• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Soal UKG/UTN Sertifikasi Guru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Soal UKG/UTN Sertifikasi Guru"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BERANDA SOAL UKG 2015

AGUS ZAINAL M, S.Pd (SDN GUDANG 2)

1. KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD

Berikut ini adalah Karakteristik Anak Usia SD dari segi Mental, yaitu...

a. Anak sudah memiliki gerakan yang bebas dan aman. Hal ini berguna untuk melakukan berbagai gerakan motorik kasar (jasmani) seperti memanjat, berlari dan menaiki tangga.

b. Anak dapat menunjukkan kreativitasnya dalam membentuk sesatu karya tertentu 

c. Anak mulai tidak suka terikat dengan orang dewasa

d. Anak menunjukkan tenggang rasa dan penghargaan terhadap teman Uraian:

Segi Mental

- Anak sudah mulai memahami beberapa konsep abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda

- Anak sudah dapat menghubungkan suatu objek atau kejadian dengan konsep tertentu yang bersifat abstrak. Misalnya tentang luas dan volume

- Anak dapat menunjukkan kreativitasnya dalam membentuk sesatu karya tertentu - Anak dapat menciptakan sesiatu bentuk/benda dengan menggunakan alat

- Anak dapat membuat gambar-gambar dengan menggunakan sudut perspektif sederhana - Anak dapat menampilkan sifat ingin tahu

- Anak dapat merumuskan dan menunjukkan pengertian terhadap sesuatu - Anak sudah dapat mengikuti peraturan yang berlaku umum

- Anak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, baik sendiri maupun kerja sama

- Anak dapat menunjukkan aktivitasnya dalam berbagai kegiatan sekolah maupun di lingkungannya - Anak dapat memperlihatkan insiatif dan alternative untuk memecahkan masalah-masalah tertentu 2. KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD

Berikut ini adalah Karakteristik Anak Usia SD dari segi Psikomotorik, yaitu...

a. Anak sudah dapat memakai pakaian dengan rapi 

b. Anak dapat menciptakan sesiatu bentuk/benda dengan menggunakan alat

c. Anak sudah mulai memahami beberapa konsep abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda d. Anak menunjukkan kepedulian terhadap orang lain

Uraian:

Segi Psikomotorik

- Anak sudah memiliki gerakan yang bebas dan aman. Hal ini berguna untuk melakukan berbagai gerakan motorik kasar (jasmani) seperti memanjat, berlari dan menaiki tangga.

- Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dan keseimbangan badan. Misalnya ketika berjalan atau berlari dengan berbagai pola

- Anak sudah dapat memperkirakan kegiatan/gerakan yang berbahaya dan tidak berbahaya - Anak sudah dapat memakai pakaian dengan rapi

- Anak sudah bias menunjukkan kebersihan dalam berpakaian, badan dan alat-alat yang dibawa 3 KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD

Berikut ini adalah Karakteristik Anak Usia SD dari segi Emosionalitas, yaitu...

a. Anak menunjukkan keceriaan dalam berbagai aktivitas bersama kelompok teman sebayanya  b. Anak dapat memperlihatkan insiatif dan alternative untuk memecahkan masalah-masalah tertentu

c. Anak sudah mulai memahami beberapa konsep abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda d. Anak dapat menampilkan sifat ingin tahu

Uraian:

Segi Sosial – Emosionalitas

- Anak mulai tidak suka terikat dengan orang dewasa

- Anak dapat menunjukkan penghargaan terhadap guru atau orang dewasa lainnya

- Anak dapat menunjukkan sikap empati terhadap suatu kondisi

- Anak menunjukkan keceriaan dalam berbagai aktivitas bersama kelompok teman sebayanya

- Anak dapat menunjukkan sikap marah dalam kondisi yang wajar

- Anak menunjukkan kepedulian terhadap orang lain

- Anak menunjukkan tenggang rasa dan penghargaan terhadap teman

- Anak menunjukkan rasa solidaritas terhadap teman sekelompoknya

- Anak telah memiliki kemauan untuk menceritakan sesuatu kepada teman-temannya

4 KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD

Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dan keseimbangan badan. Misalnya ketika berjalan atau berlari dengan berbagai pola adalah karakteristik perkembangan bahasa anak usia SD ditinjau dari segi ...

a. Mental

b. Psikomotorik 

(2)

Uraian: No. 2

5 KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD

Anak dapat menampilkan sifat ingin tahu adalah karakteristik perkembangan bahasa anak usia SD ditinjau dari segi ...

a. Mental 

b. Psikomotorik c. Sosial d. Emosional Uraian: No. 1

6 KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD

Anak dapat menunjukkan sikap marah dalam kondisi yang wajar adalah karakteristik perkembangan bahasa anak usia SD ditinjau dari segi ...

a. Mental b. Psikomotorik c. Kognitif

d. Emosional 

Uraian: No. 3

7 KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD

Faktor kendala yang mempengaruhi keterampilan berbahasa anak adalah sebagai berikut, kecuali... a. Jenis Kelamin

b. Keluarga

c. Keinginan dan Dorongan Komunikasi

d. Kebiasaan 

Uraian:

Faktor dan Kendala dalam Mempelajari Keterampilan Berbahasa : 1. Kesehatan.

2. Kecerdasan 3. Jenis kelamin 4. Keluarga

5. Keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi serta hubungan dengan teman sebaya. 6. Kepribadian

8 KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah

Tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal biasanya menggunakan metode membaca

a. Ejaan per ejaan 

b. Skimming c. Permulaan d. Cepat Uraian:

Metode membaca permulaan : 1) Metode Eja/alfabet

2) Metode Bunyi 3) Metode Suku Kata 4) Metode Kata 5) Metode Global 6) Metode SAS

9 KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah

Dalam pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa metode yang dapat digunakan, kecuali ... a. metode kupas rangkai suku kata

b. metode kata lembaga 

c. metode SAS d. metode eja Uraian: No. 8

10 KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah Berikut diberikan studi kasus :

Mula-mula diberikan kalimat secara keseluruhan. Kalimat itu diuraikan atas kata-kata yang mendukungnya. Dari kata-kata itu kita ceraikan atas suku-suku katanya dan akhirnya atas huruf-hurufnya. Kemudian huruf-huruf itu kita sintetiskan kembali menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat.

Berdasarkan studi kasus , metode membaca permulaan yang tepat digunakan adalah ... a. Metode Alfabet

b. Metode Suku Kata

(3)

d. Metode Cerita Uraian:

11 KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah

Kelebihan membaca permulaan adalah sebagai berikut ...

a. Mempunyai nilai strategis bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan siswa. 

b. Meningkatkan nilai siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia c. Meningkatkan kemandirian siswa dalam membaca

d. Mempermudah menghafal kata-kata Uraian:

Kelebihan membaca permulaan :

- Dapat memperoleh informasi secara tepat dan lengkap.

- Mempunyai nilai strategis bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan siswa.

- Membaca permulaan juga dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreatifitas seseorang. Kekurangan membaca permulaan :

- Kemampuan membaca pada umumnya lebih rendah.

- Menghambat kemampuan untuk memahami kalimat atau cerita.

- Mengalami kesulitan menjawab mengenai isi cerita karena kesibukan siswa mengeja dan menyuarakan huruf-huruf. - Kecepata membaca dan pemahaman siswa sangat rendah.

12 KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah

Metode yang merupakan penyempurnaan metode alphabet dengan mengajarkan bunyi-bunyi bahasa sebagai pengganti huruf-huruf berdasarkan ucapan hurufnya adalah metode membaca permulaan ..

a. Metode Suku Kata b. Metode Kata-kata c. Metode Cerita

d. Metode Suara 

Uraian:

Teknik Membaca Permulaan : 1) Metode Alfabet

Metode ini sering disebut metode harfiah, Metode “letter by letter method” atau “ABC method”. Mula-mula dikenalkan abjad dari A sampai Z. Setelah hafal beberapa huruf barulah huruf-huruf tersebut dirangkai menjadi suku kata. Suku kata-suku kata tersebut setelah dikenalkan barulah dirangkai menjadi kata. Dengan modal, beberapa kata itu,terciptalah kalimat.

2) Metode Suara

Metode suara juga disebut :”Phonic Method”. Metode ini merupakan penyempurnaan metode alphabet. Pada metode ini bukan abjadnya yang di ajarkan, melainkan bunyi-bunyi bahasa sebagai pengganti huruf-huruf tersebut.Ucapan huruf-huruf tidak berdasarkan atas bunyi abjadnya melainkan ucapan hurufnya.

3) Metode Suku Kata

Metode ini biasa juga disebut :”Syllabic Method”. Dalam metode ini suku kata merupakan kunci pokok dalam membuat

kata. Metode suku kata sebenarnya suatu metode pengajaran membaca permulaan yang di dasarkan atas kata-kata dianalisis menjadi suku kata-suku kata.Suku kata0suku kata tersebut di intesiskan kembali menjadi kata-kata.

4) Metode Kata-kata

Pelaksanaan metode ini selalu di awali dengan kata-kata tertulis : da – da, gi – gi, ku – ku dan lain-lain. Setelah kata-kata itu dikenalkan, kata-kata tersebut dianalisis atas suku katanya. Selanjitnya suku kata itu di analisis lagi atas huruf-hurufnya. Barulah huruf-huruf itu digabungkan kembali dalam bentuk kata semula.

5) Metode Cerita

Pelaksanaan metode cerita dalam mengajarkan membaca permulaan diawali dengan menghafalkan cerita atau sebuah puisi. Cerita atau puisi itu diuraikan atas kalimat-kalimtnya sampai pada kata-katanya. Dalam mengucapkan kata0kata metode ini menggunakan kata-kata fonetik.

6) Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Adapun contoh pelaksanaan metode SAS sebagai berikut : Mula-mula diberikan kalimat secara keseluruhan. Kalimat itu diuraikan atas kata-kata yang mendukungnya. Dari kata-kata itu kita ceraikan atas suku-suku katanya dan akhirnya atas huruf-hurufnya. Kemidian huruf-huruf itu kita sintetiskan kembali menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat.

13 KD 1.1.3 Aspek Menulis di kelas tinggi

Pendekatan menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran adalah salah satu Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis yang disebut ... a. pendekatan komunikatif

b. Pendekatan integratif 

c. Pendekatan keterampilan proses d. Pendekatan tematis

Uraian:

Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis :

(4)

2) Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran.

3) Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan.

4) Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam pembelajaran 14 KD 1.1.3 Aspek Menulis di kelas tinggi

Teknik menulis cerita terdiri atas hal-hal sebagai berikut, kecuali ... a. menjawab pertanyaan

b. membuat kalimat c. subtitusi

d. persuasi 

Uraian:

Teknik menyusun cerita dapat dilakukan dengan: menjawab pertanyaan, melengkapi kalimat memperbaiki susunan kalimat, memperluas kalimat, subtitusi, transfomtasi dan membuat kalimat.

* Persuasi adalah bujukan halus

15 KD 1.1.3 Aspek Menulis di kelas tinggi

Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi hal-hal berikut, kecuali ... a. Menceritakan gambar

b. Melanjutkan cerita c. Menceritakan pengalaman

d. Mendeskripsikan cerita 

Uraian:

Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan ceria lain, menceitakan

mimpi, menceritakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita

16 KD 1.2.1 Memilih berbagai Metode Menulis Permulaan 1). Menulis huruf lepas.

2). Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata. 3). Merangkaikan suku kata menjadi kata.

4). Menyusun kata menjadi kalimat. (Djauzak, 1996:4)

Tahapan diatas adalah Teknik Menulis Permulaan dengan metode ...

a. Metode Eja 

b. Metode Kata Lembaga c. Metode SAS

d. Metode Global Uraian:

Metode dan pembelajaran menulis permulaan a. Metode Eja

Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:

1). Menulis huruf lepas

2). Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata 3). Merangkaikan suku kata menjadi kata

4). Menyusun kata menjadi kalimat (Djauzak, 1996:4) b. Metode kata lembaga

Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Mengenalkan kata

2). Merangkaikan kata antar suku kata 3). Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya

4). Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996:5) c. Metode Global

Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata (Djauzak, 1996:6). d. Metode SAS

Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Metode SAS menurut (Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut:

a. Struktur yaitu menampilkan keseluruhan. b. Analitik yatu melakukan proses penguraian.

(5)

17 KD 1.2.1 Memilih berbagai Metode Menulis Permulaan 1). Mengenalkan kata

2). Merangkaikan kata antar suku kata 3). Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya

4). Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996:5)

Tahapan diatas adalah Teknik Menulis Permulaan dengan metode ... a. Metode Eja

b. Metode Kata Lembaga 

c. Metode SAS d. Metode Global Uraian:

No. 16

18 KD 1.2.1 Memilih berbagai Metode Menulis Permulaan

Metode dengan memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata disebut dengan metode.. a. Metode Eja

b. Metode Kata Lembaga c. Metode SAS

d. Metode Global 

Uraian: No. 16

19 KD 1.2.1 Memilih berbagai Metode Menulis Permulaan

Suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa disebut dengan metode a. Metode Eja

b. Metode Kata Lembaga

c. Metode SAS 

d. Metode Global Uraian:

No. 16

20 KD 1.2.1 Memilih berbagai Metode Menulis Permulaan

menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti adalah contoh metode ...

a. Metode Eja

b. Metode Kata Lembaga

c. Metode SAS 

d. Metode Global Uraian:

No. 16

21 KD 1.2.2 Merancang berbagai kegiatan menulis di kelas tinggi Berikut adalah kegiatan menulis lanjutan di kelas tinggi, kecuali... a. menulis tentang berbagai topik

b. menulis pengumuman c. menulis pantun

d. menulis memo 

Uraian:

22 KD 1.2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Perencanaan Pengajaran meliputi hal-hal berikut, kecuali... a. tujuan apa yang hendak dicapai

b. memilih bahan ajar c. proses belajar mengajar d. alat penilaian

Uraian:

Menurut Akhlan dan Rahman (1997:15), perencanaan pengajaran meliputi: a. tujuan apa yang hendak dicapai;

b. bahan pengajaran;

c. proses belajar mengajar;dan d. alat penilaian.

23 KD 1.2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

karakteristik perencanaan pengajaran yang baik hendaknya mengandung prinsip sebagai berikut...

(6)

didik.

c. Mengendalikan kekuatan sendiri, bukan didasarkan atas kekuatan orang lain. d. Melakukan studi kasus yang berkesinambungan.

Uraian:

Menurut Akhlan dan Rahman (1997:7), karakteristik perencanaan pengajaran yang baik hendaknya mengandung prinsip sebagai berikut:

a. Mengembangkan hubungan interaksi yang baik di antara sesama manusia, dalam hal ini siswa dan guru serta personal terkait.

b. Merupakan suatu wahana atau wadah untuk mengembangkan segala potensi yang ada dan dimiliki oleh anak didik. c. Memiliki sikap objektif rasio (tepat dan masuk akal), komprehensif dan sistematis (menyeluruh dan tersusun rapi). d. Mengendalikan kekuatan sendiri, bukan didasarkan atas kekuatan orang lain, Didukung oleh fakta dan data yang

menunjang pencapaian tujuan yang telah di dirumuskan.

e. Fleksibel dan dinamis, artinya mudah disesuaikan dengan keadaan serta perkembangan ke arah yang lebih baik dan maju.

24 KD 1.2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

tahap mengumpulkan informasi tentang keadaan objek evaluasi (siswa) dengan menggunakan teknik tes atau nontes disebut tahapan ...

a. Tahap Tindak Lanjut b. Tahap Persiapan

c. Tahap Pelaksanaan 

d. Tahap Pengolahan Hasil Uraian:

Berikut ini penjelasan singkat tentang keempat tahap evaluasi pembelajaran tersebut. (1) Tahap Persiapan

Menurut Damaianti (2007: 8) tahap ini disebut juga tahap perencanaan dan perumusan kriterium. Langkahnya meliputi: (a) perumusan tujuan evaluasi;

(b) penetapan aspek-aspek yang akan dievaluasi;

(c) menetapkan metode dan bentuk evaluasi (tes/nontes); (d) merencanakan waktu evaluasi;

(e) melakukan uji coba (untuk tes) agar dapat mengukur validitas dan reliabilitasnya.

Untuk evaluasi yang menggunakan tes, hasil dari tahap ini adalah kisi-kisi soal dan seperangkat alat tes: soal, lembar jawaban (untuk tes tulis), kunci jawaban, dan pedoman penilaian.

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan atau disebut juga dengan tahap pengukuran dan pengumpulan data adalah tahap untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan objek evaluasi (siswa) dengan menggunakan teknik tes atau nontes. Bila menggunakan teknik tes, soal yang igunakan sebaiknya sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Tes yang digunakan dapat berbentuk tes tulis, lisan, atau praktik.

3) Tahap Pengolahan Hasil

Tahap pengolahan hasil adalah tahap pemeriksaan hasil evaluasi dengan memberikan skor. Skor yang diperoleh siswa selanjutnya diubah menjadi nilai. Pada tes tulis pemeriksaan hasil dilakukan setelah tes selesai, sedangkan pada tes lisan dan praktik, pemberian nilai dilakukan bersamaan dengan waktu pelasanaan tes tersebut.

4) Tahap Tindak Lanjut

Tahap tindak lanjut atau disebut juga tahap penafsiran adalah tahap untuk mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dihasilkan pada tahap pengolahan hasil, misalnya:

a. memperbaiki proses belajar mengajar b. memperbaiki kesulitan belajar siswa c. memperbaiki alat evaluasi

d. membuat laporan evaluasi (rapor).

25 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca

membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran, perasaan, dan kehendak penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bila maksudnya untuk memahami dan memilki isi bacaan, maka tergolong kedalam membaca jenis ...

a. Membaca cerdas atau membaca dalam hati 

b. Membaca bahasa c. Membaca teknis d. Membaca bebas Uraian:

Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu: membaca bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknis, membaca emosional, dan membaca bebas.

1) Membaca bahasa

Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Membaca bahasa mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca bahasa adalah kesesuian pikir dengan bahasa, perbendaharaan bahasa yang meliputi kosa kata, struktur kalimat, dan ejaan.

(7)

Membaca cerdas adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran, perasaan, dan kehendak penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bial maksudnya untuk memahami dan memilki isi bacaan, maka disebut membaca belajar.

3) Membaca teknis

Membaca teknis adalah membaca dengan mengarahkan bacaan secara wajar. Wajar maksudnya sesuai ucapan, tekanan, dan intonasinya. Pikiran, perasaan, dan kemauan yang tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan baik. 4) Membaca emosional

Membaca emosional adalah membaca sebagai sarana untuk memasuki perasaan, yaitu keindahan isi, dan keindahan bahasanya.

5) Membaca bebas

Membaca bebas adalah membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya unsur paksaan dari luar. Unsur dari luar misalnya guru, orang tua, teman, atau pihak-pihak lain.

26 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca

membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya unsur paksaan dari luar. Unsur dari luar misalnya guru, orang tua, teman, atau pihak-pihak lain, termasuk jenis membaca

a. Membaca cerdas atau membaca dalam hati b. Membaca bahasa

c. Membaca teknis

d. Membaca bebas 

Uraian: No. 25

27 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca 1. menggunakan ucapan yang tepat,

2. menggunakan frase yang tepat,

3. menggunakan intonasi suara yang wajar, 4. dalam posisi sikap yang baik,

5. menguasai tanda-tanda baca, 6. membaca dengan terang dan jelas,

keterampilan di atas, harus dipunyai dalam jenis membaca ... a. Membaca cerdas atau membaca dalam hati

b. Membaca bahasa c. Membaca teknis

d. Membaca nyaring 

Uraian:

JENIS-JENIS MEMBACA DAN KARAKTERISTIKNYA

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi :

A. Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.

Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :

1. menggunakan ucapan yang tepat, 2. menggunakan frase yang tepat,

3. menggunakan intonasi suara yang wajar, 4. dalam posisi sikap yang baik,

5. menguasai tanda-tanda baca, 6. membaca dengan terang dan jelas,

7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif, 8. membaca dengan tidak terbata-bata,

9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya, 10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya, 11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan, 12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri. B. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:

1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun, 2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,

3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring, 4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk, 5. mengerti dan memahami bahan bacaan,

(8)

8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan. 28 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca

Hal berikut dilakukan seseorang ketika membaca survai , kecuali ...

a. memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada) b. memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada

c. memeriksa indeks dan apendiks(jika ada)

d. membaca biografi pengarang 

Uraian:

Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (I) MEMBACA EKSTENSIF & (II) MEMBACA INTENSIF. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut :

I. Membaca Ekstensif

membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :

1. Membaca Survai (Survey Reading)

Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif.

Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :

(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada), (b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,

(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).

2. Membaca Sekilas

Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat. Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :

(a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata.

(b) Metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca(pemula) yang mengalami hambatan.

(c) Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan kecepatan gerak mata.

Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca : (a) vokalisai atau berguman ketika membaca,

(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara, (c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,

(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita, (e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca,

(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.

3. Membaca Dangkal (Superficial Reading)

membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.

29 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca

Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.

Berdasarkan karakteristik diatas, kegiatan tersebut termasuk ke dalam membaca jenis ... a. Membaca Survai (Survey Reading)

b. Membaca Sekilas

c. Membaca Dangkal (Superficial Reading) 

d. Membaca Nyaring Uraian:

No. 28

30 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca Berikut adalah tujuan umum dalam aktifitas membaca, kecuali ...

a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

b. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita. c. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference).

d. Membaca untuk memperoleh kekurangan suatu buku (finding mistakes). 

Uraian:

(9)

Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam membaca di bawah ini, Anderson dalam Tarigan (1979:9-10) mengemukakan beberapa tujuan membaca antara lain:

a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca untuk mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan dengan membaca halamn demi halaman.

c. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita.

d. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference). Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan penulis.

e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang tidak wajar mengenai sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).

f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis membaca tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan membandingkan dan mengujinya kembali.

g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk menemukan bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.

31 KD 1.3.3 menemukan pesan pokok utama sebuah berita Simak penggalan berita berikut .

Hebat, Siswa Indonesia Pertahankan Tradisi Emas di Olimpiade Fisika! Tim Olimpiade Fisika Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Luar biasa. Lima siswa Indonesia yang dikirim ke ajang Olimpiade Fisika atau International Physics Olympiad (IPhO) ke-41 di Zagreb, Kroasia, 17-25 Juli, berhasil menyabet empat medali emas dan satu perak. Pelajar yang menyumbang emas adalah Muhammad Sohibul Maromi (SMAN 1 Pamekasan, Madura), Christian George Emor (SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon, Sulawesi Utara), David Giovanni (SMAK Penabur Gading Serpong, Banten), dan Kevin Soedyatmiko (SMAN 12, Jakarta). Sedangkan medali perak berhasil diraih oleh Ahmad Ataka Awwalur Rizqi (SMAN 1, Yogyakarta).

Prestasi ini jauh lebih baik dibanding ajang Olimpiade Fisika ke-40 di Merida Yucatan, Meksiko, 2009 yang lalu. Saat itu, delegasi siswa Indonesia merebut satu medali emas, dua medali perak, dan satu perunggu.

Hasil empat medali emas dan satu perak ini, hampir menyamai prestasi terbaik sebelumnya pada ajang Olimpiade Fisika ke-37 di Singapura. Saat itu siswa Indonesia tidak hanya berhasil menyabet 4 medali emas, namun juga meraih predikat `Absolute Winner` atas nama Mailoa Jonathan Pradana (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta). Tapi yang terpenting lagi, pelajar Indonesia berhasil mempertahankan tradisi emas di setiap ajang Olimpiade Fisika.

Red: Endro Yuwanto

Peristiwa yang diberitakan adalah ...

a. siswa Indonesia pertahankan tradisi emas di Olimpiade Matematika b. siswa Indonesia pertahankan tradisi emas di Olimpiade Fisika

c. siswa Indonesia menyumbang emas di Olimpiade Matematika 

d. siswa Indonesia menyumbang perak di Olimpiade Fisika Uraian:

32 KD 1.3.3 menemukan pesan pokok utama sebuah berita Simak penggalan berita berikut .

Hebat, Siswa Indonesia Pertahankan Tradisi Emas di Olimpiade Fisika! Tim Olimpiade Fisika Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Luar biasa. Lima siswa Indonesia yang dikirim ke ajang Olimpiade Fisika atau International Physics Olympiad (IPhO) ke-41 di Zagreb, Kroasia, 17-25 Juli, berhasil menyabet empat medali emas dan satu perak. Pelajar yang menyumbang emas adalah Muhammad Sohibul Maromi (SMAN 1 Pamekasan, Madura), Christian George Emor (SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon, Sulawesi Utara), David Giovanni (SMAK Penabur Gading Serpong, Banten), dan Kevin Soedyatmiko (SMAN 12, Jakarta). Sedangkan medali perak berhasil diraih oleh Ahmad Ataka Awwalur Rizqi (SMAN 1, Yogyakarta).

Prestasi ini jauh lebih baik dibanding ajang Olimpiade Fisika ke-40 di Merida Yucatan, Meksiko, 2009 yang lalu. Saat itu, delegasi siswa Indonesia merebut satu medali emas, dua medali perak, dan satu perunggu.

Hasil empat medali emas dan satu perak ini, hampir menyamai prestasi terbaik sebelumnya pada ajang Olimpiade Fisika ke-37 di Singapura. Saat itu siswa Indonesia tidak hanya berhasil menyabet 4 medali emas, namun juga meraih predikat `Absolute Winner` atas nama Mailoa Jonathan Pradana (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta). Tapi yang terpenting lagi, pelajar Indonesia berhasil mempertahankan tradisi emas di setiap ajang Olimpiade Fisika.

Red: Endro Yuwanto

Lima siswa Indonesia berhasil mendapatkan ...

a. 4 emas , 1 perak 

(10)

Uraian:

33 KD 1.3.4 menemukan pesan pokok dalam wacana naratif seperti cerita rakyat, puisi Surat dari ibu

Jika bayang telah pudar

Dan elang laut pulang ke sarang Angin bertiup ke benua

Tiang – tiang akan kering sendiri Dan nahkoda sudah tau pedoman Boleh engkau datang padaku

Makna lambang dari nahkoda sudah tahu pedoman adalah…

a. Sudah mencari pedoman hidup

b. Sudah menemukan arah dan tujuan 

c. Sudah berilmu dan berpengalaman d. Sudah mempunyai pasangan hidup Uraian:

34 KD 1.3.5 membandingkan berbagai jenis wacana bahasa indonesia (deskripsi narasi)

Pendekatan untuk mendapat tanggapan emosional pembaca ataupun kesan pembaca adalah contoh Pendekatan Deskripsi jenis ...

a. Pendekatan Ekspositoris.

b. Pendekatan Impresionistik 

c. Pendekatan menurut sikap pengarang d. Pendekatan Realistik

Uraian:

PENDEKATAN DESKRIPSI

Pendekatan dalam pendeskripsian dapat dibedakan menjadi beberapa kategori pendekatan yaitu: 1. Pendekatan Ekspositoris

Dalam pendekatan ini kita berusaha agar deskripsi yang kita buat dapat memberi keterangan sesuai dengan keadan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat seolah-olah ikut melihat atau merasakan objek yang kita deskripsikan. Karangan jenis ini berisi daftar, detail sesuatu secara lengkap sehingga pembaca dan penalarannya dapat memperoleh kesan keseluruhan tentang sesuatu.

2. Pendekatan Impresionistik

Tujuan deskripsi impresionistik ialah untuk mendapatkan tanggapan emosional pembaca ataupun kesan pembaca. Corak deskripsi ini diantaranya juga ditentukan oleh macam kesan apa yang diinginkan penulisnya.

3. Pendekatan menurut Sikap Pengarang

Pendekatan ini sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah gagasan penulis mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadapa suatu tindakan atau keadaan, atau penulis menginginkan agar pembaca juga harus merasakan bahwa persoalan yang dihadapi merupakan masalah yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari semula sudah disiapkan perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya (Alkhaidah, 1997).

35 kd 1.3.5 membandingkan berbagai jenis wacana bahasa indonesia (deskripsi narasi)

Prinsip-Prinsip karangan Narasi sebagai berikut, kecuali ... a. Alur

b. Penokohan

c. Amanat 

d. Sudut Pandang Uraian:

Prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berfikir adalah sebagai berikut: 1. Alur (plot) biasa disebut dengan jalan cerita

2. Penokohan (rangkaian perbuatan/aksi)

3. Latar (setting) yaitu tempat dan atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. 4. Sudut Pandang (Point of View)

a. Narrator Serba Tahu (Omniscient point of view) Yaitu narrator bertindak sebagai pencipta segalanya. b. Narrator bertindak objektif (Objektive point of view)

Pengarang tak member komentar apa pun dan pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan pengarang. c. Narrator ikut aktif ( Narator acting)

(11)

Pelakunya adalah orang ketiga yang biasa disebut “dia”

36 KD 1.3.5 membandingkan berbagai jenis wacana bahasa indonesia (deskripsi narasi) 1. Menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan.

2. Menetapkan sasaran pembaca.

3. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema perkembangan,dan akhir cerita. 5. Memerinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.

6. Menyusun tokoh dan perwatakan,serta latar dan sudut pandang. Karakteristik diatas adalah pengembangan dari paragraf...

a. Narasi 

b. Deskprisi c. Ekspositoris

d. Sudut Pandang Persuasif Uraian:

Pengembangan karangan narasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

(1) menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan, (2) menetapkan sasaran pembaca, (3) merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur, (4) membagi peristiwa utama ke dalam ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita, (5) memerinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita, dan (6) menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang

37 KD 1.3.5 membandingkan berbagai jenis wacana bahasa indonesia (deskripsi narasi)

Karangan narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat disebut ...

a. Narasi Informatif b. Narasi Ekspositoris c. Narasi Sugestif

d. Narasi Artistik 

Uraian:

Jenis-Jenis Narasi : Narasi Informatif

Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.

Narasi Ekspositorik

Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.  Narasi Artistik

Narasi artistik adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

38 KD 1.3.5 membandingkan berbagai jenis wacana bahasa indonesia (deskripsi narasi) Ciri karangan Narasi yang benar, kecuali ...

a. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

b. Ada konfiks, menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"

c. Dirangkai dalam urutan waktu, menggambarkan dengan jelas suatu peristiwa

d. Berisi ajakan, dirangkai dalam urutan waktu 

Uraian:

Ciri-Ciri Karangan Narasi Menurut Gorys Keraf (2000:136) :  Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

 Dirangkai dalam urutan waktu.

 Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"  Ada konfiks

39 kd 1.3.5 membandingkan berbagai jenis wacana bahasa indonesia (deskripsi narasi)

Langkah menyusun paragraf deskripsi yang benar adalah ... (1).Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan.

(2).Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan.

(3).Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan).

(12)

(5).Tentukan tujuan

a. 1-5-2-3-4 

b. 1-5-4-3-2 c. 1-5-3-2-4 d. 1-3-4-2-5 Uraian:

Langkah menyusun deskripsi:

1.Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan. 2.Tentukan tujuan.

3.Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan.

4.Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan).

5.Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan

40 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika

Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik)objek. Proses tersebut menurut Bruner dikategorikan ke dalam model ...

a. Tahap Enaktif 

b. Tahap Ikonik c. Tahap Simbolik d. Tahap Implikatif Uraian:

1. Model Tahap Enaktif

Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi

(mengotak atik)objek. Contoh : Budi mempunyai 2 pensil, kemudian ibunya memberikannya lagi 3 pinsil.Berapa banyak pensil Budi sekarang ?

2. Model Tahap Ikonik

Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran

dari objek-objek yang dimanipulasinya. Contoh :  + = …

3. Model Tahap Simbolis

Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi Simbol-simbol atau lambang-lambang objek

tertentu. Contoh : 2 pensil + 3 pensil = … pensil

41 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika

Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak

Proses tersebut menurut Bruner dikategorikan ke dalam model ... a. Tahap Enaktif

b. Tahap Ikonik 

c. Tahap Simbolik d. Tahap Implikatif Uraian:

No. 40

42 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika Objek belajar matematika dibagi kedalam Objek Langsung dan Objek Tak Langsung.

Hal tersebut adalah teori belajar Matematika menurut ...

a. Robert M. Gagne 

b. Jerome S. Burner c. Thorndike d. Skinner Uraian:

Teori yang diperkenalkan Robert M.Gagne pada tahun 1960-an pembelajaran harus dikondisikan untuk memunculkan respons yang diharapkan.Menurut Gagne (dalam Ismail 1998), belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung.

43 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika Perhatikan contoh berikut.

Budi mempunyai 2 pinsil, kemudian ibunya memberikannya lagi 3 pinsil.Berapa banyak pinsil Budi sekarang ? Hal tersebut dikemukakan Bruner dalam Proses Pembelajaran Matematika dalam tahap ...

a. Simbolik b. Ikonik c. Implikatif

d. Enaktif 

(13)

44 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika

Perhatikan gambar disamping

Ilustrasi di samping dikemukakan Bruner dalam Proses Pembelajaran Matematika dalam tahap a. Simbolik

b. Ikonik 

c. Implikatif d. Enaktif Uraian: No. 40

45 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika Perhatikan contoh berikut.

Contoh : 2 pinsil + 3 pinsil = …pinsil

Contoh tersebut dikemukakan Bruner dalam Proses Pembelajaran Matematika dalam tahap ...

a. Simbolik 

b. Ikonik c. Implikatif d. Enaktif Uraian: No. 40

46 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika Perhatikan contoh berikut.

penjumlahan bilangan positif dan negatif siswa mencoba sendiri dengan menggunakan garis bilangan. Contoh tersebut dikemukakan Bruner dalam Teorema Pembelajaran Matematika ...

a. Penyusunan 

b. Notasi

c. Pengkontrasan dan Keanekaragaman d. Pengaitan

Uraian:

Berdasarkan hasil pengamatannya, Brunner merumuskan 5 teorema dalam pembelajaran matematika, yaitu :

1) Teorema Penyusunan

Menerangkan bahwa cara yang terbaik memulai belajar suatu konsep matematika, dalil, defenisi, dan semacamnya adalah dengan cara menyusun penyajiannya. Misalnya dalam mempelajari penjumlahan bilangan positif dan negatif siswa mencoba sendiri dengan menggunakan garis bilangan.

2) Teorema Notasi

Menerangkan bahwa dalam pengajaran suatu konsep, penggunaan notasi-notasi matematika harus diberikan secara bertahap, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.

3) Teorema Pengkontrasan dan Keanekaragaman

Menerangkan bahwa pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep matematika dari yang konkrit ke yang lebih abstrak. Dalam hal ini diperlukan banyak contoh. Contoh yang diberikan harus sesuai dengan rumusan yang diberikan. Misalnya menjelaskan persegi panjang, disertai juga kemungkinan jajaran genjang

dan segi empat lainnya selain persegi panjnag. Dengan demikian siswa dapat membedakan apakah segi empat yang diberikan padanya termasuk persegi panjang atau tidak.

4) Teorema Pengaitan

Menerangkan bahwa dalam matematika terdapat hubungan yang berkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Di mana materi yang satu merupakan prasyarat yang harus diketahui untuk mempelajari materi yang lain.

47 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika Perhatikan contoh berikut.

Guru menjelaskan persegi panjang, disertai juga kemungkinan jajaran genjang dan segi empat lainnya selain persegi panjnag. Dengan demikian siswa dapat membedakan apakah segi empat yang diberikan padanya termasuk persegi panjang atau tidak.

Contoh tersebut dikemukakan Bruner dalam Teorema Pembelajaran Matematika ... a. Penyusunan

b. Notasi

c. Pengkontrasan dan Keanekaragaman 

d. Pengaitan Uraian: No. 46

48 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika Tahap pembelajaran Matematika menurut Van Halle adalah sebagai berikut, kecuali ..

a. Tahap Pengenalan b. Tahap Pengurutan c. Tahap Analisis

(14)

Uraian:

Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar siswa dalam belajar geometri, yaitu :

a. Tahap Pengenalan

Pada tahap ini siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri secara keseluruhan namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bangun geometri yang dilihatnya.

b. Tahap Analisis

Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun geometri yang diamatinya.

c. Tahap Pengurutan

Pada tahap ini siswa sudah mengenal dan memahami sifat-sifat suatu bangun geometri serta sudah dapat mengurutkan bangun-bangun geometri yang satu sama yang lainnya saling berhubungan.

d. Tahap Deduksi

Pada tahap ini siswa telah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan yang bersifat umum dan menuju ke hal yang bersifat khusus serta dapat mengambil kesimpulan.

e. Tahap Akurasi

Pada tahap ini siswa mulai menyadari pentingnya ketepatan prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap berfikir ini merupakan tahap berfikir yang paling tinggi, rumit, dan kompleks, karena di luar jangkauan usia anak-anak SD sampai tingakat SMP

49 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika

· Matematika untuk tujuan pembelajaran dianalisis sebagai kumpulan fakta yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. · Anak diharuskan menguasai unsur-unsur yang banyak sekali tanpa diperhatikan pengertiannya.

· Anak mempelajari unsur-unsur dalam bentuk seperti yang akan digunakan nanti dalam kesempatan lain. · Anak akan mencapai tujuan ini secara efektif dan efisien dengan melalui pengulangan.

Teori Pembelajaran Matematika tersebut dikemukakan oleh ... a. Skinner

b. Piaget

c. Van Brownell 

d. Thorndike Uraian:

Brownell mengemukakan tentang Teori Makna (Meaning Theory) sebagai pengganti Teori Latihan Hafal/Ulangan (Drill Theory). Intisari dari teori Drill adalah :

- Matematika untuk tujuan pembelajaran dianalisis sebagai kumpulan fakta yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. - Anak diharuskan menguasai unsur-unsur yang banyak sekali tanpa diperhatikan pengertiannya.

- Anak mempelajari unsur-unsur dalam bentuk seperti yang akan digunakan nanti dalam kesempatan lain. - Anak akan mencapai tujuan ini secara efektif dan efisien dengan melalui pengulangan

50 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika

Tahap operasional/operasi konkrit adalah teori Pembelajaran Matematika yang dikemukakan Peaget pada tahap usia ... a. dibawah 2 tahun

b. 2-7 Tahun c. 7-8 Tahun

d. 7-12 Tahun 

Uraian:

Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:

 Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)  Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)  Periode operasional konkrit (usia 7–12 tahun)

 Periode operasional formal (usia 12 tahun sampai dewasa)

51 3.1.3 Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran operasi bilangan bulat Untuk operasi bilangan bulat perkalian , media yang paling tepat digunakan adalah ...

a. sapu lidi 

b. kerikil c. daun pakis d. koin Uraian:

52 3.1.3 Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran operasi bilangan bulat Untuk operasi bilangan bulat negatif, kita bisa menggunakan media ...

a. uang kertas b. kerikil c. mistar

d. koin 

Uraian:

(15)

Untuk operasi bilangan bulat penjumlahan, media yang paling tepat digunakan adalah ... a. uang kertas

b. kerikil c. daun pakis

d. koin 

Uraian:

54 3.1.4 Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran operasi bilangan pecahan Untuk operasi bilangan pecahan, kita bisa menggunakan media berikut, kecuali ...

a. kartu bilangan b. garis bilangan c. gambar bidang

d. blok pecahan 

Uraian:

55 3.1.6. Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran geometri dan pengukuran Untuk menghitung luas dan keliling bangun datar, media yang paling tepat digunakan adalah ... a. Penggaris

b. Kertas Folio Bergaris 

Gambar

gambar bidang  blok pecahan Uraian:

Referensi

Dokumen terkait

effect video tersebut arahkah pointer yang di dalam Timeline window pada track video yang kita. beri

Tanpa mengurangi arti Paragraf 1 Pasal ini, ketika Pihak memiliki bukti yang cukup bahwa suatu kapal yang akan masuk ke pelabuhan terlibat dalam IUU Fishing

Kedamaian dan kebahagiaan adalah kepada mereka yang dapat takut/hormat akan Tuhan, melaksanakan Firman-Nya, yang dapat bahagia di dalam Tuhan (Le Tian), menerima Firman

Untuk memberikan layanan kepada pemustaka, pustakawan dilengkapi seperangkat komputer sebagai alat penelusuran informasi sehingga pustakawan tinggal menggunakannya untuk

Distilasi vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1

The principle purpose of the study is to measure the effect of the effect of song lyrics listening on phrasal verb mastery of second grade students at MAN

Bab kedua merupakan telaah pustaka yang membahas mengenai : (i) teori pertukaran sosial yang menjadi landasan teori penelitian ini, definisi profesi akuntan publik,

Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, muncullah berbagai pemikiran-pemikiran modern yang didasarkan pada ilmu pengetahuan, yang selanjutnya