• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP BRANDSWITCHING (Studi Kasus pengguna Internet Service Broadband Provider Lain Yang Sebelumnya pengguna Internet Service Broadband “Telkomsel Flash” Di Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP BRANDSWITCHING (Studi Kasus pengguna Internet Service Broadband Provider Lain Yang Sebelumnya pengguna Internet Service Broadband “Telkomsel Flash” Di Surabaya)."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

BRANDSWITCHING

(Studi Kasus pengguna Internet Service Broadband Provider Lain Yang Sebelumnya

pengguna Internet Service Broadband “Telkomsel Flash” Di Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

0612015020/FE/EM

MOHAMMAD FARIDUL IKHWAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN KEBUTUHAN

MENCARI VARIASI TERHADAP

BRANDSWITCHING

(Studi Kasus pengguna

Internet Service Broadband

Provider Lain Yang Sebelumnya

pengguna

Internet Service Broadband

“Telkomsel Flash” Di Surabaya)

Disusun oleh :

0612015020/FE/EM

MOHAMMAD FARIDUL IKHWAN

Telah dipertahankan dihadapan

Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteraran” Jawa Timur

Pada tanggal, 21 Mei 2010

Pembimbing : Tim penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Drs. Ec. Pandji Soegiono, MM

Sekretaris

Dra.Ec.Hj.Nur Mahmudah,MS

Anggota

Dra.Ec.Hj.Malicha

Drs. Ec. Pandji Soegiono, MM

Mengetahui

Dekan

Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteraran” Jawa Timur

NIP. 030 202 389

(3)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul :

“PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN

DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP

BRANDSWITCHING”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala

ketulusan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Pandji Soegiono, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama

Skripsi peneliti, yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan bimbingan

(4)

ii

5. Segenap Staff Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur yang telah memberikan banyak

pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Untuk kedua orang tua, pembina dan kakakku, terima kasih atas segala doa

yang dipanjatkan siang dan malam kepada Tuhan Yang Maha Esa, terima

kasih atas dukungan materiil, pengertian, dan kasih sayang yang telah

diberikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang tersusun dalam skripsi

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran tetap peneliti

butuhkan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat memberikan sumbangan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Surabaya, Mei 2010

(5)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

...

i

DAFTAR ISI

...

iii

DAFTAR TABEL

...

vi

DAFTAR GAMBAR

...

vii

ABSTRAKSI

...

ix

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...

1

1.2. Perumusan Masalah ...

12

1.3. Tujuan Penelitian ...

13

1.4. Manfaat Penelitian ...

13

BAB

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...

14

2.2. Landasan Teori ...

16

2.2.1. Pengertian Pemasaran ...

16

2.2.2. Konsep Pemasaran ...

17

2.2.3. Merek ...

21

2.2.4.Perpindahan Merek……… 25

2.2.4.1. Pengertian Perpindahan Merek………... 25

2.2.4.2. Faktor Mempengaruhi Perpindahan Merek ..

26

2.2.4.3. Indikator Brandswitching……… 27

2.2.5. Kebutuhan Mencari Variasi ……… ...

28

2.2.5.1. Indikator Kebutuhan Mencari Variasi ...

29

2.2.6. Kepuasan Konsumen………..

29

2.2.6.1. Pengertian Ketidakpuasan Konsumen………… 30

2.2.6.2. Indikator Ketidakpuasan Konsumen………... 33

(6)

iv

2.2.8 Hubungan Kebutuhan Mencari Variasi dan Perpindahan

Merek... 35

2.3. Model Konseptual………... ……….. 37

2.4. Hipotesis……… 38

BAB

III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...

39

3.1.1. Definisi Operasional ...

39

3.1.2. Pengukuran Variabel ...

42

3.2. Teknik Penentuan Sampel ...

42

3.2.1 Populasi ………..

42

3.2.2 Sampel ...

42

3.3. Teknik Pengumpulan data ...

43

3.3.1. Jenis data………

43

3.3.2. Sumber data ……… ..

44

3.3.3. Pengumpulan data ……….

44

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ...

44

3.4.1. Uji Normalitas dan Lineritas ...

46

3.4.2. Evaluasi Outliers ...

48

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity ...

50

3.4.4. Uji Validitas ………...

50

3.4.5. Uji Realibilitas ……… 50

3.4.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal…………

52

3.4.7. Pengujian Model dengan Two-Step Approach……...

52

3.4.8. Evaluasi Model ………..

53

3.4.9. Evaluasi Goodnes of Fit ………

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 58

(7)

v

4.1.2.

4.1.3.

Semangat Melayani Indonesia... 59

4.2.

Deskripsi Hasil Penelitian... 61

Bersama Melayani Indonesia... 60

4.2.1.

Karakteristik Responden... 61

4.2.1.1.

Deskripsi responden berdasarkan jenis

kelamin... 61

4.2.1.2.

Deskripsi responden berdasarkan Jenis

Pekerjaan... 61

4.2.1.3.

Deskripsi responden berdasarkan Usia... 62

4.3.

Deskripsi Hasil Analisis dan Uji Hipotesis... 62

4.3.1.

Asumsi Model... 62

4.3.1.1.

Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas... 62

4.3.1.2.

Evaluasi atas Outlier... 64

4.3.1.3.

Uji Validitas dan Reliabilitas... 64

4.3.2.

Pengujian Model Dengan One-Step Approach... 68

4.3.3.

Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal... 71

4.4.

Pembahasan... 72

4.4.1. Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen terhadap

Brandswitching... 72

4.4.2. Pengaruh Kebutuhan Mencari Variasi terhadap

Brandswitching... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...

75

5.2. Saran

...

75

DAFTAR PUSTAKA

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Provider dan Pasar Broadband Accsess ... 5

Tabel 1.2. Layanan Internet Service Broadband... 5

Tabel 1.3. Hasil Survei Pengguna Telkomsel Flash di Media Kaskus... 10

Tabel 3.1. Goodnes Of Fit Index... 54

Tabel 4.1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin... 61

Tabel 4.2.Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan... 61

Tabel 4.3.Identitas Responden Menurut Usia... 62

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Normalitas... 63

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Outlier Multivariate... . 64

Tabel 4.6. Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis67

Tabel 4.7.

Pengujian Reliability Consistency Internal... 66

Tabel 4.8. Construct Reliability & Variance Extrated... 68

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices... 69

Tabel 4.10. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices... 69

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. performance Telkomsel Flash……….. 11

Gambar 2.3. Model Konseptual... 37

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Ketidakpuasan

konsumen

...

45

Gambar 3.2 : Contoh Model Pengukuran Faktor Kebutuhan Mencari

Variasi... 47

(10)

viii

1. Kuisioner Penelitian

2. Data Hasil Kuisioner

(11)

ix

BRANDSWITCHING

(Studi Kasus pengguna

Internet Service Broadband

Provider Lain Yang Sebelumnya pengguna

Internet Service Broadband

“Telkomsel Flash” Di Surabaya)

Oleh :

Mohammad Faridul Ikhwan

ABSTRAKSI

Melihat begitu pentingnya informasi bagi masyarakat juga mendorong berbagai

telepon seluler untuk menempatkan layanan

internet service provider

sebagai salah satu

feature yang bisa menarik pembelian konsumen. Dan yang kian marak pada zaman sekarang

alat mencari informasi yang sering digunakan pada masyarakat adalah

internet broadband

accsess

. Dalam perkembangannya teknologi

internet broadband

sangat cepat sehingga

menyebabkan sebagian para pengguna mengganti berbagai merek akses

internet broadband

untuk mengikuti perkembangan tersebut. hal ini juga memunculkan berbagai indikasi

potensial dari perpindahan merek yang dilakukan penggunanya.Indikasi tersebut muncul

karena saat ini berbagai perusahaan penyedia internet bersaing karena penyedia

accsess

internet

menyediakan fasilitas internet bukan hanya digunakan sebagai alat mencari informasi

, namun fungsi internet telah bergeser dan menyentuh ke aspek – aspek sosial budaya

berkaitan dengan penggunanya,misalnya berbagai forum pertemanan seperti

Facebook,twitter,friendster,chating,

dan lainnya Berdasarkan latar belakang tersebut maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh ketidakpuasan konsumen dan

kebutuhan mencari variasi terhadap

Brandswitching

konsumen pada pengguna

internet

service broadband

Telkomsel Flash

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive

sampling

yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah

ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Teknik analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah SEM.

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation

Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan

hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Variabel ketidakpuasan konsumen tidak

berpengaruh terhadap

Brandswitching

pada pengguna

internet service broadband

Telkomsel

Flash, Variabel kebutuhan mencari variasi tidak berpengaruh terhadap

Brandswitching

pada

pengguna

internet service broadband

Telkomsel Flash.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Masyarakat selalu membutuhkan informasi dalam berbagai kepentingan.

Informasi-informasi yang didapatkan berhubungan dengan kepentingan yang

berbeda pada setiap orang. Ragam dari informasi ini berbeda sesuai dengan

pekerjaan, status dan lainnya. Informasi sebagai bentuk kebutuhan ini ternyata

disikapi oleh pelaku bisnis dengan menyediakan berbagai akses untuk

mendapatkan informasi. Media-media yang sudah umum digunakan masyarakat

untuk mendapatkan informasi ini adalah media elektronik (radio,

telivisi,internet,dan lainnya) dan media cetak (koran, majalah,dan lainnya).

Namun pada setiap media elektronik dan media cetak ada keterbatasan

dalam mencari informasi, hanya satu alat yang memberikan kemudahan dalam

mencari informasi tersebut yaitu internet. Karena teknologi tersebut memiliki

keunggulan sebagaimana keunggulan yang dimilki media elektronik maupun

cetak. Untuk itu ,internet merupakan salah satu solusi untuk bisa mendapatkan

informasi jauh lebih mudah dan ragam informasi yang banyak.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2007:4) bahwa media internet

mempunyai kemampuan menghadirkan multimedia , salah satunya materi audio

visual . Sehingga isu broadcast audio live ( radio online ) dalam dunia keradioan

yang semakin modern menjadi mengemuka. Melalui layanan baru ini di seminasi

( jangkauan ) informasi menjadi semakin luas dapat dicapai, serta mengubah

(13)

orang. Atau meminjam istilah Walter Lippmann (1946) media terus menerus

membangun gambaran dalam benak kita ( picture in our heart ). Apa yang

dilakukan oleh SS Media dengan mengadopsi Broadcast audio live melalui

internet di SS.net sebenarnya tidak lepas dari pendapat tersebut agar eksistensi

media ini tetap terjaga ( citra), semakin berkembang,bahkan mampu menjangkau

audience dimanapun mereka berada didunia.

Wacana sebuah media konvensional (radio)yang berkembang ke arah

media online dengan cara membuka website, pada akhirnya melahirkan

konvergensi. Sebuah intregasi antara media konvensional , telekomunikasi dan

teknologo informasi ( multimedia dan internet ) yang memudahkan akses

informasi bagaikan melalui jalan raya informasi bebas hambatan ( information

superhighway ). Konvergensi media juga telah mengubah komunikasi dari yang

sifatnya terbatas menjadi global. Tidak dibatasi wilayah, negara, bahkan bangsa.

Sehingga , globalisasi akibat internet ini memberikan kemampuan komunikasi

secara instan yang bisa meruntuhkan sekat privasi ( Hadi, 2007:4)

Selain itu, media internet juga tidak hanya bisa digunakan untuk

memenuhi kebutuhan informasi, namun juga bisa digunakan untuk melakukan

transfer data pada berbagai keperluan. Seseorang bisa membuat e-mail sebagai

salah satu media untuk bisa melakukan pengiriman data kepada pihak lainnya.

Selain itu, media Yahoo Messangger juga merupakan salah satu media untuk bisa

saling berinteraksi dengan lainnya.

Melihat begitu pentingnya informasi bagi masyarakat juga mendorong

berbagai telepon seluler untuk menempatkan layanan internet service provider

(14)

marak pada zaman sekarang alat mencari informasi yang sering digunakan pada

masyarakat adalah internet broadband accsess. Dalam perkembangannya

teknologi internet broadband sangat cepat sehingga menyebabkan sebagian para

pengguna mengganti berbagai merek akses internet broadband untuk mengikuti

perkembangan tersebut. hal ini juga memunculkan berbagai indikasi potensial dari

perpindahan merek yang dilakukan penggunanya.Indikasi tersebut muncul karena

saat ini berbagai perusahaan penyedia internet bersaing karena penyedia accsess

internet menyediakan fasilitas internet bukan hanya digunakan sebagai alat

mencari informasi , namun fungsi internet telah bergeser dan menyentuh ke aspek

– aspek sosial budaya berkaitan dengan penggunanya,misalnya berbagai forum

pertemanan seperti Facebook,twitter,friendster,chating,dan lainnya.

Berbagai bentuk merek akses internet broadband telah menjadi faktor

utama daya tarik pemilihan internet. Pengguna internet accsess memiliki ragam

kebutuhan dan keinginan untuk memiliki suatu internet yang memiliki berbagai

kemampuan .Juga intensitasnya tergantung dari orientasi secara kegunaan atu

sekedar tuntutan emosional. Artinya, perkembangan teknologi internet accsess

yang semakin pesat yang ditunjukkan dengan maraknya tipe – tipe baru yang

bermunculan di pasar sehingga konsumen hampir tertuju pada manfaat secara

emosional dan melupakan manfaat secara fungsional.

Dan sebagai sebuah produk teknologi maka setiap produsen internet

broadband tidak pernah akan berhenti untuk terus meningkatkan kemampuannya,

karena berhenti berinovasi berarti mati dan pasar akan direbut oleh produsen

merek lain. Persaingan di bidang teknologi mengakibatkan terjadinya proses

(15)

direncanakan maupun tidak, demikian pula hargapun relatif semakin murah

dibandingkan dengan teknologi yang ada didalamnya.

Dengan kata demikian siklus kehidupan produk (product life cycle) untuk

setiap tipe produk semakin pendek seiring dengan percepatan teknologi dan

persaingan diantara para produsen internet broadband. Bervariasinya merk, jenis

dan model internet broadband memberikan banyak pilihan kepada pengguna.

Namun demikian market leader adalah broadband internet broadband yang

memiliki keunggulan teknologi serta mampu memberikan variasi produk pada

berbagai segmen pasar potensial.

Mengingat banyaknya pilihan merek dan tipe internet broadband yang

ditawarkan di pasaran, serta sering berubahnya selera kosumen maka tidak jarang

dalam kurun waktu singkat seseorang pengguna berganti merek atau tipe internet

broadbandnya dari suatu merek ke merek lainnya.

Beberapa waktu lalu, beberapa operator telekomunikasi akhirnya

mendapatkan lisensi untuk penyelenggaraan layanan 3G di Indonesia. Dengan

demikian Indonesia mulai memasuki era 3G, menyusul 97 negara lain di dunia

yang telah mendahului, dengan lebih dari 200 operator. 3G adalah teknologi

generasi ketiga selular. Generasi 1 diwakili oleh teknologi AMPS (Advanced

Mobile Phone System) yang berkembang di Amerika Serikat dan TACS (Total

Access Communication Service) di Eropa. Teknologinya yang menggunakan

sistem analog ini baru bisa melayani komunikasi suara. Generasi 2, inilah

mulainya era GSM (Global System for Mobile Communication), telah

menggunakan teknologi digital dan bisa melayani komunikasi SMS (short

(16)

2.5, dengan kemampuan transfer data lebih besar, memperkenalkan layanan

GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data Rates for

GSM Evolution). Generasi 3 dengan sistem UMTS (Universal Mobile

Telecommunication System) dan WCDMA (Wideband - Coded Division Multiple

Access) sudah bisa melayani multimedia secara baik seperti internet dan video call

karena kemampuan transfer datanya bisa mencapai 2 Mbps. Hal paling menarik

dari generasi ketiga ini adalah kemampuannya dalam transfer data yang sangat

kencang. Karena itulah, 3G pun dapat digolongkan sebagai teknologi akses pita

lebar (broadband access).

Saat ini, provider dan pasar broadband access di Indonesia untuk

masing-masing jenis teknologi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1. Provider dan Pasar Broadband Accsess

Sumber : PCinstaller.com

Tabel 1.2. Layanan Internet Service Broadband

No Operator Seluler Layanan Internet Broadband

1 Simpati Telkomsel Telkomsel Flash Broadband 2 PT Excellcommindo  Dataplan Broadband

 XL Broadband

3 Indosat  IM3 broadband

 M2 broadband  MATRIX broadband  StarOne broadband  Mentari broadband 4 PT Telkom Indonesia  Flexy net Broadband

 Speedy Cable fiber optik 5 PT. Bakri Telecom Wimode broadband

(17)

Pengguna internet di Indonesia tahun 2006 mencapai 20 juta, 2007

diperkirakan 25 juta, dan 2008 diperkirakan 34 juta pengguna. Sedangkan

pelanggan internet di Indonesia pada 2006 mencapai sekitar 1,9 juta, 2007

diperkirakan 2,4 juta, dan 2008 diperkirakan sekitar 3 juta.(PCInstaller.com)

Dalam waktu singkat, pertumbuhan pasar 3G di Indonesia yang mencapai

500.000 pelanggan merupakan fenomena menarik. Pada akhir 2006 lalu

diperkirakan jumlah pelanggan 3G mencapai 1,7 juta. Selanjutnya tahun 2007

pelanggan 3G diperkirakan mencapai 3,7 juta pelanggan dan 2008 mencapai 6,7

juta pelanggan.Secara sekilas dapat terbaca bahwa jumlah pelanggan 3G telah

melampaui jumlah pelanggan internet. Jadi, andaikan pun seluruh pelanggan

internet menggunakan broadband, maka jumlahnya di bawah jumlah pelanggan

3G. Dan andaikan seluruh pelanggan 3G menggunakannya untuk akses internet,

maka jumlahnya telah melampaui pelanggan internet di Indonesia.

.(PCInstaller.com)

Akuisisi pasar 3G untuk layanan akses internet harus dibarengi dengan

penyediaan kemudahan di sisi pelanggan, misalnya pengadaan modem 3G dengan

berbagai pilihan slot PCMCIA atau USB atau ethernet untuk akses melalui laptop

secara mobile. Penyediaan paket-paket layanan khusus harus dibarengi dengan

penyediaan device khusus, seperti misalnya kamera 3G untuk monitoring

keamanan rumah, telepon umum 3G untuk daerah pedesaan, dan sebagainya.

Untuk itu, dengan sendirinya aplikasi di satu sisi juga perlu disediakan.Jadi, dua

hal yang perlu disiapkan secara simultan adalah kesiapan terminal/device dan

(18)

pelanggan broadband lainnya. Karena itu, personalisasi layanan adalah salah satu

kunci utama agar 3G bisa bertahan lebih lama. Karena, dalam hal ketersediaan

bandwidth, 3G tidak bisa cukup bersaing di masa depan yang sudah terbayangkan.

Begitu pula dalam hal kecepatan transmisi, 3G sudah kalah cepat dibanding

teknologi broadband wireless access lainnya yang jauh lebih kencang dan sedang

bergerak menuju kemampuan mobilitas yang lebih baik.

Namun disaat gencar – gencarnya produk internet access Broadband

Konsumen pada saat ini merasa kecewa dengan layanan telkomsel flash. Dimana

quota diturunkan dari 2GB menjadi 500MB. Data tersebut didukung dengan

sejumlah komplain dan pengaduan pengguna Telkomsel Flash dalam forum di

internet misalnya di harian Kompas tanggal 13 Oktober 2009, “ Winursieto, salah

seorang karyawan swasta, kian gemas dengan koneksi internet Telkomsel Flash

yang digunakannya. “Sudah sebulan ini internetnya lemot. Mau buka blog saja

susahnya setengah mati,” keluhnya. Padahal, sudah setahun lamanya Winur

menggunakan Telkomsel Flash paket unlimited 2 gigabyte (GB) seharga Rp

125.000sebulan.” Dari sejumlah media, Winur baru mengetahui kalau Telkomsel

memangkas bandwidth layanan internet dari sebelumnya 2 GB menjadi 500

megabyte (MB). “Ini sangat tidak adil, karena Telkomsel tidak memberi tahu

sebelumnya kepada kami. Sebagai konsumen, saya merasa sangat dirugikan,”

ucapnya.Jika tidak ada penjelasan dan perubahan yang dilakukan Telkomsel,

Winur berencana mengganti Telkomsel Flash dengan penyedia internet dari

operator lain. “Malas kalau dibohongi. Padahal, saya termasuk pelanggan setia,”

(19)

Salah satu contoh bentuk komplain pelanggan Telkomsel Flash di sebuah

forum internet, “Saya merupakan pengguna Telkomsel FLash Unlimited seharga

225rb/bulan dengan kuota 2GB.. Jujur saya merasa sangat tertipu dengan promosi

T-Flash yg menurunkan kuota menjadi 1GB tanpa pemberitahunan, menurut saya

penurunan kuota ini seharusnya dikompensasi dengan menurunnya tarif atau

perbaikan jaringan.. Namun yg saya rasakan justru sebaliknya, jaringan flash di

daerah Bogor sangat buruk! Kecepatan download hanya mancapai dibawah 5kb,

browsing membuka facebook dan google pun sangaat lama, jangan harap bisa

membuka situs youtube untuk video streaming, harus bersabar menunggu berjam

jam untuk menonton video yg durasinya ‘cuma’ 5 menit.

Seperti inikah layanan Telkomsel Menurunkan tarif seenaknya tanpa ada

pemeberitahuan ataupun perbaikan dan parahnya setelah dirugigan dengan

pembohongan kini kami juga dirugikan dengan kecepatan yg buruk? (padahal

tertera HSDPA, namun kecepatannya dibawah GPRS)”(www.komplain.com)

Dan” Hari ini saya betul betul kecewa dengan layanan telkomsel flash.

Dimana quota diturunkan dari 1GB menjadi 500MB. Itu Kata temen2 yang pake

flash. Kebetulan saya pake Telkomsel Cooporate yang quotanya lebih banyak

[3GB], meskipun untuk mendapatkan harus lewat perusahaan yang memesan

secara kolektif. Tapi, meskipun katanya quota nya 3GB. saya sudah kedodoran di

saat transfer data saya baru 800MB untuk kerja biasa tanpa aktifitas download

berarti. Meskipun quota diturunkan setengah, saya belum mencapai 1,5 GB

sekalipun.(www.widarta.com/read/2009)

Meskipun Telkomsel menawarkan kebijakan baru untuk mengembalikan

(20)

ternyata tidak mempan dengan rayuan tersebut. Bahkan ada yang mengaku akan

meninggalkan Flash.Ini terungkap dari kolom komentar pembaca di detikINET.

Misalnya, salah seorang pengguna Telkomsel Flash dengan identitas Fienso

mengaku akan meninggalkan Telkomsel Flash."tahu-tahu ada SMS ini,

sbelumnya gak dikasih tahu kalau disunat. Berlakunya pas G30SPKI. Pantes lelet,

trus normal. Wah bukan Telkomsel Flash lagi, telkomPLASPLOS. Memang

saatnya pindah ke lain hati," tulisnya.Komentar senada juga dilontarkan oleh

seorang pembaca yang menamakan dirinya 'pelanggan teraniaya'. Ia juga

mengaku tidak akan memperpanjang berlangganan Flash lagi. "akhirnya

memutuskan untuk tidak memperpanjang berlangganan FLASH lagi... tertipu

berat gw,, padahal waktu mo berlangganan di paksa deposit 500rb, n kalo di pake

3 bulan berarti masih ada sisa ya kan??!!! gpp itung2x bersedekah bagi fakir

miskin,, mudah2xan bermanfaat untuk menambah modalnya, n bisa meningkatkan

pelayanan terhadap konsumen, tanpa harus NGAKALIN..!!!!," ketusnya."gak niat

bikin promonya,...kenapa coba mesti bikin kecewa pelanggan coba cari provider

lain yg lebih mantabz aja ah..," ungkap seorang pelanggan lainnya yang bernama

Yulia. (www.detik.com)

Hal tersebut juga didukung dengan data dari harian Kompas elektronik

tanggal 13 oktober 2009 bahwa Ratusan pelanggan Telkomsel Flash meradang.

Mereka mengungkapkan kekesalannya melalui sejumlah forum di internet.

Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang memutuskan untuk berhenti jadi

pelanggan Telkomsel Flash. Buktinya adalah dengan menunjukkan scanner

(21)

Kemarahan pelanggan Telkomsel Flash itu memang beralasan.

Pemangkasan kuota bandwidth Telkomsel Flash ini sudah dilakukan per 1

September 2009. Misalnya saja, untuk paket Basic, pelanggan diberi kuota 500

MB dengan kecepatan maksimum 256 kilobyte per second (kbps), paket Advance

1 GB kecepatan maksimum 512 kbps, serta paket Pro kecepatan maksimum 3,6

megabyte per second (Mbps) untuk 2 GB. Sebelumnya, ketiga paket tadi

sama-sama punya kuota 2 GB. Bila penggunaan melebihi kuota, pelanggan tidak

dikenai biaya tambahan. Tapi, secara otomatis kecepatan internet akan berubah.

Sebagai contoh, paket Pro menjadi 128 kbps dan paket Basic serta Advance

menjadi 64 kbps.(www.kompas.com/read/2009)

Hasil survei sebuah media di internet Kaskus kepada anggotanya yang

berjumlah 301 orang yang juga pengguna Telkomsel Flash tentang fenomena

yang terjadi pada menurunnya layanan quota Telkomsel Flash :

Tabel 1.3. Hasil Survei Pengguna Telkomsel Flash di Media Kaskus

Alasan Frekuensi Persentase

Tetap menggunakan 28 9,30 %

Pindah ke ISP lain 163 54,15 %

Evaluasi 1 Bulan baru mempertimbangkan tetap

atau pindah 110 36,54 %

Sumber : www.kaskus.us/Showthread.php

Dari hasil data diatas menunjukkan bahwa ada indikasi terjadinya

Brandswitching pada pengguna Telkomsel Flash yang berjumlah 54,15 %.

Sehingga ketidakpuasan layanan pada konsumen yang dikarenakan menurunnya

layanan Telkomsel Flash menyebabkan terjadinya Brandswitching dan sangat

berdampak buruk bagi perusahaan yang hanya meningkatkan pemasaran tetapi

(22)

Berikut gambar performance flash yang makin kacau setelah penurunan

quota ini :

Gambar 1.1. Performance Telkomsel Flash

Sumber : Telkomsel, 2009

Dari gambar diatas, menunjukkan bahwa pihak-pihak yang ada di industri

ini, sebaiknya berhenti melakukan pemasaran offer selling yang hanya menggaet

pelanggan sebanyak-banyakanya tanpa melihat kapasitas yang dimiliki. Kalau

lebar pita data kurang maka hentikan dulu penjualan. Kasihan pelanggan setia

Telkomsel Flash harus susah payah bersabar diri, dari buruknya layanan yang ada.

Pelanggan barupun mungkin akan terakhir kalinya memakai layanan anda. Setiap

sen yang konsumen keluarkan berarti sebuah tanggung jawab perusahaan

Broadband Telkomsel Flash memberikan layanan yang bagus

Peralihan dari Telkomsel Flash ke pesaingnya disebabkan Telkomsel Flash

(23)

pengguna. Perilaku Brandswitching ini tidak terjadi dengan sendirinya namun

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah ketidakpuasan konsumen dan

kebutuhan mencari variasi merupakan alasan yang paling banyak disetujui oleh

konsumen sehingga melakukan perpindahan merek .Hal ini sebagaimana temuan

penelitian yang dilakukan Sellyana dan Dharmmesta (2002) yang menunjukkan

bahwa untuk lingkup produk shampo,pasta gigi,dan sabun mandi ,maka

kebutuhan mencari variasi dan ketidakpuasan konsumen ternyata mampu

mempengaruhi Brandswitching secara signifikan (p< 0,001) untuk ketidakpuasaan

konsumen dan (p<0,05)untuk kebutuhan mencari variasi. Meskipun terdapat

perbedaan obyek yang diteliti antara peneliti terdahulu dan penelitian sekarang,

namun terdapat kesamaan variabel yang digunakan yaitu Brandswitching,

kebutuhan mencari variasi,dan ketidakpusan konsumen

Untuk itu , penelitian ini akan difokuskan pada identifikasi pengaruh

kebutuhan mencari variasi dan ketidakpuasan konsumen terhadap perilaku

Brandswitching pada penggunaan internet service broadband . Hasil penelitian

ini dapat menjadi masukan untuk manajemen internet service broadband sehingga

terus bisa meningkatkan layanan internet kepada pengguna.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan di atas, maka masalah

yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ketidakpuasan konsumen berpengaruh terhadap Brandswitching pada

pengguna internet service broadband Telkomsel Flash ?

2. Apakah kebutuhan mencari variasi berpengaruh terhadap Brandswitching

(24)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pengaruh ketidakpuasan konsumen terhadap

Brandswitching pada pengguna internet service broadband Telkomsel Flash

2. Untuk menjelaskan pengaruh kebutuhan mencari variasi terhadap

Brandswitching pada pengguna internet service broadband Telkomsel Flash.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Bisa menambah pengetahuan penulis khususnya berhubungan dengan

Brandswitching sebuah merek dilihat dari dan karena faktor ketidakpuasan

konsumen dan kebutuhan mencari variasi

2. Manajemen perusahaan

Memberikan masukan untuk pengembangan berbagai kebijakan pemasaran

untuk meningkatkan loyalitas pelanggan

3. Bagi Universitas

Memberikan tambahan perbendaharaan kepustakaan khususnya yang

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan bauran pemasaran adalah

sebagai berikut :

1. Sellyana dan Dharmmesta dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,

Vol. 17, NO. 1, 2002, 91 -104 dengan judul : Pengaruh Ketidakpuasan

Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari

Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan

konsumen terhadap keputusan perpindahan merek yang dapat dijelaskan

pelanggan shampoo,pasta gigi dan sabun mandi. Mengetahui pengaruh

kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek

pelanggan shampoo,pasta gigi dan sabun mandi, Mengetahui karakteristik

kategori produk berpengaruh langsung kepada keputusan perpindahan

merek pelanggan shampoo,pasta gigi dan sabun mandi, Mengetahui

apakah ketidakpuasan konsumen dan karakteristik kategori produk

berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek yang dilakukan

konsumen tergantung pada kebutuhan mencari variasi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: ketidakpuasan konsumen

terhadap keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen

shampoo,pasta gigi dan sabun mandi ternyata berpengaruh langsung secara

(26)

kategori produk terhadap keputusan perpindahan merek yang dilakukan

konsumen shampoo,pasta gigi tidak berpengaruh secar signifikan kecuali

pada produk sabun mandi yaitu sebesar 0.096. Untuk kebutuhan mencari

variasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

perpindahan merek yang dilakukan konsumen shampoo,pasta gigi dan

sabun mandi yaitu sebesar 0,056 (shampoo), 0,003 (pasta gigi ), 0,000

(sabun mandi ).

2. Kiptiyah (1998), dengan judul : Pengaruh Kepuasan Konsumen

Karakteristik Kategori Produk Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap

Keputusan Perpindahan Merek, dapat disimpulkan bahwa keputusan

membeli kembali suatu produk yang sama berhubungan dengan perilaku

pembelian, dimana konsumen melakukan perpindahan merek, dipengaruhi

oleh variabel kepuasan konsumen. Karakteristik kategori produk, dan

kebutuhan dan kebutuhan mencari variasi. Dari penelitiannya jelas

menunjukkan bahwa kepuasan konsumen merupakan faktor yang penting

yang sangat mempengaruhi keputusan perpindahan merek secara

signifikan. Konsumen yang mendapatkan kepuasan atas produk yang

dibelinya cenderung melakukan pembelian ulang, produk dengan meek

yang sama. Sedangkan konsumen yang mengalami kepuasan pada masa

pasca-konsumsi memiliki kemungkinan besar akan merubah perilaku

keputusan belinya dengan mencari alternatif merek lain pada konsumsi

(27)

3. Roehrich, Gilles (2004) dengan judul : : “Konsep Pelanggan Inovatif dan

Pengukurannnya”

Sebagai suatu kekuatan yang mengarah ke perilaku yang inovatif seperti

mencari variasi . penelitian ini mencoba untuk mengambil bagian dari

masalah ini. Di bagian pertama, definisi teoritis berbeda gagasan . Bagian

kedua adalah ditujukan untuk menampilkan utama skala pengukuran yang

telah dirancang dengan tujuan untuk mengukur perilaku innovatif. ini

membantu dalam memahami mencari keragaman . Pendekatan untuk

inovasi Ini menimbulkan dua pertanyaan utama: (1) Apakah

konseptualisasi teoritis berbeda inovasi sama berlaku? (2) Apakah skala

benar-benar mengekspresikan setiap sudut pandang teoretis?. Hal ini

bahwa skala ini mungkin tidak sempurna.Dan hasilnya semua konsep

pengukuran mendukung terhadap perilaku innovative

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok

yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk meningkatkan

laba, aktivitas pemasaran memegang peranan penting dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kotler (1997 : 8) "Pemasaran

adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya ( individu

dan kelompok ) mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai

(28)

Jadi menurut definisi diatas, semua manusia harus menemukan

kebutuhanya dulu baru kemudian berusaha memenuhinya dengan cara

mengadakan hubungan dengan pihak lain. Pemasaran mencakup usaha

perusahaan yang dimulai dengan mengidentitikasi kebutuhan dan

keinginan konsumen, menentukan produk yang dapat memenuhi

kebutuhan konsumen, menentukan tingkat harga yang sesuai, menentukan

jenis promosi dan media promosi yang tepat, serta menentukan saluran

distribusi yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang

diinginkan. Sehingga pemasaran bukanlah hal yang sederhana yang hanya

sekedar menghasilkan uang.

Rangkaian kegiatan-kegitan pemasaran yang saling berhubungan

sebagai usaha untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan dengan

pasar sasarannya (target market) sehingga dikenal istilah manajemen

pemasaran.

Menurut Kotler (1997 : 13) "Manajemen Pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga dan promosi

serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

uang dan memuaskan tujuan individu organisasi.

Dari definisi diatas terdapat fungsi-fungsi manajemen meliputi

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan. Perencanaan

merupakan upaya pemeliharaan tindakan yang diikuti suatu usaha, juga

merupakan upaya untuk memutuskan sebelumnya apa yang dilakukan,

bagaimana, bila dan siapa yang akan melakukannya. Perencanaan

(29)

Penganalisaan merupakan fungsi yang penting sebagai dasar suatu rencana

yang dibuat dengan lebih matang dan tepat. Sedangkan pelaksanaan

merupakan tindakan yang diambil sesuai dengan rencana. Pengawasan

(Controlling) adalah pengukuran dan koreksi terhadap kegiatan para

bawahan untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu sesuai dengan

rencana.

2.2.2. Konsep Pemasaran

Pemasaran akan berhasil mencapai tujuannya apabila pemasaran

menitik-beratkan pada pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Kepuasan konsumen tersebut baru akan diperoleh apabila barang atau jasa

yang dibeli sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan konsumen.

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat tentunya membawa

dampak pada situasi persaingan yang semakin ketat pula. Untuk mengatasi

persaingan tersebut salah satunya dengan menggunakan konsep

pemasaran, karena konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan

kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Disinilah

pemasaran berperan untuk menjembatani permasalahan yang ada sehingga

memungkinkan bagi konsumen untuk membuat pilihan yang nantinya

akan coba dipenuhi oleh penjual.

Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:23), berpendapat bahwa

konsep pemasaran bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi tergantung

(30)

pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan oleh

para pesaing.

Konsep pemasaran merupakan suatu kunci atau keseluruhan sistem

untuk meraih tujuan perusahaan yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan usaha dalam merencanakan, menentukan hingga melaksanakan

kegiatan pemasaran.

Tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar konsep pemasaran

menurut Swastha dan Handoko (2006:6-8), meliputi:

a. Orientasi Konsumen

Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen

maka harus:

1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan

sasaran penjualan.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur,

menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah

laku mereka.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,

apakah pada mutu yang tinggi atau pada harga yang

murahserta model yang menarik.

b. Penyusunan kegiatan secara integral

Untuk memberikan kepuasan yang optimal, semua

(31)

juga berusaha untuk menghindari adanya pertentangan

didalam maupun diluar perusahaan dengan pasar. Semua

bagian yang ada dalam perusahaan harus menyadari bahwa

bahwa setiap perilaku dan pola pikir mereka sangat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan

dan mempertahankan pelanggan, jadi dapat dikatakan bahwa

setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan harus

mampu berkoordinasi untuk memberikan kepuasan kepada

konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

c. Kepuasan Konsumen

Faktor yang menentukan apakah dalam jangka panjang

perusahaan akan mendapatkan laba adalah tingkat kepuasan

konsumen yang dapat terpenuhi. Laba merupakan

pencerminan dari usaha perusahaan yang berhasil

memberikan kepuasan kepada konsumen, dimana perusahaan

dapat menyediakan atau menjual barang atau jasa yang paling

baik, yang sesuai dengan keinginan konsumen dan dengan

harga yang layak.

Berdasarkan pengertian diatas, konsep pemasaran

merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas

pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan

pasar, selanjutnya memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga

tercapai tingkat kepuasan yang melebihi dari kepuasan yang

(32)

Tetapi semenjak keruntuhan rezim Orde Baru, masyarakat semakin

berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya terhadap

perkembangan dunia bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan

mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Hal ini menuntut

para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin

bertanggungjawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh

keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk

memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. (Daniri,

2007:1)

2.2.3. Merek

Menurut American Marketing Associattion (dalam Kotler, 2000 : 460)

mendefinisikan merek sebagi berikut :

Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasidari

hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau

jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya

dari produk pesaing.

Keegan, Moriarty, dan Duncan (1995 : 318) mendevinisikan merek sebagai satu

kumpulan yang kompleks dari citra, janji, dan pengalaman dalam pikiran

konsumen yang menghadirkan janji oleh perusahaan tentang produk tertentu.

Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan

tampilan, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Nilai dari suatu merek muncul

dari presepsi dan asaosiasi positif yang dipegang oleh seseorang dan tidak hanya

terdiri dari idwe tentang fungsi perasaan dan asosiasi (Keegan, Moriarty, dan

(33)

Merek dapat memiliki enam tingkatan pengertian : (Kotler, 2000 : 460)

1. Atribut (attributes)

Suatu merek membawa atribut-atribut dalam benak konsumen Merek

mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes memberi kesan sebagi

mobil yang mahal, dibuat dengan baik, dirancang dengan baik, tahan lama,

bergengsi tinggi.

2. Manfaat (benefits)

Artribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan emosional.

Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional.

Atribut “mahal” mungkin diterjemahkan menjadi manfaat emosional.

3. Nilai (Value)

Merek yang menyatakan sesuatu tentang nilai yang dimiliki oleh produsen.

Jadi Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.

4. Budaya (culture)

Merek juga mewakili kriteria budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya

Jerman : terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

5. Kepribadian (personality)

Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang

memerintah (binatang), atauistana yang agung (obyek).

6. Pemakai (user)

Merek menunjukkan konsumen mana yang membeli atau menggunakn produk

(34)

Suatu merek mempunyai lima komponen (Assael, 1993 : 393-400)

1. Nama merek (brand name)

Nama merek merupakan indicator inti yang mendasar dari merek, basis

untuk kesadaran maupun usaha-usaha komunikasi. Bahkan sering kali

nama merek bisa menghasilkan asosiasi-asosiasi yang mampu

menggambarkan merek tersebut. Dengan kata lain, nama merek bisa

membentuk esesnsi dari konsep suatu merek (Aaker, 1997: 277).

2. Simbol (symbol)

Simbol adalah bagian yang penting dari suatu merek yang mempunyai

bentuk yang unik. Suatu simbol dapat mengkomunikasikan

asosiasi-asosiasi atau bahkan atribut-atribut yang spesisfik (Aaker, 1997). Sebuah

symbol bisa dengan sendirinya menciptakan kesadaran, asosiasi, dan rasa

suka atau perasaan mempengaruhi loyalitas atau kesan kualitas (Aaker,

1997: 294).

3. Pengemasan (the package)

Pengemasan mencakup kegiatan-kegiatan dalam mendesain dan

memproduksi kontainer atau pembungkus untuk suatu produk. Fungsi

utama kemasan adalah untuk membungkus dan melindungi produk. Selain

itu, kemasan juga berfungsi untuk menarik perhatian, menjelaskan produk,

hingga membuat penjualan (Aaker. 1997: 287)

4. The warranty

Pernyataan tertulis yang menggambarkan komitmen perusahaan untuk

(35)

5. Citra merek (brand image)

Keseluruhan kesan yang terbuentuk dalam benak konsumen oleh

karakteristik fisik merek, nama, symbol, keriaasan, dan reputasi untuk

jasa.

Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan

pamberian merek dapat menambah nilai produk tersebut (Kotler dan Amstrong,

1997: 267). Pemberian merek dapat bernilai bagi perusahaan dan pelanggan.

Keuntungan pemberian merek bagi perusahaan (Assael, 1993: 400) :

1. Bila nama merek diasosiasikan dengan produk yang sukses, hal ini akan

menarik loyalitas pelanggan

2. Merek yang telah membangun dasar loyalitas konsumen telah mempunyai

kekuatan.

3. Merek dengan loyalitas konsumen juga memlihara pendukung distribusi lebuih

mudah.

4. Merek yang kuat dapat diturunkan dengan menerapkannya pada spin-offs

dalam lini produk.

Keuntungan pemberian merek (branding) bagi konsumen

1. Nama merek mengidentifikasi manfaat produk sehingga konsumen

mengetahui apa yang akan mereka peroleh.

Konsumen tidak perlu kawatir tentang variasi dalam isi dan kualitas dari satu

pembeli ke pembelian berikutnya.

2. Branding memfasilitasi belanja.

Penghargaan nama merek mengijinkan konsumen untuk membeli dengan

(36)

3. Nama merek juga memberikan informasi kepada konsumen

Konsumen ingat rasa, isi, harga, dan kinerja suatu merek. Konsumen ingat

merek mana yang memuaskan mereka dan mana yang tidak. Karena hal inilah

branding membentuk kesempatan bagi konsumen untuk menjadi loyal pada

merek.

2.2.4. Perpindahan Merek

2.2.4.1. Pengertian Perpindahan Merek

Sumarketer, Senior Business Analyst, MarkPlus & Co dalam Ribhan

(2006:98) menyatakan bahwa Perpindahan Merek adalah perpindahan merek yang

dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan. Peralihan merek

(Perpindahan Merek) ditandai dengan keterlibatan yang rendah (low involvement).

Konsumen merupakan penerima informasi pasif (information catching) ketika

konsumen tersebut melihat iklan di televisi, surat kabar, majalah, dan media luar

ruang seperti spanduk, umbul-umbul, billboard, dan lain-lain. Promosi periklanan

(reminder advertising) menciptakan keakraban merek (brand familiarity) dan

bukan keyakinan merek (brand conviction). Melalui Personal selling, mengadakan

promosi penjualan dengan cara program bundling kartu perdana dengan merek

internet broadband tertentu, serta melakukan hubungan masyarakat (Humas)

dengan cara press release dan sponshorship juga dapat menciptakan keakraban

merek pada pengguna. Pemasar juga dapat melakukan strategi seperti menjaga

agar jangan sampai kehabisan stok. Sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih

ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menawarkan barang dengan harga

yang lebih rendah, kupon, sampel yang mengajak konsumen untuk mencoba

(37)

perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan pasar guna mengungguli

para pesaing dengan produk atau merek yang ditawarkan.

2.2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perpindahan Merek

Menurut Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108) bahwa tingkat

loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau tertarik pada merek -

merek apapun yang ditawarkan. Disebut konsumen Switcher atau price buyer

(Konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan

pembelian).Berdasarkan definisi tersebut. ciri yang paling nampak dari jenis

pelanggan ini adalah konsumen membeli suatu produk karena harganya murah.

Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu

merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan konsumen sebagai pembeli

yang sama sekali tidak loyal. Rangkuti (2002:61) dalam Ribhan (2006:108)

menjelaskan bahwa salah satunya faktor yang mempengaruhi brandswitching

adalah kinerja produk. Kinerja produk menunjukkan seberapa mampu produk

memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna, sehingga tinggi rendahnya

mempengaruhi terhadap perpindahan merek.

Menurut David A Aaker (1996) dalam Ribhan (2006:108): "There is a risk

that loyal customers can be enticed away by, a competitor If the performance Of

the product or service is not improved." Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat

dijelaskan bahwa terdapat suatu resiko dimana pelanggan yang loyal akan bisa

dipengaruhi pesaing jika penampilan produk atau layanannya tidak diperbaiki,

karena mungkin saja konsumen memindahkan pembeliannya ke merek lain yang

(38)

Pendapat ini juga menjelaskan bahwa diantara berbagai faktor yang bisa

menyebabkan perpindahan .merek diantaranya adalah resiko. Resiko yang

semakin besar dari penggunaan sebuah produk menyebabkan konsumen akan

mencari alternatif baru, dan berarti telah melakukan perpindahan merek.

Menurut David A Aaker (1996) dalam Ribhan (2006:108): "Active

management requires efforts to avoid distribution gaps or out-of-stocks that might

precipitate a decision to switch brands”. Berdasarkan pernvataan tersebut. dapat

dijelaskan bahwa tindakan manajemen lebih suka menghendaki usaha-usaha

untuk menghindarkan celah distribusi (out-of-stocks) yang mungkin dapat

mempercepat konsumen memutuskan untuk berpindah-pindah merek

(Perpindahan Merek). Promosi merupakan salah satu kegiatan strategik

pemasaran yang diyakini memiliki pengaruh terhadap keberhasilan pemasaran,

apakah itu untuk tujuan menaikkan penjualan, membentuk citra merek (brand

image building), mendorong konsumen untuk membeli suatu merek, dan tujuan

marketing lainnya. Selain itu, citra produk juga bisa memberikan pengaruh

terhadap perpindahan merek mengingat citra produk berhubungan erat dengan

pemenuhan kebutuhan psikologis, misalnya kebutuhan untuk bisa diterima umum,

kebutuhan untuk bisa dimasukkan dalam sebuah komunitas tertentu, dan lainnya.

2.2.4.3. Indikator Brandswitching

Mengukur intensitas pengguna broadband untuk beralih ke

pesaing. Untuk mengukur Brandswitching Menurut Aaker (1996:23)

(39)

1. Keinginan untuk mencoba merek lain

2. Persepsi bahwa merek lain Lebih menguntungkan

3. Persepsi bahwa merek lain memiliki kinerja yang lebih baik

2.2.5. Kebutuhan Mencari Variasi

Menurut Dharmmesta (2002) bahwa kebutuhan mencari variasi ini masih

terus terjadi selagi pasar masih banyak ditemukan produk sejenis yang seimbang

dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Identifikasi pelanggan yang suka

mencoba produk baru adalah penting bagi pemasar. Mereka biasanya disebut

sebagai penemu yang sangat mendukung keberhasilan sewaktu produk atau jasa

yang baru.Ciri kepribadian sangat penting untuk membedakan antara konsumen

penemu dan bukan penemu. Menurut Rogers (1983),konsumen penemu adalah

mereka yang pertama kali membeli suatu produk baru dan mereka hanya 2,5 %

dari seluruh konsumen aktual yang mengadopsi suatu produk.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam sellyana dan Dharmmesta

(2002:94) menyatakan salah satu faktor yang mendorong ciri kepribadian adalah

pencarian variasi yang baru. Beberapa tipe konsumen yang mencari variasi,

mempunyai ciri – ciri :

1. Perilaku beli eksploratori , merupakan keputusan perpindahan merek

untuk mendapatkan pengalaman baru dan kemungkinan alternatif yang

lebih baik.

2. Eksploratori yang dilakukan oleh orang lain , merupakan konsumen

mencari informasi tentang suatu layanan yang baru atau alternativ

(40)

3. Keinovatifan penggunaan, konsumen telah menggunakan dan

mengadopsi suatu produk dengan mencari produk yang lebih baru

dengan teknologi yang lebih tinggi seperti layanan internet yang

teknologinya berubah

2.2.5.1. Indikator Kebutuhan Mencari Variasi

Kebutuhan Mencari Variasi diukur mengunakan EAP (Exploratory

Acquisition Product ) oleh Baumgartner dan Steenkamp menurut Van

Trjip dan Steenkamp dalam Roherich (2004:674) yang telah di sesuaikan

dengan indikator:

1. Lebih suka merek yang belum pernah dicoba

2. Merasa tertantang jika membeli merek yang belum familiar

3. Meskipun menyukai merek tersebut, saya sering mencoba merek

yang baru

4. Tidak khawatir dalam mencoba merek baru

5. Merek tersebut tersedia dari sejumlah variasi

6. Menikmati peluang membeli merek lain.

2.2.6. Kepuasan Konsumen

Tjiptono ( 1995 : 28 ) Konsep kepuasan pelanggan pada dasarnya

menyangkut komponen dari kepuasan pelanggan tersebut, antara lain

adalah harapan dan kinerja / hasil yang dirasakan. Umumnya harapan

pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa

(41)

(barang atau jasa).Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi

pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang

dibeli.

Untuk menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang akan

dipuaskan bukanlah hal yang mudah, hal ini disebabkan karena kebutuhan

dan keinginan pelanggan selalu mengalami perubahan dari waktu ke

waktu. Jika pelanggan merasa puas, maka ada kecenderungan untuk

melakukan pembelian ulang.

Kurtz and Boone (1995), .customer satisfactionis the ability of

goods or services to meet or exceed buyer need and expectations. (p. 46).

Jika saat pelanggan membeli dan menggunakan suatu produk, dan mampu

memenuhi bahkan melampaui kebutuhan dan harapannya, maka akan

terjadi kepuasan. Kotler (2000), .customer satisfaction is a person’s

feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a product

perceived performances (or outcome) in relation to his or her

expectations. (p. 36). Kepuasan pelanggan atau pelanggan dapat diartikan

sebagai perasaan senang atau kecewa (ketidakpuasan) seseorang setelah

membandingkan kinerja (performance) produk dengan apa yang

diharapkan (expectation).

2.2.6.1. Pengertian Ketidakpuasan Konsumen

Menurut Kotler (1997) dalam Sellyana dan Dharmmesta (2002:94) bahwa

ketidakpuasan konsumen dapat timbul karena adanya proses informasi dalam

(42)

lalu dan masa sekarang untuk melihat merek – merek yang memberikan manfaat

yang mereka harapkan. Kepuasan konsumen adalah fungsi seberapa dekat

harapan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan atas produk

tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan konsumen, maka

konsumen akan mengalami ketidakpuasan. Konsumen membentuk harapan

mereka berdasarkan pesan yang diterima dari produsen. Jika produsen melebih –

lebihkan manfaat suatu produk, harapan konsumen tidak akan tercapai sehingga

mengakibatkan ketidakpuasan.Menurut Assael (1995) dalam sellyana dan

Dharmesta (2002:94) Hasil evaluasi merek yang dilakukan konsumen adalah niat

atau keinginan membeli, atau tidak membeli melalui proses pengambilan

keputusan yang kompleks.

Menurut Hanan and Krap dalam Samuel (2004:57), indikator pembentuk

kepuasan dikenal dengan “ The Big Eight “ yang terdiridari :

a) Kualitas produk

Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang

membentuk produk. Sehingga produk tersebut mempunyai nilai

tambah.

b) Hubungan antara nilai sampai pada harga

Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan

oleh perbedaan antara nilai yang diterimaoleh pelanggan dengan harga

yang dibayar oleh pelanggan terhadap suatu produk yang dihasilkan

(43)

c) Bentuk produk

Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu

produk yang menghasilkan suatu manfaat.

d) Keandalan

Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan

produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan.

e) Jaminan

Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk

pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap

produk yang rusak setelah pembelian.

f) Respon dan cara pemecahan masalah

Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari karyawan

dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh

pelanggan.

g) Pengalaman karyawan

Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan CV

Sarana Media Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang

berhubungan dengan pembelian.

h) Kemudahan dan kenyamanan

Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan

kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang

(44)

2.2.6.2. Indikator Ketidakpuasan Konsumen

Oliver (1980) dalam Wiley (2000:1) menyatakan: "Several

alternative explanations of consumer satisfaction have been advanced, but the

expectations- disconfirmation paradigm has been the most popular. This account

predicts that expectations and disconfirmation are the two variables that best

explain consumer satisfaction." Penjelasan ini mengacu pada definisi mengenai

kepuasan yaitu hasil perbandingan antara harapan dan realiasi layanan, sehingga

penentu dari ketidakpuasan pelanggan juga didasarkan pada gap (perbandingan)

antara harapan dan realsiasi.

Oliver (1980) dalam Wiley (2000:1) menyatakan: "Disconfirrnation can

be defined as the difference between expected and perceived product

performance, and expectations as predictions of future performance." Pendapat

ini menyatakan bahwa disconfirmation didefinisikan sebagai perbedaan

antara harapan dan realisasi kinerja produk, dan harapan untuk waktu yang

akan datang atas kinerja produk.

Wiley (2000:1) menyatakan: "The inclusion of expectations suggests that

products fulfilling high expectations are predicted to generate greater consumer

satisfaction than products that meet low expectations." Pendapat ini menjelaskan

bahwa pemenuhan harapan atas kinerja produk menentukan terhadap

tinggi rendahnya kepuasan pelanggan pada kinerja produk.

Dari dasar itu pengukuran indikator Ketidakpuasan dikembangkan dan

(45)

a) Kualitas produk

Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang

membentuk produk. Sehingga produk tersebut mempunyai nilai

tambah.

b) Hubungan antara nilai sampai pada harga

Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan

oleh perbedaan antara nilai yang diterimaoleh pelanggan dengan harga

yang dibayar oleh pelanggan terhadap suatu produk yang dihasilkan

oleh badan usaha.

c) Keandalan

Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan

produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan.

d) Jaminan

Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk

pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap

produk yang rusak setelah pembelian.

e) Respon dan cara pemecahan masalah

Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari karyawan

dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh

pelanggan.

f) Kemudahan dan kenyamanan

Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan

kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang

(46)

2.2.7. Hubungan Ketidakpuasan Merek dan Perpindahan Merek

Grove (2006:8) menjelaskan bahwa kepuasan konsumen bisa mengikat

emosional konsumen untuk tetap memilih produk bersangkutan. Kepuasan

konsumen menyebabkan konsumen selalu berusaha untuk mencari alternatif

sehingga akhirnya melakukan perpindahan merek.

Marit Aas (2005:6) menyatakan bahwa kekecewaan konsumen

berimplikasi pada buruknya reputasi perusahaan didukung oleh word of mouth

yang negatif. Akibat dari kekecewaan ini adalah perpindahan merek.

Menurut Athanassopoulos et al (2001) dalam Darmawan (2005 : 19)

menyatakan bahwa ada indikasi berbeda antara konsumen yang puas dan kosumen

yang kecewa.Konsumen yang puas tidak akan berminat berpindah ke merek lain.

Namun untuk konsumen yang kecewa kecenderungan berpindah ke merek lain

yang sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan kosumen memiliki

keterkaitan dengan perpindahan merek.

Menurut model Engel at aal (1993:53) dalam Darmawan (2005 : 19)

menyatakan hasil yang dirasakan oleh konsumen (outcome) berupa kepuasan atau

ketidakpuasan akan mempengaruhi evaluasi alternatif berdasarkan pengalaman

konsumsi untuk proses pemilihan merek selanjutnya. Hal ini dapat diartikan

ketidakpuasan juga mempengaruhi konsumen dalam proses perpindahan merek

selanjutnya

2.2.8. Hubungan Kebutuhan Mencari Variasi dengan Perpindahan Merek

Menurut Bilson Simamora (2004 : 22) dapat dijelaskan bahwa konsumen

(47)

pembaliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman

(Variety Seeking Buying Behavior ) . Didukung pendapat Assael (1994) Perilaku

variety seeking ini cenderung akan terjadi pada pembelian sebuah produk yang

menimbulkan resiko minimal yang akan ditanggung konsumen kurang memiliki

komitmen terhadap merek tertentu. Perilaku variety seeking ini akan

menimbulkan perilaku Brandswitching

Menurut Van Trijp,Hoyer, dan inman (1996) dalam Sellyana dan

Dharmmesta (2002:92) menyatakan perpindahan merek yang dilakukan

konsumen disebabkan oleh pencarian variasi. Dengan kepuasan konsumen

terhadap suatu produk tertentu akan menyebabkan perpindahan merek, dimana

untuk berpindah merek konsumen membutuhkan suatu variasi terhadap produk

yang kelak akan dipilihnya.

Menurut Jepshen (2008:3) bahwa perpindahan merek juga terjadi dalam

perilaku online. Ketika konsumen mengunjungi sebuah situs dan mendapati

produk yang berbeda mendorong konsumen untuk berkeinginan mencari variasi.

(48)

2.3 Model Konseptual

Model konseptual penelitian ini mengadopsi dari model penelitian yang

dilakukan oleh Sellyana dan Dharmmesta (2002) dengan ilustrasi sebagai berikut:

Gambar 2.3. Model Konseptual

Sumber : Sellyana dan Dharmmesta (2002) KETIDAK

PUASAN KONSUMEN (X1)

KEBUTUHAN MENCARI VARIASI

(X2)

(49)

2.4. Hipotesis

1. Diduga terdapat pengaruh positif antara ketidakpuasan konsumen terhadap

Brandswitching pada pengguna internet service broadband

2. Diduga terdapat pengaruh positif antara kebutuhan mencari variasi

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan perlu

diketahui beberapa definisi operasional yang berhubungan dengan penulisan

usulan penelitian yaitu :

1. Ketidakpuasan Konsumen (X1)

Mengukur seberapa tingkat ketidakpuasan pengguna Internet

Service Provider lain yang sebelumnya pengguna internet broadband

Telkomsel Flash dalam pengalamannya menggunakan Flash.   

Ketidakpuasan konsumen diukur menurut Hanan and Karp dalam Samuel

(2006 : 57) dengan indikator:

a) Kualitas produk

Yaitu menjelaskan mengenai kemampuan atau mutu Internet Service

Provider dalam ber – internet , mendwonload data , chatting, dan

uploud file .

b) Hubungan antara nilai sampai pada harga

Kesesuaian produk yang dihasilkan Internet Service Provider dengan

harga yang di keluarkan pengguna

c) Keandalan

Kemampuan kesesuaian kecepatan Internet Service Provider dalam

mendownload atau meng uploud file yang telah di janjikan Internet

(51)

d) Jaminan

Jaminan yang diberikan oleh Internet Service Provider kepada

pengguna.

e) Respon dan cara pemecahan masalah

Pelayanan karyawan Internet Service Provider dalam menanggapi

keluhan serta masalah pengguna .

f) Kemudahan dan kenyamanan

Segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh Internet

Service Provider dalam mengakses internet , download data , chatting

dan uploud file.

2. Kebutuhan Mencari Variasi (X2)

  Mengukur kebutuhan mencari variasi dalam kecenderung

konsumen yang mencari stimulasi dalam pembelian produk melalui

pilihan dan variasi produk yang inovatif serta merubah pembelian atau

pengalaman mengkonsumsi suatu produk internet broadband Telkomsel

Flash. Kebutuhan Mencari Variasi diukur dengan EAP (Exploratory

Acquisition

Product ) menurut Van Tjip dan Steenkamp dalam Roherich (2004:674)

dengan indikator:

a) Pengguna merasa lebih suka merek Internet Service Provider

yang belum pernah dicoba

b) Pengguna Merasa tertantang jika membeli Internet Service

(52)

c) Meskipun menyukai merek Internet Service Provider yang

sekarang, pengguna sering mencoba merek Internet Service

Provider baru

d) Pengguna merasa tidak khawatir dalam mencoba merek

Internet Service Provider baru

e) Merek Internet Service Provider tersedia dari sejumlah variasi

f) Pengguna menikmati peluang membeli merek Internet Service

Provider lain.

3. Branswitching (Y)

Mengukur intensitas pengguna broadband untuk beralih ke

pesaing. Untuk mengukur Brandswitching Menurut Aaker (1996:23)

dalam Ribhan (2006:112) dengan indikator :

a) Keinginan untuk mencoba layanan internet service broadband /

provider lain

b) Persepsi bahwa internet service broadband/provider lain Lebih

menguntungkan

c) Persepsi bahwa internet service broadband / Provider lain memiliki

(53)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval. sedangkan

teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang mempunyai

skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 7

Sangat tidak sesuai Sangat sesuai

Keterangan : Jawaban dengan nilai 1 berarti kecenderungan tidak sesuai

pertanyaan yang diberikan (negatif), jawaban dengan nilai antara 7

berarti sesuai pertanyaan yang diberikan (positif).

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki ciri-ciri atau

karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek

/ obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari

hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44). Populasi dalam penelitian ini

adalah keseluruhan pengguna Internet Broadband atau provider lain yang

sebelumnya pengguna internet broadband Telkomsel flash.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus

representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Metode

pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan

teknik Purposive Sampling ya

Gambar

Tabel 1.2. Layanan Internet  Service Broadband
Gambar 1.1. Performance  Telkomsel  Flash
Gambar 3.1 :  Contoh Model Pengukuran Faktor Ketidakpuasan konsumen
Gambar 3.2 :  Contoh Model Pengukuran Faktor Kebutuhan Mencari Variasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan adanya perancangan di gedung Puspa Iptek diharapkan dapat menjadi jawaban dalam usaha untuk melakukan komunikasi yang baik kepada setiap pengunjung

36 Maranatha Christian University In the fifth data, the word better is also made unfinished so that consumers do not know “ feel better than which situation ?” Thus,

For a large class of equations that we shall study in detail in the present book, we will find a number of “independent” solutions equal to the order of the differential equation..

Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah.. Nasional dan

The conclusion from this research is that the internet utilization has successfully improved the sector of entrepreneurship in Indonesia, using the case of Kampung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan Akuntansi, Pengalaman dalam Informasi Akuntansi dan Skala Usaha secara parsial dan simultan terhadap

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sejauh mana Iklan Layanan Masyarakat “ TIPS MELAWAN BERITA HOAX ” dapat memberikan informasi, sehingga masyarakat surabaya