan yang lebih baik jika

menggunakan informasi yang tepat.

Supaya informasi khususnya informasi yang menyangkut keungan dan

prestasi perusahaan bermanfaat, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (

Panji dan Ninik, 1992 : 73 ).:

1 Relevan

Informasi yang relevan adalah informasi yang berhubungan dengan tindakan

yang direncanakan untuk dicapai.

2. Akurat.

Pada dasarnya sifat ini berkaitan erat dengan pengukuran dan pemrosesan

informasi yang bebas dari kesalahan adalah informasi yang akurat

3. Konsisten / komparabilitas.

Informasi diperlukan karena adanya ketidak pastian. Ketidak pastian berkaitan

erat dengan waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Kualitas informasi akan

bertambah jika informasi tersebut dapat di pertimbangkan dari waktu ke waktu atau

dengan informasi lain.

4. Obyektifitas

Obyektifitas ini berkaitan dengan pengukuran yang dapat di ulang oleh pihak

lain yang independen denagn menggunakan metode pengukuran yang sama.

(44)

Ketepatan waktu ini berkaitan dengan umur informasi. Umur informasi sangat

mempengaruhi kualitas informasi.

6. Dapat di mengerti.

Sifat ini berhubungan dengan kemampuan pemakai untuk dapat menangkap

pesan yang disampaikan. Informasi akan bermanfaat kalau pemakai dapat mengerti

makna yang terkandung di dalamnya.

Keputusan dalam investasi berkaitan dengan informasi. hasil keputusan di

tentukan oleh informasi yang di miliki decisioan maker terlebih-lebih keputusan

investasi dalam instrumen pasar modal, peranan informasi sangatlah vital. Juga

eksistensi pasar modal sangatlah tergantung pada informasi ini. pasar yang efisien

secara informasi merupakan pasar yang adil dikatakan adil karena diharapkan semua

pelaku pasar mendapatkan informasi yang sama, sehingga tidak ada investor yang

dapat menikmati abnormal return di atas kerugian investor lainnya. Informasi yang

relevan telah dicerminkan dalam harga saham tersebut. sehingga semakin cepat

informasi baru tercermin pada harga saham makan semakin efisien pasar tersebut.

2.2.8 Karakteristik Pasar Modal Efisien.

Menurut kualifikasi pada pasar modal efisien, efisiensi pasar menununjukan

suatu tingkatan. Tingkatan-tingkatan karakteristik suatu pasar efisien akan bervariasi

dari suatu pasar modal ke pasar modal lain. Beberapa karakteristik pasar modal

(45)

1. Harga saham akan merefleksikan secara cepat dan akurat terhadap semua

bentuk informasi baru.

2. Harga saham bersifat random, jadi harga tidak mengikuti beberapa

kecenderungan maupun informasi masa lalu untuk digunakan menentukan

kecenderungan harga.

3. Saham-saham yang menguntungkan ( profitabilitas ) tidak mudah untuk

dipredikisi. Karena harga saham dipasar selalu merefleksikan informasi yang

akan datang jadi para analis dan investor mempunyai kesiapan informasi

dalam menentukan harga saham. disamping itu mereka tidak menggunakan

informasi yang dipublikasiakan untuk memprediksikan return atau profit

dari pasar modal.

2.2.9 Saham Loser dan Saham Winner

Hasil penelitian mengenai pola perubahan return saham di pasar modal

memberikan kesimpulan yang berbeda-beda dan beragam. Dalam artikelnya De

Bondt dan Thaler (1985) (di kutip dalam jurnal “Over reaksi pasar terhadap harga

saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta” Rahmawati dan Tri

Suryani.2005.) menyatakan bahwa penelitian mereka membuktikan bahwa

saham-saham yang sebelumnya berkinerja buruk (loser) selanjutnya membaik dan

sebaliknya saham-saham yang sebelumnya berkinerja baik (winner) selanjutnya

memburuk pada sekitar 36 bulan kemudian. Mereka menjelaskan fenomena harga

(46)

(overreact) dalam merespon suatu informasi. Kemudian pasar menyadarinya

sehingga melakukan koreksi pada periode selanjutnya. Ini berarti pasar tidak secara

total terdiri dari para investor yang rasional tidak emosional. Ini juga berarti bahwa

pergerakan harga saham yang diprediksi berdasarkan kinerja masa lalu.

Penelitian mengenai keberadaan reaksi berlebihan seringkali menggunakan

data saham yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok saham (portofolio)

loser dan kelompok saham (portofolio) winner. Kelompok saham yang disebut loser

yaitu kelompok saham yang konsisten mengalami penurunan besar harga, sedangkan

kelompok saham yang disebut kelompok winner yaitu kelompok saham yang

konsisten mengalami kenaikan harga besar. Penyebab perubahan besar harga pada

saham golongan loser dan saham golongan winner, antara lain disebabkan karena

adanya informasi buruk (bad news) dan informasi bagus (good news) yang diterima

oleh para pelaku pasar, sehingga para pelaku pasar melakukan reaksi.

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal over rekasi pasar terhadap

harga saham perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia (Rahmawati dan Tri

suryani,2005) juga disebutkan bahwa saham yang mempunyai Average Abnormal

Return positif digolongkan portofolio winner. Sedangkan saham yang mempunyai

(47)

2.2.10 Return Saham 2.2.10.1 Pengertian Return

Return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor,

karena menginvestasikan dana dalam bentuk saham. Sebagai seorang investor yang

rasional, tentunya hasil pengembalian saham sangat diperhatikan sehingga

keuntungan atau kerugian dapat dipantau guna memperoleh kepastian bisnis. Return

merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2000: 107).

Menurut E. Tandelilin (2001:47), tujuan investor dalam berinvestasi adalah

memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor resiko yang harus dihadapiya. Return

merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga

merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang

dilakukannya.

Menurut Brigham dan Houston (2006:214), pengertian dari return adalah

konsep pengembalian yang memberikan cara yang mudah bagi investor menyajikan

kinerja keuangan dari suatu investasi. Sedangkan menurut Horne dan Wachowicz et.

al.(2005:144) mendefinisikan return sebagai pengembalian dari kepemilikan suatu

investasi dalam periode tertentu (misalnya 1 tahun) dalam bentuk pembayaran yang

diterima karena hak kepemilikannya, ditambah dengan perubahan dalam harga pasar,

yang dibagi dengan harga awal.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa return

saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas

(48)

Menurut Jogiyanto (2000:107), jenis return ada 2 macam, yaitu:

1. Return realisasi

Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung

berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan

sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.

2. Return ekspektasi

Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa

yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah

terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang

diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan

dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat ditulis rumus

(Ross et. al., 2003:385):

1

Selain return saham terdapat juga return pasar (Rm) yang dapat dihitung

(49)

1

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1

2.2.10.2 Sumber-sumber Return

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen yaitu (E.

Tandelilin, 2001:48):

1. Capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang

diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga

jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.

2. Yield merupakan return yang mencerminkan pendapatan atau aliran kas

yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau

bunga yield dinyatakan persentase dari modal yang ditanamkan.

2.2.10.3 Komponen Return dan Pengukuranya.

Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan yang

diperoleh dari investasi. Return ini dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah

terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan kedua return yang

(50)

Komponen return meliputi.:

1. Capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang

diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga

jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.

2. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor

secara periodik misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan

dalam persentase dari modal yang ditanamkan.

Dari kedua komponen tersebut return tersebut, selanjutnya dapat dihitung return total

dan rate of return sebagai berikut :

Return total = capital gain (loss) + yield

Rate of return = Cash payment received + price change over the period

Purchase price of security

Price change over the period bisa berupa angka negatif (-), nol (0), dan positif (+).

Sedangkan yield bisa berupa angka nol (0), dan angka positif (+).(Halim abdul, 2003:

(51)

Kerangka Konseptual

CC

Investor bereaksi dengan adanya isu yang bersifat dramatik dan tidak diantisipasi sebelumnya.

Permasalahan.

Apakah terdapat over reaksi pada harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia yang di tandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner

1. De Bondt dan thaler membagi portofolio dalam kelompok portofolio yang konsisten mendapatkan earning (winner) dan portofolio yang konsisten tidak mendapatkan earning (loser). Koreksi terhadap informasi tersebut pada periode berikutnya jika dalam jangka pendek reaksi dilakukan secaraq berlebihan, signifikan dan berulang inilah yang dikatakan overreaction.(Rahmawati dan Suryani, 2005, “Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.SNA VII Solo )

2. Dissanaike (1997) menyatakan jika investor secara rutin reaksi berlebihan terhadap informasi baru, harga saham yang biasanya cenderung loser akan berubah dan bergerak menjadi winner. (Rahmawati dan Suryani, 2005, “Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.SNA VII Solo )

3. Chan, chen dan Hseih (1985, mencoba menggunakan model APT, dan menemukan adanya peerbedaan return antara portofolio perusahaan besar dan portofolio perusahaan kecil,sebesar 1,5% per tahun. Perusahaan kecil umumnya mempunyai beta yang relatif lebih rendah sehingga estimasi return yang diharapkan dengan menggunakn CAPM juga akan lebih kecil. Oleh karena itu perbedaan return yang diharapkan denga return aktual akan cenderunng positif. (Tandelilin eduardus,2001:125).

Terdapat reaksi Pasar

Terjadi reaksi pasar dengan adanya portofolio loser mengungguli portofolio

winner (over reaksi)

Terjadi reaksi pasar tetapi portofolio

loser tidak mengungguli porto folio

winner

Paired Samples Test

Terdapat perbedaan Average abnormal return yang signifikan antara portofolio loser dan portofolio winner

(52)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, pokok permasalahan dan teori yang ada maka hipotesis

penelitian ini adalah:

1. Diduga ada over reaksi terhadap harga saham dapat dibuktikan dengan pola

average abnormal return portofolio loseryang mengungguli average

abnormal return portofolio winner

2. Diduga Terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan antara

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan permasa1ahan dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka

variabel-variabel yang akan dianalisis dapat dikemukakan sebagai berikut:

3.1.1. Variabel Terikat atau Dependen Variabel (Y)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel

bebas .Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah:

3.1.1.1. HARGA SAHAM (Y)

Merupakan pendapatan yang berhak diterima oleh seorang investor karena

mengidentifikasikan dana dalam bentuk saham. Variabel ini diukur dengan satuan

persen (%) dan skala pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio. (Jogiyanto,

(54)

3.1.2. Variabel Bebas atau Independen Variable (X)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau manjadi sebab timbulnya variabel

terikat . Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:

3.1.2.1. REAKSI PASAR (X1)

Pergerakan harga saham merupakan cermin dari respon investor terhadap

informasi-informasi yang berpengaruh terhadap saham. Informasi yang dianggap

negatif akan mendapat respon negatif berupa penurunan harga saham akibat adanya

aksi jual oleh para investor. Sebaliknya, informasi yang dianggap positif akan

mendapat respon positif berupa peningkatan harga saham akibat adanya aksi beli oleh

para investor.Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio (Jogiyanto,

2000:108).

ARt=Rit – Rmt

keterangan:

ARt = Return tidak normal ( abnormal return ) saham pada minggu ke t

Rit =Return rata-rata saham i pada minggu t

Rmt = Return pasar pada minggu.

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Dalam penelitian adalah perusahaan otomotif yang go public dan tercatat di

Bursa Efek Indonesia meliputi 13 perusahaan, yang terbagi dalam portofolio losser

(55)

3.2.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seluruh anggota

populasi atau disebut dengan sensus. Dimana populasi tersebut terbagi dalam sampel

saham pada periode pembentukan portofolio (tahun 2007) mempunyai Average

Abnormal Return Positif, sebanyak 9 sampel selanjutnya digolongkan portofolio

winner. Saham yang mempunyai Average Abnormal Return negatif sebanyak 4

sampel saham selanjutnya digolongkan portofolio loser..

Sampel yang dijadikan objek penelitian yaitu perusahaan otomotif yang aktif

diperdagangkan dari periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2007, yaitu:

1. PT ASTRA (ASII)

2. PT ASTRA OTO PARTS ( AUTO )

3. PT GAJAH TUNGGAL (GJTL)

4. PT GOOD YEAR (GDYR)

5. PT HEXINDO ADI PERKASA (HEXA)

6. PT INDO SPRING (INDS)

7. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL (IMAS)

8. PT INTRACO PENTA (INTA)

9. PT NIPRESS (NIPS)

10. PT PRIMA ALLOY STELL (PRAS)

11. PT SELAMAT SEMPURNA ( SMSM )

12. PT SUGI SAMA PERSADA ( SUGI )

(56)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh atau diambil dari informasi pihak lain yang

mempunyai keterkaitan dengan masalah penelitian ini. Data yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di Bursa

Efek Indonesia meliputi Laporan harga saham dan laporan keuangan perusahaan

otomotif yang go publik di Bursa Efek Indonesia dari Januari 2007 sampai dengan

Desember 2007 yang diperoleh dari Internet dengan situs www.finance yahoo.com

3.3.1.1 Sumber Data

Dalam pengumpulan data yang diperlukan penulis melakukan prosedur

sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan

pencatatan baik yang disediakan sendiri maupun diminta dari dokumen Bursa Efek

Indonesia yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yang diambil

Indonesia Capital Market.

(57)

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

rumus Jogiyanto (2000) sebagai berikut :

ARt=Rit – Rmt

Pit-1: Harga penutupan (closing Price) saham i pada waktu t-1

(58)

IHSG 1: IHSG (closing price) saham pada waktu t

CARi,t = Cumulative Abnormal Return saham i pada waktu t

ARi,t = Abnormal Return i pada waktu t

AARi,t = Average Abnormal Return saham pada waktu t

ARi,t = Abnormal Return i pada waktu t

(59)

3.4.2. Uji Hipotesis

Prosedur pengujian hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Paired Samples Test ( Uji beda dua rataan populasi yang tidak seragam )

Pengujian beda rataan dua populasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah

rataan kedua populasi tersebut berbeda nyata ataukah tidak. Dalam hal ini

populasinya yaitu perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesai

sedangkan Sampel saham pada periode pembentukan portofolio (tahun 2007)

mempunyai Average Abnormal Return Positif, sebanyak 9 sampel selanjutnya

digolongkan portofolio winner. Saham yang mempunyai Average Abnormal Return

negatif sebanyak 4 sampel saham selanjutnya digolongkan portofolio loser..

Berdasarkan informasi di atas pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Ho : µ1 - µ2 = do (do = Konstanta )

2. H1 : (a) µ1 - µ2 < do

(b) µ1 - µ2 > do

(c) µ1 - µ2± do

Keterangan :

µ1 : portofolio winner

µ2 : portofolio loser

(60)

4. Wilayah Kritis :

Kedua populasi tidak seragam: t hitung =

(

)

Kesimpulan Terima H1 kalau Zhitung atau thitung jatuh pada wilayah kritis dan

kalau jatuh di luar wilayah kritis terima H0. (Lungan,2006:251-253)

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia

Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

memperjualbelikan produk yang berupa dana yang bersifat abstrak dan berupa lembar

surat berharga dalam bentuk konkritnya di bursa efek. Bursa efek dalam arti

sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk

mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui

wakilnya.

Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari

pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak yang membutuhkan dana. Ada

tiga aspek dasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia, yaitu: mempercepat

proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikian saham-saham perusahaan,

pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham, menggairahkan

masyarakat dalam mengerahkan dana untuk digunakan secara produktif.

Pasar modal Indonesia sudah dimulai sejak jaman pemerintahan kolonial

Belanda. Perdagangan sekuritas dimulai dengan pendirian bursa di Batavia pada

tanggal 14 Desember 1912 yang merupakan cabang dari Amsterdamse

Effectenbuerus. Surat berharga yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi

Gambar

Tabel 1.1. Data Reaksi Harga Saham 13 Perusahaan Otomotif periode Januari 2007
Tabel 4.3 Perusahaan yang termasuk portofolio losser :
Gambar 4.1 Grafik AAR portofolio winner dan portofolio loser
Tabel 4.4 periode-periode terjadinya average abnormal return  portofolio
+2

Referensi

Dokumen terkait

RAYDIAN HERLAMBANG - 11512067 48 ruang-ruang yang ada dibagi menjadi 4 (empat) zona besar, yaitu: zona embarkasi, zona debarkasi, zona pengelola terminal dan penunjang.. Akan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, sebagai usaha untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran

Penelitian ini penulis melakukan studi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang konkret tentang penerapan metode resource based learning bagi siswa Slow Learner dalam

Penelitian yang berjudul kajian faktor-faktor penyebab perkawinan usia muda dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Lebakwangi Kecamatan Pagedongan

Keberatannya adalah akibat hukum pada peristiwa hukum yang berasal dari bukan perbuatan hukum pada dasarnya tidak didasarkan pada kehendak pihak-pihak yang

Pengujian terhadap indikator stochastic oscillator dari program menggunakan lima saham yaitu BTEL (Bakrie Telecom Tbk), AALI (Astra Agro Lestari), UNVR (Unilever Indonesia

Hasil identifikasi terhadap potensi&amp;dam yang ada di Ponten &#34; Assyifa &#34; dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sraoa prasarma maka pontren kami memilih

Setelah menerima arahan saya untuk membeli emas, Bank hendaklah merekodkan dalam GIA melalui CIMB Clicks kuantiti emas yang dibeli dalam gram, harga emas yang dibeli dalam